You are on page 1of 18
AIPGI Teori & Aplikasi Editor: PENERBIT BUKU KEDOKTERAN Fi EGC ® Memfotokopi/membajak buku ini melanggar UU No. 28 Th 2014 Bec 24% TMI GIZL TEGRE & APLINAST (Oh: Paar alexa {aor Prt Dr Hacbmyah, MS & 1 Dewa Nyarnan Suptiany, MPS Copp: vaior Woks Rerkina, 8.Ge & Monica ater {ascronin prtas kal och Peneebt Buku Kedakreran EGU 6 206 Pench Halas Keuhteraa EOC PO Hox 4? felana WOn8> Telepon 6566 Angi KAP! ‘less bal kas enro Poon tak Miyat Emgicar Taste Hak vip: disssungs Cndang-esang, Praag nr Cettkan 2887 [reper ea Dm eg me eon Ai 24 tar pin tie Pir Gein ein Hane Trhaterons Monicx Est — liana EGC, 3010 | gars essa (cro | tsar Git nds, HE Harish, ULL Dew Nyoman Suparias, V Stora Exe “stan eigen pMARUN WN Mal daa ica |) sar tinggi jw parcetaian sh sfonggung Jens alae segs Heer a IN. ha Ren, pk sebbagan atu sed nt ac alas bork pep, eth sack estat snap mneken 1montiotoliy. werekar, atau dengan mengpunskan siztero pense lana, taxa ou rls dats Pemedie DAFTAR ISI Kata Pengantar vo Babs Protein 37 Sambutan vii oe on MSc, DrPH » Kontributor sii Komposisi dan Serukrur 37 Fungsi Protein 37 Bagian 1 Ilmu Gizi 1 Asam Amino 38 Pencernaan dan Bab 1 ‘Scjarah dan Masa Depan Ilmu Gizi 2 Penyerapan Protein 40 Prof. Dr: Hardinsyah, MS Metabolisme Protein Pendahuluan 2 dan Asam Amino 2 Giai dan thmw Gi 3 Kebucuhan, Sumber dalam Perkembangan Ilmu Gizi 4 ‘Makanan, dan Konsumsi Procein 43 ‘Masa Depan mu Gizi 8 Evaluasi Mutu Protein 4 Ringhasan 9 Defisiensi Protein 46 Glosarium 9 Ringkasan a7 Daftar Singkatan 10 Glosarium 8 Dafiar Pustaka 10 Daftar Singkaran 49 Bab 2 ddan Maleanan 2 ‘a 7 Mars Khenira Kiusfiyadi, STR. MPH Babs Lenk: 51 Pendahuluan 2 Bernike Doloksarib, SST, M.Kes Pangan dan Makanan 2 Pendahuluan 51 Ringkasan a Sceukeus Kimsia Lemeke 31 Glosasium a Penggolongan Lemak 51 Dafiar Singkaran B Klasifikasi Lemak 52 Dafkar Pustaka 2B Sumber Lemak 53 ‘ Proses Pencemaan dan Absorpsi Bab bagel a Lemale dalam Tabuh 53 Dr. tr Annis Catur Adi, M.S. ‘Merabolisme Lemak dalam Tubuh 53 Pendahuluan 25 Fungsi Lemak 55 ‘Apa fu Karbohidrat? 5 Hieglegan, 35 Klasifikasi Karbohidrat 26 Glosarium 56 Jenis dan Sumber Karbohidrar Daftar Singhasan 58 Sedethana dan Kompleks 28 Daftar Pustaka 58 Fungsi Karbohidrat 29 7 a Bab 6 Vitamin 59 Ekskresi, dan Metabolisme Aripin Abmad, S.Si.T,, M. Kes Karbohidrat 30 Pendahuluan 59 Keburuban Karbohidrat 32 Pengettian Vitamin 59 Jsu Kesehatan yang Jenis dan Klasifikasi Vitamin 60 Berhubungan dengan Karbohidrat 32 Penyerapan Vitamin 62 Ringkasan 34 Transportasi Vitamin 2 Glosarium 34 Penyimpanan Vitamin Dafiar Singkatan 35 dalam Tubuh 66 + Dafiar Pustaka 36 Ekskresi Vitamin 66 Daftar Ii Bab 7 Bab 8 Bagian 2 Bab 9 Bioavailabilitas Vitamin Fungsi Vitamin Dampale Defisiensi Vitamin Dampale Kelebihan Viearnin Sumber Vitamin Kebutuhan Vieamin Ringkasan Glosarium Daftar Singkaran Daftar Pustaka Mineral Dr. Made Darawati, §.TP, M.Sc Pendahuluan Mineral Makro ineral Mikro Ringkasan Glosarium Daftar Singkatan Daftar Pustaka Air Novian Swasono Hedi, SST; MPH Pendahuluan Pengertian Air Fungsi dan Kebucuhan Air Air Minum Distribusi Air dalam Tubuh Dampak Kekurangan dan Kelebihan Air Ringkasan Glosarium Dafiar Singkatan Daftar Pustaka Penilaian Status Gizi Penilaian Status gaanie dr, Maria Poppy Herlianty. M.Epid. Pendahuluan Penilaian Klinis Berfokus Gizi Riwayat Medis Terkait Gizi Pemetiksaan Fisik Berfokus Gizi Manfaat dan Indikasi Pemeriksaan Fisik Keunggulan dan Kelemahan Pemeriksaan Fisk Klasifikasi dan Interpretasi Pemeriksaan Fisik Ringkasan Glosarium Daftar Singkatan Daftar Pustaka 66 68 2 5 7 7 81 82 82 83 84 87 95 96 7 98, 99 99 100 100 101 102 103 104 104 105 107 108 108 108 108 109 109 118 ug 122 122 125, 125 Bab 10 Penilaian Status Giri Secara Biokimia Manjilala, S. Ge, M. Git Pendahuluan Penilsian Biokimia Zat Gizi Makro Penilaian Biokimia Zat Giai Mikro Ringkasan Glosarium Dafiar Singkaran Daftar Pustaka Bab 11 Penilaian Status Gizi Secara Antropometti Dewa Nyoman Supariase, MPS Pendahuluan Antropomersi Ringkasan Glosarium Daftar Singkaran Dafar Pustaka Bab 12 Survei Konsumsi Makanan Dr, Fazi Aras, SKM, M.Kes Pendahuluan Survei Konsumsi Makanan Tajuan Survei Konsumsi Makanan Metode Pengukuran Kesalahan dalam Pengukuran Konsumsi Makanan Penggunaan Merode Sutvei Konsumsi Makanan i Berbagai Penelitian Ringkasan Glosarium Dafiar Singkatan Daftar Pustaka 126 126 126 129 130 13 131 132 133 133 133 138 138 139 139 140 140 141 143 143, 154 154 155 155 156 157 Bagian3 Gizi dalam Daur Kehidupan 159 Bab 13 Giri Remaja Dr Susetyoroati, DON, M.Kes Pendahuluan Penilaian Status Gizi Kebuuhan Gizi ‘Masalah Gizi dan Kesehatan pada Masa Remaja Ringkasan Glosatium Daftar Singkatan Daftar Pustaka 160 160 161 162 165 167 167 168 169 | Bab 14 Bab 15 Bab 16 Bab 17 Giai Ibu Hamil Dr, Made Danawati, $.TP, M.Sc Pendahuluan Karakteristik Kehamilan Permasalahan Git pada [bu Hamil Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil Rekomendasi WHO Tentang Perawatan Antenatal Ibu Hamil Dafiar Singkatan Dafiar Pustaka Gizi Bayi dan Balita Dr: Suscyowari, DON, M.Kes Pendahuluan Penilaian Status Gizi Bayi ddan Balita Kebutuhan Gizi pada Bayi dan Balita Pemberian Makanan ‘Masalah Gizi pada Bayi dan Balita Ringlasen Glosariurn Dafiar Singkatan Dafiar Pustaka Giri pada Anak Usia Sekolah Prof, Dodi Briawan PPendahuluan Masalah Gizi pada Anak Sekolah Kebucuhan Giai uncuk Anak Sekolah iti Seimbang uneule Anak Sekolah Pangan Jajanan Anak Sekolah (JAS) Anemia dan Kecerdasan ‘Anak Sekolah Ringkasan Glosatium Daftar Pastaka aa Alina Hieni, SKM, MPH ~ Usia Dewasa Pemantauan Seatus Gizi Usia Dewasa 170 170 170 172 174 179 179 180 181 181 182 182 182 184 187 189) 190 191 191 192 194 194 194 197 198 202 204 206 207 207 209 209 Daftar isi_ xix Faktor yang Memengarubi Konsumsi Pangan Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Giai Usia Dewasa Kecukupan Gizi Usia Dewasa Keseimbangan Energi Usia Dewase Permasalahan Gizi Usia Dewasa Ringkasan Glosarium Dafear Singkatan Daftar Pustaka Bagian4 Pedoman Gizi Bab 18 Pedoman Giri Scbagai Instrumen Pendidikan 210 21 212 213 215 218 218 219 219 221 222 Dr. Kun Avistiati Susiloreni, SKM, M.Kes Pendahuluan Pengembangan Pedoman Gizi Berdasarkan PGBP Mempromosikan Kebiasaan Makan Makanan Sehat Pedoman Gizi unrule Pendidikan Gizi Ringkasan Glosacium Daftar Singkatan Daftar Pustaka Bab 19 Pedoman Giti di Mancanegara dan Indonesia Prof, Dr. Hardinsyab, MS Pendahuluan Pedoman Giai Dasar Pertimbangan Perumusan Pedoman Gizi Pesan Gizi dalam Pedoman iti di Berbagai Negara Empat Schat Lima Sempurna Disempurnakan Menjadi Gizi Seimbang Ringkasan Glosarium Daftar Singkaran Dafiar Pustaka 22 222 23 224 226 226 27 27 28 228 29 229 29 230 21 239 241 242 242 243 xx_Daftar tsi Bagian5 GiziKlinik 245 (Obesitas pada Masa Anale Anak 282 Putofisiologi Obesitas 283 Bab 20 Interaksi Oba dan Makanan 246 Eriologi Obesitas 283 Iskandar Zulkarnain MSe Dampak Obesias 286 Pendahuluan 246 Pencegahan Obesitas 288 Risiko Interaksi Obac-Makanan 247 Penaralaksanzan Obesitas 290 Pengeruh Makanan Penatalaksanaan Terapi Giti “Tethadap Obat 248 pada Obesitas 292 Penatalaksanaan Inceraksi Contoh Memu 299 (Obat dan Makanan 253 Ringkasan 302 ‘Manfaat Meminimalkan Glosarium 303 Interaksi Obar-Makanan 254 Daftar Singkatan 305 Ringkasan 255 Daftar Pustaka 305 Glosariam 255 2 ee Session deg Beb24 Aswan Gizi pada Hipertensi 308 eB 26 Martalena Br Purba, MCN, PhD Pendahuluan 308 Bab 21 Pangan Fungsional dan Patolsiolog! Hipereensi 308 ‘Kesehatan Masyarakat 257 Penycbab dan Dampal Dr. Judiono, MPS Hiperrensi 310 Pendahuluan 257 Hubungan Status Gizi Definisi Pangan Fungsional 257 dan Asupan Lemak Persyaratan Pangan Fungsional 259 dengan Hipertensi 310 ‘Aneka Ragam Pangan Fungsional 259 Hubungan Asupan Natrium Keuntungan Adanya dan Kalium dengan Hipertensi 311 Komponen Aleit 262 Pengaturan Gizi pada Hipertensi 311 Ringkasen 268 Poses Asuhan Gisi Terstandar Glosarium 269 (PAGT) pada Penderita Daftar Singkatan 270 Hipercensi 312 Daftar Pustaka a1 Ringkasan 314 Bab 22 Penatalaksanaan Gizi Buruk 272 en elias as Magilalena, 1 Mes Daftar Pustaka 316 Pendahuluan 2m Pengertian Gizi Buruk 272 Bab 25 Asuhan Gizi pada Penyebab Gizi Buruk 272 Penyakit Ginjal Kronik 318 Tanda dan Gejala Klinis Triyani Kresnatean, DON, M.Kes, RD ‘Anak Gizi Buruk m3 Pendahuluan 318 ‘Terapi Gizi pada Anak Pengkalian Gizi Pasien Giri Barule 274 Penyakit Ginjal Kronik 319 Pembuatan Formula 276 Diagnosis Gizi 321 ‘Therapeutic Feeding Center Intervensi Gizi 321 (TFC) 7 Contoh Ment 325 Ringkasan 27 Mineral pada Penyalee Glosarium 278 Ginjal Kronik (PGK) 307 Daftar Singkatan 279 Monitoring dan Evaluasi 328 Daftar Puscaka 279 Ringkasan 328 Bab 23 Penatalaksanaan Diet Obesitas 280 eace — _ ‘Ni Komang Wiardari, SST, M.Kes afin Pur 330 Pendahuluan 280 Obesitas 280 = Daftarisi_ xxi Bab 26 Asuhan Gizi pada Glosarium 370 Diabetes Melitus 331 Daftar Singkatan 370 Eiik Sulistyowati, SST, S.Ge, M.Kes Daftar Pustaka aA acoey 333 Bagian6 Manajemen Makanan Bloslieae Po Massal 373 Glosarium 340 insir i Bab 30 Prinsip Manajemen Daftar Singkatan 340 Pens ‘Makanan Daftar Pustaka 341 bias = 374 Bab 27 Penatalaksanaan Diet Bachyar Bakri, SKM, M.Kes. Penyakic Jantung 342 Pendahuluan 374 Rosidah Inayati, SST., S.Gz, MM., RD ‘Tujuan Penyclenggaraan Pendahuiluan 342 Makanan Massa 374 Penyakie Jantung 342 Klasifikasi Penyelenggaraan Diagnosis Gizi 343 ‘Makanan Massal 375 Penatalaksanaan Diet 345 ‘Menu pada Penyelenggaraan Interaksi Obar dan Makanan 347 ‘Makanan Massal 375 Contoh Menus Diee Ketenagaan Penyelenggaraan Penyakit Jantung 347 Malanan 377 Ringkasan 348 ‘Standar Penyelenggaraan Glserinm: 349 ‘Makanan 377 Daftar Singkatan 349 Perencanaan Kebutuhan Daftar Pustaka 350 Bahan Makanan 378 Bab 28 Penatalaksanaan Dit Kanker 351 hihi Ari Wijayanti, DON, MPH, RD Manajemen Penerimaan dan Pendahuluan 351 Penyaluran Bahan Makanan 380 Penycbab Kanker 351 ‘Manajemen Penyimpanan ‘Manajemen | 352 Bahan Makanan 381 Skrining Gizi 352 ‘Manajemen Persiapan dan Nutrition Care Process (NCP) 353 ‘Pengolahan Bahan Makanan 383 Ringkasan 356 ‘Manajemen Distribusi dan Glosarium 357 ‘Transportasi Makanan 384 Daftar Singkatan 357 Ringkasan 387 Daftar Pustaka 358 Glosarium 388 Bab 29 Penatalaksanaan Diet HIV-AIDS 359 Daftar Singleatan see Rai Ngardita, SKM, M Kes ae ae ae. Pendahuluan 359 Bab 31 Sanitasi dan Keamanan Patofisiologi, Etiologi, Makanan Massal dan HACCP 389 can Klasifikasi 359 Tits Sari Kuswma, 8 Gz, M.P Epidemiologi AIDS 360 Pendahuluan 389) Stadium Klinis HIV/AIDS 360 Pengertian 389 Diagnosis 361 Keracunan Makanan ‘Hubungan Gizi Kurang, (Foodborne Mlness) 390 dengan HIV/AIDS 361 Sanitasi Makanan 391 ‘Asuban Gizi pada Anak 3620 Hazard Analysis Critical * Asuhan Giai pada Dewasa 363 Control Point (HACCP) 392 Asuhan Gizi pada Ibu Hamil Ringkasan 398 dan Menyasu 367 Glosarium 398 Ringkasan 368 Daftar Singkatan 400 ‘Daftar Pustaka 400 xxii_Daftar isi Bab 32 Pelayanan Giri Rumah Sakit 401 Gin Sut Latha/Perandingan 38 Ruliana, SST; M. M.Kes, RD Gizi Setelah Latihan _ 89 Tendibiliag 401 Pentingnya Kehadiran Abli Gizi 439 Keen 402 Ringkasan 440 “Tara Laksana Pelayanan Giti Glosarinet 40 Rumah Sakie 402 Dafiar Pustaka 4a Pelayanan Gisi Rawat Jalan 405 Penyelenggarzan Malanan 496-«Baglan7 Masyoralot = Penyuluhan Gizi dan Promosi Babs6 — Peceacniitanr Gat 444 Kesehatan Rumah Sakic 408 : I Desoa Nyoman Supariass, MPS Penelitian dan Pengembangan 7 Taaboisae dt ea Gizi Terapan 09 ecertanl Gi a igetian Perencanaan Gi Soe 409 Dolcimen Perencanaan Glosarium 410 Program Gi 2s Die Sines Ee “Tahap Perencanaan Gi 446 pees, a Evaluasi Perencanaan Gizi 452 Bab 33 Gini Tenaga Kerja 413 Ringkasan 454 Dewi Sri Sumardilah, SKM, M.Kes Glosarium 455 Pendahuluan 413 DafenSinglaan 455 Beberapa Pengertian 413. Daftar Pustaka 456 Gizi dan Produkcivicas Kerja 414 Ba37 Pendidikan dan Advokasi ici 457 Cae Dr. Nurul Musibab, SP M.Kes i Indonesia aa eee, a7 Kebucuhan Gini Tenaga Kerja 417 eaten ae Penyelenggarean Makan Paaara = Bagi Tenaga Kerja ee Kajian Pencegaban'Siunting Penyusunan Menu untuk pada Baducs Scbogai Ce = Bahan Advokasi Gizi 462 rh oa or eran Abli Gai dalam Glosarium 424 4 Daftar Singkatan 424 ree denis AD pa am Glosarium 465 Bab 34 Gizi Anak Sekolah 26 Daftar Singkaran 465 Dr. Tiurma Sinaga, MPSA Daftar Pustaka 466 Pendidikan: 426 Bab 38 ——Pengembangan Media wise a Pendidikan Gizi 467 da P Masalah Gizi Anak Sekolah 427 eee es Perbaikan Gizi Anak Sekolah 428 eee, a Kantin atau Warung Sekolah 429 Padidien 4 Kebutuhan Gizi Anak Sekolah 430 Ghat! ii a = Daftar Singkatan 472 oe Daftar Pustaka a7 Daftar Singkatan 432 Daftar Pustaka 433 Bab39——- Monitoring dan Evaluasi Bab 35 “Giri Olahraga 34 eigen, Muay Kaswari, SPd, MS! Seecne Hie Froese MES, e —t Pendahuluan 473 Pendahuluan 434 ae a Perkembangan Gizi Olabraga 434 a qe: : jjuan Monitoring dan Evaluasi 474 God Shounen a Monitoring dan Brabus 474 | Bab 40 Bab 41 Tujuan Monitoring dan Bvaluasi Program Giri Ringkasan Glosarium Dafiar Singkatan Daftar Pustaka Kebijakan dan Program Gizi Masyarakat Indonesia. Jr, Doddy lewardy, MA Pendahuluan Arti Kebijakan dalam Konteks Gizi Masyarakat Perkembangan Kebijakan Program Gizi Faktor yang Memengaruhi i Kebijakan Program Giti di Masyarakat Kebijakan Program Gisi 2017 Ringkasan Glosarium Dafiar Singkaran Daftar Pustaka Surveilans Gizi Nils Aria Zulfianto, MS Pendahuluan Pengertian ‘Manfaat Surveilans Gizi ‘Tujuan Surveilans Gizi Fungsi dan Ruang Lingkup Prinsip Dasar ‘Merode Pengguna Informasi Indikator Pelaksanaan Surveilans Git di Indonesia Pemantauan Status Gizi Ringkasan Glosarium Daftar Singkaran Daftar Pustaka in8 Penelitian dan Wirausaha Gizi Penelitian Gizi di Indonesia a7 478 478 479 479 480 480 480 481 482 486 488 489 489 490 41 491 491 492 492 492 493 493 493 494 494 495 495 496 496 496 497 498 Prof deh. M. Rizal Martua Damani, MRepSc, PhD Pendahuluan ‘Tantangan dan Masilah Gizi iTingkat Global Beban Gizi Ganda di Indonesia 498 498 500 Bab 43 Bab 44 Bab 45 Daftarisi_ xxiii ‘Agenda Penelitian Global di Bidang Gizi ‘Agenda Penelitian Gizi di Indonesia Ringkasan Glosarium Daftar Singkatan Daftar Pustaka Aplikasi Statistika dalam Penelitian Gizi 500 501 503 504 505 505 506 Prof In Dadang Sukandar, M.Se PhD Pendahuluan Statistica dalam Penentuan Status Giri Secara Antropometti Statistika dalam Pengukuran Asupan dan Kecukupan Gizi ‘Sampling Pendugaan Paramecer Hipotesis Seatistiea Asosiasi, Korelasi, dan Regresi Statistika Non-Paramecrik Rancangan Percobean Probabilistik dan Dererministie Program Matematis Ringkasan Glosacium Dafar Singkatan Daftar Pustaka Peluang dan Manajemen Usaha di Bidang Gizi Bastianus Daddy Riyadi, SKM, MM Pendabuluan Kewirausahaan ‘Teknik dan Strategi Pemasaran Manajemen Usaha Bidang Gizi Glosarium Daftar Singkatan Daftar Pustaka Pengalaman Mendirikan Katering Diet Dian Handayani, SKM, M.Kes, PhD Pendahuluan Katering Diet Cara Mendirikan Usaha Katering Dier Alir Kerja Karering Dice Kendala dalam Pengelolaan Katering Dier Ringkasan Glosarium 506 507 508 509 510 510 Su 512 512 514 514 515 516 516 517 517 520 534 544 544 545 545, 546 546 546 547 550 551 552 553 xxiv_Daftarisi Daftar Singkaran 553 Bab48 —-Hukum dan Pratile Daftar Pustaka 553 ‘Tenaga Giai di Indonesia 573 I Dewa Nyoman Supariasa, MPS Bagian9 UjiKompetensi dan eee 3 Sertifikasi 555 Tenaga Kesehatan dan Git 574 7 c Kode Exik Profesi Gizi 377 Bab 46 UjiKompetensiTenaga Gini 556 Peron Peresg Balai oy, Rilecine Terkait Gizi 578 cae 556 Praketik Tenaga Gizi 579 Deer Ea 556 ‘Malpraik 581 Pentingnya Pelaksanaan Ringkasan a Uji Kompetensi 597 Clee 562 eee eee Dafear Singkaran 584 Uji Komperensi Tenaga Gini 558 Dahir Ste Bacasan Ketkutsertaan : ‘Uji Kompetensi Tenaga Gizi 558 Lampiran A 585 Merode dan Materi Uji Eanpiean 597 Kompetensi Tenaga Giei 558 ‘Wakeu dan Pembiayaan Uji ‘Lampiran C 599 Kompetensi MahasiswaGizi 561 Lampiran D 600 Inmplementasi Uji Kompetensi 561 7 Uji Kompetens Sebagat Lampiran E 602 Persiapan Menghadapi Era MEA 562 Indeks 605 Ringkasan 562 Glosarium 563 Dafiar Singkatan 563 Daftar Pustaka 564 Bab 47 Sertifikasi Profesi Gizi 565 Dr Minarto, MPS Pendahuluan 565 Sistem Pendidikan Giri 566 Prosedur Registrasi Tenaga Gizi 567 Ringkasan 370 Glosarium S71 Daftar Singkaran 572 Daftar Pustaka 572 34 GIZI ANAK SEKOLAH Dr. Tiurma Sinaga, MFSA PENDAHULUAN ‘Usia anak sekolah merupakan investasi bangs karema mereka adalah generasi penerus yang akan menentukan kkualitas bangsa di masa yang akan dacang. Usia anak sckolah dapat digambarkan sebagai bocah berumur 4-6 tahun sebagai usia pra-sekolzh atau Taman Kanak-kanak (TX), dan usia 6-12 tahun sebagai usia sekolah. Tambuh kkembang anak usia sckolah yang optimal antara lain dipengaruhi olch junmlah dan kuslitas asupan zat giz yang diberikan dalam maanannya. Anak usiasekolah cumbuh, dengan kecepatan generis masing-masing, dengan per- byedaan tinggi badan yang sudah mulai tampak. Beberapa anal cerlihat relaif lebih pendek atau lebib cinggi. Anak pada usia sekolah 6-12 tahun melewati sebagian besar swakru hariannya di luar rumah, seperti bermain dan olalt raga. Waktu-wakru istirahat saat bermain dan olahraga, biasanya digunakan uncuk mengonsumsi makanan dalam rangka memenuhi keburuhan energi dan rat gixi mereka, ‘Kekurangan gizi pada siswa di sekolah akan meng- ‘kibackan anak menjadi lemah, cepat lelah dan sakit- salkitan, schingga anak menjadi sering absen serta meng lami kesultan untuk mengikuti dan memahamai pelajaran ‘dengan baik. Banyake siswa yang cerpaksa mengulang di eels yang sama atau bahkan meninggalkan sekolah (drop coud) sebagai dampak kurang giai (WNPG, 1998). Hal ini merupakan hambatan yang, serius untuk mencerdaskan Ichidupan bangsa melalui pendicikan. ‘Sampai sat ini, pembangunan sumber daya manusia indonesia masih menghadapi berbagai masalah, khusus- ‘nyadalam bidang pendidikan dan kesehatan. Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) di bidang pendidikan adalah angka pucus sekolah, Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 12013, persemtase anak putus sekolal dasar sebesar 0,67% (Kemendikbud, 2016). Meskipun belum ada penelitian kchusus, diduga penyebab putus sckolah adalah rendahnya keadaan keschatan dan gizi anak-anak sera kemiskinan corangtua mereka, sehingga tenaga mereka lebih diperlukan uuneuk membantu mencari nafkah. Oleh sebab itu, upaya peningkaran kuslitas sumberdaya manus harus dilakukan sejaedini,secarasistematis dan betkesinambungan. PENGUKURAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH Karakteristik fisik anak sekolah meliputi pertumbuhan lambae dan teratut, berat badan dan tinggi badan anak perempuan lebih besar dibandingkan dengan anak laki- Jaki pada usia yang sama, pertmbuhan gigi permanen, tpafsu makan semakin besar dan mulai terjadi baid pada autak perempuan, Beberapa karaktetistik cmosi dan sosial anak sekolah ancara lain suka berteman dan bermain, rasa ingin cahu meningkat. Masa usia anak sekolah dasar disebuc juga masa intelekrual, Karena keterbukaan dan Jeinginan anak untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman, Karakteriscik incelekcual anak sia sekolah meliputi suka berbicara dan mengeluarkan pendapat, ‘memiliki minat besar dalam belajar dan keterampilan, ‘asa ingin mencoba hal baru dan selalu ingia tabu sesuat, serta perhatian terhadap sesuatu sangat singka. ‘Ada berbagai cara untuk menilai status gizi seseorang yaitu konsumsi makanan, antropometsi, biokimia dan linis. Antropomerri atau ukuran tubuh merupakan refleksi dari pengaruh genetik dan lingkungan. Penilaian searus gizi dengan menggunakan metode antropometti merupakan cara yang mudah dan marah dibandingkan dengan penilaian statu gai lainya. Ukuran antropometeti dibagi menjadi dis, yaitu ukuran massa jaringan dan ‘ukuran linier. Ukuran massa jaringan mefiputi pengukaran ‘erat badan,tebal lemak di bawah kali dan lingkar lena aas. Ukuran massa jasingan ini sifarya sensiif, cepat berubah, dan menggambarkan kondisi saat ini. Adapur. ukuran linier meliputi pengukuran tinggi badan, lingkar keepala dan lingkar dada. Ukuran liniersifaenya spesifiky perubahan relative lambat, uluran eerap atau nalke dan dapat menggambarkan riwayat masa lalu. erdasarkan Depkes 1995, parameter dan indeks antropometri yang umum digunakan uncak menilai stars gi anak adalah indikator Berat Badan Menurut Umut (BBIU), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) dan Indeks Masta Tabu Menurut Umur (IMT/U). Indeks Rerat badan menurut umur (BB/U) menggambarkan scarus gizi pada masa kini, Selain itu. indeks BB/U sangat sensitif digunakan untuk pemantauan status gizt anak 426 Tabel 34.1. Kiasifikasi status gizi pada berbagai ukuran antropometri ‘Gemuk 250) Normal 25D sid 28D) Kurusiwasted 2 50} Sangat kus (3 50) Giz lebih (52D) | Normal (22 SD) Giri balk (2-250 sid | Pendek/stunded 25D) «2s0) Gizi kurang (<2 SD) Gi buruk (<3 SD) jangka singlat. Indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) merupakan indikator yang baik uneuk menyata- ean status gist saat ini sama seperti indeks BB/U dan biasanya digunakan untuk mengevaluasi dampak gist bberbagai program dan untuk memantau perubahan gizi dalam jangka waktu pendek. Indcks tinggi badan menurut umur (TB/U) menggambarkan status gizi pada masa lal MASALAH GIZI ANAK SEKOLAH ‘Ada dua fakror yang memengaruhi pertumbuhan dan sta- tus gizi anak di negara-negara berkembang, yaitu penyakic infeksi dan konsumsi makanan yang kurang memenuhi keburuhan gizi, Gangguan pertumbuhan dan peckem- bangan anak dalam jangka pendele akan’ memengarubi onsentrasi belajar dan prestasi belajar: Akibar jangka panjangnya adalah penurunan kualitas samber daya manusia (SDM). Keadaan gizi atau status gizi yang baik akan menimbulkan derajat keschatan yang optimal, dan akan _membancu anak sekolsh dalam meningkackan Kemampuan daya pilkie dan peeforma belajar. Starus gi didefnisikan sebagai suaru keadaan keschatan rubuh sescorang atau sekelompok orang yang diakibarkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan (Gibson, 2005). ‘Anak-anak sekolah di negara berkembang urmumnya menderita kelaparan jangka pendek, kekurangan energi protein, dan kekurangan iodiuim, vitamin A, dan zat besi. Beberapa studi menemukan bahwa status gi dan keschatan berpengaruh penting pada kapasitas belajar anak-anak dan kinerja mereka di sekolah, Anak-anak usia sekolah yang kekurangan gizi tertentu dalam makanan mereka, terutama besi dan iodium, atau yang menderita kekurangan energi-protein, kelaparan, dan/atau infeksi parasit atau penyakit lain, tidak memiliki kapasitas yang sama uncuk belajar seperti anak-anak yang schat dan gizinya baik (Cueto, 2008). ‘Masalah-masalsh yang timbul pada kelompok usia Sekolah antara lain berat badan rendah, defisiensi zat best (urang darah), dan defisiensi vitamin E. Masalah ini Bab34_Gizi Anak Sekolah 427 simbul karena pada umurumor ini anak sangat aktif bermain dan banyak kegiatan baik di sekolah maupun di Jingkungan rumahnya. Selain ita, anak kelompok ini kadang-kadang nafsu makan mereka menurun, sehingga konsumsi makanan tidak seimbang dengan energi yang diburubkan (Nocoatmodo, 2007). Giai yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi ‘makanan setiap hari berperan besar uncuk kehidupan anak tersebut, Gizi yang cukup memberikan peran yang, pencing selama masa sekolah untuk menjamin babwa anak-anak mendapatkan percumbuhan, perkembangan dan keschatan yang maksimal. Seorang anak yang meng- alami defisiensi zat giri akan berakibat pada berbagai as- pek fisik maupun mental, Masalah ini dapat dicanggulangi secara cepat, jangka pendek dan jangka panjang, serta dapat dicegah olch masyarakar sendiri sesuai dengan lasfikasi dampak defisinsi zat gizi antara lain melalui pengaturan makan yang benar (Santoso, 2004). Survei yang dilakukan di Indonesia pada tahun 1998 menunjukkan bahwa 70% anak di desa miskin me- gonsumsi makanan kurang dari 70% kebucuban energi sehari mereka; 40% anak-anak anemia dan kira-kira 50— 80% anak-anak terkena infeksi cacing (Studdert & Sockirman, 1998). Laporan lain mengungkapkan bahwa anak sekolah di Indonesia yang menderita gizi kurang kronis sedang (stunting) hanya berkurang 3,7% yaitu dari 39,8% tahun 1994 menjadi 36,1% pada tahun 1999, Hal ini mengindikasikan bahwa hanya sedikit yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk menyeleszikan masalah kekurangan gizi anak sekolah tersebut. Oleh karena itu, harus dilakukan usaha pencegahan secara-menyelutuh (komprehensif) yang dapat dilaksanakan sebagai upaya tuncuk memecahikan masalah rersebut Judhiascuty, 2005). Laporan analisislanjut data Riskesdas 2010 menyata- kan bahwa defisit energi populasi anak usia sckolah (6-12 tahun) sebesar 294 KkaV/hari, sedangkan defisit untuk keperluan intervensi sebesar 558 Kkal/hari. Dan jika dla defisit protein untuk incervensi ditemukan sebesar 12,2 gramfhari (Salimar, 2011), Hasil review techaclap berbagai penelitian bidang gizi ddan kesehatan di Indonesia menunjukkan bahwa, pada anak-anak sia 412 tahun mengalami defisic asupan energi sebesar 35% dan defisit asupan protein sebesar 20% dari Angka Kecukupan Gizi. Selain itu, 20% anak- anak memiliki kebiaszan makan kurang dari 3 kali sehari dan 20% anak-anak berangkat ke sekolah tidak sarapan (ACDR, 2013). Analisis data Riskesdas 2010 yang dilaku- Kan-tethadap konsumsi pangan pada 35.000 anak usia sekolah dasar, menunjukkan bahwa 26,1% anak hanya sarapan dengan minuman (air teh dan susu) dan 44,6% anak yang sarapan hanya memperolch asupan cnergi Jeurang dari 159% AKG (Hardinsyah dc, 2012), 428 imu Giz: Teori dan Aplikasi Persentase kebiasean tidak sarapan pada anak-anak bervariasi ancara 17% terjadi di Jakarta hingga 59% terjadi di Yogyakarta (Hardinsyah dan Aries, 2012). Sebesar 90.2% anak usia sekolah mengonsumsi sarapan dengan mutu gizi yang rendsh (Perdana dan Hardinsyah, 2013). Beberapa alasan anak-anak sering meninggalkan sarapan adalah tidak sempat, malas atau tidak disediakan oleh keluarga. Selain hal rerseburdi aas, rendahnya pengetahu- an gizi dan kescharan menjadi salah sacu penyebab rendah- nya kualitas konsumsi pangan khususnya pada anal sekolah dasar. Sarapan sangat perlu diperhatikan untuk ‘mencegah hipoglikemia dan agar anak lebih mudah unrule ‘menerima pelajaran. Anak-anak yang melewatkan sarapan lebih cenderung mengonsumsi makanan di luar rumah dan mempunyai perilaku diet yang tidal schat, yaitu dengan mengonsumsi snack yang rendah 2ar gist yang berpotensi memiliki efek buruk verhadap peningkatan berat badan anak. Laporan Riskesdas 2013 menunjukkken masih tinggi- nya persentase anak usia 5-12 tahun yang kurus, pendek (tanting), gemuk dan anemia yaitu masing-mé 11,2%, 30.7%, 18,8% dan 26.4%, Meskipun persencase anak sekolah dasar yang pendek di Indonesia menurun dari 35,8% (Riskesdas, 2010) menjadi 30,7% (Riskescdas, 2013), tetapi persencase tersebur masih tergolong sangat tinggi dan merupakan masalah giai masyarakat. Selanjue- nya, sebesar 89,3% penduduk di acas usia 10 cahun tidak cukup makan sayur dan buah, dan hanya 47,2% yang melakukan cuci tangan dengan benar sebelum makan (Riskesdas, 2013). Konsumsi buah dan sayur yang rendah discbabkan pola sarapan dan pemberian snack yang tidak teratur. PERBAIKAN GIZI ANAK SEKOLAH Penelitian membukikan bahwa "Education and learning depend on good nusrition and health”. Negara-negara maj, seperti Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Jepang, dan sekarang dlisusul oleh Tiongkok, India, Malaysia, Korea Selatan, Singapura, dan ‘Taiwan, adalah negara-negara yang sejal memulai pembangunannya mendudukkan gizi anak sekolah dan pendidikan sebagai prioritas tama. Negara-negara ini menganut paradigma "To Buile Nation Buils Schoo. Dit negara cersebut makanan anak sekolah atau dikenal dengan schoo! feeding sangat diperhatikan penyelenggaraannya, ‘Banyak intervensi yang telah dilakukan pada beberapa tahun terakhir ini, yang bercujuan meningkatkan ke- mampuan siswa, terutama bagi mereka yang kurang giai Di ancara intervensi tersebut, program pemberian sarapan di sckolah sering dianggap sebagai intervensi yang efekif untuk meningkatkan efisiensi pendidikan di sekolah- sckolah miskin di negara berkembang (Cucto, 2008). rogram sarapan di sekolah diargetkan uncuk mengurangi kkelaparan dan meningkatkan status giai anak-anak, tg, uutama mereka yang kurang giei (Powell et al, 1998) Program sarapan ataupun makan siang di sckol,h dipersiapkan dan dioleh di dapur-dapur sekolah atau gj luar gedung sekolah. Hal ini berganrung pada fasilias yang tersedia di sekolah ersebut. Sekolah dengan jurlah, siswa yang banyak di kora-kota sering mempergunakan dapur produksi cerpusac dan mengirimkan makanan jag; ke sekolah yang lebih kecil yang berada di sekitarny, {Palacio &¢ Theis, 2009). Program sarapan telah terbulgi bermanfaat, di antaranya: 1. Meningkatkan folas acau konsencrasi belajar 2, Meningkatkan ketahanan fisik dan daya tahan tubuh Meningkatkan status gizi dan kescharan ‘Mengurangi rsiko kegermukan ‘Mencegah jajan sembarang ‘Melatib disiplin dan kebersamaan. Berdasarkan hail penclitian yang dilakukan oleh Guinn e al, (2002) pada 357 anak sekolah dasar di Georgia menunjukkan bahwa, sebesar 66% anake yang berpartisipasi dalam program sarapan_sekolah, lebih banyak mengonsumsi energi, vitamin, dan mineral dibandingkan mereka yang tidak berpartisipasi dalam program sarapan sckolah, sera secara kescluruhan mereka memiliki pola makan yang lebih baik. Miller Nee at al menyatakan bahwa peningkatan 50% pemberian porsi bbuah dan sayur pada anak sekolah dapat meningkackan konsumsi buah dan sayur, walaupun diburuhkan motivasi yang kuat dalam mengonsumsi bush dan sayur yang harus ditanamkan pada siswa tersebut ‘Tajuan utama pelaksanaan makan siang di sckolah adalah meningkatkan keschatan anak serta membentuk pola makan yang sehac (Woo, 2015). Pelaksanaan makan siang di sekolah yang sesuai dengan keburuhan anak cerbukti bermanfaar bagi pola makan anak. Spence et al (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa makan siang di sekolah memiliki banyak keuntungan giat dibandingkan bekal dari rumah, serta_berpotensi mengurangi kejadian obesitas pada anak. Evans et al. (2012) dalam penclitiannya-menunjukkan bahwa incervensi makan sang di sekolah dapat meningkatkan asupan buah dan sayur pada anak-anak. Pemanfaaran ppangan lokal dalam komposisi menu makanan di sekolah juge dapat dilakukan uneak memperkenalkan anak ke~ pada berbagai macam jenis pangan lokal. Pengalaman penulis dalam pelayanan makanan anak di sekolah adalah dapat mengubah perilaku makan sayur ddan buah pada anak SD. Siswa yang tidak pernah makan pepaya, dan menyatakan bahwa bau pepaya yang menjadi alasan siswa tidak suka, retapi ibu guru kelas pada saat makan sang mengatakan behwa tidak diperbolehkan {eluarkelas(stirahar) bagi siswa yang belum menghabiskan bbuah. Pada akhirnye semua musid mau mencoba makan esac conan buah pepaya. Scorang siswa pertama kali diberikan pepaya, lama siswa tersebut mengonsumsi habis pepaya adalah 2 jam. Minggu kedua pemberian pepaya, siswa ersebuc dapat menghabiskannya 1 jam, minggu ketiga ¥2 jam dan rminggu keempat siswa sudah dapat mengonsumsi pepaya dengan wakeu yang lebih singkat yaitu 510 menit. Jad, diburohkan motivai yang kuar dalam mengonsurnsi buah yang harus ditanamkan kepada siswa. ?Pengalaman lainnya adalah, pada aatmusim rambutan penulis member’ buah rambutan di kets 6 SD, llu seorang siswa mempergunakan sendok makannya untuk mengupas kkulit rambutan. Penulis menghampiti siswa terscbur dan bbertanya mengapa mempergunakan sendok makan untuk rmengupas kulie rambutan, dan siswa tersebur mengarakan bbahwa belum pemah makan rambutan. Penulis sangat sedih melihat kenyataan ini, padahal Indonesia khususnya kkora Bogor yang terkenal dengan banyaknya ketersediaan sumber buah, tetapi masih ada siswa yang tidal mau ‘mengonsumsi karena tidak dibiasakan di rumah. Pada seat ada kesempatan bertemu dan berbincang dengan orangrua siswa tersebut, cerungkaplah bahwa ibunya tidak pernah ‘memberikan buah rambutan karena sulir memperolehnya. Alasan orangiwa siswa adalah rambutan hanya dijual dipinggir jalan pada saat musimnya dan jarang berada di supermarket. Ibunya memberi informasi bahwa anaknya biase diberi buah yang tersedia di supermarket saja seperti sunkist atau anggur impor. Hakikamya di Indonesia telah ada kegiatan Pemberian, Makanan Tambahan Anak sekolah (PMT-AS) dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan mendukung program pengentasin. kemiskinan. PMT-AS bertujuan tuncuk mencegah masalah kekurangan energi protein pada siswa Sckolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidayah (MI) sekaligus mengupayakan mengurangi kecacingan pada anak. PMT-AS dilaksanakan dengan memberikan kudapan ddan merupakan program nasional dimulaisejak 1996/1997, serta dlaksanakan secara lintas sektoral. Pada tahun 2010 dilakukan kembali kegiatan Penyediaan Makanan Tambah- an Anak Sekolah (PM'EAS) yaicu dengan meningkakan partisipasi masyarakat dalam penyediaan makanan berupa Jeudapan dari bahan pangan lokal melalui pemberdayaan masyarakat serempat (Kemendagri 2010). Pada tahun 1997-2000 telah dilaksanakan program Pemberian Makan- an Tambahan bagi Anak Sekolah (PMT-AS). Pada tahun 2010 dan 2011 program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah berubah menjadi Penyediaan Makanan ‘Tambahan Anak Sekolah (PM'T-AS) dalam bentuk kudapan yang dilaksanakan di 27 kabupaten pada 27 provinsi. Hasil ‘fas program PMT-AS mengungkapkan bahwwa: Makanan yang disajikan berupa kudapan (mack) yang sarar akan karbohidrat, tetapimasih kurang komponen sayur dan buah (sebagai sumber vitamin mineral) Bab34 GiziAnak Sekolah 429 2. Makanan tambahan diberikan setelah pukul 9 untuk rmelengkapi sarapan, naman pelaksanaanmya menjadi pengganti sarapan 3. Belum melibarkan kantin sckolah schingga dana coperasional lebih besar (petlu pengadaan peralatan ‘mask bagi Tim Penggerak PKK atau Komite Sekolah sebagai pengelola makanan). Dengan mempertimbangkan besarnya_manfaat sarapan bagi anak didik, diperlukan suatu Program| ‘Pembinaan Gizi Anak Sckolah yang lebih komprehensif yang menggabungkan pemberian sarapan.schat serta pendidikan karakrer dan gizi scimbang agar sarapan schat ‘menjadi suatu kebiasaan bagi siswa sebelum mengikuti kegiatan belajar di sekolah dalam rangka mewujudkan siswa sehar berprestasi sebagai genetasi penerus bangsa Hal ini didukung Permenkes No. 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Giri Seimbang yang menyatakan mengenai pentingnya sarapan yang tertuang dalam Pesan. ke-6 dari 10 Pesan Gizi Seimbang, Suatu program yang kompre- hensif dapat berpengaruh penting tethadap pengetehuan gizi dan kebiasan makan anak sekolah dasar yang jugs dapat memengaruhi anggota keloarga lain, Direkrorat Pembinaan Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan , Kementerian Pendidikan dan Kebudayzan berdasarken pada tahun 2016 meluncurkan Program Gizi Anak Sekolah (ProGAS) dengan tujuan umum untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan prestasi belajar pescrta didik melalui pem- berian pendidikan gizi, peningkatan asupan gizi melalui sarapan schat dan pendidikan karakver agar siswa mem- ;punyai perilaku dan budaya hidup bersih dan sehat untuk membentuk karakter insan Indonesia yang tangguh dan herdaya saing. Secara khusus ProGAS bernujuan uncuk: 1. Meningkatkan asupan giri peserta didi sekolah dasar melalui penyediaan konsumsi pangan dengan prinsip gi seimbang. 2. Meningkatkan ketahanan jasmani peserta didik sekolah dasar. 3. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik gizi seimbang peserta didik sekolah dasar 4. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan schat ppeserta didik sekolah dasar 5. Meningkarnya kehadiran dan minar belajar peserta didik sekolah dasar dalam kegiatan pembelajaran. 6. Meningkackan kecintaan peserta didik sekolah dasar terhadap pangan lokal. Meningkatkan partsipasi masyarakat dalam me- ‘manfaatkan dan menyediakan pangan lokal. KANTIN ATAU WARUNG SEKOLAH ‘Konsumsi anak di sckolah berasal dati bekal yang dibawa ati rumah atau jajanan di sekitar sekolah atau kantin, 430_limu Gizi Teor dan Aplikas| sekolah. Rahmi dan Muis (2005) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa konsumsi jajanan di sekolah ‘memberikin koncribusi tethadap asupan energi sebesar 22,9% dan protcin sebesar 15,9%. Kontribusi makanan di sekolah (yang berada di kantin sekolah dan penjaja makanan di sekitar sckolah), menjadi potensi untuk rmemenuhi kebutuhan energi dan zac gizi anak, dan dapat membentuk perilakir makan siswa yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Kantin sckolsh atau warung sekolah_merupakan salah satu tempat untuk jajan anak sekolah. Tempar jaan anak sekolah lainny2 edalah para penjaja makanan yang berada di sekitar sekolah. Ada kantin sekolah yang telah ‘menyediakan makanan schac dan bergizi, erapi ada juga ‘yang belum. Hasil penelitian sckolah sehat yang dilakukan Pusat Pengembangan Kualicas Jasmani Depdiknas tahun 2007 pada 640 SD di 20 provinsi, sebesar 40% belum memiliki kantin. Dari sekolah yang memiliki kantin (60%) sebesar 84,30% kantinnya belum memenuhi syarat keeschatan. Dan masih banyaknya ditemukan pangan jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi persyaratan ‘mut kebersthan, kescharan dan keamanan, schingga dapat_menimbulkan dampak yang tidak baik bagi eeschatan siswa, Hlakikatnya, tendapar Peraturan Mendiknas RU No. 39 tahun 2008, salah saru isinya tentang pembinaan kesiswaan yairu "Melaksanakan pengamanan jajanan anak sekolal” dan PP No. 19 tahun 2005, tentang SNP pasal 42 ayat 2, menyatakan: setiap satuan pendidikan wajb me- riliki sarana dan prasarana sekolah antara lain ruang kan- tin daa ruang persiapan serra pengolahan bahan pangan. Dari PP ini, bukan ruang kantin saja yang harus sehae tetapi juga ruang persiapan dan pengolahan bahan pangen. Ruangan persiapan dan pengolahan cersebur sering kita sebuc"daput”sekolah. idealnya untuk mematuhi peraturan di atas sebaiknya sekolah mempunyai dapur sehingge dapat menghasilan makanan schat dan aman. Dari hasil pengamatan, kantin sekolah umumnya rmenjual makanan yang mengandung energi, lemak dan karbohidrat yang cinggi, dengan vitamin, mineral dan serat yang, endah, seperti mi ayam, sosis dan makanan siap santap (ready to eat) misalnya ayam goreng, kentang ‘goreng, hamburger, hotdog. Tentu sangatlayak disarankan agar kancin sekolah membatasi penjualan makanan tinggi Kearbohidrat dan lemak, dan_-meningkatkan penjualan makanan yang mengandung sayur, buah-buahan, jus bboah, buah pocong sega, yoghurt arau susu rendah lemak. Pengalaman penulis memperkenalkan buah potong segat dan rojak buah kepada anak SD dapat meningkatkan kkonsumsi buah siswa, Di negara maju, ada mesin penal rmakanan (vending machine) yang telah menyediakan bbuah-buahan, susu rendah lemak, kacang-kacangan dan biji-bijian yang beroperasidisckolah, Hal ni menunjulkan bahwa ketersediaan makanan di kantin sekolah akan me. rmengarubi perilaku makan yang sehat. Di Indonesia salah satu penilaian rerhadap sekolah sehat adalah keberadaan keancin sehar yang berada di sekola. Pembiasaan perilaku makan makanan sehat pada masa anak-anak dapat membantu mencegah terjadinya rmasalah Kesehatan saat dewasa, dan dapat menuruakan risiko cerjadinya obesitas dan penyakit kronis lain seperti diabetes, Faktor lain yang bespengaruh terhadap konsumsi pangan adalah, pengalaman dari pendidikan gizi serra pengetahuan dan sikap cethadap makanan seseorang, Perilaku konsumsi makan seperti halnya petilaku lainnya pada diti scseorang, satu keluaiga atau masyarakac di- pengaruhi olch wawasan dan cara pandang, serta faktor fain yang berhubungan dengan tindakan yang tepat. KEBUTUHAN GIZI ANAK SEKOLAH Kebatuhan energi pada anak usiasekolah ditentulean oleh usia, metabolisme basal, dan aktivitas (WNPG, 2004), Kebutuhan energi anak usia sekolah ditentukan berdasar- lean metabolisme basal, kecepatan pertumbuhan, dan pe- ngeluaran energi. Energi dari konsumsi pangan harus cukup untak memenuhi keburuhan percumbuban dan mencegah protein digunakan sebagai sumber energi, tetapi tidak sampai terjadi pertambahan berat badan yang berlebihan. Untuk anak usia 7-9 rahun, tanpa membeda- kan jenis kelamin, kebutuhan energinya adalah 1850 Kel. ‘Anak laki-laki berusia 10-12 tahun memerlukan energi sebesat 2100 kal, dan anak perempuan berusia 10-12 tahun memerlukan energi sebesar 2000 Kckal (Permenkes, 2013). Kebuuhan protein total meningker sejalan dengan ‘umar, tetapi ketika berat badan anak juga diperhitungkan, kebutuhan protein aktusl menurun sedikit. Rckomendasi protein harus mempertimbanglan kebucuban uncuk menjaga kescimbangen nitrogen, kualtas protein yang di- kkonsums, dan jumlzh procein tambahan yang diburuhkan tuntuk pertumbuhan. Anak-anak membucublan. prosein rclatif lebih tinggi bila dikaitkan dengan berat badan daripada orang dewasa. Kebutuhan yang tinggi uncuk petiode pertumbuhan yang cepat. Konsumsi protein yang, ‘memadaimerupakan hal yang penting yaitu haus mengandung semua jenis asam amino esensial dalam jumlah yangcukup karena diperlukan untuk pertambuhan dan petkembangan. Angka Kecukupan Protein (AKP) ‘untukanak-anak 7-9 tahun scbanyak-49 g/hari,sedangkan untuk anak laki-laki dan perempuan untuk sia 10-12 taltun masing-masing sebesar 56 g/hari dan 60 g/hati ‘Angka kecukupan zat besi untuk anak-anak 7-9 tahun sebanyak 10 mg/hari, sedangkan uncuk anak laki- Iki dan perempuan untuk usia 10-12 tahun bereurut- rurut sebesar 13 dan 20 mglhari, Angka kecukupan vitamin A untuk anak-anak 7-9 tahun sebanyak 500 mg! hari, sedangkan untuk anak laki-loki dan perempuan untuk usia {0-12 tahun 600 mg/hasi. Angka kecukupan vitamin B1 (tiamin) untuk anak-anak 7-9 tahun sebanyak 0,9 mgfhari, sedangkan untuk anak laki-laki dan perempuan untuk usia 10-12 tahun masing-masing sebesar 1,1 mg/hari dan 1,0 mgfhari. Angka kecukupan ‘vitamin C untuk anak-anak 7-9 tahun sebanyak 45 mg/ | Protein (a) a hari, sedangkan untuk anak lakiski dan perempuan | Vitamin A (mg) 600 untuk usia 10-12 tahun 50 mg/hari, Angka kecukupan | Vitamin Bt (mg) 10 ee 7-9 than shank 1000 me/ | Viana ing 12 hari, sedangkan untuk anak lakidaki dan perempuan | Vrain tuntuk usia 10-12 tahun 1200 mgfhari, Angka kecukupan | “"3m/eC imal a fosfor untuk anak-anak 7-9 tahun sebanyake 500 mgfhari, | “tain D (mg) a sedangkan untuk anak laki-laki dan perempuan untuk | Vitamin (mg) u usia 10-12 tahun 1200 mg/hari. Angka kecukupan gixi | Best img) 20 uncuke anak usa sekolah berdasarkan AKG 2013 | Kalsium (mg) Bab 34_Gizi Anak Sekolah 431 Tabel34.2 Angka Kecukupan Gizi (AKG) anak usia sekolah (7-12 tahun) Energ)(kkal) (ermenkes, 2013). Fosfor (rng) RINGKASAN > Gizi yang baik pada anak sekolah merupakan investasi suatu bangsa, karena di tangan generasi muda bangsa dapat melanjutkan pembangunan yang berkesinambungan. Kekurangan gizi pada siswa di sekolah akan mengakibatkan anak menjadi lemah, cepat lelah dan sakit-sakitan, sehingga anak menjadi sering absen serta mengalami kesulitan untuk mengikuti dan memahami pelajaran dengan baik. Untuk mencapal status giz! yang balk pada anak sekolah diperlukan perilaku makan yang balk sesual dengan kaidah-kaidah ilmu gizi modern. Perilaku makan yang baik tersebut didapat melalui pendidikan di rumah tanga atau keluarga dan di lingkungan sekolah. “Education and learning depend on good nutrition and health’, Negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Jepang, dan sekarang disusul oleh Tiongkok, india, Malaysia, Korea Selatan, ‘Singapura, dan Taiwan, adalah negara-negara yang sejak memulal pemibangunannya mendudukkan gizi anak sekolah dan pendidikan sebagai prioritas tama. Negara-negara ini menganut paradigma “To Built Nation Built Schoo’. Di negara tersebut makanan anak sekolah atau dikenal dengan school feeding sangat dipethatikan penyelenggaraannya, Sebenarnya pemerintah telah menaruh perhatian tethadap status gizi anak sekolah. Ini dibuktikan dengan adanya program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS). PMT-AS bertujuan untuk mencegah masalah kekurangan energi protein pada siswa Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidayah (Ml) sekaligus mengupayakan mengurangi kecacingan pada anak, PMT-AS dilaksanakan dengan memberikan kudapan dan merupakan program nasional dimulai sejak 1996/1997. Pengalaman penulis dalam pelayanan makanan anak di sekolah adalah dapat mengubah perilaku makan sayur dan buah pada anak SD. Siswa yang tidak pernah makan pepaya, dan menyatakan bahwa bau pepaya yang menjadi alasan siswa tidak suka, tetapi ibu guru kelas pada saat makan siang mengatakan bahwa tidak diperbolehkan keluar kelas (istirahat) bagi siswa yang belum menghabiskan bua. Pada akhimnya semua murid mau mencoba makan buah pepaya. 432._limu Gizi-Teori dan Aplikasi > Salah satu media pendidikan gizi yang baik di sekolah adalah dengan mendirikan kantin yang sehat, ‘Apabila setiap kantin di sekolah dapat dijacikan media pembelajaran, maka penanaman perilaku makan yang baik sejak usia dini adalah suatu kebutuhan yang sangat mendasar. Sangat disayangkan, berdasarkan hasil penelitian dari sekolah yang memiliki kantin, sebesar 84,30% kantinnya belum memenuhi syarat kesehatan. Dan masih banyaknya ditemukan pangan jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi persyaratan mutu kebersihan, kesehatan dan keamenan, sehingga dapat menimbulkan cdampak yang tidak baik bagi Kesehatan siswa. > Laporan Riskesdas 2013 menunjukkan masih tingginya persentase anak usia S~12 tahun yang kurus, pendek (stunting), gemuk dan anemia yaitu masing-masing 11,2%, 30,7%, 18,8% dan 26,4%. Meskipun, persentase anak sekolah dasar yang peridek di indonesia menurun dari 35,8% (Riskesdas 2010) menjadi 30,79 (Riskesdas, 2013), tetapi persentase tersebut masih tergolong sangat tinggi dan merupakan, masalah gizi masyaraket. > Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2016 meluncurkan Program Gizi Anak Sekolah (ProGAS) dengan tujuan uum untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan prestasi belajar peserta didik melalui pemberian pendidikan gizi, peningkatan asupan gizi melalui sarapan sehatdanpendidikan, karakter agar siswa mempunyai perilaku dan budaya hidup bersih dan sehat untukmembentukkarakter insan Indonesia yang tangguh dan berdaya saing, > Dalam rangka mencapai status gizi yang beik pada anak sekolah diperlukan usaha-usaha yang nyata dalam pemenuhan kebutuhan gizinya. Kebutuhan utama yang harus diperhatikan adalah terutama kebutuhan energi dan protein, disamping zat giz lainnya, Penanaman pola makan gizi seimbang harus dilaksanakan pada anak sekolah. GLOSARIUM Anak Sekolah Seseorang yang berumur mulai 7 tahun sampai 12 tahun, Angka Kecukupan ii nga yang tercantum dalam tabel AKG berdasarkan umur dan jenis kelamin Kantin Wahana penyedizan makan bagi anak sekolah dan dapat dijadikan media pembelajaran dalam menanamkan perilaku makan yang baik sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu gizi Program Gizi Anak Sekolah Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan prestasi belajar peserta didik (ProGAS) melalui pemberian pendidikan gizi, peningkatan asupan gizi melalul sarapan sehat dan pendidikan karakter agar siswa mempunyai perilaku dan budaya hidup bersih dan sehat. DAFTAR SINGKATAN AKG ‘Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurken AKP ‘Angka Kecukupan Protein BB/TB Berat badan menurut tinggi badan BeyU Berat badan menurut umur BPS Badan Pusat Statistik iM Indeks massa tubuh MI Madrasah Ibtidayah PMT-AS Pemberian makanan tambahan bagi anak sekolah Riset Kesehatan Dasar sD Sekolah Dasar Bab34_ Gizi Anak Sekolah 433 Program Gizi Anak Sekolah som Sumber daya manusia TB/U Tinggi badan menurut umur 1 Taman kanak-kanak WNPG \Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi DAFTAR PUSTAKA IACDP] Analytical and Capacity Development Partnership. 2013. Evaluation of the Supplemental Food for Schoo! Children Program. Jakarta (1D) KEMENDIKBUD. ‘Almatsier S, Soetarjo S dan Soekatsi M. 2011. Gisi Seimbang dalam Daur Rekidupan. Jakarta (1D): Gramedia Pustaka Utama. ‘Arisman, 2007. Gisi Dalam Daur Rehidupan. Jakarca: Penerbit Bulau Kedokteran Forum Koordinasi PMT-AS. 1999. Pedoman Pelakuanaan dan Pengendatian: Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) tahun 1999/2000. Bappenes: Jakarta Gibson RS. 2005. Principle of Nutritional Asesment Oxford (GB): Oxford Univ Pr Hardinsyah dan M. Aries. 2012. Jenis Pangan Sarapan ddan Perannya Dalam Asupan Gizi Harian Anak Usia 6—12 Tahun di Indonesia. Jurnal Giei dan Pangan, Juli 2012, 7(2): 89-96 Lin W, Yang HC, Hang M, Pan WH. 2007. Nutrition knowledge, atitude, and behavior of Taiwanese Elementary Schoo! Children. Asia Pac J Clin Nutr. 16(S2):534-546 Lucas BL, Feucht SA. 2008, Nutrition in Childhood. Di dalam: Mahan LK, Escott-Stump §, editor. Krause's Food, Nutrition, and Diee Therapy 12ch Edition, Pennsylvania (US): Curtis Center. Hlm 223-245 Mumiati D, 2011. Pengecahuan, sikap, dan praktik tentang kebiaszan sarapan dan seatus giei siswa Sekolah Dasar Negeri Kebon Kopi 2 Bogor [skripsi Bogor (1D): Institue Pertanian Bogor Notoatmodjo. 2007. Promosi kesehatan dan Ilmu Pevilaku. Jakarta (ID): Rineka Cipra 2010, Thu Perilaku Kesehatan, Jakarta (ID): Rineka Cipta Perdana, F dan Hardinsyah 2013. Analisis Jenis, Jumlah dan Mut Gizi, Konsumsi Sarapan Anak Indonesia. Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2013, 8(1): 39-46 [Permenkes] Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjterkan. Jakarta (ID): Kementerian Kesehatan RI. [Riskesdas} Riset Kesehatan Dasar. 2010. Laporan Nasional Riser Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 Jakarta (ID): Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, KEMENKES RI. [Riskesdas} Riset Kesehatan Dasar, 2014. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 Jakarta (ID): Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, KEMENKES RI. Santoso S. 2004. Kechatan dan Giz. Jakarta (ID): Rineka Cipra. [WNPG| Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. 2004 Angka Kecukupan Gizi. Jakarta (ID): Lembaga Penelitian Indonesia. ‘Whitney E, Rolfes SR. 2011. Understanding: Nucrition 12th Edition. Belmont CA (US): Wadsworth Cengage Learning. Miller, N, Reicks, M, Redden, JP, Mann, T; Mykereai, E & Vickers Z. Increasing portion sizes of fruits and vegetables in an elementary school lunch program can increase fruit and vegetable consumption, Appetite [Online] Journal] 2015;° 91:426-430 [diakses 10 Juli 2016} Available — at: hutp://dxdoi. org/10.1016/}. appet-2015.04.081.

You might also like