2. Antagonis-Hy
‘Antagonis-H, adalah senyawa yang mengha! a
dengan resepiot Hy schingga dapat menghambat sekresi asam lambun, Secara uum
dligunakan untuk pengobatan tukak lambung dan usus. Efek samping antagonis-Hy
antara lain adalah diare, nyeri otot dan kegelisahan,
mbat secara bersaing interaksi histarnin
Mekanisme kerja
[Antagonis-H mempunyai struktur serupa dengan histamin, yaitu menganéung cinin
imidazol atau bioisosteriknya, tetapi berbeda pada lama gugus rantai samping, yang
tmeskipun polar tetap tidak bermuatan, Pada interaksi obat dengan reseptor H,cincin
imidazol atau bioisosteriknya terikat pada sisi reseptor spesifik melalut ikatan dipol,
sedang rantai samping yang lama dan tidak bermuatan terikat melalui ikatan hidrofob
dan kekuatan van der Waals pada sisi reseptor tidak spesifik.
Hipotesis sederhana mekanisme kerja senyawa antagonis-Hy dijelaskan sebagai
berikut.
Sekresi asam lambung dipengaruhi oleh histamin, gastrin dan asetilkolin. Antagonis-
Hi, menghambat secara langsung kerja histamin pada sekresi asam (efikasi intrinsik)
dan menghambat kerja potensiasi histamin pada sekresi asam, yang dirangsang oleh
gastrin atau asetilkolin (efikasi potensiasi).
Jadi histamin mempunyai efikasi intrinsik dan efikasi potensiasi, sedang gastrin
dan asetilkolin hanya mempunyai efikasi potensiasi. Hal ini berarti bahwa banya
histamin yang dapat meningkatkan sekresi asam, sedang gastrin atau asetilkolin hanya
meningkatkan sekresi asam karena efek potensiasinya dengan histamin.
Hubungan straktur dan aktivitas
Dari studi hubungan struktur dan aktivitas dalam usaha pengembangan obat antagonis-
H,, telah dilakukan modifikasi struktur histamin dan didapat hal-hal menarik sebagai
berikut.
R
4
y R=H__: Histemin
€ |
R= CH, : 4-Metilhistamin
to ‘NE,
a. Modifikasi pada cincin
Cincin imidazol dapat membentuk dua tautomer, yaitu tN-H dan xN-H. Bentuk
tN-H lebih dominan dan diperlukan untuk aktivitas antagonis Hy. Metiamid,
dengan bentuk 1N-H, mempunyai ektivitas 5 kali lebih besar dibanding burimamid
yang mempunyai bentuk xN-H.
Cincin imidazol pada umumnya mengandung rantai samping cugus yang bersifi
penarik elektron. Pemasukan gugus metil pada atom C, cincin imidazol seca”
selektif dapat merangsang reseptor H,.
‘238 AMA MEDISINAL _2
Dipindai dengan CamScannerPemasukan gugus metil pada atom Cy, temyata senyawa bersifat selektif Hn
ti -agonis
dengan efek H;-agonis temah, Hal ini disebabkan substituen 4-meti r
oom scien atts mate ituen 4-metil yang bersifiat
0 ek tautomeri rantai samping penarik elekt
sehingga bentuk tautomer tN_-H lebih stabil, ee
Modifikasi yang lain pada cincin temyata tidak menghasitkan efek H-antagonis
yang lebih Kuat.
. Modifikasi pada rantai samping
Untuk aktivitas optimal cincin harus terpisah dari gugus N oleh 4 atom C atau
ckivalennya. Pemendekan rantai akan menurunkan aktivitas antagonis Hp,
Penambahan lama gugus metilen pada rantai samping turunan guanidin akan
meningkatkan kekuatan H-antagonis tetapi senyawa masih mempunyai efek
parsial-agonis yang tidak diinginkan, Penggantian 1 gugus metilen (-CH-) pada
rantai samping dengan isosterik tioeter (-S-) meningkatkan aktivitas antagonis,
. Modifikasi pada gugus N
Penggantian gugus amino rantai samping dengan gugus guanidin yang bersifat
basa kuat (Na-guanilhistamin) temyata menghasilkan efek H,-antagonis lemah,
dan masih bersifat parsial agonis. Sifat basis senyawa (pKa = 13,6) menyebabkan
senyawa terionisasi sempurna pada pH fisiologis. Histamin (pKa = 5,9) di dalam
tubuh hanya 3% terionkan.
ssuanidin
Hq
N. Uh
cy + N®.Guanithistamin
J
HN’ be
Penggantian gugus guanidin yang bermuatan positif dengan gugus metiltiourea
yang tidak bermuatan atau tidak terionisasi pada pH tubuh dan bersifat polar,
serta masih mampu membentuk ikatan hidrogen, seperti pada burimamid, akan
menghilangkan efek agonis dan meimberikan efek H-antagonis 100 kali lebih
keuat dibanding Na-guanilhistamin, tetapi pada pemberian secara oral ketersediaan
hayatinya kecil.
smetitioures
H H
OG Ge Roce
HN’ «,
4-metil dan penggantian 1 gugus metilen (-CH,-) pada rantai
saipiss ash nor -§- (metiamid) akan meningkatkan efek H,-antagonis
dan secara oral meningkatkan ketersediaan hayatinya. .
HUBUNGAN STRUKTURAKTIIIAS OBAT ANTIMISTAMIN 239)
Dipindai dengan CamScannerb-
H H
N. LN.
& so Nets
| : Metiamid
ay
rea
Penettian lebih lanjut menunjukkan bahwa burimamid dan metiamid menimbutkan
efek samping kelainan darah (agranulositosis, neutropenia) yang disebabkan oleh
adanya gugus tiourea. |
Modifikasi lebih lanjut adalah mengganti gugus tiourea dengan gugus
N-sianoguanidin yang tidak bermuatan dan masih bersifat polar, seperti pada
simetidin akan menurunkan efek samping di ats.
Nasianoguasidia
+: Simedidin
Hs
Gugus siano yang bersifat elektronegatif kuat mengurangi sifat kebasaan atau
ionisasi gugus guanidin sehingga absorpsi paca saluran cerma menjadi lebih besar,
aktivitas simetidin 2 kali lebih besar dibanding metiamid. Simetidin merupakan
seayawa penghambat reseptor H, pertama yang digunakan secara Klinik untuk
‘menghambat sekresi asam lambung pada pengobatan tukak larmbung dan usus.
Etinidin adalah analog simetidin di mana mengandung gugus metiletinil pada
vujung N-guanido, aktivitasnya 2 kali lebih besar dibanding simetidin.
Modifikasi isosterik dari inti imidazol telah diselidiki dan dihasilkan senyawe-
senyawa analog simetidin yang bersp-sifikiat lebih baik dan efek samping yan
Jebih rendah. Penggantian inti imidazol dengan cincin furan, pemasukan Bugis
dimetilaminoetil pada cincin dan penggantian gugus sianoguanidin dengan
gugus nitrometenil, menghasilkan ranitidin yang bersifat basa (pKa = 8,44),
dapat menghilangkan efek samping simetidin, seperti ginekomastia dan konfusi
‘mental, dan mengurangi kebasaan senyawa, Tidak seperti simetidin, ranitidia tidak
menghambat metabolisme dari fenitoin, warfarin, dan aminofilin, dan juga tidak
mengikat sitokrom P-450. :
240 raMaMeDIsINAL_2
Dipindai dengan CamScannerNy Mae
Penggantian inti imidazol dengan cincin tiazol, pemasukan gugus guanidin pada’
cincin dan penggantian gugus sianoguanidin dengan gugus sulfonamidoguanidin,
menghasilkan famotidin, yang mempunyai aktivitas lebih poten dibanding
simetidin dan ranitidin, dapat menurunkan efek antiandrogenik, dan mengurangi
sifat kebasaan senyawa
NH
h Q 0
VW
“ee . ~The Ni relist
\_/
Ni
Contoh antagonis-H,: simetidin, ranitidin, famotidin, roksatidin, eti
lamtidin dan nizatidin.
1. Simetidin (Cimet, Corsamet, Nulcer, Tagamet, Ulcedine), merupakan antagonis
Kompetitif histamin pada reseptor H, dari sel parietal schingga secara efektif
dapat menghambat sekresi asam lambung. Simetidin juga memblok sekresi
asam lambung yang disebabkan oleh rangsangan makanan, asetilkolin, kafein
dan insulin, Simetidin digunakan untuk pengobatan tukak lambung atau usus
dan keadaan hipersekresi yang patologis, misal sindrom Zollinger-Ellison. Efek
samping yang ditimbulkan antara lain adalah diare, pusing, kelelahan dan rash.
Keadaan kebingungan, ginaekomastia dan impotensi juga dapat terjadi tetapi
bersifat terpulihkan. Absorpsi obat dalam saluran cerna cepat, kadar plasma
tertinggi dicapai dalam | jam bila diberikan dalam keadaan lambung kosong
dan 2 jam bila diberikan bersama-sama dengan makanan. Jadi pemberian
simetidin sebaiknya bersama-sama dengan makanan karena dapat menghambat
absorpsi obat sehingga memperlama masa kerja obat. Ketersediaan hayati oral
culup baik (60-70%), waktu paro plasma + 2 jam. Dosis: 200 mg 3 dd, pada
waktu makan dan 400 mg, sebelum tidur.
2. Ranitidin HCI (Ranin, Rantin, Renatac, Zantac, Zantadin), mempunyai
mekanisme kerja, dan kegunaan sama dengan simetidin. Perbedaan struktur
dengan simetidin adalah penggantian inti imidazol dengan cincin furan,
pemasukan gugus dimetilaminoetil pada cincin dan penggantian gugus
sianoguanidin dengan gugus nitrometenil. Perubahan struktur tersebut dapat
menghilangkan efek samping simetidin, seperti ginekomastia dan konfusi
mental, dan mengurangi kebasaan senyawa. Tidak seperti simetidin, ranitidin
tidak menghambat metabolisme dari fenitoin, warfria, dan aminofilin, dan juga
HUBUNGAN STRUKTURAKTIITAD OBAT ANTIMISTAMIN 241
Dipindai dengan CamScanneretelah pemberian oral, ranitidin diabsorps, 3
lebih kurang 50%. Ranitidin mempunyai masa kerja cukup lama, pemberian
dosis 150 mg efektif menekan sekresi asam lambung selama 8-12 jam. Kader
plasma tertinggi dicapai dalam 2-3 jam setelah pemberian oral, dengan wakty
paro eliminasi 2-3 jam. Dosis: 150 mg 2 dd atau 300 mg, sebelum tidur,
. Famotidin (Facid, Famocid, Gaster, Pepcid, Regastin, Restadin), mempunyaj
mekanisme kerja, dan kegunaan sama dengan simetidin. Perbedaan struktur
dengan simetidin adalah penggantian inti imidazol dengan cincin tiazo,
pemasukan gugus guanidin pada cincin dan penggantian gugus sianoguanidin
dengan gugus sulfonamidoguanidin. Perubahan struktur tersebut dapat
memperkuat ikatan obat dengan reseptor sehingga famotidin mempunyai
aktivitas lebih poten dibanding simetidin dan ranitidin, dapat menurunkan efek
antiandrogenik, serta mengurangi sifat kebasaan senyawa. Efek samping obat
antara lain adalah trombositopenia, konstipasi, diare, artralgia, sakit kepala dan
pusing, Absorpsi famotidin dalam saluran cena tidak sempurna + 37-45% dan
pengikatan protein plasma relatif rendah + 15-22%. Kadar plasma tertinggi
dicapai dalam 1-3 jam setelah pemberian oral, waktu paro eliminasi 2,5-4
jam, dengan masa kerja obat + 12 jam. Dosis terapi: 40 mg 1-2 dd., dosis
pemeliharaan: 20 mg sebelum tidur.
. Roksatidin asetat HCI (Roxan), mempunyai mekanisme kerja, dan kegunaan
‘sama dengan simetidin. Roksatidin merupakan antagonis-H2 yang kuat dengan
‘masa kerja cukup lama, digunakan untuk pengobatan tukak Jambung dan tsus.
Efek samping obat antara lain adalah trombositopenia, leukopenia, konstipasi,
diare, sakit kepala dan pusing. Absorpsi dalam saluran cera cepat dan hampir
sempurna, kadar plasma tertinggi dicapai 1-3 jam setelah pemberian oral,
pengikatan protein plasma 98%, Diekskresikan tcrutama melalui feses (90%),
waktu paro eliminasi 6 jam. Dosis: 75 mg 2 dd atau 150 mg, sebelum tidur.
CLO sana
. Nizatidin (Axid), sifat dan kegunaan mirip dengan ranitidine. Pada pemberian
secara oral absorpsi dalam saluran ceroa cepat, ketersediaan hayatinya lebih
pesar dari 70%, tetapi waktu paro eliminasinya relatif pendek 0,5-3 jam.
Pengikatan protein plasma rendah + 35%. Diekskresikan terutama melali
turin (>90%), waktu paro eliminasi 1~2 jam. Dosis: 150 mg 2 dd, atau 300 me
dalam dosis tunggal sebelum tidur.
HC. 5. CH,
rE i
cH ON mA A
H
NO;
tidak mengikat sitokrom P-450. Si
KOMIA MEDISINAL _ 2
Dipindai dengan CamScanner