ua Kedar Gig sienna, V3, W195 Issn oaseeex
GINGIVITIS KRONIS PADA ANAK UMUR 10 TAHUN
(LAPORAN KASUS)
‘Taty Zubaidah Comain & Ismu Subarsono Suwelo *
Gingivitis dapat menyerang bak orang dewaes msnponanak-anak, Pad kslompok anak berumur anate 11-17
‘ahua, prevalent gingivitis yang culo tinge pada ak umar 11 dan 12 tahun, Pembestan gingiva merupakan
fst dri ada faktor ‘stan Tokal Sepert pak dan kalllus, salingkan perubaan hormonal Jang teed
Selama masa pubertas, akan memperberat pomboaran gingiva tersbut. Walaupun demikian slama asa pubcras
tie iritan Toad dihianglan, pembesran gingiva tidak akan ilang sama sekall tapi dap berkurang sos
dengan meningkatn ain
‘Meskipun dikethul baba pembesaan gingiva dak kan bilag telama masa puberastelangsing, peoycbab
ama sepert pla dan Kallulus tp pola dilangkan agar tisk tempertert peradungan yany aca Sedanglan
Unt mencepan kambuhnya penyaki, Kunjungan Wang, prosedu Kaden mult dan Kontrol lak yang sering
tik tole dian,
Pendahuluan
Gingivitis dapat menyerang baik orang dewasa maupun anak-anak. Berdasarkan penelitian
‘Sutcliffe pada kelompok anak berumur antara 11-17 tahun, ternyata prevalensi gingivitis yang
ccukup tinggi terdapat pada anak umur 11 tahun (89%) dan 12 tahun (92%), Pada umumnya
anak perempuan menderita gingivitis lebih awal dibanding anak laki-laki. 1
Pembesaran gingiva (Gingival Enlargement), merupakan hasil dari adanya_faktor iritan
lokal seperti plak dan kalkulus, sedanglan perubahan hormonal yang terjadi selama masa
ubertas, akan memperberat pembesaran gingiva tersebut. Dengan demikian perubahan
hormonal hanya merupakan faktor sekunder yang bertanggung jawab atas respon peradangan
yang berlebinan terhadap iritan lokal.? Walaupun demikian selama masa pubertas bila iritan
jokal dihilangken, pembesaran gingiva tidak akan hilang sama sekali telapi dapat berkurang
sesuai dengan meningkatnya usia.?
‘Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu perawatan berupa kunjungan
periodik untuk menghilangkan semua faktor iritan lokal dan sumber-sumbernya agar tidak
memperberat peradangan gingiva yang ada. Dalam makalah ini dilaporkan asus gingivitis
kronis pada anak perempuan umur 10 tahun beserta penatalaksanzannya
Gingivitis adalah keradangan gingiva yang merupakan penyakit paling umum ditemukan
pada jaringan mulut. Gingivitis dapat bersifat kronis dan akut, yang lebih sering terjadi adalah
gingivitis kronis yang bersifat persisten, berjalan lama dan umumnya adalah tidak ayeri.!
Gingivitis seperti pula peradangan lainnya terjadi sebagai akibat mekanisme normal dari perta-
hhanan tubuh terhadap masuknya mikrobial (antigen) ke dalam tubuh kita. Sedangkan gambaran
Jkronis dari peradangan diperoleh sebagai akibat tubuh terus menerus membentuk antibodi
(antibodi ekses), karena mekanisme pengatur sistem pertahanan tubuh gagal berfungsi, sehing-
ga pembersihan atau penetralan tubuh terhadap mikrobial berlangsung tidak tuntas.®
Ty Zatilh, De em Stuns Sac DR De DOA. pW Kelsie ig Am Fk Kedktn ig! Une ts
49Karakteristik klnis gingivitis kronis dapat terihat dengan adanya perubahan warna gingiva
ari keadaan normal, yaitu bermula pada incerdental papi! dan gingival margin kemudian
smenyebar ke attached gingiva. Perubahan wama itu dimulai dari merah sedikit sampai dengan
rmerah kebiri-biruan.?> Pembengkakan terjadi mula-mula sekitar imerdental papi kemudian
rmenyebar pada gingival margin atau kedua-duanya, sehingga tekstur dari gingiva menjadi
berubah yaitu teradi pengurangan dalam stipling. Konsistensi bervariasi dari lunak dan oede-
‘matus sampai dengan fibrous. Umumnya, semakin lama jaringan itu dipengaruhi oleh proses
Peradangan, semakin fibrous gingiva itu.?
‘Adatya pembesaran gingiva ke arah korona gigi Karena oedema jaringan, dapat menambah
dalamnya sulkus yang dikenal sebagai pseudo poket.? Perdarahan gingiva berbeda dalam hal
Jama terjadinya dan kemudahannya setelah rangsangan. Perbedaan terscbut tergantung pada
derajat keparahan keradangan dan kemungkinan kaitannya dengan penyakit sistemik, atau
Kelainan darah, Karena gingivitis kronis hanya mempengarubi jaringan lunak gingiva,” maka
tidak ada tanda-tanda radiografik yang berhubungan dengan gingivitis kronis,
‘Urutan peristiva hingga mencapai tanda Klnis dai gingivitis dapat dikategorikan menjadi
‘nical (awal), early (dini), established (mantap).* Secara histologis, lest awal memberikan
sgambaran karakteristk berupa keradangan akut kiasik pada jaringan ikat di bawah junctional
epithelium. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya aliran cairan gingiva, can adanya
transmigrasi neutrofil yang berasal dari pembuluh-pembuluh darah gingival plexus melewati
Junctional epithelium menuju gingival margin, akhirnya masuk ke sulkus gingiva dan rongga
‘mulut. Selain itu teradi pula perubahan pada matrks jaringan ikat perivaskular, yaitu berupa
‘eksudasi dan deposisi fibrin di dalam area tersebut.2?
Les awal gingivitis texjadi empat hari dari dimulainya akurulai plak.2® Sedangkan esi
ini berkembang dari lesi awal dalam waktu kurang lebih satu minggu setelah penimbunan
plak, dengan karakteristik berupa adanya infltrat limfosit (70% adalah sel T) dan makrofeg
predominan besertasejumlah keril sel-sel plasma pada bagian tepinya. Pada tahap ini kera-
dangan akuttetap bertahan, akibatnya 60-70% kolagen hilang, terjedi perubahan secara patol-
gis pada fibroblas, membesamnya mitokondria, seria terputusnya retikulum endoplasmik dari
‘membran selnya karena mengalami vakuolisasi. Secara klinis lesi dini tampak sebagai gingivi
tis.“* Lesi yang sudah mantap (established lesion) digolongkan menjadi 2 tipe. Yang pertama ,
lesi yang tidak berubah untuk berbulan-bulan atau bertahun-tahun (tipe stabil), dan yang kedua
adalah tipe yang lebih aktf yatu lesi dapat berubah secara progresif menjadi lei yang destruk-
Lif, Proses perubahan ini telah dipelajaritetapi belum dapat dijlaskan mekanismenya.* Pada
Jesi yang sudah mantap terdapat karakteristik berupa, berkembangnya sel-sel plasma predomi-
nan dan limfosit B. Perkembangan ini terjadikemungkinan arena terbentuknya poket gingi-
val, Sejumlah Neutrofl tampak pada junctional epitelium, sedangkan makrofag tampak pada
regio lamina propria dari dinding poke.
Dari mulainya terbentuk akumulasi kalkulus sampai dengan tejadinya gingivitis pada anak-
‘anak, sebenarnya terdapat perbedaan dibanding dengan orang dewasa. Baik secara klinis
maupun histopatofogisnya. Pada anak, respon terjadinya gingivitis adalah relatif lebih lambat,
Foal texsebut kemunghinan terjadi karena peran jaringan gingival seperti yang ditunjulkkan oleh
‘Matsson dan Attstrom berdasarkan percobaan pada anak anjing, bahwa struktur juncrional
epithelium dandental cuticle pada anak anjing lebih tebal daripada yang dimiliki oleh anjing
dewasa, Deugan adanya gambaran tesebut, maka jaringan gingival pada anak agak sulit untule
dipenetrasi oleh substansi mikrobial.89
Perbedaan lainnya adalah dalam hal jumlah komponen scl-scl inflamasi yang terdapat di
Jaringan ikat gingival dan sulkus pada anak, yaitu. jumlah neutrofil, eksudat dan sel plasina
Sedikit, sedangkan infiltrat jaringan ikatnya banyak terdiri dari sel limfosit T (70%), sedikit sel
50limfosit B dan makrofag.* Sedikitnya jumlah sel limfosit B dan sel-sel plasma, diduga ada
hhubungannya dengan tidak terdapatnya poket gingival pada anak. Namun perbedaan respon
Jaringan gingival pada anak dengan dewase dalam hal ini adalah tidak jela.*
Perubahan hormonal diperkirakan bertanggung jawab terhadap timbulnya beberapa tipe
gingivitis yaitu, seperti pada Keadaan kekamilan, menstruasl, pubertas, dan stres. Adanya
Perubahan hormonal ini diduga berpengaruh terhadap jaringan gingiva, yaitu dalam hal penin-
gkatan permeabilitas pembuluh kapiler. Di samping itu temyata hormon berperan dalam
pemberian nulrien esensial kepada beberapa anggota flora, akibatnya secara langsung maupun
fidak langsung dapat mempengaruhi terjadinya perubahan Komposisi flora subgingival. Perlu
dliketahui bahwa pada anak, mikroflora yang terbanyak adalah : Leprorichia, Capnocytophaga,
Selenomonas, Bacteroides.*
Kemungkinan lainnya adalah seperti yang ditunjukkan oleh studi in vitro, bahwa pada
derajat tertentu, hormon progesterone dapat menstimulasi pertumbuhan Bacteroides dalam
plak subgingival pada saat kehamilan, Hipotesis ini menunjukkan behwa gingivitis pada puber-
tas Kemungkinan mirip dengan gingivitis pada saat kehamilan yaitu dalam hal peningkatan
steroid, schinggagingival crevice sesvai untuk kolonisasi dari black pigmented bacteroides."°
Gingivitis yang terjadi selama masa puberias termasuk éalam Alasfskasi penyakit periodon
tal yang mengenai gingiva karena adanya modifikasi faktor lokal dan sistemik, sera bersifat
Jonis. Iritan Tokal seperti plak, kalkulus tetap merupakan faktor penyebab utama terjadinya
gingivitis pada masa pubertas, sedangkan perubahan hormonal adalah faktor penyebab sekun-
der yang bermanifestasi dalam bentuk respon yang berlebihan atas irtan loka.
Secara klnis terinat adanya pembesaran gingiva yang beriebihes, walaupun iritan loka)
yang ada hanya sedikit,? — yaitu berupa prominent bulbous pada area interdental papil dan
‘gingival margin yang terbatas pada segmen anterior dengan kemungkinan hanya mengenai 1
Jengkung rahang. Umumnya permukaan lingual dari jaringan gingiva tidak dipengarvhi
‘Adapun pembesaran_ gingiva yang berlebihan tersebut dapat terjadi pula pada masa
prepuberas."’ Pembesaran gingiva akan berkurang secara spontan sesuai dengan meningkatnya
usia, Tetapi perl diingat bahwa pembesaran gingiva tersebut tidak akan hilang walaupun masa
pubertas berakhir, bila iritan lokalnya tidak dihilangkan >
Prevalensi gingivitis yang cukup tinggi terjadi pada anak umur 11 tahun (89%) dan 12
tahun (92%), berdasarkan peneliian Sutcliffe pada Kelompok umur 11-17 tahun dari kedua
Jenis Kelamin.'® Berdasarkan studi longitudinalnya, juga ditemukan bahwa umumnya anak
pperempuan menderita gingivitis lebih aval dibanding anak laki-laki, 13 tahun untuk anak
perempuan dan 13,5 tahun untuk anak laki-aki.!=“" Namun demikian bertambah parzhnya
gingivitis tidak selalu berhubungan dengan umur kronologis, tlapi secara spesifik berhubungan
dengan perubahan biologik pada saat puberas”°
Perawatan gingivitis selama masa pubertas meliputi pembuangan semua faktor-faktor iritan
Jokal dan sumber-sumberya, Pertama adalah dengan skeling. dan polising gigi geligi guna
rmenghilangkaa faktor iritan tama (plak dan kalkulus),? di samping pemberian 500 mg vitamin,
guna membantu mengurangi pembesaran gingiva.’ Tetapi bila pembesaran gingiva begitu
hhebatnya diperlukan suatu pembedahan yaitu gingivektomi, Prosedur kebersihan mulut dan
kontrol plak yang ketatharus dilakukan untuk mengontrol semua irtan lokal. Selain itu faktor-
faktor predisposisi seperti malposisi gigi, gigi gelizi yang berjejal-ejal, overbite yang hebat,
bemafas melalui muiut juga perlu dilakukan Koreksi, Dan yang tidak’ kalah peniingnya dan
tidak boleh dilupakan adalah Kunjungan ulang secara periodik, guna mencegah kambuhinya
penyakit
51Laporan Kasus
Seorang anak perempuan mur sepulub tahun dua bulan, datang ke Klinik Gigi Spesialis
FKG-UI pada tanggal 12-7-1994 untuk perawatan gingiva bagian depan atas dan bawah yang
bengkak. Menurut orang tuanya, gingiva tersebut telah mengalami pembengkakan selama dua
bulan ini dan tidak ada sama sekali Keluhan rasa sakit akibat dari pembengkakan itu
‘Pemeriksaan Klinis menunjukkan terdapatnya pembengkakan dan kemerahan pada gingiva
regio scluruh gigi tetap rahang tas dan bavwah, Pembesaran gingiva yang terberat adalah pada
regio 11, 12, dan 21 yaitu hampir menutupi dua periga permukaan labial gigi. Selain itu
terdapat kaliilus pada Seluruh regio gigi tetap rahang atas dan bawah. Indeks plak = 3, indeks
perdarahan papila = 3,5.
Pada pemeriksaan gigi geligi, ditemukan semua gigi teap sudah erupsi kecuali molar dua
tetap. Hubungan oklusi adalah klasifikasi Angle klas I dengan overbite yang cukup besar, se-
dangkan gigi yang karies tidak ada.
Pemerikscan radiologis menunjukkan tidak terdapatnya kerusakan tulang alveolar di sekitar
daerah gingivitis, Selain itu terlinat adanya impaksi benih gigi berlebin yang berlokasi pada
‘agian tengah akar 21, dengan mahkota menghadap ke apeks akar 21
‘Keadaan gingiva yang mengalami pembengkakan tersebut didiagnosis sebagai gingivitis
ionis. Direncanakan untuk melakukan skeling, penyuluhan Kesehatan gigi, dan instruksi plak
kontrol serta kontrol periodik.
Perawatan yang dilakukan adalah pada tanggal 12 Juli 1994 berupa deep scalling rahang
atas dan bawah, pemberian resep vitamin Becombion dan obat kumur Betadine, serta penyuli-
hhan Kesehatan gigi. Satu minggu kemudian (19-7-1994) penderita datang kembali, tampak
pembesaran gingiva yang tadinya menutupi dua pertiga permukaan labial gigi 11, 12 dan 21
menjadi setengah permukzan gigi. Deep scalling rahang atas dan bawah diulangi, Karena masih
terdapat kalkulus pada beberapa regio gigi, selain itu dilakukan pula penyuluhan Kesehatan gigi
dan plak kontrol. Penderita diinstruksikan untuk datang kembali 1 minggu dari kunjungan
edu, tetapi penderita datang melebihi tanggal yang telah ditetapkan,
Pada kunjungan ketiga (2-8-1994), tampak pembesaran gingiva tidak mengalami perubahan
dari kunjungan kedua terutama regio gigi 11,12, dan 21. Kebersihan mulut tampak tetap
bburuk, Keadaan ini diketahui setelah dilakukan pengambilan skor plak. Untuk mengatasi kea-
daan fersebut maka penderita diinstruksikan untuk kembali 1 minggu kemudian, di samping
dliberikan penyuluhan kesehatan gigi, dilakukan juga deep scalling rahang atas dan bawah,
pemberian resep vitamin Surbex-T serta obat kumur Minosep.
ada kunjungan keempat (23-8-1994), Pembesaran gingiva yang tadinya menutupi setengah
permukaan labial gigi L1, 12 dan 21 menjadi sepertiga permukaan gigi. Skaling, kontrol plak
dan penyuluhan Kesehatan gigi diulangi Kembali, demikian pula pemberian resep vitamin
Surbex-T serta obat kumur Minosep.
Pada Kunjungan kelima (30-8-1994), tampak pembesaran gingiva sedikit berkurang dari
‘kunjungan keempat terutama jelas terlihat pada gingiva rahang bawah. Dari tanya jawab dike-
tahui vitamin Surbex-T tidak dibeli karena keadaan Keuangan yang tidak memungkinkan,
Prosedur skaling, kontrol plak dan penyuluhan kesehatan gigi divlangi kembali
Kunjungan keenam seharusnya penderta datang pada tanggal 6-9-1994, tetapi hingga saat
smakalah ini selesai belum datang untuk kontrol
52‘Pembahasan
ada pereriksaan Minis terihat bahwa gingiva berwarna kemerahan, konsistensinya terasa
lunak. Akibat adanya pembesaran gingiva ke arah dua pertiga permukaan korona gigi terutama
pada gigi 11,12, 21, menyebablan sulkus gingiva berlambah dalam yang dikenal sebagai
pseudo poket, di samping menyebabkan menghilangnya stipling. Sedangkan dari pemeriksaan
radiografi diperoleh hasil tidak adanya kerusakan tulang alveolar. Dengan demikian keadaan
tersebut dapat didiagnosis sebagai gingivitis kronis
‘Melihat begitu banyaknya kalkulus pada penderita ini, maka diduga kalkulus merupakan
faktor penyebab utama dari gingivitis yang diderita oleh penderita, Menurut Caranza pemben-
tukan kalkulus umumnya lebih parah 90% terjadi pada anak umur 10-15 tahun, keadaan ini
dapat terjadi Karena adanya peningkatan konsentrast kalsum, fosfat, dan protein di dalam
saliva pada usia-usia tersebut.
Sebenamya, respon jaringan gingiva terhadap akumulasi kalkulus sampai dengan terjadinya
gingivitis pada’ anak adalah relat lambat. Khusus untuk penderita ini, temyata terjadinya
Eingivits sedemikian parahnya Sedangkan dari anamnesis diketanui bahwa penderita tidak
‘mempunyai riwayat penyakit epilepsi, yang mengharuskannya untuk meminum obat mengan-
‘dung Dilantin yang efeknya dapat bermanifestasi di dalam mulut, yaitu berupa pembesaran
gingiva. Di samping itu pembesaran gingiva yang ada tidak dapat hilang (hanya berkurang)
sefelan dilakukan perawatan sesuai prosedur. Dengan demikian ada faktor sekunder yang
menyebabkan terjadinya pembesaran gingiva di samping faktor lokal iritan (kalkulus), Ke-
‘mungkinannya adalah penderita sedang mengalami perubahan hormonal
Jadi keadsan ini sesuai dengan yang telah dikemukakan oleh Caranza, bahwa selama masa
pubertas bila iritan lokal (Kalkulus) dihilangkan, pembesaran gingiva tidak akan hilang tetapi
dapat berkurang sesuai dengan meningkatnya umur.* Selain faktor hormonal, pada penderita
ini terdapat juga _overbite yang cukup besar.?
‘Umur penderita saat ini adalah 10 tahun , berarti penderta berada dalam masa prepubertas.
‘Seperti yang dikemukakan oleh Grant dalam literaturnya, bahwa keadsan Klinis gingivitis pada
masa puberias kadang-kadang dapat terlhat sebelum masa pubertas.!' Sedangkan masa puber-
tas itu sendiri antar individu adalah sling berbeda, di samping pula jenis kelamin turut berper-
an terhadap kapan stat pubertas seta individu tejadi. Pada umumnya, anak perempuan
rmempunyai pengalaman gingivitis lebih awal dibanding anak laki-laki' Hal tersebut dimung-
kkinkan Karena umur rata-rata anak perempuan mengalami masa pubertas adalah lebih cepat
dibandingkan dengan anak laki-laki
Prognosis dari hasil perawatan yang diberikan Kurang baik Karena anak kurang kooperatif
dalam hal kunjungan, sosial ekonomi Kurang, schingga resep obat yang diberikan pernah tidak
ditebus, kebersihan imulut tidak mengalami peningkatan setelah dilakukan usaha. penyuluhan
Keesehatan gigi yang intensi, penderita dalam masa pubertas. Sebenarnya apabila gingivitis
bertambah parah dan gingivanya menjadi fibrous, maka perlu dilakukan gingivektomi, Namun
demikian karena faktor-faktor tersebut di atas, gingivektomi tidak dilakuksn,
‘Kesimpulan
Gingivitis disertai pembesaran gingiva yang berlebihan pada anak, banyak dijumpai pada
Kelompok anak yang sedang mengalami masa pubertas dengan kebersihan mulut yang buruk
Pada umumnya anak perempuan menderita gingivitis lebin awal dibanding anak laki-laki
‘Meskipun dikelahui bahwa pembesaran gingiva tidak akan hilang selama masa pubertas
53berlangsung, penycbab utama seperti plak dan kalkulus tetap perlu dihilangkan agar tidak
‘memperberat peradangan yang ada. Sedangkan untuk mencegah Kambuhnya penyakit, Kunjun-
gan ulang, prosedur kebersinan mulut dan kontrol plak yang sering tidak boleh diabaikan,
Daftar Pustaka
1, MeDonald RE, Avery DR. Dentistry forthe Child and Adolescent. 5d. Mosby Co: St Louis 1988. p-466-
‘sit
2. Pawlak EA, Hoag PM. Essentials of Periodontics. 2" ed. Mosby Co: St Loui. 1980. 9.32: 82
3. Caran FA. Clinical Periodontology. ™ Saunders: Philadephi, 1980. p. 1437, 15-108, 125-148,
4 Draylino SW” Penyakt Periodontal Kronis Bus Narkshlimiah KPPIKGLIX 1991. p.228:235.
‘5 Suryadhana NG. Sistem Keksbalan di dalam Rongga Mulu. Buk Naskahliniah KPPIKG. Vli-1988,p.73-88,
{6 Page RC. Gingivitis, J Ch Periodontol 1986: 13. 345-355.
7. Klinge Bet al. Histopaalony of taal Gingivitis in Humans. J Clin Periodontol 1983: 10: 364-369,
8. Walker JD. MeKenne TE. Perodontal Disease in Children and Adolescents Dalam Stwart RE eal Pediatric
‘Dantstry Scenic Foundation and Clinial Practice, Mosby Co: t Lous, 1982, p.623-639,
9. Matssoa L. Goldberg P. Gingival Inlamation at Deciduous and Permanent Teeth An In
parison. J Clin Pesodonol 1986: 13: 740-742.
40! Gusber FA, et all Puberty Gingivitis i Insulin dependent Diabsis Children. J Periodontol, 1983: $4 12,
p.Tle720,
11 Grant DA et al. Periodontics, A Concept-heory and Practice. 4* od. Mosby Co: St Lous. 1972. p. 206-229,
individual Com
54