You are on page 1of 12

Edisi Juni 2017 Volume X No.

2 ISSN 1979-8911

PENAMBAHAN EKSTRAK TOGE PADA


MEDIA NATA DE COCO

Kelik Putranto1 Ahmad Taofik2


1
Dosen Program Studi Teknologi Pangan Sekolah Tinggi Pertanian Jawa Barat
2
Dosen Jurusan Agroteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi-UIN SGD Bandung

ABSTRACT

Nata is produced by bacteria species which produce acetic acid. That bacteria
can form thick polycal above surface of media, it is called nata. The advantages of bean
sprout extract consentration in coconut water are available higher nitrogen and
phosphate content, more hygenic and easy to get.
The aim of this research is to ditermine the exact amount of bean sprout extract
concentration untill getting several good characteristic of nata de coco. The
concentration of bean sprout extract which is used in this research are 0%, 2%, 4%,
6%, 8%, 10%. These consentration are substance for growth of Acetobacter Xylinum
bacteria.
The method which is used in this research is RAK (Randomized Block Design).
Each treatmant is repeated 4 times. The criterion of observation in this research are
observe of chemistry characteristic, physical characteristic, and organoleptic
observation. Observation of chemistry characteristic are moisture and rough fiber.
Observation of physical characteristic are rendement and thickness, whereas
organoleptic characteristic are colour, plasticity, and taste.
The result of this expriment indicate that consentration of bean sprout extract
10% produced good characteristic nata de coca based on moisture (95,82%), rough
fiber content (2,87%), rendement (98,97%), thickness (4,68mm), level of colour
willingness (scor 4,26), plasticity (scor 3,57), and taste of nata de coco (scor 4,40).

ABSTRAK

Nata dihasilkan oleh suatu spesies bakteri penghasil asam asetat yaitu
Acetobacter xylinum. Bakteri tersebut dapat membentuk polikel tebal (nata) di atas
permukaan medium air kelapa. Penambahan ekstrak toge pada media air kelapa bertujuan
untuk meningkatkan kandungan Vitamin, Nitrogen dan fosfat agar nata de coco yang
dihasilkan lebih optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi ekstrak toge dalam
medium air kelapa yang tepat sehingga diperoleh beberapa karakteristik nata de coco
yang baik. Konsentrasi ekstrak toge yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari
konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6%, 8%, 10%. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Masing-masing

138
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Kriteria pengamatan dalam penelitian ini meliputi
pengamatan terhadap sifat kimia, sifat fisik dan sifat organoleptik nata de coco.
Pengamatan sifat kimia meliputi kadar air dan kadar serat kasar. Pengamatan sifat fisik
meliputi rendemen dan ketebalan, sedangkan pengamatan organoleptik meliputi warna,
kekenyalan, dan rasa.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak toge 10%
menghasilkan nata de coco dengan karakteristik yang baik. Penetapan ini berdasarkan
pada kadar air (95,82%), kadar serat kasar (2,87%), rendemen (98,97%), ketebalan
(4,68mm), tingkat kesukaan terhadap warna (skor 4,26), kekenyalan (skor 3,57) dan
rasa (skor 4,40) dari total skor 5.

Pendahuluan ekspor cukup besar, sampai saat ini


Nata merupakan produk peluang pasarnya masih terbuka
makanan yang berasal dari Filipina. luas. Penyediaan nata masih berada
Jenis makanan ini diperoleh melalui dibawah permintaan sementara
proses fermentasi dengan bentuk seperti upaya produksi nata secara besar-
agar dan bertekstur kenyal. Nata besaran belum dilakukan, melainkan
merupakan produk pangan yang relatif masih terbatas pada skala industri
baru diperkenalkan di Indonesia tetapi rumah tangga. Produk yang
produk ini sudah dikenal cukup luas oleh dihasilkannya pun masih dipasarkan
masyarakat terutama kalangan ekonomi secara lokal untuk memenuhi
menengah ke atas. Nata dihasilkan permintaan para pengusaha makanan.
oleh suatu spesies bakteri penghasil Perusahaan makanan dan minuman
asam asetat yaitu Acetobacter xylinum. biasa meminta nata dalam bentuk
Bakteri tersebut dapat membentuk lembaran mentah hasil fermentasi,
polikel tebal di atas permukaan kemudian oleh mereka diolah menjadi
medium, polikel tebal itu disebut nata. bentuk yang siap konsumsi (Dwiari, S.,
Di pasaran nata dijual sebagai R dan Suryana, A. 1997).
makanan dalam berbagai bentuk, Permasalahan dalam produksi
diantaranya nata dalam sirup, nata akan dapat diatasi seandainya nata
pencampuran es krim, pencampuran dapat dibuat dari bahan lain yang
koktail buah, kue dan makanan ringan biayanya lebih murah, mudah
lainnya. Permintaan produk nata baik diproduksi atau didapat secara masal
untuk pasaran dalam negeri maupun setiap saat, tidak terbatas oleh musim
139
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

dan lokasi. Penelitian ini diharapkan Alat Percobaan


dapat menjawab beberapa komposisi Alat yang digunakan dalam
yang ideal dengan ditambahkan ekstrak percobaan ini meliputi : nampan plastik
toge untuk menghasilkan nata de coco berukuran 35cm X 25cm X 5cm, panci
yang berkarakteristik baik. aluminium volume 20 liter, kompor
Faktor-faktor yang mempengaruhi gas, pengaduk plastik, gayung,
karakteristik nata de coco diantaranya termometer, gelas ukur, gunting,
adalah komposisi media, bibit, pH, O2, ember, saringan, pipet, gelas ukur,
suhu, cahaya dan lamanya fermentasi. erlenmeyer, pisau, blender, timbangan
Adapun bahan baku yang analitik dan indikator universal.
mempengaruhi karaktarestik nata de
coco adalah ekstrak toge. Metode Penelitian dan Rancangan
Tujuan penambahan ekstrak Percobaan
toge pada media air kelapa adalah Metode yang digunakan dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian ini adalah metode
nata de coco yang dihasilkan, selain percobaan, sedangkan rancangan yang
untuk efisiensi biaya produksi dan digunakan adalah Rancangan Acak
untuk memperbaiki warna dan Kelompok (RAK), masing-masing
kekenyalan nata yang dihasilkan. perlakuan diulang sebanyak 4 kali.
Diharapkan dari penelitian ini Perlakuan yang dicoba terdiri
diperoleh formulasi konsentrasi ekstrak atas :
toge yang sesuai dalam pembuatan nata A : Konsentrasi Ekstrak Toge 0% ,
de coco agar dihasilkan nata de coco B : Konsentrasi Ekstrak Toge 2%,
yang mempunyai karakteristik baik, C : Konsentrasi Ekstrak Toge 4%,
D : Konsentrasi Ekstrak Toge 6%,
Bahan Dan Metode E : Konsentrasi Ekstrak Toge 8%,
Bahan Percobaan F : Konsentrasi Ekstrak Toge 10%
Bahan yang digunakan dalam Masing-masing perlakuan diulang
percobaan ini adalah air kelapa, gula sebanyak 4 kali, sehingga dihasilkan 24
pasir, karet gelang, kertas koran, asam satuan percobaan. Model linier
cuka glasial 98%, ekstrak toge dan rancangan percobaan adalah :
biakan murni Acetobacter xylinum. Yij = U + Ai + Rj + Σij

140
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

dimana : Prosedur Percobaan


Yij = Pengaruh konsentrasi ekstrak Prosedur percobaan penelitian
toge ke - i, ulangan ke - j nata de coco adalah sebagai berikut:
U = Nilai tengah percobaan
Air Kelapa Toge
Ai = Pengaruh perlakuan konsentrasi
ekstrak toge dengan air kelapa
pada tarap ke-i Penghancuran
Penyaringan
Rj = Pengaruh kelompok / ulangan
Pengenceran
Σij = Galat percobaan untuk jenis Pemasakan
konsentrasi ekstrak toge ke – i Nutrisi + Pemasakan

dan kelompok / ulangan ke – j - 1. Asam Cuka 1%


- 2. Gula Pasir 2,5%
Pencampuran
I = Konsentrasi ekstrak toge 0%,
Air Kelapa : Ekstrak Toge
2%,4%, 6%, 8%, 10% Konsentrasi Air Kelapa Ekstrak Toge
v/v (ml) (ml)
J = Ulangan ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4 (0%) 1500 0
(2%) 1470 30
(4%) 1440 60
(6%) 1410 90
Kriteria Pengamatan (8%) 1480 120
(10%) 1350 150
Pewadahan dan Pendinginan
Untuk mengetahui pengaruh
perlakuan konsentrasi ekstrak toge Inokulasi + Inokulum
(A. Xylinum
dengan air kelapa terhadap beberapa 10%)

karakteristik nata de coco dalam Fermentasi pada suhu 27 – 30oC


Selama 8 hari
penelitian ini dilakukan pengamatan
terhadap sifat kimia, sifat fisik dan Nata De Coco
pengamatan organoleptik. Pengamatan
sifat kimia meliputi kadar air dan kadar Gambar: Diagram Alir Proses
serat kasar, pengamatan sifat fisik Pembuatan Nata De Coco
meliputi pengamatan rendemen dan dalam Percobaan Penelitian
ketebalan, serta pengamatan Tahap proses pembuatan nata de coco,
organoleptik yang meliputi kekenyalan, sebagai berikut :
rasa dan warna nata de coco. 1. Tahap Pemilihan Bahan dan
Pencucian Tujuannya untuk
memilih toge yang baik, yaitu

141
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

tidak busuk dan tidak tercampur ditambahkan dan untuk membunuh


oleh bahan lain serta masih segar,. mikroba yang tidak diinginkan.
pencucian bertujuan untuk 6. Tahap Pemasukan ke dalam Wadah
menghilangkan kotoran. Tujuannya untuk memberi kondisi
2. Tahap Penghancuran yang sesuai dan cocok untuk
Tujuannya untuk memudahkan pertumbuhan Acetobacter xylinum
ekstraksi komponen dalam toge ke dalam pembuatan nata. Wadah
dalam larutan. Penghancuran yang digunakan adalah nampan
menggunakan blender sedikit demi yang kering, bersih dan sudah
sedikit sampai menjadi bubur. disterilkan, wadah yang berukuran
3. Tahap Ekstraksi 35 cm x 25 cm x 5 cm dapat diisi
Tujuannya untuk memisahkan 1,5 liter media fermentasi.
ampas dan sari (ekstrak toge)
dengan cara diperas menggunakan 7. Tahap Inokulasi Bibit (kultur)
kain saring rangkap dua. Tujuannya mengembangbiakan
4. Tahap Pencampuran bakteri Acetobacter xylinum pada
Tujuannya untuk mendapatkan medium fermentasi agar terjadi
konsentrasi ekstrak toge dengan air proses sintesa nata secara optimal.
kelapa sesuai yang diharapkan Bibit yang ditambahkan sebanyak
yaitu 0%, 2%, 4%, 6%, 8%, 10%. 10% dari jumlah media fermentasi
5. Tahap Pemasakan dan Penambahan yang digunakan. Pemberian bibit
Bahan Tambahan nata (starter) dilakukan pada suhu
Penambahan bahan bertujuan untuk 28°C -30°C.
memperkaya media fermentasi dan 8. Tahap Fermentasi
mengatur pH sehingga proses Tujuannya untuk memberi
pembentukan nata dapat tumbuh kesempatan pertumbuhan dan
secara optimal. Penambahan gula perkembangan Acetobacter xylinum
sebanyak 2,5%, dan penambahan dalam mensintesa nata dari media
asam cuka glasial 1%. Pemasakan fermentasi secara optimal.
dimaksudkan untuk mempercepat Fermentasi dilakukan pada suhu
proses kelarutan bahan yang 28°C - 30°C selama 8 hari.

142
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

2. 3,9 3,7
3,25 3,51 3,34 3,57
Kekenyalan 0 6
a b d c a b

9. Tahap Pemanenan 4,2 4,2


3. Rasa 3,38 3,81 4,32 4,40
0 6
Tujuannya untuk memanen nata de a b c cd de e

coco yang sudah jadi, kemudian Ket : Nilai rata-rata yang diikuti oleh
dicuci dengan air bersih dan huruf kecil yang sama kearah
selanjutnya dilakukan pengamatan horizontal menunjukkan tidak
terhadap karakteristik nata de coco. berbeda nyata menurut Uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf nyata
Pembahasan 5%.
Tabel 1.Rekapitulasi Hasil Pengamatan
Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kadar Air
Toge Terhadap Beberapa
Karakteristik Nata de Coco Nata selain mengandung serat kasar
yang tinggi juga kadar air yang tinggi.
Karakteristi Konsentrasi Ekstrak Toge dan Hasil Hal ini disebabkan nata diproduksi
k Pengamatan
Nata de oleh bakteri pada medium cair.
A B C D E F
Coco
A. Uji
0% 2%
4
6%
8 10 Berdasarkan analisis statistik terdapat
Kimia % % %
1. Kadar
96,8 96,7 96, 96,5 96, 95,8 perbedaan pengaruh pada setiap
Air
8 5 59 3 87 2
(%) konsentrasi ekstrak toge terhadap kadar
d c b b a a
2. Kadar air nata de coco
3,1 2,8
Serat 3,38 3,32 2,96 2.87
Kasar
0 4 Semakin tinggi konsentrasi ekstrak
(%) d d c b a ab toge yang digunakan semakin rendah
B. Uji Fisik kadar air nata de coco. Hal ini
1. Rendeme
83,4 86,0 88, 85,0 84, 89,9 disebabkan adanya kecenderungan
n
5 9 68 2 10 7
(% B/B)
bahwa nata yang tipis mempunyai
a c d b b d
2. struktur yang lebih rapat dengan
4,4 4,5
Ketebala 1,87 2,63 4,43 4,68
6 1 kandungan air yang lebih rendah
n (cm)
a b c cd cd d dibandingkan nata yang tebal, sehingga
C. Uji
Organolep kadar air pada nata yang tipis lebih
tik
3,7 3,7 rendah. Demikian sebaliknya nata yang
1. Warna 3,63 3,65 4,18 4,26
2 2
tebal mempunyai struktur selulosa
a a a a b b

143
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

yang lebih longgar dengan kandungan Palungkun (1993), nata dibentuk


air lebih tinggi. Kadar air tinggi akan melalui pemanfaatan glukosa dari
diikuti dengan nata de coco yang larutan gula atau medium yang
mempunyai kekenyalan menurun dan mengandung glukosa oleh bakteri
kenaikan ketebalan serta kadar serat Acetobacter xylinum, glukosa tersebut
kasar yang tinggi. akan bergabung dengan asam-asam
lemak membentuk prekursor atau
Kadar Serat Kasar penciri nata pada membran sel bakteri,
prekursor tersebut dieksresikan keluar
Menurut Sudarmadji, dkk., (1984), sel bersama enzim yang mampu
serat kasar merupakan residu dari mempolimerisasikan glukosa menjadi
bahan makanan atau pertanian setelah selulosa. Nata merupakan selulosa
diperlakukan dengan asam atau alkali ekstraseluler yang termasuk dalam
mendidih dan terdiri dari selulosa golongan serat, sehingga serat kasar
dengan sedikit lignin dan pentosan. akan berkolerasi positif dengan
Sedangkan menurut Schamm dan ketebalan, artinya semakin tebal nata
Hestrin (1954), nata tidak mengandung meningkat pula selulosa atau serat
lignin. Hasil pengamatan menunjukkan yang terbentuk. Menurut Dimaquila
bahwa semakin tinggi konsentrasi (1963), serat yang terdapat dalam nata
ekstrak toge yang digunakan, maka merupakan selulosa yang mempunyai
semakin rendah kadar serat nata yang sifat kimia hampir sama dengan
dihasilkan. Pada Tabel 1, dapat dilihat selulosa yang dihasilkan oleh tanaman.
bahwa masing-masing perlakuan
konsentrasi ekstrak toge dengan air Rendemen
kelapa menunjukkan perbedaan
pengaruh yang nyata terhadap kadar Berdasarkan hasil analisis statistik
serat kasar, hal ini disebabkan media menunjukkan bahwa Konsentrasi 0%
kaya akan nutrisi baik unsur karbonnya sampai 10% masing-masing perlakuan
maupun nitrogen yang dapat memberikan perbedaan pengaruh yang
merangsang pertumbuhan bakteri nyata terhadap rendemen nata de coco.
Acetobacter xylinum dalam Pada Tabel 1 terlihat bahwa semakin
memproduksi nata de coco. Menurut tinggi konsentrasi ekstrak toge yang

144
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

digunakan, semakin tinggi rendemen xylinum, faktor lain yang


yang dihasilkan, hal ini disebabkan mempengaruhi ketebalan nata de coco
pada konsentrasi ekstrak toge yang adalah oksigen dimana oksigen dalam
tinggi kaya akan nutrisi baik dalam fermentasi aerob dapat dipandang
bentuk makronutrien, mesonutrien sebagai zat nutrisi yang penting.
maupun mikronutriennya. Nutrisi Menurut Schamm dan Hestrin, 1984
diperoleh juga dari bahan tambahan dalam Colvin, et al., 1977, bahwa
gula yang merupakan bahan organik peningkatan jumlah selulosa yang
sumber unsur karbon dan toge kaya relatif cepat diduga terjadi akibat
unsur nitrogen yang berguna untuk konsentrasi sel yang terus berkembang
menyusun protoplasma, sehingga di daerah permukaan yang langsung
kebutuhan akan nutrisi untuk bakteri kontak dengan udara di dalam wadah
Acetobacter xylinum tercukupi. fermentasi. Pada kultur yang tumbuh,
Konsentrasi gula yang ditambahkan maka suplai oksigen di permukaan
berkorelasi positif terhadap rendemen akan merangsang peningkatan massa
yang dihasilkan (Ishak, 1984). sel dan enzim pembentuk selulosa,
akibatnya akan meningkatnya
Ketebalan produksi selulosa. Semakin
meningkat selulosa yang terbentuk
Berdasarkan analisis statistik semakin tebal nata yang dihasilkan,
menunjukkan terdapat perbedaan ketebalan nata akan berbanding lurus
pengaruh antara masing-masing dengan rendemen artinya semakin tebal
perlakuan konsentrasi ekstrak toge lapisan nata semakin tinggi
dengan air kelapa terhadap ketebalan. rendemennya.
Pada Tabel 1, terlihat bahwa
konsentrasi ekstrak toge dalam air
kelapa dari keenam perlakuan Tingkat Kesukaan Terhadap Warna
memberikan perbedaan yang nyata
terhadap ketebalan nata de coco, hal ini Hasil analisis statistik menunjukkan
disebabkan faktor nutrisi dari ekstrak bahwa konsentrasi ekstrak toge dengan
toge dapat memenuhi kebutuhan air kelapa ternyata berpengaruh nyata
mikroba atau bakteri Acetobacter pada tingkat kesukaan warna nata de

145
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

coco. Pada Tabel 1 menunjukkan dan transparansi warna disamping


bahwa masing-masing konsentrasi dipengaruhi oleh warna media
ekstrak toge memberikan perbedaan fermentasi, juga sangat dipengaruhi
pengaruh yang nyata terhadap tingkat oleh ketebalan nata, sehingga panelis
kesukaan warna nata de coco, kecuali dapat memberikan nilai yang berbeda.
antara perlakuan A, B, C dan D begitu
pula dengan perlakuaan E dan F Tingkat Kesukaan Terhadap
menunjukkan tidak berbeda nyata. Kekenyalan
Warna yang paling disukai berdasarkan
uji hedonik adalah perlakuan F dengan Hasil analisis statistik menunjukkan,
nilai 4,26, sedangkan warna yang bahwa konsentrasi ekstrak toge dengan
paling tidak disukai adalah perlakuan air kelapa berbeda nyata terhadap
A dengan nilai 3,63. kekenyalan nata de coco.
Berdasarkan uji kesukaan warna antara Pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa
perlakuan A (3,63), B (3,65), C perlakuan konsentrasi ekstrak toge
(3,72), E (4,18) dan F (4,26) memberikan perbedaan pengaruh
menunjukkan pengaruh perbedaan terhadap tingkat kesukaan kekenyalan.
yang nyata, hal ini disebabkan bahwa Kekenyalan nata de coco yang paling
warna nata sangat dipengaruhi oleh disukai dihasilkan oleh perlakuan C
ketebalan nata dan warna media (konsentari ekstrak toge 4%) dengan
fermentasi. Ekstrak toge dengan lama proses permentasi 8 hari
konsentrasi 10% (konsentrasi tertinggi) cenderung lebih lunak/renyah karena
berwarna putih krem, namun setelah lebih banyak mengandung air (kadar
ditambahkan ramuan dan dimasak serta serat kasar lebih rendah) dan serat nata
dimasukkan ke dalam wadah (baki) mudah putus pada waktu dikunyah,
fermentasi terbentuk sedikit endapan sedangkan perlakuan A (konsentrasi
dan cairan media berwarna jernih ektrak toge 0%) yang rendah
sedikit krem, sehingga warna nata yang cenderung lebih liat. Maka semakin
dihasilkan dari perlakuan F adalah tinggi konsentrasi ekstrak toge
putih agak transparan, sedangkan terbentuknya serat semakin sedikit dan
perlakuan D, C, B dan A berturut-turut semakin banyak kandungan seratnya
semakin jernih transparan. Kejernihan

146
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

semakin kenyal tekstur nata tersebut dengan kekenyalan sehingga nata yang
sehingga kekenyalan menurun. dihasilkan memiliki karakteristik yang
Kekenyalan nata de coco ini juga akan disukai.
berubah setelah direbus dalam air gula.
Nata yang direbus dalam air gula
kekenyalannya menurun dan jika Kesimpulan
digigit akan mudah putus. Hal ini
disebabkan selama perebusan Konsentrasi ekstrak toge 10%
komponen gula tersebut masuk ke menghasilkan karakteristik nata de
dalam jaringan antar serat (selulosa) coco terbaik. Penetapan ini
sehingga susunannya menjadi lebih berdasarkan kadar air, kadar serat
longgar dan lebih mudah putus (Widia, kasar, rendemen, ketebalan, warna,
1984). kekenyalan dan rasa nata.

Tingkat Kesukaan Terhadap Rasa


DAFTAR PUSTAKA
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
konsentrasi ekstrak toge memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap Direktorat Gizi Departemen Kesehatan
tingkat kesukaan rasa nata de coco. RI. 1988. Daftar komposisi
Pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa Bahan makanan. Bharata Karya
penambahan konsentrasi ekstrak toge Aksara. Jakarta.
C dan D tidak terdapat perbedaan yang
nyata terhadap tingkat kesukaan rasa Dimaquila, L. S. 1963. Causative
nata de coco, dibandingkan dengan Organism, Nature and
konsentrasi ekstrak toge pada Properties of nata de coco.
perlakuan A, B, E, dan F. Perlakuan E Thesis University of the
dan F terdapat perbedaan yang nyata, Philipines. Laguna.
hat ini disebabkan nata yang dihasilkan
tipis, keadaan struktur seratnya rapat, Dwiari, S., R dan Suryana, A. (1997)
maka kandungan air rendah dan Produksi Nata de Coco.
apabila digigit ada hubungannya

147
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

Majalah Mekar PPPG Cellulose at the Air/Liquid


Pertanian. Cianjur. interface of Culture
Acetobacter xylinum J. Gen
Dwidjoseputro. 1984. Dasar-Dasar Microbiol dalam Colvin, J. R.,
Mikrobiologi. Jambatan. L. C. Sowden and G.G. Lepard.
Jakarta. 1977. The Structure ot
Cellulosa Producing Bacteria ,
Gumbira, Endang S. 1987. Bioindustri Acetobacter xylinum and
Penerapan Teknologi Acetobacter acetigenes. Can. J.
Fermentasi. Melton Putra, Microbiol.
Jakarta.
Soekarto, S.T. 1985. Penelitian
Herman A H. 1979. Pengolahan Air Organoleptik Bhratara Karya
Kelapa. Buletin ahli teknologi. Aksara. Jakarta
Pangan. Indonesia
Somaatmaja, D. T. 1984. Industri
Hidayat, Nur. 1994. Teknologi Pengolahan Kelapa dalam
Fermentasi. Fakultas Pertanian, Konferensi Nasional Kelapa I.
Universitas Brawijaya, Malang. Agustus 1984. Medan,
Indonesia.
Lapuz, M. M., E. G. Gullardo dan M.
A. Palo. 1967. The Nata Sudarmadji, S., Bambang Haryono dan
OrganizmCultural Suhardi. 1984. Prosedur
Requirements, Characteristics Analisa Untuk Bahan Makanan
and Identity. Philippine. dan Pertanian. Liberty.
Yogyakarta.
Palungkun, Roni. 1993. Aneka Olahan
Produk Kelapa. Penebar
Swadaya. Jakarta. Whistler, R. L. dan J. N. B. Miller.
1976. Polysaccharides and
Schamm, M. dan S. Hestrin. 1954. Their Derivates. Academic
Factors Affecting Production of Press. New York.

148
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

Widia. I.W. 1984. Mempelajari


Pengaruh Penambahan Skim
Milk Kelapa, Jenis Gula dan
Mineral pada pembuatan nata
de coco. Skripsi S1. Jurusan
TPG. Fateta IPB Bogor.

149

You might also like