You are on page 1of 220
Rahnon TS. 12 HIDRAULIKA 1 Bambang Triatmodjo Beta Offset HIDRAULIKA I Disusun oleh : Dr. Ir. Bambang Triatmodjo, CES., DEA. Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ISBN 1 979-8541-02-2 Operator Cetak ——: Jumali dan Subiran Setting : Sudarwanto dan 8. Jodhy Sumitro Design sampul dan gambar : Sarono dan Lugiran Cetakan pertama, 1993 Dilarang keras mengutip, menjiplak atau memphotocopy sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seijin penerbit. HAK CIPTA DILINDUNG! OLEH UNDANG-UNDANG I. PENDAHULUAN 11. Definist dan Ruang Lingkup Hidraulika berasal dari kata hydor dalam bahasa Yunani yang berarti air Dengan demikian ilmu hidraulika dapat didefinisikan sebagai cabang dari ime teknik yang mempelajari perilaku air baik dalam keadaan diam maupun bergerak. Sudah sejak lama ilu hidraulika dikembangkan di Eropa, yang pa- da waktu itu digunakan sebagai dasar dalam pembuatan bangunan-bangunan air. mu tersebut dikembengkan berdasarkan pendekatan empiris dan eksperi- mental, dan terutama hanya digunakan untuk mempelajari perilaku air, se- hingga ruang lingkupnya terbatas. Dengan berkembangnya ilmu aeronotika, teknik kimia, mesin, sip, pertambangan dan sebagainya, maka dipertukan il- mu dengan tinjauan yang lebih luas. Keadaan ini telah mengantarkan para abli untuk menggabungkan ilmu hidraulika eksperimen dengan hidrodinamika ‘asik, dan ilmu baru tersebut dikenal dengan mekanika fluida. Thm mekani: ka fluida mempunyai rvang lingkup yang lebih Iuas, yait mempelajari perilaku fluida baik dalam bentuk zat cair maupun gas. Hidrautika dapat dibedakan dalam dua bidang yaitn hidrostatika yang ‘mempelajari zat cair dalam keadaan diam, dan hidrodinamika yang mempela- jari zat cair bergerak. Di dalam hidrodinamika dipelajari zat cair ideal, yang, tidak mempunyai kekentalan dan tidak termampatkan. Sebenamya zat cair ideal tidak ada di alam. Tetapi anggapan zat cair ideal perlu dilakukan ter- 2 HIDRAULIKA utama untuk memudahkan analisis perilaku gerak zat cair. Air mempunyai kekentalan dan pemampatan (pengurangan volume karena pertambahan te- kanan) yang sangat kecil, sehingga pada kondisi tertentu dapat dianggap seba- gai zat cair ideal. IImu hidraulika mempunyai arti penting mengingat air merupakan salah satu jenis fluida yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Air sangat diperlukan untuk kebutuhan hidup sehari-hari seperti air minum, irigasi, pembangkit listrik dan sebagainya. Perencanaan bangunan air untuk meman- faatkan dan mengatumya merupakan bagian dari teknik hidro yang termasuk dalam bidang teknik sipil. Bidang teknik hidro masih dapat dibagi menjadi beberapa bidang berikut ini 1. Hidrologi terapan, yang merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip hidrologi seperti hidrometeorologi, pengembangan air tanah, perkiraan debit sungai, hidrologi perkotaan, dan sebagainya. 2. Teknik irigasi dan drainasi, yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan jaringan dan bangunan-bangunan irigasi dan drainasi permu- kaan serta bawah tanah. 3. Teknik transportasi air, meliputi perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pelabuhan, saluraa-saluran pelayaran. 4. Bangunan tenaga air, terdiri dari pengembangan tenaga hidroelektrik dengan menggunakan waduk, turbin, dan fasilitas-fasilitas lainnya. 5. Pengendalian barjir dan sedimen, meliputi perencanaan dan pelaksanaan bangunan-banguran pengendali banjir dan penanggulangan erosi dan se~ dimentasi. 6. Teknik bendungan, merencanakan dan melaksanakan pekerjaan bendung- an dan bangunan-bangunan pelengkapnya. Bendungan merupakan ba- hgunan utama untuk pekerjaan lainnya seperti irigasi, pengendalian banjir dan pembangkit listrik tenaga air. 7. Teknik jaringan pipa, seperti pengangkutar/pengaliran air, minyak, gas dan fluida lainnya melalui sistem pemipaan. 8. Teknik pantai, perencanaan dan pelaksanaan bangunan-bangunan pelabuh- an dan penanggulangan erosi pantai serta bangunan lepas pantai. 9. Teknik sumber daya air, perancangan sistem waduk (reservoir) dan fasili- tas-fasilitas lainnya untuk mencapai penggunaan sumber daya air secara optimum. 10. Teknik penyehatan, yang meliputi sistem pengumpulan dan distribusi air untuk berbagai keperluan, dan sistem pembersihan (treatment) dari air bu- angan. | PENDAHULUAN 3 1.2. Sejarab Perkembangan Ilmu Hidraulika Pada zaman Mesir kuno dan Babilonia, teknik hidraulik telah diprak- tekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bangunan-bangunan irigasi dan drainasi seperti bendungan, saluran, akuaduk, dan sebagainya telah dibangun pada tahun 2500 sebelum masehi. Pada masa tersebut juga telah dibuat saluran besar dari Laut Tengah ke Laut Merah. Sekitar tahun 1400 sebelum masebi dibuat saluran serupa dari Sungai Nil ke Laut Merah Sejarah ilmiah ilmu hidraulika dimulai oleh Archimedes (287-212 SM) yang mengemukakan hukum benda terapung dan teori yang mendukungnya. Pada masa kekaisaran Romawi, beberapa saluran/terowongan air dibangun se- telah diketahuinya hukum-hukum aliran air, Sesudah kemunduran kekaisaran Romawi (476 M), perkembangan ilmu hidraulika terhenti selama hampir 1000 tahun. Timu hidraulika mulai berkembang lagi, ketika Leonardo da Vinci (1452-1519) melakukan penelitian mengenai aliran melalui saluran terbuka, gerak relatif fluida dan benda yang. terendam dalam air, gelombang, pompa hidraulis, dan sebagainya. Pada masa tersebut muncul juga seorang ahli mate- matika Belanda yaitu Simon Stevin (1548-1620) yang menyumbang perkem- bangan ilmu hidrostatika. Hasil karyanya yang dipublikasikan pada tahun 1586 memberikan analisis gaya yang dilakukan oleh zat cair pada bidang terendam, Prinsip hidrostatika yang dikemukakan yaitu : pada bidang horison- tal yang terendam di dalam zat cair bekerja gaya yang besamya sama dengan berat kolom zat cair di atas bidang tersebut. Selain itu juga perlu diingat karya dari Galileo (1564 - 1642) yang menemukan hukum benda jatuh dalam zat cair. Masa antara Leonardo da Vinci sampai dengan Galileo disebut dengan zaman Renaisance. Pada zaman setelah renaisance dapat dicatat Evangelista Torricelli (1608-1647), murid Galileo, yang menemukan kecepatan aliran melalui lo- bang. Selanjutnya Edme Mariotte (1620-1684) menentukan secara eksperi- mental nilai koefisien debit pada lobang. Pada masa yang sama, Robert Hooke (1635-1703), yang terkenal dengan teori elastisitas, meneliti tentang anemo- meter dan baling-baling yang akhimya menjadi dasar dalam pengembangan baling-baling kapal, Antoin Parent (1666-1716) mempelajari kincir air dan mencari hubungan antara kecepatan roda dan kecepatan air untuk mendapat- kan rendemen maksimal, Pada tahun 1692, Varignon menemukan pembuktian secara teoritis theorema Torricelli untuk aliran melalui lobang. Pada abad ke 17, imu matematika dan mekanika mulai dikembangkan dalam ilmu hidraulika. Blaise Pascal (1623-1662), seorang ahli matematika terkenal, memberi sumbangan yang sangat penting pada bidang hidraulika ‘ HIDRAULIKA I dengan teori hidrostatika, Hukum Pascal tersebut menyatakan babwa pada zat cair diam, tekanan hidrostatis pada suatu titik adalah sama dalam segala arah. Sir Isaac Newton (1642-1728), ahli fisika terkenal, juga memberi sumbangan pada ilmu hidraulike dengan merumuskan hukum aliran fluida viskos (kental), yaitu bentuk hubungan antara tegangan geser yang terjadi dan gradien kecepatan. Pada dekade kedua dari abad ke 18, karena pengaruh matematika te- rapan ke teknik praktis, perkembangan ilmu hidraulika mengalami perubahan. Hidraulika teoritis terpisah dari hidraulika praktis. Hidraulika teoritis dikem- bangkan menjadi ilmu hidrodinamika, Kelahiran ilmu hidrodinamika tidak lepas dari sumbangan empat ahli matematika pada abad ke 18 yaitu Daniel Bernoulli, Leonard Euler, Clairault dan Jean d'Alembert. Hidrodinamika me- rupakan aplikasi ilmu matematika untuk analisis aliran fluida. Iimu ini mem- pelajari gerak zat cair ideal. Bemoulli (1700-1782) mengemukakan hukum kekekalan energi dan Kehilangan energi sclama pengaliran. Studi miatematis yang dilakukan oleh d’Alembert (1717-1783) dan Clairault (1713-1765) yang, kemudian disempumakan oleh Leonard Euler (1707-1783) merupakan dasar dari ilmu hidrodinamika. Persamaan yang menggambarkan aliran fluida ideal dikenal dengan persamaan Euler. Rintisan keempat ahli tersebut kemudian dilanjutkan oleh banyak abli. Dapat disebutkan disini, Louis Navier (1785- 1836) dan Sir George Stokes (1819-1903) yang menyempurmakan persarnaan Euler menjadi persamaan gerak fluida viskos, yang dikenal dengan persamaan Navier-Stokes. Sir George Airy (1801-1892) menemukan persamaan gelom- bang amplitudo kecil; Hermann von Helmholtz. (1821-1894) mempelajari aliran vortex, garis arus, analisis dimensi, dan sebagainya. Lord Kelvin (1824- 1907) mengembangkan’ teori hidrodinamika untuk berbagai bidang dan pene- muannya yang terpenting adalah hukum pertama dan kedua thermodinamika Lord Rayleigh (1842-1919) orang pertama yang mempopulerkan prinsip- prinsip kesebangunan dan analisis dimensi. Perkembangar hidrodinamika terpisah dengan studi hidraulika eksperi- ‘men, yang juga berkembang sangat pesat pada abad ke 18 dan 19. Henri Pitot (1695-1771) menemukan alat untuk mengukur kecepatan aliran zat cair, dan alat tersebut kemudian dikenal dengan tabung Pitot. Antoine Chezy (1718-1798) mempelajari tahanan hidraulis yang kemudian dikenal dengan rumus Chezy untuk aliran melalui saluran terbuka. Jean Borda (1733-1799) mempelajari aliran melalui lobang dan orang pertama yang menggunakan faktor 2g secara eksplisit dalam rumus-rumus hidraulika. Dapat disebut di sini beberapa ahli lainnya seperti Jean Baptiste Belanger (1789-1874) yang mem- pelajari garis pembendungan (backwater); Benoit Fourneyron (1802-1867) mengembangkan turbin hidraulis, Gaspar de Coriolis (1792-1843) mempela- 1 PENDAHULUAN 3 Jari distribusi kecepatan aliran dan pengaruh perputaran bumi terhadap aliran. Jean Louis Poiseuille (1799-1869) mengembangkan persamaan aliran lami- ner; Barre de Saint Venant (1797-1886) mempelajari gerak gelombang di saluran terbuka; Arsene Dupuit (1804-1866) mengembangkan hidraulika air tanah; Antoine Charles Bresse (1822-1883) melakukan studi hitungan profil muka air. Henri Darcy (1803-1858) mengemukakan hukum tahanan aliran ‘melalui pipa yang diturunkan berdasarkan percobaan pipa, dan aliran melalui media berpori. Paul du Boys (1847-1924) melakukan penelitian gerak se- dimen dasar di saluran den sungai. Henri-Emile Bazin (1829-1917) melaku- kan studi distribusi kecepatan pada arah transversal saluran dan mengusulkan rumus kekasaran dinding saluran dalam bentuk Koefisien Chezy. Pada saat yang hampir bersamaan dengan Darcy dan Bazin, Emile Oscar Ganguillet (1818-1894) dan Wilhelm-Rudolph Kutter (1818-1888) juga mengusulkan Tumus tahanan aliran. Rumus serupa juga diusulkan oleh Philippe-Gaspard Gauckler (1826-1905) dan Robert Manning (1816-1897), Giovanni Venturi (1746-1822) mempelajari pengaruh perubahan penampang pipa dan saluran terhadap tekanan dan profil aliran. Osbom Reynolds (1842-1912) mengem- bangkan teknik model fisik gerak sedimen dasar dan meneliti masalah kavitasi. Selain itu dia juga mengusulkan bilangan tak berdimensi yang di- kenal dengan Angka Reynolds, dan meneliti kondisi aliran laminer, turbulen dan kritis. Pada sckitar akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20 terjadi perkembang- an yang sangat penting dalam sejarah ilmu hidraulika, Ludwig Prandtl (1875-1953) menggabungkan teori hidrodinamika dan hidraulika eksperimen menjadi ilmu mekanika fluida. Sampai saat ini Prandtl dianggap sebagai pencetus lahimya ilmu mekanika fluida. Karyanya yang terpenting adalah konsep lapis batas (1901). Murid beliau yaitu Paul Heinrich Blasius meneliti aliran melalui pipa halus din mengusulkan hubungan antara koefisien gesekan dan Angka Reynolds; dan Johann Nikuradse meneliti aliran melalui pipa kasar. Pada awalnya, ilmu hidraulika, hidrodinamika dan mekanika fluida berkembang dengan pesat di Eropa. Mulai akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20 para peneliti dan insinyur Amerika juga banyak melakukan penelitian tentang ilmu tersebut. Dapat dicatat di sini nama-nama seperti Buckingham (1867-1940) yang mengembangkan teknik analisis dimensi dan keseba- ngunan; Boris Alexandrovitch Bakhmeteff (1880-1951) banyak meneliti aliran melalui saluran terduka; Keulegan yang banyak meneliti gerak ge- lombang, tahanan pada aliran melalui pipa dan saluran terbuka, dan aliran dengan perbedaan rapat massa, 6 HIDRAULIKA I 1.3, Hukum Newton I ‘Semua gerak yang ada di alam dapat dijelaskan oleh Hukum Newton If yang menyatakan bahwa laju perubahan momentum (massa M x kecepatan V) adalah berbanding langsung dengan gaya yang bekerja dan dalam arah yang sama dengan gaya tersebut. acy) FL) Apabila M adalah konstan, maka gaya akan sebanding dengan perkalian antara massa dan Iaju perubahan kecepatan (V), yaitu percepatan (a); atau d(v) r=mi) atau F=Ma an dengan : F : gaya : massa benda + pereepatan : kecepatan SA Hukum Newton IT ini akan banyak digunakan dalam analisis gerak flui- a. Berikut ini diberikan contoh pemakaian hukum Newton Il. Sistem satuan yang ada dalam contoh tersebut akan diberikan dalam sub bab 1.4. Contoh 1 Berapakah gaya yang harus diberikan pada benda dengan massa 100 kg dan percepatan 10 m/d2, Penyeles: Gaya yang bekerja dapat dihitung berdasarkan hukum Newton II: F=Ma~= 100 x 10= 1000 kgm /d?= 1000N (untuk satuan SI) atau F 1p BaP = 101,94 ty (satuan MKS) | PENDAHULUAN 1 Contoh 2 Benda mempunyai berat 10 kgf di bumi. Hitung berat benda tersebut di bulan dan matahari. Percepatan gravitasi di bulan dan matahari adalah 86 = 1,7 m/d? dan gm =270 m/d?. Percepatan gravitasi bumi 9,81 m/d?. Penyelesai Dengan menggunakan hukum Newton I, 10=Mx9,81 ‘atau M= sar = 1,01937 kefid?/m ‘Massa benda adalah tetap, tidak tergantung pada tempat, Berat benda di bulan, W = M gp =1,01937«1,7 = 1,73293 kof Berat benda di matahari, W = M &q=1,01937%270 =275,2294 ke 1.4. Dimensi dan Satuan Dimensi merupakan besaran terukur yang menunjukkan karakteristik suatu obyek seperti massa, panjang, waktu, temperatur, dan sebagainya. Satu- an adalah suatu standar untuk mengukur dimensi, misalnya satuan untuk ‘massa, panjang dan waktu adalah kilogram (kg), meter (mi), dan detik (d) untuk satuan SI; atau kilogram massa (kgm), meter (m) dan detik (4) dalam Sejak beberapa tahun terakhir ini, dunia dalam masa transisi untuk menggunakan bahasa satuan intemational tunggal. Sistem satuan tersebut ada- lah Systeme International d’Unite (SI). Di Indonesia juga telah dianjurkan untuk menggunakan sistem safuan tersebut. Tetapi dalam kenyataannya, di Indonesia masih sering digunakan sistem satuan SI dan MKS, schingga di dalam buku ini dipakai kedua sistem tersebut. Sistem MKS masih banyak P=g_=yyra7136 Ta Dengan menggunakan rumus (1.5), nilai rapat massa di atas menjadi : P= 71,36 x 9,81 = 700 kgm/m? Rapat relatif, Contoh 2 Satu liter minyek mempunyai berat 7,02 N. Hitung berat jenis, rapat massa, dan rapat relatif. Penyelesaian Soal ini menggunakan sistem satuan SI. Volume minyak, V = 1,0 liter = 0,001 m? Berat minyak, W = 7,02 N W=yV —> 12 Y= appr = 1020N/m? IL SIFAT-SIFAT 2AT CAIR 0 2.3. Kemampatan Zat Cair Kemampatan zat cair didefinisikan sebagai perubahan (pengecilan) volu- me Karena adanya perubshan (penambahan) tekanan, yang ditunjukkan oleh perbandingan antara perubahan tekanan dan perubahan volume terhadap volu- me awal. Perbandingan tersebut dikenal dengan modulus elastisitas. Apabila dp adalah pertambahan tekanan dan dV adalah pengurangan volume dari volume awal V, maka x=-2 (24) Vv ‘Modulus elastisitas air pada temperatur berbeda ditunjukkan dalam tabel 2.1 Nilai K untuk zat cair adalah sangat besar sehingga perubahan volume karena perubahan tekanaa adalah sangat kecil. Oleh karena itu perubahan volume zat cair sering diabaikan dan zat cair dianggap sebagai zat tak termampatkan. Tetapi pada kondisi tertentu di mana perubahan tekanan sangat besar dan mendadak, maka anggapan zat cair adalah tak termampatkan tidak bisa berlaku. Keadaan ini terjadi misalnya pada penutupan katub turbin pem- bangkit listrik tenaga air secara mendadak sehingga mengakibatkan perubahan (Kenaikan) tekanan yang besar. Contoh 3 Modulus elastisitas air adalah K= 2,24 x 10° N/m. Berapakah peru- bahan volume dari 1m° air bila terjadi pertambahan tekanan sebesar 20 bar (1 bar.=10° N/m). Penyelesaian Digunakan persamaan : = 40. & Keay av Vv Vv atau: —_VAp__ 1x 20% 10° _ 3 IV = gr =~ 0.00089 ‘Tanda negatip menunjukkan pengurangan volume. Terlihat bahwa pertam- bahan tekanan yang sangat besar hanya memberikan perubahan volume yang. sangat kecil. Perubahan tersebut dapat diabaikan dan air dianggap sebagai zat yang tak termampatkan. 18 HIDRAULIKA 1 2.4, Kekentalan Zat Cair Kekentalan adalah sifat dari zat cair untuk melawan tegangan geser pada waktu bergerak/mengalir. Kekentalan disebabkan karena kohesi antara parti- kel zat cair. Zat cair ideal tidak mempunyai kekentalan. Zat cair kental, seperti sirop atau oli, mempunyai kekentalan besar; sedang zat cair encer, seperti air, mempunyai kekentalan keeil. Gambar 2.1. menunjukkan zat cair yang terletak diantara dua plat sejajar yang berjarak sangat kecil Y. Plat bagian bawah adalah diam sedang plat atas bergerak dengan kecepatan U. Partikel zat cair yang bersinggungan dengan plat yang bergerak mempunyai kecepatan yang sama dengan plat tersebut. Tegangan geser antara dua lapis zat cair adalah sebanding dengan gradien kecepatan dalam arah tegak lurus dengan gerak (dw/d)). sng es) ——> F y Z| Gambar 2.1. Deformasi zat cair dengan (mu) adalah kekentalan dinamik (Nd/m?) dan + (tau) adalah tegangan geser (N/m?). Zat cair yang mempunyai hubungan linier antara tegangan geser dan gradien kecepatan disebut zat cair Newton (gambar 2.2.). Pada zat cair ideal, tegangan geser adalah nol dan kurvanya berimpit dengan absis. Untuk zat ceir bukan Newton, tegangan geser tidak berbanding lurus dengan gradien kecepatan. Dalam beberapa masalah mengenai gerak zat cair, kekentalan absolut pre =0,95 x 1000 = 950 kg/m? Digunakan rumus berikut, 5 OTE = 1,16 x 10% m/e Penurunan satuan kekentalan kinematik, kgm d ig w_Nd/m “a mw _md_ igi gga moe 0 HIDRAULIKAI Contoh 5 Dua buah plat horisontal ditempatkan sejajar dengan jarak 12,5 mm. Ruang diantaranya diisi oli dengan viskositas 14 poise. Hitung tegangan geser pada oli, apabila plat atas bergerak dengan kecepatan 2,5 mid. Penyelesaian 1 poise = 0,1 N dim? w= 14 P=14Nd/m? Tegangan geser dihitung dengan rumus : du rng Karena distribusi kecepatan adalah linier maka : wie du _ ge sehingga 2,5 v t=p-p= M4 x gprys = 280 N/m? 2.5. Tegangan Permukaan Molekul-molekul zat cair saling tarik menarik di antara sesamanya dengan gaya berbanding Iurus dengan massa dan berbanding terbalik dengan kkuadrat jarak antara pusat massa. Gaya tarik menarik tersebut adalah setim- bang. Tetapi pada permukaan antara zat cair dan udara, atau antara zat satu dengan zat lainnya, gaya tarik ke atas dan ke bawah tidak setimbang (lihat gambar 2.3.) Ketidak-setimbangan tersebut menyebabkan molekul-molekul Gambar 2.3. Gaya-gaya molekul di dalam zat cair I SIFAT-SIFAT ZAT CAIR a pada permukaan melakukan kerja untuk membentuk permukaan zat air. Kerja yang dilakukan untuk melawan gaya tarik ke bawah tersebut dikenal dengan tegangan permukaan. Adanya tegangan permukaan tersebut menye- babkan terbentuknya lapisan tipis pada permukaan zat cair yang mempunyai kemampuan untuk menahan tegangan tarik. Tegangan permukaan o (sigma) bekerja pada bidang permukaan yang sama besar di semua titik. Di dalam bidang teknik, besamya gaya tegangan permukaan adalah sangat kecil dibanding dengan gaya-gaya lain yang bekerja pada zat cair, sehingga biasanya dapat diabaikan. Tegangan permukaan air pada beberapa temperatur ditunjukkan dalam tabel 2.1. 2.6. Kapilaritas Kapilaritas disebabkan oleh gaya Kkohesi dan adesi. Di dalam suatu tabung yang dimasukkan ke dalam zat cair, jika kohesi lebih Kecil dari adesi maka zat cair akan naik; jika kohesi lebih besar dari adesi maka zat cair akan turun, Sebagai contoh, kapilaritas akan membuat air naik pada tabung gelas, sementara air raksa akan turun seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.4. 4 In Nl " oY Air reksa d| Gambar 2.4. Kapilaritas Kenaikkan kapiler (atau penurunan) di dalam suatu tabung dapat dihi- tung dengan menyamakan gaya angkat yang dibentuk oleh tegangan permu- kan dengan gaya berat (gambar 2.5). Pocos0=Ahy 2arocosO=nrhy 260080 Yr an n HIDRAULIKA 1 dengan : : keliling tabung, : Tuas tampang tabung tegangan permukaan berat jenis zat cair jari-jari tabung kenaikan kapiler Apabila tabung bersih, @= 0? untuk air dan 140° untuk air raksa. satan Gambar 2.5. Gaya-gaya pada kepilaritas, Contoh 6 Tabung gelas berdiameter 3 mm dimasukkan secara vertikal ke dalam air. Hitung kenaikan kapiler apabila tegangan permukaan o = 0,0736 N/m, Tabung adalah bersih. Penyelesaian Kenaikan kepiler h di dalam tabung dengan diameter kecil dihitung de. ngan rumus berikut 2acosd ar Apabila tabung bersih dan untuk air, @ = 0. A Il. SIFAT-SIFAT ZAT CAIR, B Sistem satuan SI = 0,0736 Nim d= 0,3. cm=0,003 m ——> r=0,0015 m 26 2%0,0736 _ =F Fe = TOON UBT XOOOTS = 0.010 m= 10 om Sistem satuan MKS © = 0,0736 N/m = 0,0075 kfm 26 __ 2x0,0075 . f= FF = TOOOS OUTS = 00010 m= 1,0.¢m 2.7, Tekanan Uap Zat cair yang terbuka pada gas akan mengalami penguapan. Penguapan terjadi karena molekul zat cair selalu bergerek sehingga beberapa molekul pada permukaan akan mempunyai energi untuk melepas diri dari tarikan molekul-molekul yang ada disekitarnya dan berpindah ke ruang yang ada di atasnya. Laju penguapan tergantung pada perbedaan energi molekul antara zat cair dan gas yang ada di atasnya. Dipandang suatu zat cair di dalam ruang tertutup dengan udara di atasnya dan pada temperatur Konstan. Beberapa molekul zat cair yang mempunyai energi tinggi akan meninggalkan zat cair dan berubah dalam kondisi uap yang bergabung dengan udara di atasnya. Semakin banyak molekul zat cair ber- gabung dengan udara di atasnya, tekanan akan naik dan akibatnya beberapa molekul uap akan Kembali ke dalam zat cair di bawahnya. Pada suatu saat jumlah molekul zat cair yang masuk ke udara akan sama dengan jumlah mole- kul gas yang kembali ke zat cair. Pada keadaan tersebut dicapai kondisi kese- imbangan, dan udara di atas zat cair disebut jenuh dengan uap air. Dalam kondisi ini tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair disebut tekanan uap jenuh. Pada awalnya, tekanan udara di atas zat cair di dalam tangki tertutup ada- lah tekanan atmosfer. Apabila tekanan udara dikurangi, yaitu dengan menge- lwarkannya, maka pada tekanan tertentu zat cair mulai mendidih dan meng- uap. Tekanan pada mana zat cair mulai mendidih disebut tekanan ap zat cair pada temperatur tersebut. 4 HIDRAULIKA I Penguapan akan terjadi sampai tekanan i atas zat cair di bawah tekanan uap jenuh zat cair tersebut pada temperatur yang diberikan. Tekanan uap jenuh untuk berbagai zat cair pada temperatur 20°C diberikan dalam tabel 2.2., dan untuk air pada temperatur berbeda diberikan dalam tabel 2.3. ‘Tabel 2.2. Tekanan wap jonuh zat cair pada 20° C. Zat Cair — ‘ekanan Uap Yenuh kegf/om? Nini “Air raksa\ 163x108 | 0,16 Minyak tanah 3,36x102 3.300 Alkohol 595x102 5.900 Bensin 10,1010 10.000 Tabel 2.3. Tekanan uap jenuh air t aa Tekanan Uap Jenuh ‘emperatur (° kef/ont™ N/wt | = in 0,623x102 623 1,246.10 1.230 2373x102 2.340 7,490x10-2 7.400 20,230x10-2 20.000 48,300x102 47.400 1,03 101.500 2.8. Soal Latihan 1. Suatu tangki berisi zat cair dengan massa 1,200 kg dan volume 0,952 m°. Hitung berat, rapat massa, berat jenis, dan rapat relatif zat cair. 2. Minyak mempunyai rapat relatif S = 0,7. Hitung berat jenis dan rapat mas- sa. 3. Hitung viskositas kinematik zat cair yang mempunyai rapat relatif 0,95 dan viskositas dinamik 0,0011 N d/m* IL SIFAT-SIFAT ZAT CAIR 25 4, Dua buah plat borisontal ditempatkan sejajar dengan jarak 15 mm, Ruang diantaranya diisi oli dengan viskositas kinematik 1,1x10~ m*/d dan rapat relatif 0,9. Hitung tegangan geser pada of, apabila plat atas bergerak dengan kecepatan 2,5 m/d. 5. Dua buah plat sejajar berjarak 0,02 cm. Plat bagian bawah tetap, sedang bagian atas bergerak dengan kecepatan 50 cm/d. Untuk menggerakkan plat dengan kecepatan tersebut diperlukan gaya tiap satuan luas sebesar 2 N/m?. Tentukan viskositas zat cair yang berada di antara kedua plat. 6. Dua buah plat berbentuk bujursangkar dengan sisi 0,6 m, saling sejajar dan berjarak 12,5 mm. Di antara kedua plat terdapat oli. Plat bawah diam dan plat atas bergerak dengan kecepatan 2,5 m/d, dan diperlukan gaya 100 N untuk menjaga kecepatan tersebut. Hitung viskositas dinamik dan kinema- tik oli apabila rapat relatifnya adalah 0,95. 7. Ruang antara dua plat paralel berjarak 21 mm diisi air dengan kekentalan dinamis 1,12107N d/m?. Plat datar dengan ukuran 200 x 200 mm? dan tebal 1 mm ditarik melalui ruang tersebut sedemikian sehingga satu per- mukaannya paralel pada jarak 5 mm dari dinding. Dianggap bahwa profil Kecepatan antara plat dan dinding adalah linier. Tentukan gaya yang diper- lukan oleh plat agar supaya kecepatan plat adalah 125 mm/d. Tahanan yang terjadi pada sisi depan plat diabaikan. 8, Plat bujur sangkar dengan ukuran 1 mx 1m dengan berat 392,4 N menggelincir pada bidang miring dengan kecepatan seragam sebesar 0,2 m/d, Kemniringan bidang adalah 5 (vertikal) : 13 (horisontal) dan bagian atasnya terdapat Japis cli setebal 1 mm. Hitung viskositas dinamis minvak. 9. Tabung gelas berdiameter 5 mm dimasukkan secara vertikal ke dalam air. Hitung Kenaikan kapiler apabila tegangan permukaan o = 0,0736 N/m. ‘Tabung adalah bersih. 10. Tentukan tinggi kolom air yang terbentuk di dalam tabung vertikal berdia- meter 1 mm Karena geya kapiler apabila tabung tersebut dimasukkan ke dalam air. Tegangan permukaan = 7,410? W/m dan sudut kontak o=5". 11. Tabung berdiameter 2 mm berisi air raksa dimasukkan ke dalam bak berisi air raksa. Tegangan permukaan air raksa o = 480 x 107? N/m dan sudut Kontak @= 45°. Hitung penurunan permukaan air raksa dalam tabung. Rapat relatif air raksa S= 13,6. 12, Tekanan statis adalah sedemikian rupa sehingga air naik di dalam tabung kkaca sampai setinggi 7 cm. Apabila diameter tabung adalah 0,5 cm dan %6 HIDRAULIKAT temperatur air adalah 20° C, hitung tinggi total pada mana air di dalam tabung akan bertahan 13, Suatu barometer terkontaminasi oleh air pada tabung yang berisi air raksa Apabila tinggi kolom air raksa adalah 735 mm pada temperatur atmosfer 20° C, tentukan tekanan barometer. Apabila ruang di atas air raksa tersebut dianggap hampa, berapakah tekanan udara yang terjadi 14.Zat cair di dalam silinder berada di bawah tekanan. Pada tekanan 1MN/m?* volumenya adalah 1 liter, sedang pada tekanan 2M N/m? volumenya adalah 0,995 liter. Hitung modulus elastisitas zat cair 15. Apabila modulus elastisitas air adalah 210.000 N/cm?, berapakah tekanan yang diperluken untuk mereduksi volumenya sebesar 2% ? Berapakah Perubahan rapat massanya ? 16. Tangki baja tahan tekanan tinggi berisi zat cair, yang pada tekanan 10 atmosfer mempunyai volume 1,232 liter. Pada tekanan 25 atmosfer volu- me zat cair adalah 1,231 liter. Berapakah modulus elastisitas zat cair ? 17. Tangki baja betisi minyak 4 dan air B. Di atas minyak terdapat udara yang bisa diubah tekanannya. Dimensi yang ada pada gambar adalah pada tekanan atmosfer. Apabila tekanan dinaikkan sampai 1 M Pa, berapakah Penurunan permnukaan air dan minyak. Modulus elastisitas zat cair adalah 2050 MN/ m? untuk minyak dan 2075 MN/m? untuk air. Dianggap tangki tidak mengalami perubahan volume, Gambar 2.6. Soal 17. II. HIDROSTATIKA 3.1. Pendahuluan Zat cair dalam keadaan diam yang berada di dalam tangki atau kolam ‘mempunyai permukaan horisontal di mana tekanannya adalah Konstan. Pada tangki terbuka permukaa tersebut mengalami tekanan atmosfer, sedang pada tangki tertutup tekananaya bisa lain dari tekanan atmosfer. Hidrostatika adalah cabang dari hidraulika yang mempelajari perilaku zat cair dalam keadaan diam. Pada zat cair diam, tidak terjadi tegangan geser di antara partikel zat cair. Hal ini terfihat pada hukum Newton tentang kekentalan, di mana apabila Kecepatan (gradien kecepatan) nol akan memberikan tegangan geser nol. Suatu benda yang berada di dalam zat cair diam akan mengalami gaya-gaya ‘yang ditimbulkan oleh tekanan zat cair. Tekanan tersebut bekerja tegak lurus pada permukaan benda. Selain itu, tekanan yang bekerja pada suatu titik adalah sama dalam segala arah. Dalam bab ini akan dipelajari tekanan zat cair, variasi tekanan sebagai fungsi jarak vertikal, alat yang digunakan untuk mengukur tekanan hidro- statis, gaya tekanan yang bekerja pada dinding permukaan dan pada benda yang terendam, serta aplikasinya yang ada pada permasalahan hidrostatika seperti analisis stabilitas bendungan, pintu air, dan sebagainya, 28 HIDRAULIKA I 3.2. Tekanan Tekanan didefinisikan sebagai jumlah gaya tiap satuan luas. Apabila gaya terdistribusi secara merata pada suatu luasan, maka tekanan dapat diten- tukan dengan membegi gaya dengan luas, yang diberikan oleh bentuk berikut ini Pq G1) P : tekanan (kgf/m? atau N/m?) F : gaya (kgf atau N) A’: tuas (m?) Suatu plat dengan luas A terletak pada lantai (gambar 3.1.a). Apabila di atas plat bekerja gaya F, maka plat akan memberikan tekanan ke lantai sebe- sar p= F/A. Demikian juga suatu benda dengan berat WY dan tampang lin- tang A akan memberikan tekanan pada lantai sebesar p = W/A. 3 |. oe P| Gambar 3.1. Gaya dan tekanan Dalam sistem satuan MKS, gaya dan luas mempunyai satuan kgf (kilo- gram gaya) dan_m? sehingga tekanan mempunyai satuan kilogram gaya per meter persegi (kg//m’). Sedang dalam sistim satuan Sl, gaya dan luas mempunyai satuan Newton (N) dan meter persegi (m*) sehingga tekanan ada- Jah dalam Newton per meter persegi (N/m). Tekanan sebesar 1 N/m? dike- nal sebagai 1 Pascal (Pa), 1 N/m? =1Pa 1 RN/m? = 1k Pa = 1000 N/m? Ill HIDROSTATIKA 29 Apabila gaya yang bekerja tidak merata pada bidang, maka tekanan p diberikan dalam bentuk berikut: = % (62) Apabila tekanan pada svatu Iuasan diketahui, maka gaya tekanan yang bekerja pada Iuasan adalah F=pA 63) 33. Tekanan Pada Suatu Titik Di dalam zat cair diam tidak terjadi tegangan geser dan gaya yang bekerja pada suatu bidang adalah gaya tekanan yang bekerja tegak lurus pada bidang tersebut. Tekanan pada setiap titik di dalam zat cair diam adalah sama alam segala arah. Untuk membuktikan hal ini, dipandang suatu elemen zat cair berbentuk prisma segitiga sangat kecil dengan lebar satu satuan panjang (legak lurus bidang gambar), panjang dan tinggi adalah dx dan dy yang berada dalam keadaan diam seperti yang ditunjukkan dalam gambar 3.2. Q ov 3 fe Hy) oo | Gambar 32. Elemen zat cair diam Dalam gambar tersebut p adalah tekanan, ps dan p, adalah tekanan dalam fikal. Sisi-sisi segitiga tersebut mempunyai hubungan 30 HIDRAULIKAT erat prisma segitiga zat cair adalah : w=y8 (a1) ‘Oleh karena tidak ada tegangan geser maka gaya-gaya yang bekerja hanya gaya tekanan dan gaya berat. Gaya tekanan (F) adalah tekanan (p) kali Juas bidang yang mengalami tekanan (4). Gaya tekanan yang bekerja pada permukean adalah: Fraps A= pedy Fy=py dl = pydx Fy=pdsl = pds Persamaan kesetimbangan untuk arah x adalah : F.= Fssina ps dy=pdssina ps ds sina =p ds sina sehingga Px=P G4) Sedang untuk arah y: F,-W-F,cosa=0 Pye 1 ete ~ pds cos a=0 au Py ds cos 0. ¥ 5 dy ds 08 ~ p ds cos a=0 B-Z1h-p=0 ‘Oleh karena prisma adalah sangat kecil sehingga dy mendekati nol, maka suku kedua dari persamaan di atas dapat diabaikan, sehingga : Py=P G5) IL HIDROSTATIKA u Dari persamaan (3.4) dan (3.5) didapat : Pr=Py=P 3.6) ‘yang berarti bahwa tekanan dalam berbagai arah yang bekerja pada suatu titik dalam zat cair diam adalah sama. Besarnya gaya tekanan yang bekerja pada suatu bidang diberikan oleh bentuk berikut ini. r= J pas ‘A F=pa BD 3.4, Distribusi Tekanan Pada Zat Cair Diam Gambar 3.3. menunjukkan beberapa tangki berisi zat cair yang sama dalam keadaan diam, Zat cair mempunyai permukaan horisontal. Kedalaman zat cair adalah /y, ho, dan fy . Luas dasar semua tangki adalah sama yaitu 4 Apabila berat jenis zat cair adalah y maka berat zat cair di atas dasar ‘masing-masing tangki adalah : WW; = berat zat cair di atas dasar tangki = x volume zat cair =yxVi =yAhy at Ca Gambar 3.3. Tangki berisi zat cair x HIDRAULIKAL Dengan cara yang sama, Wr=yAhy Ws=yAhy ‘Tekanan yang beke-ja pada masing-masing dasar tangki adalah : payh G8.) Dengan cara yang sama untuk kedua tangki yang lain, pmayh (3.8b) Ps=hs G8.) Dari ketiga bentuk persamaan di atas terlihat bahwa tekanan pada dasar tangki yang ditimbulkan oleh zat cair dalam keadaan diam tergantung pada kedalaman vertikal titik tersebut dari permukaan zat cair dan berat jenis zat cair. Untuk zat cair yang sama, berat jenis y yang ada dalam persamaan tersebut adalah korstan. Dengan demikian tekanan p hanya tergantung pada variabel A (kedalaman zat cair); dengan kata lain tekanan merupakan fungsi dari kedalaman zat cair, p = (h). Secara umum persamaan (3.8.a, b, dan c) dapat ditulis dalam bentuk berikut ini p=yh G9) Dalam sistim satuan SI dimana lebih sering digunakan rapat massa (0) dari pada berat jenis (y) maka persamaan (3.9) ditulis menjadi p=pgh G.10) Tekanan p seperti dalam persamaan (3.9) dan (3.10) disebut dengan tekanan hidrostatis, Apabila di atas permukaan zat car terdapat tekanan p,, maka tekanan yang bekerja pada dasar tangki adalah : P=1h+po G.11.a) P=Pgh+po G.11.b) IL HIDROSTATIKA, 3 Apabila permukaan zat cair terbuka ke udara luar, tekanan di atas zat cair adalah tekanan atmosfer, p= Pa, schingga tekanan absolut (lihat sub bab 3.5): p=yh+Po ata p=PRh+pa ‘Untuk tekanan relatif atau terukur, pa = 0 sehingga : p=yh — atau—sp=pgh Karena tekanan hanya tergantung pada kedalaman zat cair 1, maka untuk Kedalaman yang sama akan memberikan tekanan yang sama meskipun bentuk tangki berbeda. Seperti_ yang ditunjukkan dalam gambar (3.4), untuk keempat tangki berbeda tetapi dengan luas dasar A, tinggi ht dan berat jenis zat cair ‘y yang sama, akan menimbulkan tekanan pada dasar yang sama pula. | = A : a A was A Gambar 3.4. Tekanan hidrostatis pada kolam dengan bentuk berbeda ‘Tekanan pada dasar untuk masing-masing tangki adalah : payh Gaya pada dasar F =tekanan x luas =p x A Fsyha G.12a) atau F=pgha G12.) 4 HIDRAULIKAI Jadi walaupun berat zat cair di dalam masing-masing kolam adalah ber- beda, tetapi tekanan dan gaya pada dasar masing-masing kolam adalah sama ‘yang tergantung pada h. Contoh 1 ‘Tangki dengan ukuran panjang x lebar x tinggi (LBH)) = 4 mx2 m x2 m diisi air sedalam 1,5 m. Hitung dan gambar distribusi tekanan pada dinding tangki. Hitung pula gaya yang bekerja pada dinding dalam arah panjang dan Tebar serta pada dasar tangki. Penyelesaian Contoh soal ini diselesaikan dengan sistem satuan MKS. Distribusi tekanan dinitung dengan menggunakan rumus = path Distribusi tekanan di dinding, pada kedalaman : h=0,5 m $ pos = 1000 x 0,5 = 500 kgf/m? h=1,0 m; pip = 1000 x 1,0 = 1.000 kgf/m? A= 1,5 m5 pis = 1000 x 1,5 = 1.500 kef/m? Distribusi tekanan di dasar adalah merata, yaitu : p= 1000 x 1,5 = 500 kg/m? Distribusi tekanan seperti terlihat dalam gambar. Gaya pada dinding dalam arab panjang: Gambar 3.5. Distribusi tekanan pada dinding dan dasar tangki IL HIDROSTATIKA 38 Fy = luas distribusi tekanan x panjang, =0,5 x pis hax L=0,5 x 1.500 x 1,5 x4 = 4.500 kef Gaya pada dinding dalam arah lebar, F,=0,5 x 1.500 x 1,5 x2=2.250 kef Gaya pada dasar, Fy =pxL x B= 1.500 x4 x2 = 12.000 kgf Contoh2 Suatu tangki dengan panjang 2,5 m, lebar 2 m dan tinggi 2 m diisi air sampai pada ketinggian 1,25 m dan sisanya diisi minyak sampai penuh dengan rapat relatif $=0,9, Tangki tersebut terbuka ke udara luar. Hitung dan gambar distribusi tekanan pada dinding dan dasar tangki. Hitung gaya tekanan yang bekerja pada sisi arah panjang dan lebar serta dasar tangki. Penyelesaian Contoh soal ini diselesaikan dengan sis- tem satuan SI. =Pme a Pair 09 Pm = 0,9 Pair PL=Pm 8 hm = 0,9 x 1000 x 9,81 x 0,75 = 6621,75 N/m? = 6,62175 kN/m? P2=Pi+ Pair & Fair = 6621,75 + 1000x9,81x1,25 = 18.884,25 N/m? = 18,88425 kN/m?™ Gaya tekanan pada sisi arah panjang, FL=[ ppt hn + Qi + Pay ho) L 36 HIDRAULIKA | =[ a x 662175 x 0,75 + (6,62175 + 1888425) 5 x 1,25 2,5 = 46,0610 kN Gaya tekanan pada sisi arah lebar, Fa=[ : % 6,62175 x 0,75 + (6,62175 + 18,88425) r x 1,25]2,0 = 36,8488 kN Gaya tekanan pada dasar, Fp = po Lx B= 18,88425 x 2,5 x = 94,42125 kN 3.5. Tekanan Atmosfer, Relatif dan Absolut Telah diketahui bahwa udara di atmosfer ini mempunyai berat. Karena mempunyai berat maka udara tersebut bisa menimbulkan tekanan pada per- mukaan bumi. Rapat massa udara tidak Konstan, yang tergantung pada keting- gian, temperatur dan kelembaban. Oleh karena itu tekanan atmosfer, yang disebabkan oleh berat atmosfer atau udara di atas permukaan bumi, sulit (tidak bisa) dihitung, Tekanan atmosfer dapat diukur berdasarkan tinggi kolom zat cair yang bisa ditahan. pD ipermnuaa laut, tekanan yang ditimbul- kan oleh Kolom udara seluas 1 cm? dan setinggi atmosfer adalah sebesar 1,03 ef. Dengan kata lain tekanan atmosfer pada permukaan laut adalah 1,03 kgf/cm’, atau dapat juga ditunjukkan oleh 10,3 m air atau 76 cm air raksa (Hg). Tekanan atmosfer akan berkurang dengan elevasi/ketinggian tempat. ‘Tekanan relatif atau tekanan terukur adalah tekanan yang diukur berda- sarkan tekanan atmosfer. Tekanan ini bisa lebih besar atau lebih kecil dari tekanan atmosfer. Tekanan relatif dari zat cair yang berhubungan dengan uudara luar (atmosfer) adalah nol, sehingga tekanan relatif adalah positip bila lebih besar dari tekaran atmosfer dan negatip apabila lebih kecil. Seandainya udara di atmosfer tidak mempunyai berat maka udara tidak memberikan tekanan pada permukaan bumi, atau tekanan pada permukaan bumi adalah nol, Tekanan nol tersebut dikenal dengan tekanan nol absolut Tekanan absolut diukur terhadap tekanan nol absolut. Dengan kata lain, tekanan absolut merupakan jumlah dari tekanan atmosfer dengan tekanan relatif. Apabila tekenan relatif adalah negatif, maka tekanan absolut adalah tekanan atmosfer dikurangi tekanan relatif. 1M HIDROSTATIKA 7 Gambar 3.7. menunjukkan ketiga macam tekanan tersebut. Tekanan relatip, untuk selanjutnya disebut tekanan. - “Tekanan terukur Tekanan Tokanan atmoster ‘okanan tarukur regatp frau) Tekanan absolut Tekanan atmoster ‘Tokanan absotut Nol absolut Gambar 3.7. Tekanan atmosfer, Relatif dan absolut Tekanan atmosfer di suatu tempat dapat diukur dengan menggunakan barometer air raksa (gambar 3.8.). Barometer ini terdiri dari tabung kaca cukup panjang yang pada salah satu ujungnya tertutup dan diisi penuh dengan air raksa, sedang pada ujung lainnya yang terbuka dimasukkan ke dalam air raksa, Pada kondisi setimbang, permukaan air raksa di dalam tabung akan ‘turun sampai tinggi kolom air raksa di dalam tabung adalah h. Ruangan di atas air raksa mengandung vap air raksa. ‘Apabila berat jenis air raksa adalah y, a dan tekanan uap air raksa dan tekanan (4 atmosfer adalah p, dan pa, maka Pa=hy+ Pu Oleh Karena tekanan uap air raksa pada temperatur 20°C adalah kecil, ba- nya 1,610 kef/cn? (0,16 N/n?), maka biasanya diabaikan, schingga ic akea 74 Pa=hy Pa is fh = 92 = 760 mmm air raksa Gambar3.8. Barometer as HIDRAULIKAL Tekanan atmosfer juga bisa dinyatakan dalam tinggi air, yang besarnya adalah 10,33 m. Contoh 3 Suatu tabung berbentuk silinder dengan tinggi 1,5 meter dan luas tampang lintang 5 cm? diisi dengan air que sampai pada ketinggian 1,0 meter dan sisanya diisi dengan minyak dengan rapat relatif 0,8. Tabung tersebut semen terbuka terhadap udara luar. Hitung x tekanan terukur dan absolut pada dasar tabung dalam satuan SI dan tinggi air dan minyak. Hitung pula gaya pada nee tom dasar tabung, Tekanan atmosfer adalah abe tee Ue) Penyelesaian TIT pam pi: rapat massa minyak 2! rapat massa air Gambar 3.9. ‘Tekanan terukur : p = pgh Tekanan absolut : pass =p + Pa a. Tekanan dalam satuan SI PA=Pighi+Pa Po= Pat Prgha=Pre(In+Shi)+Pa dengan S adalah rapet relatif. Pa= 1,013 bar. = 1,013 x 10° N/m? ‘Tekanan terukur : a= Prg (Fiz+Shy)=1000x9,81(1,040,8%0,5)=0,1373%10° N/m" Tekanan absolut : pe =0,1373 x 10° + 1,013 x 10% = 1,1503 x 10° N/m? ». Tekanan dalam tinggi air dan minyak Tekanan terukur Wl, HIDROSTATIKA 39 pa=prg(In+Shy ——> Figrn+sh $B = (n+ Shi )= 1,040.8 «0,5 = 14 m air. Po__ (in+Sh)_ 14 _ Foen SOG = 175 m minyale Tekanan absolut Pobs=P + Pa Tekanan atmosfer dinyatekan dengan tinggi air dan minyak : s 1013 x It = 10,326 m air Yar” TOOOX9.8T Pa __ 10,326 _ Gee = “Bg = 12,907 mminyak jadi: FR = 1,4 + 10,326 = 11,726 m air Pobs_ _ 1,75 + 12,907 = 14,657 m minyak Yrinyak c. Gaya pada dasar tabung Pada permukaan dasar bagian dalam (yang berhubungan dengan air) be- kerja tekanan absolut, sedang pada permukaan dasar bagian luar bekerja te- kanan atmosfer. Dengan demikian gaya neto yang bekerja pada dasar adalah : F= Pars A — Pa A= Pierukur XA = 0,1373%10°x5x10" = 6,865 N. 3,6, Tekanan Dinyatakan Dalam Tinggi Zat Cait Tekanan zat cair pada suatu titik dengan kedalaman f adalah : PHYh+Po Biasanya untuk mengukur tekanan digunakan tekanan atmosfer sebagai referensi, sehingga pada persamaan di atas pa adalah nol, path Persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk : 40 HIDRAULIKAI aa G13.) atau & .13.b) Parameter h adalah penting di dalam mekanika fluida dan hidraulike, yang disebut dengan tinggi tekanan. Tinggi tekanan h menunjukkan keda- Jaman zat cair yang diperlukan oleh zat cair dengan berat jenis y (rapat massa p ) untuk menghasitkan tekanan p. Gambar 3.10.a. adalah tangki terbuka berisi zat cair yang dihubungkan dengan tabung yang ujung atasnya berhubungan dengan udara luar (atmosfer). Dalam keadaan ini zat cair akan naik di dalam tabung sampai permukaannya sama dengan yang ada di dalam tangki. Tinggi kenaikan zat cair di dalam tabung dari suatu titk yang ditinjau A adalah Ay yang sama dengan p4/y, dengan p, adalah tekanan zat cair pada titik tersebut. Nilai p4 adalah sama dengan kedalaman titik tersebut dari permukaan zat cair di dalam tangki kali berat jenis zat cair, pa=yha (Pa=pgha). Dalam gambar 3.10.b. tangki adalah tertutup dan udara di atas permukaan zat cair di dalam tangki berada dalam tekanan (tekanan lebih besar dari tekanan atmosfer), yaitu sebesar po. Tekanan pada titik A yaitu p, adalah sama dengan jumlah tekanan udara (p,) ditambah tekanan yang disebabkan oleh zat cair di ata titik tersebut (p1). Zat cair di dalam tabung naik setinggi hy yang sama dengan (po +p1)/y. Parameter hp dan hy adalah tinggi tekanan untuk tekanan pp dan p;. Besar tekanan udara di atas zat cair adalah sama dengan selisih tinggi tekanan 50,000 =800x9,81xh =08 ——> Pse=0,8x1000 = 800 kg/m? h=6371 m 3.7.Manometer Manometer adalah alat yang menggunakan kolom zat cair untuk meng- ukur perbedaan tekanan. Prinsip manometer adalah apabila zat cair dalam Kondisi keseimbangan maka tekanan di setiap titik pada bidang horisontal untuk zat cair homogen adalah sama. Beberapa macam manometer yang tergantung pada masing-masing penggunaannya akan dibicarakan dalam sub bab berikut ini. 3.7.1. Bidang dengan tekanan sama ‘Tekanan hidrostatis pada suam titik di dalam zat cair tergantung pada jarak vertikal dari permukaan zat cair ke titik tersebut. Tekanan pada semua titik yang terletak pada bidang horisontal yang terendam di dalam zat cair atup recta (o @ Gambar 3.11. Tekanan hidrostatis pada tangki 2 HIDRAULIKAT mempunyai tekanan yang sama. Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 3.1.a,, titik 1, 2, 3, dan 4 mempunyai tekanan sama, dan bidang horisontal yang melalui titik-titik tersebut adalah bidang dengan tekanan sama. Dalam gambar 3.11.b., titik 5 dan 6 berada pada bidang horisontal, tetapi tekanan pada titik 5 dan 6 tidak sama, Karena air di dalam kediia tangki tidak bethubungan. Gambar 3.11.c. menunjukkan tangki yang diisi dengan dua zat cair yang berbeda rapat massanya. Bidang horisontal yang melalui titik 7 dan 8 yang melalui batas antara kedua zat cair mempunyai tekanan yang sama, karena berat kolom zat cair tiap satuan luas di atas titik 7 dan 8 adalah sama: sedang bidang yang melalui titik 9 dan 10 adalah bukan bidang dengan tekanan sama. 3.72. Piezometer Bentuk paling sederhana dari mano- meter adalah piezometer (gambar 3.12.) yang terdiri dari tabung gelas vertikal I dengan ujung terbuka yang dihubungkan | dengan ruangan (pipa) yang akan divkur tekanannya. Karena adanya perbedaan h= tekanan antara ruangan dan udara luar, maka zat cair di dalam tabung gelas akan naik sampai dicapai suatu keseimbangan. Tekanan diberikan oleh jarak vertikal h dari permukaan zat cair (di dalam tabung) ke titik yang diukur tekanannya, yang dinyatakan dalam tinggi zat cai Gambar 3.12. Piezometer Piezometer tidak dapat digunakan untuk mengukur tekanan negatip, karena udara akan masuk ke dalam ruangan melalui tabung. Selain itu alat ini tidak praktis untuk mengukur tekanan besar, Karena diperlukan tabung vertikal yang sangat panjang. Apabila berat jenis zat cair adalah y , maka tekanan di titik adalah : Paahy Contoh 5 Minyak (S = 0,8) berada di dalam pipa yang dihubungkan dengan piezometer seperti terfihat dalam gambar. Hitung tekanan dalam pipa. UL, HIDROSTATIKA Penyelesaian Digunakan sistem satuan MKS. p=yh=0,8x1000%0,48 = 384 kgf/nr Contoh 6 ‘Tangki terbuka dengan dua buah piezometer ditempatkan pada sisinya, berisi dua macam zat cair yang tidak bisa tercampur seperti terlihat dalam gambar, Berapakah elevasi permukaan zat cair pada piezometer A den B. Hitung pula tekanan, pada dinding dan dasar tangki. Penyclesaian Digunakan sistem satuan SI a. Blevasi permukaan zat cair di 43 Gambar 3.13 piezometer A sama dengan i da. 5 lama tangki, yaitu 2 m | b, Zat cair B akan naik di dalam piezometer B pada elevasi 0,3 m (hasil dari tekanan yang ditim- | bulkan oleh zat cair 3) ditambah =| dengan tinggi tekanan yang di- | timbulkan oleh zat cair A. Tinggi F tekanan yang disebabkan oleh zat cair A dapat ditentukan dari persamaan berikut. Fes S-o72 s=238 Gambar 3.14. Sa= 24 ——> p4=0,72x1000 = 720 kg/m? P=pagh= 720x981 (2,0-03) = 12.0074 N/m? = 12.007,4 Pa= 12,00 k Pa Tinggi zat cair B yang naik di dalam piezometer B karena adanya tekan- an zat cair A adalah meet Pair Sp 36 “ HIDRAULIKAT Pp = 2,36x1000 = 2.360kg/n? oa THR eT = 05186 m Jadi elevasi zat cair B di dalam piezometer B adalah : hg =0,3 + 0,5186 = 0,8186m c. Tekanan hidrostatis pada dinding dan dasar tangki. ‘Tekanan pada dinding po=0 PE= pa ha=720 x981 (2,0 0,3) = 12.0074 Pa= 12,0074 k Pa Pr=Pa8ha+paghe = 12.007,4+ 2.360 x9,81 «0,3 = 18.952,9 Pa = 18,9529 kPa Tekanan pada dasar Poasar = Pr = 18,9529 k Pa 3.73. Manometer Tabung U Gambar 3.15. adalah bentuk manometer tabung U, yang terditi dari tabung kaca yang dihubungkan dengan rvangan (pipa) yang akan diukur tekanannya, Bagian bawah dari tabung berbentuk U diisi zat cair dengan berat jenis besar. Misalkan berat jenis zat cair yang mengalir di dalam pipa adalah ‘yi dan berat jenis zat cair manometer adalah y2. Perbedaan elevasi permukaan zat cait manometer pada kedua kaki tabung U adalah x. Untuk menghitung tekanan di pusat pipa A, ditarik garis horisontal PQ yang melalui ujung bawah zat cair manometer (P) dan memotong kaki tabung yang lain (Q). Untuk keadaan pada gambar 3.15.a. tekanan pada P dan Q adalah sama. AY + PA=PetX¥2 dengan pg adalah tekanan atmosfer. Persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk PA=PatX¥2— hy .12) Apabila tekanan di dalam pipa (p,) adalah lebih kecil dari tekanan atmosfer, maka zat cair manometer di dalam kaki tabung kiri (P) akan lebih IL HIDROSTATIKA 45 tinggi (gambar 3.15.b). Berdasarkan persamaan keseimbangan pada kondisi tersebut, maka : PA+hYL+XY2= Pa atau PA=pa-hyi-x7 @.13) Bet ‘Gambar 3.15. Manometer tabung U Soal7 Manometer tabung seperti terlihat dalam gambar 3.15.a. dengan rapat relatif zat cair di dalam pipa dan manometer adalah $1=0,86 dan S:=13,6; sedang h =90 mm dan x ~50 mm. Hitung tekanan terukur p4 dalam tinggi air raksa dan N/m, Apabila ‘ekanan barometer adalah 760 mm Hg (air raksa) berapakah tekanan absolut p, dalam tinggi air, air raksa dan N/m. Penyelesaian Digunakan sistem satuan SI ‘Tekanan terukur, PaxS dengan y adalah berat jenis air. Dari beberapa nilai yang diketahui maka : Pathy=petxn > Fi ehs PA 490 x 0,86 = 0+ 50 x 13,6 a = 602,6 mm air = 0,6026 m air 46 HIDRAULIKA I ea a =44,309 mm Hg =0,0443 m Hg Yarracsa Apabila tekanan dinyatakan dalam N/nf, maka : Pa=0,6026 pg =0,6026 x 1000 x 9,81 = 5.9115 N/m? = 5911S k N/m Tekanan absolut, Pat hy =PpatXY2 PA 4 900,85 = 760%13,6 + 50x13,6 10.9386 mm air =10,9386 m air weet 108586 _ 504.3 mm He=08043 m He Pa = 10,9386 x 1000 x 9,81 = 107.308 N/m? = 107,308 kN/m? Dalam contoh ini tekanan (terukur) di dalam pipa adalah positip. Contoh 8 Soal seperti dalam contoh 7, untuk $;=0,86 dan S;=1, h=90 mm dan x=50 mm. Hitung tekanan terukur dan absolut p, dalam kgf/cm?. Penyelesaian Digunakan sistem satuan MKS ‘Tekanan terukur, PA = 0+ 50x1 — 90x0,86 =~27,4 mm air = -0,0274 m air atau Pa =~-0,0274 x 1000 = -27,4 kef/m? = -0,00274 kgf/om™ Tekanan absolut, Pa 760x1 3,6 + 50x1 — 90x0,86= 10.308,6 mm air Ill HIDROSTATIKA, a = 10,3086 m air Pa= 10,3086 x 1000 = 10.308,6 kef/m? = 1,03 kgf/cm? Dalam contoh ini tekanan terukur adalah negatip, yang berarti tekanan di dalam pipa lebih kecil dari satu atmosfer. Contoh 9 Manometer tabung U seperti terlihat dalam gambar digunakan untuk mengukur tekanan di dalam pipa yang berisi air (S; = 1). Manometer tersebut berisi air raksa (5)=136). Apabila k=20 mm dan x = 50 mm. Hitung tekanan di dalam pipa. Penyelesaian Persamaan keseimbangan untuk kondisi se- perti dalam gambar. ‘Tekanan terukur, Pa=pathytxye ean eae =0~ 20x1 - 50x13,6 = -700 mm air 0,7 mair mar Gambar 3.16 atau Pa=~0,7 pg =—0,7%1000x9,81= ~6.867 N/ m= -6,87 KN/m> ‘Tekanan di dalam pipa adalah negatip (lebih kecil dari satu atmosfer). Tekanan absolut, PA = 760x13,6 ~ 20x1 ~ 50x13,6 = 9.636 mm air = 9,636 m air atau Pa =9,636 p g = 9,636x1000x9,81= 94.529 N/m? = 94,529 KN/mi bes HIDRAULIKA 3.74, Manometer Mikro Pada manometer tabung U, seperti yang dijelaskan di atas, memerlukan pembacaan elevasi zat cair di kedua kaki tabung manometer. Perubahan tekanan di tangki (pipa) yang diukur tekanannya menyebabkan penurunan permukaan zat cair di satu kaki tabung dan kenaikan pada tabung yang lain Dengan mengganti salah satu kaki manometer dengan suatu tangki dengan luas tampang lintang yang besar dibanding dengan tabung yang lain, maka pembacaan dapat dilakukan pada satu tabung. Manometer ini dikenal dengan manometer mikro (micromanometer), seperti yang ditunjukkan dalam gambar 3.17. Gambar 3.17. Manometer mikro Karena perbandingan yang besar antara tangki dan tabung manometer, penurunan elevasi permukaan yang kecil pada tangki akan menyebabkan kenaikan kolom zat cair yang besar pada kaki tabung U. Kenaikan tekanan akan menyebabkan penurunan permukaan zat cair di dalam tangki sebesar Ay, sehingga : Ady=ah G.14) dengan A dan @ adalah luas tampang tangki dan tabung manometer Persamaan kesetimbangan terhadap bidang yang melalui permukaan zat cair i dalam tangki = ya (Ay) + Pa = 18 (Ay) G.15) ‘Substitusi persamaan (3.14) ke dalam persamaan (3.15) 40+) +Pa=veh Gh) UL HIDROSTATIKA 49, Paarl GAO gh) G16) Dalam persamaan (3.16) parameter A, a, y, Ya, dan yp telah diketahui, sehingga dengan pembacaan nilai h akan dapat dibitung tekanan p4 ‘Apabila perbandingan A/a sangat besar maka nilai Ay dapat diabaikan, sehingga persamaan (3.16) menjadi : Pa=Yeh-Yay G17) Contob 10 ‘Manometer berisi air raksa seperti tergambar digunakan untuk mengukur tekanan di dalam pipa yang mengalir- kan air. Berapakah tekanan pipa apabila hy=20 cm dan hy=67 cm ? Luas tam- pang tangki jauh lebih besar dari kaki tabung. Penyelesaian Digunakan sistem satuan SI Rapat relatif air raksa can air adalah $1=13.6 dan S;=1, sebingga : pi =S pz = 13,6%1000 = 13.600 kg/m? Gambar 3.18. Pr = 1000 kg/m? ‘pa 13.600x9 810,67 — 1000x9,81x0,20 = 87.427 N/m? 3.7.5. Manometer Diferensial ‘Manometer diferensial digunakan untuk mengukur perbedaan antara dua tekanan yang tidak diketahui besamya. Gambar 3.19. adalah manometer dife- rensial yang dihubungken pada dua buah pipa yang akan diukur perbedaan tekanannya, Alat ini bisa juga digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan antara bagian hulu dan leher venturimeter. 50 HIDRAULIKAT Untuk keadaan pada gambar 3.19.a., apabila berat jenis zat cair di dalam pipa A dan B adalah y; dan 7, sedang berat jenis zat cair manometer adalah ‘ye, maka pada kondisi keseimbangan berlaku Gambar 3.19. Manometer diferensial Pat hii = ha Ye + hs 13+ Pe atau Pa~Pa=hay2 ths ys— hy G18) Apabila ys = 73, maka : Pa~pa= haya + (ts— hi) 11 G19) Jika dinyatakan dalam tinggi zat cair, 8.20) Apabila clevasi pipa A dan B adalah sama, hy — hi = ho, sehingga : hy ha=—in +B hn —~hp=@- fy-ha=@— Dh G21) Apabila tekanan di A dan B adalah lebih kecil dari tekanan atmosfer dan berat'jenis zat cair manometer 72 adalah lebih kecil dari berat jenis zat cair yang melalui pipa A dan B, maka digunakan manometer seperti yang ditun- jukkan dalam gambar 3.19.b. Persamaan keseimbangan adalah: IL HIDROSTATIKA st Pa-hyys=Pa—hete— hays Pa-pa=hiyi—hate— boys G22) Kepekaan manometer diferensial tergantung pada perbedaan berat jenis ys dan ya. Contoh 11 Manometer diferensial seperti tertihat dalam gambar 3.19.a. Pipa A dan B berisi air (S;=S,-1) sedang manometer berisi air raksa (S:=13,6); 1-25 cm, In=15 cm dan hs=50 om. Hitung perbedaan tekanan antara pipa A dan B. ‘Apabila tekanan (teruku:) py = 1,0 kgf/cm? hitung tekanan di B dalam tinggi air. Penyelesaian Digunakan sistem satuan MKS. Pada kondisi kescimbangan, pathy y1=pa~ ha y+ hs Ys ata PAPE = fy Sy + hy Ss— hi Si =0,15%13,6 + 0,5x1 - 0,25x1 =2,29 mair atau Pa~Pa= 229 = 2290x1000 = 2.290 kef/n? Tekanan di B Pa=1,0 kegf/cnt = 1,0x10.000 = 10.000 kef/m? a= pa- 2.290 = 10.000 -2.290= 7.710 kgf/mm? Contoh 12 Manometer terbalik seperti ditunjukkan dalam gambar 3.19.b. berisi minyak dengan rapat relatif Sj=0,75 menghubungkan dua buah pipa yang mengalirkan air (S1=53-1). Apabilah,=20 cm, hn=10 cm, hhy=5 cm dan tekan- an di pipa A adalah 15 m air, hitung tekanan pipa B dalam tinggi air dan Neem. 2 HIDRAULIKA Penyelesaian Digunakan sistem satuan SI. Kondisi keseimbangan, Pa- ty = pa— Ina hs Ys Persamaan di atas dapat ditulis menjadi : Pa~pa=hiyi— In y- hays Par PP by S,— hn Sahn Ss = 0,2«1 - 0,1%0,75 — 0,05x1 = ),075 mair PE. PA _ 0975 =1,5 ~ 0,075 = 1,425 mair fir A= Pa & f= 10009,811,425 = 13.979 N/m? ae = 13.979 x qyq9g = 1,398 N/em™ 3.8, Gaya Tekanan Pada Bidang Terendam 3.8.1. Bidang datar Dipandang suatu bidang datar berbentuk segi empat yang terletak miring dengan sudut a terhadap bidang horisontal (permukaan zat cair). Bidang ter- sebut terendam dalam zat cair diam dengan berat jenis y seperti yang ditun- jukkan dalam gambar (3.20). Dibuat bidang khayal yang merupakan perluasan bidang tersebut schingga memotong permukaan zat cair pada titik O. Luas bi- dang adalah A dan pusat beratnya adalah G yang terletak pada h, di bawah permukaan zat cair. Akan dicari gaya hidrostatis pada bidang tersebut dan Ietak titik tangkap gaya tersebut pada bidang. Titik tangkap gaya tersebut ter- letak pada ttik P yang dikenal dengan pusat tekanan. Jarak searah bidang mi- ring terhadap permukean (titik 0) dinyatakan dalam y, sedang jarak vertikal terhadap permukaan zat cair adalah h. Karena pertambalan tekanan adalah li- nier terhadap kedalaman, maka pusat gaya tekanan F terletak di bawah pusat berat bidang G. Dipandang suatu pias horizontal yang sejajar terhadap permu- kaan zat cair dengan tebal dy dan berjarak vertikal h dari permukaan. Apabila fuas pias adalah dA, maka besamya gaya tekanan pada pias tersebut adalah : dF =pdA atau IM] HIDROSTATIKA 3 Gambar 3.20. Gaya tekanan pada bidang datar terendam aF=hydA Karena h=y sin a, maka : dF =ysinay dA. Gaya tekanan total adalah : r= Jrsinaydt=ysina fra dengan Jy 4 adalah momen statis bidang A terhadap sumbu x yang besar- nya sama dengan Ay,, di mana y, adalah jarak pusat berat luasan (bidang) terhadap sumbu x. Sehingga : FaysinaA ye F=Ayho atan F=Apo 623) : gaya tekanan hidrostatis. ‘A. : luas bidang tekanan. ‘Po : tekanan hidrostatis pada pusat berat bidang. ‘hy : jarak vertikal antara pusat berat benda dan permukaan zat cair. 4 HIDRAULIKA Persamean tersebut menunjukkan bahwa gaya hidrostatis adalah sama dengan perkalian artara las bidang dan tekanan pada pusat berat yang beker- ja tegak lurus pada bidang Gaya hidrostatis tersebut bekerja pada pusat tekanan P. Misalnya pusat tekanan terletak pada jarak y, dari titik sumbu O. Momen gaya hidrostatis ter- hhadap titik O adalah sama dengan jumlah momen gaya tekanan pada seluruh Iuasan terhadap titik O, sehingga : Fip- J pat y Jivnae y= J vysnaa y Fyp=ysina j yd y=ysina J yd 4 4 vain Aysypysina | at 4 ysina f yds ‘4 ye= ysma Ayo J dA : momen inertia bidang A terhadap sumbu x yang diberi no- tasi L Ayo : momen statis bidang A terhadap sumbu x yang diberi notasi Ss. ‘Dengan demikian bentuk di atas dapat ditulis menjadi : I waz Selain itu mengingat bahwa : T= h+Aye maka: UL, HIDROSTATIKA 55 atau dengan : Ye Yo To 24) jarak searah bidang antara pusat tekanan dan permukaan zat cair : jarak searah bidang antara pusat berat bidang dan permukaan zat cair : momen inersia bidang A terhadap sumbu yang melalui pusat berat bidang tersebut. Tabel 3.1, adalah momen inersia bidang terhadap pusat berat untuk be- berapa bentuk yang sering digunakan, Contoh 13 ‘Suatu bendung beton berbentuk trapesium dengan tinggi 10 m, lebar puncak 1,0 m dan lebar dasar 6,0 m. Sisi hulu bendung adalah vertikal. Seli- iki stabilitas bendung terhadap penggulingan dan geseran, jika muka air hulu sama dengan puncak bendung dan di hilir tidak ada air (muka air adalah sama dengan dasar sungai). Koefisien gesekan antara dasar pondasi dengan ben- dung adalah 0,6, Berat jenis beton adalah 2.400 kg//m’. Penyelesaian Gambar 3.21. Gaya-gaya yang bekerja pada bendung, 56 Tabel 3.1. Tabel /, untuk beberapa bentuk benda Luas A | Pusai Berat Yo. ‘Segiempat bh yorth Segitiga 1 Yo=azh HIDRAULIKA Momen inersia Jo Zo =0,1102 r4 HIDROSTATIKA 37 Gaya-gaya yang bekerja pada bendung ditunjukkan dalam gambar, yang terdiri dari gaya berat sendiri, gaya tekanan hidrostatis pada sisi hulu dan pada dasar bendung (gaya angkat). Tekanan ke atas pada dasar bendung di sebelah hulu adalah sama dengan tekanan hidrostatis pada dasar. Tekanan ke atas di dasar sebelah hilir adalah nol, schingga distribusi tekanan ke atas berbentuk segitiga. Hitungan dilakukan untuk tiap 1 m panjang bendung. Karena bidang yang mengalami tekanan hidrostatis berbentuk segiempat, maka gaya tekanan hidrostatis pada sisi hulu bendung dapat dihitung berda- sarkan luas distribusi tekanan kali lebar (1m). Tekanan hidrostatis pada dasar bendung : Pe=Hy=10 x 1000 = 10.000 kef/m* Gaya tekanan hidrostatis pada sisi hulu bendung : Fe= pa lx 1=4 x 10,000 x 10 x 1 = 50.000 kg 50 fon Gaya angkat pada dasar bendung : F,= pa B= 4 ¥ 10.000 x 6 = 30.000 kgf= 30 fon BBerat sendiri bendung dibagi menjadi dua bagian yaitu 1, dan 72. Wi = Bax H% yp= 1,0 « 10,0 x 2.400 = 24.000 kef= 24 ton Wa= 4 (By-Be)x Hts = 3 (60-1,0) x 10,0 x 2.400 = 60,000 kgf = 60 ton W =, + W2=24 + 60 = 84 ton Tahanan geser : T= WF) xf=( 84-30 ) x 0,6 = 32,4 ton Untuk menyelidiki keamanan bendung terhadap penggulingan dan peng- geseran, periu dibandingkan besar gaya penggeser dan momen pengguling terhadap gaya penahan geser dan momen penahan guling. Gaya-gaya yang berusaha untuk menggeser dan menggulingkan beadung adalah gaya tekanan idrostatis, sedang yang berusaha untuk menahan adalah gaya berat sendiri bending. 58 HIDRAULIKA Tinjauan penggeseran. Oleh karena gaya penggeser lebih besar dari gaya penahan geser, F,=50 ton > T= 32,4 ton berarti bendung tidak aman terhadap geseran. Tinjauan penggulingan ‘Momen pengguling tethadap titik A: I a Mas Faz H+ Fy By Mp4 = 50x : x 10,0 +30 x Z x 6,0 = 286,67 t m (ton meter) Momen penahan guling terhadap titik A: Mrca= Wi x (5,040,5 ) + a x (3350) =24 5,54 60 x3 x 5,0 = 332 tm ‘Oleh karena Mp = 286,67 1m < Mpca= 332m maka bendung aman terhadap penggulingan, Contoh 14 a. Suatu plat berbentuk lingkaran berdiameter 2,5 m terendam di dalam air. Plat tersebut pada posisi miring dengan sudut a terhadap bidang horisontal. Kedalaman titik teratas dan terendah plat adalah 1,0 m dan 2,0 m di bawah muka air. Hitung gaya hidrostatis pada plat dan letak pusat tekanan, b. Soal yang sama tetapi untuk plat berbentuk segi empat dengan lebar 2,0 m, panjang 2,50 m; dengan sisi lebar sejajar muka air. Penyelesaian a. Untuk plat berbertuk lingkaran in - Maan _ (2,0~1,0) sing=2 GE. Pusat beat plat adalah pada kedalaman : fo =1,040,5=1,5 m 04 + a=23,58" Po =P g ho = 1.000 x 9,81 x 1,5 = 14.715 N/m UL HIDROSTATIKA 9 ° Gambar 3.22. 16 (2,5)? = 4,909 m? F=py A=14.715 x 4,909 = 72.236 N = 72,236 KN Lo fq X 25)*=1,9175 mt fo Yo" sna = yg 3 sm Jarak pusat tekanan se arah bidang miring adalah : 15+ gl Sg 3.854 m Kedalaman pusat tekanan : hp =Yp Sina = 1,542 m Jo YpaYor Fy, b. Untuk plat berbentuk segi empat Po= 0 & hy = 100 x 9,81 x 1,5 = 14.715 N/m? A=2x25=5m0 F=poA=I4.115 x5=73575N Jy= fy bP = X25" =2,6082 mt Yo= 3,75 m o HIDRAULIKA 2,6042 Yp= 315 +9 payg = 3,889 m Kedalaman pusat tekanan, fp = yp Sin a = 1,556 m Contoh 15 Plat dengan bentuk campuran, yaitu gabungan bujur sangkar dan segitiga seperti terlihat dalam gambar. Apabila plat terendam dengan posisi vertikal di dalam air sedemikian sehingga puncak segitiga A berada pada permukaan air, hitung tekanan total pada plat dan pusat tekanan, Penyelesaian Untuk mencari tekanan total dan pusat te- kanan pada plat, plat dibagi menjadi dua bagian Yaitu bentuk segitiga dan bujur sangkar. am a. Segitiga ABC ° Tekanan total pada segitiga ABC Fi=yhoi Ar an Luas segitiga, y= 4 x3 x2=3,0 m? Kedalaman pusat berat, Yor = hay = 3x2 = 3333 m ‘Momen inersia terhadap pusat berat, 1o= 45 bP = 453 x 2° = 0,66667 m! F, = 1000 x 1,3333 x 3,0 = 4.000 kgf= 4,0 ton 3333 + eee = 15m . Bujur sangkar BCDE Luas bujur sangkar, Az =3 x 3=9 m? Kedalaman pusat bera, yoo =e = 243 =3,5 m IN. HIDROSTATIKA ‘1 Momen inersia terhadap pusat berat, Io= a b= yoo! = 6,75 m* Fy = 1000x3,5x9,0 = 31.500 kgf= 31,5 ton 7143 m Tekanan total pada plat F=F\+F,= 4,04 31,5 =35,5 ton Momen terhadap titik A yang berada pada muka air. Fryp=Fiypi + Fa Yor Fir + Fay _ 4,0%1,5 + 31,5%3,7143 = Fin fide = yp = 3,4648 m Contoh 16 Pintu air berbentuk segi empat dengan ukuran lebar 1,0 m dan tinggi 2,0 m mempunyai sendi S pada tengah tingginya. Pusat berat pintu berada pada 10 m di bawah muka air (lihat gambar). Hitung gaya tekanan dan pusat gaya yang bekerja pada pintu, Hitung pula gaya P yang diperlukan untuk menahan pintu air supaya tidak membuka Penyelesaian Digunakan sistem satuan MKS, Mencari gaya tekanan hom , Yo= he = 10 m roger 1 Luas bidang pintu, A = bh = 1x2 =2 m? Is f fle Fo Ape=Athe "Tall a) = 2x1000x10 = 20.000 kgf= 20,01 | Letak pusattekanan, Jo= gy BHP = x2? = 0,667 m" a yp + le = 10 + 238667 Yom Yor Ay, = +I 10,03333 m a HIDRAULIKA ‘Momen terhadap S : F (phe) — Px1=0 ——> 20,0 (10,03333-10) ~ Px = 0 P =0,6667 1 Contoh 17 Pintu air otomatis dipasang di daerah muara untuk mengontrol elevasi muka air di sebelah hulu (sungai) seperti tergambar. Pintu tersebut berbentuk lingkaran dengan diameter 1,0 m. Pintu tersebut mempunyai sendi pada sisi atasnya. Pada posisi tertutup, pintu tersebut miring 10° terhadap vertikal. Be- rat pintu adalah 3 AN. Apabila elevasi muka air pada sisi hilir (laut) adalah sa- ma dengan letak sendi, tentukan perbedaan elevasi muka air di hulu dan hilir ketika pintu mulai membuka. Rapat relatif air di hulu dan bilir pintu diangeap sama, S= 1. Penyelesaian Pintu air otomatis ini biasanya digu- nakan untuk pengendalian banjir di dae- rah yang jauh dari pemukiman. Di dae- rah seperti ini penggunaan pintu geser atau pintu sejenis, yang pengoperasian- nya dilakuken dengan tenaga manusia, tidak sesuai. Pada saat banjir pintu harus segera dibuka. Apabila letak pintu jauh dari pemukiman penduduk maka pengo- A perasian pintu menjadi sulit. Oleh karena itu pembuatan pintu otomatis adalah pa- esos ling cocok untuk daerah yang terpencil. ‘Mekanisme pengoperasian pintu otomatis adalah sebagai berikut ini. Pa- da saat muka air hulu rendah (tidak banjir), karena berat sendiri pintu akan menutup. Tekanan hidrostatis di sebelah hulu tidak mampu untuk melawan berat pintu dan tekanan hidrostatis di sebelah hilir. Pada waktu muka air hulu naik (banjir) tekanan hidrostatis akan bertambah besar. Blevasi muka air bilir dianggap konstan, yang bisa berupa daerah laut alau sungai besar. Pada eleva- si moka air hulu tertentu, tekanan hidrostatis yang terjadi sudah cukup besar sehingga mampu untuk membuka pintu. Dengan terbukanya pintu tersebut air banjir bisa dibuang melalui pintu. Dalam contoh ini digunakan sistem satuan SI. 1M HIDROSTATIKA 6 Kedalaman air di hilir dan hulu, hy = Dcos at = 1 cos 10° = 0,9848 m Jy = (h + 0,9848) m Luas pintu, = FDP = 1 =0,7854 Gaya tekanan hidrostatis di hilir, F, = Apghoy = 0,1854x1000x9,81x2958 = 3.793,8 N= 3,7938 AN Momen inersia, [=a Dt= Letak pusat tekanan, ya nyt gon 05+ +P pRsTTS = 0.625 m Gaya tekanan hidrostatis di hulu, Fu=d 0p g har =0,7854%1000x9,81x(h + 2748) (7.704,8 h + 3.793,8) N= (7,7048 h + 3,7938) kN Jarak searah pintu dari sendi ke muka tiny= hg =10154h Letak pusat tekanan dari muka air hulu, yoo = 10154 442 = 10154 +05 0,0490874 yam rat peg (0154 b+ 035) + : OIS4 K+ 0: 0,0625 —__(1,0154h + 0,5)" + 0,0625 = (10154 440,59) +79 5" ‘OISt FEU _ 1.031037 # + 1,0154 h + 0,3125 +0; 64 HIDRAULIKA Pada saat pintu mulai membuka, momen statis terhadap sendi adalah nol, EMs=0 Fix ypi + Wx 055 sin o.— Fo x (Ypa ~ 1,0154 A) =0 3,7938 x 0,625 + 3 x 0,0868 — (7,7048 /+3,7938) xf 1,031037 H? + 1,0154 4+ 0,3125 C0184 h+ 0.3 ~W01s4h =o Bentuk tersebut dapat disederhanakan menjadi : 3,91173 H+ 1,66181 A - 0,13019 =0 Penyelesaian dari persamaan di atas menghasilkan f= 0,0676 = 7 cm Jadi pintu akan membuka apabila elevasi muka air di hulu adalah h 27 em di atas elevasi muka air hilir. 3.8.2. Bidang Lengkung Tekanan hidrostatis yang bekerja pada setiap titik di bidang lengkung mempunyai arah yang berubah, sehingge hitungan gaya tekanan total menjadi sulit. Untuk itu gaya-gaya tekanan dihitung dengan memproyeksikan gaya ter- sebut pada bidang vertikal dan horizontal. Resultan gaya tekanan yang terjadi dapat dihitung berdasarkan kedua komponen gaya tersebut. Gambar 3.26 menunjukkan bidang lengkung dengan lebar tegak turus bi- dang gambar adalah sctu satuan panjang yang berada di dalam zat cair. Tekan- an yang bekerja pada setiap titik adalah tegak lurus dengan bidang di mana tekanan tersebut bekerja. Dipandang suatu elemen kecil dengan luas d4 dan berada pada kedalaman A dari permukaan zat cair. Pada elemen tersebut be- kerja gaya dF yang tegak lurus pada elemen. Tekanan pada elemen adalah p = hy di mana A adalah jarak vertikal dari ele- men ke permukaan zat cair. Komponen gaya pada arah sumbu x dan y adalah dF,=dF sina=pdd sina =hy dA sina dF, = dF cos a=pdAcosa=hy dA cosa Proyeksi elemen bidang lengkung pada bidang vertikal adalah : IM HIDROSTATIKA 65 Gambar 3.26. Tekanan hidrostatis pada bidang lengkung dAy=dA sina sedang pada bidang horisontal adalah : dA, = dA cos sehingga komponen gaya pada arah x adalah : Fy= Jare= Jay aa sina= Janes, Fr=1hoAy 25) Komponen gaya pada arah y adalah : Fy= Jary= Jay dd cosa= Jrnasar fav Fy=7V 3.26) Dalam kedua persamaan di atas, hy adalah kedalaman pusat berat dari bi- dang proyeksi pada sumbu x sedang Vadalah volume air di atas bidang leng- aang. Komponen horisontal gaya hidrostatis pada bidang lengkung adalah sa ‘ma dengan gaya hidrosiatis yang bekerja pada proyeksi bidang lengkung pada bidang vertikal. Gaya hidrostatis tersebut bekerja pada pusat tekanan. Kompo- nen vertikal adalah sama dengan berat volume zat cair di atas bidang leng- kung (ABCD). Dengan demikian gaya total pada permukaan lengkung adalah sama dengan resultan dari gaya F dan Fy, i HIDRAULIKA V4 RH 27) Gaya F tersebut mempanyai arah dengan membentuk sudut @ terhadap hori- sontal sebesar : ore (2) 6.28) Contoh 18 Pintu air radial dengan jari-jari 6,0 m seperti tergambar, Hitung besar dan arah resultan gaya pada pintu Penyelesaian Gambar 3.27. Pintu radial Muka air pada puncak pintu. Kedalaman air : A = 2,0 x 6,0 sin 30° = 6,0 m Komponen gaya horisontal pada pintu tiap 1 m panjang adalah : " Fr=pehh = pe i 1000%9,81x5) = 176.580 N/m’ = 176,58 kN/m’ Komponen gaya vertikal pada pintu tiap I m panjang, F, = berat air yang dipindahkan oleh segmen PSQ =p g (OPSQ- OPQ) MI HIDROSTATIKA a =1000%9,81 oy 6? ~ 6 sin 30°x6 cos 30°) =32.000 N/m'=32,0 KN/m? Resultan gaya : Fe VAaB = V 176,58? + 32,0? = 179,46 kN Apabila F membentuk sudut @ terhadap horisontal, aye pea a = (FD= 1" p76:55 = 1027 Sudut @ tersebut diukur terhadap bidang horisontal dan arah resultan ga- ya tersebut menuju pusat O. 3.9. Soal Latihan 1. Tangki dengan ukuran panjangxlebarxtinggi( L BH)=4 mx2m x2m di- isi air sedalam 1,5 m. Hitung dan gambar distribusi tekanan pada dinding tangki. Hitung pula gaya yang bekerja pada dinding dalam arah panjang ddan lebar serta pada dasar tangki. Gunakan sistem satuan SI. 2. Suatu tangki dengan panjang 2,5 m, lebar 2 m dan tinggi 2 m diisi air sam- pai pada ketinggian 1,25 m dan sisanya diisi minyak sampai penuh dengah rapat relatif S-0,9. Tangki tersebut terbuka ke udara luar. Hitung dan gam- bar distribusi tekanan pada dinding dan dasar tangki. Hitung gaya tekanan ‘yang bekerja pada sisi arah panjang dan lebar serta dasar tangki. Gunakan sistem satuan MKS. 3, Suatu tabung berbentuk silinder dengan tinggi 2,0 meter dan luas tampang lintang 5 cm? diisi dengan air sampai pada ketinggian 1,0 meter dan sisa- nya diisi dengan minyak dengan rapat relatif 0,8. Tabung tersebut terbuka terhadap udara luar. Hitung tekanan absolut dan terukur pada dasar tabung dalam satuan MKS dan tinggi air dan minyak, Hitung pula gaya pada da- sartabung, Tekanan atmosfer adalah 1,013 ber. 14, Tekanan di dalam suatu tangki tertutup adalah 100 k N/m? Berilah bentuk tekanan tersebut dalam tinggi tekanan terhadap air, minyak (S=0,8) dan air raksa (S=13,6). 5, Tekanan barometer di suatu tempat adalah 74 mm air raksa (Hg). Berapa- ah tekanan atmosfer dalam kgf/cm? 68 HIDRAULIKA 6. Manometer ditempatkan pada tangki yang berisi tiga macam fluida berbe- da seperti ditunjukkan dalam gambar. Hitung perbedaan elevasi muka air raksa di dalam manometer. 1 Same rien t 1] anya an | Sea | L anf 4 Gambar soal no. 6. 7. Tangki tertutup berbentuk silinder dengan tinggi 3,0 m dan diameter 1,0 m berisi minyak (S = 0,8) setinggi 2,50 m. Di atas minyak terdapat udara de- gan tekanan 50 k Pa. Hitung dan gambar tekanan hidrostatis pada din- ding dan dasar silinder. Hitung pula gaya tekanan di dasar. 8, Barometer berisi air seperti tergambar. Hitung tekanan atmosfer apabila tekanan wap dan tegangan permukaan diabaikan. 9. Tangki tertutup berisi zat cair (S-0,8) mengalami tekanan. Tekanan di atas permukaan zat cair adalah py=0,5 kgf/cm”. Hitung tekanan pada dasar tangki dan tinggi kolom zat cair yang naik di dalam tabung vertikal. Gambar soal no 8. Gambar soal no 9. IM HIDROSTATIKA ° 10. Manometer berisi air raksa digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan i dalam tangki 4 dan B seperti terlihat dalam gambar. Hitung perbedaan tekanan dalam kgf/cm?. Gambar soal no. 10 11, Manometer air raksa digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan di da- lam tangki A dan B yang berisi zat cair dengan rapat relatif masing-masing Sy-0,75 dan Sp=1. Hitung perbedaan tekanan antara A dan B. Gambar soal no. 11 12, Tangki tertutup berisi minyak dengan S=0,85. Apabila tekanan udara di atas permukaan minyak adalah 1,2 kgf/cm’, berapakah tekanan pada titik yang berada 5 m di bawah permukaan minyak cr HIDRAULIKA 13, Manometer mikro seperti terlihat dalam gambar. Apabila rapat massa ke- dua zat cair adalah p; dan ps, tentukan bentuk perbedaan tekanan dalam 1, P2, fy di, dan dp . Oe Gambar soal no. 13. 14. Sistem manometer seperti ditunjukkan dalam gambar, tentukan tinggi ba- caan h. Seis Sa136 Sa08 Gambar soal no. 14 15. Tekanan udara di dalam tangki sebelah kiri dan kanan seperti terlihat da- lam gambar adalah -22 cm air raksa dan 20 kN/m?. Hitung elevasi zat cair i dalam kaki tabung mano- meter sebelah kanan di A. 16, Suatu bendung beton berbentuk trapesium dengan tinggi 5,0 m, lebar pun- cak 1,0 m dan lebar dasar 6,0 m. Sisi hulu bendung adalah vertikal, sedang kemiringan sisi hilir adalah 1 : 1. Muka air hulu sama dengan puncak ben- UL HIDROSTATIKA n dung, sedang kedalaman muka air hilir adalah 1,0 m. Koefisien gesekan antara dasar pondasi dengan bendung adalah 0,6. Berat jenis beton adalah 24 KN/m?. Selidiki stabilitas bendung terhadap penggulingan dan geseran. om Gambar soal no. 15 17. Suatu plat berbentuk trapesium dengan panjang sisi atas 1,0 m, sisi bawah 3,0 m dan tinggi 2,0 m terendam di dalam air. Plat tersebut pada posisi miring dengan sudut o.terhadap bidang horisontal. Kedalaman titik teratas dan terendah plat adalah 1,0 m dan 2,0 m di bawah muka air. Hitung gaya hidrostatis pada plat dan letak pusat tekanan. 18. Plat dengan bentuk campuran, yaitu gabungan bujur sangkar dan segitiga. ‘Apabila plat terendam dengan posisi vertikal di dalamair sedemikian se- hingga puncak segitiga A berada pada permukaan air, hitung tekanan total pada plat dan pusat tekanan. 19. Plat lingkaran berdiameter 3 m terendam secara vertikal di dalam air sede- mikian schingga titik teratasnya adalah 1 m di bawah muka air. Plat terse- but mempunyai lobang berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang sisi adalah 0,6 m, Puncak segitiga berimpit dengan pusat lingkaran sedang da- sar berada di bawah pusat lingkaran dan sejajar dengan muka air. Hitung gaya tekanan pada plat dan letak pusat tekanan, 20.Pintu lingkaran dipasang pada Qs dinding vertikal sepertiterlihat da- lam gambar. Tentukan gaya hori- r& — sontal F yang diperlukan agar pin- isa i tu bisa menutup (dalam D dan A). — i Gesekan pada sendi diabaikan. a 4 Berapakah nilai F apabila D=1,0 r m dan h=2 m. x n HIDRAULIKA 21. Pintu air berbentuk segiempat dengan tinggi H=3 m dan lebar 1,5 m. Pint tersebut direncanakan untuk membuka secara otomatis apabila tinggi air ‘=I m. Tentukan lokasi dari sumbu putar horisontal 0-C" 22. Pintu air seperti tergambar mempunyai sendi A memisahkan air di dalam waduk dengan terowongan. Apabila pintu mempunyai ukuran 2 m x 3 m ddan berat 2 ton, tentukan tinggi maksimum A agar pintu bisa menutup. Gambar soal no. 21 Gambar soal no. 22 23. Pintu vertikal berbentuk segiempat dengan tinggi 3 m dan lebar 2 m mena- han air di sebelah hulunya yang mempunyai kedalaman 5 m di atas sisi atasnya. Tentukan letak garis horisontal yang membagi luasan pintu sede- mikian sehingga a. gaya pada bagian atas dan bawah adalah sama, b. mo- men dari gaya-gaya terhadap garis tersebut adalah sama, 24. Bendung seperti tergambar dengan tinggi S m dan lebar 2 m mempunyai sendi pada pusatnya. Hitung gaya reaksi pada batang AB. 25. Pintu lingkaran seperti tergambar mempunyai sendi pada sumbu hori- sontalnya. Apabila pintu dalam kondisi seimbang, tentukan hubungan antara hy dan hg sebagai fungsi dari y4, yx, dan d. Gambar soal no. 24 Gambar soal no. 25 Il HIDROSTATIKA B 26. Pinta seperti tergambar mempunyai permukaan silinder dengan jari-jari 10 m bertumpu pada sendi O, Panjang pintu 12 m (tegak Iurus bidang gam- bar). Tentukan besar dan letak gaya hidrostatis pada pintu 27. Hitung besar, arah dan letak komponen gaya tekan pada pintu seperti ter- gambar Gambar soal no. 26 Gambar soal no. 27 4 HIDRAULIKA IV. KESEIMBANGAN BENDA TERAPUNG ee Ti, Pendabutuan Di dalam bab terdahulu telah dipelajari bahwa benda yang terendam di dalam zat cair mengalami tekanan pada permukaannya. Komponen horisontal gaya tekanan yang bekerja pada benda adalah sama tetapi berlawanan arah sehingga saling menghilangkan, Gaya tekanan vertikal yang bekerja pada benda yang terendam tidak saling meniadakan. Komponen gaya vertikal ke bawah yang ditimbulkan oleh zat cair bekerja pada permukaan atas benda, sedangkan komponen ke atas bekerja pada permukaan bawah benda. Karena tekanan tiap satuan luas bertambah dengan kedalaman, maka komponen arah ke atas adalah lebih besar dari Komponen arah ke bawah; dan resultannya adalah gaya ke atas yang bekerja pada benda. Gaya ke atas ini disebut dengan gaya apung. Benda terapung seperti kapal, pelampung, dan sebagainya meng- gunakan prinsip benda terapung. Selain mengalami gaya apung dengan arah ke atas, benda juga mempu- nyai gaya berat dengan arah ke bawah. Oleh karena kedua gaya tersebut be- kerja dalam arah berlawanan, maka harus dibandingkan besar kedua gaya tersebut. Apabila gaya berat lebih besar dari gaya apung, benda akan teng- gelam. Jika gaya berat lebih kecil dari gaya apung benda akan terapung. 5 16 HIDRAULIKA | 4.2. Hukum Archimedes Apabila suatu benda diletakkan pada zat cair, maka benda tersebut akan tenggelam, terendam (melayang) atau mengapung pada zat cair, yang tergan- ‘tung pada gaya berat dan gaya apung. Gaya apung ini bisa dijelaskan berda- sarkan hukum Archimedes. ‘Hukum Archimedes menyatakan bahwa benda yang terapung atau teren- dam dalam zat cair akan mengalami gaya apung yang besamya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan benda tersebut. Dengan kata lain apabila benda terendam atau terapung di dalam zat cair, resultan gaya yang bekerja padanya adalah sama dengan perbedaan antara tekanan ke atas oleh zat cair pada benda dan gaye ke bawah karena berat benda. Dipandang suatu benda sembarang terendam di dalam zat cair diam (gambar 4.1.). Gaya-gaya yang bekerja adalah tekanan hidrostatis pada selu- ruh permukaan benda dan berat sendiri benda. Komponen gaya horisontal yang bekerja pada proyeksi vertikal dari bidang adalah sama dan berlawanan arah, sehingga bends tidak bergerak dalam arah horisontal. Fx Fy Gambar 4.1. Gaya-gaya pada benda terapung Gaya tekanan ke bawah pada permukaan atas benda (F.) tidak sama de- hngan gaya tekanan ke atas (F,) yang bekerja pada permukaan bawah benda. Hal ini disebabkan Karena kedalaman rerata permukaan atas benda lebih kecil dari kedalaman rerata permukaan bawah benda. Dengan demikian gaya yang bekerja ke bawah pada permukaan atas adalah lebih kecil dari gaya ke atas pada permukaan bawah, Perbedaan antara gaya tekanan ke atas dan ke bawah adalah gaya apang (Fs) pada benda, IV. KESEIMBANGAN BENDA TERAPUNG n Dalam gambar (4.1) gaya Fy adalah sama dengan berat zat cair di atas permukaan atas benda, yaitu berat dari volume zat cair ABCDEA. Gaya apung, (Fs), yang merupakan perbedaan antara F, dan Fz, adalah samsa dengan perbedaan antara berat zat cair dengan volume ABCDGA dan ABCDEA. Perbedaan tersebut adalah volume AGDE, yang merupakan volume benda. Jadi, seperti yang dinyatakan oleh Archimedes, benda yang mengapung atau terendam di dalam zat cair mengalami gaya apung yang besarya sama de- gan berat zat cair yang dipindahkan benda. Selain gaya apung tersebut benda juga mengalami gaya berat, Fe, yang mempunyai titik tangkap pada pusat berat benda. Pusat berat benda tidak harus berimpit dengan pusat apung. ‘Apabila gaya apung Fe lebih besar dari gaya berat Fc, maka benda akan naik ke atas permukaan zat cair sampai nilai Fy sama dengan Fg, dan benda akan terapung seperti ditunjukkan dalam gambar 4.2. Apabila gaya berat Fc sama dengan gaya apung Fs maka benda akan terendam (melayang). Benda ‘akan tenggelam apabila gaya berat lebih besar dari gaya apung, dan benda akan turun ke bawah sarapai ke dasar. ‘Apabila benda terapung di dalam zat cair, seperti yang ditunjukkan dalam gambar 4.2., maka gaya apung adalah sama dengan berat volume zat cair yang dipindahkan oleh sebagian benda yang berada di bawah permukaan zat cair. Kedalaman benda yang terendam disebut dengan sarat (draft, d). Gambar 4.2. Benda terapung Pusat apung (B) adalah titik pada mana gaya apung bekerja. Pusat apung, ini merupakan pusat berat dari volume zat cair yang dipindahkan. 8 HIDRAULIKAT Contoh 1 Batu di udara mempunyai berat 500 N, sedang beratnya di dalam air adalah 300 N. Hitung volume dan rapat relatif batu Penyelesaian Gaya apung (Fs) adalah sama dengan perbedaan antara berat batu di uda- ra dan di dalam air, Fa liudara ~ Wi air = 500-300 =200N Menurut hukum Archimedes, gaya apung (Fs) adalah sama dengan berat air yang dipindahkan batu. Berat air yang dipindahkan batu (Fs) adalah sama dengan perkalian antara volume air yang dipindahkan (V) dan berat jenis ar. Fa=7V =p gV = 1000x9,81xV = 9810 V Dari kedua nilai Fp di atas, 200=9810 V > V=0,0204 m? Volume air adalah sama dengan volume batu, schingga volume batu adalah ‘V =0,0204 m®, Berat tatu di udara adalah sama dengan berat jenis batu dika- Jikan volume batu, We van =1V =08V 500 = px9,81%0,0204 p=2500 kg/m -» S: par ToD = 25 Pusat apung (B) adalah titik pada mana gaya apung bekerja. Pusat apung, ini merupakan pusat berat dari volume zat cair yang dipindahkan. Contoh 2 Kubus kayu dengan panjang sisi-sisinya 0,5 m mempunyai rapat relatif 0,6 mengapung di air. Hitung bagian kubus yang terendam dalam air. Penyelesaian Digunakan sistem satuan MKS Misalkan W : Berat kubus Fp: gaya apung @ : kedalaman bagian kubus yang terendam air IV. KESEIMBANGAN BENDA TERAPUNG » Rapat relatif, s- Rew > Yrenta = S Yair = 0,6%1000 = 600,0 kgf/m? Berat benda, W = Yreada V = 600x(0,5)° = 75,0 kgf ‘Gaya apung, Fs = Yair Vsir yang dipindabkan benda = 1000 x (0,5x0,5xd) = 250,0 d Pada kondisi mengapung, berat benda adalah sama dengan gaya apung, W=Fs 75,0 =250,0 d d=03 m Jadi kedalaman kubus yang terendam air adalah d= 0,3 m. Contoh 3 Balok kayu dengan panjang 1,0 m; lebar 0,4 m dan tinggi 0,3 m meng- apung di air dengan sisi tingginya vertikal. Rapat relatif kayu S= 0,7. Hitung ‘volume air yang dipindahkan dan letak pusat apung. Penyelesaian Digunakan sistem satuan SI ‘Volume balok, V = 1,0x0,4x0,3 = 0,12 m? Berat balok, W = ptalok ZV =S Pair V =0,7x1000x9,81%0,12 = 824,04 N ‘Volume air yang dipindahkan benda, __ berat balk = Sarai jenis ar W_ W __ 824,04 Yar” Par TOKO RT Kedalaman bagian balok yang terendam air, Volume air yang dipindahkan 4 = zammpang Tintang Balok pada permikaan ait v = 0,084 ni? fe HIDRAULIKAI Jadi letak pusat apung adalah 0,105 m dari dasar balok. Contoh 4 Kubus kayu dengan sisi 0,5 m mengapung di dalam air. Berapakah berat beban yang harus diletakkan di atas balok supaya balok terendam seluruhnya. Rapat relatif kayu S = 0,7. Penyelesaian Volume balok, Vi = 0,5%0,5%0,5 = 0,125. m? Berat balok, W1 = Yoaicx V=SYsir V = 0,7x1000x0,125 = 87,5. kef Volume air yang dipindahkan benda, WM _ 87,5 1 = Fg = TOOT 0,0875. m* Kedalaman bagian balok yang terendam air, V __0,0875 USx05 Jika di atas balok diberi beban dengan berat /2, maka berat total balok + beban adalah : a= 35. m Woot = W, + Wa = 81,5 + We Apabila balok terendam seluruhnya, berarti kedalaman balok yang teren- dam air adalah d; = 0,5 m. Volume air yang dipindahkan benda, Vaz =A dp = 0,5 x 0,5 x 0,5=0,125 m? Gaya apung Fes = Yair Van = 10000, 125 = 125,0 gf TV. KESEIMBANGAN BENDA TERAPUNG a1 Dengan menyamakan berat total dan gaya apung, Woo = Fa 87,5 + W2=125,0 > W2=37,5 kef Jadi berat beban di atas balok adalah W> = 37,5 kef Contoh 5 1,5 m mengapung di dalam air tawar (p1 a. b. ©, ‘Suatu balok ponton dengan lebar B=6,0 m, panjang L=12 m dan sarat (000 kg/m?). Hitung : berat balok ponton sarat apabila berada di air laut ( p2 = 1025 kg/m?) beban yang dapat didukung oleh ponton di air tawar apabila sarat maksi- mum yang diijinkan adalah 2,0 m. Penyelesaian Digunakan sistem satuan SI a b. c ‘Dalam Keadaan terapung, berat benda adalah sama dengan berat air yang dipindahkan benda Fx) Fo=Fe=pigBld Fo = 1000x9,81%6,0x12,0x1,5 jt 059.480 N = 1.05948 kN i 3 Jadi berat benda adelah Fig = 1059,48 kN Fs Mencari sarat (draft) di air laut. Rapat massa air laut : pz = 1025 Ag/m? Pada kondisi mengapung, berat benda sama dengan gaya apung, Fo=Fa=prgBhd Fo 1.059.480 d= n= TORSROBTSBORTZN = 1463 ™ Untuk sarat maksimum dat = 2,0 m, gaya apung total Fomk=? 8 BL doa = 1000x9,81x6,0x12,0%2,0 = 1.412.640 N= 1412,64 kN 2 HIDRAULIKAT Jadi beban yang dapat didukung adalah Brak * gaya apung maksimum - berat ponton = 1412,64 ~ 1059,48 = 353,16 A 4.3. Stabilitas Benda Terendam dan Terapung 4.3.1, Benda terendam Suatu benda terendam (berada di bawah permukaan zat cair) disebut da- lam keseimbangan stabil apabila benda tersebut tidak terpengaruh oleh gang- guan kecil yang mencoba untuk membuatnya tidak seimbang. Apabila keada- an adalah sebaliknya, maka benda disebut dalam keseimbangan tidak stabil. Apabila suatu benda terendam (melayang) di dalam zat cair, keseimbangan akan terjadi apabila berat benda yang bekerja pada pusat berat G adalah sama dengan gaya apung yang bekerja pada pusat apung B. Jika benda homogen, pusat apung akan berimpit dengan pusat berat. Sebalikaya apabila benda tidak homogen maka pusat apung tidak berimpit dengan pusat berat. Suatu benda terendam akan stabil apabila pusat berat G berada di bawah pusat apung. Gambar 43. menunjukkan suatu benda tidak homogen, misalnya gabungan kayu dan besi, yang terendam di dalam zat cair. Pada gambar 4.3.a. pusat berat G berada di bawah pusat apung B. Apabi- Ja benda dimiringkan sedikit maka gaya apung dan gaya berat akan memben- tuk momen kopel yang berusaha untuk mengembalikan benda pada keduduk- Gainbar 4.3. Stabilitas benda terendam IV. KESEIMBANGAN BENDA TERAPUNG 3 an semula, Maka benda disebut dalam Keseimbangan stabil. Sedang gambar 43.b. menunjukkan benda dalam keadaan tidak stabil, di mana suatu gang- guan Kecil pada benda yang semula stabil akan menyebabkan benda berotasi ‘sedemikian rupa sehingga benda berada pada kedudukan baru. Seperti tampak pada gambar, gaya apung dan gaya berat akan membentuk momen kopel yang berusaha memutar benda sehingga pusat berat G berada di bawah pusat apung, Sedang benda disebut dalam kescimbangen netral apabila pusat berat berimpit dengan pusat apung. Keadaan ini terjadi pada benda berbentuk undar atau silinder dengan sumbu horisontal (gambar 4.3.c). 43.2. Benda terapung ‘Suatu benda terapung dalam keseimbangan stabil apabila pusat beratnya berada di bawah pusat apung. Benda terapung dengan kondisi tertentu dapat pula dalam keseimbangan stabil meskipun pusat beratnya berada di atas pusat ‘apung. Keseimbangan benda dalam kondisi ini, misalnya keseimbangan ka- pal, akan dipelajari lebih mendalam. Gambar 4.4. menunjukkan tampang lin- fang suatu benda berbeatuk kotak yang terapung di atas permukaan air. Pusat apung B adalah sama dengan pusat berat dari bagian benda yang berada di bawah permukaan air seperti yang ditunjukkan dalam gambar 4 Gambar 4.4. Stabilitas benda terapung, 8 HIDRAULIKA I apung tersebut berada vertikal di bawah pusat berat G. Bidang AE adalch perpotongan permukaan zat cair dengan benda. Perpotongan antara sumbu yang melalui titik 8 dan G dengan bidang permukaan zat cair dan dasar benda adalah titik P dan O (gambar 4.4.2.) Apabila benda digoyang (posisi miring) terhadap sumbu melalui P dari kedudukan seimbang, titik B akan berpindah pada posisi baru 8”, seperti yang ditunjukkan dalam gambar (4.4.b.). Sudut kemiringan benda terhadap bidang permukaan zat cair adalah o. Perpindahan pusat apung ke titik B" terjadi karena volume zat cair yang dipindahkan mempunyai bentuk yang berbeda pada waktu posisi benda miring. Dalam gambar (4.4.b.),titik metasentrum M adalah titik potong antara garis vertikal melalui B’ dan perpanjangan garis BG. Titik ini digunakan sebagai dasar di dalam menentukan stabilitas benda terapung. Pada gambar (4.4.b.), apabila titik M berada di atas G, gaya Fs dan Fg akan menimbulkan momen yang berusaha untuk mengembalikan benda pada kedudukan semula, dan benda disebut dalam kondisi stabil. Sebaliknya, apabila M berada di bawah G, momen yang ditimbulkan oleh Fy dan Fg akan menggulingkan benda sehingga benda tidak stabil. Sedang jika M berimpit dengan G maka benda dalam keseimbangan netral. Dengan demikian jarak (MG dapat digunakan untuk mengetahui kondisi stabilitas. Apabila MG positip (Mi atas G) maka benda akan stabil. Semakin besar nilai MG, semakin besar pula stabilitas benda terapung. Jika MG negatip (M di bawah G) maka benda adalah tidak stabil. Jarak MG disebut dengan tinggi metasentrum, Pada gambar 4.4.b,, setelah benda digoyang, di sebelah kanan sumbu si- metris terjadi tambahan gaya apung sebesar ds dan di sebelah kiriterjadi pe- ngurangan sebesar dp. Apabila ditinjau suatu elemen dengan luas tampang dA dan terletak pada jarak x dari sumbu simetris, maka penambahan gaya apung adalah aFy=xtgadty dengan x tg adalah tinggi elemen. Momen kopel yang terjadi : dM=xtgaddyx=yigax' dA Persamaan di atas diintegralkan sehingga menjadi : M=ytga fea 1V. KESEIMBANGAN BENDA TERAPUNG 8s dengan fz dA adalah momen inersia tampang lintang benda terapung yang terpotong muka air terhadap sumbu rotasi, J., schingga bentuk di atas men- jadi: M=y lg ole 4.1) Selain itu momen yang ditimbulkan oleh gaya apung terhadap sumbu simetris adalah: M=Fax BM sino M=yV x BMsin a. (42) dengan Vadalah volume eir yang dipindabkan. ‘Substitusi nilai M dari persamaan (4.1) ke dalam persamaan (4.2) akan memberikan : y tga lo=y V (EMsin a) ‘Untuk nilai o sangat kecil, sin a = 1g a.» a, schingga Io=V BM atau Lo BM= Vv Tinggi metrasentrum adalah : GM= BM- BG le GM=¥y-BG (43) Apabila G di bawah B maka BG ditambahkan, Dalam keadaan ini tinggi metasentrum selalu positip dan keseimbangan adalah stabil. Tinggi metasen- ‘rum ini sangat penting di dalam perencanaan kapal, ponton, pelampung pe- nambat kapal, dan sebagainya. Contoh 6 Silinder berdiameter 3 meter dan tinggi 3 meter terbuat dari bahan dengan rapat relatif 0,8, Benda tersebut mengapung di dalam air dengan sumbunya vertikal. Hitung tinggi metasentrum dan selidiki stabilitas benda. Penyelesaian 86 HIDRAULIKAT ‘Yoenda = 0,8%1000 = 800 kgf/m? Berat benda : Fg= 4% D? Hx Yeats Berat air yang dipindahkan : FyaqnD? x die H=3m Dalam keadaan mengapung, Fo = Fs 1 Dt prensa = 1 DPxbeYair a “Voenta = Sehingga dapat dihitung kedalaman benda terendam, a= Meet H= 0,8 x3 =2,4m Jarak pusat apung terhadap dasar silinder, 24 OB === 1,2 m. Jarak pusat berat terhadap dasar silinder, 0G=7F = 15m. Jadi jarak antara pusat berat benda dan pusat apung adalah : BG = OG-OB = 1,5-1,2=0,3 m ‘Momen inersia tampang lingkaran, x 1o= gx Dt Volume air yang dipindahkan, VaR e x24= 16,9646 mi? x34 = 3,9761 mé Jo _ 3,9761 BM == ye yga = 0234 m Tinggi metasentrum, GM = BM - BG = 0,234 — 0,3 = -0,066 m ‘Tanda negatip menunjukkan bahwa metasentrum M berada di bawah pusat berat G, sehingga benda dalam kondisi tidak stabil. IV. KESEIMBANGAN BENDA TERAPUNG 7 Contoh 7 ' Balok terbuat dari bahan dengan rapat re- tese=tlae latif 0,8 mempunyai panjang L=1,0 m dan tam- J 1 pang lintang bujur sangkar dengan sisi 0,8 ™ —L 4. —Juo8 diapungkan di dalam air dengan sumbu pan- i jangnya vertikal. Hitung tinggi metasentrum i ddan selidiki stabilitas benda. Penyelesaian ‘Menggunakan sistem satuan MKS sg = Teena Tie 8 Yoeada = 0,8%1000 = 800 kgf/m? Luas tampang lintang balok, A= BH=0,8x08 = 0,64 m? Berat benda, FG = aie L A = 800%1,0x0,64 = 512 kgf Berat air yang dipindahkan, Fo =Ysic A d= 1000%0,64xd = 640 d ke Dalam keadaan mengapung, Fg = Fe 512=640d ——> d=0,8m Jarak pusat apung terhadap dasar balok, d_ 08 OB=5=7-=04m. Jarak pusat berat terhadap dasar balok, L_10 0G = = =055 m. Jadi: BG = OG-OB = 0,5-0,4 = 0,1 m Momen inersia tampang bujur sangkar, ks ap BH = pyX0,8x0,8" = 0,03413 m* 88 HIDRAULIKA 1 ‘Volume air yang dipindahkan, V = A d= 0,64 x 0,8 = 0,512 m? Jo _ 0,03413 _ BM = 37 =“ysqy- = 0,06667 m Tinggi metasentrum, GM = BM ~- BG= ,06667 — 0,1 = -0,03333 m Karena tinggi metasentrum GM bertanda negatip, maka benda dalam ondisi tidak stabil. Contoh 8 Balok dengan panjang L=1,0 m, lebar B=0,8 m dan tinggi H=0,6m diapungkan di dalam air dengan sisi tingginya vertikal. Rapat relatif balok adalah $=0,8. Selidiki stabilitas benda. Apabila di atas balok tersebut dile- takkan plat besi dengan panjang dan lebar yang sama dengan balok dan tebal T=0,01 m, selidiki stabilitas benda gabungan. Rapat relatif besi S= 7,85. t— 08—4 ef A som i + Is [Ft ¢ | 3 ti co Penyelesaian a. Stabilitas balok Menggunakan sistem satuan SI bo: Fapat massa air pp: rapat massa benda 0,8 ——> ps=0,8%1000 = 800 kg/m? Berat benda, Fo=psgV=psglBH = 800x9,81>1,0x0,8%0,6 = 3.767,04 N= 3,76704 kN IV. KESEIMBANGAN BENDA TERAPUNG @ Berat air yang dipindahkan, Fa=paglBd = 1000x9,81x1,0x0,8xd. 7,848. d kN Dalam keadaan mengapung, Fo=Fx —~> 3,76704 Jarak pusat apung terhadap dasar balok, d_ 048 OB = =F =0,24 m. Jarak pusat berat terhadap dasar balok, H_06 0G = =P =0,3 m. —~> d=048m Jarak antara pusat berat dan pusat apung : BG = 0G-OB = 0,3-0,24 = 0,06 m Momen inersia tampang segiempat, 1 1 Joa= yh B = 771, 0%0,8° = 0,042667 ms y= a BL = PpOsxl,? = 0,06667 m* Dari kedua nilai tersebut diambil yang terkecil, yaity ; Volume air yang dipindahkan, ° V=LBd=1,0x 0,8 x 0,48 = 0,384 m* 042667 m* Jor _ 0,042667 _ BM =F =— agg = 0.1111 me Tinggi metasentrum, GM= BM ~ BG=0,1111 ~ 0,06 =0,0511 » Karena tinggi metasentrum GM bertanda pos; +t oa kondisi stabil tip, maka benda dal ». Apabila di atas balok ditempatkan plat setebal 799) Berat plat, " 90 HIDRAULIKAT F 61 = Poin g LB T= 7,85%1000x9,81x1,0*0,8%0,01 = 616,068 N = 0,616068 kN bop Berat total benda, x 001m W=Fo+Fa al ote cm | = 3,76704 + 0,616068 45 lou = 4,3831 KN ' Berat air yang dipindahkan, Fa= Pog L Bd = 1000x9,81x1,0x0,8x d = 7.848 dN =7,848 d kN Dalam keadaan mengapung, W=Fy ——> 43831=7,848d ——> d=0,5585m Jarak pusat apung terhadap dasar balok, d_0,5585 OB = 5 = Py = 0,27925 m. Jarak pusat berat benda gabungan terhadap dasar balok dihitung berdasar ‘momen statis terhadap dasar. WOG = Fox0,5 H+ Forx(H + 0,5 1) 4,3831xOG = 3,76704x0, 5x0,6 + 0,616068x(0,6 + 0,5x0,01) didapat : OG = 0,34287 m BG = OG-OB = 0,34287~0,27925 = 0,06362 m Volume air yang dipindahkan, V=LPd=1,0 x 0,8 x 0,5585 = 0,4468 m? 1 20286756555 Tinggi metasentrum, GM = BM - BG = 0,0955 ~ 0,06362 = 0,0319 m BM: Karena tinggi metasentrum GM bertanda positip, maka benda dalam kondisi stabil IV. KESEIMBANGAN BENDA TERAPUNG. a Contoh 9 Silinder berdiameter 45 cm dan rapat relatif 0,9. Apabila silinder meng- apung di dalam air dengan sumbunya vertikal, tentukan panjang maksimum silinder. Penyelesaian Digunakan sistem satuan MKS S= % =0,9 ——> Yo=0,9%1000 = 900 kgf/mm? Berat benda, Fo = DH y5= FxOA5)xH%900 = 143,138 H ef Gaya apung, Fre a Ddte = J(0,45)xd1000 = 159,0431 d kgf Pada kondisi mengapung, Fo= Fx —> 143,1388 H= 159,0431d ——> d=0,9H m Jarak pusat apung dari dasar, OB= 7 = 0,45 H Jorak pusatberat dari dar, OG= = 0,50 H BG = OG-OB = 0,5 H- 0,45 H=0,05 H Momen inersia, fo= guy D* = gq (0:45)* =2,01289 x 107 mt Volume air yang dipindahkan, V=Ad= 3D d=% OA5)x09 H=0,143139 H co 3 Tinggi metasentrum, BM= {9-208 r 19 0,0140625, we Benda akan stabil apabila BM > BG 0,0140625 . 995 1 didapat : H < 0,53 m Jadi tinggi silinder maksimum adalah 0,53 m. 2 HIDRAULIKA1 Contoh 10 Kerucut padat mengapung di dalam air dengan sumbunya vertikal sedemikian sehingga puncaknya berada di bawah. Apabila sudut puncak kerucut adalah 40°, tentukan rapat relatif benda sedemikian sehingga benda dalam keseimbangan sta- bil. Penyelesaian Misatkan : ‘h : tinggi kerucut D: diameter dasar kerucut .: setengeh sudut puncak kerucut dd: bagian kerucut yang terendamair D’ : diameter tampang kerucut pada permukaan air Pr, P2 rapat massa kerucut dan air Berat kerucut, 1 Fo = qn D x ghx pig a PO pga tai ye =FChiga) x3 x pig= zn Riga x pig Berat air yang dipindahkan dihitung dengan cara yang sama seperti di atas. Untuk kedalaman air yang dipindahkan benda sebesar d, Fr=Gnd @a)prg Supaya benda mengapung , Fp = Fo 1 1 Gud? iga)prg=Gah ga)pig 32PL gs ge _ Pt Pash > d=hS* (dengan S > IV KESEIMBANGAN BENDA TERAPUNG 9% Jarak pusat apung dari puncak kerucut 0, OB=3.d= 34S Jarak pusat berat dari puncak kerucut, OG= 3h Jadi, BG = OG-OB = Gh as’) Diameter lingkaran pada permukaan air : D’ =2diga ‘Momen inersia tampang lingkaran kerucut pada permukaan air, 1 1 Le=gqn OY = eqn Adiga) = 3d ha Volume air yang dipindahkan, Oleh Karena tg a = 4, dan d=h S* maka: Untuk kesetimbangan stabil, BM2 BG 2 BPS 2 ash) > ra es Dp 1-S* s S*o 1-S8 < Siga > 15S%(1 +60) 1 1 1 2 E =, =0,8830 Trig’a 1 vig’ 20° 1+ (036397) 08 Jadi: S2.0,6885 Jadi supaya kerucut stabil maka rapat relatif kerucut adalah S > 0,6885 94 HIDRAULIKA I Contoh 11 Ponton dibuat dengan menghubungkan dua buah balok sepanjang 10 m, lebar 0,3 m dan tinggi 0,25 m yang mengapung di dalam air tawar. Rapat relatif balok kayu = 0,6. Selidiki stabilitas balok tunggal dan stabilitas pon- ton. Apabila di atas ponton terdapat beban seberat 750 kef dengan pusat berat pada jarak 0,5 m dari sisi atas balok, selidiki stabilitas ponton. Beban tersebut berada pada tengah-tengah ponton. Penyelesaian wi i ix ! Ya }- 03 +—— 06 ——+ 03 4 028 is T rT + is 4 8 eo l J Bee 5 to 03 —4 ' Digunakan sistem satuan MKS Yp : berat jenis ponton ‘Yo: berat jenis air 6 ——> yp=0,6x1000 = 600 kef/m? a. Balok tunggal Berat balok, Fo= BH yp=10x0,3x0,25x600 = 450,0 kgf Bagian balok yang terendam dalam air adalah d. Berat air yang dipindahkan, Fa = L Bd Yq 10%0,3xdx1000 = 3.000 d kef Karena benda mengapung, maka Fy= Fg, sehingga didapat kedalaman balok yang terendam air, 450,0 _ d= ogg = O15 m IV. KESEIMBANGAN BENDA TERAPUNG 95 Jarak pusat apung dari dasar balok, OB = pds 0,075 m Jarak pusat berat dari dasar balok, OG = pale 0,125 m BG = OG-OB = 0,125-0,075 = 0,05 m ‘Momen inersia balok, Jo = py LB = yy*0%0,3° = 0,0225 mt aed = phe 005m Tinggi metasentrum, GM= BM-BG =0,05-0,05 = 0 Jadi benda dalam keseimbangan netral (akan mengguling). b. Ponton. Berat papan di atas balok diabaikan. Momen inersia total terhadap sumbu ponton, T= 2 (14 AX) =2 [ 1+ LxBx( 0,5%0,6 + 0,5%0,3 )] =2[ 0,025 + 10x0,3 (0,45)? ] = 1,26 m* Bagian balok ponton yang terendam air adalah d = 0,15 m (Karena berat papan diabaikan). ‘Volume air yang dipindabkan, V=2.A d= 2x10x0,3x0,15 = 0,9 m? poi = 1,40 m Jarak pusat apung ponton dan pusat berat ponton terhadap dasar balok ponton adalah sama dengan pada kondisi a, schingga : BG = 0G-OB =0,125-0,075 = 0,05 m Tinggi metasentrum, GM = BM-BG = 1,40-0,05 = 1,35 m Jadi ponton dalam keseimbangan stabil 96 HIDRAULIKAT . Apabila di atas ponton terdapat beban seberat Ws =750 kgf. i a i fF T i as tars oy] 1 ale ot 4 | to 4 I Berat ponton : W,=2 Fe = 900 kef Berat ponton dan beban, Woy = Wy + Wresen = 900,0 + 750,0 = 1.650,0 kef Setelah ada beban, bagian balok ponton yang terendam air adalah ay. Berat air yang dipindahkan, Fa = 2%10x0,3xdix1000 = 6.000 dy kgf Kedalaman balok ponton yang terendam air, Jarak pusat apung dari dasar ponton, dy _ 0,275 OB =Se= “5° = 0,1375 m Letak pusat berat dihitung dengan momen statis terhadap titik O, Ws x OG = W,xOG) + WyxOG2 1.650xOG = 900x0,5x0,25 + 750 (0,25 + 0,5) OG =0,4091 m BG = OG ~ OB = 0,4091 - 0,1375 = 0,2716 m IV, KESEIMBANGAN BENDA TERAPUNG 0 Karena balok ponton tidak tenggelam maka momen inersia sebelum dan sesudah ada beban adalah sama, Jou = 1,26 m* Volume air yang dipindahkan, V=24 dy =2x10x0,3« 0,275 = 1,65 m a= 4 - 128 - 0.7636 m Tinggi metasentrum, GM = BM - BG =0,7636 — 0,2716 = 0,492 m Jadi ponton tetap dalam keseimbangan stabil. 44, Soal Latihan 1. Balok segiempat dengen ukuran 75 cm x 50.cm x $0.cm mengapung di air dengan sisi panjangnya sejajar muka air. Apabila bagian dari balok yang berada di atas permukaan air adalah 10 em, hitung berat balok. 2. Kubus dengan sisi 25 cm dan rapat relatif 0,9 mengapung di air dengan salah satu sisinya sejajar muka air, Berapakah beban harus diletakkan di atas kubus supaya kubus tersebut tenggelam di dalam air. 3. Balok kayu mengapung di air tawar dengan bagian yang berada di atas permukaan air adalah 10 cm. Apabila balok tersebut diapungkan di dalam minyak dengan rapat relatif 0,8; bagian balok yang berada di atas permukaan minyak adalah 7,5 cm. Berapakah rapat relatif balok ? 4, Pelampung silinder dengan diameter 3 m dan tinggi 3 m mengapung dengan sumbunya vertikal. Berat pelampung adalah 3 ton. Selidiki stabi- litas pelampung. 5, Balok berpenampang bujur sangkar dengan panjang sisinya 0,5 m dan tinggi H mengapung di dalam air. Rapat relatif balok 0,8. Berapakah ting- gi H supaya balok dapat terapung stabil dengan sisi tingginya vertikal. 6. Silinder kayu dengan rapat relatif 0,7 mengapung di air tawar dengan sisi panjangnya vertikal. Apabila panjang dan diameter silinder adalah L dan D, berapakah perbandingan antara D dan L sedemikian sehingga silinder dapat mengapung stabil. 7. Silinder terbuat dari daa bahan berdiameter 0,25 m mengapung di dalam air. Bagian atas sepanjang 1,0 m terbuat dari kayu dengan rapat relatif 0,8; sedang bagian bawah mempunyai rapat relatif 5. Hitung panjang bahan 98 HIDRAULIKAI bagian bawah agar silinder dapat mengapung dengan sisi panjangnya ver- tikal. 8. Pelampung silinder dengan diameter 1,0 m dan panjang 1,5 m terbuat dari kayu dengan rapatrelatif 0,6 mengapung dengan sisi panjangnya vertikal. Selidiki stabilitas pelampung. Apabila benda tidak stabil, berapakah gaya tarik harus dikerjakan pada pusat dasamya supaya silinder dapat meng- apung vertikal. 9. Sitinder dengan panjang L, diameter D dan rapat relatif $ mengapung dalam zat cair dengan rapat relatif 28. Tunjukkan bahwa silinder akan mengapung stabil dengan : a. sumbunya vertikal apabila L < . sumbunya horisontal apabila L > D 10. Ponton bujur sangkar dengan sisi 6 m dan tinggi 1,2 m mengapung di atas air. Apabila di atas ponton diberi beban seberat 4 ton, bagian dari ponton yang terendam air adalah 0,6 m. Beban berada pada tengah-tengah ponton. Pusat berat ponton adalah 0,6 m di atas dasar dan pusat berat beban adalah 1,2 m di atas sisi atas ponton. Selidiki stabilitas ponton, Berapakeh beban maksimum sehingga ponton tidak stabil. 11.Ponton segiempat dengan panjang 13 m, lebar 10 m dan tinggi 3 m mem- punyai berat 1000 kN. Di bagian atas ponton diletakkan silinder dengan diameter 7 m dan berat 600 KN. Pusat berat silinder dan ponton dianggap terletak pada garis vertikal yang sama. Hitung tinggi metasentrum. Rapat relatif air laut 1,02. 12. Suatu balok dengan panjang 1 m mempunyai tampang lintang bujur sang- kar dengan lebar sisi 20 cm mempunyai rapat relatif 0,5. Bagian bawah balok tersebut setebal 2,5 cmt mempunyai rapat relatif 8. Balok diapungkan dengan posisi berdiri (bagian setebal 2,5 cm berada di bawah). a. Selidiki stabilitas benda. b. Apabila benda tidak stabil, berapakah panjang bagian balok yang mem- punyai repat relatif 0,5 supaya benda bisa mengapung dengan stabil. 13, Pelampung silinder berdiameter 3 m dan panjang 4 m mempunyai berat 40 KN diapungkan di air laut (S = 1,02) dengan sumbu memanjangnya vertikal. Selidiki stabilitas benda, Apabila pelampung tidak stabil, bera- pakeh gaya tarik yang harus diberikan pada rantai yang dipasang pada pusat dasar silinder supaya silinder dalam kondisi stabil (mengapung stabil). IV, KESEIMBANGAN BENDA TERAPUNG % 14. Tangki_ berbentuk kotak dengan panjang 1 m dan lebar 0,5 m diisi air ta- war dan air raksa sampai 3/4 kali tingginya. Berat tangki adalah 175 N. Volume air adalah 49 kali volume air raksa. Tangki tersebut diletakkan di air laut schingga mengapung dengan bagian yang berada di atas air adalah setinggi 0,2 m. Apabila rapat relatif air raksa adalah 13,6 tentukan tinggi maksimum tangki. Rapat massa air laut dan air tawar adalah 1020 kg/m? dan 1000 kg/m’. 15.Silinder dengan diameter 0,5 m dan panjang 1 m mengapung secara verti- kal di laut. Rapat massa air laut adalah 1020 kg/m®. Tentukan rapat massa bahan silinder apabila benda dalam kondisi tidak stabil. 16.Kerucut terbuat dari bahan dengan rapat relatif S; = 0,7 mengapung di atas zat cair dengan rapet relatif S:=0,90. Hitung sudut puncak kerucut mini- mum sedemikian sehingga kerucut dapat mengapung dengan puncaknya di bawah. 17. Kapal dengan panjang 60 m lebar 8,4 m dan berat 15 MN. Muatan di atas kapal seberat 150 EV bergerak pada arah lebar sejauh 4 m schingga ‘menyebabkan kapal miring 3°. Momen inersia tampang kapal pada elevasi muka air adalah 72 % dari momen inersia segi empat yang mengeli- linginya. Pusat apung terletak pada 1,5 m di bawah muka air. Tentukan tinggi metasentrum dan posisi pusat berat kapal. Rapat massa air laut p= 1025 kg/m 18. Pelampung silinder berdiameter 1,0 m dan tinggi 0,75 m mempunyai berat 3500 N mengapung di air laut (S = 1,025) dengan sumbunya vertikal. Di pusat sisi atas silinder diberi beban. Letak pusat berat beban adalah 0,5 m dari sisi atas silinder. Berapakah berat beban maksimum supaya pelam- pung tetap dalam kondisi stabil. 100 HIDRAULIKA V. ZAT CAIR DALAM KESETIMBANGAN RELATIF 51. Pendahuluan Zat cair di dalam tangki yang bergerak dengan kecepatan konstan tidak mengalami tegangan geser karena tidak adanya gerak relatif antara partikel zat cair atau antara partikel zat cair dengan bidang batas. Zat cair dalam keadaan ini disebut dalam keseimbangan relatif. Apabila zat cair mengalami percepat- an, maka akan terjadi gaya yang ditimbulkan oleh percepatan yang memberi- kan tambahan terhadap gaya hidrostatis. Akan dipelajari perubahan tekanan pada zat cair yang mengalami percepatan seragam, setelah kondisi keseim- bbangan tercapai. Contoh permasalahan dari zat cair dalam keseimbangan relatif adalah suatu tangki berisi zat cair yang mengalami percepatan atau perlambatan, dan zat cair dalam suatu silinder yang mengalami rotasi techadap sumbu vertikal. Kedua permasalahan tersebut akan dibahas dalam bab ini 5.2. Zat Cair dalam Tangki Mengalami Percepatan Apabila zat cair berada di dalam suatu tangki dalam keadaan diam, atau bergerak dengan kecepatan Konstan, maka zat cair tersebut tidak dipengaruhi oleh gerak tangki. Tetapi apabila tangki tersebut mengalami percepatan konti- nyu, maka percepatan tersebut akan berpengaruh pada zat cair dengan adanya 101 102 HIDRAULIKA 1 perubahan distribusi tekanan. Oleh karena zat cir tetap diam, relatif terhadap tangki, maka tidak ada gerak relatif dari partikel zat cair, yang berarti tidak ada tegangan geser. Tekanan zat cair akan tegak lurus pada bidang di mana tekanan bekerja, Gambar 5.1. menunjukkan zat cair yang berada di dalam tangki dan ber- gerak dengan percepatan a, searah sumbu x. Percepatan tersebut menyebab- kan terjadinya gaya horisontal yang bekerja pada zat cair, sehingga permu- aan zat cair tidak lagi mendatar tetapi berubah menjadi miring. Pada sisi belakang tangki, zat cair akan naik dan di sisi depan zat cair turun. Misalkan @ adalah sudut antara bidang horisontal dan bidang permukaan zat cair. —-a |. Permukaan zat cair obelum [—f meroniim’ perceneten | Pocrnukaan zat caicsetelan ‘mengalami percepatan Gambar 5.1. Zat cair dalam tangki bergerak dengan percepatan horisontal Dipandang suatu partikel A pada permukaan zat cair miring seperti ditunjukkan dalam gambar 5.2. Gaya-gaya yang bekerja pada partikel adalah : Gambar 5.2. Gaya-gaya yang bekerja pada partikel zat cair V.2AT CAIR DALAM KESETIMBANGAN RELATIF 103 1. berat partikel zat cair WV yang bekerja vertikal ke bawah W=Mg dengan M adalah massa partikel dan g adalah percepatan gravitasi 2. gaya karena percepetan F yang bekerja secara horizontal : F=Ma, dengan a, adalah percepatan horizontal. 3. gaya tekanan P pada partikel zat cair yang tegak lurus permukaan. Hukum Newton Il untuk gaya-gaya dalam arah horizontal: Fr= May PsinO=Ma; G1) Hukum Newton II untuk gaya-gaya dalam arah vertikal : Fy=May, Karena percepatan adalah dalam arah horizontal, berarti ay = 0, sehingga : Poos0-W=0 Poos0=Mg (62) ‘Apabila persamaan (5.1) dibagi dengan persamaan (5.2), akan didapat : ig0= (5.3) yang konstan di setiap titik pada permukaan. Persamaan (5.3) menunjukkan ‘bahwa permukaan zat cair merupakan bidang datar yang miring dengan sudut 8 terhadap bidang horizontal Oleh karena percepatan adalah horizontal maka gaya-gaya vertikal tidak berubah dan tekanan di suatu titik pada kedalaman h adalah yh, Bidang- bidang dengan tekanan yang sama adalah sejajar dengan bidang permukaan lihat gambar 5.3). 104 HIDRAULIKAT nem? Gambar 5.3. Garis dengan tekanan sama pada tangki dengan percepatan horisontal ‘Apabila percepatan adalah dalam arah vertikal, permukaan zat cair akan tetap horizontal. Tetapi karena adanya percepatan maka akan terjadi pertam- bahan/pengurangan tekanan terhadap tekanan hidrostatis. Percepatan vertikal ke atas akan menyebabkan pertambahan tekanan, dan percepatan ke bawah menyebabkan pengurangan tekanan. Dipandang suatu prisma vertikal dengan tampang lintang A dan tinggi yang mengalami percepatan vertikal ke atas a, Tekanan hodrostatis pada dasar prisma yang mempunyai kedalaman h adalah p = hy. Gaya-gaya yang bekerja pada prisma adalah : 1. erat prisma WV yang bekerja vertikal ke bawah : W=Mg=pVg=pgha Gambar 5.4. Gaya-gaya yang bekerja pada prisma zat cair V.ZAT CAIR DALAM KESETIMBANGAN RELATIF tos 2. gaya karena percepatan F yang bekerja secara vertikal : F=Ma,=phig 3. gaya tekanan hidrostatis pada dasar prisma : P=pA Dengan menggunakan hukum Newton I] untuk gaya-gaya vertikal yang bekerja pada prisma : Fy=May pA-pghA=phAay hAatpgha A ay +08 p=pgh(l+) p=yh(l+) (5.4) Apabila percepatan adalah vertikal ke bawah maka nilai a, adalah negatip schingga persamaan (5.4) menjadi : p=ya(l -D (5.5) Persamaan (5.4) dan (5.5) menunjukkan bahwa bidang-bidang dengan tekanan sama adalah horizontal, Distribusi tekanan pada dinding tangki untuk percepatan vertikal ke atas atau ke bawah ditunjukkan dalam gambar 5.5. 2 Gambar 5.5. Tangki dengan percepatan vertikal 106 HIDRAULIKAT Apabila tangki bergerak dalam bidang miring, maka percepatan se arah bidang tersebut dapat diproyeksikan dalam arah vertikal dan horizontal. Dipandang suatu tangki yang berisi zat cair dan bergerak ke kanan se- panjang bidang miring dengan percepatan seragam seperti ditunjukkan dalam gambar 5.6. Sudut kemiringan bidang terhadap horizontal adalah @. ‘dengan percepatan te (a) ) Gambar 5.6. Zat cair dalam tangki bergerak pada bidang miring Sebelum mengalami percepatan permukaan zat cair di dalam tangki ada- lah horizontal (gambar 5.6.2). Keadaan ini dapat terjadi pada saat tangki diam atau bergerak dengan kecepatan Konstan. Setelah mengalami percepatan per- mukaan zat cair tidak lagi horizontal tetapi berubah menjadi miring dengan sudut kemiringan terhadap horizontal adalah @ (gambar 5.6.b). Dipandang suatu partikel A pada permukaan zat cair. Gaya-gaya yang bekerja pada partikel zat cair adalah (gambar 5.7) : 1, berat partikel W yang bekerja vertikal ke bawah, ‘Gambar 5.7. Gaya-gaya pada partikel zat cair V.2AT CAIR DALAM KESETIMBANGAN RELATIF 107 2. gaya karena percepatan F yang bekerja dengan membentuk sudut g terha- dap horizontal, 3. gaya tekanan hidrostatis P yang bekerja pada partikel zat cair dan bekerja tegak lurus permukaan zat cair. Gaya percepatan F dapat diproyeksikan dalam arah vertikal dan horizon- tal; F,=F cos = May Fy=Fsing=May Dengan menggunakan hukum Newton II untuk gaya-gaya horizontal : Fy=May P sin O=M ar (6.6) Hukum Newton II untuk gaya-gaya vertikal : Fy=Ma, Poos@-Mg=Ma, 6.1) Pcos0=Mg+May Persamaan (5.6) dibagi dengan persamaan (5.7) : Psind Ma Post Mg+Ma, a eo-aeg Pada tangki tertutup yang berisi zat cair simpai penuh (gambar 5.8), te- kanan di setiap titik di dalam tangki dapat dihitung apabila tekanan di suatu ti- tik di dalam tangki diketehui. Karena tangki tertutup dan terisi penuh maka permukaan zat cair tetap datar, tetapi percepatan yang bekerja pada zat cair akan menyebabkan bertam- bahnya tekanan di sepanjang tangki. Tekanan di sepanjang tangki dapat dihi- tung apabila tekanan di suatu titik dalam tangki diketahui. Seperti terlihat da- lam gambar 5,8. misalkan tekanan di titik 4 adalah atmosfer, yang dapat dila- kukan dengan memberi lobang kecil di titik A. Dengan adanya percepatan a maka tinggi tekanan pada sisi atas tangki ditunjukkan oleh garis AC. Garis AC 6.8) 108 HIDRAULIKAT adalah sama dengan kemiringan muka air apabila tangki terbuka dan dinding cukup tinggi sehingga air tidak tumpah. Kenaikan tekanan di titik B dapat di- hhitung dengan persamaan (5.3) : [po is + » —____, Gambar 5.8. Tangki tertutup berisi zat cair mengalami percepatan horisontal =2b (5.9) dengan h adalah tinggi tekanan di titik B dan b adalah panjang tangki Contoh 1 Tangki segiempat dengan panjang 4,0 m, lebar 1,0 m dan tinggi 3,0 m berisi air dengan kedalaman 2,0 m bergerak dengan percepatan horisontal 4,0 m/d? dalam arah panjang tangki. Cari kemiringan permukaan air dan gaya tekanan pada sisi muka dan belakang tangki. Percepatan gravitasi 9,81 m/d?. Penyelesaian Digunakan sistem satuan SI Misalkan karena adanya percepatan a, = 4,0 m/d’ permukaan zat cair miring dengan sudut 0 terhadap horisontal. Dengan menggunakan rumus berikut, \V.ZAT CAIR DALAM KESETIMBANGAN RELATIF 109 = 22,195? = 22°12" Dari gambar di atas dapat dicari kenaikan muka air pada sisi belakang tangki, h=21g@=2 x 0,408 = 0,816 m Jadi hy = 2+ 0,816 = 2,816 m Kedalaman air pada sisi depan, in =2-0,816 = 1,184 m Gaya tekanan hidrostatis pada sisi belakang, Fi=d hip g B= y 2,816)1000x9,81x1,0 = 38,896 N=38,896 kN Gaya tekanan hidrostatis pada si lepan, F, = hy pgB= 7 (1,184)?x1000x9,81x1,0 = 6.876 N = 6,876 kN Contoh 2, ‘Suatu tangki segiempat tertutup dengan panjang 10 m, lebar S m dan tinggi 3 m diisi penuh minyak dengan rapat relatif 0,92. Di titik B terdapat lu- bang kecil. Hitung perbedaan tekanan antara titik A dan B, apabila tangki no HIDRAULIKA bergerak dengan percepatan 3 m/d? dalam arah horisontal. Percepatan gra- vitasi g = 9,81 m/d?. Penyelesaian Digunakan sistem satuan MKS Oleh karena sisi atas tangki tertutup dan tangki terisi penuh dengan minyak, maka tidak akan terjadi kemiringan per- mukean minyak di dalam tangki. Tetapi sebagai akibat dari percepatan horisontal, maka akan terjadi kenaikan tekanan pada titik A, Kenaikan tinggi tekanan dititik 4 : om ———+ Gambar 5.10 b= Ze b= gpyel0= 3,06 m Dititik B tekanan adalah atmosfer : hg = 0 Perbedaan tekanan antara A dan B, hah = Pepe =3,06 m Ym Ss Yo 92. ‘Ym = 0,92x1000 = 920 kgf/m? PA~ pa = 3,06 y= 3,06%920 = .815,2. kgf/m? = 2,8152 t/m? Contoh 3 Suatu tangki segiempat dengan panjang 4 m, lebar 2,5 m berisi minyak dengan rapat relatif S = 0,85 sampai pada kedalaman 1,5 m. Tentukan gaya ‘tekanan total pada dasar tangki, apabila tangki bergerak dengan percepatan 4,0 m/d? dalam arah: a. vertikal ke atas dan b. vertikal ke bawah. Percepatan gravitasi g = 9,81 m/d?. Penyelesaian Digunakan sistem satuan SI Luas dasar tangki : A=4x2,5 = 10m? \V.ZAT CAIR DALAM KESETIMBANGAN RELATIF mn Fr 13m CEERI uneasy tm 4 Gambar 5.11. Rapat relatif, S= 0,85 Rapat massa, p = 0,85x1000 = 850 kg/m Apabila tangki mengalami percepatan vertikal ke atas, maka digunakan rumus berikut : pi=pgh(l+2) = 850x9,81x1,5 (1+ aoe Gaya tekanan total pada dasar : Fy = 10x17,608 = 176,08 kV = 17.608 N/m? = 17,608 KN/m? Apabila tangki mengalami percepatan vertikal ke bawah, maka diguna- kan rumus berikut r=pgh(l-2) = 850x9,81x1,5x(1 — om = 7.408 N/m? = 7,408 kN/ me? Gaya tekanan total pada dasar : Fz = 107,408 = 74,08 kN Contoh 4 ‘Suatu tangki segiempat bérisi air bergerak dengan percepatan 3 mle pada bidang dengan kemiringan 30° terhadap horisontal. Berapakah kemi- ringan muka air yang terjadi. m2 HIDRAULIKAI Penyelesaian Percepatan : a= 3 m/d? Kemiringan bidang, a = 30° Komponen horisontal dari percepatan : a, =a cos 30° = 3x0,866 = 2,598 m/d? Komponen vertikal dari percepatan : ay=asin30” = 3x0,5= 15 m/d? Apabila 6 adalah kemiringan permmuka- an zat cair terhadap horisontal, maka : Gambar 5.12. ly 2,598 te gitg Seay Om" atau 8 = 12°56" Contoh 5 Tangki segiempat dengan panjang 4,0 m, lebar 1,0 m dan tinggi 3,0 m berisi air dengan kedalaman 2,0 m bergerak dengan percepatan horisontal dalam arah memanjangnya. Berapakah percepatan maksimum agar air tidak tumpah. Hitung pula distribusi tekanan dan gaya tekanan pada sisi depan dan belakang tangki. Penyelesaian Digunakan sistem satuan MKS Supaya air tidak tumpah, maka muka air pada ujung sisi kiri adalah pada titik A. Volume air sebelum dan sesudah tangki bergerak adalah sama, sehingga muka air melalui titik tengah F. Kemiringan nmuka air maksimum : BE_2 tg 0=FR=4=05 Gambar 5.13. ‘V.ZATCAIR DALAM KESETIMBANGAN RELATIF 13 Tangki mengalami percepatan a, a tO=F=05 ——> a,=05x98 4,905 m/d? Jadi percepatan maksimum agar air tidak tumpah adalah a, = 4,905 m/d?: Gaya tekanan pada sisi muka dan belakang, P1=¥ hy = 1000x3 = 3.000,0 kgf/mm? = 0. t/m? P2= ha = 1000x1 = 1.0000 kgf/mm? = 1,0 t/n? Fy=4pihB= $3 003,0%10= 4,51 Fis ypihoB=$41.01.0%1,0=051 53.Zat Cair Di Dalam Silinder Berotasi Apabila suatu tangki silinder berisi zat cair diputar (rotasi) terhadap sum- bu vertikal dengan kecepatan sudut konstan, maka zat cair tersebut akan mengalami gaya sentrifugal dengan arah meninggalkan sumbu vertikal. Kare- va perputaran tersebut permukaan zat cair yang semula horizontal berubah menjadi bentuk paraboloida. Gambar 5.14, menunjukkan tangki silinder berisi zat cair yang berotasi dengan kecepatan sudut konstan @, Permukaan zat cair pada sumbu vertikal turun sampai titik terendah, sedang pada dinding silinder naik sampai titik teratas. Semakin besar kecepatan rotasi, penurunan dan ke- naikan zat cair tersebut semakin besar. ermukaan 2a cait ]Sebetum ros: Gambar. 5.14. Zat cair dalam silinder berotasi terhadap sumbu vertikal na HIDRAULIKAT Dipandang suatu partikel A di permukaan zat cair pada jarak (jari-jari) r dari sumbu rotasi seperti terlihat dalam gambar 5.14. Silinder tersebut berpu- tar dengan kecepatan sudut @ (radial/detik), Kecepatan sudut dapat juga di- nyatakan dalam kecepatan rotasi N rpm (rotasi per menit). Hubungan antara N dan o diberikan oleh bentuk berikut : 2nN oy (5.10, Gaya-gaya yang bekerja pada partikel A adalah : 1. berat partikel W yang bekerja vertikal ke bawah, 2. gaya sentrifugal F yang bekerja dalam arah keluar (menjauhi sumbu), dengan bentuk : F=M(@r) 3. gaya tekanan hidrostatis P yang bekerja pada partikel A di permukaan zat air. : Misalkan garis singgung pada pemmukaan zat cair melalui partikel mem- bentuk sudut o. tertiadap horizontal seperti terfihat dalam gambar 5.15. Keseimbangan gaya-gaya yang bekerja dalam arah garis singgung mela- tui partikel A memberikan Feosa= Wsina. M (07 r)cosa.=Mg sina M(@?n_o?r gaa a Mengingat tg «= dy/dr maka : dy_o?r are Integrasi persamaan di atas akan didapat : fa =[@ Gambar 5.15. Gaya-gaya yang dy=J— ar bekerja pada partikel zat cair o? yo pte dengan C adalah konstanta integrasi. Apabila titik terendah dari permukaan zat cair dipilih sebagai sumbu koordinat, berarti r= 0 dan y = 0, schingga per- samaan di atas menjadi : us Sehingga persamaan di atas menjadi = 2A ya (11) Persamaan (5.11) merupakan bentuk parabola, yang dalam koordinat tga dimenai penmukaan zat car mempunyai bentuk paraboloida, Apabilajax-jen Glinder adalah R, maka kenaikan zat cair pada dinding silinder dari penmu- Jaan terendah adalah : yn pee (6.12) Sepenttertihat dalam gambar 5.16, pexmukaan zat cai sebelum berotast diberikan oleh garis A.A’ Setelah berotasi, zat cair pada sumbu rotasi turin Saompai tie C yang melalui garis BB’, sedang zat car pada dinding siinder ai sampai gars D D’. Tinggi parabola adalah yp sedang it adalah jarak a0- fara A.A’ dan BB. Volume zat cairsebelum dan setelahrotasi adalah sama. Gambar. 5.16. ‘Volume paraboloida (DBB'D’ CD) 2 Vp eee (6.13) 116 HIDRAULIKA Volume silinder yang ditempati paraboloida (DBB'D') Vv, 2 pe =n SR tee (5.14) Dari persamaan (5.13) dan (5.14) dapat disimpulkan bahwa Vs=2Vp Volume paraboloida tersebut sama dengan volume bagian silinder se- tinggi A (volume ABB‘A’, yaitu : Vi=nRh (5.15) Volume V,' adalah sama dengan volume paraboloida DEB'D'CD, sehingga dengan menyamakan persamaan (5.13) dan (5.15) didapat lo’ Rt haa = Ze 6.16) Jadi kenaikan zat cair pada dinding dari permukaan awal (sebelum silin- der berrotasi) adalah sama dengan penurunan pada sumbu, Contoh 6 Silinder berdiameter 20 cm berisi air sampai kedalaman 50 cm. Apabila silinder diputar terhadap sumbunya dengan kecepatan 300 rpm (rotasi per me- nit), hitung kedalaman parabola (jarak antara muka air tertinggi pada dinding dan muka air terendah pada sumbu silinder), Penyelesaian ‘Hubungan antara kecepatan putar dan Kecepatan sudut diberikan oleh Dentuk berikut, _2nN amc dengan @ adalah kecepatan sudut (rad/detik) dan N adalah kecepatan putar (rpm), sehingga di dapat = 2107300 | 31,42 rad/d Kedalaman parabola dihitung dengan rumus berikut : _o RB _ 31,42)2x(0,10)? “2g 7 DoT ee =, = 0,5032 m = 50,32 cm \V.ZAT CAIR DALAM KESETIMBANGAN RELATIF 7 Contoh 7 Tangki berbentuk silinder dengan diameter 0,20 m dan tinggi 0,40 m berisi air sampai penuh Apabila tangki berotasi terhadap sumbu vertikal dengan kecepatan 500 rpm hitung volume air yang tumpah, Penyelesaian Kecepatan sudut, = GN = R50 59,36 rad/d Dengan menggunakan ramus berikut, _ oF RE _ (52,36)? x (0,10) “Tg 2OBT Xe = 1,3973 m Apabila tinggi silinder tak terbatas, maka air ‘mempunyai bentuk paraboloida dengan tinggi yp = 1,3973 m seperti tampak dalam gambar (AGOHF). Dalam soal ini tinggi silinder adalah AB = 0,40 m dan air yang berada dalam silinder adalah volume ABG + EFH. Berarti air yang tumpah adalah volu- me yang dibatasi oleh bidang AGHF. Kedalaman parabola GOH adalah : % OP = yp ~ 0,40 = 1,3973-0,4 = 0,9973 m Jari-jari parabola pada dasar tangki adalah x. Dengan menggunakan rumus berikut untuk parabo- la khayal GOH, oP Irae 2 0,9973 = (62,3677 = 139,73. ddidapat : x = 0,0845 m Volume cincin silinder yang dibatasi BCDE dan GIUH = volume silinder BCDE - volume silinder GIUH = n(0,1)?*0,9973 — n(0,0845)"x0,9973 = 8,95991x107 m? 1g HIDRAULIKAT Volume paraboloida GOH = 0,5xn(0,0845)*x0,9973 = 0,011 186 m? Volume air yang tinggal (ABG + EFH) = volume paraboloida AOF - volume BCDEHOG V = (0,5xn0,17x1,3973) — (8,95991%10+0,011186) = 1,8028%107 Volume air yang tumpah = volume ABEF ~ volume air yang tinggal Vi = 1x0,17x0,4 ~ 1,8028%10" = 0,01076 m? = 10,76 liter Jadi volume air yang tumpah adalah 10,76 liter. Contoh 8 Silinder dengan tinggi 1,0 m dan diameter 0,5 m bagian atasnya terbuka, berdiri dengan sumbunya vertikal. Silinder tersebut diisi air sampai setinggi 0,75 m. Apabila silinder berotasi terhadap sumbunya, hitung kecepatan sudut ‘maksimum supaya air tidak tumpah. Penyelesaian Bentuk muka air maksimum dimana air tidak tumpah adalah apabila air ‘menca- pai sisi atas silinder. Dalam hal tersebut, tinggi parabola adalah : Yp=2 (1-0,75) = 0,50 m Kecepatan sudut maksimum diperoleh dari rumus berikut, oR Te 240,28 0,5 = yar = 3,1855x10" 0? didapat @ = 12,53 radial/detik Kecepatan puta, Gambar 5.18 o=7 BY —s 1253-22" didapat: v= 1253 8 _ 119.65 pom \V. ZAT.CAIR DALAM KESETIMBANGAN RELATIF 19 Contoh 9 Silinder dengan diameter 30 cm dan tinggi 75 cm berisi air sampai keda- Jaman 50 cm. Hitung kecepatan silinder terhadap siumbunya sedemikian se- hingga kedalaman air pada sumbu silinder adalah nol. Penyelesaian Apabila kedalaman air pada sumbu silinder adalah nol, berarti tinggi parabola adalah y=0,75 m Kecepatan sudut dihitung dengan menggunakan rumus berikut, _o R Te 240,152 00,15 3g? 0,75 =—pasr = 1,146789 10° o ] os didepat _@ = 25,573 rad/d Kecepatan putar, © =2N —> 25573 =24N didapat : N= 244,21 rpm Soal 10 Silinder tertutup berdiameter 20 cm dan panjang 110 cm di isi air sampai kedalaman 75 cm. Silinder diputar terhadap sumbunya. Hitung kecepatan rotasi apabila kedalaman air pada sumbu adalah nol. Penyelesaian Karena silinder tertutup maka tidak terjadi perubahan volume air dan udara di dalam silinder. Volume udara sebelum dan selama rotasi adalah sama, Volume udara sebelum rotasi, V = x0,2%x (1,1 - 0,75) = 0,01099557 m? 120 Apabila x adalah jari-jari paraboloida di sisi atas silinder maka volume paraboloida adalah: Vad next 10> 1,72787596 x7 mm Dengan menyamakan kedua bentuk volume di atas 0,01099557 = 1,72787596 7 didapat : x = 0,079772 m = 7,9772 cm Kecepatan sudut dihitung dengan rumus : of? 0*x(0,079772 yoag > bla ——“posr didapat : @ = 58,24 rad/det kecepatan putar, 2aN 2nN HIDRAULIKA I G 410 | 0.20 Gambar 5.20. one > 58,24=20 8 —s 2556 rpm Contoh 11 ‘Tangki tertutup berbentuk silinder dengan diameter 0,5 m dan tinggi 1,0 ‘m berisi air sampai kedalaman 0,75 m. Apabila tangki berotasi terhadap sum- bunya dengan kecepatan sudut 15 rad/det, hitung tekanan di dasar tangki pada sumbu dan tepi silinder. Penyelsaian Apabila dianggap bahwa silinder tidak tertutup dan cukup tinggi maka perputaran silinder menyebabkan muka air mempunyai bentuk paraboloida EGF. Kedalaman para- bola dapat dihitung dengan rumus : Re o nee CO) 15? x 0,25? yap eg gr 0.7167 m — Q) Gambar 5.21 \V.ZATCAIR DALAM KESETIMBANGAN RELATIF 12 Karena tangki tertutup maka tidak terjadi perubahan volume air dan uda- ra di dalam tangki, sebingga volume udara sebelum dan sesudah rotasi ada- Jah sama, Volume sebelum rotasi, Vi = 3x0,57x0,25 = 0,0490874 m? @ Misalkan x adalah jari-jari parabola pada sisi atas tangki dan y2 adalah kedalaman parabola di dalam tangki. Volume parabola di dalam tangki selama rotasi adalah : V2= 7 ae Volume V2 adalah sama dengan volume udara sebelum rotasi V1, Vi=V2 sehingga : 0,0490874 = 5.2.7 yp _0,03125 pee ® Dengan menggunakan rumus (1) untuk y2 : _ 1S A> peggy = 1.467892 6) Subtitusi persamaan (4) ke dalam persamaan (5), 0,03125 _ a = 11467897 > x= 0,285 m Dari persamaan (5), ‘yn = 1146789 x (0,2285)? = 0,5988 m Tekanan di dasar pada sumbu pipa , hg = OG = OP - yz = 1,0 - 0,5988 = 4012 m Po= Pg he = 1000%9,81%0,4012 = 3935,8 N/m? = Tekanan pada tepi dasar tangki he= CF = 0G + y1 = 0,4012 + 0,7167 = 11179 m 9358 KN/m? Pe= Pg he=1000x9,81x1,1179 = 10.966,6 N/m? = 10,9666 KN/m? 12 HIDRAULIKAT 5.4, Soal Latihan 1, Tangki minyak dengan panjang L=3 m, lebar B=1 m dan tinggi H=2 m ber- isi air sampaj kedalaman 1,5 m. Tangki mengalami percepatan horisontal ke kanan a, = 6 m/d?. Hitung volume air yang tumpah. Percepatan gravi- tasi g= 9,81 m/d?. 2. ‘Tangki terbuka dengan panjang 2 m, lebar 1 m dan kedalaman 0,75 m diisi minyak dengan rapat relatif 0,8 sampai kedalaman 0,5 m. Berapakah kecepatan horizontal maksiraum supaya minyak tidak tumpah. 3. Tangki terbuka dengan panjang 4 m, lebar 2 m dan kedalaman 1m diisi air sampai kedalaman 0,75 m. Apabila tangki mengalami percepatan hori- zontal dalam arah sejajar dengan sisi panjangnya sebesar 3 m/d?, hitung volume air yang tumpah, 4, Tangki terbuka dengan panjang, lebar dan tinggi adalah 4 m; 3 m dan 2 m berisi air sampai kedalaman 1,5 m. Hitung gaya tekanan tiap meter pan- Jang pada dinding apabila tangki mengalami percepatan vertikal ke atas aj=5 m/d*. Hitung pula gaya tekanan total pada dasar tangki. 5. Tangki dengan panjang 2 m, lebar 1 m berisi air sampai kedalaman 1,25 m. Hitung gaya pada sisi memanjang tangki apabila a. Tangki bergerak verti- kal ke atas dengan percepatan 4 m/d? dan apabila b. tangki bergerak verti- kal ke bawah dengan percepatan 2m/d?. 6. Tangki segi empat terbuka dengan panjang 4 m, lebar 3 m berisi air seda- lam 1 m bergerak pada bidang miring ke atas dengan sudut kerni- ringan 9-30", Hitung kemiringan permukaan zat cair apabila tangki meng- alami percepatan 2 m/d?. Pertanyaan yang sama apabila bidang miring ke ba- wah dengan sudut kemiringan 9=30". 7. Tangki silinder dengan sisi atas terbuka berdiameter 12 cm dan tinggi 30 cm diisi air sampai penuh. Apabila silinder berotasi dengan kecepatan 200 7pm, hitung volume air yang tumpah. 8. Tangki silinder terbuka dengan tinggi 1 m dan diameter 0,3 m berisi air sampai Kedalaman 0,8 m. Apabila silinder berotasi terhadap sumbunya, berapakah kecepatan sudut maksimum sehingga air mulai tumpah. Hitung tekanan pada titik di dasar silinder yang melalui a. sumbu b. dinding si- linder selama berotasi 9. Silinder dengan diameter 60 cm berotasi terhadap sumbu vertikal dengan kecepatan 120 rpm. Dengan kecepatan tersebut Kedalaman air pada sumbunya adalah nol, Hitung tinggi silinder. \V.ZAT CAIR DALAM KESETIMBANGAN RELATIF 123 10, Tabung gelas berdiameter 50 cm terbuka pada sisi atasnya dan berisi air berotasi terhadap sumbu vertikalnya dengan kecepatan 700 rpm. Berapa- kah penurunan muka air pada ttik terendah dari muka air semula sebelum berotasi. 11. Tangki silinder tertutup dengan diameter 40 cm dan panjang 200 cm diisi sampai kedalaman 150 cm. Hitung kecepatan rotasi terhadap sumbunya schingga kedalaman air pada sumbunya adalah not 12. Silinder tertutup dengan diameter 5 cm dan panjang 30 cm diisi sampai pe- nuh zat cair dengan rapat relatif 1,2. Hitung gaya tekanan pada sisi atas silinder apabila silinder berotasi terhadap sumbu vertikalnya dengan kece- patan 300 rpm. 13, Silinder tertutup dengan diameter 2 m dan tinggi 4 m berisi air sampai ke- dalaman 2,5 m. Silinder diputar terhadap sumbunya dengan kecepatan sudut 13 rad/det. Hitung luas bagian dasar yang tidak tertutup air. 14, Suatu tangki silinder berdiameter 0,5 m dan tinggi 1,0 m berotasi terhadap sumbunya. Silinder tersebut diisi zat cair sampai pada kedalaman 0,6 mm. Hitung kecepatan rotasi sedemikian rupa sehingga zat cair mulai meluap dari silinder, dan tekanan pada titik yang berjarak 0,2 m dari sumbu ke arah radial dan 0,05 m di atas dasar. 15. Silinder tertutup dengen diameter 20 cm tinggi 100 cm diisi air sampai se- tinggi 60 cm. Hitung kecepatan silinder terhadap sumbu vertikal apabila muka air terendah pada sumbu menyentuh dasar silinder. 128 HIDRAULIKAT VI. KINEMATIKA ZAT CAIR 61. Pendahuluan Kinematika aliran mempelajari gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya yang menyebabkan gerak tersebut. Dalam hal ini dipelajari kecepatan di setiap titik dalam medan aliran pada setiap saat. Di dalam aliran zat cair gerak partikel sulit diikuti, oleh karena itu biasanya ditentukan kecepatan pada suatu titik sebagai fungsi waktu, Setelah kecepatan didapat maka dapat diperoleh distribusi tekanan dan kemudian gaya yang bekerja pada zat cair. 6.2. Macam Aliran Aliran zat cair dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam seperti berikut : 1. aliran invisid dan viskos 2. aliran kompresibel dan tak kompresibel 3. aliran Jaminer dan turbulen 4, aliran mantap (steady flow) dan tak mantap (unsteady flow) 5. aliran seragam dan tak seragam 6. aliran satu, dua dan tiga dimensi 7. aliran rotasional dan tak rotasional 126 HIDRAULIKA1 6.2.1, Aliran invisid dan viskos Aliran invisid adelah aliran di mana kekentalan zat cair, y., dianggap nol (zat cair ideal). Sebenamnya zat cair dengan kekentalan nol tidak ada di alam, tetapi dengan anggapaa tersebut akan sangat menyederhanakan permasalahan yang sangat kompleks dalam hidraulike. Karena zat cair tidak mempunyai kekentalan maka tidak terjadi tegangan geser antara partikel zat cair dan anta- ra zat cair dan bidang batas. Pada kondisi tertentu, anggapan bahwa 1=0 da- pat diterima untuk zat cair dengan kekentalan kecil seperti air, Aliran viskos adalah aliran di mana kekentalan diperhitungkan (zat cair riil). Keadaan ini menyebabkan timbulnya tegangan geser antara partikel zat cair yang bergerak dengan kecepatan berbeda. Apabila zat cair riil mengalir melalui bidang batas yang diam, zat cair yang berhubungan langsung dengan bidang batas tersebut akan mempunyai Kecepatan nol (diam). Kecepatan zat cair akan bertambah sesuai dengan jarak dari bidang tersebut. Apabila medan aliran sangat dalam/letar, di luar suatu jarak tertentu dari bidang batas, aliran™ tidak lagi dipengarubi oleh hambatan bidang batas. Pada daerah tersebut ecepatan aliran hampir seragam. Bagian aliran yang berada dekat dengan bidang batas, di mana terjadi perubahan kecepatan yang besar dikenal dengan lapis batas (boundary iayer). Di daerah lapis batas ini tegangan geser terben- tuk di antara lapis-lapis zat cair yang bergerak dengan kecepatan berbeda karena adanya kekentalan zat cair dan turbulensi yang menyebabkan partikel zat cai bergerak dari lapis yang satu ke lapis lainnya. Di Iuar lapis batas tersebut pengaruh tegangan geser yang terjadi karena adanya bidang batas dapat diabaikan dan zat cair dapat dianggap sebagai zat cair ideal. 6.2.2. Aliran kompresibel dan tak kompresibel Semua fluida (termasuk zat cair) adalah kompresibel sehingga rapat mas- sanya berubah dengan perubahan tekanan. Pada aliran mantap dengan peru- bahan rapat massa kecil, sering dilakukan penyedethanaan dengan mengang- gap bahwa zat cair adalah tak kompresibel dan rapat massa adalah Konstan, Oleh Karena zat cair mempunyai kemampatan yang sangat kecil, maka dalam analisis aliran mantap sering dilakukan anggapan zat cair tak kompresibel. Tetapi pada aliran tak mantap melalui pipa di mana bisa terjadi perubahan tekanan yang sangat besar, maka kompresibilitas zat cair harus diperhitung- kan. ‘Untuk gas di mana kemampatannya besar, maka perubahan rapat massa karena adanya perubahan tekanan harus diperhitungkan VL KINEMATIKA ZAT CAIR 27 6.2.3. Alin Aliran viskos dapat dibedakan dalam aliran laminer dan turbulen. Aliran adalah laminer apabila partikel-partikel zat cair bergerak teratur dengan ‘membentuk garis lintasan kontinyu dan tidak saling berpotongan, Apabila zat wama diinjeksikan pada suatu titik dalam aliran, maka zat wama tersebut akan mengalir menurut garis aliran yang teratur seperti benang tanpa terjadi difusi atau penyebaran, Pada aliran di saluran/pipa yang mempunyai bidang batas sejajar, garis-garis lintasan akan sejajar. Sedang di dalam saluran yang mempunyai sisi tidak sejajar, garis aliran akan menguncup atau mengem- bang sesuai dengan bentuk saluran. Kecepatan partikel zat cair pada masing-masing garis lintasan tidak sama tetapi bertambah dengan jarak dari dinding saluran, Aliran laminer dapat terjadi apabila kecepatan aliran rendah, ukuran saluran sangat kecil dan zat cair mempunyai kekentalan besar. Gambar 6.1. adalah contoh dari aliran laminer di dalam pipa dengan penampang konstan dan tidak Konstan, n Jaminer dan turbulen Zat ware Lintasen gerak partikel Gambar 6.1. Aliran laminer dalam pipa Pada aliran turbulen (gambar 6.2.) partikel-partikel zat cair bergerak tidak teratur dan garis lintasannya saling berpotongan. Zat warma yang dima- sukkan pada suatu titik dalam aliran akan terdifusi dengan cepat ke scluruh aliran, Aliran turbulen terjadi apabila kecepatan aliran besar, saluran besar dan zat cait mempunyai kekentalan kecil. Aliran di sungai, saluran irigasi/drainasi dan di laut adalah contoh dari aliran turbulen. 42.4, iran mantap dan tak mantap Aliran mantap (steady flow) terjadi jika variabel dari aliran (seperti kecepatan V, tekanan p, rapat massa p, tampang aliran A, debit Q, dsb.) di 128 HIDRAULIKAI Lintasan gerak partikel ————= = eS =~ Gambar 6.2. Aliran turbulen dalam pipa sebarang titik pada zat cair tidak berubah dengan waktu. Keadaan ini dapat dinyatakan dalam bentuk matematis berikut : OV_» . 9P_9 . 20_, . @h_, | 2Q_ BeWO § BHO § Be=O s BeHO 5 Bem O Dalam aliran turbulen, gerak partikel zat cair selalu tidak beraturan. Di sebarang titik selalu terjadi fluktuasi kecil dari kecepatan. Tetapi jika nilai reratanya pada suatu periode adalah konstan maka aliran tersebut adalah permanen. Gambar 6.3.2 menunjukkan kecepatan sebagai fungsi waktu pada suatu titik dalam aliran turbulen. Kecepatan reratanya adalah : Ve yang ditunjukkkan pada gambar tersebut sebagai garis horisontal yang konstan terhadap waktu. Aliran melalui pipa dengan tekanan tetap dan aliran melalui saluran irigasi adalah contoh dari aliran mantap. Gambar 6.3. Kecepatan fungsi waktu untuk aliran mantap (a) dan tak mantap (b) VI. KINEMATIKA ZAT CAIR 129 Aliran tak mantap (unsteady flow) terjadi jika variabel aliran pada setiap titik berubah dengan waktu, oreo 3 eo 3 Peo 3 geo : 2240 Contoh dari aliran tak mantap adalah perubahan debit di dalam pipa atau saluran, aliran banjir di sungai, aliran di estuari (muara sungai) yang dipenga- ruhi pasang surut, dsb. Gambar 6.3.b. menunjukkan kecepatan sebagai fungsi ‘waktu pada suatu titik dalam aliran turbulen dan tak mantap. Analisis dari aliran ini adalah sangat kompleks, biasanya penyelesaiannya dilakukan secara numerik dengan menggunakan komputer. 6.2.5. Aliran seragam dan tak seragam Aliran disebut serazam (uniform flow) apabila tidak ada perubahan besar dan arah dari kecepatan dari satu titik ke titik yang lain di sepanjang aliran (gambar 6.4.2). Demikian juga dengan variabel-variabel lainnya seperti tekan- an, rapat massa, kedalaman, debit, dsb. aV_y , Po , 2 ah ag as + os > ose 3 ger 3 Ger? ‘Aliran di saluran panjang dengan debit dan penampang tetap adalah contoh dari aliran seragam. ‘Alliran tak seragam (rion uniform flow) terjadi jika semua variabel aliran berubah dengan jarak, atau : oVig . oP dp.) . ahi, . 22 Shoo ; Seo ; Zoeo ; gee0 s Geeo tens hyeh ° Gambar 6.4. Aliran seragam (a) dan tak seragam (b) 130 HIDRAULIKA I Contoh dari aliran tak seragam adalah aliran di sungai atau di saluran di dae- rah dekat terjunan atau bendung. Gambar 6.4. menunjukkan aliran beraturan dan tak beraturan. 6.2.6. Aliran satu, dua dan tiga dimensi Dalam aliran satu dimensi (1-D), kecepatan di setiap titik pada tampang lintang mempunyai besar dan arah yang sama. Sebenamya jenis aliran sema- cam ini sangat jarang terjadi. Tetapi dalam analisa hidraulika, aliran tiga di- ‘mensi dapat disederhanakan menjadi aliran satu dimensi berdasarkan bebera- pa anggapan, misalnya mengabaikan perubahan kecepatan vertikal dan me- lintang terhadap kecepatan pada arah memanjang. Keadaan pada tampang fintang adalah nilai rerata dari kecepatan, rapat massa, dan sifat-sifat lainnya. Aliran di dalam pipa atau saluran kecil adalah salah satu contoh dari aliran yang dapat diangeap sebagai aliran satu dimensi. Di dalam aliran tak seragam seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6.5.2. kecepatan aliran pada tampang 4 dan BB adalah merata. Perubahan kecepatan hanya terjadi pada arah aliran. Dalam aliran dua dimensi (2-D), semua partikel dianggap mengalir da- Jam bidang sepanjang aliran, schingga tidak ada aliran tegak lurus pada bi- dang tersebut (gambar 6.5.b). Bidang tersebut bisa mendatar atau vertikal ter- gantung pada masalah yang ditinjau. Apabila distribusi vertikal dari kecepatan atau sifat-sifat yang lain adalah penting daripada pada arah_melintang maka aliran dapat dianggap dua dimensi vertikal. Sedang aliran di saluran yang sangat lebar, misalnya di pantai, maka anggapan aliran dua dimensi mendatar adalah lebih sesuai. Kebanyakan aliran di alam adalah tiga dimensi, di mana komponen kece- patan w, v, dan w adalah fungsi dari koordinat ruang x, y, dan z. Analisa dari aliran ini adalah sangat sulit. Gambar 6,5.c. menunjukkan aliran tiga dimensi @-D). 6.2.7. Aliran rotasional dan tak rotasional Aliran adalah rotasional bila setiap partikel zat cair mempunyai kece- patan sudut terhadap pusat massanya. Gambar 6.6.2. menunjukkan distribusi kecepatan suatu aliran turbulen dari zat cair riil melalui dinding batas lurus. Karena distribusi kecepatan yang tidak merata, partikel zat cair akan berotasi. Suatu partikel yang semula kedua sumbunya saling tegak lurus setelah mengalami rotasi akan terjadi perubahan sudut. Pada aliran tak rotasional, distribusi kecepatan di dekat dinding batas adalah merata (gambar 6.6.b.). Suatu partikel zat cair tidak berotasi terhadap pusat massanya. ‘VI KINEMATIKA ZAT CAIR BI @ ©) Gambar 6.6. Aliran rotasional (a) dan tak rotasional (b) 132 HIDRAULIKA! 6.3. Garis Arus dan Tabung Arus Garis arus (stream line) adalah Kurva Khayal yang ditarik di dalam aliran zat cair untuk menunjukkan arah gerak di berbagai titik dalam aliran, dengan mengabaikan fluktuasi sekunder yang terjadi akibat turbulensi. Garis sing- gung yang dibuat di sebarang titik pada kurva tersebut menunjukkan arah kecepatan partikel zat cair. Garis arus tidak akan saling berpotongan atau ber- temu. Gambar 6.7. meaunjukkan garis arus pada aliran melalui bidang batas yang mengecil. Garis arus SS Gambar 6.7. Garis arus Oleh Karena vektor kecepatan di setiap titik pada garis arus adalah me- nyinggung garis arus tersebut, maka tidak ada komponen kecepatan yang tegak lurus padanya, Dengan demikian tidak ada aliran tegak lurus garis arus; sehingga bidang batas juga merupakan garis arus. Mengingat aliran tidak bisa ‘memotong garis arus maka jumlah aliran antara dua garis arus adalah sama. Apabila sejumlah garis arus ditarik melalui setiap titik di sekeliling sua- tu Tuasan kecil maka akan terbentuk suatu tabung arus. Oleh karena tidak ada aliran memotong garis arus, zat cair di dalam tabung arus tidak akan keluar melalui dinding tabung. Aliran hanya masuk dan keluar melalui kedua ujung, tabung arus. Gambar (6.8) menunjukkan tabung arus. aA, Pusat garis aliran Gambar 6.8. Tabung arus VI. KINEMATIKA ZAT CAIR 133 6.4, Percepatan Partikel Zat Cair Percepatan partikel zat cair yang bergerak didefinisikan sebagai Iaju pe- rubahan kecepatan. Laju perubahan kecepatan ini bisa disebabkan oleh peru- bahan geometri medan alizan atau karena perubahan waktu. Dipandang suatu aliran melalui curat dengan tampang lintang mengecil dari sebuah tangki se- pertiditunjukkan dalam gambar 6.9. Apabila tinggi muka air dari sumbu curat adalah Konstan, aliran melalui curat akan mantap dan kecepatan pada suatu titik adalah konstan terhadap waktu. Tetapi Karena adanya pengecilan tam- pang curat, maka aliran di sepanjang curat akan dipercepat. Perubahan kece- patan karena adanya perubahan tampang aliran disebut dengan percepatan konveksi. Apabila tinggi muka air berubah (bertambah atau berkurang) maka kecepatan aliran di suatu titik dalam curat akan berubah dengan waktu, yang berarti aliran di suatu tik mengalami percepatan. Percepatan ini disebut dengan percepatan lokal yang terjadi karena adanya perubahan aliran menurut waktu. Dengan demikian apabila permukaan zat cair selalu berubah maka aliran di dalam curat akan mengalami percepatan konveksi dan lokal. Gabungan dari kedua percepatan tersebut dikenal dengan percepatan total, dan aliran adalah tak mantap. Gambar 6.9. Aliran melalui Curat Gambar 6.10. menunjukkan lintasan dari gerak partikel zat cair. Partikel tersebut bergerak dari titik O sampai ke titik P. Panjang lintasan OP adalah ds, Di titik O kecepatan partikel adalah V dan di titik P kecepatannya menjadi Vsd¥. Selama gerak tersebut kecepatan partikel tidak Konstan, tetapi berubah dengan waktu dan ruang. Secara matematis dapat ditulis: v=VG,s) (6.1) Ba HIDRAULIKA 1 veo Gambar 6.10. Lintasan gerak partikel zat cair Percepatan partikel selama gerak tersebut adalah = wv a= (6.2) Diferensial dV ditulis dalam bentuk diferensial parsiil, av. a = Sp dt + Fe ds (6.3) Substitusi persamaan (6.3) ke dalam persamaan (6,2) dan karena V = dsidt maka didapat : a _av a a= (6.4) di mana dV/dt disebut percepatan total yang terdiri dari percepatan lokal (@¥/01) dan percepatan konveksi (V 8V/2s) 6.5. Debit Aliran Jumlah zat cair yang mengalir melalui tampang lintang aliran tiap satu satuan waktu disebut debit aliran dan diberi notasi Q. Debit aliran biasanya diukur dalam volume zat cair tiap satuan waktu, sehingga satuannya adalah meter kubik per detik (m/d) atau satuan yang lain (liter/detik, liter/menit, dsb). Di dalam zat cair ideal, di mana tidak terjadi gesekan, kecepatan aliran adalah sama di setiap titik pada tampang lintang. Gambar 6.11. menunjukkan distribusi Kecepatan aliran untuk zat cair ideal dan zat cair rill melalui pipa dan saluran terbuka VI KINEMATIKA ZAT CAIR 135 an Gambar 6.11.a, Kecepatan aliran melalui pipa Fateair ideal sat eair i Gambar 6.11.b. Kecepatan aliran melalui saluran terbuka Apabila tampang aliran tegak lurus pada arah aliran adalah 4, maka debit aliran diberikan oleh bentuk berikut: Q=AV (txm/d=m'/d) Untuk zat cair riil, kecepatan pada dinding batas adalah nol, dan bertam- bah dengan jarak dari dinding batas. Untuk aliran melalui pipa, kecepatan maksimum terjadi di sumbu pipa. Apabila v adalah kecepatan di pias setebal dr dan berjarak r dari sumbu, maka debit aliran melalui pias adalah : dQ= dA v=2nrdrv Integrasi dari persamaan tersebut menghasilkan debit aliran total melalui seluruh tampang pipa 4, Q=2n fe rdr Apabila terdapat hubungen antara v dan r, maka debit aliran dapat dihitung. Dalam praktek, sering variasi kecepatan pada tampang lintang diabaikan, dan kecepatan aliran dianggap seragam di setiap titik pada tampang lintang yang besarnya sama dengan kecepatan rerata V, sehingga debit aliran adalah : Q=AV 65) 136 HIDRAULIKA1 Contoh 1 Pipa dengan diameter 0,25 m mengalirkan air dengan kecepatan | m/d, Berapakah debit aliran. Apabila debit aliran dinaikkan menjadi 75 Ua, bera- pakah kecepatan aliran. Penyelesaian a. Debit aliran dihitung dengan rumus berikut : Q=A VaqrD V = 4% (025) x1,0=0,0491 m@/d=49,1/d b. Kecepatan aliran untuk Q = 75 I/d Q=75 1/d=0,075 m/d Q=AV Q__ 0,075 v=. = 1,53 m/d 4 q n(0,25) 6.6. Persamaan Kontinuitas Apabila zat cair tak kompresibel mengalir secara kontinyu melalui pipa atau saluran terbuke, dengan tampang aliran Konstan ataupun tidak konstan, maka volume zat cair yang lewat tiap satuan waktu adalah sama di semua tampang. Keadaan ini disebut dengan hukum kontinyuitas aliran zat cair. Dipandang tabung aliran seperti yang ditunjukkan pada gambar 6.12. Untuk aliran satu dimensi dan mantap, kecepatan rerata dan tampang lintang, pada titik 1 dan 2 adalah Vi, dA; dan V2, dd. ‘Volume zat cair yang masuk melalui tampang | tiap satuan waktu : ¥ 44, ‘Volume zat cair yang keluar dari tampang 2 tiap satuan waktu —: V2 dp Oleh karena tidak ada zat cair yang hilang di dalam tabung aliran, maka : Vi dA, = Vaday Integrasi dari persamaan tersebut pada seluruh tampang aliran, akan didapat volume zat cair yang melalui medan aliran, nf ann) dAn h bn VL KINEMATIKA ZAT CAIR, 137 Z au “? Gambar 6.12. Tabung aliran untuk menurunkan persamaan Kontinuitas Vi Ay = Va Ar (6.6) atau Q=AV=konstan 61) Persamaan (6,6) dan (6.7) disebut dengan persamaan kontimuitas untuk zat cair tak kompresibel. Apabila pipa bercabang seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6.13, berdasarkan persamaan Kontinuitas, debit aliran yang menuju titik cabang hharus sama dengan debit yang meninggalkan titik tersebut. Gambar 6.13.Persamaan kontinuitas pada pipa bercabang Q1=O2+ Os Ay Vi = Az V2 + Ay V3 138 HIDRAULIKA1 Biasanya debit aliran menuju titik cabang diberi tanda positif dan yang meninggalkan diberi tanda negatif, sehingga jumlah aliran pada percabangan adalah nol, LQ=0 (6.8) Contoh 2 ‘Air mengalir di dalam pipa berdiameter 50 cm dengan kecepatan 1 mid. Berapakah debit aliran. Jika diameter pada wjung yang lain dari pipa tersebut adalah 100 cm (pipa berubah dengan teratur), berapakah kecepatan aliran pada uujung tersebut. Penyelesaian Hitungan debit, Diameter pipa : Dy = 50 cm=0,5 m Luas tampang pipa : Ai =4 x Di? = } (0,5)? =0,1963 m? mid 1 Vy = 0.1963 mm? x 1 mid = 0,1963 mid Kecepatan aliran : Debit aliran Perhitungan kecepatan pada ujung yang lain. Diameter pipa di ujung: D2= 100 cm= 1m 1 (1,0) = 0,7854 m? Dengan menggunakan persamaan kontinyuitas, Q=A NW =A: V2 Luas tampang pipa : y= 3 Ds? = maka : Jadi kecepatan aliran di ujung pipa yang lain : ¥2=0,25 m/d Contoh 3 Air mengalir melalui pipa 1,2,3 dan 4 seperti tergambar. Air mengalir melalui pipa I dengan diameter D; = 50 mm yang dihubungkan dengan pipa 2 berdiameter Dy=75 mm di mana kecepatan reratanya V2=2 mid. Ujung pipa 2 bercabang menjadi pipa 3 dan pipa 4. Kecepatan aliran pipa 3 adalah V3=1,5 mid. Diameter pipa 4 adalah Ds~30 mm. Debit aliran pipa 4 adalah setengah debit pipa 3, Q1=0,50s, Hitung Qi, Vi, Qo, Qs, Ds, Ox dan Vs VI KINEMATIKA ZAT CAIR, 139 Penyelesaian eK Gambar 6.14. Parameter yang diketahui adalah : Diameter pipa 1 : Dy = 50 mm= 0,05 m ,075 m m/d Diameter pipa 2: D.=75 mm Kecepatan aliran di pipa 2 : V2 Kecepatan aliran di pipa 3 : V5 = 1,5 m/d Diameter pipa 4 : Dy=30 mm = 0,03 m Debit aliran di pipa 4: Q4=0,5 Qs Parameter yang ditanyakan : a=? n=? Q= 7 Ds=? eee Debit pipa 2. Pipa 2 sudah diketahui diameter dan kecepatan aliran sehingga dapat dihitung debit aliran. Q=Ar Vy=4n De Vi= 4x 0.0752 = 0,008836 m?/d = 8,836 I/d. Karena Q) sudah didapat maka Q; dapat dihitung berdasarkan persamaan kontinuitas. Qi = Q2 = 8,836 Nd. 140 HIDRAULIKAT Kecepatan aliran pipa 1, Q __0,008836 W=p= =4, Jd =a 57a 05 8 ™ Persamaan kontinuitas dititik cabang antara pipa 2 dengan pipa 3 dan 4, Q2= 3+ Oe 0,008836 = Q; +0,5 Qs Q3 = 0,005891 m?/d = 5,89 I/d Debit aliran di pipa 4, Qs = 0,5 Qs = 0002946 m*/d = 2,95 I/d Diameter pipa 3 dapat dihitung dengan rumus berikut : Qs=AsVs 0,005891 =4"De x15 071 m= 71 mm Kecepatan aliran di pipa 4 dapat dihitung dengan rumus berikut : a= Aas 0,002946 = 3 m (0,03)? Vs V4=4,17 m/d 6.7. Soal Latiban 1. Air mengalir melalui pipa berdiameter 1,0 m dan kecepaptan 1,5 m/d. Hi- tung debit aliran. 2. Aliran melalui pipa dengan debit 1,5 m?/d dan kecepatan 2 m/d. Hitung diameter pipa. 3. Air mengalir melalui pipa 1 dengan diameter 25 cm yang kemudian berca- bang menjadi dua pipa, yaitu pipa 1 dan pipa 3 yang masing-masing ber- diameter 10 cm dan 5 cm. Kecepatan aliran di pipa 2 adalah 0,5 kali kece~ patan di pipa 1. Hitung debit aliran melalui pipa 2 dan 3. VII. PERSAMAAN BERNOULLI 7. Pendahuluan Di dalam bab terdahulu telah dipelajari gerak partike! zat cair tanpa memperbatikan gaya-gaya yang menyebabkan gerak tersebut. Dalam bab ini akan dipelajari dinamika gorak zat cair karena adanya pengaruh gaya-gaya yang bekerja. Tinjauan hanya dibatasi untuk aliran zat cair tak kompresibel dan satu dimensi. Pada zat cair diam, gaya-gaya yang bekerja dapat dihitung dengan mu- dah, karena dalam hidrostetika hanya bekerja gaya tekanan yang sederhana. Pada zat cair mengalir, permasalahan menjadi lebih sulit. Faktor-faktor yang, diperhitungkan tidak hanya kecepatan dan arah partikel, tetapi juga pengaruh kekentalan yang menyebabkan geseran antara partikel-partikel zat cair dan juga antara zat cair dan dinding batas. Gerak zat cair tidak mudah diformu- lasikan secara matematik, schingga diperlukan anggapan-anggapan dan perco- baan-percobaan untuk mendukung penyelesaian secara teoritis. Persamaan energi yang menggambarkan gerak partikel diturunkan dari persamaan gerak. Persamaan energi ini merupakan salah satu persamaan dasar untuk menyelesaiken masalah yang ada dalam hidraulika, Persamaan energi dapat ditunjukkan oleh pesamaan Euler dan persamaan Bemoulli. Karena dalam bab ini hanya dipelajari aliran satu dimensi, maka hanya akan ditinjau ui 1a HIDRAULIKA pemakaian dari persamaan yang telah diintegralkan yaitu persamaan Ber- noulli 7.2. Persamaan Bernoulli Penurunan persamaan Bemoulli untuk aliran sepanjang garis arus dida- sarkan pada hukum Newton II tentang gerak (F=Ma). Persamaan ini diturun- kan berdasarkan anggapan sebagai berikut ini. 1. Zat cair adalah ideal, jadi tidak mempunyai kekentalan (kehilangan energi akibat gesekan adalah nol). 2. Zat cair adalah homogen dan tidak termampatkan (rapat massa zat cair adalah Konstan). 3. Aliran adalah kontinyu dan sepanjang garis arus. 4. Kecepatan aliran adalah merata dalam suatu penampang, Gaya yang bekerja hanya gaya berat dan tekanan, Gambar 7.1. menunjukkan elemen berbentuk silinder dari suatu tabung amus yang bergerak sepanjang garis arus dengan kecepatan dan percepatan di suatu tempat dan suatu waktu adalah V dan a. Panjang, tampang lintang, dan apat massa elemen tersebut adalah ds, d4, dan p sehingga berat elemen adalah ds dA pg. Oleh karena tidak ada gesekan maka gaya-gaya yang bekerja hanya gaya tekanan pada ujung elemen dan gaya berat. Hasil kali dari massa elemen dan percepatan harus sama dengan gaya-gaya yang bekerja pada elemen. F=Ma Lo Lo - a / Gambar 7.1. Elemen zat cair bergerak sepanjang garis arus VIL PERSAMAAN BERNOULLI 13 Dengan memperhitungkan gaya-gaya yang bekerja pada elemen, maka Hu- kum Newton IT untuk gerak partikel di sepanjang garis arus menjadi : = pgdsdd cose +pdd~(p+ 32 ds) dd=p ds dda Persamaan di atas dibagi dengan ds d4 menjadi : op ~pgeosa-Zi=pa Oleh karena : _02 cos a= 5 dan kemudian substitusi persamaan (6.2) untuk percepatan ke dalam persa- maan di atas, maka akan didapat : ap_. av, av az —P8a5- B57 Part as) a: 148, OV ov Bost port! ast are aay Untuk aliran mantap, diferensial terhadap waktu adalah nol, schingga : az, 1 0p, av 8astpastas=° (Oleh karena variabel-variabel dari persamaan di atas adalah hanya tergantung pada jarak s, maka diferensial parsil dapat diganti oleh diferensial total, & 1d av BEER ‘Apabila masing-masing suku dikalikan dengan ds maka akan didapat gdet 2 +Vdi =0 (72) Persamaan (7.2) dikenal dengan persamaan Euler untuk aliran mantap satu dimensi dan zat cair ideal. Apabila kedua ruas dati persamaan (7.2) diba- ‘gi dengan g dan kemudian diintegralkan maka akan didapat hasil berikut ini. g (73) 144 HIDRAULIKAI dengan z :elevasi (tinggi tempat) § : tinggi tekanan y 2g : tinggi kecepatan Konstanta integrasi C adalah tinggi energi total, yang merupakan jumlah dari tinggi tempat, tinggi tekanan dan tinggi kecepatan, yang berbeda dari garis arus yang satu ke garis arus yang lain. Oleh Karena itu persamaan terse- but hanya berlaku untuk titik-titik pada suatu garis arus. Persamaan (7.3) dikenal dengan persamaan Bernoulli untuk aliran man- tap satu dimensi, zat cair ideal dan tak kompresibel. Persamaan tersebut meru- pakan bentuk matematis dari kekekalan energi di dalam aliran zat cair. Persamaan Bemoulli dapat digunakan untuk menentukan garis tekanan dan tenaga (gambar 7.2). Garis tenaga dapat ditunjukkan oleh elevasi muka air pada tabung Pitot yang besamya sama dengan tinggi total dari konstanta Bernoulli. Sedang garis tekanan dapat ditunjukkan oleh elevasi muka air di dalam tabung vertikal yang disambung pada pipa. Garis referensi Gambar 7.2. Garis tenaga dan tekanan pada zat cair ideal Pada aliran zat cair ideal, garis tenaga mempunyai tinggi tetap yang menunjukkan jumlah dari tinggi elevasi, tinggi tekanan dan tinggi kecepatan Garis tekanan menunjukkan jumlah dari tinggi elevasi dan tinggi tekanan VIL PERSAMAAN BERNOULLI 145 2+p/y yang bisa naik atau turun pada arah aliran dan tergantung pada luas tampang aliran. Di titik 4 di mana tampang aliran lebih kecil dari titik B akan menyebabkan tinggi kecepatan di A lebih besar daripada di B, mengingat V lebih besar dari Vs. Akibatnya tinggi tekanan di titik A lebih kecil dari B. Dalam gambar 7.2., karena diameter sepanjang pipa tidak seragam maka garis tekanan berupa garis lengkung. ‘Tinggi tekanan di titik A dan B yaitu hy =p4/y dan hp =pp/y adalah tinggi kolom zat cair yang beratnya tiap satuan luas memberikan tekanan sebesar pa=y/y dan ps=7 hs. Oleh Karena itu tekanan p yang ada pada persamaan Bernoulli biasa disebut dengan tekanan statis. Aplikasi persamaan Bemoulli untuk kedua titik di dalam medan aliran akan memberikan : pa, Va pe VB +h ye ams Raye yang menunjukkan bahwa jumleh tinggi elevasi, tinggi tekanan dan tin kecepatan di kedua titik adalah sama, Dengan demikian garis tenaga pada aliran zat cair ideal adaleh Konstan, Contoh 1 Suatu pipa mempunyai luas tampang yang mengecil dari diameter 0,3 m (tampang 1) menjadi 0,1 m (tampang 2). Selisih elevasi tampang 1 dan 2 (de- ngan tampang 1 di bawah) adalah Z, Pipa mengalirkan air dengan debit aliran 50 Vd. Tekanan di tampang 1 adalah 2 kgf/cm. Apabila tekanan pada tam- pang 2 tidak bole lebih ecil dari | £g//em? hitung nilaiZ. Kehilangan tena- ga diabaikan dan percepatan gravitasi g = 9,81 m/d vi 920s tenaga

You might also like