Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Abstrak
Obat tradisional yang mungkin dapat dikembangkan sebagai anti jamur adalah beluntas
(Pluchea indica, L). Daun beluntas dipercaya berkhasiat sebagai penurun panas, obat batuk,
penghilang bau keringat, menambah nafsu makan (stomakik) dan membantu pencernaan. Daunnya
mengandung flavonoid, saponin dan minyak atsiri yang diduga memiliki daya antifungi terhadap
Malassezia, sp.. Malassezia, sp.. Tinea versikolor adalah infeksi pada manusia yang disebabkan
oleh Malassezia, sp..Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya daya antifungi ekstrak
etanol daun beluntas (P. indica, L.) terhadap Malassezia, sp. dan perbandingan daya antifungi
ekstrak daun beluntas dan Ketokonazole terhadap Malassezia, sp.
7
Rengganis Krisna Putri, Inayati Habib, Daya Antifungsi Ekstrak Etanol ..............................
Daya antifungal dikaetahui dengan pengujian terhadap kadar hambat minimal (KHM) dan
kadar bunuh minimal (KBM) ekstrak daun beluntas terhadap jamur. KHM ekstrak daun beluntas
diukur dengan menggunakan metode dilusi cair, sedangkan pengukuran KBM dilakukan dengan
kultur sel pada media SDA (Sabaroud Dextrose Agar). Konsentrasi awal ekstrak daun beluntas
(P. indica, L.) sebesar 25 % dan Ketokonazole sebesar 50 %. Semua pengujian dilakukan sebanyak
tiga kali pengulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai KHM dan KBM ekstrak daun beluntas (P. indica,
L.) keduanya sebesar 3,125 %. Ketokonazole mempunyai KHM dan KBM keduanya sebesar
6,25 %. Kesimpulan penelitian adalah ekstrak daun beluntas (P. indica, L.) mempunyai daya antifungi
terhadap Malassezia, sp. lebih besar dibandingkan dengan Ketokonazole.
8
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 7 No.1: 07 - 17, April 2007
9
Rengganis Krisna Putri, Inayati Habib, Daya Antifungsi Ekstrak Etanol ..............................
10
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 7 No.1: 07 - 17, April 2007
Gambar 1. Malassezia, sp. pada Tabung Serial Dilusi Ekstrak Daun Beluntas
Pada gambar di atas terlihat bahwa melakukan pengulangan sebanyak tiga kali
tabung subkultur yang jernih terakhir dengan konsentrasi yang berbeda. Hasil
terdapat pada tabung ketiga. KHM ekstrak rata-rata Kadar Hambat Minimal ekstrak
daun beluntas (P. indica,L.) terhadap jamur daun beluntas (P. indica,L.) terhadap jamur
Malassezia, sp., diperoleh dengan Malassezia, sp. dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Rerata Kadar Hambat Minimal ekstrak daun beluntas (P. indica,L.) terhadap jamur
Malassezia, sp.
11
Rengganis Krisna Putri, Inayati Habib, Daya Antifungsi Ekstrak Etanol ..............................
Dari Tabel 1. terlihat bahwa rerata nilai Sabouroud Dextrose Agar (SDA) dengan
KHM ekstrak daun beluntas (P. indica, L.) konsentrasi terendah. Pertumbuhan jamur
terhadap Malassezia, sp. sebesar 3,125 %, secara makroskopik Malassezia, sp. pada
hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun media SDA yang diambil dari tabung
beluntas (P. indica, L.) mampu menghambat subkultur jernih setelah pemberian ekstrak
pertumbuhan Malassezia, sp. pada kadar daun beluntas (P. indica, L) dan diinkubasi
minimal sebesar 3,125 %. Sedangkan KBM 24 jam pada suhu 35°C dapat dilihat pada
diperoleh dengan cara mengamati tidak Gambar 10.
adanya pertumbuhan jamur pada media
Pada gambar di atas dapat dilihat L.) terhadap jamur Malassezia, sp.,
bahwa terdapat pertumbuhan jamur diperoleh dengan melakukan pengulangan
Malassezia, sp. di tabung subkultur jernih sebanyak tiga kali dengan konsentrasi yang
yang keempat. Hal ini menandakan bahwa berbeda. Hasil rerata Kadar Bunuh Minimal
nilai Kadar Bunuh Minimal terdapat pada ekstrak daun beluntas (P. indica,L.)
tabung subkultur ketiga. Kadar Bunuh terhadap jamur Malassezia, sp. dapat dilihat
Minimal ekstrak daun beluntas (P. indica, pada Tabel 2.
Tabel 2. Kadar Bunuh Minimal ekstrak daun beluntas (P. indica,L.) terhadap jamur
Malassezia,sp.
12
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 7 No.1: 07 - 17, April 2007
Pada Tabel 2. di atas terlihat bahwa Hasil penelitian untuk melihat ada
rerata nilai KBM ekstrak daun beluntas (P. tidaknya pertumbuhan jamur Malassezia,
indica, L.) terhadap Malassezia, sp. sp. setelah diberi Ketokonazole sebagai
sebesar 3,125 %, hal ini menunjukkkan obat pembanding, dan diinkubasi selama
bahwa ekstrak daun beluntas (P. indica, L.) 24 jam pada suhu 35ºC dapat dilihat pada
mampu membunuh pertumbuhan Gambar 11.
Malassezia, sp. pada kadar minimal
sebesar 3,125 %.
Pada Gambar 3. tersebut terlihat bahwa pengulangan sebanyak tiga kali dengan
tabung sub kultur yang jernih terakhir konsentrasi yang berbeda. Hasil rerata KHM
terdapat pada tabung ketiga. KHM ekstrak daun beluntas (P. indica, L.)
Ketokonazole terhadap jamur Malassezia, terhadap jamur Malassezia, sp. dapat dilihat
sp., diperoleh dengan melakukan pada tabel 3.
Tabel 3. Rerata Kadar Hambat Minimal Ketokonazole terhadap Jamur Malassezia, sp.
13
Rengganis Krisna Putri, Inayati Habib, Daya Antifungsi Ekstrak Etanol ..............................
Pada Tabel 4. terlihat bahwa rerata Hasil ini diperoleh dari rata-rata konsentrasi
nilai KBM Ketokonazole terhadap ekstrak daun beluntas dalam menghambat
Malassezia, sp. sebesar 6,25 %, hal ini Malassezia, sp. yang relatif sama. Dalam
menunjukkkan bahwa Ketokonazole penelitian ini, untuk menentukan KHM suatu
mampu membunuh pertumbuhan antimikotik digunakan metode Makro Broth
Malassezia, sp. pada kadar minimal Dilution. Makin besar nilai KHM suatu
sebesar 6,25 %. antijamur maka potensinya makin kecil
dalam menghambat pertumbuhan jamur.
Dalam menentukan KHM dengan Makro
Diskusi Broth Dilution menemui kesulitan karena
ekstrak daun beluntas yang keruh sehingga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sulit dibedakan apakah kekeruhan itu
ekstrak daun beluntas (P. indica,L.) dengan berasal dari adanya pertumbuhan jamur
ekstrak etanol mempunyai daya antimikotik dalam tabung tersebut atau ekstrak daun
terhadap Malassezia, sp. Kadar Hambat beluntasnya yang keruh, sehingga untuk
Minimal ekstrak daun beluntas (P. indica,L.) memastikannya dilakukan pengujian
terhadap Malassezia, sp. sebesar 3,125%. menggunakan isolasi pada Sabaroud agar.
14
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 7 No.1: 07 - 17, April 2007
15
Rengganis Krisna Putri, Inayati Habib, Daya Antifungsi Ekstrak Etanol ..............................
16
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 7 No.1: 07 - 17, April 2007
17