Professional Documents
Culture Documents
net/publication/332832458
CITATIONS READS
0 77
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Internalization of Muhammadiyah personality through cultural development of schools as entities of local wisdom View project
Analisis Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Keagamaan di SD Islam Plus Salsabila Al Ikhsan Kabupaten Magelang View project
All content following this page was uploaded by Imam Mawardi on 03 May 2019.
x + 678 hlm: 21 cm x 29 cm
Cetakan 1, April 2019
Lay Out: Sufi
Desain Cover: Suhaimi ©
Copyright 2019
ISBN: 978-602-51969-8-0
Steering Committee:
Dr. Sri Rahmi, MA. (UIN Ar Raniry Banda Aceh)
Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd (UIN Jakarta)
Dr. Badrudin, M.Ag (UIN Bandung)
Dr. Mulyono, MA (UIN Maliki Malang)
Abdullah Aminuddin Aziz, M.Pd.I (Unhasy Tebuireng Jombang)
Organizing Committee:
Dr. Imam Machali, M.Pd (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Dr. Zainal Arifin, MSI (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Dr. Musthofa, M.Ag (UIN Walisongo Semarang)
Dr. Tutut Sholihah, M.Pd. (IAIN Palangkaraya)
Dr. Arifuddin Siraj, M.Pd (UIN Alaudin Makasar)
Dr. Candra Wijaya, M.Pd (UIN Sumatera Utara Medan)
Miftahussadah, M.Ed (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Siti Nur Hidayah, M.Si (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Editor:
Imam Machali, Zainal Arifin, Nora Saifa Jannana, Atika
Reviewer:
Dr. Fahim Tharaba, M.Pd (UIN Maliki Malang)
Dr. Jejen Musfah, MA (UIN Jakarta)
Dr. Subhan, MA (STAIN Pamekasan)
Dr. M. Muhassin, M.Hum (IAIN Raden Intan Lampung)
Dr. Tien Ra ida, M.Hum (UIN Sumatera Utara Medan)
Dr. Jamaluddin, M.Pd.I (IAIN STS Jambi)
Diterbitkan oleh
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga
Yogyakarta Jln. Marsda Adisucipto Yogyakarta 55281 Tlp. 0274 – 513056
Bekerjasama dengan
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Manado.
Perkumpulan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (PPMPI) Indonesia
Kemapanan suatu bidang ilmu selain bergantung pada dasar teori, metodologi dan
praksis yang ditetapkan dalam objek formal dan objek materialnya, juga ditentukan oleh
paradigmanya. Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang
terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir
(kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif).
Manajemen Pendidikan Islam sebagai suatu bidang ilmu karenanya perlu memiliki
paradigma keilmuan yang mapan agar eksistensinya diakui kalangan intelektual dan
cendekiawan manajemen pendidikan, baik di tingkat nasional maupun
internasional. Spesifikasi bidang ilmu Manajemen Pendidikan Islam sebagai cabang dari
ilmu pendidikan Islam (Islamic Education), perlu lebih diperjelas agar secara
fungsional ia dapat memberi corak baru dan berkontribusi nyata dalam
mengembangkan ilmu manajemen pendidikan.
Abstract
Al-Qur'an Education Park (TPQ) ‘Aisyiyah the leader of the ‘Aisyiyah (PRA) branch in
Sindurjan Village is one place to educate children to learn to read the Qur'an in Purworejo
District, Purworejo Regency, Central Java Province. The learning implementation uses
hidden curriculum strategies in the process of forming children's character through a variety
of activities carried out. TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan is able to develop elements of soft
skills other than hard skills in the form of abilities in the Qur'an reading field itself. This
study aims to find out the types of soft skills that are developed and applied to each activity
in TPQ isy ‘Aisyiyah PRA Sindurjan with the hidden curriculum strategy. The research
method uses descriptive qualitative. Data was obtained by field surveys through interviews,
documentation and direct observation at TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan. The results showed
that the hidden curriculum strategy was used by TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan in developing
and applying the elements of discipline, responsibility, politeness, honesty, and self-
confidence in their students. This is intended to habituate oneself and instill good morals.
Abstrak
Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) ‘Aisyiyah Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) di
Kelurahan Sindurjan adalah salah satu tempat mendidik anak-anak untuk belajar membaca
Al Qur’an yang berada di Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa
Tengah. Pelaksanaan pembelajarannya menggunakan strategi hidden curriculum dalam
proses pembentukan karakter anak-anak melalui ragam kegiatan yang dilakukan. TPQ
‘Aisyiyah PRA Sindurjan ini mampu mengembangkan unsur soft skills selain hard skills yang
berupa kemampuan di bidang membaca Al Qur’an itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui jenis-jenis soft skills yang dikembangkan dan diterapkan pada setiap kegiatan
di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan dengan strategi hidden curriculum. Metode penelitian
menggunakan kualitatif yang bersifat deskriptif. Data diperoleh dengan survei lapangan
melalui wawancara, dokumentasi dan observasi langsung di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi hidden curriculum digunakan TPQ ‘Aisyiyah
PRA Sindurjan dalam mengembangkan serta menerapkan unsur disiplin, tanggungjawab,
kesopanan, kejujuran, dan kepercayaan diri pada anak didiknya. Hal tersebut dimaksudkan
untuk pembiasaan diri dan menanamkan akhlak yang baik.
Pendahuluan
Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) merupakan tempat untuk mendidik
yang berbasis masyarakat dengan kekhasan mempelajari Al Qur’an. Pendidikan
berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan
agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan
pendidikan dari, oleh dan untuk masyarakat sebagaimana amanat Undang-
undang1. Selain itu, TPQ dapat disebut sebagai salah satu tempat pendidikan
informal yang merupakan jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
TPQ ‘Aisyiyah Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Sindurjan berada di
Kelurahan Sindurjan, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa
Tengah. Merupakan salah satu tempat mendidik anak-anak untuk belajar
membaca Al Qur’an yang dikelola oleh ibu-ibu PRA Sindurjan bekerja sama
dengan warga sekitar. Lokasi TPQ ini berada di samping Masjid Al Istiqomah
Kelurahan Sindurjan dan satu atap dengan Kantor PRA Sindurjan. Letak lokasi
tersebut menjadikan banyak jama’ah Masjid Al Istiqomah yang mempercayakan
pendidikan tambahan bagi buah hatinya di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan.
Kegiatan di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan sudah berjalan sejak tahun 2009.
Awal berdirinya menitikberatkan pada pembelajaran membaca Al Qur’an. Untuk
taraf dasar menggunakan buku iqro’ dan Al Qur’an bila telah lulus membaca buku
iqro’. Tahun 2011, menambahkan muatan pembelajaran pada gerakan sholat, doa-
doa sholat serta adab sehari-hari. Pada tahun 2013, memodifikasi pembelajaran
dengan menggunakan program pembelajaran terpadu seperti layaknya sebuah
lembaga pendidikan formal. Pelaksanaan pembelajaran menitikberatkan pada
kebermaknaan dalam melakukan kegiatan. Strategi ini merupakan hidden
curriculum yang sangat mendukung keberhasilan sebuah pembelajaran sebagai-
mana kurikulum yang dilaksanakan di pendidikan formal. Penerapannya cukup
sederhana namun telah tertata dan sejalan dengan visi misi di TPQ tersebut.
Visi TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan adalah menghasilkan lulusan TPQ yang
berkualitas unggul yang siap bermasyarakat dengan baik di lingkungannya.
Sedangkan misinya, antara lain: menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas
dengan pendidik yang berkompeten dan menguasai baca tulis Al Qur’an,
menyelenggarakan pembelajaran yang sesuai dengan taraf kemampuan anak didik
dan menumbuhkembangkan kemauan belajar Al Qur’an dengan baik serta
menyelenggarakan pembelajaran yang berorientasi pada perbaikan akhlaq, budi
pekerti dan berkepribadian Islami. Oleh karena itu, pembelajaran di TPQ ‘Aisyiyah
PRA Sindurjan menekankan pada kualitas diri anak. Kualitas diri anak sering
dihubungkan dengan pembentukan karakter anak yang berkaitan erat dengan soft
skills disamping hard skills anak pada kemampuan membaca Al Qur’annya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sehingga data yang ada
mengandung kegunaan tinggi atau bermakna dan merupakan data yang
sesungguhnya. Fenomena atau gejala yang bersifat alami menjadi orientasi
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Hidden Curriculum
Hidden curriculum2 menunjuk kepada segala sesuatu yang dapat
berpengaruh didalam berlangsungnya proses pengajaran dan pendidikan yang
mungkin dapat meningkatkan atau mendorong atau bahkan melemahkan usaha
pencapaian tujuan pendidikan. Dengan kata lain, hidden curriculum menunjuk
pada praktek dan hasil pendidikan yang tidak diuraikan dalam kurikulum
terprogram atau petunjuk kurikulum kebijakan lembaga pendidikan. Pendapat
senada menyatakan bahwa hidden curriculum atau kurikulum tersembunyi atau
kurikulum terselubung, secara umum dapat dideskripsikan sebagai hasil
(sampingan) dari pendidikan dalam sekolah atau luar sekolah, khususnya hasil
yang dipelajari tetapi tidak secara tersurat dicantumkan sebagai tujuan.3
Dituliskan juga bahwa hidden curriculum adalah kurikulum yang tidak menjadi
2
M. Slamet Yahya, “Hidden Curriculum pada Sistem Pendidikan Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Purwokerto Tahun 2013”, Jurnal Pendidikan, 1 (1) Nopember 2011: 123.
3
Ariadi Nugraha dan Caraka Putra Bhakti, “Membangun Kompetensi Pedagogik Calon
Guru melalui Hidden Curriculum di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)”. Prosiding
FKIP, (27) November 2016: 5.
bagian untuk dipelajari, yang secara definitif digambarkan sebagai berbagai aspek
dari sekolah diluar kurikulum, yang dipelajari, namun mampu memberikan
pengaruh dalam perubahan nilai, persepsi dan perilaku peserta didik.4
Berdasar uraian diatas, disimpulkan bahwa hidden curriculum adalah
kurikulum yang tersembunyi tetapi nyata dilakukan dalam proses pembelajaran.
Keberadaannya berpengaruh pada perubahan tingkah laku peserta didik. Hal ini
berhubungan dengan perilaku guru sebagai pendidik dan implementasi konsep
pendidik tentang apa, siapa dan bagaimana peserta didik diberlakukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran, tetapi bukan bagaimana materi pembelajaran
diajarkannya. Esensinya, hidden curriculum merupakan jalan by pass mewujud-kan
tujuan pendidikan nasional5 yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
4
Ibid, hlm.6.
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sis tem
Pendidikan Nasional.
Anak yang akan belajar di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan biasanya datang
lebih awal dari para pendidiknya untuk bisa melaksanakan sholat ashar berjama’ah
dan pulang seusai melaksanakan sholat maghrib berjama’ah. Apabila pendidik ada
yang ijin atau berhalangan hadir, telah ada petugas siaga yang siap menggantikan
pendidik yang berhalangan hadir. Sehingga saat anak ke TPQ pasti ada yang
membimbingnya dan mendampingi dalam berkegiatan. Untuk anak-anak TPQ
difasilitasi dengan beragam mainan (engrang, dakon, halma, kartu gambar, dan
sejenis lainnya) hingga buku-buku bacaan untuk memanfaatkan waktu yang ada.
Sesekali pembelajaran berlangsung tidak sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati, namun sangat kecil kemungkinan tersebut terjadi.
Penyelenggaraan pembelajaran dengan strategi hidden curriculum
dikembangan melalui beragam program kegiatan, misalnya: kegiatan makan
bersama, bermain secara bergantian, cooking class, wisata bersama, outbond,
mengikuti lomba atau kompetisi, serta kegiatan sosial seperti menjenguk teman
yang sakit, mengunjungi panti asuhan, dan sejenis lainnya. Selain itu hidden
curriculum juga merupakan salah satu cara untuk menularkan soft skills sebagai
langkah pengembangan yang efektif.
6
Elfindri, Soft skills untuk Pendidik dalam A. Nisa Rizki, (ed.) BAB II KAJIAN TEORI. 2012.
eprints.uny.ac.id/8954/3/BAB%202%20-08402244004, hlm.10. [18 Maret 2019].
7
Endang Listyani, “Pengembangan Softskill Mahasiswa Calon Guru melalui Perkuliahan di
Jurusan Pendidikan Matematika”, Prosiding, Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan
Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011: PM-134-- PM-135.
Jadi, soft skills adalah sifat personal dan interpersonal yang mengem-
bangkan dan memaksimalkan kemampuan seseorang. Soft skills seyogyanya tidak
diajarkan, melainkan ditularkan. Oleh karena itu, agar anak didik kita mampu
membangun soft skills nya, maka kita sebagai pedidik harus mengidap8 terlebih
dahulu soft skills tersebut.
Menurut penjelasan Ibu Yanti selaku pengelola dan pendidik di TPQ
‘Aisyiyah PRA Sindurjan, soft skills yang utama dan yang pertama adalah disiplin
diri. Disiplin merupakan kunci utama menuju pengembangan soft skills lainnya.
Tanpa disiplin mustahil seseorang mampu menggapai mimpinya. Selanjutanya
meyakini bahwa bersikap baik itu penting. Tanggung jawab, jujur dan menghargai
orang lain merupakan hal lain yang dapat membangun soft skills seseorang.
Demikian pula membuka komunikasi dengan orang lain adalah wujud
keterampilan interpersonal yang merupakan bagian dari soft skills.
Kesimpulannya, soft skills merupakan bagian keterampilan dari seseorang
yang lebih bersifat pada kehalusan atau sensitivitas perasaan seseorang terhadap
lingkungan di sekitarnya. Mengingat soft skills lebih mengarah kepada
keterampilan psikologis maka dampak yang diakibatkan lebih tidak kasat mata
namun tetap bisa dirasakan. Akibat yang bisa dirasakan adalah perilaku sopan,
disiplin, jujur, tanggung jawab, keteguhan hati, kemampuan kerja sama, mem-
bantu orang lain, dan lainnya.
8
Memiliki sifat atau karakter sebagai pencerminan konsep diri
agar dapat saling mengingatkan satu dengan yang lainnya. Sedangkan yang
peraturan tidak tertulis misalnya disiplin alat, yaitu selalu mengembalikan
peralatan main dan buku-buku pada tempatnya karena ada banyak alat
permainan dan buku-buku bacaan. Apabila ada yang tidak disiplin alat,
mendapat hukuman pada hari berikutnya tidak diperbolehkan bermain bebas
dengan alat permainan atau meminjam buku-buku bacaan yang ada.
2. Kesopanan
Kesopanan merupakan hal yang mengandung nilai sopan santun atau
etiket dalam pergaulan sehari-hari. Nilai inilah yang tercermin dan terbangun
di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan dengan mengedepankan kesantunan.
Kesantunan tercermin dalam tutur kata (berbahasa), cara bertindak dan
berbusana.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di TPQ ‘Aisyiyah PRA
Sindurjan menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi sangat dipengaruhi
unsur kesopanan yang Islami. Misalnya dalam pemilihan kata-kata atau
ekspresi. Kata yang tidak sopan dan tidak bermakna seperti: mamen, pret,
prikitiew atau kata yang sejenisnya sangat ditidak dianjurkan. Kata-kata
tersebut diganti dengan kata- kata yang lebih agamis dan sopan dan
bermakna, misalnya: alhamdulillah, subhanallah, ya Allah, masya Allah dan
kalimat thoyyibah lainnya.
Tingkah laku yang sopan terlihat dalam penerapan pembelajaran di
TPQ ini, salah satunya penempatan tempat duduk antara laki-laki dan
perempuan yang terpisah. Demikian pula kebiasaan berdoa sebelum dan
sesudah pembelajaran, saat berkegiatan baik inti ataupun selingan, ketika
makan bersama juga tampak adab makan yang baik. Dalam berpakaian pun
sederhana dan tidak berlebihan namun telah terbiasa untuk menutup aurat
sesuai syariat Islam meskipun beberapa diantara anak-anak ada yang memakai
kerudung saat ke TPQ saja.
Dari hasil wawancara dengan salah satu warga di sekitar TPQ ketika
peneliti hendak melakukan observasi, diceritakan tentang perilaku anak-anak
TPQ yang mudah dikenali karena pada saat bertemu dan berpisah selalu
mengucap salam dan sering menyapa terlebih dahulu walaupun menggunakan
gaya khas anak-anaknya. Tidak hanya mengucap salam saja, seringkali anak-
anak mengajak jabat tangan kepada yang lebih tua. Apabila berpapasan dijalan
atau bertemu di tempat fasilitas umum pun tidak meninggalkan kebiasaan
baik tersebut.
3. Kejujuran
Kejujuran merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan
karakter, tidak hanya karakter individu secara perseorangan saja namun juga
suatu perkumpulan bahkan kelembagaan. Hasil interview dan observasi pada
TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan yaitu soft skills kejujuran tersebut diaplikasikan
dibeberapa kegiatan, misalnya: ijin tidak masuk, kemampuan dalam membaca
iqro’/melafalkannya dan kegiatan lain saat diberi tugas.
9
Edward Sallis, Total Quality Manajement in Education. (Jogjakarta: IRCiSoD, 2012),
hlm.238.
Simpulan
Melaksanakan pembelajaran, kebermaknaan sangat dibutuhkan sebagai hal
yang berbeda dari dilakukannya sebuah kegiatan. Hal tersebut dapat menjadi daya
tarik tersediri untuk dijadikan alasan pilihan sebuah program pendidikan. Salah
satunya pendidikan di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan yang menekankan adanya
perubahan perilaku.
Memahami penggunaan strategi hidden curriculum atau kurikulum
tersembunyi di setiap kegiatan terbukti mampu merubah perilaku anak didik yang
belajar di TPQ. Hidden curriculum merupakan bagian dari pembelajaran yang tidak
dituliskan tetapi sangat penting bagi kelancaran pembelajaran. Ini dapat
diwujudkan melalui interaksi antara guru dan anak didik.
Interaksi guru dan anak didik dalam proses pembentukan sikap sehingga
lebih melekat lama pada diri anak didik setelah mereka menyelesaikan
pendidikannya. Selain itu, melalui hidden curriculum pengembangan soft skills
dapat ditularkan. Karena pengembangan soft skills secara efektif dilakukan dengan
ditularkan, bukan diajarkan. Adanya evaluasi dalam penerapan pengembangan
soft skills sangat memungkinkan sebuah kegiatan dan program pembelajaran
dapat ditingkatkan lebih baik lagi.
10
Ibu Surti, S.Pd. SD adalah ketua PRA Sindurjan yang juga menjadi pengelola TPQ
‘Aisyiyah PRA Sindurjan.
Daftar Pustaka
Beauchamp, George A. Curriculum Theory dalam Nana Syaodih Sukmadinata,
(eds.), Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013.
Elfindri, Soft skills untuk Pendidik dalam A. Nisa Rizki, (ed.) BAB II KAJIAN TEORI.
2012. http://eprints.uny.ac.id/8954/3/BAB%202%20-08402244004. [18
Maret 2019].
Listyani, Endang. “Pengembangan Softskill Mahasiswa Calon Guru melalui
Perkuliahan di Jurusan Pendidikan Matematika”, Prosiding Seminar
Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA,
Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011: PM-133 – PM-138.
Nugraha, Ariadi dan Caraka Putra Bhakti. “Membangun Kompetensi Pedagogik
Calon Guru melalui Hidden Curriculum di Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan (LPTK)”. Prosiding FKIP, (27) November 2016: 1
– 9.
Sallis, Edward. Total Quality Manajement in Education. Jogjakarta: IRCiSoD, 2012.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Yahya, M. Slamet. “Hidden Curriculum pada Sistem Pendidikan Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Purwokerto Tahun 2013”. Jurnal
Pendidikan, 1 (1) Nopember 2011: 123-149.