You are on page 1of 432
MATERI TES WAWASAN KEBANGSAAN (TWK) KISI-KISI MATERI PANCASILA A.ASAL MULA KATA PANCASILA Pancasita berasal dari bahasa Sansekerta India (kasta brahmana) yaitu panca yang memiliki arti lima dan syila yang berarti batu sendi, alas, atau dasar yang kemudian diartikan sebagai peraturan tingkah laku yang baik atau penting, Kata" Pancasila” mula-mula terdapat dalam kitab Tri Pitaka dan © Vinay pitaka, yang kesemuanya itu merupakan ajaran_ moral untuk mencapai surga. Dalam buku Sutasoma, terdepat istilah *Pancasila’, yaitu Lima dasar tingkah sku. Kitab tersebut dikarang oleh Mpu Tantular. B.SEJARAH PANCASILA Lahirnya Pancasila membutuhkan pro- ses yang lama, dengan dilandasi oleh perjuangan bangsa dan berasal dari gagasan dan kepribadian bangsa In- donesia sendiri. Proses konseptuali sasi yang panjang ini ditandai dengan berdirinya organisasi pergerakan ke- bangkitan nasional, partai politik, dan sumpah pemuda, Dalam usaha me- rumuskan dasar negara (Pancasila), muncul usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam sidang Badan Pe- nyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia antara lain: 4. Muhammad Yamin Pada tanggal 29 Mei 194 beliau mengemukakan usulannya_ ten- tang lima dasar sebagai berikut a. Peri Kebangsaan b. Peri Kemanusiaan cc. Peri Ketuhanan dd. Peri Kerakyatan fe, Kesejahteraan Rakyat. 2, Mr Soepomo Pada tanggal 31 Mei 1945, dalam pidatonya Mr Soepome menyam- paikan usulan lima dasar negara, yaitu: a. Paham Negera Kesatuan Perhubungan Negara dengan Agama ¢. Sistem Badan Permusyawara- tan Sosialisasi Negara Hubungan antar Bangsa 3. Soekarno Pada tanggal 1 Juni 1945 Soekarno mengemukekan Pancasila sebagai dasar negara dalam pidato spon- tannya yang selanjutnya dikenal dengan judul “Lahimya Pancasila’. Ir. Sukamo merumuskan dasar ne- gara sebagai berikut a, Kebangsaan Indonesia Internasionalisme atau peri- kemanusiaan © Mufakat atau demokrasi Kesejahteraan sosial e, Ketuhanan Yang Maha Esa Dari banyak usulan-usulan yang me- ngemuka, Ir, Soekarno berhasil men- sintesiskan dasar falsafah dari banyak gagasan dan pendapat yang disebut Pancasila pada 1 Juni 1945. Rumusan dasar Negara ini kemudian diuji kem- bali oleh panitia yang dibentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persi- apan Kemerdekaan Indonesia) dan di- masukkan ke Piagam Jakarta Panitia yang menjadi anggota dalam menyusun Piagam jakarta ini adalah panitia sembilan. Adapun anggota Pa- nitia Sembilan sebagai berikut: 1, Ir Soekarno 2. Drs. Mohammad Hatta 3, Muhammad Yamin Achmad Subardjo AA. Maramis ‘Abdulkadir Muzakir KH. Wachid Hasyim H. Agus Salim Abikusno Tjokrosuyoso POErngnesr Pada akhimya Panitia Sembilan ber hasil membuat rumusan pembentuk- an dasar negara Indonesia. Hasil kerja panitia sembilan diberi nama Jakarta Charter atau Piagam Jakarta oleh Mu- hammad Yamin, isi dari Piagam Jakarta adalah sebagai berikut: 1. Ketuhanan, dengan _kewajiban men jalankan syriat Islam bagi pe- meluk-pemeluknya. 2. Kemanusiaan yang adil dan bera- dab. 3. Persatuan Indonesia. 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam per- musyawaratan perwakilan. 5, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia Sebelum disahkan, Muhammad Hat- ta mengusulkan untuk mengubah sila pertama dengan alasan karena rakyat Indonesia tidak semuanya beragama Islam. Bagian yang diubah yaitu sila pertama pada Piagam Jakarta yang berbunyi "Ke-Tuhanan, dengan kewa- jiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Ese’. C.ART! LAMBANG PANCASILA Burung Garuda merupakan lambeng negara Indonesia sejak negara ini ber dir, Akan tetapi tidak semua orang tahu tentang arti dan makna garuda Panca- sila sebagai lambang negera. Sebagai bangsa Indonesia paling tidak kita tahu dan mengerti arti lambang negare kita sediri sebagai sikap penghargaan ter- hadap perjuangan para pendiri bangsa dan kelak dapat menceritakan kepada anak cucu kita sebagai generasi pene- rus bangsa Burung Garuda Pancasila dalam cerita kuno diartikan sebagai kendaraan yang besar dan kuat. Arti lambang Pancasila pada burung garuda diantaranya: 1. Warna Burung Garuda adalah ku- ning emas yang menggamberkan sifat agung dan jaya 2. Garuda adalah seekor burung ga- gah dengan paruh, sayap, ekor, dan cakar yang menggamberkan kekuatan dan tenaga pembangun- an. 3. Jumlah bulu burung garuda Pan- casila melambangkan hari kemer- dekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, yaitu @ Bulumasing-masing sayap berjumiah 17 helai b. Bulu Ekor berjumlah 8 helai. Bulu Leher berjumlah 45 hela Gambar di bagian dada Surung garuda terdapat perisai yang da- lam kebudayaan serta peradab- an bangsa Indonesia merupakan senjata untuk berjuang, bertahan, dan berlindung untuk meraih tuju- an. Perisai Garuda bergambar lima simbal yang memiliki arti masing- masing a Bintang, sila ke-1 Pancasila, melambangkan —Ketuhanan yang Maha Esa 6, Rantai Baja, sila ke-2, melam- bangkan Kemanusiaan yang adil dan beradab. < _ Pohon beringin, sila ke-3, me- lambangkan Persatuan Indo- nesia. 4. Kepala banteng, sila ke-4, me- lambangkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijak- sanaan dan permusyawaratan perwakilan, e. _ Padi dan kapas, sila ke-5, me- lambangkan Keadilan_ sosial bagi seluruh rakyat Incionesia. 5. Gatis hitam tebal di tengah perisai melambangkan garis katulistiwe yang melukiskan lokasi Indonesia berada di garis katulistiwa, 6, Wama dasar perisai adalah merah putih seperti warna bendera Indo- nesia. D.FUNGSI PANCASILA Fungsi Pancasila sebagai: 1, Dasar negara kita, Republik Indo nesia, yang merupekan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di negara kita 2, PAndangan hidup bangsa Indo- nesia yang dapat mempersatukan kita serta memberi petunjuk da- lam masyarakat kita yang berane- ka ragam sifatnya 3. Jiwa dan kepribadian bangsa In- donesia, karena Pancasila mem- berikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta merupakan ciri khas yang da- pat membedakan bangsa Indone- sia dari bangsa yang lain, Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiep sila secara terlepas dari yang lein ber- sifat universal, yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang ti- dak terpisahkan itulah yang men- Jadi ciri khas banosa Indonesia. 4, Tujuen yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu ma- syarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual ber- dasarkan Pancasila di dalam wa- dah negara kesatuan Republik in- donesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rak- yat dalam suasana perikehidup- an bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergeulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai 5. Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat Indonesia menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung tinggi, bukan se~ kedar kareng ia ditemukan kemba- li dari kandungan kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia yang IDEOLOGI LAIN terpendam sejak berabad-abad yang lalu, melainkan karena Pan- casila itu telah mampu membuk- tikan kebenarannya setelah diuji oleh sejarzh perjuangan bangsa. Akhimya perlu juga ditegaskan, bahwa apabila dibicarakan mengenai Pancasi- la, maka yang kita maksud adalah Pan- casila yang dirumuskan dalam Pembu- kaan UD 1945, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan hera- dab. 3. Persatuan Indonesia. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam per- musyawratan/perwakilan. 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Rumusan Pancasila tersebut yang demikian itulah yang ditetapkan oleh wakil-wakil bangsa Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPK). E. PERBANDINGAN PANCASILA DAN Ada dua idealogi lain didunia yang dominan, yaitu liberalisme dan sosialisme. Liberalis Sosialis Pengertien Landasan dasar yang memancarkan peraturan bahwa manusia (individu) Landasan daser yang memancarkan pera- turan bahwa manu. sia (individu) tidak memiliki kebebasaan mutlak dalam segala hal, namun harus dia- tur oleh negara. memancarkan pera- turan bahwa manusia (individu) memiliki kebebasaan mutlak, | memiliki kebebasean dan pelaksanaannya | mutlak dalam segala diatur oleh negara. _ | hal Kebebaasan Bebasa namun diatur | Mutlak, karena seti- | Tidak ada kebebasan, oleh negara. ap individu diberikan | karena semua dikuasai hak untuk memiliki | negara. | segalanya. Hubungan Seimbang Lebih mengutama- | Lebih mengutamakan warga negara kan kepentingan kepentingan negara dengan negara warga negara dari- | daripada kepentingan pada kepentingan | warga negara negara. Sifatideologi | Terbuka dan dinamis | Terbuka Tertutup Peraturan yang | Memihak kepada Lebih berpihak pada | Lebih berpihak pada dihasitkan kepentingan negara | kepentingan indivi- | kepentingan nega- dan rakyat. du, Imbasnya adalah | ra. Imbasnya rakyat adanya kapitalisasi_ | menjadi kerdil berfikir dalam berbagai karena segala sesuatu bidang. harus dipersembah- kan kepada negara, | dengan perolehan | yang sama antara | rakyat yang berupaya dan tidak berupaya. KISI-KIS| MATERI UUD 1945 A.KONSTITUSIONALISME Konstitusi adalah suatu naskah atau dokumen yang didalamnya memuat keseluruhan peraturan-peraturan yang mengatur dengan mengikat dalam penyelenggaraan ketatanegaraan dalam suatu negara, Secera etimologi, istilah konstitusi berasal dari bahasa latin “constitutio, constituere” artinya dasar susunan badan, dan dari bahasa Prancis ‘constituer” yang berarti membentuk. Pada zaman dahulu, istilah pada konstitusi dipergunakan untuk perintzh-perintah kaisar Romawi (yakni, constitutions principum). Kemudian, di italia difungsikan untuk menunjukkan undang-undang dasar “Diritton Constitutionale”. 1. Macam-Macam Pengertian Konstitusi a. Bolingbroke menyatakan bahwa pengertian konstitusi dalam arti Iuas adalah keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar. Seperti hainya hukum pads umumnya dimana hukum dasar tidak selalu berupa dokumen tertulis, Hukum dasar dapat berdiri dari unsur-unsur tertulis atau tidak tertulis atau dapat juga merupakan campuran dari dua unsur tersebut. b. Lord Bryce menyatakan bahwa konstitusi dalam arti sempit adalah piagam dasar atau UUD, yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan dasar negara. UUD 1945, Konstitusi Amerika Serikat 1787, Konstitusi Prancis 1789, dan Konstitusi Konfederasi Swiss 1848 merupakan contohnya. Jadi, Pengertian konsti- tusi dalam arti sempit adalah sebagian dari hukum dasar yang merupakan satu dokumen tertulis yang lengkap. 2. Tujuan Konstitusi Tujuan-tujuan adanya konstitusi secara ringkas dapat diklasifikasikan menjadi tiga. ‘Tujuan konstitusi adalah sebagai berikut: a. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan ter- hadap kekuasaan politik b. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasaan senditi Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan kekuasaannya. 3. Fungsi Konstitust Konstitusi memiliki fungsi yang berperan dalam suatu negara. Fungsi konstitusi ada- lah sebagai berikut: a. Konstitusi berfungsi membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak terjadinya ke~ sewerjang-wenangan yang dilakukan oleh pemerintah agar hak-hak bagi warga negara terlindungi dan tersalurkan (konstitusionalisme) b. Konstitusi berfungsi sebagai piagam kelahiran suatu negara (a birth certificate of new state) Konstitusi berfungsi sebagai sumber hukum tertinggi Konstitusi berfungsi sebagai alat yang membatasi kekuasaan Konstitusi berfungsi sebagai identitas nasional dan lambang Kanstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan warga suatu negara. span 4, Macam-Macam Konstitusi Konstitusi memiliki berbagai jenis atau macam-macam konstitusi baik itu macam- macam konstitusi secara umum atau macam-macam konstitusi menurul para abli Macam-macam konstitusi adalah sebagai berikut: a. Konstitusi Tertulis Konstitusi tertulis (dokumentary constitution/ writen constitution) adalah suatu peraturan yang dituangkan dalam suatu dokumen tertentu. b. Konstitusi Tidak Tertulis Konstitusi tidak tertulis (non documentary constitution) adalah suatu peraturan yang tidak diterangkan dalam suatu dokumen tertentu yang terpelihara dalam ketatanegaraan suatu negara. e B.KONSTITUSI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA , 1. UUD 1945 (18 Agustus 1945-27 Desember 1949) Fungsi UUD 1945: a. Menurut bentuknya Konstitusi pertama Indonesia (UUD 1945) adalah kenstitusi tertulis, karena UUD 1945 merupakan hukum dasar Negara Indonesia pada waktu itu yang dituangkan dalam suatu dokumen yang formal. Di pertegas dalam Risa- lah Sidang Tahunan MPR Tahun 2002, diterbitkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah, sebagai naskeh perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada Opini. Bukti bahwa UD 1945 adalah konstitusi tertulis yeitu bahwa pada naskah Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerde- kean Indonesia (PKI), Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945, Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa Sidang Kedua Badan Pe- nyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). Konstusi ini di tuangkan dalam satu dokumen saja tanpa ada dokumen lainnya yang juga merupakan kenstitusi seperti yang ada di Negara Denmark (2 dokumen) dan Swedia (4 dokumen), Menurut sifatnya UUD 1945 termasuk konstitusi yang Rigid (kaku) karena UUD 1945 hanya dapat diubah dengan cara tertentu secara khususs dan istimewa tidak seperti mengubah peraturan perundangan biasa. Hal ini dijelaskan dalam BAB XVI perubahan Undang-Undang Dasar pasal 37 ayat 1 “Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota MPR harus hadir” dan pasal 2 “Putusan Diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota yang hadir’. b. Menurut kedudukannye UUD 1945 merupan konstitusi derajat tinggi karena UUD 1945 di jadikan dasar pembuatan suatu peraturan perundang-undangen yang lain. Karena menjadi dasar bagi peratutan yang lain maka syarat untuk mengubahnyapun lebih berat jika di bandingkan dengan yang lain, Mengakibat- kan adanya hierarki peraturan perundangan. Tata urutan peraturan perundang- undangan pertama kali diatur dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966, yang kemudian diperbaharui dengan Ketetapan MPR No. Ill/MPR/2000, dan terakhir diatur dengan Undang-undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Per- aturan Perundang-undangan, dimana dalarn Pasal 7 diatur mengenai jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan ¢. Menurut bentuk Negara, kenstitus! (UUD 1945) mejelasken bahwa bentuk Ne- gara Indonesia adalan Negara kesatuan. Buktinya terdapat pada BAB | bentuk dan kedaulatan pasal 1 ayat 1“ Negara Indonesia alah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik’, d, Menurut sistem pemerintahan yang dianut, Indonesia menganut sistem pe- merintahan Presidensial, Salah satu ciri sistem pemerintahan Presidensial ada- lah"Dalam melakukan kewajibannye Presiden di bantu oleh satu orang wakil pre- siden” (Pasal 4 Ayat 2 UUD'45). 2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949-17 Agustus 1950) Fungsi Konstitusi RIS: a. Menurut bentuknya Konstitusi RIS merupakan kostitusi tertulis karena dituang- kan dalam suatu dokumen. Konstitusi RIS ini terbentuk atas usulan dari PBB, dengan mempertemukan wakil-wakil dari Indonesia dengan Belanda, maka ter- bentuklah suatu persetujuan dan persetujuan tersebut dituangkan dalam sebuah okumen pada tanggal 27 Desember 1949, maka terbentuklah konstitusi RIS. b. Menurut sifatnya Konstitusi RIS merupakan konstitusi rigid karena mempersya- ratkan prosedur khusus untuk perubahan atau amandemennya. Tertuang dalam BAB VI Perubahan, ketentuan-ketentuan peralihan dan ketentuan-ketentuan pe- nutup bagian satu perubahan, pasal 190 ayat (1), (2), pasal 191 -Ayat (1), (2), 3), bagian dua ketentuan-ketentuan peralihan pasal 192 Ayat (1), (2), pasal 193 Ayat (1,2). ©. Menurut kedudukannya konstitusi RIS merupakan konstitusi derajat tinggi kare- na persyaratan untuk mengubah lebih berat jika dibandingkan merubah peratur- an perundangan yang lain. d. Menurut bentuk negara konstitusi RIS serikat/federal karena negare didalamnya terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing negara bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya.Terdapat BAB | ne- gara Republik Indonesia Serikat bagian | bentuk negara dan kedaulatan pasal 1, Ayat (1) . Menurut bentuk pemerintahannya konstitusi RIS, berbentuk parlementer karena kepala negara dan kepala pemerintahan, dijabat oleh orang yang berbeda. Ke- pela negaranya adalah presiden, dan kepala pemerintahannya perdana menteri Terdapat pada pasal 69 ayat 1, pasal 72 ayat 1 3. UUDS 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959). Fungsi UUDS 1950: 3. Menurut bentuknya UUDS'S0 merupakan konstitusi tertulis karena dituangkan dalam suatu dokumen yang formal, Dimana dengan berlakunya UUDS 1950 maka konstitusi RIS tidak berlaku, b, Menurut sifatnya UUDS'S0 merupakan konstitusi rigid karena dalam perubahan- nya mempersyaratkan prosedur khusus sehingga tidak semudah seperti meru- bah peraturan perundang-undangan biasa, Diatur dalam pasal 140 UUDS 1950 ayat 1-4. © Menurut kedudukannya UUDS'S0 merupakan konstitusi derajat tinggi karena persyaratan merubahnya tidak semudah peraturan perundangan biasa. Dan ke- dudukan UUDS '50 merupakan peraturan tertinggi dalam perundang-undangan di atas UU dan UU Darurat 4. Menurut bentuk negara UUDS'SO, Indonesia berbentuk kesatuan karena pada asasnya seluruh kekuasaan dalam negara berada ditangan pemerintah pusat. € Menurut sistem pemerintahannya UUDS’S0, Indonesia menganut sistem peme- rintahan parlementer dimana kepala negara dijabat oleh seorang presiden dan kepala pemerintah di jabat oleh perdana men 4, UUD‘45 setelah amandemen I-IV Fungsi UUD 1945 setelah empat kali amandemen: a. Menurut bentuknya UUD ‘45 amandemen termasuk konstitusi tertulis karena di- tuangkan dalam satu bentuk dokumen formal. b. Menuiut sifatnya UD '45 merupakan konstitusi rigid karena dalam perbahannya memperhatikan syarat-syarat tertentu seperti tertera dalam pasal 37 ayat 1-5 UUD “45, bahwa pengajuan perubahan minimal dilakuakan oleh 1/3 dari anggota MPR, dan dalam sidangnya dihadiri oleh 2/3 dari anggota MPR, dan putusan di- setujui oleh lima puluh persen ditambah satu dari seluruh jumlah anggota MPR, dan syarat lain adalah dalam ayat 5 bahwa "Khusus mengenai bentuk negara kesatuan Republik indonesia tidak dapat dilakukan perubahan’. © Menurut kedudukannya UD ‘45 termasuk konstitusi derajat tinggi karena UD “45 berkedudukan sebagai hukum dasar dan pedoman pembentukan peraturan perundangan yang lain. Sehingga terdapat hierarki perundangan sebagai konse- kuensinya, ci atur dalam UU No 10 tahun 2004 tentang pembentukan peraturan perundangan. d. Menurut bentuk negara UUD ‘45, Indonesia menganut konstitusi dalam negara kesatuan. Merujuk pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi “ Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik’. e. Menurut sistem pemerintahannya, konstitusi yang dianut adalah konstitusi da- lam pemerintahan presidensial, Dimana kepala negara dan kepala pemerintahan berada ditangan presiden. TABEL KESIMPULAN uUD45 | 2 : UUD‘4S Setelah Kategori Sebelum | KonstitusiRis | UUD’SO | 4.72 > Amandemen idem Bentuk Tertulis Tertulis Tertulis Tertulis Sifatnya Rigid Rigid Rigid Rigid Derajat Kedudukan | Derajat Tinggi} Derajattinggi | Tout Derajat Tinggi | — Kesatuan | Serikat/Federal | Kesatuan Kesatuan pemerintahan | ae Presidensial | Parlementer | Parlementer | Presidensial pemerintahan | C.PROSES PENYUSUNAN KONSTITUSI DI INDONESIA Menurt AH Stryckendalam Soetanto Soepiadhy (2004), disebutkan bahwa UUD sebagai konstitusi tertulis merupakan sebuah dokumen formal yang berisi: 1. Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu yang lampau. 2. Tingkat-tingakat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa 3. PAndangan tokoh-tokoh yang diwujudkan baik untuk tahun sekarang untuk masa yang akan datang. 4. Suatu keinginan dimana pelembagaen kehidupan ketatanegaran bangsa hendak di- pimpin. (Soetanto Soepiadhy.2004:90.91).\ Pembatasan kekuasaan yang tercantum dalam konstitusi itu pada unumnya menyangkut 2 hal, yaitu pembatasan: 1. Berkaitan dengan isinya. Masudnya pembatasan yang bekenaan dengan tugaswewe- nang serta bebagai macam hak yang diberikan pada masing-masing lembaga. Berkaitan dengan waktu. Maksudnya pembatasan kekuasaan yang berkaitan dengan masa jabatan pemangku jabetan tertinggi sertan barapa kali seorang pejabat dapat dipilih kembali dalam jebatan itu. (Soetanto Soepiadhy,2004:69-70,) D. AMANDEMEN DAN PERUBAHAN KONSTITUSI — Amandemen berkaitannya dengan ‘mengubah konstitusi atau UD", Sedangkan per- ubahan UUD adalah ‘constitutional amandement’, Dengan demikian yang dimaksud amandemen ialah: 1. Menjadikan lain bunyi atau rumusan yang terdapat konstitusi atau UUD 2. Menambahkan sesuatu yang tidak atau belum terdapat dalam konstitusi atau UUD Dalam keitannya dengan perubahen konstitusi ada 4 hal yang berkenaan dengan _per- ubahan konstitusi pada umumnya dan UUD 1945 khususnya keempat hal tersebut ialah: Proses atau prosedur mekanisme Sistem perubahannya Bentuk hukum Matri muatan atau subtansi yang akan diubah, (Soetanto Soepiadhy. 2004:84-85) seys Sifat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Yang Berlaku Pada Kurun Waktu Pertama Undang-undang dasar negara republik indonesia 1945 yang cisyahkan serta di- tetapkan oleh penitia persiapan kemerdekean indonesia pada tanggal 18 agustus 1945, yang naskeh rancangannya dipersiapakan oleh bacan penyelidak usaha-usaha persiapan kemerdekaan indonesia, masih besifat sementara. Sifat kesementaraan ini teryata dari ketentuan pasal 3 kalimat pertama undang-undang dasar 1945 itu sen- diri yang menentukan: majelis permusyawaratan rakyat menetapkan undang-undang dasar. Kecuali itu sifat kesementaraan undang-undang dasar 1945 tersebut juga dapat di- ketahui dari ketenmtuan aturan tambahan ayat kedua undang-undang 1945 yang menentukan dalam enam bulan sesudah majelis permusyawaratan rakyat dibentuk, majelis itu bersidang untuk menetpkan undang-undang dasar. Selama berlakunya undang-undang dasar 1945 dalam kurun waktu yang pertama yeitu dari tanggal 138 agustus 1945 sampai tanggal 27 desember1949 majelis permusyawartan tersebut belum pemah dibentuk Menurut ketentuan pasal 2 ayat 1 undang-undang dasar 1945 majelis oermusyawa- ratan rakyat terdiri atas anqgota-anggota dewan perwakilan rekyat ditambah dengan vtusan-utusan dari daerah-daerah dan golengan -golongan menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-undang. Jadi untuk terbentuknya majelis permusyawa- ratan rakyat harus diselenggarakan terlebih dahulu pemilihan umum untuk memi anggota dewan perwakilan rakyat. Sedangkan untuk dapat melaksanakan pemilih- an umum harus ada undang-undang tentang pemilinan terlebin dahulu. Undang- undang belum ada karena badan pembentuknya, yaitu presiden dengan persetujuan dewan perwakilan rakyat,dewan perwakilan rakyat belum terbentuk. Bahwa majelis permusyawaratan rakyat anggota-anggotanya terdiri atas dewan per- wakilan rakyat ditambah utusan dari daerahdan golongan maksudnya ialah supaya seluruh rakyat, seluruh golongan, seluruh daerah akan mempunyai wakil dalam ma- Jelis permusyaweratan rakyat, sehingga majelis itu akan betul-betul dianggap sebagai penjelmaan seluruh rakyat indonesiyang dimaksud dengan golongan ialah badan koperasi, serikat sekerja dan lain badan kolektif, Aturan demikian memang sesuai de- ngan aturan jaman. Berhubung dengan anjuran mengadakan sistem kooperasi dalam ekonomi, maka ayat inin mengingat akan adanya golongan dalam badan ekonomi Selanjutnya dalam penjelasan pasal 2 ayat 2 dikatakan bahwa badan yang akan besar jumlahnya bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun dan boleh mengadakan lebih dari lima tahun dengan persidangan istimewa. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 tersebut yang mulai berlaku pada 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949 kemudian diganti dengan konstitu- si Republik Indoneisia Serikat tahun 1949. 2. Sekitar Penyusunan Undang-Undang Dasar 1945, Sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945, mulailah berlaku Undang-undang Dasar Negara Republik yang pertama, yang merupakan Keputusan Panitia Per siapan Kemerdekaan Indone- sia (PPKI) dalam sidangnya pada tanggal 18 Agustus 1945 tersebut. PPK! pada waktu itu juga disebut “Dokuritsu Zyunbi linkai’, yang beranggotakan semula 21 orang, ke~ mudian setelah Proklamasi Kemerdekaan ditambah dengan 6 anggota. Keputusan Sidang PPKi pada tanggal 18 Agustus 1945, yang antara lain menetapkan berlakunya Undang-undang Dasar bagi Negara Kestuan Republik indonesia (NKRI), sebenarnya naskah rancangannya telah dibuat oleh lembaga lain yang bername Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan (BPUPK) yang pada waktu itu juga bernama “Dokuritsu Zyunbi Tjoosakai”. Jumlah anggota Badan tersebut semula 63 orang, satu di antara- nya seorang Bangsa Jepang. Kemudian ditambah dengan 6 orang anggota lagi yang kesemuanya Bangsa Indonesia. BPUPKI tersebut dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan sem pat mengadakan sideng dua kali. Pada sidangnya yang pertama berlangsung pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945,dengan acara tentang Dasar Negara, dan pada sidangnya yang kedua dari tanggal 10 sampai dengan tanggal 17 Juli 1945 antara lain berhasil me- nyusun Rancangan Undang-undang Dasar beserta Pembukaannya. Setelah dapat berkarya dua hal tersebut BPUPK| bubar. Apabila ditelaah secara mendalam, tidak mungkin PPKI dapat menyelesaikan dalam arti, merancangkan, merundingkan, dan menetapkan Undang-undang Dasar bagi Negara Republik In donesia, apabila Rancangannya belum dibuat lebih dahulu oleh lembaga lain yaitu BPUPK. Meskipun Rancangannya sudah dibuat lebih dahulu, na- mun dilihat dari segi waktu untuk menetapkan suatu undang-undang dasar nega- ra, kesempatan itu adalah sangat singkat. Sehingge tidak mustahil apabila dari diri PPKI sendiri melakukan introspeksi atau memawas diri, bahwa Undang-undang Da- sar yang dibuat serta dihasilkan itu, merupakan Undang-undang Dasar yang bersifat sementara hal ini terungkapkan dari penegasan Ketua PPKI sendiri pada tanggal 18 ‘Agustus 1945,Kecuali kesempatan waktu yang ada pada PPKI tersebut dirasa terlalu singkat, tetapi juga ada perasaan pada PPKI sendiri bahwa dirinya adalah tidak cukup representatif sebagai wakil Rakyat In donesia untuk membuat suatu Undang-undang Dasar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat sempur na. Adanya perasaan bahwa dirinya tidak representatif urituk mewakili Rakyat Indo- nesia dari para anggota PPKI tersebut, adalah hal yang wajar, karena dapatnya men- jadi anggota lembaga tersebut bukan dari hasil suatu pemilihan umum, melainkan hanya berdasarkan pengangkatan atau penunjukan. Selain itu, berdasarkan pasal 3 UD 1945 itu sendiri, lembaga yang berhak membuat atau menetapkan Undang-undang Dasar yang definitif bagi NKRI adalah MPR. Me- nurut perhitungan pada waktu itu, dengan mendasarkan diri-pada Aturan Tambahan ayat UUD 1945, terbentuknya MPR meskipun masih bersifat serneritara tidak akan memakan waktu lama seperti Kenyataan yang dialami. Hal ini disebabkan karena se- mua gotensi nasional dicurahkan un tuk menghadapi Tentara Sekutu (cq. Tentara Inggris), dan kemu dian melakukan Perang Kemerdekaan atau Revolusi Fisik melawan Tentara Belanda dengan gerakan militernya yang dinamakan Perang Kolonial perta- ma dan Perang Kolonial ke dua, sehingga Pemerintah dan Bangsa Indonesia pada sa/at itu tidak mempunyai kesempatan lagi untuk memikirkan dan bertindak terhadap hal-hal yang dianggapnya kurang lngsung berkaitan dengan strategi memperta- hankan kemerdekaan Bangsa dan Negara Pada waktu itu, Tentara Inggris tersebut bertindak atas nama Tentara Sekutu sebagai negara yang menang perang dalam Perang Dunia kedua. Tugas sebenarnya Tentara inggris tersebut adalah un tuk melucuti dan mengangkut kembali Balatentara Jepang yang ada di indonesia ke negerinya. Namun ternyata dalam proses pen daratannya di pelabuhan-pelabuhan di indonesia, Tentara Inggris tersebut mengijinkan Tentara Belande membonceng ikut mendarat di Bumi Indonesia, dengan tujuan untuk dapat menjajah kembali bekas tanah jajahannya. Sifat sementara yang ada pada UD 1945 tersebut menjadi hapus, setelah Bangsa In- donesia sendiri bertekad bulat untuk men jadikan UUD 1945 sebagaiUndang-undang Dasar NKRI yang definitif, setelah UUD 1945 berlaku kembali serdasarkan Dekrit Pre- siden tanggal 5 Juli 1959, PPKI merupakan satu-satunya lembaga yang kegiatannya mempersiapkan Rakyat In- donesia untuk menegara dan didirikan pada bulan-bulan sebelum Proklamasi Kemer- dekaan Indonesia, a) Pada saat Pemerintah dan Tentara Belanda menyerah kalah kepada Balatentara Jepang pada tanggal 9 Maret 1945 yang dilakukan oleh Jenderal Ter Pooten kepada Jende- ral Balatentara Jepang Imamura, dikalijati 3andung, Balatentara Pendudukan Jepang, mengisyukan bahwa kedatangan nya di Kawasan Asia adalah untuk membebaskan rakyat setempat dari telapak kaki penjajahan, termasuk pula Rakyat Indonesia (Hin- dia Belanda). Karena itu pada mula pertamanya, Rakyat In donesia oleh Balatentara Pendudukan Jepang dibiarkan mengibarkan bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu In donesia Raya. Hal tersebut bertujuan hanya untuk mendapatkan rasa simpati dan bantuan tenaga dari Rakyat Indonesia, dalam usahanya melakukan ekspansi ke- wilayahen untuk selanjutnya. Tetapi setelah Balatentara Jepang mendapatkan keme- nangan di semua front (geris depan pertempuran) sehingga hampir sebagian besar Kawasan Asia dapat direbutnya dari tangan Tentara Sekutu, sehingga kedudukannya menjadi lebih kuat, maka rakyat Indonesia yang semule diperbolehkan mengibarkan benders Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya kemudian dilarang atau tidak boleh lagi mengibarkan bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya Kekalahan yang diderita oleh Tentara Jerman dan Italia di Eropa dan di Afrika, menga~ kibatkan kekuatan Tentara Jepang di Asia menjadi lemah, sehingga daerah-daerah di Asia yang semula diduduki Tentara Jepang, berangsur-angsur dapat direbut kembali oleh Tentara Sekutu, termasuk Pulau Tarakan Kaliman tan, Pulau Biak Irian Jaya. Situ- asi yang berbalik ini, ternyata merubah sikap Pemerintah Tentara Pendudukan Jepang kepada Rakyat indonesia, menjadi lebih lunak Hal tersebut tidak mengherankan, karena Balatentara Pen dudukan Jepang meng- ambil hati Rakyat Indonesia agar mau mem bantu Tentara Jepang dalam melakukan pertahanan terakhir tethadap Tentara Sekutu yang makin lama makin mendesak po- sisi pertahanan Jepang. Pada medio tahun 1944 Rakyat indonesia diperbelehkan lagi mengibarkan bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemucian dalam sideng Parlemen Jepang ke 85 tanagal 7 September 1944, Perdana Menteri Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada Rekyat Indonesia di kelak kemudian hari, apabila Perang Asia Timur Raya dapat diselesaikan dengan memuaskan, Setelah itu, pada tanggal 29 April 1945, bertepatan dengan hari ulang tahun (hari Tentyosetu) Kaisar Jepang Tenno Heika, oleh Pemerintah Jepang diumumkan bahwa akan dibentuk suatu badan yang pada waktu itu dinamakan "Dokuritsu Zyunbi Tjoo- sakai” atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persizpan Kemerdekaan (BPUPKI) dengan maksud untuk melakukan persiapan Indonesia Merdeka seperti yang telah diuraikan di atas. Pada tanggal 9 Agustus 1945, Ir, Sukarno, Drs. Moch. Hatta dan Dr. Radjiman pergi ke Saigon atas panggilan Panglima Ter tinggi Tentara Jepang untuk Asia Tenggara Jendral Terauchi, untuk keperluan pembentukan PPKI, dan pada tanggal 14 Agustus 1945 ke tiga utusan tersebut kembali ke Indonesia. Menurut ren cana Pemerintah Balatentara Jepang, PPKI akan dilantik pada tanggal 18 Agustus 1945, dan-pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI akan memulai dengan sidang-sidangnya, Pemerintah Balatentara Jepang sendiri menurut rencana pada tanggal 24 Agustus 1945 akan menghadiahkan kemerdekaan kepada Rakyat Indonesia. Tetapi apa hendak dikata, pada tanggal 14 Agustus 1945 Kaisar Jepang Tenno Heika berkapitulasi atau menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, setelah pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, kota-kota Hiroshima dan Nagasaki masing-masing dijatuhi born oleh Angkatan Udara Sekutu. Ataskekalahan pihak Jepang tersebut, maka Balatentara Pen dudukan Jepangdilndonesia tidak lagi bertanggung jawab atas niatnya untuk menghadiahkan kemerdekean kepada Rakyat in donesia seperti yang pemah direncanakan semula, melainkan menyerahkan sepenuhnya kepada Rakyat Indonesia sendiri untuk melaksanakannya. Berhubung dengan hal tersebut, maka per masalahan Kemerdekaan Indonesia diambil alih sepenuhnya oleh Rakyat Indonesia dengan penuh rasa tanggung jawab yang disertai oleh semangat yang tinggi dan berkobar-kobar. Dengan bekal semangat dan tekad yang membaja dari Rakyat Indonesia maka PPKI setelah Proklamasi Kemerdekaan melan jutkan perjuangannya untuk mengisi kemerdekaan yang telah diperoleh Bangsa Indonesia, yaitu dengan sidangnya pada tanggal 18 Agustus 1945, berhasil: 2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Ir, Soekarno dan Drs. Moch. Hatta, hal ini sesuai dengan pasal Ill Aturan Peralihan UUD 1945; b. Menetapkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia yang sekarang lebih dikenal dengan nama Undang-undeng Dasar 1945. Dengan telah berlakunya UUD 1945 sejak tanggal 18 Agustus 1945, maka berdasarkan pada pasal | Aturan Peralihan UUD 1945, secara yuridis formal PPK! merupakan lembaga kenegaraan yang berkewajiban menyelenggarakan perpindahan kekuaszan pemerin tahan dari penguasa Balatentara Jepang kepada Pemerintah In donesia. Sesudah itu, PPKI mengadakan sidang yang kedua, pada tanggal 19 Agustus 1945, dengan menghasilkan lagi, dua keputusan, yaitu: a Menetapkan adanya pembagian dua belas departemen (kementerian) pada Kabinet (Dewan Menteri) Pemerintahan RI, yaitu: 1) Kementerian Dalam Negeri. 6) Kementerian Kesehatan. 2) Kementerian Luar Negeri 7) Kementerian Pengajaran, 3) Kementerian Kehakiman Pendidikan dan 4) Kementerian Keuangan. Kebudayaan, 5) =Kementerian Kemakmuran. 8) Kementerian Sosial. 9) Kementerian Pertanahan. 12) Kementerian Pekerjaan 10) Kementerian Penerangan. Umum. 11) Kementerian Perhubungan. = b. Menetapkan pembagian Wilayah Indonesia menjadi delapan Propinsi yang masing-masing dikepalai oleh Gubemur, yaitu Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. Dalam sidangnya terakhir, yang dilakukan pada tanggal 22 Agustus 1945, PKI berhasil menetapkan: a. Tentang pembentukan Komite Nasional b. Tentang Partai Nasional Indononesia Tentang Badan Keamanan Rakyat (BKR) Peran PPKI dari sebelum Proklamasi maupun sesudahnya, telah menunjukkan prestasinya yang sangat berharga bagi kepentingan Indonesia Merdeka, tepat pada saat-saat Bangsa dan Negara sangat memerlukannya. Hal ini teroukti dengan keputusan-keputusan yang diambil seperti tersebut di atas dalam rangka mengisi dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Setelah sidangnya yang ke tiga tersebut, PPK! bubar dan para ang gotanya menjadi anggota Komite Nasional indonesia Pusat (NIP). Pengaruh kuat dari perjuangan kebangsaan Rakyat Indonesia untuk menegara, yang temyata menjiwai makna Undang-undang Dasar Negara indonesia yang pertama (pada sa‘at itu ada yang menyebut dengan nama Undang-undang Dasar Prokiamasi), yang sekarang lebih dikenal dengan nama Undang-undang Dasar 1945 tersebut, dapat ditemukan pokok-pokok penting di dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, antara lain seperti di bawah ini, a. Pada alinea pertama menunjukkan bahwa Rakyat Indonesia pernah mengalami nasib dengan penderitaan yang sangat berat akibat dari penjajanan yang tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan yang dilakukan oleh bangsa tain, b. Pada alinea kedua menunjukkan bahwa, pada waktu-waktu sebelumnya Rakyat Indonesia sudah meiakukan perjuangan kebangsaan atau perjuangan kemerdekaan (karena bertu juan mendirikan negara merdeka) yang telah berpuluh puluh tahun lamanya untuk menuju ke Indonesia Merdeka, namun masih dalam perjalanan. Baru pada saat itu per juangan kemerdekaan Indonesia telah sampai ke depan pin tu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia. Pada alinea ketiga menunjukkan behwa kehidupan Rakyat In donesia adalah bersifat religius, karena itu kemerdekaan Negara Indonesia yang diperolehnya tersebut, adalah atas berkat Rakhmat Allah Yang Maha Kuasa d. Pada alinea keempat ini, dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut. 1) Negara yang dibentuk adalah negara kesatuan, 2) Hal ini menginget bahwa dengan negara-negara kecil, yang saling bermu- suhan, akan mudah dikalahkan satu persatu oleh negara asing, 3) Tantangan yang perlu segera di atasi ialah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 4) Hal ini perlu ditegaskan, mengingat Rakyat Indonesia sebelum merdeka hi- dup dalam suasana kemelaratan, dan tingkat kecerdasan serta pendidikan- nya sangat rendah, akibat dari penjajahan yang dialami E. TATA PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA Tata perundang-undangan di Indonesia diatur dalam 1, Tap MPRS NO. XX/MPRS/1996 Tap MPRS NO. XX/MPRS/1996 tentang Memoran- dum DPR-GR mengenai sumber tertib hukum Republik Indonesia dan tata urutan perundang-undangan Republik Indonesia, Urutannya yaitu: UUD 1945 Ketetapan MPR uu Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden Peraturan Pelaksana yang terdiri dari: Peraturan Menteri dan Instruksi Menteri, Ketentuan dalam Tap MPR ini sudah tidak berlaku. I/MPR/2000 Tap MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Un- dang-Undang. spanoe 2. Tap MPR No. Berdasarkan ketetapan MPR tersebut, tata urutan peraturan perundang-undangan Ri yaitu: a. UUD 1945 b. Tap MPR © UU 4. Peraturan pemerintah pengganti UU e PP f Keppres g. Peraturan Daerah Ketentuan dalam Tap MPR ini sudah tidak berlaku. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Per- undang-undangan. Berdasarkan ketentuan ini, jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan Repub- lik Indonesia adalah sebagai berikut: UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UU/Perppu Peraturan Pemerintah Peraturan Presiden Peraturan Daerah pangs ketentuan dalam Undang-Undang ini sudah tidak berlaku. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Per- undang-undangan. Berdasarkan ketentuan dalam —Undang-Undang ini, jenis dan _hierar- ki peraturan perundang-undangan Republik Indonesia adalah sebagai berikut: UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Ketetapan MPR UU/Perppu Peraturan Presiden Peraturan Daerah Provinsi Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. epacoe UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 (yang dipadukan dengan Perubahan |, Ii, Ill & IV) PEMBUKAAN (PREAMBULE) Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang ber- bahagia dengan selamat sentausa mengentarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeke, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, ‘Atas berkat rakhimat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorangkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melin- dungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban du- nia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebagsaan Indonesia itu delem suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia, yeng berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang cil dan beradab, Persatuan indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam per- musyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rak- yat Indonesia. BABI BENTUK DAN KEDAULATAN PASAL 1 (1) Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk Republik (2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar* (3) Negara Indonesia adalah negara hukum. *Perubahan til 9 November 2001, sebelumnya berbunyi: (1) Negara indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk Republik. 2) Kedaulatan adalah at tangan rakyat dan ditakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawa- ratan Rakyat. BAB Il MAIJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT PASAL 2 (1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan ang- gota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilinan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang~ (2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota Negara, (3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara yang terbanyak *Perubahan IV 10 Agustus 2002, sebelumnya berbunyi: (1) Majelis permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ditambah’ dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan, menurut aturan yang ditetapkan dengan Undang-Undang. PASAL 3* (1) Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan Undang- Undang Dasar* (2) Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden. (3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar. *Perubahan ill 9 November 2001, sebelumnya berbunyi: (1). Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan Garis-garis be- sar dari pada haluan negara. BAB Ill KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA PASAL4 (1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan Pemerintahan menurut Undang- Undang Dasar. (2) Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden PASAL 5 (1). Presiden berhak mengajukan rancangan Undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rak- yat. * (2) Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan Undang-undang seba gaimana mestinya *Perubahan ! 19 Oktober 1999, sebelumnya berbunyi: (1) Presiden memegang kekuasaan membentuk Undang-undang dengan persetujuon Dewan Perwakilan Rakyat. PASAL 6 (1) Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegarean lain karena kehendaknya sendit, tidak per- nah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagi Presiden dan Wakil Presiden * (2) Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden diatur lebih lanjut dengan un- dang-undang.* *Perubahan ili 9 November 2001, sebelumnya berbunyi: (1) Presiden ialah orang Indonesia asit. (2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan suara yang terbanyak PASAL 6A* (1) Presiden dan Wakil Presiden cipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat (2) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gebungan partai politik peserta pemilinan umum sebelum pelaksanaan pemilihan umum. (8) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima pu- uh persen dari jumiah suara dalam perilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara di setiap provinsi yang terseber di lebih dari setengah jumlah provinsi di indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden. *Perubahan ill 9 November 2001 (4) Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih, dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum di- pilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan yang memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden.* *Perubahan IV 10 Agustus 2002 (5) Tata cara pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lebih lanjut diatur dalam undang-undang.* *Perubahan Ii 9 November 2007 PASAL 7* Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan. *Perubahan | 19 Oktober 1999, sebelumnya berbunyi: Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembalt. PASAL 7A* Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jebatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah mela- kukan pelanggaran.hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tin- dak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Waiil Presiden *Perubahan Il! 9 November 2001 PASAL 7B (1) Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh Dewan Per- wakilan Rakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau pendapat bah- wa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/ atau Wakil Presiden* (2) Pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah me- lakukan pelanggaran hukum tersebut ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden adaleh dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasen Dewan Perwakilan Rakyat." (3) Pengajuan permintaan Dewan Pervakilan Rakyat kepada Mahkamah Konstitusi hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota De wan Perwakilan Rakyat yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurang- kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat.* s (4) Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili, dan memutus dengan seadil-adilnya terhadap pendapat Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling lama sembilan puluh hari setelah permintaan Dewan Perwakilan Rakyat itu diterima oleh Mahkamah Konstitusi.” (5) Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden ter- bukti melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau terbukti bah- wa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/ atau Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden kepada Majelis Per- musyawaratan Rakyat” (©) Majelis Permusyawaratan Rakyat wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling lambat tiga puluh hari sejak Majelis Per- musyawaratan Rakyat menerima usul tersebut.* *Perubahan lil 9 November 2001 (7) Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden harus diambil dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota dan disetujui oleh se- kurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadi, setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat paripurna Majelis Per- musyawaratan Rakyat *Perubahan ill November 2001 PASAL 7C* Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat. *Pecubahan ill November 2001 PASAL 8 ” (1) _Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai habis masa jabatannya." (2) Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden, selambat-lambatnya dalam waktu enam pu- {uh hari, Majelis Permusyawaratan Rakyat menyelenggarakan sidang untuk memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden.* *Perubahan Ill November 2001 3) Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat mela- kukan kewajibannya dalam mesa jabatannya secara bersamaan, pelaksana tugas kepresi- denan adalah Menteri Luer Negeri, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertahanan secara bersama_sama, Sclambat:lambatnya tiga puluh hari setelah itu, Majelis Permusyawaratan Rakyat menyelenggarakan siding untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau ga- bungan partai politik yang yang pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya, samapi berakhir masa jabatannya.* *Perubahan IV 10 Agustus 2002, sebelumnya berbunyi: Jika Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajlbannya dalam masa jabat- annya, ia diganti oleh Wokil Presiden sampai habis batas waktunya. PASAL 9* (1) Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut aga- ma, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai berikut: ‘Sumpah Presiden (Wakil Presiden) “Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, meme- gang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala Undang-Undang dan pera- turannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa" Janji Presiden (Wakil Presiden): "Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala Undang-Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan bangsa". (2) Jika Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat tidak dapat meng- adakan sidang Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh dihadapan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan disaksikan oleh pimpinan Mahkamah Agung. *Perubahan | 19 Oktober 1999, sebelumnya berbunyi: Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh dihadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai berikut: Sumpah Presiden (Wakil Presiden); “Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewojiban Presiden Republik Indonesia (Wa- kil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Daser dan menjalankan segala Undang-undang dan Peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa” Janyji Presiden (Wakil Presiden): Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indone- sia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjatankan segata Undang-undang dan Peraturannya de- rngan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa. PASAL 10 Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Ang- katan Udara. PASAL 11 (1) Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain *Perubahan IV 10 Agustus 2002 (2). Presiden dalam membuat perjanjian internasionel lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.” (3) Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan undang-undang.* *Perubahan Ili November 2001, sebelumnya berbunyi: Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan keadaan bahaya ditetap- kan dengan undang-undang. PASAL 12 Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya ditetap- kan dengan Undang-undang. PASAL 13* (1) Presiden mengangkat Duta dan Konsul (2) Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. (3) Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. *Perubahan | 19 Oktober 1999, sebelumnya berbunyi: PASAL 13 Presiden mengengkat Duta dan Konsul Presiden menerima Duta negara lain. PASAL 14* (1) Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahka- mah Agung. (2) Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Per- wakilan Rakyat, *Perubahan | 19 Oktober 1999, sebelumnya berbunyi: PASAL 14 Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi PASAL 15* Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan Un- dang-undang. *Perubahan | 19 Oktober 1999, sebelumnya berbunyi: PASAL 15 Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan. PASAL 16* Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dalam undang-undang. *Perubahan IV 10 Agustus 2002 BAB Iv* DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG DIHAPUS. *Perubahan IV'10 Agustus 2002, sebelumnya berbunyi BAB IV DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG PASAL 16 (1) Susunan Dewan Pertimbangan Agung ditetapkan dengan Undang-undang. (2) Dewan ini berkewajiban member jawab atas pertanyaan Presiden dan berhak memajukan usul kepada pemerintah, BABV KEMENTERIAN NEGARA PASAL 17 (1) Presiden dibantu oleh Menteri-menteri negara, (2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.* (3). Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.* *Perubahan | 19 Oktober 1999, sebelumnya berbunyi: 2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. (3) Menteri-menteri itu memimpin Departemen Pemerintahan (4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang- undang.* *Perubahan If 9 November 2007 BAB VI PEMERINTAHAN DAERAH PASAL 18 (1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah propinsi dan daerah propinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap propinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.* *Perubahan I 18 Agustus 2000, sebetumnya berbunyi Pembagian daerah Indonesia ates daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerinteh annya ditetapkan dengan Undang-undang, dengan memAndang dan mengingati dasar per- musyawaratan dalam sistim Pemerintahan Negara, dan hak-hak asal-usul dalam daerah yang bersifat istimewa. (2) Pemerintahan daerah propinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sen- diri urusan pemerintahan menurut asas otonomi clan tugas pembantuen.* (3) Pemerintahan daerah propinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.* (4) Gubernur, Bupati, dan Welikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah propinsi, kebupaten, dan kota dipilih secara demokratis* (5) Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luesnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang citentukan sebagai urusan Pemerintah.* (6) Pemerintahan daerah bethak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.* (7) Susunan dan tata cara penyelenggarean pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang. *Perubahan I! 18 Agustus 2000.* PASAL 18A (1) Hubungan wewenang antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah propinsi, kabupaten, kota, atau antara propinsi dan kabupaten dan kota, dietur dengan undang- undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah” (2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.” *Perubahan |i 18 Agustus 2000. PASAL 18B (1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang,* (2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beser- ta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan ma~ syarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik indonesia, yang diatur dalam undang- undang.* *Perubahan jl 18 Agustus 2000. BAB VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT PASAL 19 (1) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.* (2) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang-undang.” (2) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang seciikitnya sekali dalam setehun.* *Perubahan il 18 Agustus 2000, sebelumnya berbunyi: (1) Susunan Dewan Perwakiten Rakyat ditetapkan dengan Undang-undang. (2) Dewan Perwakitan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun, PASAL 20 (1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk Undang-undang* (2) Setiap rancangan Undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk mencapet persetujuan bersama.* (3)_Jika rancangan Undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan Un- dang-undang itu tidak boleh digjukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.* (4)_Persidangan mengesahkan rancangan Undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi Undang-undang.* (5) Dalam rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undang-undang tersebut disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadi Undang-undang dan wait di- undangkan.* *Perubahan | 19 Oktober 1999, sebelumnya berbunyi: (1), Tiap-tiap undang-undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. (2) Jika sesuatu rancangan Undang-undang tidak mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, moka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu: 5 PASAL 20A (1) Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legisiasi, fungsi anggaran, dan fungsi penga- wasan.* (2) Dalam melaksanakan fungsinya, selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang- Undang Dasar ini, Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat.” (3) Selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang-Undang Dasar ini, setiap anggota Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, serta hak imunitas.* (4) Ketentuan lebih lanjut tentang hak Dewan Perwakilan Rakyat dan hak anggota Dewan Perwakilan Rakyat diatur dalam undang-undang.* *Perubahan If 18 Agustus 2000. PASAL 21* Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan Undang-undeng. *Perubahan | 19 Oktober 1999, sebelumnya berbunyi: (1) Anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak memajukan rancangan Undang- undang. (2) Jika rancangan itu, meskipun disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, tidak disahkan oleh Presiden, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukon lagi dalam persidangan Dewan Per- wakitan Rakyat masa itu. PASAL 22 (1) Dalam hal ikhwal kegentingan yang memeksa, Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang (2) Peraturan Pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam persidangan yang berikut. (3) Jika tidak mendapat persetujuan, maka Peraturan Pemerintah itu harus dicabut. PASAL 22A* Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pembentukan undang-undang diatur dengan un- dang-unclang, *Perubahan li 18 Agustus 2000. PASAL 22B* Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam undang-undang. *Perubahan Ii 18 Agustus 2000. BAB VIIA* DEWAN PERWAKILAN DAERAH PASAL 22C* (1) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilth deri setiap provinsi melalui pemilihan umumn. (2) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah se- luruh anggota Dewan Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat. (3) Dewan Perwakilan Daerah bersideng sedikitnya sekali dalam setahun. (4) Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah diatur dengan undang-undang. *Perubahan Ill 9 November 2001. PASAL 22D* (1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancang- an undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya slam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. (2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan de- gan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan peng- gabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undeng anggaran pendapatan dan belanja ne- gara dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama. @)_ Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang me- ingenai: otonomi daerah, pemnbentukan, pemekaran dan penggabungan deerah, hubungan pu- sat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk ditindakianjut. (4) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-sya- rat dan tata caranya diatur dalam undang-undang. *Perubohan Ill 9 November 2001. BAB VIIB PEMILIHAN UMUM PASAL 22E* (1) Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujun dan adil setiap lima tahun sekali (2) Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, fi (3) Peserta pemilihan umum untuk imemilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik, (4) Peserta pemilinan umum untuk memilin anggota Dewan Perwakilan Daerah adalah per- seorangan. (5) Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersitat nasi- nal, tetap, dan mandiri (©) Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan undang-undang. *Perubahan Ill 9 November 2001. BAB VIII HAL KEUANGAN PASAL 23 (1) Anggaran Pendepatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan ne- gara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.” (2) Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negare diajukan oleh Pre- siden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertim- bangan Dewan Perwakilan Daerah" (3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Penda- patan dan Belanja Negara tahun yang lalu* *Perubahan lil 9 November 2001, sebelumnya berbunyi: (1) Anggaran Pendapatan dan Belanja ditetapkan tiap-tiap tahun dengan Undang-undang. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui anggaran yang diusulkan Pemerintah, maka Pemerintah menjatankan anggaran tahun yang lalu. (2) Segata pajak untuk keperluan negara berdasarkan Undang-undang. @) Macam dan harga mata vang ditetapkan dengan Undang-undang. (4) Hal keuangan negara selanjutnya diatur dengan Undang-undang. (©) Untuk memeriksa tanggung-jawab tentang keuangan negara diadekan suatu Badan Pemerlksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan Undang-undang. Hosit pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat. PASAL 23A* Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara distur dengan undang-undang, *Perubahan Iti 9 November 2001. PASAL 23B* Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang *Perubahan IV 10 Agustus 2002 PASAL 23C* Hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan undang-undang. *Perubahan Ill 9 November 2001. PASAL 23D* Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. *Perubahan IV 10 Agustus 2002. BAB VIIIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PASAL 23E* (1) Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri. (2) Hasil pemeriksa keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan kewenangannya. (3) Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesu- ai dengan undang-undang. *Perubahan ill 9 November 2001 PASAL 23F* (1) Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan mem- perhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh Presiden @_Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota *Perubahan ill 9 November 2001. PASAL 23G* (1) Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibu kota negara, dan memiliki perwakilan di setiep provinsi (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pemeriksa Keuangan diatur dengan undang- undang “*Perubahan tl! 9 November 2001. BAB IX KEKUASAAN KEHAKIMAN PASAL 24 (1) Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.* (2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan baden peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, ling- kungan peradilan milter, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahka- mah Konstitusi* *Perubahan ill 19 November 2001, sebeluranya berbunyi: (1) Kekuasaan kehakiman ditakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain badan keha- kiman menurut Undang-undang. @)_Susunan dan kekuasaan Badan-badan Kehakiman itu diatur dengan Undang-undang. (3) Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman undang-undang, *Perubahan IV 10 Agustus 2002, fiatur dalam PASAL 24A* () Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, meguji peraturan perun- dang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang. (2) Hakim Agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, profesio- nal, dan berpengalaman di bidang hukum. @) Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presi- den. (4) Ketua dan wakil ketua Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh hakim agung (5) Susunan, kedudukan, keanggotaan, dan hukum acara Mahkamah Agung serta badan per- adilan di bawahnya diatur dengan undang-undang. *Perubahan lil 19 November 2001. PASAL 24B* (1) Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehor- matan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. (2). Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengelaman di bidang hu- kum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela (3) Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, (4) Susunan, kedudukan, dan keanggotaan Komisi Yudisial diatur dengan undang-undang, *Perubahan til 9 November 2007. PASAL 24C* (1) Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang pu- tusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum, @) Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rak- yat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Un- dang-Undang Dasar. (3) Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh Mahkamah Agung, tiga orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden. (4) Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh hakim konstitusi. (5) Hakim Konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitus! dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabbat negara. (6) Pengangkatan dan pemberhentian hakim konstitusi, hukum acara serta ketentuan lainnya tentang Mahkamah Konstitusi diatur dengan undang-undang *Perubahan Ill $ November 2001 PASAL 25 Syarat-syarat untuk menjadi dan untuk diberhentikan sebagai hakim ditetapkan dengan Un- dang-undang. BAB IX A* WILAYAH NEGARA PASAL 25. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang. *Perubahan il, 18 Agustus 2000. BAB X WARGA NEGARA DAN PENDUDUK PASAL 26* (1) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di In- donesia* (2) Setiap warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang Perubahan It 18 Agustus 2000, sebelurmnya berbunyi:* WARGA NEGARA PASAL 26 (1) Yang menjadi Warga Negara ialgh orang-orang bangsa Indonesia asti dan orang-orang bangsa lain yang disyahkan dengan undang-undang sebagai Warga Negara. (2) Syarat-syarat yang mengenai kewargaan negara ditetapkan dengan undang-undang, PASAL 27 (1). Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kema- nusiaan (3). Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara* *Perubahan Il 18 Agustus 2000. PASAL 28 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang BAB XA* HAK ASASI MANUSIA PASAL 28A* Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya *Perubahan II 18 Agustus 2000. PASAL 28B* (1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawin- an yang sah @ @ Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. *Perubahan Il 18 Agustus 2000, PASAL 28C* (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasamnya, ber hak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknolo- gi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya *Perubahan Ii 18 Agustus 2000. PASAL 28D* (1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. (2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. 3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan. (4). Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. *Perubahan Il 18 Agustus 2000. PASAL 28E* (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pen- didikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali (2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan si- kap, sesuai dengan hati nuraninya (3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. *Perubahan Il 18 Agustus 2000, PASAL 28F* Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan mempercleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, me- nyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. *Perubahan i! 18 Agustus 2000. PASAL 28G* (1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi (2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan de- rajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain. “Perubahan |! 18 Agustus 2000, PASAL 28H* (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan betin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. @) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya se- care utuh sebagai manusia yang bermartabat, (4) Setiap oreng berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh di ambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun. *Perubahan Il 18 Agustus 2000. PASAL 281* (1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk giakui sebagai pribadi di hadapan hu- kum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun (2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu, (2) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban (4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tang- gung jawab negara, terutama pemerintah, (5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia dengan prinsio negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan. “Perubahan Il 18 Agustus 2000. PASAL 28]* (1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pem- batasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, kea- manan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. “Perubahan Il 18 Agustus 2000, BAB XI AGAMA PASAL 29 (1) Negara berdasar atas Ketuhahan Yang Maha Esa. 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing- masing dan untuk beribadat menurut agamnya dan kepercayaannya itu, BAB Xil PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA PASAL 30 (1) Tiap-tian warga negara berhak dan waii an negara.” (2) Untuk pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan ke- amanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utara, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.* (3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keu- tuhan dan kedaulatan negara.* (4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta me- negakkan hukum.* (5) Susunan dan keducukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indone- sia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara da- lam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahan- an dan keamanan diatur dengan undang-undang.* *Perubahan Il 18 Agustus 2000, sebelumnya berbunyi: PERTAHANAN NEGARA ut serta dalam usaha pertahanan dan keaman- PASAL 30 (1) Tiop-tiap warge negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara. (2) Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan Undang-undang. BAB Xill PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PASAL 31* (1). Setiap warga negara berhak mendapat pendiikan.* (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya” (3) Pemerintah mengusznakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdasken kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.* (4) Negara memprioritasken anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dus puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kedutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.* (5) Pemerintah memajuikan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai- nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaben serta kesejahteraan umat manusia.* Perubahan IV 10 Agustus 2002, sebelumnya berbunyi: PENDIDIKAN PASAL 31 (1) Tiap-tiqp Wargo Negara berhak mendapat pengajaran. (2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan Undang-undang. PASAL 32* (1). Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai bu- dayanya* 2 _ Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.* *Perubahan IV 10 Agustus 2002, sebelumnya berbunyi: Pemerintah memajukan kebudayaan nosional Indonesia. BAB XIV* PEREKONOMIAN* NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PASAL 33 (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besamya kemakmuran rakyat *Perubahan IV 10 Agustus 2002, sebelumnya berbunyi: BAB XIV* KESEJAHTERAAN SOSIAL (4) Perekonomian nasional diselenggaraken berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemanditian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional * (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.” *Perubahan IV 10 Agustus 2002. PASAL 34* (1) _ Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. (2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. @) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan keschatan dan fasilitas pelayanan urum yang layak. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang *Perubahan IV 10 Agustus 2002, sebelumnya berbunyi- (1). Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara. BAB XV* BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN* Perubahon Il 18 Agustus 2000, sebelurnya berbunyi: BENDERA DAN BAHASA PASAL 35 Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih. PASAL 36 Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia. PASAL 36A* Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semooyan Bhinneka tunggal ika *Perubahan li 18 Agustus 2000. PASAL 36B* Lagu Kebangsaan jalan indonesia Raya. *Perubahan Ii 18 Agustus 2000. PASAL 36C* Ketentuan lebih lanjut mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serla Lagu Kebangsaan diatur dalam undang-undang. *Perubehan Il 18 Agustus 2000, BAB XVI PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR PASAL 37* (1) Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan dalam sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat. (2) Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya. (3) Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, sidang Majelis Permusyawaratan Ravyat dihadir oleh sekurang-kurangnya 2/3 deri jumlsh anggota Majelis Permusyawa- ratan Rakyat. (4) Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan dengan persetu- juan sekurang-Kurangnya lima puluh persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat. (5) Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan per- ubahan. *Perubahan IV 10 Agustus 2002, sebelumnya berbunyi (1) Untuk mengubah Undang-Undang Dasar sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah ang- gota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus hadi (2) Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota yang hadi. ATURAN PERALIHAN PASALI* Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini PASAL II | Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan ke- tentuan Undang-Undang Dasar dan belum diadaken yang baru menurut Undang-LUndang Da- sar ini PASAL III* Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lembatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum di- bentuk segala kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah Agung *Perubahan IV 10 Agustus 2002, sebelumnya berbunyi: PASAL I Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengatur dan menyelenggarakan kepindahan peme- rintahan kepada pemerintah Indonesia PASAL II Segala Badan Negara dan Peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini. PASAL III Untuk pertama kali Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Panitia Persiqpan Kemerdekaan Indonesia. PASAL IV Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Pertimbang- an Agung dibentuk menurut Undang-Undang Dasar ini, segata kekuasaannya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan sebuah komite nasional, ATURAN TAMBAHAN PASAL I* Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan Majlis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk diambil putusan pada sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2003. PASAL II* Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal. Perubahan tersebut diputuskan dalam Rapat Paripurna Majlis Permusyawaratan Rakyat Re- publik Indonesia ke-6 (lanjutan) tanggal 10 Agustus 2002 Sidang Tahunan Majelis Permusyawa- ratan Rakyat Republik Indonesia, dan mulai berlaku pada tangaal ditetapkan, *Perubahan IY 10 Agustus 2002, sebelumnya berbunyt: (1) Dalam enam bulan sesudah akhirnya peperangan Asia Timur Raya, Presiden indonesia mengatur dan menyelenggarakan segala hal yang ditetapkan dalam Undang-Undang Da- sar ini. (2) Dalam enam bulan sesudah Mojelis Permusyawaratan Rakyat dibentuk, Mojelis itu bersi- dang untuk menetapkan Undang-Undang Dasar. KISI-KISI MATERI NKRI A.WAWASAN NUSANTARA (NASIONAL) Wawasan nasional adalah cara pan- dang suatu bangsa yang telah mene- gara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba ter- hubung (interaksi dan interelasi) serta pembangunannya di dalam bernegara di tengah-tengah lingkungannya baik nasional, regional, maupun global. Suatu negara dan bangse akan ter- ikat erat apabila ada _pemahaman yang mendalam tentang perbedaan dalam negara atau bangsa itu seba- gai anugrah, yang pada akhimya akan memperkaya khasane budaya negara atau bangsa tersebut. Disamping itu, perbedaan ini merupakan satu titik yang sangat rentan terhadap perpe- cahan jika tidak diberikan pemahaman wawasan nasional dan wawasan nu- santara yang tepat bagi bangsa dan negara. Dalam kehidupan berbangsa dan bemegara keanekaragaman (pen- dapat, kepercayaan, hubungen, dan sebageinya) memerlukan suatu perekat agar bangsa yang bersangkutan dapat bersatu guna memelihara keutuhan negaranya. Suatu bangsa dalam menyelengarak- (NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA) an kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya, yang di- dasarkan atas hubungan timbal balik atau kait-mengait antara filosofi bang- sa, idiologi, aspirasi, dan cita-cita yang dihadapkan pada kondisi sosial ma- syarakat, budaya dan tradisi, keadaan alam dan wilayah serta pengalaman sejarah. Upaya pemerintah dan rakyat menyelengarakan kehidupannya, me- merlukan suatu konsepsi yang berupa Wawasan Nasional yang dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri 1. Paham Kekuasaan Paham kekuasaan yang kita ke- nal selama ini memberikan suatu impuls untuk menciptaken suatu formula pengaturan kenegaraan yang sejatinya membutuhkan ko- reksi di berbagai sisi. Beberapa pa- haam kekuasaan: a, Machiavelli Paham ini memAndang harus adanya suatu kekuatan politik yang besar guna memperta- hankan kedigdayaan suatu negara. ada bebefapa cara untuk memelihara stabilitas politik yaitu: © Fenghalalan segala cara untuk mempertahankan dan merebut kekuasaan © Menjaga eksistensi ke- kuasaan rezim, termasuk membenarkan politik De- vide Et Impera. © Pertahanan politik de- ngan adu kekuatan, siapa yang kuat dia yang berta- han dan sebaliknya siapa yang lemah dia yang ter- singkir © Paham kaiser Napoleon Bonaparte Napoleon merupakan peng- anut paham Machiavelli, dia menambahkan bahwasennya untuk mempertahankan suatu negara diperlukan dukungan penuh dari kondisi sosial bu- daya berupa penciptaan ilmu pengetahuan dan. teknologi sehingga mampu melahirkan kondisi pertahanan dan kea- manan yang solid. © Jenderal Causewitz PAndangan ini adalah suatu dasar dati perang dunia | di- mana perang dianggap se- bagai suatu hal yang harus dilakukan untuk memperta- hankan kekuasaan dan pen- capaian tujuan nasional suatu negara. paham ini pula yang melegitimasi usaha ekspansi Rusia dalam memperluas ke- kuasaannya b. Riederich Ratzel “There is in this small planet, sufficient space for only one great state” adalah sembo- yan dari frederich Ratzel yang terkenal. Teori ini menyatakan bahwa: © — Pertumbuhan_ negara dapat dianalogikan (di- samakan) dengan per tumbuhan organise (mahluk hidup) yang me- merlukan ruang hidup, melalui proses lahir, tum- buh, berkembang, mem- pertahankan hidup tetapi dapat juga menyusut dan mati. © Negara identik dengan suatu ruang yang ditem- pati oleh kelompok po- litik dalam arti kekuatan. Makin luas potensi ruang makin memungkinkan kelompok politik itu tum- buh (teori ruang) © Suatu bangsa dalam mempertahankan —ke- langsungan hidupnya ti- dak terlepas dari hukum alam, Hanya bangsa yang unggul yang dapat ber- tahan hidup terus dan langgeng. © Semakin tinggi budaye bangsa semakin besar kebutuhan atau dukung- an sumber daya alam. Apabila tidak terpenuhi maka bangsa tsb akan mencari pemenuhan ke- butuhan kekayaan alam diluarwilayahnya (ek spansi). Apabila ruang hidup negara (wilayah) sudah tidak mencukupi, maka dapat diperluas dengan mengubah batas negara baik secara damai maupun dengan kekeras- an/perang. © Beberapa negara besar dunia akan menguasai Eropa, Afrika, Asia Barat, Asia Timur Raya. 2, Paham Kekuasaan Bangsa Indo- nesia Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi Pancasila meng- anut paham tentang perang dan damai:"Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta ke- merdekaan’ Wawasan nasional ¢ James Burnham James Burnham adalah seo- rang pionir dalam pengem- bangan geopolitik _antiko- munisme sebuah aksioma geopolitik bahwa jika ada satu daya berhasil mengatur Eura- sia Heartland dan hambatan luar, kekuatan itu pasti akan menguasai dunia’ d. Karl Haushofer (1896-1946) Pendapat ini berkembang di Jerman dinawah kekuasazan Adolf Hitler, berkembang pula diJepang berupa ajaran Hako Ichiu. yang berlandaskan mii- terisme dan paham fasisme. pokok teori Haushoter yaitu: bangsa Indonesia tidak mengem- bangkan ajaran tentang kekuasaan dan adu kekuatan, karena hal ter- sebut mengandung benih-benih persengketaan dan ekspansionis- me. Ajaran wewasan nasional_ bang- sa Indonesia menyatakan bah- wa: idealagi digunakan sebagai landasan idiil dalam menentuken politik nasional, dihadapkan pada kondisi dan konstelasi_geogra- fi Indonesia dengan segala aspek kehidupan nasionalnya. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia da pet menjamin kepentingan bangsa dan negaranya di tengah-tengah perkembangan dunia © Suatu bangsa dalam mempertahankan hidup- nya tidak terlepas dari hukum alam, sehingga hal ini menjurus pada ek- spansionisme, 3. Geopolitik Indonesia Pemahaman tentang kekuatan dan kekuasaan yang dikembang- kan di Indonesie didasarkan pada pemahaman tentang paham pe rang dan damai serta disesuaikan dengan kondisi dan konstelasi geografi_ Indonesia. Sedangkan pemahaman tentang Negara In- © Kekuesaan imperium da- ratan yang kompak akan dapat menandingi keku- asaan imperium Maritim dalam penguasaan laut. donesia menganut paham Negara kepulauan, yaitu paham yang di- kembangkan dari asas archipelago yang memang berbeda dengan pemahaman archipelago di ne- gara-negara Barat pada umumnya Perbedaan yang esensial dari pe- mahaman ini adalah bahwa me- nurut paham Barat, laut berperan sebagai “pemisah" pulau, sedang- kan menurut paham Indonesia laut adalah “penghubung’ sehingga wilayah Negara menjadi satu ke- satuan yang utuh sebagai “Tanah Air" dan disebut Negara Kepulau- an, Dasar Pemikiran Wawasan N: ‘onal Indonesia Dalam menentukan, membina, dan mengembangkan wawasan nasionalnya, bangsa Indonesia menggali_ dan mengembangkan dari kondisi nyata yang terdapat di lingkungan Indonesia sendiri, Wa- wasan nasional Indonesia diben- tuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa Indonesia yang berlandaskan pemikiran kewila- yahan dan kehidupan bangsa In- donesia. Karena itu, pembahasan latar belakang filosofis sebagai dasar_pemikiran pembinaan dan pengembangan wawasan nasional Indonesia ditinjau dari a. Latar belakang pemikiran ber- dasakan falsafah Pancasila. Setiap sila dari Pancasila men- Jadi dasar dari pengembang- an wawasan itu. b. 1) Sila 1 (Ketuhanan yang Maha Esa) menjadikan wawasan nusantara me- rupakan wawasan yang menghormati kebebasan beragama 2) Sila 2 (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab) menja- dikan wawasan nusanta- ra merupakan wawasan yang menghormati dan menerapkan HAM (Hak Asasi Manusia) 3) Sila 3 (Persatuan Indone- sia) menjadikan wawas- an nusantara merupakan wawasan yang meng- utamakan kepentingan bangsa dan negara. 4) Sila 4 (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwa- kilan) menjedikan wawas- an nusantara merupakan wawasan yang dikem- bangkan dalam suasana musyawarah dan mufa- kat. 5) Sila 5 (Keadilan Sosi- al bagi Seluruh Rakyat Indonesia) menjacikan wawasan nusantara me- rupakan wawasan yang mengusahakan kesejah- teraan seluruh rakyat In donesia. Latar belakang pemikiran as pek kewilayahan nusantara Latar belakang pemikiran as- pek kewilayahan Indonesia menjadikan wilayah Indonesia sebagai dasar pengembang- an wawasan itu, Dalam hal ini kondisi obyektif geografis In- donesia menjadi modal pem- bentukan suatu negara dan menjadi dasar bagi pengam- bilan-pengambilan keputusan politik. Adapun kondiri ob- yektif geoarafi Indonesia te- lah mengalami perkembang- an sebagai berikut. menghubungkan —pulau- pulau yang termasuk negara Indonesia dengan tidak me- mAndang luas atau lebamya adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayah da ratan negara indonesia, dan dengan demikian bagian daripada perairan pedalem- an atau nasional berada di bawah kedaulatan mutlek negara indonesia, Lalu fintas yeng damai di perairan pe- dalaman in bagi kapal-kepal asing dijamin selama dan sekedar tidak bertentangan denganmengganggu ke: daulatan dan. keselamatan negara Indonesia. Penentuan batas lautan teritorial (yang lebamya 12 mil) diukur dari garis yang menghubungkan 1) Saat RI merdeka (17 Agustus 1945), kita masin mengikuti aturan dalam Territoriale Zee En Mari- time Kringen Ordonantie tahun 1939 di mana le- bar laut wilayah Indone- sia adalah 3 mil diukur dari garis air rendah dari? titletitk ulung_ yang teriuar masing-masing _ pantai peda es negara In- donesia...” pulau Indonesia, Dengan aturan itu maka wilayah Indonesia bukan meru- pakan kesatuan dan laut menjadi pemisah-peme- cah wilayah karena indo- nesia merupakan negara kepulauan 3) Jadi, pulau-pulau dan laut di wilayah Indonesia merupakan satu. wilayah yang utuh, kesatuan yang bulat dan utuh 4) Indonesia kemudian me- ngeluarkan UU No 4/Prp Tahun 1960 tentang Pera- iran Indonesia yang berisi konsep kewilayahan_ In- donesia menurut Dekla- rasi DjuAnda yaitu: 2) _ Indonesia kemudian menge- juarkan Deklarasi- DjuAnda (13 Desember 1957) ber bunyé: “.berdasarkan per timbangan-pertimbangan maka pemerintah menyata- lan bahwa segela pereiran

You might also like