WALIKOTA PADANG PANJANG
PROVINSI SUMATERA BARAT
PERATURAN WALIKOTA PADANG PANJANG
NOMOR 64 TAHUN 2019
TENTANG
KURIKULUM MUATAN LOKAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Menimbang
Mengingat
BERBASIS BUDAYA MINANGKABAU
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.
WALIKOTA PADANG PANJANG,
: a. bahwa dalam rangka pengintegrasian dan menumbuhkan
semangat terhadap nilai adat dan budaya Minangkabau, perlu
adanya kurikulum = muatan lokal _berbasis__ budaya
Minangkabau dalam Pendidikan Anak Usia Dini di Kota
Padang Panjang;
b. bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, menyatakan
pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini merupakan urusan
pemerintahan di bidang Pendidikan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Walikota tentang Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Anak
Usia Dini Berbasis Budaya Minangkabau;
: 1, Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan
Daerah Otonom Kota Kecil dalam Lingkungan Daerah
Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1956 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 962);
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
‘Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);
4. Undang-Undang Nomor 23 ‘Tahun 2014 _ tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
hix\«10.
ii
12.
13.
14,
oe
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6178);
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 195);
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 84
Tahun 2014 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia
Dini (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
1279);
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137
Tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1688);
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia
Dini (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
1679);
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32
Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal
Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 1687);
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun
2009 tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009 Nomor 2, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009
Nomor 35);
Peraturan Daerah Kota Padang Panjang Nomor 6 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah Kota
Padang Panjang Tahun 2009 Nomor 6 Seri E.2);
Ltx \FMEMUTUSKAN :
Menetapkan =: PERATURAN WALIKOTA TENTANG KURIKULUM MUATAN
LOKAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERBASIS BUDAYA
MINANGKABAU.
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Padang Panjang.
2. Pemerintah Daerah adalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3. Walikota adalah Walikota Padang Panjang.
4, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan
DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Padang Panjang.
5. Pendidikan anak usia dini yang selanjutnya disingkat PAUD adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.
6. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan _pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan informal
pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
7. Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan dibawah
tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta
didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga
dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan
masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental.
8. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
9. Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Budaya
Minangkabau, yang selanjutnya disebut Kurikulum Muatan Lokal PAUD
adalah kurikulum yang memuat keragaman potensi daerah berupa
lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya serta
kebutuhan daerah untuk dikembangkan pada satuan pendidikan.
10. Kompetensi Inti adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
mengembangkan penguasaan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
diharapkan dan di capai pada setiap tingkat semester.
11.Kompetensi Dasar adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator
pembelajaran.
Pasal 2
(1) Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal PAUD dimaksudkan untuk:
a. memberikan pedoman bagi satuan pendidikan, tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan pada Satuan Pendidikan PAUD; dan
b. memberikan bekal Penguatan Pendidikan karakter bagi anak didik.
Liv(2)
ay
(2)
ay
(2)
(3)
Q)
(2)
Kurikulum Muatan Lokal PAUD bertujuan untuk:
a. melestarikan dan mengembangkan budaya daerah;
b. mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya dan spritual
di Daerah;
c. meningkatkan wawasan dan/atau kemampuan
wirausaha/entrepreneurship; dan
d. penguatan Pendidikan Karakter anak.
BAB II
KURIKULUM MUATAN LOKAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
BERBASIS BUDAYA MINANGKABAU
Pasal 3
Kurikulum Muatan Lokal PAUD adalah Kurikulum Muatan Lokal PAUD
Berbasis Budaya Minangkabau yang mengacu pada nilai-nilai budaya
Minangkabau.
Kurikulum Muatan Lokal PAUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari:
a. kerangka dasar kurikulum;
b. struktur kurikulum; dan
c, pedoman penilaian.
Pasal 4
Kerangka dasar kurikulum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
huruf a berisi landasan filosofis, sosiologis, psiko-pedagogis, teoritis, dan
yuridis sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
Struktur kurikulum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf
b merupakan pengorganisasian muatan kurikulum, Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Tingkat Percapaian Perkembangan
Anak.
Pedoman penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c
berisi acuan untuk melakukan penilaian terhadap proses dan hasil
kegiatan anak.
BAB III
PELAKSANAAN KURIKULUM MUATAN LOKAL
Pasal 5
Setiap Satuan Pendidikan PAUD wajib menyelenggarakan Kurikulum
Muatan Lokal berbasis budaya Minangkabau.
Kurikulum Muatan Lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diselenggarakan dengan memperhatikan sumber daya pendidik pada
Satuan Pendidikan PAUD.
LiwitPasal 6
(1) Kompetensi Inti (KI) PAUD merupakan gambaran pencapaian Standar
‘Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD usia 6
(enam) tahun yang dirumuskan secara terpadu dalam bentuk :
a. Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI-1);
b. Kompetensi Inti Sikap Sosial (KI-2);
c. Kompetensi Inti Pengetahuan (KI-3); dan
d. Kompetensi Inti Keterampilan (KI-4).
(2) Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks
muatan pembelajaran, tema pembelajaran dan pengalaman belajar yang
mangacu pada Kompetensi Inti.
(3) Kompetensi Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
penjabaran dari Kompetensi Inti yang dibagi menjadi empat kelompok
sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti yaitu:
a. Kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
b. Kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
c. Kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan
d. Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.
(4) Kompetensi Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijabarkan lebih
lanjut dalam indikator pencapaian perkembangan anak.
Pasal 7
(1) Struktur kurikulum muatan lokal PAUD memuat program-program
pengembangan yang mencakup:
a. sejarah kebudayaan Minangkabau
b. kebudayaan ideal Minangkabau;
c. kebudayaan fisik Minangkabau; dan
d. kebudayaan sosial Minangkabau.
(2) Sejarah kebudayaan Minangkabau sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a menggambarkan alam Minangkabau yang menunjukkan konsep
wilayah orang Minangkabau secara geografis dan kebudayaan alam
Minangkabau.
(3) Kebudayaan ideal Minangkabau sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b adalah nilai-nilai yang bermanfaat bagi masyarakat Minangkabau
yang berfungsi sebagai pegangan, pedoman, atau panutan tertinggi bagi
kehidupan manusia yang meliputi penerapan langgam kato nan ampek
(kato mandaki, kato mandata, kato malereang dan kato manurun), sopan
santun yang sesuai dengan adat seperti adab duduak, adab tagak, adab
makan, adab bajalan, adab mangecek, adab mancaliak, adab bapakaian,
adab bagaua, adab karajo dengan meninggalkan sumbang duo baleh.
(4) Kebudayaan fisik Minangkabau sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c adalah benda atau peninggalan sejarah yang dibuat oleh tangan
manusia (modifikasi) yang bisa dipindahkan dari suatu tempat ke tempat
lain (movable) tanpa merusak bentuk aslinya.
Mix\taGe
(5) Kebudayaan sosial Minangkabau sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d adalah peraturan dan undang-undang atau hukum adat yang
berlaku dalam kehidupan sosial masyarakat Minangkabau, terutama
yang bertempat tinggal di Ranah Minang.
Pasal 8
(1) Indikator Pencapaian Perkembangan Anak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (2) disusun berdasarkan kelompok usia.
(2) Kelompok usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. usia 0 sampai 2 tahun;
b. usia 2 tahun sampai 4 tahun; dan
c. usia 4 tahun sampai 6 tahun.
Pasal 9
(1) Kurikulum muatan lokal PAUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (1) dilaksanakan melalui serangkaian proses pemberian rangsangan
pendidikan oleh pendidik, respons peserta didik, intervensi pendidik, dan
penguatan oleh pendidik yang terintegrasi dengan pembelajaran di PAUD.
(2) Kurikulum muatan lokal PAUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dalam bentuk kegiatan rutin, kegiatan terintegrasi antar
program pengembangan, dan suasana budaya Minangkabau, yang
diwujudkan dalam bentuk belajar melalui bermain.
Pasal 10
(1) Kerangka Dasar Kurikulum dan Struktur Kurikulum Muatan Lokal PAUD
sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 sampai dengan Pasal 9,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
(2) Pedoman Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3),
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II dan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
BAB IV
KERANGKA KURIKULUM
Pasal 11
(1) Kerangka Kurikulum Muatan Lokal terdiri atas:
a. nama bidang pengembangan;
b. kompentensi inti;
c. kompetensi dasar;
d. indikator pencapaian perkembangan anak
(2) Untuk melaksanakan Kurikulum Muatan Lokal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), disusun perangkat pembelajaran berupa:
a. silabus;
b. rencana pelaksanaan pembelajaran;
c. instrument penilaian;
d. alat pembelajaran dan bahan pembelajaran;
e
media/alat bantu pembelajaran.
4ix\tBABV
‘TENAGA PENDIDIK DAN SARANA PRASARANA
Pasal 12
(1) Tenaga Pendidik Muatan Lokal adalah Guru dan/atau profesionalisme
yang mempunyai kompetensi dalam bidang Muatan Lokal.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria kompetensi Guru dan/atau
profesionalisme sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Walikota.
Pasal 13
Untuk menjamin pencapaian Kriteria Inti dan Kompetensi Dasar
Kurikulum Muatan Lokal, dapat digunakan sarana prasarana di luar
sekolah.
BAB VI
EVALUASI KURIKULUM DAN HASIL BELAJAR
Pasal 14
(1) Dinas melakukan monitoring evaluasi_ keterlaksanaan Muatan
lokal pada Satuan Pendidikan.
(2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan secara berkala dan/atau insidentil.
Pasal 15
(1) Satuan Pendidikan melakukan evaluasi program Kurikulum Muatan
Lokal dengan mengkaji sebagian atau seluruh aspek sebagai konteks,
input, proses, output, dan outcome.
(2) Satuan Pendidikan melakukan evaluasi hasil belajar Peserta Didik.
LetBAB VII
PENUTUP
Pasal 16
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahui memerintahkan pengundangan Peraturan
Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Padang
Panjang.
Diundangkan di fagane Panjang
pada tanggal 18 VYegember 2019,
/ WALIKOTA PADANG PANJANG,
O x FNDLY AMRAN “Y
Diundangkan di_Padang Panjang
pada tanggal 19 Yee mn! 2019
°Y SEKRETARIS DAERAI ‘A PADANG PANJANG, h
SONNY BUDAYA PUTRA
BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2019 NoMOR 64LAMPIRAN I
PERATURAN WALIKOTA PADANG PANJANG
NOMOR 64 TAHUN 2019
TENTANG
KURIKULUM MUATAN LOKAL PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI BERBASIS §BUDAYA
MINANGKABAU
KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM MUATAN LOKAL PAUD
IL
BERBASIS BUDAYA MINANGKABAU
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1.
Pengertian Kurikulum Muatan Lokal PAUD berbasis budaya
Minangkabau.
Konsep kurikulum muatan lokal PAUD berbasis budaya
Minangkabau merujuk pada Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyclenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan anak usia dini yang berbasis budaya Minangkabau.
Rasional Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal PAUD berbasis
budaya Minangkabau
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, —bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146
Tahun 2014 tentang tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak
Usia Dini, pada Lampiran 1, Bagian II Kerangka Dasar Kurikulum
PAUD point (A) Landasan Filosofis, dijelaskan:
(1). Pendidikan berakar pada budaya bangsa_—untuk
membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa
mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan berdasarkan
budaya bangsa Indonesia yang beragam dengan prinsip
Bhinneka Tunggal Ika, sehingga pendidikan diarahkan untuk
membangun kehidupan masa_kini, untuk membangun dasar
bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Sehubungan dengan itu, Kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini dirancang untuk dapat memberikan
pengalaman belajar yang luas bagi anak agar mereka
bisa memiliki landasan untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan,
hiv)=10-
serta mengembangkan kemampuan sebagai pewaris budaya
bangsa yang kreatif dan peduli terhadap permasalahan
masyarakat dan bangsa.
(2). Anak adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang
kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus
termuat dalam isi kurikulum untuk memberi inspirasi dan
rasa bangga pada anak. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak
Usia_ Dini memposisikan keunggulan budaya untuk
menimbulkan rasa bangga yang tercermin, dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa.
Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 2 Pasal
2 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, dimana
penyelenggaran pendidikan di Sumatera Barat berazaskan Adat
Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK), Syara’
Mangato, Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru, kearifan
lokal dan keunggulan daerah.
Hasil penelitian pakar pendidikan menunjukkan bahwa
telah tergerusnya nilai-nilai budaya Minangkabau di kalangan
generasi muda sehingga diperlukan revitalisasi nilai-nilai tersebut
melalui pendidikan sejak dari usia dini.
Kurikulum muatan lokal adalah kurikulum yang disusun
berdasarkan kebutuhan daerah yang bahan kajian dan
pelajarannya disesuaikan dengan lingkungan alam, sosial, budaya
dan ekonomi serta kebutuhan pembangunan’ daerah yang
diorganisasikan dalam mata pelajaran yang berdiri sendiri dan
bertujuan untuk memperkenalkan ‘peserta didik kepada
lingkungannya sendiri, ikut melestarikan budaya daerahnya.
Fenomena anak nagari saat ini kurang memahami,
menghayati, dan mengapresiasi nilai-nilai budaya Minangkabau
yang sesuai dengan falsafah adaik basandi syarak, syarak basandi
kitabullah. Disamping itu secara eksternal pengaruh globalisasi
dan perkembangan teknologi juga mempengaruhi tatanan nilai
budaya yang ada. PAUD merupakan satuan pendidikan paling
awal dalam mempersiapkan generasi emas masa depan. Untuk
merevitalisasi nilai-nilai adaik basandi syarak, syarak basandi
kitabullah, maka disusunlah kurikulum muatan lokal PAUD
berbasis budaya Minangkabau dimulai dari pendidikan anak usia
dini di kota Padang Panjang.
. Karakteristik Kurikulum Muatan Lokal PAUD berbasis budaya
Minangkabau
Kurikulum Muatan Lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau
dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1, mengoptimalkan perkembangan nilai-nilai budaya Minangkabau
dalam kehidupan anak sehari-hari;
2. mengoptimalkan peran sekolah sebagai sarana pengembangan
nilai-nilai budaya Minangkabau; dan
3. menggunakan pembelajaran tematik integratif;
fix}I.
C. Tujuan Kurikulum Muatan Lokal PAUD berbasis budaya
Minangkabau
Kurikulum Muatan Lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau
bertujuan mengembangkan nilai-nilai budaya Minangkabau bagi
anak usia dini.
KERANGKA DASAR KURIKULUM
A. Landasan Filosofis
Pendidikan merupakan budaya bangsa untuk membangun
kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang yang berakar pada
budaya nusantara.
‘Anak sebagai pewaris budaya bangsa yang akan melanjutkan
pembangunan peradaban masa depan yang lebih baik
Budaya Minangkabau merupakan kekayaan kearifan lokal yang
memiliki nilai-nilai luhur yang dipraktekkan dalam kehidupan dari
setiap pribadi anak usia dini di Minangkabau.
B. Landasan Sosiologis
Masyarakat Minangkabau merupakan masyarakat yang
menjunjung nilai-nilai kebersamaan dan budi pekerti yang tinggi.
C. Landasan Psiko-Pedagogis
Kurikulum muatan lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau
dikembangkan mengacu kepada konsep kurikulum 2013 PAUD yang
berlandaskan pada konsep keunikan anak, yang memiliki kecepatan
perkembangan yang berbeda-beda satu sama lain.
D. Landasan Teoretis
Kurikulum Muatan lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau
dikembangkan berdasarka:
1. Standar Nasional Pendidikan dan Standar Pendidikan Anak Usia
Dini, yang memuat delapan standar, terdiri dari : Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak, Standar Isi, Standar Proses,
Standar Penilaian Pendidikan, Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan
dan Standar Pembiayaan.
2. Kurikulum memuat empat kompetensi utama sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
3. Kurikulum menganut prinsip (1) Pembelajaran yang dilakukan guru
di sekolah, di kelas, dan Masyarakat menganut nilai-nilai budaya
Minangkabau, (2) Kurikulum bersumber dari pengalaman langsung
peserta didik sesuai dengan latar belakang budayanya, (3) Muatan
kurikulum PAUD bersumber dari lingkungan yang terdekat dari anak
serta dari hal yang bersifat konkret dan praktis.
E. Landasan Yuridis
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini;
Lix\h“12+
3. Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Pendidikan berazaskan adat basandi
syarak, syarak basandi kitabullah;
Il. STRUKTUR KURIKULUM MUATAN LOKAL PAUD
Struktur Kurikulum Muatan Lokal PAUD berbasis budaya
Minangkabau merupakan pengorganisasian | muatan kurikulum,
kompetensi inti, dan kompetensi dasar.
A. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum Muatan Lokal berbasis Budaya Minangkabau
berisi program pengembangan budaya minangkabau yang terdiri
dari:
1. Sejarah kebudayaan Minangkabau, yang membahas tentang:
a, mengenal alam Minangkabau di lingkungan anak;
b. mengenal makna simbol warna di Minangkabau; dan
cc. mengenal adat dan syarak di Minangkabau.
2. Kebudayaan Ideal Minangkabau, yang membahas tentang:
- _ mengenal perilaku sopan santun di Minangkabau.
3. Kebudayaan Fisik Minangkabau
mengenal kesenian tradisional Minangkabau;
mengenal bangunan ciri khas Minangkabau;
mengenal makanan dan minuman tradisional Minangkabau;
mengenal pakaian tradisional Minangkabau;
mengenal upacara adat Minangkabau;dan
mengenal permainan rakyat Minangkabau.
4. Kebudayaan Sosial Minangkabau
a. mengenal kegiatan sosial di Minangkabau; dan
b. mengenal suku di Minangkabau.
PPppOe SP
B, Kompetensi Inti
Kurikulum Muatan Lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau
diintegrasikan dengan Kompetensi Inti Kurikulum 2013 dalam
pembelajaran di PAUD.
C. Kompetensi Dasar.
Kompetensi Dasar Kurikulum Muatan Lokal PAUD berbasis budaya
Minangkabau diintegrasikan dengan Kompetensi Dasar Kurikulum
2013 dalam pembelajaran di PAUD.
D. Indikator Pencapaian Perkembangan Anak.
1. Indikator Pencapaian Perkembangan Anak yang dimaksud adalah
penanda perkembangan yang spesifik dan terukur untuk
memantau/menilai perkembangan budaya Minangkabau dari
anak.
2. Indikator Pencapaian Perkembangan Anak disusun berdasarkan
rentang usia:
a. Usia 0 sampai dengan usia 2 tahun
b. Usia 2 sampai dengan usia 4 tahun
c. Usia 5 sampai dengan usia 6 tahun
Jiv\tML.1 Sejarah Kebudayaan Minangkabau
KOMPETENS! DASAR Tndikator Pencapalan Perkembangan Anak
oa TAHON 2-4 TAHUN ‘46 TAHON.
1:1 Mengenal alam | Menyebutkan nama Menunjuldan beberapa | Membedakan nama-nama
Minangkabau di | lingkungan alam nama lingkungan alam Kingkungan alam
lingkungan anak | Minangkabau yang ada di | ‘Minangkabau yang ada di | Minangkabau yang ada
lingkungan sekitarnya Jinglaungan sekitarnya dilinglungan sekitamya
T2 Mengenai maima | Menyebutkan nama warna | Menyebutkan beberapa | Membedakan makna simbol
‘simbol warna di | bendera di Minangkabau | warna bendera di ‘wama bendera di
Minangkabau Minangkabau Minangkabau
13 Mengenal adat | Merespon cerita tentang | Mendengarkan cerita adat | Menyebutkan kegatan
dan syarake di kegiatan adat minangkabau | Minangkabau eeagamaan minangkabau
Minangkabau _
ML.2 Kebudayaan Ideal Minangkabau
KOMPETENSI DASAR Tndikator Pencapaian Perkembangan Anak
O2 TARON 2-4 TAHUN ae TARO
2d Mengenal perilakuu | Senang merespon jabat | Terbiasa bersalaman “Terbiasa bersalaman dengan
sopan santun di | tangan orang lain dengan orang lain orang lain disertai kalimat
Minangkabau ‘salam
‘Menirukan adab duduk | Membedakan adab daduk | Terbiasa duduk sesual adab
anak laki-laki dan anak | anak laki-laki dan anak | duduk anak laki-loki atau
padusi padusi anak padusi
‘Menirukan adab tagak ‘Membedakan adab tagak | Terbiasa sesual adab tagak
anak laki-laki dan anak | anak laki-laki dan anak | anak laki-laki atau anak
padusi padusi padusi
Menirukan adab makan | Makan dan minum dengan | Terbiasa makan dan_ minum
ddan minum dengan tidak | tidak berbunyi dan tegukan | dengan tidak berbunyi, dan
erbunyi dan tegukan perlahan. tegukan perlahan
perlahan.
Menirukan maken dan | Makan dan minum dengan | Terbiasa makan dan minum
‘minum dengan tangan tangan kanan, posisi dengan tangan kanan, posisi
‘kanan, posisi duduke uduk duduke
Mengambil makanan milik | Mengambil makanan milik | Mengambil makanan sendin
ssendiri dengan arahan guru | senditi sesuai kebutuhan
‘Menirukan bajalan anak | Bajalan dengan adab yang | Terbiasa bajalan dengan adab
bake
padusi dan anak laki-lake yang baile
yang baile
‘Menirukan mangecek yang | Mangecck ka nan gadang, | Terbiasa mangecek dengan
bik ka kawan samo gadang dan | adab ka nan gadang, ka
‘ka nan ketek dengan baik | kawan samo gadang dan ka
nan Ketek
‘Menirikan batanyo dan | Batanyo dan manjawek | Terbiasa batanyo dan
‘manjawek kato yang baik | Kato dengga baile ‘manjawek kato yang bail
‘Memberi reson ‘Menghadapkan wajahaya | Melihat /memandang etka
‘menghadapkan bila dipanggil Derbicara dengan lawan
‘Wajahnya bila dipanggit bicara
‘Senang bertemu orang lain | Menyebutkan adab ‘Mancaliak dengan adab
mancaliak diwaktu wwaktu bertamu
bertamu
‘Senang memakai pakaian | Memakai pakaian ‘Menyebutkan adab
Minangkabau Minangkabau dengan baik | bapakaian yang bail.
‘Senang melihat pakaian | Menyeutkan pakaian adat | Membedakan pakaian adat
fadat Minangkabau Iaki-laki | Minangkabau laki-laki | Minangkabau laki-lalc
ddan perempuan ‘dengan perempuan ‘dengan perempuan.
‘Mau diarahkan mengganti | Mau mengganti pakian i | Terbiasa mengganti pakaian
pakaian diruang gant | ruang gant, di ruang gant
‘Tertarik bermain dengan’ | Bermain dengan teman | Bermain dengan teman
teman sebaya. ‘sebaya sccara baile sesuai | sebaya secara baile
farahan guru
‘Senang bermain yang ‘Bermain permainan laki- | Mengenal beda permainan
‘sestai dengan jenis Jaki atau padusi Jaki-laki dengan padusi
Kelaminaya
ftv \Fode
ML.3 Kebudayaan Fisik Mi
‘KOMPETENSI ‘Indikator Pencapalan Perkembangan Anak
DASAR, 02 Tahun 2-4 Tahun 4-6 Tahun
‘ST Mengenal Kesenian | Tertarik mendengarkan lagu | Melafalkan link satu Tagu | Menyanyikan beberapa lagu
‘Tradisional ‘radisional Minangkabau _| tradisional Minangkabau _| tradisonal Minangkabau
Minangkabau ‘Tertarik melihat tari ‘Menyebutkan nama tari | Menyebutkan nama beberapa
tradisional Minangkabau ___| Minangkabau tari Minangkabau
TTertarik menirukan gerakan | Menirukan gerakan tari | Menirukan dan melakukan
tari tradisional Minangkabau. | tradisional Minangkabau | gerakan tari tradisional
sesuai arahan Minangkabau
"Fertank dengan alat musik | Menyebutkan nama alat | Menyebutkan beberapa nama
tradisional Minangkabau | musik tradisional flat” musik tradisional
Minangkabau Minangkabau
‘Senang memainkan alat ‘Memainkan alat musik ‘Memainkan beberapa jenis alat
‘musik tradisional ‘tradisional Minangkabau | musik tradisional Minangkabau
Minangkabau
Melafalkan nama alat musik | Menyebutkan nama alat | Menyebutkan beberapaalat
tradisional Minangkabau | musik tradisional ‘musik tradisional Minangkabau
Minangkabau
‘Senang mendengarkan cerita | Mendengarkan cerita ‘Menceritalcan kembali cerita
tradisional Minangkabau tradisional Minangkabau | tradisional Minangkabau
dengan bail
‘32 Mengenal ‘Senang melihat bangunan | Menyebutkan Gi bangunan | Menyebutkan beberapa Gi
‘bangunan ciri khas | tradisional Minangkabau | tradisional Minangkabau | bangunan tradisional
‘Minangkabau Minangkabau
Nielafalkan nama bangunan | Menyebutkan nama dan | Menyebutkan nama dan
‘radisional Minangkabau | kegunaan bangunan kegunaan berbagai bangunan
tradisional Minangkabau | tradisional Minangkabau
3.3 Mengenal Makanan | Melafaikan nama makanan | Menyebutkan nama ‘Menyebutkan beberapa nania
‘dan minuman tradisional Minangkabau | makanan tradisonal ‘makanan tradisonal
tradisional Minangkabau. Minangkabau.
‘Minangkabau ‘Maw mencicipi makanan Makan makanan tradisional | Menyukai makanan tradisional
tradisional Minangkabau___| Minangkabau Minangkabau
Melafalkan nama minuman | Menyebutkan nama ‘Menyebutlean beberapa nama
‘adisional Minangkabau | minuman tradisional minuman tradisional
Minangkabau ‘Minangkabau
Mau mencicipi minaman | Minum minuman ‘Menyukai minuman tradisional
L Ladisional Minangkabau __| tradisional_ Minangkabau __| Minangkabau
3.4 Mengenal pakaian | Bisa melafalkan nama “Menyebutkan nama pakaian | Menyebutkan beberapa nama
‘adisional akaian tradisional upacara | tradisional upacara adat | pakaian tradisional upacara
‘Minangkabau adat minangkabau ‘minangkabau ‘adat minangkabau
Senang memakal pakaian | Menjelaskan wakta ‘Membedakan waicta memalcai
tradisional upacara adat ‘memakai pakaian pakaian tradisional upacara
Minangkabau tradisional upacara adat_—_| adat Minangkabau
Minangkabau
‘Senangmemakal pakaian | Senang memakai pakalan | Senang memakai pakalan
tradisonal Minangkabau _| tradisonal Minangkabau _| tradisonal Minangkabau
‘3S Mengenal upacara | Melafalkan nama kegiatan | Menyebutkan nama-nama | Membedakan nama-nama
fadat Minangkabau | dalam upacara adat (baralek, | Kegiatan dalam upacara | kegiatan dalam upacara adat
sunaik rosul, khatam kaj) | adat (baralek, sunaik rosul, | (baralek, sunaik rosul, khatam
hata Kaj) cai)
‘elafalkan tata cara upacara | Menyebutkas tata cara ‘Menyebutkan tata cara upacara
adat Minangkabau ‘upacara adat adat Minangkabau
Minangkabaua sesuai
‘arahan
36 Mengenal ‘Welafalkan nama permainan | Menyebutkan nama Menyebuikan beberapa naa
permainan rakyat | rakyat di Minangkabau permainan rakyat di permainan rakyat di
{pacu kudo, randai, Minangkabau Minangkabau
‘main alang-alang, | Mau bermain penmainan | Bermain permainan raliyat | Bermain permainan rakyat di
palo galah, lore, "| rakyat di Minangkabau di Minangkabau sesuai Minangkabau
Sepak tekong, dl) farahan
lho
eea15-
ML.4 Kebudayaan Sosial Minangkabau
‘KOMPETENSI DASAR ‘Indikator Pencapaian Perkembangan Anak
02 Tahun ‘2-4 Tahun 4-6 Tahun
71 Mengenal tradiai | Anak melafalkan nama | Anak menyebutkan ‘Membedakan tradisi_ sosial
‘sosial ‘wadisi sosial Minangleabau | tradisi sosial ‘Minangkabau (manjanguak,
Minangkabau Minangkabau bbaralek, manyilaw urang sak,
(manjanguak, (manjanguak, baralek, | kemalangan,dlt)
baralek, manyilau ‘manyilau urang sakik,
‘urang salkik, Jemalangan, dll
kemalangan, dll) | Anak senang dengan tadiat | Anak menyebutkan Mencontobkan tradisi sosial
sosial Minangkabau tradisi sosial ‘Minangkabau
Minangkabau
‘TD Mengenal aula di | Anake menunjukkan foto | Anak mengenal sulainya | Mengenal eulai-ealca yang ada
Minangkabau nenelenya ‘dlingleungannya
‘Anak dapat menirukan Menyebutkan panggilan | Membedakan panggilan
panggilan kekerabatan kkekerabatan ‘kekerabatan Minangkabau di
Minangkabau di Minangkabau di lingkungannya
Jingkungannya lingleungann
/ WALIKOTA PADANG PANJANG,
TELAHDITELIT! OLEH
Kasubag Ferundang - Undang |I.
ries
LAMPIRAN IL
PERATURAN WALIKOTA PADANG PANJANG
NOMOR TAHUN 2019
TENTANG
KURIKULUM MUATAN LOKAL PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI BERBASIS BUDAYA
MINANGKABAU,
PEDOMAN PENILAIAN
PENDAHULUAN
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur capaian kegiatan belajar anak. Penilaian hasil kegiatan
belajar oleh peserta didik dilakukan untuk memantau proses dan
kemajuan belajar anak secara berkesinambungan. Berdasarkan
penilaian tersebut pendidik dan orangtua anak dapat memperoleh
informasi tentang capaian perkembangan _nilai-nilai__ budaya
Minangkabau yang dimiliki anak setelah melakukan kegiatan belajar.
Dalam konteks pendidikan berdasarkan standar, kurikulum
berdasarkan kompetensi, dan pendekatan belajar_berkelanjutan,
penilaian proses dan hasil belajar memberi gambaran tentang tingkat
pencapaian perkembangan anak. Untuk dapat melakukan penilaian
proses dan hasil kegiatan belajar yang efektif perlu diperhatikan prinsip,
teknik dan instrument, mekanisme dan prosedur penilaian.
Pedoman ini disusun untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan
penilaian proses dan hasil belajar sesuai dengan kurikulum muatan
lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau.
TUJUAN PEDOMAN
Pedoman penilaian hasil belajar ini diperuntukkan bagi:
1. pendidik anak usia lahir sampai usia 6 tahun sebagai referensi yang
dipertimbangkan dalam —melaksanakan _penilaian _stimulasi
perkembangan nilai-nilai budaya Minangkabau anak;
2. pendidik anak usia 0 sampai usia 6 tahun sebagai acuan dalam
melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar;
3. kepala/ pengelola satuan PAUD sebagai acuan dalam merancang dan
memantau pelaksanaan penilaian proses dan hasil belajar; dan
4. pembina PAUD di Dinas Pendidikan atau Kementerian Agama Kota
Padang Panjang sebagai acuan dalam melaksanakan pemantauan
dan pembinaan sesuai dengan kewenangannya.
Il. PENILAIAN
A. Pengertian
Berikut adalah pengertian beberapa istilah yang terdapat dalam
pedoman ini.
1. Penilaian proses dan hasil kagiatan belajar PAUD adalah suatu
proses mengumpulkan dan mengkaji berbagai informasi secara
sistematis, terukur, berkelanjutan, serta menyeluruh tentang
pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak
selama kurun waktu tertentu.
Jy \*aT
2. Penilaian autentik adalah penilaian proses dan hasil belajar untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi yang dilakukan secara
berkesinambungan. Penilaian tidak hanya mengukur apa yang
telah diketahui anak, tetapi lebih menekankan mengukur apa
yang dapat dilakukan oleh anak.
Fungsi
Penilaian kegiatan belajar anak memiliki fungsi untuk memantau
kemajuan belajar, hasil belajar, dan perbaikan hasil kegiatan belajar
anak secara berkesimanbungan.
. Tujuan
Penilaian proses dan hasil belajar di PAUD bertujuan untuk:
1. mendapatkan informasi tentang perkembangan nilai budaya
Minangkabau yang telah dicapai oleh anak selama mengikuti
pendidikan di PAUD.
2. menggunakan informasi yang didapat sebagai umpan balik bagi
pendidik untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran dan
meningkatkan layanan pada anak agar sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang terkait dengan budaya Minangkabau
berkembang secara optimal;
3. memberikan informasi bagi orangtua untuk melaksanakan
pengasuhan budaya Minangkabau di lingkungan keluarga yang
sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran di PAUD; dan
4. memberikan bahan masukan kepada berbagai pihak yang relevan
untuk turut serta membantu pencapaian perkembangan budaya
Minangkabau anak secara optimal.
. Prinsip
Penilaian proses dan hasil belajar anak di PAUD berdasarkan pada
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk
memotivasi, mengembangkan, dan membina anak agar tumbuh
dan berkembang secara optimal.
2. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus
menerus untuk mendapatkan gambaran tentang pertumbuhan
dan perkembangan anak.
3. Objektif
Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
4. Akuntabel
Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang
jelas serta dapat dipertanggui
5. Transparan
Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan_ hasil
penilaian yang diakses oleh orang tua dan semua pemangku
kepentingan yang relevan.
6. Sistematis
Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak dengan menggunakan
berbagai instrument.
i \hMenyeluruh
Penilaian mencakup semua aspek —pertumbuhan_— dan
perkembangan anak baik sikap, pengetahuan maupun.
keterampilan.
Bermakna
Hasil penilaian memberikan informasi yang bermanfaat bagi anak,
orangtua, pendidik, dan pihak lain yang relevan.
Berbudaya
Hasil penilaian merangsang munculnya cipta, rasa dan karsa
anak.
E. Lingkup
Penilaian proses dan hasil kegiatan belajar anak mencakup semua
program pengembangan budaya Minangkabau yang dirumuskan
dalam kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
F. Mekanisme
1.
eh,
Penilaian proses dan hasil kegiatan belajar PAUD dilaksanakan
oleh pendidik pada satuan PAUD.
Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk _ penilaian
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan adalah sebagai
berikut:
a. Pengamatan atau observasi merupakan teknik penilaian yang
dilakukan selama kegiatan pembelajaran baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan lembar
observasi, catatan menyeluruh atau jurnal dan rubrik.
b. Percakapan merupakan teknik penilaian yang dapat digunakan
baik pada saat kegiatan terpimpin maupun bebas.
c. Penugasan merupakan teknik penilaian berupa pemberian
tugas yang akan dikerjakan anak dalam waktu tertentu baik
secara individu maupun kelompok serta secara mandiri
maupun didampingi.
d. Unjuk kerja merupakan teknik penilaian yang melibatkan anak
dalam bentuk pelaksanaan suatu aktivitas yang dapat diamati.
¢. Penilaian hasil karya merupakan teknik penilaian dengan
melihat produk yang dihasilkan oleh anak setelah melakukan
suatu kegiatan.
f. Pencatatan anckdot merupakan teknik penilaian yang
dilakukan dengan mencatat sikap dan prilaku khusus pada
anak ketika suatu peristiwa terjadi secara tiba-tiba/ insidental
baik positif maupun negatif.
g. Portofolio merupakan kumpulan atau rekam jejak berbagai
hasil kegiatan anak secara berkesinambungan atau catatan
pendidik tentang aspek pertumbuhan dan perkembangan anak
sebagai salah satu bahan untuk menilai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
Waktu Penilaian
Penilaian dilakukan mulai dari anak datang di satuan PAUD,
selama proses pembelajaran, saat istirahat, sampai anak pulang.
Hasil penilaian dapat dirangkum dalam kurun waktu harian,
mingguan dan bulanan.
pri4. Pengolahan Penilaian
a. Penilaian proses dan hasil belajar anak dimasukkan kedalam
format yang disusun oleh pendidik setiap selesai melakukan
kegiatan.
b. Catatan penilaian proses dan hasil belajar perkembangan anak
dimasukkan ke dalam format rangkuman penilaian mingguan
atau bulanan untuk dibuat kesimpulan sebagai dasar laporan
perkembangan anak kepada orang tua.
5. Pelaporan Pencapaian Hasil Perkembangan Budaya Minangkabau
Anak.
a. Pelaporan adalah kegiatan mengkomunikasikan hasil penilaian
tentang tingkat pencapaian —perkembangan _ budaya
Minangkabau anak baik secara psikis maupun fisik yang
dilakukan secara berkala oleh pendidik. Apabila terdapat
perkembangan yang tidak biasa pendidik dapat berkonsultasi
ke ahli yang relevan.
b. Bentuk pelaporan berupa deskripsi perkembangan budaya
Minangkabau dalam wujud kompetensi sikap, pengetahuan
dan keterampilan anak yang dilaporkan kepada orang tua
dilengkapi dengan lampiran portofolio.
c. Teknik pelaporan dilakukan dengan cara bertatap muka
dengan orang tua untuk menjelaskan hasil penilaian anak.
d. Pelaporan secara tertulis diberikan kepada orang tua minimal
sekali untuk setiap enam bulan, sedangkan pelaporan secara
lisan dapat diberikan sesuai kebutuhan.
6. Penilaian proses dan hasil belajar pada anak usia lahir sampai
usia empat tahun dapat dilakukan secara lebih fleksibel dalam hal
lingkup yang dinilai, teknik dan instrument, waktu, pengolahan
dan pelaporan penilaian.
IV. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT
Pihak-pihak yang terlibat dalam penilaian perkembangan budaya
Minangkabau anak antara lain:
1. pendidik;
2. kepala/ pengelola satuan PAUD, dan
3. pihak lain yang relevan.
V. PENUTUP
Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi pendidik dalam melakukan
penilaian proses dan hasil belajar anak. Dengan penilaian yang tepat
dapat diperoleh gambaran yang menyeluruh dan terpercaya tentang
perkembangan budaya Minangkabau yang termuat dalam kompetensi
sikap, pengetahuan dan keterampilan anak. Hasil penilaian yang tepat
juga akan sangat bermanfaat untuk menjadi bahan pertimbangan dalam
penyusunan program pembelajaran selanjutnya yang lebih baik.
prauxona -ADANG PANJANG,