You are on page 1of 7

‫)‪Khutbah Edukatif dan Inspiratif (16‬‬

‫‪Ikhlas Sebagai Syarat‬‬


‫‪Diterimanya Ibadah‬‬
‫‪Oleh: H. Agus Jaya, Lc., M.Hum‬‬
‫‪Mudir PP. Pena Kita Sakatiga dan Ka.Kua‬‬
‫‪Indralaya Selatan Ogan Ilir Sumatera Selatan‬‬

‫َ ْ َ ُ ََْ ُ ُ َ َْ َ ُُْ َ َْ َ ْ ُُ َ َُْ ُ َْ َ َ ُ ْ ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬


‫اْلٍد هلل ِ وخده‪َ ،‬نٍده و نسجعِيِّ و نسجؼفِره ونجٔب ا َِلِّ ونعٔذ‬
‫ات أ َ ْع ٍَاِلِ َا ٌَ َْ َي ْٓ ِده ِ ُ‬
‫اهلل َف ُٓ َٔ ال ْ ٍُ ْٓ َجدُ‬
‫ِ ِ‬
‫ُش ْو ُر َأنْ ُفس َِِا َو َس ّيئَ‬
‫باهلل ِ ٌ َِْ ُ ُ‬
‫ِ‬
‫خ َدهُ‬ ‫ْ َ ُ ْ َ َ َ َّ ُ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ ْ ُ ْ ُْ ََ ْ َ َ‬
‫َت َد َُل َو ِ ًَّلا ُم ْرش ًِدا ‪ ، .‬أشٓد أن ال ا َِل ا ِال اهلل و‬ ‫وٌَ يضي ِيّ فيَ ِ‬
‫َ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ ُ َّ ُ َ َّ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ َ َ َ ّ َ َ َ َ َّ ْ َ َ َ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫الرساىة وأدى األٌاُة‬ ‫ُشيم َل وأشٓد أن ُمٍدا عبده ورسَٔل بيغ ِ‬ ‫ال ِ‬
‫َ َ ُ َْ‬ ‫َ َ َ َ ْ َّ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ‬ ‫ُّ‬
‫جةِ اْلَيْضاءِ َلْي َٓا ن َِ َٓارِْا ال يَ ِزيْغ عِ َٓا‬ ‫وُصح األٌةِ وثركِا لَع الٍد‬
‫ْ‬ ‫ََ‬ ‫َُ‬ ‫ّ ََ َ‬ ‫ّ‬ ‫َّ‬ ‫َّ َ‬
‫آَل ِ َو َصدبِِّ َو ٌَ َْ‬ ‫ا ِال ْال ٌِم‪ ،‬الي ُٓ ًَّ َص ِو َو َسي ًِْ لَع ُب ِ ّي ِ َِا ُم ٍَّ ٍد َولَع ِ‬
‫ُْ ْ ُ ْ ََْ‬ ‫َ َ ْ ِ ّ ْ َ َّ َ ْ ُ َ َ َ َ‬ ‫َ َ َ ْ‬
‫صيكً ونف ِِس‬ ‫د بِد َٔثِِّ ا ِ ئ ااِي َِ ‪ .‬أٌا بعد‪ ،‬فيا ِباد اهلل ِ او ِ‬
‫ُْ َ‬ ‫ََ َ ُ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َّ ُ ُ ْ‬ ‫ْ‬
‫اهلل َعا ِِف ُمك ًِ‬ ‫ب ِ َجل َٔى اهلل ِ َو َ ا جِِّ ى َعيك ًْ في ُِد ْٔن ‪ .‬وكال‬
‫آٌ ُِ ْٔا ا َّ ُلٔاْ‬‫الرجيًْ ‪ :‬يَا َأ ُّي َٓا َّاَل ِْي ََ َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َّ‬ ‫َ ُُْ‬ ‫َّ ْ ْ‬
‫ان ِ ِ‬ ‫اا ِي ِو‪ ، .‬أ ٔذ بِاهلل ِ ٌَِ الشيط ِ‬
‫َ َ َّ ُ َ َ َ َ ُ ُ َّ َّ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ َ‬
‫اهلل خق لاثِِّ وال ٍٔ َ إِال وأنجً مسي ٍِٔن (آل ٍران ‪)102:‬‬
‫‪Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah swt. ...‬‬
‫‪Pada kesempatan yang mulia ini, khatib mengajak kita semua‬‬
‫‪untuk bertakwa kepada Allah swt. dengan sesungguhnya takwa,‬‬
‫‪selanjutnya marilah kita meluruskan niat, mensucikan diri serta‬‬
Khutbah Edukatif dan Inspiratif (16)

mengisi iman kita dengan ketaatan kepada Allah swt. sehingga


menjadi iman yang berkualitas dan senantiasa terjaga.
Pada kesempatan ini, khatib akan mengangkat judul
“Ikhlas Sebagai Syarat Diterimanya Ibadah”.

Dalam Al-Qur’an, Allah swt. berfirman:


َ ٰ َ َّ ْ ُ ُ َ َ ٓ َ َ ُ َ ّ ُ َ َ ۡ ُ َ َّ ْ ُ ُ ۡ َ َّ ْ ٓ ُ ُ ٓ َ َ
‫وٌا أمِروا إِال َِلعبدوا ٱهلل ُمي ِِصني َل ٱاِيَ خِفاء ويلِئٍا ٱلصئة‬
َ ۡ ُ َ ٰ َ َ َ ٰ َ َّ ْ ُ ۡ ُ َ
٥ ِ‫ِيَ ٱىل ّي ِ ٍَة‬ ‫ويؤثٔا ٱلزنٔة َۚ وذل ِم د‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat;
dan yang demikian itulah agama yang lurus.” Q.S. Al-Bayyinah [98]: 5.
Perintah Allah swt. untuk ikhlas dalam ibadah pada ayat
di atas dipertegas oleh Rasulullah saw. di dalam sabdanya:
ُ َّ ‫ت َر ُس ْٔ َل اهلل ِ َص‬
‫اهلل‬
َ ُْ َ ُ
ُ ‫ َس ٍِ ْع‬:‫كال‬ ِّ‫اب َر ِ اهلل ع‬ َّ َ
ِ ‫بَ ااط‬ ِ ‫َ ٍر‬
َ ْ ُّ َّ ُ َْ َّ ُ ُ َّ ََ
،‫ات وإِن ٍَا ى ِ ِ ام ِر ٍ ٌَا ُ َٔى‬ ِ ‫ إِن ٍَا األع ٍَال با ِِلّ َِّي‬:‫ييِّْ َو َسي ًَ َيل ْٔل‬
ُ ْ َ َ ُ ْ ْ َُ َ َْ ٍَ ‫َف‬
َْ ٌَ ‫ َو‬،ِ ‫َٔل‬
ِ ‫ج َرث ُّ إ ِ َ اهلل ِ َو َر ُس‬ ِٓ ‫َٔل ِ ف‬ِ ‫ِج َرث ُّ إ ِ اهلل ِ َو َر ُس‬ ْ‫ت‬
َ َ َ َ َ َُُ ْ َ َ ُ َْ ََ ْ َ َُ ُ َْ ُ َُُ ْ ْ َ َ
ِّْ‫اج َر إَِل‬ ْ ‫ُت ِْجرثّ ِانيا ي ِصيبٓا أوِ امرأ ٍة يِهِدٓا ف ِٓجرثّ إ ِ ٌا‬
“Sesungguhnya segala amalan itu tidak lain tergantung pada niat;
dan sesungguhnya tiap-tiap orang tidak lain (akan memperoleh balasan
dari) apa yang diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya menuju (keridhaan)
Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya itu ke arah (keridhaan) Allah dan
rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya karena (harta atau kemegahan) dunia
yang dia harapkan, atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya,
Khutbah Edukatif dan Inspiratif (16)

maka hijrahnya itu ke arah yang ditujunya.” H.R. Bukhari dan


Muslim.
Keikhlasan inilah yang ajarkan oleh Khalid bin Walid di
hadapan komandan pasukannya menjelang Perang Yarmuk.
Ketika datang utusan Khalifah membawa sepucuk surat untuk
Khalid bin Walid sang "Pedang Allah". Di dalamnya tercantum
beberapa hal, termasuk berita wafatnya Khalifah Abu Bakar dan
dan beralihnya kendali kekhalifahan ke tangan Umar bin
Khathab. Yang terpenting, Khalifah Umar mencopot jabatan
panglima perang yang disandang Khalid bin Walid, dan
mengangkat Abu Ubaidah bin Jarrah sebagai penggantinya.
Bagaimana sikap Khalid? Ia menerima pemberhentian
tersebut dengan sikap ksatria. Tidak sedikit pun kekecewaan dan
emosi terpancar dari wajahnya. "Aku tidak berperang untuk
Umar. Aku berperang untuk Tuhannya Umar," demikian
ungkapnya.
Ia segera mendatangi Abu Ubaidah bin Jarrah untuk
menyerahkan kendali kepemimpinan. Setelah itu ia berperang
habis-habisan di bawah komando mantan anak buahnya tersebut.
Padahal, masa itu adalah masa keemasan Khalid bin Walid.

Saudaraku-saudaraku ...
Betapa bahagianya Khalid bin Walid. Lihatlah, betapa
mudahnya ia menyerahkan jabatan kepada anak buahnya, lalu
berperang habis-habisan sebagai seorang prajurit. Orientasi
perjuangannya adalah Allah, bukan jabatan, ketenaran dan
kepuasan nafsunya.
Kita harus mulai mengevaluasi diri. Boleh jadi kita sibuk
beramal, namun tidak sibuk menata niat. Sehingga amal-amal
yang kita lakukan tidak ada nilainya di hadapan Allah. Seorang
ibu mengandung selama sembilan bulan, ia tidak mendapatkan
Khutbah Edukatif dan Inspiratif (16)

apa-apa selain rasa sakit, bila kehamilannya itu disikapi dengan


keluhan. Demikian pula seorang bapak yang siang malam
bekerja, ia tidak mendapatkan apa-apa selain rasa lelah, bila tidak
karena Allah. Karena itu, jangan hanya sibuk beramal, tapi
sibukkan pula dengan meluruskan niat.

Saudara-saudaraku kaum muslimin rahimakumullah ...


Realita yang sebenarnya adalah tercantum di dalam Taurat
dan Injil yang menjelaskan bahwa mereka orang-orang Yahudi
dan Nasrani hanya diperintahkan untuk menyembah Allah swt.,
dan ikhlas beribadah kepada-Nya. Akan tetapi mereka
memanipulasi dan mengganti perintah tersebut, lalu kemudian
mereka menyembah para ulama dan pendeta mereka. Allah swt.
berfirman:

ٓ َ َ َ َ ۡ َ َ ۡ َ َ ۡ َ َّ ُ ّ ٗ َ ۡ َ ۡ ُ َ ٰ َ ۡ ُ َ ۡ ُ َ َ ۡ َ ْ ٓ ُ َ َّ
‫ون ٱهلل ِ وٱلٍسِيح ٱبَ مريً وٌا‬ ِ ‫ٱَّتذوا أخبارًْ ورْبًِٓ أربابا ٌَِ د‬
َ ُ ۡ ُ َّ َ ُ َ ٰ َ ۡ ُ َ ُ َّ َ ٰ َ ٓ َّ ٗ ٰ َ ٗ ٰ َ ْ ٓ ُ ُ ۡ َ َّ ْ ٓ ُ ُ
٣١ ‫ۡشكٔن‬ ِ ‫أمِروا إِال َِلعبدوا إِلٓا وخِداۖ ال إِلّ إِال َْٔۚ سبحِّۥ عٍا ي‬
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib
mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan)
al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah
Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” Q.S. At-
Taubah [9]: 31.
Kata hunafa’ berasal dari kata hanif yang berarti yang lurus
dan benar. Kata ini terulang sebanyak 12 kali dalam al-Qur’an. 10
kali dengan mufrad dan 2 kali dengan jamak’. Kesemua kata
tersebut menunjukkan agama yang lurus yang dibawa oleh Nabi
Ibrahim as.
Khutbah Edukatif dan Inspiratif (16)

Kata hunafa’ menegaskan perintah untuk mengikuti agama


yang benar, yaitu agamanya Nabi Ibrahim as, yang diserukan
kembali oleh Nabi Muhammad saw. dan meninggalkan segala
bentuk kesesatan yang bertentangan dengan ajaran agama yang
benar tersebut.
Pada ayat ini, Allah swt. menegaskan syarat diterimanya
ibadah adalah 1). Keikhlasan beribadah kepada Allah swt., 2).
Ibadah tersebut dikerjakan dengan benar.
Dan mereka juga diperintahkan untuk mendirikan shalat
dengan sebaik-baiknya, dan mengeluarkan zakat dengan
membagi-bagikannya kepada yang berhak menerimanya.
As-Shawi berkata; “khusus shalat dan zakat disebut pada
ayat ini karena kemuliaan perbuatan tersebut.
Dan jika dipahami bahwa shalat adalah penghormatan,
maka semua kaum di muka bumi ini ada shalatnya masing-
masing dan keistimewaan shalatnya umat muslim adalah
menggabung seluruh macam bentuk shalat (penghormatan) yang
ada dalam sejarah manusia.
Keterangan ayat di atas tentang keikhlasan beribadah,
menjauhkan diri dari syirik, mendirikan shalat dan mengeluarkan
zakat adalah maksud dari agama yang lurus yang tersebut di
dalam kitab-kitab suci lainnya.

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah swt...


orang ikhlas pasti bahagia dalam hidupnya. Karena Allah
swt. akan menganugerahkan enam keutamaan baginya. Pertama,
Jarang kecewa terhadap dunia. Orang ikhlas tidak mengharapkan
apapun dan dari siapapun. kenikmatan baginya bukan dari
mendapatkan, tapi dari mempersembahkan. Kedua, Tidak pusing
dengan penghargaan. Baginya orang ikhlas dipuji atau dicaci
Khutbah Edukatif dan Inspiratif (16)

sama saja, asalkan apa yang ia lakukan benar caranya dan lurus
niatnya. Ketiga, Tidak membeda-bedakan amal besar dan amal
kecil. Orang ikhlas tidak sibuk melihat besar kecilnya amal. Ia
hanya sibuk dengan apa yang disukai Allah. Tidak ada yang kecil
di hadapan Allah. Yang kecil hanyalah amal yang tidak ikhlas.
Keempat, Nikmat berbuat amal. Kebahagiaannya bukan dari
mendapatkan pujian, namun dari optimalnya amal. Kelima, Tidak
menonjolkan kelompok. Ia berjuang hanya untuk Islam. Dan
Keenam, Tidak ditipu setan. Allah swt. berfirman:

َّ َ ‫كَ َال َر ّب ب ٍَا ٓ أ َ ۡػ َٔ ۡي َ َألُ َز ّي َ َّ ل َ ُٓ ًۡ ِف ٱ ۡألَ ِۡر َو َألُ ۡػٔ َي َِّ ُٓ ًۡ أ َ ۡ َع‬
‫ إِال‬٣٩ ‫ني‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ۡ
َ ‫اد َ ٌ ِِۡ ُٓ ًُ ٱل ٍُ ۡ يَص‬ َ َ
٤٠ ‫ني‬ ِ ‫ِب‬
“Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka
memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan
menyesatkan mereka semuanya. kecuali hamba-hamba Engkau yang
mukhlis di antara mereka." Q.S. Al-Hijr [15]: 39-40.
Semoga keikhlasan senantiasa menyertai seluruh langkah
kita dalam hidup ini, dan juga keikhlasan menjadi pondasi dari
seluruh amaliyah ibadah yang kita lakukan sehingga ibadah kita
bisa diterima oleh Allah swt. dan bermanfaat baik kita dan
lingkungan kita dan terwujudlah rahmatan lilalamin, rahmat bagi
alam semesta.
Demikianlah khutbah ini, semoga bermanfat bagi kita
semua. Amin.
‫)‪Khutbah Edukatif dan Inspiratif (16‬‬

‫ُ‬ ‫ََ‬ ‫ْ‬ ‫ُْ‬ ‫َ َ َ ُ َ ُ ْ‬


‫رآن اى َع ِ يْ ًِ ‪َ .‬ونف َع ِ ِإَويَّاك ًْ ب ِ ٍَا فِيِّْ ٌ ََِ‬ ‫بار اهلل ِ وىكً ِِف اىل ِ‬
‫ْ َ َ ّ ْ ْ َ ْ َ َ َ َّ َ ِ ّ َ ْ ُ‬
‫ك ًْ ث ََِل َوثَ ُّ إَُّ ُّ ُْ َٔ َّ‬
‫الس ٍِيْ ُع‬ ‫ِ‬ ‫ات واَلِن ِر اْلهِي ًِ و لبو ٌ ِ وٌِِ‬ ‫اْلي ِ‬
‫الر ِ ْ َ‬
‫ت َ ْ ُ َّ‬ ‫ار َخ ًْ َواَُ ْ َ‬ ‫َْ ُْ َُْ َ ّ ْ‬
‫اػفِ ْر َو ْ‬
‫ِني‬ ‫ب‬
‫اىعي ِيً ‪ ,‬وكو ر ِ‬

You might also like