KONSEP DASAR KINETIKA KIMIA
Pendahuluan
Bab ini akan membahas konsep dasar kinctika kimia’ sebagai basis
pembelajaran mengenai tcknik reaksi kimia, Kinetika reaksi merupakan
salah satu bagian besar yang memegang peranan penting dalam suatu
proses kimiawi. Sebagaimana diketahui bersama, proses kimiawi tidak
akan lepas dari reaksi kimia, dan apa yang terjadi pada reaksi tersebut
sangat dipengaruhi oleh kinetika kimia.
Pada bab ini, akan dibahas mengenai pengertian dan konsep dari laju
reaksi. Selain itu, terdapat pengenalan tentang jenis-jenis reaksi yang ada,
ditinjau dari berbagai aspek. Pembahasan dilanjutkan dengan penjabaran
konsep neraca mol yang merupakan bagian pertama dan paling dasar
untuk menjelaskan mengenai proses kimiawi. Di bagian akhir, akan
diberikan sedikit pengenalan mengenai jenis-jenis reaktor ideal.
Secara umum, tujuan instruksional dari bab ini adalah pembaca
diharapkan mampu memahami konsep dasar kinetika kimia: laju reaksi,
mekanisme reaksi dan neraca mol reaktor ideal.
Dalam kehidupan sehari-hari perubahan material terjadi tidak hanya
melalui proses fisik, namun juga melalui reaksi kimia. Reaksi kimia dapat
berlangsung secara cepat maupun lambat. Pembentukan minyak bumi dan
batu bara merupakan contoh reaksi kimia yang berlangsung lambat.
Adapun pembakaran dan ledakan petasan termasuk contoh reaksi yang
berlangsung secara cepat. Kinctika kimia secara khusus mempelajari laju
dari sebuah reaksi kimia yang terjadi baik dalam dunia industri maupun
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari kinetika kimia, dapat
diperkirakan waktu berlangsungnya sebuah reaksi hingga terbentuk
produk yang diinginkan, Beberapa alasan mengapa kinetika kimia penting
untuk dipelajari adalah sebagai berikut:2 Teknik Reaksi Kimia
1, Kinetika kimia menjadi inti dari keilmuan teknik kimia seperti
rekayasa reaksi kimia dan perancangan reaktor.
2. Dalam suatu proses produksi atau proses-proses lain yang terkait
dalam industri kimia, pemahaman kinetika kimia sangat penting dalam
menentukan pilihan sistem reaksi yang dapat beroperasi secara efisien
dan aman.
3. Kinetika kimia tidak hanya memberikan informasi awal (reaktan) dan
akhir (produk) tetapi juga informasi keadaan antara selama terjadinya
proses reaksi tersebut.
Dasar IImu dalam Rekayasa Reaksi Kimia
Enam ilmu yang menjadi dasar untuk melakukan rekayasa reaksi
kimia antara lain, neraca mol, laju reaksi, stoikiometri, neraca energi,
difusi, dan pengontakan. Pengembangan dari ilmu dasar_ ini dapat
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang lebih kompleks
tetkait dengan reaksi kimia mulai dari permodelan teaks Kimia, desain
reaktor hingga reaksi multifasa. Lebih lanjut pengembangan ilmu ini
digunakan untuk melakukan rekayasa kinetika reaksi kimia dalam skala
industri untuk mendapatkan produk dengan kapasitas yang diinginkan,
Berikut adalah penggambaran enam dasar ilmu reaksi kimia dalam
struktur rekayasa reaksi kimia:
~Aplikasi
[Fixer Heeeetipeees’ | nubiles
| Scctaentaa” Soret ne
bath fewedilateckior
=.
Ee teed Nerkwaa
BZ] E1/ Fo] 4
2) ) 5] )2/)/31)] =
& Ae
2 3 é 2
2] /4)) 8] 2 2
6 Dasar IImu Rekayasa Reaksi Kimia
Gambar 1.1 Enam dasar ilmu rekayasa reaksi kimia.Konsep Dasar Kinetika Kimia 3
Konsep Dasar
Definisi
Berikut beberapa istilah yang sering digunakan dalam menjelaskan
kinetika reaksi kimia:
Y Kinetika kimia adalah suatu studi tentang laju dan mekanisme
reaksi kimia dimana suatu zat dikonversikan menjadi zat lain.
Y — Laju reaksi adalah mol produk yang dihasilkan atau reaktan yang
dikonsumsi oleh reaksi per satuan waktu.
¥— Mekanisme reaksi merupakan suatu rangkaian reaksi elementer
(kejadian kimiawi individu) yang secara keseluruhan membentuk
reaksi tersebut.
Laju Reaksi
Seperti yang telah dijelaskan di atas, laju reaksi menggambarkan
seberapa cepat reaktan dikonsumsi atau produk dihasilkan. Laju reaksi
dapat ditulis dalam beberapa bentuk, antara lain:
¥ Berdasarkan satuan volume fluida atau volume reaktor,
yee
oe a (a)
¥ _ Berdasarkan satuan berat katalis,
"Wd (2)
¥ Berdasarkan satuan luas kontak antarfasa,
1d
yao
o=8 dt (13)
dengan V, WW, dan S masing-masing adalah volume reaktor, massa katalis,
dan luas kontak antarfasa.
Secara umum, persamaan laju reaksi dapat ditulis sebagai berikut:
ry =[KTMIL CaCI) (A)
dengan: -r, + lajureaksi
laju reaksi spesifik atau konstanta laju reaksi
C + konsentrasi4 Teknik Reaksi Kimia
Banyak variabel yang dapat memengaruhi laju reaksi kimia, di antaranya
adalah suhu, tekanan, konsentrasi dan katalis. Untuk sistem reaksi
homogen, suhu, tekanan, dan konsentrasi merupakan yariabel yang sangat
berperan. Dalam sistem yang heterogen (lebih dari satu fasa)
permasalahannya menjadi lebih kompleks. Zat dapat bergerak dari satu
fasa ke fasa yang lain selama reaksi, misalnya: pembakaran batu bara,
transfer panas dan massa akan sangat berpengaruh pada laju reaksi
heterogen.
Contoh Soal 1.1 Menghitung laju reaksi
Reaksi penguraian amonia dapat terjadi dengan mereaksikan amonia
dengan oksigen menghasilkan nitrogen oksida dan uap air seperti pada
reaksi berikut,
4NH3(g) + $02(g) > 4NO (g) + 6H30 (g)
Pada suatu titik pada saat reaksi, laju amonia yang bereaksi adalah 0,36
mol/L.s.
a. Berapakah laju reaksi pembentukan nitrogen oksida (NO)?
b. Berapakah laju reaksi penguraian oksigen (02)?
Jawaban:
Laju reaksi penguraian amonia adalah laju pengurangan konsentrasi
amonia selama waktu reaksi. Untuk itu, tanda negatif () ditempatkan
untuk menunjukkan bahwa konsentrasi NH; berkurang sepanjang waktu
reaksi.
Ayu,
—Tn, = dt
a = Hew, Heo, F = oa6motit.s
mn, =A Ico, P= 0,36 mot/L.s
a. Laju pembentukan nitrogen oksida (NO)
NO terbentuk seiring dengan berkurangnya konsentrasi NH. Reaksi
pembentukan nitrogen mengarah ke pembentukan produk sehingga
nilainya positif (+).
Avo
dtKonsep Dasar Kinetita Kimia 5
sun fe tleo.T
mo =Hent Ico, f 0,36 mol/L.s
b. _Laju penguraian oksigen (O2) /
Oksigen terurai bersamaan dengan terurainya NH; dengan koefisien
tertentu pada reaksi, Dengan demikian, laju penguraian O> akan
menjadi,
_He,
TO at
X02 ~(siaelenng}eo,P
10; A{ Cu | Hon 5490/95
10, ~-0,45 mol/L.
Jenis Reaksi
Terdapat banyak faktor yang menjadi dasar pengklasifikasian suatu
reaksi, misalnya didasarkan pada jumlah fasa yang terlibat dalam reaksi
atau didasarkan pada penggunaan katalis atau tidak. Berikut klasifikasi
jenis reaksi secara umum:
¥ — Reaksi homogen dan heterogen: reaksi dikatakan homogen jika fasa
reaktan dan produknya adalah satu fasa dan jika lebih dari satu fasa
disebut reaksi heterogen, contohnya:
Reaksi Homogen: Reaksi pembentukan amonia pada industri pupuk.
Ni(g) + Ha(g)>NHx(g)
Reaksi Heterogen: Reaksi penguraian kalsium karbonat menjadi
kalsium oksida dan karbon dioksida.
CaCO3(s)— Ca0(s) + COAg)
~ — Reaksi katalitik dan nonkatalitik: reaksi katalitik adalah reaksi yang
menggunakan katalis dalam reaksinya, jika tidak maka disebut
dengan reaksi nonkatalitik. Reaksi hidrogenasi. minyak bumiTeknik Reaksi Kimia
merupakan salah satu contoh reaksi yang menggunakan katalis.
Sebaliknya reaksi pembakaran dan reaksi klorinasi Ti menjadi TiCl,
pada tahap produksi TiQ) merupakan beberapa contoh reaksi yang
tanpa menggunakan katalis (reaksi nonkatalitik).
Reaksi reversibel dan ireversibel: reaksi yang berjalan satu arah
disebut ireversibel sedangkan yang dua arah ke kanan dan ke kiri
disebut reaksi reversibel. Pada reaksi reversibel reaktan dapat
kembali terbentuk pada kondisi tertentu.
Contoh reaksi reversibel adalah reaksi reformasi metana dengan
uap air menghasilkan gas sintesis.
CH4(g) + HzO (g) = CO (g) + 3H (g)
Reaksi pembakaran bahan bakar padat merupakan salah satu
contoh reaksi ireversibel. Dimana reaktan tidak dapat terbentuk
kembali.
CAH, (8) + OXg) > C02 (g) +H,0 (I)
Pembakaran bahan bakar padat menghasilkan abu sebagai hasil
reaksi. Abu hasil pembakaran tidak akan dapat kembali menjadi
reaktan meskipun dilakukan rekayasa kondisi operasi.
Reaksi tunggal dan jamak
Reaksi tunggal merupakan reaksi dengan satu jalur pembentukan
produk atau dapat dikatakan memiliki satu persamaan laju reaksi.
Pada reaksi tunggal hal yang menjadi fokus utama adalah derajat
konversi reaktan menjadi produk dan stabilitas reaktor. Sedangkan
reaksi jamak merupakan reaksi yang memiliki lebih dari satu jalur
pembentukan produk atau memiliki persamaan stoikiometri dan
persamaan laju reaksi lebih dari satu. Pada reaksi jamak, produk
yang terbentuk dapat berupa produk yang diinginkan (desired
product) dan produk yang tidak diinginkan (undesired product)
Contoh dari reaksi tunggal salah satunya adalah reaksi
pembentukan air dari gas hidrogen dan oksigen.
Hg) + 4O2(g) > H20(g)
Reaksi oksidasi etilen menjadi etilen oksida dan CO, merupakan
contoh dari reaksi jamak.Konsep Dasar Kinetika Kimia 7
2c0, + 2H,0
CH,=CH, +0,—~
CH,-CH.
No7
Selain terjadi reaksi pembentukan etilen oksida, reaksi pembakaran
juga menjadi reaksi samping yang mungkin terjadi namun tidak
diinginkan.
Reaksi elementer dan nonelementer:
Reaksi elementer adalah reaksi sederhana yang hanya berlangsung
dalam satu tahap. Biasanya laju reaksinya merupakan fungsi
konsentrasi reaktan pangkat koefisiensi stoikiometrinya.
Contoh:
CO + NO3—> CO; +NO,
—ry =kCooCyo,
Reaksi:
A+BoR
= ry =kC,Cy (5)
Kesetimbangan untuk reaksi elementer
A+B2R+S
Treaksi kekanan — "reaksi ke kiti
Treaksi ke kanan = KC Cy
Tratsitekii = KxCy Cg
Hise: K,= [ae
& OC o | wetitesatsiiniaa a6)
Reaksi nonelementer adalah reaksi kompleks yang membutuhkan
lebih dari satu tahapan reaksi elementer. Reaksi nonelemente1
memiliki mekanisme reaksi yang terdiri dari beberapa urutan reaksi
elementer yang mengarah pada pembentukan produk. Dalam reaks}
ini terdapat suatu zat antara, yaitu spesi yang muncul dalam
mekanisme, tetapi tidak muncul pada reaksi keseluruhan.8
Teknik Reakst Kimia
Contoh:
H+ Bry > 2HBr
kiCu,Coy
"apr = Te Knee.
ky +
Br
Reaksi :
Ay +Bo> 2AB
Postulat tahapan elementer untuk reaksi di atas:
Ao= 2A"
A+B) = AB+B"
A'+BS AB
*: zat antara yang tidak terdeteksi
Contoh Soal 1.2 Menentukan jenis reaksi
Tentukan jenis reaksi dari beberapa reaksi berikut:
- Cus + 4HNO3 (aq) Cu(NO3)2 (aq) HNO? (g) +H20 «vy
- HNO} (aq) + NaOH (aq) > H2O y+ NANOS (2a)
3a + Nog + Fe —> 2NHyg) + Fes)
. CHacg + 2 Org —> COxg) + 2 HO
- NO pe) + Ox > NOxe) +Oxe
Reaksi penguraian ozon oleh unsur halida
X + O03 > XO+ 02
XO + 1/20, X + Oo
moeeaese
Jawaban:
. Reaksi tunggal, heterogen
. Reaksi tunggal, homogen
. Reaksi tunggal, katalitik
. Reaksi nonkatalitik dan multifasa (heterogen)
. Reaksi homogen dan elementer
Reaksi jamak, katalitik
menoegepKonsep Dasar Kinetika Kimia 9
Zat Antara (Intermediate)
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, pada reaksi nonelementer
terdapat istilah zat antara. Zat antara atau intermediate memiliki beberapa
macam bentuk, antara lain:
¥ Radikal bebas: atom bebas atau fragmen molekul yang tidak stabil
yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan,
misal: CH3e, He.
¥ Ion dan zat polar: atom yang bermuatan listrik, molekul, fragmen
molekul, misal: Na‘, OH, NH4*,
¥ — Molekul: pada reaksi konsekutif berupa produk yang sangat reaktif,
misal:
A>R-S
Ada dua jenis skema reaksi yang melibatkan zat antara, yaitu:
v¥ _ Reaksi tak berantai
Reaktan — (zat antara)’
(zat antara)" — Produk
¥ Reaksi berantai
Reaktan —> (Zatantara)” (Inisiasi)
(Zat antara)" +Reaktan—> (Zat antara)’ + Produk (Propagasi)
(Zat antara)’ — Produk (Terminasi)
Laju reaksi total merupakan penjumlahan laju reaksi tiap tahap:
+
"inet = Dine iodltdinctn (1.7)
Neraca Mol
Sebelum melakukan rekayasa kinetika reaksi kimia, terlebih dahulu
perlu dipastikan mengenai neraca mol reakian dan produk pada sebuah
reaksi. Dalam sebuah reaksi, fase di saat reaktan mulai bereaksi
membentuk produk hingga tercapai kesetimbangan dibatasi sebagai
volume sistem. Sama halnya dengan neraca massa dan energi, neraca mol
Komponen pada sebuah reaksi kimia meliputi, laju alir input, laju
pembentukan (generation), laju alir output, dan akumulasi. Secara umum
sistem neraca mol komponen dalam sebuah reaksi digambarkan pada
Gambar 1.2 berikut:10 Teknik Reaksi Kimia
Volume sistem
Fao
Gambar 1.2 Sistem neraca mol.
Neraca mol komponen a dapat ditulis:
{ocr fn nna
io + G4 = m= (1.8)
dengan: N, : jumlah mol a dalam sistem pada waktu t
G4 : lajupembentukan komponen a
Jika variabel sistem uniform (tidak tergantung geometri), maka
G4a=r4V (1.9)
Bila variabel sistem tergantung dari geometri, maka’
G4=Dr4 Vv
G4 =f av (2.10)
Jenis Reaktor Ideal
Secara umum terdapat dua jenis reaktor ideal berdasarkan mode
operasinya, yaitu reaktor batch dan reaktor kontinu.
¥ Reaktor Batch
Reaktor batch biasa digunakan pada proses skala kecil atau
pembuatan produk yang bemilai sangat tinggi. Pada reaktor batch tidak
terdapat aliran yang masuk maupun keluar, sehingga neraca molnya
menjadi:
his*FAs0 quay
=dN4/dt (1.12)
foster =avare (1)
jika campuran zat yang bereaksi tercampur dengan sempurna, maka laju
reaksi di dalam reaktor menjadi konstan, sehingga:
r4V =dN 4 /dt (1.14)Konsep Dasar Kinetika Kimia 11
cane
Gambar 1.3 Reaktor batch
v Reaktor Kontinu
Reaktor kontinu pada umumnya digunakan pada skala industri dan
dijalankan secara steady state. Dua jenis reaktor kontinu yang sering
digunakan dalam beberapa kasus adalah reaktor kontinu berpengaduk dan
reaktor kontinu turbular (Gambar 1.4). Reaktor kontinu berpengaduk
(continuous stirred tank reactor) umumnya dioperasikan secara steady
state dan diasumsikan reaktan di dalamnya tercampur secara sempuma.
Pada reaktor kontinu berpengaduk (CSTR), konsentrasi, suhu, dan laju
reaksi tidak bergantung pada waktu dan posisi reaktan dalam reaktor.
Setiap titik reaktor CSTR memiliki konsentrasi dan suhu reaksi yang
identik, namun akan sama pada titik keluar. Dengan demikian, suhu dan
konsentrasi keluaran pada reaktor CSTR seringkali diasumsikan sebagai
suhu dan konsentrasi dalam reaktor.
CSTR
PFR
raleoan
@) )
Gambar 1.4 Reaktor (a) CSTR dan (b) PFR
Jenis lain dari reaktor kontinu adalah reaktor turbular. Reaktor
turbular terdiri dari pipa silinder yang umumnya dioperasikan secara
steady state. Reaktor turbular lebih banyak digunakan untuk reaksi berfasa
gas. Dalam memodelkan reaktor turbular, konsentrasi reaktan berkurang
secara kontinu sepanjang pipa. Dengan demikian, laju reaksi yang
merupakan fungsi konsentrasi (kecuali pada reaksi orde 0), akan bervariasi12 Teknik Reaksi Kimia
dengan jarak yang ditempuh reaktan/panjang reaktor. Reaktor kontinu
jenis ini banyak dikenal sebagai plug flow reactor (PFR). Neraca mol
untuk kedua reaktor kontinu ditunjukkan pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Neraca mol reaktor kontinu
Neraca mol CSTR Neraca mol PFR
aN4 4 aNA
dt dt
yp -\Fto =F) aA yy
-r4 dv
Soal-Soal
$1.1 Buat /is¢ sesuatu yang penting yang anda pelajari dari pokok
bahasan ini.
$1.2 Jelaskan dengan singkat pengertian laju reaksi dan mekanisme
reaksi.
$1.3 Turunkan neraca mol untuk ketiga jenis reaktor ideal dan
jelaskan asumsi dasamya.
$1.4 Reaksi penguraian ozon dengan menggunakan katalis terjadi
melalui dua mekanisme seperti berikut:
X+03—“.x0+.0)
90+ 40, 2 4x +07
Tuliskan persamaan reaksi keseluruhan
. Tuliskan persamaan laju reaksi untuk tahap 1 dan 2
c. Melihat pada reaksi di atas, apakah fungsi dari komponen X
dan XO?
d. Jika diketahui pesawat melepaskan gas NO ke atmosfer yang
juga bertindak sebagai katalis proses penguraian ozon.
Ketika konsentrasi O; dan NO masing-masing adalah
5,0 x 10" dan 1,0 x 10° molekul/em’, berapakah laju terurai-
kannya 03? Jika konstanta laju reaksinya adalah 6,0 x 10°!
cm’/molekul-detik.
$1.5 Isu pemanasan global akibat emisi gas CO, ke alam menjadi
topik yang menyita perhatian para ilmuwan saat ini. Tanpa
disadari setiap makhluk hidup di dunia berkontribusi terhadap
oPKonsep Dasar Kinetika Kimia 13
deposit gas rumah kaca tersebut. Proses metabolisme tubuh
manusia menghasilkan gas CO, dan uap air sebagai produk
samping, selain energi yang digunakan untuk beraktivitas. Jika
setiap hari seseorang mengonsumsi 10 gram roti dan 25 gram
nasi yang disudahi dengan mengonsumsi 2-2,5 liter air mineral.
Dapatkah kita memperkirakan berapa CO2 yang seseorang
hasilkan tiap harinya dengan input oksigen ke dalam tubuh
sebesar 8000 liter/hari? Dengan kita menganggap bahwa roti dan
nasi merupakan glukosa dan mengasumsikan bahwa pencernaan
berhenti sampai lambung. Buatlah asumsi mengenai jenis
reaktor dan reaksi yang terjadi, sertakan alasan yang kuat untuk
mendukung asumsi tersebut. (Diketahui volume lambung
manusia adalah 1500 ml).