You are on page 1of 9

Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, No. 2, Agustus 2018 Wulandari, Hubungan Kada Gula Darah...

Winta, Setiyorini, 163


DOI: 10.26699/jnk.v5i2.ART.p163–171

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN TEKANAN


DARAH PADA LANSIA PENDERITA DIABETES TIPE 2
(The Correlation Of Blood Glucose Level and Blood Pressure
of Elderly With Type 2 Diabetes)

Ayla Efyu Winta, Erni Setiyorini, Ning Arti Wulandari


STIKes Patria Husada Blitar
email: nerserni@gmail.com; ningarti83@gmail.com

Abstract: Type 2 diabetes is a chronic disease caused by a body that is unable to use insulin effectively.
The prevalence of type 2 diabetes increases with age and unhealthy lifestyle. Uncontrolled blood sugar
levels type 2 diabetes can trigger a variety of complicationssuch as macroangiopati the complications
of large blood vessels that affect blood pressure changes. The purpose of this study was to determine the
correlation of blood sugar levels and blood pressure of elderly with Type 2 diabetes. The design of the
study was correlation with cross sectional approach. The population was elderly patient with type 2
diabetes which being treated at internal clinic deseases Mardi Waluyo Blitar hospital as much as 300
respondents. The sample was 75 respondents taken by using accidental sampling technique. The statis-
tical test used spearman rank. The results of the study showed that the normal blood sugar levels was 41
respondents (54.7%) and normal blood pressure was 42 respondents (56%). Spearman Rank test re-
sults indicated there was a significant correlation between blood sugar levels and blood pressure in
elderly patients with Type 2 diabetes ( = 0.017) with a coefficient of correlation value was 0.274. There
was a correlation between blood sugar levels and blood pressure. The controlled blood sugar levels
can maintain blood pressure in the normal range, thus preventing the occurrence of hypertension.

Keywords: blood sugar level, blood pressure, elderly, Type 2 diabetes

Abstrak: Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh tubuh yang tidak
mampu menggunakan insulin secara efektif. Prevalensi diabetes tipe 2 meningkat seiring dengan usia dan
pola hidup yang tidak sehat. Kadar gula darah diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol dapat memicu berbagai
macam komplikasi pada penderita diabetes tipe 2, salah satunya terjadi makroangiopati yaitu komplikasi
pada pembuluh darah besar sehingga mempengaruhi perubahan tekanan darah. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan kadar glukosa darah dengan tekanan darah lansia penderita diabetes
tipe 2. Desain dalam penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah lansia penderita diabetes tipe 2 yang berobat di Poli Penyakit Dalam RSUD Mardi
Waluyo Blitar sebanyak 300 responden, sampel yang didapatkan sebanyak 75 responden dengan
menggunakan teknik accidental sampling. Uji statistik menggunakan Spearman Rank. Hasil dari penelitian
menunjukkan kadar gula darah normal sebanyak 41 responden (54,7%) dan tekanan darah normal sebanyak
42 responden (56%). Hasil uji Spearman Rank menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan antara kadar
gula darah dan tekanan darah pada lansia penderita diabetes tipe 2 ( = 0.017) dengan koefisien nilai
korelasi adalah 0.274. Terdapat hubungan antara kadar gula darah dengan tekanan darah. Kadar gula darah
yang terkontrol dapat mempertahankan tekanan darah dalam range normal, sehingga mencegah terjadinya
hipertensi.

Kata kunci: Kadar gula darah, tekanan darah, lansia, diabetes tipe 2

163
164 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2018, hlm. 163–171

PENDAHULUAN Diabetes tipe 2 ini disebabkan oleh 2 hal yaitu


Diabetes Melitus (DM) merupakan kumpulan penurunan respon jaringan perifer terhadap insulin
penyakit metabolik yang ditandai dengan hiper- (resistensi insulin) dan penurunan kemampuan sel
glikemi akibat kerusakan sekresi insulin, kinerja â prankeas untuk mensekresi insulin sebagai respon
insulin, atau keduanya. Diabetes melitus tipe 2 adalah terhadap beban glukosa. Sebagian besar kasus
kondisi saat gula darah dalam tubuh tidak terkontrol diabetes tipe 2 diawali dengan kegemukan sehingga
akibat gangguan sensitivitas sel  pankreas untuk sel  pankreas merespon dengan mensekresi insulin
menghasilkan hormon insulin (Lemone, 2015). lebih, sehingga terjadi hiperinsulinemia. Insulin yang
Insulin berfungsi untuk mengatur keseimbangan tinggi mengakibatkan reseptor insulin berupaya
kadar gula dalam darah, akan tetapi apabila intake melakukan pengaturan sendiri dengan menurunkan
glukosa /karbohidrat terlalu banyak, maka insulin jumlah reseptor. Hal ini membawa dampak pada
tidak mampu menyeimbangkan kadar gula darah penurunan respon reseptornya dan lebih lanjut
dan terjadi hiperglikemi. Penderita yang terdiagnosa mengakibatkan terjadinya resistensi insulin, kondisi
penyakit DM membutuhkan terapi pengobatan lama hiperinsulinemia ini dapat megakibatkan desensitisasi
untuk menurunkan kejadian komplikasi (ADA, reseptor. Pada resistensi insulin terjadi peningkatan
2017). Diabetes tipe 2 merupakan diabetes yang produksi glukosa dan penurunan penggunaan
muncul pada usia dewasa dan memiliki proporsi 80% glukosa sehingga mengakibatkan hiperglikemi
pada diabetes melitus secara keseluruhan. (Lemone, 2015).
Prevalensi diabetes tipe 2 semakin meningkat Menurut Tanto dan Hustrini (2014) diabetes
seiring dengan usia dan perubahan pola hidup yang melitus yang ditandai dengan adanya hiperglikemia
cenderung tidak sehat. Indonesia menempati urutan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya
ke-7 dengan penderita DM sebanyak 8,5 juta (IDF, hipertensi. Berdasarkan ADA (2017) dua orang dari
2015). WHO memprediksi kenaikan jumlah pe- 3 orang penderita diabetes melitus memiliki tekanan
nyandang diabetes melitus di Indonesia dari 8,4 juta darah tinggi. Cheung et al (2012) menyebutkan
pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada bahwa hiperglikemia sering disertai dengan timbul-
tahun 2030, sedangkan Badan Federasi Diabetes nya sindrom metabolik yaitu hipertensi, dislipidemia,
Internasional (IDF) pada tahun 2009 memperkirakan obesitas, disfungsi endotel dan faktor protrombotik
kenaikan jumlah penyandang diabetes melitus dari yang kesemuanya itu akan memicu dan memper-
7,0 juta tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun berat komplikasi kardiovaskuler. Salah satu kom-
2030 (Persi, 2011). Berdasarkan data dari Badan plikasi makroangiopati diabetes dapat terjadi karena
Pusat Statistik (BPS) jumlah penyadang diabetes perubahan kadar gula darah, gula darah yang tinggi
pada tahun 2003 sebanyak 13,7 juta orang dan ber- akan menempel pada dinding pembuluh darah.
dasarkan pola pertambahan penduduk diperkirakan Setelah itu terjadi proses oksidasi dimana gula darah
pada 2030 ada 20,1 juta penderita diabetes dengan bereaksi dengan protein dari dinding pembuluh
tingkat prevalensi 14,7% untuk daerah urban dan darah yang menimbulkan AGEs. Advanced
7,2% di daerah rural (Persi, 2011). Berdasarkan Glycosylated Endproducts (AGEs) merupakan zat
penelitian Khairani (2007) prevalensi DM tipe 2 yang dibentuk dari kelebihan gula dan protein yang
sebesar 15,8% dan semuanya didapatkan pada ke- saling berikatan. Keadaan ini merusak dinding
lompok umur 60 – 70 tahun dan tidak didapatkan bagian dalam dari pembuluh darah, dan menarik
pada lansia diatas usia 70 tahun. lemak yang jenuh atau kolesterol menempel pada
Jumlah penderita diabetes di Jawa timur pada dinding pembuluh darah, sehingga reaksi inflamasi
tahun 2013 berjumlah 28.855.895 jiwa (Riskesdas, terjadi. Sel darah putih (lekosit) dan sel pembekuan
2013). Berdasarkan studi pendahuluan yang darah (trombosit) serta bahan-bahan lain ikut
dilakukan di poli penyakit dalam RSD Mardi Waluyo menyatu menjadi satu bekuan plak (plaque), yang
Blitar penderita diabetes melitus pada tahun 2016 membuat dinding pembuluh darah menjadi keras,
mencapai 2471 jiwa sedangkan pada tahun 2017 kaku dan akhirnya timbul penyumbatan yang
mengalami kenaikan menjadi 2741 jiwa, sebagian mengakibatkan perubahan tekanan darah yang
besar pasien tersebut adalah diabetes tipe 2 yang dinamakan hipertensi (Tandra, 2009). Mutmainah
berada dalam kelompok usia pra lansia dan lansia (2012) dalam penelitian sebelumnya menunjukkan
yang mengalami komplikasi makroangiaopati salah adanya hubungan antara kadar gula darah dengan
satunya hipertensi. hipertensi pada penderita diabetes melitus tipe 2.
Winta, Setiyorini, Wulandari, Hubungan Kada Gula Darah... 165

Sedangkan Raphaeli (2017) dalam penelitiannya Data Umum lansia penderita diabetes tipe 2
menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan yang berobat di poli penyakit dalam RSUD Mardi
antara kadar gula darah sewaktu dengan tekanan Waluyo Blitar.
dareah sistolik dan tekanan darah diastolik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan Tabel 1 Distribusi frekuensi data umum lansia
judul “Hubungan Kadar Gula Darah dengan Tekan- penderita diabetes tipe 2 yang berobat di poli
an Darah pada penderita diabetes tipe 2 di Poli penyakit dalam RSD Mardi Waluyo Blitar
Penyakit Dalam RSD Mardi Waluyo Blitar”. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengidentidikasi No Data Umum f %
kadar gula darah lansia penderita diabetes tipe 2, 1 Jenis Kelamin
mengidentifikasi tekanan darah lansia penderita Laki-laki 27 36
diabetes tipe 2 dan menganalisis hubungan kadar Perempuan 48 64
gula darah dengan tekanan darah lansia penderita 2 Usia
diabetes tipe 2. Usia Pertengahan 29 38,6
Lanjut usia 38 50,7
BAHAN DAN METODE Lanjut usia tua 8 10,7
3 Pendidikan terakhir
Metode penelitian ini menggunakan korelasional SD 23 30,7
dengan pendekatan cross sectional. Variabel inde- SLTP 19 25,3
penden dalam penelitian ini adalah kadar gula darah SLTA 17 22,7
pada lansia penderita diabetes tipe 2 dan variabel Perguruan Tinggi 16 21,3
dependen: tekanan darah lansia penderita diabetes 4 Pekerjaan
tipe 2. Bekerja 35 46,7
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Tidak Bekerja 40 53,3
penderita type 2 diabetes yang datang berobat di 5 Olahraga
poli penyakit dalam RSUD Mardi Waluyo Blitar. Rutin 43 57,3
Jumlah rata- rata lansia penderita Type 2 diabetes Tidak Rutin 32 42,7
per minggu dibulan Januari 2018 sebanyak 300 6 Pemantauan kadar
orang. Besar sampel penelitian menggunakan gula darah
perhitungan rumus Isaac & Michael sebanyak 75 Teratur 55 73,3
orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Tidak teratur 20 26,7
accidental sampling pada kurun waktu penelitian 7 Lama terdiagnosa DM
tanggal 15 – 24 Maret 2018. <1 tahun 3 4
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner 1 – 5 tahun 28 37,3
dan lembar observasi, untuk penilaian kadar gula >5 tahun 44 58,7
darah menggunakan alat glukotest dengan darah 8 Diet
yang diambil dari pembuluh darah kapiler dan untuk Ya 46 61,3
pengukuran tekanan darah menggunakan tensi Tidak 29 38,7
meter air raksa. Total 100 100
Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui
hubungan kadar gula darah dengan tekanan darah
lansia penderita diabetes tipe 2, dengan mengguna-
kan uji statistik Spearman Rank. Berdasarkan tabel diatas sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan sebanyak
HASIL PENELITIAN 48 orang (64%), berusia lanjut usia 38 orang (50,7),
pendidikan SD 23 orang (30,7%), tidak bekerja 40
Data Umum
orang (53,3%), berolah raga secara rutin 55
Data umum meliputi jenis kelamin, umur respon- responden (73,3%), melakukan pemantauan kadar
den, tingkat pendidikan, pekerjaan responden, olah gula darah secara teratur, 44 orang (58,7%)
raga yang dilakukan penderita diabetes mellitus, responden menderita diabetes mellitus >5 tahun, dan
kontrol gula darah, lama menderita diabetes mellitus. 46 orang (61,3%) responden melakukan diet.
166 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2018, hlm. 163–171

Data Khusus Tekanan Darah lansia penderita diabetes tipe 2


Kadar Gula Darah lansia penderita diabetes
tipe 2. Tabel 3 Distribusi frekuensi tekanan Darah lansia
Penderita Diabetes Tipe 2
Tabel 2 Distribusi frekuensi Kadar Gula Darah lansia
No Tekanan Darah f %
Penderita diabetes tipe 2
1 Hipertensi 31 41,3
No Kadar Gula Darah f % 2 Normal 42 56
3 Hipotensi 2 2,7
1 Hiperglikemi 32 42,6
2 Normal 41 54,7 Total 75 100
3 Hipoglikemi 2 2,7
Total 75 100 Berdasarkan Tabel 3 diatas menunjukan 42
orang (56%) responden memiliki tekanan darah yang
Berdasarkan Tabel 2 diatas menunjukan 41 normal.
orang (54,7%) responden memiliki kadar gula darah
yang normal.

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Tekanan Darah lansia penderita diabetes tipe 2

Tabel 4 Hubungan Kadar Gula Darah dengan Tekanan Darah lansia penderita diabetes tipe 2

Tekanan Darah
Kadar Gula Darah Total
Hipertensi Normal Hipotensi
f % f % f % f %
Hiperglikemia 17 22,6 15 20 0 0 32 42,6
Normal 14 18,7 27 36 0 0 41 54,7
Hipoglikemia 0 0 0 0 2 2,7 2 2,7
Jumlah 31 42,6 42 54,7 2 2,7 75 100
Uji Korelasi Spearman Rank  = 0.017, (rs) = 0.274

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa Berdasarkan Hasil Penelitian diketahui bahwa
hasil tertinggi menunjukkan kadar gula normal sebanyak 41orang (54,7%) responden yang mem-
dengan tekanan darah normal sebanyak 27 orang punyai kadar gula darah yang normal. Responden
(36%) dan hasil terendah menunjukkan kadar gula yang memiliki kadar gula darah yang normal
hipoglikemia dengan tekanan darah hipotensi sebanyak 25 orang (33,3%) melakukan diet. Peru-
sebanyak 2 orang (2,7%). Hasil uji SpearmanRank bahan pola makan dan pengaturan makan meme-
menunjukkan nilai  =0.017, maka nilai = 0.017< gang peranan penting dalam upaya pengendalian
0.05, jadi antar variabel terdapat korelasi yang kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus.
signifikan antara kadar gula darah dengan tekanan Pada penelitian ini didapatkan prosentase kadar
darah pada pasien type 2 diabetes. Dari hasil diatas gula darah yang normal lebih banyak, yang mengindi-
dapat dilihat bahwa koefisien nilai korelasi adalah kasikan bahwa responden mampu melakukan upaya
0.274, maka nilai ini menandakan hubungan cukup yang tepat dalam mengendalikan kadar gula
kuat antara kadar gula darah dengan tekanan darah darahnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pe-
pada pasien diabetes tipe 2. ngendalian kadar gula darah yaitu diit, aktifitas fisik,
kepatuhan minum obat dan pengetahuan. Penderita
PEMBAHASAN diabetes melitus dalam menjalankan pengendalian
Kadar Gula Darah Lansia Penderita Diabetes kadar gula darah dengan baik adalah mengatur diit
Tipe 2 setiap penderita sesuai dengan prinsip 3J yaitu jumlah
Winta, Setiyorini, Wulandari, Hubungan Kada Gula Darah... 167

makanan, jenis dan jadwal makan. Salah satu man- 43 orang (57,3%) responden yang melakukan olah
faat yang diperoleh penderita DM dalam pengaturan raga secara rutin didapatkan 15 (20%) responden
makan adalah dapat meningkatkan sensitifitas memiliki kadar gula darah yang tinggi. Aktivitas fisik/
reseptor insulin sehingga akhirnya dapat menurun- olahraga pada penderita Diabetes Melitus dapat
kan kadar glukosa darah (Dewi, 2014). Responden menyebabkan terjadinya peningkatan pemakaian
sebanyak 46 orang (61,3%) yang melakukan diet, glukosa oleh otot yang aktif, sehingga secara lang-
20 orang (26,7%) mengalami hiperglikemi. Salah sung olahraga dapat menyebabkan penurunan glu-
satu merupakan faktor yang berpengaruh penting kosa darah (Hariyanto, 2013). Tidak semua individu
bagi penyandang diabetes tipe 2 adalah peningkatan akan melakukan intensitas latihan fisik yang sama,
hormon stress diproduksi dapat menyebabkan kadar sehingga latihan fisik pun dibagi sesuai intensitasnya.
gula darah menjadi meningkat. Stress dan diabetes Intensitas dalam melakukan aktivitas fisik ber-
tipe 2 memiliki hubungan yang sangat erat terutama pengaruh terhadap kadar glukosa darah. Intensitas
pada penduduk perkotaan, tekanan kehidupan dan ringan pada penderita DM dapat menurunkan
gaya hidup tidak sehat sangat berpengaruh, glukosa darah, namun tidak signifikan. Sementara
ditambah dengan kemajuan teknologi yang semakin untuk intensitas sedang secara signifikan dapat me-
pesat dan berbagai penyakit yang sedang diderita nurunkan glukosa darah. Namun lain halnya dengan
menyebabkan penurunan kondisi seseorang hingga intensitas berat, yang menurut (Hariyanto, 2013)
memicu terjadinya stress (Derek dkk, 2017). bahwa intensitas berat lebih sedikit menurunkan
Berdasarkan tabulasi silang data antara kadar glukosa darah daripada intensitas sedang, hal ini
gula darah dengan data umum, sebagian besar disebabkan peningkatan jumlah hormon katekolamin
mengalami hiperglikemi dengan jenis kelamin dan growth hormone yang lebih besar pada inten-
perempuan yaitu sebanyak 24 orang dan hipoglikemi sitas berat, dapat meningkatkan gula darah.
1 orang. Hasil penelitian Jelantik dan Haryati (2014) Sejalan dengan penelitian Paramitha (2014)
jumlah terbanyak penderita diabetes tipe 2 adalah yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara
perempuan. Hal ini secara teoritis disebabkan aktifitas fisik dengan kadar gula darah pada pasien
karena kadar lemak pada laki-laki dewasa rata-rata dengan diabetes tipe 2, nilai korelasi sedang berpola
15-20 % dari berat badan total, sedangkan pada negatif, semakin berat aktifitas yang dilakukan,
perempuan sekitar 20-25 %. Peningkatan kadar lipid maka semakin rendah kadar gula darah puasanya.
darah pada perempuan lebih tinggi dibandingkan Ilyas (2011) menyatakan bahwa aktifitas fisik dapat
pada laki-laki, sehingga faktor risiko terjadinya menurunkan resistensi insulin dan akan menurunkan
Diabetes Mellitus pada perempuan 3-7 kali lebih kadar gula darah. Pada diabetes tipe 2, masalah
tinggi dibandingkan pada laki-laki yaitu 2-3 kali terjadi akibat retensi insulin yang berdampak glukosa
(Haryati dan Geria, 2014 dalam Aghniya, 2017). tidak dapat dimanfaatkan oleh sel. Terjadi perbe-
Tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh daan penyerapan glukosa pada jaringan tubuh pada
Rudi dan Kwureh (2017) menyebutkan ada hu- saat instirahat dan pada saat seseorang beraktifitas
bungan jenis kelamin dengan kadar gula darah fisik. Pada saat beraktifitas fisik, terjadi peningkatan
puasa, akan tetapi hasil penelitian menunjukkan sensitifitas respon insulin pada otot yang aktif,
bahwa jenis kelamin laki-laki dengan kadar gula kontraksi otot akan mempermudah glukosa masuk
darah puasa lebih banyak dari perempuan yang ke dalam sel. Plotnikoff (2006) menyatakan bahwa
mengalami kadar gula darah tidak normal. aktifitas fisik merupakan kunci utama pengendalian
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 41 kadar gula darah dan menurunkan faktor resiko
orang (54,7%) yang mempunyai kadar gula darah gangguan kardiovaskuler seperti hiperinsulinemia,
yang normal, sebanyak 27 orang (36%) responden peningkatan sensitifitas insulin, menurunkan lemak
yang melakukan kegiatan olah raga secara rutin. tubuh dan menurunkan tekanan darah.
Aktivitas fisik/olahraga bagi pasien Diabetes Melitus Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 41
bertujuan untuk mengendalikan kadar gula darah, orang (54,7%) yang mempunyai kadar gula darah
karena latihan jasmani yang teratur menyebabkan yang normal. Dari jumlah yang memiliki kadar gula
kontraksi otot meningkat dan resistensi insulin darah yang normal tersebut didapatkan sebanyak
berkurang. Aktivitas fisik yang dilakukan merupakan 23 orang (30,7%) menderita diabetes mellitus >5
kegiatan olahraga yang disesuaikan dengan usia tahun. Waktu lamanya seseorang menderita penya-
pasien misalnya jalan kaki dan jogging. Dari jumlah kit dapat memberikan gambaran mengenai tingkat
168 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2018, hlm. 163–171

patofisiologi penyakit tersebut. Dari jumlah se- Fitrah (2017) yang menunjukkan bahwa prosentase
banyak 44 (58,7%) responden yang >5 tahun men- penderita diabetes tipe 2 yang mempunyai normo-
derita Diabetes Mellitus didapatkan 20 (26,7%) tensi lebih besar dari pada hipertensi. Lansia
responden memiliki kadar gula darah tinggi (Hiper- dengan normotensi sebanyak 24 orang (32%) ber-
glikemi). Komplikasi Diabetes Melitus dengan jenis kelamin perempuan. Perbedaan gender
penyakit lain terkait dengan lamanya seseorang menentukan perbedaan struktur organ dan hormon
menderita Diabetes Mellitus, semakin lama sese- yang. Pada jenis kelamin perempuan terdapat hor-
orang menderita Diabetes Mellitus maka komplikasi mon estrogen yang berperan dalam meningkatkan
penyakit Diabetes Melitus juga akan lebih mudah kadar High Density Lipoprotein (HDL), seiring
terjadi (Qorratuaeni, 2009). Hasil penelitian sejalan dengan pertambahan usia produksi estrogen menu-
dengan dengan penelitian Setiyorini dan Wulandari run, oleh karena itu perempuan lebih rentan me-
(2017) yang menunjukkan 59% lansia penderita ngalami hipertensi setelah berusia diatas 45 tahun
diabetes tipe 2 memiliki durasi waktu terdiagnosa dan setelah mengalami menopause (Sofyan, dkk,
DM >5 tahun, akan tetapi 83% lansia tidak me- 2012). Dari jumlah 48 (64%) responden yang
ngalami komplikasi. Hal ini didukung data sebanyak berjenis kelamin perempuan didapatkan sebanyak
32 orang (42,7%) melakukan pemantauan kadar 23 orang (30,7%) dengan hipertensi. Perry & Potter
gula darah secara teratur. Sebanyak 55 orang (2009) menyatakan bahwa perempuan dapat
(73,3%) yang melakukan pemantauan kadar gula mengalami tekanan darah tinggi karena dipengaruhi
darah secara teratur didapatkan sebanyak 21 (28%) oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu pola hidup
responden memiliki kadar gula darah yang tinggi yang tidak sehat.
(Hiperglikemi). Terdapat faktor lain yang dapat Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan
mempengaruhi kadar gula darah, salah satunya sebanyak 42 (56%) responden memiliki tekanan
adalah stress. darah yang normal dan hasil dari jumlah yang
memiliki tekanan darah yang normal tersebut
Tekanan Darah Lansia Penderita Type 2 dia- didapatkan sebanyak 22 (29,3%) responden berusia
betes  60 tahun. Kepekaan terhadap hipertensi akan
Hasil penelitian tekanan darah pada lansia meningkat seiring dengan bertambahnya usia sese-
penderita diabetes tipe 2 di Poli Penyakit Dalam orang. Individu yang berumur diatas 60 tahun, 50 –
RSD Mardi Waluyo Blitar menunjukan bahwa 60% mempunyai tekanan darah 140/90 mmHg. Hal
sebagian besar responden memiliki tekanan darah itu merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi
normal sebanyak 42 orang (56%). Kadar gula darah pada orang yang bertambah usianya. Peningkatan
dalam tubuh yang tidak terkontrol dapat menye- usia akan menyebabkan penurunan fungsi organ-
babkan timbulnya berbagai macam komplikasi pada organ tubuh sehingga jantung harus bekerja lebih
penderita diabetes tipe 2, salah satu komplikasi yang keras untuk memompa darah agar bisa menggerak-
sering terjadi adalah makroangiopati yaitu komplikasi kan beban tubuh (Zakiyah, 2012). Hal ini disebabkan
pada pembuluh darah besar sehingga mempengaruhi karena tekanan arterial meningkat sesuai dengan
perubahan tekanan darah. Tekanan darah merujuk bertambahnya usia, terjadinya regurtasi aorta, serta
kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh adanya generatif yang lebih sering pada usia tua.
arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 42
seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan sistole (56%) responden memiliki tekanan darah yang
adalah nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke normal dan hasil dari jumlah yang memiliki tekanan
atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung dan darah yang normal didapatkan sebanyak 21 (28%)
tekanan diastole adalah nomor bawah (80) menun- responden tidak bekerja. Stres akan meningkatkan
jukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung
pemompaan (Townsend, 2010). Tekanan darah sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpa-
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain tetik. Adapun stress ini dapat berhubungan dengan
usia, jenis kelamin, penyakit penyerta, faktor pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik
keturunan, faktor demografi. personal. Stres merupakan respon tubuh yang
Berdasarkan hasil penelitian ini menujukan sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan beban
sebanyak 42 (56%) responden memiliki tekanan atasnya. Jika tekanan stres terlampau besar sehing-
darah yang normal. Hal ini sejalan dengan penelitian ga melampaui daya tahan individu, akan menim-
Winta, Setiyorini, Wulandari, Hubungan Kada Gula Darah... 169

bulkan sakit kepala, suka marah, tidak bisa tidur, antara kadar gula darah dengan tekanan darah pada
ataupun timbul hipertensi (Zakiyah, 2012). Lansia pasien diabetes tipe 2. Hal ini mengindikasikan bah-
dalam hal ini sudah tidak memiliki pekerjaan untuk wa kadar gula darah pasien diabetes tipe 2 dapat
mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga mereka menyebabkan gejolak tekanan darah. Penelitian ini
tidak memiliki stress dan akhirnya tekanan darah sejalan dengan penelitian Mutmainah (2013) yang
mereka menjadi normal. Penderita diabetes mellitus menunjukkan hubungan antara kadar gula darah
ini sebagian besar telah dicukupi kebutuhannya oleh dengan hipertensi pada penderita diabetes tipe 2.
keluarga dan anak mereka. Adanya hubungan tekanan darah dengan kadar
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 42 gula darah menjadikan pasien harus memperhatikan
(56%) responden memiliki tekanan darah yang nor- tekanan dan kadar gula darah dengan cara mengen-
mal dan hasil dari jumlah yang memiliki tekanan dalikannya pada ambang normal. Manfaat dari
darah yang normal didapatkan sebanyak 22 orang mengontrol tekanan darah pada pasien-pasien hiper-
(29,3%) melakukan kegiatan olah raga secara rutin. tensi dengan penyakit penyerta diabetes tipe 2.
Aktivitas fisik dapat menurunkan tekanan darah Dalam sebuah studi kohort, ditemukan bahwa penu-
karena dapat menenangkan sistem saraf simpatik runan tekanan darah sekitar 5-10 mmHg dapat
sehingga melambatkan denyut jantung. Aktivitas mengurangi risiko kematian terkait diabetes tipe 2
fisik atau olahraga banyak dihubungkan dengan hingga tiga kali lipat, mengurangi risiko terjadinya
hipertensi, karena olahraga isotonik dan teratur dapat komplikasi berupa insidens stroke hingga 50% dan
menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan mengurangi risiko terjadinya gagal jantung hingga
tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot tiga kali dibanding pasien yang tekanan darahnya
jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung tidak terkendali (Ichsantiarini, 2013). Manfaat
harus melakukan pekerjaan yang lebih berat karena mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi
adanya kondisi tertentu (Subekti, 2014). dengan penyakit penyerta diabetes tipe 2 juga dida-
Dari jumlah 43 (57,3%) responden yang mela- patkan lebih signifikan untuk mengurangi risiko
kukan olah raga secara rutin didapatkan sebanyak komplikasi mikrovaskular dibandingkan dengan
20 (26,7%) responden memiliki tekanan darah tinggi kendali kadar gula darah. Manfaat lain yang dapat
(Hipertensi). Hipertensi merupakan faktor risiko diperoleh ialah meningkatkan kualitas hidup maupun
vaskuler yang utama pada diabetes usia lanjut efektivitas penggunaaan biaya kesehatan.
(Blickle, 2005). Tidak hanya dengan olah raga fisik Keterkaitan kadar gula darah dengan tekanan
yang dapat mempengaruhi perubahan darah sese- darah akibat adanya kesamaan karakteristik faktor
orang. Ada beberapa faktor lain yang dapat mempe- resiko penyakit. Resistensi insulin dan hiperinsu-
ngaruhi perubahan darah, yaitu faktor usia, berat linemia pada penderita DM diyakini dapat mening-
badan dan stress (Perry & Potter, 2009). katkan resistensi vaskular perifer dan kontraktilitas
otot polos vaskular melalui respons berlebihan ter-
Hubungan Kadar Gula Darah dengan Tekanan hadap norepinefrin dan angiotensin II. Kondisi terse-
Darah Lansia penderita Type 2 diabetes but menyebabkan peningkatan tekanan darah mela-
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui lui mekanisme umpan balik fisiologis maupun sistem
bahwa hasil tertinggi menunjukkan kadar gula nor- Renin- Angiotensin-Aldosteron. Kondisi hipergli-
mal dengan tekanan darah normal sebanyak 27 orang kemia pada penderita DM juga menginduksi over
(36%) dan hasil dari 42 orang (56%) yang memiliki ekspresi fibronektin dan kolagen IV yang memicu
kadar gula darah dan tekanan darah yang normal, disfungsi endotel serta penebalan membran basal
sedangkan nilai terendah menunjukkan kadar gula glomerulus yang berdampak pada penyakit ginjal
darah hipoglikemia dengan tekanan darah hipotensi (Ichsantiarini, 2013). Pengendalian kadar gula darah
sebanyak 2 orang (2,7%). Terdapat 14 responden tentunya akan mengendalikan juga tekanan darah
(18,7%) dengan kadar gula darah normal, akan pasien. Keberadaan penyakit penyerta diabetes
tetapi mengalami hipertensi. Hasil uji Spearman tipe 2 sebagai penyakit penyerta merupakan faktor
Rank menunjukkan nilai  = 0.017, maka terdapat risiko terhadap terjadinya hipertensi tidak terkendali.
korelasi yang signifikan antara kadar gula darah Penelitian ini tidak sejalan dengan Raphaeli
dengan tekanan darah pada pasien diabetes tipe 2. (2017) yang menunjukkan hubungan yang tidak
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa koefisien nilai signifikan antara kadar gula darah sewaktu dengan
korelasi adalah 0.274, maka hubungan cukup kuat tekanan darah sistolik dan diastolik. Almekinder
170 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2018, hlm. 163–171

(2017) menyatakan secara teoritis terjadinya pening- Aghniya, R. 2017. Hubungan Lamanya Menderita
katan tekanan darah akibat perubahan fungsional Diabetes Melitus Dengan Terjadinya Diabetic
endotel pada pasien diabetes tipe 2 memerlukan ku- Peripheral Neuropathy (DPN) Pada Pasien
run waktu sekitar 0 – 10 tahun. Pada penelitian ini Diabetes Melitus Tipe 2 Di Grha Diabetika
Surakarta. Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas
didapatkan bahwa sebagian besar kadar gula darah
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
pada range normal sedangkan pada penelitian terse- Surakarta.Skripsi.
but rata-rata hiperglikemia. Kadar gula darah yang Cheung, B.M.C & Li, C.2012. Diabetes and Hypertension:
normal mengindikasikan bahwa pasien memiliki is There a Common Metabolic Pathway. PMC. 2012
manajemen DM yang baik. Apr; 14(2): 160–166. Published online 2012 Jan 27.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
SIMPULAN DAN SARAN PMC3314178/
Derek, M.I., Rottie, J., Kallo,V. 2017. Hubungan Tingkat
Simpulan
Stres dengan Kadar Gua Darah pada Pasien
Kadar gula darah pada penderita diabetes tipe Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit Pancaran
2 di Poli Penyakit Dalam RSUD Mardi Waluyo Kasih GMIM Manado. Jurnal Keperawatan, Vol 5,
Blitar sebanyak 75 responden, memiliki kadar gula No 1.
darah yang normal sebanyak 41 responden (54,7%). Dewi, E. 2014. ‘Gambaran Faktor-Faktor Yang Mem-
Tekanan darah pada penderita diabetes tipe 2 pengaruhi Terkendalinya Kadar Gula Darah Pada
Pasien Diabetes Mellitus Di puskesmas Pakis
di Poli Penyakit Dalam RSUD Mardi Waluyo Blitar
Surabaya’. AKPER Surabaya
memiliki tekanan darah yang normal sebanyak 42 Fitrah, A.2017. ‘Hubungan Kadar Gula Darah Dengan
responden (56%). Tekanan Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe
Ada hubungan antara kadar gula darah dengan 2 Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
tekanan darah pada penderita diabetes tipe 2 di Poli Tahun 2016’. Program Studi Pendidikan Dokter,
Penyakit Dalam RSUD Mardi Waluyo Blitar dengan Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
nilai  = 0.017. Skripsi.
Hariyanto, F. 2013. ‘Hubungan Aktivitas Fisik Dengan
Saran Kadar Gula Darah Puasa Pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2 Di RSD Kota Cilegon’. FK. Jakarta
Sesuai dengan kesimpulan yang telah dikemu- IDF, 2009. Diabetes Atlas Fourth Edition. International
kakan, peneliti ingin memberikan beberapa saran Diabetes Federation. Brussels
sebagai berikut: Ichsantiarini, A.P. 2013, ‘Hubungan Diabetes Melitus Tipe
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk 2 Dengan Kendali Tekanan Darah pada Pasien
melakukan pendidikan kesehatan tentang apa saja Hipertensi Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo,
yang mempengaruhi kadar gula dan tekanan darah Universitas Indonesia.
pada penderita diabetes tipe 2, sehingga bisa menge- Ilyas, E. I., 2011. Olahraga bagi Diabetesi dalam:
Soegondo, S., Soewondo, P.,Subekti, I., Editor.
tahui sejak dini hubungan kadar gula darah dengan
Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu bagi
tekanan darah untuk melakukan pengontrolan
dokter maupun edukator diabetes. Jakarta:
secara rutin. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Bagi pratek keperawatan, perawat diharapkan Jelantik I.M.G., Haryati E., 2014. Hubungan Faktor Risiko
memberikan pendidikan kesehatan, kepada pasien Umur, Jenis Kelamin, Kegemukan Dan Hipertensi
dan keluarga penderita dalam usaha pengendalaian Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe II Di
diabetes tipe 2 melalui kontrol kadar gula darah dan Wilayah Kerja Puskesmas Mataram. Media Bina
tekanan darah secara rutin. Ilmiah. 8(1):39-44
Bagi pasien dan keluarga, diharapkan kepada Khairani, R. 2007. Prevelensi Diabetes Mellitus Dan
pasien untuk rutin melakukan pengendalian kadar Hubungannya Dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia
Di Masyarakat. Universa Medicina. Vol 26 No. 1 :
gula darah secara rutin. Sehingga tidak menimbulkan
18-26
komplikasi pada penderita diabetes tipe 2.
Kozier. Erb, Berman. Snyder. 2010. Buku Ajar Fon-
damental Keperawatan: Konsep, Proses & Pratik
DAFTAR RUJUKAN Volume: 1, Edisi: 7, EGC: Jakarta
American Diabetes Association. 2017. High Blood Lemone, Priscilla., Karen M. Burke, Gerene Bauldoff. 2015.
Pressure. http://www.diabetes.org/are-you-at-risk/ Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta.
lower-your-risk/bloodpressure.html?referrer=https: EGC.
//www.google.co.id/ dibuka 6 April 2018. Mutmainah, I. 2013. Hubungan Kadar Gula Darah
Winta, Setiyorini, Wulandari, Hubungan Kada Gula Darah... 171

Dengan Hipertensi Pada Pasien Diabetes Mellitus Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Badan Pene-
Tipe 2 Dirumah Sakit Umum P.I Derek Karang- litian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian
anyar, Fakultas Kedokteran Unirvesitas Muhama- Kesehatan RI Tahun 2013. Jakarta.
diyah. Surakarta. Skripsi. Rudi, A dan Kwureh, H.N. 2017.Faktor risiko yang
Paramitha, G.M. 2014. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan mempengaruhi kadar gula darah puasa pada
Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus pengguna layanan laboratorium.Wawasan
Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Kesehatan, Volume 3 Nomor 2 Januari tahun 2017.pp
Karanganayar. Fakultas Kedokteran universitas 33-39.
muhammadiyah surakarta.Skripsi. Smeltzer, S.C & Bare, B.G.2008. Buku ajar Keperawatan
Perkeni 2015. Konsensus Pengelolaan dan Penegahan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih Bahasa
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. PERKENI Agung Wluyo. Edisi 8. Vo 2 Jakarta: EGC.
Perry & Potter. (2009).Dasar dasar ilmiah dalam pratik Sofyan, dkk. 2012. Hubungan Umur, Jenis Kelamin, dan
keperawatan. Jakart: EGC Hipertensi dengan kejadian stroke. FK UHO
Persi. 2011. RI Ranking keempat Jumlah Penderita Tandra,.H.2009. Kiss Diabetes Goodbye. Surabaya: Jaring
Diabetes Terbanyak Dunia www.pdpersi.co.id,17 Pena.
April 2012. Tanto, C & Hustrini, N.M. 2014. Hipertensi. Kapita
Plotnikoff, R. C., 2006. Physical Activity in the Mana- Selekta Kedokteran. Essentials of Medicine. Edisi
gement of Diabetes:Population-based Perspectives IV. II. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
and Strategies. Canadian Journal of Diabetes.30: Indonesia.
52-62. Townsend, R Raymond. 2010. 100 Tanya-Jawab
Raphaeli, H.K. 2017. Hubungan Kadar Gula Darah Mengenai Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi).
Sewaktu Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Jakarta: Indeks
Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Baru Didiagnosis Di Qurratueni, 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Poliklinik Penyakit Dalam Rsu Siti Hajar Medan Dengan Terkendalinya Kadar Gula Darah Pada
Tahun 2015-2017. Program Studi Pendidikan Dokter Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Umum
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Pusat (RSUP) Fatmawati. Jakarta.
Medan. Skripsi.

You might also like