You are on page 1of 8

TAKHRIJUL HADIST

DISUSUN OLEH :

ALDA SAFELA (0305183195)

HARIYU AFLAH (0305181218)

LUDVIA ISLAMIAH (0305183181)

YASMIN AULIA PULUNGAN (0305181003)

DOSEN PENGAMPU: MUHAMMAD ROZALI, MA.

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

T.A 2018/2019

TAKHRIJ HADIST TENTANG ISLAM AGAMA YANG ASING


‫حدثنا ابو كريب اخبرنا حفص بن غباث عن االعمش عن ابي اسحاق عن ابي االحوص عن عبد هللا قال‬

‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ان االسالم بدا غريبا وسيعود كما بدا فطوبي للغربا‬

‫‪A. Hasil penelusuran (takhrij)dalam al-kutub al-sittah‬‬


‫‪Berdasarkan hadist penelusuran dengan melalui cara pertama, yaitu metode mu’jam,‬‬
‫‪hadist tersebut terdapat pada tiga tempat yang tersebar di berbagai kitab hadist. Tiga di‬‬
‫‪antaranya adalah:‬‬
‫‪1. Sunan al-tirmidzi, melalui riwayat ibnu Mas’ud a. (Hadist yang sedang diteliti):‬‬

‫حدثنا ابو كريب اخبرنا حفص بن غباث عن ابي االعش عن ابي احوص عن عبد هللا قال قال‬

‫رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ان اسالم بدا غريبا وسيعود كما بدا فطوبي للغرباء‬

‫‪2. Shahih muslim‬‬

‫حدثني محمد بن رافع والفضل ابن سهل االعرج قاال حدثنا شبابة بن ورار حدثناعاصم هو ابن‬
‫محمد العمري عن ابيه عن ابي عمر عن نبي صلى هللا عليه وسلم قال ان اسالم بدا غريبا وسيعود‬
‫كما وهو با رز بين‬

‫السجدتين كما تارز احبة في جحرها‬

‫‪3. Sunan ibnu majah‬‬

‫حدثنا عبدالرحمن بن ابرهيم ويعقوب بن حميم بن كاسب سويد بن سيعود غريبا قالو حدثنا مروان‬
‫بن معاوية الفراري حدثنا يزيد بن كبسان عن ابي حازم عن ابي هريرة قال قال رسول هللا صلى‬
‫هللا عليه وسلم ان اسالم بدا غريبا وسيعود غريبا فطوني للغرباء‬
‫حدثنا‬
B. Skema sanad

Rasulullah Saw

Anas b. Malik Abu hurairah Ibnu mas’ud

Abu hasim
Sinan b. Sa’d Abdul Ahwas

Yazid b. Abu yazid Yazid b. Kaysan Abu Ishaq

Amr b. Al-Haris Ibnu lahi’ah Marwan al-fazari


Al-A’masy
Abdullah b. Walid
Muhammad
Ibnu Abu Umar
b. Abbad Hafs b. ghiyats
Harmalah b. Yahya
Abu Kurraib
Muslim b. Hajjaj
Ibnu Majah

Al-Tirmizi

C. Penelitian (kritik) Sanad Hadis


Dari ketiga hadis diatas, yang kami teliti sanadnya adalah hadist riwayat al-
imam al-tarmizi, dengan komposisi sanad; Ibnu mas’ud (sahabat), Abul Ahwash, Abu
Ishaq, al-A’masy, Hafs bin Ghiyash, dan Abu kurayb.
a. Data Biografi Para Rawi
1. Abdullah bin Mas’ud

Nama lengkap adalah Abdullah bin Mas’ud beliau adalah sahabat nabi yang
lahir pada dan wafat pada 23 H di madinah al-munawarah, pada masa
kekhalifahannya Ali b. Abi Thalib. Beliau dikenal sebagai pakar tapsir dan qiraat
dikalangan sahabat nabi. Sebagaimana lainnya sahabat nabi yang lain, beliau juga
aktif mengikuti pengajian yang diasuh langsung oleh rasullulah Saw. Disamping itu,
beliau juga banyak meriwayatkan hadist dari sahabat lain seperti Umar bin Khattab,
Sa’d bin Mu’adz al-Anshari, dan Shafwan bin A ssal al-Muradi.
Sepeninggalan rasulullah Saw beliau tidak hanya tinggal diam. Beliau memiliki
tanggung jawab menyebarkan islam dan mengajarkan ilmu dan meriwayatkan hadist-
hadist yang didengar dari rasulullah. Karenanya, banyak sekali sahabat dan tab’in
yang belajar kepada beliau. Dari kalangan sahabat, diantaranya adalah Abdullah bin
al-Zubayr, Ibnu Umar, Abdullah bin fairuz al-daylami, dll. Sedangkan dri tingkat
tabi’in diantaranya adalah imran bin hushain, Abu al-Ahwash Auf bin Malik, dll.
Mengigat posisinya sebagai sahabat, para ulama sepakat bahwa sahabat tidak perlu
dikritik dan apalagi di ragukan kredilibitasnya.

2. Abul Ahwash

Nama lengkapnya adalah ‘Aufbin malik bin Nadhalal al-Asja’iy al-jusyami


yang populer dengan nama kunyahnya, yaitu Abdul Ahwash al-kufi. Dia termasuk
keturunan jusyam bin muawiyah bin Bkr bin Hawazin. Dia hidup pada generasi
tabi’in, murit para sahabat nabi. Dia wafat pada 127 H, pada massa pemerintahan al-
Hajjaj.

Di antara guru-guru Abdul Ahwash adalah Abdullah bin mas’ud, Uwah bin
Mughirah bin Syua’bah, Ali bin Ali Thalib, Malik bin Nadlah al-jusyami
(babapaknya), Masruq bin al-Ajda; Abu Musa al-Asy’ari, Abu Hurairah. Murit-
muritnya, diantaranya adalah Ibrahim bin Muhajir, Asy’ats bin Abu al-Sya’tsa, al-
Hasan, al-Bashri, Abu Ishaq, Subaj, al- Hakam bin Utbah .

3. Abu Ishaq

Nama lengkapnya adalah ‘Amr bin Abdullah bin Ubayd al-Hamadani Abu
Ishaq al-Sbi’iy al-Kufi. Dia lahir dua tahun menjelang berakhirnya khalifah Utsman
bin affan ra, dan wafat pada 129 H. Selisih dua tahun dengan gurunya di kuffah dalam
usia 96 tahun.

Diantara guru-guru beliau adalah : Abu burdah bin Abu Musa al-Asy’ari
Abdul Aswahs al-jusyami, Anas bin Malik, al-Bara’bin Azib,Jabir bin Samurah al-
Asyats bin Qaiys al-kindi. Murit-murid beliau adalah di antaranya: Sufyan bin
Uyainah, Sulaiman al-A’masy, Abu sinan said bin sinan al- Syaibani, Sufyan al-
Tsauri, Sulaiman al-Taymiy.
4. al-A’masy
Nama lengkapnya adalah Sulaiman bin Mihran al-Asadi al- Khalili, Abu
Muhammad al-Kufi al-‘Amasy, dia lahir pada 61 H dan wafatnya pada 147 H (18
tahun setelah gurunya). Menurut Abu Nu’aim, al- A’masy wafat pada rabiul awal
diusia yang ke 88 tahun. Sebenarnya, al- A’masy berkebangsaan Tabaristan, namun
diajak ayahnya berhijrah ke Kufah.

Al- A’masy mendapat hadist dari beberapa guru, yang diantaranya adalah Abu
Ishaq, Amr bin Abdullah al- Sabi’iy, Amr bin Marroh. Ibrahim al-Taymi, Ibrahim al-
nakha’i, Ismail bin Abi Khalid, ‘Amarah bin Umair.

Murit-muritnya yangpernah meriwayatkan hadist darinya adalah diantaranya,


Hafsh bin Ghiyats, ja’far bin Aun, Abu Muawiyah al-Dlarir,al-Hakam bin Utaibah, al-
Hasan bin ayysy.

5. Hafsh bin Ghiyash

Nama lengkapnya adalah Hafsh bin Ghiyash bin Thalq bin Mu’awiyah bin
Malik bin al-Hrits al-Nakhol, Abu Umar al-Kufi. Dia lahir pada 117 H dan wafatnta
pada 194 H ketika menjadi Ammir bin Kufah.

Diantara gurunya yang pernah meriwayatkan hadist darinya adalah Abu


Kuraib dan anaknya sendiri, yakni Amr bin Hafsh bin Ghiyats, Ibrahim bin Mahdi,
Ahmad bin Hanbal, Ahmad bin Badil al- yamin.

6. Abu Kurayb

Nama aslinya adalah Muhammad bin al-‘Ala bin Kuraib bin Hamdani al-Kufi.
Menurut al-Bukhori, Abu Kuraib lahir pada 160 H, dan wafat pada jumadil ahir 248
H. Abu Kuraib banyak belajar dari guru-guru yang pernah meriwayatkan hadist
kepadanya, seperti Hafis bin Ghiyats, Hafis bin Bughail, Abu Bakr bin Ayyasy, Abu
Khalid al-Ahmar, Abu muawiyah al-Dlarir.

Dia juga aktif meriwayatkan hadist kepda muritnya seperti al-jamaah


(termasuk diantaranya adalah al-tirmidzi).

a. Analisis Ketersambungan sanat hadist (ittishal al-sanad)


1. Redaksi periwayatan (shighat al- tahammul wa al-ada)
Ada dua katagori periwayatan hadist yang dipakai yaitu; shighat al-tabdist dan
shiqhat an anah. Katagori pertama menunjukan bahwa rawi yang memakai redaksi
ini, dapat dipastikan bahwa sanadnya bersambung ke gurunya, bahkan harus bertemu
dan bertatap mukalangsung dengannya, sedangkan bentuk redaksi katagori
keduamasih rawan dengan terjadinya tadlis meskipun tidak selalu demikian.

Dari sanat hadist tersebut diatas, dapat kita jumpai bahwa mukharij (al-
Tirmidzi)gurunya (Abu Kuraib) saja yang mengunakan bentuk pertama (baddatsana)
sedangkan 4 rawi lainnya menggunakan shighat an anah.

2. Tahun wafat rawi, berikut tahun rahirnya jika ada

Berdasarkan data biografi rawi diatas, dapat kita simpulkan bahwa antara Ibnu
Mas’ud dengan Abul Ahwash terpaut 95 tahun. Hal ini berarti antara Abul Ahwash
berusia seratus tahun, maka pada saat menerima hadist dari Ibnu Mas’ud ia masih
kana-kanak, yaitu pada usia lima tahun. N amun, sejauh ini belum ditemukan
informasi usia Abul Ahwash.

Sedangkan Abul Ishaq dengan gurunya terpaut dua tahun. Bahkan bisa jadi ini
adalah riwayat al-aqrain. Kemudian antara Abu Iahaq dengan muritnya, al-A’masy
terpaut 18 tahun. Selanjutnya selisih antara l-A’masy dengan Hafs 47 tahun. Dan
terakhir adalah selisih tahun wafat Hafs dengan Abu Kuraib yaitu 54 tahun.

3. Keterangan Para Ulam Rijal Mengenai Terjadinya Guru- Murid

Meskipun ada satu rawi yang memungkinkan adanya tadlis dalam sanad,
berdasarkan para ulama rijal, seluruh rawi dalam sanad ini adalah bersambung dengan
dasar terjadi hubungan guru-murid, dengan demikian krtika berguru kepada Ibnu
Mas’ud, Abul Ahwash berusia sekitar lima tahun. Jika tidak, maka usia Abu Ahwash
harus lebih dari seratus tahun.

b. Analisis Kualitas Rawi Hadist

Setelah mengaji ketersambungan sanad, berikutnya adalah analisis data


kualitas rawi. Berdasarkan sumber data yang kami dapatkan, taksatupon rawi yang
dinilai dai’f (lemah) oleh ulama rijal atau (kritikus). Hanya saja ada beberapa rawi
yang diangaap pernah melakukan tadlis. Namun sebagaimana pendapat jumhur
ulama, bahwa tadlis bukanlah termasuka aib. Namun meski demikian kebiasaan men-
tadlis sangat berpengaruh terhadap validitas hadist. Setelah diteliti, hadist tersebut
tidak berbukti adanya tadlis di dalamnya. Hal ini dapat dibuktikan tahun wafat dan
keterangan para ulama mengenai terjadinya hubungan guru-murid secara langsung
antar rawi dalam sanad. Sehinggan sanad hadist ini muttashil

Berdasarkan data kualitas rawi sanad hadis ini di atas, tak satupon rawi yang
memiliki kepribadian dan keredibilitasnya kontroversial dikalangan ulam.Seluruh
kritikus menyatakan seluruh rawi dalam sanad ini adalah baik. Sehingga dapat
disimpulkan syarat kedua dalam kesahihan hadist juga terpenuhi.

c. Analisis syutdzudz dan ‘illat dalam sanad

Berdasarkan hasil penelusuran diatas, hadist ini memiliki banyak tan’Abi; hal
ini menunjukan bahwa didalam sanad hadist tersebut tidak terdpat syudzudz.

Mengenai illat dalam sanad, meski ditemukan kemungkinan terjadinya tadlis


dan irsal k. Bafiy, namun sampai sejauh ini tidak ditemukan bukti-bukti yang
mendukung terjadinya tadlis dan irsal tersebut. Dengan demikian, sanad hadist ini
bebas dari syadz dan illat.

d. Hukum Sanad Hadist

Berdasarkan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa sanad hadist ini


adalah hasan karena seluruh kriteria kesahihan sanad telah terpenuhi. Hanya saja ada
beberapa rawi yang mengalami degradasi intelektual saat tua. Namun jika hadist ini di
riwayatkan saat rawi-rawi tersebut masih normal, belum mengalami pikun, maka
sanad hadist ini bisa naik menjadi sahih.
PENUTUP

Berdasarkan uraian diatas bahwa hadist yang sering dikenal dimasyarakat


adalah hadist mashyur, dikarenakan hadist tersebut tidak terdapat didalam
kitab-kitab hadist shohih dan tidak dapat ditemukan keterangan para ulama di
kitab-kitab hadist.

You might also like