You are on page 1of 10

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAGI KELUARGA MISKIN


(Studi pada Perwali Nomor 27 Tahun 2011 dan Perwali Nomor 19 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Jalur Siswa Miskin Tahun Ajaran
2012/2013 di SMA Negeri 7 Kediri)

Diana Titin Nurhartatik, Mardiyono, Minto Hadi


Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: diana.didot@yahoo.com

Abstract: Policy Implementation on the Implementation of Education for the Poor (Studies
in Perwali No. 27 of 2011 and Perwali No. 19 of 2012 on Implementation Guidelines of
Students Admission through poor student entrance in Academic Year 2012/2013 in State
Senior High school 7 Kediri). Kediri government issued a policy in providing education for
the poor contained in Perwali No. 27 of 2011 and Perwali No. 19 in 2012 which there are
chapters about the poor students to obtain same education and State Senior High school 7
Kediri is one of the schools that implement the policy. The research focuses are (1) the
implementation of education policies for the poor based on Perwali No. 27 of 2011 and
Perwali Number 19 Year 2012 on Implementation Guidelines of Students Admission through
poor student entrance in Academic Year 2012/2013 in State Senior High school 7 Kediri, and
(2) The supporting and inhibiting factor affecting the implementation of education policies for
the poor. This study used descriptive qualitative approach, research has shown that the
implementation of education policies for the poor in academic year 2012/2013 in State Senior
High school 7 Kediri has been run well.There are 60 students from poor family accepted in
State Senior High school 7 Kediri. In academic year 2012/2013 Pure Participation Number
(APM) in senior and junior high school was increased, especially in senior high school, there
is no drop out report just because of economic factor.

Keywords: policy implementation, education, the poor students

Abstrak: Implementasi Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan Bagi Keluarga Miskin


(Studi Pada Perwali Nomor 27 Tahun 2011 dan Perwali Nomor 19 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Jalur Siswa Miskin Tahun Ajaran
2012/2013 di SMA Negeri 7 Kediri). Pemerintah Kota Kediri mengeluarkan Perwali Nomor
27 tahun 2011 dan Perwali Nomor 19 tahun 2012 yang di dalamnya terdapat pasal mengenai
siswa miskin yang bertujuan memeratakan pelayanan pendidikan. SMA Negeri 7 merupakan
salah satu sekolah yang melaksanakan kebijakan tersebut. Fokus penelitian (1) Implementasi
kebijakan penyelenggaraan pendidikan bagi keluarga miskin berdasarkan perwali Nomor 27
Tahun 2011 dan Perwali Nomor 19 Tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan penerimaan
peserta didik jalur siswa miskin tahun ajaran 2012/2013 di SMA Negeri 7 Kediri, (2) Faktor
pendukung dan penghambat yang mempengaruhi implementasi kebijakan penyelenggaraan
pendidikan bagi keluarga miskin. Dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif, penelitian menunjukkan implementasi kebijakan penyelenggaraan pendidikan bagi
keluarga miskin di SMA Negeri 7 Kediri berjalan dengan baik. Sebanyak 60 siswa miskin
diterima di SMA Negeri 7 Kediri. Tahun ajaran 2012/2013 Angka Partisipasi Murni (APM)
jenjang SMP/MTs dan SMA/SMK/MA meningkat. Khusunya untuk jenjang SMA/SMK/MA
tidak ada laporan siswa putus sekolah dikarenakan faktor ekonomi.

Kata kunci: implementasi kebijakan, penyelenggaraan pendidikan, siswa miskin

Pendahuluan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia


Dalam pembukaan Undang-Undang (NKRI) adalah mencerdaskan kehidupan
Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia bangsa. Pendidikan merupakan hak asasi
Tahun 1945 disebutkan bahwa salah satu setiap warga negara Indonesia dan setiap

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 5, Hal. 1000-1009 | 1000


warga negara Indonesia berhak- masyarakat keluarga kurang/tidak mampu
memperoleh pendidikan yang bermutu akan layanan pendidikan jenjang Sekolah
sesuai dengan minat dan bakat yang Lanjutan Atas dan yang sederajat (SLA dan
dimilikinya tanpa memandang status sosial, sederajat). Ketiga, Program BSM (Bantuan
status ekonomi, suku, etnis, agama, dan Siswa Miskin) adalah bantuan yang
gender. menurut Soyomukti (2008, h.19), diberikan pemerintah kepada siswa dari
Pendidikan adalah persemaian ideologi dan keluarga kurang mampu untuk dapat
pemikiran, suatu landasan yang digunakan melakukan kegiatan belajar di sekolah.
untuk membangun bangsa. Berdasarkan Berbagai bantuan yang diberikan
penjelasan tersebut, pendidikan memegang pemerintah untuk mengatasi masalah
peranan yang sangat penting dalam pendidikan agar dapat diterima seluruh
mempersiapkan manusia yang berkualitas masyarakat Indonesia didukung dengan
bagi pembangunan negara. adanya Undang-Undang mengenai Otonomi
Perbaikan mutu pendidikan dalam Daerah. Dengan dikeluarkannya Undang-
berbagai jenis dan jenjang oleh pemerintah Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
merupakan usaha yang dilakukan Pemerintahan daerah tersebut, maka setiap
mengingat begitu pentingnya peranan daerah berhak menentukan arah
pendidikan. Dengan dikeluarkannya kebijakannya masing-masing yang
Program pendidikan nasional yang- disesuaikan dengan kondisi daerahnya,
mewajibkan sekolah sampai 9 tahun dan termasuk kebijakan publik dalam bidang
akan menjadi wajib 12 tahun diharapkan pendidikan.
mutu pendidikan masyarakat menjadi Tahun 2011 Pemerintah Kota Kediri
semakin meningkat. Namun, faktanya mengeluarkan kebijakan dalam bidang
masih terdapat siswa putus sekolah. Dari pendidikan yang bertujuan untuk
beberapa persoalan yang menyebabkan memeratakan pendidikan kepada seluruh
anak putus sekolah, persoalan ekonomi masyarakat Kota Kediri. Bantuan tersebut
merupakan penyebab utama anak putus diimplementasikan dengan penyelengga-
sekolah. Biaya pendidikan yang mahal raan pendidikan bagi keluarga miskin yang
menyebabkan masyarakat tidak mampu tertuang dalam Perwali Nomor 27 Tahun
memenuhi biaya pendidikan. Sehingga 2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan
diperlukan jalan keluar guna mengurangi Penerimaan Peserta Didik Pada TK,
jumlah anak putus sekolah. SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB
Untuk mengatasi berbagai macam dan SMK Di Kota Kediri dan Perwali
persoalan penyebab anak putus sekolah, Nomor 19 tahun 2012 tentang Perubahan
Negara dalam hal ini pemerintah sudah Atas Peraturan Walikota Kediri Nomor 27
berupaya memberikan bantuan kepada Tahun 2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan
masyarakat untuk mengurangi jumlah anak Penerimaan Peserta Didik Pada TK,
putus sekolah dikarenakan faktor ekonomi SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB,
atau biaya pendidikan. Upaya pemerintah dan SMK di Kota Kediri. Poin pertama di
dalam mengatasi persoalan anak putus Bagian Kelima Pasal 27 mengenai siswa
sekolah dikarenakan faktor ekonomi atau miskin dituliskan bahwa TK, SD/SDLB,
biaya pendidikan diwujudkan dengan SMP/SMPLB, SMA/SMALB, dan SMK
memberikan beberapa bantuan. wajib mengalo-kasikan jumlah siswa
Pertama, Program BOS (Bantuan miskin yang diterima sebanyak 20% (dua
Operasional Sekolah) yang bertujuan untuk puluh persen) dari jumlah seluruh siswa
membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang diterima.
tidak mampu agar mereka memperoleh Kebijakan penyelenggaraan pen-
layanan pendidikan dasar yang lebih didikan bagi keluarga miskin yang
bermutu sampai tamat dalam rangka dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Kediri
penuntasan wajib belajar 9 tahun. La Ode dilatarbelakangi oleh kondisi pendidikan di
Amaludin (2007). Kedua, BKM (Bantua Kota Kediri berdasarkan laporan kete-
Kesejahteraan Murid). Program BKM rangan pertanggungjawaban (LKPJ)
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan Walikota Kediri tahun anggaran 2008,

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 5, Hal. 1000-1009 | 1001


Angka Partisipasi Murni (APM) untuk atau keadaan tertentu yang dikehendaki.
jenjang pendidikan SD/MI tahun 2004 Istilah kebijakan dipakai untuk me-
sebesar 123,94%. Tahun 2007 sebesar nunjukkan adanya pernyataan-pernyataan
123,35%, tahun 2008 sebesar 120,09%. kehendak pemerintah mengenai tujuan-
Angka Partisipasi Murni (APM) untuk tujuan umum dari kegiatan-kegiatan yang
jenjang pendidikan SMP/MTs tahun 2004 diberlakukannya dalam suatu bidang
sebesar 97,82%, tahun 2007 95,03% dan tertentu, atau mengenai keadaan umum
tahun 2008 sebesar 92,10%. Angka yang diharapkan dapat dicapai pada kurun
Partisipasi Murni (APM) untuk jenjang waktu tertentu (Wahab, 2008, h.51).
pendidikan SMA/MA/SMK tahun 2004 Rentetan dari bentuk kebijakan
sebesar 107,18%, tahun 2007 sebesar publik sangat banyak. Menurut Nugroho
107,00% dan tahun 2008 sebesar 56,62%. (2011, h.104) secara sederhana dapat
Dari data mengenai Angka Partisipasi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
Murni (APM) tersebut pada tahun 2008 1) Kebijakan publik yang bersifat
untuk siswa jenjang pendidikan SMP siswa makro atau umum atau mendasar. Yakni
putus sekolah sebesar 7,29%. Siswa jenjang peraturan perundangan yang terkodifikasi
pendidikan SMA/MA/SMK yang putus secara formal dan legal. Setiap peraturan
sekolah sebesar 43,38%. Penyebab utama GDUL WLQJNDW ³3XVDW´ DWDX ³1DVLRQDO´ KLQJJD
kurangnya angka partisipasi murni (APM) tingkat desa atau kelurahan dimana dalam
dimana masih terdapat siswa yang putus setiap peraturan tersebut dilakukan opleh
sekolah dikarenakan faktor ekonomi atau aparat publik yang dibayar oleh uang publik
biaya pendidikan. LKPJ Walikota Kediri melalui pajak dan penerimaan Negara
(2008). lainnya, dan secara hukum formal
Salah satu sekolah yang me- bertanggung jawab kepada publik. Dalam
ngimplementasikan Perwali Nomor 27 Undang-Undang No. 10/2004 tentang
Tahun 2011 dan Perwali Nomor 19 tahun pembentukan Peraturan Perundang-
2012 tentang pedoman pelaksanaan undanagan pasal 7 mengatur jenis dan
penerimaan peserta didik jalur siswa miskin hierarki peraturan perundang-undangan
adalah SMA Negeri 7 Kediri. SMA Negeri sebagai berikut: Undang-Undang Dasar
7 Kediri merupakan salah satu sekolah Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
terfavorit di Kota Kediri dan banyak Undang-Undang/Peraturan Pemerintah
diminati oleh masyarakat di kota Kediri. Pengganti Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan
Tinjauan Pustaka Daerah.
a. Administrasi Publik 2) Kebijakan publik yang bersifat
Menurut Sondang Siagian (2008, h.2) messo atau menengah, atau penjelas
Administrasi didefinisikan sebagai kese- pelaksanaan. Kebijakan ini dapat berbentuk
luruhan proses kerja sama antara dua orang Peraturan Menteri, Surat Edaran Menteri,
manusia atau lebih yang didasarkan atas Peraturan Gubernur, Peraturan Bupati, dan
rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan Peraturan Wali Kota.
yang telah ditentukan sebelumnya. 3) Kebijakan Publik yang bersifat
Administrasi publik menurut mikro adalah kebijakan yang mengatur
Chandler dan Plano yang dikutip Keban pelaksanaan atau implementasi kebijakan di
(2008, h.3) proses dimana sumberdaya dan atasnya. Bentuk kebijakannya adalah
personel publik diorganisir dan peraturan yang dikeluarkan oleh aparat
dikoordinasikan untuk memformulasikan, publik di bawah menteri, gubernur, bupati,
mengimplementasikan dan mengelola dan wali kota.
keputusan-keputusan dalam kebijakan
publik. c. Implementasi Kebijakan
1. Pengertian Implementasi Kebijakan
b. Kebijakan Publik Implementasi Kebijakan menurut
Kebijakan publik diartikan sebagai Mazmanian dan Sabatier dalam Wahab
suatu pernyataan mengenai tujuan umum (2008, h.65), adalah:

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 5, Hal. 1000-1009 | 1002


³0emahami apa yang senyatanya terjadi 7) Tugas-tugas diperinci dan ditem-
sesudah suatu program dinyatakan berlaku patkan dalam urutan yang tepat.
atau dirumuskan. Fokus implementasi 8) Komunikasi dan koordinasi yang
kebijakan yakni kejadian-kejadian dan sem-purna.
kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah
9) Pihak-pihak yang memiliki wewe-
disahkannya pedoman-pedoman kebijakan
publik yang mencangkup baik usaha-usaha
nang kekuasaan dapat menuntut
untuk mengadministrasikannya maupun dan mendapatkan kepatuhan yang
untuk menimbulkan akibat atau dampak sempurna.
nyata pada masyarakat atau kejadian- b. Model implementasi kebijakan
NHMDGLDQ´ yang dikembangkan oleh Van Meter dan
2. Model-model Implementasi Kebija- Van Horn. Perbedaan-perbedaan dalam
kan publik. proses implementasi akan dipengaruhi oleh
Pada dasarnya ada beberapa model sifat kebijakan yang akan dilaksanakan.
implementasi kebijakan publik, di anta- Perubahan, control dan kepatuhan bertindak
ranya adalah (Wahab, 2008, h.71-108): merupakan konsep-konsep penting dalam
a. Model yang dikembangkan oleh prosedur-prosedur implementasi. Van
Hogwood dan Gunn. Model ini kerap Meter dan Van Horn membuat tipologi
GLVHEXW VHEDJDL ³the top down approach´ kebijakan menurut:
Menurut Hogwood dan Gun, untuk dapat 1) Jumlah masing-masing perubahan
mengimplementasikan kebijakan Negara yang akan dihasilkan
secara sempurna maka diperlukan beberapa 2) Jangkauan atau lingkup kesepa-
persyaratan tertentu. syarat-syarat itu adalah katan terhadap tujuan di antara
sebagai berikut: pihak-pihak yang terlibat dalam
1) Kondisi eksternal yang dihadapi proses implementasi.
oleh badan/instansi pelaksana tidak Dari implementasi kebijakan, ada
akan menimbulakan gangguan/ beberapa variabel-variabel yang harus
kendala yang serius. diperhatikan diantaranya adalah sebagai
2) Untuk pelaksanaan program terse- berikut:
dia waktu dan sumber-sumber yang a) Ukuran dan tujuan kebijakan.
cukup memadai. Ukuran dan tujuan-tujuan yang
3) Perpaduan sumber-sumber yang di- telah dibuat dan disepakati dalam
perlukan benar-benar tersedia. pelaksanaan kebijakan di lapangan.
4) Kebijakan yang akan diimplemen- b) Sumber-sumber kebijakan. Keterse-
tasikan didasari oleh suatu hubu- diaan sumber-sumber kebijakan
ngan kualitas yang handal. meliputi sumber daya manusia,
Kebijakan kadangkala tidak dapat sumber daya keuangan atau dana,
didimplementasikan secara efektif dan sumber daya waktu dalam
bukan karena telah diimplementa- pelaksanaan kebijakan.
sikan secara asal-asalan, melainkan c) Ciri-ciri atau sifat Badan/instansi
karena kebijakan tersebut didasari pela-ksana. Ciri atau sifat badan
oleh tingkat pemahaman yang tidak pelaksanan kebijakan merupakan
memadai mengenai persoalan yang pusat perhatian oleh masyarakat
akan ditangani. khususnya dalam pelaksanaan kebi-
5) Hubungan kausalitas bersifat lang- jakan.
sung dan hanya sedikit mata rantai d) Komunikasi antar organisasi terkait
peng-hubungnya. dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan.
6) Hubungan saling ketergantungan Hubungan yang terjalin antar orga-
harus kecil. nisasi pelaksanan kebijakan dalam
kegiatan pelaksanaan kebijakan.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 5, Hal. 1000-1009 | 1003


e) Sikap para pelaksana. Sikap para perhatian lebih kepada peran dari
pelaksanan dalam mengoperasio- kelompok-kelompok kepentingan yang
nalkan kebijakan di lapangan. bertindak sebagai pelaksana. dalam rangka
f) Lingkungan ekonomi, sosial dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan
politik. Lingkungan eksternal yang dalam kebijakan publik (Sunggono,1994,
h.140-143).
mempengaruhi pelaksanaan kebija-
Faktor-faktor keberhasilan imple-
kan. mentasi antara lain:
c. Model yang dikembangkan oleh a) Para pelaksana harus memusatkan
Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier,
yang disebut A Frame Work for
perhatian pada problematika bagai-
Implementation Analysis (kerangka analisis mana mencapai konstitensi tujuan-
implementasi). Analisis implementasi tujuan kebijakan yang ditetapkan.
kebijakan negara ialah mengidentifikasi Misalnya mereka harus berusaha
variabel-variabel yang mempengaruhi untuk mendapatkan dukungan dari
tercapainya tujuan-tujuan formal pada pihak-pihak yang diharapkan mene-
keseluruhan proses implementasi. Variabel rima manfaat dari kebijakan
yang dimaksud diklasifikasikan menjadi tersebut.
tiga kategori besar yang merupakan b) Para pelaksana tersebut harus
variabel bebas (independent variable), mampu mengubah sikap menentang
terdiri dari: dari pihak-pihak yang merasa
1) Mudah tidaknya masalah yang dirugikan dari adanya kebijakan
akan dikendalikan tersebut.
2) Kemampuan kebijakan menstruktur c) Daya tanggap. Lembaga-lembaga
proses implementasi publik harus tanggap terhadap
3) Variabel-variabel di luar undang- perkembangan dan kebutuhan dari
undang, terdiri dari kondisi sosio pihak-pihak yang membutuhkan.
ekonomi teknologi, dukungan pu- Menciptakan dan menjamin adanya
blik, sikap dan sumber-sumber daya tanggap yang memadai guna
yang dimiliki kelompok masyara- memungkinkan fleksibilitas, duku-
kat, dukungan dari badan-badan ngan dan umpan balik selama
atau lembaga-lembaga atasan yang proses implementasi suatu kebi-
berwenang. jakan publik.
Selain adanya variabel bebas juga
terdapat variabel tergantung. Tahap-tahap
d) Tetap mengusahakan kontrol yang
dalam proses implementasi (variabel memadai atas distribusi sumber
tergantung) terdiri dari: daya yang digunakan untuk
1) Output kebijakan badan-badan mencapai tujuan yang ditetapkan
pelaksana. dalam kebijakan publik.
2) Kepatuhan kelompok sasaran e) .HFDNDSDQ GDODP ³VHQL SROLWLN´
terhadap output-output kebijakan. Keluasan wawasan dan kejelian
3) Dampak nyata output-output politik dalam mempertimbangkan
kebijakan. berbagai kemungkinan tanggapan
4) Persepsi terhadap dampak output yang muncul dari para actor yang
kebijaksanaan. terlibat.
5) Perbaikan (revisi) mendasar dalam f) Pemahaman yang baik mengenai
undang-undang. lingkungan dimana para pelaksana
3. Faktor-faktor keberhasilan dan berusaha mewujudkan kebijakan
kegagalan implementasi. publik.
Dalam Implementasi kebijakan Penilaian terhadap kebijakan Negara
publik dirasa penting untuk memberikan seringkali menunjukkan bahwa kebijakan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 5, Hal. 1000-1009 | 1004


Negara tersebut tidak mencapai hasil yang keterampilan. Bentuk kebijakan pemerintah
diharapkan. Menurut Islamy (2009, h.117- dalam bidang pendidikan untuk
118) Factor-faktor yang menyebabkan tidak memberikan kesempatan pendidikan bagi
tercapainya tujuan kebijakan antara lain: siswa dari keluarga miskin adalah:
a) Keterbatasan ketersediaan sum- a) Peraturan Walikota Kediri Nomor
ber-sumber, meliputi biaya, tena- 27 tahun 2011 tentang Pedoman
ga, waktu, material dan seba- Pelaksanaan Penerimaan Peserta
gainya. didik pada TK, SD/SDLB,
b) Kesalahan dalam pengadministra- SMP/SMPLB, SMA/SMALB, dan
sian kebijakan-kebijakan Negara. SMK di Kota Kediri.
c) Problema-problema publik yang b) Peraturan walikota Kediri Nomor
timbul dari berbagai faktor. 19 Tahun 2012 tentang Perubahan
d) Masyarakat yang memberikan Atas Peraturan Walikota Kediri
respon atau melaksanakan kebija- Nomor 27 Tahun 2011 Tentang
kan dengan cara-caranya sendiri. Pedoman Pelaksanaan Penerimaan
e) Beberapa kebijakan Negara yang Peserta Didik Pada TK, SD/SDLB,
mempunyai tujuan yang bertenta- SMP/SMPLB, SMA/SMALB, dan
ngan satu sama lain. SMK di Kota Kediri.
f) Usaha-usaha untuk memecahkan
beberapa masalah tertentu yang Metode Penelitian
memakan biaya lebih besar dari Dalam penelitian ini, penulis
masalah itu sendiri. menggunakan jenis penelitian deskriptif
g) Banyaknya problema-problema dengan pendekatan kualitatif. Fokus
permasalan penelitian ini adalah:
publik yang tidak dapat dipe-
(1) Implementasi kebijakan penye-
cahkan secara tuntas. lenggaraan pendidikan bagi keluarga
h) Terjadinya perubahan sifat perma- miskin berdasarkan Perwali Nomor 27
salahan ketika kebijakan sedang tahun 2011 dan Perwali Nomor 19 tahun
dirumuskan atau dilaksanakan. 2012 tentang pedoman pelaksanaan
i) Adanya masalah-masalah baru penerimaan peserta didik jalur siswa miskin
yang lebih menarik dan dapat tahun ajaran 2012/2013 di SMA Negeri 7
mengalihkan perhatian orang dari Kediri.
masalah-masalah yang telah ada. (2) Faktor penghambat dan pendukung
yang mempengaruhi implementasi
d. Kebijakan Pendidikan bagi Kelu- kebijakan penyelenggaraan pendidikan bagi
arga Miskin keluarga miskin berdasarkan Perwali
Nomor 27 tahun 2011 dan Perwali Nomor
Salah satu rumusan mengenai tujuan 19 tahun 2012 tentang pedoman
pendidikan nasional dalam GBHN menurut pelaksanaan penerimaan peserta didik jalur
TAP MPR Nomor II/MPR/1983 adalah siswa miskin tahun ajaran 2012/2013 di
dalam rangka memperluas kesempatan SMA Negeri 7 Kediri.
untuk memperoleh pendidikan, perlu Lokasi penelitian adalah Kota Kediri
dilanjutkan usaha penyediaan fasilitas dan situs penelitian yakni Dinas Pendidikan
pendidikan untuk menampung anak-anak Kota Kediri dan SMA Negeri 7 Kediri.
usia sekolah. Usaha tersebut perlu Sumber data diperoleh dari data primer dan
menjangkau pula kelompok mayarakat data sekunder. Pengumpulan data dilakukan
yang karena kurang mampu, cacat, ataupun melalui observasi, wawancara dan
bertempat tinggal terpencil kurang dapat dokumentasi. Analisis data menggunakan
memanfaatkan fasilitas pendidikan yang analisis interaktif, dalam bukunya Miles
tersedia, agar mereka mendapat kesempatan dan Hubermann (1992, h.20) melalui 4
belajar dan kesempatan meningkatkan tahap yakni pengumpulan data, reduksi

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 5, Hal. 1000-1009 | 1005


data, penyajian data, dan penarikan Pemerintah Kota Kediri, Dinas Pendidikan
kesimpulan/verifikasi. Kota Kediri, SMA Negeri 7 Kediri serta
masyarakat Kota Kediri, sumber daya
Pembahasan financial atau anggaran dari APBD kota
Berdasarkan penelitian terkait Kediri dan sumber daya waktu yang telah
Implementasi Kebijakan Penyelenggaraan ditentukan. sumber-sumber kebijakan sudah
Pendidikan bagi Keluarga Miskin dipersiapkan dengan baik. Sehinngga
Berdasarkan Perwali Nomor 27 tahun 2011 implementasi kebijakan penyelenggaraan
tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan pendidikan dapat berjalan dengan baik.
Peserta Didik Baru dan Perwali Nomor 19 Ketiga, Ciri-ciri atau sifat Badan
Tahun 2012 tentang Perubahan atas instansi pelaksana kebijakan penye-
Peraturan Walikota Kediri Nomor 27 Tahun lenggaraan pendidikan bagi keluarga
2011 jalur siswa miskin tahun ajaran miskin di SMA Negeri 7 Kediri. Menurut
2012/2013 di SMA Negeri 7 Kediri. model pendapat Van Meter dan Van Horn dalam
implementasi Van Meter dan Van Horn (Wahab, 2008, h.79) Ciri atau sifat badan
dalam (Wahab, 2008, h.78-79) instansi pelaksana kebijakan. Ciri atau sifat
menyebutkan beberapa variabel yang harus badan pelaksanan dalam pelaksanan
diperhatikan. Pertama, Ukuran dan tujuan kebijakan penyelenggara pendidikan bagi
kebijakan. Tujuan dari implementasi keluarga miskin di SMA Negeri 7 Kediri
kebijakan penyelenggaraan pendidikan bagi dilaksanakan secara ketat, disiplin dan
keluarga miskin dalam pelaksanaan demokratis dikarenakan penerimaan peserta
penerimaan peserta didik baru jalur siswa didik baru jalur siswa miskin menggunakan
miskin di Kota Kediri adalah untuk sistem online dimana seluruh pihak dapat
memeratakan pendidikan bagi seluruh mengetahui secara langsung proses
masyarakat, memberikan kesempatan penerimaan peserta didik jalur siswa miskin
kepada masyarakat usia sekolah di Kota tersebut.
Kediri agar memperoleh layanan Keempat, komunikasi antar
pendidikan yang sama dan berkualitas. organisasi terkait dan kegiatan-kegiatan
SMA Negeri 7 Kediri menerima peserta pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan
didik baru tahun ajaran 2012-2013 pendidikan bagi keluarga miskin di SMA
sebanyak 60 siswa. Untuk memastikan Negeri 7 Kediri. Menurut pendapat Van
apakah tujuan dari penyelenggaraan Meter dan Van Horn dalam (Wahab, 2008,
pendidikan bagi keluarga miskin tersebut h.79), komunikasi antar organisasi terkait
benar-benar tepat sasaran, SMA Negeri 7 dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan
Kediri membentuk panitia khusus untuk merupakan hubungan yang terjalin antar
melakukan verifikasi langsung ke rumah organisasi pelaksana kebijakan dalam
siswa miskin dan diperoleh hasil bahwa kegiatan pelaksanaan kebijakan.
siswa miskin yang diterima sesuai dengan Komunikasi yang terjalin antar organisasi
kriteria siswa miskin yang tertuang dalam pelaksana berjalan dengan baik. Ditambah
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota dengan kemajuan teknologi yaitu media
Kediri Nomor: 423.5/2224/419.42/2011. telepon selular dan sistem online
Kedua, sumber-sumber kebijakan mempermudah komunikasi dalam
yang menangani kebijakan penye- penyampaian informasi kepada antar
lenggaraan pendidikan bagi keluarga anggota pelaksana kebijakan.
miskin di SMA Negeri 7 Kediri. Salah satu Implementasi kebijakan penye-
variabel dari implementasi kebijakan yang lenggaraan pendidikan bagi keluarga
dikemukakan oleh Van Meter dan Van miskin dalam pelaksanaan penerimaan
Horn dalam (Wahab, 2008, h.78-79) yaitu peserta didik jalur siswa miskin tahun
sumber-sumber kebijakan.Untuk dapat ajaran 2012/2013 di SMA Negeri 7 Kediri
mengimplementasikan kebijakan, perlu terdapat faktor pendukung dan faktor
didukung oleh sumber-sumber kebijakan. penghambat. Faktor pendukung terdiri dari
Sumber-sumber kebijakan tersebut terdiri faktor pendukung internal dan faktor
dari sumber daya manusia (SDM) yaitu dari pendukung eksternal. Faktor pendukung

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 5, Hal. 1000-1009 | 1006


internal yang pertama yaitu sumber daya dikeluarkannya kebijakan tersebut.
manusia yang mumpuni. menurut pendapat Dikarenakan tujuan kebijakan adalah
Hogwood dan Gunn dalam (Wahab, 2008, bersifat positif untuk memeratakan
h.73) untuk dapat mengimplementasikan pendidikan bagi seluruh masyarakat kota
kebijakan secara sempurna maka salah satu Kediri khusunya untuk masyarakat
syarat yang diperlukan yaitu perpaduan golongan miskin agar memperoleh hak
sumber-sumber yang diperlukan benar- pendidikan yang sama.
benar tersedia. Pelaksanaan kebijakan Faktor pendukung ekstrenal terdiri
penyelenggaraan pendidikan bagi keluarga dari yang pertama kesadaran masyarakat
miskin di SMA Negeri 7 Kediri, sumber untuk tidak menyerobot jalur siswa miskin.
daya manusia sebagai pelaksana kebijakan masyarakat kota Kediri patuh terhadap
yaitu panitia penerimaan peserta didik yang kebijakan yang dikeluarkan oleh
masing-masing panitia memiliki kete- Pemerintah kota Kediri. Menurut pendapat
rampilan dan kemampuan yang diperlukan Mazmanian dan Sabatier dalam (Wahab,
untuk melaksanakan pekerjaannya. 2008, h.105) bahwa salah satu variabel
Kedua, penerapan sistem online. dalam proses implementasi adalah
Penerapan sistem online dalam pelaksanaan kepatuhan kelompok sasaran terhadap
penerimaan peserta didik jalur siswa miskin output-output kebijakan. Hal ini ditun-
di SMA Negeri 7 Kediri sangat mendukung jukkan dengan dibentuknya panitia khusus
dalam keberhasilan implementasi kebijakan untuk jalur siswa miskin dan didapatkan
penyelenggaraan bagi keluarga miskin. hasil bahwa seluruh siswa miskin yang
Salah satu variabel bebas implementasi diterima benar-benar sesuai dengan kriteria
kebijakan yang dikemukakan oleh dari jalur siswa miskin.
Mazmanian dan Sabatier dalam (Wahab, Kedua, sosialisasi yang dibantu oleh
2008, h.93-95) adalah kondisi sosio, media massa dan kemudahan akses internet.
ekonomi dan teknologi. Dengan sistem Salah satu variabel bebas implementasi
online proses penerimaan peserta didik kebijakan yang dikemukakan oleh
jalur siswa miskin lebih sistematis dan Mazmanian dan Sabatier dalam (Wahab,
terbuka. 2008, h.92) adalah akses formal pihak-
Ketiga, tersedianya dana dari pihak luar. Sosialisasi implementasi
pemerintah kota Kediri dalam penye- kebijakan penyelenggaraan pendidikan bagi
lenggaraan pendidikan bagi keluarga keluarga miskin dibantu oleh media massa
miskin di SMA Negeri 7 Kediri. Bantuan yaitu internet, radio, Koran sehingga
dari pemerintah tersebut berasal dari APBD memudahkan masyarakat untuk mengetahui
kota Kediri. Menurut pendapat Mazmanian informasi penerimaan peserta didik
dan Sabatier dalam (Wahab, 2008, h.88-89) khusunya jalur siswa miskin.
salah satu variabel yang mempengaruhi Ketiga, Kondisi Lingkungan Sosial,
tercapainya tujuan implementasi kebijakan politik, dan Ekonomi yang mempengaruhi
adalah Ketepatan alokasi sumber-sumber kebijakan penyelenggaraan pendidikan bagi
dana. Hal ini menunjukkan bahwa dalam keluarga miskin di SMA Negeri 7 Kediri.
implementasi kebijakan sudah tersedia Van Meter dan Van Horn dalam (Wahab,
sumber daya finansial sehingga pelak- 2008, h.79) variabel implementasi
sanaan kebijakan penyelenggaran pendi- kebijakan yang terakhir adalah Lingkungan
dikan dapat berjalan dengan baik. ekonomi, sosial dan politik. Tidak ada
Keempat, Sikap para pelaksana pengaruh negatif dari kondisi eksternal
kebijakan penyelenggaraan pendidikan bagi dalam implementasi kebijakan tersebut,
keluarga miskin di SMA Negeri 7 Kediri. sehingga implementasi kebijakan dapat
Menurut pendapat Van Meter dan Van berjalan dengan lancar.
Horn dalam (Wahab, 2008, h.79) sikap para Implementasi kebijakan penye-
pelaksana yang dimaksud adalah lenggaraan pendidikan bagi keluarga
bagaimana sikap para pelaksana dalam miskin di SMA Negeri 7 Kediri tidak
mengoperasionalkan kebijakan di lapangan. terlepas dari faktor penghambat yang
Para pelaksana mendukung dengan mempengaruhinya. Adapun faktor

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 5, Hal. 1000-1009 | 1007


penghambat terdiri dari faktor penghambat variabel dalam implemetasi kebijakan
internal dan eksternal. Faktor penghambat adalah sikap para pelaksana dalam
internal yang pertama adalah Keterbatasan mengoperasionalkan kebijakan. Sikap para
jumlah Sumber daya Manusia (SDM). pelaksana dalam mengoperasionalkan
Menurut Islamy (2009, h.117-118) bahwa kebijakan kurang terkoordinasi dengan
salah satu faktor yang menyebabkan tidak baik. Pelaksanaan penerimaan peserta didik
tercapainya tujuan kebijakan adalah baru jalur siswa miskin dilaksanakan di
keterbatasan ketersediaan sumber-sumber. masing-masing sekolah, sehingga
Panitia yang bertugas sebagai operator dikhawatirkan rawan dalam hal ferivikasi
entry data siswa pendaftar hantya berjumlah peserta didik jalur siswa miskin.
4 orang. Tidaklah cukup dengan jumlah Implementasi kebijakan penye-
pelaksana yang memadai untuk lenggaraan pendidikan bagi keluarga
melaksanakan kebijakan, para pelaksana miskin berdasarkan Perwali Nomor 27
harus memiliki keterampilan-keterampilan Tahun 2011 dan Perwali Nomor 19 Tahun
atau kemampuan personil yang diperlukan 2012 tentang pedoman pelaksanaan
untuk melaksanakan kebijakan. penerimaan peserta didik tahun ajaran
Kedua, belum ada kriteria standart nilai 2012/2013 di SMA Negeri 7 Kediri sudah
minimum untuk penerimaan jalur siswa dapat dikatakan berjalan dengan baik.
miskin. Menurut pendapat Van Meter dan Walaupun terdapat faktor penghambat
Van Horn dalam (Wahab, 2008, h.79) salah namun hal tersebut tidak menyebabkan
satu variabel implementasi kebijakan pelaksanaan penerimaan peserta didik jalur
adalah ukuran dan tujuan kebijakan. siswa miskin tidak berjalan.
Penerimaan peserta didik jalur siswa miskin
di SMA Negeri 7 Kediri dan Sekolah Kesimpulan
lainnya di Kota Kediri belum menggunakan Implementasi kebijakan penye-
standart nilai minimum, tetapi lenggaraan pendidikan bagi keluarga
menggunakan syarat atau kriteria yang miskin berdasarkan Perwali Nomor 27
ditetapkan dalam Keputusan Kepala dinas Tahun 2011 dan Perwali Nomor 19 Tahun
Pendidikan Kota Kediri. Peserta jalur siswa 2012 tentang pedoman pelaksanaan
miskin dapat diterima walaupun dengan penerimaan peserta didik tahun ajaran
nilai yang sangat rendah. Hal ini 2012/2013 di SMA Negeri 7 Kediri sudah
menngakibatkan terdapat beberapa siswa dapat dikatakan berjalan dengan baik. Hal
jalur siswa miskin tidak bisa mengikuti ini ditunjukkan dengan adanya ukuran dan
pelajaran yang diberikan sekolah. tujuan kebijakan penyelenggaraan
Ketiga, pengalokasian dana yang pendidikan bagi keluarga miskin yang
tidak tepat waktu. Menurut pendapat tercapai. Ketersediaan sumber-sumber
Mazmanian dan Sabatier dalam (Wahab, kebijakan penyelenggaraan pendidikan bagi
2008, h.92) salah satu variabel dalam keluarga miskin, ciri-ciri atau sifat badan
implemetasi kebijakan adalah Ketepatan instansi pelaksana kebijakan penyeleng-
alokasi sumber-sumber dana. Dana garaan pendidikan bagi keluarga miskin
merupakan salah satu factor penentu dalam secara disiplin, ketat dan demokratis,
program pelayanan masyarakat apapun. komunikasi antar organisasi terkait dan
Walaupun pengalokasian dana mengalami kegiatan-kegiatan pelaksanaan kebijakan
hambatan, namun implementasi kebijakan penyelenggaraan pendidikan bagi keluarga
penyelenggaraan pendidikan bagi keluarga miskin yang berjalan dengan baik.
miskin di SMA Negeri 7 Kediri tetap Implementasi kebijakan penyelenggaraan
berjalan. Faktor eksternal yang meng- pendidikan bagi keluarga miskin
hambat pelaksanaan penerimaan peserta memberikan hasil sesuai dengan tujuan
didik baru jalur siswa miskin di SMA kebijakan yaitu untuk memberikan
Negeri 7 Kediri adalah pendaftaran siswa pelayanan pendidikan yang merata dan
miskin yang kurang terorganisir dengan berkualitas khususnya bagi siswa dari
baik. Menurut pendapat Van Meter dan Van keluarga kurang mampu atau miskin.
Horn dalam (Wahab, 2008, h.79) salah satu Sebanyak 60 siswa miskin diterima di SMA

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 5, Hal. 1000-1009 | 1008


Negeri 7 Kediri. Berdasarkan data pokok implementasi kebijakan penyelenggaraan
pendidikan kota Kediri tahun 2012 Angka pendidikan bagi keluarga miskin di SMA
Partisipasi Murni (APM) jenjang SMP/MTs Negeri 7 Kediri. Selain faktor pendukung
dan SMA/SMK/MA meningkat. Khusunya juga terdapat faktor penghambat. Faktor
untuk jenjang SMA/SMK/MA tidak ada penghambat internal yaitu sumber daya
laporan mengenai siswa putus sekolah manusia (SDM). Sumber daya manusia
dikarenakan faktor ekonomi atau biaya yang dimiliki oleh SMA Negeri 7 kediri
pendidikan. masih sedikit yang memahami teknologi.
Implementasi kebijakan penye- Selain SDM kendala internal yang dialami
lenggaraan pendidikan bagi keluarga SMA Negeri 7 Kediri adalah belum ada
miskin berdasarkan Perwali Nomor 27 kriteria standart nilai minimum untuk
tahun 2011 dan Perwali Nomor 19 tahun penerimaan peserta jalur siswa miskin
2012 tentang pedoman pelaksanaan menimbulkan masalah baru bagi SMA
penerimaan peserta didik jalur siswa miskin Negeri 7 Kediri dimana salah satu siswa
tahun ajaran 2012/2013 di SMA Negeri 7 jalur siswa miskin keluar dikarenakan tidak
Kediri terdapat faktor pendukung dan faktor bisa mengikuti pelajaran yang diberikan.
penghambat. Faktor pendukung internal Kendala internal yang terakhir adalah
yaitu sumber daya manusia yang mumpuni, pengalokasian dana yang tidak tepat waktu
penerapan sistem online, tersedianya dana atau terlambat. Sedangkan kendala
dari pemerintah kota Kediri serta sikap para eksternal yaitu pendaftaran penerimaan
pelaksanan kebijakan yang mendukung peserta didik jalur siswa miskin yang
kebijakan penyelenggaraan pendidikan bagi kurang terkoordianasi dengan baik.
keluarga miskin. Faktor pendukung Pendaftaran penerimaan peserta ddidik baru
eksternal yaitu kesadaran masyarakat untuk jalur siswa miskin kurang terkoordianasi
tidak memanfaatkan jalur siswa miskin, dengan baik dikarenakan pendaftaran
sosialisasi penerimaan peserta didik yang dilakukan di masing-masing sekolah,
dibantu media massa dan kemudahan akses sehingga dikhawatirkan rawan dalam hal
internet serta kondisi lingkungan sosial, verifikasi data siswa miskin.
politik dan ekonomi yang mendukung

Daftar pustaka
Amiludin, La Ode. (2007) Evaluasi Output Kebijakan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Pada
Sekolah Dasar di Kabupaten Buton. Vol. II, pp. 45. [Internet]. Available
from:<http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=58933&idc=28>
[accessed 6 November 2012]
Dinas Pendidikan Kota Kediri (2012) Data Pokok Pendidikan Kota Kediri 2012.
Islamy, Irfan. (2009) Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta, Bumi Aksara.
Keban, Yeremias T. (2008) Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik: Konsep, Teori dan Isu.
Yogyakarta, Gaya Media.
Dinas Pendidikan Kota Kediri (2008) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Kediri 2008.
Miles, M.B & Huberman, A.M. (1992) Analisis Data Kualitatif: Penerjemah Tjetjep Rohendi R, .
Universitas Indonesia Press.
Nugroho, Riant. (2011) Public Policy: Dinamika Kebijakan-Analisis Kebijakan-Manajemen
Kebijakan. Jakarta, PT Gramedia.
Siagian, Sondang. (2008) Filsafat Administrasi. Jakarta, PT Bumi Aksara.
Soyomukti, Nurani. (2008) Metode Pendidikan Marxis Sosialis. Jogjakarta.
Sunggono, Bambang. (1994) Hukum dan Kebijaksanaan Publik. Jakarta, Sinar Grafika.
Wahab, Solichin Abdul. (2008) Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang, UMM Press.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 5, Hal. 1000-1009 | 1009

You might also like