AIPGI
Teori & Aplikasi
Editor:
PENERBIT BUKU KEDOKTERAN Fi EGC
® Memfotokopi/membajak buku ini melanggar UU No. 28 Th 2014Bec 24%
TMI GIZL TEGRE & APLINAST
(Oh: Paar alexa
{aor Prt Dr Hacbmyah, MS & 1 Dewa Nyarnan Suptiany, MPS
Copp: vaior Woks Rerkina, 8.Ge & Monica ater
{ascronin prtas kal och Peneebt Buku Kedakreran EGU
6 206 Pench Halas Keuhteraa EOC
PO Hox 4? felana WOn8>
Telepon 6566
Angi KAP!
‘less bal kas enro
Poon tak Miyat Emgicar Taste
Hak vip: disssungs Cndang-esang,
Praag nr
Cettkan 2887
[reper ea Dm eg me eon
Ai 24 tar pin tie Pir Gein ein Hane
Trhaterons Monicx Est — liana EGC, 3010
| gars essa
(cro | tsar Git nds, HE Harish, ULL Dew Nyoman Suparias,
V Stora Exe
“stan eigen pMARUN WN Mal daa ica
|) sar tinggi jw parcetaian
sh sfonggung Jens alae segs Heer a
IN. ha Ren,
pk sebbagan atu sed nt ac alas bork pep, eth sack estat snap mneken
1montiotoliy. werekar, atau dengan mengpunskan siztero pense lana, taxa ou rls dats PemedieDAFTAR ISI
Kata Pengantar vo Babs Protein 37
Sambutan vii oe on MSc, DrPH »
Kontributor sii Komposisi dan Serukrur 37
Fungsi Protein 37
Bagian 1 Ilmu Gizi 1 Asam Amino 38
Pencernaan dan
Bab 1 ‘Scjarah dan Masa Depan Ilmu Gizi 2 Penyerapan Protein 40
Prof. Dr: Hardinsyah, MS Metabolisme Protein
Pendahuluan 2 dan Asam Amino 2
Giai dan thmw Gi 3 Kebucuhan, Sumber dalam
Perkembangan Ilmu Gizi 4 ‘Makanan, dan Konsumsi Procein 43
‘Masa Depan mu Gizi 8 Evaluasi Mutu Protein 4
Ringhasan 9 Defisiensi Protein 46
Glosarium 9 Ringkasan a7
Daftar Singkatan 10 Glosarium 8
Dafiar Pustaka 10 Daftar Singkaran 49
Bab 2 ddan Maleanan 2 ‘a 7
Mars Khenira Kiusfiyadi, STR. MPH Babs Lenk: 51
Pendahuluan 2 Bernike Doloksarib, SST, M.Kes
Pangan dan Makanan 2 Pendahuluan 51
Ringkasan a Sceukeus Kimsia Lemeke 31
Glosasium a Penggolongan Lemak 51
Dafiar Singkaran B Klasifikasi Lemak 52
Dafkar Pustaka 2B Sumber Lemak 53
‘ Proses Pencemaan dan Absorpsi
Bab bagel a Lemale dalam Tabuh 53
Dr. tr Annis Catur Adi, M.S. ‘Merabolisme Lemak dalam Tubuh 53
Pendahuluan 25 Fungsi Lemak 55
‘Apa fu Karbohidrat? 5 Hieglegan, 35
Klasifikasi Karbohidrat 26 Glosarium 56
Jenis dan Sumber Karbohidrar Daftar Singhasan 58
Sedethana dan Kompleks 28 Daftar Pustaka 58
Fungsi Karbohidrat 29 7
a Bab 6 Vitamin 59
Ekskresi, dan Metabolisme Aripin Abmad, S.Si.T,, M. Kes
Karbohidrat 30 Pendahuluan 59
Keburuban Karbohidrat 32 Pengettian Vitamin 59
Jsu Kesehatan yang Jenis dan Klasifikasi Vitamin 60
Berhubungan dengan Karbohidrat 32 Penyerapan Vitamin 62
Ringkasan 34 Transportasi Vitamin 2
Glosarium 34 Penyimpanan Vitamin
Dafiar Singkatan 35 dalam Tubuh 66
+ Dafiar Pustaka 36 Ekskresi Vitamin 66Daftar Ii
Bab 7
Bab 8
Bagian 2
Bab 9
Bioavailabilitas Vitamin
Fungsi Vitamin
Dampale Defisiensi Vitamin
Dampale Kelebihan Viearnin
Sumber Vitamin
Kebutuhan Vieamin
Ringkasan
Glosarium
Daftar Singkaran
Daftar Pustaka
Mineral
Dr. Made Darawati, §.TP, M.Sc
Pendahuluan
Mineral Makro
ineral Mikro
Ringkasan
Glosarium
Daftar Singkatan
Daftar Pustaka
Air
Novian Swasono Hedi, SST; MPH
Pendahuluan
Pengertian Air
Fungsi dan Kebucuhan Air
Air Minum
Distribusi Air dalam Tubuh
Dampak Kekurangan
dan Kelebihan Air
Ringkasan
Glosarium
Dafiar Singkatan
Daftar Pustaka
Penilaian Status Gizi
Penilaian Status
gaanie
dr, Maria Poppy Herlianty. M.Epid.
Pendahuluan
Penilaian Klinis Berfokus Gizi
Riwayat Medis Terkait Gizi
Pemetiksaan Fisik Berfokus Gizi
Manfaat dan Indikasi
Pemeriksaan Fisik
Keunggulan dan Kelemahan
Pemeriksaan Fisk
Klasifikasi dan Interpretasi
Pemeriksaan Fisik
Ringkasan
Glosarium
Daftar Singkatan
Daftar Pustaka
66
68
2
5
7
7
81
82
82
83
84
87
95
96
7
98,
99
99
100
100
101
102
103
104
104
105
107
108
108
108
108
109
109
118
ug
122
122
125,
125
Bab 10 Penilaian Status Giri
Secara Biokimia
Manjilala, S. Ge, M. Git
Pendahuluan
Penilsian Biokimia
Zat Gizi Makro
Penilaian Biokimia
Zat Giai Mikro
Ringkasan
Glosarium
Dafiar Singkaran
Daftar Pustaka
Bab 11 Penilaian Status Gizi
Secara Antropometti
Dewa Nyoman Supariase, MPS
Pendahuluan
Antropomersi
Ringkasan
Glosarium
Daftar Singkaran
Dafar Pustaka
Bab 12 Survei Konsumsi Makanan
Dr, Fazi Aras, SKM, M.Kes
Pendahuluan
Survei Konsumsi Makanan
Tajuan Survei
Konsumsi Makanan
Metode Pengukuran
Kesalahan dalam Pengukuran
Konsumsi Makanan
Penggunaan Merode
Sutvei Konsumsi Makanan
i Berbagai Penelitian
Ringkasan
Glosarium
Dafiar Singkatan
Daftar Pustaka
126
126
126
129
130
13
131
132
133
133
133
138
138
139
139
140
140
141
143
143,
154
154
155
155
156
157
Bagian3 Gizi dalam Daur Kehidupan 159
Bab 13 Giri Remaja
Dr Susetyoroati, DON, M.Kes
Pendahuluan
Penilaian Status Gizi
Kebuuhan Gizi
‘Masalah Gizi dan Kesehatan
pada Masa Remaja
Ringkasan
Glosatium
Daftar Singkatan
Daftar Pustaka
160
160
161
162
165
167
167
168
169
|Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Giai Ibu Hamil
Dr, Made Danawati, $.TP, M.Sc
Pendahuluan
Karakteristik Kehamilan
Permasalahan Git
pada [bu Hamil
Gizi Seimbang untuk
Ibu Hamil
Rekomendasi WHO Tentang
Perawatan Antenatal Ibu Hamil
Dafiar Singkatan
Dafiar Pustaka
Gizi Bayi dan Balita
Dr: Suscyowari, DON, M.Kes
Pendahuluan
Penilaian Status Gizi Bayi
ddan Balita
Kebutuhan Gizi pada
Bayi dan Balita
Pemberian Makanan
‘Masalah Gizi pada
Bayi dan Balita
Ringlasen
Glosariurn
Dafiar Singkatan
Dafiar Pustaka
Giri pada Anak Usia Sekolah
Prof, Dodi Briawan
PPendahuluan
Masalah Gizi pada Anak Sekolah
Kebucuhan Giai uncuk
Anak Sekolah
iti Seimbang uneule
Anak Sekolah
Pangan Jajanan Anak Sekolah
(JAS)
Anemia dan Kecerdasan
‘Anak Sekolah
Ringkasan
Glosatium
Daftar Pastaka
aa
Alina Hieni, SKM, MPH
~ Usia Dewasa
Pemantauan Seatus Gizi
Usia Dewasa
170
170
170
172
174
179
179
180
181
181
182
182
182
184
187
189)
190
191
191
192
194
194
194
197
198
202
204
206
207
207
209
209
Daftar isi_ xix
Faktor yang Memengarubi
Konsumsi Pangan
Faktor yang Memengaruhi
Kebutuhan Giai Usia Dewasa
Kecukupan Gizi Usia Dewasa
Keseimbangan Energi
Usia Dewase
Permasalahan Gizi Usia Dewasa
Ringkasan
Glosarium
Dafear Singkatan
Daftar Pustaka
Bagian4 Pedoman Gizi
Bab 18 Pedoman Giri Scbagai
Instrumen Pendidikan
210
21
212
213
215
218
218
219
219
221
222
Dr. Kun Avistiati Susiloreni, SKM, M.Kes
Pendahuluan
Pengembangan Pedoman Gizi
Berdasarkan PGBP
Mempromosikan Kebiasaan
Makan Makanan Sehat
Pedoman Gizi unrule
Pendidikan Gizi
Ringkasan
Glosacium
Daftar Singkatan
Daftar Pustaka
Bab 19 Pedoman Giti di Mancanegara
dan Indonesia
Prof, Dr. Hardinsyab, MS
Pendahuluan
Pedoman Giai
Dasar Pertimbangan Perumusan
Pedoman Gizi
Pesan Gizi dalam Pedoman
iti di Berbagai Negara
Empat Schat Lima Sempurna
Disempurnakan Menjadi
Gizi Seimbang
Ringkasan
Glosarium
Daftar Singkaran
Dafiar Pustaka
22
222
23
224
226
226
27
27
28
228
29
229
29
230
21
239
241
242
242
243xx_Daftar tsi
Bagian5 GiziKlinik 245 (Obesitas pada Masa Anale Anak 282
Putofisiologi Obesitas 283
Bab 20 Interaksi Oba dan Makanan 246 Eriologi Obesitas 283
Iskandar Zulkarnain MSe Dampak Obesias 286
Pendahuluan 246 Pencegahan Obesitas 288
Risiko Interaksi Obac-Makanan 247 Penaralaksanzan Obesitas 290
Pengeruh Makanan Penatalaksanaan Terapi Giti
“Tethadap Obat 248 pada Obesitas 292
Penatalaksanaan Inceraksi Contoh Memu 299
(Obat dan Makanan 253 Ringkasan 302
‘Manfaat Meminimalkan Glosarium 303
Interaksi Obar-Makanan 254 Daftar Singkatan 305
Ringkasan 255 Daftar Pustaka 305
Glosariam 255 2 ee
Session deg Beb24 Aswan Gizi pada Hipertensi 308
eB 26 Martalena Br Purba, MCN, PhD
Pendahuluan 308
Bab 21 Pangan Fungsional dan Patolsiolog! Hipereensi 308
‘Kesehatan Masyarakat 257 Penycbab dan Dampal
Dr. Judiono, MPS Hiperrensi 310
Pendahuluan 257 Hubungan Status Gizi
Definisi Pangan Fungsional 257 dan Asupan Lemak
Persyaratan Pangan Fungsional 259 dengan Hipertensi 310
‘Aneka Ragam Pangan Fungsional 259 Hubungan Asupan Natrium
Keuntungan Adanya dan Kalium dengan Hipertensi 311
Komponen Aleit 262 Pengaturan Gizi pada Hipertensi 311
Ringkasen 268 Poses Asuhan Gisi Terstandar
Glosarium 269 (PAGT) pada Penderita
Daftar Singkatan 270 Hipercensi 312
Daftar Pustaka a1 Ringkasan 314
Bab 22 Penatalaksanaan Gizi Buruk 272 en elias as
Magilalena, 1 Mes Daftar Pustaka 316
Pendahuluan 2m
Pengertian Gizi Buruk 272 Bab 25 Asuhan Gizi pada
Penyebab Gizi Buruk 272 Penyakit Ginjal Kronik 318
Tanda dan Gejala Klinis Triyani Kresnatean, DON, M.Kes, RD
‘Anak Gizi Buruk m3 Pendahuluan 318
‘Terapi Gizi pada Anak Pengkalian Gizi Pasien
Giri Barule 274 Penyakit Ginjal Kronik 319
Pembuatan Formula 276 Diagnosis Gizi 321
‘Therapeutic Feeding Center Intervensi Gizi 321
(TFC) 7 Contoh Ment 325
Ringkasan 27 Mineral pada Penyalee
Glosarium 278 Ginjal Kronik (PGK) 307
Daftar Singkatan 279 Monitoring dan Evaluasi 328
Daftar Puscaka 279 Ringkasan 328
Bab 23 Penatalaksanaan Diet Obesitas 280 eace — _
‘Ni Komang Wiardari, SST, M.Kes afin Pur 330
Pendahuluan 280
Obesitas 280=
Daftarisi_ xxi
Bab 26 Asuhan Gizi pada Glosarium 370
Diabetes Melitus 331 Daftar Singkatan 370
Eiik Sulistyowati, SST, S.Ge, M.Kes Daftar Pustaka aA
acoey 333 Bagian6 Manajemen Makanan
Bloslieae Po Massal 373
Glosarium 340 insir i
Bab 30 Prinsip Manajemen
Daftar Singkatan 340 Pens ‘Makanan
Daftar Pustaka 341 bias = 374
Bab 27 Penatalaksanaan Diet Bachyar Bakri, SKM, M.Kes.
Penyakic Jantung 342 Pendahuluan 374
Rosidah Inayati, SST., S.Gz, MM., RD ‘Tujuan Penyclenggaraan
Pendahuiluan 342 Makanan Massa 374
Penyakie Jantung 342 Klasifikasi Penyelenggaraan
Diagnosis Gizi 343 ‘Makanan Massal 375
Penatalaksanaan Diet 345 ‘Menu pada Penyelenggaraan
Interaksi Obar dan Makanan 347 ‘Makanan Massal 375
Contoh Menus Diee Ketenagaan Penyelenggaraan
Penyakit Jantung 347 Malanan 377
Ringkasan 348 ‘Standar Penyelenggaraan
Glserinm: 349 ‘Makanan 377
Daftar Singkatan 349 Perencanaan Kebutuhan
Daftar Pustaka 350 Bahan Makanan 378
Bab 28 Penatalaksanaan Dit Kanker 351 hihi
Ari Wijayanti, DON, MPH, RD Manajemen Penerimaan dan
Pendahuluan 351 Penyaluran Bahan Makanan 380
Penycbab Kanker 351 ‘Manajemen Penyimpanan
‘Manajemen | 352 Bahan Makanan 381
Skrining Gizi 352 ‘Manajemen Persiapan dan
Nutrition Care Process (NCP) 353 ‘Pengolahan Bahan Makanan 383
Ringkasan 356 ‘Manajemen Distribusi dan
Glosarium 357 ‘Transportasi Makanan 384
Daftar Singkatan 357 Ringkasan 387
Daftar Pustaka 358 Glosarium 388
Bab 29 Penatalaksanaan Diet HIV-AIDS 359 Daftar Singleatan see
Rai Ngardita, SKM, M Kes ae ae ae.
Pendahuluan 359 Bab 31 Sanitasi dan Keamanan
Patofisiologi, Etiologi, Makanan Massal dan HACCP 389
can Klasifikasi 359 Tits Sari Kuswma, 8 Gz, M.P
Epidemiologi AIDS 360 Pendahuluan 389)
Stadium Klinis HIV/AIDS 360 Pengertian 389
Diagnosis 361 Keracunan Makanan
‘Hubungan Gizi Kurang, (Foodborne Mlness) 390
dengan HIV/AIDS 361 Sanitasi Makanan 391
‘Asuban Gizi pada Anak 3620 Hazard Analysis Critical
* Asuhan Giai pada Dewasa 363 Control Point (HACCP) 392
Asuhan Gizi pada Ibu Hamil Ringkasan 398
dan Menyasu 367 Glosarium 398
Ringkasan 368 Daftar Singkatan 400
‘Daftar Pustaka 400xxii_Daftar isi
Bab 32 Pelayanan Giri Rumah Sakit 401 Gin Sut Latha/Perandingan 38
Ruliana, SST; M. M.Kes, RD Gizi Setelah Latihan _ 89
Tendibiliag 401 Pentingnya Kehadiran Abli Gizi 439
Keen 402 Ringkasan 440
“Tara Laksana Pelayanan Giti Glosarinet 40
Rumah Sakie 402 Dafiar Pustaka 4a
Pelayanan Gisi Rawat Jalan 405
Penyelenggarzan Malanan 496-«Baglan7 Masyoralot =
Penyuluhan Gizi dan Promosi Babs6 — Peceacniitanr Gat 444
Kesehatan Rumah Sakic 408 :
I Desoa Nyoman Supariass, MPS
Penelitian dan Pengembangan 7 Taaboisae dt ea
Gizi Terapan 09 ecertanl Gi a
igetian Perencanaan Gi
Soe 409 Dolcimen Perencanaan
Glosarium 410 Program Gi 2s
Die Sines Ee “Tahap Perencanaan Gi 446
pees, a Evaluasi Perencanaan Gizi 452
Bab 33 Gini Tenaga Kerja 413 Ringkasan 454
Dewi Sri Sumardilah, SKM, M.Kes Glosarium 455
Pendahuluan 413 DafenSinglaan 455
Beberapa Pengertian 413. Daftar Pustaka 456
Gizi dan Produkcivicas Kerja 414 Ba37 Pendidikan dan Advokasi ici 457
Cae Dr. Nurul Musibab, SP M.Kes
i Indonesia aa eee, a7
Kebucuhan Gini Tenaga Kerja 417 eaten ae
Penyelenggarean Makan Paaara =
Bagi Tenaga Kerja ee Kajian Pencegaban'Siunting
Penyusunan Menu untuk pada Baducs Scbogai
Ce = Bahan Advokasi Gizi 462
rh oa or eran Abli Gai dalam
Glosarium 424 4
Daftar Singkatan 424 ree denis AD
pa am Glosarium 465
Bab 34 Gizi Anak Sekolah 26 Daftar Singkaran 465
Dr. Tiurma Sinaga, MPSA Daftar Pustaka 466
Pendidikan: 426 Bab 38 ——Pengembangan Media
wise a Pendidikan Gizi 467
da P
Masalah Gizi Anak Sekolah 427 eee es
Perbaikan Gizi Anak Sekolah 428 eee, a
Kantin atau Warung Sekolah 429 Padidien 4
Kebutuhan Gizi Anak Sekolah 430 Ghat! ii
a = Daftar Singkatan 472
oe Daftar Pustaka a7
Daftar Singkatan 432
Daftar Pustaka 433 Bab39——- Monitoring dan Evaluasi
Bab 35 “Giri Olahraga 34 eigen,
Muay Kaswari, SPd, MS! Seecne Hie Froese MES,
e —t Pendahuluan 473
Pendahuluan 434 ae a
Perkembangan Gizi Olabraga 434 a qe: :
jjuan Monitoring dan Evaluasi 474
God Shounen a Monitoring dan Brabus 474
|Bab 40
Bab 41
Tujuan Monitoring dan
Bvaluasi Program Giri
Ringkasan
Glosarium
Dafiar Singkatan
Daftar Pustaka
Kebijakan dan Program
Gizi Masyarakat Indonesia.
Jr, Doddy lewardy, MA
Pendahuluan
Arti Kebijakan dalam
Konteks Gizi Masyarakat
Perkembangan Kebijakan
Program Gizi
Faktor yang Memengaruhi
i Kebijakan Program
Giti di Masyarakat
Kebijakan Program Gisi 2017
Ringkasan
Glosarium
Dafiar Singkaran
Daftar Pustaka
Surveilans Gizi
Nils Aria Zulfianto, MS
Pendahuluan
Pengertian
‘Manfaat Surveilans Gizi
‘Tujuan Surveilans Gizi
Fungsi dan Ruang Lingkup
Prinsip Dasar
‘Merode
Pengguna Informasi
Indikator
Pelaksanaan Surveilans Git
di Indonesia
Pemantauan Status Gizi
Ringkasan
Glosarium
Daftar Singkaran
Daftar Pustaka
in8 Penelitian dan
Wirausaha Gizi
Penelitian Gizi di Indonesia
a7
478
478
479
479
480
480
480
481
482
486
488
489
489
490
41
491
491
492
492
492
493
493
493
494
494
495
495
496
496
496
497
498
Prof deh. M. Rizal Martua Damani,
MRepSc, PhD
Pendahuluan
‘Tantangan dan Masilah Gizi
iTingkat Global
Beban Gizi Ganda di Indonesia
498
498
500
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Daftarisi_ xxiii
‘Agenda Penelitian Global di
Bidang Gizi
‘Agenda Penelitian Gizi
di Indonesia
Ringkasan
Glosarium
Daftar Singkatan
Daftar Pustaka
Aplikasi Statistika dalam
Penelitian Gizi
500
501
503
504
505
505
506
Prof In Dadang Sukandar, M.Se PhD
Pendahuluan
Statistica dalam Penentuan
Status Giri Secara Antropometti
Statistika dalam Pengukuran
Asupan dan Kecukupan Gizi
‘Sampling
Pendugaan Paramecer
Hipotesis Seatistiea
Asosiasi, Korelasi, dan Regresi
Statistika Non-Paramecrik
Rancangan Percobean
Probabilistik dan Dererministie
Program Matematis
Ringkasan
Glosacium
Dafar Singkatan
Daftar Pustaka
Peluang dan Manajemen Usaha
di Bidang Gizi
Bastianus Daddy Riyadi, SKM, MM
Pendabuluan
Kewirausahaan
‘Teknik dan Strategi Pemasaran
Manajemen Usaha Bidang Gizi
Glosarium
Daftar Singkatan
Daftar Pustaka
Pengalaman Mendirikan
Katering Diet
Dian Handayani, SKM, M.Kes, PhD
Pendahuluan
Katering Diet
Cara Mendirikan Usaha
Katering Dier
Alir Kerja Karering Dice
Kendala dalam Pengelolaan
Katering Dier
Ringkasan
Glosarium
506
507
508
509
510
510
Su
512
512
514
514
515
516
516
517
517
520
534
544
544
545
545,
546
546
546
547
550
551
552
553xxiv_Daftarisi
Daftar Singkaran 553 Bab48 —-Hukum dan Pratile
Daftar Pustaka 553 ‘Tenaga Giai di Indonesia 573
I Dewa Nyoman Supariasa, MPS
Bagian9 UjiKompetensi dan eee 3
Sertifikasi 555 Tenaga Kesehatan dan Git 574
7 c Kode Exik Profesi Gizi 377
Bab 46 UjiKompetensiTenaga Gini 556 Peron Peresg Balai
oy, Rilecine Terkait Gizi 578
cae 556 Praketik Tenaga Gizi 579
Deer Ea 556 ‘Malpraik 581
Pentingnya Pelaksanaan Ringkasan a
Uji Kompetensi 597 Clee 562
eee eee Dafear Singkaran 584
Uji Komperensi Tenaga Gini 558 Dahir Ste
Bacasan Ketkutsertaan :
‘Uji Kompetensi Tenaga Gizi 558 Lampiran A 585
Merode dan Materi Uji Eanpiean 597
Kompetensi Tenaga Giei 558
‘Wakeu dan Pembiayaan Uji ‘Lampiran C 599
Kompetensi MahasiswaGizi 561 Lampiran D 600
Inmplementasi Uji Kompetensi 561 7
Uji Kompetens Sebagat Lampiran E 602
Persiapan Menghadapi Era MEA 562 Indeks 605
Ringkasan 562
Glosarium 563
Dafiar Singkatan 563
Daftar Pustaka 564
Bab 47 Sertifikasi Profesi Gizi 565
Dr Minarto, MPS
Pendahuluan 565
Sistem Pendidikan Giri 566
Prosedur Registrasi Tenaga Gizi 567
Ringkasan 370
Glosarium S71
Daftar Singkaran 572
Daftar Pustaka 57234
GIZI ANAK SEKOLAH
Dr. Tiurma Sinaga, MFSA
PENDAHULUAN
‘Usia anak sekolah merupakan investasi bangs karema
mereka adalah generasi penerus yang akan menentukan
kkualitas bangsa di masa yang akan dacang. Usia anak
sckolah dapat digambarkan sebagai bocah berumur 4-6
tahun sebagai usia pra-sekolzh atau Taman Kanak-kanak
(TX), dan usia 6-12 tahun sebagai usia sekolah. Tambuh
kkembang anak usia sckolah yang optimal antara lain
dipengaruhi olch junmlah dan kuslitas asupan zat giz yang
diberikan dalam maanannya. Anak usiasekolah cumbuh,
dengan kecepatan generis masing-masing, dengan per-
byedaan tinggi badan yang sudah mulai tampak. Beberapa
anal cerlihat relaif lebih pendek atau lebib cinggi. Anak
pada usia sekolah 6-12 tahun melewati sebagian besar
swakru hariannya di luar rumah, seperti bermain dan olalt
raga. Waktu-wakru istirahat saat bermain dan olahraga,
biasanya digunakan uncuk mengonsumsi makanan dalam
rangka memenuhi keburuhan energi dan rat gixi mereka,
‘Kekurangan gizi pada siswa di sekolah akan meng-
‘kibackan anak menjadi lemah, cepat lelah dan sakit-
salkitan, schingga anak menjadi sering absen serta meng
lami kesultan untuk mengikuti dan memahamai pelajaran
‘dengan baik. Banyake siswa yang cerpaksa mengulang di
eels yang sama atau bahkan meninggalkan sekolah (drop
coud) sebagai dampak kurang giai (WNPG, 1998). Hal ini
merupakan hambatan yang, serius untuk mencerdaskan
Ichidupan bangsa melalui pendicikan.
‘Sampai sat ini, pembangunan sumber daya manusia
indonesia masih menghadapi berbagai masalah, khusus-
‘nyadalam bidang pendidikan dan kesehatan. Permasalahan
yang dihadapi dalam pembangunan sumber daya manusia
(SDM) di bidang pendidikan adalah angka pucus sekolah,
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
12013, persemtase anak putus sekolal dasar sebesar 0,67%
(Kemendikbud, 2016). Meskipun belum ada penelitian
kchusus, diduga penyebab putus sckolah adalah rendahnya
keadaan keschatan dan gizi anak-anak sera kemiskinan
corangtua mereka, sehingga tenaga mereka lebih diperlukan
uuneuk membantu mencari nafkah. Oleh sebab itu, upaya
peningkaran kuslitas sumberdaya manus harus dilakukan
sejaedini,secarasistematis dan betkesinambungan.
PENGUKURAN STATUS GIZI ANAK
SEKOLAH
Karakteristik fisik anak sekolah meliputi pertumbuhan
lambae dan teratut, berat badan dan tinggi badan anak
perempuan lebih besar dibandingkan dengan anak laki-
Jaki pada usia yang sama, pertmbuhan gigi permanen,
tpafsu makan semakin besar dan mulai terjadi baid pada
autak perempuan, Beberapa karaktetistik cmosi dan sosial
anak sekolah ancara lain suka berteman dan bermain, rasa
ingin cahu meningkat. Masa usia anak sekolah dasar
disebuc juga masa intelekrual, Karena keterbukaan dan
Jeinginan anak untuk mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman, Karakteriscik incelekcual anak sia sekolah
meliputi suka berbicara dan mengeluarkan pendapat,
‘memiliki minat besar dalam belajar dan keterampilan,
‘asa ingin mencoba hal baru dan selalu ingia tabu sesuat,
serta perhatian terhadap sesuatu sangat singka.
‘Ada berbagai cara untuk menilai status gizi seseorang
yaitu konsumsi makanan, antropometsi, biokimia dan
linis. Antropomerri atau ukuran tubuh merupakan
refleksi dari pengaruh genetik dan lingkungan. Penilaian
searus gizi dengan menggunakan metode antropometti
merupakan cara yang mudah dan marah dibandingkan
dengan penilaian statu gai lainya. Ukuran antropometeti
dibagi menjadi dis, yaitu ukuran massa jaringan dan
‘ukuran linier. Ukuran massa jaringan mefiputi pengukaran
‘erat badan,tebal lemak di bawah kali dan lingkar lena
aas. Ukuran massa jasingan ini sifarya sensiif, cepat
berubah, dan menggambarkan kondisi saat ini. Adapur.
ukuran linier meliputi pengukuran tinggi badan, lingkar
keepala dan lingkar dada. Ukuran liniersifaenya spesifiky
perubahan relative lambat, uluran eerap atau nalke dan
dapat menggambarkan riwayat masa lalu.
erdasarkan Depkes 1995, parameter dan indeks
antropometri yang umum digunakan uncak menilai stars
gi anak adalah indikator Berat Badan Menurut Umut
(BBIU), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) dan
Indeks Masta Tabu Menurut Umur (IMT/U). Indeks
Rerat badan menurut umur (BB/U) menggambarkan
scarus gizi pada masa kini, Selain itu. indeks BB/U sangat
sensitif digunakan untuk pemantauan status gizt anak
426Tabel 34.1. Kiasifikasi status gizi pada berbagai
ukuran antropometri
‘Gemuk 250)
Normal 25D sid
28D)
Kurusiwasted 2
50}
Sangat kus (3
50)
Giz lebih (52D) | Normal (22 SD)
Giri balk (2-250 sid | Pendek/stunded
25D) «2s0)
Gizi kurang (<2 SD)
Gi buruk (<3 SD)
jangka singlat. Indeks berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB) merupakan indikator yang baik uneuk menyata-
ean status gist saat ini sama seperti indeks BB/U dan
biasanya digunakan untuk mengevaluasi dampak gist
bberbagai program dan untuk memantau perubahan gizi
dalam jangka waktu pendek. Indcks tinggi badan menurut
umur (TB/U) menggambarkan status gizi pada masa lal
MASALAH GIZI ANAK SEKOLAH
‘Ada dua fakror yang memengaruhi pertumbuhan dan sta-
tus gizi anak di negara-negara berkembang, yaitu penyakic
infeksi dan konsumsi makanan yang kurang memenuhi
keburuhan gizi, Gangguan pertumbuhan dan peckem-
bangan anak dalam jangka pendele akan’ memengarubi
onsentrasi belajar dan prestasi belajar: Akibar jangka
panjangnya adalah penurunan kualitas samber daya
manusia (SDM). Keadaan gizi atau status gizi yang baik
akan menimbulkan derajat keschatan yang optimal, dan
akan _membancu anak sekolsh dalam meningkackan
Kemampuan daya pilkie dan peeforma belajar. Starus gi
didefnisikan sebagai suaru keadaan keschatan rubuh
sescorang atau sekelompok orang yang diakibarkan oleh
konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan
(Gibson, 2005).
‘Anak-anak sekolah di negara berkembang urmumnya
menderita kelaparan jangka pendek, kekurangan energi
protein, dan kekurangan iodiuim, vitamin A, dan zat besi.
Beberapa studi menemukan bahwa status gi dan
keschatan berpengaruh penting pada kapasitas belajar
anak-anak dan kinerja mereka di sekolah, Anak-anak usia
sekolah yang kekurangan gizi tertentu dalam makanan
mereka, terutama besi dan iodium, atau yang menderita
kekurangan energi-protein, kelaparan, dan/atau infeksi
parasit atau penyakit lain, tidak memiliki kapasitas yang
sama uncuk belajar seperti anak-anak yang schat dan
gizinya baik (Cueto, 2008).
‘Masalah-masalsh yang timbul pada kelompok usia
Sekolah antara lain berat badan rendah, defisiensi zat best
(urang darah), dan defisiensi vitamin E. Masalah ini
Bab34_Gizi Anak Sekolah 427
simbul karena pada umurumor ini anak sangat aktif
bermain dan banyak kegiatan baik di sekolah maupun di
Jingkungan rumahnya. Selain ita, anak kelompok ini
kadang-kadang nafsu makan mereka menurun, sehingga
konsumsi makanan tidak seimbang dengan energi yang
diburubkan (Nocoatmodo, 2007).
Giai yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi
‘makanan setiap hari berperan besar uncuk kehidupan
anak tersebut, Gizi yang cukup memberikan peran yang,
pencing selama masa sekolah untuk menjamin babwa
anak-anak mendapatkan percumbuhan, perkembangan
dan keschatan yang maksimal. Seorang anak yang meng-
alami defisiensi zat giri akan berakibat pada berbagai as-
pek fisik maupun mental, Masalah ini dapat dicanggulangi
secara cepat, jangka pendek dan jangka panjang, serta
dapat dicegah olch masyarakar sendiri sesuai dengan
lasfikasi dampak defisinsi zat gizi antara lain melalui
pengaturan makan yang benar (Santoso, 2004).
Survei yang dilakukan di Indonesia pada tahun 1998
menunjukkan bahwa 70% anak di desa miskin me-
gonsumsi makanan kurang dari 70% kebucuban energi
sehari mereka; 40% anak-anak anemia dan kira-kira 50—
80% anak-anak terkena infeksi cacing (Studdert &
Sockirman, 1998). Laporan lain mengungkapkan bahwa
anak sekolah di Indonesia yang menderita gizi kurang
kronis sedang (stunting) hanya berkurang 3,7% yaitu dari
39,8% tahun 1994 menjadi 36,1% pada tahun 1999, Hal
ini mengindikasikan bahwa hanya sedikit yang telah
dilakukan oleh pemerintah untuk menyeleszikan masalah
kekurangan gizi anak sekolah tersebut. Oleh karena itu,
harus dilakukan usaha pencegahan secara-menyelutuh
(komprehensif) yang dapat dilaksanakan sebagai upaya
tuncuk memecahikan masalah rersebut Judhiascuty, 2005).
Laporan analisislanjut data Riskesdas 2010 menyata-
kan bahwa defisit energi populasi anak usia sckolah (6-12
tahun) sebesar 294 KkaV/hari, sedangkan defisit untuk
keperluan intervensi sebesar 558 Kkal/hari. Dan jika
dla defisit protein untuk incervensi ditemukan sebesar
12,2 gramfhari (Salimar, 2011),
Hasil review techaclap berbagai penelitian bidang gizi
ddan kesehatan di Indonesia menunjukkan bahwa, pada
anak-anak sia 412 tahun mengalami defisic asupan
energi sebesar 35% dan defisit asupan protein sebesar
20% dari Angka Kecukupan Gizi. Selain itu, 20% anak-
anak memiliki kebiaszan makan kurang dari 3 kali sehari
dan 20% anak-anak berangkat ke sekolah tidak sarapan
(ACDR, 2013). Analisis data Riskesdas 2010 yang dilaku-
Kan-tethadap konsumsi pangan pada 35.000 anak usia
sekolah dasar, menunjukkan bahwa 26,1% anak hanya
sarapan dengan minuman (air teh dan susu) dan 44,6%
anak yang sarapan hanya memperolch asupan cnergi
Jeurang dari 159% AKG (Hardinsyah dc, 2012),428 imu Giz: Teori dan Aplikasi
Persentase kebiasean tidak sarapan pada anak-anak
bervariasi ancara 17% terjadi di Jakarta hingga 59% terjadi
di Yogyakarta (Hardinsyah dan Aries, 2012). Sebesar
90.2% anak usia sekolah mengonsumsi sarapan dengan
mutu gizi yang rendsh (Perdana dan Hardinsyah, 2013).
Beberapa alasan anak-anak sering meninggalkan sarapan
adalah tidak sempat, malas atau tidak disediakan oleh
keluarga. Selain hal rerseburdi aas, rendahnya pengetahu-
an gizi dan kescharan menjadi salah sacu penyebab rendah-
nya kualitas konsumsi pangan khususnya pada anal
sekolah dasar. Sarapan sangat perlu diperhatikan untuk
‘mencegah hipoglikemia dan agar anak lebih mudah unrule
‘menerima pelajaran. Anak-anak yang melewatkan sarapan
lebih cenderung mengonsumsi makanan di luar rumah
dan mempunyai perilaku diet yang tidal schat, yaitu
dengan mengonsumsi snack yang rendah 2ar gist yang
berpotensi memiliki efek buruk verhadap peningkatan
berat badan anak.
Laporan Riskesdas 2013 menunjukkken masih tinggi-
nya persentase anak usia 5-12 tahun yang kurus, pendek
(tanting), gemuk dan anemia yaitu masing-mé
11,2%, 30.7%, 18,8% dan 26.4%, Meskipun persencase
anak sekolah dasar yang pendek di Indonesia menurun
dari 35,8% (Riskesdas, 2010) menjadi 30,7% (Riskescdas,
2013), tetapi persencase tersebur masih tergolong sangat
tinggi dan merupakan masalah giai masyarakat. Selanjue-
nya, sebesar 89,3% penduduk di acas usia 10 cahun tidak
cukup makan sayur dan buah, dan hanya 47,2% yang
melakukan cuci tangan dengan benar sebelum makan
(Riskesdas, 2013). Konsumsi buah dan sayur yang rendah
discbabkan pola sarapan dan pemberian snack yang tidak
teratur.
PERBAIKAN GIZI ANAK SEKOLAH
Penelitian membukikan bahwa "Education and learning
depend on good nusrition and health”. Negara-negara maj,
seperti Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Jepang, dan
sekarang dlisusul oleh Tiongkok, India, Malaysia, Korea
Selatan, Singapura, dan ‘Taiwan, adalah negara-negara
yang sejal memulai pembangunannya mendudukkan gizi
anak sekolah dan pendidikan sebagai prioritas tama.
Negara-negara ini menganut paradigma "To Buile Nation
Buils Schoo. Dit negara cersebut makanan anak sekolah
atau dikenal dengan schoo! feeding sangat diperhatikan
penyelenggaraannya,
‘Banyak intervensi yang telah dilakukan pada beberapa
tahun terakhir ini, yang bercujuan meningkatkan ke-
mampuan siswa, terutama bagi mereka yang kurang giai
Di ancara intervensi tersebut, program pemberian sarapan
di sckolah sering dianggap sebagai intervensi yang efekif
untuk meningkatkan efisiensi pendidikan di sekolah-
sckolah miskin di negara berkembang (Cucto, 2008).
rogram sarapan di sekolah diargetkan uncuk mengurangi
kkelaparan dan meningkatkan status giai anak-anak, tg,
uutama mereka yang kurang giei (Powell et al, 1998)
Program sarapan ataupun makan siang di sckol,h
dipersiapkan dan dioleh di dapur-dapur sekolah atau gj
luar gedung sekolah. Hal ini berganrung pada fasilias
yang tersedia di sekolah ersebut. Sekolah dengan jurlah,
siswa yang banyak di kora-kota sering mempergunakan
dapur produksi cerpusac dan mengirimkan makanan jag;
ke sekolah yang lebih kecil yang berada di sekitarny,
{Palacio &¢ Theis, 2009). Program sarapan telah terbulgi
bermanfaat, di antaranya:
1. Meningkatkan folas acau konsencrasi belajar
2, Meningkatkan ketahanan fisik dan daya tahan tubuh
Meningkatkan status gizi dan kescharan
‘Mengurangi rsiko kegermukan
‘Mencegah jajan sembarang
‘Melatib disiplin dan kebersamaan.
Berdasarkan hail penclitian yang dilakukan oleh
Guinn e al, (2002) pada 357 anak sekolah dasar di
Georgia menunjukkan bahwa, sebesar 66% anake yang
berpartisipasi dalam program sarapan_sekolah, lebih
banyak mengonsumsi energi, vitamin, dan mineral
dibandingkan mereka yang tidak berpartisipasi dalam
program sarapan sckolah, sera secara kescluruhan mereka
memiliki pola makan yang lebih baik. Miller Nee at al
menyatakan bahwa peningkatan 50% pemberian porsi
bbuah dan sayur pada anak sekolah dapat meningkackan
konsumsi buah dan sayur, walaupun diburuhkan motivasi
yang kuat dalam mengonsumsi bush dan sayur yang harus
ditanamkan pada siswa tersebut
‘Tajuan utama pelaksanaan makan siang di sckolah
adalah meningkatkan keschatan anak serta membentuk
pola makan yang sehac (Woo, 2015). Pelaksanaan makan
siang di sekolah yang sesuai dengan keburuhan anak
cerbukti bermanfaar bagi pola makan anak. Spence et al
(2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa makan
siang di sekolah memiliki banyak keuntungan giat
dibandingkan bekal dari rumah, serta_berpotensi
mengurangi kejadian obesitas pada anak. Evans et al.
(2012) dalam penclitiannya-menunjukkan bahwa
incervensi makan sang di sekolah dapat meningkatkan
asupan buah dan sayur pada anak-anak. Pemanfaaran
ppangan lokal dalam komposisi menu makanan di sekolah
juge dapat dilakukan uneak memperkenalkan anak ke~
pada berbagai macam jenis pangan lokal.
Pengalaman penulis dalam pelayanan makanan anak
di sekolah adalah dapat mengubah perilaku makan sayur
ddan buah pada anak SD. Siswa yang tidak pernah makan
pepaya, dan menyatakan bahwa bau pepaya yang menjadi
alasan siswa tidak suka, retapi ibu guru kelas pada saat
makan sang mengatakan behwa tidak diperbolehkan
{eluarkelas(stirahar) bagi siswa yang belum menghabiskan
bbuah. Pada akhirnye semua musid mau mencoba makan
esac conanbuah pepaya. Scorang siswa pertama kali diberikan pepaya,
lama siswa tersebut mengonsumsi habis pepaya adalah 2
jam. Minggu kedua pemberian pepaya, siswa ersebuc
dapat menghabiskannya 1 jam, minggu ketiga ¥2 jam dan
rminggu keempat siswa sudah dapat mengonsumsi pepaya
dengan wakeu yang lebih singkat yaitu 510 menit. Jad,
diburohkan motivai yang kuar dalam mengonsurnsi buah
yang harus ditanamkan kepada siswa.
?Pengalaman lainnya adalah, pada aatmusim rambutan
penulis member’ buah rambutan di kets 6 SD, llu seorang
siswa mempergunakan sendok makannya untuk mengupas
kkulit rambutan. Penulis menghampiti siswa terscbur dan
bbertanya mengapa mempergunakan sendok makan untuk
rmengupas kulie rambutan, dan siswa tersebur mengarakan
bbahwa belum pemah makan rambutan. Penulis sangat
sedih melihat kenyataan ini, padahal Indonesia khususnya
kkora Bogor yang terkenal dengan banyaknya ketersediaan
sumber buah, tetapi masih ada siswa yang tidal mau
‘mengonsumsi karena tidak dibiasakan di rumah. Pada seat
ada kesempatan bertemu dan berbincang dengan orangrua
siswa tersebut, cerungkaplah bahwa ibunya tidak pernah
‘memberikan buah rambutan karena sulir memperolehnya.
Alasan orangiwa siswa adalah rambutan hanya dijual
dipinggir jalan pada saat musimnya dan jarang berada di
supermarket. Ibunya memberi informasi bahwa anaknya
biase diberi buah yang tersedia di supermarket saja seperti
sunkist atau anggur impor.
Hakikamya di Indonesia telah ada kegiatan Pemberian,
Makanan Tambahan Anak sekolah (PMT-AS) dalam
rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan mendukung
program pengentasin. kemiskinan. PMT-AS bertujuan
tuncuk mencegah masalah kekurangan energi protein pada
siswa Sckolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidayah (MI)
sekaligus mengupayakan mengurangi kecacingan pada
anak. PMT-AS dilaksanakan dengan memberikan kudapan
ddan merupakan program nasional dimulaisejak 1996/1997,
serta dlaksanakan secara lintas sektoral. Pada tahun 2010
dilakukan kembali kegiatan Penyediaan Makanan Tambah-
an Anak Sekolah (PM'EAS) yaicu dengan meningkakan
partisipasi masyarakat dalam penyediaan makanan berupa
Jeudapan dari bahan pangan lokal melalui pemberdayaan
masyarakat serempat (Kemendagri 2010). Pada tahun
1997-2000 telah dilaksanakan program Pemberian Makan-
an Tambahan bagi Anak Sekolah (PMT-AS). Pada tahun
2010 dan 2011 program Pemberian Makanan Tambahan
Anak Sekolah berubah menjadi Penyediaan Makanan
‘Tambahan Anak Sekolah (PM'T-AS) dalam bentuk kudapan
yang dilaksanakan di 27 kabupaten pada 27 provinsi. Hasil
‘fas program PMT-AS mengungkapkan bahwwa:
Makanan yang disajikan berupa kudapan (mack)
yang sarar akan karbohidrat, tetapimasih kurang
komponen sayur dan buah (sebagai sumber vitamin
mineral)
Bab34 GiziAnak Sekolah 429
2. Makanan tambahan diberikan setelah pukul 9 untuk
rmelengkapi sarapan, naman pelaksanaanmya menjadi
pengganti sarapan
3. Belum melibarkan kantin sckolah schingga dana
coperasional lebih besar (petlu pengadaan peralatan
‘mask bagi Tim Penggerak PKK atau Komite Sekolah
sebagai pengelola makanan).
Dengan mempertimbangkan besarnya_manfaat
sarapan bagi anak didik, diperlukan suatu Program|
‘Pembinaan Gizi Anak Sckolah yang lebih komprehensif
yang menggabungkan pemberian sarapan.schat serta
pendidikan karakrer dan gizi scimbang agar sarapan schat
‘menjadi suatu kebiasaan bagi siswa sebelum mengikuti
kegiatan belajar di sekolah dalam rangka mewujudkan
siswa sehar berprestasi sebagai genetasi penerus bangsa
Hal ini didukung Permenkes No. 41 Tahun 2014 tentang
Pedoman Giri Seimbang yang menyatakan mengenai
pentingnya sarapan yang tertuang dalam Pesan. ke-6 dari
10 Pesan Gizi Seimbang, Suatu program yang kompre-
hensif dapat berpengaruh penting tethadap pengetehuan
gizi dan kebiasan makan anak sekolah dasar yang jugs
dapat memengaruhi anggota keloarga lain,
Direkrorat Pembinaan Sekolah Dasar, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan , Kementerian
Pendidikan dan Kebudayzan berdasarken pada tahun
2016 meluncurkan Program Gizi Anak Sekolah (ProGAS)
dengan tujuan umum untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dan prestasi belajar pescrta didik melalui pem-
berian pendidikan gizi, peningkatan asupan gizi melalui
sarapan schat dan pendidikan karakver agar siswa mem-
;punyai perilaku dan budaya hidup bersih dan sehat untuk
membentuk karakter insan Indonesia yang tangguh dan
herdaya saing. Secara khusus ProGAS bernujuan uncuk:
1. Meningkatkan asupan giri peserta didi sekolah
dasar melalui penyediaan konsumsi pangan dengan
prinsip gi seimbang.
2. Meningkatkan ketahanan jasmani peserta didik
sekolah dasar.
3. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik gizi
seimbang peserta didik sekolah dasar
4. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan schat
ppeserta didik sekolah dasar
5. Meningkarnya kehadiran dan minar belajar peserta
didik sekolah dasar dalam kegiatan pembelajaran.
6. Meningkackan kecintaan peserta didik sekolah dasar
terhadap pangan lokal.
Meningkatkan partsipasi masyarakat dalam me-
‘manfaatkan dan menyediakan pangan lokal.
KANTIN ATAU WARUNG SEKOLAH
‘Konsumsi anak di sckolah berasal dati bekal yang dibawa
ati rumah atau jajanan di sekitar sekolah atau kantin,430_limu Gizi Teor dan Aplikas|
sekolah. Rahmi dan Muis (2005) dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa konsumsi jajanan di sekolah
‘memberikin koncribusi tethadap asupan energi sebesar
22,9% dan protcin sebesar 15,9%. Kontribusi makanan
di sekolah (yang berada di kantin sekolah dan penjaja
makanan di sekitar sckolah), menjadi potensi untuk
rmemenuhi kebutuhan energi dan zac gizi anak, dan dapat
membentuk perilakir makan siswa yang sesuai dengan
pedoman gizi seimbang.
Kantin sckolsh atau warung sekolah_merupakan
salah satu tempat untuk jajan anak sekolah. Tempar jaan
anak sekolah lainny2 edalah para penjaja makanan yang
berada di sekitar sekolah. Ada kantin sekolah yang telah
‘menyediakan makanan schac dan bergizi, erapi ada juga
‘yang belum. Hasil penelitian sckolah sehat yang dilakukan
Pusat Pengembangan Kualicas Jasmani Depdiknas tahun
2007 pada 640 SD di 20 provinsi, sebesar 40% belum
memiliki kantin. Dari sekolah yang memiliki kantin
(60%) sebesar 84,30% kantinnya belum memenuhi syarat
keeschatan. Dan masih banyaknya ditemukan pangan
jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi persyaratan
‘mut kebersthan, kescharan dan keamanan, schingga
dapat_menimbulkan dampak yang tidak baik bagi
eeschatan siswa,
Hlakikatnya, tendapar Peraturan Mendiknas RU No.
39 tahun 2008, salah saru isinya tentang pembinaan
kesiswaan yairu "Melaksanakan pengamanan jajanan anak
sekolal” dan PP No. 19 tahun 2005, tentang SNP pasal 42
ayat 2, menyatakan: setiap satuan pendidikan wajb me-
riliki sarana dan prasarana sekolah antara lain ruang kan-
tin daa ruang persiapan serra pengolahan bahan pangan.
Dari PP ini, bukan ruang kantin saja yang harus sehae
tetapi juga ruang persiapan dan pengolahan bahan pangen.
Ruangan persiapan dan pengolahan cersebur sering kita
sebuc"daput”sekolah. idealnya untuk mematuhi peraturan
di atas sebaiknya sekolah mempunyai dapur sehingge
dapat menghasilan makanan schat dan aman.
Dari hasil pengamatan, kantin sekolah umumnya
rmenjual makanan yang mengandung energi, lemak dan
karbohidrat yang cinggi, dengan vitamin, mineral dan
serat yang, endah, seperti mi ayam, sosis dan makanan
siap santap (ready to eat) misalnya ayam goreng, kentang
‘goreng, hamburger, hotdog. Tentu sangatlayak disarankan
agar kancin sekolah membatasi penjualan makanan tinggi
Kearbohidrat dan lemak, dan_-meningkatkan penjualan
makanan yang mengandung sayur, buah-buahan, jus
bboah, buah pocong sega, yoghurt arau susu rendah lemak.
Pengalaman penulis memperkenalkan buah potong segat
dan rojak buah kepada anak SD dapat meningkatkan
kkonsumsi buah siswa, Di negara maju, ada mesin penal
rmakanan (vending machine) yang telah menyediakan
bbuah-buahan, susu rendah lemak, kacang-kacangan dan
biji-bijian yang beroperasidisckolah, Hal ni menunjulkan
bahwa ketersediaan makanan di kantin sekolah akan me.
rmengarubi perilaku makan yang sehat. Di Indonesia salah
satu penilaian rerhadap sekolah sehat adalah keberadaan
keancin sehar yang berada di sekola.
Pembiasaan perilaku makan makanan sehat pada
masa anak-anak dapat membantu mencegah terjadinya
rmasalah Kesehatan saat dewasa, dan dapat menuruakan
risiko cerjadinya obesitas dan penyakit kronis lain seperti
diabetes, Faktor lain yang bespengaruh terhadap konsumsi
pangan adalah, pengalaman dari pendidikan gizi serra
pengetahuan dan sikap cethadap makanan seseorang,
Perilaku konsumsi makan seperti halnya petilaku lainnya
pada diti scseorang, satu keluaiga atau masyarakac di-
pengaruhi olch wawasan dan cara pandang, serta faktor
fain yang berhubungan dengan tindakan yang tepat.
KEBUTUHAN GIZI ANAK SEKOLAH
Kebatuhan energi pada anak usiasekolah ditentulean oleh
usia, metabolisme basal, dan aktivitas (WNPG, 2004),
Kebutuhan energi anak usia sekolah ditentukan berdasar-
lean metabolisme basal, kecepatan pertumbuhan, dan pe-
ngeluaran energi. Energi dari konsumsi pangan harus
cukup untak memenuhi keburuhan percumbuban dan
mencegah protein digunakan sebagai sumber energi,
tetapi tidak sampai terjadi pertambahan berat badan yang
berlebihan. Untuk anak usia 7-9 rahun, tanpa membeda-
kan jenis kelamin, kebutuhan energinya adalah 1850 Kel.
‘Anak laki-laki berusia 10-12 tahun memerlukan energi
sebesat 2100 kal, dan anak perempuan berusia 10-12
tahun memerlukan energi sebesar 2000 Kckal (Permenkes,
2013).
Kebuuhan protein total meningker sejalan dengan
‘umar, tetapi ketika berat badan anak juga diperhitungkan,
kebutuhan protein aktusl menurun sedikit. Rckomendasi
protein harus mempertimbanglan kebucuban uncuk
menjaga kescimbangen nitrogen, kualtas protein yang di-
kkonsums, dan jumlzh procein tambahan yang diburuhkan
tuntuk pertumbuhan. Anak-anak membucublan. prosein
rclatif lebih tinggi bila dikaitkan dengan berat badan
daripada orang dewasa. Kebutuhan yang tinggi uncuk
petiode pertumbuhan yang cepat. Konsumsi protein yang,
‘memadaimerupakan hal yang penting yaitu haus
mengandung semua jenis asam amino esensial dalam
jumlah yangcukup karena diperlukan untuk pertambuhan
dan petkembangan. Angka Kecukupan Protein (AKP)
‘untukanak-anak 7-9 tahun scbanyak-49 g/hari,sedangkan
untuk anak laki-laki dan perempuan untuk sia 10-12
taltun masing-masing sebesar 56 g/hari dan 60 g/hati
‘Angka kecukupan zat besi untuk anak-anak 7-9
tahun sebanyak 10 mg/hari, sedangkan uncuk anak laki-
Iki dan perempuan untuk usia 10-12 tahun bereurut-
rurut sebesar 13 dan 20 mglhari, Angka kecukupan
vitamin A untuk anak-anak 7-9 tahun sebanyak 500 mg!hari, sedangkan untuk anak laki-loki dan perempuan
untuk usia {0-12 tahun 600 mg/hasi. Angka kecukupan
vitamin B1 (tiamin) untuk anak-anak 7-9 tahun sebanyak
0,9 mgfhari, sedangkan untuk anak laki-laki dan
perempuan untuk usia 10-12 tahun masing-masing
sebesar 1,1 mg/hari dan 1,0 mgfhari. Angka kecukupan
‘vitamin C untuk anak-anak 7-9 tahun sebanyak 45 mg/ | Protein (a) a
hari, sedangkan untuk anak lakiski dan perempuan | Vitamin A (mg) 600
untuk usia 10-12 tahun 50 mg/hari, Angka kecukupan | Vitamin Bt (mg) 10
ee 7-9 than shank 1000 me/ | Viana ing 12
hari, sedangkan untuk anak lakidaki dan perempuan | Vrain
tuntuk usia 10-12 tahun 1200 mgfhari, Angka kecukupan | “"3m/eC imal a
fosfor untuk anak-anak 7-9 tahun sebanyake 500 mgfhari, | “tain D (mg) a
sedangkan untuk anak laki-laki dan perempuan untuk | Vitamin (mg) u
usia 10-12 tahun 1200 mg/hari. Angka kecukupan gixi | Best img) 20
uncuke anak usa sekolah berdasarkan AKG 2013 | Kalsium (mg)
Bab 34_Gizi Anak Sekolah 431
Tabel34.2 Angka Kecukupan Gizi (AKG) anak usia
sekolah (7-12 tahun)
Energ)(kkal)
(ermenkes, 2013).
Fosfor (rng)
RINGKASAN
>
Gizi yang baik pada anak sekolah merupakan investasi suatu bangsa, karena di tangan generasi muda
bangsa dapat melanjutkan pembangunan yang berkesinambungan. Kekurangan gizi pada siswa di
sekolah akan mengakibatkan anak menjadi lemah, cepat lelah dan sakit-sakitan, sehingga anak menjadi
sering absen serta mengalami kesulitan untuk mengikuti dan memahami pelajaran dengan baik.
Untuk mencapal status giz! yang balk pada anak sekolah diperlukan perilaku makan yang balk sesual
dengan kaidah-kaidah ilmu gizi modern. Perilaku makan yang baik tersebut didapat melalui pendidikan
di rumah tanga atau keluarga dan di lingkungan sekolah.
“Education and learning depend on good nutrition and health’, Negara-negara maju, seperti Amerika
Serikat, Jerman, Perancis, Jepang, dan sekarang disusul oleh Tiongkok, india, Malaysia, Korea Selatan,
‘Singapura, dan Taiwan, adalah negara-negara yang sejak memulal pemibangunannya mendudukkan
gizi anak sekolah dan pendidikan sebagai prioritas tama. Negara-negara ini menganut paradigma “To
Built Nation Built Schoo’. Di negara tersebut makanan anak sekolah atau dikenal dengan school feeding
sangat dipethatikan penyelenggaraannya,
Sebenarnya pemerintah telah menaruh perhatian tethadap status gizi anak sekolah. Ini dibuktikan
dengan adanya program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS). PMT-AS bertujuan
untuk mencegah masalah kekurangan energi protein pada siswa Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidayah (Ml) sekaligus mengupayakan mengurangi kecacingan pada anak, PMT-AS dilaksanakan
dengan memberikan kudapan dan merupakan program nasional dimulai sejak 1996/1997.
Pengalaman penulis dalam pelayanan makanan anak di sekolah adalah dapat mengubah perilaku
makan sayur dan buah pada anak SD. Siswa yang tidak pernah makan pepaya, dan menyatakan bahwa
bau pepaya yang menjadi alasan siswa tidak suka, tetapi ibu guru kelas pada saat makan siang
mengatakan bahwa tidak diperbolehkan keluar kelas (istirahat) bagi siswa yang belum menghabiskan
bua. Pada akhimnya semua murid mau mencoba makan buah pepaya.432._limu Gizi-Teori dan Aplikasi
> Salah satu media pendidikan gizi yang baik di sekolah adalah dengan mendirikan kantin yang sehat,
‘Apabila setiap kantin di sekolah dapat dijacikan media pembelajaran, maka penanaman perilaku
makan yang baik sejak usia dini adalah suatu kebutuhan yang sangat mendasar. Sangat disayangkan,
berdasarkan hasil penelitian dari sekolah yang memiliki kantin, sebesar 84,30% kantinnya belum
memenuhi syarat kesehatan. Dan masih banyaknya ditemukan pangan jajanan anak sekolah yang tidak
memenuhi persyaratan mutu kebersihan, kesehatan dan keamenan, sehingga dapat menimbulkan
cdampak yang tidak baik bagi Kesehatan siswa.
> Laporan Riskesdas 2013 menunjukkan masih tingginya persentase anak usia S~12 tahun yang kurus,
pendek (stunting), gemuk dan anemia yaitu masing-masing 11,2%, 30,7%, 18,8% dan 26,4%. Meskipun,
persentase anak sekolah dasar yang peridek di indonesia menurun dari 35,8% (Riskesdas 2010) menjadi
30,79 (Riskesdas, 2013), tetapi persentase tersebut masih tergolong sangat tinggi dan merupakan,
masalah gizi masyaraket.
> Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2016 meluncurkan Program Gizi Anak Sekolah
(ProGAS) dengan tujuan uum untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan prestasi belajar peserta
didik melalui pemberian pendidikan gizi, peningkatan asupan gizi melalui sarapan sehatdanpendidikan,
karakter agar siswa mempunyai perilaku dan budaya hidup bersih dan sehat untukmembentukkarakter
insan Indonesia yang tangguh dan berdaya saing,
> Dalam rangka mencapai status gizi yang beik pada anak sekolah diperlukan usaha-usaha yang nyata
dalam pemenuhan kebutuhan gizinya. Kebutuhan utama yang harus diperhatikan adalah terutama
kebutuhan energi dan protein, disamping zat giz lainnya, Penanaman pola makan gizi seimbang harus
dilaksanakan pada anak sekolah.
GLOSARIUM
Anak Sekolah Seseorang yang berumur mulai 7 tahun sampai 12 tahun,
Angka Kecukupan ii nga yang tercantum dalam tabel AKG berdasarkan umur dan jenis kelamin
Kantin Wahana penyedizan makan bagi anak sekolah dan dapat dijadikan media
pembelajaran dalam menanamkan perilaku makan yang baik sesuai dengan
kaidah-kaidah ilmu gizi
Program Gizi Anak Sekolah Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan prestasi belajar peserta didik
(ProGAS) melalui pemberian pendidikan gizi, peningkatan asupan gizi melalul sarapan
sehat dan pendidikan karakter agar siswa mempunyai perilaku dan budaya
hidup bersih dan sehat.
DAFTAR SINGKATAN
AKG ‘Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurken
AKP ‘Angka Kecukupan Protein
BB/TB Berat badan menurut tinggi badan
BeyU Berat badan menurut umur
BPS Badan Pusat Statistik
iM Indeks massa tubuh
MI Madrasah Ibtidayah
PMT-AS Pemberian makanan tambahan bagi anak sekolahRiset Kesehatan Dasar
sD Sekolah Dasar
Bab34_ Gizi Anak Sekolah 433
Program Gizi Anak Sekolah
som Sumber daya manusia
TB/U Tinggi badan menurut umur
1 Taman kanak-kanak
WNPG \Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi
DAFTAR PUSTAKA
IACDP] Analytical and Capacity Development
Partnership. 2013. Evaluation of the Supplemental
Food for Schoo! Children Program. Jakarta (1D)
KEMENDIKBUD.
‘Almatsier S, Soetarjo S dan Soekatsi M. 2011. Gisi
Seimbang dalam Daur Rekidupan. Jakarta (1D):
Gramedia Pustaka Utama.
‘Arisman, 2007. Gisi Dalam Daur Rehidupan. Jakarca:
Penerbit Bulau Kedokteran
Forum Koordinasi PMT-AS. 1999. Pedoman Pelakuanaan
dan Pengendatian: Program Makanan Tambahan Anak
Sekolah (PMT-AS) tahun 1999/2000. Bappenes:
Jakarta
Gibson RS. 2005. Principle of Nutritional Asesment
Oxford (GB): Oxford Univ Pr
Hardinsyah dan M. Aries. 2012. Jenis Pangan Sarapan
ddan Perannya Dalam Asupan Gizi Harian Anak Usia
6—12 Tahun di Indonesia. Jurnal Giei dan Pangan,
Juli 2012, 7(2): 89-96
Lin W, Yang HC, Hang M, Pan WH. 2007. Nutrition
knowledge, atitude, and behavior of Taiwanese
Elementary Schoo! Children. Asia Pac J Clin Nutr.
16(S2):534-546
Lucas BL, Feucht SA. 2008, Nutrition in Childhood. Di
dalam: Mahan LK, Escott-Stump §, editor. Krause's
Food, Nutrition, and Diee Therapy 12ch Edition,
Pennsylvania (US): Curtis Center. Hlm 223-245
Mumiati D, 2011. Pengecahuan, sikap, dan praktik
tentang kebiaszan sarapan dan seatus giei siswa
Sekolah Dasar Negeri Kebon Kopi 2 Bogor [skripsi
Bogor (1D): Institue Pertanian Bogor
Notoatmodjo. 2007. Promosi kesehatan dan Ilmu Pevilaku.
Jakarta (ID): Rineka Cipra
2010, Thu Perilaku Kesehatan, Jakarta
(ID): Rineka Cipta
Perdana, F dan Hardinsyah 2013. Analisis Jenis, Jumlah
dan Mut Gizi, Konsumsi Sarapan Anak Indonesia.
Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2013, 8(1): 39-46
[Permenkes] Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 2013. Angka Kecukupan Gizi yang
Dianjterkan. Jakarta (ID): Kementerian Kesehatan
RI.
[Riskesdas} Riset Kesehatan Dasar. 2010. Laporan
Nasional Riser Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010
Jakarta (ID): Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan, KEMENKES RI.
[Riskesdas} Riset Kesehatan Dasar, 2014. Laporan
Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013
Jakarta (ID): Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan, KEMENKES RI.
Santoso S. 2004. Kechatan dan Giz. Jakarta (ID): Rineka
Cipra.
[WNPG| Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. 2004
Angka Kecukupan Gizi. Jakarta (ID): Lembaga
Penelitian Indonesia.
‘Whitney E, Rolfes SR. 2011. Understanding: Nucrition
12th Edition. Belmont CA (US): Wadsworth Cengage
Learning.
Miller, N, Reicks, M, Redden, JP, Mann, T; Mykereai, E
& Vickers Z. Increasing portion sizes of fruits and
vegetables in an elementary school lunch program
can increase fruit and vegetable consumption,
Appetite [Online]
Journal] 2015;° 91:426-430 [diakses 10 Juli 2016}
Available — at: hutp://dxdoi. org/10.1016/}.
appet-2015.04.081.