You are on page 1of 117
Djoko Santoso Pengantar Teknik Geotisika «fold 7-91-69 =) Daftar Isi Daftar Isi Sa Kata Pengantar 7a Bab | Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 6 Pendahuluan 1 1.1. Pengertian Geofisika 1 1.2. Geofisika dalam Eksplorasi dan Pengembangan Sumber Daya Hidrokarbon, Mineral dan Lingkungan 2 1.3, Teknologi Geofisika dan Sumber Daya Hidrokarbon 6 1.4, Teknologi Geofisika dan Sumber Daya Mineral 8 1.5, Teknik Geofisika 10 Pembentukan dan Struktur-Dalam Bumi 13 2.1. Pembentukan Bumi 13 2.2. Struktur-Dalam Bumi 14 Geokronologi 21 3.1. Pendahuluan 21 3.2. Pembagian Waktu Geologi 22 3.3. Penentuan Umur dengan Metode Radioaktif 26 Suhu Bumi 31 4.1, Landaian Suhu dan Aliran Panas 31 4.2. Sumber Panas 37 Gempa Bumi dan Pengamatannya 39 5.1, Pendahuluan 39 5.2. Seismograf dan Seismogram 40 5.3, Jenis Gelombang Gempa Bumi 44 5.4. Getaran Gempa Bumi 45 5.5. Intensitas Gempa Bumi dan Akibatnya 48 Kejadian, Skala Kekuatan, dan Kajian Seismologi 53 6.1. Kejadian Gempa Bumi 53 6.2, Skala Kekuatan Gempa Bumi 55 6.3. Kajian Seismologi untuk Struktur-Dalam Bumi 58 6.4. Relokasi Hiposenter 61 6.5. Mekanisme Fokus Gempa 64 Sa Bab 7 Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab II Bab 12 Bab 13 Seismologi Eksplorasi_ 67 7.1, Pendahuluan 67 7.2. Perangkap Hidrokarbon 67 7.3. Seismik Refraksi_ 70 7.4. Seismik Refleksi 72 Beberapa Besaran Bumi 79 8.1. Massa konstanta Gayaberat Universal, Nilai Gayaberat dan Momen 79 8.2. Jari-jari Bumi dan Bentuk Bumi 82 8.3. Variasi Konstanta Elastisitas, Densitas, dan Tekanan 84 Gayaberat, Dinamika Kerak Bumi, dan Eksplorasi Gayaberat 89 9.1. Anomali Bouguer 89 9.2. Isostasi 92 9,3. Eksplorasi Gayaberat 94 Geomagnetisma dan Eksplorasi Geomagnet 99 Kelistrikan Bumi 107 Eksplorasi Geolistrik 111 12.1, Metoda Tahanan Jenis 111 12.2. Metoda Tahanan Jenis Head On 116 12.3. Metoda Potensial Diri (SP) 117 Metoda Elektromagnetik 121 13.1. Magnetotelurik (MT) 121 13.2. Metoda Elektromagnetik VLF 123 Daftar Pustaka 125 6a Djoko Santoso, Pemtamar Teknik Geofisika Bab 1 Pendahuluan 1.1 Pengertian Geofisika Geofisika berasal dari kata geo, yang artinya bumi, dan fisika. Dari akar keilmuannya sendiri, geo berasal dari kata geologi. Jadi, geofisika ialah ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip fisika untuk mengetahui dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan bumi, atau dapat pula diartikan mempelajari bumi dengan menggunakan prinsip-prinsip fisika, Karena perkembangannya yang sangat cepat, batas yang jelas antara geologi, fisika, dan geofisika menjadi semakin kabur. Sebagian orang menganggap geofisika sebagai bagian dari geologi, sementara yang lain menganggapnya sebagai bagian dari ilmu fisika. Pada dasamya akar bidang keilmuan ada empat, yaitu kimia, fisika, geologi, dan biologi (Gambar 1.1), Geologt Paleontologi Fistka Kimia Fisika Kimia Gambar 1.1. Akar keilmuan. ¢ Kimia adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk materi Fisika adalah ilmu yang mempelajari semua proses atau gaya yang bekerja pada materi. © Geologi adalah ilmu yang mempelajari berbagai materi yang ada di kerak bumi. © Biologi adalah ilmu yang mempelajari berbagai hal tentang organisme hidup Di samping keempat cabang ilmu dasar tersebut terdapat cabang ilmu lainnya, yaitu astronomi. Ilmu ini mempelajari alam semesta di luar bumi, dan kadang-kadang juga dipandang sebagai cabang ilmu fisika. Selain itu, terdapat ilmu matematika, yaitu ilmu yang mempelajari bentuk dan angka, Pada perkembangan selanjutnya, para ilmuwan tidak melihat lagi tumpang tindih antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya, sehingga muncul disiplin imu baru yang seolah terpisah, padahal sebenamya berada di antara dua disiplin ilmu asalnya. Contohnya adalah penjelasan Sir Isaac Newton, seorang abli fisika, tentang pembentukan pegunungan. Dalam kaitan ini ia berbicara tentang ilmu geologi yang dikaitkan dengan teori kontraksinya. Geofisika adalah satu di antara sejumlah ilmu yang berkembang dengan cara ini. Imu pengetahuan dimulai dengan observasi atau pengamatan. Di masa lalu, Pengakuan atas percobaan hanya berdasarkan referensi penguasa, yang berakhir pada zaman Renaissance, Sekarang ilmu dan teknologi modem berkembang berdasarkan prinsip observasi yang pada awalnya memang bersifat deskriptif Contohnya, Kepler menjelaskan gerak planet dan Hervey menjelaskan aliran darah Percobaan di bidang geologi, karena menangani bahan yang sangat kompleks, tetap bersifat deskriptif. Sebaliknya, bidang fisika, yang mempelajari gaya, proses, serta hubungan antar-materi tanpa meninjau kejadian di alam, berkembang lebih kuantitatif dan dapat mengukur berbagai fenomena di laboratorium, Pemikiran tersebut melahirkan prinsip atau cara kerja pengukuran yang dapat dilakukan di lapangan seperti pengukuran Sayaberat, magnetik, geolistrik, elektromagnetik, seismik, dan sebagainya. Pada perkembangan selanjutnya, jika ahli geologi memerlukan pengujian suatu hipotesis, maka abli fisika dan ahli kimia telah menyiapkan teknologi untuk mengukur besarannya, Teknologi ini mempercepat perkembangan ilmu kebumian Pada awalnya, ilmu geofisika dibutuhkan sebagai alat pengukur suatu hipotesis, namun dalam perkembangannya ilmu ini tumbuh menjadi ilmu mandiri dengan permasalahan yang spesifik Sckumpulan abli di Amerika Serikat yang berkecimpung dalam masalah ini kemudian membentuk organisasi profesi yang disebut American Geophysical Union (AGU). Dalam organisasi ini terdapat divisi meteorologi, hidrologi, oseanograti, seismologi, volkanologi, geomagnetisme, geodesi,tektonofisik, glasiologi, geotermometri, geokosmogoni, dan geokronologi Sclanjutnya, pembagian dan hubungan antara berbagai ilmu dan teknologi dapat dilihat pada Gambar 1.2. Makin ke pusat arahnya makin bersifat ilmu murni dan makin keluar arahnya makin bersifat terapan atau teknologi. Di sini terlihat bahwa Seofisika cenderung bersifat sebagai ilmu terapan, bahkan rekayasa, 1.2 Geofisika dalam Eksplorasi dan Pengembangan Sumber Daya Hidrokarbon, Mineral dan Lingkungan Pengambilan sumber energi dan mineral yang berguna dari muka bumi secara terus- menerus dengan intensitas yang semakin meningkat telah memacu kemungkinan terjadinya bahaya kekurangan sumber energi vang dapat berakibat buruk pada 2 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika perekonomian dan kehidupan penduduk di seluruh dunia. Peristiwa di sekitar tahun 1970 telah mempertihatkan bagaimana permasalahan tersebut sangat mungkin terjadi. Scbagaimana diketahui, minyak bumi, gas bumi, dan mineral logam di muka bumi terdapat dalam jumlah terbatas. Namun, masalah utama yang perlu diselesaikan sesegera mungkin adalah bagqimana mencari dan menemukan sumber cadangan cnergi baru di muka bumi ini yang dapat menggantikan mineral yang telah digunakan atau dikonsumsi, Pencarian sumber energi dan mineral ini semakin lama semakin sulit, tidak ‘semudah' menemukan dan mengeksploitasi sumber itu GLKONSTy Gambar 1.2 Hubungan antara berbagai ilmu dan teknologi. (Howell, 1959) Untuk menghadapi tantangan tersebut, para ahli kebumian telah mengembangkan berbagai teknik eksplorasi yang semakin modern. Hingga menjelang abad ke-20, pencarian minyak bumi dan mineral masih terbatas pada penyelidikan langsung di permukaan bumi. Jika semua data di suatu daerah sudah dapat ditemukan dengan peralatan sederhana, secara tidak langsung sudah bisa diperkirakan sumber yang terdapat di bawah permukaan melalui data geologi yang diukur di permukaan. Karena pendekatan teknologi ini ternyata telah mencapai titik balik, yaitu pengurangan hasil yang diperoleh, diperlukan metode pembelajaran banu tentang daerah bawah permukaan. Metode tersebut tidak lagi bertitik berat pada penelitian geologi, tetapi melibatkan pengukuran sifat fisika permukaan bumi, yang dapat memberikan informasi tentang struktur, komposisi batuan di bawah permukaan, yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi sumber energi dan mineral. Pendahuluan 3 Antara Geofisika dan Geologi Tolah disinggung bahwa ilmu yang mempelajari bumi dengan menggunakan pengukuran fisika di permukaan bumi adalah geofisika. Meskipun demikian, tidak selalu dapat dengan mudah dibedakan secara pasti antara geologi dan geofisika. Perbedaan utamanya terletak pada,jenis datanya. Di Safu pihak, geologi termasuk ilmu yang mempelajari bumi dengan melakukan penelitian langsung terhadap batuan, baik dari singkapan maupun dari pengeboran, serta meneliti gambaran tentang struktur, komposisi, atau sejarahnya yang dapat dilakukan dengan beberapa analisis, Sementara itu, geofisika termasuk ilmu yang mempelajari bagian-bagian bumi yang tidak dapat terlihat langsung dari permukaan, melalui pengukuran sifat fisikanya dengan peralatan yang tersedia di atas permukaan bumi. Geofisika juga mencakup interpretasi pengukuran yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berguna tentang struktur dan komposisi !apisan di dalam bumi. Meskipun demikian, perbedaan kedua ilu bumi ini tidak benar-benar nyata sepemtuhnya. Well logs, misalnya, digunakan dalam bidang geologi, namun cara ini pun memperlihatkan hasil seperti yang diperoleh dari penelitian dengan menggunakan peralatan geofisika. Berbagai bentuk bawah permukaan, seperti lubang pengeboran, sering digunakan untuk melakukan beberapa pengukuran geofisika Scbagaimana telah diketahui, geofisika menyediakan peralatan untuk mempelajari struktur dan komposisi bagian dalam bumi, Memang pengetahuan kita tentang, bagian dalam bumi, sampai kedalaman tertentu yang dilakukan melalui pengeboran atau penambangan, tenyata terbatas, schingga diperlukan penelitian geofisika. Keadaan dan sifat mantel bumi, selubung bumi, dan inti bumi dapat diperkirakan melalui berbagai penelitian dengan gelombang seismik dari gempa bumi, gravitasi, sifat magnetik, dan suhu, Peralatan dan teknik yang dikembangkan dalam sejumlah bidang tertentu telah digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon dan mineral. Pada saat yang sama, metode geofisika dirancang untuk mengembangkan pemakaiannya atau aplikasinya dalam berbagai penelitian tentang bagian dalam bumi. Penekanan aplikasi geofisika secara ekonomi ini dinamakan teknik geofisika, namun harus ditekankan juga bahwa geofisika mumi dan teknik geofisika mempunyai banyak ketergantungan satu sama lain, Tantangan Teknologi Geofisika Eksplorasi geofisika merupakan teknologi yang relatif baru. Pada tahun 1960-an, mineral logam dicari dengan menggunakan kompas magnetik, namun cara ini hanya digunakan dalam eksplorasi pertambangan, Penelitian geofisika untuk minyak dan gas bumi lebih bertumpu pada sifat-sifat fisikanya, Penemuan sifat minyak bumi dengan menggunakan metode geofisika yang pertama dilakukan pada tahun 1924 Berdasarkan sejarah dan peralatannya, teknik eksplorasi geofisika berkembang semakin baik, baik dalam penampilan maupun harganya. Kemajuan ini dapat menanggulangi masalah besar dalam mengembangkan sumber fama setelah dirasakan cukup sulit menemukan sumber baru, Kecuali di daerah yang benar-benar 4 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika baru untuk eksplorasi, banyak pengukuran geofisika dilakukan di daerah yang di masa lalu pernah gagal pengukurannya karena tidak tepatnya peralatan, teknik pengukuran lapangan, atau interpretasi data. Dengan kata lain, pengumpulan data yang diperoleh dengan teknologi yang ada adalah satu-satunya pengetahuan yang dapat ditemukan dengan berjalannya waktu, Kebutuhan akan data bani tidak dapat dipenuhi sampai ditemukan teknologi baru melalui pengembangannya sehingga mempermudah pengukuran dan pengolahan datanya, Dengan demikian, sekarang ini para teknokrat geofisika mendapati dirinya berada dalam situasi seperti orang sedang berlari di dalam kereta yang sedang berjalan. Mereka harus berlari cepat hanya untuk bertaan pada tempatnya berada. Masalah ini juga dihadapi oleh para abli lainnya yang terlibat dalam proses eksplorasi, seperti ahli geologi dan teknik pengeboran maupun teknik perminyakan Sekarang, marilah kita tinjau lebih lanjut perkembangan teknologi dalam eksplorasi geofisika yang dibagi dalam beberapa jenis. Dalam beberapa kasus, teknik-baru dikembangkan untuk menyelesaikan masalah lingkungan di daerah tempat dilakukannya eksplorasi. Di daerah pantai, gurun, tundra, atau dacrah yang mengandung lapisan lava dibutuhkan pengukuran khusus. Di beberapa daerah lain, bising yang unik dapat mengacaukan data geofisika schingga dibutuhkan teknik khusus untuk mengatasinya. Pengenalan teknologi komputer analog pada tahun 1950 dan komputer digital pada tahun 1960 telah mendatangkan kemampuan bara untuk merekam dan memproses berbagai macam data geofisika. Hal ini membuka kemungkinan untuk memprediksi informasi yang berharga, meskipun terhambat oleh bising yang tidak diinginkan, Kemajuan teknologi setelah Perang Dunia I membawa kemajuan pula di berbagai bidang ilmu pengetahuan yang memberikan sumbangan besar dalam eksplorasi geofisika. Komputer elektronik, mikrominiatur elektronik, informasi-teknik pemrosesan, dan satelit navigasi, telah digunakan secara luas oleh para abli geofisika dalam mencari dan mengembangkan lapangan minyak bumi atau sumber daya alam lainnya Metode atau Teknik Geofisika Metode geofisika yang secara luas banyak dilakukan dalam eksplorasi adalah metode seismik, gayaberat, magnetik, listrik, dan elektromagnetik. Semua metode tersebut juga terlibat dalam pengukuran zat radioaktif dan suhu, di dekat permukaan bumi atau di udara. Beberapa metode ini digunakan untuk pencarian hidrokarbon. Metode lainnya lebih banyak digunakan dalam eksplorasi mineral dan untuk tujuan lain, Pengukuran seismik, magnetik, dan gayaberat adalah pengukuran utama untuk eksplorasi mineral. Di Uni Soviet, di sekitar Perancis, dan lebih luas lagi sampai beberapa negara bagian di Amerika Serikat, metode elektromagnetik telah banyak digunakan secara kontinu dalam mencari minyak bumi, Jadi, metode magnetik dan clektromagnetik sudah digunakan untuk kedua jenis penyelidikan tersebut Pendahuluan 5 1.3 Teknologi Geofisika dan Sumber Daya Hidrokarbon Teknologi geofisika pada dasamya adalah teknologi yang dikembangkan dengan menerapkan sejumlah hukum fisika pada berbagai sifat fisik bumi agar dapat dimanfaatkan oleh umat manusia, Sehubungan dengan itu, teknologi ini mempunyai cakupan yang sangat luas, misalnya untuk keperluan mitigasi bencana gempa bumi dan gunung api. Selain itu, diperlukan juga untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan, gedung, jembatan, bendungan, dan bangunan sipil lain. Manfaat lainnya adalah dalam analisis lingkungan untuk menganalisis berbagai bahan berisiko, buangan limbah dan sebagainya. Yang tidak kalah pentingnya adalah untuk eksplorasi sumber daya bumi seperti mineral, batuan, batubara, minyak dan gas bumi, hingga kepentingan teknologi militer untuk galian atau deteksi adanya percobaan nuklir. Selanjutnya, teknologi geofisika dalam eksplorasi migas adalah feknologi seismik. Sejarah menunjukkan bahwa teknologi seismik mendominasi teknologi cksplorasi migas, namun teknologi ini bukanlah yang pertama digunakan. Posisi terhormat ini temyata ditempati olch metode gayaberat. Pada tahun 1915 Lorand von Eotvos yang berasal dari Hungaria memulai survei seismik dengan torsion balance. Kemudian, geologiwan Everetle DeGolyer menggunakan alat ini di Amerika Serikat pada tahun 1920-an dan berhasil menemukan Kubah Garam Nash di Brazoria County, Texas pada tahun 1924, Inilah penemuan ladang minyak pertama. dengan menggunakan teknologi geofisika. Teknologi ini mulai jarang digunakan secara komersial sekitar tahun 1930-an, namun secara sporadis masih digunakan di beberapa ladang minyak, misalnya di Cckungan Sumatra Tengah dan Kampar Kanan yang dikelola oleh PT Caltex Pacific Indonesia sekitar tahun 1985-1990. Bahkan pada tahun 1997, dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan SEG muncul teknologi gradiometri gayaberat yang mendapat sambutan hangat, diikuti terbitnya ulasan dalam jurnal profesional dan ada perusahaan yang khusus didirikan untuk memasarkannya. Awal penggunaan teknologi seismik untuk eksplorasi mineral ialah sesudah Perang Dunia I. Para fisikawan Perancis, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat mengembangkan suatu metode berdasarkan teknologi seismik untuk melokalisir artileri musuh. Setelah perang berakhir, John C, Karcher dan Mintrop mulai menerapkannya untuk eksplorasi minyak bumi. Karcher menemukan teknologi seismik refleksi pada April 1979 dan segera mencari kemungkinan untuk bergerak secara komersial. Mintrop mematenkan teknologi ini tahun 1919, serta mendirikan perusahaan Seismos pada tahun 1921 dan memperoleh kontrak dari perusahaan Marlan Oil (kemudian menjadi Conoco) pada tahun 1923. Pekerjaan ini belum menemukan minyak, Kontrak lain antara Scismos dan Gulf berhasil menemukan Kubah Orchard di pantai Texas pada tahun 1924, Ladang ini menghasilkan minyak secara komersial, schingga dicatat sebagai keberhasilan teknologi seismik untuk explorasi minyak bumi. Pionir teknologi seismik lainnya, Karcher, mengalihkan operasinya ke Pantai Timur (Oklahoma) dan pada tahun 1921 Geological Engineering Company berhasil 6 _ Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika melakukan tes fondasi kota Oklahoma sehingga didirikan monumen oleh Oklahoma City Geological Society. Karena dianggap sukses melaksanakan pekerjaan ini, Marland Oil Company setuju memberikan dana untuk penelitian lebih lanjut. Namun, hasil penelitian itu buruk, Dan bersamaan dengan itu harga minyak juga memburuk sehingga perusahaan ini bangkrut, Setelah harga minyak membaik pada tahun 1920-an, DeGolyer, Wakil Presiden Perusahaan Amerada memutuskan untuk menyiapkan kemungkinan penggunaan teknologi geofisika dalam eksplorasi minyak bumi. Perusahaan Geophysical Research Corp. didirikan sebagai anak perusahaan Amerada dan Karcher kembali dalam bisnis minyak. Hasil yang dicatat ialah dikembangkannya instrumen seismik yang diserahkan ke Houston pada tahun 1926, schingga Gulf menyewa dua kelompok refraksi pada tahun yang sama. Satu kelompok berhasil menemukan dua buah kubah garam dalam wakiu 3 bulan Geologiwan Kepala, L.P. Garret, mengembangkan teknik ‘penembakan kipas’ dengan hasil memuaskan, Dalam kurun waktu 1927-1928 GRC berhasil menemukan 1 kubah garam dalam waktu hanya 4 bulan hanya untuk satu Klien. Penelitian berjalan terus dan menghasilkan teknologi seismik refleksi sebagai teknologi komersial. Karena dalam perusahaan belum diprioritaskan, DeGolyer bekerja sama dengan Karcher membiayai Geophysical Service Inc. Hasilnya, pada pertengahan tahun 1930-an dasar eksplorasi geofisika modern telah diletakkan, Seismik refleksi telah mapan sebagai teknologi penting dalam cksplorasi. Pada saat itu SEG berdiri dan mulai dengan publikasi dalam majalah Geophysics pada tahun 1935, Ternyata industri terus berkembang dan sangat mendukung teknologi ini, misalnya dengan ditemukannya pita magnetik, teknologi pengolahan sinyal, dan akhirya teknologi informatika atau komputer. Selanjutnya, pada tahun 1960-an mulailah era digital. Pelopor teknologi seismik dalam teknologi digital ialah Enders Robinson Teknologi ini memungkinkan dibuatnya penampang seismik. Konsekuensi dari perkembangan tersebut ialah tumbuhnya industri baru pengolahan data yang dengan cepat menghubungkan pengambilan data (data aquisition) dan interpretasi data. Ketiga bagian ini — pengambilan data, interpretasi data, dan pengolahan data — sekarang berkembang pesat dalam teknologi seismik. Geofisikawan telah terbukti memanfaatkan kemajuan perkembangan teknologi informatika sejak tahun 1960-an, Perusahaan minyak menjadi pasar terbesar yang memanfaatkan superkomputer pada tahun 1970-an sehingga mampu mengolah data seismik secara lebih banyak dan lebih cepat. Kemajuan seismik 3D pada tahun 1980-an menjadikan teknologi geofisika sebagai ‘kader’ dalam perkembangan komputer workstation. Teknologi seismik 3D ini diyakini sebagai terobosan teknologi di generasi masa kini. Teknologi ini menjadikan evolusi yang tadinya hanya teknologi cksplorasi saja menjadi teknologi eksplorasi dan pengembangan (development) dari ladang migas. Dengan demikian, selain exploration geophysicist dikenal pula development geophysicist Perkembangan kemampuan resolusi menjadikan perbandingan sukses semakin baik bagi teknologi seismik, yang ditunjukkan dengan keberhasilan sumur-sumur pengembangan di ladang minyak. Karena posisi hidrokarbon di reservoir berubah terhadap waktu, mulailah dipertimbangkan memasukkan dimensi keempat dalam Pendahuluan 7 seismik, yaitu waktu, sehingga dikenal seismik 4D (tiga dimensi ruang ditambah satu dimensi waktu). Teknologi ini bekerja berdasarkan teknologi seismik 3D yang dilakukan secara berulang terhadap waktu schingga dapat memantau pengaruh produksi hidrokarbon i permukaan terhadap penyebarannya di bawah permukaan, Teknologi ini dikenal sebagai seismik selang waktu (lapse-time seismic). Contoh studi mutakhir yang berkaitan dengan metode selang waktu adalah yang dilakukan di Lapangan Fulmar di Laut Utara (Johnston dkk., 1998). Hasil studi ini antara lain memberikan data tentang perubahan kontak fluida di reservoir (berkaitan dengan batas produksi), kenaikan seismik impedance akibat masuknya air dan penurunan tekanan di reservoir, dan perubahan impedan sesuai dengan sojarah produksi, Kesimpulan akhir menyebutkan bahwa perubahan sifat seismik dapat membantu dalam manajemen reservoir. Contoh lain dilakukan oleh Huang dkk, (1998) yang melakukan integrasi antara seismik selang waktu dan data produksi untuk manajemen reservoir untuk memperbaiki production history matching yang dilakukan di reservoir batupasir, Teluk Meksiko, lepas pantai Louisiana. Beberapa contoh kegunaan lain dilaporkan oleh He dkk. (1998), Anderson dkk, (1998), dan sejumlah peneliti lain Di Indonesia metode ini diterapkan di daerah PT CPI. Secara khusus Konferensi ‘AAPG tahun 2000 memasukkkan satu topik tentang penggunaan Geofisika 4D (Anonim, 1999). 1.4 Teknologi Geofisika dan Sumber Daya Mineral Hanya Indonesia yang bergantung pada produksi minyak dan gas untuk memenuhi kebutuhan energinya. Ini sama saja dengan bergantung pada kandungan mineral untuk membiayai ekonomi industri yang merupakan dasar peradaban modern. Angka kandungan mineral yang terus digali menunjukkan permintaan yang terus meningkat sesuai dengan pertumbuhan ckonomi. Pertumbuhan teknologi geofisika dapat membantu menemukan cadangan migas dan ini harus digunakan dengan sebaik-baiknya supaya kebutuhan mineral menjadi lebih tercukupi, Survei yang menakjubkan dari teknik geofisika bisa ditemukan di Perancis pada tahun 1980-an. Metode teknologi geofisika ini sudah lebih berhasil dengan ditemukannya dua jenis bijih, yaitu bijh sulfida yang kandungannya kedua terbesar dan tersebar, dan bijih besi. Mineral lainnya seperti kromit dan emas juga sudah berhasil ditemukan dengan survei geofisika Bijih sulfida sangat menguntungkan sebagai sumber tembaga dan molibdenum. Logam penting yang telah ditemukan secara besar-besaran dalam kandungan bijih sulfida adalah tembaga, nikel, timah, dan seng, Mineral yang biasa ditemukan adalah kalkopirit, bornit, molibdenit, pirit, pirotit, galena, dan sfalerit. Peralatan geofisika yang paling efektif untuk menemukan bijih jenis ini adalah teknik polarisasi terimbas, Kandungan bijih itu memiliki sifat Khas, yaitu konduktivitas dan densitas yang tinggi, schingga sering ditemukan. Karena magnetit seringkali hanya terdapat sebagai ‘tamu’ mineral, kekuatan gaya magnetiknya lemah, Sifat 8 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika elektromagnetik pada beda tegangan dan teknik induksi (terimbas) tampaknya cukup baik untuk mendeteksi kesatuan anomali konduktivitas yang terkandung. Sementara itu, pengukuran gayaberat dipakai untuk mengamati anomali densitas. Survei magnetometer antara lain digunakan untuk mendiagnosis penyimpangan gaya tarik magnetik akibat perubahan suseptibilitas. Bijih besi yang memiliki daya tarik ekonomi besar adalah yang mengandung, magnetit dan hematit. Magnetit memiliki susptibilitas magnetik yang paling tinggi dibandingkan dengan mineral lain. Teknik magnetik sangat sesuai untuk mencari besi dalam bentuk ini. Hematit tidak banyak mengandung magnetik, tetapi sering dihubungkan secara genesa atau secara stratigrafi sebagai unit litologi yang mengandung mineral magnet. Jadi, magnetometer dapat digunakan dalam eksplorasi hematit sebagaimana dilakukan untuk magnetit. Selain itu, karena densitas magnetit biasanya lebih besar daripada densitas batuan yang mengandung mineral ini, survei gayaberat dapat digunakan untuk mencari kedua jenis bijih ini Akhir-akhir ini penemuan cadangan polimetalik masif pada bijih sulfida di dasar lautan memberikan harapan baru, Arti nyata deposit ini masih harus menunggu perkembangan teknik penambangan, selain terkait dengan masalah transportasi dan eksploitasi deposit ini. Bagaimanapua, akan lebih baik menggunakan kemampuan yang ada sekarang ini, yaitu teknologi geofisika, untuk pemecahan berbagai masalah penambangan di laut. Peralatan geofisika sudah digunakan dalam eksplorasi mineral hampir tiga abad sebelum geofisika digunakan dalam pencarian minyak. Kompas magnetik digunakan dalam prospek untuk bijih besi pada awal 1640, tetapi baru 100 tahun yang lalu digunakan sebagai peralatan khusus. Kompas untuk penambangan di Swedia, yang dikembangkan untuk penyelidikan, jarum magnetiknya sangat bergantung pada perubahan rotasi horisontal dan vertikal. Di Amerika Serikat, kompas ini biasanya digunakan untuk eksplorasi bijih besi di New Jersey dan Michigan selama dasawarsa terakhir abad ke-19 Salah seorang perintis awal cksplorasi gcofisika ialah Robert Fox yang pada tahun 1815 menemukan bahwa mineral dapat berpolarisasi dengan spontan. Ia mengajukan peralatan yang memakai efek ini untuk mendapatkan bijih. Eksplorasi gcofisika dengan menggunakan teknik ini baru berusia satu abad, namun sebuah penemuan komersial telah diciptakan berdasarkan teknik ini. Pada tahun 1916 Corad Schlumberger menggunakannya untuk mencari lokasi deposit sulfida di Bonn, Kira-kira pada waktu yang sama dia mengembangkan tempat pelatihan teknik untuk resistivity (tahanan jenis). Teknik yang berbasis pada percobaan diperkenalkan oleh Osborn dan peneliti lainnya sebelum pergantian abad di area penambangan ‘The Great Lakes” Pada tahun 1915-1920 pelapisan berbagai jenis jarum mulai diperkenalkan untuk lebih mencerahkan masa depan mineral magnetik. Sampai saat itu magnefometer Schmidt masih tetap dipakai. Magnetometer udara yang berdasarkan flux gate di bawah departemen eksplorasi telah digunakan untuk mengawasi ‘kapal selam” selama Perang Dunia II dan digunakan dalam jangka pendek setelah perang, Magnetometer nuklir untuk survei darat dan udara digunakan sekitar tahun 1955 Pendahuluan 9 dan peralatan yang sama lebih berkembang dengan jenis optical-pumping (uap cesium dan rubidium). Magnetometer diperkenalkan untuk kerja cksplorasi sckitar tahun 1961, Airborne magnetic gradiometer digunakan pada pertengahan tahun 1960-an. Semua peralatan magnetik telah digunakan dalam penambangan dan eksplorasi minyak. Pada tahun 1920-an teknik pembuktian sedang dikembangkan untuk prospek tahanan jenis yang melibatkan perkalian konfigurasi elektrode. Metode elektromagnetik diperkenalkan oleh Hans Lundberg pada pertengahan tahun 1920- an dan mereka mengadaptasikannya untuk survei udara pada sekitar tahun 1947. Sebelum Perang Dunia I], basis teori untuk eksplorasi bahan tambang dibatasi dan interpretasinya hanya pada bagian kuantitatif: Sejak perang telah terjadi banyak perkembangan dalam teori metode interpretasi yang digunakan dalam geofisika pertambangan, terutama yang bersangkutan dengan gaya magnetik dan elektromagnetik. Penggunaan metode teknik geofisika untuk eksplorasi tambang tersebar luas setelah berakhimya Perang Dunia Il, Dalam tahun 1948 polarisasi terimbas atau metode over voltage diperkenalkan secara komersial dalam pencarian bijih sulfida. Metode ‘magnetotelluric dan metode audio magnetotelluric juga diperkenalkan setelah perang. 1.5 Teknik Geofisika Secara khusus perkembangan ilmu geofisika sebagian mengarah ke teknologi. Pada mulanya bidang ini hanya mencoba menyediakan teknik pengukuran dan perhitungan hipotesis geologi, namun kemudian berkembang ke arah teknik pemanfaatan sumber daya. Contohnya adalah teknologi seismik untuk eksplorasi minyak dan gas bumi, gayaberat dan magnetik untuk eksplorasi mineral bijih, serta geolistrik dan elektromagnetik untuk sumber daya panas bumi. Akhir-akhir ini juga berkembang ke arah pengujian bahan konstruksi, struktur konstruksi dangkal, serta pemantauan lingkungan, misalnya dengan berkembangnya pengujian yang tidak merusak serta pengukuran polutan dan penggunaan radar Teknik pengolahan data geofisika sering menghasilkan ahli yang sama sekali sudah tidak mengerti lagi tentang akar kebumiannya sendiri, atau murni teknologi. Hal ini terjadi karena secara filosofis tugasnya sudah berbeda, yaitu mencari cara mengolah data agar objek yang diinginkan tergambar dengan jelas, terlihat nyata dibandingkan dengan benda-benda lain di sekitarnya. Para abili yang berkecimpung dalam masalah ini kemudian mendirikan organisasi profesi yang sangat terkenal, antara lain Society of Exploration Geophysicist (SEG), sedangkan sesudah tahun 1990-an berdiri organisasi Environmental and Engineering Geophysical Society (EEGS), Asosiasi yang disebut terakhir ini lebih menangani masalah yang berkaitan dengan eksplorasi dangkal. Tentu saja karena sifatnya dangkal, masalah lingkungan tercakup di dalamnya 10 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika ‘Teknologi geofisike akhir-akhir ini berkembang dengan pesat seiring dengan teknologi informatika. Fenomena ini mudah dimengerti karena i informatika memungkinkan dilakukannya pengambilan dan pengolahan geofisika secara cepat dalam waktu yang singkat, namun dengan ketepatan Pendabutuan 11 Bab 2 Pembentukan dan Struktur-Dalam Bumi 2.1 Pembentukan Bumi Pelajaran utama yang dapat kita amati dari berbagai kejadian di sekitar kita ialah bahwa segala sesuatu tidak pernah kekal. Semua yang ada di bumi muncul dan bisa musnah kembali, seperti sungai, danau, gunung, samudera, dan masih banyak lagi benda alam lainnya, Fenomena lain yang kita lihat ialah bahwa segala sesuatu yang ada sekarang adalah hasil kejadian pada masa lalu, yang dapat berulang kembali. Banyak masalah utama yang harus dijawab yang berkaitan dengan hal ini, misalnya material dan proses yang membentuk bumi seperti bentuk yang kita saksikan sekarang ini. Pada mulanya manusia mengira bumi berbentuk datar, dikelilingi olch samudera sehingga orang tidak berkeinginan untuk berlayar jauh di lautan (takut jatuh), Namun, sejak sekitar 1500 SM bangsa Mesir telah berhasil mengamati jalannya matahari dan bulan schingga dapat menciptakan kalender. Sekitar tabun 585, ilmuwan Yunani, dengan mengamati gerhana bulan, menyimpulkan bahwa bulan memantulkan cahaya matahari, Tidak lama kemudian, Phytagoras mengemukakan pandangannya bahwa bumi berbentuk bulat. Pada waktu itu orang masih percaya bahwa bumi adalah pusat alam semesta, dikelilingi oleh bulan dan matahari, Sekitar tahun 200 SM, seorang ahli matematika berhasil menghitung keliling bum. Kemudian, sejak awal tahun Maschi hingga abad XV, ilmu astronomi yang kebanyakan berpusat di Arab berkembang dengan pesat. Selanjutnya, sejak awal tahun 1600-an, dengan kemajuan ilmu astronomi itu, orang menyadari bahwa bumi bukanlah pusat alam semesta, melainkan hanya salah satu planet yang mengelilingi matahari, Tiga abad kemudian (1918) muncul kesimputan baru bahwa matahari bukanlah pusat alam semesta, melainkan hanya satu dari jutaan bintang yang ada di alam semesta yang membentuk gugus yang disebut galaksi, dan dinamai galaksi Milky Way atau Bima Sakti. Hingga saat ini ada sekitar dua puluh galaksi yang telah berhasil dipetakan Dj antara galaksi yang telah berhasil dideteksi itu, galaksi terbesar disebut galaksi Andromeda yang berbentuk spiral yang terletak dua juta tahun cahaya dari galaksi Bimasakti, Galaksi yang terdekat terletak 160.000 tabun cahaya, disebut Awan Magellan. Galaksi Bimasakti juga berbentuk spiral, dengan matahari terletak pada lengan spiral pada jarak 30.000 tahun cahaya dari pusat galaksi yang dikelilinginya 13 Matahari memerlukan waktu 225 juta tahun untuk mengelilingi pusat galaksi, dan sejak terbentuknya ia telah mengelilingi pusat itu sebanyak 20 kali, Galaksi diperkirakan mengandung 10.000-100.000 milyar bintang dengan garis tengah 100.000 tahun cahaya (9,5 x 10'° km). Bandingkan dengan jari-jari bumi yang hanya 6378 km, garis tengah matahari yang 1.390.000 km, dan jarak bumi-matahari yang 149.500.000 km, Di antara ratusan ribu juta bintang dalam galaksi Bimasakti, matahari adalah satu di antaranya. Matahari dikelilingi oleh scmbilan planet utama (abel 2.1), selain oleh serpihan batuan dan logam (astroid) yang tak terhingga banyaknya. Tabel 2.1 Matahari dan semua planet serta benda langit yang mengelilinginya. Jarak Jari-jari Berat terhadap matahari Nama (km) jenis | Satelit {satuan astronomi) Matahari 695.000 | 1.42 . a Merkurius 2490 | 48 0 0,39 Venus 6200 | 49 Q 0,72 Bumi 6370 | 5.51 1 1,00 (Bulan) 1.740 | 3.36 o = Mars 3.400 3.95 2 15 Asteroid = - - 2,8 Jupiter 71300 | 134 | 12 52 Saturnus 59,600 | 0.69 9 96 Uranus 26.800 | 1.36 5 19,25 Neptunus 22.300 | 1.30 2 30,2 Pluto 2.900 = 0 39,6 2.2 Struktur-Dalam Bumi Pengetahuan kita tentang struktur-dalam bumi masih sangat terbatas. Lubang, terdalam yang pernah digali orang adalah sekitar 2100 m di Brazil. Sementara itu, batuan terdalam yang pernah dipelajari orang berasal dari kedalaman 8000 m, diambil dengan pengeboran-dalam, Namun, ahli scismologi telah berhasil mengembangkan teknik untuk mempelajari struktur-dalam bumi, yang bersama dengan ahli geokimia mencoba mengupas pengertian tentang struktur-dalam bumi, Berdasarkan perhitungan dan penafsiran yang dilakukan oleh ahli seismologi, bumi dapat dibagi ke dalam tiga lapisan utama, yaitu kerak, selubung (mantel) dan inti bumi (Gambar 2.1). Kerak bumi memiliki ketebalan yang beragam; di daerah samudera tebalnya sekitar 10 km, sementara di bagian benua tebalnya beragam antara 30 hingga 40 km. Batas antara kerak dan selubung bumi dinamakan 14. Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika Mohorovicic atau biasa disebut bidang Moho. Bidang diskontinu yang lebih dalam lagi ialah antara selubung dan inti bumi, yaitu pada kedalaman 2900 km — Kecepatan (km/det) $e 6 Bete eo ce eevmenmeve — Zona Kecepatan Rendah 100 Mantel 200 300 Kedataman (km) 400 Inti 500 600 @) b) Gambar 2.4 (a) Hasil analisis gelombang seismik gempa untuk struktur-dalam bumi. (b) Dimensi struktur-dalam bumi, Kejadian dan Struktur-Dalam Bumi 15 Kerak Bumi Pada bagian atas kerak bumi dijumpai batuan sedimen, Dari data gelombang gempa, di bawahnya dijumpai dua lapisan, yaitu batuan granitis di bagian atas dan batuan yang bersifat basaltis di bagian bawahnya, Batas kedua lapisan batuan ini kurang jelas, namun bidang diskontinu-nya disebut bidang diskontinu Conrad, Pada kerak bumi di samudera, batuan yang bersifat asam tidak dijumpai. Kerak bumi pada bagian benua dan samudera memiliki perbedaan yang sangat kontras, sebagaimana yang ditunjukkan oleh hasil analisis gelombang gempa (Gambar 2.1a) Batuan kerak bumi sangat heterogen. Contohnya, pada bagian benua yang berumur tua atau disebut Perisai Prakambrium, batuan yang utama terdiri atas batuan beku dan metamorfosa derajat tinggi. Batuan yang terkandung dalam lapisan kerak bumi ini meliputi beberapa oksida berikut: Si02 61,9 % ALO; 15,6 % Cad 5-7% MgO 3.1% Na, 31% K,0 2,9 % Fe,03 29% TiO, <1% P20; <1% MnO <1% Berdasarkan indikasi kecepatan gelombang gempa, kerak bumi bagian bawah ditafsirkan sebagai batuan gabro (basa), Namun, jika dilihat dari suhu dan tekanan pada kerak bumi bagian bawah, gabro tidak mungkin dapat terbentuk, Pada tekanan tinggi ia akan berubah menjadi batuan yang disebut eklogit, namun dalam keadaan demikian batuan ini memiliki densitas terlalu tinggi untuk kerak bumi. Kesimpulannya, besar kemungkinan pada bagian bawah kerak bumi komposisi kimia batuannya tergolong menengah, karena suhu dan tekanan tinggi menjadikan batuan memiliki densitas tinggi. Selanjutnya, kerak bumi yang terdapat pada daerah benua ke samudera, bagian bawahnya yang berkomposisi basa akan menipis dan menerus, sementara bagian atas yang berkomposisi asam akan menipis dan menghilang, Contoh batuan yang diambil dari pengeboran di laut menunjukkan batuan basalt dengan sebagian kecil serpentinit dan batuan ultramefik lain. Basalt yang dijumpai di sini kurang mengandung kalium, tapi kaya akan aluminium jika dibandingkan dengan batuan basalt yang dijumpai di permukaan bumi, Batuan ini disebut toleit samudera. Permukaan kerak bumi tampak dalam berbagai bentuk, antara lain gunung api, pegunungan, samudera, dataran, dan scbagainya. Beberapa hipotesis yang mencakup terjadinya bentuk morfologi tersebut diuraikan berikut ini. 16 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika 1. Bumi statis ~ artinya bumi memang sudah ada sesuai dengan bentuknya yang sekarang ini, sementara erosi dan pengendapan hanya sedikit mengubah bentuk yang telah ada. 2. Bumi mengembang ~ hipotesis ini berpijak pada kenyataan bahwa bumi semakin panas sehingga menjadi membesar. Akibatnya, kulit bumi yang kaku dan tipis menjadi terpecah-pecah karena membesarnya bumi. Hasil yang kita peroleh adalah bentuk permukaan bumi seperti yang sckarang ini. 3. Bumi menyusut — berlawanan dengan butir 2, diperkirakan bumi menjadi semakin dingin sehingga bumi menyusut, Penyusutan tersebut menyebabkan bagian Iuar bumi berlekuk-lekuk yang membentuk berbagai kenampakan morfologi seperti sekarang ini. 4. Bumi berdenyut — hipotesis ini adalah kombinasi dari hipotesis pada butir 2 dan 3, yaitu bumi mengembang dan menyusut, seperti berdenyut. Akibat proses ini diperkirakan kemungkinan terjadinya bentuk morfologi bumi seperti sekarang ini 5. Tektonik lempeng - teknologi maju yang khususnya berkaitan dengan geofisika memungkinkan para abli kebumian mempelajari lantai samudera, sifat gayaberat dan magnetik bumi, serta sifat fisik batuan kerak bumi lainnya. Hasilnya adalah perkembangan teori baru berdasarkan model lempengan yang dikenal sebagai Teori Tektonik Lempeng. Teor! ini berpijak pada hipotesis bahwa kerak bumi terdiri atas beberapa lempengan kaku (litosfer) seperti ditunjukkan pada Gambar 2.2. Lempengan tersebut terus bergerak schingga bertubrukan satu sama lain, saling menjauh atau berpapasan. Pergerakan itu terjadi karena lempengan ini seolah-olah mengambang pada bahan yang plastis (asterosfer). Sementara itu, di daerah yang saling menjauh (Punggung Tengah Samudera), lempengan itu mengalirkan lava ke atas dan mendorong ke arah yang berlawanan schingga lempengan yang mengapung tadi bergerak berlawanan pula. Daerah ini disebut Pemekaran Lantai Samudera. Jika terjadi tubrukan dengan lempengan lainnya terjadilah berbagai bentuk gunungapi, pegunungan, palung, dan sebagainya (Gambar 2.3). Di daerah yang berpapasan terjadilah sesar transform. Pergerakan lempeng tadi juga dipengaruhi oleh adanya anus konveksi di mantel atas. Selubung Bumi Sclubung adalah lapisan di dalam bumi, mulai dari bidang diskontinu Moho hingga kedalaman 2900 km. Hingga saat ini belum ada batuan yang secara pasti dianggap mewakili batuan dari selubung. Meskipun demikian, diduga batuan di sini terdiri atas batuan ultramefik yang banyak mengandung olivin dan sedikit piroksen, Batuan ini dijumpai berupa zenolit yang terperangkap dalam aliran magma yang keluar ke permukaan bumi. Namun, harus diketahui bahwa selama perjalanan keluar ke permukaan bumi, batuan terscbut telah mengalami berbagai perubahan Hasil kajian gelombang gempa menunjukkan bahwa lapisan selubung terdiri atas tiga bagian, Bagian paling atas hingga kedalaman 200 km memiiliki ciri perubahan Kejadian dan Struktur-Dalam Bumi [7 Lempeng Lempeng Amerika Utara Cpr Erasia Lempeng, Eurasia Gambar 2.2 Lempengan litosfer utama di kerak bumi dengan arah pergerakannya Punggung Samudera ee Gambar 2.3. Model lempengan tektonik yang membentuk berbagai rupa muka bum Busur Kepulauan Gunungapi & pegunungan ae kKecepatan gelombang gempa yang berangsur melemah, Lapisan tengah, antara 200 kam hingga 700 km, dapat dilihat dari perubahan kecepatan gelombang gempa yang [cbih bermakna. Lapisaa terdalam, antara 700 km hingea 2900 km, mencaktup Kedua ciri sebelumaya secara mencrus, Bila dibandingkan dengan jarijari bur, febal lapisan selubung hanya kurang dari separuhnya, namun isinya mencakup 83% isi bumi. Kecepatan gelombang gempa yang tinggi pada zona selubung ini mengarah pada batuan dengan rigiditas tinggi dan densitas tinggi, Batuan ini mungkin sesuai dengan piroksent atau dunit. Selan itu, tampak bahwa gempa dangkal (<60 km) lebih seringterjadi, sementara gempa menengah dan gempa dalam jauh lebih jarang terjadi Lapisan yang paling rapuh di bagian kerak bumi disebut liter dengan aktivitas Sempa yang tinggi, sedangkan lapisan bagian atas solubung yang plastis disebut 18 _ Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika sebagai astenos/er. Ini menerangkan gejala gempa yang dibahas di atas. Atau dapat pula diyakini hipotesis yang menyatakan bahwa batuan tadi komposisinya sama, namun sifat fisiknya berbeda. Jika kita berasumsi demikian, maka batuan di bagian atas selubung akan sama dengan batuan di bagian bawah kerak dengan densitas berbeda. Batuan semacam ini ialah eklogit yang terdiri atas mineral gamet dan piroksen yang komposisi kimianya sama dengan basalt, namun densitasnya lebih tinggi (3,5 gricc dibandingkan dengan gabro atau basalt 3,0 gr/cc). Di bawah lapisan ini ditafsirkan terdapat batuan ultramefik dengan kandungan gabro:dunit sebagai 1:3. Batuan ini disebut pirolit dengan densitas mencapai 3,9 gr/cc. Lebih ke dalam lagi ditafsirkan terdapat batuan homogen yang terdiri atas silikat bermagnesium dan besi. Inti Bumi Inti bumi dimulai dari bidang diskontinu Gutenberg, mulai dari kedalaman 2900 km hingga ke pusat bumi pada kedalaman 6371 km, Karena kedalamannya yang besar ini, kajian terinci mengenai pusat bumi juga masih jauh dari jangkauan manusia Kajian terutama dapat dilakukan melalui gelombang gempa. Batas antara selubung dan inti bumi sudah dapat diperkirakan karena adanya perbedaan densitas yang mendadak, yaitu dari 5,5 gr/cc menjadi 10 gr/ce yang mewakili lapisan inti bagian atas, sedangkan bagian dalam memiliki densitas sckitar 13 gr/ce. Isi inti bumi kira-kira mencakup 16% dari isi bumi secara keseluruhan. Perjalanan gelombang gempa menunjukkan adanya zona yang tidak dapat merambatkan gelombang S yang memiliki ciri tidak dapat merambat dalam cairan Oleh karena itu, diperkirakan inti bumi bersifat cair. Setelah melalui inti bumi, gelombang gempa hanya tinggal gelombang P saja. Pada kedalaman 5150 km, gelombang P menunjukkan adanya perubahan yang mendadak, Batas ini ditafsirkan sebagai batas antara inti bagian Ivar dan inti bagian dalam yang diduga bersifat padat. Ini dijelaskan hanya dari meningkatnya kecepatan gelombang kompresi P. Komposisi kimia inti bumi dianggap terdiri atas besi dan nikel. Anggapan ini berdasarkan pengetahuan manusia tentang meteorit, yaitu batuan dari angkasa yang jatuh ke bumi, yang terdiri atas batuan dengan kandungan besi dan nike! sebesar 6%, Selain besi dan nikel, sesuai dengan perhitungan densitasnya, inti bumi diduga mengandung sulfat atau karbon atau magnesium oksida schingga densitasnya lebih rendah. Ada ahli yang berpendapat bahwa setelah bumi terbentuk, silikat berubah menjadi silikon. Jadi, inti bumi terdiri atas 20% silikon dan sisanya besi dan nikel Semua perkiraan ini didasari perhitungan densitas yang sesuai, Kejadian dan Struktur-Dalam Bumi 19 Namun, sambutan terhadap teori evolusi ini tidak mengubah pandangan yang berdasarkan pada observasi yang tidak sempurna (pada waktu itu) dan setiap formasi mempunyai hewan sendiri-sendiri dan terpisah dengan yang lainnya oleh jurang dunia (?). 3.2 Pembagian Waktu Geologi Pada abad ke-19 para ahli geologi yakin bahwa mereka telah mengeluarkan pembeda pencatatan waktu geologi seluruh dunia dan dapat digunakan untuk jangka waktu yang pendek untuk proses pegunungan, transgresi dan regresi, dan lain-lain, Mereka mengeluarkan skala waktu relatif berdasarkan ide ini (Tabel 3.1 dan 3.2). Tabel 3.1. Deret radioaktif. ‘Seri Uranium unsur | Nomer | Romor | waituParuh | Radiasi u 238 92 45x10 tahun | a Th 234 90 | 24 hari 8 Pa 234 1 6.7 hr, 1.2menit | p (2 isomer) u 234 92 25x 10° tahun | Th 230 90 8x 10° tahun a Ra 226 88 1,620 tahun a Rn 222 86 3.8 hari @ Po 218 84 | 3menit 99.97 % a; 0.03 % fp Pb 214 82 —_| 26.8 menit B or At 218 85 | 2detik a Bi 214 83 | 20 menit 99.96 % i; 0.04 % a. Po 214 a4 16x10" detik = fw or Tl 210 at 1.3 menit B Pb 210 82 22 tahun B Bi 210 83 Shari B Po 210 84 138 hari a Ba+ 6B : ae “SetiAktinum = u 235 92 74x10 tahun | w Th 231 90 25.6 jam B Pa 231 1 3.4x10%tahun | Ac 227 89 22 tahun B atau 22 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika 227 90 19 hari a 223 87 21 menit f (sedikit a "alternate") 223 88 11.2 hari a 219 86 | 3.9 detik a 215 84 | 1.83x10°detik | «a (sedikit p alternate") 211 82 26 menit B 2 83 | 2.16 menit a (sedikit B “alterate") 207 81 | 4.8 menit B 1.4% 10" tahun o 228 88 | 6.7 tahun B 228 89 | 6.1jam B 228 90 4.9 tahun a 224 88 | 3.64hari a 220 80 | 54.5 detik a 210 84 | 0.16 detik «a. (sedikit f alternate") 212 82 40.6 jam B 212 83 4 jam 63 %P, 37 %a. 212 84 3x 10” detik a 208 at 3.1 menit B 4.2.x 10° tahun (90 %) atau K-orbit penangkapan elektron : SeriKarbon 14 6 5,000 tahun B B atau penangkapan elektron 176 72 Geokronologi 23 or Yb 178 70 “Seri Rhenium Re 187 75 5x10" tahun B Os 187 75 ‘Seri Lanthanum i oe La 138 57 7x10" tahun Penangkapan elektron atau p Ba 138 56 or Ce 138 58 ‘Seriindium — c In 115 49 6x 10" tahun B Sn 115 50 | Seri Samarium sm 147 62 1.4x10" tahun |p Nd 143 60 Data dari Hollander dkk., 1953; Ahrens, 1956; Aldrich dkk., 1956 a and b; Senftle, 1956 (op. cit Howell, 195). Tabel 3.2 ini merupakan skala waktu geologi yang pertama, tapi bersifat relatif. Para ahli geologi tadi membuat perkiraan yang beralasan dari panjang waktu yang absolut, bahkan perkiraannya lebih baik daripada perkiraan abli fisika pada saat itu diperkirakan belum mengenal panas yang dihasilkan oleh radiasi radioaktif. Hal ini ternyata berguna untuk menyediakan kerangka pembagian waktu sclanjutnya. Para abli geologi mempelajari segala sesuatu secara mendetail, mengebor cekungan untuk mendapatkan minyak bumi, dan memperluas penelitian ke daerah yang lebih jauh, Akibatnya, konsep adanya jurang dunia dan perubahan dalam spesies gagal dipertahankan, Di pegunungan yang berbeda telah dibuat skala waktu yang berbeda Bahkan transgresi di laut benua dan daerah yang lebih sempit telah muncul dan tenggelam secara tersendiri dengan skala umur yang sama karakteristiknya dengan yang ditemukan di berbagai tempat. A.W. Grabeau (1936) menegaskan preservasi ini dan pemakaiannya dalam pembagian batuan menurut fasiesnya. Keberagaman karakteristiknya dapat dibandingkan dengan yang ada saat ini, sebagai batas samping. Di pihak lain, dapat dipelajari juga material dan berbagai bentuk kehidupan yang identik, bahkan ada spesies yang bisa bertahan. Teka-teki perubahan fauna diilustrasikan dengan baik oleh batuan berumur Kambrium di perbatasan utara Samudera Atlantik, bahkan dengan skala lebih besar terdapat di Eropa, Tanpa menghiraukan variasi fasies, dijumpai suatu karakteristik genus dari fosil tribolit. Di Amerika Utara, pada tingkat kedudukan daerah yang sama dalam suksesi yang meliputi fauna lain, ditemukan fauna yang berbeda sama sekali, dinamakan Tribolit denellus. Perbedaan kedua fauna yang telah berkembang tersebut tidak mengejutkan, tapi orang berpendapat bahwa tiap fauna telah 24. Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geoftsika melahirkan benva baru. Ini bukanlah kasus yang aneh, tapi di daerah pantai yang sama sepanjang kedua benua itu, urutan binatang telah berubah. Di Norwegia dan Skotlandia, fauna Kambrium adalah dunia Olenallus Amerika Utara. Di pesisir Kanada dan New England, dan pada pengeboran di Florida tengah, bentuk fauna Eropa yang dijumpai. Hal ini memicu timbulnya dua pertanyaan, Pertama, mengapa ‘ada beberapa daerah kecil yang dipisahkan olch laut dari daerah utamanya? Yang ikedua, mengapa fauna di darat berbeda sama sckali dengan dunia fauna di laut, tanpa tercampur? Dalam penciptaan skala waktu alam raya telah diakui bahwa masalah tersebut uncut karena perbedaan ketiga metode yang digunakan, Ketiga metode itu adalah metode stratigrafi (atau stratigrafi batuan), metode paleontologi (atau waktu paleontologi), dan metode radiometri. Dari sudut pandang abli geologi lapangan yang bekerja di pertambangan, dari pengamatan singkapan di dinding bukit atau pada inti pengeboran lubang, tampak bahwa perubahan tingkat penampang paling mudah dibedakan oleh perubahan litologi, yaitu ada penampang batupasir, serpih abu-abu, dan serpih hitam. Asal pembagian diketahui sebagai stratigrafi, atau lebih tepatnya sebagai unit stratigrafi. Batuan tersebut bisa ditemukan secara menyamping untuk jarak di atas 100 km dan pembagian dasar yang diakui sekarang adalah pembagian berdasarkan formasi, yang diterangkan sebagai bagian litologi yang bisa dipetakan. Sebuah formasi adalah sebuah peristiwa yang terjadi di sebagian kecil lingkungan. Contohnya adalah transeresi batu pasir Postdam atau penjalaran laut Kambrium sampai ke timur laut Amerika. Transgresi tidak terjadi secara simultan di semua tempat, tapi di lautan. Jadi, formasi unit stratigrafi berupa batuan dan tidak berupa unit waktu, Formasi bisa dibagi ke dalam anggota dasar atau kombinasi kelompok Unit ini menjadi dasar bagi pemetaan geologi lokal karena bagian-bagian tersebut bisa langsung dikenal di lapangan. Bagian-bagian yang tidak mendunia, yang mengalami perubahan posisi dari satu tempat ke tempat lainnya, mengubah aspek fasies endapan pada saat berlangsungnya perubahan itu. Ketika pasir pantai terbentuk di suatu tempat, terumbu bisa tumbuh di tempat lain. Penemuan kehidupan telah menyusun sebuah perubahan jenis yang tidak pernah diulang dan direalisasikan sebagai banyak spesies, Khususnya yang mengapung bebas atau pelagik, Bentuk yang terdapat di laut telah bermigrasi dengan cepat. Metode ini bisa digunakan untuk menentukan perbedaan endapan dalam fasies dan dapat digunakan dalam waktu bersamaan di beberapa tempat yang berjauhan, bahkan berbeda benua, Pembagian tingkat endapan itu melibatkan hewan dan tumbuhan yang sama, dan inilah yang membuat pertumbuhan paleontologi atau unit waktu stratigrafi. Sebagaimana diketahui, dasar unit sclurub dunia adalah sistem. Sistem adalah cara pembagian, tapi meliputi unit yang lebih kecil yang secara umum saling dihubungkan, dan hanya berlaku dalam benua atau negara. ‘Ada dua metode pembagian yang telah distandarkan dalam sandi strafigrafi dan telah digunakan secara umum di ‘Amerika Utara. Itu semua didaftarkan oleh Komite Penamaan Stratigrafi Amerika, tormasuk perwakilan Kantor Survai Geologi dan Organisasi Profesional Utama di Amerika Serikat dan Kanada. Di Indonesia Geokronologi 25 ditetapkan berdasarkan Sandi Stratigrafi Indonesia yang dikeluarkan oleh Ikatan Ahli Geologi Indonesia (1974). Skala waktu relatif yang dibangun jauh sebelum abad ke-19 juga telah diformalkan oleh komite ini, yang dilakukan sejak umur radiometrik yang didasarkan pada radiasi radioaktif ketika masih berjumlah sedikit, Sejak fosil menjadi penghubung seluruh dunia, dan sejak hal tersebut memungkinkan fosil dari spesies pelagik laut berpindah jauh lebih cepat dan luas dibandingkan dengan transgresi laut, paleontologi atau waktu stratigrafi dipilih sebagai dasar untuk menentukan skala waktu geologi relatif. Penanggalan absolut yang ditentukan oleh metode radioaktif berdasarkan skala waltu geologi tidaklah mudah, dan revisi kecil untuk masukan tersebut cenderung dihubungkan dengan perubahan proses geologi. Kesulitan lain timbul karena pengamatan yang kurang teliti atau kurang terkontrol terhadap contoh atau sampel batuannya sendiri. Dua skala waktu yang dikenal adalah dari Harland (1964) dan Holmes (1960). Scjumlah peneliti, misalnya Jeffreys (1952), mencoba menghitung umur bulan dengan mengamati berapa lama bulan berada pada posisi yang paling dekat ke bumi. Diperoleh angka 4 x 10? tahun, dan ini dihitung berdasarkan energi gelombang yang dilepaskan oleh gelombang di laut dangkal, Beberapa peneliti lain seperti Mason (1952), Umbgrove (1974), dan Rubey (1951) menghitungnya berdasarkan teori pertumbuhan laut, dan menyimpulkan bahwa umur yang dikemukakan Jeffreys masih terlalu kecil. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa umur bumi setidakaya sama dengan umur bulan atau 4 x 10° tabun. 3.3 Penentuan Umur dengan Metode Radioaktif Untuk menghitung umur batuan yang lebih muda tersedia tiga metode kronologi: stratigrafi, paleontologi, dan radiometri, Paleontologi adalah yang dominan. Ketika kita mulai menghitung batuan yang lebih tua dan batuan nonfosil, hanya metode stratigrafi dan radiometri yang bisa digunakan untuk tingkat dasar. Penemuan radiaoaktif olch H. Becquerel pada tahun 1896 memungkinkan ditentukannya umur absolut. Pada tahun 1906, E, Rutherford mengemukakan bahwa timah adalah produk dari uranium dan thorium dalam mineral radioaktif sehingga dapat digunakan untuk menilai umur mineral Kebanyakan umur ini tidak akurat, tapi mineral membantu mengindikasikan bahwa umur bumi, yang diwakili oleh mineral, paling kurang seribu juta tahun. Pertanyaan mengenai jumlah garam di laut dan evolusi kehidupan merupakan pertanyaan penting, mungkin lebih penting dibandingkan dengan kesimpulan Lord Kelvin mengenai waktu yang dibutuhkan untuk meneliti potensial gayaberat matahari atau mendinginnya bumi akibat penurunan subu. Perhitungan tersebut sulit diterima ketika ditemukan bahwa peluruhan unsur radioaktif justru menghasilkan panas. Penemuan keradioaktifan melengkapi pemikiran revolusi mengenai sejarah bumi (J.T. Wilson, R.D. Russell, dan R.M. Farquhar, 1956). 26 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika — Sejak awal 1900-an, teknik geokronologi terus-menerus disempurnakan, Sampai sekarang umur mineral atau batuan ditentukan dengan metode khusus yang rumit dan peralatan yang mahal. Beberapa induk isotop radioaktif mempunyai waktu paruh sebanding dengan umur batuan Precambrian yang dalam hal ini sangat berguna. Isotop yang di; kan adalah uranium-238, uranium-232, rubidium-87, dan kalium-40, Ada sedikit isotop yang mempunyai waktu hidup panjang, tctapi sangat jarang karena kegunaannya belum bisa dibuktikan. Isotop yang mempunyai waktu paruh pendek adalah thorium-230 (lonium), timbal-210, dan anggota Iain dari uranium-238 yang meluruh secara berantai, Selain itu juga karbon-14 yang diproduksi di lapisan teratas atmosfer oleh interaksi sinar kosmis dan nitrogen di atmosfer. Semua isotop ini digunakan dalam penerapannya masing-masing. Secara alami, isotop yang lainnya menjadi isotop radioaktif dalam waktu yang sangat pendek, atau dengan waktu yang lama menjadi bentuk asal yang akhirnya digunakan untuk menentukan umur secara geologi. Dalam memperkirakan umur harus ditekankan hasil yang baik. Pertama, harus diingat bahwa hasil ini ditentukan oleh sifat kimia dan analisis isotop yang memecahkan bagian mineral yang tidak dapat diubah, meskipun ini bukan satu-satunya kriteria, Umur yang dihasilkan akan menjadi lebih bermakna jika diketahui lokasi yang pasti tempat pengambilan sampel (contoh), seperti kondisi geologi dan hubungan lokasi itu dengan daerah di sekelilingnya. Penentuan umur sampel yang meragukan atau tidak diketahui asalnya menjadi tidak bernilai, dan hal ini memerlukan perhatian khusus. Perhatian khusus juga diperlukan ketika melakukan analisis dan menginterpretasikan hasil. Berikut ini dikemukakan beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Penentuan Umur dengan Radioaktif Struktur atom dapat ditentukan atas dasar parameter berikut: 1. Nomor atom Z, yang menggambarkan proton (+) di dalam inti, awan elektron (©), jumlah keduanya ada pada tabel berkala. 2, Nomor massa A, merupakan jumlah antara proton (Z) dan neutron (N) Contoh Li’: A =6,Z=3danN=3 Li :A=7,Z=3danN=4 Isotop ialah unsur yang memiliki nomor atom sama dan nomor massa berbeda dengan unsur asalnya, Sifatnya dapat stabil dan tidak stabil (radioaktif). Isotop yang tidak stabil dapat mengeluarkan radiasi partikel Proses pembelahan radioaktif suatu massa material radioaktif S dalam waktu / dapat ditulis sebagai berikut: - dS/dt =k.S GB.) dengan & adalah konstanta peluruhan, Geokronologi 27 Jadi —dS/S = k.dt inS=-kh+e (3.2) untuk ¢ = 0, S = So dan fnSo =c, én S/So kt log S/So = k1/2.3 .3) So dapat dihitung dengan teknik caunting. Dalam perhitungan umur dengan metode radioaktif ialah waktu paruh (f %); di sini massa asal S'telah meluruh separubnya dibandingkan dengan asalnya (Gambar 3.1). RADIUM dil. TIMBAI Gambar 3.1. Disintegrasi radioaktif sebagai gelas waktu. Sebagai contoh jika: S = So/2 69/k Jadi, untuk menentukan umur batuan yang mengandung unsur radioaktif diperlukan waktu paruh unsur tersebut seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.1 Metode radioaktif ini dapat digunakan untuk menentukan umur batuan, fosil, dan sebagainya. Atas dasar metode ini, umur batuan yang dijumpai di beberapa tempat, yaitu di Manitoba (Kanada), Australia Barat, dan Rodesia ialah 2-3,5 miliar tahun. Jadi, bumi pasti febih tua umumya karena pastilah telah terbentuk sebelum batuan terscbut ada. Umur batuan dari meteorit yang dihitung dengan metode ini memberikan angka sekitar 4,8 miliar tahun. Umur bumi dapat dihitung dengan menghitung rata-rata jumlah U** dan Pb™” (atau U* dan Pb*) pada semua jenis batuan yang tersingkap. Kemudian, dihitung total jumlah setiap batuan di bagian Iuar bumi, dan dari sini dapat dihitung jumlah total isotop. Jika komposisinya dianggap tetap 28 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika 2” sepanjang masa geologi yang asalnya mengandung Pb®”, umur bumi dapat dihitung Kira-kira 5-15 milyar tahun. Laju erosi dan sedimentasi Parameter yang dapat digunakan dalam kasus sedimentasi ialah ketebalan. Ketebalan dapat diekspresikan dalam bentuk susunan kumulatif perbedaan besar butir, perbedaan warna, atau lainnya. Perbedaan tersebut mencerminkan perbedaan iklim selama pengendapan. Beberapa pengukuran yang merupakan fungsi waktu dapat memberikan hasil tentang laju sedimentasi yang jelas berkaitan dengan umur batuan. Sedimen tersebut ada beberapa jenis, misalnya endapan delta, kipas aluvial, endapan banjir, dan sebagainya Jadi, cara kerja metode tersebut ialah dengan mengetahui jenis sedimen serta ketebalannya. Dari sini dapat diperoleh laju pengendapan sedimen. Selanjutnya, jika diketahui secara kumulatif umur lokasi tempat mengendapnya sedimen tersebut, dapat diketahui umur batuannya. Beberapa hubungan antara umur dan ketebalan batuan sedimen dapat dilihat pada Gambar 3.2 dan Tabel 3.2. = 450 els Boe 40 L § 8 g| 2 4 = 350 | 300 + a 250 HSE ai g 2 200 L ¥ 150 | 100 |. Fae es 416 50 |] S 8 z 3 a | 512 5g IEE) 2/3 |= MM oe aA) oO | Gambar 3.2 i L J L J Perbandingan umur o 100 200 300 400 500 terhadap ketebalan Umur (juta tahun) sedimen, Geokronologi 29 EE ll Bab 4 Suhu Bumi 4.1 Landaian Subu dan Aliran Panas Pengetahuan kita tentang suhu di dalam bumi hanya sangat terbatas pada hasil pengeboran yang pemnah dilakukan, yaitu sampai sedalam 9 km. Hal penting yang diperoleh ialah landaian subu terhadap kedalaman, yang dapat ditulis sebagai: it tandaian = (4.1) di mana f adalah suhu dan h kedalaman. Rata-rata gradien subu sekitar 1°C setiap 30 km. Sejumlah data tentang gradien suhu dan suhu di permukaan dapat dilihat pada Tabel 4.1. Beberapa faktor yang mempengaruhi suhu bumi ialah: ¢ panas radiasi matahari; albedo (reflektivitas yang merupakan perbandingan antara radiasi yang, dipantulkan dan total radiasi = 0,29); suhu bawah permukaan (landaian suhu), + emisivitas; » konduksi panas ke udara, Beberapa faktor yang mempengaruhi landaian subu ialah: variasi konduktivitas termal, yang dipengaruhi oleh komposisi batuan kedudukan cairan magma sirkulasi air tanah kandungan air dalam batuan produksi dan konsumsi panas dalam reaksi kimia, pengaruh tekanan dan suhu terhadap konduktivitas; radioaktivitas. Jika kita menganggap ada panas mengalir (dq) pada suatu batuan memanjang dengan luas penampang A selama waktu dt hingga t + dr, dengan arah dari bawah ke atas (arah z), aliran panas Q dapat ditulis sebagai: aq Ca dt Konduktivitas termal (&) batuan didefinisikan sebagai: r=-g1 Aly.) (4.2) 31 atau =-kdldy ) 4.3 = -KAlir/, (43) Tabel 4.1 Nilai landaian suhu di beberapa tempat. (Howell, 1959) Suhu rata- rata efektif (dari landaian) | Landaian | Kedalaman Lokasi (c) (Cim) (m) Peneliti Albany, Ale..... 16.1 0.00472 30 ~ 305 1 Bakersfield, Calif 215 0.0286 30 - 1,295 1 Houghton, Mich 2.4 0.0168 | 1,470 - 1,905 1 Fort Collins, Golo 145 0.0304 30 -305 4 Burns, Ore .. 64 0.0457 30 - 1,140 1 Vale, Ore . 15.5 0.0834 30 - 395 1 Ardmore, OA wooo 17.0 0.0151 30 - 305 1 Kettleman Hills, Calif ... 217 0.0328 30 — 802 1 0.0249 30 - 305 1 Long Bridge, Pa ..... 83 0.0305 30 - 1,980 1 0.0194 30-305 if Panhandle, Tex 16.9 0.0195 30 - 602 i 0.0293 30 ~ 305 1 Cody, Wyo 10.8 0.0310 30 - 1,295 1 Rawlins, WYO... 5.98 0.0263 30-305 1 0.0319 30-914 1 Masjid-I-Sulaiman, Peni. = 28 0.0108 730 - 1,035 z Witwatersrand, South are pa 20 0.00045 30 - 296 3 0.0085 30 = 2,234 3 Paruschowitz, canna 78 0.0314 31 - 1,954 4 0.0136 175-910 5 Ontario, Canada 5.0 0.0118 175 ~ 2,300 5 Monche, Rusia... 2.15 0.00725 18 - 449 6 Borysiaw, Polad .. 7.8 0.033 160 ~ 1,645 v ‘Tuxpan, Mexico... 24.2 0.041 23 - 1,244 8 Peneliti 1. Van Orstrand, 1934 4. Henrich, 1904 7. Arctowski, 1925 2. Coster, 1947 5. Cleland, 1933 8. De Golyer, 1918 3. Krige, 1948 8. Spicer, 1942 32 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika Persamaan di atas menunjukkan bahwa makin besar konduktivitas termal makin besar pula aliran panasnya. Di dalam bumi jelas sekali bahwa aliran panas batuan beku dapat lebih tinggi jika dibandingkan dengan aliran panas batuan sedimen (lihat Tabel 4.2). Konduktivitas panas itu sendiri sangat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan, yang akan bertambah tinggi menurut kedalaman bumi. Konduktivitas panas juga berhubungan dengan kecepatan gelombang kompresi. Tabel 4.2 Beberapa konduktivitas batuan pada tekanan atmosfer * (Howell, 1959) Suhu | Konduktivitas Jenis batuan (’c) (kal/detiem/*c) 100 5-7x 10° Granite...... if 200 5-65 x 10" 100 41- ys Anorthosite 1285 x19 200 43-47% 10° Diabase ............ 100 5.0 - 5.35 x 10° Basalt. 75 4x 10° 100 ~5.75x 10° Cr SS eae 400 48x 10° 100 9.4 10° Dumite... cscs 200 84x 107 Limestone. : 100 49-7.0x 10" Sandstone..........00 7 10x 107 iShialaicctaeaaee 17 | 14x 107 Rock salt. 7 17x10" Ice. z 0 22 x 10° Silica glass.......... 100 13-15x 10° Obsidian... 100 15x 10° Sandy loam f......... 0.8-5.5x 107 Clay ¢ el eee 06-4 10° River sand teres |» 0.85 - 4.0 x 10° * Birch, 1942 +} tergantung pada kandungan air Dengan mengambil keadaan seperti yang disampaikan sebelumnya dalam bab ini (lihat juga Gambar 4.1), aliran panas dalam suatu batang batuan kerak antara mantel bagian atas dan udara di luar bumi harus sama di semua penampang melintangnya (Gambar 4.2). Jika tidak, jumlah panas yang mengalir masuk ke dalam suatu elemen batang batuan antara dua penampang melintang tidak sama dengan yang mengalir keluar. Akibatnya terjadi penumpukan panas di dalam elemen batuan tadi dan suhunya menjadi berubah. Hal ini bertentangan dengan syarat tetap, yaitu bahwa panas bersifat seperti fluida, yang tidak dapat dimampatkan. Karena itu, dalam SuhuBumi = 33 keadaan tetap, kA (dt/dz) sama di semua penampang melintangnya. Atau, dapat dikatakan bahwa subu menurun secara linier dan landaian subu tetap, yaitu oe A _Namun, jika batuan berubah-ubah kondoktivitasnya, landaian suhu menjadi tidak linier lagi. Gambar 4.1 Model sederhana suatu intrusi berbentuk silinder dengan luas A dan panjang L, suhu rata-rata ty = suhu batuan sedimen di atasnya. Diasumsikan batuan sampingnya adalah batuan yang sulit menghantar panas sehingga aliran panas hanya berasal dari tz yang lebih besar dari ty Untuk batuan dengan penampang lintang tetap dan k juga tetap, maka dalam keadaan tetap, besarnya aliran panas (jika tanda negatif dihilangkan) adalah: gah’ yf (44) Contohnya ialah intrusi magma berbentuk pipa (Gambar 4.3). Batuan sedimen di sekitarnya akan memperoleh panas hasil perpindahan secara konduksi. Andaikanlah t, suhu magma dan t; subu batuan sedimen di sekitarnya, dengan a dan 5 adalah jari-jari, Dalam keadaan tetap, panas akan mengalir keluar ke arah batuan sedimen, dan aliran panas dapat ditulis sebagai: g=-4A (#/,) = trap 5) A= 2a Q=-k 2nL (4, ol) = antar QInr =-2nklt +C (4.6) Jika syarat batas r=a,t=b,r=b, dant=t), maka: 34. Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika _2nk(y -f1) a / ds Dalam membahas suhu dalam bumii, jelas bahwa semakin dekat ke dapur magma, Jandaian suhu semakin tinggi. Gejala lain yang berkaitan dengan landaian subu tinggi teramati di sckitar mata air panas yang juga diyakini berkaitan dengan magma. Adapun gunung api aktif merupakan tempat keluamya magma di permukaan bumi yang praktis akan memberikan landaian suhu yang tinggi. Hasil pengukuran suhu magma dari beberapa gunung api dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Suhu magma yang dierupsikan (Macdonald, 1972) Suhu Gunung api Waktu (°c) Nama peneliti | Keterangan Kilauca, 1909 4000 Daly Permukaan danau lava ‘Hawaii Halemaumau 1911 1000 ‘Shepherd Permukaan danau lava Halemaumau 1917 41000 Jagger Permukaan danau lava Halerraumau 1917 ‘860 Jaggar 3 kaki di bawah permukaan danau lava 1917 1170 Jaggar Dasar danau (40 kaki) 1952 1095-1130 | Macdonald Jarum lava Halemaumau 1955 4080-1100 | Macdonald and | Jarum lava pada erupsi Eaton puncak dan lereng 1959 4420-1190 | Eaton and Jarum lava puncak Kalaucau Murata Iki 1963 1140 Peck, Moore, Jarum tava dan danau Alae and Kojima Crater Mauna Loa, 1950 1070 Macdonald “Jarum fava dl puncak Hawaii ‘Vesuvius 1913 1200 Perret ‘Alan leva 1916-1918 | 1015-1040 | Perret Aliran lava 1929 1150 Rittman Jarum lava di puncak Etna 1910 900-1000 Perret Jarum lava di puncak 1966 geo-1050 | Tanguy and Jarum lava dekat puncak Biquand 1910-1957 | 940-1150 Cucuzza- Lava dari puncak Silvestri Paricutin 1943 1135 Bullard Aliran lava di puncak Klyuchevskaya 1938 865 Popkov Aliran lava ‘4 mil dati puncak 1938 690 Popkov Aliran lava 1% mil dari puncak | ‘Stromboli 1901 1150 Brun ‘Aliran lava dekat puncak Oshima 1950 1060 Murauchi Aliran lava dekat puncak 1951 1125 Minakami Aliran lava dekat puncak ‘Nyamlagira 1938 1040-1075 | Verhoogen Lava di puncak ‘Nyiragongo 1948-1959 | 987-1080 | Tazleff Jarum di danau lava ‘Santa Maria 1940 725 Zies Kubah Dasit | SultuBumi 35 Sirkulasi air akan menurunkan landaian suhu, karena air bersifat meneruskan panas seoara konveksi sampai tercapai suhu yang seimbang. Hal yang serupa juga terjadi pada kandungan air di dalam batuan. Hal lain yang juga mempengaruhi landaian suhu adalah berbagai reaksi kimia yang bersifat eksotermis maupun endotermis yang banyak sekali terjadi di dalam bumi. Diagram yang menggambarkan landaian suhu dari beberapa pengukuran dapat dilihat pada Gambar 4.4, sedangkan variasi antara suhu dan kedalaman dapat dilihat pada Gambar 4.5. kerak 4 mantel atas. Gambar 4.2 Penyederhanaan pola aliran panas dari mantel bagian atas ke dalam kerak yang identik dengan gambar 4.1 Gambar 4.3 Model sederhana aliran panas konduksi dari intrusi berbentuk silinder dengan panjang L dan jarijari a 20 15 Jumlah pengamatan o 5 10 15 20 2 30 35 40 45 50 55 60 Landaian suhu (°C/km) Gambar 4.4 Distribusi landaian suhu di dekat permukaan bumi. (Howell, 1959) 36 — Djoko Santoso, Pengantar Telarik Geofisika Ss & S 3 100 200 300 400 500 600 700 800 Kedalaman (kn) Gambar 4.5 Suhu sebagai fungsi kedalaman. (Howell, 1959) 4.2 Sumber Panas Menentukan landaian suhu terhadap kedalaman sangatlah rumit karena terdapat berbagai sumber panas di dalam bumi, Khususnya ada tiga macam kelompok sumber panas, yaitu panas asal, panas dari pembelahan unsur radioaktif, dan panas dari berbagai sumber lain. Jika atom uranium mengalami pembelahan menjadi atom timbal, akan dipancarkan partikel alfa dan beta dengan mengurangi masa uranium, Konversi massa m menjadi energi dapat ditulis sebagai: E (erg) =9 x 10° m gram 4.7) Tabel 4.4 menunjukkan energi kinetik yang dilepaskan dan dikonversikan menjadi panas seperti ditunjukkan dalam Tabel 4.5. Tabel ini juga mencantumkan distribusi bahan radioaktif yang terdapat di bumi. Sumber panas lain antara lain berasal dari tumbukan dua benda. Jika ada massa m jatuh ke dalam medan gaya berat g, muncul energi yang dapat dihitung dengan rumus: E=-[gmdr 48) Untuk benda yang jatuh dari jarak R ke permukaan bumi dengan jari-jari Re, dihasilkan energi sebesar: po ove ey, dengan y konstanta gravitasi universal dan Me massa bumi, Untuk partikel j yang datang dari tempat yang sangat jauh, nilai R sangat kecil, dan energi yang terjadi 6,3 x 10" erg/gram. Sumber panas lain ada pula yang berasal dari hasil aktivitas tektonik yang menghasilkan gesckan dan selanjutnya memberikan panas. = yMe.m(Re'-R") 4.9) SuhuBumi 37 Tabet 4.4 Energi dari peluruhan unsur radioaktif* (Howell, 1959) Induk Anak Energi dilepaskan FTE) Th tae we Pa 0.20 Pat fe 1.95 us he 485 Th? Ra 477 Ra Rn 4.86 Rn Po" 559 (Passes pug 641 Be" Pott 3.17 (6) or Ti 5.61 (a) Poet pr? 7.83 TP Pb 50 Poe? Br? 0.065 Bir"? Por? 5.05 Po? bie 5.40 ua Th" 4.66 THs Rae 4.05 ee ca 1.33 (8) or AY 1,63 (K penangkapan elektron) Rb? Bal 027 oe nw 0.155 Re os 4.07 * Data dari Hollander ef al, 1953, T Million electron volts. 1 Mev = 1.5921 x 10° erg, Tabel 4.5 Panas dari peluruhan unsur radioaktif * Kalori Bahan (setiap tahun/gram) UEe 0.74 Dae 4.3 in 0.20 Ke 0.22 if Ro” 0.00013 x10" | Batuan beku asam 6x 10° Batuan beku menengah 3.5 x 10° Batuan beku basa 2x 10° Batuan beku ultrabasa 0.02 - 0.9 x 10° Batuan meteorit 01x 10° Besi meteorit 0.01 x 10°° Sedimen 2340 " Evans et a1,, 1942; Gutenberg, 1951; Jeffreys, 1952; Birch, 1954a; Bullard, 1954 {op.cit. Howell, 1959) 38 Djoko Santoso, Pengantar Telorik Geofisika Bab 5 Gempa Bumi dan Pengamatannya 5.1 Pendahuluan Gempa bumi merupakan gejala alam yang sangat dikenal di Indonesia karena sering terjadi di dalam wilayah negara ini, Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang, bersifat alamiah, terletak pada lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Oleh manusia, gempa ini dapat dirasakan atau hanya dapat diamati dengan alat tertentu saja. Sclain disebabkan oleh gempa, getaran di permukaan bumi juga bisa disebabkan oleh gejala lain yang sifatnya lebih halus atau berupa getaran kecil-kecil yang sulit dirasakan manusia. Getaran tersebut misalnya yang disebabkan oleh lalu-lintas, mobil, kereta api, dan tiupan angin pada pohon atau bangunan tinggi. Semua getaran itu disebut mikroseismisitas. Gejala yang berupa getaran ini hanya dapat direkam atau diukur dengan alat Contoh rekaman mikroseismisitas dapat dilihat pada Gambar 5.1. Pada gambar terlihat getaran itu sedkan-akan menerus karena terjadi di permukaan bumi secara silih berganti. Contoh rekaman gempa dapat dilihat pada Gambar 5.2. Gambar 5.1 Contoh mikroseismisitas storm, direkam di State College (Pa-USA). Gempa bumi dapat melahirkan sejumlah bencana, misalnya kerusakan pada berbagai struktur bangunan, longsoran (Gambar 5.3), maupun tsunami (Gambar 5.4). Selain itu, ada pula gejala alam yang disebut sebagai liquafaction, yaitu peristiwa berubahnya lapisan sedimen lepas (pasir) menjadi bersifat seperti fluida karena adanya getaran yang mengenai endapan tersebut. Alibatnya sudah dapat dipastikan-semua bangunan yang ada di atas permukaan akan runtuh. 39 5.2 Seismograf dan Seismogram Alat pencatat gempa bumi disebut seismograf, sedangkan hasil rekaman getaran gempa bumi yang dicatat scismograf disebut seismogram, GELOMBANG — GELOMBANG PERMUKAAN ps Gambar 5.2. Contoh rekaman (seismogram) gempa Asam, 15 Agustus 1950, direkam dari Stasion State College (Pa-AS), Alat tertua yang bisa mendeteksi gempa bumi dikembangkan di Cina pada tahun 132. Ujudnya berupa guci yang pada keempat arah mata angin diberi kepala naga. Pada mulut naga yang terbuka diletakkan sebuah bola. Jika terjadi getaran, bola itu akan jatuh, Alat ini tidak memberikan rekaman getaran, hanya menunjukkan gejala telah terjadi gempa. \ Gambar 5.3 Contoh longsoran yang dapat diakibatkan oleh gempa bumi. Perkembangan peralatan pencatat gempa maupun pengetahuan tentang getaran tidak lepas dari pengkajian manusia tentang gelombang. Michel (1971) mendiskripsikan gempa bumi. Selama kira-kira seratus tahun pengetahuan ini kelihatan statis, sampai Poisson (1830) mempelajari penjalaran gelombang gempa pada benda padat. Palmieri (1855) mulai memikirkan waktu terjadinya gempa, sedangkan Ewing dan Cray (1880) mulai mempelajari getaran permukaan. 40 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika Getaran yang terjadi di permukaan bumi dicatat menurut arah vertikal maupun horizontal. Prinsip kerja alat untuk dapat merekam getaran vertikal ialah sebagai berikut: suatu masa diam yang diberi jarum mendatar dihubungkan dengan tempat pencatat yang mengikuti gerakan bumi atau getaran bumi akibat gempa bumi (lihat Gambar 5.5), Untuk dapat merckam getaran vertikal prinsipnya sama, hanya dalam hal ini diletakkan bandul sebagai masa diam, sehingga jarum yang diletakkan pada kertas perekam akan dapat menggoreskan getaran yang arahnya vertikal (Gambar 5.6). sar permukaan laut gempa bumi dasar laut seat gempa bumi teriadi permukaan laut dasar laut Gambar 5.4 Tsunami akibat sesar normal yang dimulai dengan surut laut (a) dan sesar naik yang menyebabkan gelombang pasang dahulu (b) AXIS OF MOTION Gambar 5.5 Prinsip sederhana seismograf berdasarkan bandul untuk merekam getaran mendatar permukaan bumi. Gempa Bumi dan Pengamatannya 41 Berbagai pengembangan alat seismograf misalnya dapat dilihat pada Gambar 5.7— 5.9, Biasanya di setiap stasiun dipasang tiga buah seismograf, masing-masing merekam gelombang dengan arah barat-timur, utara-selatan, dan arah tegak. lat ini kemudian terus dikembangkan. Agar alat atau masa tadi lebih stabil lagi, diberi pegas yang berfungsi sebagai peredam (dumping). Jika ingin memperoleh gambar yang lebih besar dapat digunakan prinsip kerja fotografi. Pada perkembangan selanjutnya, getaran yang terjadi dicoba dicatat sebagai suatu pergeseran relatif dari suatu titik (strain), Prinsip kerja alat ini dikembangkan oleh Benioff, sehingga alat itu dinamai Benioff Strain Seismimeter. Gambar 5.6 Seismograf sederhana untuk merekam getaran vertikal. slinder perekam Gambar 5.7 Prinsip kerja seismometer torsi Wood-Anderson 42, Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika Alat yang lebih teliti lagi bekerja dengan bantuan kristal piezoelektrik dan dikenal sebagai pressure-sensitive seismometer, Perkembangan mutakhir alat ini ialah mengubah pergeseran akibat getaran sebagai pulsa listrik dengan meletakkan batang magnet, kemudian dicatat secara digital atau analog. Kertas perekam yang tadinya menggunakan jelaga kemudian diganti dengan kertas foto, lalu kertas termal, kemudian kertas biasa dengan jarum tinta. Yang paling mutakhir, rekaman dapat direkam dalam pita magnetik atau disk. magnet ke beban (m) kumparan ketanan — ke galvanometer KE GALVANOMETER Ys Gambar 5.9 Prinsip kerja seismograf Benioff Seismogram yang mencatat pergeseran langsung secara matematis mencatat dalam satuan panjang (x), Jika diturunkan terhadap waktu menjadi s dt Alat pengukur semacam ini disebut seismomerer, Jika diturunkan sekali lagi terhadap waktu menjadi: v G.I) Gempa Bumi dan Pengamatannya 43 ltr 6.2) yang disebut sebagai akselerometer. Seismograf dengan periode sampai sekitar | detik disebut pencatat periode pendek, yang baik untuk mencatat gelombang badan, sedangkan dengan periode sampai 15 milidetik baik untuk mencatat gelombang permukaan. 5.3 Jenis Gelombang Gempa Bumi Rekaman getaran atau scismogram adalah bentuk bermacam-macam gelombang yang memiliki berbagai periode. Gelombang yang datang paling awal ialah gelombang kompresi (P) (Gambar 5.10), disusul oleh gelombang shear (S) (Gambar 5.11). Kedua gelombang tersebut disebut gelombang badan karena menjalar di dalam bahan, Gelombang P menjalar searah dengan arah penjalarannya, sedang gelombang P melintang atau tranversal terhadap arah penjalarannya. dilatasi kompresi <> arah perambatan Gambar 5.10 Pola gerak partikel gelombang P yang longitudinal Gambar 5.11 Pola gerak partikel gelombang S yang transversal 44 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika Gelombang badan kemudian disusul oleh gelombang permukaan (lihat Gambar 5.12), Gelombang permukaan yang banyak dikenal ialah gelombang R (Rayleigh), yaitu gelombang yang menjalar di permukaan benda padat, pada bidang vertikal, dan menjalar searah dengan arah penjalarannya (lihat Gambar 5.13). Makin ke dalam, gelombang ini akan menurun amplitudonya secara eksponensial. Jenis gelombang permukaan yang lain ialah yang penjalarannya ditunjukkan pada Gambar 5.13. Selain kedua gelombang terscbut dikenal juga gelombang tabung, yaitu gelombang yang menjalar pada batas antara dua jonis benda, Yang lain lagi ialah yang menjalar hanya di permukaan saja Gelombang S y tae, Gelomibang L Gelombang R Gambar 5.12 Contoh seismogram sederhana gelombang P (T=2-10 det), S (T=2-10 det), L (>40 det), R (+ 20 det) arah gerak, @ Gambar §.13 Gerak partikel pada gelombang L (a) dan gelombang R (b). 5.4 Getaran Gempa Bumi Sifat getaran gempa bumi tergantung pada jenis gelombangnya seperti telah dijelaskan pada butir 3. Kerusakan yang diakibatkan oleh getaran gempa juga sangat berhubungan dengan jenis gelombang yang mempengaruhi struktur bangunan (Gambar 5.14). Gaya yang disebabkan oleh getaran gempa ditulis sebagai: 2 F=ma=m ae dt Gempa Bumi dan Pengamatannya 45 dengan m adalah masa yang terkena gaya F, sedangkan a adalah percepatan. Dalam gerak harmonik sederhana: Qnt Jadi: 2. m G2) ge Dari persamaan tersebut jelaslah bahwa jika periode (7) kecil (atau a besar), maka F menjadi besar, Kerusakan yang terjadi tergantung pada F dan lamanya getaran (1), serta jumlah getaran, F eo ’ # ~ : 7" episenter * ’ t BC ae te oe VFokus > ea A @tiposenter)—s s i. a +) Gerak gelombang 1S. Gerak gelombang transversal 1 rempras © { s.) y : (a) Gambar 5.14 Hubungan antara hiposenter, episenter, dan arah perambatan gelombang gempa (a) dan getaran yang memungkinkan kerusakan bangunan (b) Kecepatan masing-masing jenis gelombang berbeda karena sifatnya juga berbeda, Jika mengenai benda, gelombang akan bersifat sebagai energi yang dapat dipantulkan, diteruskan, atau terakumulasi. Pusat Gempa Bumi dan Pola Penyebarannya Lokasi pusat gempa bumi yang merupakan awal pelepasan energi yang merambatkan gelombang atau getaran disebut hiposenter atau fokus gempa. Proyeksi hiposenter ke permukaan bumi disebut episenter (Gambar 5.14). Peta yang menggambarkan pola penyebaran gempa bumi disebut peta seismisitas (Gambar 5.15). Di sini tampak bahwa proyeksi pada suatu bidang akan menggambarkan pola ke arah vertikal (Gambar 5.16). 46 — Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika Berdasarkan kedalaman fokus, gempa bumi dapat diklasifikasikan menjadi: © gempa dangkal dengan kedalaman 0-70 km © gempa menengah dengan kedalaman 70-300 km +» gempa dalam dengan kedalaman > 300 km, Gempa bumi biasanya terjadi berupa rangkaian yang terdiri atas beberapa getaran dari beberapa fokus gempa. Jika ditinjau dari besamnya energi yang dilepaskan, biasanya gempa bumi yang terbesar akan didahului oleh gempa bumi lain di dekatnya. Gempa bumi yang terjadi lebih dahulu ini disebut gempa awal (foreschock). Gempa bumi ini kemudian disusul olch gempa utama (mainschock) dan dilanjutkan dengan sejumlah gempa susulan (afterschock) (Gambar 5.17). Energi terbesar dilepaskan pada waktu terjadi gempa utama. 120° Ea ies 130° 1 30r60KM 120" E 125° 130° Gambar 5.15 Seismisitas daerah Laut Banda dan sekitarnya di Busur Banda (Santoso, 1979) 9 sunbows i : rhquake g200f- = Earthquake @ 400 DEPTH IN 600 Gambar 5,16 Penampang proyeksi memotong Busur Banda. (Santoso, 1979) Gempa Bumi dan Pengamatannya 47 5.5 Intensitas Gempa Bumi dan Akibatnya Dari bencana yang diakibatkan gempa, orang dapat membuat skala, yang disebut intensitas. Skala intensitas menggambarkan besarnya kerusakan yang diderita oleh suatu lokasi yang diakibatkan oleh getaran gempa. Oleh karena itu, dikenal berbagai macam skala intensitas, antara lain skala MMI (Modified Mercalli Intensity) (Tabel 5.1) yang banyak digunakan di Indonesia, dan skala Japan Meteorological Agency (IMA) yang digunakan di Jepang. Daerah yang memiliki besaran intensitas yang sama digambarkan dalam bentuk zona. Peta semacam ini disebut peta isoseismal (Gambar 5.8). Tabel 5.1. Modified Mercalli Intensity Scale (MMI) (Skala Intensitas Mercalli yang Disempurnakan-MMl) Getaran tidak dirasakan, kecuali dalam keadaan luar biasa oleh orang tertentu saja, Getaran dirasakan orang tertentu. Benda ringan yang digantung bergoyang-goyang, Getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terasa seakan-akan ada truk su lewat. Pada siang hari dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah, di luar 1V. | hanya oleh orang tertentu saja. Barang belah-pecah, jendela, pintu gemerincing, dinding berbunyi karena pecah-pecah. Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk. Barang belah-pecah, V. | jendela dan sebagainya pecah, barang-barang terpelanting, pohon, tiang, dan lain-tain tampak goyang. Bandul lonceng dapat berhenti Getaran dirasakan oleh semua orang, kebanyakan terkejut dan lari Vi. | keluar. Plester dinding jatuh dan cerobong asap pabrik rusak Kerusakan ringan. ‘Semua orang keluar rumah, kerusaken ringan pada rumah dan bangunan yang konstruksinya tidak baik maupun yang baik, Cerobong asap pecah atau retak-retak. Getaran dapat dirasakan oleh orang yang naik kendaraan. VIL Kerusakan ringan pada bangunan yang konstruksinya beik. Retak-retak vill. | pada bangunan yang kuat. Dinding dapat lepas dari kerangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh. Air menjadi keruh. Kerusakan pada bangunan yang rangkanya kuat, rumah menjadi tidak tegak lagi. Banyak retakan pada bangunan-bangunan yang konstruksinya kuat. Bangunan rumah bergeser deri pondasinya. Pipa di dalam tanah pecah Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari X. | pondasinya, tanah terbelah, rel melengkung, tanah longsor di tebing dan di tanah yang curam. Terjadi gelombang pasang atau tsunami x_ | Hancur sama sekali. Gelombang gempa tampak pada permukaan tanah. Pemandangan gelap. Benda-benda terlempar ke udara. 48 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika Akibat tidak langsung dari gejala gempa bumi dikenal sebagai (sunami, yang artinya gelombang pasang. Tsunami dapat terjadi akibat gempa bumi di laut atau Jetusan gunung api di laut (misalnya G, Krakatau, 1883). Tsunami terjadi di laut akibat adanya dislokasi (sesar) di dasar laut karena adanya kekosongan ruang. Keseimbangan air terganggu sehingga untuk mencapai keseimbangan kembali terjadilah gelombang pasang (Gambar 5.4). Tsunami yang terjadi di Indonesia antara lain jalah gempa bumi Sumbawa (1977), gempa bumi Flores (1993), dan gempa bumi Banyuwangi (1994), Longsoran di laut juga dapat menyebabkan gempa bumi. Mekanisme fokus gempa bumi Sumbawa (1977) dan analisis gaya yang mengakibatkan gempa bumi tersebut ditunjukkan pada Gambar 5.17 dan 5.19. Tabel 5.2 Skala intensitas gempa menurut Japan Meteorological Agency. Gempa sangat lemah untuk dirasakan oleh orang, PAIcicaks cts) hanya tercatat oleh seismograt Getaran hanya terasa oleh orang yang sedang | (Sangat Lemah) oat II (Lemah) Getaran dirasakan oleh hampir semua orang Rumah dan bangunan bergetar sangat lemah, MI (Agak Kuat) getaran pintu dan shoji, barang-barang yang bergantung bergoyang Rumah dan bangunan bergetar kuat, barang-barang IV (Kuat) yang tidak stabil berputar, cairan dapat terlempar dari tempatnya Retakan pada tembok, batu makam berputar, WV (Sangat Kuat) kerusakan pada plester rumah Rumah yang rubuh kurang dari 30%, tanah VI (Merusak) bergeser. Retakan di jalan dan di tanah Rumah yang rubuh lebih dari 30%, pergeseran Vil (Sangat Merusak) | tanah yang hebat, rekahan yang besar di tanah, ada sesar, perubahan topografi secara mencolok Gempa Bumi dan Pengamatannya 49 Gambar 5.17 Distribusi gempa awal (1), gempa utama (2), dan gempa susulan (lainnya) pada gempa bumi Sumbawa (1977). (Santoso, 1979) Gambar 5.18 Peta isoseismal gempa bumi San Fransisco 1906. (Lawson dkk, 1906). Gempa bumi pada umumnya disebabkan oleh pergeseran kerak bumi yang dikenal sebagai gempa tektonik. Selain itu, letusan gunung api juga dapat menyebabkan gempa bumi yang bersifat lebih lokal. Gempa bumi ini disebut sebagai gempa volkanik. Penyebab lainnya ialah ledakan bom nuklir atau runtuhan dalam skala besar. 50 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika Gambar 5.17 Distribusi gempa awal (1), gempa utama (2), dan gempa susulan (lainnya) pada gempa bumi Sumbawa (1977). (Santoso, 1979) Gambar 5.18 Peta isoseismal gempa bumi San Fransisco 1906. (Lawson dkk, 1906). Gempa bumi pada umumnya disebabkan oleh pergeseran kerak bumi yang dikenal sebagai gempa tektonik. Selain itu, letusan gunung api juga dapat menyebabkan gempa bumi yang bersifat lebih lokal. Gempa bumi ini disebut sebagai gempa volkanik. Penyebab lainnya ialah ledakan bom nuklir atau runtuhan dalam skala besar. 50 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika Bab 6 Kejadian, Skala Kekuatan, dan Kajian Seismologi 6.1 Kejadian Gempa Bumi Model kejadian gempabumi diawali oleh kerjasama antara seorang ahli geologi ‘Andrew C. Lawson dan insinyur sipil Harry F. Reid, Model tersebut berdasarkan Sesar San Andreas yang dikembangkan tahun 1908 (Lommitz, 1974), Pada dasarnya model tersebut menyatakan: * Gempa terjadi jika litosfera terpatahkan pada suatu retakan yang diskrit, yang biasa dikenal sebagai sesar dalam geologi. © Gempa terjadi karena pertambahan regangan (strain) secara perlahan pada kedua bagian yang tersesarkan. © Pada saat terjadinya gempa dua bagian yang tersesarkan akan tergeser sebagai perlepasan regangan yang ada. Gempabumi yang terkenal di wilayah Kalifornia berkaitan dengan penjelasan di atas ialah Gempabumi San Fransisco tahun 1906. Hampir seluruh bagian kota rusak. Intensitasnya mencapai skala XI pada skala MMI. Gejala pergeseran teramati dengan baik (Gambar 6.1). Gejala ini di Indonesia teramati oleh beberapa kejadian gempabumi di sepanjang sesar Sumatra (Gambar 6.2). Gambar 6.1 Diagram deformasi kerakbumi di Sesar San Andreas sesuai teori 53 Kati & Hewuwat, 19.. Gambar 6.2 Gempabumi sepanjang sesar Sumatra dan pergeseran mendatarnya, A Pergeseran mendatar titik-ttik triangulasi akibat gempabumi Tapanuli (1892). B Arah pergeseran bangunan dan rumah akibat gempabumi Tes (1952) Energi yang dilepaskan tersebut akan dirambatkan sebagai gelombang gempa melalui berbagai batuan di dalam bumi yang tergantung kepada sifat fisiknya (densitas dan modulus), Brune (1974) mengusulkan modifikasi Teori Reid (Teori Elastik Rebound) yang, mengarah kepada: © Pengetahuan yang lebih baik tentang kejadian regangan regional berkaitan dengan Teori Tektonik Lempeng. © Penemuan rayapan sesar. © Pertambahan tegasan bertanggungjawab terhadap kejadian gempa. Scmentara itu Howell (1959), mengklasifikasikan kejadian gempa secara umum sebagai berikut © Tektonik Q Elastik rebound G Robekan tiba-tiba pada saat aliran plastik 0 Perlipatan 54 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika (Dalam teori tektonik yang sckarang dianut kesemuanya ini tercakup dalam Teori Tektonik Lempeng). © Gunungapi Q Letusan karena tekanan di bawah permukaan Proses kristalisasi O Retakan tarik (tension cracking) Q Intrusi magma @ Stopping dan stopping flow e Benturan @ Ledakan di permukaan Q Meteor Q Runtuhan gua © Longsoran, dan sebagainya Berbagai obyek dimuka bumi menyebabkan terjadinya getaran. Getaran-getaran tersebut juga dapat teramati yang biasa dikenal sebagai pseudoseismisitas. Secara alamiah gempa memiliki periodisitas tertentu, dengan mengacu kepada sifat ini berbagai sifat gempa dapat dipelajari lebih lanjut. 6.2 Skala Kekuatan Gempa Bumi Hasil yang terukur dari seismogram ialah nilai pergeseran (x) atau dalam parameter gelombang disebut sebagai amplitudo. Dari besaran ini dapat diturunkan berbagai besaran lain yaitu kecepatan (v), dan percepatan (a). Masing-masing besaran tersebut mempunyai hubungan sebagai berikut: = Aqicos (6.1) Tp dx 21g. 2TTt 20r oa. Sin = v9 Sin— 6.2) aT en ee (62) 2, 2 2 =f. zi ge (6.3) dt 1 Ty TS dimana: Ao=amplitudo ¢= waktu Kejadian, Skala Kekuatan, dan Kajian Seismologi 55 Magnitudo Magnitudo adalah suatu besaran secara kuantitatif dari gempa yang berkaitan dengan pelepasan energi regangan jika sesar terjadi, schingga dapat dihitung berdasarkan amplitudo gelombang gempa yang diterima di tempat lain. Secara umum magnitudo didefinisikan sebagai: M = log A/Tw + fid,h) + Cs + Cr (6.4) dimana: M =magnitudo A =amplitudo dalam mikron Tw = perioda dalam detik d =jarak episentrum dalam derajat h_ =kedalaman dalam kilometer Cs =koreksi stasion Cr = koreksi regional Magnitudo pertamia kali didefinisikan oleh Richter (1935) di Kalifornia Selatan yang direkam pada jarak (d) 100 km dengan menggunakan Wood-Anderson Torsion Seismometer, dan didefinisikan sebagai: MI = log A - log Ag (6.5) dimana: A = amplitudo maksimum yang terekam dari gempa Ao = amplitudo maksimum gempa yang digunakan sebagai acuan M1 biasa dikenal sebagai magnitudo lokal. Gutenberg (1945) mengemukakan persamaan yang dapat digunakan untuk berbagai gempa sebagai berikut: M = log A +c; log d+ ep (6.6) dimana: A= amplitudo maksimum gelombang permukaan d= jarak episentram ¢; dan cz = konstanta Kadang-kadang nilai magnitudo yang dihitung dari gelombang badan ditulis dengan simbol m yang dapat dihitung dengan persamaan di atas, Hubungan masing-masing besaran tersebut menurut Bath (1970) adalah’ m= 1.7 + 0.8 MI -0.01 MI m=0.56M+ 2.9 Untuk perhitungan secara cepat dibuat suatu monograph yang merupakan hubungan antara amplitudo maksimum, jarak dan magnitudo khusus untuk Wood Anderson Seismometer. 56 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika Energi kinetik (£7) dari Gempabumi dapat dihitung sebagai berikut (Howell, 1959): AV pty fe 6.7 E, oH (67) dimana: h = jari-jari (terhadap pusat gempa) V =kecepatan p = densitas to = lama pelepasan energi To = perioda aq = percepatan Hubungan antara magnitudo dan energi kinetik yang dipelajari olch Gutenberg (1955, 1956) dan Gutenberg dan Richter (1942, 1949) adalah sebagai berikut log Er = 5.8 + 2.4Mpy (6.8) log Ex = Ke + 18 Ms (69) dimana nilai Ky ada pada kisaran 9 ~ 12 Hubungan antara magnitudo (Ms) dan Intensitas (1) ditunjukkan oleh Gutenberg & Richter (1942) sebagai: Ms = 1,3 + 0.6 Imax (6.10) Sedangkan hubungan antara magnitudo (M) dan total energi gempa (E) diberikan oleh berbagai penulis sebagai berikut: Gutenberg (1956) : log E= 11.4+1.5M (1) Newmark (1971) : log E= 11.8 + 1.5 M (6.12) Bath (1966) log E = (12.24+1.35) + (1.44+0.2)M (6.13) Sesudah itu beberapa penulis menurunkan hubungan antara magnitudo dan panjang sesar, atau magnitudo dan percepatan permuikean, Frekuensi kejadian gempa ditunjukkan oleh Model Gutenberg-Richter (1949) yang ditulis sebagai : log N(M) =a-bM (6.14) Nilai 6 dalam persamaan ini menjadi sangat penting, biasanya memang menunjukkan kondisi tektonik suatu wilayah. Pada suatu kejadian gempa bumi yang dipercayai akibat sesar dikenal sebagai mekanisme fokus gempa yang dapat dipclajari dengan mengeunakan scismogram banyak stasion Jika nomogram digunakan untuk menghitung magnitudo dimana amplitudo dan jarak diketahui dapat dilihat pada gambar 6.3 Kejadian, Skala Kekuatan, dan Kajian Seismologi 57 B= MAXIMUM TRACE AMPLITUDE, MEASURED get FROM ZERO-LINE, ON WOOD-ANDERSON TORSION SEISMOMETER (Tx = 0.8 SEC; V = 2800; sno .4 h=08), ‘aoa 000 FOR TWO COMPONENTS, USE ARITHMETICAL e000 | MEAN, ‘4000 L sot ‘3.000 vow 1b ° EE E 1s r 100 teh 50 ote 7 _ 900 8 10 800 ? 8 st 700 e 600 5 2 ele 4 Pe 400 : 02 a o1 300 2 0s 2 200 002 1 " 100 - 50 0 30 20 od CORRESPONDING VALUES OF 4, B AND M Lignans best UE ON A STRAIGHT LINE Gambar 6.3 Nomogram untuk penentuan magnitudo dari amplitude. 6.3 Kajian Seismologi untuk Struktur-Dalam Bumi Dengan menggunakan berbagai kajian dari gempabumi (seismologi) dapat diturunkan berbagai besaran struktur dalam hingga permukaan bumi Kurva Jarak Waktu Dari berbagai fasa gelombang yang didapat yaitu gclombang P, gelombang S dan gelombang permukaan R jika diplot antara waktu tiba dan jarak akan memberikan gambar yang berbeda, Dari plot ini di dapat bahwa kecepatan rambat gelombang 58 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika gempa merupakan gradien (slope) dari kurva yang didapat atau dapat ditulis sebagai (Gambar 6.4 dan 6.5), a at pada saat gelombang merambat di dalam bumi ternyata dijumpai perubahan kecepatan yang drastis pada kedalaman tertentu, yaitu pada kedalaman sekitar 50 km dan 2900 km. VR MINUTES 8 0 20 60 100 140 180 A (DEGREES) Gambar 6.4 Kurva waktu rambat secara sederhana. Lokasi dimana terjadi perubahan tersebut sebagai bidang diskontinuitas yang dikenal sebagai bidang diskontinuitas Moho dan bidang diskontinuitas Gutenberg, Selain itu juga dikenal satu diskontinuitas yang lebih dangkal discbut Diskontinuitas Conrad (18 km), Gelombang gempa pada dasamya mengalami refleksi atau refraksi sehingga dikenal berbagai fasa gelombang gempa seperti Pop, Sep, ScS, PP, pP, SS, sS, pPP, sPP, PKKP, SKS, dsb. Kejadian, Skala Kekustan, dan Kajian Seismologi $9 360 340 320 300 230 260 (240 220 200 20 0 20 40608 100s 120 140 180 50 s 45 =~ —— 40 SOE a > 35 Fae PRP 30 1 S| ens /A5 | 25 Pes Fee Ps PD Se, | JS ‘PP pS lai 15 Pes 10 Re e 5 lus 0 Gambar 6.5 Kurva waktu rambat dari berbagal fasa gelombang gempa 60 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika Selain itu Gutenberg juga mengemukakan bahwa inti bumi bersifat cair, hal ini disimpulkan dari ketidakhadiran gempa yang seharusnya melewati gelombang S. Daerah tersebut ada pada wilayah yang discbut sebagai Zona Bayangan (Gambar 6.7), Jeffreys Gutenberg zg £ 3 3 1000 2000 3000 4000 5000 6000 Depth (km) Gambar 6.6 Perubahan kecepatan gelombang gempa yang menunjukkan adanya diskontinuitas pada kedalaman sekitar 50 km dan 2900 km. Gambar 6.7 Struktur dalam bumi dan daerah zona bayangan di permukaan bumi Beberapa zona lapisan yang lebih dangkal seperti di atas, Diskontinnitas Conrad juga dapat ditentukan berdasarkan perambatan gelombang refraksi. 6.4 Relokasi Hiposenter Suatu hal yang penting dalam parameter gempa ialah menentukan letak hiposenter. Cara ini biasa dikenal sebagai relokasi hiposenter. Suatu hal penting yang harus Kejadian, Skala Kekuatan, dan Kajian Seismologi 6] Gambar 6.8 Struktur dalam bumi (a) dan berbagai fasa gelombang gempa (b). dilakukan ialah menentukan jarak dan halaman. Kedua besaran tersebut dapat dihitung dengan menggunakan kurva waktu rambat. Kurva waktu rambat dibuat dengan model perlapisan dalam bumi yang tertentu, schingga daripadanya dapat dihitung parameter yang kita inginkan. Jika beda waktu tempuh antara dua fasa gelombang (misalnya gelombang P dan $) dapat dibaca pada seismogram, dengan cara meletakkan beda waktu tersebut kedalam kurva waktu rambat, kita dapat menentukan jarak episenter gempa. Dengan menggunakan minimal tiga buah stasion, dapat digambarkan tiga buah lingkaran yang berpotongan pada satu titik dimana lokasi stasion menjadi titik pusat lingkaran tersebut (Gambar 6.9). Hasilnya akan lebih baik jika ditentukan dengan jumlah stasion yang lebih banyak. Cara ini 62, Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika EPISENTER Gambar 6.9 Relokasi hiposenter dari 3 stasion A, B dan C. akan memberikan lokasi dari hiposenter. Perhitungan sederhana juga dapat dilakukan dengan cara : Fee (6.15) =A ae T, ~T, (66) 6.17) (6.18) Tp = waktu datang gelombang P Ts = waktu datang gelombang § To = waktu terjadinya gempa A= jarak Vp = kecepatan gelombang P Vs = kecepatan gelombang S . Xejadian, Skala Kekuatan, dan Kajian Seismologi 63 Kadang-kadang arah dari pusat gempa dapat ditentukan dengan menggunakan amplitudo gelombang P, yaitu : A(BT) AUS) namun perlu dicatat hal ini sering sulit dilakukan dimana : @ = sudut arah ke pusat gempa A (GW) = Amplitudo Seismogram kearah Barat-Timur ‘Avg = Amplitudo Seismogram kearah Utara-Selatan 6.5 Mekanisme Fokus Gempa Jika suatu energi di dalam bumi dilepaskan, maka akan terjadi radiasi ke segala arah, akan berupa suatu bola (gambar 6.10). Seperti telah dibahas pada butir 1 Bab ini dipercaya bahwa gempa bumi disebabkan oleh suatu sesar. Schingga energi yang, dirambatkan menghasilkan pola gelombang seismik yang dapat berlawanan pada bagian sisi sesar yang berlawanan pula, Pada gambar 6.11 ditunjukkan bahwa jika terjadi sesar mendatar dextral (geser kiri), stasion pada. lokasi kuadran I dan IV akan menerima tarikan, sementara kuadran II dan Ill akan menerima tekanan. Q Gambar 6.10 Pelepasan energi pada media isotop yang membentuk bola radiasi gelombang Akibatnya pergeseran pertama dari gelombang P akan ke bawah untuk tarikan dan ke atas untuk tekanan, Fenomena ini diperjelas dalam Gambar 6,12 dan 6.13. Cara mengidentifikasi sifat asal gempa semacam ini disebut sebagai mekanisme fokus gempa. Dengan teknik semacam ini setiap gempa yang terjadi dapat dianalisa sebagai terjadi dari sesar normal, sesar naik ataupun sesar mendatar. Masing-masing 64 — Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika arah jurus dan kemiringannya juga dapat ditentukan. Analisa dapat pula dilakukan dengan gelombang S (Gambar 6.13). Gambar 6.11 Lokasi daerah yang akan menjalani tariken dan tekanan pada sesar tegak dengan pergeseran mendatar, TARIKAN Gambar 6.12 Pola tarikan dan tekanan akibat sesar mendatar. Kejadian, Skala Kekuatan, dan Kajian Seismologi 65 at, seraken kompresi pertama 4 gerakan sesar pertama Gambar 6.13 Penggunaan gelombang S dalam mekenisme fokus gempa. 66 Djoko Santoso, Pengamtar Teknik Geoftsika gerekan kompresi pertama ‘gerakan sesar pertama Gambar 6.13 Penggunaan gelombang S dalam mekanisme fokus gempa. 66 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geoftsika ¢ antiklin (Gambar 7.1) ¢ Sesar (Gambar 7.2) © Stratigrafi, seperti terumbu, ketidakselarasan dari perubahan fasies (Gambar 23); © Struktur rumit (Gambar 7.4). Permukaan 2 rae migrasi Pe ae Gambar 7.1 Perangkap antiklin. \) EN air Gambar 7.2 Perangkap sesar. 68 _ Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika Batugamping a Gambar 7.3 Perangkap stratigrafi terumbu (a), ketidakselarasan (b), dan perubahan fasies (c). Pada reservoir minyak dan gas bumi terperangkap dalam rongga-rongga yang merupakan bagian porous dan permeabel dari lapisan tersebut. Meskipun hingga saat ini belum ada metoda yang mampu meramalkan keadaan lapisan di bawah permukaan bumi melalui pengukuran di permukaannya dengan tepat, namun metoda geofisika khususnya seismik mampu digunakan untuk menduga geometri dan dimensi perangkap-perangkap tersebut. Seismologi dan Eksplorasi_ 69 A. Letakan (Lay Out); shot point Geophone Migeran iagram sueunan ast den aor gslombangrefraka! Travel time curve azz zzaaze Zz Gambar 7.4 Cara kerja eksplorasi Seismik Refraksi. 7.3 Seismik Refraksi Metoda seismik refraksi bekerja berdasarkan gelombang seismik yang direfraksikan mengikuti lapisan-lapisan bumi di bawah permukaan. Waktu tempuh gelombang antara sumber getar dan penerima akan menghasilkan gambaran tentang kecepatan dan kedalaman lapisan, Metoda seismik refraksi ini banyak digunakan untuk 70 - Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika kepentingan cksplorasi dangkal atau keteknikan, misalnya penentuan dasar fondasi dan penggalian. Penentuan lapisan lunak/lapuk di permukaan dan sebagainya, Gambaran secara sederhana cara kerja metoda ini dapat dilihat pada Gambar 7.4. Sedangkan cara perhitungan sederhana untuk seismik refraksi ini adalah sebagai berikut (lihat Gambar 7.5). Berdasarkan Hukum Snellius jika gelombang terkena bidang antarlapisan maka sudut datang akan menentukan apakah dibiaskan atau dipantulkan: gelombang eee han refleksi datang ‘gelombang i = sudut datang ee i, = sudut refleksi = sudut refraksi Sint _Vy ‘Sinr Vo @ vs Ve aN i =Sin tL Va (b) Gambar 7.5 Hukum Snellius (a) dan sudut kritis (b). Seismologi dan Eksplorasi 74 Sint Vi et. @.) Sinr V2 Sudut datang dimana gelombang akan merambat sejajar dengan lapisan (kritis) disebut sudut kritis (@,). Schingga: Y, =Sint} (7.2) 3 IE Untuk menghitung ketebalan lapisan Z, maka waktu intercept (t;); waktu yang, diperlukan oleh gelombang lapisan dari sumber dan penerima secara tegak; ato (73) 2\ 1 y r Vu Y Sin i, =—L:00s if -L) tani, -=—L— (74) Vo v3 v2 - ve Ketebalan lapisan dihitung dengan VV ne andy 7 (75) atau Z= VV 2: AG Secara sederhana kurva waktu rambat dan perhitungan ketebalan dapat dilihat pada Gambar 7.6. Biasanya sesudah berbagai ketebalan lapisan dihitung dapat dibuat penampang ataupun diagram balok untuk keperluan pekerjaan rekayasa selanjutnya, 74 Seismik Refleksi Metoda Seismik Refleksi menggunakan sumber gelombang buatan (bukan sumber gelombang alamiah seperti gempa bumi). Dengan menggunakan selang waktu rambat gelombang yang direflcksikan kembali dan tergambarkan sebagai perubahan amplitudo akan diperoleh gambaran keadaan dibawah permukaan bumi, Refleksi gelombang seismik tersebut direkam dengan alat dan menunjukkan berbagai variasi amplitudo sebagai respon dari berbagai pelapisan di bawah permukaan bumi (Gambar 7.7), schingga lapisan-lapisan terscbut akan muncul sebagai horizon reflektor (Gambar 7.8). Jika kecepatan masing-masing lapisan tadi dapat dihitung dari waktu pantul yang direkam (ingat hubungan antara jarak dan waktu) kedalaman masing-masing lapisan dapat dihitung, Pengertian secara sederhana ditunjukkan pada Gambar 7.9. 72, Dijoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika I V, Gambar 7.6 Perhitungan ketebalan lapisan pertama untuk kasus dua lapisan akustik Gambar 7.7 Model lapisan geologi bawah permukaan hingga jejak seismik dengan berbagai reflektor. Lapisan geologis impedansi Reflektivitas jejak seismik Seismologi dan Eksplorasi 73 Gambar 7.8 Contoh penampang hasil penyelidikan Seismik Refleksi. Pada saat ini kemajuan teknologi memungkinkan penggunaan metoda seismik refleksi untuk menentukan litologi atau sifat fisik lapisan batuan berdasarkan sifat kecepatan dan karakter atenuasinya. Sehingga munul berbagai teknik yang biasa disebut indikator hidrokarbon (hidrokarbon adalah minyak dan gasbumi). Hasil penggunaan teknik ini ialah gambaran bawah permukaan sebagai penampang (2D). Perkembangan dari cara perekam yang dilapangan (akuisisi) & pengolahan data memungkinkan direkam dalam 3D. Hal ini memberikan teknik mutakhir yang discbut sebagai seismik 3D (tiga dimensi). Terakhir jika diukur dalam sclang waktu berbeda menjadi seismik selang waktu berbeda (4D). Dengan mempelajari gambaran bawah permukaan tersebut, eksplorasi hidrokarbon dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien, Akhir-akhir ini teknik tersebut juga digunakan untuk menentukan penyebaran lapisan batubara. Wilayah kajian besar dalam lingkup seismik refleksi mencakup © akuisisi data © pengolahan data © interpretasi data Contoh data lapangan yang dalam proses pengolahan dapat dilihat pada Gambar 7.10, dimana di sini akuisisi data dilakukan dengan cara split spread, Sesudah pengolahan selesai dilakukan akan diperoleh data yang siap ditafsirkan berupa jejak 14 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika seismik yang rangkaian amplitudonya dapat menggambarkan reflektor sebagai batas antarsatuan lapisan atau formasi (lihat Gambar 7.1). Penampilan hasil interpretasi dapat dibuat dalam bentuk peta kontur atau dapat pula dalam visualisasi permukaan seperti ditunjukkan dalam Gambar 7.12. 2Z=VIy; VT? = 42? +X? Tatts X} phyperbola dalam T,X, 2 a2 i ae va x, ZL: V=Kecepatan Gambar 7.9 Prinsip seismik refleksi untuk lapisan mendatar dengan kecepatan tetap Seismologi dan Eksplorasi 15 DATA PROCESSING conf rr no estou oarmeis__at _ SIRS Gambar 7.10 Contoh rekaman data seismik dalam proses pengolahan dengan cara akuisisi ‘split spread”. 76 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika Gambar 7.11 Rekaman hesil pengolahan yang siap ditafsirkan dari salah satu lapangan minyak di Cekungan Sumatra Utara. Gambar 7.12 Contoh Visualisasi hasil penafsiran horison Formasi Baturaja di Cekungan Sumatra Selatan di salah satu lapangan penghasil minyak Seismologi dan Eksplorasi 7 Bab 8 Beberapa Besaran Bumi 8.1 Massa Konstanta Gayaberat Universal, Nilai Gayaberat dan Momen Pada bagian ini akan dijelaskan tentang berbagai perhitungan untuk mendapatkan besaran bumi seperti massa, bentuk, konstanta elastisitas, tekanan di dalam dan jari- jari bumi. Dimulai dengan pendekatan empiris dari Kepler yang menyatakan bahwa: Planet mengelilingi matahari dalam bentuk elips (lihat Gambar 8.1): (X=ae)? tel a b dimana: a= sumbu panjang clips b = sumbu pendek elips = aksentrisitas Matahari Gambar 8.1 Planet mengelilingi matahari dalam bentuk elips. © Wilayah yang dilewati planet tersebut tetap dan dinyatakan sebagai: dsc i (8.1) dimana adalah luas daerah yang terlewati, Jika daerah elips adalah [1 ab yang Tab terlewat ——. te © Pangkat dua dari perioda revolusi planet tersebut (T) proporsional dengan pangkat tiga sumbu panjang dari elips tadi: T2~@3 oS oe ‘Bb Sehingga : Hat. 43 (2) Cc Untuk menurunkan Hukum gravitasi universal pertama kali diubah kedalam koordinat polar sebagai: 2 arr Mm Fr=- ue (8.3) r dimana; Fq= gaya kearah matahari dari suatu planet, sehingga gaya tarik menarik antara planet (72) dan matahari (rm) adalah: pee r (8.4) Jika dikombinasikan dengan Hukum Newton dan berdasarkan percobaan Cavendish (Newell, 1959) akan diperolch (8.5) dimana: y adalah konstanta gravitasi universal 7 = momen inersia Qc = sudut akibat perubahan letak salah satu benda terhadap lainnya (m, terhadap m:) de = jarak m dan m, A = jarak lokasi torsi terhadap m Tc = perioda Untuk menghitung nilai konstanta gravitasi universal Cavendish dengan percobaannya menghasilkan nilai 6.673 + 0.003 x 10° cgs unit (dyne. cm’/g’) 80 — Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika Massa bumi dapat dihitung dengan percobaan sederhana seperti Gambar 8.2. Gambar 8.2 Percobaan untuk menghitung massa bumi. Gayaberat yang bekerja di A dan A, sebelum ada benda C: mm. G4 =1 2 =G,, (8.6) Karena pada A; ditambah benda B (2) maka terjadi ketidakseimbangan. Agar seimbang kembali dibawah A; diletakkan benda C (ms) maka diperoleh: iMG May nyc. aM. G4 Itt ty Se i 2 Ai re Pp PUES ea NG: ae eR f mymgr? maka diperoleh: me =" (8.7) @m, Berdasarkan persamaan gravitasi universal dapat dihitung nilai percepatan gayaberat melalui persamaan: Me Re (8.8) dimana: Mc = massa bumi Re = jari-jari (jarak benda ke pusat bumi) Beberapa Besaran Bumi §1 Dengan melalui pendekatan suatu bandul didapat nilai g berdasarkan persamaan gerak yaitu (Gambar 8.3): 2 (ee Ee (8.9) df 2 Schingga perioda bandul menjadi 14 ye -m( 1) mg Y a = an( 2) ‘ (8.10) g dimana Tp adalah perioda getar pendulum tersebut. Gambar 8.3 Percobaan dengan bandul untuk menghitung percepatan gayaberat. Hasil perhitungan yang dilakukan Jeffreys dengan cara tersebut memberikan nilai g di khatulistiwa sebesar 978.0373 gal. 8.2 Jari-jari Bumi dan Bentuk Bumi Jari-jari bumi dapat dihitung dengan pendekatan bumi sebagai bola oleh Eratosthenes (Gambar 8.4), schingga hubungan jarak di permukaan terhadap keliling bumi dapat ditulis scbagai: 82 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geoftsika Le 0e fe _8e 1 8.11 CoP 2tr P50! CD dimana: C. = keliling bumi L, = jarak antara dua titik 0. = jarak sudut bayangan Gambar 8.4 Percobaan Eratosthenes untuk menghitung jari-jari bumi. Dengan cara ini Eratosthenes mendapatkan hasil keliling bumi 46.250 km. Kesalahannya hanya 15% lebih besar. Bentuk bumi yang sebenarnya berupa elips oleh Jeffreys (1952) dihitung menjadi: Req = 6.378.099 m Rp = 6.356.631 m “as elincicitae REG AP _ Nilai elipsisitas ES ae (8.12) Akibat dari bentuk bumi tersebut beberapa peneliti menentukan nilai gaya berat di lintang tertentu, misalnya, berdasarkan Rumus TUGG (1967) nilai gayaberat di katulistiwa ialah 979.032,85 mgal dan di kutub lebih kecil. Dengan mengacu kepada hasil perhitungan di atas, massa bumi juga dapat dihitung sebagai: Beberapa BesaranBumi 3 2 Nees (8.13) Sedangkan densitasnya ialah: 3g (8.14) 4TlyRe Momen inersia bumi menurut Lambert & Darling (1951): Pay = (es) Jp = momen inersia di kutub (8.08 x 10" gr/em? (Gutenberg, 1951)) Req jati-jari di katulistiwa ef = cliptisitas Ba= gaya di ekuator w = kecepatan sudut bumi & = koreksi 8.3 Variasi Konstanta Elastisitas, Densitas, dan Tekanan Bumi memiliki sifat anisotropi terhadap kedalaman sehingga parameter densitas, rigiditas, konstanta Lame akan berubah terhadap kedalaman. Oleh karena itu ‘hubungan berbagai konstanta dengan kecepatan gelombang gempa dapat ditulis sebagai 4 w-(4) 2 (6.16) Pp 4 ro-( 22) é 17) 84 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika ae asm sm) ¥ ie Vp ee 8.18) a 7: (8.18) 2 Vp 2, cEM+o\l-20),,_ 2-20 UBL Ae a SENS sets) 2s le! ye «E/al+6) 1226 (irs) (8.19) “2p isp —2 dimana: Vp = kecepatan gelombang P- Vs = kecepatan gelombang $ 2. =konstanta Lame’s p =densitas . = rigiditas E = Young modulus co = Rasio Prisson Perhitungan variasi parameter elastik terhadap kedalaman dapat dilihat pada Gambar 8.5. My ~ foo ozo —|—-Joz8 Jo27 6 3 g : i 2 3 s | a cere rF ech cao ogee oer Ki Gambar 8.5 Variasi konstanta elastisitas. Variasi densitas terhadap kedalaman dapat dinyatakan sebagai penyelesaian aljabar dari beberapa persamaan sebagai berikut: Beberapa Besaran Bumi 85 kat %u=p7 -$3) diag ail) sn a dap ete eoals ee - 408) =ymp Pee (8.20) PB - (V3 13) dimana: p=tekanan r= jarisjari g = gayaberat m = total masa V=visi k= modulus bulk Tekanan juga menyebabkan berbagai variasi dari sifat-sifat fisik tersebut sesuai dengan hubungan: g=ymR R =yR? [) aTIr? pdr “R =f y- gpdr (8.21) dari persamaan tersebut densitas dapat diketahui pada kedalaman tertentu, sedangkan g pada radius R dapat dihitung. Jika g dan densitas diperoleh, tekanan di setiap r dapat dihitung. Hasil perhitungan densitas, gaya berat dan tekanan terhadap kedalaman bumi selanjutnya ditunjukkan oleh Gambar 8.6. 86. Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika 200-4 20 c i Abe a @ a : 2 00) ® 5 sao? 2000 3000 OEPTH IN KM Gambar 8.6 Variasi gayaberat densitas dan tekanan. Beberapa Besaran Bumi 7 Bab 9 Gayaberat, Dinamika Kerakbumi, dan Eksplorasi Gayaberat Pengertian gayaberat telah dibahas pada bagian terdahulu. Seperti telah disinggung sebelumnya dengan menggunakan bandul dapat dihitung nilai gayaberat di suatu tempat. Nilai percepatan gayaberat yang diukur dengan cara ini disebut nilai gayaberat absolut. Cara menentukan nilai gayaberat ialah dengan menghitung perioda simpangan suatu bandul. 9.1 Anomali Bouguer ‘Untuk penggunaan sifat gayaberat dalam mempelajari dinamika kerakbumi dan eksplorasi dirancang suatu alat khusus yang disebut gravimeter. Sistem kerja alat tersebut secara garis besar ialah sebagai berikut (lihat Gambar 9.1): Pegas Boban] m >> THVT TTT TTT TTT g Gambar 9.1 Prinsip kerja alat gravimeter untuk mengukur nilai gayaberat. ears @.1) Ae de oe As ds m 89 dimana: «= konstanta pegas y= jarak tarik pegas m= massa benda Dalam penggunaan untuk ketcknikan yang diperlukan ialah anomali yang diakibatkan oleh tarikan benda dengan densitas tertentu. Oleh karena itu harus ada referensi tertentu untuk mendapatkan anomali tersebut. Nilai anomali yang merupakan nilai relatif ini discbut sebagai Bouguer Anomali. Anomali Bouguer dapat ditulis sebagai: Agaa=8obs ~ 8n (9.3) dimana: Ag ga = anomali gayaberat Bouguer oss = data pengamatan gayaberat g = perkiraan data gayaberat normal pada titik amat . dimana: 8n = 8q— FAC + BC -TC -TIDE (9.4) dengan: = harga teoritis gayaberat untuk bumi elipsoid untuk model GRS yang digunakan; FAC = koreksi udara bebas = 0,3086 h meal, h dalam meter BC = koreksi Bouguer dengan densitas yang digunakan sebagai referensi = 0.04191 h mgal/m TC = koreksi medan yang diakibatkan oleh variasi topografi TIDE = koreksi gayaberat akibat pasang surut bumi hho hi 9 9 hog 9 Gambar 9.2 Koreksi udara bebas, akibat beda tinggi nilai gayaberat semakin rendah perlu dikoreksi. 90. Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika Re ee ee ee re & bg 2 Q So Gambar 9.3 Koreksi Bouguer, akibat adanya benda dengan densitas tertenu (p) antara titik pengukuran dan referansi nilai gayaberat berbeda sehingga perlu dikoreksi. Nilai anomali Bouguer adalah nilai pada titik amat bukan pada datum tertentu. Jadi nilai tersebut merupakan selisih antara nilai amat gayaberat dengan nilai perkiraan normal gayaberat pada titik tersebut. Anomali tersebut akan menggambarkan variasi densitas di permukaan bumi. Penafsiran benda penyebab anomali dapat dilakukan dengan pendekatan bentuk benda ideal atau tak teratur (poligon), misalnya dengan metoda Morgan dan Faessler (1972) atau Talwani ef al. (1960), dll. Dalam kegiatan eksplorasi teknik ini banyak digunakan misalnya untuk penentuan ketebalan cekungan sedimen yang mengandung minyak, penafsiran intrusi yang mengandung cebakan bahan galian seperti emas, perak dan sebagainya, penentuan keadaan bawah permukaan lapangan panasbumi dan sebagainya. Referensi Gambar 9.4 Variasi topografi wilayah akan berpengaruh kepada pengukuran nilai gayaberat, sehingga perlu dilakukan koreksi. TUGG (1967) > = 978,031.85 (1 + 0,0053024 Sin’ > - 0,00000587 Sin? 4) mgal (9.5) Hammer (1943) 8&1 =978.049(1 +5.2884 x 10° Sin? 6 - 5.9 x 10° Sin? 26) gal (9.6) Jeffieys (1952) & = 978.0373 (1 + 5.2891 x 10° Sin’ 6 - 5.9 x 10° Sin’ 26) gal (9.7) Heiskanen (1938) gu = 978.052 (1 + 5.297 x 10° Sin? 6 — 5.9 x 10 Sin? 20 + 2.76 x 10° Cos? 6 Cos 2 (A + 25°)) gal (9.8) Gayaberat, Dinamika Kerakbumi dan Eksplorasi Gayaberat 91 12 Ny g patie cy Met gsr Og oj 4 75° WEST MERIDIAN TIME Gambar 9.6 Variasi pasangsurut bumi akibat gaya tarik bulan dan matahari yang perlu dikoreksi (Wyckoff, 1936) Niskanen (1945) gn = 978.047 (1 + 5.2978 x 10? Sin? @ - 5.9 x 10 Sin? 20 + 2.3 x 10° Cos? @ Cos 2 (A +4°)) gal (9.9) TUGG (1971) Sw = 97803 1.846 (1 + 5.278895 x 10° Sin’? (A) + 23.462 x 10° Sin‘ ()) mgal (9.10) 9.2 Isostasi Ketika harga anomali Bouguer di seluruh bagian bumi ditentukan ternyata terdapat hubungan sistematis antara elevasi rata-rata dengan anomali gayaberat yang terukur. Pada daerah yang tinggi, nilai gayaberatnya lebih besar serta kemungkinan memiliki densitas batuan yang lebih rendah dan batuan di bawah lantai samudra lebih tinggi. 92 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika Asumsi keseragaman densitas jelas merupakan perkiraan yang sangat kasar, Padahal semua studi menunjukkan bahwa distribusi batuan di bumi sangat kompleks. LH, Pratt (1859) mencoba menerangkan pertama kali distribusi anomali Bouguer seperti kasus ini. Menurut hipotesisnya, setiap kolom batuan pada permukaan bumi dapat digambarkan memiliki densitas yang seragam terhadap bobot rata-rata semua batuan sampai batas kedalaman kompensasi. Dengan demikian densitas batuan berbanding terbalik dengan ketinggian kolom batuan di atas /evel of compensation. Model teori kompensasi isostasi Pratt adalah berikut. (Lihat Gambar 9.6). Level kompensasi Gambar 9.6 Hipotesis Pratt (1859) untuk menerangkan variasi Anomali Bouguer (Isostasi). Jelas bahwa koreksi isostasi harus sama dengan koreksi topografi yang kompleks sehingga perbedaan anomalinya hanya terletak pada ketinggian massa yang terlibat G.B. Airy (1855) menawarkan penjelasan yang lebih baik. la mempostulasikan bahwa batuan di permukaan bumi terdistribusi mirip beberapa batang yang mengambang di air dengan densitas sama tapi memiliki diameter yang bervatiasi. Kerak bumi diperkirakan merupakan komposisi blok batuan dengan densitas yang sama tetapi tebalnya berbeda. Model teori kompensasi isostasi Airy adalah sebagai berikut (lihat gambar 9.7), Gambar 8.7 Penjelasan Airy (1855) tentang variasi Anomali Bouguer (Isostasi). Gayaberat, Dinamika Kerakbumi dan Eksplorasi Gayaberat 93 Perbedaan teori ini dengan Pratt terletak pada kedalaman kompensasi massanya Teori berikut yang diajukan oleh W.A. Heiskanen mengasumsikan blok-blok batuan dengan kedalaman dan densitas yang berbeda, Sedangkan asumsi lainnya menggabungkan teori Pratt dan Airy. Model teori kompensasi isistasi Hesikanen adalah sebagai berikut (Gambar 9.8). Gambar 9.8 Model Heiskanen yang menerangkan variasi Anomali Bouguer (Isostasi). Berdasarkan pandangan geologi, mode! Heiskanen jelas yang terbaik. Model ini menerangkan pengukuran yang ada dengan dasar pengetahuan variasi gayaberat yang baik. Berdasarkan diskusi ini dapat ditarik suatu hukum Isostasi yang menyatakan: Semua massa dataran besar pada permukaan bumi cenderung untuk fenggelam atau mengapung schingga massanya ferdukung secara hidrostatis dari bawah kecuali pada daerah yang memiliki pengaruh tegangan lokal yang mengganggu kesetimbangan. 9.3 Eksplorasi Gayaberat Teknologi gayaberat yang berpijak kepada variasi densitas dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan eksplorasi sumberdaya bumi, misalnya untuk mencari jawaban mineral ekonomis. Biasanya mineral ckonomis selalu berkaitan dengan bentuk- bentuk intrusi batuan beku seperti kerak, pipa, lakolit, lapolit, dsb. Bentuk maupun dimensi dari intrusi batuan beku ini dapat diduga dengan baik berdasarkan 94 — Djoko Santoso, Pengantar Telok Geofisika pemanfaatan metoda atau teknologi gayaberat karena adanya beda densitas intrusi dengan batuan sekitamya. Suatu contoh dimana teknologi ini dapat dengan baik menggambarkan tubuh intrusi G. Parang di Karangsambung dapat dilihat pada Gambar 9.9. tose roTocAN FORMATION cAnaro rarancsauuucromuaron — [115] prvuneano sconst cae neler Ntsc Gambar 9.9 Hasil penafsiran penampang AB kompleks Luh Ulo, menunjukkan berbagai ketebalan satuan batuan yang diduga di daerah tersebut Penggunaan lain dari metoda ini misalnya dalam eksplorasi cebakan panasbumi. Biasanya, khususnya di Indonesia cebakan panasbumi berasosiasi dengan tubuh intrusi batuan beku sebagai sumber panas. Tubuh intrusi ini tentunya dapat diduga dengan metoda gayaberat. Di sisi lain kombinasi dengan metoda magnet dapat menunjukkan terjadi tidaknya pemanasan di sekitarnya. Analisa ketebalan biasanya suatu endapan sedimen pada cekungan tertentu dapat diturunkan dengan baik menggunakan metoda gayaberat. Ini mungkin untuk dilakukan karena adanya kontras densitas antara batuan sedimen di bagian atas dan batuan dasar di bagian bawah dimana sedimen tersebut mengisi Gayaberat, Dinamika Kerakbumi dan Eksplorasi Gayaberat 95. cekungan sehingga biasanya kedalaman batuan dasar dalam cksplorasi minyak dan gas bumi dihitung dengan menggunaken metoda gayaberat. Contoh dalam Gambar 9,10 menunjukkan metoda gayaberat yang berhasil menentukan kedalaman endapan sedimen tersier di daerah Karangsambung. PETE GE0L00) OAN ANOWALI BOUGUER DRERAN KaRANGRSHEONS ¥ Gambar 9.10 Contoh peta anomali gayaberat. (Santoso dkk. 1897) 96 Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika Kemajuan di dalam mengolah data gayaberat bahkan memungkinkan untuk menduga keadaan bawah permukaan bumi di berbagai kedalaman. Kemajuan ini bahkan telah dimungkinkan hingga kepada penafsiran 3D dan 4D. Gayaberat, Dinamika Kerakbumi dan Eksplorasi Guyaberat 97 Bab 10 Geomagnetisma dan Eksplorasi Geomagnet Bumi merupakan sebuah benda magnet raksasa (Gambar 10.1), letak kutub utara dan selatan magnet bumi tidak berimpit dengan kutub geografis, Pengaruh kutub utara dan selatan magnet bumi dipisahkan oleh khatulistiwa magnet. Intensitas magnet akan bernilai maksimum di kutub dan minimum di khatulistiwa. Karena Jetaknya yang berbeda terdapat perbedaan antara arah utara magnet dan geografi yang disebut sebagai deklinasi, ‘SUMBU ROTASI ‘SUMBU MAGNET Gambar 10.1 Bumi sebagai batang magnet reksasa dengan gatis-garis gayanya, Arah polarisasi benda magnet akan ditentukan oleh nilai inklinasi dimana benda tersebut diletakkan (Gambar 10.2). Pada mulanya kompas dianggap selalu menunjuk langsung ke utara, tapi pada akhir abad ke-15 disadari bahwa hal ini tidak selalu benar. Orang yang paling banyak mengungkapkan sains gcomagnetik adalah William Gilbert (1540-1603). Ia menunjukkan bahwa bumi memiliki sifat seperti batang magnet raksasa. la juga mendiskusikan variasi arah medan magnetik bumi di berbagai tempat. Pada tahun 1635, Henry Gillibrano yang mempelajari data ini menyadari bahwa medan magnet bumi berubah-ubah seiring dengan waktu. Medan magnetik bumi dapat. digambarkan sebagai batang magnet dengan dua kutub yang terletak di dalam bumi tapi tidak tepat di tengah-tengah. Sumbu magnet bergeser sejauh 1.200 km dari sumbu tengah bumi. Hubungan intensitas magnetik (Jm) dengan medan magnet (#) adalah: 99 Im=kH dimana: k= suseptibilitas Utara,” H=F cos! Gambar 10.2 Elemen-elemen magnet bumi. Suseptibilitas harus dibedakan dengan permeabilitas, Suseptibilitas adalah kemampuan bahan untuk menjadi termagnetisasi. Sedangkan permeabilitas adalah kemudahan melewatkan fluks yang melaluinya, Hubungan suseptibilitas (2) dan permeabilitas (j.) adalah: pelt 4nk Hubungan antara fluks dan medan magnet digambarkan dengan kurva hysteresis berikut (Gambar 10.3), Kilogauss Gambar 10.3 Kurva hysterisis. 100 Djoko Santoso, Pengantar Tekaik Geofisiha Jika medan magnet H naik mulai dari nol maka fluks B naik pula sepanjang garis oa sampai titik a. Jika medan magnet kemudian menurun maka fluks turun lebih lambat dibandingkan naiknya, Ketika intensitas medan mendekati nol, fluks b tersisa. Hal ini dikenal sebagai remanent magnetism. Untuk memperkecil fluks menjadi nol, medan ¢ dengan polar yang berlawanan harus diberikan pada sampel Derajat remanent magnetism yang ditunjukkan oleh material termagnetisasi bervariasi, bergantung pada seberapa dekat saturasi terjadi pada sirkulasi T™agnetisasi sebelumnya. Temperatur pada saat material kehilangan kemampuan untuk mempertahankan sifat magnet dikenal sebagai suhu Curie, Temperatur ini mungkin dicapai pada bagian bawah kerak bumi. Tekanan berpengaruh sangat kecil pada suhu Curie, Dapat disimpulkan bahwa medan yang diobservasi pada berbagai tempat dan waktu di bumi merupakan resultan dari: © medan magnet utama bumi © ofek remanent magnetik dari formasi lokal ¢ -medan yang ditimbulkan oleh arus listrik yang mengalir di daerah observasi Teori yang berkaitan dengan kemagnetan bumi ini dikenal sebagai Teori Dinamo. Pengukuran medan magnet di permukaan bumi merupakan resultan dari berbagai variabel. Oleh karena itu variasi medan magnet bumi dapat dibedakan dalam 4 hal, yaitu * Variasi yang relatif berjalan dengan lambat atau disebut sebagai variasi sekuler (gambar 10.4 dan 10.5). Gambar 10.4 Variasi sekuler menurut Bauer (1902), Howe dan Knapp (1938), Deal dan Howe (1948) dan “US Navy Hydrographic Office Chart” (Howell, 1959) Perubahan ini berkaitan dengan perubahan posisi kutub bumi secara perlahan Gillibrand 1935). : Geomagnetisma dan Eksplorasi Geomagnet 101 © Variasi medan magnet yang disebabkan oleh sifat kemagnetan yang tidak homogen dari kerak bum. Perubahan ini relatif memiliki nilai yang kecil. Dalam eksplorasi justru hal semacam ini yang dicari, Penycbab dari variasi ini ialah Kontras sifat kemagnetan (useptibilitas) antarbatuan di dalam kerak bumi (termasuk di dalamnya kemagnetan induksi dan kemagnetan remanen), Dalam batuan biasanya terkait dengan mineral yang bersifat magnetik. 1516 | nuda Fg oe 1 DEKLINAS! Gambar 10.5 Variasi sekuler menurut Gaibar dan Puertas (Jacobs, Russel, dan Wilson, 1974). Variasi dengan perubahan yang relatif cepat berkaitan dengan waktu (harian) dan bulanan (Gambar 10.6 dan 10.7). Sebutan lain untuk variasi ini ialah variasi harian, Penyebab variasi ini ialah aktivitas matahari yang mempengaruhi keadaan atmosfera. Variasi ini bersifat periodik. Selain matahari pengaruh bulan juga teramati Variasi dengan perubahan relatif cepat dalam waktu yang relatif singkat dan sangat tidak teratur (Gambar 10.8). Sebutan lain untuk perubahan medan magnet semacam ini ialah badai magnetik. Variasi ini berkaitan dengan aktivitas matahari yang dihubungkan dengan bintik matahari. Akibat tembakan partikel-partikel berenergi tinggi ke atmosfera bumi dari matahari menyebabkan fluktuasi sifat magnetik yang sangat tidak teratur. Berbagai batuan yang terdiri dari bermacam-macam mineral memiliki sifat magnetik yang masing-masing dapat dikelompokkan ke dalam: © Diamagnetik, yaitu mineral yang mempunyai kerentanan magnet negatif artinya orbit clektron pada benda ini selalu berlawanan dengan medan magnet dari luar, Contohnya ialah grafit, marmer, kuarsa dan garam. 102. Djoko Santoso, Pengantar Teknik Geofisika SSS * Paramagnetik, mineral yang memiliki harga kerentanan magnet positif dan nilainya kecil, misalnya batuan beku asam. * Feromagnetik, yaitu mineral yang memiliki nilai kerentanan magnet besar, misalnya berbagai batuan beku basa atau ultra basa 0 _6NOON18 0 6NOON18 0 6NOONI8 0 6NOONIEa 0 N 60° 50" 160” 50° 40" 40” 30" 30" 20° [20° - 50 10" 10°} 40 30 ieou| 20 10” 10" F 10 20"| 20° L 9 ” Iso” 60” s 40° 50° “ot NORTH COMPONENT EAST COMPONENT VERTICAL COMPONENT INCLINATION x ip z Gambar 10.6 Variasi harian menurut Chapman dan Bartels (1940) (Howell, 1959). 2 700 a 3 UA & 5 29,600 & FULL HOON LAST QUARTER eS ie! ‘NEW MOON FIRST QUARTER a Gambar 10.7 Variasi periodik bulanan dan tahunan, yang polanya bergantung pada kedudukan fase bulan dengan matahari, Contoh variasi solar dan lunar di Peru adalah sebagai berikut Alat yang digunakan dalam eksplorasi Wall magnetometer, misalnya fuxgate dan Proton magnetometer. Seperti halnya medan gayaberat secara umum di setiap titik di permukaan bumi akan memiliki nilai intensitas magnet tertentu (IGRF). Oleh Karena itu untuk memperoleh variasi yang kecil hasil pengukuran kita, harus dikurangi oleh nilai teortis ini. Anomali magnetik sesuai dengan persamaan: plorasi Geomagnet 103

You might also like