You are on page 1of 106
PEDOMAN BAGI PENERJEMAH © Rochayah Machali il: rmachali@gmail.com Ex Grasindo (Jakarta): 2000 Ex Mizan ~ Kaifa (Bandung): 2009 Rochayah Machali Daftar Isi Rochayah Machali . Pedoman Bagi Penerjemah Kata Pengantar Benny H. Hoed 7 20 23 25 2.5 Ragam Bahasa 2.6 Bahasa Baku... 2.7, Pembakuan Bahasa 2.8 Rangkuman Latihan... Bab 3 Proses dan Tahap Penerjemahan 3.1. Tahap-tahap Penerjemahan 3.2. Pedoman Umum Anal dan Pengalihan . 3.3. Teks yang Sukar Atau yang Kurang 3.4 Orientasi ke Bahasa Sumber Atau ke Bahasa Sasaran Bab 4 —Metode Penerjemahan 4.1 Cara Penyajian dalam Bab 4.2 Definisi dan Penjelasan 4.3 Metode-metode Penerjemahan 4.4 Metode Penerjemahan dan Contoh Penerapannya. 4.5. Rangkuman Latihan... Bab 5 Prosedur Penerjemahan .. 5.1 Prosedur: Definisi dan Penjelasan 5.2 Pergeseran Bentuk.......... 5.3. Pergeseran Makna Atau Modulasi 5.4 Adapiasi. 5.5 Pemadanan Berkonteks 56 28 29 30 31 32 33 33 30 42 44 45 46 48. 48. 48, 49 56 39 60 62 62 63 69 n 1 nD vi PeOOMAN GAGI PENERIEMAN Bab 6 Bab7 Bab 8 5.7. Prosedur Penerjemahan, Penerapan dan Masalahnya 5.8 Rangkuman Latihan ‘Teknik Penerjemahan .. 6.1. Definisi dan Penjelasan 6.2. Cara Penyajian dalam Bab 63 6.4. Teknik Penerjemahan dan Gaya Bahasa ‘Teknik Penerjemahan dan Ragam Fungsional ........00e0 6.6 Teknik Penerjemahan dan Dislek 6.7. Teknik Penerjemahan an Dua Masalah Khusus .. uma coo 6 an. Pergeseran Makna Umum, Perubahan Maksud, Ketaksaan dan Pemadanan 7.1 Pergeseran Menyeluruh dan Perubahan Maksud Ketaksaan Fungsi dan Maksud serta Pengambilan Keputusan.... Teks yang Kurang Runtut ‘Atau Meragukan .. 7.4 Pedoman Pemadanan.. 7.5. Kesepadanan Bukanlah Kesan 7.6. Rangkuman Latihan .. 5 7: Penilaian Terjemahan ... 81 83 84 86 90 91 93 108 109 vii 12 Lampiran C 123 Lampiran D Bab 9 Topik Khusus 1: Seksisme Bahasa dan Penerjemahannya..... 124 fan E 9.1 Stereotip dan Seksisme dalam Bahasa... 124 9.2 sme dalam Bahasa ddan Sistem Bahasa... se 126 Daftar Pustaka .. 9.3. Seksisme Bahasa dan Penerjemahan..... 128 Biografi Singkat 9.4 Kesimpulan .. 131 Bab 10. Topik Khusus 2: Perspektif Wacana dan Penerjemahan (Kasus Teks 132 Perspektif Wacana .. 132 133 10.3. Perbedaan Perspekt Kasus Makna Kultural ....secescecseee 136 10.4. Orientasi ke Bahasa Sasaran dan ke Bahasa Sumber. 10.5. Kesepadanan Bukanlah Kesamaan njauan Ulang 143 10.6 Kesimpulan 144 Bab 11 can dan Pelatihan Penerjemah....... 145 mponen Pendidikan Formal Penerjemah ....sssoeceseesnsee 149 11.2 Pelatihan Nonformal 157 an cess rf 159 La ‘A. Beberapa Organisasi Penerjemah Tingkat Nasional dan Internasion: 161 Lampiran B- Piagam Penerjemah 168 PEDOMAN tao! Pew Darrar 179 186 189 193 Kata Pengantar Saya diminta oleh Dr. Rochayah Machali untuk menulis Kata Pengantar bagi bukunya, Secara khusus, penulis buku ini meminta agar kata pengantar saya ini memberikan uraian mengenai teori penerjemahan. Bagi banyak orang, penerjemahan seringkali yang dalam babasa Inggris menjadi ‘to borrow’ dan ‘to lend’ ya diikuti oleh orang yang Sina (obyek ‘ak langsung atau ‘indirect object Akan halnya makna kontekstual, ia terbentuk dari hubungannya dengan kata-kata lain yang digunakan dalam teks (sehingga Catford menyebutnya makna tekstual). Atau ada kalanya hubungan (yakni konteks) tersebut terdapat di luar teks, ‘yakni konteks langsung (lihat juga Konstruk atau susunan konteks situasi di bab 3), Sebagai contoh makna kontekstual dalam teks adalah makna kata ‘bear’ dalam kalim: () Tcan’t bear it anymore; n, since her womb was removed dur- G) He shot a bear among the trees. Jadi, makna kata ‘bear’ dalam kalimat-kalimat ini berubah tergantung dari konteks kata dalam teks. Akan halnya contoh Konteks Juar teks, kita jumpai misalnya kalimat ‘Mustang itu ‘melesat dengan cepat’. Tanpa teks lain yang menyertainya, kalimat ini harus dilihat dari konteks luar teks: Apakah ia berarti “kuda mustang’, 'pesawat mustang’, ‘mobil mustang’. Makna sosiokultural adalah makna yang terbentuk oleh budaya makna primer dan sekunder, yang lazimnya Sebutan makna ‘referensial” dan "konowatif makna dasar yang dalam contoh- ihat dalam makna leksikal, gramati tekstual (konteks dari teks). Sedangkan makna jenis ke dua dapat dilihat pada adanya makna tambaban seperti makna sosiokultural. Sebagai contol Iain adalah makna kata ‘kurs' yang mempunyai maka referensial atau makna primer Implikasi dari adanya jenis-jenis makna ini adalah bahwa seorang penerjemah harus mempechatikan jenis makna mana yang lalam teks, Perhatiannya harus terarah dan terlatih baik dalam tahap analisis teks sumber maupun dalam tahap pengalihan ke dalam bahasa sasaran (lihat juga bab 3) 2.4 Fungsi-fungsi Bahasa Dengan menggunakan tori Biihler (1935) dan Jakobson (1960), Newmark (1988:39ff) menggolongkan fungsi bahasa menjadi ‘enam jenis, (1) Fungsi Exspresif Fungsi ekspresif berorientasi pada pembicara atau pen sebagai sumber penyampai berita. Yang dipentingkan di 24 PEOOMAN GAG! PENERIEMAN KONserxonsee DASAE MENGEWAI BANASA 25 Q 8) 26 adalah perasaan pengarang, bukan respons pembaca atau penerima berita, Yang dapat digolongkan dalam jenis perwujudan fungsi ekspresif antara lain adalah karya sastra (puisi, novel, drama, dan lain-lain). Fungsi Informatif Inti fungsi informatif adalah situasi eksternal: ungkapan yang berorientasi pada fakta suatu topik bahasan atau ‘gaya bahasa kontemporer, nonregional, nonkelas, Dari segi gaya bahasa, terdapat empat jenis teks gaya resmi dan tak beremosi, seperti akademik yang dalam bahasa Inggris, misalnya, sering diwujudkan dalam kalimat-kal ‘menggunakan kala kini, dan tanpa metafora. an/atau informal (atau disebut eksp\ Gaya informal dan ramah, h populer. Biasanya, struktur ‘gramatikalnya sederhana, penggunaan kosakata yang luas tetapi sederhana, untuk menunjang ilustrasi, serta ada penggunaan metafora tertentu. (iv) Gaya akrab, nonteknis, populer, seperti dalam dunia jurnalistik, dan cirinya biasanya fanda bacanya tidak Fungsi vokatif ‘Yang menjadi pusat perhati khalayak pembaca/peneri nya mengajak atau mengimbau pene bertindak, berpikir, merasa atau mereak: tulisan persuasif (misalnya permohonat pengumuman, dan teks instruksional. PEDOMAN GAG! PENERIEMAN penerima berita. Hubungan struktur gramatikal sebagai penggambaran hubungan dan personal (nuansa makna interperson: penggunaan kata Anda/kamu, semacam ini harus mudah terbaca oleh khalayak pembaca. @ Fungsi estetik Tujuan utama dalam teks yang berfungsi estetik adalah untuk ‘memberikan rasa pu a senang, baik mel (misalnya bunyi bersajak) maupun metafora. Dalam efek bunyi dapat berup: rima, penel i untuk menghubungkan antara fungsi eksp! . Yaitu penggambaran metaforik yang merangsang keempat atau indra Misalnya, penggambaran yang merangsang ind wanginya mawar, amisnya ikan; indra perasa: a (3) Fungsi fatis para pemakai bahasa. Dé yendengar ungkapan today!" atau ‘Adu, panas sekali (udaranya) har (6) Fungsi metalinguat i gual adalah penggunaan bahasa untuk KONSEP-KONSEP DASAE MENGENAL BAHASA 27 2.5 Ragam Bahasa Bahasa mempunyai dua aspek utama, yaitu bentuk yang diwakili i, tulisan dan strukturnya, serta makna, baik makna jonal maupun struktural. Sebagai sebuah bangsa hasa nasional, yakni bahasa Indonesia. Dalam penggunaan bahasa tersebut terdapat perbedaan-perbedaan, besat atau kecil, baik dalam cara pengungkapan, pemilihan kata, ‘maupun tata bahasanya, Perbedaan-perbedaan yang ada disebut ragam bahasa (language variety). ‘Sumber utama perbedaan ialah: (a) variasi internal, seperti tekanan suara yang diberikan kepada bunyi /p/ dalam pif, namun tekanan tersebut tidak muncul dalam Kata spit (bahasa Ingeris); (b) variasi eksternal, yakni kondisi-kondisi yang berada di luat bahasa yang menyebabkan timbulnya variasi, sebagaimana dijelaskan di bawah, Dialek merupakan ragam bahasa yang disebabkan oleh perbedaan geografis seperti perbedaan yang ada di antara bahasa Inggris Amerika, Skot Perbedaan-perbedaan yang arena terdapatnya kelompok-kelompok sosial yang berbeda-beda statusnya masyarakat disebut sosiolek. Catford menggunakan register (laras) untuk ragam ini, yakni pemakaian bahasa sestai dengan peranan kelompok-kelompok masyarakat, Ke dalam ragam ini termasuk bahasa ilmiah, agama, para nelayan, dan sebagainya, Menurut Joos (1965), gaya bahasa adalah ragam bahasa yang disebabkan adanya perbedaan situasi berbahasa atau perbedaan dalam hubungan antara pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca). Ragam ini dapat dibeda-bedakan lagi: (@) Ragam beku (frozen) ialah tagam bahasa yang sangat resmi ‘yang digunakan dalam situasi-situasi resmi, atau khidmat, Dokumen-dokumen bersejarah, atau berharga, seperti ‘undang-undang, perjanjian, dan sebagainya termasuk dalam ragam ini (b) Ragam resmi (formal) merupakan ragam bahasa yang dipakai Ja produksi, dan sebagainya. Ragam operasional Ragam santai ( ragam bahasa santai yang terjadj antar teman, misalnya dalam olah raga rekreasi, dan sebagainya. (e) Ragam akrab (intimate) merupakan ragam bahasa yang dipakai oleh antarteman yang sangat akrab. Bahasa ini ditandai dengan ucapan-ucapan yang pendek, kalimat-kalimat yang tidak lengkap, pemakaian prokem dan sebagainya. jolek ialah ragam bahasa yang dikaitkan dengan manusia, Tidak ada dua manusia sama dalam berbahasa: menulis, berbicara, mem! mendengar. Apakah implikasi ragam bahas: Misalnya, bahasa ilmiah umum ‘dan karena itu tidak banyak permasalahan yang berkaitan dengan dialek atau gaya bahasa. Dalam penerjemahan naskah non-ilmiah, seperti novel, misalnya, ada beberapa hal yang harus diperhitungkan oleh penerjemah: dialek yang digunakan, pembaca versi BSa, idiolek, dan sebagainya. Lebin jauh, dijelaskan dengan contoh-contoh dalam bab-bab s. 2.6 Bahasa Baku Di samping ragam-ragam yang berkaitan dengan penggunaan sebagaimana dijelaskan sebelumnya, terdapat juga pembedaan 28 PEDOMAN BAG! PENERIEWAN KONSEP-KONSEP DASAE MENGENAL BAWASA 29 ragam baku-tak baku, Meskipun orang sering mempertanyakan; aku menurut siapa, apa perlunya, tetapi_ kegiatan pembakuan tetap berjalan terus demi pencendekiaan bahasa itu sendiri, terutama untuk bahasa yang belum tua usianya seperti bahasa Indonesia. ragam bahasa orang yang berpendidikan, idikan, merupakan ragam yang kaidah- ragam bahasa yang lain. Ragam juga diajarkan di sekolah, Ragam bahasa baku memiliki dua cri utama. Pertama, ragam ‘ersebut memilikisifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Ciri kedua yang menandai bahasa baku adalah sifat kecendekiaannya. Perwujudannya dalam kalimat, roses pencendekiaan bahasa itu amat penting karena pengenalan ih bersumber pada bahasa asing, harus dapat dilangsungkan lewat ragam baku bahasa Indonesia. Hal yang penting untuk diingat dalam kegiatan pembakuan adalah bahwa pembakuan bukan berarti menggunakan kata-kata pinjaman dari bahasa asing. Baku berarti keseragaman. Proses pembakuan sampai taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman variasi 2.7 Pembakuan Bahasa ‘Ada dua macam patokan dalam upaya pembakuan bahasa: patokan yang bersifat tunggal (salah satu dialek) dan patokan yang ‘majemuk (gabungan beberapa dialek). Dapat dikemukakan bahwa dewasa ini ada dua perangkat norma bahasa yang bertumpang kan dalam bentuk tata bahasa sekolah dan yang diajarkan kepada para siswanya. Yang k berdasarkan adat pemakaian (usage) yang belum dikodifikasikan secara resmi dan yang antara Jain dianut oleh Kalangan media massa dan sastrawan muda. Keduanya saling bertumpang tindih karena selain berbagai inti ‘yang digunakan secara bersama terdapat norma yang berlaku di sekolah, tetapi yang tidak diikut dan sebaliknya. oleh media m bagi penerjemahan terletak pada waktu menerjemahkan. Pilihan tersebut tidak saja yang menyangkut peristilahan, tetapi juga cara pengungkapan pada umumnya. Dapatterjadi, misalnya, enetjemah dihadapRan pada pilihan yang sulit: memili istlah atau ungkapan yang umum dan dipahami dengan mudah oleh khalayak pembaca, ataukah yang baku, tetapi tidak umum dan ‘dengan risiko tidak dipahami oleh khalayak pembaca, 2.8 Rangkuman Definisi bahasa berbeda sesuai dengan apa yang ingin ditekankan oleh pemberi definisi. Meskipun ada perbedaan, tampaknya ddisepakati bersama bahwa bahasa adalah alat komunikasi. Sebagai ymunikasi, bahasa mempunyai fungsi-fungsi dan ragam- ragam tertentu, Namun, meskipun ada banyak ragam bahasa, ‘ada upaya pembakuan bahasa sebagai ragam yang rsebut. penerjemahan pada um selanjutnya. dibahas pada bab-bab 30 PEOOWAN BAGI PENERJEMAH KONSEP-KONSEP DASAE MENGENAI BAHASA 31 Latihan 1, Apa ragam dan fungsi bahasa dari teks berikut: Genetic diversity refers to the variation of genes within spe- cies. This covers distinct populations of the same species (such as the thousands of traditional rice varieties in India) or ge~ netic variation within a population (which is very high among for example, and very low among cheetahs). Until recently, measurements of genetic diversity were ap- plied mainly to domesticated species and populations held in 2005 or botanic gardens, but increasingly the techniques are being applied to wild species. CCoba buatlah Kafimat dari ka jenis makna yang berbeda (@) basah (b) mata ringan current (©) nature () stand (@) shou (h) night fa berikut yang menunjukkan Bus Proses dan Tahap Penerjemahan 3.1 Tahap-tahap Penerjemahan Dalam bab 1 kita telah mencoba membahas serba singkat ‘mengenai pendekatan bahwa penerjemahan bukanlah sekadar ‘menggantikan sebuah teks dalam bahasa sumber ke bahasa sasaran. Melalui pendekatan ini, kita tentu harus sepakat pula bahwa sebuah teks adalah tindak komunikasi. Kenyataannya, sebuah teks memang tidak lahir dalam suatu ruang kosong, tanpa aksud penulis, gaya penulis, budaya dan konvensi yang penulis, dan sebagainya. Ketika seorang penulis skan sesuatu tentunya dengan maksud tertentu, yakni ‘menyampaikan maksudnya kepada pembaca. Hal ini juga berlaku isi. Mustahil yang diwujudkan dalam puisi tersebut juga dirasakan orang lain Dengan demikian, setiap teks tentunya bukanlah hal yang steril (Hoed, 1993). Justru karena tidak steril irulah maka suatu teks bahasa sumber perlu dianalisis terlebih sebelum diterjemahkan (ihat Nida & Taber, 1978). Analisis tersebut pada dasarnya untuk ‘menjawab pertanyaan berikut: (1) Pada dasarnya, apa maksud pengarang memuliskan teks ini? Apakah untuk menjelaskan sesuatu (eksposisi), atau untuk 32 PeoowaN saci Peneaseman PRoses DAN TAWAP PENERJEMAHAN 33 bercerita (narasi), atau untuk mempertahankan pendapat (argumentasi), ataukah untuk mempengaruhi pendapat umum, (persuasi) ataukah suatu ajakan atau servan?; 2) Bagaimana pengarang/penulis menyampaikan maksud tersebut? Apakah melalui t yang bertenaga (Keraf, imat yang mengandung ataukah melalui penyampaian berbagai fakta dan bukti. ‘Apakah ia menggunakan makna denotatif saja (tentang makna referensial atau makna primer lihat bab 2, subbab 2.3), atau digabungkan dengan makna konotatif, dan sebagainya. Bagaimana cara penulis menyampaikan maksud tersebut ‘ampak dalam "gaya" penulisan yang digunakannya: apakah kan pembaca dalam tulisannya ataukah . yakni gaya ‘personal’ dan ‘impersonal’ (Nash, 1980); (3) Bagaimana pengarang mewujudkan gaya tersebut dalam pemilihan kata, frase, dan kalimat? Apakah dengan ‘menggunakan bantuan partikel penyangat seperti /-lah, kah, pun/ dalam beberapa frase tertentu? Apakah gaya tersebut diwujudkan dengan penggunaan banyak kalimat berawalan /di-/ agar terasa ada jarak dengan pembaca? ataukah dia banyak menggunakan ‘kita’ agar pembaca merasa terlibat dalam tulisannya, ‘Semua hal tersebut di atas merupakan pertanyaan dasar yang hharus jelas jawabannya bagi penerjemah, sebelum ia mener- jemahkan teks sumber tersebut ke dalam bahasa sasaran, Sesudah ‘mempunyai gambaran yang jelas, barulah ia dapat memulai proses selanjuinya, yakni mengalihkan teks sumber tersebut ke dalam teks bahasa sasaran. Dalam hal ini, ia berupaya menggantikan ‘unsur TSu dengan unsur TSa yang sepadan (lihat bab 7 tentang "sepadan bukan berarti sama"). Pertanyaannya adalah: apanya yang sepadan? Tentunya sejauh ‘mungkin segala unsur dalam teks, baik bentuk maupun isinya, 34 PeOOMAN SAG! PENCRIEMAN adalah b: penerjemah mi bentuk dengar ‘pergeseran bentuk’ di bab 1 dan bab 5) Dalam upaya pengalihan ini, terdapat beberapa pertanyaan yang harus dikaitkan dengan pertanyaan dalam analisis dan dipertimbangkan oleh penerjemah dalam kegiatan pet Diantara perta disampaikan pengarang tersebut harus dipertahankan dalat terjemahan? Dapatkah penerjemah mengubah maksud dalam teks? Kalau boleh mengubah, seberapa banyak atau seberapa jauh dan mengapa? Jawaban dasar terhadap pertanyaan ini adalah: penerjemah harus mempertahankan maksud yang ingin disampaikan pengarang. Namun, apabila kita menganut paham a kesepadanan bi in harus banyak sekali melakuka an pembaca hasil terjemahian berlainan den; kelompok usia yang lebih muda, kelony ya mengenal gaya narasi, dsb. Maka seor lanjut di bab 7). lah kita katakan bahwa dalam pengalian, waksud yang disampaikan dalam teks sumber in maksud dalam teks sasaran. Pertanyaa ‘imbul dalam tahap pengalihan ini adalah: Bagaimana nerjemah menyampaikan maksud yang sepadan tersebut ke bahasa sasaran? Apakah masih dapat digunak: kalimat yang serupa? Misalnya, bagaimana kalimat bertenaga dalam bahasa sumber tersebut dapat tetap bertenaga dalam bahasa sasaran? Alat bahasa apa yang perlu verb) 5.2.4 Pergeseran Jenis ke Empat Pergeseran bentuk jeni Kesenjangan leksi ‘dengan menggunakan suatu struktur gramatikal. Berikut adalah beberapa contoh, (@ Suatu perangkat tekstual penanda fokus dalam BSu yang dinyatakan dengan konstruksi gramatikal dalam BSa. Contoh: Tsu: TSa: janjian inilah yang diacu . ‘agreement which is referred to" (not anything else) 165) termasuk dalam (b) Pergeseran unit dalam istilah Catford transposisi atau pergeseran bentuk jenis dari kata menjadi Kklausa, frase menjadi klausa, dan sebagainya, yang sering kita jumpai dalam penerjemahan kata-kata lepas bahasa Inggris sebagaimana dicontohkan berikut. ntoh: dari kata menjadi frase adept { i) amenity (iii) deliberate = ‘dengan sengaja, tenang dan berhati-hati™ (iv) interchangeability = "keadaan dapat saling dipertu- karkan’ 68 PEDOMAN ac! PeNERJEMAH © 5.3. Pergeseran Makna Atau Modulasi Ada kalanya pergeseran struktur seperti yang terjadi pada rosedur transposisi itu melibatkan perubahan yang menyangkut Pergeseran makna karena terjadi juga perubahan perspektif, sudut Pandang ataupun segi maknawi yang lain. Penggeseran makna ‘semacam itu disebut modulasi, sebagaimana dibahas di bawah, Konsep modulasi yang dipergunakan di sini didasarkan atas_ pandangan Newmark (1988). ama kepada ‘modulasi kita di sini menjadi: modulasi wajib dan modulasi bebas, Modul lakukan apabila suatu frase atau struktur lam BSa sehingga perlu dimunculkan., Berikut beberapa contoh. (@) Pasangan kata dalam BSu yang salah satunya saja ada padanannya dalam BSa. Contoh: kata fessor dan lessee dalam bahasa Inggris. Biasanya kata lessee diterjemahkan sebagai penyewa tetapi padanan untuk kata essor tidak ada. Maka, padanannya dapat dicari dengan mengubah sudut pandangnya atau dicari kebalikannya: ‘Orang/pihak yang menyewakan atau sewa', (©) Struktur aktif dalam BSu menjadi pasif dalam BSa dan sebaliknya, Contoh: (infinitive of purpose dalam bahasa Inggris: TSu: The problem is hard to solve "Masalah itu sukar (untuk) dipecahkan (kata ‘untuk’ bersifat manasuka). Gi) Konstruksi pasif nol dalam bahasa Indonesia menjadi onstruksi aktif dalam bahasa Inggris Su: Laporan itu akan saya sampaikan besok pagi ‘TSa: ‘I will submit the report tomorrow morning’ ‘Struktur subyek yang dibelah dalam bahasa Indonesia perlu modulasi dengan menyatukannya dalam bahasa Inggris, ee Phoseour PENtRsEMAHAN 69 Contoh: (@ TSu: Buku tersebut telah disahkan penggunaannya oleh : The use of the book has been approved by Dikti. Gi) TSu: Gerakan Nonblok dituntut peranannya. TSa: "The rote of the Non-aligned Movement has been pursued" Modulasi wajib juga terjadi pada penerjemahan kata yang hanya sebagian aspek maknanya dalam BSu dapat diungkapkan dalam BSa, yaitu dari makna bernuansa khusus ke umum, seperti dalam contoh-contoh berikut. Contoh: ; society = masyarakat (hubungan sosialnya, dan sebagainya) ‘community = masyarakat (kelompok orangnya) Jadi, kata bernuansa khusus dalam bahasa Inggris diterjemah- kan menjadi kata bernuansa umum dalam bahasa Indonesia. ‘Modulasi bebas adalah prosedur penerjemahan yang dilakukan Karena alasan n istik, misalnya untuk memperjelas makna, ‘menimbulkan kesetalian dalam Bsa, mencari padanan yang terasa alami dalam BSa, dan sebagainya. Berikut beberapa contoh. (a) Menyatakan secara tersurat dalam BSa apa yang tersirat dalam BSu, Contoh: TSu: environmental degradation ‘TSa: ‘penurunan mutu lingkungan’ (konsep mutt tersirat dalam BSu). Dalam dunia penerjemahan, gejala ini disebut gejala yakni memperjelas apa yang tersirat dalam un, gejala eksplisitasi seperti ini dapat terjadi sebaliknya, misalnya: 70 PEDOMAN BAG! PENERIEMAH TSu: ‘These conflicts, which more often than not have re- gional causes ....' (pethatikan yang bergaris bawah) ‘TSa: 'Konflik-konflik ini, yang lebih sering disebabkan oleh sebab-sebab regional’... (Perhatikanlah bahwa penerjemah tidak menerjemahkan kata-kata than not). (b) Frase preposisional sebab-akibat dalam BSu menjadi klausa sebab akibat dalam BSa Contoh: ‘TSu: We all suffer from the consequences of environmental degradation = TSa: 'Kita semua’ menderita karena (adanya) penurunan ‘motu lingkungan (0) Bentuk negatif ganda dalam BSu menjadi positif dalam BSa, Contoh: bound to occur TSa: 'Konflik militer tak urung terjadi juga’ 5.4 Adaptasi Adaptasi adalah pengupayaan padanan kultural antara dua situasi tertentu, Beberapa ungkapan kultural yang konsepnya tidak sama antara Bsu dan Bsa memerlukan adaptasi, misalnya salam resmi pembuka surat Dear sir dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi Dengan hormat, bukan Tuan yang terhormat (Hoed, 1976) (Lihat juga bab 1). 5.5 Pemadanan Berkonteks Pemberian konteks atau contextual conditioning adalah penem- patan suatu informasi dalam konteks,agar maknanya jelas bi penerima informasi/berita (Lihat Nida 1982). Dal: enerjemahan, penting juga diperhatikan prinsip komunikasi Proseour PENEREMAKAN. 7 bahwa semakin kaya konteks suatu berita (yang terwujud dalam kalimat), semakin Kecil kemungkinan s Jakobson 1966). Contoh-contoh berikut ini dapat menunjukkan bahwa kegiatan penerjemahan perlu memperhatikan konteks. (a) Ungkapan selamat malam dalam babasa Indonesia tidak selalu dapat diterjemahkan menjadi good night. Padanannya dalam bahasa Inggris bergantung pada Konteks: Apabila diucapkan saat bertemu, maka padanannya adalah good . maka padanannya adalah good (b) Ungkapan-ungkapan yang erat dengan budaya setempat, Contoh: (1) Kalimat The mustang was the fastest in the race eb fetjemahkan dengan menyertakan konteksnya ‘ahwa "mustang" adalah jenis kuda, dan diterjemahkan ‘Kuda mustang itu adalah yang tercepat dalam tersebut. (2) Penerjemahan percakapan tentang selamatan orang ‘meninggal. ‘A: Mengapa banyak orang B : Hari ini adalah en ih Bu Mina? inva ibunya. Frase yang bergaris bawali tidak dapat sekadar diterjemahkan menjadi he fortieth day tanpa menyertakan konteksnya, yaitu of her mother's 5.6 Pemadanan Bereatatan ‘Apabila semua prosedur penerjemahan tersebut di muka tidak dapat menghasilkan padanan yang dibarapkan, maka langkah lakukan adalah dengan pemadanan bercatatan. Hal nya dalam penerjemahan kata atau ungkapan lak ada dalam BSa seperti PEDOMAM aac! PENEEJEMAH kata sarung, batik, gado-gado, Maka penerjemahannya dapat ‘chase orders in whole or in part at any time within ten (10) days after it shall have been notified of such price increase. However, except as qualified in the following sentence, no price increase shall be applicable to any purchase orders, the acceptance of to LION prior t0 the effective date of such price increase. (Bagian dari kontrak) Teks 2 Death of a whale (oleh John Blight) When the mouse died, there was a sort of the tin ture made for gri Yesterday, instead, the dead whale on the reef drew an ex- cited multitude to the jetty. How must a whale die to wring a tear? Lugubrious death of a whale; the big feast for the gi sharks; the tug of the tide simulating life still there fed, swings this way like a door ajar from a slaughter dies; but at the immolation of a race, who cries? (Dati Sepilihan Sajak dari Australia, Jakarta 1991), Teks 3 Terjemahkan ke dalam bahasa Inggris (pethatikan bahwa teks itu adalah laporan), 90 PEDOMAN BAG! PENERJEMAW 1 ‘adi malam sumber di Rumkit Bhayangkara Nganjuk, ini adalah permintaan Polres Madiun, Karena sampai saat jawan merupakan satu- satunya tersangka dalam peristiwa itu. Sedangkan pengemudi bus Hasti masih kabur. Beberapa korban yang dirawat di Nganjuk, sebagian besar ‘mengaku tidak tahu bagaimana ia akhirnya bisa selamat dari maut. Sebab, mereka pada umumnya tidak sadarkan diri saat peristiwa itu baru terjadi. (Dari Jawa Pos, 27 Desember 1995) 2 PEoOMAN Bai P Buz Pergeseran Makna Umum, Perubahan Maksud, | Ketaksaan dan Pemadanan Sejauh ini kita membahas berbagai pergeseran yang terjadi dalam Penerjemahan, baik yang menyangkut pergeseran bentuk maupun yang menyangkut pergeseran makna, Namun, ‘eseran tersebut hanyalah bersi frase, Klausa atau kali pergeseran yang dapat terjadi secara thi maksud atau tujuan yang tepat. Hal ini juga dibahas di subbab 7.2. Selain ketaksaan maksud, adakalanya penerjemah menghadapi teks sumber yang sulit dipahami arah penulisannya karena teknik penulisan yang Kurang runtut, Pertanyaannya sama seperti di atas: Dapatkah penerjemah melakukan perbaikan? Dapatk: melakukan perubahan? Seberapa jauh? Bagaimana tuntunannya? ‘Semua pertanyaan ini dibahas dalam bab ini Di samping masalah-masalah praktis seperti di alas, perubahan ‘atau campur-tangan yang dilakukan oleh penerjemah akhirnya juga menimbulkan pertanya: bagaimana status terjemahan iru bila dilihat dari segi kesepadanan? Hal ini juga Puncesetan Manos Unum, Pemutanan Maxiuo, Ketaxsaan oan Penavanan 93. kita bahas dalam bab ini serta dikaitkan dengan teori mens kesepadanan, 7.1 Pergeseran Menyeluruh dan Perubahan Maksud Dalam bab 6, subbab 6.3., telah disinggung serba singkat ‘mengenai perubahan fungsi teks, yang pada akhirnya juga menyiratkan perubahan maksud penulisan. Dalam bab 6 tersebut ‘erjadi perubahan dari fungsi vokatf, yakni ajakan, sebagaimana tampak dalam k ‘yang lebih merup: dilakukan oleh pemi ‘TSu (1) Masalah hubungan Indonesia dengan Australia disampaikan oleh bapak August Marpaung. (2) Dikemukakan bahwa hhubungan antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Aus- Namun, diingatkan agar masyarakat Indonesia selalu waspada terhadap informasi yang disebarluaskan pers Australia. (4) Selanjuinya dijelaskan bahwa dalam situasi resesi dunia seperti sekarang ini pembangunan di segala bidang ‘mengalami hambatan, (5) Namun, secara keseluruhan pembangunan Indonesia yang dikenal dengan Pelita diangeap cukup berhasil (Dari "Bulletin", Indonesia Assotiation, NSW, Australia, Vol. 1 No. 4, 1986). Catatan: 1. garis bawah menunjukan verba 2. penomoran adalah penomor: ‘TSu di atas adalah sebuah laporan, sebagaimana tampak dalam baku-tak baku, populer, dsb. ‘* masalah khusus: idiom, metafora, dsb. s . Jenis teks-teks khusus yang sering diterjemahkan di Indone~ sia, yakni umumnya: © teks kontrak © teks ilmiah (berbagai bidang) * teks populer * ensiklopedia cerita anak-anak than teks sasaran yang disesuaikan dengan p iran, perbaikan teks yang kurang runtut, dsb. h duduk dalam tim penerjemah: nerjemah (tim analis dan pengalih) ing antara penulis teks asli, penerjemah, dan penyelaras akhir, (Catatan: Akan sangat apabila kegiatan (e) ini dapat di kegiatan penerjemahan yang imbalannya seb: pekerjaan yang mengarah ke ku Berlatih membuat kumpul han, menganalisisnya, igkalan data agar . Berlatih memanfaatkan mesin penerjemahan dengan kamus elektronik. sang berorientasi i lokakarya resmi, seminar, daripada perkuliahan bi 10.2 Pelatihan Nonformal Bentuk-bentuk pel seminar, dsb. yan, han nonformal dapat 1k memerlukan kre kkarya-lokakarya penerjemahan yang telah disele1 oleh Pusat Penerjemahan Fakultas Sastra Univ. rya tersebut mencakup berbagai bidang seperti sastra, hukum, Iptek, lingkungan hidup, politik dan diplomasi. 156 PEOOMAN BAG! PENERIEMAW PENDIOIKAN DAN PELATINAN PeNERIEMAM 157 Kegiatan-kegiata ‘menyegarkan kembal hal yang berkaitan dengan bertukar pendapat untuk m dan praktik penerjemahan. Kegiatan ini penting agar penerjem: tetap ‘up-to-date’ dalam pengetahuannya. Dengan mperbarui pengetahuan tersebut, ia dapat menjaga ku mengenai bidangnya, semacam ini juga dapat dilakukan untuk kepe penerjemahan itu senditi, misalnya: © pengumpulan per in yang sistematik dalam bidang tertentu melalui pangkalan da ‘© ajang kegiatan berbagai penerjemahan © ajang pertukaran informasi dengan lembaga-lembaga penerjemahan praktis, baik nasional maupun internasional (iat lampiran) n yang berkaitan dengan 158 PEDOMAN BAG! PeNERJEMAn Lampiran Lampiran A Beberapa Organisasi Penerjemah ‘Tingkat Nasional dan Internasional (isarikan dati Osers, ‘International Organizations", dalam ken, ed., ASLIB, 1983:17 Catatam: "Meskipun daftar betikut ini resmi terdaftar, adakalanya terjadi perubahan alamat tanpa pemberitahuan sebelumnya, terutama jika terjadi perubahan \auan pelaksanaan Rekomendasi UNESCO terhadap indungan penerjemah dan penerjemahan Pusat-pusat regional Pengurus majalah "Babel" Negara-negara berkembang lografi internasior . Statuta dan Peraturan penerjemah ri penerjemahan Daftar nasional penerjemah spesialis 12, Terminologi dan dokumentasi 13, Penerjemahan teks hukum 14, ikasi kepada penerjemah 1. Perunding dengan Komite Buku Interasional 16. 17, Hak cipta 18, Penghargaan Penerjemahan 19. Penerjemahan bahasa-bahasa yang terbatas penyebarannya Lameraan A 161 AITC Association Internationale des Traducteurs de Confer- ence atau Asosiasi-Internasional Penerjemah Konferensi ini didirikan pada pertengahan tahun 1960-an. Anggotanya mencakup penerjemah, penulis preci (ringkasan), penyunting dan penyelaras. Beasiswa atau_penghargaan yang diberikan oleh organisasi internasional ini adalah: 1. C.B, Nathhorst Prize International Federation of Translators (FIT) c/o Malou Hojer, Prize Committee Chairman, Rosengatan 5, 11140 Stockholm, Swedei 2, The FIT Astrid Lindgren Prize; seperti alamat pada nomor 1 3. FIT Commemorative Medal in Memory of Pierre-Fran,Cois Caille; seperti alamat pada nomor 1 4. Commission of the European Communities-Financial Ass tance for Translations of Works of Literature Cultural Deepartment, Commission of the European Communities, Ruce de la Loi 200, B-1049 Brusels, Belgium. 5. The UNESCO Literature Translations Pprogramme Depart- ‘ment of Culture, Unesco, 7 Place Fontenoy, 75007 Paris, France Di samping organisasi internasional tersebut, terdapat juga organisasi atau pemberi beasiswa dan penghargaan yang tingkatnya nasional, Berikut ini beberapa yang terkenal (Disarikan dari (1) Beaumont , "National Organizations of trans- low- tors and interpreters”, dan (2) Chancellor, "Awards, F ships and prizes", dalam Picken, ed., Translator's Handbo ASLIB, 1983:183 dan 191) Amerika Serikat Penghargaan dan beasiswa 1. American Book Awards One Park Avenue, New York, NY 10016. 162 PeDOMAW HAG! PENEEICMAN 2. Pen Translation prize Pen American Centre, 47 Fifth Avenue, New York, NY 10003, 3. Pen Medal for Translation; alamat sama dengan nomor 2. 4, Calouste Gulbenkian-PEN translation Prize; alamat sama seperti nomor 2. ian Foundation Translation Prizes 127 ist 73rd Street, New York, NY 10021 University, New York, NY 10027. 8. Translation Center Fellowship; alamat sama dengan nomor 7 9. National Endowment for the Humanities Translations Divi- sion of Research Programs, National Endowment for Hu- manities, Washington DC 20506 10. National Endowment for the Arts Fellowship for Transla- tors National Endowment for the Arts, Washingion DC 20506 11. Witter Bynner Poetry Translation prizee Poetry Society.of America, 15 Gramercy Park, New York, NY 10003 Alexander Gode Medal American Translators Association, lation Award The Acad- emy of American Poets, 177 East 87th Street, New York, NY 10028, 14, Pacific Northwest Translation Award Mr Cogito Press, Box 627 Pacific University, Forest Grove, Oregon 97116. 15. Alfred Jurzykowski Awards Alfred Jurzykowski Founda- tion, 59 East 66th Street, New York, NY 10021 16. The Gregory Rabbasa Prize ~ The Richard Wilbur Prize ‘The American Literary Translators’ Association (Professor Margaret Sayers Peden), c/o University of Missouri Press, 200 Lewis HALL, COLUMBIA, mo 65211, USA. Organisasi 1. American Translators Association 109 Croton Avenue, Ossining, New York 1056 Publikasi: The ATA Chronicle Lawrinan A 163 of Professional Translators c/o Josephine ‘Thornton, Mellon Bank NA, ional Dept., 2432 Mellon Square, Pittsburgh, Pennsylvania 15230 Australia Organisasi 1. Australian Translators Association Ltd., 115 Pitt Street, 10th Floor, Sydney, NSW 2000 Australia. 2. AUSIT "Australian Institute of Interpreters and Inc” 2 Corbin Ave., Quakers Hill, NSW 2763 Aust ‘Translation Journal” GPO Box 2579 ipodes: Austral Sydney NSW 2001 Austr Hong Kong Organisasi Hong Kong Trans! PO Box 335, K Publikasi: Bulletin of the Hong Kong Translatio Indonesia Organisasi Himpunan Penerjemah Indonesia JI. Cikini Raya No. 73 c/o Taman Ismail Marauki Jakarta Pusat Publikasi: Berita HPI Inggris Penghargaan dan beasiswa 1. John Florio Translation Prize ‘The Translators Association, 84 Drayton Gardens, London SW10 98D 164 PEDOMAN GAG! PENERJEMAH ‘Alamat sama seperti 3. Scot rieff Trans ‘Alamat sama seperti n 4, The European Poetry Trans! The Poetry Society, 21 Earls Cour Square, London SWS E Literature Department, The Arts Council 9 Long Acre, London WC2E 9LH Organisasi Translators Associ a Jepang Penghargaan, beasiswa, hadiah Japan Translation Culture Prize for Translators Japan Society of Translators, Shiba Mansion, Room No 208, Toranomon 5-11-6, Minato-ku, Jimbo-cho, Chiyoda-ku, Tokyo, 154 Publi pan Society of Translation Jerman Penghargaan, beasiswa Inter Nationes, Kennedyallee, 91-103, D-5300, Bonn 2 Organisasi Bundesveerband der Dolmetscher und Ubersetzer e. V Rudigerstr 79a, D-5300 Bonn 2 Publikasi: Mitteilungsblait Lawrinan A 165 Kanada Ottawa, Ontario KIP SV8 . John Glassco Translation Prize Literary Translators’ H2L1H7 ‘menerbitkan jurnal META. Korea Selatan Society of Translators of Korea, c/o Prof. Gonie Bang, of Kyung-Hee, 208-30 Bouamdong Chongroku, Seoul Nederland Prince Beeernhard Fund, Leidsegracht 3, 1017 Amsterdam 2. Foundations for Trans! Singel 450, Amsterdam Organisasi Nederlands Genootschap van Vertalers Pri Publikasi: jurnal Van taal Prancis| Penghargaan dan beasiswa 1. Prix baudelaire Societe des Gens de Lettres, Hotel de Massa, 38 rue du Faubourg St Jacques, Paris 75014 2. Le Prix de la Traduction- Pierre-Francois Caille Societe des Traducteurs, 1 rue de Courcelles, 75008 Paris 3. Langlois Prize French Academy, Institut de France, 23 Quai F-75006 Paris Societe frangaise des Traducteurs 1 rue de Courcelles, 75008 Paris Publikasi: Jurnal Traduire Spanyol Penghargaan dan beasisy Prize for translation of Spanish authors into other languages Ministry of Culture, Paseo de la Castellana 109, Madrid 16 Organisas Aso Espanola de Traductores ¢ Interpretes (APET!) Bi Nacional, paseeo de Recoletos 20, Madrid 1 Publikasi: Newsleiter Boletin APETI Swiss Organisasi Association Suisse des Traducteurs et Interpretes ‘Therwilerstr 77, CH-4153 Reinach Publikasi: Bullerin/Mitteilungsblatt 166 PEOOMAN BAG! PERERIEMAH Lampinan A 167 Lampiran B Piagam Penerjemah (Dari "The Translator's Charter”, yang dirumuskan oleh FIT Federasi Penerjemah Internasional dalam Kongresnya yang ke ‘empat di Dubrovnik. Yugoslavia, 1963) Federasi Penerjemah Internasional Memperhatikan: * bahwa penerjemahan telah terbentuk menjadi suatu kegiatan permanen dan semesta yang diperlukan pada zaman sekarang i dunia; bahwa dengan dimungkinkannya pertukaran karya mtarbangsa, penerjemahan telah memperkaya vangsa tersebut dan ikut memberikan andil bagi ‘timbulnya lebih pengertian antara bangsa-bangsa. + bahwa meskipun penerjemahan dipraktikkan dalam berbagai dan keadaan, penerjemahan sekarang harus diakui sebagai suatu profesi yang jelas dan otonom, Berkeinginan: * untuk menetapkan, sebagai dokumen formal, p ‘umum tertentu secara tidak terpisah dan terkai penerjemahan, terutama untuk tujuan: ‘© menekankan fungsi sosi ‘© menetapkan hak dan kewajiban pener} ‘© mengembangkan kondisi ekonomi dan penerjemah menjalankan kegiatannya, dan ‘© menyarankan tata cara bertindak tertentu bagi penerjemah dan organisasi profesionalnya, ‘untuk memberikan sumbangan menurut tujuan ini ke arah

You might also like