You are on page 1of 13

Formulasi Sediaan Krim Wajah ...

(Medan)

FORMULASI SEDIAAN KRIM WAJAH BERBAHAN AKTIF EKSTRA


METANOL BIJI KAKAO NON FERMENTASI (Theobroma cacao L)
KOMBINASI MADU LEBAH
The Formulation of Face Cream Preparation from Extract of Non Fermented Cocoa
Beans Methanol (Theobroma Cacao L) Combined with Honey Bee

Medan Yumas
Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
Jl. Prof. Dr. Abdurahman Basalamah No. 28 Makassar
Pos-el: medan.yumas@yahoo.com
(Artikel diterima 6 Oktober 2016; direvisi 28 November 2016; disetujui 9 Desember 2016)

Abstract. Facial cream preparation contains active fotoprotector, antioxidant, and moisturizer derived from
natural sources. Cocoa beans and honey bee are ones of anti-oxidant and moisturizer natural sources
containing polyphenol/phenolic and other flavonoid compounds. Flavonoid contains anti-oxidant agent as
free radical scavenger. The aim of this study was to obtain formula combination of non-fermented cocoa
beans methanol extract and honey bee as active agents in effecting face skin moisturizing. Phases of the
research consists of process of producing non-fermented cocoa beans methanol extract, producing face
cream from non-fermented cocoa beans methanol extract and honey bee, and analysis on the characteristics
of the products. The result showed that face cream formulated from 1.56% of non-fermented cocoa beans
methanol extract and 2.34% of honey bee having 73.8% moisturizing effect in 60 minutes exposure does
not irritate face skin and eyes. It has viscosity value 2.72 x 105 cps, has pH value 5.26 which is suitable with
the range of normal pH for skin (4.5-7.5), does not contain residues of nipasol and nipagin, has scoring
average 1 – 2.9 by panelists on the attributes (aroma, consistency, texture, stickiness, homogeneous
sensation, color, appearance, itchiness, erythema, easiness on cleaning, response on washing), and has
total bacteria, khamir, and molod 5.0 x 102 which does not meet the requirements for skin moisturizer (SNI
16-4339-1996) i.e. 102 colonies/gram.
Keywords: non-fermented cocoa beans, honey bees, the active component, facial cream

ABSTRAK :Sediaan krim muka mengandung bahan aktif fotoprotektor, antioksidan, dan pelembab yang
bersumber dari bahan alami. Biji kakao dan madu lebah merupakan salah satu sumber antioksidan alami
dan bahan pelembab, mengandung senyawa-senyawa polifenol/fenolik dan flavonoid-flavonoid lainnya.
Senyawa dari golongan flavonoid memiliki sifat antioksidan sebagai penangkap radikal bebas.Tujuan
penelitian ini adalah mendapatkan kombinasi formula ekstrak metanol biji kakao non fermentasi dan madu
lebah sebagai bahan aktif yang memberi efek melembabkan kulit muka. Tahapan penelitian terdiri dari
proses pembuatan ekstrak metanol biji kakao non fermentasi, proses pembuatan krim muka berbahan aktif
ekstrak metanol biji kakao non fermentasi dan madu lebah, serta analisis terhadap sifat-sifat produk yang
dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwaformula krim muka dengan bahan aktif ekstrak metanol biji
kakao non fermentasi 1,56% dan madu lebah 2,34% memberikan efek melembabkan kulit muka dengan
daya lembab 73,8% dengan waktu pemaparan 60 menit, tidak memberikan iritasi pada kulit muka, dan
tidak memberikan iritasi pada mata. Memiliki nilai viskositas 2,72 x 105cps, pH 5,26 sesuaikisaran pH
normal kulit (4,5-7,5),tidak mengandung residu nipagin dan nipasol, rata-rata penilaian panelis terhadap
atribut(aroma, konsistensi, tekstur, lengket, sensasi homogen, warna, penampilan, rasa gatal, eritema,
mudah dicuci, respon setelah mencuci) diterima baik oleh panelis dengan skor 1 –2,9dantotal bakteridan
kamir-kapang 5,0 x 102belummemenuhi syarat mutu pelembab kulit (SNI 16-4399-1996) yaitu maksimum
102 koloni/gram.
Kata kunci: biji kakao non fermentasi, madu lebah, komponen aktif, krim muka.

Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 75


Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 75-87

PENDAHULUAN krim wajah dapat mendukung program


pelayanan kesehatan wajah.
Penuaan dini merupakan fenomena
Biji kakao non fermentasi dan madu
yang terjadi pada tubuh manusia dan
lebah merupakan bahan alam yang potensial
menjadi bahan konsumsi public untuk
untuk dijadikan bahan aktif pada produk
diperbincangkan.Penuaan dini biasanya
kosmetik sebagai antioksidan, mencegah
ditandai dengan kondisi kulit yang kering,
penuaan dini, anti jerawat, dan mencerahkan
bersisik, kasar dan disertai munculnya
wajah.Biji kakao non fermentasi dan madu
keriput dan noda hitam atau flek.Penuaan
lebah mengandung senyawa polifenol
dini pada kulit terjadi secara alami, hal ini
terutama golongan flavonoid dan tannin yang
disebabkan oleh sumber radikal bebas
bersifat antioksidan. Suryanto (2012) dan
yang berasal dari lingkungan seperti polusi
Sartini (2007) keduanya mengatakan bahwa
udara, sinar matahari, gesekan mekanik,
senyawa flavonoid, katekin, epikatekin, dan
suhu panas atau dingin dan reaksi oksidasi
tannin memiliki aktivitas antioksidan yang
yang berlebihan.Penyinaran matahari
berpotensi sebagai tabir surya, penyegar kulit,
yang berlebihan menyebabkan jaringan
dan pengatur keseimbangan radikal bebas
epidermis kulit tidak cukup mampu melawan
yang bisa memperlambat proses penuaan.
efek negatif seperti kelainan kulit mulai
Menurut (Raga, 2012). Senyawa flavonoid
dari dermatitis ringans sampai kanker kulit,
memiliki sifat antioksidan sebagai penangkap
sehingga diperlukan perlindungan baik
radikal bebas karena mengandung gugus
secara fisik dengan menutupi tubuh misalnya
hidroksil yang bersifat sebagai reduktor dan
menggunakan payung, topi, atau jaket
dapat bertindak sebagai donor hidrogen
dan secara kimia dengan menggunakan
terhadap radikal bebas.
kosmetika (Mokodompit, N.A, et.al., 2013).
Antioksidan dapat dimanfaatkan
Tubuh manusia memiliki system
untuk memperbaiki sel-sel kulit yang rusak
antioksidan untuk mengenal reaktivitas radikal
akibat radikal bebas dan menangkal radikal
bebas, yang secara berkelanjutan dibentuk
bebas.Antioksidan dalam bahan kosmetik
sendiri oleh tubuh. Tetapi dalam keadaan
dapat memberikan efek melembabkan dan
tertentu tubuh tidak dapat mengatasinya
mencerahkan kulit sehingga kulit tidak hanya
sendiri sehingga tubuh memerlukan zat-zat
terjaga kelembapannya namun terlihat
antioksidan dari luar tubuh untuk mencegah
bercahaya (Fauzi et al., 2012).Oleh karena
terjadinya reaksi reaktif radikal bebas
itu, produk krim wajah yang bermanfaat bagi
tersebut. Antioksidan merupakan senyawa
kesehatan muka menjadi prioritas tertinggi
yang mampu menangkal atau meredam
untuk dikembangkan dalam industri kosmetik.
dampak negatif oksidan dalam tubuh, yang
Salah satu produk kosmetik yang praktis dan
bekerja dengan cara mendonorkan satu
mudah dikembangkan adalah krim muka
elektronnya kepada senyawa yang bersifat
berbahan aktif alami yang bersumber dari
oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan
biji kakao non fermentasi kombinasi madu
tersebut dapat dihambat (Titta et al., 2013).
lebah.
Salah satu upaya mengurangi
Krim adalah produk kosmetik yang
dampak negatif penggunaan bahan aktif
mudah dan praktis penggunaannya dan
dari bahan kimia dalam krim wajah adalah
didefinisikan sebagai sediaan setengah
menggunakan bahan aktif alami atau herbal.
padat yang mengandung satu atau lebih
Kembalinya perhatian ke bahan aktif alami
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam
yang dikenal dengan istilah back to nature
bahan dasar yang sesuai. Umumnya produk
dianggap sebagai hal yang bermanfaat.
krim terbentuk dari minyak yang dimasukkan
Penelitian Sabir (2005) menunjukkan bahwa
ke dalam air pada fase minyak dan humektan
penggunaan bahan alami dapat mengurangi
yang lebih banyak dari produk lotion.
efek samping zat kimia pada tubuh, sehingga
Krim terdiri dari 15% - 40% fase minyak
penambahan bahan alami tersebut dalam
dan 5% - 15% fase humektan, dengan

76 Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan


Formulasi Sediaan Krim Wajah ... (Medan)

karakteristik penampakannya hampir sama METODOLOGI


dengan produk lotion (Windarwati, 2011).
Bahan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Penelitian dilakukan di Balai Besar
menyebabkan berbagaiprodusen krim muka
Industri Hasil Perkebunan Makassar. Bahan-
membuat inovasi untuk menambahkan zat
bahan yang digunakan dalam penelitian
lain yang bermanfaat bagi kesehatan wajah.
ini adalah biji kakao kering yang tidak
Penambahan bahan aktif tertentu pada krim
difermentasi dari buah kakao yang diperoleh
muka dapat mengurangi jumlah kerutan
dari Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi
pada kulit muka dan bintik hitam atau flek
Selatan; madu lebah diperoleh dari tempat
serta melindungi kulit wajah dari paparan
penangkaran lebah di Kabupaten Kolaka
sinar matahari.
Sulawesi Tenggara. Bahan ingredient untuk
Beberapa penelitian yang berkaitan
krim wajah meliputi ekstrak metanol biji kakao
dengan pembuatan produk krim berbahan
non fermentasi dan madu lebah sebagai
aktif alami telah dilakukan sebelumnya;
bahan aktif alami, lemak kakao, minyak
misalnya : Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak
zaitun, asam stearat, cetyl alkohol, propilen
Sari Tomat (Solanum lycopersikum L.,) oleh
glikol, gliserin, metil paraben, propil paraben,
Alissya et al., (2013); Formulasi Krim Wajah
novemmer, aquadest bidestilat. Sedangkan
Dari Sari Buah Jeruk Lemon (Citrus lemon
bahan-bahan kimia yang digunakan untuk
L) Dengan Variasi Konsentrasi Emulgator,
ekstraksi bahan aktif dari biji kakao non
oleh Faradiba et.al., (2013); Formulasi
fermentasi, yaitu n-heksan (teknis) dan
Krim Antioksidan Ekstrak Etanol Bawang
metanol p.a.
Hutan (Eleutherine palmifolia L. Merr) oleh
Nela et al., (2013); Formulasi Krim Ekstrak
Alat
Lida Buaya (Aloe vera) Sebagai Alternatif
Alat-alat yang digunakan dalam
Penyembuhan Luka Bakar, oleh Risky A.W,
penelitian ini adalah tempat penjemuran
et al., (2013); Formulasi Sedian Masker Gel
biji kakao non fermentasi,rotary evaporator,
Dari Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia
corneometer CM 825,waterbath, corong
sinensis L.) Dan Madu Hitam (Apidorsata)
kaca (pyrex), kertas saring whatman no 41,
Sebagai Antioksidan, oleh Titta H.S., et al.,
timbangan digital (sartorius), cawan petri,
(2013); dan Penentuan Nilai Sun Protective
gelas ukur 1500 ml (pyrex), erlen meyer
Faktor (SPF) Secara In Vitro Krim Tabir
250 ml, gelas piala 250 ml (pyrex) batang
Surya Ekstrak Etanol Kulit Alpukat, oleh Ade
pengaduk kaca, winowing, panci stainles
et al., (2013). Namun pembuatan krim wajah
stell, mixer, termometer air raksa, kompor
berbasis bahan aktif dari ekstrak methanol
gas, pisau stainless steel, beaker gelas,
biji kakao non fermentasi kombinasi madu
kertas pH, oven merek venticell 404 dan 222
lebah belum pernah dilakukan.
MMM medcenter GmbH D 82152 Germany,
Terkait dengan berkembangnya
vortex mixer merek Barnstead International,
produk krim wajah berbahan aktif dari
hot plate strirer cimarec II, incubator merek
bahan kimia dan meningkatnya konsumen
INB 500, vortex merek maxi mix II thermo,
akan pengaruh konsumsi kosmetik tersebut
pH meter merek brench top pH meter GLP
terhadap kesehatan kulit wajah maka
21 crison, waterbath merek HH6 RRC,
perlu dipelajari dan dikembangkan produk
timbangan kapasitas 5 kg.
krim muka berbahan aktif alami. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mempelajari dan
Metode Penelitian
mendapatkan kombinasi formula bahan aktif
Penelitian ini terdiri atas 4 tahapan
ekstrak methanol biji kakao non fermentasi
yaitu pembuatan biji kakao non fermentasi,
dan madu lebah pada pembuatan krim
ekstraksi komponen aktif dari biji kakao non
wajah.
fermentasi, pembuatan krim wajah, analisis
krim wajah meliputi viskositas krim wajah,
derajat keasaman, uji efek melembabkan, uji

Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 77


Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 75-87

iritasi pada kulit, uji iritasi pada mata, dan uji 2. Kegiatan pemisahan komponen aktif ini
organoleptik. diulang sebanyak 3 kali. Larutan metanol
yang mengandung senyawa aktif dari biji
1. Biji Kakao Non Fermentasi kakao non fermentasi di rotary evaporator
Buah kakao yang diperoleh dari untuk membebaskan sisa bahan pelarut
Kabupaten Luwu Utara dibelah dengan metanol sehingga diperoleh komponen aktif
menggunakan balok kayu untuk memisahkan (senyawa aktif) yang masih bersifat gel atau
biji kakao dari kulit buahnya. Biji kakao yang kental.
terpisah dari kulit buah dan pulp dikeringkan
dibawah sinar matahari selama 5 hari 3. Pembuatan Krim Wajah
dengan suhu ± 50oC sampai mencapai kadar Proses pembuatan krim wajah
air 7%. Dilakukan proses pengecilan ukuran diawali dengan melakukan penimbangan
biji kakao dengan alat winowing diperoleh biji bahan-bahan yang akan digunakan pada
kakao dengan ukuran kecil-kecil. Biji kakao pembuatan krim wajah. Pada proses
kering dengan ukuran yang kecil dijadikan pembuatan krim wajah, formula dasar yang
bahan untuk diekstrak bahan aktifnya. digunakan adalah modifikasi dari formula
dan proses pembuatan produk krim Sartini
2. Bahan Aktif (Komponen Aktif) (2013) dan Hasni Hasan (2008), dibagi ke
Ekstraksi komponen aktif dari biji dalam dua fase yaitu fase minyak dan fase
kakao non fermentasi dilakukan dengan air dengan tipe fase minyak yang dituang ke
cara maserasi. Ekstraksi diawali dengan dalam fase air (m/a).Formulasi krim wajah
pemisahan lemak kakao yang terdapat pada disajikan pada Tabel 1.
biji kakao non fermentasi menggunakan
larutan n-heksan. Tujuannya adalah untuk Tabel 1. Formulasi krim wajah
menghilangkan lemak, wax, dan komponen
Bahan Krim Wajah A Krim Wajah B
lain yang tidak dibutuhkan yang terdapat di
(%) (%)
dalam biji kakao non fermentasi.Sebanyak 1
kg biji kakao non fermentasi dengan ukuran Gliserin 1,95 1,95
kecil-kecil direndam dengan n-heksan teknis Lemak Kakao 2,925 2,925
sebanyak 1,5 liter (1:1,5) dan dibiarkan Minyak zaitun 0,585 0,585
selama 24 jam pada suhu kamar. Biji Asam stearat 1,95 1,95
kakao non fermentasi yang telah direndam, Cetil alkohol 0,977 0,977
disaringmenggunakan kertas Whatman Propil paraben 0,02 0,02
no 41 ke dalam wadah bersih sehingga Aquadest 82,41 82,41
diperoleh filtrat dan residu. Residu dalam Propilen glikol 4,875 4,875
bentuk biji kakao non fermentasi dengan Metil paraben 0,176 0,176
ukuran kecil diangin-anginkan selama 5 hari Ekstrak 2,34 1,56
pada suhu kamar untuk menghilangkan bau methanol biji
pelarut n-heksan. Kegiatan pemisahan lemak kakao non
kakao dari biji kakao non fermentasi dengan fermentasi
ukuran kecil-kecil diulang sebanyak 3 kali. Madu lebah 1,56 2,34
Sebanyak 1 kg biji kakao non fermentasi
yang telah bebas dari bau pelarut n-heksan Fase minyak terdiri dari gliserin 1,95%;
direndam kembali dengan 1,5 liter metanol lemak kakao 2,925%; minyak zaitun 0,585%;
p.a pada suhu kamar selama 48 jam sambil
asam stearate 1,95%; cetil alcohol 0,977%;
diaduk-aduk. Biji kakao non fermentasi yang
dan propil paraben 0,02%. Fase air terdiri
telah direndam metanol, disaring kembali
dari metil paraben 0,176%; propilen glikol
ke dalam wadah bersih menjadi filtrat 1,
residu kembali dimasukkan ke dalam wadah 4,875%; aquadest 82,41%.Fase minyak dan
dan ditambahkan lagi metanol, diaduk dan fase air merupakan variable tetap (konstan),
disimpan selama 48 jam pada suhu kamar. sedangkan komponen aktif yang terdiri
Hasilnya kembali disaring menjadi filtrat dari dari ekstrak methanol biji kakao non

78 Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan


Formulasi Sediaan Krim Wajah ... (Medan)

fermentasi dan madu lebah adalah variable b. Keasam-basaan (pH)


tidak tetap (perubah). Konsentrasi ekstrak Pengukuran pH menggunakan pH
methanol biji kakao non fermentasi : madu meter.Rentang toleransi pH krim berkisar
lebah pada formula krim A adalah 2,34%: antara 4.0 – 7.5.
1,56% dan pada formula krim B adalah
ekstrak methanol biji kakao non fermentasi: c. Uji Mikrobiologi Angka Lempeng Total
madu lebah adalah 1,56% : 2,34%. Bahan- Dan Angka Kamir-Kapang
bahan fase minyak dilebur di atas penangas Sejumlah sampel uji : A dan B, masing-
air (waterbath) hingga suhu mencapai 70oC. masing yang telah mengalami pengenceran
Saat mencapai suhu 70oC ditambahkan propil tertentu, diinokulasikan pada media
Nutrient Agar. Inkubasi pada suhu 37oC dan
paraben dan tetap berada dalam waterbath
diamati selama 5 hari.Koloni yang tumbuh
dengan suhu konstan 70oC.Pada waterbath
dihitung sebagai jumlah bakteri aerob yang
yang lain dipanaskan bahan-bahan fase air
terkandung pada sampel.
hingga mencapai suhu 70oC. Saat mencapai
Sedangkan untuk analisis angka kamir-
suhu 70oC ditambahkan propilen glikol dan kapang adalah sejumlah sampel uji: A atau
metil paraben dengan tetap mempertahankan B, masing-masing yang telah mengalami
suhu 70oC. Krim wajah dibuat dengan cara pengenceran tertentu, diinokulasikan pada
bahan-bahan fase minyak dituangkan sedikit media Sabouraud Dextrosa Agar. Inkubasi
demi sedikit ke dalam bahan-bahan fase air pada suhu 20oC dan diamati selama 7 hari.
sambil diaduk dengan mixerdengan tetap Koloni yang tumbuh dihitung sebagai jumlah
mempertahankan suhu waterbath 70oC. jamur yang terkandung pada sampel
Setelah bahan-bahan fase minyak seluruhnya
telah dituang ke dalam fase air dilanjutkan d. Uji Iritasi Pada Kulit
dengan menambahkan novemmer sebagai Kelinci diperoleh dari peternakan
jembatan antara fase minyak dengan fase kelinci di daerah Lembang.Kelinci yang
air. Pada saat novemmer telah ditambahkan, digunakan adalah kelinci albino, galur New
penangas air (waterbath) dimatikan, dan Zealand (hybrid), dengan bobot >2 kg.Kelinci
tetap terus di mixer. Pada saat mencapai diaklimatisasi terlebih dahulu selama 3 hari di
suhu 45oC ditambahkan komponen aktif Laboratorium Pemeliharaan Kelinci sebelum
(ekstrak methanol biji kakao non fermentasi digunakan.Satu hari sebelum percobaan,
dan madu lebah) serta parfum dan tetap punggung kelinci dibersihkan dari bulu
terus di mixer hingga dihasilkan produk krim dengan mencukur.Hanya kelinci dengan
wajah. kulit sehat dan normal yang digunakan
dalam percobaan.Selanjutnya disiapkan dua
4. Analisis Krim Wajah daerah uji pada punggung kelinci yang telah
Analisis terhadap produk Krim wajah bersih dari bulu, masing-masing pada sisi
dengan bahan aktif ekstrak metanol biji kiri dan kanan.Pada masing-masing daerah
kakao non fermentasi kombinasi madu uji dioleskan sejumlah masing-masing 500
lebah meliputi viskositas krim wajah, derajat mg sampel uji.Selanjutnya daerah uji ditutup
keasaman, uji efek melembabkan, uji iritasi dengan kasa hipoalergik, kertas selofan
pada kulit, uji iritasi pada mata, dan uji kemudian diperban dengan perban elastis.
organoleptic. Kelinci dibiarkan dalam kadang dalam
keadaan diperban selama 24 jam.Model uji
a. Viskositas yang digunakan adalah Uji tempel tertutup
Pengukuran viskositas dilakukan (Closed patch test).Tiap sampel diuji pada 3
dengan menggunakan 20 gram sediaan kelinci.Sesuai panduan pengujian (WHO dan
krim wajah. Alat yang digunakan adalah ISO 9003.10) pengamatan dilakukan pada
viskometer Brookfield dengan spindel TD T: 24, 48, dan 72 jam setelah pemberian
dan TE, kecepatan 5 rpm dengan waktu sampel uji (A dan B). Parameter yang diamati
pengamatan 5 menit. adalah eritema-eskar dan udem serta efek
–efek lain jika ada, kemudian diberi skor

Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 79


Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 75-87

sesuai panduan pengujian. Berdasarkan f. Uji Efek Melembabkan


skor eritema-eskar dan udem selanjutnya Uji kelembapan dilakukan dengan
dihitung Indeks Iritasi Kutan Primer (IIKP). menggunakan alat: Corneometer CM 825.
Sifat iritasi masing-masing sampel pada kulit
ditentukan berdasarkan IIKP. g. Uji Organoleptik (Panelis)
Uji panelis dilakukan pada 8 wanita
e. Uji Iritasi Pada Mata dan 2 pria, dengan usia 19-40 tahun. Kriteria
Kelinci yang digunakan adalah kelinci inklusi : wanita dewasa muda dengan tangan
yang memiliki mata sehat dan normal. dan telapak tangan normal dan tidak memiliki
Selanjutnya sejumlah 0,1 g masing-masing riwayat alergi. Seluruh subyek terlebih dahulu
sampel uji krim wajah A dan krim wajah mencuci tangan kemudian dikontakan
dengan sampel krim wajah Adank krim wajah
B ditempatkan pada kantong konjunctiva
B. Sampel krim wajah A dank krim wajah B
salah satu mata kelinci untuk masing-masing
dibiarkan kontak selama 2 jam.
kelinci. Mata yang lain dari kelinci yang
sama digunakan sebagai kontrol. Sesuai
HASIL DAN PEMBAHASAN
panduan pengujian (WHO dan ISO 10993-
10, 1995) pengamatan dilakukan pada T A. Viskositas Krim Wajah
1, 24, 48, dan 72 jam setelah pemberian Nilai viskositas suatu bahan kosmetik
sampel. Parameter yang diamati adalah efek menunjukkan kestabilan suatu produk yang
pada kornea (opasitas dan luas opasitas), dihasilkan.Nilai viskositas krim wajahdapat
efek pada iris, dan konjunctiva yang meliputi dilihat pada Tabel 2.
eritema, khemosis, dan lakrimasi serta efek –
efek lain jika ada kemudian diberi skor sesuai
panduan pengujian.

Tabel 2.Nilai viskositas produk krim wajah.

Krim Spindel RPM Nilai Viskositas


Wajah
A TD 2,5 50,5 50.5 x 800.000 x 0.01 = 404.000 cps
51,0 51.0 x 800.000 x 0.01 = 408.000 cps
53,0 53.0 x 800.000 x 0.01 = 424.000 cps
Rataan 4.12 x 105 cps
B TD 2.5 32.5 32.5 x 800.000 x 0.01 = 260.000 cps
35.0 35.0 x 800.000 x 0.01 = 280.000 cps
34.5 34.5 x 800.000 x 0.01 = 276.000 cps
Rataan 2.72 x 105 cps

Penentuan kekentalan dan penentuan biji kakao non fermentasi dan madulebah
viskositas pada sediaan krim adalah yang. Hasil analisa viskositas krim wajah
bahan-bahan yang digolongkan ke dalam menunjukkan bahwa nilai krim A sebesar 4.12
fase minyak terutama lemak kakao, asam x 105 cps dankrim B sebesar 2.72 x 105 cps
stearate, dan cetil alcohol.Bahan-bahan ini (Tabel 2). Krim B memiliki nilai viskositas lebih
memiliki karakteristik padat pada suhu ruang rendah dibandingkan dengan nilai viskositas
(Rahmanto, 2011).Perubahan viskositas krim A. Hal ini disebabkan karena pada krim
suatu produk sangat dipengaruhi perubahan B terdapat penambahan madu lebah dengan
fase dispers, medium dispers, emulgator, kosentrasi yang lebih tinggi dibandingkan
bahan tambahan lain, dan lingkungan. pada krim A. Diduga salah satu sifat bahan
Kedua macam krim wajah yang dibuat pada yang dimiliki oleh madu lebah adalah
penelitian ini mempunyai komposisi yang memiliki kadar air yang tinggi, dimana bahan
sama kecuali kosentrasi ekstrak methanol penyusun madu lebah adalah nectar. Dengan

80 Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan


Formulasi Sediaan Krim Wajah ... (Medan)

kondisi yang demikian,terjadi kenaikan kadar pH yang terlalu basah dapat menyebabkan
air di dalam madu lebah. Pada saat madu kulit bersisik, sedangkan pH yang terlalu
lebah digunakan sebagai bahan aditif pada asam dapat menyebabkan iritasi kulit.
krim wajah B dengan konsentrasi yang Dengan melihat nilai pH pada kedua krim
tinggi menyebabkan terjadi kenaikan kadar wajah eksperimen, pada dasarnya tidak
air pada produk krim B. Dengan demikian, menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
diduga volume air di dalam sampel krim B diantara kedua nilai pH tersebut.Pemberian
bertambah maka terjadi penurunan tegangan perlakuan konsentrasi bahan akti ekstrak
permukaan pada krim B akibatnya tidak methanol biji kakao non fermentasi dan
ada lagi keseimbangan antara fase minyak madu lebahpada kedua krim wajah tidak
dengan fase air yang terjadi di dalam krim B. berpengaruh nyata pada nilai pH kedua krim
Menurut Schmitt (1996), emulsifier memiliki wajah tersebut.
gugus polar maupun non polar dalam satu
molekul sehingga dapat mengikat minyak C. Uji Mikrobiologi Krim Wajah
yang non polar dan disisi lain dapat mengikat Hasil uji mikrobiologi kedua krim wajah
air yang polar. Dengan kata lain terjadi dapat dilihat pada Tabel 4.
keseimbangan antara komponen yang larut
di dalam air dan yang larut di dalam minyak. Tabel 4.Hasil uji mikrobiologi krim wajah

B. Derajat Keasaman (pH) No Jenis Jenis Krim Wajah


Hasil pemeriksaan pH kedua krim Pemeriksaan A B
wajah dapat dilihat pada Tabel 3. 1. Angka 8,2 x 102 5,0 x 102
lempeng total
2. Angka kamir- 1,0 x 102 5,0 x 102
Tabel 3.pH rata-rata krim wajah
kapang
Krim Parameter Hasil Alat Uji total bakteri dan kamir-kapang pada
Wajah kedua krim wajah pada Tabel 4 berada pada
A 5,14 kisaran 1,0x102 sampai dengan 8,2x102,
pH pH ini menunjukkan bahwa kedua krim masih
B 5,26 meter ditumbuhi bakteri maupun jamur. Hal ini
menjelaskan bahwa konsentrasi bahan aktif
ekstrak methanol biji kakao non fermentasi
Nilai pH untuk ke duakrim wajah
dan madu lebah hanya menghambat
eksperimen (Tabel 3) yaitu5,14 dan 5,26.
pertumbuhan jenis bakteri dan jamur tertentu,
Nilai pH tersebut berada dalam kisaran
tidak menghambat total pertumbuhan
nilai pH yang terdapat pada SNI 16-4399-
mikroba yang yang ada pada kedua krim
1996 sebagai syarat mutu pelembab
wajah tersebut. Jumlah cemaran bakteri
kulit (4,5-8,0) dan kisaran pH normal kulit
tidak sesuai dengan syarat mutu pelembab
yaitu 4,5-6,5 (Rizky et al., 2013). Dengan
kulit (SNI 16-4399-1996) yaitu maksimum
demikian krim wajah yang dihasilkan relatif
102 koloni/gram.
aman digunakan.Nilai pH penting untuk
Jenis bakteri yang pertumbuhannya
mengetahui tingkat keasaman dari sediaan
tinggi diduga bakteri gram negatif.Bakteri gram
krim wajah agar tidak mengiritasi kulit. Hal
negatif pertumbuhannyatidak dipengaruhi
ini sejalan dengan hasil penelitian yang
oleh bahan aktif jenis fenol.Jenis bakteri ini
dilakukan Swastika, dkk (2013) dan Medan
memiliki tiga lapisan yaitu membrane luar,
(2015) bahwa pH 5-6 yang dimiliki oleh krim
membrane dalam, dan lapisan pepridoglikan
tidak terlalu jauh dengan pH fisiologi kulit
tipis dengan kandungan lipid yang tinggi 11-
sehingga dapat diterima untuk digunakan
21% (Hawley, 2003 dalam Mulyatni, dkk.,
pada kulit. Sediaan kosmetik harus memiliki
2012) sehingga bahan aktif jenis fenol sulit
pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu antara
untuk merusak ketiga membrane sel tersebut.
4,5-7,5 (Faradiba, 2013). Jika krim memiliki

Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 81


Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 75-87

Hal inilah yang menyebabkan senyawa sebesar 75,1 dan setelah itu mengalami
bioaktif yang terdapat pada kedua krim yang penurunan. Sedangkan pada krim wajah B
bersumber dari ekstrak methanol biji kakao terjadi peningkatan nilai kelembaban pada
non fermentasi dan madu lebah tidak dapat pemaparan selama 1 jam sebesar 73,8
menembus membrane sel sehingga tidak dan selanjutnya pada waktu pemaparan
terjadi penghambatan pertumbuhan bakteri berikutnya mengalami penurunan nilai
gram negatif.Medan dkk (2015), Justus, dkk kelembaban namun tidak signifikan. Jika
(2014), dan Mulyatni, dkk (2012), bahwa membandingkan antara nilai melembabkan
ekstrak komponen bioaktif kulit dari buah krim wajah A dengan krim wajah B
kakao dan bubuk kakao non fermentasi berdasarkan lama waktu pemaparan, maka
paling efektif menghambat pertumbuhan krim wajah B memiliki daya lembab yang lebih
bakteri gram positif dibandingkan bakteri baik dan memiliki waktu daya lembab lama
gram negatif. dibandingkan dengan krim wajah A. Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian bahan aktif
D. Uji Efek Krim Wajah Terhadap Kulit ekstrak methanol biji kakao non fermentasi
Hasil uji kedua krim wajaheksperimen dan madu lebah memberikan efek terhadap
terhadapefek melembabkan kulit wajah kulit wajah manusia. Lamanya waktu krim B
disajikan pada Tabel 5. memberi efek melembabkan kulit dibanding
dengan krim wajahA karena penambahan
Tabel 5. Hasil uji efek krim wajah madu lebah dengan konsentrasi tinggi pada
krim wajah B. Salah satu fungsi dari madu
Waktu Rata-Rata Daya Lembab lebah selain memperbaiki luka adalah
Pemaparan Krim Wajah Krim melembabkan kulit karena mengandung
A Wajah B
beberapa vitamin dan mineral lainnya yang
0 Jam 50,0 49,1
berfungsi sebagai antioksidan. Salah satu
0.5 Jam 75,1 43,9
fungsi antioksidan adalah memberi efek
1 Jam 56,3 73,8
melembutkan dan melembabkan kulit serta
1.5 Jam 53,9 68,9
memperbaiki struktur kulit.
2 Jam 52,5 64,9
Kesan lembab merupakan salah satu E. Uji Iritasi Kulit Dan Mata
parameter penting dalam memilih krim Hasil uji kedua krim wajah terhadap
wajah.Hasil pengukuran tingkat kelembaban kulit disajikan pada Tabel 6, iritasi terhadap
krim wajah terhadap kulit ditunjukkan pada mata disajikan pada Tabel 7 dan Tabel 8,
Tabel 5. serta Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3 dan
Nilai kelembaban krim wajah A Gambar 4.
meningkat pada pemaparan 0,5 jam

Tabel 6. Hasil uji krim wajah terhadap kulit kelinci


Periode Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
Krim
pengamatan Kiri Kanan kiri kanan kiri Kanan IIKP
Wajah
(jam) E U E U E U E U E U E U
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A 48 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
72 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B 0
48 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
72 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

E = eritema – eskar; U = udem

82 Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan


Formulasi Sediaan Krim Wajah ... (Medan)

Tabel 7. Hasil uji krim wajah A terhadap mata kelinci

Periode Kornea Konjunctiva


No.
penga- Iris
Sampel Kelinci Luas Lakri-
matan Opasitas Eritema Khemosis
opasitas masi
1 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
24 jam
Rataan 0 0 0 0 0 0
Skor 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
A 3 0 0 0 0 0 0
48 jam
Rataan 0 0 0 0 0 0
Skor 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
72 jam
Rataan 0 0 0 0 0 0
Skor 0 0 0

Skor maksimum (WHO): kornea = 80; iris = 10; konjunctiva = 20

Tabel 8. Hasil uji krim wajah B terhadap mata kelinci

Periode Kornea Konjunctiva


No.
penga- Iris
Sampel Kelinci Luas Lakri-
matan Opasitas Eritema Khemosis
opasitas masi
1 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
24 jam
Rataan 0 0 0 0 0 0
Skor 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
B 3 0 0 0 0 0 0
48 jam
Rataan 0 0 0 0 0 0
Skor 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
72 jam
Rataan 0 0 0 0 0 0
Skor 0 0 0
Skor maksimum (WHO): kornea = 80; iris = 10; konjunctiva = 20

Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 83


Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 75-87

pemeriksaan iritasi terhadap kulit dan mata


juga didukung hasil pemeriksaan derajat
keasaman (pH) Tabel 3, dimana kedua krim
wajah tersebut tidak mengiritasi kulit karena
nilai pH masih sesuai dengan nilai pH kulit
yaitu antara 4,5-7,5.Hal ini menunjukan bahwa
baik bahan-bahan penyusun sediaan krim
wajah, jenis bahan aktif maupun perbedaan
konsentrasi bahan aktif, tidak memberikan
Gambar 1. Kulit kelinci sebelum pengolesan efek atau pengaruh yang nyata terhadap
timbulnya irtasi pada kulit dan mata. Menurut
Fatmawati et al., (2012) bahwa beberapa
A B bahan-bahan penyusun sediaan krim sperti
gliserin adalah senyawa tidak toksit dan tidak
menyebabkan iritasi sedangkan propilen
glikol diperbolehkan digunakan sampai 15%
dari total berat bahan penyusun formula.
Dari Tabel 6, 7, 8, dan Tabel 9
Gambar 2. Uji iritasi Gambar 3. Kulit menunjukkan bahwa efek iritasi pada kulit
krim wajah pada kelinci setelah dan mata tidak dipengaruhi oleh tingkat
kulit kelinci. pengolesan perbandingan pemakaian (formulasi) antara
ekstrak methanol biji kakao non fermentasi
A B dan madu lebah sebagai bahan akti pada
krim wajah. Dengan kata lain bahwa semakin
tinggi atau rendah konsentrasi bahan aktif
ekstrak methanol biji kakao non fermentasi
dan madu lebahyang ditambahkan, tidak
berpengaruh nyata terhadap efek iritasi kulit
Gambar 4.Uji iritasi Gambar 5. Uji dan iritasi mata.Hal ini menunjukkan bahwa
krim wajah A iritasi krim wajah B ekstrak methanol biji kakao non fermentasi
pada mata pada mata maupun madu lebah keduanya bersumber
dari bahan alami. Menurut BPOM (2007),
bahwa penggunaan bahan aktif kimia
Tabel 6, Gambar 1, dan Gambar sintetis dapat menimbulkan efek samping
2, diatas menunjukkan bahwa baik krim yang berbahaya seperti iritasi, kulit menjadi
wajah A maupun krim wajah B terhadap kemerahan (eritema), rasa terbakar, dan
kulit, keduanya memberikan indeks Iritasi gangguan pigmentasi yang irreversibel.
Kutan Primer = 0. Sedangkan pada iritasi
mata, dengan melihat parameter penilaian F. Uji Panelis Krim Wajah
yaitu kornea, iris, dan konjunctiva (Tabel 7, Hasil uji panelis yang dilakukan oleh 8
Tabel 8, Gambar 3, Gambar 4, dan Gambar orang wanita dan 2 orang pria dengan usia
5) kedua krim wajah tersebut memiliki nilai 19 – 40 tahun terhadap respon pemakai ke
= 0. Berdasarkan penilaian WHO yaitu dua produk krim wajah eksperimen terlihan
kornea maksimum = 80, iris maksimum = 10, pada Tabel 9. Kriteria uji meliputi aroma,
konjunctiva maksimum = 20. Berdasarkan konsistensi, tekstur, lengket, sensasi, warna,
uji iritasi kulit dan mata menunjukkan bahwa rasa gatal, eritema, mudah dicuci, dan respon
kedua krim wajah tersebut dengan kategori setelah mencuci.
tidak mengiritasi kulit dan mata.Hasil

84 Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan


Formulasi Sediaan Krim Wajah ... (Medan)

Tabel 9. Hasil uji panelis terhadap krim wajahA dan krim wajah B
Parameter penilaian Skor Kesimpulan
A B A B
1. Tidak harum
Aroma 2. Harum/ 1,9 1,9 Harum Harum
menyenangkan menyenangkan menyenangkan
3. Sangat harum
1. Sangat lembek
Konsistensi 2. Lembek 1,9 1,6 Lembek Lembak
3. Keras
1. Tidak berasa
Sensasi 2. Sejuk-dingin 1,5 1,7 Sejuk-dingin Sejuk-dingin
3. Sensasi panas
1. Kasar
Tekstur 2. Halus 1,8 2 Halus Halus
3. Sangat halus
1. Tidak berasa
Rasa gatal gatal 1 1 Tidak gatal Tidak gatal
2. Ada rasa gatal
3. Sangat gatal
1. Sangat lengket
Lengket 2. Lengket 2,8 2,5 Tidak lengket Tidak lengket
3. Tidak lengket
1. Tidak suka
Warna 2. Suka 1,5 1,5 Disukai Disukai
3. Sangat suka
1. Sulit
Mudah 2. Mudah 2,5 2,5 Mudah dicuci Mudah dicuci
dicuci 3. Sangat mudah
1. Terasa kering
Respon 2. Biasa 2,6 2,9 Memiliki daya Memiliki daya
setelah 3. Lembab/ melembabkan melembabkan
mencuci lengket
1. Tidak merah
Eritema 2. Merah 1 1 Tidak bersifat Tidak bersifat
3. Sangat merah mengiritasi mengiritasi

Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa atau panelis dengan formulasi krim wajah B
keseluruhan parameter uji yang diberikan berbahan aktif ekstrak methanol biji kakao
penilaian oleh panelis, semuanya masuk non fermentasi dan madu lebah dengan kata
kategori penerimaan disukai oleh panelis (8 lain bahwa konsumen atau panelis memiliki
wanita dan 2 pria, dengan usia 19-40 tahun). kesukaan yang sama dan konsistensi
Ini menunjukkan bahwa kedua krim muka terhadap keseluruhan parameter uji yang
tersebut, penggunaannya diterima oleh diberikan.
konsumen dari umur usia muda hingga umur Krim wajah A dan krim wajah B
usia menengah baik pria maupun wanita. keduanya tidak terdapat perbedaan yang
Dari dua krim wajah yang ditawarkan kepada bermakna, namun krim wajah B yang paling
konsumen atau panelis, krim wajah B yang disukai olehkonsumen atau panelis karena
paling disukai oleh konsumen atau panelis. memiliki daya pelembab yang tinggi (Tabel 5)
Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan dan tidak menimbulkan efek iritasi pada kulit
yang bermakna antara kesukaan konsumen maupun pada mata (Tabel 6, Tabel 7, dan

Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 85


Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 75-87

Tabel 8).Hal ini disebabkan karena seluruh 6. Fatmawati, A., Ermina P., dan Michrun,
konsentrasi bahan-bahan yang digunakan N. 2012. Sains dan Teknologi Kosmetik.
pada formulasi krim wajah B masih dibawah Makassar.
nilai ambang batas atau masih diperbolehkan. 7. Faradiba, Faisal, A., dan Ruhama, M.
2013. Formulasi Krim Wajah Dari Sari
SIMPULAN Buah Jeruk Lemon (Vitis vinifera L.)
Dengan Variasi Konsentrasi Elmugator.
Formula krim wajah ekstrak methanol Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol.
biji kakao non fermentasi dan madu lebah 17 No. 1; hal : 17-20.
terbaik dan disukai oleh panelis atau 8. Hasni Hasan, N., 2008. Pembuatan
konsumen adalah formula krim wajah B Alas Bedak Rose (Tidak Dipublikasikan).
yang terdiri dari gliserin 1,95%; lemak kakao Laboratorium Terpadu Program Profesi
2,925%; minyak zaitun o,585%; asam Apoteker. Fakultas Farmasi Unhas,
stearate 1,95%; cetil alcohol 0,977%; propil Makassar.
paraben 0,02%; aquadest 82,41%; propilen 9. ISO 10993-10-1995. Biological
glikol 4,875%; metil paraben 0,176%; Evaluation of Medical Devices-Part
ekstrak methanol biji kakao non fermentasi 10; test for irritation and sensitization,
1,56%; dan madu lebah 2,34%. Krim wajah Genewa, 1995, 2-5.
B tersebut memiliki nilai viskositas 2,72x105 10. Justus, E.L., dan Medan, Y. 2014.
cps, memiliki pH 5,26 sesuai SNI16-4399- Ekstraksi Komponen Aktif Kulit Buah
1996 danpH kulit 4,5-7,5 , angka lempeng Kakao Dan Pemanfaatannya Sebagai
total dan angka khamir-kapang 5x102. Bahan Pengawet Alami Pada Produk
Pemberian krim wajah B memberikan Makanan. Jurnal Industri Hasil
efek melembabkan dengan daya lembab Perkebunan Vol. 9 No. 1 Juni 2014; 59-
67
73,8 selama 1 jam, tidak menimbulkan
11. Medan, Y., Sitti, R., dan Mamang. 2015.
iritasi kulit, tidak menimbulkan iritasi
Formulasi Lulur Krim Dari Bubuk Kakao
mata, tidak menimbulkan rasa gatal, dan
Non Fermentasi Dan Efek Terhadap
tidak menimbulkan eritema serta panelis Kulit. Jurnal Biopropal Industri, Vol 6 No.
memberikan penilaian suka. 2; 63-72.
12. Mokodompit, N.A, Edy, J.H, dan Wiyono,
DAFTAR PUSTAKA W. 2013. Penentuan Nilai Sun Protective
1. Ade, N.M., Hosea, J.E., dan Weny, W., Factor (SPF) Secara In Vitro Krim Tabir
2013. Penentuan Nilai Sun Protective Surya Ekstrak Etanol Kulit Alpukat.
Factor (SPF) Secara In Vitro Krim Tabir Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSTRAT Vol. 2.
Surya Ekstrak Etanol Kulit Alpukat. No.03. ISSN 2302-2493.
Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi- 13. Mulyatni, S.A., Budiani, A., dan
Unstrat Vol. 2 No. 3. Taniwiryono, D. 2012. Aktivitas
2. Alissya, S., Murfod, dan Purwanto. Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Kakao
2013. Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak (Theobroma cacao L.) Terhadap
Sari Tomat (Solanum lycopersicum L.). Escherichia coli, Basilus subtilis, dan
Traditional Medicine Journal, vol 18(3); Staphylococcus aureus. Jureus. Jurnal
hal : 132-140. Menara Perkebunan. 80(2), 77-84.
3. Badan Standardisasi Nasional. 1996. 14. Nela, S., Syariful. A., dan Yuliet,. 2013.
Sediaan Tabir Surya. SNI 16-4399-1996, Formulasi Krim antioksidan Bawang
Jakarta. Hutan (Eleutherine palmifolia L. Merr).
4. Badan POM RI. 2006. Kosmetik Yang Online Jurnal of Natural Science, Vol 2
Mengandung Bahan dan Zat Warna (3) : 111-112.
Berbahaya. 15. Rizky, A.W., Latifa., dan Winarni, P.
5. Fauzi, Aceng R, Nurmalina, dan Rina. 2013. Formulasi Krim Ekstrak Lidah
(2012). Merawat Kulit dan Wajah. Buaya (Aloe vera) Sebagai Alternatif
Jakarta: Gramedia. Penyembuhan Luka Bakar. Indonesian
Journal of Chemical Science.

86 Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan


Formulasi Sediaan Krim Wajah ... (Medan)

16. Raga, Y.P. 2012. Respons Pertumbuhan editor. Chemistry and Tecnology of The
Dan Hasil Bawang Sabrang (Eleutherine Cosmetics and Toiletriesindustry. 2nd
americana Merr) Pada Beberapa Ed. London : Blackie Academe and
Jarak Tanam Dan Berbagai Tingkat Profesional.
Pemotongan Umbi Bibit. Jurnal Online 21. Suryanto, E. 2012. Fitokimia Antioksidan.
Agroteknologi. Surabaya : Putra Media Nusantara.
17. Sabir, A. 2005. Aktivitas Antibakteri 22. Swastika, A., Mufrod dan Purwanto.
Flavonoid Propolis Trigona sp Terhadap 2013. Aktifitas Antioksidan Krim Ekstrak
Bakteri Streptococcus mutans Secara In Sari Tomat. Ttradisional Medicine Journal
Vitro. Majalah Kedokteran Gigi. 18(3), 132-140.
18. Sartini dan Gemini, A. 2007. Ekstraksi 23. Titta H.S., Ahmad N., Resi A., (2013).
Komponen Bioaktif Dari Limbah Kulit Formulasi Sediaan Masker Gel Dari
Buah Kakao Dan Pengaruhnya terhadap Ekstrak Metanol Daun Teh Hijau
Aktivitas Antioksidan Dan Antimikroba. (Camellia sinensis L.) Dan Madu Hitam
Jurnal Fakultas Farmasi Unhas; hal 1-6. (Apidorsata) Sebagai Antioksidan.
19. Sartini. 2013. Pemanfaatan Kakao Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi : 1(17-23).
Sebagai Sumber Bahan Aktif Pembantu 24. Windarwati, S. 2011. Pemanfaatan
Sediaan Farmasi (Obat dan Kosmetika) Fraksi Aktif Ekstrak Tanaman Jarak
dan Suplemen Makanan. Prosiding Pagar Sebagai Zat Antimikroba dan
Seminar Nasional Teknologi Industri antioksidan Dalam Sediaan Kosmetik.
Kakao dan Hasil Perkebunan Lainnya. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut
Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Pertanian Bogor. Bogor.
Kementerian Perindustrian.
20. Schmitt, W.H. 1996. Skin Care Products.
Di dalam Williams DF and Schmitt WH,

Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 87

You might also like