PERBEDAAN KONSEP DAN PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR PADA SISTEM
RESPIRASI ANTARA TUBERKULOSIS PARU DAN COVID-19
, Danditya Lombo Fakultas Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado Email: dandz.lo1230@gmail.com
Abtract apply different concepts to prevent related
diseases. Tuberculosis is a direct infectious disease caused by tuberculosis germs. Generally Keywords: concept of disease, direct infectious transmission occurs indoors where sputum disease, respiratory system, tuberculosis, sparks persist for a long time. Good COVID-19 ventilation and direct exposure to sunlight can kill these germs. In dark and humid room conditions, germs can survive. Abstrak Coronaviruses are a large family of viruses that cause disease in humans and animals. In Tuberkulosis adalah penyakit menular humans it will cause respiratory tract langsung yang disebabkan oleh kuman infections, ranging from the common cold to tuberkulosis . Umunya penularan terjadi serious illnesses such as Middle-East didalam ruangan dimana percikan dahak Respiratory Syndrome (MERS) and Severe berada dalam waktu yang lama. Ventilasi yang Acute Respiratory Syndrome (SARS). Covid-19 baik dan paparan sinat matahari secara is caused by SARS-COV2, which belongs to langsung dapat membunuh kuman the same Coronavirus family as the cause of tersebut.Pada kondisi ruangan yang gelap dan SARS in 2003, only with a different type of lembab,kuman dapat bertahan hidup. virus. This virus is transmitted through sputum droplets from the respiratory tract. The death Coronavirus merupakan keluarga besar virus rate of TB disease is also quite high, which is yang menyebabkan penyakit pada manusia dan 13 people per hour who die from TB. hewan. Pada manusia akan menyebabkan Undiscovered cases also have a very high penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai dari transmission potential, as is the case with flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Covid-19. The aim of this study is to provide Middle-East Respiratory Syndrome dan appropriate prevention methods for pulmonary sindrom pernapasan akut berat atau Severe tuberculosis and Covid-19. This type of research is qualitative research with the Acute Respiratory Syndrome . Covid-19 literature review method or literature study, disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk namely a series of activities relating to the dalam keluarga besar Coronavirus yang sama method of collecting library data, reading and dengan penyebab SARS pada tahun taking notes, and managing research 2003,hanya berbeda jenis virusnya. Virus ini materials. menular melalui percikan dahak dari saluran The nature of this research is descriptive pernapasan. Angka kematian penyakit TBC analysis, namely the literary decomposition of juga cukup tinggi, yaitu ada 13 orang per jam the data that has been obtained, then given an yang meninggal karena TBC. Kasus yang understanding and explanation so that it can belum ditemukan juga memiliki potensi be properly understood by readers. The data penularan yang sangat tinggi, sama halnya obtained from this study are secondary data dengan Covid-19. Tujuan dari penelitian ini sources. It is hoped that the results of this adalah memberikan metode pencegahan yang study will be able to understand the concept of pulmonary tuberculosis and Covid-19 and tepat dari penyakit TB Paru dan Covid-19. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode literature review atau studi jenis virusnya. Pada ruangan yang terpapar literatur, yaitu serangkaian kegiataan yang virus ini dengan kondisi ruangan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data tertutup, sirkulasi udara yang kurang baik atau pustaka, membaca dan mencatat, serta kontak langsung dengan droplet, maka risiko mengelolah bahan penelitian. penularannya sangat tinggi. Adapun sifat dari penelitian ini adalah analisis Menurut Global Tuberculosis Report 2017 deskriptif, yakni penguraian secara literatur yang disusun oleh Badan Kesehatan Dunia data yang telah diperoleh, kemudian diberikan (WHO), TB masih menjadi 1 dari 10 penyebab pemahaman dan penjelasan agar dapat kematian diseluruh dunia peringkat 9, dan dipahami dengan baik oleh pembaca. Data menjadi penyebab kematian karena infeksi yang diperoleh dari penelitian ini adalah tertinggi di seluruh dunia di atas HIV/AIDS. sumber data sekunder. Hasil dari penelitian ini Data epidemiologi dari WHO, tercatat diharapakan pembaca dapat memahami konsep 10.400.000 orang menderita TB dan 1,7 juta di penyakit TB paru dan Covid-19 dan antaranya meninggal dunia. menerapkan perbedaan konsep cara Menurut data Kementerian Kesehatan pencegahan dari suatu penyakit yang saling Republik Indonesia, estimasi kasus TBC di berhubungan. Indonesia mencapai 845.000 jiwa dan yang Kata kunci: konsep penyakit, penyakit telah ditemukan sekitar 69% atau sekitar menular, sistem respirasi, tuberkulosis, 540.000 jiwa. Angka kematian penyakit TBC COVID-19 juga cukup tinggi, yaitu ada 13 orang per jam yang meninggal karena TBC. Kasus yang PENDAHULUAN belum juga memiliki potensi yang sangat Tuberkulosis adalah penyakit menular tinggi, sama halnya dengan Covid-19. langsung yang disebabkan oleh kuman METODE PENELITIAN tuberculosis. Umumnya penuluaran terjadi didalam ruangan dimanan percikan dahak Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif berada dalam waktu yang lama. Ventilasi yang dengan metode literature review atau studi baik dan paparan sinar matahari secara literatur, yaitu serangkaian kegiatan yang langsung dapat membunuh kuman tersebut. berkenaan dengan metode pengumpulan data Pada kondisi ruangan yang gelap dan lembab, pustaka, membaca dan mencatat serta kuman dapat bertahan hidup. Daya penularan mengelolah bahan penelitian. seoarang pasien ditentukan oleh banyaknya Menurut Danial dan Warsiah, studi literatur kuman yang dikeluarkan dari parunya. Faktor merupakan penelitian yang dilakukan oleh yang memungkinkan seseorang terpajan peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku kuman TB ditentukan oleh konsentrasi atau mencari referensi teori yang relevan percikan ukam diudara dan lamanya dengan kasus atau permasalahan yang menghirup udara tersebut. ditemukan. Coronavirus merupakan keluarga besar Tujuan atau hasil dari studi ini adalah virus yang menyebabkan penyakit pada terkumpulnya referensi yang relevan dengan manusia dan hewan. Pada manusia akan perumusan masalah. Adapun sifat dari menyebabkan infeksi saluran pernapasan, penelitian ini adalah analisis deskriptif, yakni mulai dari flu biasa hingga penyakit yang penguraian secara literatur data yang telah serius seperti Middle-East Respiratory diperoleh, kemudian diberikan pemahaman Syndrome dan sindrom pernapasan akut berat dan penjelasan agar dapat dipahami dengan atau Severe Acute Respiratory Syndrom. baik oleh pembaca. Pendekatan yang Covid-19 ini disebabkan oleh SARS-COV2 digunakan dalam penelitian ini adalah yang termasuk dalam keluarga besar pendekatan filosofis (penalaran sistematis) dan Coronavirus yang sama dengan penyebab pendekatan pedagogis (penjelasan secara SARS pada tahun 2003, hanya saja berbeda rinci). Teknik pengumpulan data yang pernapasan, reproduksi, gigitan nyamuk, digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik suntikan, luka dan plasenta dari ibu ke bayi dokumentasi dengan mencari data mengenai atau janin. Jenis kelompok penyakit menular hal-hal atau variabel yang berupa catatan, dikelompokkan menjadi (1) jenis penyakit buku, makalah, artikel atau jurnal. Data yang menular langsung seperti tetanus, polio, diperoleh dari penelitian ini bersumber pada campak, kolera, rubella, demam kuning dan data jenis data sekunder (secondary source). influensa/flu burung, (2) jenis penyakit tular Instrument dalam penelitian ini adalah vector atau pembawa penyakit seperti malaria, skema/peta penulisan dan format catatan demam berdarah, chikungunya, kecacingan, penelitian (mapping jurnal terdahulu. rabies, dan lain sebagainya. PEMBAHASAN Tuberkulosis (TB) Apa yang dimaksud dengan penyakit Tuberkulosis yang disingkat dengan TB menular? adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman atau bakteri yang menyebar dari satu orang ke Menurut para ahli, penyakit menular dapat orang lain melalui udara. TB biasanya didefinisikan sebagai penyakit yang dapat mempengaruhi paru-paru tetapi juga dapat ditularkan (berpindah dari orang sat uke orang mempengaruhi bagian lain dari tubuh seperti yang lain) baik secara langsung maupun tidak otak, ginjal atau tulang belakang. Seseorang langsung melalui perantara atau penghubung. dengan penyakit TB dapat mati jika mereka Penyakit menular ini ditandai dengan adanya tidak mendapatkan perawatan yang baik agent atau penyebab penyakit yang hidup dan (CDC, 2011). Orang yang terinfeksi bakteri dapat berpindah serta menyerang host atau TB yang tidak sakit mungkin masih perlu inang yang disebut dengan penderita. Dalam pengobatan untuk mencegah penyakit tersebut dunia medis, penyakit menular disebabkan yang bias berkembang dimasa selanjutnya. oleh sebuah agen biologi seperti virus, bakteria Tuberculosis (TB) merupakan salah satu atau parasite dan bukan disebabkan oleh faktor ancaman kesehatan masyarakat yang utama, fisik misalnya luka bakar atau kimia seperti bersaing dengan Human Immunodeficiency keracunan. Virus (HIV) sebagai penyebab kematian akibat Hal-hal yang berkaitan dengan proses penyakit menular di seluruh dunia. terjadinya penyakit menular yaitu faktor Perjalanan alamiah penyakit yaitu saat penyebab dalam proses perjalanan penyakitnya batuk atau bersin, penderita TBC dapat berkaitan dengan organisme penyebab maupun menyebarkan kuman yang terdapat dalam cara penularannya. Unsur penyebab dahak ke udara. Dalam sekali batuk, penderita dikelompokkan juga dalam beberapa TBC dapat mengeluarkan sekitar tiga ribu kelompok seperti kelompok organisme jenis percikan dahak. Bakteri yang berada diudara serangga, cacing, jamur dan virus. Sumber bias bertahan berjam-jam terutama jika penularan bisa dari penderita atau manusia ruangan gelap dan lembab, sebelum akhirnya dalam kedudukannya sebagai reservoir terhirup oleh orang lain. Umumnya penularan penyakit misalnya pada penyakit cacar, terjadi dalam ruangan di mana percikan dahak campak maupun TBC. Pembawa kuman, berada dalam waktu yang lama. Orang-orang hewan sakit ataupun tumbuhan dan benda yang beresiko tinggi terkena penularan TBC dengan keadaan pejamu baik dalam keadaan adalah mereka yang sering bertemu atau atau kondisi kesehatan secara umum, sistem berdiam ditempat yang sama dengan penderita kekebalan tubuh, status gizi dan faktor TBC, seperti keluarga, teman sekantor, atau keturunan. Cara penularan dapat terjadi teman sekelas. Meski demikian, pada dasarnya melalui kontak langsung, udara, makanan atau penularan TBC tidak semudah yang minuman dengan cara keluar masuknya dibayangkan. Tidak semua orang yang sumber penyakit dari pejamu yakni melalui menghirup udara yang mengandung bakteri mukosa mulut atau kulit, saluran pencernaan, TB akan langsung menderita TBC. Pada kebanyakan kasus, bakteri yang terhirup ini A. Pencegahan Primer akan berdiam di paru-apru tanpa menimbulkan 1. Promosi Kesehatan penyakit atau menginfeksi orang lain. Bakteri Penyuluhan dengan melibatkan pasien tetap ada di dalam tubuh sambal menunggu dan masyarakat dalam penyuluhan saat yang tepat utuk menginfeksi, yaitu, ketika Rencana Pengendalian Infeksi., daya tahan tubuh sedang lemah. Koleksi Dahak Aman, penyuluhan Etika Batuk dan Batuk Efektif, Ada 2 fase infeksi TBC dimana yang penyuluhan Mendiagnosis TB yang mungkin terjadi ketika seseorang menghirup Cepat dan Pengobatan, Meningkatkan udara yang mengandung bakteri TB, yaitu: (1) Ventilasi Udara Kamar, Melindungi TBC Laten, terjadi ketika tubuh sudah didiami Pekerja Perawat Kesehatan, bakteri TB namun sistem kekebalan tubuh Pengembangan Kapasitas dan sedang baik, sehingga sel darah putih mampu Memonitor Praktek Pengendalian melawan bakteri. Dengan demikian, bakteri Infeksi (WHO). tidak mampu menyerang dan tubuh tidak 2. Proteksi Spesifik terinfeksi TBC. Gejalanya pun tidak di alami Vaksinasi BCG secara signifikan yang dan tidak berpotensi menulari orang lain. bisa mengurangi resiko TB dan Meski begitu, bakteri dapat aktif dan penggunaan alat pelindung diri menyerang kembali sewaktu-waktu, terutama ditempat kerja yang beresiko tinggi saat sistem kekebalan tubuh sedang melemah. terkena TB dan terapi antiretroviral Meskipun dalam kondisi laten, sebaiknya tetap (obat anti virus) untuk orang dengan memeriksakan diri ke tenaga medis guna HIV. mendapatkan pengobatan tuberkulosis. B. Pencegahan Sekunder Apabila seseorang yang sedang berada pada 1. Deteksi Dini fase TBC laten tidak mendapatkan Skrining atau penemuan kasus baru pengobatan, maka akan beresiko lebih tinggi yang benar-benar positif TB dengan untuk mengalami infeksi TB aktif. Begitu pula melakukan pemeriksaan dahak, jika penderita TB laten memiliki kondisi medis melakukan diagnosis TB paru dengan lain, seperti kekurangan gizi atau malnutrisi, memeriksa semua aspek TB diperiksa aktif merokok, diabetes atau infeksi HIV. 3 spesimen dahak dalam 2 hari, Selanjutnya (2) TBC aktif, yaitu kondisi diagnosis TB ekstra paru dengan ketika seseorang sudah menderita penyakit gejala dan keluhan tergantung organ TBC. Pada tahap ini bakteri TBC dalam tubuh yang terkena misalnya nyeri dada pada telah aktif sehingga penderitanya mengalami TB pleura dan diagnosis TB Pada gejala-gejala penyakit tuberkulosis. Penderita Orang Dengan HIV (ODHA). TB aktif inilah yang bisa menularkan penyakit C. Pencegahan Tersier TBC pada orang lain. Oleh karena itu, 1. Pencegahan Ketidakmampuan penderita TBC aktif disarankan untuk Penggunaan kortikosteroid (hormon mengenakan masker, menutup mulut dan pertahanan untuk melawan infeksi dan hidung ketika batuk atau bersin, dan tidak perubahan lingkungan) tambahan pada meludah sembarangan. Penderita TBC aktif pengobatan TB aktif, penggunaan juga perlu mendapatkan pengobatan TBC. operasi tambahan pada orang dengan Pengobatan ini perlu dilakukan secara rutin TB aktif serta pengobatan TB aktif selama minimal 6 bulan. Pengobatan yang pada orang dengan penyakit penyerta. tidak selesai atau berhenti ditengah jalan dapat 2. Rehabilitasi mengakibatkan kekebalan bakteri terhadap Pasien TB paru dengan pemeriksaan obat TB atau disebut juga T-MDR atau Multi dahak (BTA) positif dengan Drug Resistant Tuberculosis. pengobatan ulang kategori 2, bila Pencegahan Tuberkulosis hasilnya masih positif TB maka hentikan pengobatan dan rujuk ke Pencegahan TBC meliputi: layanan TB-MDR. Jika Anda sudah terlanjur terinfeksi TB, Coronavirus adalah suatu kelompok virus cegah penularannya! yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus Terdiagnosis TB sebisanya tidak membuat diketahui menyebabkan infeksi saluran napas penderita berkecil hati karena TB bisa sembuh. pada manusia mulai dari batuk pilek hingga Selain fokus pada penyembuhan diri, penderita yang lebih serius seperti Middle-East juga harus sebisa mungkin mencegah Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe penularan TB ke orang-orang sekitar dengan Acute Respiratory Syndrome (SARS). melakukan langkah-langkah ini: Coronavirus jenis baru yang ditemukan 1. Meski pengobatan TB bisa menyebabkan penyakit yang disebut berlangsung selama 6-12 bulan, sangat Coronavirus Disease 2019 atau disingkat penting untuk disiplin dalam minum COVID-19. obat seperti yang diresepkan dokter COVID-19 adalah penyakit menular yang secara terjadwal, bahkan jika penderita disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru sudah merasa lebih baik. Jika tidak, ditemukan. Virus Corona atau Severe Acute penderita bisa sakit lagi. Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS 2. Jika penderita memiliki kuman TB di CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem tubuh tapi belum aktif, artinya pernapasan. Virus Corona bisa menyebabkan penderita tidak menularkan penyakit gangguan ringan pada sistem pernapasan, tapi dokter akan tetap infeksi paru-paru yang berat hingga kematian. merekomendasikan untuk minum obat Virus ini bias menyerang siapa saja, seperti agar kuman tidak menjadi aktif. lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, 3. Patuhi pengobatan seperti yang anak-anak, dan bayi termasuk ibu hamil dan diresepkan sampai dokter menyatakan ibu menyusui. Coronavirus adalah kumpulan penderita sembuh. virus yang bias menginfeksi sistem 4. Kontrol rutin ke dokter. pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini 5. Selalu menutup mulut dengan tisu saat menyebabkan infeksi pernapasan ringan batuk atau bersin. Buang tisu bekas ke seperti flu. Namun, virus ini juga bias dalam kantong plastik, tutup atau ikat, menyebabkan infeksi pernapasan berat seperti lalu buang ke tempat sampah. infeksi paru-apru (pneumonia). 6. Cuci tangan setelah batuk atau bersin. 7. Jangan mengunjungi orang lain atau Virus ini menular melalui percikan dahak jangan mengundang orang untuk (droplet) dari saluran pernapasan, misalnya menjenguk penderita. ketika berada diruang tertutup yang ramai 8. Liburkan diri dari kantor atau sekolah, dengan sirkulasi udara yang kurang baik atau atau jangan dulu berpergian ke tempat kontak langsung dengan droplet. Gejala awal umum. Beristirahatlah dirumah. infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa 9. Gunakan kipas angin atau buka menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, jendela untuk menjaga ventilasi udara batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit yang efektif. kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan 10. Jangan gunakan moda transportasi sembuh atau malah memberat. Penderita umum. dengan gejala yang berat bias mengalami 11. Terapkan pola hidup sehat seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan olahraga rutin dan teratur, konsumsi berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala- makanan dan minuman yang bergizi, gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi jauhi rokok dan alkohol, dan jaga melawan virus Corona. Secara umum ada 3 kebersihan lingkungan sekitar. gejala umum yang bias menandakan seseorang terinfeksi virus Corona yaitu demam (suhu Coronavirus Disease (COVID-19) tubuh di atas 38o C), batuk kering dan sesak napas. Gejala lain yang juga bias muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih jarang seperti diare, sakit kepala, konjungtivitis, demam dan nyeri yang aman sesuai kondisi hilangnya kemampuan mengecap rasa atai penderita, (3) menganjurkan penderita mencium bau dan ruam di kulit. Gejala-gejala COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri COVID-19 ini muncul dalam waktu 2 hari dan istirahat yang cukup, (4) menganjurkan sampai 2 minggu setelah penderita terpapar penderita COVID-19 untuk banyak minum air virus Corona. Sebagian pasien yang terinfeksi putih untuk menjaga kadar cairan tubuh. virus Corona bias mengalami penurunan Virus Corona pada kasus yang parah oksigen tanpa adanya gejala apapun yang menyebabkan komplikasi seperti pneumonia disebut dengan kondisi happy hypoxia. (infeksi paru-paru), infeksi sekunder pada Seperti apa proses penentuan, organ tubuh lain, gagal ginjal, Acute Cardiac pengendalian dan pencegahannya? Injury (kondisi aliran darah ke jantung berkurang secara tiba-tiba) hingga pada Pasien bisa datang dengan keluhan infeksi kematian. Selain itu pada beberapa kasus, saluran pernapasan mulai dari ringan hingga seseorang juga bisa mengalami kondisi yang berat seperti demam, batuk, sesak napas disebut post-acute COVID-19 Syndrome, hingga kesulitan bernapas. Pemeriksaan fisik meski telah dinyatakan sembuh dari infeksi pada pasien dalam tahap awal biasanya virus. dilakukan pengkajian tingkat kesadaran. Pada awalnya bisa dalam keadaan composmentis Pengendalian dan Pencegahan (PPI) sesuai atau sadar dalam keadaan normal dan standar manajemen klinis pasien dimulai sepenuhnya. Penurunan kesadaran biasanya pasien masuk rumah sakit (IGD) terdiri atas: terjadi pada pasien COVID-19 berat. Tanda- 1. Kebersihan tangan (hand hygiene) tanda vital pasien umumnya terjadi dengan prinsip “6 Langkah 5 Momen” peningkatan frekuensi nadi, napas, dan suhu. sesuai panduan WHO. Tekanan darah bisa dalam batas normal atau 2. Alat pelindung diri (APD) mulai dari bisa menurun. Pemeriksaan fisik dada atau masker jenis masker surgical atau N95, torak secara khusus juga diperlukan untuk sarung tangan karet, kacamata memperoleh data diagnostik radiologi seperti pelindung (googles) hingga foto toraks, CT-scan toraks dan USG toraks pakaian/jubah pelindung infeksi sekali untuk mendapati gambaran pneumonia. Hasil pakai. pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan 3. Pencegahan tertusuk jarum atau benda kimia darah lengkap, mikrobiologi seperti tajam terutama pada staff kesehatan swab saluran napas atas dan aspirat saluran dan pasien, diperlukan alur tatalaksana napas bawah (sputum) untuk Rapid Test-PCR. jika terjadi kecelakaan seperti ini. Pengobatan definitif untuk COVID-19 4. Pembersihan atau perawatan sampai saat ini belum ada akan tetapi sudah lingkungan rumah sakit untuk dilakukan studi klinis tahap II di China memastikan kondisi selalu bersih menggunakan antiviral (obat anti virus) terutama pada ruangan yang digunakan Remdesivir yang digunakan untuk terapi Ebola untuk penanganan pasien infeksius. dan studi klinis di Jepang menggunakan ARV 5. Pencucian dan disinfektan peralatan (antiretroviral) yang juga obat anti virus yang medis sebagai sarana pencegahan biasa digunakan untuk terapi HIV. Pencegahan berpindahnya patogen dari alat komplikasi sesuai dengan gejala seperti terapi kesehatan yang sudah digunakan. oksigen dan antibiotik. Tenaga medis juga bisa 6. Manejemen pembuangan limbah medis memberikan beberapa langkah untuk yaitu sampah medis infeksius dibuang meredakan gejalanya dan mencegah pada tempat sampah berwarna kuning penyebaran virus corona, yaitu (1) merujuk dan diberi label “limbah infeksius”, penderita COVID-19 yang berat untuk sementara untuk sampah biasa (non- menjalani perawatan dan karantina di rumah infeksius) dibuang pada tempat sampah sakit rujukan, (2) memberikan obat Pereda dengan warna gelap dan diberi label 1. Lakukan isolasi mandiri dengan cara “non-infeksius”. tinggal berpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak Selain itu cara pencegahan yang terbaik memungkinkan, gunakan kamar tidur adalah dengan menghindari faktor-faktor yang dan kamar mandi yang berbeda bisa menyebabkan terinfeksinya virus ini yang dengan yang digunakan orang lain. disebut sebagai Protokol Kesehatan secara 2. Jangan keluar rumah, kecuali untuk umum, yaitu: mendapatkan pengobatan. 1. Terapkan Physical Distancing atau 3. Bila ingin ke rumah sakit saat gejala menjaga jarak minimal 1 meter dari bertambah berat, sebaiknya hubungi orang lain, dan jangan dulu keluar dulu pihak rumah sakit untuk rumah kecuali ada keperluan menjemput. mendesak. 4. Larang orang lain untuk mengunjungi 2. Gunakan masker saat beraktivitas atau menjenguk sampai dinyatakan ditempat umum atau keramaian, benar-benar sembuh. termasuk saat pergi berbelanja bahan 5. Sebisa mungkin jangan melakukan makanan dan hal-hal lain sebagainya. pertemuan dengan orang yang sedang 3. Rutin mencuci tangan dengan air dan sakit. sabun atau hand sanitizer yang 6. Hindari berbagai penggunaan alat mengandung alcohol minimal 60% makan dan minum, alat mandi serta terutama setelah beraktivitas di luar perlengkapan tidur dengan orang lain. rumah atau di tempat umum. 7. Pakai masker dan sarung tangan bila 4. Jangan menyentuh mata, mulut, dan berada di tempat umum atau sedang hidung sebelum mencuci tangan. bersama orang lain. 5. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan 8. Gunakan tisu untuk menutup mulut opla hidup sehat, seperti mengonsumsi dan hidung bila batuk dan bersin lalu makanan bergizi, olahraga secara rutin, segera buang tis uke tempat sampah. beristirahat yang cukup, dan mencegah Kondisi-kondisi yang memerlukan stres. penanganan langsung oleh tenaga medis di 6. Hindari kontak dengan penderita rumah sakit seperti melahirkan, operasi, cuci COVID-19, orang yang dicurigai darah, atau vaksinasi anak perlu ditangani positif terinfeksi virus Corona atau secara berbeda dengan beberapa penyesuaian orang yang sedang sakit demam, batuk selama pandemic COVID-19. Tujuannya atau pilek. untuk mencegah penularan virus Corona 7. Tutup mulut dan hidung dengan tisu selama berada di rumah sakit. atau siku saat batuk atau bersin, kemudian buang tis uke tempat KESIMPULAN sampah. Berdasarkan pemahaman konsep penyakit 8. Jaga kebersihan lingkungan dan benda menular dimulai dari pengertian, faktor-faktor yang sering di sentuh termasuk yang berhubungan atau yang menjadi kebersihan rumah. penyebab suatu penyakit, perjalanan atau Untuk orang yang diduga terkena COVID- proses terjadinya suatu penyakit, serta cara 19 (termasuk kategori suspek dan probable) untuk mengatasi atau mencegah sampai pada yang sebelumnya disebut sebagai ODP (orang cara pengendalian dari suatu penyakit dalam dalam pemantauan) maupun PDP (pasien kasus ini yakni perbandingan menyeluruh dalam pengawasan), ada beberapa langkah antara penyakit TB paru dan COVID-19, yang yang bisa dilakukan agar tidak menularkan menjadi beberapa fokus dari hal-hal diatas virus Corona ke orang lain, yaitu: adalah sebagai berikut: 1. Pemahaman konsep dari suatu penyakit untuk menanggulangi terjadinya faktor- secara umum dan secara khusus pada faktor resiko yang membahayakan proses perjalanan penyakit atau bagaimana kesehatan diri sendiri maupun orang lain terjadinya suatu penyakit terkait kasus atas disekitar. suatu penyakit yang diambil. 4. Selalu konsultasikan ataupun mencari 2. Bertambahnya tingkat pengetahuan informasi tambahan jika mengalami tentang perbedaan satu atau beberapa ketidakmampuan dalam memahami dan penyakit tetapi memiliki konsep penyakit melaksanakan suatu konsep penyakit pada yang saling berhubungan terkait gejala- tenaga medis terdekat atau pihak-pihak gejala dan tatalaksana pencegahannya. yang terkait agar tidak akan terjadi 3. Menjadikan opini terhadap pemahaman kekeliruan dalam menghadapi suatu perbedaan konsep penyakit dan cara masalah. pencegahannya sebagai acuan untuk REFERENSI memberikan informasi yang lebih tepat sasaran dan berfokus pada inti dari https://www.who.int/tb/data/en/ (07 pemahaman tersebut. November 2020, pukul 10:17 WITA) 4. Kajian dan identifikasi suatu proses penyakit sebelum terjadinya penyakit yang https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/downl lebih serius menjadi lebih terarah dan oad/pusdatin/infodatin/infodatin-tuberkulosis- sistimatis. 2018.pdf (07 November 2020, pukul 10:26 WITA) Selain itu, dari konsep penyakit menular sampai pada konsep penyakit TB paru dan https://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdisdmk/wp- COVID-19, secara garis besar lakukanlah hal- content/uploads/2017/08/Kesehatan- hal berikut: Masyarakat-Komprehensif.pdf?opwvc=1 (07 November 2020, pukul 10:31 WITA) 1. Pahami perjalanan dari suatu penyakit hingga akibatnya kematian. https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidi 2. Pelajari dengan seksama cara penularan kan_1_dir/7dd8c3551162ec61484b70bcc2fcc9 sampai pada cara pencegahan dan 99.pdf (07 November 2020, pukul 11:22 pengendalian suatu penyakit berkaitan WITA) dengan adanya hubungan antara satu https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/PATOL penyakit dengan penyakit lain. OGI_SYSTEM_PERNAFASAN_pak_jaka.pp 3. Patuhilah tatalaksana dan alur pencegahan tx (07 November 2020, pukul 13:04 WITA) dari suatu penyakit sesuai standar medis maupun pemerintah untuk menjaga https://jikesi.fk.unand.ac.id/index.php/jikesi.art kondisi tubuh sampai pada mencapai icle/download/13/10 (07 November 2020, kesehatan yang efektif secara bersamaan pukul 13:17 WITA)