You are on page 1of 15
PERATURAN BUPATI GIANYAR NOMOR 38 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN GIANYAR PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2009 BUPATI GIANYAR Menimbang : PERATURAN BUPATI GIANYAR NOMOR 38 TAHUN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GIANYAR, bahwa dalam meningkatkan penyediaan air minum yang schat dan memenuhi syarat keschatan bagi maka perlu . dahwa untuk mewujudkan peningkatan Kualitas pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gianyar perlu disusun suatu Sistem Manajemen Mutu ; . bahwa berdasarkan pertimbangan scbagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Sistem Manajemen Mutu Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gianyar ; - Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I dalam wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tabun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655 ) ; . Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok legara Nomor 3041) sebagaimana telah diubeh dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lemberan Negara Republik Indonesia Nomor 38905) ; + Undang-Undeng Nomor 10 Tahun 2004 tentmg Pembenrkan Perundang- (Lembaran Negara Republik ime Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) ; . Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang — Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang — Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ; . Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbengan keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4938 ) ; ). Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490) ; /. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum Badan Usaha Milik Daerah ; 3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/25/M.PAN/05/2006 Tahun 2005 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik ; . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang (Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum ; 10. Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor : 8 Tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum ; 11. Pesta Daca Kebepcen Gimyar Nomor 6 Taba 2006 retang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gianyar (Lembaran Decrah Kabupaten Gianyar Tahun 2006 Nomor 6, ‘Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 3) ; MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN BUPATI TENTANG SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN GIANYAR. BABI 4, Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gianyar yang selanjutnya disebut PDAM adalah Badan Usaha Milik Daerah yang bergerak di bidang pelayanan air minum. 5. Direksi adalah Direksi PDAM. 6. Badan Pengawas adalah Badan Pengawas PDAM. , 7. Sistem Manajemen Mutu yang selanjutnya disebut SMM adalah Suatu Sistem untuk mengoptimalkan mutu atau kualitas pelayanan yang diterapkan PDAM. BABIT ‘TUJUAN, FUNGSI DAN MANFAAT SISTEM MANAJEMEN MUTU Bagian Kesatu Umum Pasal2 (1) SMM _merupakan acuan kerja untuk menjadikan sumber daya manusia yang profesional dan handal dalam rangka mewujudkan visi dan misi PDAM. (2)SMM memust tata cara atau tahapan yang dibakukan dan harus dilalui untuk ‘menyelesaikan suatu proses pekerjaan tertentu. Bagian Kedua Tujuan Pasal 3 SMM bertujuan : a. agar petugas atau pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja ; b. agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi ; ¢. memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas atau pegawai terkait ; d. metindungi organisasi atau unit kerja dan petuges atau pegawai dari kesalahan administrasi lainnya ; €. untuk menghindari ketidaksesuaian, kegagalan atau kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi ; dan f. meningkatkan kepuasan pelanggan melalui aplikasi sistem secara efektif, termasuk proses bagi perbaikan berkesinambungan dari sistem dan kepastian kesesuaiannya dengan persyaratan pelanggan serta Ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Bagian Ketiga Fangsi Pasal 4 SMM berfungsi untuk : ‘memperlancar tugas petugas atau pegawai atau tim kerja ; sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan ; ‘mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak ; mengarahkan petugas atau Pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja ; dan seteza poloman dalam melaksanaan pekerjan ruin schinggepenyimpangan dapat icegah. gaogp Pasal S . untuk menilai baik atau tidak suatu pekerjaan yang telah dilakukan, Bagian Keempat Manfaat Pasal 6 a. sebagai pedoman bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi dan pengawasan serta ‘menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten dan berkesinambungan ; b, untuk meningkatkan kepercayaan diri para pegawai dalam bekerja dan mengetabui apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan ; dan . sebagai salah satu alat Pelatihan yang berstandar Intemasional dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja pegawai. BABII SISTEM MANAJEMEN MUTU Bagian Kesatu Umum Pasal 7 Sistem Manajemen Mutu yang diterapkan di PDAM meliputi beberapa sub sistem yaitu: a. kebijakan mutu ; . sasaran mutu : cc. manual muta ; d._prosedur mutu ; Hoss ej dan £. dokumen pendukung (formulir, spesifikasi atau dokumen pendukung lain). Bagian Kedua Kebijaken Mutu Pasal 8 (1) Kebijakan mutu adalah komitmen layanan yang diberikan PDAM kepada pelanggan untuk memperoleh pelayanan sccara berkelanjutan dan berkesinambungan sesuai dengan peraturan yang berlaku. (2) Kebijakan mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan Ketentuan yang berakn, yang ditctapkan dengan Keputusan Dies, ats pertimbangan Badan Bagian Ketiga Sasaran Motu Pasal 9 (1) Sasaran Mutu adalah target yang harus dicapai oleh masing-masing unit kerja di lingkungan PDAM dalam memberikan pelayanan. (2) Sasaran Mutu terdiri dari : a. Sasaran Mutu PDAM ; 'b, Sasaran Mutu SPI (Satuan Pengawasan Intern); cc, Sasaran Mutu Litbang ; d. Sasaran Mutu Bagian Umum dan Kepegawaian ; fe, Sasaran Mutu Bagian Langganan ; f. Sasaran Mutu Bagian Keuangan ; g. Sasaran Mutu Bagian Perencanaan Umum ; h. Sasaran Mutu Bagian Perawatan Teknik ; dan i. Sasaran Mutu Bagian Produksi. (3) Sasaran Mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun berdasarkan Ketentuan yang berlaku, yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi berdasarkan pertimbangan Badan Pengawas. Bagian Keempat’ Manual Mutu Pasal 10 (1) Manual Mutu merupakan kerangka dasar yang digunakan PDAM dalam penyusunan dan pelaksanaan sistem manajemen mutu perusahaan. (2) Manual Mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan Ketentuan a berdasarkan pertimbangan Bagian Kelima Prosedur Mutu Paragraf 1 Umam Pasal 11 (1) Prosedur Mutu adalah sebagai pedoman untuk menindaklanjuti kegiatan di masing- masing unit kerja di lingkungan PDAM. (2) Prosedur Mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di masing-masing unit kerja di lingkungan PDAM terdiri dari : Prosedur Mutu SPI ; Prosedur Mutu Litbang ; Prosedur Mutu Bagian Umum dan Kepegawaian ; Prosedur Mutu Bagian Langganan ; Prosedur Mutu Bagian Keuangen ; Prosedur Mutu Bagian Perencanaan Umum ; Prosedur Mutu Bagian Perawatan Teknik ; Prosedur Mutu Bagian Produksi ; dan Prosedur Mutu Manajemen Representatif. ) Prosedur Mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun berdasarkan Ketentuan yang berlaku, yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi berdasarkan pertimbangan Badan Pengawas. Tepe me pe ge Paragraf2 Satuan Pengawasan Intern (SPI) Pasal 12 (1)Prosedur Mutu SPI terdiri dari : a. Prosedur Mutu Pemeriksaan dan Pengawasan Administrasi Umum/Keuangan ; dan b. Prosedur Mutu Pemeriksaan dan Pengawasan Teknik. (2) Prosedur Mutu SPI sebagaimana dimaksud pada ayst (1) disusun berdasarkan Ketentuan yang berlaku, yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi berdasarkan pertimbangan Badan Pengawas. Paragraf 3 Penelitian dan Pengembangan (Lithang) Pasal 13 (()Prosedur Mutu Litbang terdiri dari : ‘8. Prosedur Mutu Litbang Bidang Sumber Daya Alam ; b. Prosedur Mutu Litbang Bidang Sumber Daya Manusia ; dan c. Prosedur Mutu Pembentukan Panitia / Tim. 2) roses Mut Litbeng schagaimana dimakomd pads ayat (1) disusun berdnsarkan Ketentuan yang berlaku, yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi berdasarkan pertimbangan Badan Pengawas. Paragraf 4 Bagian Umum dan Kepegawaian Pasal 14 (Prosedur Mutu Bagian Umum dan Kepegawaian terri dari a b. ¢. Prosedur Mutu Pengadaan Barang / Jasa ; 4. Prosedur Mutu Pengendalian Arsip ; €. Prosedur Mutu Pengelolaan Administrasi dan Inventarisasi Barang Perusahaan ; Prosedur Mutu Permintaan dan Penerimaan serta Pengeluaran Barang ; Prosedur Mutu Pengelolaan dan Pemeliharaan serta Perbaikan Kendaraan Dines ; Prosedur Mutu Peminjaman Kendaraan Dinas diluar Operasional. Prosedur Mutu Penerimaan Pegawai ; Prosedur Mutu Kenaikan Gaji Berkala dan Kensikan Pangkst ; Prosedur Mutu Pemenuhan Pegawai Melalui Mutasi ; Prosedur Mutu Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) / Kinerja Pegawai ; ). Prosedur Mutu Pemberlakuan Sanksi Pegawai ; Prosedur Mutu Pemberhentian dan Pelepasan Pegawai ; Prosedur Mutu Penggajian ; Prosedur Mutu Pembayaran Lembur ; Prosedur Mutu Penerimaan Uang Dari Potongan Ciaji ; Prosedur Mutu Pembuatan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) ; Prosedur Mutu Pelatihan Pegawai dan Pemberian Penghargaan ; dan Prosedur Mutu Pengurusan Dana Pensiun dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja. renevepgr rome (2) Prosedur Mutu Bagian Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan Ketentuan yang berlaku, yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi berdasarkan pertimbangan Badan Pengawas. Paragraf'S Bagian Langganan Pasal 15 (1) Prosedur Mutu Bagian Langganan terdiri dari : . Prosedur Mutu Pembacaan Meter Air ; Prosedur Mutu Penanganan Pengaduan Pelanggan ; Prosedur Mutu Permohonan Sambungan Baru ; Prosedur Mutu Permohonan Penutupan Sambungan Rumah Karena Permintaan Pelanggan; Prosedur Mutu Sanksi Penutupan Sambungan Rumah Karena Pelanggaran Teknik ; Prosedur Mutu Permohonan Penyambungan Kembali Dan Pemindahan Meter Air ; Prosedur Mutu Komunikasi ; dan Prosedur Mutu Evaluasi Kepussan Pelanggan. pose FR me (2) Prosedur Mutu Bagian Langganan sebagaimana dimsksud pada ayat (1) disusun berdasarkan Ketentuan yang berlaku, yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi berdasarkan pertimbangan Badan Pengawas. Paragrat 6 Bagian Keuangan Pasal 16 (1) Prosedur Mum Bagian Keuangan ei dar * Prosedur Mutu Pembuatan Rekening Air dan Rekening Non Air ; Prosedur Mutu Pembuatan Laporan Bulanan ; Prosedur Pembuatan Laporan Tahunan ; Prosedur Mutu Pembayaran Rekening Air / Non Air ; Prosedur Mutu Penerimaan dan Pengeluaran Kas ; Prosedur Mutu Pengeluaran Dana Operasional ; Prosedur Mutu Penyetoran Uang Rekening Air/ Non Air ; dan Prosedur Mutu Penyusunan dan Realisasi Anggaran. PRee pose (2) Prosedur Mutu Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan Ketentuan yang berlaku, yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi berdasarkan pertimbangan Badan Pengawas. Paragraf 7 Bagian Perencanaan Umum Pasal 17 (1) Prosedur Mu Bagian Peencansan mum tordiri dari : a. Prosedur Mutu Perencanaan Pemssangan Sambungan Baru, Penyambungan Kembali dan Pemindahan Meter Air ; ‘8, Prosedur Mutu Perencanaan Pembengunan ; b, Prosedur Mutu Pengawasan Pemasangan Sambungan Baru, Penyambungan Kembali dan Pemindahan Meter Air ; dan ¢. Prosedur Mutu Pengawasan Pembangunan. (2) Prosedur Mutu Bagian Perencanaan Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disurun berdasarkan Ketentuan yang berlaku, yang dietapkan dengan Keputusan Direksi berdasarkan pertimbangan Badan pengawas. Paragraf 8 Bagian Perawatan Teknik Pasal 18 a Prosedur Mutu Bgian Peravatan Teknik terri da: Prosedur Mutu Permintaan Perbaikan Mekanikal Elektrikal (ME); Prosedur Mutu Pemeliharaan / Perawatan ME ; Prosedur Mutu Penyegelan Sambungan Rumah (SR) Karena Pelanggaran oop ‘Administrasi; Prosedur Mutu Buka Segel SR Kembali ; Prosedur Mutu Pemutusan SR ; Prosedur Mutu Pelaksanaan Tera Meter Air ; dan Prosedur Mutu Pemeliharaan Jaringan Pipa Transmisi/Distribusi. () Prosedur Ma Bagln Perawatan Teka scbagnimana dima pada ayat (1) diaasn berdasarkan Ketentuan yang berlaku, yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi berdasarkan pertimbangan Badan Pengawas. emo en Paragraf9 Bagian Produksi Pasal 19 (i) Prosedue Mum Bagian Prodi tends dari Prosedur Mate Peltsanaan Perswaan dan Pemelitaran sera Menaga Kelestarian Sumber Air ; b. Prosedur Mutu Pembuatan Laporan Teknik ; dan ¢. Prosedur Mutu Pengujian Kualitas Air. @) Prosedur Muy Bagian Produkst sebagnimena dimalsud pada syst (1) dismun berdasarkan Ketentuan yang berlaku, yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi berdasarkan pertimbangan Badan Pengawas. Paragraf 10 Manajemen Representatif Pasal 20 1) Prosedur Mutu Management Representative (MR) terdiri dari: Dokumen ; 7 a HEE E i . Prosedur Mutu Pengukuran Dan Analisa Data. (2) Prosedur Mutu Management Representative (MR) sebagaimana dimaksud pada ayat (J) disusun berdasarkan Ketentuan yang berlaku, yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi berdasarkan pertimbangan Badan Pengawas. Bagian Keenam Instraksi Kerja Paragraf1 Umum Pasal 21 (1) Instruksi Kerja adalah mekanisme dan tahapan dalam pelaksanaan tugas. (2) Instruksi Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan Ketentuan yang berlaku, yang ditetapkan dengan Keputusan Direksiberdasarkan pertimbangan Badan Pengawas. Paragraf2 Bagian Perawatan Teknik Pasal 22 (Dinstuksi Kerja Bagian Perewatan Teknik terri dar: a. Instruksi Kerja Perbaikan ME ; Instruksi Kerja Pemeliharaan / Perawatan ME ; Instruksi Kerja Penyegelan SR(Sambungan Rumah) ; Instruksi Kerja Buka Sege! SR (Sambungan Rumah) Kembali ; Instruksi Kerja Tera Meter Air ; Instruksi Kerja Pergantian Meter Air ; dan Instruksi Kerja Pergantian Manometer, (2) Prosedur Instruksi Kerja Bagian Perawatan Teknik sebageimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan Ketentuan yang berlaku, yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi berdasarkan pertimbangan Badan Pengawas. Paragraf 3 Bagian Produksi PP repos Pasal 23, (DInstruksi Kerja Bagian Produksi terdiri dari : ) Prosedur Instruksi Kerja Bagian Produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan Ketentuan yang berlaku, yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi pertimbangan Badan Pengawas. Bagian Ketujuh Dokumen Pendukung, Pasal 24 (1) Dokumen Pendukung adalah daftar induk dokumen ekstemal dan formulir isian yang ipakai sebagai pedoman pada masing-masing unit kerja di lingkungan PDAM. (2) Dokumen Pendukung sebagaimana dimaksud pada ayet (1), disusun berdasarkan Ketentuan yang berlaku, yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi berdasarkan pertimbangan Badan Pengawas. BABIV PERUBAHAN SISTEM MANAJEMEN MUTU Pasal 25 (1) Sistem Manajemen Mutu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kondisi PDAM. €)Rensbhan Sister Manjcmen Motu scbguimana dias pada ay (1) ditetapkan dengan Keputusan Direksi berdasarkan pertimbangan Badan BABV HAK PELANGGAN Pasal 26 Setip pelanggan PDAM beak: a. memperoleh pelayanan air minum yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas dan kontinuitas sesuai dengan standar yang ditetapkan ; b. mendaptkan informasi tentang struktur dan besaran tarif serta tagihan ; dan ©, mengajukan gugatan atas pclayanan yang merugikan dirinya ke pengadilan. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 27 Pada saat berlakunya Peraturan Bupati ini, segala ketentuan yang ada, yang mengatur mengenai Sistem M Mutu masih tetap berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Bupati BAB VIL PENUTUP Pasal 28 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diumumkan. ‘Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Gianyar. Ditetapkan di Gianyar pada tanggal 9 Juni 2009 BUPATI GIANYAR, Diumumkan di Gianyar t Pensa) eal OKA ARTHA ARDHANA SUKAWATI 4. pada tanggal 9 Juni 2009 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GIANYAR, GDE PUTRA NINDIA BERITA DAERAH KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2009 NOMOR 38

You might also like