Professional Documents
Culture Documents
MI-3 - LJJ Pengobatan Pasien TB KB 1-6 080316 PDF
MI-3 - LJJ Pengobatan Pasien TB KB 1-6 080316 PDF
PENGOBATAN PASIEN TB
BAGIAN 1
DAFTAR ISI
Kegiatan Belajar 1
TUJUAN dan PRINSIP PENGOBATAN
Tujuan ……………………………………………………………………………………...
Pokok Materi ………………………………………………………………………….…..
Uraian Materi ……………………………………………………………………………..
Sekarang saya tahu ……………………………………………………………………..…
Bahan diskusi ………………………………………………………….…………………..
Tugas ……………………………………………………………………………………..…
Test …………………………………………………………………………………….…...
Kegiatan Belajar 2
PADUAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)
Tujuan ……………………………………………………………………………………….
Pokok Materi ……………………………………………………………………………….
Uraian Materi …………………………………………………………………………….…
Sekarang saya tahu ……………………………………………………………………..…
Bahan diskusi ……………………………………………………………………………….
Tugas …………………………………………………………………………………………
Test …………………………………………………………………………………………..
Kegiatan Belajar 3
PENGOBATAN TB PADA PASIEN DEWASA
Tujuan ……………………………………………………………………………………….
Pokok Materi ……………………………………………………………………………….
Uraian Materi …………………………………………………………………………….…
Sekarang saya tahu ……………………………………………………………………..…
Bahan diskusi ……………………………………………………………………………….
Tugas …………………………………………………………………………………………
Test …………………………………………………………………………………………..
Kegiatan Belajar 4
PENGOBATAN TB PADA PASIEN ANAK
Tujuan ……………………………………………………………………………………….
Pokok Materi ……………………………………………………………………………….
Uraian Materi …………………………………………………………………………….…
Sekarang saya tahu ……………………………………………………………………..…
Bahan diskusi ……………………………………………………………………………….
Tugas …………………………………………………………………………………………
Test ………………………
Kegiatan Belajar 5
PENGOBATAN TB PADA PASIEN DENGAN KEADAAN KHUSUS
Tujuan ……………………………………………………………………………………….
Pokok Materi ……………………………………………………………………………….
Uraian Materi …………………………………………………………………………….…
Sekarang saya tahu ……………………………………………………………………..…
Bahan diskusi ……………………………………………………………………………….
Tugas …………………………………………………………………………………………
Test …………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………..
Kegiatan Belajar 6
PENETAPAN PMO DAN TEMPAT PENGOBATAN
Tujuan ……………………………………………………………………………………….
Pokok Materi ……………………………………………………………………………….
Uraian Materi …………………………………………………………………………….…
Sekarang saya tahu ……………………………………………………………………..…
Bahan diskusi ……………………………………………………………………………….
Tugas …………………………………………………………………………………………
Test …………………………………………………………………………………………..
SELAMAT MEMBUKA MODUL INTI
3 PENGOBATAN PASIEN TB
Modul ini merupakan kelanjutan modul Penemuan pasien TB. Setelah pasien
ditemukan adalah kewajiban Dokter Praktik Mandiri (DPM) menjamin bahwa
pasien TB diobati dengan baik dan benar, sesuai standar ISTC (International
Standard for Tuberculosis Care), Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
(PNPK) dan Buku Pedoman Nasional Pengendalian TB edisi terkini.
Pada modul ini ada 12 topik materi yang akan dibahas yaitu: tujuan dan prinsip
pengobatan pasien TB, paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT), Pengobatan TB
pada pasien dewasa dan pasien anak, penetapan PMO dan tempat pengobatan,
Efek samping OAT, Tata Laksana Pasien Berobat Tidak Teratur, pemantauan
kemajuan pengobatan, penetapan hasil akhir pengobatan,
logistik TB dan pengisian form TB.01 dan TB.02
KEGIATAN BELAJAR 1
TUJUAN DAN PRINSIP PENGOBATAN PASIEN TB
POKOK MATERI
1) Tujuan pengobatan pasien TB
2) Prinsip pengobatan pasien TB
URAIAN MATERI
Tujuan Umum
Peserta mampu memahami tentang Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dalam setiap
tahapan pengobatan TB
Tujuan Khusus
Peserta mampu menjelaskan:
1. Definisi OAT
2. Jenis dan kisaran dosis OAT yang digunakan di Indonesia
3. Paduan OAT, peruntukkan, cara meminum dan cara kerja OAT dalam setiap
tahapan pengobatan TB
Pokok Materi
a). Definisi OAT
b). Jenis dan Kisaran dosis OAT yang digunakan di Indonesia
c). Paduan OAT, peruntukkan, cara meminum dan cara kerja OAT dalam setiap
tahapan pengobatan TB
Uraian Materi
a). Definisi Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Obat Anti Tuberkulosis ( OAT ) adalah komponen terpenting dalam pengobatan
TB, yang merupakan salah satu upaya paling efisien untuk mencegah penyebaran
lebih lanjut dari kuman TB.
OAT lini kedua merupakan OAT yang diberikan pada pasien TB yang
sudah resistan terhadap OAT lini pertama (pasien TB Resistan Obat).
Setelah mengetahui jenis OAT lini pertama dan lini kedua, cara kerja serta
efek sampingnya, maka kita akan mempelajari Paduan OAT dan
peruntukkannya.
Paduan OAT yang digunakan di Indonesia ditetapkan mengacu pada
rekomendasi WHO dan International Standard for Tuberculosis Care/ISTC.
Paduan OAT terdiri dari OAT Kategori 1 dan Kategori 2, Kategori Anak dan
Kategori Pengobatan untuk Pasien TB Resistan Obat
Tujuan Khusus
Peserta dapat menjelaskan:
1. Paduan OAT pasien TB dewasa
2. Dosis OAT bagi pasien TB dewasa
Pokok Materi
Materi yang akan dibahas pada kegiatan belajar ini adalah paduan dan dosis OAT
bagi pasien TB dewasa
Uraian Materi
Seperti telah disampaikan pada materi sebelumnya, paduan pengobatan TB
terdiri dari Kategori-1 dan Kategori-2 dengan kemasan KDT dan Kombipak.
Tabel berikut memperlihatkan kisaran dosis pengobatan TB untuk tiap jenis
OAT, sesuai kisaran dosis dengan pengelompokan Berat Badan pasien TB,
baik untuk KDT maupun kombipak.
Untuk pasien yang berumur >60 tahun tidak mungkin bisa diberikan
Streptomycin dengan dosis >500 – 750 mg/hari. Beberapa buku rujukan
menganjurkan penurunan dosis menjadi 10 mg/kg/BB/hari. Pada pasien
dengan berat badan < 50 kg mungkin juga tidak dapat diberikan dosis
diatas 500 – 750 mg/hari.
Untuk perempuan hamil lihat pengobatan TB pada keadaan khusus.
Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan
aquabidest sebanyak 3,7ml sehingga menjadi 4ml. (1ml = 250mg).
Jumlah hari menelan obat dalam 1 bulan adalah 28 hari, sehingga untuk
tahap awal 2 bulan = 2 X 28 hari (dosis harian) = 56 hari (=56 dosis harian)
Untuk tahap lanjutan, pasien TB menelan obat 3 kali seminggu, sehingga
untuk 1 bulan jumlah hari menelan obat adalah 3 kali X 4 minggu= 12 hari
menelan obat (= 12 dosis harian), sehingga pada tahap lanjutan Kategori-2
jumlah dosis harian yang harus diminum adalah 5 bulan X 3 kali/mg X 4
minggu= 60 hari menelan obat (=60 dosis harian)
Catatan:
Tujuan Umum
Pokok Materi
a. Tatalaksana medikamentosa TB Anak
b. Prinsip pengobatan TB pada pasien Anak
c. Paduan OAT TB Anak, dosis dan efek samping
d. Paduan OAT TB Anak dan peruntukkannya
e. Tahapan pengobatan, jenis dan lama pengobatan pada pasien TB Anak
f. Pengobatan ulang pada pasien TB Anak
Uraian Materi
Pengobatan TB pada anak
a. Tatalaksana medikamentosa TB Anak
Keterangan:
Apabila OAT lepas diberikan dalam bentuk puyer, maka semua obat tidak
boleh digerus bersama dan dicampur dalam satu puyer
Kortikosteroid
Kortikosteroid dapat digunakan untuk TB dengan komplikasi seperti;
meningitis TB, sumbatan jalan napas akibat TB kelenjar, dan perikarditis
TB. Steroid dapat pula diberikan pada TB milier dengan gangguan
napas yang berat, efusi pleura dan TB abdomen dengan asites. Obat
yang sering digunakan adalah prednison dengan dosis 2 mg/kg/ hari,
sampai 4 mg/kg/hari pada kasus sakit berat, dengan dosis maksimal 60
mg/hari selama 4 minggu, kemudian tappering--off bertahap 1--2 minggu
sebelum dilepas
Nutrisi
Status gizi pasien sangat penting untuk bertahan terhadap penyakit TB, dan
malnutrisi berat berhubungan dengan mortalitas TB. Penilaian yang terus
menerus dan cermat pada pertumbuhan anak perlu dilakukan. Penilaian
dilakukan dengan mengukur berat, tinggi, lingkar lengan atas atau
pengamatan gejala dan tanda malnutrisi seperti edema atau muscle
wasting. Pemberian air susu ibu tetap diberikan, jika masih dalam
periode menyusui.
Piridoksin
Isoniazid dapat menyebabkan defisiensi piridoksin simptomatik, terutama
pada anak dengan malnutrisi berat dan anak dengan HIV yang
mendapatkan ARV. Suplementasi piridoksin (5--10 mg/hari)
direkomendasikan pada bayi yang mendapat ASI ekslusif, HIV positif atau
malnutrisi berat.
Catatan:
Selama tahap intensif dan lanjutan, OAT pada anak diberikan setiap hari
untuk mengurangi ketidak teraturan minum obat yang lebih sering
terjadi jika obat tidak diminum setiap hari.
Setelah diberi OAT selama 2 bulan, respon pengobatan pasien harus dievaluasi.
Respon pengobatan dikatakan baik apabila gejala klinis yang terdapat pada awal
diagnosis berkurang misalnya nafsu makan meningkat, berat badan meningkat,
demam menghilang,dan batuk berkurang. Apabila respon pengobatan baik maka
pemberian OAT dilanjutkan sampai dengan 6 bulan. Sedangkan apabila respon
pengobatan kurang atau tidak baik maka pengobatan TB tetap dilanjutkan tetapi
pasien harus dirujuk ke sarana yang lebih lengkap.
Sistem skoring hanya digunakan untuk diagnosis bukan untuk menilai hasil
pengobatan.
1) Jika anak tidak minum obat >2 minggu di fase intensif atau >2 bulan di fase
lanjutan dan menunjukkan gejala TB, beri pengobatan kembali mulai
dariawal.
2) Jika anak tidak minum obat <2 minggu di fase intensif atau <2 bulan di fase
lanjutan dan menunjukkan gejala TB, lanjutkan sisa pengobatan sampai
selesai.
Pada pasien dengan pengobatan yang tidak teratur akan meningkatkan risiko
terjadinya TB resistan obat.
Evaluasi dengan sistem skoring harus lebih cermat dan dilakukan di fasilitas
rujukan. Apabila hasil pemeriksaan dahak menunjukkan hasil positif, maka anak
diklasifikasikan sebagai kasus Kambuh. Pada pasien TB anak yang pernah
mendapat pengobatan TB, tidak dianjurkan untuk dilakukan uji tuberkulin ulang
Prioritas pemberian PP INH adalah anak balita dan anak dengan infeksi HIV positif
semua usia.
1. Indikasi
PP INH diberikan kepada anak kontakyang tidak terbukti sakit TB dengan
kriteria berikut :
Keadaan khusus adalah keadaan pada saat seorang pasien TB dalam menelan
OAT mengalami kondisi yang perlu perhatian khusus (kehamilan, ibu
menyusui, WUS penggunaan kontrasepsi), dan keadaan dimana selain
menderita penyakit TB pada saat yang bersamaan juga menderita penyakit ko
infeksi yang lain. Kondisi dengan penyakit penyerta ini dapat mempengaruhi
respons atau hasil pengobatan TB. DPM harus dapat mengidentifikasi kasus
khusus ini dan memberikan pengobatan yang dapat mendukung hasil yang
optimal.
Tujuan Umum
Peserta mampu memahami pengobatan pasien TB pada keadaan khusus
Tujuan Khusus
Peserta dapat menjelaskan cara pengobatan TB pada:
a. Kehamilan
b. Ibu menyusui dan bayinya
c. Pasien TB pengguna kontrasepsi
d. Pasien TB dengan kelainan hati
e. Pasien TB dengan gangguan fungsi ginjal
f. Pasien TB dengan Diabetes Mellitus
g. Pasien TB yang mendapat tambahan kortikosteroid
h. Pasien TB dengan Indikasi operasi
Pokok Materi
Pengobatan pasien TB pada:
a. Kehamilan
b. Ibu menyusui dan bayinya
c. Pasien TB pengguna kontrasepsi
d. Pasien TB dengan kelainan hati
e. Pasien TB dengan gangguan fungsi ginjal
f. Pasien TB dengan Diabetes Mellitus
g. Pasien TB yang mendapat tambahan kortikosteroid
h. Pasien TB dengan Indikasi operasi
Uraian Materi
g. Kehamilan
Prinsip pengobatan TB pada kehamilan tidak berbeda dengan pengobatan
TB pada umumnya.
Semakin berat atau tidak stabil penyakit hati yang diderita pasien TB,
harus menggunakan semakin sedikit OAT yang hepatotoksik. Konsultasi
dengan seorang dokter spesialis sangat dianjurkan.
Pemantauan klinis dan LFT (Liver Function Test) harus selalu dilakukan
dengan seksama
Sebagai acuan, tingkat kegagalan fungsi ginjal pada penyakit ginjal kronis
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
l. Pasien TB dengan Diabetes Melitus (DM)
TB merupakan salah satu faktor risiko tersering pada seseorang dengan
Diabetes mellitus.
m. Pasien TB yang perlu mendapat tambahan kortikosteroid
POKOK MATERI:
Persyaratan PMO
a. Seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas
kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani dan dihormati oleh
pasien.
b. Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien.
c. Bersedia membantu pasien dengan sukarela.
d. Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan
pasien