You are on page 1of 7
METODE KOLOM GROUTING UNTUK MENGATASI LIKUIFAKSI TANAH DI BAWAH PONDASI M. Suherman RINGKASAN Grouting merupakan suntikan bahar: cair ke dalam rongga-rongga tanah atait ruang antara tanah dengan bangunan di dekamnya, biasanya dilakukan melalut lobang bor dan diberi tekanan. Kebanyakan grouting didesain untuk memperoleh perubahan sifat tanah dengan secara serentak atan melalui jangka waktu, setelah dilakukan injeksi Tujuan utama dari teknit grouting adalah untuk mendapatkan yang lebih kuat, lebih padat, dan kurang permeabel pada tanah atau batuan. Hal ini juga merupakan perlakuan sederhana untuk mengisi rongga yang tak dapat dicapai dan atau menjaga transfer tegangan dalam tanah atan dari struktur ke dalam tanh, Grouting terhadap tanah pondasi dimaksudkan untuk menambah stabilitas dan mereduksi_kompresibilitas bail: bersifat permanen maupus sementara.. Tanah non Kohesif dengan gradasi tidak lebih halus dari pasir ‘medium, pemberian semen grouting sering dilakukan dengan menggunakan tekanan rendah. SUMMARY Grouting is defined as the injection of fluidized materials into voids of the ground or space between the ground and adjacent structures, generaily through borholes and under pressure. Many grouts are designed {0 set after injection, either instantly or over a period of time. The main objective of grouting is fo produce a Stronger, denser and less permeability soil or rock. It may aiso simply serve to fill voids which are otherwise inaccessible and or may prevent adequate stress transfer within the ground or from a siructure (o the ground Foundation grouting for increasing stability and reducing compressibility, if may serve as a permanent or temporary function. The cohesionless soils with gradings no finer than the medium sand, the infection of ‘cement grouting can often to be dealt with by low pressure, 1. PENDAHULUAN sekeliling tiang akan mengekecil__akibat meneaimnya tanah, Hal ini mengakibatkan tiang pancang tidak lagi berfungsi sebagai pondasi dalam, tetapi berperilaku sebagai kolom langsing yang bisa mengalami tekuk yang berakibat kerusakan pada bangunan atas, Dalam pengkajian ini mencoba _menganalisis, penerapan pondasi dengan menggunakan kolom grouting pada pondasi _jembatan overpass Danawinangun Sta 209+ 270 yang berada pada jalan tol Palimanan — Cirebon Jawa Barat ‘Suatu konstruksi tidak selamanya dibangun di atas tanah dalam kondisi cukup balk, tetapi kadang kala konstruksi yang aken dibangun diletakan di atas, lapisan tanah yang. secara_teknis Kurang menguntungkan ditinjau dari segi geoteknik. ‘Apabila korstruks! terpaksa harus dibangun di atas tanah yang kurang menguntungkan seperti tanah lunak yang kompresibilitasnya tinggi atau lapisan pasir halus bersifat lepas atau pasir lanauan yang berlokasi di daerah gempa, maka tanah ini akan mengalami likuifeksi, Berkurangnya daya dukung tanh merupakan suatu proses Karena meningkatnya tekanan air pori secara berlebihan He One KOEOm Creu Ne ketika atau sesaat setelah gempa terjad, Untuk bangunan yang berada di atas pondasi dangkal dan dibuat cukup kuat untuk menahan, deformasi yang berlebihan, maka pada saat terjadi likuifaksi, angunan tersebut bisa beruban posisi_ menjadi miring. Untuk bangunan yang) didirixan di atas pondas' tiang pancang, maka bila, likuifaksi terjadi tekanan tanah yang bekerja di stumalLitbang Jalan, Volume 25 No.2 Js 2004 Salah satu metode untuk mengetasi_likuifaksi tanah pasir atau kepasiran adalah dengan cara jet grouting, di mana cara ini pada dasamya adalah meningkatkan sifat teknis tanah pasir menjadi tanah yang lebih padat. Teknik’ grouting ini dllakukan dengan menginjeksikan bahan grouting (campuran semen dan air) pada lapisan tanah sampai kedalaman tertentu, sehingga terjadi kolom =kolom semen, Gambar 1. Kinerja Jet Grouting 2.4 Kriteria Desain Kolom Grouting Kriteria desain yang dipilih adalah _menghitung rasio ketahanan likuifaksi yaitu sama dengan rasio regangan geser tanah akibat _percepatan tambahan, dan dapat dituls t ce 1) o0'), Hal ini dapat diperoleh untuk meningkatkan nilal sondir q. dan nilai SPT Nyy yang dibutuhkan untuk mengatasi liquifaksi, dengan asumsi faktor keamanan Fk= 15. Kriteria desain hasil perhitungan a, Nilai qe atau Nex harus meningkat minimal sebesar 3 kali lipat, », Nilai' ge minimal harus menjadi sebesar 100 kg/om ¢.Nilai Nspr minimal harus menjadi sebesar 30, ._Nilai kuat tekan bebas qu pada kolom minimal 20 kgicm? 2.2 Prosedur Desain Prosedur desain menggunakan metode kolom semen mengacu pada Manual for Design and Construction of Cement Column Method, Departement of Highways Thailand dan JICA (1998), Prosedur desain metputl Tentukan kondisi desain 2. estan ani wena ar Sakti kolom 3. Hitung penurunan total dan perbedaan penurunan 4. Hitung stabilitas dan tegangan tekan pada kolom 54 Ulangi langkah nomor dua, bila tidak memenuhi ersyaratan a. Kondisi Desain ‘+ Desain penurunan Penurunan total yang dijinkan s = 5 om, sedangkan perbedaan penurunan yang dijinkan As = 3,5 om, Faktor keamanan daya dukung Fk = 3 * Desain pembebanan Pengaturan tiang dengan pola segi empat. Tentukan rasio peningkatan, a», yang ‘merupakan indikator tingkat peningkatan dengan persamaan a,= Ap XiXp dengan pengertian a, adalah rasio peningkatan ‘Ay adalah luas area yang diperbaiki per kotor. Xo adalah jarak antar kolom [2] Gambar 2. Pengaturan posisi kolom b. Asumsi kekuatan dan sifat tanah setempat Lebar tanah yang diperbaiki 8, harus lebih besar dari % D (kedalaman yang diverbaiki), Kuat geser tanah yang diperbaiki diperoleh dari rasio kekuatan kolom dan tanah yang diperbaiki 63 dengan pengertian (adalah Kut goser rata rata da tanah yang dperbaki > adalah kuat geser kolom uex adalah kekuatan kolom rencana . Perhitungan Penurunan kolom ‘+. Penurunan kolom grouting, 84= Chom ! Esaom * L 4] dengan pengertian Exelon adalah modulus deformasi Kolom (100 q,) iciem adalah tegangan yang terjadi pada kolom L™ adalah panjang kolom total lumaiLitbeng Jelan, Volume 24 No.2 Ju 2004 + Penurunan tanah di bawah kolom AI ST (5) Ap =Vixy severe 6] y, 4p, = M71 a? 2 Cede td tan (9444.1) +(4-n) 2 14 (2 tan 6+ 118 (-— V2 1)tan@ 8] 2 dengan pengertian SS, adalah penurunan tanch di bawch kolom (om) ‘So adalah penurunan tanpa kolom grouting (cm) ‘Ape adalah beban yang bekerja pada tanah di bawah kolom (kg/cm*) ‘ap adalah beban total (kgici’) \Ve__ adalah volume tanah di bawah kotom (om*) Vi adalah volume total cm") 1' adalah jarak dari tengah kolom (cm) d-adalah diameter kolom (cm) 8 adalah sudut geser (derajat) Penurunan total Six = Skt Sp [9] 4. Analisis tegangan pada kolom Analisis tegangan pada kolom terdii dari evaluasi tegangan internal dan kapasitas daya dukung dari lapisan tanah bawah. Evaluasi kapasitas daya dukung sering diabaikan apabila lapisan tanah bawah cukup kaku, Tegangan pada kolom yang berfungsi sebagai tiang dihitung dengan rumus di bawah ini dengan asumsi bahwa seluruh_beban konstruksi yang berada di atas tanah yang diperbaiki, Faktor keamanan Fs sebesar satu atau lebih dapat digunakan. Fs=—det__ PeHs/a, [10] dengan pengertian pe. He adalah beban bangunan di atas. tanah yang diperbaiki I, LIKUIFAKSI Lapisan pasir jenuh air yang menerima beban getaran, maka pasir tersebut cenderung akan memadat dengan berkurangnya volume. Jika air ori yang berada di dalam pasir tidak mengalir keluar maka tidak akan terjadi pengurangan volume, sehingga berakibat timbulnya tegangan lum! tang Jaan, Volume 24 No.2 uk 2008 air pori yang berlebihan. Apabita tegangan air pori yang berlebih ini besamya menyamai tekanan tanah total ( overburden pressure), maka tekanan tanah efektif menjadi nol. Dengan adanya tekanan efektif nol, maka tanah akan mencair (Ikuifaksi) menyerupai bubur dan kehilangan daya dukungnya. Kejadian ini dapat terjadi pada saat adanya gempa Getaran tanah ini berakibat timbulnya tegangan sikli, yang terjadi sedemikian cepatnya sehingga air por tidak mempunyal cukup-waktu untuk keluar dan mendisipasikan tegangannya. Tegangan {geser siklik yang timbul disebabkan oleh rambatan gelombang geser, gelombang tekan dan gelombang Rayleigh (SEED, 1982 ; ISHIHARA, 1987). 2.4 Tanah Berpotensi Likuifaksi Daerah yang banyak —mengalami _tikuifaksi ‘menunjukan bahwa lapisan pasir lepes dan pasir kelanauan yang jenuh air merupakan tanah yang paling berpotensi terjadinya ikuifaksi tinggi, sedangkan pasir padat berpotensi _likuifaksi rendah, Menurut TSUCHIDA.1970_ (Committee on Earthquake Enggineering, 1985), memberikan klasifikasi potensi bahaya lkuifaksi berdasarkan gradasi tana Sedangkan SEED & IDRISS,1971 mengklasifkasi potensi_bahaya_—_kuifaksi berdasarkan kepadatan relat. Kerik dan tanah lempung pada umumnya tidak berpotens likuifaksi, Namun demikian hasil studi di RRC mencatat bahwa likuifaksi terjadi juga pada tanah lempung dengan kandungan butiran yang lebih kecll dari 0,005 mm kurang dari 15% dengan bbatas cair LL kurang dari 35% dan kadar air w lebih dari 90%. 2.2 Penentuan Potensi Likuifaksi Ketahanan lkulfaksi tanah dapat diestimasi dengan menggunakan salah satu dari hasil uji lapangan atau uji laboratorium. Umumnya yang lebih praktis digunakan ji lapangan _yaitu berdasarkan nilai SPT (Test Penetration Standard) atau dengan rilai qc hasil sondir. Cara evaluasi ppotensi likuifaksi menggunakan rilai SPT, pertama kali dikembangkan oleh SEED & IDRISS (1971) dan kemudian diperbalki oleh SEED dkk (1985), IWASAKI dkk (1978), TOKIMATSU & YOSHIMI (1983), IAI dkk (1989) dan Japan Road Association (1980, 1981). Cara evaluasi dengan menggunakan nilai sondir dikembangkan oleh SEED dan DE ALBA (1986), ISHIHARA (1985), SHIBATA dan TERARAKSA (1988), ROBERTSON — dan CAMPANELLA (1985). I, KONDISI TANAH Untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi tanah yang berada di bawah permukaan, maka 55 dilakukanpenyelidikan geoteknik —meliputi penyelidikan lapangan yang berupa penyondiran dan pemboran disertai_pengambllan contoh, Pengujan laboratorium dilakukan terhadap contoh tanah yang diambil bersamaan dengan pekerjaan pemboran. Kondisi tanah yang ada pada Jembatan over pass Danawinangun terietak pada Sta 2094270 Jalan tol Cirebon - Palimanan Jawa Barat, didasarkan hasil penyelidikan geoteknik yang berupa pengujian lapangan dan laboratorium memberikan ‘gambaran sebagai berikut 3.4 Data Lapangan Dari hasil penyelidikan tanah di lapangan, maka diperoleh deskripsi tanah seperti tertera pada Tabel 1 di bawah ini Tabel 1 DESKRIPSI TANAH = ‘SanpaTesn | MaerTOD ea [peach nes 3.2. Data Laboratorium Hasil_pemeriksaan tanah di laboratorium dapat diperoleh seperti Tabel 2 berikut ini Tabel 2. PERSENTASE PEMBAGIAN BUTIR Fem tegen Gar [nota Pen beget nent [na [baer [a gaze | sae | 258 | wo atte | Sir | Hat | ae toca | Sm | ore | er }e-tous | sues | S30 | tose faaeiaa | dae | S07 | 2m IV, EVALUAS! LIKUIFAKSI DAN DESAIN KOLOM GROUTING Dari hasil penyelidikan lapangan dan laboratorium, kondisi tanah di daerah penyelidikan didominasi oleh tanah pasiran berbutir halus sampai kasar kerikilan dengan konsistensi lepas hingga agak padat. Kondisi lapisan tanah tersebut diprediksi rentan terhadap gejala likuifaksi Ukuifaksi_merupakan gejata_menurunnya _kuat geser tanah akibat peningkatan tekanan air pori berlebih, sehingga tanan akan berperiiaku seperti 56 ‘mencair (liquid). Likulfaksi banyak terjadi terutama pada tanah pasir halus dengan tingkat konsistensi lepas yang dipacu oleh percepatan tambahan yang terjadi pada tanah, seperti akibat getaran mesin ataupun gempa bumi. Mengingat pulau Jawa merupakan salah satu zona aktif gempa dan mengingat derajat kepentingan struktur, maka dilakukan evaluasi terhadap likuitaksi 44. Potensi Likuifaksi dengan Metode Shibata dan Terapaksa Metode Shibala dan Terapaksa_menggunakan data sondir dan ukuran parlkel butir tanah. Metode ini membandingkan rasio regangan geser akibat, percepatan tambahan terhadap —ketahanan, likuifaksi tanh, Rasio regangan geser tanah akibat percepatan tambahan diperoleh dengan persamaan sebagai berikut Z2-)—0.015.2) ....111) dengan pengertian 7 ai (ato wr goeer tr Malan magnivde gempa=7.8 Sanh ‘peaapaan gone (ie?) 9 adalah percepatan gravitasi (midetik’) 2 Sioan ucSeeron rer pety avin) Ge _adalah tekanan tanah di atasnya (kgicm*) & Sonor, tenants tan a targa (kgicm?) Ketahanan likuifeksi diperoleh dengan persamaan sebagal berikut } = o.1+0a) Gata) =| (12) 250 a 72) dengan pengertian adalah rasio ketahanan terhadap Ikuifaks! adalah critical tip 7 jh 6540.7) '° a adalah nilai tahanan konus (kglem) resistance 1 untuk tanah pasir halus dengan Dsp 20.25 mm = 250. untukctanah kepasan Dig < 0:25 mm 0.25 ikuran butirlolos 50% (rm) Jumma ibang Jalen, Volume 21 No.2 Jul 2004 Jka ketahanan tkuifaksi lebih kecil dari pada rasio tegangan geser akibat suatu _percepatan tambahan, maka tanah tersebut rentan terhadap lkuifaksi atau ska] + maka tanah rentan terhadap 60'), likuifaksi Hasil evaluasi pada setiap lubang bor ditunjukkan pada Tabel 3, di bawah ini Tabel 3. EVALUASI DENGAN METODE SHIBATA DAN TERAPAKSA, mar or Reaaanan| rar | maaan ery (rack 1. im) spr (125 | e000 | ones [nats 275 | o7es | 0195 | not ewan were [S28 | oowo | oar | uti 7s | 0206 | 0261 | tiqutats sapa_| 276 | oss | ose [que usps [200 | oxo | 05s [uae soo | ose [| o,te2 | uit soo | aco | oz | Liquitas zoo | asta | os7 | uguts aso | osse | ozs | gute, aso | oa | oze1_| Tak quits! os_| 0200 | 0241 |rdektigufast s1g0 | 0170 | 0240 | tgutats unps [200 | o66 [0155 | Tine iguatt 4s | oom | 0735 | Luts, eco | ote | oz | gute ooo | coos | oze | quasi 1195_| 0181 [0.240 | ugurat sae [oa [0257 | muta Berdasarkan tabel ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tanah pasir dan tanah, kepasiran rentan terhadap likuifaksi sampai dengan kedalaman 8,75 meter, sedagkan lapisan pasir kerikilan-kerakal mempunyai potens! likuifaksi ‘sampai dengan kedalaman 13,45 meter. 4.2. Evaluasi potensi likuifaksi bordasarkan “Manual for Zonation on Seismic Geotechnical Hazards, Revised Version, 1996" Metode ini berlaku untuk lapisan alluvial pasir yang ‘memenuhi kriteria sebagai berikut a, Muka air tanah kurang dari 10,0 meter dari permukaan tanah. b. Kedalaman pasir kurang dari 20,0 meter dari permukaan tanah c. Fraksi halus Fe < 35% atau indeks plastistas |, 18 Juma! Ltbang Jalan, Volume 21 No.2 Ju 2004 4d. Deas 10mm dan Dio < 1 mm Metode ini mempunyai kelebihan yaitu memper hitungkan bahwa tanah kerkilan dengan Dsp lebih besar dari 2 mm dapat terlikuifaksi. Metode ini juga ‘memperhitungkan pengaruhukuran_ butir_dan kandungan fraksi halus dengan mengkoreksi nilai Neer pada tanah kepasiran. Untuk tanah kerikia rilai Ncor dikurangi dengan ukuran butir rata-rata, arena nilai Nser pada tanah kerikilan cenderung ‘mempunyai nilai yang besar akibat adanya kerk. Tanah mempunyai potensi likuifaksi jika F, <1, dimana F.= R/L R=Cy.Cz. Cy. Cy. Cs. Ri (13) dengan pengertian R._ adalah Kekuatan tkuifaksi R. = 0.882,/N, /1.7, untuk (Na <14) 0,0882,/N, /1.7 +1.6x10*(N, -14**, untuk (Na = 14) Cy, Ca, Co, C4, Ca, adalah faktor koreksi RL Untuk tanah kepasiran a =aNi+b LINIoy+ 07 Untuk (0% < Fe < 10%) = (Fe + 40) /50 untuk (10% Fe< 60%) (Fe 120 1) untuk (60% < Fe 0 untuk (0% < Fe < 10.% ) = (Fe—10/18 untuk (10% < F< 60%) poasez Untuk tanah kerikilan: Ny = (1-0,6 logyo / 2) Ny N; adalah . nilai N ekuivalen pada tegangan cefektif tanah di atasnya 1 kg/m? Na adalah nilai N terkoreksi oleh ukuran butir a,b _faktor koreksi, tergantung fraksi halus Cy Cz. Cs. C4, C8 adalah faktor koreksi Sy oy Le take (14) dengan pengetian L adalah rasio regangan geser akibat gempa fy adalah 1 - 0,018z, dengan z adalah kedalaman yang ditinjau (rn) Ie ce. Koen ke adalah gempa horisontal pada permukaan tanah , adalah faktor zona gempa ko adalah Kosfisen gempa horisontal standar ‘seperti pada tabel berikut Tabel 4 KOEFISEN GEMPA Tenan—-| tpet | Thea | Thes Ground motiontipe! | 080 | 038 | o4 Ground mationtipe2 | 080 | 070 | 080 87 Tabel 5. Hasil Evaluasi Likuifaksi menggunakan “Manual for Zonation on Seismic Geotechnical Hazards" Nomar [Kedelaman tor [sampel(m) | _Deskripsitanah re | Keterangan ur [__22._| Pesr hate sampaitasor | 0,140 | 0.004 | 6.910 _| Tid thu 32 | Pasickasar abuabu | 0265 | 0295 | 0,956 | Ltufekst 52 | Lempung pasiran haus =| 0259 | 044 | 0751 | Likuifoks kesar 72 |Lanau asian agax| 0349 | Oa64 | 0959 | Likuians padat ii 3:75 | Pasir halus Tempungan.| 0.678 | 0369 | 1.640 | Tidak Ukufesi padat 25 |Pesirkasarkeriiian | 0906 | 0373 | oma | Likuiaks! 10.75 | Pasickasarkertsln | 0.579 | 0369 | 1560 | Tidek Ukifasi 11.75 [Pasirkasarkertilan | 1057 | 0366 | 2961 | Tidak Lkifasi as ikasar, | 1.395 | 0.967 teks auciba® |) 228), | Panta son ke 4556 | Tidek Lito 6.05 __| Pasir halus lopas 0275 | 0,895 | 0705 | __Likuifekst 9.25 | Pasi kasar Kerikian,| 0.344 | 0,862 | 0859 | Lkuiaksl sh dase Jepas ie 10.25 | Pasi Kater Kenkian,| 0305 | 0.887 | 0841 | Lkuifaks! lepas. 12s | Pasir aser, kerakall 0.309 | 0813 | 1.120 | Tidak Lksfesi lempungen, agak padat Tae [Pasir kaser keriklan,| 0,749 | 0,704 | 2.100 | Tidak Lkufakei v Ltepes. is Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat citarik 2. Penurunan kolom grouting kesimpulan bahwa tanah pasir atau kepasiran Penurunan pada tiang kolom Sc = 0,006m = dengan konsistensi lepas rentan terhadap likuifaksi sampai dengan kedalaman 7,2 meter. Untuk tanah pasir kerikilan dengan konsistensi lepas berpotensi likuifaksi sampai kedalaman 10,2 meter, sedangkan lapisan pasir kasar campur_kerikil kerakal pada kedalaman divawan 10,75 meter tidak berpotensi terhadap likuifaksi. Dengan menggabungkan kedua metode tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa'kedalaman tanah yang rentan terhadap Ikuifaksi terjadi pada tanah pasir dan pasir kerikilan sampai dengan kedalaman 10,0 meter. 4,3 Desain Kolom Grouting 1. Kekuatan kolom grouting Dalam analisis awal dapat digunakan kolom semen berdiameter 1,2 meter dengan rasio peningkatan sebesar 43% dan panjang tiang 6,0 meter (dari kedalaman 4,0m — 10,0 m) Hasil analisis tersebut adalah sebagai berikut, Beban maksimum pada satu kolom P = 23,98 ton dan luas penampang kolom Ab = 1,13 m*, maka tegangan yang terjadi pada kolom o = 23,98 / 1,13 = 21,22 tonim* Digunakan kekuatan tekan klom grouting qy = 20 kgiom? = 200 tonlm’, dengan faktor 0,6 cm dan penurunan pada lapisan tanah di bawah kolom Ss = 0,04m = 4,1 om Penurunan total St = 4,7em <10 cm (memenuhi persyaratan) Luas daerah yang diperkuat hanya di bawah rencana pondasi, atau jumlah kolom grouting pada setiap pondasin = 6 baris x 4 kolom = 24 buah. 1.2, OO0C00 OO00O0 OOO0CO OO00O 270000 04s 12 OE Tanpa Atas Luma Ltbang Jalon, Volume 24 No.2 Jus 2004 : Ww ice 5 im on — sm Tampak Samping 5 “0 2 5 i Tampak Depan Gambar 3 Pondasi langsung di atas Kolom grouting V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut 1, Lapisan tanah yang berada pada rencana pondasi jembatan Danawinangun merupakan tanah kepasiran yang berpotensi likuifaksi akibat gempa Tanah pasir dan pasir keriklan ini sifat lepas dan rentan tethadap bahaya likuifaksi mencapai kedalaman 10,0 meter dari muka tanah setempat 2. Salah satu cara untuk mengatasi_masalah likuifaksi pada lokasi ini, maka dapat dilakukan perbaikan tanah dengan _menggunakan metode kolom grouting yang mampu merubah tanah kepasiran sifat lepas menjadi padat. Juma itbang Jalan, Volume 21 Mo 2 Jui 2008 3. Dalam desain kolom grouting untuk ‘meningkatkan tanah di bawah pondasi, syarat tama yang harus dipenuhi adalah besamya daya dukung hasil gruting dan penurunan yang diperkirakan ditoleransi, 4, Pondasi langsung yang diletakan ai atas tanah hasil jet grouting dengan ukuran lebar B = 7,0 meter dan panjang L = 9.9 meter. Lapisan tanah yang digrouting berada pada kedalaman 4,0 sampai dengan 10.0 meter di bawah muka tanah. Nilai kuat tekan bebas kolom grouting minimal sebesar qu = 20 ka/om’. 5. Untuk mengetahui _tingkat _keefektipan kekuatan kolom grouting, periu dilakukan uj kuat tekan, baik terhadap sampel yang dibuat di taboratorium = maupun hasil grouting lapangan, DAFTAR PUSTAKA 1. Agency, Manual for Design and Construction of Cement Column Method, 1998. 2 Das, BM, Principles of _ Foundation Engineering, 1990. Department of Highways of Thailand dan Japan International Cooperation. 3. Plaxis B.V., Plaxis :Finite Element Code for Soi! and Rock Analysis Version 7.1,1998 4, PT. Jasa Marga (Persero) dan Indec & Associates Limited, Analisa Struktur Jembatan Overpass dan Underpass, Proyek Penyusunan Rencana Teknik Jalan Tol Cirebon Palimanan, (tak bertanggal), 6. Rahardjo, P., In Situ Testing and Soil Correlation, Geotechnical Engineering Center, Parahyangan Catholic University, 2001 6. The Technical Committee for Earthquake Geotechnical Engineering, TC4 of ISSMGE, Manual for Zonation on seismic Geotechnical Hazards, Revised Version, Maret 1999, 7. The Technical Committee for Earthquake Geotechnical Engineering, TC4 of ISSMGE, Case Histories of Liquefaction Remediation, Agustus 2001 Penulis : Drs. M. Suherman, Peneliti Madya —Bidang Geoteknik, pada Pusltbang Prasarana Transportasi Badan Lithang Departeren Kimpraswit 59

You might also like