You are on page 1of 9

PENGGUNAAN CAMPURAN LUMPUR LAPINDO

TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS GENTENG KERAMIK

The Use Of Lapindo Mud Mixture Toward The Quality Of Ceramic Roof

Edhi Wahjuni Setyowati


Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
Jl. Mayjen Haryono 147 Malang 65145
atit_wahjuni@yahoo.com

ABSTRACT

Nowadays, roof-tiles are largely used as one of the common building materials. In contrary Lapindo mud, which
keeps growing each day, need to be thought on its advantages. Therefore many researches caught this phenomenon and
tried to find out the correlation between Lapindo mud and roof-tiles material. As results, previous studies proved that
there are possibilities to apply Lapindo mud into ceramics material mix, as well as into ceramic roof-tiles material with
appropriate strength values. Advance studies on the effect of the Lapindo mud use to the equality of roof-tiles based on
SNI 03-2095-1998 and PGKI NI-19 provided many information on its effects against: roof-tiles, roof-tiles weight, roof-
tiles cracks, roof-tiles dot percentages, roof-tiles flatness, its form-sizes, as well as its absorption. Furthermore, the
perfect mix of Lapindo mud on producing roof-tiles will give advantages on increasing strength and increasing
impermeable values. While on the other hand, too much Lapindo mud compositions will produce on deformation and the
increasing amount of cracks and dots. As mentioned before, a high-quality of ceramic roof-tiles can be achieved from a
perfect mix of Lapindo mud. Therefore further researches are needed to investigate the optimum compositions of Lapindo
mud, in order to produce a high quality of Lapido ceramic roof-tiles.

Keywords: Lapindo mud , quality, ceramic roof-tiles, building materials, SNI 03-2095-1998, PGKI NI-19

PENDAHULUAN campuran lumpur Lapindo tertentu akan


menghasilkan genteng keramik dengan kekuatan
Genteng adalah bahan bangunan yang terbuat yang cukup baik.Penelitian tentang ketetapan
dari bahan tanah liat yang sampai sekarang masih benrtuk, rembesan dan berat genteng keramik
menjadi kebutuhan dan digunakan dalam jumlah lapindo (Setyowati E W , Wahyu A, 2007) dan
besar. Bencana semburan lumpur panas di lokasi penelitian pengaruh penggunaan lumpur lapindo
pengeboran PT. Lapindo Brantas di Porong, berdasar Standar Nasional Indonesia (Setyowati E
Sidoarjo, Jawa Timur, yang telah berlangsung sejak W , dkk, 2007 ) memberikan informasi kelayakan
Mei 2006, telah menghasilkan lumpur dengan genteng keramik Lapindo, meskipun masih
volume yang sangat besar, sehingga diperlukan diperlukan penelitian-penelitian lanjutan untuk
usaha-usaha pemanfaatan lumpur hasil semburan mengetahui pengaruh penggunaan lumpur Lapindo
untuk memberikan nilai produktif pada daerah sebagai campuran bahan pembuatan genteng keramik
sekitar semburan lumpur. Berdasarkan diagram terhadap kualitas genteng keramik.
Winkler, lumpur Lapindo diklasifikasikan berpotensi
untuk dimanfaatkan sebagai batu bata, keramik dan LUMPUR LAPINDO
bahan bangunan lainnya (Triwulan, 2006). Demikian
juga dari hasil seminar tentang “Pemanfaatan Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan
Lumpur Porong Sidoarjo Sebagai Bahan Bangunan” bahwa lumpur Lapindo bisa dibuat bahan bangunan
Oktober 2006 menjelaskan bahwa batu bata dan seperti bata, paving block, dan genteng (Noerwasito,
keramik merupakan bahan bangunan yang dapat 2006).
dibuat dari bahan dasar lumpur Lapindo. Hasil
penelitian di laboratorium kimia menunjukkan Tabel 1. Kandungan tanah lumpur Lapindo
bahwa kandungan mineral lumpur Lapindo sebagian berdasarkan ukuran butir
besar adalah mineral silika, sehingga sangat Jenis Prosentase
mendukung untuk digunakan sebagai bahan Clay (lempung) 71,43 %
pembuatan batu bata dan genteng keramik. Hasil Silt (lanau) 10,72 %
penelitian pendahuluan tentang kekuatan genteng Sand (pasir) 17,86 %
keramik lumpur Lapindo (Setyowati E W, Wahyu A Sumber : Totok Noerwarsito
2007) menunjukkan bahwa pada prosentase

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 9, Nomor 1, Januari 2009 : 67 - 75 67


Berdasarkan penelitian terdahulu tentang lumpur Lapindo terjadi pada semua komposisi mulai
penambahan lumpur Lapindo terhadap kuat lentur dari 30% sampai 70%. Dari data eksperimental
genteng keramik, nilai kuat lentur mengalami diperoleh peningkatan kuat lentur rata-rata komposisi
peningkatan. Variasi komposisi prosentase penambahan 30% sebesar 143% dari kuat lentur rata-
penambahan lumpur Lapindo yang digunakan mulai rata genteng normal (Setyowati E W, Dwianto A,
dari 0%, 30%, 40%, 50%, 60%, dan 70%. Secara 2007).
eksperimental, data yang diperoleh sudah bisa Berdasarkan hasil pengujian Depudi Bidang
menggambarkan pengaruh dari penggunaan lumpur TPSA-BPPT, hasil analisa lumpur Lapindo memiliki
Lapindo terhadap kuat lentur genteng keramik. kandungan mineral dan kimia yang cocok untuk
Analisis data juga menunjukkan hasil yang sama pembuatan bahan keramik dan bahan berdasar
tentang pengaruh nyata penggunaan lumpur Lapindo semen, terutama dengan kandungan silika yang
meningkatkan kuat lentur genteng keramik. sangat tinggi. Hasil analisa kimia lumpur Lapindo di
Peningkatan kuat lentur genteng keramik campuran lokasi Siring adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil analisa kimia lumpur Lapindo dengan


metode SEM-EDX di lokasi Siring
Mass
Element mass % Error % Compound %
O 45.88
Na K 1.17 1.10 Na2O 1.57 0.43
Mg K 1.75 1.00 MgO 2.90 0.60
Al K 13.27 1.09 Al2O3 25.07 4.12
Si K 25.67 1.18 SiO2 54.92 7.65
Cl K 0.91 0.65 Cl 0.91 0.00
KK 1.93 0.98 K2O 2.32 0.41
Ca K 1.54 1.31 CaO 2.16 0.32
Fe K 7.89 2.54 FeO 10.15 1.18
Total 100.00 100.00 14.71
Sumber: Depudi Bidang TPSA-BPPT

Berdasarkan pengujian toksikologis di 3 Lapindo tidak termasuk limbah B3. Sehingga


laboratorium terakreditasi (Sucofindo, Corelab dan pemanfaatan lumpur Lapindo sebagai bahan
Bogorlab) diperoleh kesimpulan ternyata lumpur bangunan, aman bagi kesehatan (Mukono, 2006).

Tabel 3. Hasil pengujian toksikologis


Beberapa Hasil Pengujian
Hasil uji Baku Mutu
Parameter
maksimum (PP Nomor 18/1999)
Arsen 0,045 Mg/L 5 Mg/L
Barium 1,066 Mg/L 100 Mg/L
Boron 5,097 Mg/L 500 Mg/L
Timbal 0,05 Mg/L 5 Mg/L
Raksa 0,004 Mg/L 0,2 Mg/L
Sianida Bebas 0,02 Mg/L 20 Mg/L
2 Mg/L (2,4,6 Trichlorophenol)
Trichlorophenol 0,017 Mg/L
400 Mg/L (2,4,4 Trichlorophenol)
Sumber: http://id.wikipedia.org

STANDAR DAN CARA PENGUJIAN Penelitian genteng yang dilakukan untuk menguji
kuat lentur dan mutu genteng keramik yang terbuat
Langkah-langkah proses pengujian yang dari tanah liat industri yang ditinjau (Industri Bata
dilakukan berdasarkan SNI genteng yang dan Genteng Mendalan, Pakisaji, Malang) dengan
dipergunakan yaitu SNI 03-2095-1998 dan PGKI NI- penambahan lumpur Lapindo. Komposisi
19. Serta dipergunakan peraturan dan standar lain penambahan lumpur lapindo dalam penelitian ini
yang mendukung. memiliki nilai yang berbeda-beda pada tiap

68 Penggunaan Campuran Lumpur Lapindo Trehadap …………………….(Edhí Wahjuni S.)


perlakuan. Komposisi utama yang dipakai adalah tanpa penambahan lumpur (0%). Perbandingan
komposisi optimum dari hasil penelitian sebelumnya, komposisi antara kedua bahan tersebut dilakukan
sehingga prosentase lumpur diambil mulai 50% sd berdasarkan perbandingan berat.
70 % dan sebagai pembanding adalah campuran

Pisau Pembeban Pisau Pem beban


10
Pisau Penum pu
2 Genteng Uji
G enteng U ji
3

Pisau Penumpu

20

Gambar 1. Pengujian Kuat Lentur Genteng

Gambar 2. Pengujian Sususnan Genting

Gra fik P e nga ruh P e na m ba ha n Lum pur La pindo


Te rha da p Kua t Le ntur Ge nte ng
75
y = -0 ,0 0 5 x2 + 0 ,5 0 9 x + 5 0 ,1 1 2
K ua t Le ntur (K g)

70
65 R 2 = 0 ,4 7 5 3
60
55
50
45
40
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
P e na m ba ha n Lum pur La pindo (%)

K u a t le n tu r ra ta -ra ta R e g re s i p o lin o m ia l

Gambar 3. Pengaruh Penambahan Lumpur Lapindo Terhadap Kuat Lentur


sumber : Penelitian, Edhi Wahjuni Setyowati, dkk, 2007

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 9, Nomor 1, Januari 2009 : 67 - 75 69


HASIL PENELITIAN 50,9%. Kenyataannya nilai prosentase lumpur
Lapindo optimum yang menghasilkan kuat lentur
Kuat Lentur Genteng maksimum adalah x = 60%, ada perbedaan yang
merupakan simpangan nilai data.
Analisis yang dilakukan adalah analisis regresi
dan uji Anova. Grafik hubungan variabel penjelas
(prosentase lumpur Lapindo) dengan variabel respon Berat Genteng
(nilai kuat lentur) dalam analisis regresi ditunjukkan
Analisis yang dilakukan adalah analisis regresi
pada Gambar 3. Dari hasil perhitungan persamaan
dan uji Anova. Grafik hubungan variabel penjelas
regresi diperoleh nilai x = 50,9 yang berarti nilai
(prosentase lumpur Lapindo) dengan variabel respon
prosentase lumpur Lapindo optimum yang akan
(nilai berat) dalam analisis regresi ditunjukkan pada
menghasilkan nilai kuat lentur maksimum
Gambar 4.
berdasarkan persamaan regresi yang ada adalah

Grafik Pengaruh Penambahan Lumpur Lapindo


Terhadap Berat Genteng

1500,00
Berat genteng (gram)

1450,00
1400,00 y = 2,6029x + 1240,4
R2 = 0,5842
1350,00
1300,00
1250,00
1200,00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Penambahan Lumpur Lapindo (%)

Berat rata-rata Regresi linier

Gambar 4. Pengaruh terhadap berat genteng


(sumber: Penelitian, Edhi Wahjuni Setyowati, dkk, 2007)

Dari hasil perhitungan persamaan regresi keramik pada selang kepercayaan 95%, dengan
diperoleh nilai pertambahan berat secara linier koefisien keragaman (kk) = 3,24% (keterandalan
mengikuti prosentase penambahan lumpur Lapindo. baik).
Tetapi pada kenyataannya ada komposisi yang
mengalami penurunan nilai berat yang sangat tajam
yang dimungkinkan karena kondisi benda uji yang Pandangan Luar Genteng
mengalami kesalahan pada saat proses pembuatan.
Analisis yang dilakukan adalah analisis regresi.
Hasil uji Anova adalah nilai Fhitung = 38,14 lebih
Grafik hubungan variabel penjelas (prosentase
besar daripada Ftabel = 2,386 pada taraf 5%, maka
lumpur Lapindo) dengan variabel respon (nilai
diputuskan menolak H0. Artinya, ada pengaruh
pandangan luar) dalam analisis regresi adalah:
penggunaan lumpur Lapindo terhadap berat genteng

70 Penggunaan Campuran Lumpur Lapindo Trehadap …………………….(Edhí Wahjuni S.)


Gr a f ik P e n a m b a h a n L u m p u r L a p in d o

P r o s e n t a s e T id a k R e t a k
T e r h a d a p P r o s e n t a s e T id a k R e t a k

1 0 0 ,0 0
9 0 ,0 0
8 0 ,0 0
(% )

7 0 ,0 0
y = - 0 ,5 5 9 x + 9 2 ,3 9 3
6 0 ,0 0
R 2 = 0 ,8 3 5 9
5 0 ,0 0
4 0 ,0 0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
P e n a m b a h a n L u m p u r L a p in d o ( %)

P ro s e n t a s e Tid a k R e t a k R e g re s i L in ie r

Gambar 5. Pengaruh terhadap retak-retak genteng


sumber : Penelitian, Edhi Wahjuni Setyowati, dkk, 2007

G r a f ik P e n a m b a h a n L u m p u r L a p in d o
P ro s e n t a s e B in t ik ( % )

T e r h a d a p P r o s e n t a s e B in t ik

1 0 0 ,0 0
8 0 ,0 0
y = 1 ,2 0 5 1 x - 3 ,0 3 4 2
6 0 ,0 0 R 2 = 0 ,8 5 8 5
4 0 ,0 0

2 0 ,0 0
0 ,0 0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
P e n a m b a h a n L u m p u r L a p in d o ( % )

P ro s e n t a s e B i n t i k R e g re s i L i n i e r

Gambar 6. Pengaruh terhadap bintik pada genteng


sumber : Penelitian, Edhi Wahjuni Setyowati, dkk, 2007

Gra fik P e na m ba ha n Lum pur La pindo


Te rha da p P rose nta se Ke ra ta a n
P rosentase Kerataan

120,00
100,00
80,00
(% )

60,00 y = -x + 111,67
40,00 R 2 = 0,5382
20,00
0,00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
P e na m ba ha n Lum pur La pindo (%)

P rosentase K erataan Regresi Linier

Gambar 7. Pengaruh terhadap kerataan genteng


sumber : Penelitian, Edhi Wahjuni Setyowati, dkk, 2007

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 9, Nomor 1, Januari 2009 : 67 - 75 71


Dari hasil perhitungan persamaan regresi tidak rata. Jadi penambahan lumpur Lapindo
diperoleh bahwa prosentase tidak retak genteng menurunkan kualitas pandangan luar dari yang
turun secara linier mengikuti prosentase penambahan disyaratkan.
lumpur Lapindo. Atau dengan kata lain penambahan
lumpur Lapindo akan meningkatkan kondisi retak Ketetapan Bentuk Genteng
pada genteng. Untuk analisa bintik genteng
penambahan lumpur Lapindo meningkatkan jumlah Analisis yang dilakukan adalah analisis regresi.
prosentase bintik pada genteng yang seharusnya pada Grafik hubungan variabel penjelas (prosentase
genteng tidak boleh terdapat bintik-bintik. lumpur Lapindo) dengan variabel respon (nilai
Penambahan lumpur Lapindo juga menurunkan ketetapan bentuk) dalam analisis regresi ditunjukkan
tingkat kerataan genteng secara linier dari genteng pada Gambar 8.
asli. Semakin banyak penambahan lumpur Lapindo
cenderung mengakibatkan genteng menjadi semakin

G r a f ik P e n g a r u h P e n a m b a h a n L u m p u r L a p in d o T e r h a d a p
P e n y im p a n g a n B e n t u k G e n t e n g
P e n y im p a n g a n B e n t u k

5
4 ,5

4
(m m )

3 ,5

3
2 ,5
y = 0 ,0 0 1 4 x 2 - 0 ,1 0 3 x + 4 ,4 6 7 1
2 R 2 = 0 ,4 8 0 6
1 ,5
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75

P e n a m b a h a n L u m p u r L a p in d o ( % )
Pe n y im p a n g a n B e n tu k R e g r e s i Po lin o m ia l

Gambar 8. Pengaruh Terhadap ketetapan bentuk genteng


Sumber: Penelitian, Edhi Wahjuni Setyowati, dkk, 2007

Gambar 9. Genteng Normal Gambar 10.Genteng Lapindo

Dari hasil perhitungan persamaan regresi optimum ini di luar komposisi yang diteliti.
diperoleh nilai x = 36,78 yang berarti nilai prosentase Kenyataannya nilai prosentase lumpur Lapindo
lumpur Lapindo optimum yang akan menghasilkan optimum yang menghasilkan ketetapan bentuk
nilai ketetapan paling baik (mendekati nol) terbaik (mendekati nol) berdasarkan data pengujian
berdasarkan persamaan regresi yang ada adalah adalah komposisi dengan penambahan 60%.
36,78%. Nilai penambahan lumpur Lapindo

72 Penggunaan Campuran Lumpur Lapindo Trehadap …………………….(Edhí Wahjuni S.)


Ketetapan Ukuran Genteng pada genteng akan memperbesar variasi ukuran yang
terjadi. Dengan kata lain akan mengakibatkan
Analisis yang dilakukan adalah analisis regresi. ketidaktetapan ukuran pada genteng.
Grafik hubungan variabel penjelas (prosentase
lumpur Lapindo) dengan variabel respon (nilai Analisis Penyerapan Air Genteng
ketetapan ukuran) dalam analisis regresi ditunjukkan
pada Gambar 11. Analisis yang dilakukan adalah analisis regresi
Dari hasil perhitungan persamaan regresi dan uji Anova. Grafik hubungan variabel penjelas
diperoleh nilai tingkat perubahan ukuran naik secara (prosentase lumpur Lapindo) dengan variabel respon
linier mengikuti prosentase penambahan lumpur (nilai penyerapan) ditunjukkan pada Gambar 12.
Lapindo. Ini berarti penambahan lumpur Lapindo

Gra fik P e nga ruh P e na m ba ha n Lum pur La pindo Te rha da p


Ke te ta pa n Ukura n Ge nte ng
Tingkat P erubahan

2,50
Ukuran (% )

2,00

1,50
y = 0,0138x + 1,0839
1,00 R 2 = 0,7331
0,50
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
P e na m ba ha n Lum pur La pindo (%)

K etetapan uk uran Regres i Linier

Gambar 11. Pengaruh terhadap ketetapan ukuran genteng


sumber : Penelitian, Edhi Wahjuni Setyowati, dkk, 2007

Grafik Pengaruh Penambahan Lumpur Lapindo


Terhadap Penyerapan Air Genteng

29,00
Penyerapan Air (%)

28,00
y = -0,0403x + 28,069
27,00 R 2 = 0,6004

26,00

25,00

24,00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Penambahan Lumpur Lapindo (%)

Gambar 12 . Pengaruh terhadap penyerapan air


Sumber: Penelitian, Edhi Wahjuni Setyowati, dkk, 2007

Dari hasil perhitungan persamaan regresi Dari grafik juga tampak nilai penyerapan air pada
diperoleh nilai penyerapan air turun secara linier berbagai komposisi cenderung tidak sama. Meskipun
mengikuti prosentase penambahan lumpur Lapindo.

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 9, Nomor 1, Januari 2009 : 67 - 75 73


demikian nilai penyerapan air masih berada di bawah Dari hasil perhitungan persamaan regresi diperoleh
penyerapan pada komposisi normal. nilai optimum x = 36,78 untuk waktu merembes dan
Hasil uji Anova adalah nilai Fhitung = 5,66 lebih x = 62,5 untuk waktu menetes. Nilai x = 36,78
besar daripada Ftabel = 2,386 pada taraf 5%, maka menunjukkan prosentase penambahan lumpur
diputuskan menolak H0. Artinya, ada pengaruh Lapindo optimum yang akan menghasilkan waktu
penggunaan lumpur Lapindo terhadap penyerapan air yang dibutuhkan air untuk merembes ke dalam
genteng keramik pada selang kepercayaan 95%, genteng paling lama. Nilai optimum waktu rembesan
dengan koefisien keragaman (kk) = 0,1% ini yang bisa dipakai, sedangkan nilai optimum
(keterandalan baik). waktu menetes tidak digunakan. Hal ini karena
genteng yang baik tidak boleh menetes dalam kurun
Rembesan Genteng waktu tertentu. Nilai penambahan lumpur Lapindo
optimum terhadap rembesan air genteng ini di luar
Analisis yang dilakukan adalah analisis regresi. komposisi yang diteliti. Hasil pengujian
Grafik hubungan variabel penjelas (prosentase menunjukkan nilai prosentase lumpur Lapindo
lumpur Lapindo) dengan variabel respon (nilai optimum yang menghasilkan waktu merembes paling
ketetapan ukuran) dalam analisis regresi yang lama adalah komposisi I, x = 50%
ditunjukkan pada Gambar 13.

G r a fi k P e n g a r u h P e n a m b a h a n L u m p u r L a p i n d o
T e r h a d a p R e m b e sa n G e n te n g

2 3 :0 2
y = - 8 E- 0 6 x 2 + 0 ,0 0 0 5 x + 0 ,0 0 4 5
2 0 :1 0 R 2 = 0 ,6 8 1 9
1 7 :1 7
W a k t u ( ', '')

1 4 :2 4

1 1 :3 1 y = - 3 E- 0 6 x 2 + 0 ,0 0 0 2 x + 0 ,0 0 1 7
0 8 :3 8 R 2 = 0 ,6 7 1 6

0 5 :4 6
0 2 :5 3

0 0 :0 0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75

P e n a m b a h a n L u m p u r L a p i n d o (% )
M e re m b e s M e n e te s
P o l i n o m i a l M e re m b e s P o l i n o m i a l M e n e te s

Gambar 13. Pengaruh terhadap kemampuan rembesan air.


Sumber: Penelitian, Edhi Wahjuni Setyowati, dkk, 2007

KESIMPULAN DAN SARAN pada genteng normal. Hal ini terjadi karena
didukung oleh sifat-sifat fisik lumpur
Kesimpulan Lapindo yang berbutir relatif halus serta
kandungan zat mineral dan kimia yang
1. Hasil penelitian yang telah dilakukan, mendukung terbentuknya genteng yang lebih
memberikan informasi tentang pengaruh padat.
nyata penggunaan lumpur lapindo sebagai 4. Akibat struktur mikro genteng yang lebih
pengganti sebagian bahan campuran dalam masif ,maka akan menimbulkan kenaikan
pembuatan genteng keramik. berat volume genteng meskipun tidak terlalu
2. Penggunaan lumpur lapindo dalam besar, dan tidak melampaui standart yang
prosentase yang tepat dapat meningkatkan ditetapkan.
kekuatan genteng keramik. 5. Untuk mendapatkan genteng dengan
3. Genteng keramik Lapindo dengan komposisi kenampakan yang baik, diperlukan
yang tepat juga memperkecil nilai rembesan komposisi campuran yang tepat,karena
genteng dan genteng lebih impermeable dari penelitian menunjukkan semakin banyak

74 Penggunaan Campuran Lumpur Lapindo Trehadap …………………….(Edhí Wahjuni S.)


komposisi lumpur Lapindo, maka genteng DAFTAR PUSTAKA
akan retak-retak rambut dan relatif terjadi
perubahan bentuk, hal ini dikarenakan ASTM 2000, West Conshohocken: ASTM Int’l.
pengaruh kandungan zat-zat lumpur Lapindo Banjir Lumpur Panas Sidoarjo,2006.
dan akibat pengaruh proses pembakaran http://id.wikipedia.org.
yang menyertai proses pembuatan genteng. Badan Standar Nasional, 1998, SK-SNI 03-2095
Genteng Keramik, Jakarta.
Saran Badan Standar Nasional, 2002, SK-SNI 03-6861.1
Spesifikasi Bahan Bangunan , Jakarta.
Untuk membuat genteng keramik Lapindo yang Depudi Bidang TPSA-BPPT, 2006, Pengelolaan
berkwalitas harus dicampur dengan komposisi yang Luapan Air dan Lumpur di Porong Sidoarjo,
tepat. Maka untuk menentukan komposisi yang Sidoarjo.
optimum masih diperlukan penelitian-penelitian Dirjen Cipta Karya, Bandung, 1978, Peraturan
lanjutan untuk menghasilkan kwalitas genteng yang Genteng Keramik Indonesia NI-19.
maksimum. Mukono dan Triwulan, 2006, Bahan Bangunan dari
Lumpur Lapindo Aman bagi Kesehatan. ITS :
Surabaya. http://www.its.ac.id/semuaberita.php.
UCAPAN TERIMA KASIH Noerwarsito, Totok. 2006. Blok Lempung Porits.
Laboratorium Struktur-Arsitektur : ITS,
Terima kasih dan penghargaan yang setinggi- Surabaya.
tingginya kepada Program Hibah A2 Jurusan Sipil Setyowati, E. W. dan Dwiyanto A, 2007, Pengaruh
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya selaku Penggunaan Lumpur Lapindo Terhadap Kuat
penyandang dana penelitian, serta untuk sejawat Lentur Genteng Keramik. Tidak Diterbitkan.
Retno Anggraini ST, MT, tim Lapindo: Acief Malang: Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Sunardi, ST, Adi Wahyu Widodo, ST, Agus Unibraw,
Dwiyanto, ST, Asar Dwi P, ST, Geri Ramadhan, ST, Setyowati, E. W. dan Widodo A W., 2007, Pengaruh
Kade Suka Arimbawa, ST atas dukungan dan Penggunaan Lumpur Lapindo Terhadap
partisipasinya selama penelitian. Kualitas Genteng Keramik. Tidak diterbitkan.
Malang: Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Unibraw.

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 9, Nomor 1, Januari 2009 : 67 - 75 75

You might also like