Professional Documents
Culture Documents
Analisis Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi Panitia Pengendalian Infeksi Nosokomial Pelayanan Kesehatan St. Carolus Jakarta Tahun 2004
Analisis Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi Panitia Pengendalian Infeksi Nosokomial Pelayanan Kesehatan St. Carolus Jakarta Tahun 2004
ABSTRACT
Background : Nosocomial Infection Control is one of the indicators to increase service quality
in hospital. This study aimed at finding out the implementation of the role and the function of
Nosocomial Infection Control Committee at Jakarta St. Carolus Health Care
Method: This was qualitative research with system approach, involving 34 informants. Data
were collected through In-depth interview, focus group discussion, documentary research, and
observation
Results: The results showed the roles and the functions of Nosocomial Infection Control
Committee of Jakarta St. Carolus Health Care were inadequate. Most of members did not
have good understanding about their role and function at Nosocomial Infection Control
Committee, i.e: job description and authority, activity planning, budgeting, procedure of
organization and management, procedure of evaluation and quality control. Some constraints
that found were job duplication of committee members, insufficient full timer staff, inadequate
knowledge and development and education of the members, insufficient facilities (office and
equipments) and references about nosocomial infection control.
Conclusion: Ineffective implementation of roles and functions of Nosocomial Infection Control
Committee was influenced by good understanding of members about roles and functions of
Nosocomial Infection Control Committee.
99
Analisis Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
Pendidikan
Jabatan Dalam Kode
No
Pandalin Informan Hasil Wawancara
Hasil Penelitian Dokumen
Mendalam and FGD
Sumber: Hasil Wawancara Mendalam, Focus Group Discussion dan Hasil Penelitian Dokumen
100
Analisis Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
Tabel 2. Hasil Penelitian Faktor Masukan di Pelayanan Kesehatan St. Carolus Jakarta
Rencana Kegiatan Wawancara mendalam : ada yang mengetahui dan tidak mengetahui rencana kegiatan
FGD : Tidak satupun yang mengetahui
Penelitian dokumen : ada rencana kerja dalam Rencana Kegiatan 2004 Pandalin P.K. St. Carolus
Ketenagaan Wawancara mendalam : sebagian besar menyatakan bahwa semua unit terwakili sebagai anggota
pandalin. Tentang syarat minimal pendidikan anggota Pandalin sebagian menyatakan untuk jabatan
lain ( selain Ketua dan ICN ) dalam Pandalin adalah D – 3
FGD : sebagian besar Informan menyatakan bahwa semua unit terwakili. Sebagian besar menyatakan
syarat minimal pendidikan anggota dan pelaksana harian Pandalin adalah tingkatan SLTA
Penelitian dokumen : ada sasaran dalam Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial. Ada gambaran
tingkat pendidikan dalam pedoman pandalin
pengamatan : dari 44 unit yang ada, 40 unit yang terwakili.
Fasilitas dan sarana Wawancara mendalam : tidak ada Sekretariat Pandalin P.K. St. Carolus dan perlengkapannya
Pengamatan :tidak ada sekretariat permanen Pandalin P.K St. Carolus dan perlengkapannya
Peranan komite Wawancara mendalam : sebagian besar menyatakan Komite Medik sebagai perantara atau
medik penghubung Pandalin dengan Direksi
FGD : sebagian besar menyatakan ketidaktahuan mereka akan peran Komite Medik terhadap Pandalin
Penelitian dokumen : ada dokumen tentang peranan komite medik
101
Analisis Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
Tabel 3. Hasil Penelitian Faktor Proses di Pandalin P.K St. Carolus Jakarta
Secara mendasar, uraian tugas dan 2001, Bab III Butir B tentang Staf dan Pimpinan.
wewenang masing – masing jabatan dalam Uraian tugas telah mengakomodasikan pandangan
Pandalin P.K. St. Carolus yang tercantum dalam para pakar dalam kepustakaan. Uraian tugas dan
Pandalin Pelayanan Kesehatan St. Carolus Jakarta wewenang ini sesuai dengan tugas dan fungsi
102
Analisis Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
dokter pengendali infeksi5 dan paparan tentang dana untuk pelatihan (kalau dilaksanakan) akan
dokter pengendali infeksi nosokomial, perawat dilakukan oleh Bagian Pelatihan dan
pengendali infeksi nosokomial, dan jabatan lain Pengembangan. Hal ini dibenarkan oleh Informan
dalam Pandalin di rumah sakit.6 Dalam penelitian Penentu Kebijakan. Pelaporan dana juga tidak
diketahui bahwa hanya sebagian anggota Pandalin dilakukan oleh Pandalin sendiri tetapi oleh unit–
P.K. St. Carolus mengetahui dengan baik uraian unit terkait. Kepada pandalin diberikan tembusan
tugas dan wewenangnya dalam jabatan pada bukti pengeluaran. Ada baiknya pengelolaan dan
Pandalin. Hal ini perlu menjadi perhatian karena pelaporan dana Pandalin dilakukan oleh Pandalin
baik-buruknya pelaksanaan tugas dan wewenang itu sendiri, sehingga terjadi pembelajaran
dalam organisasi ditentukan oleh pengetahuan dan organisasi (dalam bidang keuangan khususnya)
pemahaman anggota akan tugas dan dan meningkatkan motivasi kerja karena diberi
wewenangnya itu. tantangan sekaligus tanggung jawab. 8
Dari keseluruhan anggota inti Pandalin yang Pandalin saat ini masih menggunakan
diamati, pelaksanaan tugas dan wewenang masih ruangan dan perlengkapan yang ada di Sekretariat
kurang. Ini terbukti dengan tidak dimilikinya Komite Medik, walaupun ketentuan tentang fasilitas
p r o g r a m kerja dan rencana anggaran dan sarana Pandalin mencantumkan fasilitas ruang
pengendalian infeksi satuan kerja tahun 2004. Juga kerja dan perlengkapannya bagi Pandalin. Sangat
pelaksanaan tugas dan wewenang lain masih perlu Pandalin P.K. St. Carolus segera
kurang. Pelaksanaan tugas dan wewenang mendapatkan sekretariat yang permanen dengan
pelaksana harian pun masih belum optimal malah perlengkapan yang memadai karena demi
bisa dikatakan rendah. Ada unit tempat anggota kelancaran pelaksanaan program (pengendalian
pelaksana harian berkarya yang tidak memiliki infeksi nosokomial) ini dibutuhkan dukungan
pencatatan harian surveilans infeksi nosokomial sumber daya manusia dan sarana–sarana yang
sementara unit lain memilikinya. Rendahnya dibutuhkan.2
pengetahuan pelaksana harian tentang Pelaksanaan prosedur atau ketentuan tentang
pengendalian infeksi nosokomial khususnya organisasi dan manajemen juga rendah. Hal ini
surveilans dapat menyebabkan tidak terlaksananya
dapat dilihat dari rendahnya pelaksanaan
surveilans di unit–unit perawatan secara baik.
ketentuan tersebut dapat dilihat bahwa evaluasi
Pelaksanaan surveilans yang tidak memenuhi
dan pengendalian mutu berkaitan dengan
persyaratan akan memunculkan angka infeksi
pengendalian infeksi nosokomial di P.K. St. Carolus
nosokomial yang dapat diragukan kebenarannya.
masih rendah. Pelaksanaan ini perlu ditingkatkan
Seluruh informan sependapat bahwa mereka
secara lebih bermakna karena pengendalian infeksi
mengalami kendala dalam pelaksanaan tugas dan
nosokomial di rumah sakit merupakan salah satu
fungsinya dalam Pandalin. Kendala–kendala yang
upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
dikemukakan sebagai berikut.
kepada masyarakat dengan menggunakan angka
1. Tugas rangkap
2. Kurangnya pengetahuan pribadi tentang tugas kejadian infeksi nosokomial sebagai indikator
dan wewenang, serta pengendalian infeksi penilaian. 9
nosokomial Seluruh Informan mengetahui adanya dasar
3. Rendahnya pendidikan, pengetahuan, sikap legalitas Pandalin Pelayanan Kesehatan St.
dan perilaku petugas di lapangan Carolus berupa Surat Keputusan Direksi. Dasar
4. Kurangnya referensi. legalitas itu dituangkan dalam Surat Keputusan
Direksi Pelayanan Kesehatan St. Carolus Nomor
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa 007/SKD/VII/2003/DM tentang Revisi Keanggotaan
kegiatan pengembangan dan pendidikan staf Panitia Pengendalian Infeksi Nosokomial
Pandalin P.K. St. Carolus masih kurang. Apalagi Pelayanan Kesehatan St. Carolus. Sebagian besar
sebagian besar anggota Pandalin belum pernah Informan yang memberikan jawaban tidak
mengikuti Pelatihan Pengendalian Infeksi mengetahui bentuk kebijakan tertulis Direksi selain
Nosokomial baik di dalam maupun di luar P.K. St. Surat Keputusan bagi Pandalin. Padahal semua
Carolus. Padahal pengembangan karyawan perlu kebijakan itu termuat dalam Pedoman
dilakukan secara terencana dan Pengendalian Infeksi Nosokomial Pelayanan
berkesinambungan. Pengembangan karyawan Kesehatan St. Carolus Jakarta 2001. Sebagian
dirasa semakin penting karena tuntutan pekerjaan besar Informan juga tidak mengetahui pelaksanaan
atau jabatan, sebagai akibat kemajuan teknologi.7 kebijakan–kebijakan tersebut oleh Pandalin, yang
Mengenai Pengelolaan dana Pandalin P.K. St. dituangkan dalam Petunjuk Teknis Pengendalian
Carolus tidak dilakukan oleh Pandalin sendiri tetapi Infeksi Nosokomial Pelayanan Kesehatan St.
oleh unit–unit terkait. Sebagai contoh, penggunaan Carolus Jakarta 2001.
103
Analisis Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
Dukungan Direksi bagi pelaksanaan tugas dan Jakarta, menyeleksi dan menetapkan kembali
fungsi Pandalin merupakan hal yang sangat keanggotaan Pandalin menyangkut kualifikasi
penting. Ini diperkuat oleh pernyataan Widodo,2 pendidikan, pengalaman, kesediaan, dan jabatan
tanpa adanya dukungan sumber daya, maka rangkap.
program apapun di rumah sakit tidak akan berjalan Dalam hal pengembangan staf perlu
dengan lancar. Dukungan yang terpenting adalah dilakukannya pelatihan bagi anggota Pandalin dan
dukungan yang berasal dari orang–orang yang melengkapi referensi bagi Pandalin, perlunya
dapat dengan mudah menggerakkan bawahannya mempunyai sekretariat yang permanen dan
untuk melaksanakan program ini. Selayaknya lengkap dengan sarana dan prasarananya,
seluruh anggota Pandalin P.K. St. Carolus sehingga mendukung tercapainya kelancaran
mengetahui dan memahami dengan baik semua pelaksanaan program-program Pandalin.
bentuk kebijakan Direksi sebagai dukungan bagi
pelaksanaan tugas dan fungsi Pandalin. Tentunya KEPUSTAKAAN
hal ini membutuhkan sosialisasi yang 1. Hernawan. Upaya Peningkatan Pelayanan
berkesinambungan. Medik (Suatu Pengalaman). Dalam: Seminar
Sehari: Peningkatan Mutu Pelayanan Medik
KESIMPULAN DAN SARAN Di Rumah Sakit Dalam Era Kompetitif. Kanwil
Kesimpulan Depkes DKI Jakarta, Dinas Kesehatran DKI
Pelaksanaan tugas dan wewenang Pandalin Jakarta, Ikatan Rumah Sakit Jakarta Metro-
Pelayanan Kesehatan St. Carolus rendah. Ini politan (IRSJAM), Jakarta. 1996.
dibuktikan dengan masih rendahnya pengetahuan 2. Widodo, D. Organisasi dan Tata Laksana
dan pemahaman serta pelaksanaan staf terhadap Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
struktur organisasi pandalin, uraian tugas dan (PPIRS) RSUP Nasional Dr. Cipto
wewenang, dukungan. pengetahuan dan Mangunkusumo Jakarta. Pelatihan
keterlibatan anggota Pandalin dalam penyusunan pengendalian infeksi nosokomial bagi tenaga
rencana kegiatan rendah. pelaksanaan rencana perawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
kegiatan Pandalin dan pengembangan dan Jakarta. 1997.
pendidikan staf Pandalin rendah. Pengetahuan dan 3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
keterlibatan anggota Pandalin dalam perencanaan, Keputusan Menteri Kesehatan Republik
pengelolaan dan pelaporan pendanaan rendah. Indonesia, Nomor 983/MENKES/XI/1992:
Tidak tersedianya sekretariat Pandalin yang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum.
permanen dengan perlengkapannya. Pelaksanaan Jakarta. 1992.
prosedur atau ketentuan pengendalian infeksi 4. Robins, SP. Teori Organisasi, Struktur, Desain
nosokomial berkaitan dengan organisasi dan and Aplikasi. Edisi 3. Penerbit Arcan. Jakarta.
manajemen rendah. 2003
Berbagai kendala yang dihadapi Pandalin 5. Gondodiputro, S. Identifikasi Faktor-Faktor
Pelayanan Kesehatan St. Carolus dalam Penyebab Menurunnya Kegiatan Panitia
melaksanakan tugas dan fungsinya yaitu: tugas Pengendalian Infeksi Nosokomial di RSUP Dr.
rangkap bagi anggota Pandalin, belum adanya Hasan Sadikin Bandung. Tesis. Program
tenaga full time dalam Pandalin, kurangnya Kajian Administrasi, Universitas Indonesia.
pengetahuan dan pemahaman anggota Pandalin, Depok. 1996.
Kurangnya pelaksanaan pengembangan dan 6. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.
pendidikan staf Pandalin, serta tidak tersedianya Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial Di
sekretariat yang permanen dengan Rumah Sakit. Departemen Kesehatan
perlengkapannya, kurangnya referensi. Republik Indonesia. Jakarta. 2001.
7. Hasibuan, H.M.S.P. Manajemen Sumber Daya
Saran Manusia. Edisi Revisi. PT Bumi Aksara.
Perlu dilakukannya restrukturisasi terhadap Jakarta.2002.
organisasi Pandalin dengan melakukan hal-hal 8. Soeroso, S. Clinical Governance. Dalam:
berikut: meneliti kembali kedudukan yang tepat bagi Jurnal PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit
Pandalin dalam Struktur Organisasi Pelayanan Seluruh Indonesia). Jakarta. 2003; 04 (Sep-
Kesehatan St. Carolus Jakarta, menggenapi tember-Desember)
keterwakilan unit – unit dalam Pandalin, menyusun 9. Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
ketentuan tentang reward atau penghargaan bagi RSCM. Petunjuk Teknis Pengendalian Infeksi
anggota Pandalin, baik materi maupun non materi Nosokomial RSUP Nasional Dr. Cipto
dalam kerangka reward system di P.K. St. Carolus Mangunkusumo. Edisi 2. Jakarta. 1999a.
104