You are on page 1of 10

EFEKTIFITAS PROSES MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DALAM

MENGENDALIKAN RISIKO KREDIT


(Studi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Persero Tbk cabang Kawi Malang)
Merry Natalia Nawatri
Topowijono
Achmad Husaini
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang
mernatalicia@gmail.com

Abstract:
Risk controls through the process of banking risk management, namely the identification of risk, measurement
and evaluation of risk, and risk management. The research results shows that the process of banking risk
management in controlling credit risk is accordance with identification risk techniques, the measurement and
evaluation risk dimensions, management riskaltenatives, and produces that there area proper credit analysis,
high competentable human resources, and information systems and the management of a database that are
sufficient, but have not been effective yet, because the non-performing loans rate is being fluctuative.
Decreased amount of non-performing loans in 2013 is causedby banking risk management process in
controlling credit risk and the settlement of non performing loans, while the increased amount of non-
performing loans in 2014 is caused by fuel price that affects the indonesian economy. Advice provided is to
attainment of results from the process of banking risk management in controlling credit risk and settlement of
non-performing loans, and activate credit provision that more focused on debitor who have repayment back
ability, seen in good interview of provision credit principals, in the event of a raised fuel prices.

Keyword: Banking Risk, Banking Risk Management, Banking Risk Management Process, Credit Risk,
Non Performing Loan.

Abstrak:
Pengendalian risiko kredit dilakukan melalui proses manajemen risiko perbankan, yaitu identifikasi risiko,
pengukuran dan evaluasi risiko, dan pengelolaan risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses
manajemen risiko perbankan dalam mengendalikan risiko kredit telah sesuai dengan teknik identifikasi risiko,
dimensi pengukuran dan evaluasi risiko, dan alternatif pengelolaan risiko, serta menghasilkan temuan-temuan
yaitu adanya analisis kredit yang tepat, adanya sumber daya manusia yang berkompeten tinggi, adanya sistem
informasi dan pengelolaan database yang memadai, namun belum efektif, karena tingkat NPL mengalami
kondisi yang berfluktuatif. Penurunan tingkat NPL pada tahun 2013 disebabkan adanya proses manajemen
risiko perbankan dalam mengendalikan risiko kredit dan penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan,
sedangkan peningkatan tingkat NPL pada tahun 2014 disebabkan adanya kenaikan harga Bahan bakar Minyak
(BBM) yang mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Saran yang diberikan adalah mempertahankan
pencapaian hasil dari proses manajemen risiko perbankan dalam mengendalikan risiko kredit dan penyelesaian
kredit bermasalah, serta menggiatkan pemberian kredit yang lebih terfokus pada debitur yang dinilai memiliki
kemampuan dalam mengembalikan kredit, dapat dilihat dari prinsip pemberian kredit yang terpenuhi dengan
baik, pada saat terjadi kenaikan harga BBM.

Kata Kunci: Risiko Perbankan, Manajemen Risiko Perbankan, Proses Manajemen Risiko Perbankan,
Risiko Kredit, Kredit Bermasalah

A. PENDAHULUAN
Perusahaan dapat bertahan dalam persaingan memastikan keuntungan tersebut dapat
bisnis sekarang ini dengan cara selalu terealisasikan dengan sempurna di kemudian hari,
memperhatikan kemungkinan terjadinya kerugian. atau justru merugi. Perusahaan akan mendapati
Perusahaan dapat memperkirakan keuntungan beberapa kondisi yang memungkinkan terjadinya
yang akan diperoleh, tetapi perusahaan tidak dapat kerugian seiring dengan berjalannya waktu, oleh

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
karena itu, perusahaan perlu memperhatikan setiap pemberian kredit dilakukan, bank
kemungkinan kerugian yang ada. memperhitungkan dan merencanakan
Kemungkinan kerugian disebut dengan risiko pengendalian risiko kredit.
(Darmawi, 2013:19). Risiko diartikan sebagai Pengendalian risiko kredit dilakukan melalui
³.eseluruhan hal yang dapat mengakibatkan serangkaian proses manajemen risiko perbankan.
kerugian bagL SHUXVDKDDQ´ 0XVOLFK Proses manajemen risiko perbankan terdiri dari
Risiko dapat menjadi peluang adanya kerugian, idenfikasi risiko, pengukuran dan evaluasi risiko,
VHKLQJJD ULVLNR GLVHEXW MXJD VHEDJDL ³DQFDPDQ serta pengelolaan risiko (Sulhan, 2008:109).
atau kemungkinan adanya suatu tindakan atau Efektifitas dalam kaitannya dengan proses
kejadian yang menimbulkan dampak yang manajemen risiko perbankan dalam
EHUODZDQDQ GHQJDQ WXMXDQ \DQJ LQJLQ GLFDSDL´ mengendalikan risiko kredit, adalah upaya yang
(Idroes, 2011:4). dilakukan telah memanfaatkan sumber daya yang
Risiko dapat dikendalikan dengan dimiliki, baik berupa sumber daya manusia
menerapkan manajemen risiko. Manajemen risiko maupun sumber daya teknologi, dengan cara yang
DGDODK ³6ejumlah kegiatan atau proses manajemen benar dan mencapai tujuan, yaitu meminimalisir
yang terarah dan bersifat proaktif yang ditujukan risiko kredit.
untuk mengakomodasi kemungkinan gagal pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Persero Tbk
salah satu atau sebagian dari sebuah transaksi atau adalah bank yang telah berkonsentrasi dalam
instruPHQ´ 7DPSXERORQ 0DQDMHPHQ peningkatan bisnis inti dan mengembangkan
risiko merupakan kegiatan yang mengarahkan praktik manajemen risiko perbankan sejak tahun
perusahaan untuk mengelola risiko sedini mungkin 1997, namun, PT. BRI Persero Tbk cabang Kawi
sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan Malang masih memiliki kredit bermasalah.
untuk meminimalisir kerugian. Perkembangan kredit bermasalah menunjukkan
Perbankan adalah salah satu sektor bisnis yang adanya risiko kredit yang meningkat atau menurun
menerapkan manajemen risiko mengingat kegiatan dalam kurun waktu tertentu. Perkembangan kredit
bank yang dilakukan, memiliki risiko yang tinggi. bermasalah PT. BRI Persero Tbk cabang Kawi
3HUEDQNDQ GLVHEXW VHEDJDL ³/HPEDJD Financial Malang selama 3 tahun berturut-turut disajikan
,QWHUPHGLDU\´(Triandaru, 2006:9), yaitu lembaga dalam tabel sebagai berikut.
penghubung antara pihak yang membutuhkan dana
dengan pihak yang memiliki kelebihan dana. Tabel 1: Jumlah Kredit bermasalah PT. BRI
Penghubungan ini menyebabkan bank menjadi Persero Tbk cabang Kawi Malang. (dalam rupiah)
rentan terhadap risiko perbankan. Jumlah Kredit
Tahun
Manajemen risiko perbankan diartikan dalam Bermasalah
2012 24.151.000.000
Peraturan Bank Indonesia no. 11/25/PBI/2009
2013 19.065.000.000
tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia
2014 44.755.000.000
no. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen
Sumber: PT. BRI Persero Tbk cabang Kawi Malang,
5LVLNR EDJL %DQN 8PXP VHEDJDL ³6HUDQJNDLDQ 2015.
metodologi dan prosedur yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan Kredit bermasalah PT. BRI Persero Tbk cabang
mengelola risiko yang timbul dari seluruh kegiatan Kawi Malang mengalami penurunan dan
XVDKD EDQN´ Manajemen risiko perbankan peningkatan dalam 3 tahun terakhir. Kondisi kredit
diterapkan pada seluruh kegiatan perbankan, salah bermasalah yang berfluktuatif dapat dipengaruhi
satunya adalah kegiatan pemberian kredit. oleh efektifitas proses manajemen risiko perbankan
Kegiatan pemberian kredit adalah kegiatan yang dalam mengendalikan risiko kredit yang dilakukan,
mengandalkan kepercayaan pihak bank kepada oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
debitur untuk menggunakan sejumlah dana bank penelitian yang berjudul ³(IHNWLILWDV 3URVHV
dan dikembalikan pada waktu yang telah Manajemen Risiko Perbankan dalam
disepakati. mengendalikan Risiko Kredit´. Penelitian ini
Manajemen risiko perbankan yang diterapkan, bertujuan untuk mengetahui proses manajemen
menjadi upaya bank dalam mengendalikan risiko risiko perbankan dalam mengendalikan risiko
kredit. Risiko kredit adalah kemungkinan debitur kredit dan mengetahui efektivitas proses
tidak membayar kredit yang telah diberikan. Risiko manajemen risiko perbankan dalam pengendalian
kredit timbul dikarenakan adanya pemberian kredit risiko kredit.
yang dilakukan, oleh karena itu, sebelum
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015| 2
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Proses manajemen risiko perbankan dijelaskan
B. KAJIAN PUSTAKA berdasarkan penerapannya secara langsung sebagai
1. Definisi Risiko berikut:
Risiko dapat didefinisikan sebagai suatu a. Identifikasi Risiko (Risk Identification).
Ketidakpastian (Darmawi, 2013:19). Risiko Identifikasi risiko adalah proses perusahaan
diartikan juga sebagai keseluruhan hal yang dapat secara sistematis dan terus menerus
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan mengidentifikasi Property Liability dan
(Muslich, 2007:5). Beberapa definisi risiko yang Personel Exposure sebelum terjadinya peril.
telah dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan Mengidentifikasi adalah proses menelusuri
bahwa risiko adalah ketidakpastian terhadap hasil sumber risiko, mentabulasi banyaknya
yang akan diperoleh di kemudian hari yang dapat jumlah risiko yang mengancam perusahaan
menimbulkan kerugian. dan mengklasifikasi masing-masing risiko
2. Definisi Bank berdasarkan skala prioritas. Teknik
'HILQLVL EDQN GLMHODVNDQ VHEDJDL ³6XDWX mengidentifikasi risiko antara lain:
lembaga atau badan usaha yang kegiatan pokoknya 1) Menganalisis laporan keuangan
adalah menerima simpanan dan kemudian perusahaan.
menyalurkan kredit kepada masyarakat, dan 2) Menganalisis Flowchart kegiatan dan
disamping itu juga memberikan jasa-jasa operasi perusahaan untuk melihat risiko
SHOD\DQDQ NHXDQJDQ NHSDGD PDV\DUDNDW´ dalam proses produksi dan operasi.
(Abdullah, 2005: 17). Bank beroperasi tidak hanya 3) Menganalisis kontrak yang telah dan
dengan menghimpun dana dan menyalurkan sedang dibuat perusahaan dengan para
kembali kepada masyarakat, tetapi bank juga kliennya.
memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir, 4) Melihat catatan statistik kerugian dan
2010:2). Beberapa definisi bank yang telah laporan kerugian perusahaan.
dijelaskan sebelumnya menyimpulkan bahwa bank 5) Survey dan wawancara terhadap manajer
adalah lembaga keuangan yang beroperasi dengan sehubungan dengan risiko yang biasa
menghimpun dan menyalurkan dana, serta dihadapi sehari-hari.
memberikan jasa-jasa bank lainnya. b. Pengukuran dan Evaluasi Risiko (Risk
3. Definisi Manajemen Risiko Perbankan Assesment).
Risiko perbankan dapat mengancam Pengukuran dan Evaluasi Risiko adalah
kelangsungan hidup bank, maka dari itu, bank proses sistematis yang dilakukan oleh
wajib menerapkan manajemen risiko perbankan perusahaan untuk mengukur tinggi
secara efektif. Manajemen risiko perbankan rendahnya risiko yang dihadapi perusahaan
diartikan dalam Peraturan Bank Indonesia No. melalui kuantifikasi risiko. Tujuannya adalah
11/25/PBI/2009 tentang Perubahan atas Peraturan untuk memahami karakteristik risiko,
Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang sehingga risiko akan lebih mudah
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum dikendalikan. Beberapa contoh teknik untuk
DGDODK ³6HUDQJNDLDQ PHWRGRORJL GDQ SURVHGXU mengukur risiko antara lain teknik
yang digunakan untuk mengidentifikasi, probabilitas (untuk membuat prioritas),
mengukur, memantau, dan mengelola risiko yang teknik Duration (untuk mengukur risiko
WLPEXO GDUL VHOXUXK NHJLDWDQ XVDKD EDQN´ perubahan tingkat bunga), dan VAR (Value
Manajemen risiko perbankan merupakan metode at Risk) yang digunakan untuk mengukur
yang digunakan perusahaan untuk mengendalikan risiko pasar. Ada dua dimensi dalam
risiko sehingga dapat meminimalisir kerugian. pengukuran risiko yaitu frekuensi terjadinya
4. Proses Manajemen Risiko Perbankan kerugian dan signifikasi kegawatan
Proses manajemen risiko perbankan yang (Saverity) dari suatu kejadian/risiko.
dilakukan minimal disertai dengan: Frekuensi terjadinya kerugian
a. Adanya analisis kredit yang tepat. dikelompokkan ke dalam beberapa tingkatan
b. Adanya SDM yang berkompeten tinggi. seperti:
c. Adanya system informasi dan pengelolaan 1) Hampir tidak mungkin terjadi (Almost
database yang memadai. Riil).
(Arafat, 2006: 77). 2) Kemungkinan kecil terjadi (Slight).
3) Mungkin terjadi (Moderate).
4) Mungkin sekali terjadi (Definite).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015| 3
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Pengalihan risiko dapat dilakukan pada
Tingkatan signifikasi kegawatan (Saverity) sebagian kecil risiko sampai pada seluruh
suatu kejadian risiko dibagi dalam: risiko tergantung besarnya retensi
1) Normal Loss Expectancy, bila kerugian perusahaan asuransi dan tergantung pada
masih dapat dikelola sendiri. besarnya premi yang dibayarkan.
2) Probable Maximum Loss, kerugian bila 5) Pendanaan risiko.
pengaman tidak berfungsi. Pendanaan risiko adalah kegiatan yang
3) Maximum Foreseeable Loss, kerugian dilakukan dengan mengalokasikan
yang tidak dapat diatasi sendiri. sebagian dana perusahaan sebagai
4) Maximum Possible Loss, kerugian yang kompensasi dan cadangan jika risiko
tidak dapat diamankan (baik secara benar-benar terjadi. Pendanaan risiko
pribadi maupun melalui asuransi). hanya dapat dilakukan pada risiko-risiko
c. Pengelolaan Risiko (Risk Action). kecil sampai pada risiko sedang, jika
Pengelolaan risiko dilakukan setelah risiko risiko terlalu tinggi, maka penanganan
diidentifikasi, diukur dan dievaluasi. paling tepat adalah dengan melakukan
Alternatif pengelolaan risiko antara lain transfer risiko.
dilakukan dengan: (Sulhan, 2008:109).
1) Penghindaran risiko. 5. Definisi Risiko Kredit
Menghindari risiko dilakukan jika Risiko kredit adalah risiko yang disebabkan oleh
frekuensi terjadinya kerugian dan ketidakpastian atau kegagalan pasangan usaha
signifikasi/tingkat kegawatan dari suatu (Counterparty) memenuhi kewajibannya (Ghozali,
kejadian/risiko sangat besar sehingga 2007:121). Risiko kredit merupakan risiko
perusahaan tidak mampu mengelola atau kerugian yang dialami bank karena debitur tidak
menanggung kerugian risiko, bahkan melunasi kembali pokok pinjamannya ditambah
pihak asuransi tidak mampu menahannya. bunga (Ali, 2004:199). Definisi risiko kredit yang
2) Menahan risiko. telah dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan
Menahan risiko adalah menghadapi risiko bahwa risiko kredit adalah peluang adanya
dengan kemampuan sendiri dan sumber kerugian bank disebabkan debitur tidak dapat
daya yang ada tanpa meminta bantuan melunasi hutang beserta bunganya kepada bank.
pihak lain. Risiko ditahan jika frekuensi 6. Penyebab Risiko Kredit
terjadinya kerugian dan signifikasi Kondisi yang menyebabkan adanya risiko
kegawatan dari suatu kejadian/risiko kredit, antara lain:
masih dapat diatasi dan perusahaan dapat a. Adanya kemungkinan pinjaman yang
mengelolanya dengan kemampuan diberikan oleh bank atau obligasi (surat
sendiri. Contoh menahan risiko adalah hutang) yang dibeli bank tidak terbayar.
risiko akibat kredit macet oleh debitur b. Tidak dipenuhinya kewajiban dimana bank
kecil dan sedang. terlibat didalamnya bisa melalui pihak lain,
3) Diversifikasi. misalnya kegagalan memenuhi kewajiban
Diversifikasi adalah penempatan pada kontrak derivatif.
kekayaan pada beberapa aset yang c. Penyelesaian (settlement) dengan nilai tukar,
berbeda dengan tujuan meminimalkan suku bunga, dan produk derivatif.
risiko. Diversifikasi dapat dilakukan oleh (Ghozali, 2007:12).
perusahaan yang memiliki sumber daya Risiko kredit dapat berasal dari kesalahan pihak
yang cukup, sehingga semakin besar nasabah, ketidakhati-hatian pemberian kredit,
diversifikasi, atau semakin banyak macam maupun ketidakjelasan kesepakatan yang dibuat.
aset yang dimiliki, semakin kecil risiko Kondisi yang menyebabkan adanya risiko kredit
kerugian total akibat investasi tersebut. memperkuat adanya kemungkinan gagal bayar
4) Transfer risiko. yang merugikan pihak bank dari kredit yang telah
Transfer risiko adalah proses pengalihan diberikan.
sebagian atau seluruh risiko yang 7. Definisi Kredit Bermasalah
ditanggung pada pihak lain (penanggung) Kredit bermasalah (Non Performing Loan)
yang biasanya adalah perusahaan adalah kredit yang disalurkan, kemudian terjadi
asuransi. Transfer risiko dilakukan hanya keterlambatan pengembalian dibandingkan dengan
pada jenis risiko yang bersifat murni. jadwal yang direncanakan, atau bahkan tidak
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015| 4
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dikembalikan sama sekali (Manurung, 2004:196). dicegah atau diminimalisir dengan upaya memberi
Kredit bermasalah dapat digunakan untuk perhatian khusus terhadap pihak-pihak yang
menghitung tingkat NPL, yang dapat mengukur menjadi penyebab kredit bermasalah.
tinggi atau rendahnya persentase kredit bermasalah 9. Gejala adanya Kredit Bermasalah
suatu bank. NPL (Non Performing Loan) diartikan Gejala adanya kredit bermasalah secara umum
dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. adalah:
12/11/DPNP/2010 sebagai ³.redit dengan kualitas a. Ada tunggakan.
kurang lancDU GLUDJXNDQ GDQ PDFHW´. b. Mengajukan perpanjangan.
8. Penyebab Kredit Bermasalah c. Kondisi keuangan menurun.
Pihak yang dapat menyebabkan kredit d. Laporan keuangan terlambat atau yang
bermasalah dijelaskan sebagai berikut: tadinya selalu diaudit akuntan menjadi tidak
a. Pihak debitur (nasabah peminjam). diaudit.
1) Manajemen (pengelolaan) menunjukkan e. Hubungan semakin renggang, menghindar
perubahan, misalnya terjadi penggantian setiap kali dihubungi.
pengurus, perselisihan, ketidakmampuan f. Penurunan nilai/hilangnya jaminan.
menangani ekspansi usaha, dan lainnya. g. Penggunaan kredit tidak sesuai rencana.
2) Operasional usaha yang semakin (Veithzal, Rivai, 2006:480).
memburuk, misalnya kehilangan Gejala adanya kredit bermasalah diamati dari pihak
pelanggan, berkurangnya pasokan bahan debitur yang dalam kurun waktu pelunasan kredit,
baku, mesin-mesin yang kurang melakukan beberapa hal yang tidak sesuai dengan
berfungsi, dan lainnya. kesepakatan yang telah dibuat.
3) Itikad yang kurang baik, misalnya debitur 10. Penyelesaian Kredit Bermasalah
sudah merencanakan melakukan penipuan Penyelamatan terhadap kredit bermasalah
atau pembobolan bank melalui sektor dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:
kredit. a. Reschedulling.
b. Pihak bank. Rescheduling maksudnya bank memberikan
1) Ketidakmampuan sumber daya manusia, keringanan dalam masalah jangka waktu
misalnya pejabat bank kurang memiliki kredit atau bisa juga memperpanjang waktu
pengetahuan dan keterampilan untuk angsuran.
mengelola perkreditan. b. Reconditioning.
2) Kelemahan bank dalam melakukan Reconditioning mengubah berbagai
pembinaan dan pengawasan, misalnya persyaratan yang ada seperti kapitalisasi
pejabat bank belum menyadari pentingnya bunga, penundaan pembayaran bunga sampai
Monitoring atas kredit yang telah batas waktu tertentu, penurunan suku bunga,
diberikan ke debitur. dan pembebasan bunga.
3) Itikad yang kurang baik dari pejabat bank, c. Restructuring.
misalnya terjadi kolusi dengan pihak Teknik restructuring dapat dilakukan dengan
debitur untuk mendapatkan keuntungan menambah jumlah kredit atau menambah
pribadi. Equity dengan cara menyetor uang tunai.
c. Pihak lainnya. d. Kombinasi.
1) Force Majeur, yakni adanya peristiwa Kombinasi merupakan cara penyelesaian
yang menimbulkan risiko kemacetan kredit macet dengan mengkombinasikan dari
kredit. Keadaan ini terjadi akibat adanya ketiga jenis metode diatas.
bencana alam, kebakaran, perampokan, e. Penyitaan jaminan.
dan lainnya. Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir
2) Kondisi perekonomian negara yang tidak apabila nasabah sudah benar-benar tidak
mendukung perkembangan iklim usaha, punya itikad atau sudah tidak mampu lagi
misalnya krisis moneter. untuk membayar
(Arthesa, 2006:182). semua hutangnya.
Penyebab kredit bermasalah dapat berasal dari (Kasmir, 2010:110).
pihak debitur sendiri, pihak bank, dan pihak Kredit yang diberikan dapat diselamatkan dengan
lainnya yang bersangkutan, seperti peristiwa yang penyelesaian kredit bermasalah yang tepat.
menimbulkan kemacetan kredit dan kondisi Penyelesaian kredit bermasalah dilakukan dengan
perekonomian negara. Kredit bermasalah dapat membuat kesepakatan baru sesuai dengan kondisi
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015| 5
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
keuangan pihak terkait, yang merupakan hasil b. Menginterpretasi hasil analisis dalam
negosiasi antara pihak yang bersangkutan. temuan-temuan baru dan menilai efektifitas
11. Efektifitas Proses Manajemen Risiko proses manajemen risiko perbankan dalam
Perbankan mengendalikan risiko kredit.
Efektivitas merupakan kegiatan yang dilakukan c. Menentukan saran yang dapat digunakan
dengan cara yang benar (Kadarisman, et al, untuk mengatasi permasalahan.
2005:14). Efektifitas juga didefinisikan sebagai
pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana D. HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan 1. Upaya Pengendalian Risiko Kredit
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah Pengendalian risiko kredit dilakukan dengan
pekerjaan tepat pada waktunya (Fathoni, 2006:92). upaya, sebagai berikut:
Efektifitas dalam kaitannya dengan proses a. Penggunaan metode Credit Risk Rating
manajemen risiko perbankan dalam (CRR).
mengendalikan risiko kredit, adalah upaya yang CRR adalah metode Pemeringkatan
dilakukan telah memanfaatkan sumber daya yang Internal (Internal Rating) untuk
dimiliki, baik berupa sumber daya manusia mengetahui peringkat risiko kredit calon
maupun sumber daya teknologi, dengan cara yang debitur dan memberikan informasi untuk
benar dan mencapai tujuan tepat waktu, yaitu untuk pengambilan keputusan pemberian kredit.
meminimalisir risiko kredit. Penggunaan CRR dapat mengendalikan
risiko kredit karena CRR mengidentifikasi
C. METODE PENELITIAN risiko kredit sejak awal proses pemberian
1. Jenis Penelitian kredit, sehingga dapat menjadi bahan
Jenis penelitian yang digunakan adalah pertimbangan kelayakan debitur bagi
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah pimpinan cabang.
³PHQJDQDOLVLV GDQ PHQ\DMLNDQ IDNWD VHFDUD b. Pembuatan Lembar Kunjungan Nasabah
sistematis sehingga dapat lebih mudah untuk (LKN).
GLIDKDPL GDQ GLVLPSXONDQ´ $]ZDU LKN adalah laporan petugas bank yang
Penelitian deskriptif menganalisa data suatu telah melakukan kunjungan atau Survey
fenomena secara berurutan dan menyajikannya lapangan ke lokasi debitur. Pembuatan
untuk memberikan informasi yang berguna. LKN dapat mengendalikan risiko kredit
2. Teknik Pengumpulan Data karena LKN merupakan wujud tanggung
Teknik pengumpulan data yang digunakan jawab pihak bank atas kunjungan
adalah: lapangannya, sehingga dapat memberikan
a. Wawancara, yang dilakukan antara peneliti informasi untuk pengambilan keputusan
dengan Staff pelaksana bagian kredit. dalam pemberian kredit.
b. Dokumentasi, yang dilakukan dengan Staff c. Pembuatan Surat Keterangan Permohonan
pelaksana bagian kredit pada dokumen Pinjam (SKPP).
perusahaan. SKPP adalah surat yang digunakan dalam
3. Instrumen Penelitian proses pengajuan kredit. Pembuatan SKPP
Instrumen penelitian yang digunakan adalah: dapat mengendalikan risiko kredit karena
a. Pedoman Wawancara. merupakan bukti tertulis yang menyatakan
b. Pedoman Dokumentasi. bahwa debitur yang bersangkutan benar-
4. Analisis Data benar mengajukan permohonan kredit
Analisis data yang digunakan adalah analisis kepada bank, sehingga di kemudian hari,
data kualitatif. Analisis data kualitatif bermaksud debitur tidak dapat berbohong dengan tidak
untuk memahami fenomena yag dialami oleh objek mengakui dana yang dimiliki berasal dari
penelitian, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan kredit bank.
dan lain-lain secara deskriptif. Analisis data d. Pencatatan register secara manual.
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai Pencatatan register secara manual adalah
berikut: kegiatan mencatat aktifitas yang
a. Menganalisis proses manajemen risiko berhubungan dengan pemberian kredit,
perbankan dalam mengendalikan risiko secara manual pada suatu dokumen tertulis.
kredit. Kegiatan pemberian kredit dicatat dalam
sebuah register secara manual yang
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015| 6
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
meliputi tanggal, staff pelaksana, dan c. Adanya itikad baik dari debitur untuk
kegiatan yang dilakukan. Pencatatan melunasi kredit, tetapi belum memiliki dana
register secara manual dapat yang cukup.
mengendalikan risiko kredit karena dengan 4. Tahapan Penyelesaian Kredit Bermasalah
adanya pencatatan register, maka dapat Kredit bermasalah secara keseluruhan
diketahui riwayat pelaksanaan suatu diselesaikan dengan melalui serangkaian tahapan
kegiatan pemberian kredit jelas dan penyelesaian kredit bermasalah, dimulai dari bank
menghindari dari adanya kesalahan baik menemukan adanya kredit bermasalah, hingga
dari pihak bank maupun pihak debitur. upaya penyelesaian kredit bermasalah dilakukan,
e. Menentukan Pencadangan Pembentukan yaitu sebagai berikut:
Aktiva Tetap (PPAP). a. Memperhatikan jangka waktu keterlambatan
PPAP adalah kegiatan mengalokasikan pengembalian kredit.
sebagian pendapatan bank sebagai dana b. Mencari informasi mengenai permasalahan
cadangan untuk menutup kekurangan debitur.
modal bila kerugian benar-benar terjadi. c. Melakukan analisis debitur yang
Penentuan Pencadangan Pembentukan bersangkutan.
Aktiva Tetap (PPAP) dapat mengendalikan d. Membuat rekomendasi restrukturisasi kredit.
risiko kredit karena PPAP dapat e. Mendokumentasikan analisis restrukturisasi
meringankan kerugian yang disebabkan kredit ke dalam Memorandum Analisis
oleh risiko kredit yang benar-benar terjadi. Restrukturisasi kredit (MAK).
f. Menggunakan jasa perusahaan asuransi. 5. Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah
Pengendalian risiko kredit dilakukan Kredit bermasalah yang telah dianalisis, akan
dengan penjaminan/asuransi kredit diselesaikan dengan beberapa upaya penyelesaian
sepanjang memenuhi persyaratan yang kredit bermasalah. Upaya penyelesaian kredit
ditetapkan. Asuransi dapat mengendalikan bermasalah yang dilakukan, dijelaskan sebagai
risiko kredit karena asuransi berperan berikut:
sebagai penjaminan oleh pihak diluar bank, a. Penurunan tingkat suku bunga.
yang akan menutup kerugian dari risiko b. Perpanjangan jangka waktu kredit.
kredit. c. Penundaan pembayaran denda dan bunga
2. Jumlah Kredit Bermasalah PT. BRI Persero bank.
Tbk cabang Kawi Malang d. Penyelesaian kredit secara damai.
Kredit bermasalah yang muncul pada tiap jenis- e. Penyelesaian melalui media hukum.
jenis kredit, disajikan dalam tabel sebagai berikut: 6. Analisis dan Interpretasi Data
Analisis dan interpretasi data dilakukan pada
Tabel 2: Rincian Kredit Bermasalah tiap jenis-jenis data hasil wawancara dan dokumentasi yang telah
kredit PT. BRI Persero Tbk cabang Kawi Malang. disajikan, sebagai berikut:
(dalam jutaan rupiah) a. Proses manajemen risiko perbankan dalam
TAHUN mengendalikan risiko kredit
KREDIT
2012 2013 2014 Proses manajemen risiko perbankan terdiri
Ritel Komersial 14.805 7.721 24.277 dari identifikasi risiko, pengukuran dan
Program 454 0 762
evaluasi risiko, serta pengelolaan risiko. PT.
Menengah 0 0 4.981
BRI Persero Tbk cabang Kawi Malang telah
Briguna 4.948 4.610 5.046
melakukan upaya pengendalian risiko kredit
Konsumer 3.944 6.734 9.689
JUMLAH 24.151 19.065 44.755
yang sesuai dengan teknik identifikasi risiko,
Sumber: PT. BRI Persero Tbk cabang Kawi Malang, dimensi pengukuran dan evaluasi risiko, dan
2015. alternatif pengelolaan risiko. Analisis yang
telah dilakukan menghasilkan beberapa
3. Gejala adanya kredit bermasalah temuan sebagai berikut:
Gejala adanya kredit bermasalah ditunjukkan 1) Adanya analisis kredit yang tepat.
oleh beberapa kondisi debitur sebagai berikut: Analisis kredit yang tepat ditunjukkan
a. Cashflow perusahaan debitur masih ada, oleh adanya sistem dokumentasi dan
hanya menurun. analisis kredit. Analisis kredit dalam
b. Usaha debitur masih ada, meskipun omset pelaksanaannya, dilakukan dengan
berkurang. menggunakan Lembar Kunjungan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015| 7
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Nasabah (LKN) sebagai media untuk kredit ditunjukkan oleh tingkat NPL, yang
mencatat informasi debitur, didukung belum sesuai dengan yang diharapkan, yaitu
dengan adanya Surat Keterangan tingkat NPL yang minim, dengan kata lain,
Permohonan Pinjam (SKPP) yang berisi tingkat NPL yang menurun dari tahun ke
profil debitur beserta latar belakang tahunnya atau berjumlah 0, oleh karena itu,
mengajukan kredit, selain, itu, analisis proses manajemen risiko perbankan dalam
kredit lainnya dilakukan juga dengan mengendalikan risiko kredit masih belum
metode Credit Risk Rating (CRR), yaitu efektif. Tingkat NPL PT. BRI Persero Tbk
dengan menganalisis laporan keuangan cabang Kawi Malang disajikan dalam tabel
perusahaan debitur. sebagai berikut:
2) Adanya sumber daya manusia yang
berkompeten tinggi. Tabel 3: Tingkat NPL PT. BRI Persero Tbk cabang
Sumber daya manusia yang berkompeten KREDIT
TAHUN
tinggi ditunjukkan dengan adanya Staff 2012 2013 2014
kredit yang memadai. Staff kredit yang Ritel Komersial 14.805 7.721 24.277
memadai berperan untuk menjalankan Program 454 0 762
kegiatan perkreditan bank, karena jumlah Menengah 0 0 4.981
personil yang mencukupi sesuai dengan Briguna 4.948 4.610 5.046
kebutuhan bank dan masing-masing Staff Konsumer 3.944 6.734 9.689
JUMLAH 24.151 19.065 44.755
memiliki pengetahuan dan keterampilan
Jumlah Kredit
dalam perkreditan. Sumber daya yang 1.032.048 1.187.102 1.626.865
Keseluruhan
berkompeten tinggi, menghasilkan juga Tingkat NPL 2,34% 1,606% 2,751%
adanya budaya bank, yaitu pencatatan Kawi Malang. (dalam jutaan rupiah)
register secara manual. Budaya bank ini Sumber: Data Olahan Peneliti, 2015.
secara tidak langsung mendukung proses
manajemen risiko perbankan dalam Tingkat NPL PT. BRI Persero Tbk cabang Kawi
mengendalikan risiko kredit, karena Malang mengalami penurunan dan peningkatan
penggunaan dokumen register yang dalam 3 tahun terakhir. Tingkat NPL pada tahun
dicatat secara manual dapat membantu 2012 sebesar 2,34%, menurun pada tahun 2013,
bank untuk memecahkan masalah yang menjadi sebesar 1,606% dengan penurunan sebesar
timbul dalam proses manajemen risiko 0,734%, sedangkan tingkat NPL pada tahun 2014,
perbankan. meningkat dari tahun sebelumnya, menjadi sebesar
3) Adanya sistem informasi dan pengelolaan 2,751% dengan peningkatan sebesar 1,145%.
Database yang memadai. Kondisi tingkat NPL dari tahun 2012 hingga 2014
Sistem informasi dan pengelolaan menggambarkan kondisi yang berfluktuatif.
Database yang memadai ditunjukkan Tingkat NPL yang berfluktuatif disebabkan
dengan adanya analisis risiko kredit yang oleh jumlah kredit bermasalah yang berfluktuatif
mudah, dengan adanya penggunaan pula. Jumlah kredit bermasalah pada tahun 2013,
aplikasi Loan Approval System (LAS) menurun dari sebelumnya pada tahun 2012, yaitu
secara terkomputerisasi untuk melakukan sebesar 24.151.000.000 menjadi sebesar
analisis kredit dengan metode Credit Risk 19.065.000.000, kemudian meningkat pada tahun
Rating (CRR) dan didukung dengan 2014, menjadi sebesar 44.755.000.000. Jumlah
kemampuan para Staff kredit dalam kredit bermasalah yang berfluktuatif, secara
pengoperasiannya. keseluruhan disebabkan oleh jumlah kredit
b. Efektifitas Proses Manajemen Risiko bermasalah pada jenis-jenis kredit yang telah
Perbankan dalam mengendalikan risiko diberikan, sebagai berikut:
kredit. 1) Jumlah kredit bermasalah secara keseluruhan
Proses manajemen risiko perbankan yang menurun pada tahun 2013, disebabkan oleh
dilakukan PT. BRI Persero Tbk cabang Kawi jumlah kredit bermasalah pada kredit ritel
Malang dalam mengendalikan risiko kredit, komersial, kredit program, dan kredit briguna
telah memanfaatkan sumber daya yang yang menurun, serta kredit menengah yang
dimiliki dengan cara yang benar, namun, dapat diminimalisir hingga menjadi 0 secara
masih belum dapat meminimalisir risiko stabil dari tahun 2012. Jenis-jenis kredit yang
kredit dalam 3 tahun berturut-turut. Risiko telah dijelaskan sebelumnya, memiliki jumlah
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015| 8
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kredit bermasalah yang menurun karena adanya daya yang dimiliki, dengan cara yang benar
proses manajemen risiko perbankan dalam dan mencapai tujuan, yaitu untuk
mengendalikan risiko kredit dan penyelesaian meminimalisir risiko kredit tiap tahunnya.
kredit bermasalah yang dilakukan. PT. BRI Persero Tbk cabang Kawi Malang
2) Jumlah kredit bermasalah secara keseluruhan telah memanfaatkan sumber daya yang
meningkat pada tahun 2014, disebabkan oleh dimiliki dengan cara yang benar, namun
jumlah kredit bermasalah pada kredit ritel masih memiliki tingkat NPL yang
komersial, kredit program, kredit menengah, berfluktuatif selama 3 tahun berturut-turut,
kredit briguna, dan kredit konsumer yang juga sehingga proses manajemen risiko perbankan
meningkat. Jenis-jenis kredit yang telah dalam mengendalikan risiko kredit dikatakan
dijelaskan sebelumnya, memiliki jumlah kredit belum efektif. Penurunan tingkat NPL pada
bermasalah yang meningkat, karena adanya tahun 2013 disebabkan oleh jumlah kredit
kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bermasalah yang menurun sebagai hasil dari
dan berdampak pada kondisi perekonomian proses manajemen risiko perbankan dalam
Indonesia pada tahun 2014. Kenaikan harga mengendalikan risiko kredit dan
BBM menyebabkan meningkatnya harga-harga penyelesaian kredit bermasalah yang
barang yang beredar di pasaran, sehingga dilakukan, sedangkan peningkatan tingkat
berpengaruh pada menurunnya daya beli NPL pada tahun 2014 disebabkan oleh
masyarakat. Daya beli masyarakat yang jumlah kredit bermasalah yang meningkat
menurun menyebabkan perusahaan-perusahaan sebagai akibat dari kondisi perekonomian
debitur mengalami penurunan permintaan Indonesia pada tahun 2014, yang merupakan
barang produksi sehingga perusahaan- penyebab diluar kendali bank, yaitu adanya
perusahaan debitur tidak memiliki uang yang kenaikan bahan bakan minyak (BBM)
cukup untuk mengembalikan kredit yang sehingga mempengaruhi kelancaran debitur
dipinjam, dan berakibat pada kelancaran untuk mengembalikan kredit.
membayar kewajiban pada bank.
2. Saran
E. KESIMPULAN DAN SARAN Saran yang diberikan terkait dengan efektifitas
1. Kesimpulan proses manajemen risiko perbankan dalam
Efektifitas proses manajemen risiko perbankan mengendalikan risiko kredit, adalah:
dalam mengelola risiko kredit dilihat dari upaya a. Mempertahankan pencapaian hasil dari
yang dilakukan dalam mengendalikan risiko kredit proses manajemen risiko perbankan dalam
dan tingkat NPL sebagai hasil dari pencapaian mengendalikan risiko kredit dan
upaya pengendalian risiko kredit yang dilakukan. penyelesaian kredit bermasalah yang
Proses manajemen risiko perbankan dalam dilakukan.
mengendalikan risiko kredit pada PT. BRI Persero b. Menggiatkan pemberian kredit yang lebih
Tbk cabang Kawi Malang telah dilakukan dengan terfokus pada debitur yang dinilai memiliki
beberapa upaya pengendalian risiko kredit, dan kemampuan dalam mengendalikan kredit,
terdapat beberapa temuan sebagai berikut: dapat dilihat dari prinsip pemberian kredit
a. Proses manajemen risiko perbankan dalam yang terpenuhi dengan baik, pada saat terjadi
mengendalikan risiko kredit dilakukan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak
dengan beberapa upaya pengendalian risiko (BBM).
kredit dan telah sesuai dengan teknik
identifikasi risiko, dimensi pengukuran dan DAFTAR PUSTAKA
evaluasi risiko, dan alternatif pengelolaan Abdullah, Faisal. 2005. Manajemen Perbankan:
risiko, serta menghasilkan temuan-temuan Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank.
yaitu adanya analisis kredit yang tepat, Malang: UMM Pers.
adanya sumber daya manusia yang
Ali, Mashud. 2004. Asset Liability Management:
berkompeten tinggi, adanya sistem informasi
Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko
dan pengelolaan database yang memadai.
Operasional. Jakarta: Gramedia.
b. Efektifitas dalam kaitannya dengan proses
manajemen risiko perbankan dalam Arafat, Wilson. 2006. Manajemen Perbankan
mengendalikan risiko kredit, adalah upaya Indonesia (Teori dan Implementasi). Jakarta:
yang dilakukan telah memanfaatkan sumber Pustaka LP3ES Indonesia anggota Ikapi.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015| 9
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Azwar, Saifuddin. 2013. Metode Penelitian. Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Banker,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. dan Nasabah. Jakarta: PT. Elex Media
Darmawi, Herman. 2013. Manajemen Risiko. Komputindo.
Jakarta: Bumi Aksara. Sulhan, M dan Ely Siswanto. 2008. Manajemen
Fathoni, Abudrahmat. 2006. Organisasi dan Bank: Konvensional & Syariah. Malang: UIN-
Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rieka Malang Press.
Cipta. Tampubolon, Robert. 2004. Manajemen Risiko:
Ghozali, Imam. 2007. Manajemen Risiko Pendekatan Kualitatif Untuk Bank Komersial.
Perbankan: Pendekatan Kuantitatif Value at Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Risk (VaR). Semarang: Badan Penerbit Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2006.
Universitas Diponegoro. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:
Idroes, Fahmi. 2011. Manajemen Risiko Salemba Empat.
Perbankan. Jakarta: Salemba Empat. Internet
Kasmir. 2010. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Gubernur Bank Indonesia. 2009. Peraturan Bank
PT. Raja Grafindo Indonesia. Indonesia No: 11/ 25 /PBI/2009 Tentang
Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia
Kadarisman, H. Sumeidi, Marwan, dan H.Kusnadi.
Nomor 5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan
2005. Pengantar Bisnis dan Wirausaha.
Manajemen Risiko bagi Bank umum diakses
Malang: Universitas Brawijayya.
pada 15 Januari 2015 pukul 14:30 WIB dari
Manurung, Mandala dan Prathama Raharja. 2004. http://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/do
Uang, Perbankan, dan Moneter. Jakarta: cuments/9300230500f949e79cece3272e1065c7
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. pbi_112509.pdf
Muslich, Muhammad. 2007. Manajemen Risiko Gubernur Bank Indonesia. 2010. Surat Edaran
Operasional: Teori dan Praktik. Jakarta: Sinar Bank Indonesia No. 12/11/DPNP diakses pada
Grafika Offset. Tanggal 10 Maret 2015 pukul 10.30 WIB dari
Rivai, Veithzal. 2006. Credit Management http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Perbanka
Handbook: Teori, Konsep, Prosedur, dan n/se_121110.html

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015| 10


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like