You are on page 1of 32
TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP APLIKASI KOMPUTER DAN INTERNET (Survey Terhadap Pengunjung Warung Internet di 14 Kota Wilayah Kerja BBPPKI Medan)" PUBLIC AWARENESS LEVEL OF COMPUTER AND INTERNET APPLICATIONS (Survey on Internet Cafes’ Visitors in 14 Work Area Cities of BBPPKI Medan) Oleh : Abdul Rahman Harahap Abstrak Masih rendahnya tingkat penguasaan Internet (Jnternet Literacy) dan menguasai informasi (information literacy) serta Pola pikir masyarakat yang menggangap kehadiran Internet masih sebatas media hiburan penyebab terjadinya kesenjangan digital (digital devide). Sejauh mana tingkat pemahaman masyarakat dalam mengaplikasikan komputer dan internet, serta apa kendala yang dihadapi dalam memahami dan mengaplikasikannya merupakan " permasalahan penelitian ini. Penelitian ini dilaksanakan di 14 kota wilayah kerja BBPPKI Medan, dengan jumlah responden 280 orang pengunjung warung internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebahagian besar responden memiliki pengenalan, penguasaan terhadap computer dan internet. Namun perangkat lunak sistem operasi (operating system) yang digunakan masih pada win 98, win Xp, win ME dan Win NT. Sedangkan Linux masih belum familier dikalangan masyarakat pengunjung warung internet. Dari perspektif sosial dan kebudayaan, internet sebagai introduksi salah satu jenis teknologi telah mendorong berlangsungnya pelbagai perubahan di masyarakat. e-commerce, atau cybersex, misalnya, adalah sebahagian contoh dari beberapa perubahan radikal dalam lingkup ekonomi dan sosial masyarakat. Intemet juga telah mendorong munculnya beberapa kecemasan baru di kalangan masyarakat uas, Kata Kunci : Pemahaman, masyarakat, aplikasi, komputer, internet. "Tela dipresentasikam pada acara seminar hasil penelitian tanggal 3 Desember 2009 di BBPPKI Medan 127 JPKP Voi.21. No.1, April 2010 : 127-158 Abstract The low level of mastery of the Internet (Internet Literacy) and control information (information literacy) and the mindset of the people who menggangap Internet presence is still limited to the cause of the entertainment media, the digital gap (digital divide). How far the level of public understanding in applying computers and internet, and what obstacles encountered in understanding and applying it is a problem of research. This research was conducted in 14 cities of Medan BBPPKI working area, with the number of visitors 280 respondents internet cafes. The results showed that the respondents have settled some recognition, mastery of computers and the Internet. However, operating system software (operating system) that is used is still on win 1998, Win XP, Win ME and Win NT. While Linux still not Samiliar visitors among the community of internet cafes. From the social and cultural perspective, the introduction of the Internet as one type of technology has encouraged the various changes taking place in Society. e-commerce, or cybersex, for example, was settled some examples of some radical changes in economic and social sphere of society. The Internet also has encouraged the emergence of some new anxieties among the public. Keywords: Comprehension, communities, applications, computers, internet. . Latar Belakang Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada era informasi ini sudah merupakan suatu keharusan, bila tidak ingin tertinggal dengan negara lain. Hal’ ini dipicu (driver) dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, yang terjadi sedemikian pesat sehingga data, informasi dan pengetahuan dapat diciptakan dengan teramat sangat cepat dan dapat disebarkan ke seluruh lapisan masyarakat di berbagai belahan di dunia dalam hitungan detik. Teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini tidak hanya merupakan faktor pendukung bagi pembangunan Indonesia’ dibidang 128 Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap Aplikasi Komputer Dan Internet (Abdul Rahman Harahap) “ politik, ekonomi, social budaya, hukum dan hankam akan tetapi sudah merupakan motor penggerak pembangunan. Dukungan keunggulan teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan suatu konvergensi antara telekomunikasi, media dan informatika (Telematika) telah meningkatkan kualitas kothunikasi dan informasi dalam menyediakan informasi yang mudah dan cepat bagi masyarakat secara merata, sehingga merupakan wahana dalam mentransfer pemikiran dan sudut pandang, gagasan, pengetahuan dan keterampilan untuk mampu meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi tantangan global. Peranan informasi dan komunikasi dalam mengatasi berbagai permasalahan nyata dewasa ini ( isu kemiskinan, separatisme, konflik vertikal dan horizontal dalam masyarakat, KKN, hukum dan HAM, antisipasi bencana alam) dengan memperhatikan arah perkembangan * peradaban pada masa yang akan datang, maka -inflementasi dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi kebutuhan dan bahkan dalam aspek tertentu menjadi katalisator seperti penerapan e-Government dan e-Procurement yang menjadi metode dalam upaya mengatasi sebagian isu KKN. Artinya pengembangan teknologi informasi Mdan komunikasi menjadi prioritas untuk menyiapkan Indonesia menghadapi masa depan dan sekaligus menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi berbagai permasalahian tersebut.(Renstra Depkominfo 2004-2009) Pendapat tentang perlunya meningkatkan ekses informasi dan komunikasi bagi negara-negara berkembang muncul dari berbagai pihak _termasuk institusi internasional, seperti Komisi Eropa dan UNESCO. Kedua institusi ini sepakat bahwa pada masyarakat yang lebih maju adalah masyarakat yang lebih instens dalam pemanfaatan teknologi informasi sehingga memiliki akses yang lebih besar terhadap informasi. . Tumbuhnya masyarakat informasi tidak terlepas dari adanya revolusi digital yang muncul pertengahan abat 20. Revolusi ini telah memberikan pengaruh yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat baik dilihat dari aspek sosial, budaya ,ekonomi dan politik. Tentang masyarakat informasi, Castels menyatakan: “ Masyarakat informasi adalah yang menciptakan, menggunakan, mengekploitasi informasi sebagai satu yang penting dalam kegiatan ekonomi, politik 129 JPKP VoL11. No.1. April 2010 : 127-158 dan budaya. Secara spesifik teknologi informasi pada masyarakat berada pada posisi sentral dalam kegiatan produksi, ekonomi dan kegiatan masyarakat secara luas. Kesenjangan digital (digital devide) telah memisahkan banyak orang yang terhubung pada revolusi digital dalam ICT dengan orang- orang yang tidak memiliki akses pada teknologi baru ini. “ Terminologi dari digital devide merujuk kepada adanya jurang pemisah antara masyarakat yang mengakses teknologi informasi digital secara efektif dengan yang tidak mengakses: sama sekali. Pada umumnya mencakup dua hal, yaitu mengakses teknologi secara fisik dan secara luas kemampuan dan ketersediaan sumber daya yang tersedia untuk digunakan”.: Dalam mengatasi kesenjangan digital, pada awal abad ini UNESCO telah melaksanakan dua kali pertemuan internasional yaita Word Summit On the Information Society (WSIS), di Jenewa pada tahun 2003 dan di Tunisia tahun 2005. Pada 2003 para pemimpin dunia yang hadir saat-itu mendeklarasikan tekat bersama dalam mengurangi kesenjangan digital ini, antara lain berbunyi: “ Kita juga menyadari bahwa manfaat dari revolusi teknologi informasi pada saat ini telah terdistribusi tidak merata antara negara-negara maju dan negara-negara' berkembang serta lingkungan masyarakat. Kita berkomitmen sepenuhnya untuk mengubah kesenjangan. digital ini menjadi satu peluang digital untuk semua orang khususnya bagi mereka yang beresiko tertinggal dan semakin terpinggirkan”. Pada WSIS kedua di Tunisia tahun 2005 disepakati satu deklarasi yang cukup progresif yang merupakan Plan of Action- dari UNESCO, yaitu bahwa pada tahun 2015 sebanyak 50 Persen dati wilayah diberbagai negara sudah terjangkau jaringan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi. (http://www.postel.go.id ) Bagi Indonesia berarti bahwa pada tahun 2015 sebesar 50 Persen dari penduduk Indonesia sudah masuk ke masyarakat informasi global (Global information Society). Dalam mengembangkan masyarakat Informasi di Indonesia, peran pemerintah masih tampak menonjol, pemerintah tidak hanya sebagai regulator tetapi juga sebagai operator. Upaya pemerintah ini tidak terlepas dari proses globalisasi yang sedang berlangsung, yang oleh berbagai pihak dinilai telah menciptakan ketidakadilan, “ Ketidak seimbangan ini tentu saj4 akan 130 Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap Aplikasi Kompuier Dan Internet (Abdul Rahman Harahap) menyebabkan pengkutuban dntara segelintir negara dan kelompok- kelompok yang memperoleh keuntungan, dan negara-negara maupun yang kalah atau termarjinalisasikan. Sampai saat ini posisi Indonesia di kancah internasional dalam hal inflementasi Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) tergolong masih rendah. Data terakhir dari ITU. menunjukkan bahwa tingkat ICT-Literacy penduduk Indonesia saat ini berada pada urutan ke 51 pada kategori Medium Access, dan pada urutan. 116 dari 178 negara yang di indeks oleh International Comunication Union. (ITU). Dengan indeks skor 0,34, Indonesia sejajar dengan Gabon, diatas Maroko dan dibawah Mongolia. Dibanding dengan negara-negara ASEAN Indonesia berada jauh dibawah Singapura dan Malaysia, ‘bahkan ‘Vietnam yang semuanya juga masuk kedalam Kategori Upper Access. Sementara itu APJII mencatat bahwa’ sampai dengan tahun 2006 pengguna Internet di Indonesia baru mencapai 20 juta orang atau sekitar 8 persen dari jumlah penduduk, walaupun terjadi peningkatan dibanding tahun 2002 yang baru berjumlah 4,5 juta orang ‘Walaupun pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam pengembangan TIK namun di Indonesia TIK belum berkembang secara signifikan. Banyak hal yang diperkirakan menyebabkan lambatnya perkembangan TIK dimaksud, misalnya tingkat perkembangan ekonomi yang belum mendukung, masih relative tingginya masyarakat yang tinggal di pedesaan dengan berbagai persoalan yang dihadapi, seperti tendahnya — tingkat pendidikan, rendahnya akses informasi dan lemahnya tingkat- ekonomi masyarakat serta _rendahnya tingkat pemahaman . masyarakat mengakses /menguasai komputer (computer literacy), menguasai . internet (Internet Literacy) dan menguasai informasi (information literacy). Pentingnya kajian dan pengembangan terhadap TIK di Indonesia terutama adalah untuk. mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dalam penerapan TIK khususnya dalam inflementasi Plan of Action, WSIS, dalam rangka mencapai target 50 persen penduduk sudah terakses kedalam TIK pada tahun 2015. Oleh Karena itu dibutuhkan kemampuan, keterampilan dan pemahaman mengaplikasikan teknologi informasi komunikasi yang demikian pesat perkembangannya agar dapat berinteraksi dengan 13 JIPKP VoLtl. No.1. April 2010 ; 127 ~ 158 masyarakat luar terutama agar dapat menerima informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri agar dapat meningkatkan Pengetahuan yang bermuara pada peningkatan tarap hidupnya. Oleh sebab itu perlu- diteliti “ Pemahaman Masyarakat Terhadap Aplikasi Komputer dan Internet “, kebijakan dan program kegiatan apa yang sangat dibutuhkan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan aplikasi internet serta hambatan dan permasalahan yang menjadi kendala bagi masyarakat dalam memahami dan mengaplikasikan internet. Identifikasi Masalah Adapun permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Kesenjangan digital (digital devide) telah memisahkan banyak orang yang terhubung pada revolusi digital dalam TIK dengan orang-orang yang tidak memiliki akses terhadap aplikasi komputer dan internet, 2. Walaupun pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam pengembangan TIK-namun di Indonesia TIK belum berkembang secara signifikan : 3. Masih rendahnya tingkat mengakses /menguasai komputer {computer literacy) menguasai Internet (Internet Literacy) dan menguasai informasi (information literacy) _dikalangan Masyarakat. 4. Pola pikir masyarakat yang menggangap kehadiran Internet masih sebatas media hiburan. Perumusan Masalah Adapun permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1, Sejauhmana pemahaman masyarakat pengunjung ‘warung internet tethadap aplikasi komputer dan internet di 28 Warung internet pada 14 kabupaten/Kota wilayah kerja BPPI Medan. 2. Hambatan-hambatan dan_ permasalahan apa yang menjadi kendala bagi masyarakat dalam memahami dan mengaplikasikan komputer dan Internet?. 132 3 Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap Aplikasi Komputer Dan Internet (Abdul Rahman Harahap) . Kebijakan dan Program kegiatan apa yang dibutuhkan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan aplikasi internet ? Tujuan Penelitian 1. 2. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk : Mengetahui tingkat pemahaman masyarakat terhadap penggunaan komputer dan internet. Mengetahui faktor-faktor. penghambat yang dihadapi masyarakat dalam memahami penggunaan komputer’ dan intemet. - Sebagai bahan informasi dalam merumuskan kebijakan dan program kegiatan yang dibutuhkan masyarakat dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan penggunaan komputer dan internet. Manfaat Penelitian 1 Adapun manfaat penelitian ini-adalah : Dapat mengetahui bagaimana gambaran tentang tingkat pemahaman masyarakat pengunjung warung internet tethadap aplikasi Komputer dan internet . Dapat menjadi bahan masukan bagi instansi terkait mengenai hambatan dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat dalam upaya memahami dan mengaplikasikan internet - Dapat. menjadi salah satu referensi dalam membuat konsep kebijakan dan program kegiatan untuk peningkatan pemabaman dan keterampilan masyarakat dalam mengaplikasikan komputer dan internet, Kerangka Teori Secara umum untuk menggambarkan kondisi Sumber daya Manusia (SDM) di bidang telematika dapat diketahui dati tingkat kesadaran, pemahaman dan pendayagunaan ICT yang disebut e- literacy. Literacy dalam kamus bahasa Inggris, diartikan sebagai “the ability to read and write” atau kemampuan untuk membaca dan 133 JPKP Vol.i1. No.1. April 2010 : 127-158 menulis. Dalam bahasa Indonesia bisa disebut dengan kata ‘melek’. Secara sederhana literasi adalah’ kemampuan membaca dan menulis atau melek aksara. Dalam konteks sekarang, literasi memiliki arti yang sangat luas. Literasi bisa berarti melek teknologi politik, berpikiran kritis, dan peka terhadap lingkungan sekitar. Kirsch dan Jungeblut dalam buku Literacy Profiles of America’s. young adults mendefinisikan literasi kontemporer sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan “ informasi tertulis atau cetak untuk mengembangkan pengetahuan sehingga mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Lebih jauh, seorang baru bisa. dikatakan literat jika ia sudah bisa memahami sesuatu karena membaca dan melakukan sesuatu berdasarkan pemahaman bacaannya. Wagner (2000) menegaskan bahwa tingkat literasi yang rendah berkaitan erat dengan tingginya tingkat drop-out sekolah, kemiskinan, dan pengangguran. Ketiga kriteria tersebut adalah sebagian dari indikator rendahnya Indeks Pembangunan Manusia. Menciptakan generasi literat merupakan jembatan menuju masyarakat makmur yang kritis dan peduli. Kritis terhadap segala informasi yang diterima sehingga tidak bereaksi secara emosional dan peduli terhadap Jingkungan sekitar. Penciptaan generasi yang literat, saat ini mencakup berbagai bidang kehidupan diantaranya literasi membaca, literasi politik, literasi pengetahuan, literasi gender dan berbagai literasi lainnya. Persamaan diantara berbagai konsep literasi adalah penciptaan masyarakat yang memiliki kebebasan akses informasi dan cerdas menggunakan informasi yang dimilikinya. Kerangka Berpikir . Dalam bidang yang terkait.dengan TIK / ICT, ada ‘beberapa jenis literacy atau kadar melek seseorang, yaitu melek informasi, melek komputer, melek internet, melek teknologi. Sebagai hulu dari semua ‘melek’ tersebut adalah melek informasi. E-literacy, dapat dilihat dari gambaran kemampuan akses masyarakat terhadap informasi melalui internet yang didukung oleh keunggulan teknologi- informasi dan komunikasi. 134 Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap Aplikasi Komputer Dan Internet (Abdul Rahman Harahap) Secara teoritis, untuk sampai ke tingkat ICT- Literacy ada empat tahap yang harus dilalui, yaitu : 1)Information Literacy, 2)Computer Literacy, 3) Digital Literacy, dan 4) Internet Literacy ( sumber : Ministry of Communication and Information Technology, Version 1,0 : Desember 2006). Secara jelas diuraikan bahwa : 1) Information literacy adalah + kemampuan mengakses, mengevaluasi dan menggunakan informasi dan berbagai bentuk, seperti buku, surat kabar, video, CD-Rom atau Web. 2) Computer literacy adalah kemampuan menggunakan computer untuk memenuhi kebutuban petibadi ataupun suatu instansi. 3) Digital Literacy adalah kemampuan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber ketika disajikan melalui alat — alat teknologi digital.” 4) Internet literacy adalah kemampuan menggunakan pengetahuan teoritis dan praktis mengenai- intemet sebagai suatu media komunikasi dan informasi bagi manusia yang memerlukannya, Dengan demikian ICT — Literacy adalah suatu kombinasi dari kemampuan intelektual dan konsep fundamental, serta keterampilan kontemporer yang harus. dimiliki seseorang untuk belajar menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif. Untuk menggambarkan kondisi Sumber daya Manusia (SDM) dalam bidang pengusaan teknologi informasi dan komunikasi dapat diketahui dari tingkat kesadaran, pemahaman dan pendayagunaan ICT yang disebut e-literacy, Gambaran e-literacy secara konseptual dapat dikategorikan dalam enam kategori, berdasarkan’ konsep atau teori Personal- Capability Maturity Model (P-CMM). . Menurut teori ini, level e-literacy seseorang dapat digambarkan seperti berikut : Level 0 | seorang individu sama sekali tidak tahu dan tidak peduli akan ntingnya informasi dan teknologi untuk kehidupan sehari-hari; Level 1 | jika seorang individu pernah memiliki pengalaman satu dua kali dimana informasi merupakan sebuah komponen penting untuk capaian keinginan dan pemecahan masalah, dan_telah | 135 JPKP Vol.11, No.1. April 2010 : 127-158 melibatkan teknologi informasi maupun komunikasi untuk mencarinya; Level 2 | jika seorang individu telah berkali-kali menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu aktivitasnya sehari- hari dan telah memiliki pola keberulangan dalam penggunaannya; Level 3 | jika seorang individu ‘telah memiliki standar penguasaan dan pemahaman terhadap informasi maupun teknologi yang diperlukannya, dan secara konsisten mempergunakan standar tersebut sebagai acuan penyelénggaraan aktivitasnya sehari-hari; Level 4 | jika seorang individu telah sanggup meningkatkan secara signifikan (dapat dinyatakan secara kuantitatif) kinerja aktivitas kehidupannya sehari-hari melalui pemanfaatan informasi dan teknologi; | Level 5 | jika seorang individu telah menganggap informasi dan teknologi sebagai bagian tidak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari, dan secara langsung maupun tidak langsung telah mewarnai perilaku dan budaya hidupnya (bagian dari information society atau manusia berbudaya informasi). Selanjutnya model yang dapat juga dijadikan acuan adalah adalah Model Uses and gratification. Model ini meneliti asal muka kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber Jain (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Uses and Gratifications model memusatkan perhatian pada kegunaan isi media untuk memperoich gratifikasi ataa pemenuhan kebutuhan. McQuail (pada Betty-Soemirat, dalam Karlinah, dkk. 1999) Model Uses and Gratifications memakai pendekatan penggunaan dan gtafikasi adalah : individu tertentu, seperti halnya sebagian besar manusia mempunyai kebutuhan dasar untuk mengadakan interaksi sosial. Dari pengalamannya, individu ini berharap bahwa konsumsi atau pengunaan media massa tertentu akan memenuhi sebagian kebetuhannya. Hal ini menuntun pada kegiatan penggunaan internet, apakah berinteraksi dengan dunia luar dengan penggunaan e mail atau pun Chatting, membuka situs-situs yang berhubungan dengan kebutuhannya, membaca content website dan sebagainya. Dalam beberapa kasus, kegiatan ini menghasilkan gratifikasi kebutuhan, tetapi 136 Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap Aplikasi Komputer Dan Internet (Abdul Rahman Harahap) dapat pula menimbulkan ketergantungan dan perubahan kebiasaan dan ini merupakan efek dari penggunaan intemet pada individu itu. Kemudian teori perbedaan individu yang diketengahkan oleh Melvin D. Fleur bahwa individu-individu sebagai anggota khalayak merupakan sasaran media massa secara selektif, individu akan menaruh perhatian pada pesan-pesan yang diterimanya terutama jika berkaitan dengan kepentingannya, individu konsisten dengan sikap- sikapnya, sesuai dengan kepercayaannya yang didukung oleh nilai- nilainya. Tanggapan terhadap pesan yang diterima oleh individu, diubah oleh tatanan psikologisnya, Teori ini menjelaskan, bahwa efek media massa pada khalayak tidak seragam, melainkan beragam disebabkan secara individual berbeda satu sama Jain dalam struktur kejiwaannya. Menurut teori ini khalayak amat bervariasi dalam organisasi psikologisnya secara pribadi. Dimana variasi dimulai dari perbedaan Keperibadian, sikap, norma, nilai, teori, peranan, persepektif, persepsi, interaksi dan struktur jiwa. Oleh karena terdapat perbedaan individual pada setiap pribadi maka secara alamiah dapat diduga akan muncul efek yang bervariasi sesuai dengan perbedaan individu itu. Metode Penelitian 1, Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Lokasi penelitian ini adalah 14 kota pada wilayah kerja balai pengkajian dan pengembangan Informasi Medan yang terpilih secara purposive. Ke-14 kota ini dipilih karena menurut hemat penulis bahwa daerah ini adalah daerah tergolong maju terhadap perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (internet) dibandingkan dengan daerah lainnya pada wilayah kerja BPPI wilayah I Medan. Selanjutnya pemilihan Warung Internet (secara Purposive) dipilih 1 warung internet yang berlokasi di inti kota dan 1 warung internet (warnet) yang berlokasi dipinggiran kota daerah penelitian. Hal ini dilakukan dengan asumsi akan terjaring pengunjung warnet dengan mobolitas ekonomi tinggi untuk inti kota dan mobilitas ekonomi rendah untuk pinggiran kota. 137 JPKP Vol.11. No.1. April 2010 : 127-158 2. 3. Disain Penelitian . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif Analitis. Menurut Rakhmat (2000: 24), metode deskriptif adalah metode yang hanya memaparkan situasi dan peristiwa apa adanya, tanpa mencari dan menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa atau membuat pradiksi. Tegasnya , penelitian deskriptif hanya memberi gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, Selanjutnya dalam menentukan teknik penarikan sampel di lapangan, peneliti menggunakan penarikan secara non probability sampling, yaitu secara purporsive sampling (sampel bertujuan). Populasi dan Sample a Populasi Populasi penelitian ini. adalah masyarakat pengunjung warnet selama bulan Oktober 2007 pada 28 warnet yang dipilih dari 14 kota di wilayah kerja BPP] Wilayah I Medan sebanyak 68.645 orang. Adapun ke-empat belas kota tersebut masing-masing bersama 2 warung internet yang dipilih adalah sebagai berikut TABEL | NAMA KOTA DAN WARNET SERTA JUMLAH PENGUNJUNG PADA BULAN OKTOBER 2007 NO JLH NAMA KOTA NAMA WARNET PENGUNJUNG OKTOBER 2007 BANDA ACEH Jambu Net 2.715 _° Speed ++ Net. 1.270 MEDAN Drag Net 11,800 Gemini Net 3.000 LUBUK PAKAM Dimensi Internet _| 4.500 Jimmy Net 3.200 138 Tingkat Pemakaman Masyarakat Terhadap Aplikasi Komputer Dan Internet (Abdul Rahman Harahap) 4 KABANJAHE Perimsa warnet 2.250 Tenan Kata | 3.000 Warnet 5 PEMATANG Warnet Poltak 3.100 SIANTAR Cyber Net 2.700 6 KISARAN Bima Net 3.020 Planet Net 905 7 RANTAU PRAPAT Warnet SMK I 3.250 Dharma Net 1.230 8 PADANG Dano Marsabut 1.200 . SIDEMPUAN Warung-Infokom | 900 9 | PADANG Kharisma Net 2.200 Malpindo Net 1.560 10 | BUKIT TINGGI Tuiji Net 1.600 Melka Net 1.325 11 | BATAM Warnet Clasia 2.400 Lesehan Net 1.500 12 | PEKANBARU Lingga Net 2.500 Graha Net 2.100 13 | BENGKALIS Vista Net 1.970 Kuantum Net 1,350 14 | LHOKSEUMAWE Lacak Com 1.200 Enjoy Net 900 Jumlah..... aves 68.645 orang Sumber data fasil observasi oktober 2007 b. Sampel Penentuan besaran sampel dari populasi tersebut ditetapkan dengan menggunakan rumus Taro Yamane yaitu: n=—S__ Nd? 41 139 JPKP VoL I. No.1. April 2010 : 127-158 Dimana: 1 ukuran N- ukuran d tingkat Won 68.645 sampel populasi kesalahan 2 68.645(6%) +1 na 88.645 68.645x0.0036+1 __ 68.645 n= 248,12 > n=276 66 => 277 orang Batas kesalahan yang ditolerir ini bagi setiap populasi tidak sama . Ada yang 1%, 2%,3%,4%5% atau 10% (umar, 2002 dalam Kriyantono, 2007) Untuk penelitian ini maka peneliti memutuskan untuk mengambil 280 orang sampel. Dimana untuk masing- masing warung internet ditetapkan 10 orang responden ( quota sampling). Dengan pecahan sample seperti pada table berikut : TABEL 2 NAMA KOTA DAN WARNET SERTA PENETAPAN JUMLAH SAMPEL Sh NAMA KOTA NAMA WARNET Responden BANDA ACEH Jambu Net 10 Speed ++ Net. 10 MEDAN Drag Net 10 Gemini Net 10 140 Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap Aplikasi Komputer Dan Internet (Abdul Rahman Harahap} 3. LUBUK PAKAM Dimensi Internet 10 : Jimmy Net 10 4 KABANJAHE Perimsa warnet 10 Tenan Kata Warnet 10 5 PEMATANG SIANTAR | Warnet Poltak 10 Cyber Net 10 6 KISARAN Bima Net 10 Planet Net 10 7 RANTAU PRAPAT Warnet SMK I 10 Dharma Net 10 8 | BADANG SIDEMPUAN | Dano Marsabut 10 Warung-Infokom 10 9 PADANG Kharisma Net 10 Malpindo Net 10 10 | BUKIT TINGGI Tuiji Net 10 _| Melka Net 10 Tl BATAM Warnet Clasia 10 Lesehan Net 10 12 | PEKANBARU Lingga Net 10 Graha Net 10 13 | BENGKALIS Vista Net 10 Kuantum 10 14 | LHOKSEUMAWE Lacak Com 10. Enjoy Net 10 Total Sampel_. 280 Selanjutnya untuk memilih responden dalam -penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Accidental Sampling (sampel kebetulan) terhadap pengunjung Warnet yang telah ditentukan diatas sampai memenuhi quota yang telah ditetapkan 141 JPKP Vol.11, No.1. April 2010 : 127-158 Perancangan Alat Ukur dan Analisis No | Dimensi Indikator penelitian Skala Analisis I Anteseden Usia, —jenis_~—kelamin, | Nominal | Statistik (sosiodemografis pendidikan, pekerjaan Univariat dan psikologis ) pendapatan, minat akan (fdan %) internet 2 Latarbelakang Frekwensi © menggunakan | Ordinal Statistik pengalaman internet, Intensitas, lamanya | Nominal univariat masyarakat waktu meng-gunakan (Fdan %), internet, jenis pesan yang diakses, nilai-nilai_ yang terbentuk, kepercayaan terhadap internet, sikap individu terhadap internet internet sbg kebutuhan. 3 | Pemahaman Aplikasi | kemampuan — mengakses, TIK mengevaluasi dan -Information literacy | menggunakan informasi dan (Kemampuan Akses | berbagai bentuk, (Content) Informasi) CD-Rom atau Web. -Computer literacy kemampuan menggunakan | Ordinal Statistik (Kemampuan computer untuk memenuhi univariat Menggunakan kebutuhan peribadi ataupun (fdan %), Komputer) suatu instansi. -Digital Literacy kemampuan memahami dan (Kemampuan menggunakan informasi dari Memahami) berbagai sumber _ketika disajikan melalui alat teknologi digital. -Internet literacy kemampuan menggunakan (Kemampuan pengetahuan teoritis dan Internet) praktis mengenai internet sebagai suatu media komunikasi dan informasi bagi manusia yang memerlukannya. : 4 Efek dari | Efek kognitif afektif, dan | Ordinal Statistik pemahaman internet | behavioral univariat (fdan %), 142 Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap Aplikasi Komputer Dan Internet (Abdul Rakian Harahap) Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah abstraksi miengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karekteristik kejadian ke dalam kelompok atau individu tersebut (Singarimbun, 1998:24), Berdasarkan kerangka teoritis di atas, adapun konsep-konsep dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi beberapa variabel, yaitu : 1. Variabel Anteseden. Variabel anteseden ini terdiri dari data sosiodemografis dan psikologis masyarakat. 2. Variabel Melek (literacy) * Information literacy adalah kemampuan mengakses, mengevaluasi dan menggunakan informasi dan berbagai bentuk, seperti buku, surat kabar, video, CD-Rom atau Web. ¢ Computer literacy adalah kemampuan menggunakan computer untuk memenuhi kebutuhan peribadi ataupun suatu instansi. © Digital Literacy adalah kemampuan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber ketika - disajikan melalui alat — alat teknologi digital. © Internet literacy adalah kemampuan menggunakan pengetahuan teoritis dan praktis mengenai internet sebagai suatu media komunikasi dan informasi bagi manusia yang memerlukannya. 3. Variabel Media Variabel media adalah sejauhmana terpaan media intemet terhadap kebutuhan dan .kepuasan oleh individu dalam masyarakat. Adapun yang termasuk ke dalamnya adalah keuntungan relatif, kesesuaian; mampu digunakan, dan mampu | dilihat hasilnya. 4. Variabel Efek : Maksudnya adalah sejauhmana tingkat Pemahaman individu dalam masyarakat dalam menggunakan internet. 143 JPKP Voll. No.1. April 2010 : 127-158 Model Teoritis Varinbel Anteseden _, ~ Sosiodemografis & Psikologis Minat dan motivasi Operasionalisasi Variabel Variabel Literacy _» Variabel Media _,, Yarlabel efek = Dimensi ‘Terpaan komputer Efek kemampuan, & intemet Kognitif, Pemahaman terhadap apektif dan tethadap Komputer kebutufian dan Behavioral & intemat kepuasan Berdasarkan variabel-variabel konsep dan model teoritis di atas , adapun operasionalisasi variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: Variabel Konsep Variabel Operasional Variabel Anteseden 1.Usia (Sosiodemografis 2.Jenis kelamin dan psikografis) 3.Pendidikan 4,Pekerjaan 5.Pendapatan 6,Minat terhadap internet 1. Information literacy Variabel Melek (Literacy) a. kemampuan mengakses internet b, mengevaluasi, menggunakan informasi berbagai bentuk : referensi, berita, content internet c. Lamanya waktu menggunakan internet d. Jenis pesan yang diakses 2. Computer literacy a. kemampuan menggunakan computer b. untuk kebutuhan pribadi atau instansi 3. Digital literacy a. kemampuan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber 4.Internet literacy kemampuan menggunakan internet sbg, kebutuhan media komunikasi dan informasi Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap Aplikasi Komputer Dan Internet (Abdul Rahman Harahap) Temuan dan Pembahasan a Aspek Sosiodemokrafis dan psikografis Usia Responden Berdasarkan data yang diperoleh bahwa dapat dilihat 39,6% masih berusia antara 15-19 tahun. Untuk usia masyarakat 20-25 tahun berjumlah 34,7%. Sedangkan 40 tahun keatas dijawab 1,9% Jenis Kelamin Responden 57% masyarakat yang menjawab berjenis kelamin pria. Sedangkan yang berjenis kelamin wanita berjumlah 43%. Status Perkawinan Masyarakat yang menjawab status perkawinan tidak menikah berjumlah 70.2% Sedangkan yang menjawab status perkawinan sudah menikah berjumlah 20,8%. Sedangkan untuk janda masyarakat menjawab status perkawinan janda berjumlah 5,7%. Dan masyarakat yang menjawab status perkawinan duda berjumlah 3,4%. Tingkat Pendidikan Akhir. Masyarakat yang menjawab tingkat pendidikan akhirnya adalah tamat SMU. (sederajat) berjumiah’ 47,9%. Sedangkan tingkat pendidikan akhimya adalah tamat Diploma (L,I) berjumlah 18,1%. Sedangkan 0,4% masyatakat menjawab tingkat pendidikan akhirnya adalah tamat $3 . Pekerjaan Mayoritas pekerjaan masyarakat adalah pelajar/mahasiswa dengan 42,6%. Pekerjaan berwiraswasta yang dijawab oleh masyarakat berjumlah 21,9%. Untuk pekerjaan karyawan swasta masyarakat menjawab 17,4%. Sedangkan untuk pekerjaan masyarakat - pensiunan, akademisi masyarakat hanya menjawab 0,4%. 145 JPKP VolI1. No.1. Aprit 2010 : 127-158 b. 146 Pemahaman Masyarakat Terhadap Aplikasi Internet Saat Ini Ada 15 hal penting yang menjadi sorotan untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap aplikasi internet saat ini, yaitu: 1 mn ayy 30. 90 10. 12. 13. 14. 15. Pengenalan masyarakat terhadap perangkat keras (hardware) yang terdiri dari pengenalan perangkat input, perangkat output serta scanner gambar dan webcam. Pengenalan masyarakat terhadap perangkat lunak internet yang terdiri dari microsoft internet explorer, mozila fire fox, internet mail/outlook express. Lama mengenal internet. Asal mula masyarakat belajar internet. Manfaat internet yang paling dirasakan. ‘Yang mendorong masyarakat dalam menggunakan internet Frekuensi masyarakat dalam mengakses internet selamaseminggu © Lokasi mengakses internet. Fasilitas yang digunakan masyarakat untuk mengakses internet. Kegiatan yang dilakukan masyarakat melalui internet. Informasi yang dicari masyarakat melalui internet. Program aplikasi yang digunakan masyarakat untuk kegiatan chating Aplikasi browser yang digunakan masyarakat. Situs yang digunakan masyarakat untuk kegiatan browsing (pencarian data). Situs yang digunakan masyarakat untuk memperoleh informasi atau berita. Untuk perangkat keras input yang terdiri dari key board, mouse, trackball dan gamepad, sebanyak 30,9% masyarakat sangat mengenalnya dan 49,1% mengenal input. Sedangkan 16,2% kurang mengenal, dan hanya 3,8% Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap Aplikasi Komputer Dan Internet (Abdul Rahman Harahap) yang tidak mengenal. Jika dilihat.persentase masyarakat yang sangat mengenal dan mengenal input memiliki jumlah lebih besar dari yang kurang mengenal dan tidak mengenal sama sekali, maka hal ini sangat wajar karena perangkat input yang dimaksud sering digunakan atau dilihat sehari- hari oleh masyarakat pengguna internet maupun keseharian dalam bekerja dan belajar. Perangkat keras output yang terdiri dari printer, speaker dan networking (jaringan) sangat dikenal oleh 30,9% masyarakat dan yang mengenal sebanyak 42,3%. Masyarakat yang kurang mengenal. output sebanyak 20,4% dan 6,4% tidak mengenal sama sekali. Jika dilihat lebih jauh, maka perangkat output tidak berbeda jauh pengenalannya oleh masyarakat yang juga mengenal input. Perangkat output bisa dikatakan sebagai pelengkap input. Scanner gambar dan webcam merupakan salah satu poin favorit bagi pengguna internet. Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa 40% masyarakat mengenal scanner gambar dan webcam, sebanyak 26% sangat mengenal. Yang kurang mengenal berjumlah 26;8%. Sedangkan 7,2% masyarakat tidak mengenal scanner gambar dan webcam. Umumnya fasilitas scanner gambar dan webcam telah banyak disediakan oleh warung internet (warnet) sebagai salah satu daya tarik untuk menambah pengunjung, sehingga bagi masyarakat yang tidak memiliki fasilitas tersebut di rumah atau yang sama sekali rumahnya tidak memiliki fasilitas internet dapat menggunakan scanner gambar dan webcam di warnet. Microsoft internet explorer sangat dikenal oleh 21,9% masyarakat dan yang mengenal -sebanyak 47,9%. Yang kurang mengenal berjumlah 12,5% serta 17,7% tidak mengenal. Bagi para pengguna awal internet, perangkat Microsoft internet explorer merupakan hal yang wajib digunakan sebagai jalur untuk masuk kedalam tahapan Tanjutan. 147 JPKP Voli. No.1. April 2010 : 127~ 158 Perangkat Intemet Mozzila Firefox sangat dikenal oleh 34% masyarakat dan 44,9% mengenal perangkat tersebut. Sedangkan 15,1% kurang mengenalnya dan hanya 6% tidak mengenal perangkat internet Mozzila Firefox. Penggunaan perangkat internet Mozilla Firefox sangat mempermudah para pengguna internet dalam membuka berbagai macam situs dengan waktu yang relative lebih cepat. Dalam hal perangkat internet mail/outlook express sebanyak 29,1% masyarakat sangat mengenalnya, 44,5% mengenal. Sedangkan 20% masyarakat kurang mengenal Perangkat internet mail/outlook express dan 6,4% tidak mengenal sama sekali. Sebagai salah satu perangkat yang sangat digemari, internet mail/outlook express lebih mempercepat pengguna internet untuk mengakses situs yang sudah disimpan sebelumnya. Sebanyak 15,8% masyarakat mengenal internet kurang dari 1 tahun, 33,6% mengenalnya 2 sampai dengan 3 tahun. Sedangkan yang mengenal internet 3 sampai dengan 4 tahun adalah 23% dan yang mengenal internet lebih dari 5 tahun berjumlah 7,2%. Dari data tersebut ternyata waktu 2 sampai dengan 3 tahun memberikan pendalaman masyarakat untuk lebih memahami internet. Dalam hal belajar internet, masyarakat yang langsung mencoba sebanyak 24,2% Sedangkan belajar dari teman berjumlah 25,7% . Bagi yang belajar dari sekolah berjumiah 19,2% dan 18,5% masyarakat memilih belajar internet dari kursus. Sedangkan yang belajar dari pelatihan hanya berjumlah 1,5%. Artinya belajar internet dari teman dan mencoba langsung lebih dikedepankan masyarakat untuk dapat belajar internet. Sebanyak 27,2% masyarakat menggunakan internet sebagai hiburan, 25,7% mencari informasi yang dibutuhkan. Sedangkan 16,6% memanfaatkannya sebagai alat komunikasi dan 20% masyarakat menggunakannya untuk menambah wawasan, serta 10,6% membantu 148 Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap Aplikasi Komputer Dan Internet (Abdul Rahman Harahap) pekerjaan mereka, Perbedaan yang tidak terlalu mencolok dalam hal penggunaan internet menggambarkan bahwa saat ini internet telah dianggap penting untuk membantu berbagai kegiatan masyarakat. Kemudahan untuk berkomunikasi sangat mendorong 42,3 % masyarakat untuk menggunakan internet, Mengikuti perkembangan zaman adalah alasan sebanyak 53,2% masyarakat dalam melakukan penggunaan internet dan 44,5% tuntutan pekerjaan. Di era perkembangan teknologi ternyata sangat memacu masyarakat untuk lebih mengenal internet agar dapat mengikuti perkembangan zaman. Dalam waktu penggunaan internet, 8,3% masyarakat menggunakannya kurang dari 1 jam/minggu Kemudian 46,8% mengakses internet diantara 5 sampai dengan 8 jam/minggu. Lebih dari 8 jam diakses oleh 34,3% masyarakat dan sebanyak 10.6% hanya mengakses internet 1 sampai dengan 4 jam/minggu. Artinya masyarakat membutuhkan waktu yang bisa dikatakan cukup panjang untuk mengakses intemet sebagai hiburan, mencari informasi yang dibutuhkan, sebagai alat komumnikasi, menambah wawasan, serta membantu pekerjaan mereka. Kantor menjadi tempat dimana masyarakat sangat sering mengakses intemet dengan jumlah sebanyak 31,7%. Sedangkan 61,1% masyarakat tidak pernah mengakses internet di rumah teman, tetangga/saudara. Hanya 10,2% masyarakat sangat sering menggunakan kampus/sekolah/perpustakaan untuk mengakses internet dan yang sering sebanyak 16,6%. Dalam penggunaan internet di warnet, 20,4% sangat sering dan 25,3% sering menggunakannya. Sedangkan penggunaan dirumah sering digunakan oleh 21,9% masyarakat. Lembaga pendidikan sebagai salah satu tempat yang seharusnya mempermudah masyarakat untuk memgakses internet justru persentasenya bisa dibilang rendah. Sebanyak 24,2% masyarakat sangat sering menggunakan laptop/notebook untuk mengakses internet 149 JPKP Vok.11. No.1. April 2010 : 127-158 dan jumlah yang sering menggunakannya sebanyak 30,6%. Fasilitas ponsel. untuk mengakses internet hanya digunakan oleh 7,2% masyarakat. Mengakses internet melalui ponsel belum menjadi pilihan utama masyarakat karena tidak semua ponsel memiliki fasilitas untuk mengakses internet. Untuk melakukan kegitan pembukaan elektronik mail (e-mail) di internet, sebanyak 34% masyarakat sering menggunakannya dan yang sangat sering sebanyak 14,3%. Sebanyak 40,8% masyarakat sering melakukan chating (komunikasi secara instant melalui internet) pada saat mengakses internet, sedangkan 36,2% untuk mengakses informasi. Melakukan kegiatan mengakses Jowongan pekerjaan di internet dilakukan oleh 28,7% masyarakat. Game on line hanya 7,2% masyarakat yang sering menggunakannya. Melakukan chating menempati posisi yang cukup tinggi dalam kegiatan masyarakat mengakses internet, belum lagi ditambah 24,9% yang sangat sering melakukannya. Penggunaan fasilitas chating hampir selalu dibuka dalam kegiatan mengakses internet. Data tentang pendidikan sering dicari 42,3% masyarakat melalui internet, tentang kesehatan 34,3%. Data tentang ekonomi hanya 7,6% masyarakat yang sangat sering mencarinya, Temuan penelitian menemukan bahwa_ data tentang pendidikan paling sering diakses terutama bagi masyatakat yang ingin mencari jalur pendidikan yang lebih tinggi baik di dalam maupun luar negeri, karena saat ini sudah banyak institusi pendidikan yang memiliki web site sendiri bahkan banyak perguruan tinggi yang sudah menerapkan sistem on line bagi mahasiswanya yang ingin melihat perkembangan terakhir nilainya. Untuk kegiatan email 30,6% masyarakat sangat sering menggunakan situs www.plasa.com. Hanya 15,5% yang sangat sering menggunakan www.yahoo.com. Sedangkan penggunaan www.gmail.com hanya 6,0% masyarakat yang sangat sering menggunakannya. Situs www.plasa.com yang 150 Tingkat Pemahaman Masyarakat Terkadap Aplikasi Komputer Dan Internet (Abdul Rahman Harahap) dimiliki oleh telkom ternyata masih menjadi favorit bagi para pengguna email. : Program situs yang sangat sering digunakan untuk chating oleh masyarakat adalah www.kaskus.com dengan jumlah 21,9%, Sedangkan hanya 7,2% yang sangat sering menggunakan situs www.wikipidia.com. Situs wikipedia menempati urutan terendah sebagai situs yang sangat sering digunakan oleh masyarakat. Program aplikasi yahoo messenger untuk kegiatan chating sangat sering digunakan oleh 26% masyarakat dan 29,4% mengatakan sering, Sedangkan program aplikasi meebo hanya 7,5% masyarakat yang sangat sering menggunakannya, 9,1% mengatakan ering. Yahoo messenger merupakan program aplikasi yang sudah sangat terkenal bagi para penggiat chating, sedangkan meebo masih sangat asing ditelinga masyarakat pénggiat chating. Untuk aplikasi browser, sebanyak 32,1% masyarakat sangat sering menggunakan Mozzila Firefox dan 26,8% masuk dalam kategori sering menggunakannya. Saat ‘ini internet explorer merupakan aplikasi yang tidak pernah digunakan oleh 41,1% masyarakat dan 30,6% jarang menggunakannya. Mozzila firefox telah menjadi trend baru karena mampu mengakses secara cepat berbagai macam situs sebanyak apapun halaman yang kita buka. Situs www.yahoo.com adalah yang sering digunakan oleh 29,4% masyarakat untuk kegiatan browsing (pencarian data). Situs yang tidak permah digunakan masyarakat untuk mencari data (browsing) adalah www.altavista.com dengan jumlah 47,2 %. Situs www.google.com sering digunakan oleh 17,4% masyarakat. Dalam hal ini www.yahoo.com masih menempati posisi tertinggi dalam kegiatan browsing. Situs yang dipakai’ untuk memperoleh informasi/ berita, Masyarakat pengguna internet sering menggunakan situs www.jobsdb.com (23,4%). Sedangkan 42,3% tidak pernah = menggunakan § www.wikipediaorg untuk memperoleh informasi/ berita. Ternyata masyarakat lebih 151 JPKP Vol.11. No.1, April 2010 : 127-158 G membutuhkan informasi mengenai lowongan pekerjaan melaui www.jobsdb.com. Dari hasil data dapat dilihat bahwa 8,3% masyarakat sangat percaya terhadap informasi yang dipublikasikan oleh internet. Sedangkan yang tidak percaya terhadap informasi yang dipublikasikan oleh internet sebanyak 28,7%. Sedangkan 25,7% masyarakat menjawab percaya terhadap informsi yang dipublikasikan oleh internet. Untuk yang kurang percaya terhadap informesi yang dipublikasikan sebanyak 37,4%. Hambatan-hambatan dan permasalahan yang menjadi kendala bagi masyarakat dalam memahami dan mengaplikasikan Internet?. Masyarakat masih belum ‘“memahami beberapa perangkat lunak intemet. Diantaranya adalah 48,7% masyarakat belum mengenal perangkat lunak Eudora. Sebanyak 27,9% menyatakan tidak mengenal perangkat yahoo, booter. Masyarakat yang tidak mengetahui penggunaan dari perangkat lunak Eudora berjumlah 27,5%. Eudora juga jarang diketahui penggunaannya oleh 47,5% masyarakat. Selain perangkat lunak Eudora dan yahoo, booter, masyarakat banyak yang belum mengenal secara Iuas perangkat Maxthon, Nerscape Communicator, Mail Selver, dan Webserver. Safnpai saat ini mayoritas masyarakat banyak yang baru mengenal penggunaan dasar internet. Sedangkan kendala lain adalah beredarnya situs-situs yang memiliki dampak negative, seperti situs porno yang bisa dibuka oleh siapapun tanpa terkecuali anak dibawah umur. _ Masyarakat menyatakan pernah mengalami gangguan non teknis atau teknis pada saat menggunakan internet dengan jumlah 84,9%. Sedangkan 15,1% masyarakat menjawab tidak pernah mengalami gangguan pada saat menggunakan internet Gangguan yang sering pada saat mempergunakan internet adalah tidak dapat menemukan informasi yang dicari dengan jumlah 38,1% dan banner iklan yang membuat lama 152 d. Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap Aplikasi Komputer Dan Internet (Abdul Rahman Harahap). pembukaan situs (34%), Sedangkan gangguan hacker (system dibobol) sangat sering dialami oleh 17,4% masyarakat. Gangguan yang tidak pernah dialami masyatakat pada saat menggunakan internet adalah virus komputer dengan jumlah 52,8%. Dan gangguan yang jarang dialami masyarakat pada saat mengguuakan internet adalah tidak dapat menentukan dimana saya berada tersesat di dunia maya dengan jumlah 35,5%. Kebijakan dan program kegiatan yang dibutuhkan masyarakat dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan aplikasi Internet. : Meskipun masih merupakan hal yang relatif baru, tidak diragukan lagi bahwa kehadiran dan pertumbuhan teknologi internet telah menjadi salah satu fenomen sosial yang paling menarik perhatian saat ini. Di. seluruh dunia, termasuk di Indonesia, kini semakin banyak orang yang memanfaatkan internet untuk bermacam-macam kebutuhan. Selain telah secara revolusioner mengubah metode komunikasi massa dan penyebaran data atau informasi, internet juga telah membuktikan dirinya sebagai satu-satunya medium berjangkauan massal yang paling fleksibel. Ja dengan mudah bisa mengintegrasikan seluruh bentuk media massa konvensional seperti media cetak dan audio visual bahkan tradisi lisan (oral tradition) seKalipun. Dalam perspektif sosial dan kebudayaan, setiap introduksi satu jenis teknologi ke dalam sebuah masyarakat pasti akan mendorong berlangsungnya pelbagai perubahan. Apa yang kemudian dikenal sebagai e-commerce, atau cybersex, misalnya, adalah sebagian contoh dari beberapa perubahan radikal dalam lingkup ekonomi dan sosial masyarakat postmodern saat ini yang mustahi] muncul tanpa kehadiran internet. Setiap bentuk perubahan sosial ‘dan kebudayaan, di lain pihak, juga cenderung akan melahirkan beberapa problem sosial yang baru. Secara ekonomis, dalam beberapa hal internet boleh jadi telah membawa akibat berupa 153 JIPKP Vol.it. No.1. April 2010 : 127-158 efisiensi waktu dan penghematan biaya yang sangat besar. Dari sisi ekologis, konversi segala jenis data menjadi kode-kode digital dalam internet, juga dianggap sebagai alternatif gaya hidup yang eco-friendly, ramah lingkungan, antara lain ketika semakin lama orang tertantang untuk semakin terbiasa dengan kondisi yang relatif paperless di tempat kerja atau di rumah masing-masing. Akan tetapi, di samping keuntungan-keuntungan komparatif tadi, intemet juga telah mendorong munculnya beberapa kecemasan baru di kalangan masyarakat luas. Beberapa kasus kejahatan atau perilaku menyimpang dari seseorang atau sekelompok orang yang secara kebetulan menjadi bagian dari masyarakat pengguna internet, misalnya, telah melahirkan respon berupa kecurigaan yang terkadang berlebihan terhadap akibat negatif yang bisa ditumbulkan oleh pertumbuhan jenis teknologi ini. " Berdasarkan pada kecenderungan umum sikap yang diambil terhadap munculnya teknologi internet, secara sederhana kita bisa membagi masyarakat ke dalam tiga kelompok utama: Pertama, kelompok existing users, yakni mereka yang saat ini sudah menjadi pemakai aktif beberapa layanan internet ~ seperti e-mail, web surfing, e-commerce, dil. Untuk kelompok ini, pertanyaan penelitiannya bisa difokuskan pada apa dan bagaimana latar belakang, alasan, jenis pemanfaatan, dan pengalaman konkretnya (evaluasi) dalam menggunakan jasa- jasa internet. Kedua, kelompok perspective users, yakni mereka yang saat ini masih belum menjadi pemakai internet tapi yang, karena beberapa alasan, memiliki potensi besar untuk menjadi pemakai di masa depan. Ke dalam kelompok ini termasuk para mahasiswa, karyawan perkantoran, tenaga edukatif di lembaga- lembaga pendidikan serta kelompok-kelompok masyarakat lain yang secara keseluruhan bisa diasumsikan sebagai orang-orang yang telah memiliki pengetahuan minimal tentang komputer 154 Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap Aplikasi Komputer Dan Internet {Abdul Rahman Harahap) atau, paling tidak, sedikit banyak telah memperoleh cukup informasi tentang manfaat internet bagi kehidupan mereka. Di luar dua kelompok tersebut, tentu saja adalah kelompok sosial lain yarig menjadi™bagian terbesar dari populasi masyarakat. Ada banyak sebab mengapa mereka tidak bisa digolongkan ke dalam kelompok perspective users seperti tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tarap hidup ekonomi, dan variabel-variabel sosial lain yang hubungannya sangat signifikan dengan preferensi pilihan mereka tethadap salah satu produk teknologi seperti internet. Secara skematik, proses-proses sosial yang berlangsung antara masyarakat dan internet itu adalah seperti dalam Figure 1 berikut Kesimpulan 1 Bahwa Pemahaman masyarakat pengunjung warung internet terhadap aplikasi computer dan internet cukup tinggi. Hal itu dapat dilihat dari tingginya persentase pengenalan, kemampuan dan keterampilan responden dalam menggunakan perangkat keras computer dan perangkat lunak computer dan internet. Sebahagian besar responden juga sangat mengenal fungsi 155 JPKP Vol.I1. No.2. April 2016: 127-158 perangkat keras dan perangkat Iunak computer dan internet. Menu-menu yang ada pada computer seperti key board, mouse, trackball, gamepad, input, Perangkat keras output yang terdiri dari printer, speaker dan networking (jaringan). Microsoft internet explorer, Perangkat Internet Mozzila Firefox sangat dikenal. perangkat internet mail/outlook express. . Hambatan dan permasalahan yang dialami masyarakat pengunjung warnet dalam memahami dan mengaplikasikan internet adalah masyarakat masih belum memahami beberapa perangkat lunak internet. Seperti belum mengenal perangkat lunak Eudora, yahoo, booter. perangkat Maxthon, Nerscape Communicator, Mail Selver, dan Webserver. Sampai saat ini mayoritas masyarakat banyak yang baru mengenal penggunaan dasar internet. Sedangkan kendala lain adalah beredarnya situs- situs yang memiliki dampak negative, seperti situs porno yang bisa dibuka oleh siapapun tanpa terkecuali anak dibawah umur. Disamping itu masyarakat juga menyatakan pernah mengalami gangguan non teknis atau teknis pada saat menggunakan internet. Gangguan yang sering pada saat mempergunakan internet adalah tidak dapat menemukan informasi yang dicari dan banner iklan yang membuat lama pembukaan situs, Sedangkan gangguan hacker (system dibobol) juga sangat sering dialami sebahagian kecil masyarakat pengunjung warnet. - Kebijakan dan Program yang dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman aplikasi computer dan internet. Melihat kondisi masyarakat sampai saat ini masih banyak yang baru mengenal penggunaan dasar internet maka Program yang dibutuhkan adalah Bimbingan Teknis bagi pengelola warung’ internet, mengingat mayoritas masyarakat pengunjung Warnet belajar menggunakan internet langsung coba umumnya di warung internet bagi yang tidak memiliki laptop maupun ponsel yang memiliki vitur internet. Sedangkan kebijakan yang dibutuhkan adalah proteksi terhadap situs-situs porno, peningkatan kapasitas Bandwidth dan penurunan tarip internet. 156 Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap Aplikasi Komputer Dan Internet (Abdul Rahman Harahap) Saran Masyarakat sangat membutubkan sosialisasi lebih meluas mengenai penggunaan internet baik secara positif maupun negative. Dalam meningkatkan pemahaman berbagai aplikasi yang beredar, perlu disosialisasikan ha!-hal dasar mengenai penggunaannya termasuk aplikasi.apa yang paling cepat dan efektif untuk digunakan. Untuk pemahaman mengenai aplikasi sebaiknya diberikan tahapan-tahapan dasar. Sedangkan bagi masyarakat yang benar-benar telah mengetahui berbagai_ macam aplikasi dan mampu mengoperasikannya secara maksimal, maka harus diberikan: pemahaman awal mengenai penggunaan aplikasi bagi kepentingan masyarakat luas terutama bagi pembangunan manusia indonesia agar benar-benar berguna bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Harus. ada distribusi pemahaman dan keahlian dari tenaga-tenaga profesional semaksimal mungkin ke daerah-daerah yang benar-benar belum mengetahui tentang komputer maupun internet. Penggunaan biaya tinggi jangan sampai dibebankan pada masyarakat, artinya akses semaksimal mungkin harus dapat diterima masyarakat terutama kalangan menengah kebawah. Penyedia jasa internet atau warnet perlu meminimalisir pelanggaran hukum seperti pencurian/ pembobolan rekening bank, perusakan data dokumen suatu. lembaga, plagiasi, Pembajakan hak cipta, dan pornografi. Daftar Pustaka Ardianto, Elvinaro dan Erdinaya, K. Lukiati. 2004. Komunikasi Massa . Suatu Pengantar. Bandung. Simbiosa Rekatama Media. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta. Rineka Cipta. Biro Pusat Statistik. 2006. Beberapa Indikator Penting Sosial Ekononti Indonesia, Edisi Juli 157 JPKP Vol.11. No.1. April 2010 : 127~158 Kementerian Komunikasi dan Informasi RI. 2004. Telematika Indonesia, Kebijakan dan Perkembangan Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKPI). Jakarta Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Rakhmat, Jalaluddin. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya. Rogers, E.M. 1995. Diffusion of Innovations. New York. Free Press. Rogers,E.M & F.Shoemaker.1971. Communication of Innovations — A Cross Cultural Approach. New York: Free Press. Santoso, Gempur. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta. Prestasi Pustaka Publisher. Setiawan,Bambang. 1990. Metode Survey Untuk Komunikasi. PAU Studi Sosial. Jokyakarta. UGM Severin, W.J,James w.Tankard, Jr. 2005. Teori Komunikasi : Sejarah, Metode, Dan Terapan di Dalam Media Massa. Edisi Kelima. , Jakarta. Prenada Media. Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 2006. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta. Suryabrata, Sumadi. 2003. Metode Penelitian. Jakarta. PT.Raja Grafindo. : Lain - Lain: www. pustaka.usm.my/docushare/dsweb/Get/Document-5633/ http//www.majalahheindonesia.com/divakar _goswani htm Digital Access Index 2002 (ITU 2002) hitp//www. itu int/home/feedback/index.phtml? mail=indicators Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor : 1/PM.Kominfo/4/2005 http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Information_Society&printa ble http://en.wikipedia.org/wiki/Digital_divide http//www itas.fzk.de/eng/itas-profil/technology.htm http//en.wikipedia.org/w/index.php?title=Information_Society&printable. 158

You might also like