You are on page 1of 20

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/332832458

Strategi Hidden Curriculum dalam Pengembangan Soft Skills Peserta Didik di


TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan Purworejo

Conference Paper · April 2019

CITATIONS READS

0 77

2 authors:

Khoirul Maslakhah Imam Mawardi


Universitas Muhammadiyah Magelang Universitas Muhammadiyah Magelang
1 PUBLICATION   0 CITATIONS    29 PUBLICATIONS   20 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Internalization of Muhammadiyah personality through cultural development of schools as entities of local wisdom View project

Analisis Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Keagamaan di SD Islam Plus Salsabila Al Ikhsan Kabupaten Magelang View project

All content following this page was uploaded by Imam Mawardi on 03 May 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PROCEEDING
The 2nd Annual Conference on
Islamic Education Management (ACIEM)
Tema:
The Scientific Paradigm of Islamic Education Management
Manado, 24 - 26 April 2019
PROCEEDING
The 2nd Annual Conference on Islamic Education Management (ACIEM).
Tema:
The Scientific Paradigm of Islamic Education Management

x + 678 hlm: 21 cm x 29 cm
Cetakan 1, April 2019
Lay Out: Sufi
Desain Cover: Suhaimi ©
Copyright 2019

ISBN: 978-602-51969-8-0

Steering Committee:
Dr. Sri Rahmi, MA. (UIN Ar Raniry Banda Aceh)
Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd (UIN Jakarta)
Dr. Badrudin, M.Ag (UIN Bandung)
Dr. Mulyono, MA (UIN Maliki Malang)
Abdullah Aminuddin Aziz, M.Pd.I (Unhasy Tebuireng Jombang)

Organizing Committee:
Dr. Imam Machali, M.Pd (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Dr. Zainal Arifin, MSI (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Dr. Musthofa, M.Ag (UIN Walisongo Semarang)
Dr. Tutut Sholihah, M.Pd. (IAIN Palangkaraya)
Dr. Arifuddin Siraj, M.Pd (UIN Alaudin Makasar)
Dr. Candra Wijaya, M.Pd (UIN Sumatera Utara Medan)
Miftahussadah, M.Ed (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Siti Nur Hidayah, M.Si (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

Editor:
Imam Machali, Zainal Arifin, Nora Saifa Jannana, Atika

Reviewer:
Dr. Fahim Tharaba, M.Pd (UIN Maliki Malang)
Dr. Jejen Musfah, MA (UIN Jakarta)
Dr. Subhan, MA (STAIN Pamekasan)
Dr. M. Muhassin, M.Hum (IAIN Raden Intan Lampung)
Dr. Tien Ra ida, M.Hum (UIN Sumatera Utara Medan)
Dr. Jamaluddin, M.Pd.I (IAIN STS Jambi)

Diterbitkan oleh
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga
Yogyakarta Jln. Marsda Adisucipto Yogyakarta 55281 Tlp. 0274 – 513056

Bekerjasama dengan
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Manado.
Perkumpulan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (PPMPI) Indonesia

All Right Reserved


Not Part of This Publication May be Reproduce Written Permission of the Publisher
KATA PENGANTAR

Kemapanan suatu bidang ilmu selain bergantung pada dasar teori, metodologi dan
praksis yang ditetapkan dalam objek formal dan objek materialnya, juga ditentukan oleh
paradigmanya. Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang
terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir
(kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif).

Manajemen Pendidikan Islam sebagai suatu bidang ilmu karenanya perlu memiliki
paradigma keilmuan yang mapan agar eksistensinya diakui kalangan intelektual dan
cendekiawan manajemen pendidikan, baik di tingkat nasional maupun
internasional. Spesifikasi bidang ilmu Manajemen Pendidikan Islam sebagai cabang dari
ilmu pendidikan Islam (Islamic Education), perlu lebih diperjelas agar secara
fungsional ia dapat memberi corak baru dan berkontribusi nyata dalam
mengembangkan ilmu manajemen pendidikan.

Bidang ilmu Manajemen Pendidikan Islam juga harus mampu menyesuaikan


dirinya dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan, trend peradaban, dan
kebutuhan masyarakat. Revolusi Industri 4.0, misalnya, sebagai perkembangan
peradaban modern telah dirasakan dampaknya pada berbagai sendi kehidupan,
penetrasi teknologi yang serba disruptif, menjadikan perubahan semakin cepat,
sebagai konsekuensi dari fenomena Internet of Things (IoT), big data, otomasi,
robotika, komputasi awan, hingga inteligensi artifisial (Artificial Intelligence).

Fenomena disrupsi yang mewarnai perkembangan peradaban Revolusi Industri 4.0,


dengan dukungan kemajuan pesat teknologi, akan membawa kita pada kondisi
transisi revolusi teknologi yang secara fundamental akan mengubah cara hidup,
bekerja, dan relasi organisasi dalam berhubungan satu sama lain. Termasuk dalam hal
ini adalah tata kelola kelembagaan pendidikan Islam. Pada konteks inilah
paradigma keilmuan Manajemen Pendidikan Islam relevan untuk dikaji dan
diskusikan melalui pendekatan riset ilmiah (scientific research).

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka Perkumpulan Program Studi


Manajemen Pendidikan Islam (PPMPI) mengadakan kegiatan The 2nd Annual
Conference on Islamic Education Management (ACIEM) bertema “The Scientific
Paradigm of Islamic Education Management” dengan mengkaji berbagai isu-isu
mutakhir perkembangan paradigma keilmuan Manajemen Pendidikan Islam.

Yogyakarta, 24 April 2019


Editor in Chief
DAFTAR ISI

Alumni dan Problematikanya: Perdebatan Filosofis dan Refleksi


Masa Depan Jurusan MPI
Rusmini 1 - 10

Siswa dari Keluarga Tidak Mampu di Sekolah Swasta, Mungkinkah


Brsaing dengan Anak Orang Kaya?
Ahmad Juhaidi 11 - 24

Pola Partisipasi Masyarakat dan Program Lembaga Pendidikan


Islam Yayasan Islam Bahrul Ulum Blawi Lamongan
Ni’matus Sholihah 25 - 34

Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren Sabilal Muttaqin


Riau dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
H. Kasful Anwar Us, Fahrina Yustiasari Liriwati 35 - 44

Manajemen Sistem “Full Day School” dalam Pengembangan


Karakter di Afkaaruna Islamic School Yogyakarta
Alfiatur Rohmah, Zainal Arifin 45 - 57

Manajemen Perubahan dan Inovasi Pondok Pesantren (Studi di


Pondok Pesantren Sidogiri dan Pondok Pesantren Tebuireng)
Muhammad Fathurrohman 59 - 72

Mekanisme Kepemimpinan Pendidikan Islam di MTs Nurul


Ummah Kotagede Yogyakarta
Muh. Hidayat H. Yusuf 73 - 80

Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Kompetensi


Guru dalam Meningkatkan Kinerja Guru
Darwyan Syah 81 - 91

Gaya Kepemimpinan Kiyai dalam Pengambilan Keputusan


Kebijakan di Pondok Pesantren Al Munawir Krapyak
Syahrizal Afandi 93 - 106

Reformulasi Mutu Pendidikan Tinggi dengan Pendekatan Six Sigma


Farid Fauzi 107 - 122

Manajemen Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Tinggi Islam


Berbasis Karakter Profetik
Siti Khodijah 123 - 137

Proceeding The 2nd Annual Conference on Islamic Education Management (ACIEM)


Manajemen Sekolah Berorientasi Mutu Berlandaskan Pencapaian 8
SNP di SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta
Deni Titin Ragil Wulandari 139 - 146

Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Berintegrasi pada Mutu di


MA NU Banat Kudus
Ayu Dewi Azizatun Nikmah 147 - 152

Implementasi Manajemen Infrastruktur Pendidikan di SMP Islam


HASMI Bogor
Ummu Kulsum, Sarifudin, Rahendra Maya 153 - 163

Pengaruh Sarana Prasarana dan Pelayanan Umum terhadap


Kepuasan Mahasiswa di IAIN Manado
Agus Ronny Iskandar, Musdalifah Dachrud, Rivai Boloti 165 - 172

Kepemimpinan dan Strategi Mengelola Konflik Organisasi


Perguruan Tinggi Islam
Feiby Ismail, Abdul Muis Vangino Daeng Pawero 173 - 184

Pengelolaan Konflik untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan


Islam
Muhammad Rifa’i 185 - 196

Kecerdasan Emosional Kepala Madrasah dalam Mengelola Konflik


di Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember
St. Rodliyah 197 - 207

Strategi Kepala Sekolah dalam Penerapan Kurikulum 2013 di MAN 1


Konawe Selatan
Ambar Sri Lestari, Dwi Yuliani 209 - 222

Manajemen Pembelajaran Kreativitas Anak di Lembaga Pendidikan


Islam Anak Usia Dini
Nurul Zahraini Jf, Wahyu Lenggono 223 - 231

Analisis Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Keagamaan di SD


Islam Plus Salsabila Al Ikhsan Kabupaten Magelang
Hozaimi, Imam Mawardi 233 - 244

Strategi Hidden Curriculum dalam Pengembangan Soft Skills


Peserta Didik di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan Purworejo
Khoirul Maslakhah, Imam Mawardi 245 - 255

Memperkuat Eksistensi Manajemen Sumber Daya Manusia di Era


Revolusi 4.0
Meiskyarti Luma, Firdaus Nuzula 257 - 267

Proceeding The 2nd Annual Conference on Islamic Education Management (ACIEM)


Manajemen Pengembangan Profesi Berkelanjutan Guru di Dinas
Pendidikan Kabupaten Pekalongan
Fatkuroji 269 - 280

Implementasi Sistem Perencanaan Sumber Daya Manusia pada


Biro AUAK IAIN Manado
Hardianti Datunsolang 281 - 288

Kualitas Kinerja Dosen Pengaruhnya terhadap Mutu Hasil


Pembelajaran Mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Islam Al
Hidayah Bogor
M. Hidayat Ginanjar 289 - 299

Sistem Rekrutmen Guru di Madrasah Aliyah Muhammadiyah


Bolaang Mongondow
Abdul Muis Vangino Daeng Pawero 301 - 309

Program Pembentukan Karakter Islam Peserta Didik(Strategi K


epala MIN di Kabupaten Aceh Tengah)
Muhammad Hasyimsyah Batubara, Nurmalina 311 - 317

Manajemen Berbasis SIMPATIKA


Badrudin 319 - 335

Proceeding The 2nd Annual Conference on Islamic Education Management (ACIEM)


Khoirul Maslakhah, Imam Mawardi
Strategi Hidden Curriculum dalam Pengembangan Soft Skills Peserta Didik di TPQ ‘Aisyiyah 245
PRA Sindurjan Purworejo

Strategi Hidden Curriculum dalam Pengembangan Soft Skills


Peserta Didik di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan Purworejo

Khoirul Maslakhah, Imam Mawardi


Universitas Muhammadiyah Magelang
e-Mail: khoirulmaslakhah@gmail.com, mawardirazal@ummgl.ac.id

Abstract
Al-Qur'an Education Park (TPQ) ‘Aisyiyah the leader of the ‘Aisyiyah (PRA) branch in
Sindurjan Village is one place to educate children to learn to read the Qur'an in Purworejo
District, Purworejo Regency, Central Java Province. The learning implementation uses
hidden curriculum strategies in the process of forming children's character through a variety
of activities carried out. TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan is able to develop elements of soft
skills other than hard skills in the form of abilities in the Qur'an reading field itself. This
study aims to find out the types of soft skills that are developed and applied to each activity
in TPQ isy ‘Aisyiyah PRA Sindurjan with the hidden curriculum strategy. The research
method uses descriptive qualitative. Data was obtained by field surveys through interviews,
documentation and direct observation at TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan. The results showed
that the hidden curriculum strategy was used by TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan in developing
and applying the elements of discipline, responsibility, politeness, honesty, and self-
confidence in their students. This is intended to habituate oneself and instill good morals.

Keywords: Hidden Kurikulum, Soft Skill

Abstrak
Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) ‘Aisyiyah Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) di
Kelurahan Sindurjan adalah salah satu tempat mendidik anak-anak untuk belajar membaca
Al Qur’an yang berada di Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa
Tengah. Pelaksanaan pembelajarannya menggunakan strategi hidden curriculum dalam
proses pembentukan karakter anak-anak melalui ragam kegiatan yang dilakukan. TPQ
‘Aisyiyah PRA Sindurjan ini mampu mengembangkan unsur soft skills selain hard skills yang
berupa kemampuan di bidang membaca Al Qur’an itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui jenis-jenis soft skills yang dikembangkan dan diterapkan pada setiap kegiatan
di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan dengan strategi hidden curriculum. Metode penelitian
menggunakan kualitatif yang bersifat deskriptif. Data diperoleh dengan survei lapangan
melalui wawancara, dokumentasi dan observasi langsung di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi hidden curriculum digunakan TPQ ‘Aisyiyah
PRA Sindurjan dalam mengembangkan serta menerapkan unsur disiplin, tanggungjawab,
kesopanan, kejujuran, dan kepercayaan diri pada anak didiknya. Hal tersebut dimaksudkan
untuk pembiasaan diri dan menanamkan akhlak yang baik.

Kata Kunci: Hidden Kurikulum, Soft Skill

Proceeding The 2nd Annual Conference on Islamic Education Management (ACIEM)


Khoirul Maslakhah, Imam Mawardi
246 Strategi Hidden Curriculum dalam Pengembangan Soft Skills Peserta Didik di TPQ
‘Aisyiyah PRA Sindurjan Purworejo

Pendahuluan
Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) merupakan tempat untuk mendidik
yang berbasis masyarakat dengan kekhasan mempelajari Al Qur’an. Pendidikan
berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan
agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan
pendidikan dari, oleh dan untuk masyarakat sebagaimana amanat Undang-
undang1. Selain itu, TPQ dapat disebut sebagai salah satu tempat pendidikan
informal yang merupakan jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
TPQ ‘Aisyiyah Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Sindurjan berada di
Kelurahan Sindurjan, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa
Tengah. Merupakan salah satu tempat mendidik anak-anak untuk belajar
membaca Al Qur’an yang dikelola oleh ibu-ibu PRA Sindurjan bekerja sama
dengan warga sekitar. Lokasi TPQ ini berada di samping Masjid Al Istiqomah
Kelurahan Sindurjan dan satu atap dengan Kantor PRA Sindurjan. Letak lokasi
tersebut menjadikan banyak jama’ah Masjid Al Istiqomah yang mempercayakan
pendidikan tambahan bagi buah hatinya di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan.
Kegiatan di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan sudah berjalan sejak tahun 2009.
Awal berdirinya menitikberatkan pada pembelajaran membaca Al Qur’an. Untuk
taraf dasar menggunakan buku iqro’ dan Al Qur’an bila telah lulus membaca buku
iqro’. Tahun 2011, menambahkan muatan pembelajaran pada gerakan sholat, doa-
doa sholat serta adab sehari-hari. Pada tahun 2013, memodifikasi pembelajaran
dengan menggunakan program pembelajaran terpadu seperti layaknya sebuah
lembaga pendidikan formal. Pelaksanaan pembelajaran menitikberatkan pada
kebermaknaan dalam melakukan kegiatan. Strategi ini merupakan hidden
curriculum yang sangat mendukung keberhasilan sebuah pembelajaran sebagai-
mana kurikulum yang dilaksanakan di pendidikan formal. Penerapannya cukup
sederhana namun telah tertata dan sejalan dengan visi misi di TPQ tersebut.
Visi TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan adalah menghasilkan lulusan TPQ yang
berkualitas unggul yang siap bermasyarakat dengan baik di lingkungannya.
Sedangkan misinya, antara lain: menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas
dengan pendidik yang berkompeten dan menguasai baca tulis Al Qur’an,
menyelenggarakan pembelajaran yang sesuai dengan taraf kemampuan anak didik
dan menumbuhkembangkan kemauan belajar Al Qur’an dengan baik serta
menyelenggarakan pembelajaran yang berorientasi pada perbaikan akhlaq, budi
pekerti dan berkepribadian Islami. Oleh karena itu, pembelajaran di TPQ ‘Aisyiyah
PRA Sindurjan menekankan pada kualitas diri anak. Kualitas diri anak sering
dihubungkan dengan pembentukan karakter anak yang berkaitan erat dengan soft
skills disamping hard skills anak pada kemampuan membaca Al Qur’annya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sehingga data yang ada
mengandung kegunaan tinggi atau bermakna dan merupakan data yang
sesungguhnya. Fenomena atau gejala yang bersifat alami menjadi orientasi

1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.

Proceeding The 2nd Annual Conference on Islamic Education Management (ACIEM)


Khoirul Maslakhah, Imam Mawardi
Strategi Hidden Curriculum dalam Pengembangan Soft Skills Peserta Didik di TPQ ‘Aisyiyah 247
PRA Sindurjan Purworejo

penelitian ini. Mengingat orientasinya demikian maka sifatnya mendasar dan


naturalistis atau bersifat kealamian serta tidak dilakukan di laboratorium
melainkan di lapangan. Lapangan atau tempat penelitian ini adalah TPQ ‘Aisyiyah
PRA Sindurjan. Sedangkan sifat penelitian ini adalah deskriptif dengan
menjelaskan berbagai fenomena yang ditangkap oleh peneliti di lapangan dengan
menunjukkan bukti-buktinya.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2019 tepatnya mulai tanggal 14 – 23
Maret 2019. Dalam penelitian deskriptif kualitatif ini, peneliti menggunakan
metode survei yang dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara terhadap
pendidik, pengurus dan pengelola TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan, dokumentasi
serta observasi di dalam ataupun di luar ruangan pada proses pembelajaran dan di
lingkungan TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan. Wawancara bertujuan untuk
mendapatkan data berupa opini, emosi dan hal lain yang berkaitan dengan hidden
curriculum, penentuan aturan jenis-jenis soft skills dengan kegiatan yang ada,
karakteristik anak didik maupun pendidik serta kebijakan yang ada di TPQ
‘Aisyiyah PRA Sindurjan. Dokumentasi dimaksudkan untuk memperkuat
keterangan yang diberikan dalam wawancara dengan data yang ada, yang diambil
dalam bentuk foto, tulisan, catatan dan sejenisnya. Sedangkan observasi untuk
mendapatkan data berupa beragam hal mengenai strategi hidden curriculum,
pemahaman dalam pelaksanaannya, penerapan soft skills dalam berbagai kegiatan,
dan interaksi di segala aktivitas pada proses pembelajaran di TPQ ‘Aisyiyah PRA
Sindurjan. Hal tersebut menunjukkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk
menggali lebih jauh lagi mengenai strategi hidden curriculum dan mengetahui
jenis-jenis soft skills yang dibudayakan serta penerapannya dalam berbagai
kegiatan di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan.

Hidden Curriculum
Hidden curriculum2 menunjuk kepada segala sesuatu yang dapat
berpengaruh didalam berlangsungnya proses pengajaran dan pendidikan yang
mungkin dapat meningkatkan atau mendorong atau bahkan melemahkan usaha
pencapaian tujuan pendidikan. Dengan kata lain, hidden curriculum menunjuk
pada praktek dan hasil pendidikan yang tidak diuraikan dalam kurikulum
terprogram atau petunjuk kurikulum kebijakan lembaga pendidikan. Pendapat
senada menyatakan bahwa hidden curriculum atau kurikulum tersembunyi atau
kurikulum terselubung, secara umum dapat dideskripsikan sebagai hasil
(sampingan) dari pendidikan dalam sekolah atau luar sekolah, khususnya hasil
yang dipelajari tetapi tidak secara tersurat dicantumkan sebagai tujuan.3
Dituliskan juga bahwa hidden curriculum adalah kurikulum yang tidak menjadi

2
M. Slamet Yahya, “Hidden Curriculum pada Sistem Pendidikan Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Purwokerto Tahun 2013”, Jurnal Pendidikan, 1 (1) Nopember 2011: 123.
3
Ariadi Nugraha dan Caraka Putra Bhakti, “Membangun Kompetensi Pedagogik Calon
Guru melalui Hidden Curriculum di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)”. Prosiding
FKIP, (27) November 2016: 5.

Proceeding The 2nd Annual Conference on Islamic Education Management (ACIEM)


Khoirul Maslakhah, Imam Mawardi
248 Strategi Hidden Curriculum dalam Pengembangan Soft Skills Peserta Didik di TPQ
‘Aisyiyah PRA Sindurjan Purworejo

bagian untuk dipelajari, yang secara definitif digambarkan sebagai berbagai aspek
dari sekolah diluar kurikulum, yang dipelajari, namun mampu memberikan
pengaruh dalam perubahan nilai, persepsi dan perilaku peserta didik.4
Berdasar uraian diatas, disimpulkan bahwa hidden curriculum adalah
kurikulum yang tersembunyi tetapi nyata dilakukan dalam proses pembelajaran.
Keberadaannya berpengaruh pada perubahan tingkah laku peserta didik. Hal ini
berhubungan dengan perilaku guru sebagai pendidik dan implementasi konsep
pendidik tentang apa, siapa dan bagaimana peserta didik diberlakukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran, tetapi bukan bagaimana materi pembelajaran
diajarkannya. Esensinya, hidden curriculum merupakan jalan by pass mewujud-kan
tujuan pendidikan nasional5 yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.

Pelaksanaan Strategi Hidden Curriculum dalam Pembelajaran


Strategi pembelajaran dalam dunia pendidikan, baik formal, non formal
ataupun informal sudah dipastikan ada dan nampak pada pelaksanaan pem-
belajaran. Mengingat segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan
anak didik sudah dapat dikategorikan sebagai strategi pembelajaran. Salah satunya
adalah hidden curriculum yang sering disebut strategi pembelajaran tersembunyi.
Keberadaan hidden curriculum, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, berpe-
ngaruh pada perubahan tingkah laku perserta didik/anak didik. Hal tersebut
menjadi dasar pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di TPQ ‘Aisyiyah PRA
Sindurjan. Pada proses pelaksanaan kegiatannya dimaksudkan untuk dapat
mempengaruhi perkembangan anak yang dididik, diantaranya: dalam akhlak,
perilaku dan pengetahuannya.
Pembelajaran di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan dilaksanakan setiap hari
kecuali hari Jum’at, dimulai pukul 15.30 WIB atau bakda ashar hingga menjelang
maghrib. Terbagi dalam tiga kelompok usia dan kemampuan, yaitu usia anak TK,
SD dan SMP. Namun demikian, kemampuan anak SD kadang sama dengan anak
TK dan kadang pula anak SD berkemampuan sama dengan anak usia SMP.
Sehingga selain usia juga dikelompokkan berdasar kapasitas kemampuannya.
Namun demikian apabila telah dikelompokkan tetapi anak ingin tidak berada pada
kelompok tersebut, sangat mungkin berpindah kelompok karena ada materi yang
menuntut kemampuan tersebut, misalnya pada materi Qiro’ah. Pembagian
kelompok biasanya pada awal pembuatan jadwal mingguan pada tiga bulan
pertama. Ada sebuah kesepakatan bersama dan orang tua anak diberitahu program
kegiatannya.

4
Ibid, hlm.6.
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sis tem
Pendidikan Nasional.

Proceeding The 2nd Annual Conference on Islamic Education Management (ACIEM)


Khoirul Maslakhah, Imam Mawardi
Strategi Hidden Curriculum dalam Pengembangan Soft Skills Peserta Didik di TPQ ‘Aisyiyah 249
PRA Sindurjan Purworejo

Anak yang akan belajar di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan biasanya datang
lebih awal dari para pendidiknya untuk bisa melaksanakan sholat ashar berjama’ah
dan pulang seusai melaksanakan sholat maghrib berjama’ah. Apabila pendidik ada
yang ijin atau berhalangan hadir, telah ada petugas siaga yang siap menggantikan
pendidik yang berhalangan hadir. Sehingga saat anak ke TPQ pasti ada yang
membimbingnya dan mendampingi dalam berkegiatan. Untuk anak-anak TPQ
difasilitasi dengan beragam mainan (engrang, dakon, halma, kartu gambar, dan
sejenis lainnya) hingga buku-buku bacaan untuk memanfaatkan waktu yang ada.
Sesekali pembelajaran berlangsung tidak sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati, namun sangat kecil kemungkinan tersebut terjadi.
Penyelenggaraan pembelajaran dengan strategi hidden curriculum
dikembangan melalui beragam program kegiatan, misalnya: kegiatan makan
bersama, bermain secara bergantian, cooking class, wisata bersama, outbond,
mengikuti lomba atau kompetisi, serta kegiatan sosial seperti menjenguk teman
yang sakit, mengunjungi panti asuhan, dan sejenis lainnya. Selain itu hidden
curriculum juga merupakan salah satu cara untuk menularkan soft skills sebagai
langkah pengembangan yang efektif.

Pengembangan Soft Skill


Soft skills6 merupakan keterampilan dan kecakapan hidup baik untuk diri
sendiri, berkelompok atau bermasyarakat serta dengan Sang Pencipta. Dengan
mempunyai soft skills membuat keberadaan seseorang akan semakin terasa di
tengah masyarakat. Keterampilan akan berkomunikasi, keterampilan emosional,
keterampilan berbahasa, keterampilan berkelompok, memiliki etika dan moral,
santun dan keterampilan spiritual.
Pengembangan konsep soft skills sebenarnya merupakan pengembangan
dari istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence quotient atau EQ)7. Kata
soft skills yang makna harfiahnya keterampilan lunak sendiri diartikan sebagai
kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis (hard skills yang berarti
keterampilan keras). Soft skills bisa digolongkan ke dalam dua kategori:
intrapersonal dan interpersonal skill. Intrapersonal skill mencakup: self awareness
(self confident, self assessment, trait & preference, dan emotional awareness) dan
self skill (improvement, self control, trust, worthiness, time / source management,
proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skill men-cakup social awareness
(political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation,
empathy) dan social skill (leadership, influence, communication, conflict
management, cooperation, team work, synergy).

6
Elfindri, Soft skills untuk Pendidik dalam A. Nisa Rizki, (ed.) BAB II KAJIAN TEORI. 2012.
eprints.uny.ac.id/8954/3/BAB%202%20-08402244004, hlm.10. [18 Maret 2019].
7
Endang Listyani, “Pengembangan Softskill Mahasiswa Calon Guru melalui Perkuliahan di
Jurusan Pendidikan Matematika”, Prosiding, Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan
Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011: PM-134-- PM-135.

Proceeding The 2nd Annual Conference on Islamic Education Management (ACIEM)


Khoirul Maslakhah, Imam Mawardi
250 Strategi Hidden Curriculum dalam Pengembangan Soft Skills Peserta Didik di TPQ
‘Aisyiyah PRA Sindurjan Purworejo

Jadi, soft skills adalah sifat personal dan interpersonal yang mengem-
bangkan dan memaksimalkan kemampuan seseorang. Soft skills seyogyanya tidak
diajarkan, melainkan ditularkan. Oleh karena itu, agar anak didik kita mampu
membangun soft skills nya, maka kita sebagai pedidik harus mengidap8 terlebih
dahulu soft skills tersebut.
Menurut penjelasan Ibu Yanti selaku pengelola dan pendidik di TPQ
‘Aisyiyah PRA Sindurjan, soft skills yang utama dan yang pertama adalah disiplin
diri. Disiplin merupakan kunci utama menuju pengembangan soft skills lainnya.
Tanpa disiplin mustahil seseorang mampu menggapai mimpinya. Selanjutanya
meyakini bahwa bersikap baik itu penting. Tanggung jawab, jujur dan menghargai
orang lain merupakan hal lain yang dapat membangun soft skills seseorang.
Demikian pula membuka komunikasi dengan orang lain adalah wujud
keterampilan interpersonal yang merupakan bagian dari soft skills.
Kesimpulannya, soft skills merupakan bagian keterampilan dari seseorang
yang lebih bersifat pada kehalusan atau sensitivitas perasaan seseorang terhadap
lingkungan di sekitarnya. Mengingat soft skills lebih mengarah kepada
keterampilan psikologis maka dampak yang diakibatkan lebih tidak kasat mata
namun tetap bisa dirasakan. Akibat yang bisa dirasakan adalah perilaku sopan,
disiplin, jujur, tanggung jawab, keteguhan hati, kemampuan kerja sama, mem-
bantu orang lain, dan lainnya.

Jenis-jenis Soft skills serta Penerapannya dalam Berbagai Kegiatan di TPQ


‘Aisyiyah PRA Sindurjan
1. Kedisiplinan
Bentuk soft skills yang pertama ini merupakan pondasi utama selain
dalam penerapan pembelajaran juga sebagai awal motto belajar di TPQ
‘Aisyiyah PRA Sindurjan. Hal ini menggambarkan bahwa kedisiplinan selalu
mewarnai semua kegiatan yang ada, baik di luar ruangan maupun di dalam
ruangan. Kedisiplinan tidak terlepas dari adanya tata tertib atau peraturan
yang ada. Tata tertib di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan mencakup dua hal yaitu
tertulis dan tidak tertulis.
Tata tertib tertulis merupakan kebijakan dan ketentuan yang dibuat
pengelola TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan berdasar hasil musyawarah. Adapun
tata tertib tidak tertulis, tidak dibuat secara langsung oleh pengelola TPQ
‘Aisyiyah PRA Sindurjan, akan tetapi berdasar kehendak dan kesepakatan
bersama antara anak didik, pendidik dan pengelola TPQ ‘Aisyiyah PRA
Sindurjan. Kedisiplinan yang diterapkan, misalnya: untuk peraturan yang
tertulis mengenai ketepatan waktu mulai belajar. Bagi yang terlambat akan
dikenai denda uang dua ratus rupiah per lima menit keterlambatan dan bagi
yang tidak ijin bila tidak berangkat akan dikenakan denda lima ratus rupiah
per hari. Uang denda tersebut dikumpulkan untuk tambahan kas TPQ
‘Aisyiyah PRA Sindurjan. Peraturan ini diketahui oleh orang tua anak didik

8
Memiliki sifat atau karakter sebagai pencerminan konsep diri

Proceeding The 2nd Annual Conference on Islamic Education Management (ACIEM)


Khoirul Maslakhah, Imam Mawardi
Strategi Hidden Curriculum dalam Pengembangan Soft Skills Peserta Didik di TPQ ‘Aisyiyah 251
PRA Sindurjan Purworejo

agar dapat saling mengingatkan satu dengan yang lainnya. Sedangkan yang
peraturan tidak tertulis misalnya disiplin alat, yaitu selalu mengembalikan
peralatan main dan buku-buku pada tempatnya karena ada banyak alat
permainan dan buku-buku bacaan. Apabila ada yang tidak disiplin alat,
mendapat hukuman pada hari berikutnya tidak diperbolehkan bermain bebas
dengan alat permainan atau meminjam buku-buku bacaan yang ada.
2. Kesopanan
Kesopanan merupakan hal yang mengandung nilai sopan santun atau
etiket dalam pergaulan sehari-hari. Nilai inilah yang tercermin dan terbangun
di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan dengan mengedepankan kesantunan.
Kesantunan tercermin dalam tutur kata (berbahasa), cara bertindak dan
berbusana.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di TPQ ‘Aisyiyah PRA
Sindurjan menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi sangat dipengaruhi
unsur kesopanan yang Islami. Misalnya dalam pemilihan kata-kata atau
ekspresi. Kata yang tidak sopan dan tidak bermakna seperti: mamen, pret,
prikitiew atau kata yang sejenisnya sangat ditidak dianjurkan. Kata-kata
tersebut diganti dengan kata- kata yang lebih agamis dan sopan dan
bermakna, misalnya: alhamdulillah, subhanallah, ya Allah, masya Allah dan
kalimat thoyyibah lainnya.
Tingkah laku yang sopan terlihat dalam penerapan pembelajaran di
TPQ ini, salah satunya penempatan tempat duduk antara laki-laki dan
perempuan yang terpisah. Demikian pula kebiasaan berdoa sebelum dan
sesudah pembelajaran, saat berkegiatan baik inti ataupun selingan, ketika
makan bersama juga tampak adab makan yang baik. Dalam berpakaian pun
sederhana dan tidak berlebihan namun telah terbiasa untuk menutup aurat
sesuai syariat Islam meskipun beberapa diantara anak-anak ada yang memakai
kerudung saat ke TPQ saja.
Dari hasil wawancara dengan salah satu warga di sekitar TPQ ketika
peneliti hendak melakukan observasi, diceritakan tentang perilaku anak-anak
TPQ yang mudah dikenali karena pada saat bertemu dan berpisah selalu
mengucap salam dan sering menyapa terlebih dahulu walaupun menggunakan
gaya khas anak-anaknya. Tidak hanya mengucap salam saja, seringkali anak-
anak mengajak jabat tangan kepada yang lebih tua. Apabila berpapasan dijalan
atau bertemu di tempat fasilitas umum pun tidak meninggalkan kebiasaan
baik tersebut.
3. Kejujuran
Kejujuran merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan
karakter, tidak hanya karakter individu secara perseorangan saja namun juga
suatu perkumpulan bahkan kelembagaan. Hasil interview dan observasi pada
TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan yaitu soft skills kejujuran tersebut diaplikasikan
dibeberapa kegiatan, misalnya: ijin tidak masuk, kemampuan dalam membaca
iqro’/melafalkannya dan kegiatan lain saat diberi tugas.

Proceeding The 2nd Annual Conference on Islamic Education Management (ACIEM)


Khoirul Maslakhah, Imam Mawardi
252 Strategi Hidden Curriculum dalam Pengembangan Soft Skills Peserta Didik di TPQ
‘Aisyiyah PRA Sindurjan Purworejo

Bentuk kegiatan yang mencerminkan soft skilsl, misalnya pada kegiatan


bermain bebas seusai membaca iqro’, satu per satu anak yang telah membaca
iqro’ dengan pedidik diperkenankan bermain sambil menunggu teman yang
lainnya membaca iqro’. Ini perlu kejujuran pada setiap anak sehingga pendidik
ataupun petugas siaga tidak perlu mengabsen anak satu per satu. Contoh
lainnya saat akan mendapatkan bintang harian dan mengumpulkannya untuk
diganti sebuah hadiah sebagai penyemangat anak-anak belajar, antara anak
didik dan pihak TPQ harus sama-sama jujur. Maksudnya, anak-anak jujur
mengumpulkan bintang harian itu atas prestasi dan kemampuannya saat
belajar sebanyak 7 bintang harian dan bila telah terkumpul, pihak TPQ harus
menepati janji memberi hadiah. Selain itu juga, saat observasi terlihat pada
kegiatan makan bersama, meminjam buku bacaan TPQ, meminjam alat
permainan TPQ dan menyampaikan pesan orang tua ke pihak TPQ.
Hal yang sangat berkesan bagi para pendidik adalah ketika anak-anak
naik level dalam membaca buku iqro’. Banyak yang tidak langsung senang
karena akan ganti buku/levelnya naik, sebab ada beberapa yang belum mampu
dilakukan pada level sebelumnya, seperti pada pengucapan lafalnya atau ada
beberapa hal yang kadang masih lupa. Dalam hal ini kejujuran akan kapasitas
kemampuan satu per satu anak sangat dihargai oleh pendidik. Anak-anak
diberi hak penuh untuk memilih untuk tetap pada level sebelumnya dengan
mengulang lagi sampai faham benar atau berlanjut pada level berikutnya.
4. Tanggung jawab
Unsur tanggung jawab tercermin antara lain pada saat diberi tugas oleh
pendidik atau petugas siaga. Pada acara-acara tertentu anak-anak di TPQ
‘Aisyiyah PRA Sindurjan juga ikut dilibatkan dan diberi tanggung jawab untuk
satu atau dua tugas sesuai kemampuannya. Dalam hal ini, anak-anak memilih
dan menentukan sendiri. Sehingga anak-anak dapat berlatih untuk
bertanggungjawab menyelesaikan tugasnya serta konsekuen akan pilihannya.
Ketika diselenggarakan program selingan seperti: melihat film bersama
(kartun keagamaan atau kisah nabi dan rosul), mengasah ketrampilan dan
menyalurkan bakat (menggambar, mewarnai, finger painting, dan sejenis
lainnya), anak-anak bertanggungjawab menyelesaikannya serta
bertanggungjawab akan pilihan kegiatan tanpa harus diatur-atur dan
ditunggui. Demikian pula saat anak-anak meminjam buku atau alat permainan
milik TPQ, apabila rusak atau bahkan hilang harus mau bertanggung jawab
untuk menggantinya. Tentu saja diperlukan kerja sama dengan orang tua anak
saat harus diganti.
Kerjasama dengan orang tua anak sangat berperan dan berpengaruh
terhadap keberlangsungan jalannya kegiatan. Kaitannya dengan tanggung
jawab disini adalah kesadaran akan tanggung jawab orang tua mendidik anak.
Orang tua yang tidak mampu memberikan tambahan pendidikan keagamaan
tetap harus bertanggung jawab secara moral pada masa depan anak. Sehingga
dengan orang tua menitipkan anaknya di TPQ diberikan kesepakatan dalam

Proceeding The 2nd Annual Conference on Islamic Education Management (ACIEM)


Khoirul Maslakhah, Imam Mawardi
Strategi Hidden Curriculum dalam Pengembangan Soft Skills Peserta Didik di TPQ ‘Aisyiyah 253
PRA Sindurjan Purworejo

menanggungjawabi segala bentuk perilaku anak apabila terjadi permasalahan


dan tidak menyalahkan pihak TPQ tanpa mengetahui kejadian yang
sebenarnya.
5. Kesabaran
Anak-anak yang belajar di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan secara pelan
dan pasti, bertahap memiliki rasa sabar. Terlihat pada saat bermain secara
bergantian, mereka mau menunggu giliran, tidak berebut. Saat belajar iqro’
satu per satu mereka sabar antri dan tidak terburu-buru untuk ganti
buku/level. Informasi dari orang tua anak didik sangat diperlukan agar anak
terlatih kesabarannya tidak hanya saat di TPQ namun pada keseharian di
rumah ataupun sekolah.
6. Kepercayaan diri
Soft skills kepercayaan diri dapat dilihat di berbagai kegiatan didalam
ruangan maupun diluar ruangan. Misalnya: pada acara tertentu di masjid,
anak-anak di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan sering dilibatkan, mereka
mengajukan diri untuk bisa tampil, baik itu mengisi acara sebelum inti acara
atau selingan acara. Contohnya untuk kultum sebelum pengajian rutin diisi
oleh ustadz/ustadzah, hafalan do’a-do’a dan hadroh untuk selingan acara.
Anak didik juga sesekali mengikuti kompetisi qiro’ah, adzan, iqomah dan
lomba keislaman lainnya yang dikoordinir oleh pihak TPQ ‘Aisyiyah PRA
Sindurjan. Biasanya pada saat liburan atau milad sebuah institusi, anak-anak
tampil disana. Hal tersebut menunjukkan kepercayaan diri anak dan saling
berlomba-lomba untuk mendapatkan kesempatan mengikutinya.

Evaluasi Pelaksanaan Strategi Hidden Curriculum terhadap Pengembangan


Soft Skills Peserta Didik
Evaluasi sering dilihat sebagai upaya pencegahan.9 Pencegahan itu
merupakan pencegahan dari kesalahan agar tidak terulang kembali meskipun
tidak bisa memperbaiki kesalahan atau kegagalan pada saat terjadi sebuah
kekeliruan. Pemahaman konsep evaluasi adalah untuk perbaikan saat ini demi
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu juga untuk memperkuat
umpan balik, mengetahui persepsi agar tidak jauh melangkah dari visi misi
diadakannya sebuah program kegiatan di sebuah institusi atau lembaga.
Evaluasi diperlukan pada setiap program kegiatan dan pembelajaran. Bukan
hanya secara umum namun detail permasalahannya juga harus jelas berikut
penanganannya. Di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan evaluasi pelaksanaan secara
umum membahas masalah pengaturan waktu, fasilitas, bahan dan alat
pembelajaran, hubungan interpersonal, dan intrapersonal dari setiap unsur dan
hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan pengelolaan. Hal tersebut dimaksudkan

9
Edward Sallis, Total Quality Manajement in Education. (Jogjakarta: IRCiSoD, 2012),
hlm.238.

Proceeding The 2nd Annual Conference on Islamic Education Management (ACIEM)


Khoirul Maslakhah, Imam Mawardi
254 Strategi Hidden Curriculum dalam Pengembangan Soft Skills Peserta Didik di TPQ
‘Aisyiyah PRA Sindurjan Purworejo

agar program pembelajaran dengan strategi hidden curriculum tetap dapat


dilaksana-kan secara konsisten dan berkesinambungan.
Evaluasi pada masalah waktu, contohnya berkaitan dengan jadwal pem-
belajaran yang erat hubungannya juga dengan para pendidik dan petugas-
petugasnya. Sehingga dalam tiga bulan sekali utamanya pada awal bulan dilakukan
perubahan jadwal, selain bergantian waktu para pendidiknya juga dimaksudkan
agar ada variasi kegiatan atau program pembelajaran yang akan dilakukan. Sejak
tahun 2013, belum ada penambahan dan perubahan materi yang signifikan seperti
sebelumnya.
Berkaitan dengan pengembangan soft skills sebagai ciri khas di TPQ
‘Aisyiyah PRA Sindurjan, evaluasinya berupa instropeksi diri dan instropeksi
program kegiatan. Menurut Ibu Surti, S.Pd. SD,10 instropeksi diri dimaksudkan
pada semua unsur yang ada di TPQ tersebut, yaitu anak didik, para pendidik,
pengelola dan petugas-petugasnya. Semua harus saling menyadari dan memahami
kekurangan dan kelebihan sehingga mau berusaha menjadi lebih baik lagi. Untuk
program dan kegiatan diperlukan adanya ide-ide baru dan kritik membangun
sebagai masukan dan perbaikan kedepannya. Koreksi terhadap program kegiatan
yang dilakukan tidak sebatas pada siapa dan apa namun bagaimana untuk bisa
maju dan lebih banyak manfaatnya. Kesemuanya dilaksanakan secara insidental,
tidak harus tiga bulan sekali namun setiap kali ada permasalahan atau kejadian
yang perlu untuk segera dibicarakan, mencari solusi dan tindak lanjutnya.

Simpulan
Melaksanakan pembelajaran, kebermaknaan sangat dibutuhkan sebagai hal
yang berbeda dari dilakukannya sebuah kegiatan. Hal tersebut dapat menjadi daya
tarik tersediri untuk dijadikan alasan pilihan sebuah program pendidikan. Salah
satunya pendidikan di TPQ ‘Aisyiyah PRA Sindurjan yang menekankan adanya
perubahan perilaku.
Memahami penggunaan strategi hidden curriculum atau kurikulum
tersembunyi di setiap kegiatan terbukti mampu merubah perilaku anak didik yang
belajar di TPQ. Hidden curriculum merupakan bagian dari pembelajaran yang tidak
dituliskan tetapi sangat penting bagi kelancaran pembelajaran. Ini dapat
diwujudkan melalui interaksi antara guru dan anak didik.
Interaksi guru dan anak didik dalam proses pembentukan sikap sehingga
lebih melekat lama pada diri anak didik setelah mereka menyelesaikan
pendidikannya. Selain itu, melalui hidden curriculum pengembangan soft skills
dapat ditularkan. Karena pengembangan soft skills secara efektif dilakukan dengan
ditularkan, bukan diajarkan. Adanya evaluasi dalam penerapan pengembangan
soft skills sangat memungkinkan sebuah kegiatan dan program pembelajaran
dapat ditingkatkan lebih baik lagi.

10
Ibu Surti, S.Pd. SD adalah ketua PRA Sindurjan yang juga menjadi pengelola TPQ
‘Aisyiyah PRA Sindurjan.

Proceeding The 2nd Annual Conference on Islamic Education Management (ACIEM)


Khoirul Maslakhah, Imam Mawardi
Strategi Hidden Curriculum dalam Pengembangan Soft Skills Peserta Didik di TPQ ‘Aisyiyah 255
PRA Sindurjan Purworejo

Daftar Pustaka
Beauchamp, George A. Curriculum Theory dalam Nana Syaodih Sukmadinata,
(eds.), Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013.
Elfindri, Soft skills untuk Pendidik dalam A. Nisa Rizki, (ed.) BAB II KAJIAN TEORI.
2012. http://eprints.uny.ac.id/8954/3/BAB%202%20-08402244004. [18
Maret 2019].
Listyani, Endang. “Pengembangan Softskill Mahasiswa Calon Guru melalui
Perkuliahan di Jurusan Pendidikan Matematika”, Prosiding Seminar
Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA,
Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011: PM-133 – PM-138.
Nugraha, Ariadi dan Caraka Putra Bhakti. “Membangun Kompetensi Pedagogik
Calon Guru melalui Hidden Curriculum di Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan (LPTK)”. Prosiding FKIP, (27) November 2016: 1
– 9.
Sallis, Edward. Total Quality Manajement in Education. Jogjakarta: IRCiSoD, 2012.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Yahya, M. Slamet. “Hidden Curriculum pada Sistem Pendidikan Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Purwokerto Tahun 2013”. Jurnal
Pendidikan, 1 (1) Nopember 2011: 123-149.

Proceeding The 2nd Annual Conference on Islamic Education Management (ACIEM)


View publication stats

You might also like