You are on page 1of 37

Analisis Perilaku Penawaran Kredit

Bank BNI di Malang

Draf Proposal Penelitian Skripsi


Untuk memenuhi persyaratan dalam Program Skripsi
Program Studi S1 Ekonomi dan Studi Pembangunan
Semester Ganjil 2010/2011

Oleh:
Rachman Hakim
407432408465

The Learning University

Pembimbing:
Dr. Nasikh, S.E. M.P., M.Pd.
Dr. Imam Mukhlis, S.E., M.Si.

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
September 2010
Halaman Pengesahan
Draf Proposal Penelitian Skripsi

Judul:
Analisis Perilaku Penawaran Kredit
Bank BNI di Malang

Diusulkan oleh:
Rachman Hakim
407432408465

Program Studi:
S1 Ekonomi dan Studi Pembangunan
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Malang

Semester Ganjil 2010/2011

Dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan.

Menyetujui:

Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Tanggal: Tanggal:

Dr. Nasikh, S.E. M.P., M.Pd. Dr. Imam Mukhlis, S.E., M.Si.
NIP. 197210272003121002 NIP. 197203092003121001

Mengesahkan:
Ketua Jurusan/Program Studi,
Tanggal:

Dr. Hari Wahyono, M.Pd


NIP. 195712261983031002
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam memberikan kredit, Bank secara tidak langsung dituntut untuk

mendapat keuntungan. Hal ini bertujuan untuk menutupi seluruh biaya dana,

target margin keuntungan yang hendak dicapai dan banyak hal lain lagi. Dengan

demikian, kredit bisa dikatakan sebagai tulang punggung pencetak keuntungan

bagi Bank. Semakin besar dana dalam bentuk kredit yang diberikan kepada

nasabah, maka risiko yang dihadapi juga besar. Sehingga penempatan dalam pos

ini paling banyak menimbulkan masalah dan banyak menyita tenaga, waktu dan

biaya. Oleh karena itu agar risiko tersebut dapat diminimalkan, maka Bank akan

mempertimbangkan banyak hal atau faktor sebelum memberikan kredit. Dalam

kenyataannya menurut Perry Warjiyo (2004), selain dana yang tersedia (DPK),

perilaku penawaran kredit perbankan juga dipengaruhi oleh persepsi bank

terhadap prospek usaha debitor dan kondisi perbankan itu sendiri, seperti

permodalan (CAR), jumlah kredit macet (NPL), dan Loan to Deposit Ratio

(LDR). Sementara menurut Suseno dan Piter A. (2003), selain faktor-faktor

tersebut di atas, faktor rentabilitas atau tingkat keuntungan yang tercermin dalam

Return on Assets (ROA) juga berpengaruh terhadap keputusan bank untuk

menyalurkan kredit kepada debitor. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas,

variabel yang kemungkinan memiliki pengaruh terhadap penawaran kredit Bank

BNI yaitu, Dana Pihak Ketiga (DPK), Return on Assets (ROA), Non Performing
Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Capital Adequecy Ratio (CAR).

Akan tetapi, hal itu belum tentu benar adanya sehingga perlu diadakan analisis

lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah mereduksi jumlah variabel yang

diperkirakan mempunyai pengaruh kuat terhadap penawaran kredit Bank BNI

dengan membentuk variabel baru dalam jumlah yang lebih sedikit tanpa kita

kehilangan informasi yang terlalu berarti dalam penelitian ini. Dan selanjutnya

akan dilihat faktor-faktor mana yang pengaruhnya paling dominan terhadap

penawaran kredit Bank BNI tersebut.

Selain latar belakang di atas, ada hal lain yang melatarbelakangi penelitian

ini. Hal tersebut adalah penelitian terdahulu yang dilakukan oleh saudari Ariyanti

Devita Sari, seorang mahasiswi lulusan Universitas Negeri Malang sendiri.

Penelitian tersebut berjudul “IMPLEMENTASI ANALISIS FAKTOR

DENGAN METODE KOMPONEN UTAMA DALAM MENENTUKAN

FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEPUASAN NASABAH BRI

MARTADINATA MALANG”. Secara sekilas kedua judul penelitian memiliki

perbedaan yang cukup jauh. Akan tetapi jika ditelusuri lebih lanjut terdapat

persamaan di dalamnya, yaitu dari segi alat analisis yang digunakan, Analisis

Faktor. Yang menjadi masalah adalah penggunaan skala likert untuk melakukan

analisis faktor. Padahal skala likert merupakan data ordinal yang jelas-jelas tidak

berlaku penambahan, pengurangan, perkalian atau pun pembagian di dalamnya.

Kritik tidak sampai disitu saja. Penelitian tersebut juga menggunakan Method of

Successive Interval (MSI), sebuah metode untuk mengubah data ordinal menjadi

data interval. Metode ini mulai diperkenalkan seseorang yang bernama Hays pada
tahun 1976. Pertanyaannya mungkin kenapa metode ini juga menjadi sasaran

kritik dalam penelitian ini. Dalam salah satu tahap penggunaan metode tersebut,

kita diharuskan mencari nilai Z yang dihitung berdasarkan nilai rata-rata data dan

standar deviasi data. Bukankah tadi sudah dikatakan bahwa dalam data ordinal

tidak berlaku hal semacam itu. Kita tidak boleh disesatkan metode ini walaupun

penemunya berasal dari luar negeri sekalipun. Pada dasarnya kita tidak perlu takut

melontarkan kritikan asalkan berdasarkan kaidah-kaidah yang bisa dibenarkan.

Berdasarkan alasan-alasan diatas maka muncul keinginan untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Analisis Perilaku Penawaran Kredit Bank BNI di

Malang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dibuatlah rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Variabel-variabel apa saja yang mempunyai pengaruh terhadap penawaran

kredit Bank BNI?

2. Faktor manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap

penawaran kredit Bank BNI?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui variabel-variabel yang mempunyai pengaruh terhadap

penawaran kredit Bank BNI.

2. Untuk mengetahui faktor yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap

penawaran kredit Bank BNI.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang akan diuji untuk mencapai tujuan penelitian adalah sebagai

berikut:

H0: matriks korelasi = matriks identitas

H1: matriks korelasi ≠ matriks identitas

Hipotesis ini berhubungan dengan KMO dan Barttlet test yang digunakan untuk

menguji kecukupan hubungan antara variabel.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian tentang “Analisis Perilaku

Penawaran Kredit Bank BNI di Malang” adalah sebagai berikut :

1. Bagi investor

Dapat sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan investasi.

2. Bagi penulis

Memperkuat penelitian sebelumnya serta dapat menambah wawasan mengenai

kinerja perbankan melalui penawaran kredit.


3. Bagi peneliti lain

Dapat dijadikan bahan untuk studi perbandingan serta dapat menambah referensi

bagi penelitian pada bidang yang sama di masa yang akan datang.

4. Bagi Universitas Negeri Malang

Sebagai tambahan koleksi bahan pustaka bagi Universitas Negeri Malang dan

dapat memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan dan kerangka

pengembangan ilmu pengetahuan bagi Universitas Negeri Malang.

F. Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang

dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian (PPKI,

2007:13). Asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data atau informasi yang dibuat dan diberikankan oleh responden adalah valid.

2. Variabel-variabel lain yang ikut mempengaruhi kinerja perbankan dianggap

konstan.

3. Kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah dan faktor teknis yang menyangkut

perbankan dianggap konstan.

G. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Agar ruang lingkup penelitian lebih jelas, maka perlu adanya penjabaran

variabel penelitian sehingga diperoleh gambaran secara utuh tentang DPK, ROA,

NPL, CAR, ROE atau variabel lain yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap
penawaran kredit. Adapun jabaran variabel dalam penelitian ini disajikan dalam tabel

1 berikut :

Tabel 1 : Jabaran Variabel

Varibel Indikator Pengumpulan


data
Variabel Independent :
 DPK Seluruh dana yang berhasil Kuisioner
dihimpun sebuah bank.
 ROA - Modal sendiri Kuisioner
- Aktiva tertimbang
menurut resiko

 NPL Persentase jumlah kredit Kuisioner


bermasalah

 CAR - Modal sendiri Kuisioner


- Aktiva tertimbang
menurut resiko
 ROE - laba bersih Kuisioner
- modal sendiri

 Dll.
Varibel Dependent :
Penawaran Kredit Jumlah dana yang
disalurkan bank dalam -
bentuk kredit.

2. Keterbatasan Penelitian

Mengingat luasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka perlu diadakan

pembatasan masalah. Keterbatasan penelitian menunjukkan pada suatu kejadian yang

tidak bisa dihindari dalam penelitian (PPKI, 2007:13).

Berpijak pada pengertian diatas, keterbatasan dalam penelitian ini adalah

terbatasnya waktu, tenaga, dan biaya yang tersedia. Mengingat luasnya masalah

penelitian, maka pada penelitian ini dibatasi hal-hal sebagai berikut :


a. Hasil penelitian ini hanya berlaku pada bank BNI yang

berlokasi di Malang.

b. Penelitian ini membatasi pada pengaruh faktor-faktor tertentu

yang dianggap kuat pengaruhnya terhadap penawaran kredit bank BNI.

H. Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi antara peneliti dan pembaca, maka istilah yang

perlu dijelaskan dalam penelitian ini adalah :

(1) Dana Pihak Ketiga (DPK)

Dana Pihak Ketiga atau biasa disingkat dengan DPK adalah seluruh dana

yang berhasil dihimpun bank BNI Malang yang bersumber dari masyarakat luas.

Dana yang dihimpun bank BNI dari masyarakat tersebut biasanya berbentuk

simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit), dan

simpanan deposito (time deposit). DPK seringkali berkorelasi positif dengan

penawaran kredit.

(2) Capital Adequecy Ratio (CAR)

Modal bank yang cukup atau banyak menjadi sangat penting karena modal

bank dapat berfungsi untuk memperlancar operasional sebuah bank. Tingkat

kecukupan modal pada Bank BNI tersebut diwakilkan pada rasio CAR (Capital

Aduquecy Ratio). Menurut SK Dir. BI Nomor 26/20/KEP/DIR/29 Mei 1993

(dalam Suseno dan Piter Abdullah, 2003), di Indonesia jumlah modal minimum
yang harus ada pada bank diatur oleh BI, yaitu sebesar 8% dari ATMR. CAR

seringkali berkorelasi positif dengan penawaran kredit.

(3) Return on Assets (ROA)

ROA adalah salah satu metode penilaian yang digunakan untuk mengukur

tingkat rentabilitas sebuah bank, yaitu tingkat keuntungan yang dicapai oleh

sebuah bank dengan seluruh dana yang ada di bank. ROA membandingkan laba

terhadap total asset Bank BNI. Seperti halnya CAR dan DPK, ROA juga

seringkali berkorelasi positif dengan penawaran kredit.

(4) Non Performing Loans (NPLs)

NPLs menunjukkan kemampuan kolektibilitas bank BNI dalam

mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas. NPLs

merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria kurang lancar,

diragukan, dan macet) terhadap total kredit yang dikeluarkan bank BNI. NPLs

mempunyai hubungan negatif dengan penawaran kredit.

(5) Return on Equity (ROE)

ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank BNI dengan modal

sendiri. Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank serta para

investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan (jika

bank tersebut telah go public).

(6) Cash Ratio


Cash Ratio adalah rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun

bank BNI yang harus segera dibayar. Rasio ini digunakan untuk mengukur

kemampuan bank BNI dalam membayar kembali simpanan nasabah (deposan)

pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya. Menurut

bank Indonesia, alat likuid terdiri atas uang kas ditambah dengan rekening giro

bank yang disimpan pada Bank Indonesia.

(7) Reserve Requirement

Reserve Requirement atau lebih dikenal dengan likuiditas wajib minimum

adalah suatu simpanan minimum Bank BNI yang wajib dipelihara dalam bentuk

giro di Bank Indonesia. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.

23/17/BPPP tanggal 28 Februari 1992, besarnya reserve requirement (RR) adalah

2%. Terhitung sejak tanggal 1 Februari 1996, besarnya RR adalah 3% dan sejak

tahun 1997 menjadi 5%. RR merupakan perbandingan antara alat likuid dan

jumlah DPK Bank BNI.

(8) Loan to Deposite Ratio (LDR)

LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan dengan dana

yang diterima oleh bank BNI. Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian

likuiditas bank BNI. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam

membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin


tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan

likuiditas bank yang bersangkutan.

(9) Loan to Asset Ratio

Loan to Asset Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

likuiditas bank BNI yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi

permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. Dengan

kata lain, rasio ini merupakan perbandingan seberapa besar kredit yang diberikan

bank dibandingkan dengan besarnya total asset yang dimiliki bank BNI.

(10) Rasio Kewajiban Bersih Call Money

Persentase dari rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban bersih call money

terhadap aktiva lancar atau aktiva yang paling likuid dari bank BNI. Jika rasio ini

semakin kecil nilainya, likuiditas bank dikatakan cukup baik karena bank dapat

segera menutup kewajiban dalam kegiatan pasar uang antarbank dengan alat

likuid yang dimilikinya.

(11) Rasio Biaya (Beban) Operasional

Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan

pendapatan operasional Bank BNI. Rasio biaya operasional digunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan

operasinya.
(12) Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan

(laba) yang diperoleh bank BNI dibandingkan dengan pendapatan yang diterima

dari kegiatan operasionalnya.

(13) Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan bank BNI dalam menutup sebagian atau seluruh utang-utangnya,

baik jangka panjang maupun jangka pendek, dengan dana yang berasal dari bank

sendiri. Dengan kata lain, rasio ini mengukur seberapa besar total pasiva yang

terdiri atas persentase modal bank sendiri dibandingkan dengan besarnya utang.

(14) Long Term Debt to Asset Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai seluruh aktiva bank

BNI dibiayai atau dananya diperoleh dari sumber-sumber utang jangka panjang.

Dalam bisnis perbankan, utang jangka panjang ini biasanya diperoleh dari

simpanan masyarakat dengan jatuh tempo diatas satu tahun, dana pinjaman dari

bank lain dalam rangka kerjasama antarbank, pinjaman luar negeri (biasanya

dalam valuta asing), pinjaman dari Bank Indonesia serta pinjaman dari pemegang

saham.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Bank

a. Pengertian Bank

Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana

tersebut pada masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya, (Kasmir, 2002: 2).

Dalam konteks tersebut, dapat diartikan bahwa bank merupakan salah satu motor

penggerak perekonomian suatu Negara sebagai tempat sirkulasi peredaran uang yang

dikelola secara teratur. Peran perbankan dalam perekonomian tidak bisa dipisahkan

dari kegiatan keuangan melihat prinsip dasar yang melekat yaitu lembaga yang

menyediakan dana untuk kegiatan usaha melalui kredit dan tempat berinvestasi.

Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, Bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.


Pengertian yang lebih teknis dapat ditemukan pada Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 792 Tahun

1990. “Berdasarkan SK Menteri Keuangan RI Nomor 792 tahun 1990 pengertian bank

adalah suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan melakukan penghimpunan dan

penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan” .

Pengertian bank menurut PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan

(1999: 31.1), Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan

dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bank adalah industri jasa yang

mempunyai fungsi sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang berkelebihan

dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Masyarakat kelebihan dana maksudnya

adalah masyarakat yang memiliki dana untuk disimpanan dan diinvestasikan di bank.

b. Fungsi Bank

Berdasarkan definisi bank diatas, maka secara garis besar fungsi perbankan

dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Sebagai lembaga intermediasi dalam masyarakat yang menghubungkan antara

pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana melalui

prosedur yang teratur dan terintegrasi dalam satu lembaga keuangan. Dalam

hal ini, bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang artinya bank

sebagai tempat masyarakat menyimpan uang dan juga berinvestasi. dan


kemudian menyalurkan kembali uang yang sudah dihimpun ke masyarakat

melalui pemberian pinjaman atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkan

melalui permohonan kredit.

2. Memberikan jasa-jasa bank lainnya, seperti pengiriman uang, L/C, safe

deposit box, bank garansi, penagihan surat-surat berharga yang berasal dari

luar kota dan luar negeri (Inkaso), penagihan surat-surat berharga dari dalam

kota (kliring).

c. Pembagian Bank

Menurut UU perbankan no 10 tahun 1998 (dalam Kasmir, 2002: 19), bank

dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya, yaitu:

1. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional

dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran.

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam

lalu lintas pembayaran.

Dari dua kategori bank diatas terdapat perbedaan dalam hal kegiatan usaha

yang membedakan bank menjadi bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan

mendasarnya adalah pada cara mendapatkan keuntungan. Keuntungan dalam bank

konvensional dikenal dengan istilah Spread Based yaitu keuntungan yang diperoleh
dari selisih bungan yang diberikan kepada nasabah (bungan simpanan) dengan

bungan yang diterima dari peminjam (bunga kredit). Sedangkann bagi bank jenis

syariah tidak dikenal istilah bunga , karena bank syariah mengharamkan bunga.

Dalam bank syariah keuntungan yang diperoleh dikenal dengan istilah bagi hasil atau

profit sharing.

2. Kinerja Perbankan

Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi

laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu

seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di

masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti

pembayaran dividen, upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan

untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan di

manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam

mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian

kinerja adalah untuk mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar

perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil

yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana

formal yang dituangkan dalam anggaran. Kinerja keuangan dapat diukur melalui

pendekatan CAMEL.
3. Laporan Keuangan

Sesuai dengan SK Direksi Bank Indonesia No. 27/119/KEP/DIR tanggal 25

Januari 1995 laporan keuangan bank terdiri dari neraca, laporan komitmen dan

kontijensi, laporan laba/rugi, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

a. Neraca

Dalam penyajiannya, aktiva dan kewajiban dalam neraca bank tidak

dikelompokkan menurut lancar atau tidak lancar, namun sedapat mungkin tetap

disusun menurut tingkat likuiditas dan jatuh tempo. Setiap aktiva produktif disajikan

di neraca sebesar jumlah bruto dari tagihan atau penempatan bank dikurangi dengan

penyisihan penghapusan yang dibentuk untuk menutupi kemungkinan kerugian yang

timbul dari masing-masing aktiva produktif yang bersangkutan.

b. Laporan Komitmen dan Kontijensi

Laporan ini wajib disajikan secara sistematis sehingga dapat memberikan

gambaran mengenai posisi komitmen dan kontijensi, baik yang bersifat tagihan

maupun kewajiban pada tanggal laporan. Komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak

berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan

apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Kontijensi adalah tagihan atau
kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak

terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.

c. Laporan Laba/Rugi

Perhitungan laba/rugi bank wajib disusun sedemikian rupa agar dapat

memberikan gambaran mengenai hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu.

Laporan laba/rugi bank disusun dalam bentuk berjenjang (multiple step) yang

menggambarkan pendapatan atau beban yang berasal dari kegiatan utama bank dan

kegiatan lainnya. Cara penyajian laporan laba/rugi bank antara lain wajib memuat

secara rinci unsur pendapatan dan beban, unsur pendapatan dan beban harus

dibedakan antara pendapatan beban yang berasal dari kegiatan operasionalnya

d. Laporan Arus Kas

Laporan ini harus disusun berdasarkan kas selama periode laporan dan harus

menunjukkan semua aspek penting dari kegiatan bank tanpa memandang apakah

transaksi tersebut berpengaruh langsung pada kas.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Disamping hal-hal yang wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan

keuangan sebagaimana dijelaskan dalam standar akuntansi keuangan, bank juga wajib

mengungkapkan dalam catatan tersendiri mengenai posisi devisa netto menurut jenis
mata uang serta aktifitas-aktifitas lain seperti kegiatan wali amanat, penitipan harta

dan penyaluran kredit pengelolaan.

4. Faktor Analisis

Faktor analisis, termasuk variasi seperti analisis komponen dan faktor analisis

umum adalah pendekatan statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis

hubungan di antara beberapa variabel dan menjelaskan variabel-varabel ini dalam

keadaan umumnya berdasarkan dimensi (faktor). Tujuannya adalah untuk mencari

cara menyingkat informasi yang terdapat dalam beberapa variabel asal menjadi

serangkaian variabel yang lebih kecil (faktor) dengan meminimalkan kehilangan

informasi (Hair, Anderson, Tatham, Black, 1995 dalam Yamin, Sofyan dan Heri

Kurniawan 2009).

Analisis faktor pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses

untuk meringkas sejumlah variabel menjadi sedikit dan menamakannya sebagai

faktor. Jadi, dapat saja dari 10 atribut tersebut dapat diringkas menjadi 3 faktor utama

saja (Santoso dan Tjiptono, 2001).

Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan (interrelationship)

antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain

sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari

jumlah variabel awal (Santoso, 2002).


Menurut Johnson dan Wichern (1992), faktor analisis dapat dikatakan sebagai

analisis komponen utama yang khusus. Keduanya dapat ditampilkan sebagai

percobaan dari perkiraan covariance matrix. Tetapi model analisis faktor lebih rumit,

pertanyaan utama dari analisis faktor adalah bagaimana data tersebut dapat konsisten

pada struktur model yang sudah ditentukan.

Hal yang perlu diingat bahwa faktor baru yang terbentuk adalah faktor yang

mempunyai variabilitas kecukupan dari variabel yang direduksi sehingga diperlukan

asumsi awal untuk menguji kelayakan apakah perlu tidaknya analisis faktor dapat

dilakukan. Hal ini dapat dilakukan melalui pengujian Bartlett test of sphericity dan

the Kaiser meyer olkin (KMO) measure of sampling adequency. KMO measure of

sampling adequency adalah sebuah indeks untuk membandingkan besarnya nilai

koefisiensi korelasi yang diamati terhadap besarnya korelasi parsial. Uji KMO

digunakan dalam analisis faktor dimana untuk mengetahui apakah data tersebut dapat

dianalisis lebih lanjut atau tidak dengan analisis faktor, angka KMO disyaratkan harus

lebih dari 0,5. Akan tetapi, nilai KMO akan meningkat dengan ketentuan berikut ini:

- Jumlah ukuran sampel bertambah

- Rata-rata koefisien korelasi bertambah

- Jumlah variabel bertambah atau jumlah faktor berkurang

Harga KMO merupakan indeks perbandingan antara besarnya koefisien

korelasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial, skala nilainya antara lain :

- KMO ≤ 0,9 : Menyatakan sangat memuaskan

- 0,8 ≤ KMO < 0,9 : Menyatakan sangat baik


- 0,7 ≤ KMO < 0,8 : Menyatakan baik

- 0,6 ≤ KMO < 0,7 : Menyatakan cukup memuaskan

- 0,5 ≤ KMO < 0,6 : Menyatakan tidak baik

- KMO ≤ 0,5 : Menyatakan ditolak

Selain KMO measure of sampling adequency, kita masih akan bertemu

dengan output-output lain ketika melakukan analisis faktor dengan SPSS. Seperti

hal-hal di bawah ini:

a. Tabel Communalities menerangkan berapa persen faktor atau variabel baru

yang terbentuk dari analisis faktor dapat menerangkan varians dari variabel

tersebut.

b. Total Varians Explained menerangkan nilai persen dari varians yang mampu

diterangkan oleh banyaknya faktor yang terbentuk. Nilai ini didasarkan dari

nilai eigenvalue. Nilai eigenvalue menggambarkan kepentingan relative

masing-masing faktor dalam menghitung varians variabel-variabel yang

dianalisis.

c. Rotated Component Matrix adalah nilai loading faktor dari setiap variabel.

Loading faktor merupakan besarnya korelasi antara faktor score dan variabel

tersebut.

5. Penawaran Kredit

Kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu “credere” atau “credo” yang berarti

kepercayaan (trust atau faith). Kegiatan orang perorang atau badan usaha dalam
rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya dengan cara pinjam meminjam dinamakan

Kredit. Berdasar dari kegiatan pemberian kredit dari yang memberikan kredit kepada

yang menerima kredit adalah kepercayaan. Transaksi kredit timbul karena suatu pihak

meminjam sejumlah uang atau sesuatu yang dipersamakan dengan itu, di mana pihak

peminjam wajib melunasi kredit/ hutangnya pada waktu yang telah ditentukan.

Disamping itu kredit pun timbul sebagai akibat adanya transaksi jual beli, dimana

pembayarannya ditangguhkan, baik sebagian maupun seluruhnya.

- Pengertian kredit menurut UU Perbankan No.7 tahun 1992 :

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam

antara suatu perusahaan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam

untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah uang,

imbalan atau pembagian hasil keuntungan.”

- Pengertian kredit menurut Eric L. Kohler (1964;154) :

“Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau

mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan

dilakukan dan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati”.

- Pengertian kredit menurut Teguh Pudjo Muljono (1989;45) :


“Kredit adalah suatu penyertaan uang atau tagihan atau dapat juga barang

yang menimbulkan tagihan tersebut pada pihak lain. Atau juga memberi

pinjaman pada orang lain dengan harapan akan memperoleh suatu tambahan

nilai dari pokok pinjaman tersebut yaitu berupa bunga sebagai pendapatan

bagi pihak yang bersangkutan”.

Berdasarkan pada pengertian-pengertian diatas dapat diketahui bahwa

transaksi kredit timbul sebagai akibat suatu pihak meminjam kepada pihak lain, baik

itu berupa uang, barang dan sebagainya yang dapat menimbulkan tagihan bagi

kreditur. Hal lain yang dapat menimbulkan transaksi kredit yaitu berupa kegiatan jual

beli dimana pembayarannya akan ditangguhkan dalam suatu jangka waktu tertentu

baik sebagian maupun seluruhnya. Kegiatan transaksi kredit tersebut diatas akan

mendatangkan piutang atau tagihan bagi kreditur serta mendatangkan kewajiban

untuk membayar bagi debitur.

Sementara itu, penawaran adalah sejumlah barang yang ditawarkan untuk

dijual pada berbagai tingkat harga dalam suatu pasar pada waktu tertentu.

Dalam melakukan penawaran, penawaran dapat digolongkan menjadi dua yaitu

• Penawaran Individu

Penawaran Individu adalah penawaran yang dimiliki oleh seorang Penguasa

• Penawaran besar/Kolektif

Penawaran yang terdapat pada pasar


Selanjutnya mengenai hukum penawaran. Hukum penawaran adalah suatu

pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga dan jumlah barang

tersebut yang ditawarkan oleh penjual. Dalam hukum ini dinyatakan bagaimana

keinginan para penjual untuk menawarkan barangnya tersebut jika barangnya itu

mempunyai harga yang rendah dan jika dia juga mempunyai harga barang yang

tinggi. Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga

sesuatu barang, semangkin banyak pula jumlah barang tersebut akan ditawarakan

oleh para penjual. Sebaliknya makin rendah harga barang maka akan semangkin

sedikit jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual.

Hukum penawaran berlaku apabila faktor-faktor lain selain harga adalah cateris

paribus. Adapun faktor yang lain yang membentuk cateris paribus adalah:

• Tekhnologi yang digunakan adalah tetap.

• Penjual tidak memerlukan harga tunai.

• Penjual tidak akan kuatir jika suatu saat harga barang akan turun.

• Jumlah pedagang dan produsen tetap.

Keinginan penjual untuk menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga

yang ditentukan oleh berbagai faktor yaitu:

a. Teknologi Produksi

Teknologi yang digunakan dalam produksi semula dimaksudkan agar terjadi

efisiensi dalam produksi. Artinya semangkin modern tekhnologi yang digunakan baik

kualitas maupun kuantitas produksi semangkin meningkat dengan biaya produksi

yang semangkin ditekan.


b. Harapan masa yang akan datang

Ketika produsen mempunyai pikiran bahwa barang yang diproduksinya mulai

langka maka tindakan produsen adalah menimbun barang tersebut sampai pada suatu

saat akan mendapatkan laba yang besar. Sebagai contoh penjual minyak yang mulai

merasa bahwa minyak merupakan hal yang langka jadi banyak penjual yang

menimbun minyak dan menjualnya dengan harga yang mahal karena kebutuhan

masyarakat yang sangat mendesak. Tapi perbuatan seperti ini dilarang karena sama

dengan penimbunan barang yang nantinya dapat merugikan masyarakat sekitar.

c. Harga-harga faktor produksi

Biaya produksi menentukan harga pokok suatu barang, dengan demikian jika

biaya produksi berubah maka produsen akan mengurangi jumlah penawaran. Tapi

jika biaya produksi semangkin rendah maka banyak sekali jumlah barang dan jasa

yang akan ditawarkan oleh para penjual.

Berdasarkan pengertian kredit dan penawaran diatas, maka bisa ditarik

kesimpulan bahwa penawaran kredit adalah jumlah kredit yang bank ingin tawarkan

atau salurkan pada berbagai tingkat suku bunga selama satu periode waktu tertentu.

B. Kajian Empiris

Penelitian yang sejenis dan hampir sama telah beberapa kali dilakukan, secara

ringkas disajikan dalam tabel 2 berikut:

Peneliti dan Judul Variabel Analisis Hasil


(Luh Gede Variabel Independent: Regresi Linear DPK, CAR, ROA, dan
Meydianawathi, 2007) DPK, ROA, NPLs, dan NPLs berpengaruh
Berganda
Analisis Perilaku CAR nyata terhadap perilaku
Penawaran Kredit penawaran kredit
Perbankan Variabel Dependent: bank umum.
Kepada Sektor UMKM Penawaran Kredit
Di Indonesia (2002-
2006)

( Ariyanti Devita Sari, Variabel Independent: Analisis Faktor Berdasarkan hasil analisis
2010) X1 (Lingkungan), X2 faktor diketahui bahwa
Implementasi Analisis (keamanan), X3 (Bunga), dari 7 variabel
Faktor Dengan Metode X4 (Hadiah), X5 terbentuk menjadi 4 faktor
Komponen Utama (Karyawan), X6 (Sistem baru. Interpretasi nama
Dalam Menentukan Komputerisasi) dan X7 faktor didasarkan variabel
Faktor Yang (Antrian). apa yang
Berpengaruh Pada diwakilinya.
Kepuasan Nasabah BRI Variabel Dependent:
Martadinata Malang Kepuasan Konsumen
KONSUMSI
(Arief Wibowo, 2007) Variabel Independent: Regresi Linear - Jumlah penghimpunan
Pengaruh Jumlah Jumlah Penghimpunan dana (X1) secara
Berganda
Penghimpunan Dana Dana Bank, individu berpengaruh
Bank, Suku Bunga Kredit Modal positif dan signifikan
Suku Bunga Kredit Kerja, Dan Tingkat Laju terhadap jumlah alokasi
Modal Kerja, Dan Inflasi kredit modal kerja (Y).
Tingkat Laju Inflasi - Tingkat laju inflasi
Terhadap Jumlah Variabel Dependent: (X2) secara individu
Alokasi Kredit Modal Jumlah Alokasi Kredit berpengaruh positif
Kerja Pada Bank-Bank Modal Kerja namun tidak signifikan
Umum Di Indonesia terhadap jumlah alokasi
( 2001.01 – 2006.04 ) kredit modal kerja (Y).
- Suku bunga kredit
modal kerja (X3) secara
individu berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap jumlah alokasi
kredit modal kerja (Y).

(Julius Kakuru, 2008) Variabel Independent: Data kualitatif: In conclusion, the study
The Supply-Demand Lending Structure, Analisis Nvivo found out that the majority
Factors Interface And Congruence of of loan officers consider
Credit Flow To Loan officers’ and formal
Data kuantitatif:
Small And Micro organisational goals, hierarchy, to be a
Korelasi (SPSS)
Enterprises (SMEs) In Client character. facilitating factor in their
Uganda decisions to extend credit
to SMEs.
Variabel Dependent: On the credit demand side,
The Supply-Demand of the study has established
Credit that to a larger extent,
there is a
number of SME borrowers
who make deliberate
efforts to disclose
information to
banks in order to enhance
their prospects of
obtaining credit.

Ada beberapa hal yang membedakan penelitian ini dibandingkan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Luh Gede Meydianawathi, Ariyanti Devita Sari, Arief

Wibowo dan Julius Kakuru. Penelitian ini berbeda dilihat dari segi waktu

pelaksanaan dan bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Dimana pada

penelitian ini sampel yang diteliti adalah bank BNI di Malang. Selain itu, terdapat

perbedaan lain dari penelitian ini yaitu penggunaan analisis faktor di dalamnya.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar

peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan

penelitian (PPKI, 2007:15). Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tentang

perilaku bank dalam penawaan kredit terhadap nasabah.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

hipotesis. Penelitian ini, mengkaji hubungan antar variabel penelitian dan menguji

hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Tujuan akhir dari penelitian ini,

menjelaskan ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor tertentu

terhadap penawaran kredit serta mengkaji variabel mana yang paling dominan. Sesuai

dengan rumusan masalah yang ada, maka rancangan penelitian dapat dilihat pada

gambar dibawah ini :

Faktor-faktor:
DPK, CAR, ROA, NPLs, Perilaku Penawaran
ROE, Cash Ratio, Resrve Kredit Bank
Requirement, LDR, Loan to
Asset Ratio, Rasio
Kewajiban Bersih Call
Money, Rasio Biaya
(Beban) Operasional, Net
Profit Margin, Debt to
Equty Ratio, Long Term
Debt to Asset Ratio
Analisis Faktor Yang Paling
Faktor Berpengaruh
B. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan kumpulan objek penelitian berdasarkan ciri-ciri yang

telah ditetapkan peneliti dan diuji sebagai sebuah variabel melalui model estimasi.

Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bank BNI di

Malang.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Arikunto,

2002:117). Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak. Teknik ini diberi

nama demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti mencampur subjek-

subjek di dalam populasi dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi

hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi

sampel.

C. Lokasi dan Waktu Penilitian

Penelitian dilakukan di kantor Bank BNI yang terdapat di Malang. Waktu

penelitian diperkirakan sekitar bulan November 2010.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2002:126), instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga data-data yang diperoleh lebih mudah
diolah. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau

kuisioner.

E. Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Menurut Arikunto (2002:100) menyatakan bahwa data merupakan catatan

yang mengungkapkan segala fakta, keterangan, dan angka yang dijadikan bahan

menyusun informasi yang diperlukan dengan material tertentu. Jenis data dalam

penelitian ini adalah data primer, yang dilakukan dengan cara kuisioner.

2. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Interview

Interview dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan

tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematik dan berdasarkan pada tujuan

penelitian. Interview dilakukan secara langsung pada pihak yang berwenang

melayani dalam proses penelitian.

b. Data Kuesioner

Yaitu data yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada karyawan bank

BNI di Malang.

3. Metode Penyebaran Kuesioner


Penyebaran kuesioner dimaksudkan untuk mendapatkan data umum mengenai

kebijakan bank dalam alokasi kredit, untuk mendapatkan gambaran variabel manakah

yang paling mempengaruhi bank dalam penawaran kreditnya. Selain itu juga untuk

mendapatkan data yang akan digunakan dalam analisis faktor. Adapun langkah-

langkahnya adalah:

a. Identifikasi populasi

Identifikasi populasi merupakan langkah awal dalam penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui siapa yang menjadi responden. Adapun populasi dalam

penelitian ini adalah karyawan bank BNI di Malang.

b. Penentuan jumlah sampel.

Menurut Arikunto, apabila subjek kurang dari 100 maka dapat diambil

semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan

jumlah subjeknya lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10-15 % atau 20-

25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari:

 Kemampuan penelitian dilihat dari waktu, tenaga dan dana.

 Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya dana.

 Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk penelitian yang

resikonya besar, tentu saja jika sampel besar hasilnya akan lebih baik.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, penelitian ini akan menggunakan

minimal 100 responden.


c. Pembuatan kuesioner.

Pembuatan kuesioner menggunakan jawaban persentase pengaruh setiap

variabel terhadap penawaran kredit. Adapun didalam penelitian ini, responden

diperkenankan memberikan jawaban mengenai pendapatnya mengenai seberapa

besar pengaruh setiap variabel yang telah ditentukan dan tentunya jawaban

tersebut berupa persentase.

d. Penyebaran kuesioner.

Penyebaran kuesioner menggunakan pertanyaan terbuka, dimana pertanyaan

tidak disediakan pilihan jawabannya sehingga memungkinan bagi responden

untuk memberikan jawaban sesuai dengan keinginannya.

F. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah faktor analisis dengan bantuan

SPSS (Statistical Package for Sosial Science). Faktor analisis adalah salah satu

keluarga analisis multivariate yang bertujuan untuk meringkas atau mereduksi

variabel amatan secara keseluruhan menjadi beberapa variabel atau dimensi baru,

akan tetapi variabel atau dimensi baru yang terbentuk tetapi mampu

mempresentasikan variabel utama (Yamin, Sofyan: 2009).


Dalam analisis faktor, dikenal dua pendekatan utama, yaitu exploratory factor

analysis dan confirmatory factor analysis. Kita menggunakan explanatory factor

analysis bila banyak faktor yang akan terbentuk tidak ditentukan terlebih dahulu.

Sebaliknya confirmatory factor analysis digunakan apabila faktor yang akan

terbentuk telah ditetapkan terlebih dahulu. Dalam penelitian ini akan digunakan

pendekatan explanatory factor analysis.

Langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Melakukan tabulasi

terhadap hasil kuisioner kepada karyawan-karyawan bank BNI.

b. Melakukan analisis faktor

untuk meringkas atau mereduksi variabel amatan secara keseluruhan menjadi

beberapa variabel atau dimensi baru dengan mengidentifikasi hal-hal sebagai

berikut:

 KMO measure of sampling adequency, untuk

menguji kelayakan apakah perlu tidaknya analisis faktor dapat dilakukan.

 Tabel Communalities, menerangkan berapa persen

faktor atau variabel baru yang terbentuk dari analisis faktor dapat

menerangkan varians dari variabel tersebut.

 Total Varians Explained, menerangkan nilai persen

dari varians yang mampu diterangkan oleh banyaknya faktor yang terbentuk.

Nilai ini didasarkan dari nilai eigenvalue.


 Rotated Component Matrix, nilai loading faktor dari

setiap variabel. Loading faktor merupakan besarnya korelasi antara faktor

score dan variabel tersebut.

c. Melakukan pengujian

hipotesis. Dalam penelitian ini hipotesis yang dibuat akan diuji dengan cara

sebagai berikut:

 Menyusun formulasi hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis (Ha).

 Menentukan Kriteria Pengujian


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :


Rineka Cipta.

Bank Indonesia. 2004. Laporan Triwulanan Perkembangan Moneter, Sistem


Pembayaran, dan Perbankan Vol.4, No.1, Januari - Maret 2004.

Dendawijaya, Lukman. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Indriantoro dan Supomo. 1999. Metodelogi Penelitian untuk Akuntansi dan


Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.

Kasmir. 2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

Santoso, Singgih & Tjiptono, Fandy. 2001.Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi
dengan SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sari, Ariyanti Devita. 2010. Implementasi Analisis Faktor Dengan Metode Komponen
Utama Dalam Menentukan Faktor Yang Berpengaruh Pada Kepuasan
Nasabah BRI Martadinata Malang. Malang: Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang.

Suseno dan Piter Abdullah. 2003. Sistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia.
Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan BI.
Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UM
Press

Warjiyo, Perry. 2004. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia.


Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan BI.

Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2009. SPSS Complete Teknik Analisis Statistik
Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek.

You might also like