jIEP
JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
ISSN 2338-8439 Vol. 27, No. 1, April 2013
set kal il ®TEP JuRNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
ISSN No. 2338-8439 Vol. 27, No. 4, April 2013
Jurnal Keteknikan Pertanian, pada awalnya bemama Buletin Keteknikan Pertanian, merupakan
publikasi resmi Perhimpunan Tekrik Pertanian Indonesia (PERTETA) yeng torbit portema kali pada tahun
11984.Jurmal berkala iimian ini berkiprah daiam pengembangan imu Keteknikan untuk pertanian tropika
dan lingkungan hayati. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun. Penulis makalah tidak dibatasi pada anggota
PERTETA totapi terbuka bagi masyarakat umum. Lingkup makalah, antara lsin: tokrik sumberdaya
lahan dan aif, alat dan mesin budidaya, Iingkungan dan bangunan, energi alternatif dan elektriikasi,
ergonomika dan elektronika, teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, manajemen dan sistem
informasi, Mekalsh cikelompokkan dalam invited paper yang menyojikan isu aktual nesional dan
internasionel, review perkembengan penelitan, atau penerapan ilmu dan teknologi, technical
Paper hasil penelitian, penerapan, atau diseminasi, sera research methodology berkaitan
engembangen modul, metode, prosedur, program aplikesl, dan lain sebagainya. Penglriman
‘makaiah herus mengikui panduan penulisan yang tetera pade helaman akhic atau menghubungi
redaksi via telpon, faksimili atau e-mail. Makalah dapat dikirimkan langsung atau via pos dengan
manyeriakan hard. dan soft-coftcopy, atau email ke jumaltep@yahoo.com atau tep@ipb.acid..
Penanggungjawab:
Kotua Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia
Kelua Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
Dewan Redaksi:
Ketue —-: Wawan Hermawan
Angola: Asep Sapei
Kudang B. Seminar
Daniel Saputra
Bambang Purwantana
Y. Ars Purwanto
Redaksi Pelaksana:
Ketue = Rokhani Hasbullah
Sekretaris : Satyanto K. Saptomo
Bendahara: Emmy Darmawati
Anggota—: Usman Ahmad
I Wayan Astika
M. Faiz Syuaibs
Leopold 0. NeWwan
‘Anmad Mulyawatullan
Diana Nursolehat
Ponorbit:
Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) bekerjasama dengan
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB Bogor
Alamat:
Jumal Keteknikan Pertanian, Departemen Teknik Teknik Mesin dan Biosistem,
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Kampus IPB Darmaga, Bogor 18680. Telp. 0251-8624691, Fax 0251-8623026,
E-mail jtep@ipb.ac.id atau jurnaltep@yahoo.com atau tep@ipb.ac.id
Website: ipb.ac.id/tep,
Rekenin:
BRI, KCP-IPB, No.0595-01-003461-50-9 a/n: Jurnal Keteknikan Pertanian
Percetakan:
PT. Binakerta Adiputra, JakartaSTEP Jurwat KETEKNIKAN PERTAMIAN Vol 27, No. 1, Aorl 2013
Ucapan Terima Kasih
Redaksi Jumal Keteknikan Pertanian mengucapkan terima kasih kepada para Mitra Bestari yeng telah
menelaah (mereview) naskah pada penerbitan Vol. 27 No. 1 April 2013. Ucapan terima kasih disampaikan
kopada: Prof Dr.Ir. Kudang B. Seminar, M.Sc (Departomen Toknik Mesin dan Biosistom, Fateta IPB), Prof.
Drir. Tineke Mandang, MS (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fateta IPB), ProfDr.ir. Tamrin,
(Fekultas Pertanian, Universitas Lampung), Drir. Soeharsono, M.Eng (Jurusan Teknik Mesin, Universitas
‘Trisakti), Der. Rokhani Hasbullah, M.Si (Departemen Teknik Mesin dan Biosistom, Fatota IPB), Dri. |
Dewa Made Subreta, MAgr (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fateta IPB), Dr.Ir. Mad Yamin,
MT (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fateta IPB), Drir. Abdul Rozag, DAA (Fakultas Teknologi
Pertanian, Universitas Gadjah Mada) I. Warj, M.Si (Fakultas Pertanian, Universitas Lampung).JTEP JuRWAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol 27, No. 1, Apri 2013,
Technical Paper
Analisis Kebisingan dan Getaran Mekanis pada Mesin Saccof
Harvester
Analysis of Noise and Mechanical Vibration of Saccof Harvester Machine
‘Sunu Ariastin Kuniawatl, Departemen Teknik Mesin dan Blosistem, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Mad Yamin, Departmen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Toknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Abstract
Development in agricultural mechanization is characterized by the increasing use of agricultural
‘machinery end equipments. It can be seen from sugarcane harvesting process which machinery Is used
instead of manual equipment. In term of using the harvesting machinery operated by human, the principle
of ergonomic should be applied to fullll the goal of work productivity and ensure occupational health and
sefely. Itis because, during its operation, there will be a potential hazard, caused by noise and vibration, to
workers and the environment. This research was aimed to analyze the noise and vibration level of Saccof
Harvester during its employment. It wes expected that the time limit for the optimal use of the machine can
be determined based on the available standard. Furthermore, the method to recuce the negative impacts
of noise and vibration can also be identified. According to the research, it was revealed that the noise and
vibration level which was received by operator exceeded the ambient level. Consequenty, there is necessity
to control of noise and vibration on both the source (harvesting machinery) and the receiver (operator).
Keywords: Saccof hervester machine, noise, mechanical vibration
Abstrak
Perkembangan mekanisasi pertanian dapat dilinat dari peningkatan kebutuhan akan alatalat mekanik
untukmeningkatkandanmempermudah hasi produksi pertanian. Misalnya adalahdalamproses pemanenan
tebu secara mekanis menggunekan mesin pemanen tebu, seperti sugarcane harvester sebagai peralihan
dari pemanenan tebu secara manual menggunakan golok atau sabit. Suatu pexerjaan yang cilakukan oleh
‘manusia haruslah menerapkan ergonomi dalam upaya menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan,
dan produktvites yang optimal. Penelitien ini bertujuan untuk menganalisa tingkat kebisingan dan getaran
mekanis pada mesin pemanen tebu serta mengetahul sebaran tingkat kebisingan yang ditimbulkannya.
‘Semakin tinggi tingkat kecepatan putar motor maka semakin tinggi tingkat kebisingannya dan semakin jauh
jarak dari mesin maka tingkat kebisingan ekan semakin berkurang. Pengendalian terhadap kebisingan dan
getaran serta fektor lain yang dapat meningkatkan keselamatan kere, dapat dliakukan dengan berbagal
cara: pengendalian pada sumbernya atau pengendelian pada penerima atau operator.
Kata kunci: alat pemanen tebu, analisa kebisingan dan getaran mekanik.
Diterima: 19 Okteber 2012; Diseujul: 21 Februari 2013,
Pendahuluan pertanian dikarenakan keberadaan teknologi yang
sudah sedemikian besar pengarchnya terhadap
Mekanisasi _pertanian —mulai_ banyak _kesuksesan sebuah pertanian dari segi kualitas dan
berkembang. Perkembangan ini dapat dilhat dari
peningkatan kebutuhan akan elat-alet_mekanik
untuk) meningkatkan dan mempermudah hasil
produks! pertanian. Pengolahan pertanian yang
sebelumnya menggunakan tenaga manusia beralin
‘menggunakan mesin-mesin pertanian sepert traktor
(untuk membajak sewah) dan alat pengolahan hasil
pertanian lainnya. Pentingnya aplikasi teknologi
kuanttas procuksi yang dinasilkan. Bahkan, dengan
turut berpengaruhnya sektor pertanian terhadap
besamya pelueng/kesempatan kerja secara tidek
langsung teknologi juga berperan menambah
kesempatan kerja kepada seluruh komponen
masyarakat,
Pemanenan tebu dapat dllakukan sacara
mekanis yaity menggunakan sugarcane harvester
35.JTEP JurAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 27, No. 1, April 2013
atau manual dengan menggunakan golok atau
sabit. Perkembangan alsin pemanen tebu yang
ada hanya pada pemanenan skala besar, seperti
sugarcane harvester, namun penggunzan mesin ini
jJarang diaplikasikan karena kondisi lahan yang tidak
rata dan biaya operasional yang tinggi, sehingga
alat yang diaplikasikan untuk pemanenan tebu
saat inj adalah golok atau parang. Mesin pemanen
tebu untuk skala kecil dapat menggunakan mesin
pemanen tebu sederhana (Saccof Harvester) yang
merupakan hasil modifkasi dari mesin pemotong
rumput gendong tipe BK-4310 merk Zenoah, Mesin
pemanen tebu ini dinarapkan dapat meringankan
fekerjaan memanen tebu dan meningkatkan
produktiftas. Pada kegiatan ini penggunaan mesin
pemanen tebu sangat elektif karena membuat
pekerjzan memanen tebu menjadi lebih ringan dan
lebih copat dibandingken dengan menggunakan
golok atau sabit. Suatu pekerjaen yang dilakukan
oleh manusia harusiah menerapkan ergonomi
dalam upaya menciptakan kenyamanan, kesehetan,
keselamatan, dan produktivitas yang optimal.
Penyelarasan pekerjaan terhadap suatau produk
dan lingkungankerja merupakan usaha menerapkan
konsep ergonomi. Kualitas hasil penerepan konsep
ergonomi capat diukur dari efisiensi, keselamatan
dan kenyamanan dalam kerja.
Dalam pengoperasian sebuah mesin terdapat
polensi bahaya kebisingan dan geteran bagi
‘operator dan lingkungan disckitamya. Apabila
kebisingan dan getaran yang diterima di luar batas,
ambang dapat mengakibatkan efek negatif pada
kesehatan dan berkurangnya konsentrasi pada
pekerjeansehinggadapatmenysbabkankecelakaan
kerja, Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk.
‘menganalisis tentang kebisingan dan getaran pada
Penggunaan mesin pemanen tebu yang digunakan
dalam proses memanen. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan gambaran jolas mengenai
kebisingan dan getaran yang ditmbulkan oleh mesin,
saat beroperasi dan mengelahui bageimana cara
‘mengurangi efek yang ditimbulkan schingga dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja
Tujvan dari penelitian ini adalah untuk
‘mengetahui tingkat getaran mekanis dan kebisingan
yang diterima operator saat mengoperasikan mesin
Pemanen tebu, menentukan lama pemakaian
‘optimal per hari bagi operator berdasarkan standar
gelaran dan kebisingan yang diperbolehkan, dan
membandingankan dampak dari penggunaan
mesin pemanen tebu dari data subyektif dengan
asi pengukuran.
Bahan dan Metode
Peralatan yang digunakan dalam peneiiian ini
adalah mesin pemanen tebu sederhana (saccof
harvester) sebagai obyek yang ditelt, sound
level meter, vibrationmeter, tachometer, dan alat
Pendukung seperti: alat tulis, alat dokumentasi,
stopwatch, komputer, kalkulator, meteran. Subyek
yang digunakan pada penelitan ini adalah dua
‘orang petani tebu yang dapat mengoperasikan
saccof harvester.
‘Metode Penelitian
‘Tahapan penelitian pertama adalah menentukan
kecepatan putat motor untuk dapat memotong
tebu_menggunakan tachometer. Pada kecepatan
Putar motor tersebut diukur kebisingan dan getaran
mekanisnya. Kecapatan putarmotor yang digunakan
‘adalah 7000 rpm dan 9000 rpm. Peneiitian dilakukan
i Kebun tebu Cimahper, Bogor, Jawa Barat.
Kebisingan diukur menggunakan sound level
‘meter dengan satuan decibel (dB(A). Pengukuran
tingkat kebisingan dilekukan pada sumber bising
yaitu di sekitar tiik dekat engine dan operator
ade telinga kanan dan telinga kiri operator. Pada
engine, terdapat 6 tiik pengukuran yaitu pada
agian atas engine, bawah, samping kanan,
‘samping kiri, depan, dan bagian bolakang mesin.
Pengukuran kebisingan untuk setiap tik dilakukan
pengulangan sebanyak 10 kali ulengan dengan
interval waktu pengambilan data 5 dotik agar
iperoleh hasil yang lebih akurat. Setelah dilakukan
pengukuran kemudian dilakukan analisa kebisingan
dan dibandingkan dengan standar kebisingan yang
‘ada. Pada penslitian ini, standar tingket kebisingan
yang diguriakan untuk analisa data adalah standar
dari Keputusan Mentri Tenaga Kerja Nomor: KEP-
51/MEN/1999 tanggal 16 April 1999 dan penentuan
wakty optimal penggunaan menggunakan siandar
dari National Instituto of Occupational Safety and
Heath (NIOSH).
8
Ta
Getaranmekanis —diukur_menggunakan
vibrationmeter. Pengukuran gotaran dilakukan
pada rangka atau duduken mesin (engine) yang
berhubungan langsung dengan tubuh operator dan
batang pengendali saat mesin dioperasikan untuk
memotong tsbu. Pengukuran getaran dilakukan
searah sumbu x, sumbu y, dan sumbu z pada setiap
tiilepengukuran. Pengukurandilakuken sebanyak 10
kali ulangan pada tiap kecepatan putar motor yang
berbeda. Selelah semua ulangen diperoleh maka
dilakukan analisa getaran dan dibandingkan dengan
standar batas paparen getaran yang diljnkan.
Analisa percepatan getaran dilakukan dengan
sesuai dengan standar European United (EU)
Derective, dimana total percepetan getaran pada
tiap sumbu pengukuran diplotkan dalam nomogram_
Hand Arm Vibratinmeter untuk menentukan batas,
kemananan dan kenyamanan dalam penggunaan
mesin saccof harvester. Nomogram yang
digunakan merupakan nomogram dengan partial
Waktu (jam) ~ NIOSH
36JEP JuRWAL KETEKMIKAN PERTANIAN Vol. 27, No. 1, Apri 2013
vivration exposure 8 jam (A(8)), sedangkan dalam
pemanenan menggunakan saccof harvester dalam
satu hari penggunaan mesin ini kurang dari 8 jam
berdasarkan perhitungan terkena paparan getaran
mekanis. Dengan demikian, diasumsikan bahwa
penggunaan mesin saccof harvester ini adalah 8
Jam dalam satu hari
Metode pengukuran getaran pada perelitian ini
masih terdapat kesalahan. Pengukuran percepatan
getaran seharusnya cllakukan pada satu titk
Pengukuran yang terdir dari tiga sumbu (x, y. 2)
dan pengukuren seherusnya cilekukan secara
bersamaan paca tlap sumbu pengukuran. Tetapl,
kerena keterbatasan alat dan sensor pengukur
getaran pada olat vibrationmeter hanya terdapat
salu sensor, sehingga pengukuran gelaran pada
ketiga sumbu x, y dan z tidak dilakukan pada
satu tit dan bukan pada waktu yang bersamaan.
Pengukuran getaran dilakukan pada kondisi full load
seat pisau digunakan untuk memotong, sedangkan
untuk kondisi idle percepatan getaran yang diterima
operator diasumsikan sama dengan kondisi full
load karena terdapat kesulitan untuk pengukuran
dua kondisi yang berbeda tersebut.
Selain pengukuran kebisingan dan getaran
mekanis mesin, dilakukan pengukuran secara
subyektif dengan melakukan wawaneara kepada
dua orang petani setelah menggunaken mesin
pemanen tebu tersebut. Terulama _dampak
kebisingan dan getaran mekanis yang dirasakan
setelah manggunakan mesin.
Hasil dan Pembahasan
Kobisingan
Deri hasil pengukuran kebisingan pada titi
sekitar engine mesin pemanen tebu diketahui rata-
rata kobisingan di sekitar mesin.
Tingkat kebisingan pada setiap tik pengukuran
berbeda-beda berkisar antara 90-102 dB. Tingkat
kebisingan tertinggi terdapat di titk paling dekat
dengan sumber bising pada engine (tik 1) pada
putaran motor 7000 rpm dan 9000 rpm dengan
tingkat kebisingan berturuturut 94.10 dB(A) dan
102.38 dB(A). Hal ini dapat disebabkan titk 1
‘merupakan titi terdekat dengan sumber bising dari
engine atau knalpot sebagai tempat keluarnya gas
buang. Sedangkan tingkat kebisingan terendah
tecdapat di titik terjauh dengan engine tik 6)
dengan tingkat kebisingan pada 7000 rpm sebesar
85.57 dB(A) dan tingkat kebisingan pada 9000
pm sebesar 90.77 dB(A). Pada titi 6 bising atau
suara sudah teredam oleh tubuh operator dan jarak
pengukurannya paling jauh dengan sumber bising
atau engine sehingga hasil pengukurannya paling
rendah diantara titictitke yang lain. Berdasarkan
fingkat kebisingan yang terukur kecepatan putaran
motor penggerak berbanding lurus dengan tingkat
kebisingannya. Semakin meningkatnya putaran
‘Tabel 1. Rata-rata intensitas kebisingan pada
‘engine mesin pemanen tabu.
Titk Pengukuran pada Engine (4B(A))
1 2 8 # Be
rpm
7000 94.10 93.03 92.11 $151 90.81 8557
9000 10238 99.72 9892 95.36 9264 90.77
motor maka semakin tinggi tingkat kebisingennya,
sebalknya tingkat kebisingan akan menurun |ika
kecepatan putaran motor diturunkan
Berdasarkan Badan StandarisasiNasional (BSN)
dalam SNI 16-7063-2004 dan Keputusan Menteri
Tenaga Kerja Nomor. KEP.51/MEN/1999 tentang
nilai ambang batas faktor fisika di tempat kerja
Gitetapkan nilai ambang batas (NAB) kebisingan
adalah 85 dB(A). Pada tingkat kebisingan tersebut
ditetapkan batas waktu pemaparan kebisingan tidak
boleh melebihi 8 jam per hari. Olen karena itu, pada
lingkungan kerja yang memniiki ingkat kebisingan
molobihi NAB harus dilakukan usaha pencagahan
teradinya gangguan pendengeran terhadap para
pekeria. Baik pekerja yang berhubungen langsung
dengan mesin maupun pekarja yang berada di
sekitar mesin.
Tingkat bising yang diterima operator berkisar
antara 84 dB(A) sampai 89 dB(A) pada putaran
mesin 7000 rpm, sedangkan pada kecepatan
putaran mesin 9000 rpm tingkat kebisingan berkisar
antara 87 dB(A) sempai 95dB(A).Tingkai kebisingan
in lebih rendah dari tingkat kebisingan dari sumber
bising atau mesinnya karena dipengaruhi oleh jarak
dari sumber bising ke telinga operator. Semakin
Jauh jarak dari sumber bising, maka kebisingan
yang dirasakan semakin rendah.
Tingkat kebisingan rata-rate yang diterima
operator pada kecepatan puter motor yang berbeda
masing-masing 86,71 dB(A) dan 90.09 10 6.05 4.42 55
9000 4.30 2.75 >10 8.33 0.75 29
Hesil data subyektif setelah menggunakan
‘mesin pemanen tebu, kedua petani memiliki tingkat
keletinan yang hampir sama. Keluhan dan campak
kebisingan yang rasakan petani adalah merasa
telinga berdengung dan susah berkonsentrasi.
‘Dampak getaran dari mesin membuat kedua petani
‘merasakan pegal-pegal pada punggung dan kram
pada tangan. Getaran yang dirasakan oleh petani
lebin berdampak pada rasa sakit pada punggung
dibandingkan tangan. Hal ini sesuai dengan hasil
analisis dampak getaran sebelumnya, bahwa
getaran pada dudukan engine yang berhubungan
dengan punggung lebih besar dibandingkan
getaran pada batang pengendali. Bantalan yang
terdapat pada punggung dapat meredam getaran
dari engine, tetapi berdasarkan hasil wawancara
getaran yang dirasakan atau diterima masih terialy
besar, Gelaran yang dirasakan pada batang
pengendali juga dirasakan masih terlalu besar.
Keletihan yang dirasakan oleh petani tidak hanya
disebabken oleh faktor kebisingan dan gelaran devi
mesin. Fakior lain dapat disebabkan oleh berat
atau massa mesin pemanen tersebut, panas yang
ditimbulkan dari engine, suhu lingkungan, lamanya
berdir, melakukan pekerjaan yang berulang, dan
bau bahan bakar yang mengganggu.
Pengencalian pada sumberya dapat dllakukan
dengan mengencangkan kembali sambungan
mosin dengan ducukannya agar gotaran dapat
edin teredam sebelum mencapai punggung
operator. Batalan punggung pada mesin sebaknya
menggunakan bantalan karet yang memiliki
tingket peredaman lebih tinggi Getaran yang
terjadi pada batang pengendali dapat dikurangi
dengan memasang bantalan karet pads batang.
Digunakan karet sebagai peredam getaran karena
karet berfungs! baik sebagai isolator getaran.
Pengendalian kebisingan dapat dilakukan dengan
‘mengurangikecepaian putar motor, tetapi kecepatan
putar motor masih dalam kisaran 7000 rpm hingga
9000 rpm Karena jika terlalu rendah pisau tidek
dapat berputar, Untuk menguranginya, dengan
mengubah-ubah kecepatan putar motor, misalnya
saat memotong dapat menggunaken kecepatan
tinggi tetepi saat tidak memotong kecepatan dapat
diturunkan
Pengendaiian depat juga dilakukan pada
penerima dengan menggunakan alat pelindung diri
(APD), sepert alat palindung telinga, sarung tangan,
‘masker, dan pakaian lengkap yang sesuai standar
untuk pekerjaan di lapang (baju lengen panjang,
sepatu, pelindung kepaia). Alat pelindung lain yang
dapat digunaken adalah rompi dengan ketebalan
tertentu. Penggunaan rompi ini dimaksudkan
untuk meredam getaran dan dapat mengurangi
efek panas dari mesin. Pengaturan jam kerja dan
pergantian juga dipertukan agar tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan.
Simpulan dan Saran
‘Simpulan
1. Sebaran tingkat kebisingan i lingkungan sekitar
mosin Saccof Harvester beroperasi berkisar
antara 61.27 dB(A)-89.98 dB(A).
Nilai percepatan getaran rata-rata pada dudukan
engine lebih besar dar nilai percepatan getaran
pada batang pengendall
Berdasarkan hasil analisis kebisingen dan
getaran mesin Saccof Harvester, batas waktu
aman penggunean selama 5.38 jam per hari
39