You are on page 1of 9

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PERILAKU CARING

PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP


RUMAH SAKIT UMUM WISMA PRASHANTI TABANAN

I Gusti Agung Ayu Sherlyna Prihandhani, Alfiery Leda Kio


STIKES Bina Usada Bali, 80363, Mangupura

Abstract
Background: Caring behavior is the main focus act in nursing practice which contains
humanistic values, responsive attitude, and responsible for fulfilling patients’
expectations. The results of the patient satisfaction survey and observation result
showed the lack of caring behavior of the attending nurses in Inpatient Ward of Wisma
Prashanti General Hospital. This study aimed at determining the relation of nurses’
working motivation towards caring behavior of attending nurse in Inpatient Ward
of Wisma Prashanti General Hospital Tabanan. Methods: The design of this study
was cross-sectional using quantitative approach. Data was collected by filling out
questionnaires by 37 of attending nurses from Juni-August 2018 in Inpatient Ward of
Wisma Prashanti General Hospital Tabanan. Data analysis included univariate and
bivariate analysis with Kendall's Tau_b test. Result: Univariate analysis showed that
most nurses had high working motivation (89.2%) and had good caring behavior
(91.9%). Bivariate analysis showed a significant relation between working motivation
and caring behavior of attending nurses in Inpatient Ward of Wisma Prashanti General
Hospital Tabanan (p = 0,00). Conclusion: Fulfillment of the supporting factors of
nurses’ working motivation is needed to maintain or improve working motivation of
nurses therefore nurses have inner impulse to provide caring in order to provide
optimal and professional nursing care.

Keywords: Working Motivation, Caring Behavior, Nurses, Hospital

PENDAHULUAN dan keselamatan klien. Kemampuan


Petugas kesehatan seperti perawat dalam memperhatikan pasien,
perawat merupakan kunci utama dalam keterampilan intelektual dan interpersonal
keberhasilan pencapaian tujuan akan tercermin dalam perilaku caring
pembangunan kesehatan. Tenaga (Dwidiyanti, 2008).
kesehatan memberikan kontribusi hingga Caring dapat diartikan sebagai
80% dalam keberhasilan pembangunan suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi
dan pelayanan kesehatan yang baik orang lain, pengawasan dengan waspada,
(Menteri Kesehatan RI, 2011). perasaan empati pada orang lain dan
Berdasarkan UU RI Nomor 38 Tahun perasaan cinta atau menyayangi (Potter
2014 Pasal 2 tentang Keperawatan dan Perry, 2009). Perilaku caring dari
menyatakan, praktik keperawatan perawat dan pelayanan secara
berasaskan perikemanusiaan, nilai komprehensif serta holistik, membantu
ilmiah, etika dan profesionalitas, memberikan kenyamanan dan ketenangan
manfaat, keadilan, pelindungan, kesehatan bagi pasien (Kotler, 2008). Irawan (2010)

29
30 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 8, No 1, Mei 2019, hlm 01-129

menyatakan bahwa perilaku caring Rumah Sakit Umum Wisma Prashanti


seorang perawat tergantung pada apa yang sama-sama memberikan pelayanan
yang dimiliki dalam diri perawat tersebut dengan berfokus pada kepuasan
yaitu niat dan pengetahuan yang baik. pelanggan/ pasien. Rumah Sakit Kasih
Setiap tindakan yang dilakukan oleh Ibu telah berhasil meraih Bali WOW
perawat untuk berperilaku caring sangat Service Excellence Award 2014 karena
erat kaitannya dengan motivasi (niat). memiliki service level tertinggi diantara
Nursalam (2012) menyatakan, motivasi penyedia jasa sejenis (Profil Kasih Ibu
adalah pemberian atau penimbulan motif, Hospital). Hal ini membuktikan bahwa
dapat pula diartikan hal atau keadaan Rumah Sakit Kasih Ibu telah berhasil
menjadi motif. Motivasi kerja perawat memberikan pelayanan prima termasuk
sangat mempengaruhi perilaku caring perilaku caring perawat kepada pasien.
perawat dan menjadi sangat penting RSU Wisma Prashanti adalah
dalam mempengaruhi kualitas pelayanan Rumah Sakit Umum yang didirikan pada
dan kepuasan pasien terutama di rumah tahun 2001 yang ijin operasionalnya
sakit, dimana kualitas pelayanan menjadi dibawah badan hukum PT. Wisma
penentu citra institusi pelayanan yang Prashanti. RSU Wisma Prashanti
nantinya akan dapat meningkatkan Tabanan, selalu menekankan pelayanan
kepuasan pasien dan mutu pelayanan yang tepat, cepat, akurat, terpercaya dan
(Potter dan Perry, 2009). profesional dengan harga yang terjangkau
Hasil penelitian Laila (2011) di serta senantiasa mengutamakan kepuasan
ruang penyakit dalam RSUD Pariaman pelanggan (Profil RSU Wisma Prashanti).
Padang tentang hubungan perilaku caring Kepuasan pelanggan salah satunya
dengan kepuasan klien mengatakan ditentukan oleh sikap perawat dalam
bahwa 57% pasien tidak puas terhadap memberikan asuhan keperawatan. Sikap
perilaku caring perawat dan 66% pasien perawat khususnya perilaku caring
menilai perilaku caring perawat kurang. perawat dapat dinilai oleh pasien sebagai
Hasil penelitian tersebut menunjukkan penerima layanan keperawatan. Dari
bahwa pelayanan yang diberikan perawat hasil wawancara tentang kepuasan pasien
tidak sesuai dengan yang diharapkan terhadap perilaku caring perawat, tiga
pasien. Pasien akan sangat sensitif apabila pasien mengatakan puas, lima pasien
mendapat perlakuan yang kurang mengatakan cukup puas, dan dua pasien
berkenan dari perawat, sehingga berbagai mengatakan biasa saja. Beberapa pasien
stigma negatif tentang sikap dan perilaku menambahkan perawat hanya datang
perawat masih sering terdengar di ketika pasien memanggil dan
berbagai layanan kesehatan terutama membutuhkan bantuan. Setiap perawat
rumah sakit (Sunardi, 2014). memiliki cara memberikan perhatian yang
Perkembangan rumah sakit berbeda-beda kepada pasien, ada yang
dewasa ini sebagai salah satu pemberi jasa ramah dan ada yang kurang. Hasil
layanan kesehatan mengalami observasi yang peneliti lakukan di ruang
pertumbuhan baik itu rumah sakit milik rawat inap Dahlia yaitu perawat terlihat
pemerintah maupun swasta. Beberapa lebih banyak mengobrol di ruang perawat
rumah sakit swasta di Kabupaten Tabanan ketika tidak ada pasien yang meminta
seperti Rumah Sakit Kasih Ibu dan bantuan. Fakta empiris ini merupakan
I Gusti Agung Ayu Sherlyna Prihandhani, Hubungan Motivasi Kerja Perawat 31

tantangan bagi profesi perawat untuk terutama dalam praktik keperawatan


menyusun strategi dalam menanamkan (Morrison, 2009).
nilai-nilai caring pada perawat. Tujuan Perilaku caring adalah suatu tindakan
utamanya agar kualitas pelayanan yang dilakukan dalam memberikan
keperawatan meningkat dan citra negatif dukungan individu secara utuh
yang selama ini masih melekat pada (Waskiyah, 2011). Perilaku caring
perawat dapat membaik. adalah fokus utama dalam praktik
Motivasi merupakan suatu keperawatan dan merupakan esensi dari
kekuatan potensial yang ada di dalam diri keperawatan. Caring mengandung nilai
manusia yang dikembangkan dari diri humanistic, menghormati kebebasan
sendiri (intrinsik) atau luar (ekstrinsik), manusia, menekankan pada peningkatan
hal ini tergantung pada situasi dan kondisi kemampuan dan kemandirian,
yang dihadapi orang yang bersangkutan peningkatan pengetahuan dan menghargai
(Hee OC et al, 2016). Motivasi intrinsik setiap orang (Laila, 2011). Caring adalah
dan ekstrinsik adalah suatu kondisi yang sikap responsif dan bertanggung jawab
berpengaruh untuk membangkitkan, dalam rangka memenuh harapan pasien
mengarahkan, dan memelihara perilaku (Nurachmah, 2010). Perilaku caring
yang berhubungan dengan lingkungan melibatkan perawatan pasien, keluarga
kerja, hubungan baik dengan rekan kerja juga kebutuhan individu pasien dan
kualitas administrasi yang baik pada area berhubungan juga dengan kepuasan kerja
kerja. (Kamanzi et al, 2011 ). perawat dalam mempertahankan posisi
Berdasarkan definisi motivasi dan profesinya (Longo J, 2009)
menurut para ahli diatas, dapat Berdasarkan pernyataan dari para ahli di
disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
dorongan yang berasal dari diri manusia perilaku caring adalah suatu tindakan
baik dari dalam (intrinsik) maupun dari yang merupakan fokus utama dalam
luar (ektrinsik) yang berpengaruh untuk praktik keperawatan yang mengandung
membangkitkan perilaku yang nilai humanistic, sikap responsif, dan
berhubungan dengan lingkungan kerja bertanggung jawab untuk memenuhi
untuk mencapai tujuan tertentu. Saydan harapan pasien.
(2000) dalam Gustisyah (2009), Watson (1998) mengungkapkan dalam
menyebutkan terdapat dua faktor kunci bukunya bahwa perilaku caring
yang mempengaruhi motivasi. Kedua adalah proses yang dilakukan oleh
faktor tersebut yaitu faktor internal yang perawat yang meliputi pengetahuan,
berasal dari proses psikologis dalam diri tindakan dan dideskripsikan sebagai
seseorang, dan faktor eksternal yang sepuluh faktor karatif yang digunakan
berasal dari luar diri (environment factor). dalam praktik keperawatan dibeberapa
Caring secara umum dapat setting klinik yang berbeda. Sepuluh
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk faktor karatif ini yaitu sifat dari karakter
berdedikasi bagi orang lain, pengawasan perawat yang menjelaskan bagaimana
dengan waspada, perasaan empati pada caring dimanifestasikan sebagai esensi
orang lain dan perasaan cinta atau dan inti keperawatan, diantaranya: 1).
menyayangi. Dalam keperawatan, caring Membentuk dan menghargai sistem nilai
merupakan bagian inti yang penting humanistic dan altruistic, 2).
32 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 8, No 1, Mei 2019, hlm 01-129

Menanamkan sikap penuh pengharapan, perilaku caring perawat (Khodijah &


3). Menanamkan sensitifitas atau Marni, 2013).
kepekaan terhadap diri sendiri dan orang Berdasarkan fenomena tersebut,
lain, 4). Mengembangkan hubungan peneliti tertarik untuk melakukan
saling percaya dan saling membantu, 5). penelitian dengan judul “Hubungan
Meningkatkan dan menerima ekspresi Motivasi Kerja Perawat dengan Perilaku
perasaan positif dan negatif, 6). Caring Perawat Pelaksana di Ruang
Menggunakan metode sistematis dalam Rawat Inap Rumah Sakit Umum Wisma
menyelesaikan masalah caring untuk Prashanti Tabanan ”. Hasil penelitian ini
pengambilan keputusan secara kreatif dan sesuai dengan hasil penelitian yang
individualistik, 7). Meningkatkan proses dilakukan oleh Khodijah dan Marni
belajar mengajar interpersonal, 8). (2013) tentang hubungan motivasi kerja
Menciptakan lingkungan mental, sosial, terhadap perilaku caring perawat di ruang
spiritual serta fisik yang suportif dan rawat inap Rumah Sakit Jiwa Tampan
korektif, 9). Memenuhi kebutuhan dasar Provinsi Riau. Jenis penelitian adalah
manusia dengan penuh perhatian dalam penelitian kuantitatif dengan pendekatan
mempertahankan keutuhan dan martabat crossectional. Jumlah populasi yaitu
manusia, 10). Memberikan kesempatan sebanyak 56 orang perawat. Tehnik
untuk terbuka pada eksistensial- pengambilan sampel dengan total
fenomenologikal dan dimensi spiritual sampling yaitu seluruh populasi menjadi
caring serta penyembuhan yang tidak sampel. Jumlah sampel sebanyak 56 orang
dapat dijelaskan secara utuh dan ilmiah. perawat pelaksana diruang rawat inap.
Motivasi merupakan proses yang Alat pengumpulan data dalam bentuk
berasal dari dalam diri seseorang yang kuesioner dan lembar observasi. Analisa
ditunjukkan dengan perilaku dengan yang digunakan adalah analisa univariat
penuh energi (Ryan RM, 2000). Hal ini dan analisa bivariat dengan menggunakan
sangat berhubungan dengan yang uji chi-square. Hasil penelitian diketahui
dituangkan dalam Potter dan Perry (2009) bahwa motivasi kerja yang dimiliki
bahwa caring bersifat sangat personal, responden mayoritas tinggi yaitu
sehingga perilaku caring pada setiap berjumlah 30 orang (53,6%), sedangkan
klien berbeda. Khodijah dan Marni (2013) untuk perilaku caring perawat di ruang
menyimpulkan setiap dorongan yang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Tampan
mengarahkan perilaku yang dimiliki Provinsi Riau dapat disimpulkan bahwa
perawat dalam bekerja berbeda sehingga sebagian besar responden yang memiliki
perawat dalam mengungkapkan perilaku perilaku caring yaitu bejumlah 29 orang
caring yang dimilikinya kepada klien juga (51,8%). Hasil analisis bivariat
akan berbeda. Hal tersebut disimpulkan menunjukkan adanya hubungan secara
dari hasil penelitiannya tentang Hubungan signifikan antara motivasi kerja terhadap
Motivasi Kerja terhadap Perilaku Caring perilaku caring perawat di ruang rawat
Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah inap dengan (p value = 0,001).
Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun Selain itu hasil penelitian ini juga
2013 bahwa ada hubungan yang sejalan dengan hasil penelitian yang
signifikan antara motivasi kerja terhadap dilakukan oleh Mulyaningsih (2013)
tentang peningkatan perilaku caring
I Gusti Agung Ayu Sherlyna Prihandhani, Hubungan Motivasi Kerja Perawat 33

melalui berpikir kritis perawat bahwa Penelitian ini telah dilaksanakan di


perawat yang mempersepsikan dirinya Instalansi rawat inap Rumah Sakit Umum
memiliki perilaku caring baik sebanyak Wisma Prashanti Tabanan yang meliputi
74,75%. Penelitian ini menggunakan ruang rawat inap kelas I, kelas II, kelas
rancangan cross-sectional dengan sampel III, VIP dan VVIP.
sebanyak 99 perawat ini bertujuan Instrumen yang digunakan dalam
membuktikan adanya hubungan berpikir pengumpulan data berupa dua kuesioner
kritis dengan perilaku caring perawat. yaitu kuesioner motivasi kerja dan
kuesioner perilaku caring. Kuesioner
METODE PENELITIAN motivasi kerja terdiri dari 15 pernyataan
Penelitian ini menggunakan yang dikutip dari Suyanto (2008) dan
desain penelitian korelasional dengan kuesioner perilaku caring terdiri dari 42
rancangan penelitian cross sectional. pernyataan positif yang dikutip dari
Pada jenis ini, variabel independen dan Prihandhani (2015). Kedua kuesioner
dependen dinilai secara simultan pada tersebut telah dilakukan uji validitas dan
suatu saat. Tentunya tidak semua subyek reliabelitas oleh peneliti sebelumnya
penelitian harus diobservasi pada hari dengan hasil valid dan reliabel pada
atau waktu yang sama, akan tetapi baik kuesioner tersebut.
variabel independen maupun variabel Analisa data yang digunakan dalam
dependen dinilai hanya satu kali saja penelitian ini adalah Kendall’s Tau_b.
(Nursalam, 2013). Populasi adalah Korelasi Kendall’s Tau_b digunakan
seluruh jumlah obyek/subyek yang untuk mencari hubungan dan menguji
mempunyai kualitas dan karakteristik hipotesis antara dua variabel atau
tertentu (Sugiyono, 2014). Populasi lebih, bila datanya berbentuk ordinal
dalam penelitian ini adalah perawat atau ranking dengan tingkat kemaknaan
pelaksana di ruang rawat inap RSU ɑ = 0,05 (dasar kepercayaan 95%).
Wisma Prashanti Tabanan yang
berjumlah 37 orang. Sampel adalah HASIL PENELITIAN
bagian dari jumlah dan karakteristik yang Analisis Univariat
dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel
terdiri atas bagian populasi Tabel 1. Gambaran Motivasi Kerja
terjangkau yang dapat dipergunakan Perawat
sebagai subjek penelitian melalui
sampling (Sugiyono, 2014). Sampel Motivasi Frekuensi Persentase
dalam penelitian ini diambil Kerja (f) (%)
menggunakan teknik total sampling. Rendah 0 0,0
Total Sampling adalah teknik Sedang 4 10,8
pengambilan sampel dimana jumlah Tinggi 33 89,2
sampel sama dengan populasi Total 37 100%
(Sugiyono, 2007). Sampel dalam Pada tabel 1 distribusi frekuensi
penelitian ini adalah seluruh perawat responden berdasarkan motivasi kerja
pelaksana di ruang rawat inap RSU perawat didapatkan dari 37 responden
Wisma Prashanti Tabanan. sebagian besar memiliki motivasi tinggi
sebanyak 33 orang (89,2%).
34 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 8, No 1, Mei 2019, hlm 01-129

Hasil analisis data menggunakan


Tabel 2. Gambaran Perilaku Caring uji statistik Kendall’s Tau_b diperoleh
Perawat nilai p value sebesar 0,000 (p<0,05) yang
Prilaku Frekuensi Persentase berarti ada hubungan yang signifikan
Caring (f) (%) antara motivasi kerja perawat dengan
Kurang 0 0,0 perilak caring perawat pelaksana di ruang
Cukup 3 8,1
Baik 34 91,9 rawat inap RSU Wisma Prashanti
Total 37 100% Tabanan.
Pada tabel 2 distribusi frekuensi
responden berdasarkan perilaku caring PEMBAHASAN
perawat dari 37 responden sebagian besar Hasil analisa menunjukkan
responden memiliki prilaku caring baik bahwa motivasi kerja yang dimiliki
sebanyak 34 orang (91,9%). responden mayoritas tinggi yaitu
berjumlah 33 orang (89,2%). Masih ada
Analisis Bivariat beberapa perawat pelaksana yang bekerja
Analisis hubungan motivasi kerja di RSU Wisma Prashanti yang memiliki
perawat dengan perilaku caring perawat motivasi kerja sedang. Hal ini disebabkan
pelaksana di ruang rawat inap rumah karena dorongan yang dimiliki setiap
sakit umum wisma prashanti tabanan individu berbeda sehingga motivasi yang
menggunakan uji statistik Kendall’s dimiliki juga akan berbeda pada setiap
Tau_b dengan α sebesar 0,05, perhitungan individu.
menggunakan aplikasi SPSS for Windows Hasil analisa perilaku caring
ver.17.0 dapat ditunjukkan pada tabel perawat menunjukkan bahwa sebagian
3sebagai berikut. besar perawat pelaksana di RSU Wisma
Prashanti memiliki perilaku caring baik
Tabel 3. Hubungan Motivasi Kerja sebanyak 34 orang (91,9%). Caring tidak
Perawat dengan Perilaku Caring Perawat hanya penting bagi perawat karena caring
Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah sangat berhubungan erat dengan penerima
Sakit Umum Wisma Prashanti Tabanan pelayanan keperawatan yaitu pasien
Prilaku Caring Perawat maupun keluarga pasien. Hal penting
Motivasi Total P
No Kurang Cukup Baik untuk diketahui mengenai persepsi
Kerja value
f % f % f % f % perawat, pasien maupun keluarga pasien
1 Rendah 0 0 0 0 0 0 0 0 tentang perilaku caring yang dianggap
2 Sedang 0 0 3 8,1 1 2,7 4 10,8 0,000 mereka penting untuk dilakukan perawat
3 Tinggi 0 0 0 0 33 89,2 33 89,2 guna memberikan kepuasan, tidak hanya
Total 0 0 3 8,1 8,1 34 37 100 bagi pasien dan keluarga pasien tetapi
Berdasarkan tabel 3 dapat juga bagi perawat (Dwidiyanti, 2008).
diketahui distribusi frekuensi motivasi Perilaku Caring sangat
kerja dengan prilaku caring perawat berkontribusi terhadap kualitas perawat
pelaksana diperoleh sebanyak 33 orang dalam peningkatan kualitas dalam
(89,2%) responden yang memiliki melakukan perawatan kepada pasien dan
motivasi kerja tinggi dan cenderung berhubungan positif dengan bertahannya
berprilaku caring baik. perawat dalam profesinya (Kim E, et al,
2011)
I Gusti Agung Ayu Sherlyna Prihandhani, Hubungan Motivasi Kerja Perawat 35

Hasil uji hipotesis bivariat dorongan dari dalam diri sendiri untuk
menggunakan uji statistik Kendall’s menanamkan kebiasaan berperilaku
Tau_b menggunakan SPSS versi 17.0 caring sehingga dapat memberikan
pada penelitian ini, menunjukkan ada asuhan keperawatan yang optimal dan
hubungan yang signifikan antara motivasi profesional.
kerja dengan perilaku caring. Koefisien Bagi peneliti selanjutnya,
korelasi bernilai positif sebesar 0,853 diharapkan hasil penelitian ini dapat
yang menunjukkan arah hubungan yang dijadikan data dasar untuk mengadakan
sama, sehingga menunjukkan bahwa penelitian yang lebih kompleks dan
semakin tinggi motivasi kerja, maka spesifik tentang motivasi kerja dengan
semakin baik pula perilaku caring perilaku caring. Melakukan pengukuran
perawat. Demikian juga sebaliknya, yang lebih obyektif dengan melakukan
semakin rendah motivasi kerja, maka observasi secara langsung kepada
perilaku caring perawat semakin kurang. perawat pelaksana terkait pelaksanaan
Nilai p value yang diperoleh sebesar 0,000 perilaku caring dengan memperhatikan
(p<0,05) yang berarti ada hubungan yang pasien dari kelas perawatan, observer
signifikan antara motivasi kerja perawat dan waktu observasi serta menggali
dengan perilaku caring perawat variabel lain yang dapat mempengaruhi
pelaksana di ruang rawat inap RSU Wisma perilaku caring perawat pelaksana.
Prashanti Tabanan. Peneliti menyimpulkan
setiap individu memiliki dorongan yang DAFTAR RUJUKAN
mengarahkan perilaku yang dimiliki Dwidiyanti, Mediana. (2008).
perawat dalam bekerja berbeda sehingga Keperawatan Dasar: Konsep
dalam mengungkapkan perilaku caring “Caring” Etik dan Spiritual Dalam
yang dimiliki perawat kepada klien juga Pelayanan Kesehatan. Semarang:
akan berbeda. Hasani.
Gustisyah, Raika. (2009). Analisis Faktor-
KESIMPULAN DAN SARAN Faktor yang Mempengaruhi
Hasil analisis bivariat dengan uji Motivasi Kerja Penyuluh
statistic Kendall’s Tau_b menunjukkan Perindustrian pada Kantor Dinas
hipotesis diterima yaitu adanya Perindustrian dan Perdagangan
hubungan yang signifikan antara Kota Medan.
motivasi kerja dengan perilaku caring http://repository.usu.ac.id/bitstream/
perawat pelaksana di ruang rawat inap 123456789/4294/1/09E01483.pdf.
RSU Wisma Prashanti Tabanan dengan Diakses 8 April 2016.
p value sebesar 0,000 (p<0,05). Hee OC, Kamaludin NH, Ping LL.
Bagi manajemen rumah sakit (2016). Motivation and Job
disarankan agar melakukan evaluasi Performance among Nurse in the
kembali terhadap pemenuhan faktor- Health Tourism Hospital Malaysia.
faktor pendukung motivasi kerja International Review of
perawat sehingga dapat mempertahankan Management and Marketing.
ataupun meningkatkan motivasi kerja http://doi.org/10.15344/2394/2018/2
perawat. Bagi perawat sebagai pemberi 77. Diakses 27 Agustus 2017
asuhan keperawatan agar memiliki
36 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 8, No 1, Mei 2019, hlm 01-129

Irawan, A. (2010). Perilaku Caring Longo J. (2009). The relationships


Perawat dalam Memberikan between manager and peer caring to
Asuhan Keperawatan Pada Pasien registered nurse’ job satisfaction
Gangguan Jiwa di Rumah Sakit and intent to stay. International
Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Journal for Human Caring.
Utara Medan. http://dx.doi.org/10.5430/jnep.v5n8
http://repository.usu.ac.id/bitstream/ p1. Diakses 20 September 2017
123456789/4294/1/09E01483.pdf. Malini, H, Sartika, D., Idianola, Edward,
Diakses 8 April 2016. Z. 2009. Hubungan Kecerdasan
Kamanzi J, Nkosi Z. (2011). Motivation Spiritual dengan Perilaku Caring
levels among nurses working at Perawat di RS DR. M. Djamil
Butere University teaching hospital, Padang tahun 2009.
Rwanda, Africa Journal of Nursing http://lp.unand.ac.id. Diakses 8
and Midwifery. April 2016.
http://doi.org/10.15344/2394/2018/2 Menteri Kesehatan RI. (2011). Rencana
77. Diakses 27 Agustus 2017 Dalam Pengembangan Tenaga
Khodijah, S., Erna, M. (2013). Hubungan Kesehatan.
Motivasi Kerja Terhadap Perilaku http://www.lan_2011_2025.pdf.
Caring Perawat di Ruang Rawat Diakses 8 April 2016.
Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Morrison, P., dan Burnard, P. (2009).
Provinsi Riau. Caring dan communicating.
http://ejournal.umm.ac.id/index.php Hubungan interpersonal dalam
/keperawatan/article/view/2380. keperawatan. (Widyawati & E.
Diakses 8 April 2016. Meiliya, Penerjemah). Jakarta:
Kim E, Hwang J. (2011). Characteristic EGC. (Buku asli dipublikasikan
associated with intent to stay among 1997).
quality improvement nurses. Mulyaningsih. (2013). Peningkatan
International Nursing Review. Perilaku Caring Melalui
58(1): 89-95 Kemampuan Berpikir Kritis
http://dx.doi.org/10.111/j.1466- Perawat.
7657.2010.00841.x. Diakses 20 http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/
September 2017 JMK/article/view/1005. Diakses 8
Kotler, P. (2008). Marketing April 2016.
Management: Analysis, Planning, Notoatmodjo, S. (2010). Promosi
Implementation And Control. New Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jersey: Prentice Hall. Jakarta: Rineka Cipta. Nurachmah,
Laila, Hafsyah. (2011). Hubungan E. (2010). Persepsi klien tentang
Perilaku Caring Yang Dilakukan asuhan keperawatan bermutu dan
Perawat Dengan Tingkat Kepuasan tingkat kepuasan.
Klien Di Ruangan Penyakit Dalam www.pdpersi.co.id/?show=detailne
RSUD Pariaman. http:// repository. ws&code=786&tbl=artikel. Diakses
unand.ac.id/17991/1/PENELITIAN. 8 April 2016.
Pdf. Diakses 8 April 2016. Nursalam. (2012). Manajemen
Keperawatan: Aplikasi dalam
I Gusti Agung Ayu Sherlyna Prihandhani, Hubungan Motivasi Kerja Perawat 37

Praktik Keperawatan Profesional. Perry, A.G dan Potter, P.A. (2009). Buku
Edisi ketiga. Jakarta: Salemba Ajar Fundamental Keperawatan
Medika. Buku I Edisi 7. Jakarta: Salemba
Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan Medika.
Metodologi Penelitian Ilmu Prihandhani, Sherlyna. (2015). Hubungan
Keperawatan dan Instrument Faktor Individu dan Budaya
Penelitian Keperawatan. Jakarta: Organisasi dengan Perilaku Caring
Salemba. Perawat Pelaksana Di Ruang
Nursalam. (2014). Konsep dan Penerapan Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Metodelogi Penelitian Ilmu Ganesha Gianyar.
Keperawatan dan Instrument http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pd
Penelitian Keperawatan. Jakarta: f_thesis/unud-1259-1088783-
Salemba. tesis%20igaa%20sherlyna%20priha
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian ndhani.pdf. Diakses 8 April 2016.
Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Ryan RM, Deci EL. (2000). Intrinsic and
Sugiyono. (2014). Metode extrinsic motivation: Classic
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif definitions and new directions.
dan R&D. Bandung: Alfabeta. Contemporary educational
Sunardi. (2014). Analisis Perilaku Caring psycology 25:54-67
Perawat Pelaksana di RSWH Waskiyah, Y. (2011). Hubungan antara
Malang. motivasi kerja dengan perilaku
http://ejournal.umm.ac.id/index.php caring perawat di RSUD Kraton
/keperawatan/issue/view/226/show Kabupaten Pekalongan. Skripsi.
Toc. Diakses 8 April 2016. Tidak dipublikasikan.
Suyanto. (2008). Mengenal Watson, J . (1998). Theory of Human
Kepemimpinan dan Manajemen Caring.
Keperawatan di Rumah Sakit. http://www2.uchsc.edu/son/caring/c
Jogjakarta : Mitra Cendikia Press. ontent/ wct.asp. Diakses 8 April
2016.

You might also like