You are on page 1of 15

Jurnal Bisnisman : Riset Bisnis dan Manajemen

Vol. 1, No. 2 (September – Desember): 61-75

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Menggunakan Metode Statistical


Process Control (SPC) Pada PT Difa Kreasi

Harini Fajar Ningrum


Universitas Nusa Putra

Abstract: PT Difa Kreasi is a manufacturing company engaged in printing and packaging. One of the carton box packaging
products produced is angle corner. Angle corner making is carried out by the production division using a jigsaw and bending
machines. Operation in this process requires a high degree of accuracy, so it is deemed necessary to implement quality control so
that quality control is maintained and avoids the occurrence of fatal production defects. The author is interested in conducting
research related to quality control to reduce product defects using the Statistical Process Control (SPC) method. From the study
held, it was concluded that the amount of angle corner production during April 2016 was 76,151 pcs with a total of 4,402 pcs or
1.77% defects, with the most dominant type of damage being the wrong size of 46.1%, imperfect shape of 30.3%, and rough cuts
of 23.6%. Based on the results of the control chart p (p-chart), it can be seen that there are still product defects that are outside the
control limits, the point is fluctuating and irregular. Therefore it is necessary to make improvements regularly to achieve maximum
results, for example, increasing the ability of operators by conducting training, doing preventive maintenance on machines, and
others.
Keywords: Quality Control, Statistical Process Control, Cardboard Elbows.

Abstrak: PT Difa Kreasi merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang printing and
packaging. Produk kemasan karton box yang dihasilkan salah satunya berupa karton siku (angle corner). Pembuatan
karton siku dilakukan oleh divisi produksi dengan menggunakan mesin potong jigsaw dan bending. Pengoperasian
dalam proses ini memerlukan ketelitian yang cukup tinggi, sehingga dirasa perlu menerapkan pengendalian kualitas
sehingga kontrol pada kualitas tetap terjaga dan menghidari terjadinya cacat produksi yang fatal. Penulis tertarik
melakukan penelitian terkait pengendalian kualitas guna mengurangi cacat produk dengan metode Statistical Process
Control (SPC). Dari penelitian yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan jumlah produksi karton siku selama bulan
April 2016 adalah sebesar 76.151 pcs dengan jumlah cacat sebanyak 4.402 pcs atau sebesar 1.77%, dengan jenis
kerusakan yang paling dominan adalah salah ukuran sebesar 46.1%, bentuk tidak sempurna sebesar 30.3%, dan
potongan kasar sebesar 23.6%. Berdasarkan hasil peta kendali p (p-chart) dapat dilihat masih adanya kecacatan produk
yang berada diluar batas kendali, titik tersebut berfluktuasi dan tidak beraturan. Oleh karena itu perlu dilakukan
perbaikan secara berkala guna mencapai hasil yang maksimal, misalnya peningkatan kemampuan operator dengan
melakukan training, melakukan preventive maintenance pada mesin, dan lainnya.
Kata Kunci: Pengendalian Kualitas, Statistical Process Control, Karton Siku.

* Corresponding author’s e-mail: harini.fajar@nusaputra.ac.id


ISSN: 2686-4789 (Print); ISSN: 2686-0473 (Online)
http://bisnisman.nusaputra.ac.id
Jurnal Bisnisman : Riset Bisnis dan Manajemen–September-Desember, Vol. 1, No. 2, 2019

PENDAHULUAN Hal ini menunjukkan bahwa


Perkembangan dunia perindustrian konsumsi kemasan terbesar di Indonesia
saat ini semakin berkembang dengan pesat yaitu berasal dari kemasan kertas dan
seiring dengan perkembangan ilmu karton. Hal ini disebabkan oleh sifat kertas
pengetahuan dan teknologi yang semakin dan karton yang cukup kuat untuk
maju. Kondisi persaingan yang tinggi juga melindungi produk agar tidak rusak, selain
membawa dampak pada perkembangan itu kertas dan karton cukup aman
berbagai industri di Indonesia, salah satunya digunakan karena ramah lingkungan,
adalah industri kemasan (packaging). mudah terurai oleh tanah dibandingkan
Kemasan memiliki peranan yang dengan plastik serta dapat didaur ulang
cukup penting dalam keseluruhan industri menjadi bahan baku untuk kemasan
terutama pada industri manufaktur. berikutnya.
Kemasan merupakan tempat atau wadah Salah satu perusahaan pada bidang
dalam bentuk tertentu dan dapat industri kemasan kertas dan karton di
melindungi produk dari kemungkinan daerah Bekasi adalah PT Difa Kreasi. PT Difa
rusak sejak keluar dari pabrik sampai ke Kreasi merupakan salah satu perusahaan
tangan konsumen. Selain itu, kemasan juga manufaktur yang bergerak di bidang printing
berperan dalam proses pengkomunikasian and packaging. Persaingan yang terjadi pada
produk pada konsumen, karena dalam industri kemasan saat ini, mengharuskan PT
sebuah kemasan mengandung ciri, jenis, dan Difa Kreasi untuk dapat mempertahankan
sifat produk yang ada didalamnya. eksistensinya melalui berbagai cara. Salah
Industri kemasan terdiri dari satunya dengan memenuhi kepuasan
beberapa jenis yaitu: corrugated carton box pelanggan melalui produk yang dihasilkan,
(kotak karton bergelombang), paper (kertas), melalui proses penciptaan, penjagaan dan
plastic raw material (bahan baku plastic), peningkatan kualitas produk.
plastic rigid, plastic flexible packaging, can PT Difa Kreasi memproduksi karton
(kaleng) (Indonesian Packaging Federation box dengan berbagai model serta ukuran
(IPF):2012). Adapun data penggunaan sesuai dengan keinginan pelanggan, salah
kemasan di Indonesia (Daniel Samantha satunya berupa karton siku (angle corner).
Bayu Chandra dan R.H. Mustamu, 2015:686) Karton siku berfungsi untuk menahan
disajikan pada Gambar 1 sebagai berikut. tumpukan box yang biasa digunakan untuk
penyimpanan produk jadi suatu perusahaan
agar tidak terjadi kemiringan saat
penumpukan barang. Sehingga produk
pelanggan akan tetap aman dan terhidar
dari kerusakan.
Produk karton siku dipilih karena
proses pembuatannya yang sederhana tetapi
membutuhkan ketelitian yang cukup tinggi
sehingga dirasa perlu menerapkan
pengendalian kualitas untuk mendapatkan
produk yang sesuai dan memenuhi harapan
Gambar 1. Presentase Penggunaan
pelanggan. Pengendalian kualitas yang
Kemasan Di Indonesia

62
Jurnal Bisnisman : Riset Bisnis dan Manajemen–September-Desember, Vol. 1, No. 2, 2019

diterapkan yaitu melalui peta kontrol perusahaan. Sedangkan pengertian kualitas


dengan dimensi ukuran dan karakterstik menurut konsumen tentu memiliki arti
lainnya. Tujuan penelitian yang dilakukan berbeda antara satu konsumen dengan
adalah untuk mengetahui apakah kualitas konsumen yang lainnya sesuai dengan apa
produk karton siku yang dihasilkan PT Difa yang dibutuhkan oleh masing-masing
Kreasi masih dalam batas kendali atau tidak. konsumen tersebut. Maka kualitas tidak bisa
dipandang sebagai suatu ukuran yang
KAJIAN TEORI sempit, yaitu kualitas produk semata akan
Kualitas dalam Manajemen Operasi tetapi sangat kompleks karena melibatkan
Kualitas merupakan salah satu hal yang seluruh aspek dalam serta diluar organisasi.
penting dalam proses produksi, karena
kualitas mewakili produk dari perusahaan Konsep Pengendalian Kualitas
yang membuatnya. Selain itu, penerapan Pengendalian kualitas sangat
kualitas ditujukan untuk memnuhi dibutuhkan oleh perusahaan dimana
kepuasan pelanggan. Ada beberapa definisi pengendalian kualitas diterapkan oleh
kualitas menurut American Society for Quality manajemen agar produk yang dihasilkan
dalam Heizer & Render (2015:263), yaitu sesuai dengan rencana dan sesuai dengan
“Quality is the totality of features and apa yang kosumen inginkan. Pengendalian
characteristics of a product or service that bears ini dilakukan sebelum produksi, ketika
on its ability to satisfy stated or implied need.” produksi sampai produksi berakhir. Akhir
Artinya kualitas adalah keseluruhan corak dari kegiatan produksi yaitu menghasilkan
dan karakteristik dari barang dan jasa yang suatu produk, maka produk tersebut
berkemampuan untuk memenuhi diharapkan sesuai dengan standar yang
kebutuhan yang telah ditetapkan atau direncanakan. Menurut Assauri (2008:210)
ditentukan. pengendalian kualitas adalah kegiatan
Kualitas dalam menajemen operasi untuk memastikan apakah kebijaksanaan
merupakan suatu aspek yang penting dan dalam hal kualitas (standar) dapat tercermin
terkait dengan proses penciptaan suatu dalam hasil akhir. Dengan kata lain
produk karena karakteristik dan nilai akhir pengendalian kualitas merupakan usaha
suatu produk akan lahir dengan baik jika untuk mempertahankan kualitas barang
produk tersebut dapat memenuhi ekspektasi yang dihasilkan, agar sesuai dengan
konsumen melalui kualitas yang dihasilkan. spesifikasi produk yang telah ditetapkan
Assauri (2008:292) mengemukakan bahwa berdasarkan kebijaksanaan pimpinan
kualitas diartikan sebagai faktor-faktor yang perusahaan.
terdapat dalam suatu barang yang Pendapat lain dikemukakan oleh
menyebabkan barang tersebut sesuai Gasperz (2005:480) “Quality control is the
dengan tujuan untuk apa barang tersebut operational techniques and activities used to
dihasilkan. Pengertian kualitas terdiri dari 2 fulfill requirements for quality.” Pengendalian
aspek, yaitu kualitas menurut pandangan kualitas adalah teknik operasional dan
perusahaan dan kualitas menurut kegiatan yang digunakan untuk memenuhi
pandangan konsumen. Dimana kualitas persyaratan kualitas. Tujuan utama
menurut perusahaan berarti produk yang dilaksanakan pengendalian kualitas adalah
dihasilkan sesuai dengan standar untuk mendapatkan jaminan bahwa kualitas

63
Jurnal Bisnisman : Riset Bisnis dan Manajemen–September-Desember, Vol. 1, No. 2, 2019

produk atau jasa yang dihasilkan sesuai 2. Scatter Diagram


dengan standar kualitas yang telah Scatter Diagram atau disebut juga
ditetapkan serta sesuai dengan keinginan dengan peta korelasi adalah grafik yang
konsumen dengan mengeluarkan biaya menampilkan hubungan antara dua
yang paling optimal. variabel apakah hubungan antara dua
variabel tersebut kuat atau tidak, yaitu
Statistical Process Control (SPC) antara faktor proses yang
Pengendalian kualitas melalui SPC mempengaruhi proses dengan kualitas
merupakan suatu teknik penyelesaian produk. Pada dasarnya diagram sebar
masalah yang digunakan untuk memonitor, (scatter diagram) merupakan suatu alat
mengendalikan, menganalisa, mengelola, interpretasi data yang digunakan untuk
dan memperbaiki produk dan proses. menguji bagaimana kuatnya hubungan
Kegiatan ini dilakukan oleh Departemen antara dua variabel dan menentukan
Pengendalian Kualitas (Quality Control) jenis hubungan dari dua variabel
yang ada pada penerimaan bahan baku, tersebut, apakah positif, negatif, atau
selama proses dan pengujian produk akhir. tidak ada hubungan. Dua variabel yang
SPC dapat diaplikasikan pada berbagai ditunjukkan dalam diagram sebar dapat
proses. Ketujuh alat utamanya (Seven Tools) berupa karakteristik kuat dan faktor
yaitu: yang mempengaruhinya.
1. Check Sheet
Check Sheet atau lembar pemeriksaan 3. Cause and Effect Diagram
merupakan alat pengumpul dan Diagram ini disebut juga diagram
penganalisis data yang disajikan dalam tulang ikan (fishbone chart) dan berguna
bentuk tabel yang berisi data jumlah untuk memperlihatkan faktor-faktor
barang yang diproduksi dan jenis utama yang berpengaruh pada kualitas
ketidaksesuaian beserta dengan jumlah dan mempunyai akibat pada masalah
yang dihasilkannya. yang kita pelajari. Selain itu, kita juga
Tujuan digunakannya check sheet ini dapat melihat faktor-faktor yang lebih
adalah untuk mempermudah proses terperinci yang berpengaruh dan
pengumpulan data dan analisis, serta mempunyai akibat pada faktor utama
untuk mengetahui area permasalahan tersebut yang dapat kita lihat pada
berdasarkan frekuensi dari jenis atau panah-panah yang berbentuk tulang
penyebab dan mengambil keputusan ikan. Faktor-faktor penyebab utama ini
untuk melakukan perbaikan atau tidak. dapat dikelompokkan dalam: Material
Pelaksanaannya dilakukan dengan cara (bahan baku), Machine (mesin), Man
mencatat frekuensi munculnya (tenaga kerja), Method (metode),
karakteristik suatu produk yang Environment (lingkungan).
berkenaan dengan kualitasnya. Data
tersebut digunakan sebagai dasar untuk 4. Pareto Diagram
mengadakan analisis masalah kualitas. Diagram pareto adalah grafik balok
dan grafik baris yang menggambarkan
perbandingan masing-masing jenis data
terhadap keseluruhan. Dengan memakai

64
Jurnal Bisnisman : Riset Bisnis dan Manajemen–September-Desember, Vol. 1, No. 2, 2019

diagram pareto, dapat mengetahui masalah dan menghasilkan perbaikan


prioritas penyelesaian masalah. Fungsi kualitas. Peta kendali menunjukkan
diagram pareto adalah untuk adanya perubahan data dari waktu ke
mengidentifikasi atau menyeleksi waktu, tetapi tidak menunjukkan
masalah utama untuk peningkatan penyebab penyimpangan meskipun
kualitas dari yang paling besar ke yang penyimpangan itu akan terlihat pada
paling kecil. peta kendali. Peta kendali digunakan
untuk membantu mendeteksi adanya
5. Flow Chart penyimpangan dengan cara menetapkan
Flow chart didefinisikan sebagai batas-batas kendali:
sesuatu metode grafis yang − Upper Control Limit/batas kendali atas
menggambarkan proses yang telah ada (UCL), merupakan garis batas atas
ataupun sesuatu usulan proses dengan untuk suatu penyimpangan yang
menggunakan simbol yang sederhana, masih diijinkan.
garis, dan kata-kata untuk menujukkan − Central Line/garis pusat atau tengah
aktivitas serta urutan dalam suatu proses. (CL), merupakan garis yang
melambangkan tidak adanya
6. Histogram penyimpangan dari karakteristik
Histogram merupakan alat yang sampel.
menggabungkan penyebaran ditribusi − Lower Control Limit / batas kendali
frekuensi berupa grafik balok. Balok- bawah (LCL), merupakan garis batas
balok yang terdapat dalam histogram bawah untuk suatu penyimpangan
dihasilkan dari persamaan sturge yang dari karakteristik sampel.
memberikan jumlah kelas-kelas data
yang terdapat dalam grafik histogram METODE PENELITIAN
setelah kita mendapatkan perkiraan Alur Penelitian
jumlah kelas, dapat diperoleh interval Kerangka penelitian ini bertujuan
kelas dengan membagi range data untuk menggambarkan bagaimana
dengan jumlah kelas yang diperoleh. pengendalian kualitas yang dilakukan
secara statistik dapat menganalisis tingkat
7. Control Chart kerusakan produk PT Difa Kreasi masih
Peta kendali adalah suatu alat yang secara dalam batas toleransi atau tidak serta
grafis digunakan untuk memonitor dan mengidentifikasi penyebab masalah tersebut
mengevaluasi apakah suatu kemudian ditelusuri sehingga menghasilkan
aktivitas/proses berada dalam usulan perbaikan kualitas produksi di masa
pengendalian kualitas secara statistika mendatang. Berdasarkan itu, maka dapat
atau tidak sehingga dapat memecahkan disusun alur penelitian sebagai berikut.

65
Jurnal Bisnisman : Riset Bisnis dan Manajemen–September-Desember, Vol. 1, No. 2, 2019

Gambar 2. Alur Penelitian

Populasi dan Sampel angka-angka merupakan data mengenai


Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah produksi, produk cacat dan jumlah
jumlah produksi karton siku pada PT Difa sampel yang digunakan. Data kualitatif
Kreasi yang dihasilkan selama satu bulan yaitu data yang berupa informasi mengenai
yaitu April 2016. Adapun sampel yang jenis cacat produk, penyebab terjadinya
digunakan dalam penelitian ini adalah cacat produk, dan lain-lain. Sebagian besar
merupakan sampel jenuh dimana semua data diperoleh dari perusahaan yang
jumlah atau anggota populasi digunakan menjadi tempat penelitian. Data yang
sebagai sampel. bersifat kuantitatif diperoleh dari dokumen/
arsip bagian produksi dan bagian quality
Jenis Data control. Sedangkan data yang bersifat
Jenis data yang digunakan dalam kualitatif diperoleh dari observasi secara
penelitian ini terdiri atas data sekunder dan langsung di perusahaan.
data primer yang merupakan data jumlah
produksi, produk cacat dan jumlah sampel TEMUAN PENELITIAN
yang digunakan. Data yang diperoleh Profil Perusahaan
berupa data kuantitatif dan data kualitatif. PT Difa Kreasi merupakan salah satu
Data kuantitatif yaitu data yang berupa perusahaan manufaktur yang bergerak di

66
Jurnal Bisnisman : Riset Bisnis dan Manajemen–September-Desember, Vol. 1, No. 2, 2019

bidang printing and packaging berbahan dasar honeycomb, partition, single face, impraboard,
karton yang digunakan untuk proses carton pallet, dan angle corner.
pengepakan produk pelanggan. Perusahaan
ini beralamat di Jl. Pemda-Jati Reja Cikarang Proses Produksi Karton Siku
Timur-Bekasi 17550. Saat ini, PT Difa Kreasi Proses pembuatan karton siku lebih
memiliki pelanggan lebih dari 20 terfokus pada aktivitas pengukuran dan
perusahaan baik lokal maupun asing. pemotongan. Pemotongan bahan baku
Direktur Utama membawahi 6 departemen dilakukan sesuai dengan ukuran yang
yang terdiri dari Quality Assurance (QA/QC), diinginkan. Berikut ini merupakan proses
Human Resources Department, Accounting, pembuatan karton siku yang terdiri dari
Production, Purchasing, dan Marketing. beberapa tahapan, yaitu:
PT Difa Kreasi menghasilkan produk − Bahan baku berupa karton paper angle
yang berbahan dasar karton yang berfungsi disiapkan. Paper angle yang memiliki
untuk packaging berbagai produk lain seperti panjang 2300mm kemudian diukur di
elektronik, otomotif dan lainnya. Produk meja fabrikasi sesuai dengan pesanan,
kemasan karton box yang dihasilkan sebagai dan diberikan dimensi/tanda untuk
berikut. proses selanjutnya yaitu pemotongan.
− Karton paper angle selanjutnya dipotong
secara manual menggunakan mesin
jigsaw dengan ukuran standar 450mm.
− Setelah dipotong selanjutnya diletakkan
pada tumpukan barang jadi menjadi per-
lot dan diambil sampel untuk diinspeksi
guna mengecek kualitas dari produk
tersebut.
− Setelah lolos pengecekan karton siku
dikemas dan diikat dengan mesin
bending sehingga setiap ikat berisi 20 pcs
karton siku.

Pengendalian Kualitas Karton Siku dengan


Menggunakan SPC
Gambar 3. Produk PT Difa Kreasi
− Pengumpulan Data dengan Check Sheet
Adapun hasil pengumpulan data
Terlihat pada Gambar 3 di atas produk PT
melalui check sheet yang telah dilakukan
Difa Kreasi terdiri dari corrugated carton box,
dapat dilihat pada Tabel 1. berikut.

67
Jurnal Bisnisman : Riset Bisnis dan Manajemen–September-Desember, Vol. 1, No. 2, 2019

Tabel 1. Laporan Produksi Karton Siku PT Difa Kreasi –April 2016


Cacat Produk
Bentuk
Total Salah Tidak Potongan Total
Hari Ke Produksi Ukuran Sempurna Kasar Cacat Persentase
1 2566 63 32 45 140 5.46%
2 1980 45 30 30 105 5.30%
3 1999 48 25 34 157 7.85%
4 2984 67 50 40 157 5.26%
5 3720 89 68 48 205 5.51%
6 2976 69 48 42 159 5.34%
7 1984 45 36 30 111 5.59%
8 2760 62 50 40 152 5.51%
9 1874 45 33 30 41 2.19%
10 2677 65 55 34 154 5.75%
11 1850 63 32 45 99 5.35%
12 1758 45 30 30 97 5.52%
13 2075 98 25 34 117 5.64%
14 2578 67 50 40 148 5.74%
15 2953 89 68 48 158 5.35%
16 1657 69 48 42 179 10.80%
17 1683 45 36 30 168 9.98%
18 1875 62 50 40 105 5.60%
19 1676 20 12 9 64 3.82%
20 1897 65 55 34 106 5.59%
21 2083 40 30 29 108 5.18%
22 3875 39 30 28 278 7.17%
23 3563 55 40 22 175 4.91%
24 2854 69 43 36 158 5.54%
25 1991 70 48 40 108 5.42%
26 1874 125 30 24 106 5.66%
27 3542 115 30 23 195 5.51%
28 3986 45 35 25 282 7.07%
29 3761 20 32 12 203 5.40%
30 3100 45 35 26 167 5.39%
Total 76151 2029 1332 1041 4402 1.744

68
Jurnal Bisnisman : Riset Bisnis dan Manajemen–September-Desember, Vol. 1, No. 2, 2019

Untuk memudahkan pengamatan sesuai dengan tabel diatas, langkah


jumlah dari jenis kerusakan yang ada selanjutnya adalah membuat histogram.

2500
2029
2000

1500 1332 1 Salah Ukuran


1041
1000 2 Bentuk Tidak Sempurna
3 Potongan Kasar
500

0
1 2 3

Jenis Kecacatan

Gambar 4. Histogram Kecacatan Produk Karton Siku PT Difa Kreasi

Dari Histogram yang ditunjukkan pada harus diselesaikan terlebih dahulu


Gambar 4 di atas, dapat dilihat bahwa adalah salah ukuruan karena
jenis kerusakan terbesar adalah salah persentase cacatnya paling tinggi.
ukuran dengan jumlah cacat sebesar 2029
pcs. Selanjutnya jumlah cacat − Pengolahan Data dengan Peta Kendali
dikarenakan bentuk tidak sempurna Dibawah ini adalah hasil pengolahan
sebanyak 1332 pcs dan potongan kasar data dengan menggunakan peta kendali
sebanyak 1041 pcs. Dari data diatas maka p dengan nilai p, UCL dan LCL adalah
skala prioritas masalah potensial yang sebagai berikut.

Tabel 2. Perhitungan Menggunakan Peta Kendali P

Hari Total Total


p UCL CL LCL
Ke Produksi Cacat

1 2566 140 0.055 0.07 0.06 0.04


2 1980 105 0.053 0.07 0.06 0.04
3 1999 157 0.079 0.07 0.06 0.04
4 2984 157 0.053 0.07 0.06 0.04
5 3720 205 0.055 0.07 0.06 0.05
6 2976 159 0.053 0.07 0.06 0.04
7 1984 111 0.056 0.07 0.06 0.04
8 2760 152 0.055 0.07 0.06 0.04
9 1874 41 0.022 0.07 0.06 0.04
10 2677 154 0.058 0.07 0.06 0.04
11 1850 99 0.054 0.07 0.06 0.04

69
Jurnal Bisnisman : Riset Bisnis dan Manajemen–September-Desember, Vol. 1, No. 2, 2019

Hari Total Total


p UCL CL LCL
Ke Produksi Cacat

12 1758 97 0.055 0.07 0.06 0.04


13 2075 117 0.056 0.07 0.06 0.04
14 2578 148 0.057 0.07 0.06 0.04
15 2953 158 0.054 0.07 0.06 0.04
16 1657 179 0.108 0.07 0.06 0.04
17 1683 168 0.100 0.07 0.06 0.04
18 1875 105 0.056 0.07 0.06 0.04
19 1676 64 0.038 0.07 0.06 0.04
20 1897 106 0.056 0.07 0.06 0.04
21 2083 108 0.052 0.07 0.06 0.04
22 3875 278 0.072 0.07 0.06 0.04
23 3563 175 0.049 0.07 0.06 0.04
24 2854 158 0.055 0.07 0.06 0.04
25 1991 108 0.054 0.07 0.06 0.04
26 1874 106 0.057 0.07 0.06 0.04
27 3542 195 0.055 0.07 0.06 0.04
28 3986 282 0.071 0.07 0.06 0.04
29 3761 203 0.054 0.07 0.06 0.05
30 3100 167 0.054 0.07 0.06 0.04
Total 76151 4402

Berdasarkan hasil perhitungan batas digambarkan dengan peta kendali P


kendali atas (UCL) dan batas kendali sebagai berikut.
bawah (LCL), maka data diatas dapat
0,120

0,100

0,080 p
0,060 UCL
CL
0,040
LCL
0,020

0,000
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28

Gambar 5. Grafik Perhitungan Peta Kendali P

70
Jurnal Bisnisman : Riset Bisnis dan Manajemen–September-Desember, Vol. 1, No. 2, 2019

Berdasarkan Gambar 5 yang permasalahan yang tejadi. Pada alat ini akan
merupakan grafik peta kendali P terlihat dari dilakukan analisa terhadap faktor man,
30 titik yang ada, ada 5 titik yang diluar garis machine, material, method, measurement dan
UCL menandakan sebesar 16.6% kecacatan environment. Dimana unsur-unsur ini akan
sudah diluar batas yang ditolerir. Adapun 2 dijadikan sub tulang utama dalam cause and
titik lainnya berada dibawah garis LCL effect diagram.
menandakan 6.7% proporsi kecacatan yang
kecil. Sedangkan 23 titik lainnya masih − Diagram Sebab Akibat untuk Salah Ukuran
berada di antara garis LCL dan UCL, Cacat produk yang diakibatkan salah
menandakan kecacatan masih dalam batas ukuran pada bulan April 2016 sebesar
toleransi. Hal ini menunjukkan 46.1% telah menjadi penyebab dominan
pengendalian akan kualitas yang belum dari produk karton siku PT Difa Kreasi.
konsisten dilakukan. Oleh karena itu perlu Oleh karena itu, layak mendapatkan
dilakukan perbaikan guna mencapai hasil perhatian khusus guna menanggulangi
yang maksimal. kerugian lebih lanjut dari ketidaktelitian
dari operator dalam bekerja serta
PEMBAHASAN beberapa faktor lingkungan dan alat yang
Analisa Diagram Sebab Akibat (Fishbone membantu terjadinya cacat tersebut.
Diagram) Berikut akan digambarkan secara jelas
Diagram Sebab Akibat adalah alat formal dengan menggunakan diagram fish bone
yang sering digunakan untuk menyingkap sebagai berikut.
berbagai penyebab potensial dari suatu

Gambar 6. Diagram Fishbone Penyebab Salah Ukuran

71
Jurnal Bisnisman : Riset Bisnis dan Manajemen–September-Desember, Vol. 1, No. 2, 2019

− Diagram Sebab Akibat untuk Bentuk Tidak kemungkinan cacat produk dengan
Sempurna bentuk tidak sempurna. Cacat bentuk
Cacat bentuk tidak sempurna ini tidak sempurna pada bulan April 2016
merupakan hasil karton yang tidak sebesar 30.3%. Berbagai faktor eksternal
berbentuk siku dengan sudut sempurna. hingga internal ikut terlibat, mulai dari
Terdapat cacat seperti penyok sehingga manusia yang kurang teliti hingga
tidak layak untuk keamanan pengemasan ruangan yang sempit memicu
produk pelanggan. penumpukan barang secara asal sehingga
Cacat ini memang bukan sebagian merusak hasil produksi. Berikut akan
besar tanggung jawab dari divisi digambarkan secara jelas dengan
produksi, akan tetapi melakukan menggunakan diagram fish bone sebagai
pengecekan di awal proses sangat berikut.
membantu guna mengurangi

Gambar 7. Diagram Fishbone Penyebab Bentuk Tidak Sempurna

− Diagram Sebab Akibat untuk Potongan Kasar tidak bekerja sesuai dengan SOP dan
Cacat potongan kasar ini merupakan kurangnya pemeliharaan mesin yang
hasil potongan karton siku yang menyebabkan hasil produksi tidak sesuai
permukaannya tidak halus. Cacat seperti standar perusahaan. Berikut akan
ini dapat menggores produk pelanggan. digambarkan secara jelas dengan
Cacat potongan kasar pada bulan April menggunakan diagram fish bone sebagai
2016 sebesar 23.5%. Faktor utama berikut.
penyebab cacat ini adalah manusia, yang

72
Jurnal Bisnisman : Riset Bisnis dan Manajemen–September-Desember, Vol. 1, No. 2, 2019

Gambar 8. Diagram Fishbone Penyebab Potongan Kasar

Usulan Perbaikan Guna Mengurangi Produk karena itu dilakukan usulan perbaikan guna
Cacat mengatasi ketiga permasalahan terbesar.
Berdasarkan hasil analisis produk Berikut usulan yang bisa diberikan guna
cacat dikarenakan salah ukuran, bentuk perbaikan kualitas dari proses produksi
tidak sempurna, dan potongan kasar, oleh karton siku PT Difa Kreasi.

Tabel 3. Usulan Perbaikan untuk Pengurangan Cacat Salah Ukuran


Faktor Penyebab Standart Usulan Perbaikan
Tenaga kerja kurang Operator bekerja Operator harus lebih
terampil sesuai Standar teliti
Manusia
Operasional Prosedural Diadakan training
Konsentrasi lemah
(SOP) yang berlaku secara berkala
Alat ukur kurang Kualitas alat ukur Kalibrasi alat ukur
Alat
presisi terkalibrasi secara berkala
Penambahan lampu
Lingkungan Penerangan Kurang Ruang terang
penerangan
Mesin Maintenance Mesin tidak Maintenance bulanan Penjadwalan sistem
teratur dan tahunan secara dan pengadaan alat
berkala maintenance

73
Jurnal Bisnisman : Riset Bisnis dan Manajemen–September-Desember, Vol. 1, No. 2, 2019

Tabel 4. Usulan Perbaikan untuk Pengurangan Cacat Bentuk Tidak Sempurna


Faktor Penyebab Standart Usulan Perbaikan
Operator harus lebih
Pengecekan di awal teliti
Manusia
Pengecekan Kurang proses Diadakan training
Teliti secara berkala
Penambahan alat
Alat Tidak ada alat cek Penggunaan sesuai pengecekan/
prosedur indentifikasi cacat
Ruangan Sempit Ruangan lebih luas Pemanfaatan ruangan
yang sempit dengan
Lingkungan sistem penumpukan
Penerangan Kurang Ruang terang
produk dengan lebih
teratur

Material cacat sejak Penekanan terhadap


awal Penetapan standar supplier tentang
Bahan Baku
kualitas bahan baku standart kualitas
Mutu bahan baku tidak
terjaga

Tabel 5. Usulan Perbaikan untuk Pengurangan Cacat Potongan Kasar


Faktor Penyebab Standart Usulan Perbaikan
Operator kurang Operator bekerja sesuai Operator harus lebih
terampil Standar Operasional teliti
Manusia
Prosedural (SOP) yang Diadakan training
Konsentrasi lemah
berlaku secara berkala
Penjadwalan sistem
Maintenance bulanan
Maintenance mesin tidak maintenance
Mesin dan tahunan secara
teratur Pengadaan alat
berkala
maintenance
Bahan baku cacat Penekanan terhadap
Bahan Penetapan standar
sehingga mutunya tidak supplier tentang
Baku kualitas bahan baku
terjaga standart kualitas

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI kasar sebesar 23.5%. Berdasarkan hasil peta


Kesimpulan kendali p (p-chart) dapat dilihat bahwa
Berdasarkan histogram yang dibuat, kualitas produk berada diluar batas kendali
tingkat kecacatan karton siku yang paling seharusnya. Hal ini dapat dilihat pada grafik
tinggi selama bulan April 2016 adalah salah peta kendali yang menunjukkan masih
ukuran sebesar 46.1%, selanjutnya bentuk adanya titik-titik yang berada diluar batas
tidak sempurna 30.3%, dan cacat potongan kendali, titik tersebut berfluktuasi dan tidak

74
Jurnal Bisnisman : Riset Bisnis dan Manajemen–September-Desember, Vol. 1, No. 2, 2019

beraturan. Dari 30 titik yang ada (selama Rekomendasi


bulan April 2015), ada 5 titik yang diluar Perusahaan perlu menggunakan
garis UCL menandakan sebesar 16.6% metode statistik untuk dapat mengetahui
kecacatan sudah diluar batas yang ditolerir. jenis kecacatan dan faktor yang
Adapun 2 titik lainnya berada dibawah garis menyebabkan kecacatan itu terjadi. Dengan
LCL menandakan 6.7% proporsi kecacatan demikian perusahaan dapat melakukan
yang kecil. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi
perbaikan guna mencapai hasil yang produk rusak untuk produksi berikutnya.
maksimal. Selain itu, secara umum faktor yang paling
Berdasarkan hasil analisis diagram mempengaruhi kecacatan proses produksi
sebab akibat dapat diketahui faktor yang adalah faktor manusia. Sehingga
menjadi penyebab dalam pengendalian dibutuhkan peningkatan kemampuan
kualitas berasal dari faktor pekerja, mesin operator dengan melakukan training secara
produksi, metode kerja, material/bahan berkala dan simultan sesuai denga pekerjaan
baku dan lingkungan kerja. Dimana faktor yang dijalani. PT Difa Kreasi diharapkan
penyebab terbesar diakibatkan oleh pekerja dapat menyusun penjadwalan maintenance
yang kurang fokus, teliti, dan kurang yang lebih terstruktur, dimulai dari
terampil dalam bekerja. Selain itu, preventive maintenance demi menghindari
diakibatkan lingkungan kerja, kedua hal kerusakan mesin yang menghambat proses
tersebut berdampak pada faktor yang lain produksi. Melakukan kalibrasi secara
seperti mesin, metode dan bahan baku yang berkala untuk semua alat ukur yang
digunakan. digunakan serta membangun suasana yang
nyaman dalam bekerja sehingga
meningkatkan semangat karyawan dalam
bekerja. Perusahaan juga perlu menerapkan
kembali SOP (Standart Operation Procedure)
secara lebih tegas.

REFERENSI
Chandra, Daniel Samantha Bayu dan R.H. Mustamu. (2015). Analisis Strategi Bersaing Pada Perusahaan Kotak Karton
Gelombang Menggunakan Porter’s Five Forces Analysis. Jurnal AGORA Vol. 3, No. 1.
Heizer, Jay dan Barry Render. (2015). Manajemen Operasi (Manajemen Kebrlangsungan dan Rantai Pasokan) Edisi 11.
Jakarta: Salemba Empat.
Assauri, Sofjan. (2008). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Gasperz, Vincent. (2005). Total Quality Manajemen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

75

You might also like