Professional Documents
Culture Documents
Modul 3 KROMATOGRAFI Bab 4
Modul 3 KROMATOGRAFI Bab 4
4.2 Perhitungan
4.2.1 Perhitungan Pelarut Akuades
a. Nilai Rf yang dihasilkan tinta biru
Jarak yang di tempuh komponen
Noda Biru Tua = Rf = Jarak yang di tempuh pelarut
0,5 cm
= 8 cm
= 0,0625
0.4 cm
= 8 cm
= 0.05
Jarak yang di tempuh komponen
Noda Hijau Tua = Rf = Jarak yang di tempuh pelarut
0.2 cm
= 8 cm
= 0.025 cm
Jarak yang di tempuh komponen
Noda Hijau Muda = Rf =
Jarak yang di tempuh pelarut
7.4 cm
= 8 cm
= 0.925
5 cm
= 8 cm
= 0.625 cm
0 cm
= 4 cm
=0
b. Nilai Rf yang dihasilkan tinta hijau
Jarak yang di tempuh komponen
Noda Hijau = Rf = Jarak yang di tempuh pelarut
0 cm
= 3.5 cm
=0
0 cm
= 4 cm
= 0
0.2 cm
= 8 cm
= 0.025
Jarak yang di tempuh komponen
Noda Biru Tua = Rf = Jarak yang di tempuh pelarut
0.2 cm
= 8 cm
= 0.025
0.2 cm
= 8 cm
= 0.025
Jarak yang di tempuh komponen
Noda Biru = Rf = Jarak yang di tempuh pelarut
0.2 cm
= 8 cm
= 0.025
4 cm
= 8 cm
= 0.5
Jarak yang di tempuh komponen
Noda Ungu = Rf = Jarak yang di tempuh pelarut
2 cm
= 8 cm
= 0.25
Jarak yang di tempuh komponen
Noda Merah = Rf = Jarak yang di tempuh pelarut
2 cm
= 8 cm
= 0.25
4.3 Pembahasan
Setelah melakukan percobaan mengenai kromatografi ini , semua warna dari tinta
spidol yaitu biru,hijau dan merah direaksikan dengan pelarut akuades n-heksana dan
alcohol 96 % hasilnya adalah hampir semua dari warna tinta spidol yang direaksikan
dengan pelarut akuades terurai menjadi komponen-komponnenya . misalnya saja tinta
biru menghasilkan noda seperti biru tua, biru muda dan ungu. Kemudian tinta hiijau
komponennya terurtai sehingga menghasilkan berbagai noda seperti biru, hijau tua
dan hijau muda dengan nilai Rf tertentu. Kemudian tinta merah sendiri menghasilkan
noda kuning, merah dan merah muda. Kemudian dengan pelarut n-heksana, semua
jarak nodanya 0 cm . dimana komponen-komponennya tidak terurai sama sekali . hal
itu dikarenakan sifat pelarut pada n-heksana bersifat nonpolar sehingga pelarut n-
heksana hanya dapat melarutkan noda yang bersifat sejenis yaitu non polar.
Sedangkan hasil kromatografi dari semua yang direaksikan dengan pelarut alcohol,
semua komponen terurai sama seperti yang terjadi pada akuades . dimana pada tinta
biru , noda yang dihasilkan berwarna ungu, biru Muda, dan Biru tua kemudian tinta
hijau , komponennya terurai menjadi warna hijau muda, hijau tua dan biru dan yang
terakhir pada tinta merah , noda yang dihasilkan antara lain kuning, ungu dan merah .
dimana apakah komponen tersebut dapat terurai atau tidak itu bergantung dari sifat-
sifat dari setiap sampel yang dijadikan sebagai pelarut.
Dalam Penentuan nilai Rf, kita harus mengetahuio apa itu rf. Rf adalah Faktor
Retensi yang diartikan nilai yang menyatakan derajat retensi suatu komponen fase
Pada percobaan n-heksana (C6H14) . Tinta berwarna biru, hijau dan merah tidak
memiliki nilai Rf, Hal itu dikarenakan nodanya tidak dapat bereaksi dan tidak
bergerak sama sekali sehingga jarak nodanya sama dengan nol dan ketika dibagi
dengan jarak pelarut maka hasilnya adalah nol.
Kemudian pada pelarut alcohol dimana tinta warna biru, hijau dan merah dapat
terurai . Dimana pada tinta biru menghasilkan noda berwarna ungu dimana nilai Rf
nya adalah 0.95 kemudian noda biru muda dan biru tua , jarak nodanya sama
sehingga nilai Rf nya yaitu 0.025 . Pada tinta berwarna hijau , noda yang terurai
menghasilkan warna hijau muda, dimana jarak yang ditempuh noda adalah 7.6 cm
sehingga nilai Rf nya sekitar 0.95 . Kemudian noda yang dihasilkan juga berwarna
hijau tua dan biru. Dimana jarak nodanya sama yakni 0.2 cm dan jarak pelarut 8 cm
sehingga nilai Rf nya adalah 0.025 . Selanjutnya yang terakhir tinta merah , dimana
tinta merah menghasilkan noda berwarna kuning dengan nilai Rf nya 0.5 dan
menghasilkan noda berwarna ungu dan merah dengan jarak nodanya 2 cm dan jarak
pelarut 8 cm maka nilai Rf nya adalah 0.125 cm.
Dalam praktikum kali ini kita menggunakan sampel sebagai pelarut yang berbeda-
beda . Adanya perbedaan kepolaran dari pelarut yang digunakan diharapkan terjadi
distribusi senyawa dari zat terlarut ke dalam masing-masing pelarut yang sesuai
dengan tingkat kepolarannya hingga mencapai kesetimbangan . dimana pada
percobaan kali ini yang merupakan fase diamnya adalah tinta spidol dan pelarut yang
digunakan sebagai fase geraknya . pelarut yang digunakakn seperti akuades , alkohol
dan n-heksana . Dimana akuades merupakan pelarut yang bersifat paling polar, hal itu
dibuktikan jarak yang ditempuh paling jauh dan waktu untuk sampai ke batas atas
paling cepat. Kemudian pelarut alkohol merupakan pelarut yang bersifat semi polar ,
hal itu dibuktikan noda yang terbentuk bergerak ke batas atas tetapi emmbutuhkan
waktu yang lebihlama dari pada akuades . Kemudian yang terakhir adalah pelarut n-
heksana , kita semua tahu bahwa sanya pelarut ini bersifat non polar sehingga tidak
menghasilkan warna karena sifatnya yang kurang raktif . Sebenarnya bisa saja jika
suatu zatnya bersifat non polar maka akan larut dengan pelarut non polar.
Dalam setiap praktikum, pasti ada kekurangan atau kesalahan, baik kesalahan besar
maupun kesalahan kecil. Contohnya saja pada praktikum kromatografi menggunakan
kertas saring . bisa saja kita sebagai praktikan kurang teliti dalam melakukan proses
pengukuran dan menetukan jarak yang ditempuh noda dan kita mengeringkan terlebib
dahulu kertas saring yang telah dicelupkan . Sehingga noda tersebut bisa hilang
setelah mengering dan mengakibatkan tinggi batas pada pelarut yang berkurang
sehingga hasil yang didapat kurang tepat.