You are on page 1of 6

IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 1 No 2 – Juli 2014 - ijmsbm.

org

OPTIMIZATION OF OINTMENT WHICH CONTAINING EUGENOL


ISOLATION OF OIL CLOVE (Eugenia caryophylatta Thunb.)
OPTIMASI SEDIAAN SALEP YANG MENGANDUNG EUGENOL DARI
ISOLASI MINYAK CENGKEH (Eugenia caryophylatta Thunb.)
Eka Putri Susilowati 1, Sri Saptuti Wahyuningsih2
Pharmacy Undergraduate Programm Study
Of Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo
fian_alfi34@yahoo.co.id

Abstract
Background : Optimization is an attempt that be made to obtain the better final result. Eugenol
compound is the major component that contained in oil of cloves (Eugenia caryophylatta thunb.) with
the content that can reach 70-96 %. Eugenol compound having pharmacological activity as an
analgesic, muscle relaxation, anti-inflammatory, antimicrobial, antiviral, antifungal, antiseptic,
antispamosdik, anti-emetics, stimulants, local anesthetic so the compound is widely used in the
pharmaceutical industry.
Objective: To identify whether eugenol oil can be formulated to be ointment formulation and to
measure the right concentration of eugenol oil to get the formula optimized.
Methods :This study was an experimental research with posttest only design approach. The study is
made of two levels of ointment with 2% and 5% eugenol concentration and every concentration is
done 3x replication after the evaluation test for each of the ointment than the evaluation results of the
test were analyzed using two independent test side.
Result: from the analysis of organoleptic the both showed similar results except the color of the
ointment for 2% is whitish yellow and 5% is amber. pH test results for all ointments showed the same
value, namely 5. Homogeneity test results for all the ointments is homogeneous. The protection test
results for the two concentrations is provides protection. Adhesiontest resultsforboth
concentrationsthatHois acceptedwhichmeans nosignificant difference. Test resultsdispersive powerno-
loadandload50gHois acceptedwhichmeans nosignificant difference, toload100gHo is
rejectedwhichmeans thatthere are significant differences.
Conclusion: ointment dosage levels of the active substance eugenol at 5% more than the optimal
levels ointment with 2% active ingredient eugenol.
Keywords: eugenol oil, ointment dosage optimization

Abstrak
Latar Belakang: Optimasi merupakan usaha yang dilakukan untuk memperoleh hasil akhir yang lebih
baik.Senyawa eugenol merupakan komponen utama yang terkandung dalam minyak cengkeh
(Eugenia caryophylatta Thunb.) dengan kandungan mencapai 70%- 96%. Senyawa eugenol
mempunyai aktivitas farmakologi sebagai analgesik, relaksan otot, antiinflamasi, antimikroba, antiviral,
antifungal, antiseptik, antispamodik, antiemetik, stimulan, anastetik lokal.
Tujuan: Dapatkah minyak eugenol diformulasi dalam bentuk salep dan pada konsentrasi berapakah
minyak eugenol dapat diformulasi dalam bentuk salep.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan posttest only design.
Pada penelitian ini dibuat dua sediaan salep dengan kadar minyak eugenol 2% dan 5%. Masing-
masing konsentrasi dilakukan 3x replikasi setelah itu dilakukan uji evaluasi untuk masing-masing
sediaan salep lalu dari hasil uji evaluasi tersebut data dianalisis menggunakan uji t independent two
side.
Hasil: dari hasil analisis data untuk organoleptis dari kedua kadar menunjukkan hasil yang sama
kecuali warna sediaan untuk 2% kuning keputihan untuk 5% kuning kecoklatan. Hasil uji pH untuk
semua sediaan menunjukkan nilai yang sama yaitu 5. Hasil uji homogenitas untuk semua sediaan
sama yaitu homogen. Hasil uji proteksi untuk kedua konsentrasi sama yaitu memberikan proteksi.
Hasil uji daya lekat untuk kedua konsentrasi yaitu Ho diterima yang berarti tidak ada perbedaan yang
signifikan. Hasil uji daya sebar tanpa beban dan beban 50g Ho diterima yang berarti tidak ada
perbedaan yang signifikan, untuk beban 100g Ho ditolak yang berarti ada perbedaan yang signifikan.
Kesimpulan: eugenol dapat dibuat dalam sediaan salep. Berdasarkan hasil uji mutu fisik sediaan,
salep dengan eugenol 5% menunjukkan hasil yang optimal.
Kata kunci: eugenol, minyak cengkeh, optimasi sediaan salep

ISSN 2355-1313 29
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 1 No 2 – Juli 2014 - ijmsbm.org

PENDAHULUAN menyegarkan dan pedas seperti bunga


Semakin berkembangnya ilmu cengkeh kering, memberikan aroma yang khas
pengetahuan dan tekhnologi, perkembangan pada minyak cengkeh, dimana senyawa ini
di dunia farmasi pun tak ketinggalan.Semakin banyak dibutuhkan oleh berbagai industri yang
hari semakin banyak jenis dan ragam penyakit saat ini sedang berkembang.
yang muncul.Perkembangan pengobatanpun Senyawa eugenol mempunyai
terus dikembangkan.Berbagai macam bentuk aktivitas farmakologi sebagai analgesik,
sediaan obat, baik itu liquid, solid dan antiinflamasi, antimikroba, antiviral, antifungal,
semisolid telah dikembangkan oleh ahli antiseptik, antispamosdik, antiemetik, stimulan,
farmasi dan industri. anastetik lokal sehingga senyawa ini banyak
Ahli farmasi mengembangkan obat dimanfaatkan dalam industri farmasi.
untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, Begitupun dengan salah satu turunan senyawa
yang bertujuan untuk memberikan efek terapi eugenol, yaitu isoeugenol yang dapat
obat, dosis yang sesuai untuk dikonsumsi oleh dipergunakan sebagai bahan baku obat
masyarakat.Salah satunya adalah sediaan antiseptik dan analgesik (Sharma et al., 2006).
semisolid, sediaan semisolid ditujukan sebagai Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pemakaian luar seperti krim, salep, gel, kadar konsentrasi zat aktif (eugenol) yang
balsam, pasta dan suppositoria yang sesuai untuk sediaan salep yang optimal.
digunakan melalui rektum.Kelebihan dari Hipotesis nya adalah tidak ada perbedaan
sediaan semisolid yaitu praktis, mudah yang signifikan optimasi salep yang
dibawa, mudah dipakai, mudah pada mengandung eugenol 2% dan 5%.
pengabsorbsiannya.Juga untuk memberikan
perlindungan pengobatan terhadap METODE PENELITIAN
kulit.Sediaan semisolid memiliki kekurangan, Penelitian ini dilaksanakan di
salah satu diantaranya yaitu mudah ditumbuhi Laboratorium Teknologi Farmasi Poltekkes
mikroba.Untuk mengurangi kekurangan Bhakti Mulia Sukoharjo pada bulan februari
tersebut, para ahli farmasis harus bisa 2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian
memformulasikan dan memproduksi sediaan eksperimental. Dengan pendekatan posttest
secara tepat. Dengan demikian, farmasis only design. Variabel dalam penelitian ini
harus mengetahui langkah-langkah yang tepat adalah variabel bebas yaitu kadar eugenol dan
untuk meminimalisir kejadian yang tidak variabel terikat yaitu uji mutu fisik salep.
diinginkan. Dengan cara melakukan,
menentukan formulasi dengan benar dan Bahan Penelitian
memperhatikan konsentrasi serta karakteristik Bahan yang digunakan dalam
bahan yang digunakan dan dikombinasikan penelitian ini adalah minyak eugenol (Eugenia
dengan baik dan benar. Salep (unguents) caryophylatta Thunb), menthol, lemak bulu.
adalah preparat setengah padat untuk Penelitian ini dilakukan dengan membuat 2
pemakaian luar (Chaerunnisa, 2009). formula salep dengan konsentrasi eugenol
Komposisi salep terdiri dari bahan obat atau masing-masing 2 % dan 5%. Masing-masing
zat aktif dan basis salep atau biasa dikenal formula dilakukan rreplikasi sebanyak 3 x
dengan sebutan zat pembawa bahan aktif kemudian dilakukan evaluasi sediaan.
.Salep memiliki fungsi sebagai bahan
pembawa zat aktif untuk mengobati penyakit Tabel 1 Variasi Formula Salep
pada kulit, sebagai pelumas pada kulit dan Bahan Formula I Formula II
berfungsi sebagai pelindung kulit(Anief, 2007). Eugenol 2 5
Senyawa eugenol merupakan Menthol 10 10
komponen utama yang terkandung dalam Lemak bulu 100 100
minyak cengkeh (Syzygium aromaticum), ad
dengan kandungan dapat mencapai 70-96%,
dan walaupun minyak cengkeh mengandung Prosedur Penelitian
beberapa komponen lain seperti eugenol 1. Proses isolasi eugenol dari minyak cengkeh
asetat dan β-caryophyllene tetapi yang paling a. 10 ml minyak cengkeh ditambah KOH 1
penting adalah senyawa eugenol, sehingga N, dikocok selama 5 menit kemudian
kualitas minyak cengkeh ditentukan oleh dipanaskan di atas waterbath selama
kandungan senyawa tersebut, semakin tinggi 10 menit. Dilakukan pengocokan
kandungan eugenolnya maka semakin baik kembali selama 5 menit.
kualitasnya dan semakin tinggi nilai jualnya. b. Ditambah KOH ad basa dikocok
Senyawa eugenol yang merupakan cairan selama 5 menit
bening hingga kuning pucat, dengan aroma c. Diekstraksi dengan 30 ml eter

ISSN 2355-1313 30
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 1 No 2 – Juli 2014 - ijmsbm.org

d. Fase air ditambah H2SO4 1 N ad pada bagian pinggir dibasahi dengan


netral, ekstraksi dengan 3 x 10 ml eter parafin cair. Setelah kering akan didapat
e. Dilakukan penguapan sampai fase eter area yang dibatasi dengan parafin tersebut.
habis (tidak ada bau eter dan Kemudian kertas saring yang diolesi salep
gelembung udara) ditempelkan di bawah kertas saring yang
2. Pembuatan salep diberi batas dengan paraffin liq. Area
a. Mentol dimasukkan ke dalam mortir tersebut dibasahi dengan larutan NaOH
ditambah dengan spiritus fortior 3 tetes (0,1N).Pengamatan dilakukan pada kertas
gerus ad larut. saring yang telah dibasahi dengan larutan
b. Lemak bulu dimasukkan ke dalam PP pada waktu 15, 30, 45, 60 detik, 3 dan 5
mortar sedikit demi sedikit kemudian menit.
diaduk sampai tercampur homogeny
c. Ditambahkan eugenol dicampur Analisa Data
homogeny Data yang diperoleh dari hasil pengujian sifat
d. Dimasukkan ke dalam pot salep fisika gel dianalisis secara statistic
menggunakan uji t independent sample test
Evaluasi Sifat Fisika Sediaan Salep dengan taraf kepercayaan 95%. Metode uji t
1. Organoleptis salep independent sample test digunakan untuk
Pengamatan meliputi bentuk, warna dan mengetahui adanya perbedaan variasi
bau konsentrasi eugenol terhadap masing-masing
uji dilihat dari nilai t hitungnya (Atmadja, 2006)
2. pH
Memasukkan indikator universial ke dalam HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
sediaan salep dan dilihat perubahan warna Isolasi eugenol dari minyak cengkeh
yang terjadi pada indikator tersebut. (Eugenia caryophylatta Thunb)
Kemudian dibandingkan dengan standart Evaluasi Sifat Fisika Sediaan Salep
indikator yang ada. Eugenol (Eugenia caryophylatta Thunb)
Hasil evaluasi sifat fisika salep eugenol terlihat
3. Homogenitas pada tabel 4.1 dan 4.2. Formula optimum
Mengoleskan sediaan salep pada preparat salep eugenol (Eugenia caryophylatta Thunb)
kaca kemudian diamati apakah bahan- yaitu formula salep yang mengandung eugenol
bahan yang digunakan tersebut terdispersi 5 %. Hasil uji t independent sample tes pada
merata pada lempeng kaca tersebut. tabel 4.6 menunjukkan bahwa variasi
konsentrasi eugenol memberikan perbedaan
4. Daya Lekat yang signifikan terhadap sifat fisika salep yang
Salep 0,5 g diletakkan di atas obyek glass meliputi organoleptis, pH, homogenitas, daya
yang telah ditentukan luasnya. Kemudian sebar, daya lekat, dan daya proteksi (p <
diletakkan obyek glass yang lain di atas 0,05).
salep tersebut, ditekan dengan beban 500
g selama 5 menit. Dilepaskan beban 80 g Tabel 2. hasil uji evaluasi formula I
pada ujung alat dan mencatat waktu ketika Uji FORMULA I
kedua obyek glass tersebut saling terlepas Evaluasi
(Miranti, 2009) I II III
Organole
5. Daya Sebar ptis
Sebanyak 0,5 g salep diletakkan di tengah Warna Kuning Kuning Kuning
alat ekstensometer. Ditimbang dulu keputihan keputih keputihan
penutup kaca ekstensometer kemudian an
diletakkan di atas massa sediaan salep Bau Khas Khas Khas
selama 1 menit. Diukur diameter sediaan aromatic aromati aromatic
yang menyebar dengan mengambil rata- k
rata diameter dari beberapa sisi. Bentuk Salep Salep Salep

6. Daya Proteksi Uji pH 5 5 5


Diambil sepotong kertas saring (10 cm x 10
cm) dibasahi dengan larutan PP sebagai Homogen Homogeny homog homogen
indikator kemudian dikeringkan. Diolesi itas en y
dengan sediaan pada kertas saring. Pada
kertas saring yang lain (2,5 cm x 2,5 cm)

ISSN 2355-1313 31
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 1 No 2 – Juli 2014 - ijmsbm.org

Daya Uji daya


proteksi sebar
15’ - - - Tanpa 10,57 cm2 10,57 11,15
30’ - - - beban cm2 cm2
45’ - - - Rata-rata 10,76 cm2
60’ - - -
2 2
3” - - - Beban 13,20 cm 13 cm 13,42
5” - - - 50g cm2
Rata- 13,21 cm2
Uji daya 7,15 detik 6,08 7,11 detik rata
lekat detik
Rata-rata 6,78 detik Baban 15,90 cm2 15,90 15,92
Uji daya 100g cm2 cm2
sebar Rata- 15,91 cm2
Tanpa 10,18 cm2 10,18 cm2 9,08 rata
beban cm2
Rata-rata 9,81 cm2
Pembahasan
Beban 12,37 cm 2
12,57 13,22 Penelitian ini dilakukan untuk
50g cm2 cm2 membuat suatu sediaan salep yang optimal
Rata- rata 12,72 cm2 dengan bahan aktif yang dipilih adalah
eugenol dari isolasi minyak cengkeh. Salep ini
Baban 100g 14,98 14,52 15,20 dapat bermanfaat sebagai analgetik, relaksan
cm2 cm2 cm2 otot, penghangat, antiinflamasi. Pada
Rata- rata 14,90 cm2 penelitian ini salep dibuat dengan dua kadar
eugenol yang berbeda yaitu 2% dan 5%. Pada
penelitian ini basis salep yang digunakan
Tabel 3 Hasil uji evaluasi formula II adalah lemak bulu yang termasuk dalam dasar
salep serap anhidrous, dasar salep ini tidak
Uji FORMULA II mengandung air, jika menyerap air
Evaluasi I II III membentuk emulsi tipe a/m. Kelebihan dari
Organole basis ini yaitu dapat meningkatkan adsorbsi
ptis terhadap zat aktif dan mempertahankan
Warna Kuning Kuning Kuning keseragaman konsistensi salep.
Kecoklata Kecoklata Kecoklat Dari pembuatan salep eugenol minyak
n n an cengkeh didapatkan hasil uji evaluasi sebagai
Bau Khas Khas Khas berikut:
aromatik aromatik aromatic
Bentuk Salep Salep Salep 1. Organoleptis
Uji organoleptis adalah pengujian yang
Uji pH 5 5 5 meliputi pengamatan terhadap bentuk, warna,
dan bau salep tersebut. Parameter kualitas
Homoge Homogen Homogen Homoge salep yang baik adalah bentuk sediaan
nitas n setengah padat, salep berbau khas ekstrak
yang digunakan dan berwarna seperti ekstrak.
Daya Dari dua kadar 2% dan 5% terlihat bentuk
proteksi sediaan setengah padat. Warna sediaan untuk
15’ - - - kadar 2% yaitu berwarna kuning keputihan
30’ - - - sedangkan untuk kadar 5% yaitu berwarna
45’ - - - kuning kecoklatan, sedangkan bau sediaan
60’ - - - dengan kadar eugenol 2% tidak begitu berbau
3” - - - cengkeh dibandingkan dengan kadar eugenol
5% yang berbau khas aromatik cengkeh, jika
5” - - -
dilihat dari organoleptis kadar yang lebih
optimal adalah salep dengan kadar eugenol
Uji daya 5,69 detik 6,63 detik 6,43
5% karena memiliki warna yang lebih
lekat detik
mendekati dengan warna ekstrak yaitu coklat,
Rata-rata 6,25 detik selain itu juga memiliki bau khas cengkeh yang
lebih kuat.

ISSN 2355-1313 32
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 1 No 2 – Juli 2014 - ijmsbm.org

sig > 0,05 yang berarti Ho diterima yaitu tidak


2. Uji pH ada perbedaan yang signifikan dari uji daya
Berdasarkan hasil pengujian pH kedua kadar lekat kedua kadar salep tersebut. Jika dilihat
salep tersebut memiliki pH sediaan 5, pH dari rata-rata kedua kadar salep ini sudah
tersebut memenuhi persyaratan pH sediaan memenuhi parameter untuk daya lekat dari
topikal yaitu antara 4,5 – 6,5. Kulit yang normal sediaan salep, namun jika dilihat dari rata-rata,
memiliki pH antara 4,5 - 6,5 sehingga sediaan kadar yang lebih memiliki daya lekat yang
topikal harus memiliki pH yang sama dengan lebih lama yaitu salep dengan kadar eugenol
pH normal kulit tersebut. Kesesuaian pH kulit 2% hal ini bisa disebabkan karena pada kadar
dengan pH sediaan topikal mempengaruhi 2% penambahan eugenol lebih sedikit
penerimaan kulit terhadap sediaan. Sediaan dibanding yang 5% dimana eugenol disini
topikal yang ideal adalah tidak mengiritasi kulit. memiliki bentuk cair, sehingga kadar 2% lebih
Kemungkinan iritasi kulit akan sangat besar memiliki bentuk yang lebih padat dibanding
apabila sediaan terlalu asam atau terlalu basa, yang 5% hal ini dapat menyebabkan daya
jika dilihat dari uji pH dapat diketahui bahwa lekat dari kadar 2% lebih lama. Semakin
kedua salep tersebut sudah memenuhi meningkatnya konsistensi salep menyebabkan
persyaratan untuk pH sediaan topikal dan daya lekat dari salep juga meningkat. Semakin
sama-sama optimal. lama salep melekat pada kulit maka efek yang
ditimbulkan juga semakin besar. Salep
3. Homogenitas dikatakan baik jika daya lekatnya itu besar
Uji homogenitas menunjukkan susunan yang pada tempat yang diobati (misal kulit), karena
homogen karena pada bagian atas, tengah obat tidak mudah lepas sehingga dapat
dan bawah sediaan terdapat penyebaran menghasilkan efek yang diinginkan (Ansel,
partikel secara merata. Adapun syarat sediaan 1989).
yang baik adalah homogen (SNI, 1996).
Sediaan yang homogen akan memberikan Tabel 4. Uji Daya Lekat
hasil yang baik karena bahan obat terdispersi
95% CI of
dalam bahan dasarnya secara merata,
sehingga dalam setiap bagian sediaan Sig. Std. the
mengandung bahan obat yang jumlahnya (2- Mean Error Difference
sama. Jika bahan obat tidak terdispersi merata
dalam bahan dasarnya maka obat tersebut Si taile Differe Differe Low Uppe
tidak akan mencapai efek terapi yang F g. T Df d) nce nce er r
diinginkan jika dilihat dari uji homogenitas
,3 ,5 1,1 4 ,30 ,53000 ,45207 - 1,785
kedua kadar salep tersebut sudah memenuhi
persyaratan sediaan topikal yang baik dan 38 92 72 6 ,725 15
sama-sama optimal. 15

4. Uji Daya Proteksi 1,1 3,8 ,30 ,53000 ,45207 - 1,805


Hasil pengujian kemampuan proteksi 72 46 9 ,745 22
menunjukkan tidak timbulnya noda merah
pada semua sediaan salep hingga lebih dari 22
10 detik hal ini menunjukkan bahwa salep
memberikan proteksi. Basis salep yang baik 6. Uji daya sebar
dapat melindungi kulit dari pengaruh luar Pengujian daya sebar bertujuan untuk
seperti asam-basa, debu dan sinar matahari mengetahui daya penyebaran dari sediaan
pada waktu pengobatan, ditandai dengan tidak salep pada kulit yang diobati. Semakin
terbentuknya noda merah setelah meningkat konsistensi sediaan salep
penambahan NaOH. Berdasarkan hasil uji menyebabkan penurunan daya sebar pada
dapat dikatakan kedua salep dengan kadar masing-masing formula. Penurunan nilai daya
2% dan 5% memenuhi syarat uji daya proteksi sebar ini disebabkan karena perbedaan
dan sama-sama optimal. konsentrasi eugenol pada masing-masing
formula menyebabkan perbedaan viskositas
5. Uji Daya Lekat salep yang dihasilkan. Dimana viskositas gel
Syarat untuk waktu daya lekat yang baik berbanding terbalik dengan daya sebar salep.
adalah tidak kurang dari 4 detik.Berdasarkan Semakin tinggi konsistensi salep akan
hasil uji yang dilakukan semua sediaan salep meningkatkan tahanan salep untuk menyebar.
ini sudah memenuhi syarat daya lekat. Dari Sehingga makin besar daya menyebar salep,
hasil uji t independent two side menunjukkan

ISSN 2355-1313 33
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 1 No 2 – Juli 2014 - ijmsbm.org

maka ketersediaan obat untuk diabsorbsi doi: 10.1089/jmf.2010.0197. Epub


makin besar (Maulidaniar dkk, 2012) 2011 May 9
Guenther, E. 2007.Minyak Atsiri. Jilid 1.
Tabel. 5 Hasil uji Daya Sebar Terjemahan S Ketaren. Jakarta:
95% Penerbit Universitas Indonesia.
Confidenc Guenther, E. 2007.Minyak Atsiri. Jilid 1.
e Interval Terjemahan S Ketaren. Jakarta:
Sig. Std. of the Penerbit Universitas Indonesia.
(2- Mean Error Difference Maulidaniar, R., Rahima, S. R., Rita, M.,
Si taile Differe Differe Lowe Upp Hamidah, N. dan Yuda, A. W.
F g. T Df d) nce nce r er (2011).
7,4 ,05 - 4 ,007 - ,20044 - - Gel Asam Salisilat. Universitas
23 3 5,0 1,0066 1,563 ,450 Lambung Mangkurat Banjar Baru,
22 7 19 15 dipublikasikan.
- 2,0 ,037 - ,20044 - - Miranti, L. 2009. Pengaruh Konsentrasi Minyak
5,0 04 1,0066 1,867 ,146 Atsiri Kencur (Kaemferia galanga)
22 7 28 05 dengan Basis Salep Larut Air
Terhadap Sifat Fisik Salep dan Daya
Hambat Bakteri Staphyylococus
Dari hasil uji t independent two side untuk uji
aureus secara in Vittro (Skripsi).
daya sebar menunjukkan bahwa nilai sig <
Surakarta : Fakultas Farmasi
0,05 yang berarti ada perbedaan yang
Universitas Muhammadiyah.
signifikan antara salep dengan kadar eugenol
Saifullah, T.N, dan Rina Kuswahyuning, 2008,
2% dan 5%. Rata-rata daya sebar salep pada
Teknologi dan Formulasi Sediaan
kadar eugenol 5% lebih memiliki rata-rata daya
Semipadat, Pustaka Laboratotium
sebar yang lebih luas dibandingkan dengan
Teknologi Farmasi UGM, Yogyakarta.
salep dengan kadar eugenol 2%, dengan ini
Setiawan, Cisca. 1999. Tanaman Obat
dapat disimpulkan bahwa untuk uji daya sebar
Keluarga. Jakarta: PT Intisari
sediaan salep yang lebih optimal adalah salep
Mediatama
dengan kadar eugenol 5%.
Tjitrosoepomo, G. 2007. Taksonomi
Tumbuhan (Spermathophyta).
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Kesimpulan
Press.
1. Eugenol dapat dibuat dalam bentuk
Tranggono, RI, Latifah, F. 2007.Buku
sediaan salep. pembuatan sediaan
Pegangan Ilmu Pengetahuan
salep.
Kosmetika. PT. Gramedia :Jakarta
2. Berdasarkan hasil uji sifat fisika
Ulaen, Selfie P.J, dkk. 2012. Pembuatan
sediaan, salep dengan eugenol 5%
Salep Anti Jerawat Dari Ekstrak
menunjukkan hasil yang optimal.
Rimpang Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.). Manado:
DAFTAR PUSTAKA Poltekkes Kemenkes Manado.
www.ejurnal.poltekkesmanado.acid/in
Anief, Moh. 2007, Farmasetika. Yogyakarta: dex.php/jif/article/view/27
Diunduh pada tanggal 28 April 2014.
Universitas Gadjah Mada Press.
Ansel,H.C. 1989. Pengantar bentuk sediaan
farmasi ed.IV.Jakarta : Universitas
Indonesia Press.
haerunnisa, Anis Yohana. 2009. Farmasetika
Dasar. Widya Padjajaran: Bandung
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope
Indonesia ed.III. Jakarta: Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope
Indonesia ed.IV. Jakarta: Depkes RI
Departemen Kesehatan RI. 2001. Inventaris
tanaman obat Indonesia (i) jilid
2.Jakarta: Depkes RI
Food,J Med. 2011, Antioxidant activity of
eugenol: a structure-activity
relationship study.Sep;14(9):975-85.
ISSN 2355-1313 34

You might also like