You are on page 1of 8

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DIARE PADA

ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN) DI SD NEGERI SUKOREJO KOTA


BLITAR

(Description Of Factors That Influence To Diarrhea Incident On School Age


Children In Sukorejo Elementary School Blitar)

Amelia Azmy Mufida

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Airlangga


Kampus C Unair Mulyorejo Surabaya 6011 Telp. (031)5913752, 5913754, Fax. (031)5913257
Email: ameliaazmy@yahoo.com

ABSTRACT

The coverage of the disease based on the environment among school children in
Indonesia is still high, especially the case of diarrhea. In Indonesia, the children suffering
from diarrhea for more than 12 times per year, and this case causes 15-34% of death. The
diarrhea incident of the students at Sukorejo elementary school was very high. It was
supported by the data that shown 100% students of this school got diarrhea latest month.
The aims of this research describe factors that influence to diarrhea incident on school
age children in Sukorejo elementary school Blitar.The design used in this study was
descriptive design. The population were all of the students in Sukorejo elementary school
Blitar. Samples were gathered by using stratified sampling method consisted of 51
respondents of students, 51 respondents of parents and 10 respondents of teachers. The
instrument of this study was arranged by researcher that base on Trias Epidemiology
theory. Respondents were given several questions about factors were caused diarrhea
consisted of close ended question and open ended question. The data that obtained was
tabulated by frequency distribution and content analysis.The results showed that agent
factors especially nutrition status of children 53% is very thin. Environment factors
especially stool and waste disposal 45% are less than the standard. Host factors for hand
washing 47% is enough and unhealthy snacking habit 75% is enough too.It can be
concluded, the major contribution factors are agent factor (nutrition status) and
environment factor (disposal of feces and disposal of wastewater). The school and health
care center should give health education about repairment of the disposal of feces and
disposal of wastewater and also give health education about the effort to increase
nutrition status of children.

Keywords: diarrhea, trias epidemiology, school age children

PENDAHULUAN sekolah di Indonesia masih tinggi,


khususnya kasus infeksi seperti diare
Anak usia sekolah merupakan (Hendra, 2007). Penyakit diare masih
kelompok umur yang rawan gizi dan merupakan masalah kesehatan
rawan penyakit, utamanya penyakit masyarakat di negara berkembang seperti
infeksi (Hidayat, 2005). Secara di Indonesia, karena morbiditas dan
epidemiologis, penyebaran penyakit mortalitas-nya yang masih tinggi
berbasis lingkungan di kalangan anak (Kemenkes RI, 2011). Berdasarkan

1
survey pendahuluan yang dilakukan Kemenkes RI, 2011 disebutkan bahwa
peneliti mengenai kasus diare di diare adalah salah satu penyakit yang
Kecamatan Sukorejo pada tanggal 3 Mei berpotensi KLB. Sehingga masalah diare
tahun 2012 di UPTD Kesehatan perlu diatasi dengan melihat faktor-faktor
Kecamatan Sukorejo Kota Blitar pada apa saja yang mempengaruhi kejadian
semua umur terjadi peningkatan kasus diare di wilayah SD Negeri Sukorejo
diare yaitu pada tahun 2010 sebanyak Kota Blitar.
1238 kasus dan pada tahun 2011 Paparan faktor risiko terhadap
sebanyak 1652 kasus. Berdasarkan survei kejadian diare dapat dikaitkan dengan
tersebut distribusi kasus pada usia anak konsep dasar epidemiologi penyakit yaitu
adalah sebagai berikut: segitiga epidemiologi menurut John
Tabel 1 Data penderita diare di UPTD Gordon yang memberi gambaran tentang
Kesehatan Kec Sukorejo Kota hubungan antara tiga faktor yg berperan
Blitar Tahun 2010-2011 antara Host (penjamu), Agent (penyebab)
dan Environment (lingkungan) dalam
Tahun < 1 1-5 6-12 terjadinya penyakit (Suparyanto, 2010).
Tahun Tahun Tahun Menurut Erni (2010) keterhubungan
2010 98 228 331 antara Host (penjamu), Agent (penyebab)
2011 110 302 442 dan Environment (lingkungan) ini
merupakan suatu kesatuan yang dinamis
Dari data tersebut insidensi diare yang berada dalam keseimbangan
pada anak usia 6-12 tahun lebih banyak (equilibrium) pada seorang individu yang
dibandingkan dengan anak usia < 1 tahun sehat. Jika terjadi gangguan terhadap
dan anak usia 1-5 tahun. Dan jumlahnya keseimbangan hubungan segitiga, akan
meningkat sebesar 34 % (111 orang ) menimbulkan status sakit. Dalam
pada rentang tahun 2010-2011. Studi penelitian ini, yang termasuk dalam
pendahuluan yang dilakukan peneliti di faktor Host/ penjamu diantaranya adalah
SD Negeri Sukorejo Kota Blitar perilaku hidup , faktor Agent/ penyebab
mengenai angka kejadian diare 1 bulan diantaranya adalah status gizi anak dan
terakhir pada siswa SD kelas 1-5 faktor Environment/ lingkungan
mencapai 100 %. Hal inilah yang menjadi diantaranya sanitasi lingkungan
alasan mendasar bahwa faktor-faktor (ketersediaan air bersih, jamban,
yang mempengaruhi kejadian diare perlu pembuangan sampah dan pembuangan
untuk diketahui di SD Negeri Sukorejo limbah) yang kurang bersih dan tidak
Kota Blitar. sesuai standart. Dengan menganalisis
Gambaran wilayah di daerah SD kejadian diare menggunakan pendekatan
Negeri Sukorejo Kota Blitar berdasarkan teori Trias Epidemiologi dapat diketahui
survey peneliti mengarah pada faktor-faktor yang berperan dalam
lingkungan yang kurang bersih yang terjadinya masalah kesehatan atau
merupakan salah satu penyebab penyakit dalam masyarakat sehingga
terjadinya diare. Dimana letak sekolah dapat dikembangkan metodologi untuk
berdampingan dengan tempat menganalisis keadaan suatu penyakit
pembuangan akhir sampah (TPA), para dalam upaya untuk mengatasi atau
penjual jajanan di depan sekolah yang menanggulanginya (Erni, 2010).
menjual makanannya tanpa meggunakan
penutup makanan, kampung disekitar SD BAHAN DAN METODE
tersebut disebut dengan kampung seng
yang sangat rapat satu dengan lainnya Desain yang digunakan dalam penelitian
sehingga sanitasi lingkungan tidak ini adalah deskriptif. Sampel dalam
terpelihara dengan baik. Menurut penelitian ini adalah siswa SD Negeri

2
Sukorejo kota Blitar sebanyak 51 siswa, pada kriteria kurang. Kebiasaan mencuci
orang tua wali murid sebanyak 51 orang, tangan dan kebiasaan jajan siswa cukup.
dan guru sebanyak 10 orang. Variabel
dalam penelitian ini adalah faktor agent PEMBAHASAN
(penyebab) : status gizi dan sanitasi
makanan, environment (lingkungan) dan Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan
faktor host (pejamu) : kebiasaan mencuci hasil pada faktor agent/penyebab diare
tangan dan kebiasaan jajan. tentang status gizi siswa bahwa sebagian
besar siswa mempunyai status gizi kurus
Instrument yang digunakan berupa sekali yaitu lebih dari setengah
kuisioner (angket) yang terdiri dari responden. Menurut Munif (2009), berat
pertanyaan tentang faktor agent badan kurang dapat meningkatkan resiko
(penyebab), faktor environment terhadap penyakit infeksi. Hubungan
(lingkungan), faktor host (pejamu). antara status gizi dengan infeksi diare
Pertanyaan faktor agent meliputi status pada anak adalah apabila masukan
gizi anak dan sanitasi makanan di rumah. makanan atau zat gizi kurang akan terjadi
Sementara itu, pertanyaan faktor penurunan metabolisme sehingga tubuh
environment meliputi penyediaan air akan mudah terserang penyakit. Kondisi
bersih, pembuangan tinja, pembuangan yang terjadi pada siswa SD Negeri
limbah dan pembuangan sampah. Faktor Sukorejo, sebagian besar orang tua
host meliputi pertamyaan tentang mereka tidak mampu untuk memenuhi
kebiasaan mencuci tangan dan kebiasaan kebutuhan zat gizi yang mereka butuhkan
jajan siswa. Kuesioner tentang faktor karena keterbatasan biaya. Selain kepala
agent diberikan kepada orang tua. sekolah menyatakan bahwa Puskesmas
Kuesioner faktor environment diberikan setempat belum pernah memberikan
untuk orang tua dan sekolah. Kuesioner penyuluhan maupun bantuan dalam
faktor host diberikan kepada siswa. upaya peningkatan status gizi anak. Oleh
sebab, itu masukan makanan atau zat gizi
Data yang sudah terkumpul di tabulasi harus diperhatikan agar tidak terjadi
menggunakan distribusi frekuensi dan penurunan metabolisme di dalam tubuh
kemudian dianalisis menggunakan sehingga menyebabkan diare. Hal ini
analisa deskriptif. Sementara itu jawaban menunjukkan bahwa siswa di SD Negeri
pertanyaan berjenis open ended question Sukorejo Kota Blitar mempunyai resiko
(pertanyaan terbuka) dianalisis tinggi terhadap penyakit infeksi.
berdasarkan isi (content analyis).
Sementara itu pada faktor
HASIL PENELITIAN agent/penyebab diare tentang sanitasi
makanan, sebagian besar orang tua sudah
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melakukan pengolahan dan penyajian
faktor agent, environment, dan host didukung makanan dengan baik misalnya
berada dalam kriteria yang berbeda mencuci bahan mentah sebelum memasak
(Tabel 1, 2, 3). dan mencuci tangan sebelum memasak.
Data kualitatif tentang pengetahuan
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa status responden tentang penyajian makanan
gizi siswa berada pada kriteria kurang, yang baik, lebih dari setengah responden
sedangkan sanitasi makanan di rumah menjawab sesuai dengan yang
baik. Sementara itu penyediaan air bersih disyaratakan Depkes (2004). Kondisi
dan sarana pembuangan sampah berada sanitasi makanan orang tua yang baik
pada kriteria cukup, sarana pembuangan kemungkinan besar bukan merupakan
tinja dan pembuangan limbah berada

3
faktor penyebab diare yang utama, namun pada faktor host yaitu status gizi lebih

Tabel 1 Tabulasi Data Kuantitatif faktor status gizi siswa dan sanitasi makanan pada
orang tua siswa SD Negeri Sukorejo Kota Blitar

Faktor Agent/ Penyebab Diare


No. (%)
1. Status Gizi
a. Kurus sekali 53%
b. Kurus 16%
21%
c. Normal 8%
d. Gemuk 2%
e. Obes
2. Sanitasi Makanan
a. Kurang 18%
b. Cukup 10%
c. Baik 72%
Tabel 2. Tabulasi Data kuantitatif Faktor Environment/ Lingkungan di rumah dan di
No Faktor Environment/ Lingkungan
(%)
1. Penyediaan Air Bersih Di rumah
a. Kurang 22%
b. Cukup 43%
c. Baik 35%
2. Penyediaan Air Bersih Di Sekolah
b. Cukup 80%
c. Baik 20%
3. Pembuangan Tinja
a. Kurang 45%
b. Cukup 33%
c. Baik 22%
4. Pembuangan Limbah
a. Kurang 45%
b. Cukup 43%
c. Baik 12%
5. Pembuangan Sampah Di Rumah
a. Kurang 29%
b. Cukup 43%
c. Baik 28%
6. Pembuangan Sampah
a. Cukup 70%
b. Baik 30%
sekolah SD Negeri Sukorejo Kota Blitar

4
Tabel 3. Tabulasi Data Kuantitatif faktor host (kebiasaan mencuci tangan dan kebiasaan
jajan) siswa SD Negeri Sukorejo Kota Blitar
No. Faktor Host/ Pejamu (%)
1. Kebiasaan Mencuci Tangan
a. Kurang 26%
b. Cukup 47%
c. Baik 27%
2. Kebiasaan Jajan
a. Kurang 4%
b. Cukup 76%
c. Baik 20%
khususnya aspek kesehatan. Sementara
itu penyediaan air bersih oleh pihak
sekolah cukup. Pihak sekolah sudah
menggunakan air PDAM tetapi sekolah
belum menyediakan fasilitas seperti bak
penampungan air bersih tempat mencuci
berkontribusi besar terhadap kejadian tangan beserta sabun , jamban/ WC
diare di SD Negeri Sukorejo Kota Blitar. jarang dikuras sehingga air di bak
penampungan keruh dan kotor . Kondisi
Faktor environment/lingkungan tentang penyediaan air di rumah dan di sekolah
penyediaan air bersih di rumah cukup. bukan merupakan faktor yang
Sebagian besar responden telah berkontribusi besar terhadap kejadian
menggunakan air PDAM, namun masih diare di SD Negeri SD Negeri Sukorejo
ada sebagian kecil responden yang Kota Blitar karena sebagian besar orang
menyatakan untuk mendapatkan air tua dan sekolah sudah menggunakan air
bersih harus ke sumur bor umum yang PDAM.
disediakan pemerintah, sehingga mereka
tidak mempunyai persediaan air bersih di Faktor environment/lingkungan tentang
rumah. Akses air bersih pada sebagian pembuangan tinja menunjukkan bahwa
kecil responden masih mengalami sebagian besar siswa kurang. Hal tersebut
kesulitan karena masih harus memompa menunjukkan bahwa sarana pembuangan
di sumur bor umum. Akses air bersih tinja responden masih buruk dan tidak
sangat berperan penting dalam sesuai dengan persyaratan. Hasil
pemenuhan kebutuhan manusia, akses air pengumpulan data kualitatif lebih dari
bersih yang buruk akan mempengaruhi setengah siswa menyatakan bahwa
banyak aspek kehidupan manusia mereka tidak memiliki jamban/WC dan

5
harus ke sungai atau WC umum untuk penyebaran bakteri diare yang
buang air besar. Buang air besar di selanjutnya meningkatkan kejadian diare
sungai memiliki resiko tinggi penyebaran pada siswa SD Negeri Sukorejo Kota
bakteri dan kuman penyebab diare karena Blitar.
bakteri penyebab diare dapat ditularkan
melalui media air (Rozaini, 2009). Aspek environment / lingkungan
Kondisi pembuangan tinja di rumah oleh faktor pembuangan sampah sebagian
orang tua menjadi faktor yang besar responden cukup (43%). Sedangkan
berkontribusi besar terhadap kejadian hasil dari pengumpulan data kualitatif
diare pada siswa SD Negeri Sukorejo dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
Kota Blitar karena ketidaktersediaan responden membuang sampah di tempat
sarana pembuangan tinja sehingga harus pembuangan akhir atau pembuangan
ke WC umum dengan kondisi yang buruk sampah kampung. Tetapi masih ada 21
dimana resiko penyebaran bakteri responden (41,18 %) yang tidak memiliki
penyebab diare lebih besar. Sementara itu tempat sampah di rumah sehingga harus
kondisi pembuangan tinja di sekolah membuang sampah di sungai atau
masih belum bisa dikatakan baik. Sekolah kadang-kadang di bakar. Cara
memang sudah menyediakan jamban/WC pengolahan sampah yang baik menurut
masing-masing untuk guru dan siswa, Depkes (2007) adalah sebagai berikut:
tetapi kondisi jamban/WC siswa tidak pengumpulan sampah diperlukan tempat
sepenuhnya terawat. Jamban/WC dalam sampah yang terbuat dari bahan yang
keadaan kurang bersih, bak penampungan mudah dibersihkan, tidak mudah rusak,
air yang airnya keruh. Hal tersebut harus tertutup rapat, ditempatkan di luar
kemungkinan meningkatkan resiko rumah dan pengangkutan dilakukan oleh
penyebaran bakteri penyebab diare selain dinas pengelola sampah ke tempat
pembuangan tinja di rumah. pembuangan akhir (TPA). Pembuangan
sampah yang dilakukan sebagian besar
Faktor environment/lingkungan responden adalah langsung ke tempat
pembuangan limbah di rumah sebagian pembuangan akhir. Hal tersebut jika
besar responden kurang. sebagian banyak dilihat dari syarat pengolahan sampah
responden menjawab bahwa mereka tidak yang baik adalah sudah sesuai dengan
memiliki saluran limbah, sedangkan syarat (Rozaini,2009). Tetapi kondisi
responden yang lain menyatakan bahwa antara rumah warga dengan tempat
keadaan saluran limbah buruk dan berbau pembuangan akhir berjarak sangat dekat
serta langsung mengalir ke sungai atau sekali yaitu kurang dari 10 meter karena
selokan umum.. Kondisi air limbah di memang rumah warga berada di sekitar
rumah responden dalam keadaan kotor daerah TPA tersebut. Pembuangan
dan berbau yang merupakan tempat sampah yang tidak terkontrol dengan baik
berkembang biaknya bibit penyakit merupakan tempat yang cocok bagi
penyebab diare. Air sungai yang tercemar beberapa organisme dan menarik bagi
limbah merupakan salah satu temapt berbagai binatang seperti lalat yang
berkembang biaknya bakteri penyebab dapat menimbulkan penyakit. Kondisi
diare karena bakteri penyebab diare dapat berdekatan itulah yang memungkinkan
ditularkan mealui air. Pembuangan lalat yang hinggap pada sampah akan
limbah di rumah sebagian besar tidak hinggap pula pada makanan di rumah dan
sesuai dengan persyaratan pembuangan bakteri yang berasal dari sampah dapat
limbah yang baik bahkan beberapa bercampur dengan air minum sehingga
responden tidak memiliki saluran limbah menyebabkan diare. Tetapi sarana dan
sehingga hal tersebut merupakan faktor metode pembuangan sampah sebagian
yang berpengaruh besar meningkatkan besar orang tua siswa sudah baik dan

6
sesuai dengan persyaratan sehingga syarat-syarat jajanan sehat, yang
kejadian diare yang terjadi pada siswa SD menyatakan makanan sehat selain
Negeri Sukorejo kota Blitar hanya sedikit keadaanya harus segar dan bersih juga
dipengaruhi oleh faktor pembuangan tidak boleh mengandung bahan kimia
sampah. yang berbahaya. menurut pengamatan
peneliti penjual jajanan di sekitar sekolah
Faktor host/pejamu yang meliputi tidak memperhatikan higyene makanan
kebiasaan mencuci tangan dan kebiasaan karena makanan yang dijual tidak dalam
jajan pada siswa SD Negeri Sukorejo keadaan tertutup. Berbagai
Kota Blitar berada pada kriteria cukup. mikroorganisme dapat masuk melalui
Faktor host/pejamu yang meliputi makanan dan minuman, terutama jajanan
kebiasaan mencuci tangan dan kebiasaan yang tidak dikemas dan tertutup rapat.
jajan pada siswa SD Negeri Sukorejo Mikroorganisme yang ada di tanah/debu
Kota Blitar berada pada kriteria cukup. akan sampai pada makanan tersebut jika
Sedangkan sebagian besar siswa diterbangkan oleh angin atau dapat juga
(43,14%) menjawab mencuci tangan melalui lalat yang sebelumnya hinggap di
menggunakan sabun sebelum makan saja. berbagai tempat dan menyebabkan diare.
Mencuci tangan menggunakan sabun Namun berdasarakan penelitian,
tidak cukup hanya sebelum makan saja kebiasaan jajan siswa tidak sepenuhnya
karena bakteri penyebab diare tidak dapat merupakan kebiasaan jajan yang buruk
hilang hanya dengan mencuci tangan karena setengah dari siswa membeli
tanpa sabun. Kebiasaan mencuci tangan jajanan sejenis roti dan nasi goreng.
menggunakan sabun jika tidak dilakukan Faktor kebiasaan jajan siswa bukan
sesudah buang air besar akan merupakan faktor yang berpengaruh
meningkatkan resiko bakteri penyebab besar terhadap kejadian diare di SD
diare menyebar karena tidak menutup Negeri Sukorejo Kota Blitar.
kemungkinan setelah buang air besar kita
bisa saja memegang bayi atau SIMPULAN DAN SARAN
menyiapkan makanan. Kondisi tangan
yang tidak sepenuhnya bersih tersebut Simpulan
menyebabkan bakteri penyebab diare
menyebar ke makanan sehingga terjadi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
diare. Berdasarkan hasil penelitian, 1) Faktor agent/penyebab diare di SD
kebiasaan mencuci tangan siswa sedikit Negeri Sukorejo Kota Blitar adalah
berpengaruh terhadap kejadian diare di status gizi siswa yang masuk dalam
SD Negeri Sukorejo Kota Blitar karena kategori kurus sekali. 2)Faktor
sebagian besar siswa sudah memiliki environment/lingkungan yang
kebiasaan mencuci tangan menggunakan mempengaruhi kejadian diare pada siswa
sabun meskipun belum sepenuhnya SD Negeri Sukorejo Kota Blitar adalah
sesuai dengan waktu-waktu yang telah ketidaktersediaan sarana pembuangan
ditentukan. tinja dan sarana pembuangan limbah. 3)
Faktor host/pejamu yang mempengaruhi
Sementara itu lebih dari setengah dari kejadian diare pada siswa SD Negeri
jumlah responden yaitu 38 siswa Sukorejo kota Blitar adalah kebiasaan
memiliki kebiasaan jajan pada kriteria mencuci tangan dan jenis jajanan yang
cukup. Setengah responden menyatakan biasa dibeli siswa.
bahwa mereka membeli jajanan berupa
makroni, permen , es sirup, cilot dan Saran
chiki-chiki. Hal tersebut bertentangan
dengan pendapat Damanik (2010) tentang

7
Peneliti menyarankan 1) bagi pemerintah
diharapkan melakukan perbaikan dengan
membangun sarana air bersih dan sanitasi
dalam Program Penyediaan Air Minum KEPUSTAKAAN
dan Sanitasi Berbasis Masyarakat. 2) bagi
sekolah diharapkan memperbaiki sarana
dan prasarana seperti WC/jamban sekolah Damanik (2010). Penelitian Sebelumnya
yang kurang terawat serta secara Hubungan Pola Asuh Orang Tua
terjadwal untuk melakukan jadwal dengan Kebiasaan Jajan pada
kebersihan. 3) bagi Puskesmas sebagai Anak Usia Sekolah di SD Medan
petugas kesehatan diharapkan melakukan Pandang, Sumatera Utara: FIK
penyuluhan maupun bantuan makanan USU
bergizi secara rutin di sekolah dalam Depkes RI. (2004). Prinsip Hygiene Dan
upaya meningkatkan status gizi anak Sanitasi Makanan. Jakarta
untuk mencegah penyakit diare serta Depkes RI. (2007). Pedoman Rumah
penyakit-penyakit lain. 4) bagi perawat Sehat.. 2-22 : Jakarta.
komunitas diharapkan mampu Erni. (2010). Pengantar Epidemiologi.
memperbaiki dan meningkatkan sistem http://www.erni.blogspot.com.
promosi kesehatan anak di komunitas Jakarta (Akses tanggal 2 Maret
berupa penyuluhan tentang upaya 2012. Jam 15.30 WIB)
meningkatkan status gizi anak berkaitan Hendra. (2007). Penyakit Menular dan
dengan pencegahan diare. Selain Penyehatan Lingkungan. Jakarta:
penyuluhan tentang gizi anak, perawat Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK
komunitas diharapkan meningkatkan UI
intensitas penyuluhan tentang sanitasi Hidayat, AA. (2005). Pengantar Ilmu
lingkungan rumah yang berkaitan dengan Keperawatan Anak 1, Jakarta:
pentingnya penyediaan air bersih, Salemba Medika
kepemilikan jamban, kebersihan saluran Kemenkes RI. (2011). Buletin Jendela
limbah dan pengelolaan sampah yang Data dan Informasi Kesehatan.
baik untuk mencegah penyakit diare. 5) Jakarta: Depkes RI
bagi anak sekolah diharapkan Munif. (2009). Konsep Dasar
meningkatkan kembali kebiasaan Pengukuran Status Gizi Anak.
mencuci tangan yang sudah dimiliki yaitu http://www.munif.wordpress.com,
mencuci tangan sebelum makan sehingga Semarang (Akses tanggal 2 Maret
kejadian diare dapat dihindari. Selain itu, 2012. Jam 19.00 WIB)
anak ditekankan untuk tidak memilih Rozaini (2009). Pedoman Rumah Sehat .
jenis jajanan yang mengandung zat Jakarta: Salemba Medika
pewarna, perasa, pemanis untuk Suparyanto. (2010). Konsep Dasar
mencegah malabsorpsi zat sehingga Epidemiologi Penyakit.
menyebabkan diare serta harus memilih http://www.dr.suparyanto.wordpr
makanan yang terjaga kebersihannya. 6) ess.com, Jombang (Akses tanggal
bagi peneliti berikutnya dapat melakukan 2 Maret 2012. Jam 15.00 WIB)
penelitian lanjutan mengenai analisis
faktor yang mempengaruhi terjadinya
diare di komunitas dengan metode
penelitian yang berbeda untuk
menganalisis lebih mendalam faktor-
faktor yang sudah ada serta menggunakan
instrument penelitian yang telah teruji
reliabilitas-validitasnya.

You might also like