You are on page 1of 6
ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN Edisi Ketujuh (Cetakan keempat 2017) Ketua Editor: Dr. dr. Sri Linuwih SW Menaldi, Sp.KK(K) Anggota: Prof. dr. Kusmarinah Bramono, PhD, Sp.KK(K) Dr. dr. Wresti Indriatmi, M.Epid, Sp.KK(K) BADAN PENERBIT Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ii ee Hak Cipta indungi Undang-Undang Dilarang memperbanyak, mencetak dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara dan dalam bentuk apapun juga tanpa seizin editor dan penerbit Diterbitkan pertama kali oleh : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Anggota IKAPI, Jakarta Edisipertama : 1987 Edisikedua : 1993 Edisiketiga : 1999 Edisikeempat : 2005 Edisikelima — : 2007 Edisikeenam : 2010 Edisi ketujuh —_: cetakan pertama, 2015 cetakan kedua dan ketiga, 2016 cetakan keempat, 2017 Penerbitan buku ini dikelola oleh: Badan Penerbit FKUI, Jakarta Website : www.bpfkui.com Koordinator Penerbitan dr. Hendra Utama, Sp. FK Redaksi Pelaksana Penerbitan : Dr. dr. Sri Linuwih S. W. M., SpKK (K) ISBN 978-979-496-852-9 Gejala patognomonik lainnya adalah black yaitu adanya bercak-bercak hitam yang aropak elas pada celana dalam berwama rh yang dilihat oleh penderita pada waktu un tidur. Bercak hitam ini merupakan krusta evasal dari darah yang sering salah interpretasi tevagei hematuria. Kadang-kadang terjadi infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar geiah bening regional PENUNJANG DIAGNOSIS sertujuan mencari telur atau bentuk kutu dewasa DIAGNOSIS BANDING 4, Dermatitis seboroika 2. Dermatomikosis. PENGOBATAN Pengobatan sama dengan pengobatan pedikulosis korporis, yakni menggunakan krim gameksan 1% atau emulsi benzil benzoate 25% 137 yang dioleskan dan didiamkan selama 24 jam. Jika belum sembuh, pengobatan diulangi 4 hari kemudian, Sebaiknya rambut genital dicukur. Pakaian dalam dicuci dengan air panas atau disetrika. Mitra ‘seksual harus pula diperiksa dan jika perlu diobati. PROGNOSIS Baik DAFTAR PUSTAKA 1. Elston DM, Berger TG, James WD. Parasit Infestations, Stings and Bites. Andrews’ Diseases of the Skin Clinical Dermatology. 10" ed. Philadelphia: W.B. Saunders Co; 2006. p. 446-8. 2. Derbes VJ. Arthropod bites and stings. In Fitzpatrick TB. et al. Dermatology in General Medicine. 8° ed. New York: Mc Graw-hill Book Co; 2012. p, 2622-32. SKABIES Si PENDAHULUAN Pengetahuan dasar tentang penyakit int dietakkan oleh Von Hebra, bapak dermatologi modern. Penyebabnya ditemukan pertama tai oleh Benomo pada tahun 1687, kemudian Mellanby melakukan percobaan induksi pada ‘felawan selama perang dunia Il. Skabies dari bahasa latin scabere, yang artinya to scratch, duu dikenal sebagai gatal 7 tahun, yaitu penyakit ‘uit menular yang menyerang manusia dan binatang, Dalam klasifikasi WHO dikelompokkan ai water-related disease. Penyebabnya | Aisah Boediardja dan Ronny P. Handoko adalah Sarcoptes scabiei, yaitu kutu parasit yang mampu menggali terowongan di kulit dan menyebabkan rasa gatal Skabies ditularkan secara langsung dari orang ke orang melalui Kontak langsung, tetapi dapat juga secara tidak langsung. Masa inkubasi 4-6 minggu. Jenis yang berat adalah skabies ber- krusta (crusted scabies), dulu disebut Norwegian scabies, biasanya terjadi pada pasien dengan imunokompremais. Berbagal obat anti skabies, di antaranya yang paling efektif adalah krim permetrin, obat pilihan lainnya adalah krotamiton walaupun 138 kurang efektf tetapi kurang toksik, ivermectin dapat digunakan secara oral atau topikal, sedangkan lindane tidak lagi dipakai Karena toksik dan dianggap skabies sudah resisten terhadap lindan. SINONIM The itch, sky-bees, gudlik, budukan, gatal agogo. DEFINISI ‘Skabies adalah penyakitkult yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes ‘scabiel var, hominis, dan produknya (Der Ber 1971). Ditandai gatal malam hari, mengenai sekelompok orang, dengan tempat predileksi di lipatan kulit yang tipis, hangat, dan lembab. Gejala kiinis dapat, terlinat polimorfi tersebar di seluruh badan. EPIDEMOLOGI! Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual bersifat promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan dermo- grafik serta ekologik. Penyakitini dapat dimasukkan dalam LMS. (Infeksi Menular Seksual). Cara Penularan (transmisi) 4. Kontak langsung (Kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan hubungan seksual. 2. Kontak tak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain Penularannya biasanya oleh Sarcoptes scabie/ betina yang sudah dibuahi atau kadang-kadang ‘oleh bentuk larva. Dikenal juga Sarcoptes scabiei var. animalis yang kadang-kadang dapat menulari manusia, terutama pada mereka yang banyak memelihara binatang peharaan, misalnya anjing. bese ETIOLOGI DAN PATOGENESIS ‘Sarcoptes scabiei termasuk filum elas Arachnida, ordo Ackarima, super fami Sarcoptes, penemunya adalah seorang ahi biologi Diacinto Cestoni (1637-1718). Pada manusig disebut Sarcoptes scabiei varhominis. Selain itu, terdapat S. scabiei yang lain, misalnya pada kambing dan babi. ‘Secara morfologik merupakan tungau keci, berbentuk oval, punggung cembung, bagian perut rata, dan mempunyai 8 kaki. Tungau ini translusen, berwama putih kotor, dan tidak bermata. Ukuran yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250- 350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil vyakni 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga, berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat Siklus hidup tungau ini sebagai berikut; setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kit, tungau jantan akan mati, kadang-kadang masin dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh tungau betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum komeum dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari sambil meletakkan telurnya 2 hingga 50. Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup sebuian lamanya. Telur akan menetas biasanya dalam waktu 3 sampai 10 hari dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 har’ larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidup mulai dari telur sammpai bentuk ‘dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari Aktivitas S.scabiei di datam kulit menyebab- kan rasa gatal dan menimbulkan respons imunitas selular dan humoral serta mampu meningkatkan IgE balk di serum maupun di kult. Masa inkubasi berlangsung lama 4-6 minggu. Skabies sangat menular, transmisi melalui Kontak langsung dati kulit ke kulit, dan tidak langsung melalui berbagai benda yang terkontaminasi (seprei, handuk dsb). Tungau skabies clapat hides us tubuh manusia selama 24-36 jam. Tungau dapat diransmisi melalui Kontak seksual, walauran menggunakan Kondom, karena kontak melaist ult diluar kondom. Kelainan kulit dapat tidak hanya disebabkan oleh tungau skabies, tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi di- sebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah investasi. Pada saat itu, kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan lain-lain Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder. GEJALA KLINIS DAN DIAGNOSIS Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal sebagai berikut: 4. Pruritus noktuma, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan oleh aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas. 2. Penyakitini menyerang sekelompok manusia, misalnya dalam sebuah keluarga, sehingga seluruh keluarga terkena infeksi, di asrama, atau pondokan. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Wataupun seluruh anggota keluarga mengalamiinvestasi tungau, namun tidak memberikan gejala. Hal ini dikenal sebagai hiposensitisasi. Penderita bersifat sebagal pembawa (carrier) 3, Adanya terowongan (Kunikulus) pada tempat tempat predileksi yang berwama putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papul atau vesikel Jika timbul infeksi sekunder ruam kulit menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain) Namun, kunikulus biasanya sukar terlihat, karena sangat gatal pasien selalu menggaruk, kunikulus dapat rusak karenanya. Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu 139 sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mame (perempuan), umbilikus, bokong, genitalia eksterna (laki- laki), dan perut bagian belakang. Pada bayi, dapat menyerang telapak tangan, telapak kaki, wajah dan kepala. 4. Menemukan tungau merupakan hal yang paling menunjang diagnosis. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau. Selain tungau dapat ditemukan telur dan kotoran (skibala). Varian skabies: 1, Skabies Norwegia (skabies berkrusta) Bentuk skabies ini ditandai dengan dermatosis berkrusta pada tangan dan kaki, kuku yang distrofik, serta skuama yang generalisata. Bentuk ini sangat menular, tetapi rasa gatalnya sangat sedikit. Tungau dapat ditemukan dalam jumlah yang sangat banyak. Penyakit terdapat pada pasien dengan retardasi mental, kelemahan fisis, gangguan imunologik dan psikosis. 2. Skabies nodular Skabies dapat berbentuk nodular bila lama tidak mendapat terapi, sering terjadi pada bayi dan anak, atau pada pasien dengan imunokompremais. PENUNJANG DIAGNOSIS Cara menemukan tungau: 1. Carilah mula-mula terowongan kemudian pada ujung yang terlinat papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas sebuah objek, lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya. 2. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar. 3. Dengan membuat biopsi irisan. Caranya: lesi dijepit dengan 2 jari kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya. 4. Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewaraan hematoksilin eosin (H.E). 140 DIAGNOSIS BANDING ‘Ada pendapat yang mengatakan penyakit skabies ini merupakan the greatest imitator, karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit dengan keluhan gatal. Sebagai diagnosis banding ialah prurigo, pedikulosis korporis, dan dermatitis. TATA LAKSANA Syarat obat yang ideal ialah 1. Harus efektif terhadap semua stadium tungau. 2. Harus tidak menimbulkan irtasi dan tidak toksis. 3. Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewamai pakeian 4, Mudah diperoleh dan harganya murah. Cara pengobatan jalah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita yang hiposensitisasi). Jenis obat topikal: 4. Belerang endap (sulfur _presipitatum) dengan kadar 4-20% dalam bentuk salap atau krim. Preparat ini karena tidak efektif terhadap stadium telur, maka penggunaan dilakukan selama 3 hari berturut-turut Kekurangan yang lain ialah berbau dan mengotori pakaian serta kadang-kadang menimbulkan iritasi. Dapat dipakai pada bayi berumur kurang dari 2 tahun. 2. Emulsi benzil-benzoas (20-25%), efektif ter- hadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 hari. Obat ini sulit diperoleh, sering member iritasi, dan kadang-kadang makin gatal dan panas setelah dipakai. 3. Gama benzena heksa klorida (gemeksan = gammexane) kadarnya 1% dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan jarang memberiiritasi. Obat ini tidak dianjurkan pada anak di bawah 6 tahun dan ibu hamil karena toksis terhadap susunan saraf pusat. Pemberian cukup sekali, Kecualijika masih ada gejala, diulangi seminggu kemudian. 4, Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan, mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan antigatal; harus g: jauhkan dari mata, mulut dan uretra, 5. Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, efektivitas sama, aplikasi hanya sekali, dan dibersihkan dengan mandi setelah 8-10 jam, Pengobatan diulangi setelah seminggu. Tidak dianjurkan pada bayi di bawah umur 2 bulan Di luar negeri dianjurkan pemakaian ivermectin (200 ig/kg) per oral, terutama pasien yang persisten atau resisten terhadap permetrin. PENCEGAHAN Dalam upaya preventif, perlu dilakukan edukasi pada pasien tentang penyakit skabies, perjalanan penyakit, penularan, cara eradikasi tungau skabies, menjaga higiene pribadi, dan tata cara pengolesan obat. Rasa gatal terkadang tetap berlangsung walaupun kult sudah bersih. Pengobatan dilakukan pada orang serumah dan orang di sekitar pasien yang berhubungan erat. PROGNOSIS Dengan memerhatikan pemilinan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi, antara lain higiene, serta semua orang yang berkontak erat dengan pasien harus diobati, maka penyakit ini dapat diberantas dan prognosis baik. DAFTAR PUSTAKA 1. Elston DM, Berger TG, James WD. Parasit Infestations, Stings and Bites: Scabies. In: Andrews’ Diseases of the Skin Clinical Dermatology. 10* ed. Philadelphia: W.B. Saunders Co; 2006. p. 452-4 2. Burkhart CG, Burkhart CN. Scabies, Other Mites and Pediculosis. In: Fitzpatrick TB, Eisen AZ, Wolf K, Freedberg IM, Austen KF, Dermatology in General Medicine. 8° ed. New York: McGraw-Hill Book Company; 2012, p. 2569-77.

You might also like