Professional Documents
Culture Documents
Study Guide Ergonomi 2018
Study Guide Ergonomi 2018
Health
MODUL PEMBELAJARAN
Semester IV
1
Study Guide Special Topic : Ergonomics in
Health
STUDENT PROJECT
1. Literature review pengaturan ruang praktek (disertai ilustrasi gambar atau
video)
2. Literature review posisi pasien dan operator pada praktek dokter gigi (disertai
ilustrasi gambar atau video)
2
Study Guide Special Topic : Ergonomics in
Health
3. Literature review strecthing pasien dan operator pada praktek dokter gigi
(disertai ilustrasi gambar atau video)
4. Literature review mempergunakan alat2 kedokteran gigi sesuai prinsip
ergonomi pada praktek dokter gigi (disertai ilustrasi gambar atau video)
5. Literature review MSDs dan penangannnya pada praktek dokter gigi (disertai
ilustrasi gambar atau video)
Core Curriculum
3
Study Guide Special Topic : Ergonomics in
Health
4. Comprehend the
working posture in
ergonomics
5. Comprehend the hand
and arm postures in
ergonomics
6. Comprehend the
movements in
ergonomics
4
Study Guide Special Topic : Ergonomics in
Health
Manuaba
JADWAL PEMBELAJARAN
HARI/TANGGA
WAKTU KEGIATAN PENGAJAR TEMPAT
L
I 08.00 - 09.00 independent Learning
Prof.Dr. dr. nyoman Adiputra,
SENIN 09.00 - 10.00 LECTURE TOPIK 1: LAB FAAL
MOH, Sp.Erg
Introduction to ergonomic in
19 FEBRUARI
health
Dr. dr. I Made Muliarta, M.
2018 10.00 - 11.00 LECTURE TOPIK 2:
Kes
Task Aspect of Ergonomics
11.00 - 12.00 Break
Prof.dr. Ketut Tirtayasa, MS,
12.00 - 13.00 TOPIK 3
AIF, Sp.Erg
Organization Aspect of
ergonomics
13.00 - 15.00 student project
II 08.00 - 09.00 independent Learning
SELASA
20 FEBRUARI 09.00 - 10.00 SGD Topik 1
2018 Fasilitator R. SGD Bukit
10.00 - 11.00 SGD Topik 2
Fasilitator
12.00 - 13.00 SGD Topik 3
Fasilitator
13.00 - 14.00 student project
14.00 - 15.00 student project
III 08.00 - 09.00 individual learning
DR. Luh Made Indah Sri Handari
RABU 09.00 - 10.00 Lecture Topik 4 Adiputra, S.Psi, M.Erg
LAB FAAL
Environment aspect of
21 FEBRUARI
Ergonomics
2018 10.00 - 11.00 Lecture Topik 5 DR. dr. Susy Purnawati, MKK
The ergonomic Approach
11.00 - 12.00 BREAK
5
Study Guide Special Topic : Ergonomics in
Health
6
Study Guide Special Topic : Ergonomics in
Health
TOPIK
1
Pengantar Ergonomi Kesehatan
Prof. Dr. dr. I Nyoman Adiputra, PFK, MOH, Sp.Erg
Tujuan
Memahami konsep dasar ergonomi berkaitan dengan kesehatan manusia dan
lingkungannya, terutama selama bekerja.
Hasil pembelajaran
1. Memahami konsep ergonomi mikro dan makro
2. Memahami manfaat ergonomi
3. Memahami masalah ergonomi dalam kesehatan
ABSTRAK
Ergonomi berkembang menjadi bidang yang diakui selama Perang Dunia Kedua, ketika
untuk pertama kalinya, teknologi dan ilmu manusia secara sistematis diterapkan secara
7
Study Guide Special Topic : Ergonomics in
Health
terkoordinasi. Fisiolog, psikolog, antropolog, dokter, ilmuwan dan insinyur bekerja bersama-
sama membahas masalah yang timbul dari pengoperasian peralatan militer yang kompleks.
Hasil pendekatan antar-disiplin ini muncul begitu menjanjikan bahwa kerjasama
berkembang setelah perang, di dunia industri. Ergonomi tumbuh pesat, terutama di Eropa
dan Amerika Serikat. Di Inggris, dari masyarakat ergonomi pada tahun 1949, pertama kali
istilah 'ergonomi' diadopsi. Hal ini diikuti pada tahun 1961 dengan pembentukan Asosiasi
Ergonomi Internasional (IEA/International Ergonomics Association), yang saat ini
merupakan masyarakat ergonomi yang aktif di 40 negara atau wilayah, dengan jumlah
anggota 15.000 orang.
Kata 'ergonomi' berasal dari 'ergon' bahasa Yunani (kerja) dan 'nomos' (hukum). Di Amerika
Serikat, istilah “human factor” sering digunakan. Definisi singkatnya bahwa ergonomi
bertujuan untuk merancang peralatan, sistem teknis dan tugas sedemikian rupa untuk
meningkatkan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kinerja manusia.
Dalam desain situasi kerja dan kehidupan sehari-hari, fokus ergonomi adalah manusia.
Situasi tidak aman, tidak sehat, tidak nyaman atau tidak efisien di tempat kerja atau dalam
kehidupan sehari-hari dihindari dengan mempertimbangkan kemampuan fisik dan psikologis
dan keterbatasan manusia.
Skenario
Seorang pria, 31 tahun, datang ke klinik swasta, dengan keluhan gangguan tidur sejak 3
bulan lalu. Dia mengatakan, bahwa ia tidur larut setiap malam, meskipun ia pergi tidur lebih
awal. Dengan kondisi ini ia merasa mengantuk saat bangun di pagi hari dan sulit untuk
bekerja secara optimal. Pada pemeriksaan fisik ditemukan semua sistem normal. Dia
bekerja mengikuti shift kerja di industri yang beroperasi 24 jam. Jam kerjanya dijadwalkan
7 hari kerja di pagi hari, dan 7 hari kerja di malam hari. Jadwal ini telah dilakukan selama 6
bulan.
Learning task
1. Identifikasi masalah pekerja tersebut dan jelaskan mengapa hal ini terjadi!
2. Berdasarkan ergonomi, konsep apa yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
masalah di atas? Mengapa?
3. Ketika mengidentifikasi keluhan pasien, dokter harus mempertimbangkan banyak
aspek. Jelaskan secara singkat!
4. Agar mampu menangani pasien secara komprehensif, dokter harus mengetahui
ergonomi. Mengapa?
5. Jelaskan tentang kemampuan fisik dan psikologis pekerja!
6. Mengapa kita harus mempertimbangkan keterbatasan pekerja saat memberikan
saran kepada pasien?
7. Berdasarkan kasus ini, apa saran Anda untuk pasien, dan yang lainnya!
Reference
Dul, J. and Weerdmeester, B. 2003. Ergonomics for Beginners: A Quick Reference Guide .
Second Edition. London: Taylor and Francis Group.
TOPIK
2
Aspek Ergonomi : Tugas (Task)
Dr. dr. I Made Muliarta, M.Kes
Tujuan
8
Study Guide Special Topic : Ergonomics in
Health
Hasil pembelajaran
7. Memahami latar belakang biomekanik untuk postur kerja dan gerakan
8. Memahami latar belakang fisiologis untuk postur kerja dan gerakan
9. Memahami latar belakang antropometri untuk postur kerja dan gerakan
10. Memahami postur kerja
11. Memahami postur tangan dan lengan
12. Memahami pergerakan
13. Menghubungkan tugas-tugas yang kurang ergonomis dengan masalah kesehatan
ABSTRAK
Postur dan gerakan memainkan peran sentral dalam ergonomi. Di tempat kerja dan dalam
kehidupan sehari-hari, postur dan gerakan terjadi karena tugas dan tempat kerja. Otot-otot
tubuh, ligamen dan sendi yang terlibat dalam mengadopsi postur, melaksanakan gerakan
dan menerapkan gaya. Otot-otot memberikan kekuatan yang diperlukan untuk mengadopsi
postur atau membuat gerakan. Ligamen, di sisi lain, memiliki fungsi tambahan, sedangkan
sendi memungkinkan gerakan relatif dari berbagai bagian tubuh.
Postur dan gerakan yang kurang fisiologis dapat menyebabkan stres mekanik lokal pada
otot, ligamen dan sendi, sehingga muncul keluhan dari leher, punggung, bahu, pergelangan
tangan dan bagian lain dari sistem muskuloskeletal. Beberapa gerakan tidak hanya
menghasilkan stres mekanik lokal pada otot dan sendi, tetapi juga membutuhkan
pengeluaran energi pada bagian dari otot-otot, jantung dan paru-paru.
Sejumlah prinsip penting untuk ergonomi postur dan gerakan berasal dari berbagai bidang
spesialis, yaitu biomekanik, fisiologi dan antropometri. Dalam biomekanik, hukum-hukum
fisika mekanika diterapkan ke tubuh manusia. Hal ini demikian mungkin untuk
memperkirakan stres mekanik lokal pada otot dan sendi yang terjadi saat mengadopsi
postur atau membuat gerakan. Antropometri berkaitan dengan ukuran dan proporsi tubuh
manusia.
Skenario
Seorang pria, berusia 50 tahun, datang ke klinik dokter umum dengan keluhan nyeri pada
punggung bagian bawah sejak dua pekan lalu. Keluhan itu intermiten dan semakin parah
ketika kerja terus-menerus di tempat kerja. Pekerjaan pria tersebut adalah mengangkat
galon air mineral seperti yang ditunjukkan pada gambar. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
bahwa tekanan darah normal, nyeri dan kekakuan pada punggung bagian bawah tanpa
peradangan.
9
Study Guide Special Topic : Ergonomics in
Health
Learning task
Reference
Dul, J. and Weerdmeester, B. 2003. Ergonomics for Beginners: A Quick Reference Guide .
Second Edition. London: Taylor and Francis Group.
TOPIK
3
Aspek Ergonomi : Organisasi
Prof. dr. Ketut Tirtayasa, MS, AIF, Sp.Erg
Tujuan
Memahami dasar-dasar aspek ergonomi organisasi dalam kesehatan dan pelaksanaannya.
Hasil belajar
Memahami ritme sirkadian dan homeostasis untuk kerja malam dan shift kerja.
ABSTRAK
Belakangan ini, negara-negara industri telah berubah ke sistem kerja produksi yang
berkesinambungan. Inilah sebabnya mengapa shift kerja menjadi hal yang semakin
penting. Alasan utama proses kerja terus-menerus adalah faktor ekonomi. Banyak proses
dikatakan layak atau menguntungkan hanya bila dilakukan 24 jam sehari.
Manusia secara alami berada dalam fase ergotropik (diarahkan untuk kinerja) di siang hari
dan di fase trophotropik (penyembuhan dan penggantian energi) pada malam hari. Oleh
karena itu pekerja dengan shift malam tidak berada dalam kondisi untuk bekerja tetapi
dalam kondisi rileks dilihat dari siklus hariannya. Di sinilah letak masalah fisiologis dan
psikologis dari kerja malam. Oleh karena itu ergonomi dihadapkan dengan masalah
perencanaan jadwal kerja sedemikian rupa agar shift kerja tidak merugikan kesehatan dan
kehidupan sosial.
Ketika shift kerja meningkat setelah Perang Dunia II, masalah penyesuaian ritme sirkadian
dan hasil kesehatan yang negatif menjadi topik penting di bidang kesehatan. Hal ini telah
10
Study Guide Special Topic : Ergonomics in
Health
dianalisis secara rinci dalam beberapa studi lapangan. Survei pertama datang dari
Skandinavia. Hasil survei menunjukkan bahwa pekerja shift secara signifikan berhubungan
dengan penyakit pencernaan dan gangguan saraf.
Skenario
Seorang wanita, 25 tahun datang ke klinik dokter umum dengan keluhan gangguan tidur.
Dia juga merasa mual dan sakit kepala. Keluhan itu terjadi sejak ia bekerja sebagai
operator telepon di call center, harus bekerja di malam hari. Jadwal kerjanya adalah 3-3-3
(3 hari sore, 3 hari pagi, 3 hari malam). Pada pemeriksaan fisik ditemukan peningkatan
tekanan darah, peningkatan denyut jantung, nyeri di epigastrium. Uji laboratorium normal.
Learning task
1. Identifikasi masalah pasien ini!
2. Apakah masalah itu saling terkait? Apakah ada pengaruh shift kerja? Jelaskan!
3. Apa masalah kerja malam pada sistem tubuh manusia?
4. Jelaskan jenis-jenis shift work!
5. Jelaskan faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan untuk pekerja yang
punya proses kerja 24 jam?
Reference:
Kroemer, K. H. E. and Grandjean, E. 2000. Fitting the Task to the Human: A Textbook of
Occupational Ergonomics. Fifth Edition. London: Taylor & Francis Ltd.
Topik
4
Aspek Ergonomi : Lingkungan
Dr. Luh Made Indah Sri Handari Adiputra, S.Psi, M.Erg
Tujuan
Memahami aspek ergonomi lingkungan untuk kesehatan
Hasil pembelajaran
1. Memahami faktor fisik (kebisingan, getaran, pencahayaan, suhu) yang
mempengaruhi kondisi kerja
2. Memahami faktor biologi yang mempengaruhi kondisi kerja
3. Memahami faktor virus yang mempengaruhi kondisi kerja
4. Memahami zat kimia yang mempengaruhi kondisi kerja
ABSTRAK
Faktor lingkungan fisik dan kimia seperti kebisingan, getaran, pencahayaan, iklim dan kimia
dapat mempengaruhi keselamatan, kesehatan dan kenyamanan manusia.
Pedoman pemaparan maksimum yang diijinkan diberikan untuk masing-masing faktor,
diikuti dengan langkah-langkah yang mungkin untuk mengurangi paparan. Secara umum
ada tiga jenis pengukuran yang dapat diterapkan untuk mengurangi atau menghilangkan
efek samping dari faktor lingkungan:
11
Study Guide Special Topic : Ergonomics in
Health
Kebisingan. Adanya tingkat kebisingan yang tinggi selama bekerja dapat mengganggu dan
dalam waktu lama dapat mengakibatkan gangguan pendengaran. Gejala pertama dari
gangguan pendengaran adalah kesulitan yang dirasakan dalam memahami pembicaraan di
lingkungan yang bising. Dalam kasus tersebut, pemakaian alat bantu dengar tidak berguna.
Gangguan dalam komunikasi atau pengurangan konsentrasi, dapat terjadi bahkan pada
tingkat kebisingan yang relatif rendah. Gangguan pendengaran dapat dihindari dengan
menerapkan batas atas untuk tingkat kebisingan. Tingkat kebisingan disajikan dalam
desibel, dB (A).
Getaran. Getaran dibedakan menjadi getaran seluruh tubuh dan getaran tangan-lengan.
Pada getaran seluruh tubuh, seluruh tubuh bergetar melalui kaki (pada pekerjaan berdiri)
atau melalui kursi (pada pekerjaan duduk). Biasanya, getaran didominasi vertikal, seperti
pada kendaraan. Getaran tangan-lengan hanya mempengaruhi tangan dan lengan, dan
sering muncul ketika menggunakan alat genggam bermotor. Tiga variabel penting dalam
menilai getaran: tingkatannya (dalam m s-2), frekuensinya (dalam Hz) dan durasi
paparannya. Getaran tubuh frekuensi rendah (<1 Hz), dapat menghasilkan perasaan mabuk
laut. Getaran tubuh antara 1 dan 100 Hz, khususnya antara 4 dan 8 Hz, dapat
menyebabkan nyeri dada, kesulitan bernapas, nyeri punggung dan gangguan penglihatan.
Intensitas cahaya, adalah jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan bidang kerja, harus
cukup tinggi pada tugas visual yang dilakukan dengan cepat, presisi dan mudah. Bagian
dari intensitas cahaya yang juga penting adalah luminance (kontras). Luminance adalah
jumlah cahaya yang dipantulkan kembali ke mata dari permukaan benda. Intensitas cahaya
dinyatakan dalam lux, dan pencahayaan (brightness) dalam candela per m2 (cd m-2).
Iklim. Iklim dalam ruangan harus memenuhi beberapa kondisi agar nyaman. Empat faktor
iklim yang dimaksud adalah suhu udara, suhu radiasi dari permukaan dingin dan panas,
kecepatan udara, dan kelembaban relatif. Kapan iklim dianggap nyaman tergantung pada
tingkatan upaya fisik yang dilakukan oleh pekerja dan pada jenis pakaian. Pekerjaan
kadang-kadang dilakukan di lingkungan yang sangat dingin seperti di ruangan pendingin
atau di luar gedung, atau di lingkungan yang sangat panas seperti di dekat oven.
Zat kimia. Seperti cairan, gas, uap, debu atau zat padat. Beberapa zat dapat menyebabkan
ketidaknyamanan atau menimbulkan bahaya kesehatan jika terhirup, tertelan atau ketika
kontak dengan kulit atau mata. Gejala dapat muncul segera atau pada tahap berikutnya.
Beberapa zat diketahui dapat menyebabkan iritasi, karsinogen, mutagen (kerusakan gen)
atau teratogen (menyebabkan cacat lahir). Oleh karena itu tubuh harus terkena sesedikit
mungkin dari zat kimia tersebut.
Skenario
Seorang pria, 55 tahun, datang ke urolog untuk pemeriksaan reguler. Pasien ini menderita
hipertrofi prostat jinak dan sudah dioperasi. Hari ini ia datang ke dokter untuk menunjukkan
hasil uji laboratorium yang terakhir. Pada hasil uji ditulis uji hematologi rutin normal,
kreatinin adalah 6,4 (normal: 0,8-1,5), asam urat 6,4 (normal: 1,0-7,0). Pada pemeriksaan
fisik pasien ditemukan normal, tidak ada tanda-tanda ginjal kronis. Urolog itu tidak percaya
hasil ini, dan berpikir bahwa itu salah. Setelah penyelidikan, ditemukan masalahnya adalah
12
Study Guide Special Topic : Ergonomics in
Health
salah ketik hasil oleh Laboran tersebut. Masalah salah ketik lebih banyak lagi ditemukan
ketika pemeriksaan dilakukan di malam hari atau saat jumlah pasien berlebih.
Learning task :
1. Identifikasi apa masalah pada kasus ini?
2. Jelaskan efek tersebut terhadap keselamatan pasien! Jelaskan strategi untuk
memecahkan masalah ini untuk pelayanan kesehatan yang lebih baik!
3. Jelaskan peran dokter sebagai ergonom untuk menemukan akar penyebab kasus ini!
4. Jelaskan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kinerja pekerja!
5. Jelaskan potensi bahaya bagi pekerja di bidang kesehatan, terutama yang bekerja di
rumah sakit!
Reference
Dul, J. and Weerdmeester, B. 2003. Ergonomics for Beginners: A Quick Reference Guide .
Second Edition. London: Taylor and Francis Group.
Modul
5
The Ergonomic Approach
Dr.dr. SusyPurnawati, MKK
Aim
Mampumenerapkankonsepthe ergonomic approachdalampenyelesaianmasalahkesehatan.
Learning Outcomes
4. Menjelaskankonsepthe ergonomic approach in general
5. Menjelaskanprinsipketerlibatanpemakai (user) dalampenerapan ergonomics
6. Menjelaskantentangpengenalanergonomics requirements
sedinimungkindalamprojekergonomi
ABSTRACTS
Globalisasi bercirikan complexity, competition and change yang harus diantisipasi dengan
strategi bekerja dalam tim, peningkatan kualitas SDM dan perubahan mind-set menjadi lebih
holistic dalam melakukan pendekatan-pendekatan. Peningkatan kepakaran, memperluas
wawasan, mengembangkan nilai tambah merupakan persiapan untuk melakukan manajemen
masa depan yang harus di bangun dan dikembangkan. Mengkondisikan dan membiasakan
melakukan program-program pendidikan formal maupun informal dan training sudah
seharusnya dilakukan untuk menjembatani gap yang ada, pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
dan kunci dari penyelesaian berbagai permasalahan. Kurikulum baru yang sesuai, dibutuhkan
untuk dikembangkan bersama dengan upaya-upaya untuk melakukan perubahan mind-set.
Merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kapabilitas untuk bekerja dalam tim
dan berpikir atau pun melakukan aksi secara holistic, serta meningkatknan kemampuan
human relations dalam mengkomunikasikan hasil-hasil penelitan. Dengan demikian maka
13
Study Guide Special Topic : Ergonomics in
Health
gaps antara penelitian dan implementasinya dan antara teori dan prakteknya perlu
dijembatani; kebutuhan dan aspirasi dari target groups dengan demikian akan terpenuhi; dan
akar permasalahan yang dihadapi dalam setiap aktivitas akan menemukan solusinya secara
berkesinambungan.
Putu, laki-laki, 49 tahun, datang periksa ketempat praktek dokter umum dengan keluhan
merasa sakit pada kaki kanan yang makin dirasakan ketika berjalan, dan akhirnya memilih
hanya berbaring di tempat tidur. Nyeri tersebut dimulai dengan riwayat merasakan sakit
pinggang yang kumat-kumatan. Mr. Putu bekerja pada Bagian Produksi pada sebuah
perusahaan air mineral dalam botol. Tugasnya melakukan manual handling atau
mengangkut gallon-galon yang sudah berisi air mineral 18 liter dari conveyer ke pallet-
palet. Dalam keseharian bekerja manajer produksi memberikan korset pinggang untuk
mengantisipasi risiko pekerjaan manual handling tersebt.
Learning Task
Diskusikan dalam kelompok Anda:
1. Sakit apa yang diderita Putu?
2. Tambahan informasi apa yang dibutuhkan untuk mengetahui penyakit yang diderita
dan mekanisme timbulnya keluhan pada Putu?
3. Sebagai seorang dokter yang memahami ergonomi, jika Anda dimintai pendapatnya
oleh pemilik perusahaan tentang pemakaian protective waist corset, apa penjelasan
yang dapat Anda berikan?
4. Mengacu pada konsep ergonomics approach, diskusikan dan susun sebuah projek
ergonomics yang berhubungan dengan manual handling problem (strategi
pencegahan agar tidak ada pekerja lain yang akan mengalami masalah kesehatan
yang sama dengan Putu)
5. Jelaskan, kemungkinan bahwa Putu dapat menerima kompensasi atas biaya berobat
yang sudah dikeluarkan kepada pihak perusahaan tempatnya bekerja?
Reference:
Jan Dul and Bernard Weerdmeester. 2000. Ergonomics approach. In Ergonomics for the
beginner.
14
Study Guide Special Topic : Ergonomics in
Health
TOPIK 6
ERGONOMICS IN GENERAL DENTAL PRACTICE
drg. Ni Kadek Fiora Rena Pertiwi
ABSTRAK
Praktik Kedokteran gigi adalah interaksi social antara operator dan pasien, dalam
area kerja yang terbatas dan dan karateristik masing-masing. Dokter gigi yang sehat adalah
salah satu komponen terpenting dalam keberhasilan praktik kedokteran gigi. Terlepas dari
kenyataan bahwa meskipun 88% dokter gigi melaporkan kesehatan yang baik atau sangat
baik, beberapa penelitian menunjukkan bahwa satu dari sepuluh dokter gigi dilaporkan
memiliki kesehatan umum yang buruk dan tiga dari sepuluh dokter gigi dilaporkan memiliki
keadaan kesehatan fisik yang buruk.
Dokter gigi bisa mengalami penyakit dan masalah yang mengganggu praktiknya. Namun,
ada banyak bukti yang menunjukkan adanya peningkatan resiko dalam profesi dokter gigi
terhadap kelainan dan penyakit yang terkait dengan profesi dokter gigi.
Masalah ini dapat dihindari dengan menerapkan kesadaran akan postur yang digunakan
selama bekerja, mendesain ulang tempat praktik. Bekerja dengan posisi netral, waspada
dengan dampak penggunaan instrumen pada nyeri ekstremitas atas, dan mengikuti panduan
praktik kerja yang sehat untuk mengurangi tekanan kerja pada tubuh praktisi.
LEARNING TASK
Seorang pasien laki-laki usia 30 tahun, datang ke praktek drg, pasien mengalami pulpitis
reversibel pada gigi 11,12, 26,27,36,47. drg akan melakukan tumpatan pada gigi tersebut.
Jelaskan :
1. Posisi yang ergonomis dalam memegang handpiece pada masing-masing gigi
2. Teknik yang digunakan dalam memegang hand piece pada masing-masing gigi
3. Keuntungan dari bekerja secara ergonomis dalam kedokteran gigi (selain yang ada
dislide kuliah)
4. Ergonomi secara kedokteran gigi meliputi hal apa saja ?
TOPIK 7
POSTURE, POSITIONING, AND PERIODIC STRETCHING
drg. I G A Dyah Ambarawati
ABSTRACTS
15
Study Guide Special Topic : Ergonomics in
Health
Studies show that dentists’ pain complaints have risen since 1960’s due in part, to no longer
work periods without breaks. These prolonged static postures cause significant microtrauma
in the body that can lead to work related pain in dentistry.
LEARNING TASK
Sebutkan & jelaskan langkah-langkah untuk mendapatkan posisi duduk operator
secara ergonomi !
Jelaskan secara ergonomi postur tubuh seorang dokter gigi ketika bekerja ( secara
umum)
Jelaskan mengenai fungsi stretching, kapan dilakukan stretching dan bagamana
prosedur tretching pada dokter gigi
TOPIK 8
“Operator and Patient Positioning”
Drg Sari Kusumadewi, M.Biomed.
Abstrak
Pada saat melaksanakan profesinya sehari-hari dokter gigi melakukan
perawatan yang memerlukan ketelitian di area perawatan yang relatif kecil,
yaitu daerah mulut. Oleh karena itu, tidak jarang dijumpai dokter gigi yang
melakukan pekerjaannya dengan posisi janggal dalam waktu relatif lama.
Terkadang dokter gigi juga hanya memperhatikan kenyamanan bagi pasien
yang dirawat, tapi kurang memperhatikankenyamanan bagi diri mereka sendiri
saat merawat pasiennya. Dokter gigi menganggap bahwa mereka yang harus
bergerak menghampiri pasien, daripada mengatur posisi duduk pasien di atas
kursi gigi. Hal tersebut tentu saja dapat menimbulkan risiko padakesehatan
kerja bagi tubuh dalam aspek ergonomi.Gangguan muskuloskeletal kerap
terjadi akibat posisi tubuh sewaktu bekerja kurang ergonomis dan terjadi dalam
waktu yang lama serta berulang-ulang.
Ergonomi adalah terciptanya sistem kerja yang sehat,aman,dan nyaman
bagi manusia.Pada dasarnya kondisi yang ergonomi sangat menguntungkan
sebab dapat mencegah gangguan muskuloskeletal dan dapat mengurangi
16
Study Guide Special Topic : Ergonomics in
Health
Learning task:
Sebutkan kesalahan-kesalahan yang terlihat pada foto, dan bagaimana posisi
yang seharusnya! (foto2 pada materi kuliah)
TOPIK 9
PERALATAN KEDOKTERAN GIGI YANG ERGONOMIS
drg. Desak Nyoman Ari Susanti, M. Kes
Memilih peralatan yang ergonomic, yang tepat untuk tubuh dan penggunaannya
mengalami perubahan beberapa tahun belakangan ini. Kursi pasien menjadi hal
penting, dan dibuat senyaman mungkin dibandingkan dengan kursi operator. Tetapi
semenjak muncul banyak keluhan dari tenaga dokter gigi saat bekerja maka pabrik
peralatan kedokteran gigi terutama pabrik dental unit mulai focus untuk membuat
17
Study Guide Special Topic : Ergonomics in
Health
LEARNING TASK
1. Dipandang dari sudut ergonomi manakah lebih penting kursi operator ataukah kursi
pasien? Jelaskan
3. Seorang dokter gigi baru hendak memulai praktek, ia ingin membeli dental unit, apa
yang harus ia perhatikan dalam memilih dental unit yang begitu banyak beredar di
pasaran, sebagai seseorang yang sudah memahami ilmu ergonomi apa yang anda
5. Sebagai seorang dokter gigi anda ingin membeli loupes, tipe apa yang anda pilih?
6. Apa yang dimaksud dengan declination angle dan working distance ? Jelaskan
7. Bagaimanakah sistem lighting yang baik untuk seorang operator agar dapat bekerja
secara maksimal?
TOPIK 10
MSDs and THEIR MANAGEMENT
drg. L. Cinthia Hutomo, Sp. Ort
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “ Red Flag Symptoms”? Apa gunanya kita
mengetahui symptoms ini ?
3. Apa perbedaan Hot Therapy dan Cold Therapy dan jelaskan tatacara
penggunaannya !
18
Study Guide Special Topic : Ergonomics in
Health
6. Seorang dokter gigi wanita usia 48 tahun datang ke tempat praktek dokter spesialis
saraf dengan keluhan, kesemutan pada beberapa jari pada tangan kanan yaitu ibu jari,
jari telunjuk dan jari tengah, dan sudah berlangsung selama 1 tahun. Keadaan ini
akan bertambah parah ( mati rasa ) apabila pergelangan tangan sedang dalam keadaan
menekuk selama 1 menit, sehingga sangat mengganggu karena otot tangan kanan
terasa lemah pada saat digunakan untuk bekerja. Dokter gigi tersebut bekerja sendiri
melayani pasien BPJS, pagi dan sore masing-masing selama 5 jam dengan rata-rata
jumlah pasien 40 orang/hari.
19