You are on page 1of 10

STUDI OBSERVASI PERBEDAAN RESPON HEMODINAMIK MEAN

ARTERIAL PRESSURE (MAP) PADA PEMBERIAN PRELOAD KOLOID


DAN KRISTALOID PADA PASIEN SECTIO CAESAREA DENGAN
SPINAL ANESTESI DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2019
Muhammad Bintang Iqbal*,Sulistyowati **, Hasna Dewi **
*
Mahasiswa Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Jambi
**
Dosen Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
Email : Bintangutara0012@gmail.com *

Abstract
Background: In the operation of Sectio Caesarea required an action in the form of spinal
anesthesia in patients, However, in practice, administration of spinal anesthesia in patients with
Sectio Caesarea often interferes with hemodynamic stability. To maintain the stability of the
hemodynamics, it is necessary to administer colloid or crystalloid preloads.
Method: This research is a prospective analytic study using a comparative study design that is
using chi-square test. The aim is to compare the hemodynamic response of Mean Arterial Pressure
(MAP) in the first 30 minutes between patients using colloid and crystalloid preloads in sectio
caesarea patients.The sampling used is total sampling. The type of data taken is primary data by
directly observing the hemodynamic status of the patient consisting of blood pressure, pulse,
oxygen saturation and breathing frequency. And it is said to be stable if the blood pressure value
based on MAP has a fluctuation decrease ≤ 20%, if> 20% it is said to be unstable.
Results: From the results of the study using 44 respondents, after analyzing the data using the Chi-
Squere test it was obtained that the blood pressure p value (MAP) was 0.047 with a significant p
value or p value <0.05, or there was a significant difference between giving colloid preloads
versus christoids.
Conclusion: Colloid Preload is better than Crystalloid in maintaining Haemodynamic Mean
Arterial Preasure (MAP) stability in Sectio Caesarea patients with Spinal Anesthesia. Based on
statistical tests more meaningful at 18 and 21 minutes.
Keywords: Hemodynamics, Spinal Anesthesia, Caesarean Sectio, Preload, Colloid, Crystalloid

Abstrak
Latar Belakang: Dalam tindakan bedah Sectio Caesarea diperlukan sebuah tindakan berupa
pemberian anestesi spinal pada pasien, Namun dalam praktiknya, pemberian anestesi spinal pada
pasien Sectio Caesarea sering terjadi gangguan pada kestabilan hemodinamik. Untuk menjaga
kestabilan hemodinamik tersebut maka diperlukan pemberian preload koloid maupun kristaloid.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian prospektif analitik dengan menggunakan rancangan
studi komparatif yaitu dengan menggunakan uji chi-squere. Yang tujuannya untuk membandingan
respon hemodinamik Mean Arterial Preasure (MAP) pada 30 menit pertama antara pasien yang
menggunakan preload koloid dan kristaloid pada pasien sectio caesarea. Pengambilan sampel yang
digunakan adalah Total sampling. Jenis data yang diambil adalah data primer dengan
mengobservasi langsung Status hemodinamik pasien yang terdiri dari Tekanan darah, Nadi,
Saturasi oksigen dan Frekuensi Nafas. Dan dikatakan Stabil apabila nilai tekanan darah
berdasarkan (Mean Arterial Preasure) MAP mengalami penurunan fluktuasi ≤ 20%, apabila > 20%
maka dikatakan tidak stabil
Hasil: Dari hasil penelitian menggunakan 44 responden, Setelah dilakukan analisa data dengan
menggunakan uji Chi-Squere didapatkan hasil nilai p tekanan darah (MAP) sebesar 0,047 dengan
nilai p yang bermakna atau nilai p < 0,05, atau terdapat perbandigan yang bermakna antara
pemberian preload koloid berbanding kristaoid .
Kesimpulan: Pemberian Preload Koloid lebih baik dibandingkan Kristaloid dalam menjaga
kestabilan Hemodinamik Mean Arterial Preasure (MAP) pada pasien Sectio Caesarea dengan
Spinal Anestesi. berdasarkan Uji statistik lebih bermakna pada menit ke 18 dan 21.
Kata Kunci: Hemodinamik, Anestesi Spinal, Sectio Caesarea, Preload, Koloid, Kristaloid.
PENDAHULUAN menekan aktivitas simpatis sehingga

Hemodinamik adalah aliran kontraksi jantung menurun, terjadi

darah dalam sistem peredaran tubuh, vasodilatasi perifer dan hipotensi.3

baik melalui sirkulasi magna Untuk menjaga kestabilan

(sirkulasi besar) maupun sirkulasi hemodinamik terutama pada saat

parva (sirkulasi dalam paru paru). menjalani tindakan bedah Sectio

Dalam kondisi normal, hemodinamik caesarea maka diperlukan suatu

akan selalu dipertahankan dalam stabilitator salah satunya adalah

kondisi yang fisiologis dengan dengan pemberian berupa preload

kontrol neurohormonal. Namun, koloid maupun kristaloid. Preload

pada pasien - pasien kritis koloid ataupun kristaloid biasa

mekanisme kontrol tidak melakukan diberikan beberapa menit sebelum

fungsinya secara normal sehingga dilakukan anestesi spinal. Cairan

status hemodinamik tidak akan diberikan secara intravena karena

stabil.1 Perubahan hemodinamik juga intravena memiliki efek tercepat

dapat dipengaruhi oleh faktor interna dibandingkan dengan cara yang

maupun eksterna, salah satu faktor lainnya.4

eksterna yang memepengaruhi Cairan koloid dan kristaloid

hemodinamik adalah anestesi spinal. masing - masing memiliki cara

Anestesi spinal adalah salah satu ataupun fungsi kerja yang berbeda

jenis anestesi regional yang didalam tubuh, pada saat dilakukan

dilakukan dengan menyuntikkan tindakan bedah pasien akan

anestetik lokal ke dalam ruang mengalami kehilangan darah akut

subarakhnoid dan merupakan salah sehingga menyebabkan hipovolemia.

satu teknik yang paling sering dipilih Cairan koloid akan bekerja dengan

pada tindakan bedah, salah satunya cara memenuhi penggantian volume

Sectio caesarea.2 Namun dalam dengan cara bertahan di ruang

praktiknya, pemberian anestesi spinal intravascular, sedangkan cairan

sering terjadi gangguan berupa tidak kristaloid memenuhi penggantian

stabilnya hemodinamik. Zat anestetik cairan dengan cara menyebar

sebagian besar bekerja dengan keruang intraseluler dan interstisial.5


Menurut WHO pada tahun METODOLOGI PENELITIAN
2010 angka kematian pada pasien Jenis penelitian yang
trauma yang mengalami syok digunakan adalah penelitian
hipovolemik di rumah sakit dengan prospektif analitik dengan
tingkat pelayanan yang lengkap menggunakan rancangan studi
mencapai 6%. Sedangkan angka komparatif yaitu studi dengan
kematian akibat trauma yang membandingkan dua kelompok yang
mengalami syok hipovolemik berbeda, dan pengambilan data
dirumah sakit dengan peralatan yang menggunakan metode Double blind
kurang memadai mencapai 36%.6 dimana Peneliti dan pasien tidak
Dalam penelitian ini, peneliti mengetahui antara pemberian
akan membandingkan bagaimana preload Koloid ataupun Kristaloid .
perbedaan respon hemodinamik Penelitian akan dimulai pada
antara preload koloid berbanding bulan Agustus sampai dengan
dengan kristaloid pada pasien Sectio November tahun 2019. Lokasi
Caesarea dengan anestesi spinal, penelitian di RSUD Raden Mattaher
yang diobservasi berdasarkan tanda Jambi.
– tanda vital pada pasien yang tertera Populasi penelitian adalah
pada layar monitor hemodinamik semua pasien Sectio caesarea dengan
yang terdiri atas beberapa data anestesi spinal di RSUD Raden
berupa : nadi, tekanan darah, Mattaher Jambi pada bulan Agustus
frequensi nafas, serta saturasi sampai dengan November tahun
oksigen. Namun pada penelitian ini 2019. Teknik pengambilan sampel
lebih melihat respon tekanan darah dalam penelitian ini adalah Total
pasien dalam hal menstabilkan sampling, dimana jumlah sampel
respon hemodinamik Mean Arterial sama dengan jumlah populasi.
Pressure (MAP) dengan Dengan besar sampel minimal 44
menggunakan preload koloid Pasien, dengan tiap kelompok
berbanding dengan kristaloid. pemberian preload koloid 22 dan
kristaloid 22 pasien.
Analisis Data perbandingan Tekanan darah
Data yang diperoleh dianalisis dengan
berdasarkan MAP dengan
menggunakan program statistik SPSS. .
penggunaan preload koloid dan
yaitu menggunakan uji Chi-Squere. kristaloid dikatakan stabil apabila
HASIL DAN PEMBAHASAN
Fluktuasi penurunan MAP nya ≤
Hasil uji dengan analisis 20%, apabila lebih dari 20% maka
Univariat didapatkan data dapat dikatakan tidak stabil.

Tabel 1 Hasil perbandingan MAP pada pemberian preload Koloid dan Kristaloid
Total
MAP P value
Jenis Cairan (Mean Atrial Preasure)

Tidak stabil Stabil

N % N % N %
Kristaloid 19 86.4% 3 13.6% 22 100,0%
0.047
Koloid 12 54.5% 10 45.5% 22 100,0%
Total 31 70.5% 13 29.5% 44 100,0%

Berdasarkan Tabel 1 dapat sedangkan yang stabil sebanyak 3


dilihat bahwa nilai p value 0.047 atau orang (13.6%) dan penggunaan
< 0.05 dimana terdapat perbandingan preload koloid yang tidak stabil
bermakna anatara penggunaan sebanyak 12 orang (54.5%)
preload Koloid dan Kristaloid. hasil sedangkan stabil sebanyak 10 orang
perbandingan tekanan darah (MAP) (45.5%).
pada pemberian preload kristaloid Hasil perbandingan MAP
dan koloid didapatkan pasien tidak (Mean Arterial Preasue) setiap 3
stabil dengan menggunakan menit sampai menit ke 30 didapatkan
kristaloid 19 orang (86.4%) hasil sebagai berikut.
Tabel 2 Hasil perbandingan MAP per 3 menit pada pemberian preload Koloid
dan Kristaloid
Variable / 3 Kristaloid Koloid

menit Tidak stabil Stabil Tidak stabil Stabil P value

MAP 3’ 9 13 8 14 1.000
MAP 6’ 13 9 9 13 0.366

MAP 9’ 10 12 6 16 0.347

MAP 12’ 11 11 4 18 0.056

MAP 15’ 6 16 3 19 0.455

MAP 18’ 11 11 3 19 0.023

MAP 21’ 10 12 3 19 0.047


MAP 24’ 9 13 3 19 0.091

MAP 27’ 10 12 4 18 0.106

MAP 30’ 7 15 2 20 0.135

Dari hasil perbandingan pada MAP dibandingkan dengan


tabel 4.2 didapatkan pada menit ke kristaloid karena berdasarkan nilai p
18 dan 21 bahwa pemberian preload yaitu nilai p menit ke 18 adalah
koloid lebih baik dalam menjaga ke 0.023 dan nilai p menit ke 21.
stabilan Hemodinamik berdasarkan

Tabel 3 Hasil perbandingan MAP 18 ’ antara penggunaan preload Koloid dan


Kristaloid
Total
MAP 18’ P value
Jenis (Mean Atrial Preasure)
Cairan
Tidak stabil Stabil

N % N % N %
Kristaloid 11 50.0% 11 50.0% 22 100,0%
0.023
Koloid 3 13.6% 19 86.4% 22 100,0%

Total 14 31.8% 30 68.2% 44 100,0%


Berdasarka tabel 4.3 pada perbandingan pemberian preload
menit ke 18 didapat nilai p 0.023 kristaloid tidak stabil sebanyak 11
atau p value < 0.05 artinya terdapat (50.0%) dan yang stabil 11 (50.0%),
perbandingan yang bermakna antara sedangkan preload koloid yang tidak
pemberian preload koloid dan stabil sebanyak 3 (13.6%) dan tidak
kristaloid pada menit ke 18. Dengan stabil sebanayak 19 (86.4%) .

Tabel 4Hasil perbandingan MAP 21’ antara penggunaan preload Koloid dan
Kristaloid
Total
MAP 21’ P value
Jenis (Mean Atrial Preasure)
Cairan
Tidak stabil Stabil

N % N % N %
Kristaloid 10 45.5% 12 54.5% 22 100,0%
0.047
Koloid 3 13.6% 19 86.4% 22 100,0%

Total 13 29.5% 31 70.5% 44 100,0%

Berdasarkan Tabel 4 pada squere dimana pasien yang


menit ke 21 didapat nilai p 0.047 mengalami ketidakstabilan pada
atau p value < 0.05 artinya terdapat tekanan darah berdasarkan MAP
perbandingan yang bermakna antara (Mean Artrial Preasure) didapatkan
pemberian preload koloid dan perbandingan yang signifikan antara
kristaloid pada menit ke 21. Dengan pemberian preload koloid dan
perbandingan pemberian preload kristaloid Dengan menggunakan uji
kristaloid tidak stabil sebanyak 10 hipotesis dengan non parametrik Chi-
(45.5%) dan yang stabil 12 (54.5%) , square, nilai p-Value hitung < p-
sedangkan preload koloid yang tidak Value alpha (0,05) sehingga H0
stabil sebanyak 3 (13.6%) dan tidak ditolak, dimana nilai p tekanan darah
stabil sebanayak 19 (86.4%) . (MAP) 0,047 yang artinya terdapat
PEMBAHASAN perbedaan yang bermakna antara
Dari hasil penelitian secara penggunaan preload koloid dan
umum dengan menggunakan uji Chi- kristaloid pada kasus sectio cesarea
dengan anestesi spinal. Hal ini hal ini dikarenakan Koloid disebut
selaras dengan hasil penelitian dari juga plasma expander, yaitu
Santoso yang membuktikan bahwa mengandung molekul – molekul
didapatkan nilai P yang signifikan ( P besar berfungsi seperti albumin
= 0,000 ) atau didapatkan perbedaan didalam plasma dan memiliki
yang bermakna terhadap mean tekanan onkotik yang tinggi sehingga
arterial preasure antara penggunaan sulit untuk menembus membrane
preload koloid dan kristaloid pada intravaskuler, dan koloid memiliki
pasien Sectio caesarea dengan waktu paruh yang lebih lama dan
anestesi spinal.7 Selanjutnya, lebih banyak menetap dalam ruang
penelitilian ini juga selaras dengan intravascular. hal ini yang
hasil penelitian dari Melchor denga menyebabkan koloid lebih baik
nilai P yang signifikan ( P = 0.01) dalam mejaga kestabilan
tentang perbandingan pemberian hemodinamik pasien diabandingkan
koloid dan kristaloid pada kristaloid.
penanganan hipotensi pada pasien Selanjutnya bila diperhatikan
Sectio caesarea dengan spinal pada setiap episode per 3 menit
anestesi.8 didapatkan pada menit ke 18 dan 21
Hal ini dikarenakan pada saat terdapat perbedaan bermakna antara
pemberian anestesi spinal sering penggunaan preload koloid dan
terjadi gangguan berupa tidak kristaloid, dimana pemberian preload
stabilnya hemodinamik. Zat anestetik koloid lebih superior dalam menjaga
sebagian besar bekerja dengan kestabilan hemodinamik berdasarkan
menekan aktivitas simpatis sehingga MAP pada menit ke 18 dan 21.
kontraksi jantung menurun, terjadi Bila dilihat dari
3
vasodilatasi perifer dan hipotensi.
perbandingan harga kedua cairan
Karena hal inilah diperlukan
tersebut didapatkan pebedaan yang
pemberian preload berupa koloid
sangat signifikan dimana dengan
ataupun kristaloid, dimana
penggunaan cairan Kristaloid lebih
didapatkan pemberian preload koloid
ekonomis dan terjangkau.
lebih baik dibandingkan kristaloid
terdapat perbedaan signifikan
KESIMPULAN
diantara keduanya. dan dari hasil
Berdasarkan hasil dan pembahasan
penelitian ini juga peneliti
dari penelitan ini didapatkan
menyarankan agar lebih memilih
kesimpulan sebagai berikut :
menggunakan preload Koloid
1.) Pemberian Preload Koloid
meskipun memiliki harga yang lebih
lebih baik dibandingkan
mahal, karena berdasarkan
Kristaloid dalam menjaga
perbandingan jumlah pasien yang
kestabilan Hemodinamik
stabil dan tidak stabil didapatkan
Mean Artreal Preasure
lebih banyak pasien yang tidak stabil
(MAP) pada pasien Sectio
dengan menggunakan preload
Caesarea dengan Spinal
kristaloid dibandingkan Koloid.
Anestesi.
2.) Berdasarkan Uji statistik
DAFTAR PUSTAKA
lebih bermakna pada menit
1. Ramsingh et al. Does it matter
ke 18 dan 21 which hemodynamic monitoring
3.) Terdapat perbedaan rata- system is used. Critical Care
.2013, 17:208
rata harga yang sangat 2. Dorland WA Newman. Kamus
signifikan antara kedokteran Dorland. 31th ed.
Jakarta: EGC; 2010.
pemberian preload koloid 3. Stoelting RK. Basics of
dan kristaloid, dimana Anesthesia: Pharmacology and
Physiology in anesthetic
harga koloid berbanding Practise. 3th ed. Philadelphia:
jauh lebih mahal Lippincott - Raven, 1999:
p140-148
dibandingan kristaloid. 4. Heriwardito, A. Perbandingan
hemodinamik saat anestesi spinal
antara Preloading ringer laktat dan
SARAN HES 130/0,4 untuk operasi bedah
Penggunaan preload koloid sesar. Anestesia dan Critical Care.
2010; 28(2): 1-8.
ataupun kristaloid pada pasien sectio 5 Jacob &Nohe, Rational Fluid and
caesarea dengan anestesi spinal Volume Therapy in Anesthesia
and Intensive Care Medicine.
dapat menjaga kesetabilan UNIMED Scienc, 1st edition
Hemodinamik dengan baik , namun 2013. ISBN 9783-8374-1401-1
6 Kakunsi, Yane D., Killing,
Maykel, and Deetje, Supit.
Hubungan pengetahuan perawat
dengan penanganan pasien syok
hipovolemik di ugd rsud
pohuwato. Buletin
Sariputra.2015;5(3):90-96.
7 Santoso BJ, Sucipto E, Bambang
U, pengaruh pemberian cairan
koloid-kristaloid dan kristaloid
pre operasi section cesarean
dengan anestesi spinal terhadap
mean arterial pressure (MAP) di
RSUD Cilacap. 2012 ( diakses
pada 15 desember 2019).
8 Ripolles MJ, Espinosa A,
Martinez Hurtado. Colloids
versusbcrystalloids in the
prevention of hypotension
induced by spinal anesthesia in
elective cesarean section. A
systematic review and
metaanalysis. Edizioni Minerva
medica. 2015 (dikses pada 15
desember 2019);81(9):1019-30.
Diunduh URL : minervamedica.it

You might also like