Professional Documents
Culture Documents
Jurnal 6
Jurnal 6
Akademi Keperawatan Bina Sehat PPNI Kabupaten Mojokerto, Jalan Raya Jabon Km 06 Mojokerto
ABSTRACT
Fractures are any cracks or fractures in the bone intact. Treatment of femoral
fracture patients one of which can be done with surgery (surgery). Femoral fracture
pre operative patients typically need assistance in accepting the changes in body
image, decreased sense of self, or the inability to perform his obligations in the role.
Excessive anxiety is a problem, because it may cause interference with sleep patterns.
The sampling method was consecutive sampling. This study purposes to determine
the relationship of anxiety with disorders of sleep patterns in femur fracture
preoperative patients in of Prof. Dr. Soekandar hospitals Mojokerto. This study is a
correlational study with cross sectional approach. The population was all preoperative
patients femoral fracture. The results were obtained from 15 respondents found that as
many as 12 people (80%) experienced anxiety, and as many as 3 people (20%) did
not experience anxiety. While the number and percentage of respondents who
experienced a disorders of sleep patterns as many as 11 people (73%), and as many as
4 people (27%), thre is no responden experience a disorders of sleep patterns.
Analysis results showed the relationship of anxiety and sleep pattern disturbance
levels with non-parametric statistical test Chi Square at significance level α = 0.05
showed a significant association with Pvalue = 0.009 (<α = 0.05). It can be seen that
the preoperative femoral fracture patients experience anxiety due to worry with
experience physical changes as well as threatening to his role in life, if the femur
fracture pre operative patient experienced of anxiety, one may increase the
sympathetic nerve that can cause sleep disturbances infrequency.
kualitas pola istirahatnya yang lipat dari angka pada 2010, yaitu
Cemas ini bisa terjadi pada siapa adalah pemasanagan traksi kulit
saraf simpatis, zat ini akan yang dilakukan di RSUD Prof Dr.
Soekandar mojokerto, pada tanggal kewajiban peran dalam hidupnya.
operasi tidak dapat berjalan dengan tidurnya, maka tubuh tidak mampu
ketidakmampuan melakukan
METODOLOGI
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Dari tabel di atas dapat dilihat
digunakan adalah cross sectional. yang berumur lebih dari 25 tahun (67%)
Populasinya adalah seluruh pasien pre memiliki prosentase yang lebih tinggi
operasi fraktur femur dan pengambilan dibandingkan dengan pasien yang berusia
pre operasi fraktur femur. didapat nilai pvalue = 0,009 karena nilai
Tabel 4.6. Tabulasi silang hubungan pvalue< 0,05 maka H0 ditolak, yang artinya
kecemasan dengan gangguan pola
tidur pada Pasien pre operasi fraktur terdapat hubungan signifikan antara
femur di RSUD Prof. Dr. Soekandar
Kab.Mojokerto 26 Mei sampai 14 Juni kecemasan dengan gangguan pola tidur
2015.
pada pasien pre operasi fraktur femur.
Ganggun pola tidur Total P
Kece val PEMBAHASAN
masan ue
Tidak ganggua Berdasarkan hasil penelitian yang
ganggua n
n telah dilakukan dari tanggal 26 Mei sampai
∑ % ∑ % ∑ %
Tidak 3 100 0 0% 3 100 0,0 14 Juni 2015 pada 15 responden, dapat
cemas % 0% % 09
75 20 diidentifikasi bahwa pasien pre operasi
% %
cemas 1 11 91, 1 100% fraktur femur yang mengalami kecemasan
8,3% 7% 2 80%
25 100 mempunyai prosentase yang lebih tinggi
% %
Total 4 100 11 100 1 100 atau sebanyak 80% (12 orang). Kecemasan
% % 5 %
26, 73, 100 adalah reaksi terhadap ancaman dari rasa
7% 3% %
sakit maupun dunia luar yang tidak siap
pola tidur pre operasi fraktur femur yaitu merupakan emosi yang lazim berkaitan
maka selanjutnya dilakukan analisis data misalnya gangguan pola tidur dan pola
makan serta aktivitas berbeda (Smeltzer pola tidur sebanyak 11 responden (73%),
responden, didapatkan hasil bahwa (7%), sedangkan pasien tidak cemas yang
responden yang mengalami gangguan pola mengalami gangguan pola tidur 0% (tidak
tidur sebanyak 11 orang (73%), dan ada) dan pasien tidak cemas yang tidak
gangguan pola tidur sebanyak 4 orang 3 responden (20%). Cemas dan depresi
nyaman atau mengganggu gaya hidup dan sering kali mengarah frustasi apabila
dengan pola tidurnya, maka tubuh tidak terbangun selama siklus tidur, atau terlalu
mampu melakukan pemulihan untuk banyak tidur. Hal ini disebabkan karena
berada dalam kondisi yang optimal norepinefrin darah melalui system saraf
nilai p = 0,009 karena nilai p < 0,05 maka Lukman Ningsih (2009), Asuhan
Keperawatan Pada Klien Dengan
H0 ditolak. Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
Jakarta : Salemba Medika.