Professional Documents
Culture Documents
Abstract: The Liquid waste of the urea fertilizer plant was caused by the inefficiency of urea manufacturing
process and amonia plant equipment, urea, and packaging section. Inefficiency in equipment was due to that
the age of equipment was relatively old, damages in treatment and inaccurate process that resulted ammonia
exposed along the river so that it could finally pollute water biota. The research was conducted through ad-
sorption process using bentonite adsorbent which was initially physically activated to open external porosity,
so that the ammonia absorption became bigger. The adsorption process was conducted in jar test by using lab
scale under the following process and treatment condition: determine the stirring used from 100-200rpm, ad-
sorbent mass 10-40 gram/200 ml, heating temperature 100-1400C. The results of the research showed that the
percentage of the highest ammonia concentration reduction in solution waste was 82,05% which was obtained
in bentonite activation temperature 1200C, absorbent mass 38 g/200 ml, stirring in 100 rpm and contact time
in 60 minutes.
Keywords: adsorption, adsorbent, amonia, bentonite
E-mail: hasbunkosim@gmail.com, susila_arita@yahoo.com, hermanosaka@gmail.com
dapat mencemari perairan, limbah gas amonia da- dalam limbah cair yang dikeluarkan oleh pabrik pu-
pat menimbulkan bau, gas karbon dioksida, NOx dan puk urea, karena kandungan amonia sesaat masih
SOx merupakan gas rumah kaca dapat menimbulkan cukup tinggi, khususnya bila terjadi gangguan dan
pemanasan global terhadap lingkungan, limbah pa- kerusakan pabrik.
dat seperti katalis bekas yang mudah larut dengan
Bentonit adalah jenis lempung yang 80 % lebih
air dapat mencemari tanah dan air bila tidak dikelo-
terdiri dari mineral monmorilonit
la sesuai aturan limbah B3. Limbah energi seperti
(Na,Ca)0,33(Al,Mg)12Si4O10(OH)2n(H2O), terbentuk
kebisingan, panas dan getaran (vibrasi) juga bisa
dari abu vulkanik, bersifat lunak banyak terdapat di
terjadi bila tidak dikelola dengan baik. Aspek biologi
Indonesia dan di Amerika Utara, Australia, Afrika.
seperti biota air dan tumbuh-tumbuhan akan ter-
Bentonit juga digunakan untuk penahan longsor ta-
ganggu bila dicemari oleh amonia dengan konsen-
nah pada saat melakukan pengeboran pada peker-
trasi tertentu. Aspek Sosekbud seperti terjadinya ke-
jaan borefile. Bentonit merupakan mineral lempung
cemburuan sosial oleh warga masyarakat yang ting-
yang mampu menyerap air dan mengembang. Sifat
gal berbatasan langsung dengan wilayah pabrik pu-
sifat tersebut menjadikan bentonit memiliki banyak
puk (Wardhana, 2004).
kegunaan, seperti bahan kosmetik, keramik, semen,
Pembangunan sumberdaya alam harus selaras, cat dan lain sebagainya. Bentonit merupakan hasil
serasi dan seimbang dengan fungsi lingkungan hi- endapan aktivitas vulkanik yang berukuran sangat
dup. Pengelolaan limbah dengan cara Recovery mi- halus, kemudian mengalami proses pengendapan
salnya limbah flue-gas dari pabrik ammonia diolah oleh air sehingga terbawa ke daerah lain. Bentuknya
dan dikembalikan kedalam sistem proses unit PGRU berwarna putih kotor, warna lapuk coklat cerah,
(Purge Gas Recovery Unit), gas amonia yang dikem- struktur berlapis (Sukandarrumidi ; 2009).
balikan sekitar 0,5 % diserap dengan Cold Box.
Bentonit merupakan salah satu mineral terdapat
(http://www. pusri.co.id)
cukup besar di alam, terutama di Indonesia, bento-
Usaha pabrik pupuk untuk mengelola lingkungan nit tersebar di pulau-pulau besar Indonesia, seperti
sudah sangat signifikan, salah satunya adalah den- di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Jawa, na-
gan dibangunnya Instalasi Pengolahan Air Limbah mun penggunaan bahan ini belum maksimal dan
(IPAL), menggunakan berbagai metode baik secara masih bernilai rendah. Bentonit memiliki konfigurasi
fisik, kimia maupun biologi. Namun karena kadang- 2 : 1 dimana terdiri dari dua lapis tetrahedral (sili-
kadang kadar amonia yang keluar dari kolam limbah kon-oksigen), dan satu lapis oktahedral (aluminium-
cukup tinggi, IPAL yang ada tidak dapat bekerja se- oksigen-hidroksil). Monmorilonit memiliki kandun-
cara maksimal. (http://www. pusri.co.id) maka perlu gan yang paling banyak di dalam bentonit alam.
penyempurnaan terus menerus dalam pengolahan Menurut Knight, 1896 nama lain dari bentonit ada-
limbah cair, seperti penyempurnaan wetland yang lah Soup Clay, Taylorit, Bleaching Clay, Fullers
sudah ada. Earth, Konfolensit, Saponit, Smegmantit, ( Sukan-
darrumidi; 2009).
Penggunaan metode adsorpsi sering dilakukan
oleh para peneliti, misalnya penggunaan karbon Bentonite mempunyai struktur berlapis dengan
aktif, kitosan, batu kapur dan kapur tohor untuk me- mengembang (swelling) dan memiliki kation-kaition
nyerap kandungan logam berat pada air limbah, yang dapat ditukarkan. Meskipun lempung bentonit
limbah phenol (Nassef & Eltaweel). Penggunaan sangat berguna untuk adsorpsi, namun kemampuan
bentonit untuk menyerap logam Chromium pada adsorpsinya terbatas . Kelemahan tersebut diatasi
limbah cair telah dilakukan oleh Okoye.I.P.dan Oto- melalui proses aktivasi menggunakan asam (HCl,
lo, 2012. Ding, 2011 menyatakan bahwa bentonit H2SO4 dan HNO3) ( Bath.D.S dkk, 2012)
dapat mengusir cation logam Zinc, logam Cu(II)
Model persamaan adsorpsi yang umum diguna-
(Walker et al), logam mercuri (II) (Fernandez et al)
kan adalah model Freundlich, Langmuir dan Bru-
dan peneliti lain menyatakan bahwa kinerja bentonit
naeur, Emmet & Teller (Sahan et al, 2012).
dalam menyerap logam cukup tinggi karna bentonit
mempunyai porositas eksternal yang cukup besar Adsorpsi adalah suatu proses pemisahan dimana
dan daya mengembang di dalam air (Sukandarru- komponen dari suatu fase fluida cair atau gas ber-
midi, 2009). pindah ke permukaan zat padat yang menyerap (ad-
sorben). Biasanya partikel-partikel kecil zat penyerap
Untuk mengembangkan proses adsorpsi bahan
dilepaskan pada adsorpsi kimia yang merupakan
baku lokal yang ada di daerah Jambi (Naswir, 2013),
ikatan kuat antara penyerap dan zat yang diserap
maka pada penelitian ini peneliti mencoba menggu-
sehingga tidak mungkin terjadi proses yang bolak-
nakan bentonit untuk menyerap kandungan amonia
balik. Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan
17211-67
Hasbun K., dkk./Pengurangan Kadar Amonia « JPS Vol.17 No. 2 Mei 2015
adsorben, dimana adsorbat adalah substansi yang x = banyaknya zat terlarut yang teradsorpsi
terserap atau substansi yang akan dipisahkan dari
m = massa adsorben
pelarutnya, sedangkan adsorban adalah merupakan
suatu media penyerap (Sahan et al, 2012). C = konsentrasi Zat
Sorpsi adalah proses penyerapan ion oleh k, n = konstanta adsorben
partikel penyerap (sorben). Proses sorpsi dibedakan
Dari persamaan tersebut, jika konsentrasi larutan
menjadi dua yaitu adsorpsi dan absorpsi. Adsorpsi
dalam kesetimbangan diplot sebagai ordinat dan
adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu
konsentrasi adsorbat dalam adsorben sebagai absis
zat pada permukaan zat lain sebagai akibat dari
pada koordinat logaritmik, akan diperoleh gradien n
ketidak jenuhan gaya-gaya pada permukaaan zat
dan intersept. Dari isoterm ini, akan diketahui kapa-
tersebut atau ion zat tertahan dipermukaan partikel
sitas dan efisiensi suatu adsorben dalam menyerap
penyerap (sorben), sedang absorpsi jika proses
fluida.
pengikatan ini berlangsung sampai di dalam partikel
penyerap (Handayani.M, 2009),. Proses adsorpsi
dalam larutan, jumlah zat teradsorpsi tergantung Persamaan isotherm Langmuir
pada beberapa faktor, seperti, jenis adsorben, jenis Pada teori Isotherm Langmuir , diasumsikan bahwa
adsorbat, luas permukaan adsorben, konsentrasi zat adsorben memiliki permukaan yang homogen dan
terlarut, dan temperatur. Bagi suatu sistem adsorpsi dapat mengadsorpsi satu molekul adsorbat dan
tertentu, hubungan antara banyaknya zat yang te- tidak ada interakasi antara molekul molekul yang
radsorpsi persatuan luas atau persatuan berat ad- terjerap, adsorpsinya berbentu monolayer, persa-
sorben dengan konsentrasi yang teradsorpsi pada maan umum isotherem Langmuir yaitu:
temperatur tertentu disebut dengan isoterm adsorpsi
ini dinyatakan sebagai: X / m = (a b Ce) / (1 + b Ce) (4)
17211-68
Hasbun K., dkk./Pengurangan Kadar Amonia « JPS Vol.17 No. 2 Mei 2015
sorpsi antara bentonit dan amonia dengan dengan ke dalam pori pori bentonit yang kosong, penelitian
alat Jar Test, Amonia yang digunakan dari air lim- ini sejalan dengan penelitian Filayati dan rusmini
bah yang akan dibuang ke peraian Sungai Musi yang mengatakan untuk meingkatkan daya serap
(Outlet Kolam Air Limbah). Variabel proses selain dan daya tukar ion bentonit harus diaktivasi terlebih
suhu aktifasi divariasikan juga massa bentonit yang dahulu dengan pemanasan dan modifikasi dengan
digunakan di mulai dari 10 sd 40 gram dengan vo- asam agar memperbesar porosita dan luas permu-
lume limbah 200 ml setiap sampel. Waktu tinggal kaan serta keasamannya meningkat. Pada penelitian
proses adsorpsi di variasikan antara 30 sd 120 menit ini suhu 120 oC yang tertinggi dengan adsorpsi sebe-
dengan kecepatan pengadukan antara 20 sd 100 sar 55,26 %. Pada suhu diatas 120 oC sampai 140 oC
rpm. Hasil proses adsorpsi kemuadian dianalisa den- terjadi penurunan dan penaikan atau fluktuatif ini
gan spektrofotometer, panjang gelombang 460 nm, dimungkinkan karena adanya pori-pori yang menu-
analisis dilakukan dengan sistem triple analisis. tup dan belum homogen saat pemanasan.
54,50
54,00
53,50
53,00
52,50
100 110 120 130 140
Temperatur (o C)
Gambar 1. Suhu aktivasi bentonit terhadap daya serap Gambar 2. Adsorpsi amonia pada berbagai berat bentonit
pada amonia
Terlihat dengan jelas dari berat 10 g hingga 40 g
Pada temperatur 100 oC daya adsorpsi sebesar semakin besar berat bentonit yang digunakan sema-
53,66 % dimana pori-pori dari bentonit mulai mem- kin besar daya serapan amonia, ini menyatakan se-
buka, semakin banyak pori-pori membuka semakin makin banyak jumlah berat bentonit berarti kemam-
besar ruang yang akan ditempati oleh molekur zat puannya untuk menyerap semakin tinggi. Namun
yang terserap (adsorbat), dimana pada proses ad- penggunaan adsorben berlebihan tidak diinginkan
sorpsi ini terjadi pertukaran ion adsorbat (amonia) karena akan membuat permasalahan mengelola
17211-69
Hasbun K., dkk./Pengurangan Kadar Amonia « JPS Vol.17 No. 2 Mei 2015
Adssorpsi ( % )
70
dengan berat 36; 38; 40; 42 dan 44 g bentonit, data
histogram adsorpsi dapat dilihat pada Gambar 3 60
50
Hasil analisis varian (ANOVA) menunjukkan
bahwa significan level (. = 0,05) adalah 0,000 da- 40
pat disimpulkan bahwa ada pengaruh dari masing- 30
masing beratbentonit terhadap adsorpsi amonia, 20
dimana berat bentonit berpengaruh nyata terhadap 10
parameter serapan amonia (SPSS 16 ). 0
17211-70
Hasbun K., dkk./Pengurangan Kadar Amonia « JPS Vol.17 No. 2 Mei 2015
Anonimous, 2012, BLH Provinsi Sumatera Selatan, Peratu- Naswir. M, Susila Aarita, Marsi dan Salni, 2013 charateri-
ran Gubernur Sumatera Selatan No 8 tahun 2012 ten- zation of Bentonite by XRD and SEM-EDS and Use to
tang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri, Ho- Increase pH and color Removal, Fe and Organic Sub-
tel, Rumah Sakit, Domestik dan Pertambangan Batu Ba- stances in Peat Water, Jouornal of Clean Enegy Tech-
ra, Palembang. nologies, vol1, No 4, October 2013.
Anonimous, 2012, Sistem Pengelolaan Lingkungan PT Sukandarrumidi, 2009, Bahan Galian Industri, Gajah Ma-
Pusri Palembang.Diakses pada tanggal 10 April 2013 da Univesity Press, Yogyakarta.
dari http://www, pusri.co.id. Bath.D.S, Jenal M. Siregar, M. Turmuzy Lubis, 2012,
Wardhana W.A, 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan, Penggunaan Tanah Bentonit Sebagai Adsorben Logam
Penerbit Andi Yogyakarta. Cu, Jurnal Teknik Kimia USU, vol 1. No. 1 (2012)
Nassef.E & Eltaweel.Y, 2012 Adsorption of Phenol from Sahan.Y et al 2012, Penentuan daya jerap Bentonit dan
Aquerous Solution by Local Eqyptian Bentonite, Journal Kesetimbangan Adsorpsi bentonit terhadap ion Cu (II).
of American Science 2012: 8(8). Handayani.M, 2009 dan Eko Sulistiyono, Uji Persamaan
I.P.Okoye. C.OBI & S.E Otolo, 2012, A studi of the adsorp- Langmuir dan Freudlich pada penyerapan Limbah
tion kinetics of Chromium Pillared Bentonite Clay Min- Chrom (VI) oleh Zeolite, Prosiding Seminar Nasional
eral, Journal of applied Technology in environmental Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR-Batan Bandung, 3
Sanitation ,2(3) 145-154. Juni 2009.
Ding.S, Juanjuan Shen, Bohui Xu, Qinfu Liu, Yuzhuang Metcalf & Eddy, 1991, Wastewater Engineering, treat-
Sun, 2011, The Factor on Removal of Zinc Cation from ment, disposal and Reuse McGaw-Hill international Edi-
aqueos Solution by bentonite, Natural Resources, 107- tions
113 Anonimous, Program statistik SPSS 16
Walker.GM, Connor.G, and Allen.S.J, 2004, Copper(II) Filayati.M.R dan Rusmini, 2012, Pengaruh Massa Bentonit
Removal onto Dolomitic Sorbents, Chemical Engineer- Teraktivasi H2SO4 terhadap daya Adsorpsi Iodium, UN-
ing Research and Design 82(A8): 961-966. ESA Journal of Chemistry vol. 1, No. 1, May 2012. ____
Fernandez.Y et al, 2011, Use of granular Bentonite in the
Removal of Mercury(II), Cadmium (II) and Lead (II)
from Aqueous Solutions
17211-71