Professional Documents
Culture Documents
Analisis Pola Konsumsi, Kewirausahaan Dan Pengaruhnya Terhadap Kesejahteraan Nelayan
Analisis Pola Konsumsi, Kewirausahaan Dan Pengaruhnya Terhadap Kesejahteraan Nelayan
Lisda Rahmasari
Universitas AKI
e-mail : lisda_rahma@yahoo.com
ABSTRACT
This study aims to find out the effects of the consumption pattern, entrepreneurship on the family
welfare in Tanggulsari, Semarang. The research population comprised all fishermen conducting
fishing activities in the coastal area of Nornth Beach, Semarang City, with a total of 106 fishermen.
The sample was selected by means of the purposive sampling technique. The data were collected by a
questionnaire, interviews, and documentation. The data analysis technique in the study was multiple
regression analysis using the program of SPSS Version 17 for Windows. The results of the study show
that: 1) consumption patterns have a significant positive effect on family welfare with a probability
value of 0.030<0.05; 2) entrepreneurship have a significant positive effect on the family welfare with
a probability value of 0.000<0.05; and 3) as an aggregate/simultaneously the consumption patterns,
entrepreneurship have effect on family welfare with a probability value of 0.000<0.05. The
coefficient of determination (R2) is 0.707 or 70.7%. The coefficient shows that 70.7% of the
consumption level is affected by the consumption patterns, entrepreneurship while the remaining
29.3% is affected by other independent variables not under study.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi, kewirausahaan terhadap
kesejahteraan nelayan di Tanggulsari . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nelayan
yang melakukan kegiatan penangkapan ikan di pesisir utara Semarang Kota sebanyak 106
orang nelayan. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan
data dilakukan dengan angket, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan program spss versi 17
for window. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pola konsumsi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kesejahteraan nelayan dengan nilai probability 0,02<0,05; 2)
kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan nelayan dengan
nilai probability 0,03<0,05; 3) secara bersama-sama/ simultan pola konsumsi , kewirausahaan
berpengaruh terhadap kesejahateraan nelayan dengan nilai probability 0,00<0,05. Dan
diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,707 atau 70,7%. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa 70,7% kesejahteraan nelayan dipengaruhi oleh pola konsumsi dan
kewirausahaan sedangkan sisanya 29,3% dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak
diteliti.
Kata kunci : Pola Konsumsi, Kewirausahaan dan Kesejahteraan Nelayan.
65
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826
pelatihan, pembinaan dan pendampingan barang dan jasa. Dari komoditi yang
kegiatan peningkatan ekonomi keluarga. dikonsumsi keluarga akan mempunyai
(Ali Imron, 2012 ) kepuasan tersendiri. Kondisi lain yang
Penelitian ini bertujuan untuk turut berkontribusi memperburuk tingkat
melakukan kajian terhadap strategi dan kesejahteraan nelayan adalah mengenai
usaha peningkatan kesejahteraan hidup kebiasaan atau pola hidup. Sangatlah tidak
masyarakat nelayan Tanggulsari bijaksana jika menyebutkan nelayan
Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tugu enggan bekerja, karena jika dilihat dari
Kota Semarang dalam menghadapi daur hidup nelayan yang selalu bekerja
perubahan iklim. Kajian ini penting keras. Namun kendalanya adalah pola
dilakukan untuk memberikan rekomendasi hidup konsumtif, dimana pada saat
terkait dengan peningkatan kesejahteraan penghasilan banyak, tidak ditabung untuk
masyarakat nelayan Tanggulsari melalui persiapan paceklik, melainkan dijadikan
program pemberdayaan masyarakat. kesempatan untuk membeli kebutuhan
keluarga sejahtera adalah keluarga yang sekunder. Namun ketika paceklik, pada
dibentuk berdasarkan atas perkawinan akhirnya berhutang, termasuk kepada
yang sah, mampu memenuhi kebutuhan lintah darat, yang justru semakin
hidup spiritual dan materiil yang layak, memperberat kondisi. Fenomena di atas
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merupakan pusaran masalah yang terjadi
memiliki hubungan yang serasi, selaras pada masyarakat nelayan umumnya di
dan seimbang antar anggota dan antar Indonesia. Oleh sebab itu, konsumsi
keluarga dengan masyarakat dan dijadikan salah satu indikator
lingkungan (Undang-Undang Republik kesejahteraan keluarga.
Indonesia No. 52 tahun 2009) Nazmar (2014), dalam upaya
Tingkat kesejahteraan tidak hanya peningkatan ekonomi rumah tangga
dijelaskan dari ukuran yang terlihat (fisik nelayan, dalam hasil penelitiannya
dan kesehatan) tapi juga yang tidak dapat menyebutkan bahwa: (1), pemanfaatkan
dilihat (spiritual). Ferguson et al. waktu luang rumah tangga nelayan skala
menyatakan bahwa kesejahteraan keluarga kecil dengan pengembangan usaha off-
dapat dibedakan kedalam dua macam fishing merupakan alternatif untuk
yaitu: kesejahteraan ekonomi (family peningkatan ekonomi rumah tangga. (2),
economic well-being) dan kesejahteraan peningkatan teknologi usaha offfishing
material (family material well-being). yang dilakukan oleh rumah tangga nelayan
Kesejahteraan ekonomi keluarga, diukur skala kecil akan terwujud dengan
dalam pemenuhan akan input keluarga pemberian pelatihan teknologi yang
(pendapatan, upah, aset dan pengeluaran) disertai dengan bantuan sarana yang
sementara kesejahteraan materiil diukur diperlukan serta pembinaan dan
dari berbagai bentuk barang dan jasa yang pendampingan secara berkelanjutan. (3),
diakses oleh keluarga (Puspitawati, pembinaan dan pendampingan secara
2013:7). Konsep kesejahteraan sangat profesional sangat diperlukan oleh pelaku
berkaitan dengan konsep kebutuhan, usaha off-fishing, mengingat sumberdaya
dengan terpenuhinya kebutuhan, maka yang dimiliki sangat terbatas. (4), usaha
seseorang sudah dapat dinilai sejahtera. off-fishing mempunyai peluang untuk
Karena tingkat kebutuhan secara tidak dikembangkan karena dapat
langsung sejalan dengan indikator memanfaatkan bahan baku lokal serta
kesejahteraan. menciptakan nilai tambah (value added)
Konsumsi keluarga merupakan hasil perikanan, dan (5), pemberian
salah satu kegiatan ekonomi keluarga bantuan modal merupakan faktor penting
untuk memenuhi berbagai kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas dan mutu
67
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826
usaha off-fishing yang dilakukan oleh daerah pedesaan dan 360 kg beras
rumah tangga nelayan skala kecil, untuk daerah kota.
mengingat terbatasnya modal yang 3. Paling miskin, apabila/kapita/tahun
dimiliki. Sementara Miftakhuddin dan lebih rendah dari nilai tukar 180 g
Abdul Kohar (2012), dalam hasil beras untuk daerah pedesaan dan 270
penelitiannya, menunjukkan peranan istri kg beras untuk daerah kota.
dalam ekonomi rumah tangga nelayan 4. Tidak Miskin, apabila/kapita/tahun
cukup besar. Istri nelayan ternyata cukup lebih tinggi dari nilai tukar beras 320
produktif dalam mencari nafkah dalam kg beras untuk daerah pedesaan dan
memenuhi kebutuhan rumah tangganya. 480 kg beras untuk daerah kota.
Dari latar belakang diatas untuk
meningkatkankan kesejahteraan nelayan di Kesejahteraan para nelayan di
tanggu sari semarang maka peneliti Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan
melakukan penelitian yang berjudul para petani padi, yang tingkat
Analisis Pola Konsumsi , Kewirausahaan kesejahteraannya relatif masih rendah. Hal
Dan Pengaruhnya Terhadap Kesejahteraan ini terutama disebabkan oleh dua hal
Nelayan antara lain:
1. Para nelayan berbeda dengan para
Landasan Teori Dan Pengembangan petani padi. Nelayan harus
Hipotesis menghadapi musim yang tidak
1. Kesejahteraan Nelayan menentu, pada musim barat ketika
Tingkat kesejahteraan suatu angin dan ombak tidak keras, mereka
masyarakat dapat diukur dengan dapat melaut dan menangkap ikan.
bermacam-macam alat pengukur, misalnya Namun ketika musim timur yang
dengan patokan konsumsi beras, konsumsi ditandai dengan ombak dan angin
sembilan bahan pokok, kadar gizi dalam yang ganas tiba, para nelayan sama
makanan atau dengan pendapatan sekali tidak mampu melaut, dan harus
perkapita. Sajogyo (1986), menyatakan hidup dengan cara berhutang pada
bahwa untuk melihat pengeluaran rumah para pelepas uang atau para pemilik
tangga perikanan diperinci menurut tujuh perahu. Hutang tersebut dibayar
pos yang lazim dipakai oleh Biro Pusat dengan hasil tangkapan mereka pada
Statistik (BPS) yaitu makanan, perumahan, musim berikutnya.
barang dan jasa, pakaian, barang tahan 2. Sebagian besar para nelayan masih
lama, pajak/asuransi, pesta/upacara dan menggunakan alat tangkap yang
lain-lain, dalam hal ini terdapat 2 pilihan sangat sederhana, padahal mereka
waktu yakni setahun lalu atau sebulan lalu. harus menghadapi pemilik modal
Klasifikasi tingkat kemiskinan Sayogyo besar dan bahkan nelayan asing yang
(Sayogyo, (1997), didasarkan pada menggunakan alat alat yang
besarnya pengeluaran per kapita per tahun canggih.
yang diukur dengan nilai beras setempat
adalah: Kehadiran pemilik modal dan
1. Miskin, apabila nelayan asing tersebut menyebabkan hasil
pengeluaran/kapita/tahun lebih rendah tangkapan nelayan tradisional sangat
dari nilai tukar 320 kg beras untuk berkurang, yang berarti juga berkurangnya
daerah pedesaan dan 480 kg beras pendapat, (Soetrisno, 1999:14). Upaya
untuk daerah kota. peningkatan kesejahteraan keluarga sangat
2. Miskin sekali, apabila diperlukan untuk mengurangi angka
pengeluaran/kapita/tahun lebih rendah kemiskinan, dengan demikian pemahaman
dari nilai tukar 240 kg beras untuk mengenai penyebab kemiskinan penting
68
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826
untuk merumuskan strategi pengentasan barang tahan lama, barang tidak tahan
kemiskinan. Penelitian tentang lama dan jasa. Sektor jasa berkembang 22
kesejahteraan kluarga umumnya dilakukan semakin penting karena kebutuhan-
secara parsial dengan menggunakan kebutuhan dasar untuk makanan terpenuhi
berbagai indikator hingga saat ini telah dan kesehatan, rekreasi dan pendidikan
banyak indikator yang digunakan untuk menuntut bagian yang lebih dari anggaran
mengukur tingkat kesejahteraan keluarga keluarga. Yang dimaksud dengan barang
seperti indikator Bank Dunia, Sajogyo, tahan lama diantaranya: kendaraan
BPS, BKKBN dan indikator kesejahteraan bermotor dan suku cadang, mebel dan
lainnya. (Elmanora dkk, 2012:2). perlengkapan rumah tangga dan lain
Kesejahteraan merupakan sejumlah sebagainya. barang tidak tahan lama
kepuasan yang diperoleh seseorang dari diantaranya: makanan, pakaian, sepatu,
hasil mengkonsumsi pendapatan yang barang-barang energi dan lain sebagainya.
diterima, namun tingkatan dari sedangkan yang merupakan jasa
kesejahteraan itu sendiri merupakan diantaranya: perumahan, operasi rumah
sesuatu yang bersifat relatif karena tangga, transportasi, perawatan medis,
tergantung dari besarnya kepuasan yang rekreasi dan lain sebagainya.
diperoleh dari hasil mengkonsumsi Kecenderungan mengkonsumsi
pendapatan tersebut. Keterkaitan antara masyarakat dipengaruhi oleh berbagai
konsep kesejahteraan dan konsep faktor. Dalam penelitan Hanifah, 2015
kebutuhan adalah dengan terpenuhinya faktor-faktor yang mempengaruhi pola
kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka konsumsi antara lain sebagai berikut :
seseorang sudah dinilai sejahtera karena
tingkat kebutuhan tersebut secara tidak 1. Tingkat pendapatan masyarakat yaitu
langsung sejalan dengan indikator tingkat pendapatan (income = I) dapat
kesejahteraan (Pratama. D.S, 2012:3). digunakan untuk dua tujuan: konsumsi
(consumption = C) dan tabungan
2. Pengaruh Pola Konsumsi terhadap (saving = S), besar kecilnya
Kesejahteraan Nelayan pendapatan yang diterima seseorang
Pola konsumsi adalah kebutuhan akan mempengaruhi pola konsumsi;
manusia baik dalam bentuk benda maupun 2. Selera konsumen, setiap orang
jasa yang dialokasikan selain untuk memiliki keinginan yang berbeda dan
kepentingan pribadi juga keluarga yang ini akan mempengaruhi pola
didasarkan pada tata hubungan dan konsumsi;
tanggung jawab yang dimiliki yang 3. Harga barang, jika harga suatu barang
sifatnya terealisasi sebagai kebutuhan mengalami kenaikan, maka konsumsi
primer dan sekunder.(Singarimbun, barang tersebut akan mengalami
1978:3). Susunan tingkat kebutuhan penurunan;
seseorang atau rumah tangga untuk jangka 4. Tingkat pendidikan, tinggi rendahnya
waktu tertentu yang akan dipenuhi dari pendidikan akan berpengaruh terhadap
pendapatan. Dalam menyusun pola perilaku, sikap dan kebutuhan
konsumsi, pada umumnya akan konsumsinya;
mendahulukan kebutuhan pokok. Dengan 5. Jumlah keluarga, maka semakin besar
kata lain kebutuhan yang kurang atau tidak jumlah keluarga makan akan semakin
mendesak akan ditunda dalam banyak kebutuhan yang harus
pemenuhannya sebelum terpenuhinya dipenuhi;
kebutuhan pokok ( Rofiza, 2015 ). 6. Lingkungan, keadaan sekeliling dan
Samuelson (2004:126) membagi kebiasaan lingkungan sangat
konsumsi menjadi tiga kategori yaitu:
69
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826
Semarang sehingga sebagian besar dalam penelitian ini hanyalah 106 orang
penduduk yang tinggal di daerah tepi saja yang dianggap telah mewakili dari
pantai bekerja sebagai nelayan. keseluruhan nelayan Kawasan Kampung
2. Jenis dan Sumber Data Tanggulsari merupakan salah satu
Jenis dan sumber data yang digunakan kawasan pesisir yang terletak di Kelurahan
dalam penelitian ini adalah data Mangunharjo .
primer, yaitu data yang diperoleh Sampel dalam penelitian ini adalah
langsung di lapangan baik melalui nelayan tangkap yang berada di Kawasan
wawancara dengan pihak terkait, Tanggulsari merupakan salah satu
kuisioner, dan observasi langsung, kawasan pesisir yang terletak di Kelurahan
serta data sekunder, yaitu data yang Mangunharjo yang diperoleh dengan
telah diolah dan diperoleh dari menggunakan rumus slovin.
pemerintah setempat maupun pihak-
pihak terkait. 5. Uji Reliabilitas dan Uji Validitas
3. Metode Pengumpulan Data Reliabilitas adalah alat untuk
Data yang dikumpulkan dalam mengukur suatu kuesioner yang
penelitian ini, dilakukan merupakan alat pengukuran konstruk atau
menggunakan teknik : variabel. Suatu kuesioner dikatakan
a. Wawancara bebas yaitu teknik reliabel atau handal jika jawaban
untuk memperoleh informasi dan seseorang, terhadap pertanyaan adalah
melengkapi data dengan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
mewawancarai pihak-pihak terkait, (Ghozali, 2001). Uji reliabilitas adalah
baik itu pihak pemerintah, swasta, tingkat kestabilan suatu alat pengukur
dan masyarakat. dalam mengukur suatu gejala/kejadian.
b. Observasi yaitu teknik yang Semakin tinggi reliabilitas suatu alat
digunakan untuk melengkapi data pengukur, semakin stabil pula alat
dengan melihat dan mencermati pengukur tersebut. Dalam melakukan
secara langsung ke obyek yang perhitungan Alpha, digunakan alat bantu
akan diteliti. program komputer yaitu SPSS for
c. Metode dokumentasi yaitu teknik Windows 17 dengan menggunakan model
dengan menelaah dokumen Alpha. Sedangkan dalam pengambilan
dokumen dan laporan laporan keputusan reliabilitas, suatu instrumen
yaitu data sekunder yang dikatakan reliabel jika nilai Cronbach
berhubungan dengan tujuan Alpha lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2001).
penelitian. 3.6.1.2 Uji Validitas Valid berarti
d. Kuisioner merupakan teknik insrumen yang digunakan dapat mengukur
mengumpulkan data dengan apa yang hendak diukur (Ferdinand, 2006).
memberikan beberapa pertanyaan Validitas yang digunakan dalam
kepada setiap responden penelitian ini (content validity)
berdasarkan data-data yang menggambarkan kesesuaian sebuah
dibutuhkan dalam penelitian. pengukur data dengan apa yang akan
diukur (Ferdinand, 2006). Biasanya
4. Populasi dan Sampel digunakan dengan menghitung korelasi
Populasi dari penelitian ini adalah antara setiap skor butir instrumen dengan
nelayan tangkap sebagai pemilik kapal skor total (Sugiyono, 2004). Dalam
yang ada di Kampung Tanggulsari melakukan pengujian validitas, digunakan
merupakan salah satu kawasan pesisir alat ukur berupa program komputer yaitu
yang terletak di Kelurahan Mangunharjo . SPSS for Windows 17, dan jika suatu alat
Sedangkan sampel yang akan diambil ukur mempunyai korelasi yang signifikan
71
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826
antara skor item terhadap skor totalnya menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak
maka dikatakan alat skor tersebut adalah mengikuti arah garis diagonal atau grafik
valid (Ghozali, 2001). 3.6.2 Uji Asumsi histogram tidak menunjukkan distribusi
Klasik . normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
6. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan 8. Uji Heteroskedastisitas
untuk menguji dalam model regresi Uji heteroskedastisitas bertujuan
ditemukan adanya korelasi antar variabel- untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel bebas ( Ghozali, 2001). Model terjadi ketidaksamaan varian dari satu
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi pengamatan ke pengamatan yang lain
korelasi diantara variabel independen. Jika (Ghozali,2001). Cara mendeteksinya
variabel bebas saling berkorelasi, maka adalah dengan melihat ada tidaknya pola
variabel ini tidak ortogonal. Variabel tertentu pada grafik Scatterplot antara
ortogonal adalah variabel bebas yang nilai SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y
korelasi antar sesama variabel bebas sama adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu
dengan nol. Dalam penelitian ini teknik x adalah residual (Y prediksi Y
untuk mendeteksi ada atau tidaknya sesungguhnya) yang telah di-standardized
multikolinearitas didalam model regresi (Ghozali,2001). Sedangkan dasar
adalah melihat dari nilai Variance Inflation pengambilan keputusan untuk uji
Factor (VIF), dan nilai tolerance. Apabila heteroskedastisitas adalah (Ghozali,2001):
nilai tolerance mendekati 1, serta nilai VIF a) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang
disekitar angka 1 serta tidak lebih dari 10, ada membentuk pola tertentu teratur
maka dapat disimpulkan tidak terjadi (bergelombang, melebur kemudian
multikolinearitas antara variabel bebas menyempit), maka mengindikasikan telah
dalam model regresi (Santoso,2000). terjadi heteroskedastisitas. b) Jika tidak
ada pola yang jelas, serta titik-titik
7. Uji Normalitas menyebar diatas dan dibawah angka 0
Uji normalitas bertujuan untuk pada sumbu Y, maka tidak terjadi
menguji apakah dalam model regresi, heteroskedastisitas.
variabel terikat, variabel bebas atau
keduanya mempunyai distribusi normal 9. Analisis Regresi Linear Berganda
atau tidak. Model regresi yang baik adalah Dalam upaya menjawab
memiliki distribusi data normal atau permasalahan dalam penelitian ini maka
penyebaran data statistik pada sumbu digunakan analisis regresi linear berganda
diagonal dari grafik distribusi normal (Multiple Regression). Analisis regresi
(Ghozali,2001). Pengujian normalitas pada dasarnya adalah studi mengenai
dalam penelitian ini digunakan dengan ketergantungan variabel dependen (terikat)
melihat normal probability plot yang dengan satu atau lebih variabel independen
membandingkan distribusi kumulatif dari (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan
data sesungguhnya dengan distribusi untuk mengestimasi dan/atau memprediksi
kumulatif dari data normal. Sedangkan rata-rata populasi atau nilainilai variabel
dasar pengambilan keputusan untuk uji dependen berdasarkan nilai variabel
normalitas data adalah (Ghozali,2001): a) independen yang diketahui (Ghozali,
Jika data menyebar disekitar garis diagonal 2005). Untuk regresi yang variabel
dan mengikuti arah garis diagonal atau independennya terdiri atas dua atau lebih,
grafik histogramnya menunjukkan regresinya disebut juga regresi berganda.
distribusi normal, maka model regresi Oleh karena variabel independen diatas
memenuhi asumsi normalitas. b) Jika data mempunyai variabel yang lebih dari dua,
72
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826
maka regresi dalam penelitian ini disebut dapat diukur dari nilai koefisien
regresi berganda. Persamaan Regresi determinasi, nilai statistik F dan nilai
dalam penelitian ini adalah untuk statistik t. Perhitungan statistik disebut
mengetahui seberapa besar pengaruh signifikan secara statistik apabila nilai uji
variabel independen atau bebas yaitu Pola statistiknya berada dalam daerah kritis
Konsumsi (X1), Kewirausahaan (X2) (daerah dimana Ho ditolak), sebaliknya
terhadap Kesejateraan Nelayan (Y). disebut tidak signifikan bila nilai uji
Rumus matemastis dari regresi berganda statistiknya berada dalam daerah dimana
yang digunakan dalam penelitian ini : Ho diterima ( Ghozali, 2001).
Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3X3+ e
Keterangan : Y = Kesejahteraan Nelayan Hasil dan Pembahasan
a = constanta b1 = Koefisien regresi antara Persamaan regresi dinyatakan
Pola Konsumsi dengan Kesejahteraan dengan Understanding Coefficients dengan
Nelayan b 2 = Koefisien regresi antara pertimbangan bahwa ukuran variabel
Kewirausahaan dengan Kesejahteraan sama, artinya bahwa persepsi responden
Nelayan. terhadap variabel dianggap mempunyai
ukuran yang sama sehingga yang
Uji Goodness of Fit Ketepatan digunakan Unstandardized Coefficients
fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai (Ghozali, 2007). Diagram jalur dan
aktual dapat dinilai dengan Goodness of persamaan struktural dapat dilihat pada
Fit-nya. Secara statistik setidaknya ini Tabel 1 .
Table 1
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: y1
Sumber : Hasil data primer diolah, 2017
73
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826
75