You are on page 1of 6

HUBUNGAN KADAR KOLESTEROL DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA

PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


HILIWETO GIDO, KABUPATEN NIAS

Melfa Vania Harefa¹, Rasmaliah², Jemadi²

¹Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU


²Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU

Jl. Universitas No. 21 Kampus USU Medan, 20155


Email: melfavania@gmail.com

ABSTRACT

Hypertension is one of the risk factors that increased cardiovascular disease. The
prevalence of hypertension in Indonesia is 24% male and 22,6% female. One of the risk
factors of hypertension is high blood cholesterol or hypercholesterolaemia, because high
cholesterol cause of occlusion in the peripheral blood vessels that reduce the blood supply to
the heart. This research aims to determine the relationship of cholesterol levels with
hypertension degree in hypertensive patients in the work area of Puskesmas Hiliweto Gido.
The population are the people who came to Puskesmas Hiliweto Gido, and sample
are people who had blood pressure above normal and aged ≥18 years who came to
Puskesmas Hiliweto Gido. The sample size is 135 people. This research is analytic with cross
sectional study design, and continued with spearmen corelation and chi square analysis.
From result show that the highest proportion of hypertensive patients were found
in the age group ≥45 years (60%), women (67%), Protestant Christianity (89%), Nias (93%),
primary education level (27% , working as farmer / laborer (35%), and married status
(71%), hypercholesterolemia (58%) and hypertension group level 2 (40%). Based on
statistical test analysis using Chi-Square test, p = 0,004 (p <0,05) means that there is
significant correlation between cholesterol level and degree of hypertension
Puskesmas parties need to promote to the public that it is important for every
person to check blood pressure and cholesterol levels regularly to anticipate and prevent the
occurrence of hypertension. Providing advice to the community, especially those suffering
from hypertension to regulate healthy eating and lifestyle, and sugested to consume high fiber
foods.

Keywords: Hypertension, Cholesterol, Lifestyle, Nias

Pendahuluan peningkatan kematian akibat penyakit tidak


menular.
Pelaksanaan pembangunan nasional Hipertensi atau tekanan darah
yang menimbulkan perubahan dari suatu tinggi adalah suatu keadaan dimana
Negara agraris yang sedang berkembang seseorang mengalami peningkatan tekanan
menjadi Negara industry membawa
darah di atas normal yang mengakibatkan
kecenderungan baru dalam pola penyakit
dalam masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat peningkatan angka kesakitan (morbiditas)
dari terjadinya perubahan pola dari penyakit dan angka kematian (mortalitas)
menular kepenyakit tidak menular atau transisi (Dalimartha, dkk, 2008). Seseorang
epidemiologi dana danya penurunan angka dinyatakan menderita hipertensi bila
kematian dari penyakit menular dan tekanan darahnya tinggi atau melampaui
nilai tekanan darah yang normal yaitu di daerah yang memiliki prevalensi hipertensi
atas 120/80 mmHg (Masriadi, 2016). tertinggi yaitu Kabupaten Karo sebesar
Prevalensi penderita hipertensi 37,5%, Kabupaten Humbang Hasundutan
pada golongan umur >18 tahun di dunia sebesar 33,5%, Kota Gunungsitoli sebesar
sebesar 24,0% laki-laki dan 20,5% 31,3%, dan Kabupaten Nias sebesar
perempuan. Di Asia Tenggara, prevalensi 30,4%.
penderita hipertensi sebesar 25,3% laki- Kadar kolesterol yang tinggi atau
laki dan 24,2% perempuan. Sedangkan hiperkolesterolemia di dalam darah juga
prevalensi penderita hipertensi di menjadi pemicu penyakit hipertensi. Hal
Indonesia sebesar 24% laki-laki dan 22,6% ini disebabkan karena kolesterol tinggi
perempuan (WHO, 2015). Hipertensi merupakan penyebab terjadinya sumbatan
menduduki peringkat ketiga penyebab di pembuluh darah perifer yang
kematian utama untuk semua kelompok mengurangi suplai darah ke jantung
umur dengan Case Fatality Rate (CFR) (Soleha, 2012).
6,8%. Sampai saat ini, hipertensi masih Kabupaten Nias adalah salah satu
merupakan tantangan besar di Indonesia wilayah di Provinsi Sumatera Utara yang
karena sering ditemukan pada pelayanan juga diperkirakan penduduknya menderita
kesehatan primer (Riskesdas, 2013). hipertensi. Berdasarkan hasil survei
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, pendahuluan, prevalensi penderita
prevalensi hipertensi di Indonesia pada hipertensi di wilayah kerja puskesmas
golongan umur ≥18 tahun sebesar 25,8%, Hiliweto Gido pada tahun 2015 sebesar
dan daerah dengan prevalensi tertinggi 9,88% dari penduduk. Berdasarkan uraian
yaitu di Bangka Belitung (30,9%), dari latar belakang di atas, maka dilakukan
Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan penelitian tentang hubungan kadar
Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%), kolesterol dengan derajat hipertensi di
sedangkan prevalensi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Hiliweto Gido,
Sumatera Utara sebesar 24,7%. Kabupaten Nias.
Berdasarkan Riskesdas Provinsi Sumatera Tujuan Umum
Utara (2013), prevalensi hipertensi di Untuk mengetahui hubungan kadar
Provinsi Sumatera Utara pada golongan kolesterol darah dengan derajat hipertensi
umur ≥18 tahun sebesar 24,7%, empat pada penderita hipertensi di wilayah kerja
daerah yang memiliki prevalensi hipertensi Puskesmas Hiliweto Gido, Kabupaten
tertinggi yaitu Kabupaten Karo sebesar Nias.
37,5%, Kabupaten Humbang Hasundutan Tujuan Khusus
sebesar 33,5%, Kota Gunungsitoli sebesar a. Mengetahui distribusi proporsi
31,3%, dan Kabupaten Nias sebesar responden berdasarkan karakteristik
30,4%. sosiodemografi (umur, jenis kelamin,
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, suku, agama, pendidikan, pekerjaan,
prevalensi hipertensi di Indonesia pada status perkawinan), derajat hipertensi,
golongan umur ≥18 tahun sebesar 25,8%, dan kadar kolesterol darah total.
dan daerah dengan prevalensi tertinggi b. Mengetahui hubungan umur dengan
yaitu di Bangka Belitung (30,9%), kadar kolesterol.
Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan c. Mengetahui hubungan kadar kolesterol
Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%), darah total dengan derajat hipertensi.
sedangkan prevalensi hipertensi di Manfaat Penelitian
Sumatera Utara sebesar 24,7%. a. Data atau informasi hasil penelitian ini
Berdasarkan Riskesdas Provinsi Sumatera dapat menjadi rujukan bagi pihak
Utara (2013), prevalensi hipertensi di Puskesmas Hiliweto Gido dalam
Provinsi Sumatera Utara pada golongan menangani masalah hipertensi dengan
umur ≥18 tahun sebesar 24,7%, empat
hiperkolesterolemia dalam Tabel 1 Karakteristik Penderita
merencanakan pelayanan pengobatan. Hipertensi
b. Data atau informasi hasil penelitian ini No Sosiodemografi f %
1 Umur
dapat menjadi manfaat bagi pihak 18 – 30 32 24
Puskesmas Hiliweto Gido, Kabupaten 31 – 44 38 28
≥ 45 65 48
Nias dalam menghadapi masalah Total 135 100
hipertensi dengan hiperkolesterolemia 2 Jenis Kelamin
Laki-Laki 44 33
dan upaya mengurangi angka Perempuan 91 67
morbiditas dan mortalitas di wilayah Total 135 100
3 Suku
kerja Puskesmas Hiliweto Gido, Nias 126 93
Kabupaten Nias. Batak 8 6
Minang 1 1
c. Penelitian ini diharapkan dapat Total 135 100
menambahkan perbendaharaan pustaka 4 Agama
Islam 1 1
dalam bidang kelainan kardiovaskuler Kristen Protestan 120 89
bagi penelitian-penelitian lainnya. Kristen Katolik 14 10
Total 135 100
5 Pendidikan
Metode Penelitian Tamat SD 37 27
Tamat SMP 29 22
Penelitian ini bersifat analitik Tamat SMA 33 24
dengan menggunakan desain cross Akademi/Sarjana 36 27
Total 135 100
sectional, yang dilakukan di wilayah kerja 6 Pekerjaan
Puskesmas Hiliweto Gido.. Penelitian Wiraswasta 18 13
TNI/Polri, PNS 25 18
dilakukan mulai Februari 2017 sampai Pegawai Swasta 8 6
Oktober 2017. Populasi penelitian ini Petani/Buruh 47 35
Ibu Rumah Tangga 9 7
adalah masyarakat yang datang ke Tidak Bekerja 28 21
Puskesmas Hiliweto Gido tahun 2017. Total 135 100
7 Status Perkawinan
Sampel dalam penelitian ini adalah Kawin 96 71
sebagian masyarakat yang memiliki Belum Kawin 13 10
Duda/Janda 26 19
tekanan darah ≥120/80 mmHg dan berusia Total 135 100
≥18 tahun yang datang ke Puskesmas
Hiliweto Gido. Besar sampel dihitung Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat
dengan rumus perhitungan sampel dilihat bahwa proporsi penderita hipertensi
minimum, sehingga jumlah sampel karakteristik sosiodemografi yang tertinggi
sebanyak 135 orang. Jenis data yang yaitu terdapat pada kelompok umur ≥45
dikumpulkan adalah data primer dari hasil tahun (48%), perempuan (67%), agama
pengukuran tekanan darah, pengukuran Kristen Protestan (89%), suku Nias (93%),
kadar kolesterol total darah, dan tingkat pendidikan tamat SD (27%),
wawancara.kemudian diolah menggunakan bekerja sebagai petani/buruh (35%), dan
program komputer dan dianalisa secara berstatus sudah kawin (71%).
univariat dengan tabel distribusi frekuensi Proporsi penderita hipertensi
dan secara bivariat menggunakan uji chi berdasarkan kadar kolesterol dapat dilihat
square dan uji korelasi spearman pada pada tabel di bawah ini.
taraf nyata 0,05 lalu disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi, pie dan Tabel 2 Distribusi Proporsi Kadar
batang. Kolesterol Penderita Hipertensi
Kadar Kolesterol f %
Hasil dan Pembahasan Normal 57 42
Hiperkolesterolemia 78 58
Proporsi penderita hipertensi Total 135 100
berdasarkan karakteristik sosiodemografi
dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Berdasarkan tabel 2 di atas dapat
dilihat bahwa distribusi proporsi penderita
hipertensi yang memiliki kadar kolesterol benyak terdapat dalam hati, kelenjar gonad
normal sebesar 58%, sedangkan 42% dan kelenjar adrenal. Apabila sel reseptor ini
memiliki kadar kolesterol di atas normal terganggu maka kolesterol akan meningkat
atau hiperkolesterolemia. dalam sirkulasi darah. Namun, kekuatan
Proporsi penderita hipertensi korelasi rendah menunjukkan bahwa usia
berdasarkan derajat hipertensi dapat dilihat seseorang bukan satu-satunya faktor pemicu
pada tabel di bawah ini. meningkatnya kadar kolesterol, tetapi
didukung oleh beberapa faktor lainnya,
Tabel 3 Derajat Hipertensi seperti makanan dan aktivitas fisik yang
Derajat Hipertensi f % termasuk faktor risiko hiperkolesterolemia.
Prehipertensi 37 27 Hasil penelitian ini sesuai dengan
Hipertensi Tingkat 1 45 33 penelitian yang dilakukan oleh Listiana
Hipertensi Tingkat 2 53 40
Total 135 100 dan Purbosari tentang hubungan kadar
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat kolesterol dengan usia (25 – 60 tahun) di
dilihat distribusi proporsi penderita Rumah Sakit Bhayangkara Porong
hipertensi berdasarkan derajat hipertensi Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2010. Dari
yaitu yang prehipertensi sebesar 27 %, hasil penelitian dengan uji regresi korelasi
hipertensi tingkat 1 sebesar 33%, didapatkan hasil bahwa ada hubungan
sedangkan hipertensi tingkat 2 sebesar yang signifikan antara kadar kolesterol
40%. total dengan usia (p = 0.001).
Hubungan umur dengan kadar Hubungan kadar kolesterol dengan
kolesterol pada penderita hipertensi di derajat hipertensi pada penderita hipertensi
wilayah kerja Puskesmas Hiliweto Gido di wilayah kerja Puskesmas Hiliweto Gido
dapat dilihat pada tabel di bawah ini dapat dilihat pada di bawah ini.

Tabel 4 Tabel Korelasi Umur Tabel 5 Tabulasi Silang Kadar Kolesterol


Dengan Derajat Hipertensi
Dengan Kadar Kolesterol Tingkat 1
Kadar Kadar Derajat Hipertensi Total p PR*
Kolesterol Hipertensi Prehipert (95
Kolesterol Tingkat 1 ensi Cl)
Umur r 0,384 f % f % f %
Hiperkoleste 28 68 13 32 41 100 0,02 1,65
p 0,001 rolemia 6 (1,26
n 135 Normal 17 41 24 59 41 100 –
1,83)

Berdasarkan tabel 4.4 dengan uji


Korelasi Spearman diperoleh nilai Berdasarkan tabel 5 di atas
signifikan p=0,001 (p<0,05) yang penderita hipertensi tingkat 1 yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan mengalami hiperkolesterolemia sebanyak
yang bermakna antara umur dengan kadar 28 orang (68%), sedangkan yang berkadar
kolesterol. Nilai korelasi spearman sebesar kolesterol normal sebanyak 13 orang
0,384 menunjukkan bahwa arah korelasi (32%). Penderita prehipertensi yang
positif dengan kekuatan korelasi rendah. mengalami hiperkolesterolemia sebanyak
Hal ini menunjukan bahwa usia 17 orang (41%), sedangkan yang berkadar
dapat mempengaruhi kadar kolesterol total kolesterol normal sebanyak 41 orang
seseorang. Pada usia semakin tua kadar (59%).
kolesterol totalnya relative lebih tinggi dari Analisis uji statistik dengan
pada kadar kolesterol total pada usia muda, menggunakan uji chi-square diperoleh
hal ini karena makin tua seseorang aktifitas nilai p = 0,026 (p < 0,05) artinya ada
reseptor LDL makin berkurang. Sel reseptor hubungan yang bermakna antara kadar
ini berfungsi sebagai hemostasis pengatur kolesterol dengan derajat hipertensi,
peredaran kolesterol dalam darah dan dengan nilai PR = 1,65 (95% Cl – 1,26-
1,83) artinya kadar kolesterol merupakan signifikan antara hipertensi dengan kadar
salah satu faktor risiko hipertensi tingkat 1. kolesterol total pada lansia dengan nilai p
= 0,02.
Tabel 6 Tabulasi Silang Kadar Kolesterol Peningkatan kadar kolesterol
Dengan Derajat Hipertensi Tingkat 2
Kadar Derajat Hipertensi Total p PR*
biasanya disebabkan oleh makanan yang
Kolester Hipertensi Prehipert (95 mengandung lemak jenuh yang tinggi.
ol Tingkat 2 ensi Cl)
f % f % f %
Lemak jenuh yang tinggi dalam makanan
Hiperko 37 74 13 26 50 100 0,0 1,85 berasal dari daging dan minyak kelapa.
lesterole 02 (1,48 Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
mia –
Normal 16 40 24 60 40 100 2,73) Hiliweto Gido merupakan mayoritas
bersuku Nias, dimana budaya sangat
mempengaruhi gaya hidup dan jenis
Berdasarkan tabel 6 di atas makanan yang sering dikonsumsi.
penderita hipertensi tingkat 1 yang Masyarakat Nias cenderung
mengalami hiperkolesterolemia sebanyak mengkonsumsi daging babi yang
28 orang (68%), sedangkan yang berkadar meningkatkan kadar kolesterol darah.
kolesterol normal sebanyak 13 orang Selain mengkonsumsi daging, masyarakat
(32%). Penderita prehipertensi yang juga sering mengkonsumsi minyak kelapa
mengalami hiperkolesterolemia sebanyak yang terkandung dalam santan. Hal ini
17 orang (41%), sedangkan yang berkadar disebabkan karena daerah mereka
kolesterol normal sebanyak 41 orang merupakan daerah pinggir pantai yang
(59%). banyak memproduksi kelapa
Analisis uji statistik dengan
menggunakan uji chi-square diperoleh Kesimpulan dan Saran
nilai p = 0,002 (p < 0,05) artinya ada 1. Kesimpulan
hubungan yang bermakna antara kadar a. Proporsi masyarakat di wilayah
kolesterol dengan derajat hipertensi, kerja Puskesmas Hiliweto Gido
dengan nilai PR = 1,85 (95% Cl = 1,48- yang tertinggi berdasarkan
2,73) artinya kadar kolesterol merupakan karakteristik sosiodemografi, yaitu
salah satu faktor risiko hipertensi tingkat 2. terdapat pada kelompok umur ≥45
Hasil penelitian ini menunjukkan tahun (48%), perempuan (67%),
bahwa adanya hubungan antara kadar agama Kristen Protestan (89%),
kolesterol dengan derajat hipertensi, dan suku Nias (93%), tingkat
kadar kolesterol merupakan salah satu pendidikan tamat SD (27%),
faktor terjadinya hipertensi. Semakin bekerja sebagai petani/buruh
tinggi kadar kolesterol darah total (35%), dan berstatus sudah kawin
seseorang, maka dapat memicu (71%).
meningkatnya tekanan darah. b. Proporsi masyarakat berdasarkan
Hal ini sejalan dengan hasil kadar kolesterol yang tertinggi
penelitian Rahmat Feryadi, dkk di Kota terdapat pada kelompok
Padang pada tahun 2012 dengan desain hiperkolesterolemia (58%),
cross sectional didapatkan bahwa terdapat sedangkan yang terendah pada
hubungan kadar kolesterol dengan kadar kolesterol normal (42%).
kejadian hipertensi dengan nilai p = 0,04 c. Proporsi masyarakat berdasarkan
(p<0,05), OR = 2,09 dan 95% CI (1,1- derajat hipertensi yang terbanyak
3,99). Penelitian yang dilakukan oleh adalah kelompok hipertensi tingkat
Maulana di wilayah kerja Puskesmas 2 (40%), sedangkan kelompok
Sungai Banjarbaru pada tahun 2007 juga hipertensi tingkat 1 sebesar 33%,
mendukung hasil penelitian ini, yang dan prehipertensi sebesar 27%.
menunjukkan adanya hubungan yang
d. Ada hubungan yang signifikan Science. Vol 5, No 1.2010. Hal
antara umur dengan kadar 36-40.
kolesterol, dengan korelasi rendah. Masriadi, H. 2016. Epidemiologi
e. Ada hubungan yang signifikan Penyakit Tidak Menular.
antara kadar kolesterol dengan Jakarta : CV. Trans Info
derajat hipertensi. Media, Hal. 359-370.
2. Saran Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sumatera
a. Kepada petugas puskesmas agar Utara. 2013. Kementerian
memberikan informasi kepada Kesehatan RI, Riskesdas
masyarakat mengenai faktor-faktor Dalam Angka Provinsi
yang dapat memicu terjadinya Sumatera Utara 2013. Jakarta :
hipertensi dan hiperkolesterolemia, Lembaga Penerbitan Badan
serta cara mengendalikannya Litbangkes.
sehingga kejadian hipertensi dan Riset Kesehatan Dasar. Riskesdas. 2013.
hipekolesterolemia tidak Available from :
meningkat. http://www.depkes.go.id/resourc
b. Kepada masyarakat terutama es/download/general/Hasil%20R
penderita hipertensi dan iskesdas%202013.pdf . [Diakses
hiperkolesterolemia sebaiknya 15 Februari 2017]
memperbaiki gaya hidup dan pola Soleha, Maratu. 2012. Kadar Kolesterol
makan, serta mengurangi makanan Tinggi Dan Faktor-Faktor
yang mengandung lemak jenuh dan Yang Berpengaruh Terhadap
mengkonsumsi makanan yang Kadar Kolesterol Darah.
tinggi serat. Jakarta : Jurnal Biotek
Medisiana Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Vol.1.2.2012: 85-92
Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi WHO, 2015. World Health Statistic
Penyakit Tidak Menular. 2015. Available from :
Jakarta. PT. Rineka Cipta http://apps.who.int/iris/bitstream/1
Dalimartha, Setiawan, dkk. 2008. Care 0665/170250/1/9789240694439_en
Your Self, Hipertensi. Depok : g.pdf [Diakses 8 April 2017]
Penebar Plus.
Depkes RI. 2009. Undang-undang
Tentang Kesehatan.
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Feryadi, Rahmat, dkk. 2012. Hubungan
Kadar Profil Lipid dengan
Kejadian Hipertensi pada
Masyarakat Etnik
Minangkabau di Kota Padang
Tahun 2012. Padang : Jurnal
Kesehatan Andalas.
Kemenkes RI, 2014. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2013. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI.
Listiana L, Purbosari T Y. 2010. Kadar
kolesterol Total Pada Usia 25-
60 Tahun. Jawa Timur : Health

You might also like