You are on page 1of 11

MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol III. No.2, Maret 2019, hlm. 107 - 116


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

ANALISIS PROFIL GURU MATEMATIKA DALAM MEMBANGUN


KONSEP DIRI SISWA

1) Yuliyanti,Widodo Winarso2),Muhamad Ali Misri3)


1,2,3
IAIN Syekh Nurjati - Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon 4513
e-mail:1)yuliyanticipwet@gmail.com,

Abstract
This study aims to analyze the profile of SMPN 1 Lemahabang mathematics teacher
implicating or not in developing self-concept of students and how much influence the
profile of SMPN 1 Lemahabang teacher in developing self-concept of students. This
research is a quantitative study using the One ShotCase Study design, the sampling
technique used was purposive sampling and a sample of 5 mathematics teachers and 178
students of Lemahabang Middle School was selected. The research method used is the
teacher performance appraisal (PKG) and questionnaire/questionnaire. The results of this
study indicate that: (1) the profile of mathematics teachers according to the results of
teacher performance evaluations has an average value of 85.43% which falls into the
good category. Strengthened by the mathematics teacher's profile according to student
perceptions of an average score of 73.86% which is included in the medium category (2)
students' self-concept has an average value of 65.23% which is included in the medium
category (3) based on Data analysis shows that the mathematics teacher's profile has
implications in building students' self-concepts. This can be seen from the price of t count
= -0.836 with a significance value of -0.836 <0.05, so Ho is rejected and Ha is accepted,
which means that there are implications for the teacher's profile in developing students'
self-concept.
Keywords: MathematicsTeacherProfile, Teacher Performance, Self-Concept

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profil guru matematika SMPN 1 Lemahabang
berimplikasi atau tidak dalam membangun konsep diri siswa dan seberapa besar pengaruh
profil guru matematika SMPN 1 Lemahabnag dalam membangun konsep diri siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain One ShotCase Study,
teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dipilih sampel 5 orang
guru matematika dan 178 siswa SMPN 1 Lemahabang. Metode penelitian yang
digunakan adalah lembar hasil penilaian kinerja guru (PKG) dan angket/kuesioner. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bawa: (1) profil guru matematika menurut hasil penilaian
kinerja guru memiliki nilai rata-rata sebesar 85,43% yang termasuk ke dalam kategori
baik. Diperkuat dengan profil guru matematika menurut persepsi siswa memiliki nilai
rata-rata sebesar 73,86% yang termasuk ke dalam kategori sedang (2) konsep diri siswa
memiliki nilai rata-rata sebesar 65,23% yang termasuk ke dalam kategori sedang (3)
berdasarkan analisis data diketahui bahwa profil guru matematika berimplikasi dalam
membangun konsep diri siswa. Hal ini terlihat dari harga t hitung = -0,836 dengan nilai
signifikansi -0,836 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada implikasi
profil guru dalam membangun konsep diri siswa.
Kata Kunci: Profil guru matematika, Kinerja Guru, Konsep Diri

107
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol III. No.2, Maret 2019, hlm. 107 - 116


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

Menurut Undang-undang No.20 menempati peringkat10 dari 14 negara,


(2003) tentang sistem pendidikan nasional, sedangkan untuk kualitas para guru,
pendidikan adalah usaha sadar dan kualitasnya berada pada level 14 dari 14
terencana untuk mewujudkan suasana negara berkembang. Salah satu faktor
belajar dan proses pembelajaran agar rendahnya kualitas pendidikan di
peserta didik secara efektif Indonesia adalah karena lemahnya para
mengembangkan potensi dirinya untuk guru dalam menggali potensi anak (2010).
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
Pemerintah dan kalangan lembaga
pengendalian diri, kepribadian,
pendidikan harus lebih fokus kepada
kecerdasan, akhlak mulia, serta
kualitas pendidikan yang saat ini dinilai
keterampilan yang diperlukan dirinya,
masih jalan di tempat. Hal ini ditunjukkan
masyarakat, bangsa, dan negara. Senada
dengan hasil Study PISA (Program for
dengan pendapat Gunawan (2012)
International StudentAssessment) tahun
Pendidikan sebagai sebuah kegiatan proses
2015 yang menunjukkan Indonesia baru
aktivitas yang disengaja merupakan gejala
bisa menduduki peringkat 69 dari 76
masyarakat ketika sudah mulai disadari
negara. Sementara itu dari hasil Study
pentingnya upaya untuk membentuk,
TIMSS (Trends in International
mengarahkan, dan mengatur manusia
Mathematics and Science Study)
sebagaimana di cita – citakan masyarakat.
menunjukkan siswa Indonesia berada pada
Namun ironinya, tujuan pendidikan ranking 36 dari 49 negara dalam hal
di Indonesia masih menemukan berbagai melakukan prosedur ilmiah. Kemampuan
kendala yang menghambat tercapainya matematika siswa Indonesia masih
tujuan pendidikan seperti yang memprihatinkan dengan peringkat ke-63
diamanatkan dalam Undang-undang No.20 dari 70 negara, kalah jauh dibandingkan
(2003) tentang sistem pendidikan nasional. dengan Vietnam yang ada di peringkat ke-
Rendahnya mutu sumber daya manusia 12 dan Singapura di peringkat pertama.
menjadi penyebab dari hal itu, kualitas Survei Programme for International
pendidikan di Negara berkembang di Asia Student Assessment (PISA) yang dilakukan
Pasific, Indonesia menempati peringkat 10 kepada siswa usia 15 tahun pada 2015,
dari 14 negara berkembang. Salah satu seharusnya bisa menjadi bahan evaluasi
faktor rendahnya kualitas pendidikan di dalam mengejar ketertinggalan di bidang
Indonesia adalah karena lemahnya para matematika, sebab matematika bukan
guru dalam menggali potensi anak. Para hanya bidang ilmu tetapi Jung bahasa
pendidik sering kali memaksa pengikat di antara ilmu-ilmu yang
kehendaknya tanpa pernah memperhatikan dipelajari, karena semua ilmu
kebutuhan minat dan bakat yang dimiliki membutuhkan matematika, bahkan di
siswanya. Tetapi pendidikan di Indonesia bidang seni.
semakin hari kualitasnya semakin rendah.
Salah satu komponen penting
Berdasarkan Survey United Nation
pendidikan adalah guru, berdasarkan
Educational, Scientificand Cultural
Undang-undang No.14 (2005) tentang
Organisation (UNESCO), terhadap
guru dan dosen dinyatakan bahwa guru
kualitas pendidikan di negara-negara
adalah pendidik profesional dengan tugas
berkembang di Asia Pasific, Indonesia

108
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol III. No.2, Maret 2019, hlm. 107 - 116


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

utama mendidik, mengajar, membimbing, guru dan siswa atas hubungan timbal balik
mengarahkan, melatih, menilai dan yang berlangsung dalam situasi edukatif
mengevaluasi peserta didik. Definisi untuk mencapai tujuan tertentu, di mana
tersebut menuntut agar guru memiliki dalam proses tersebut terkandung multi
kualifikasi akademik, kompetensi dan peran dari guru.
sertifikat pendidik. Untuk menghasilkan
MenurutDirektorat Tenaga
kualifikasi akademik yang baik diperlukan
Kependidikan Nasional (2008) peranan
sejumlah kompetensi yang meliputi
guru meliputi banyak hal, yaitu guru dapat
kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial,
berperan sebagai pengajar, pemimpin
dan profesionalisme.Kompetensi-
kelas, pembimbing, pengatur lingkungan
kompetensi tersebut diperlukan oleh
belajar, perencana pembelajaran,
seorang guru untuk dapat meraih sertifikat
supervisor, motivator, dan sebagai
pendidik sebagai bukti
evaluator. Peranan guru berkaitan dengan
keprofesionalannya. Kinerja guru
kompetensi guru, meliputi: Guru
mempunyai spesifikasi/kriteria tertentu,
melakukan diagnosa terhadap perilaku
kinerja guru dapat dilihat dan diukur
awal siswa, guru sebagai pembuat RPP,
berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi
guru sebagai pelaksana administrasi
yang harus dimiliki oleh setiap guru.
sekolah, guru sebagai komunikator, guru
Berdasarkan Undang-undang No.16 (2007)
mampu mengembangkan keterampilan
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
siswa, guru dapat mengembangkan potensi
Kompetensi Guru, dijelaskan bahwa
anak.
Standar Kompetensi Guru dikembangkan
secara utuh dari 4 kompetensi utama, MenurutDirektorat Tenaga
yaitu: kompetensi pedagogi, kepribadian, Kependidikan Nasional (2008)
sosial, dan profesi. Keempat kompetensi berdasarkan uraian tentang kompetensi dan
tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. peranan guru, tentu dapat diidentifikasi
kinerja ideal seorang guru dalam
Menurut Direktorat Tenaga
melaksanakan peran dan tugasnya. Kinerja
Kependidikan Nasional (2008) guru
adalah performance atau unjuk kerja.
memiliki beberapa peran penting dalam
Kinerja dapat pula diartikan prestasi kerja
dunia pendidikan, peran guru memang
atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk
sangatlah banyak dan sarat dengan
kerja. Kinerja adalah performanc
tanggung jawab. Peran guru yang
eisoutputderives kromprocesses, human
dimaksud adalah berkaitan dengan peran
otherwise, artinya kinerja adalah hasil dari
guru dalam proses pembelajaran. Guru
suatu proses yang dilakukan manusia. Di
merupakan faktor penentu yang sangat
sisi lain ukuran kinerja menurutDirektorat
dominan dalam pendidikan pada
Tenaga KependidikanNasional (2008)
umumnya, karena profil seorang guru
dapat dilihat dari empat hal, yaitu: 1.
memegang peranan dalam proses
(Qualityof Works) kualitas hasil kerja 2.
pembelajaran, di mana proses
(Promptness) ketepatan waktu
pembelajaran merupakan inti dari proses
menyelesaikan pekerjaan 3. (Initiative)
pendidikan secara keseluruhan. Proses
prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan
pembelajaran merupakan suatu proses
4. (Capability) kemampuan menyelesaikan
yang mengandung serangkaian perbuatan

109
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol III. No.2, Maret 2019, hlm. 107 - 116


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

pekerjaan 5. (Comunication) kemampuan sekolah, mulai dari tingkat sekolah dasar


membina kerjasama dengan pihak lain. hingga tingkat sekolah menengah. Hal
Standar kinerja perlu dirumuskan untuk tersebut dapat dimengerti mengingat
dijadikan acuan dalam mengadakan pentingnya peranan matematika dalam
penilaian, yaitu membandingkan apa yang kehidupan, baik dalam menyelesaikan
dicapai dengan apa yang diharapkan. permasalahan yang berhubungan dengan
Standar kinerja dapat dijadikan patokan perhitungan maupun dalam menunjang
dalam mengadakan pertanggungjawaban perkembangan cabang-cabang ilmu
terhadap apa yang telah dilaksanakan. lain.Menurut Haryanto (2016)
pembelajaran matematika sekolah
Menurut Ismail (2017) guru dalam
merupakan suatu kegiatan manusia yang
proses pembelajaran di kelas dipandang
mencerminkan hasil karya matematikawan
dapat memainkan peran penting terutama
yakni mencari tahu mengapa dan
dalam membantu peserta didik untuk
bagaimana suatu teknik atau trik tertentu
membangun sikap positif dalam belajar,
dapat bekerja, menemukan teknik baru,
membangkitkan rasa ingin tahu,
membenarkan pernyataan, dan lain
mendorong kemandirian dan ketepatan
sebagainya. Pembelajaran matematika juga
logika intelektual, serta menciptakan
harus mencerminkan bagaimana pengguna
kondisi-kondisi untuk sukses dalam
matematika menyelidiki masalah,
belajar. Menurut Haryanto
menemukan variabel, memutuskan cara
(2016)pencapaian keberhasilan siswa yang
untuk mengukur dan menghubungkan
diajar oleh guru yang memiliki
variabel-variabel, melakukan perhitungan,
kemampuan baik sangat berbeda
membuat prediksi, dan memverifikasi
dibandingkan dengan guru yang memiliki
kebenaran dari prediksi tersebut.
kemampuan rendah. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hammond di Carolina Namun pada kenyataannya,
Utara menunjukkan bahwa guru yang pelajaran matematika adalah momok
memiliki kemampuan rendah dapat menakutkan bagi sebagian siswa, adapun
mempengaruhi rendahnya pencapaian terkait nilai Ujian Nasional pada tahun
keberhasilan belajar siswa dibandingkan 2016. Nilai Mata Pelajaran Matematika
dengan guru yang memiliki kemampuan mengalami penurunan terbesar pada
baik. Proses pembelajaran yang dilakukan pelaksanaan Ujian Nasional (UN)
oleh guru dan siswa di dalam kelas salah SMP/sederajat pada 2016. Perubahannya
satunya adalah proses pembelajaran dari 56, 28 pada 2015 menjadi 50, 24 di
matematika, sebelum kita membahas 2016. Yang terkoreksi paling besar adalah
mengenai pembelajaran matematika, Matematika dengan penurunan sebesar 6,
alangkah baiknya jika kita mengetahui 04 poin (Kemendikbud, 2016).Melalui
terlebih dahulu mengenai matematika itu pembelajaran matematika diharapkan guru
sendiri. mampu membangun konsep diri siswa,
menurut Atikah (2016)Konsep diri
Menurut Badan Standar Nasional
merupakan penentu sikap individu dalam
Pendidikan (2006) Matematika merupakan
bertingkah laku, artinya apabila individu
salah satu mata pelajaran yang perlu
berpikir cenderung akan berhasil maka hal
diberikan kepada semua peserta didik di
ini merupakan kekuatan atau dorongan

110
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol III. No.2, Maret 2019, hlm. 107 - 116


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

yang akan membuat individu menuju Februari 2018 di sekolah yang akan
kesuksesan. Sebaliknya jika individu dijadikan tempat penelitian yaitu di SMPN
berpikir akan gagal, maka ini sama saja 1 Lemahabang, serta melalui pengalaman
mempersiapkan kegagalan bagi dirinya. pribadi peneliti yang pernah menjadi
Kemandirian itulah proses belajar alumni di sekolah tersebut. Peneliti
mengajar bagi orang dewasa lebihdi titik menemukan hal yang menarik dari
beratkan pada upaya menggali pengalaman keadaan sekolah tersebut, di mana sekolah
dan mengadakanaktivitas berdasarkan tersebut telah banyak menyabet prestasi-
pengalaman. Menurut (Syahril, prestasi, baik itu prestasi di bidang
2017)konsep diri adalah bagaimana kita akademik, seperti mata pelajaran
berpikir dan mengevaluasi diri kita seperti Matematika maupun di bidang non
apa yang meliputi fisik, moral, personal, akademik. Padahal ada guru yang
keluarga, dan dimensi situasi sosial. dikatakan belum memiliki profil guru
Konsep diri juga dipengaruhi oleh identitas ideal, namun kelas yang diajar oleh guru
diri. Konsep diri dikatakan sebagai yang memiliki profil guru ideal, hampir
pandangan sikap seseorangterhadap seluruh siswa di kelas tersebut telah
dirinya sendiri. Konsep diri seseorang erat memiliki konsep diri yang baik dan lebih
hubungannyadengan gambaran dirinya, unggul dibandingkan dengan kelas yang
citra dirinya, penerimaan dan harga diajar oleh guru yang tidak memiliki profil
dirinya,penilaian dan karya dirinya. guru ideal.
Menurut Rianingsih (2013) konsep Dugaan peneliti konsep diri siswa
diri sebagaipandangan dan perasaan yang terbentuk dipengaruhi oleh profil
mengenai diri sendiri. Persepsi mengenai seorang guru. Salah satu contohnya konsep
dirisendiri dapat bersifat psikis, sosial, dan diri siswa yang negatif terhadap mata
fisik. Konsep diri dapatberkembang pelajaran matematika dikarenakan sang
menjadi konsep diri positif dan guru yang memiliki profil tidak
negatif.Konsep diri adalah bahwa makhluk menyenangkan pada saat mengajar di kelas
hidup yang bergantung pada orang lain, tersebut. Argumen peneliti diperkuat
setelah menjadidewasa semakin sadar atas dengan melakukan wawancara dengan
kemampuannya mengambil sikap guru, WAKASEK Kurikulum serta
sendiri.Kemudian dari pengalaman beberapa siswa, yang mana dari hasil
menunjukkan bahwa sudah wawancara tersebut dapat disimpulkan
mampumengembangkan dirinya. Bila bahwa profil seorang guru mempengaruhi
keadaan ini terjadi pada seseorang, konsep diri siswa.
makadapat dikatakan bahwa orang itu
Berdasarkan pemaparan latar
telah memasuki alam dewasa.
belakang di atas, terlihat bahwa guru di
Jenjangkedewasaan telah terjadi perubahan
SMPN 1 Lemahabang memiliki profil guru
kejiwaan, dari sikap yang
ideal mampu membangun konsep diri
tadinyatergantung pada orang lain menjadi
positif pada siswa. Hal ini membuat
sikap yang lebih mandiri.
penulis tertarik untuk melakukan analisis
Melalui observasi yang telah profil guru matematika dalam membangun
peneliti lakukan pada hari Senin 12 konsep diri siswa.

111
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol III. No.2, Maret 2019, hlm. 107 - 116


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

METODE bisa lebih representatif. Sampel yang


digunakan dalam penelitian ini ialah
Metode penelitian yang digunakan
sampel guru matematika yang berjumlah 5
adalah metode penelitian kuantitatif
orang dansampel siswa yang berjumlah
dengan penelitian bersifat survei dan
178 siswa.
bersifat korelasional, desain penelitian
yang digunakan oleh penelitian adalah One Pada penelitian ini instrumen yang
ShotCase Study. Menurut Sugiyono digunakan ialah observasi lembar PKG
(2016)penelitianOne-ShotCase dan angket.Terdapat beberapa
Studyadalah penelitian yang dilakukan angketdigunakan diantaranya: 1) angket
pada satu waktu terhadap satu persepsi siswa terhadap profil guru
kelompok.Paradigma dalam penelitian matematika, bertujuan untuk mengetahui
model ini dapat digambarkan sebagai bagaimana profil guru matematika, 2)
berikut: angket konsep diri siswa, bertujuan untuk
memperoleh data konsep diri siswa.
Sebelum data dianalisa, maka
Keterangan :
dilakukan uji normalitas dan uji
X = Treatment yang diberikan homogenitas. Setelah itu datadiuji
(variabel independen) (guru matematika) menggunakan uji-t yang merupakan dasar
dari pengambilan keputusan. Jika t hitung
0 = Observasi variabel dependen
˃ t tabel, maka H0 ditolak. Namun jika t
(konsep diri siswa)
X 0 hitung ˂ t tabel , maka H0 diterima.
= Implikasi variabel X terhadap
variabel Y
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Nasehuddien& Manfaat
(2015) populasi dapat dibagi menjadi dua Pada penelitian ini, peneliti
tingkatan (level) populasi, yaitu populasi memperoleh data hasil rekapitulasi
target dan populasi terjangkau (target presentasi skor dari setiap
andexperimentallyaccesibelPopulation). dimensipenilaian kinerja guru berdasarkan
Berdasarkan pengertian di atas, maka penilaian kinerja guru (PKG) sebagai
populasi dalam penelitian ini: Populasi berikut:
target pada penelitian ini adalah guru dan Tabel 1
siswa SMPN 1 Lemahabang Kecamatan Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru
Lemahabang Kabupaten Cirebon Tahun
Pelajaran 2018.Populasi terjangkau yang No Dimensi Rata-rata Prosentase
diambil yaitu 178 siswa, serta guru Kompetensi
1 80,85%
Pedagogi
matematika. Kompetensi
2 91,92%
Kepribadian
Sampel dalam penelitian ini
3 Kompetensi sosial 88,10%
ditentukan dengan menggunakan teknik Kompetensi
purposive sampling.adalah teknik 4 80,85%
Profesional
penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu agar data yang diperoleh nantinya

112
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol III. No.2, Maret 2019, hlm. 107 - 116


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

oleh tim ahli yaitu Bapak Widodo


Winarso, M. Pd. I danBapak Dr. Muhamad
Ali Misri M. Si.
Hasil rekapitulasi presentasi skor dari
setiap dimensi profil guru matematika pun
91,92% diperkuat dengan hasil rekapitulasi
88,10%
presentasi skornya berdasarkan persepsi
80,85% 80,85%
siswa, menurut Winarso (2016) persepsi
masing-masing siswa tentang guru
tidaklah selalu sama. Hal ini dikarenakan
KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI
PEDAGOGIK KEPRIBADIAN SOSIAL PROFESIONAL
karakter, cara berfikir, latar belakang
keluarga, dan pengalam-pengalaman masa
Gambar 1 siswa yang berbeda-beda, Hasil
Rekapitulasi Prosentase Skor dari Setiap rekapitulasi presentasi skor dari setiap
Dimensi Profil Guru Matematika dimensi profil guru matematika
berdasarkan PKG berdasarkan persepsi siswa sebagai
berikut:

Berdasarkan Tabel 1dan Gambar 1 Tabel 2


rekapitulasi di atas, dapat di lihat Rekapitulasi Prosentase Skor dari Setiap
Dimensi Profil Guru Matematika
bahwasanya rata-rata prosentase terbesar
yang di dapat oleh guru matematika di No Dimensi Rata-rata Prosentase
Negeri 1 Lemahabang dari ke-4 1
Kompetensi
75,84%
kompetensi dasar dengan 14 indikator, Pedagogi
Kompetensi
berdasarkan penilaian kinerja guru adalah 2 76,20%
Kepribadian
pada kompetensi kepribadian yaitu rata- 3 Kompetensi sosial 70,42%
rata prosentase sebesar 91,92 % dengan Kompetensi
4 73,00%
nilai konversinya adalah sebesar 4 yang Profesional
menjelaskan bahwa kompetensi
kepribadian guru matematika di SMPN 1
Lemahabang sangat baik.
Hasil profil guru matematika selain
didapat menggunakan lembar penilaian
kinerja guru (PKG) yang di tentukan oleh
dinas pendidikan kabupaten Cirebon, 76,20%
75,84%
peneliti juga menggunakan angket persepsi
siswa untuk lebih menguatkan hasil 73,00%
penelitian tentang profil guru matematika
70,42%
di SMPN 1 Lemahabang. Angket persepsi
siswa tentang profil guru matematika di
sebarkan kepada 178 siswa, sebelumnya KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI
kisi-kisi angket tersebut telah divalidasi PEDAGOGIK KEPRIBADIAN SOSIAL PROFESIONAL

113
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol III. No.2, Maret 2019, hlm. 107 - 116


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

keberhasilan pendidikan khususnya


kegiatan pembelajaran dan pembentukan
Gambar 2
pribadi siswa. rekapitulasi presentasi skor
Rekapitulasi Prosentase Skor dari Setiap dari setiap dimensikonsep diri siswa
Dimensi Profil Guru Matematika sebagai berikut:
berdasarkan Persepsi Siswa.
Tabel 3
Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 2 Rekapitulasi Prosentase Skor dari Setiap
rekapitulasi di atas, dapat di lihat Dimensi Konsep Diri Siswa
bahwasanya rata-rata prosentase terbesar No Dimensi Rata-rata Prosentase
yang di dapat oleh guru matematika di 1 Konsep diri positif 71,00%
Negeri 1 Lemahabang dari ke-4 2 Konsep diri negatif 68,00%
kompetensi dasar dengan 21 indikator, Kemampuan
3 58,94%
berdasarkan persepsi siswa terhadap guru akademik
Kemampuan non
matematika adalah pada kompetensi 4
akademik
63,00%
kepribadian yaitu rata-rata prosentase
sebesar 76,00 % dengan nilai konversinya
adalah sebesar 4 yang menjelaskan bahwa
kompetensi kepribadian guru matematika
di SMPN 1 Lemahabang sangat baik. 71,00% 68,00% 63,00%
58,94%
Adapun kontribusi profil guru
matematika dalam membangun konsep diri
siswa yang terbesar terletak pada dimensi KONSEP DIRI KONSEP DIRI KEMAMPUANKEMAMPUAN
kompetensi kepribadian guru. Rata-rata POSITIF NEGATIF AKADEMIK NON
prosentasenya adalah sebesar 91,92 % dari AKADEMIK
penilaian kinerja guru (PKG) dan sebesar
Gambar 3
76,20% dari hasil angket persepsi siswa.
Rekapitulasi Jumlah Skor dari Setiap
Guru yang menguasai kompetensi Indikator Konsep Diri Siswa
kepribadian akan sangat membantu upaya
pengembangan karakter dan konsep diri Berdasarkan Tabel 3 dan Gambar 3
siswa, dengan menampilkan diri sebagai batang rekapitulasi di atas, dapat di lihat
sosok yang bisa digugu dan ditiru secara bahwasanya rata-rata prosentase terbesar
psikologis siswa cenderung merasa yakin yang di dapat oleh siswa di SMP Negeri 1
dengan apa yang sedang diajarkan oleh Lemahabang dari ke-4 dimensi konsep diri
guru. sejatinya kompetensi kepribadianlah dengan 12 indikator, berdasarkan angket
yang amat berhubungan dengan respon siswa adalah pada dimensi konsep
pembentukan, pembangunan konsep diri diri positif yaitu rata-rata prosentase
siswa. Hal ini sejalan dengan isi sebesar 71,00 % dengan nilai konversinya
kandungan Al- Quran surat Al- Mujadalah adalah sebesar 3 yang menjelaskan bahwa
ayat 11 dan sangat terikat dengan kata di konsep diri siswa di SMP Negeri 1
dalam surat An-Najm ayat 6, yaitu Lemahabang baik.
kompetensi kepribadian guru yang
Hasil konsep diri siswa, dimensi konsep
memiliki andil yang sangat besar terhadap
diri positiflah yang memiliki rata-rata

114
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol III. No.2, Maret 2019, hlm. 107 - 116


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

prosentase terbesar, yaitu sebesar 71,00%. 1. Profil guru matematika menurut hasil
Hal ini dikarenakan konsep diri positif penilaian kinerja guru memiliki nilai
bersifat stabil dan bervariasi, serta sejalan
dengan pendapat Hurlock bahwasanya rata-rata sebesar 85,43% yang termasuk
konsep diri terbentuk dari lingkungan, ke dalam kategori baik. Diperkuat
pengalaman, dan pola asuh. Hal ini sejalan
dengan profil guru matematika menurut
dengan hasil ke-4 kompetensi guru yang
menunjukkan hasil kriteria baik, sehingga persepsi siswa memiliki nilai rata-rata
hasil konsep diri siswa yang dihasilkan sebesar 73,86% yang termasuk ke
pun menjadi unggul dalam konsep diri
positifnya. dalam kategori sedang.
2. Konsep diri siswa memiliki nilai rata-
Masalah dalam penelitian ini ialah menguji
ada tidaknya implikasi profil guru rata sebesar 65,23% yang termasuk ke
matematika dalam membangun konsep diri dalam kategori sedang.
siswa. Berdasarkan analisis data diketahui
bahwa profil gurumatematika berimplikasi Berdasarkan analisis data diketahui
dalam membangun konsep diri siswa. Hal bahwa profil guru matematika
ini terlihat dari harga t hitung = -0,836 berimplikasi dalam membangun konsep
dengan nilai signifikansi -0,836 < 0,05 diri siswa. Hal ini terlihat dari harga t
maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang hitung = -0,836 dengan nilai
berarti ada implikasi profil guru dalam signifikansi -0,836 < 0,05 maka Ho
membangun konsep diri siswa. ditolak dan Ha diterima, yang berarti
ada implikasi profil guru dalam
SIMPULAN membangun konsep diri siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:

DAFTAR RUJUKKAN

Ahmadi, A. (2005). Strategi Belajar Gunawan, H. (2012). Pendidikan


Mengajar. Bandung: CV Pustaka Karakter. Bandung: Alfabeta.
Setia. Haryanto, J. M. (2016). Pengembangan
Atikah, S. A. (2016). Pengaruh Persepsi Instrumen dan Penilaian Kinerja
Siswa tentang Kompetensi Guru, Guru Matematika SMP di
Konsep Diri, dan Minat Belajar Kabupaten Ende. Jurnal Evaluasi
terhadap Hasil Belajar Ekonomi Pedidikan , 134-145.
Siswa Kelas XI IPS Semester Ismail. (2017). Kinerja dan Kompetensi
Genap SMA Negeri 1 Way Tenong Guru dalam Pembelajaran. Jurnal
Lampung Tahun Ajaran 2015/2016 Ilmu Tarbiyah dan Keguruan , 44-
. 63.

115
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol III. No.2, Maret 2019, hlm. 107 - 116


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

Kemendikbud. (2016). nilai UN Sadiman, A. S. (2012). Media Pendidikan.


Matematika . Jakarta: Republika. Depok: PT Rajagrafindo.
Kustandi, C., & Sutjipto, B. (2013). Media Setyono, E. Y. (2014). Pengaruh
Pembelajaran. Bogor: Ghalia Penggunaan Media Pembelajaran
Indonesia. Kartun Fisika Terhadap Motivasi
Belajar Mahasiswa Pada Mata
Mahendra, Y. I. (2005). Undang-undang
Kuliah Fisika Terapan. Jurnal
No.14 Guru dan Dosen.
Sosoal dan Humaniora , 89.
Mattalatta, A. (2003). UU No.20 Tentang
Siana, G. (2010, 09 16). Mutu pendidikan
Sistem Pendidikan Nasional .
Indonesia. Retrieved from
Indonesia.
http:/mentasmaning.gurusiana.id
Najichun, M., & Winarso, W. (2016).
Sudibyo, B. (2007). Undang-undang
Hubungan Persepsi Siswa tentang
No.16 tentang Standar Kualifikasi
Guru Matematika dengan Hasil
Akademik dan Kompetensi Guru.
Belajar Matematika Siswa. Jurnal
Psikologi Undip , 15(2), 139-146. Sudjana, N., & Rivai, A. (2013). Media
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Nasehuddien, B. M. (2015). Dasar-dasar
Algesindo.
Metodologi Penelitian. Cirebon:
Eduvision. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan
Nurohimah, S., Kuriniawan, E. S., &
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Ashari. (2012). Pemanfaatan
Bandung: Alfabeta.
Kartun Fisika Sebagai Media
Pembelajaran Untuk Meningkatkan Syahril, S. H. (2017). Analisis Prilaku
Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas Konsmen Terhadap Keputusan
VII Mts N Purworejo. Jurnal Pembelian Ponsel. Jurnal Online
Radiasi . Mahasiswa (JOM) Bidang
Persada, A. R. (2017). Peningkatan Hasil Manajemen , 1.
Belajar Matematika Melalui Uno, H. B. (2013). Teori Motivasi dan
Pengembangan Bahan Ajar Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi
Berbasis Website. Eduma , 6 (1), Aksara.
65. Yasunari, S. B. (2010). Konsep Pendidikan
Rianngsih, E. (2013). Hubungan Konsep Ki Hajar Dewantara dan
Diri dengan Prestasi Belajar Tantangan-Tantangan
Matematika Siswa Kelas VIII SMP Implementasinya di Indonesia
Negeri 2 Salatiga . Doctoral Dewasa ini. Bandung: Universitas
dissertation . Parahiyangan
Riyana, C., & Susilana, R. (2009). Media
Pembelajaran. Bandung: CV
Wacana Prima.
.

116

You might also like