Professional Documents
Culture Documents
132 274 1 SM PDF
132 274 1 SM PDF
Influence of usage add materials plastic waste tidiness of mineral water to compressive
strength and split strength concrete
ABSTRACT
This article present result of research of usage plastic waste tidiness of mineral water (liquefied
polypropylene) upon which add with variation of plastic waste equal to 5%; 10% and 15%, examination
conducted at 7, 14, 28 and 56 day for the compression strength test and age 28 day for concrete split strain
strength test. Test object made in the form of cylinder of the size diameter 15 cm and high 30 cm. This research
is conducted at Concrete Technological Laboratory of C ivil Engineering Jenderal Soedirman University.
Research result expected can give information concerning benefit of plastic waste, knowing how big influence of
addition of plastic waste to compression strength and concrete split strain strength and data source to all
researchers to use this waste.
Research result indicate that plastic waste able to be liquefied equal to 22,367% and inspection to used liquid
plastic waste upon which add to be got H 2 O content in liquid equal to 94,019%, NaOH equal to 4,222% and
C 3 H 6 equal to 1,759%. At addition of liquid plastic waste equal to 2,929% and 3,149% happened increase of
concrete compression strength. Liquid plastic waste rate 2,929% is most optimum liquid rate at examination 28
day improving compression strength till 3,33%, while liquid plastic waste rate 3,149% yielding compression
strength optimum at 56 day and can improve compression strength till 3,62%. In other way, concrete split strain
strength increasing equal to 11,732% at addition of liquid plastic waste 5,426% if compared to normal concrete
(without addition of liquid plastic waste).
Keyword : concrete, compression strength, strain strength, polypropylene, materials add
sebagai bahan tambah beton selain bertujuan (Suraatmadja, 2000). Hart (1983) dalam
memanfaatkan limbah plastik, juga untuk bukunya, Organic Chemistry, menyebutkan
mencari bahan tambah alternatif yang apabila bahwa polimer (poly = banyak, meros =
ditambahkan dalam adukan beton bagian) adalah molekul raksasa yang biasanya
menghasilkan beton yang mempunyai nilai memiliki bobot molekul tinggi, dibangun dari
lebih baik dari beton biasa. Polimer, pengulangan unit-unit. Molekul sederhana
dinyatakan dengan rumus Cn H 2n yang membentuk unit-unit ulangan ini
dinamakan monomer. Sedangkan reaksi
mempunyai berbagai macam jenis, salah pembentukan polimer dikenal dengan istilah
satunya adalah polypropylene ( C3 H 6 ). polimerisasi.
Polypropylene, mempunyai ciri fisik berwarna Polymer digolongkan menjadi dua
putih mengkilap, dapat ditembus cahaya dan macam, yaitu polymer alam (seperti pati,
mempunyai permukaan yang halus dan selulosa, dan sutra) dan polymer sintetik
banyak digunakan dalam industri pembuatan (seperti polimer vinil). Plastik yang kita kenal
kemasan air mineral. sehari-hari sering dipertukarkan dengan
Dari latar belakang tersebut dapat polimer sintetik. Ini dikarenakan sifat plastik
dirumuskan suatu masalah apakah yang mudah dibentuk (bahasa latin; plasticus =
penambahan limbah kemasan air mineral mudah dibentuk) dikaitkan dengan polymer
dapat menambah kuat tekan dan tarik belah sintetik yang dapat dilelehkan dan diubah
beton? dan seberapa besar pengaruh menjadi bermacam-macam bentuk. Padahal
penambahan limbah kemasan air mineral sebenarnya plastik mempunyai arti yang lebih
terhadap kuat tekan dan tarik belah beton? sempit. Plastik termasuk bagian polymer
termoplastik, yaitu polymer yang akan melunak
Dalam penelitian ini dilakukan apabila dipanaskan dan dapat dibentuk sesuai
percobaan dengan menambahkan kemasan pola yang kita inginkan. Setelah dingin polymer
air mineral “plastik PP (polypropylene ini akan mempertahankan bentuknya yang
( C3 H 6 ))” yang telah dicairkan ke dalam baru. Proses ini dapat diulang dan dapat
adukan beton sebagai bahan tambah. diubah menjadi bentuk yang lain. Golongan
polimer sintetik lain adalah polimer termoset
Tujuan penelitian ini adalah untuk (materi yang dapat dilebur pada tahap tertentu
mengetahui pengaruh penambahan limbah dalam pembuatannya tetapi menjadi keras
kemasan air mineral yang dicairkan terhadap selamanya, tidak melunak dan tidak dapat
kuat tekan dan kuat tarik belah beton. dicetak ulang) (Hadi, Tanpa Tahun).
Dari hasil penelitian ini diharapkan : Polymer pada umumnya mempunyai
1. Memberi masukan dan mengisi banyak pemanfaatan mulai dari bahan untuk
kekurangan ilmu pengetahuan khususnya membuat kemasan air mineral, PVC hingga
Bidang Ilmu Teknik Sipil yang berkaitan digunakan sebagai jok mobil. Hal ini
dengan bahan tambahan lain yang dikarenakan polymer mempunyai kekuatan
digunakan untuk membuat beton yang tarik dan kepadatan yang relatif tinggi
mempunyai sifat khusus yang lebih baik ditambah lagi sifat material polymer yang
daripada beton biasa atau normal. tahan lama dan ringan. Polimerisasi dicapai
pada temperatur dan tekanan yang relatif
2. Memberi masukan pada Pemerintah rendah dan produk yang dihasilkan bersifat
Daerah Banyumas dan instansi terkait tembus cahaya (jernih) tetapi bisa juga diberi
tentang manfaat lain dari limbah kemasan warna. Polymer memiliki sifat mekanik serta
air mineral yaitu sebagai bahan campuran perilaku yang berbeda satu dengan yang
beton. lainnya karena tergantung jenis yang
digunakan, polypropylene ( C3 H 6 ) merupakan
Polymer adalah suatu zat kimia yang salah satu jenis polymer yang digunakan
terdiri dari molekul-molekul yang besar dengan dalam pembuatan kemasan air mineral
karbon dan hidrogen sebagai molekul mempunyai karakteristik sebagai berikut:
utamanya yang dinyatakan dalam Cn H 2n
42
Dinamika Rekayasa Vol. 4 No. 1 Februari 2008
ISSN 1858-3075
43
Gandjar Pamudji, Nor Intang SH, dan Aan Nurur Rahman
Pengaruh Pemakaian Bahan Tambah Limbah Plastik Kemasan
Air Mineral Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton : 41 - 49
44
Dinamika Rekayasa Vol. 4 No. 1 Februari 2008
ISSN 1858-3075
45
Gandjar Pamudji, Nor Intang SH, dan Aan Nurur Rahman
Pengaruh Pemakaian Bahan Tambah Limbah Plastik Kemasan
Air Mineral Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton : 41 - 49
Tabel 1. Hasil Pengujian Agregat Halus 3. Larutan Limbah Plastik Kemasan Air
Mineral
Jenis Pengujian Hasil Standar
Pengujian Pengujian limbah plastik kemasan air
mineral yang digunakan dalam penelitian ini
Kandungan 0,8143 % Maksimal 5 meliputi prosentase plastik kemasan air
lumpur % mineral yang dapat dicairkan pada suhu
Berat jenis curah 2,15 - ±174°C, tekanan 1 atmosfer dan kandungan
yang terdapat dalam larutan yang akan
Berat jenis kering 2,36 Agregat digunakan dalam adukan beton.
permukaan jenuh ringan : <
2,0 Agregat
normal: 2,5- Tabel 3. Hasil Pengujian Larutan Limbah
2,7, Agregat Plastik Kemasan Air Mineral
berat :
>2,8 Jenis Hasil Pengujian
Berat jenis semu 2,70 - Pengujian
permukaan
Agregat normal: 20
Nilai Slump (cm)
jenuh
2,5-2,7 15
y = 0,5367x + 11,383
R2 = 0,508
Agregat berat : 10
>2,8 5
0
Berat jenis 2,73 - 0 5 10
Kadar Larutan Limbah Plastik (%)
15
Penyerapan 4,19 % -
Gambar 3. Hubungan Kadar Larutan Limbah
Berat volume 1,31 - Plastik dan Nilai Slump
(lepas)
Berat volume 1,50 -
Dari Gambar 3 tampak bahwa nilai
(padat)
slump semakin meningkat seiring dengan
Modulus 7,29 5–8 bertambahnya penambahan kadar larutan
halus
46
Dinamika Rekayasa Vol. 4 No. 1 Februari 2008
ISSN 1858-3075
R2 = 0.4727 4
35
y = 17.72x0.169 3,5
30
R2 = 0.566
25 3
20 y = 8.1929x0.2985 y = -0,0115x2 + 0,1248x + 2,8828
R2 = 0.6741 2,5 R2 = 0,9271
15
10 2
y = 10.749x0.1399
5 R2 = 0.4558 1,5
0
0 7 14 21 28 35 42 49 56 1
Umur (Hari)
0,5
0
Bahan Tambah 0% Bahan Tambah 5% Bahan Tambah 10% Bahan Tambah 15%
0 5 10 15
Kadar Larutan Limbah Plastik (%)
45
40 y = -0,1213x2 + 0,7639x + 33,234
Pengamatan terhadap kuat tarik belah
Kuat Tekan Beton (MPa)
35 R2 = 0,8403
menunjukkan peningkatan paling optimum nilai
30 y = -0,1281x2 + 0,7503x + 33
R2 = 0,9064
kuat tarik belah pada beton dengan kadar
25
20 larutan 5,426% sebesar 11,732%.
15
y = -0,7982x + 30,925
Peningkatan ini terjadi karena pori yang
10
5
R2 = 0,8809
terkandung dalam beton terisi oleh plastik
y = -0,0848x2 + 0,5114x + 23,328
0 R2 = 0,7251
polypropylene (C 3 H 6 ) . Dengan terisinya
0 5 10 15
Kadar Larutan Limbah (%)
pori dalam beton maka ikatan yang terjadi
Umur 7 Hari Umur 14 Hari Umur 28 Hari Umur 56 Hari
antar partikel dalam beton menjadi lebih tebal
dan kuat, hal inilah yang mengakibatkan
Gambar 5. Hubungan Kadar Larutan Limbah
terjadinya peningkatan kuat tarik belah beton.
dan Kuat Tekan Beton
Namun untuk kadar 10% dan 15% kuat
tarik belah mengalami penurunan karena pada
Pengamatan terhadap kuat tekan kadar tersebut pori yang terkandung dalam
beton menunjukkan terjadinya peningkatan beton semakin banyak, hal ini ditunjukkan
kuat tekan sebesar 3,62% pada beton dengan dengan meningkatnya nilai slump beton.
kadar larutan 3,149% pada umur beton 56 Menurut Tjokrodimuljo (1996), dengan
hari, hal ini dikarenakan pori yang terdapat semakin tingginya nilai slump, maka
dalam beton “lebih terisi penuh” oleh plastik kandungan pori dalam beton meningkat. Hal
polypropylene ( (C 3 H 6 ) yang terdapat dalam inilah yang mengakibatkan ikatan yang terjadi
antar partikel menjadi lebih tipis dan lemah,
larutan daripada beton normal. Pada kadar
47
Gandjar Pamudji, Nor Intang SH, dan Aan Nurur Rahman
Pengaruh Pemakaian Bahan Tambah Limbah Plastik Kemasan
Air Mineral Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton : 41 - 49
48
Dinamika Rekayasa Vol. 4 No. 1 Februari 2008
ISSN 1858-3075
Pariatmono. 2000. Kajian Kekuatan Tekan Yun. Menghancurkan Plastik dengan Air.
dan Tarik Bahan Beton. Jurnal Sains Kompas, 26 Oktober 2002.
dan Teknologi Indonesia, Volume 2, http://www.chem-is-
nomer 6, hal 48-60. Humas try.org/index.php?sect=artikel&ext=18.
BPPT/ANY. Diakses pada 2 Februari 2006.
Suraatmadja, D. 2000. Prof H Djuanda, Zuraida, S. 2005. Pengaruh Penambahan
Penemu Beton Polimer, Kompas 1 Fiber Polypropylene Terhadap Perilaku
September 2000, Mekanik Beton Normal,
http://www.catcha.co.id/cgi- http://www.google.com/cgi-
bin/l/search.cgi?wn=indonesia&query= bin/l/search.cgi?wn=indonesia&query=
beton+polimer. Diakses pada 5 Januari polypropylene. Diakses pada 5 Januari
2006. 2006.
Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton.
Nafiri. Yogyakarta.
49