You are on page 1of 19
WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG PANJANG NOMOR 64 TAHUN 2019 TENTANG KURIKULUM MUATAN LOKAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Menimbang Mengingat BERBASIS BUDAYA MINANGKABAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. WALIKOTA PADANG PANJANG, : a. bahwa dalam rangka pengintegrasian dan menumbuhkan semangat terhadap nilai adat dan budaya Minangkabau, perlu adanya kurikulum = muatan lokal _berbasis__ budaya Minangkabau dalam Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Padang Panjang; b. bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, menyatakan pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini merupakan urusan pemerintahan di bidang Pendidikan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Budaya Minangkabau; : 1, Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 962); 3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 4. Undang-Undang Nomor 23 ‘Tahun 2014 _ tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang hix\« 10. ii 12. 13. 14, oe Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178); Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 195); Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 84 Tahun 2014 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1279); Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1688); Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1679); Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1687); Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009 Nomor 35); Peraturan Daerah Kota Padang Panjang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah Kota Padang Panjang Tahun 2009 Nomor 6 Seri E.2); Ltx \F MEMUTUSKAN : Menetapkan =: PERATURAN WALIKOTA TENTANG KURIKULUM MUATAN LOKAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERBASIS BUDAYA MINANGKABAU. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Padang Panjang. 2. Pemerintah Daerah adalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Walikota adalah Walikota Padang Panjang. 4, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Padang Panjang. 5. Pendidikan anak usia dini yang selanjutnya disingkat PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 6. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan _pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. 7. Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan dibawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental. 8. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 9. Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Budaya Minangkabau, yang selanjutnya disebut Kurikulum Muatan Lokal PAUD adalah kurikulum yang memuat keragaman potensi daerah berupa lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah untuk dikembangkan pada satuan pendidikan. 10. Kompetensi Inti adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang mengembangkan penguasaan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan dan di capai pada setiap tingkat semester. 11.Kompetensi Dasar adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator pembelajaran. Pasal 2 (1) Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal PAUD dimaksudkan untuk: a. memberikan pedoman bagi satuan pendidikan, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada Satuan Pendidikan PAUD; dan b. memberikan bekal Penguatan Pendidikan karakter bagi anak didik. Liv (2) ay (2) ay (2) (3) Q) (2) Kurikulum Muatan Lokal PAUD bertujuan untuk: a. melestarikan dan mengembangkan budaya daerah; b. mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya dan spritual di Daerah; c. meningkatkan wawasan dan/atau kemampuan wirausaha/entrepreneurship; dan d. penguatan Pendidikan Karakter anak. BAB II KURIKULUM MUATAN LOKAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERBASIS BUDAYA MINANGKABAU Pasal 3 Kurikulum Muatan Lokal PAUD adalah Kurikulum Muatan Lokal PAUD Berbasis Budaya Minangkabau yang mengacu pada nilai-nilai budaya Minangkabau. Kurikulum Muatan Lokal PAUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. kerangka dasar kurikulum; b. struktur kurikulum; dan c, pedoman penilaian. Pasal 4 Kerangka dasar kurikulum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a berisi landasan filosofis, sosiologis, psiko-pedagogis, teoritis, dan yuridis sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Struktur kurikulum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b merupakan pengorganisasian muatan kurikulum, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Tingkat Percapaian Perkembangan Anak. Pedoman penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c berisi acuan untuk melakukan penilaian terhadap proses dan hasil kegiatan anak. BAB III PELAKSANAAN KURIKULUM MUATAN LOKAL Pasal 5 Setiap Satuan Pendidikan PAUD wajib menyelenggarakan Kurikulum Muatan Lokal berbasis budaya Minangkabau. Kurikulum Muatan Lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan dengan memperhatikan sumber daya pendidik pada Satuan Pendidikan PAUD. Liwit Pasal 6 (1) Kompetensi Inti (KI) PAUD merupakan gambaran pencapaian Standar ‘Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD usia 6 (enam) tahun yang dirumuskan secara terpadu dalam bentuk : a. Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI-1); b. Kompetensi Inti Sikap Sosial (KI-2); c. Kompetensi Inti Pengetahuan (KI-3); dan d. Kompetensi Inti Keterampilan (KI-4). (2) Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran, tema pembelajaran dan pengalaman belajar yang mangacu pada Kompetensi Inti. (3) Kompetensi Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan penjabaran dari Kompetensi Inti yang dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti yaitu: a. Kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1; b. Kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2; c. Kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan d. Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4. (4) Kompetensi Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijabarkan lebih lanjut dalam indikator pencapaian perkembangan anak. Pasal 7 (1) Struktur kurikulum muatan lokal PAUD memuat program-program pengembangan yang mencakup: a. sejarah kebudayaan Minangkabau b. kebudayaan ideal Minangkabau; c. kebudayaan fisik Minangkabau; dan d. kebudayaan sosial Minangkabau. (2) Sejarah kebudayaan Minangkabau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a menggambarkan alam Minangkabau yang menunjukkan konsep wilayah orang Minangkabau secara geografis dan kebudayaan alam Minangkabau. (3) Kebudayaan ideal Minangkabau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah nilai-nilai yang bermanfaat bagi masyarakat Minangkabau yang berfungsi sebagai pegangan, pedoman, atau panutan tertinggi bagi kehidupan manusia yang meliputi penerapan langgam kato nan ampek (kato mandaki, kato mandata, kato malereang dan kato manurun), sopan santun yang sesuai dengan adat seperti adab duduak, adab tagak, adab makan, adab bajalan, adab mangecek, adab mancaliak, adab bapakaian, adab bagaua, adab karajo dengan meninggalkan sumbang duo baleh. (4) Kebudayaan fisik Minangkabau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c adalah benda atau peninggalan sejarah yang dibuat oleh tangan manusia (modifikasi) yang bisa dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain (movable) tanpa merusak bentuk aslinya. Mix\t aGe (5) Kebudayaan sosial Minangkabau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d adalah peraturan dan undang-undang atau hukum adat yang berlaku dalam kehidupan sosial masyarakat Minangkabau, terutama yang bertempat tinggal di Ranah Minang. Pasal 8 (1) Indikator Pencapaian Perkembangan Anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) disusun berdasarkan kelompok usia. (2) Kelompok usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. usia 0 sampai 2 tahun; b. usia 2 tahun sampai 4 tahun; dan c. usia 4 tahun sampai 6 tahun. Pasal 9 (1) Kurikulum muatan lokal PAUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dilaksanakan melalui serangkaian proses pemberian rangsangan pendidikan oleh pendidik, respons peserta didik, intervensi pendidik, dan penguatan oleh pendidik yang terintegrasi dengan pembelajaran di PAUD. (2) Kurikulum muatan lokal PAUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk kegiatan rutin, kegiatan terintegrasi antar program pengembangan, dan suasana budaya Minangkabau, yang diwujudkan dalam bentuk belajar melalui bermain. Pasal 10 (1) Kerangka Dasar Kurikulum dan Struktur Kurikulum Muatan Lokal PAUD sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 sampai dengan Pasal 9, sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. (2) Pedoman Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3), sebagaimana tercantum dalam Lampiran II dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. BAB IV KERANGKA KURIKULUM Pasal 11 (1) Kerangka Kurikulum Muatan Lokal terdiri atas: a. nama bidang pengembangan; b. kompentensi inti; c. kompetensi dasar; d. indikator pencapaian perkembangan anak (2) Untuk melaksanakan Kurikulum Muatan Lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun perangkat pembelajaran berupa: a. silabus; b. rencana pelaksanaan pembelajaran; c. instrument penilaian; d. alat pembelajaran dan bahan pembelajaran; e media/alat bantu pembelajaran. 4ix\t BABV ‘TENAGA PENDIDIK DAN SARANA PRASARANA Pasal 12 (1) Tenaga Pendidik Muatan Lokal adalah Guru dan/atau profesionalisme yang mempunyai kompetensi dalam bidang Muatan Lokal. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria kompetensi Guru dan/atau profesionalisme sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Pasal 13 Untuk menjamin pencapaian Kriteria Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum Muatan Lokal, dapat digunakan sarana prasarana di luar sekolah. BAB VI EVALUASI KURIKULUM DAN HASIL BELAJAR Pasal 14 (1) Dinas melakukan monitoring evaluasi_ keterlaksanaan Muatan lokal pada Satuan Pendidikan. (2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara berkala dan/atau insidentil. Pasal 15 (1) Satuan Pendidikan melakukan evaluasi program Kurikulum Muatan Lokal dengan mengkaji sebagian atau seluruh aspek sebagai konteks, input, proses, output, dan outcome. (2) Satuan Pendidikan melakukan evaluasi hasil belajar Peserta Didik. Let BAB VII PENUTUP Pasal 16 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Padang Panjang. Diundangkan di fagane Panjang pada tanggal 18 VYegember 2019, / WALIKOTA PADANG PANJANG, O x FNDLY AMRAN “Y Diundangkan di_Padang Panjang pada tanggal 19 Yee mn! 2019 °Y SEKRETARIS DAERAI ‘A PADANG PANJANG, h SONNY BUDAYA PUTRA BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2019 NoMOR 64 LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA PADANG PANJANG NOMOR 64 TAHUN 2019 TENTANG KURIKULUM MUATAN LOKAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERBASIS §BUDAYA MINANGKABAU KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM MUATAN LOKAL PAUD IL BERBASIS BUDAYA MINANGKABAU PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pengertian Kurikulum Muatan Lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau. Konsep kurikulum muatan lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau merujuk pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyclenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan anak usia dini yang berbasis budaya Minangkabau. Rasional Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, —bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014 tentang tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, pada Lampiran 1, Bagian II Kerangka Dasar Kurikulum PAUD point (A) Landasan Filosofis, dijelaskan: (1). Pendidikan berakar pada budaya bangsa_—untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, sehingga pendidikan diarahkan untuk membangun kehidupan masa_kini, untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Sehubungan dengan itu, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dirancang untuk dapat memberikan pengalaman belajar yang luas bagi anak agar mereka bisa memiliki landasan untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, hiv) =10- serta mengembangkan kemampuan sebagai pewaris budaya bangsa yang kreatif dan peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa. (2). Anak adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk memberi inspirasi dan rasa bangga pada anak. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia_ Dini memposisikan keunggulan budaya untuk menimbulkan rasa bangga yang tercermin, dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa. Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 2 Pasal 2 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, dimana penyelenggaran pendidikan di Sumatera Barat berazaskan Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK), Syara’ Mangato, Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru, kearifan lokal dan keunggulan daerah. Hasil penelitian pakar pendidikan menunjukkan bahwa telah tergerusnya nilai-nilai budaya Minangkabau di kalangan generasi muda sehingga diperlukan revitalisasi nilai-nilai tersebut melalui pendidikan sejak dari usia dini. Kurikulum muatan lokal adalah kurikulum yang disusun berdasarkan kebutuhan daerah yang bahan kajian dan pelajarannya disesuaikan dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan ekonomi serta kebutuhan pembangunan’ daerah yang diorganisasikan dalam mata pelajaran yang berdiri sendiri dan bertujuan untuk memperkenalkan ‘peserta didik kepada lingkungannya sendiri, ikut melestarikan budaya daerahnya. Fenomena anak nagari saat ini kurang memahami, menghayati, dan mengapresiasi nilai-nilai budaya Minangkabau yang sesuai dengan falsafah adaik basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Disamping itu secara eksternal pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi juga mempengaruhi tatanan nilai budaya yang ada. PAUD merupakan satuan pendidikan paling awal dalam mempersiapkan generasi emas masa depan. Untuk merevitalisasi nilai-nilai adaik basandi syarak, syarak basandi kitabullah, maka disusunlah kurikulum muatan lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau dimulai dari pendidikan anak usia dini di kota Padang Panjang. . Karakteristik Kurikulum Muatan Lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau Kurikulum Muatan Lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: 1, mengoptimalkan perkembangan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam kehidupan anak sehari-hari; 2. mengoptimalkan peran sekolah sebagai sarana pengembangan nilai-nilai budaya Minangkabau; dan 3. menggunakan pembelajaran tematik integratif; fix} I. C. Tujuan Kurikulum Muatan Lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau Kurikulum Muatan Lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau bertujuan mengembangkan nilai-nilai budaya Minangkabau bagi anak usia dini. KERANGKA DASAR KURIKULUM A. Landasan Filosofis Pendidikan merupakan budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang yang berakar pada budaya nusantara. ‘Anak sebagai pewaris budaya bangsa yang akan melanjutkan pembangunan peradaban masa depan yang lebih baik Budaya Minangkabau merupakan kekayaan kearifan lokal yang memiliki nilai-nilai luhur yang dipraktekkan dalam kehidupan dari setiap pribadi anak usia dini di Minangkabau. B. Landasan Sosiologis Masyarakat Minangkabau merupakan masyarakat yang menjunjung nilai-nilai kebersamaan dan budi pekerti yang tinggi. C. Landasan Psiko-Pedagogis Kurikulum muatan lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau dikembangkan mengacu kepada konsep kurikulum 2013 PAUD yang berlandaskan pada konsep keunikan anak, yang memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda-beda satu sama lain. D. Landasan Teoretis Kurikulum Muatan lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau dikembangkan berdasarka: 1. Standar Nasional Pendidikan dan Standar Pendidikan Anak Usia Dini, yang memuat delapan standar, terdiri dari : Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian Pendidikan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan. 2. Kurikulum memuat empat kompetensi utama sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. 3. Kurikulum menganut prinsip (1) Pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah, di kelas, dan Masyarakat menganut nilai-nilai budaya Minangkabau, (2) Kurikulum bersumber dari pengalaman langsung peserta didik sesuai dengan latar belakang budayanya, (3) Muatan kurikulum PAUD bersumber dari lingkungan yang terdekat dari anak serta dari hal yang bersifat konkret dan praktis. E. Landasan Yuridis 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini; Lix\h “12+ 3. Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pendidikan berazaskan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah; Il. STRUKTUR KURIKULUM MUATAN LOKAL PAUD Struktur Kurikulum Muatan Lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau merupakan pengorganisasian | muatan kurikulum, kompetensi inti, dan kompetensi dasar. A. Muatan Kurikulum Muatan Kurikulum Muatan Lokal berbasis Budaya Minangkabau berisi program pengembangan budaya minangkabau yang terdiri dari: 1. Sejarah kebudayaan Minangkabau, yang membahas tentang: a, mengenal alam Minangkabau di lingkungan anak; b. mengenal makna simbol warna di Minangkabau; dan cc. mengenal adat dan syarak di Minangkabau. 2. Kebudayaan Ideal Minangkabau, yang membahas tentang: - _ mengenal perilaku sopan santun di Minangkabau. 3. Kebudayaan Fisik Minangkabau mengenal kesenian tradisional Minangkabau; mengenal bangunan ciri khas Minangkabau; mengenal makanan dan minuman tradisional Minangkabau; mengenal pakaian tradisional Minangkabau; mengenal upacara adat Minangkabau;dan mengenal permainan rakyat Minangkabau. 4. Kebudayaan Sosial Minangkabau a. mengenal kegiatan sosial di Minangkabau; dan b. mengenal suku di Minangkabau. PPppOe SP B, Kompetensi Inti Kurikulum Muatan Lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau diintegrasikan dengan Kompetensi Inti Kurikulum 2013 dalam pembelajaran di PAUD. C. Kompetensi Dasar. Kompetensi Dasar Kurikulum Muatan Lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau diintegrasikan dengan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 dalam pembelajaran di PAUD. D. Indikator Pencapaian Perkembangan Anak. 1. Indikator Pencapaian Perkembangan Anak yang dimaksud adalah penanda perkembangan yang spesifik dan terukur untuk memantau/menilai perkembangan budaya Minangkabau dari anak. 2. Indikator Pencapaian Perkembangan Anak disusun berdasarkan rentang usia: a. Usia 0 sampai dengan usia 2 tahun b. Usia 2 sampai dengan usia 4 tahun c. Usia 5 sampai dengan usia 6 tahun Jiv\t ML.1 Sejarah Kebudayaan Minangkabau KOMPETENS! DASAR Tndikator Pencapalan Perkembangan Anak oa TAHON 2-4 TAHUN ‘46 TAHON. 1:1 Mengenal alam | Menyebutkan nama Menunjuldan beberapa | Membedakan nama-nama Minangkabau di | lingkungan alam nama lingkungan alam Kingkungan alam lingkungan anak | Minangkabau yang ada di | ‘Minangkabau yang ada di | Minangkabau yang ada lingkungan sekitarnya Jinglaungan sekitarnya dilinglungan sekitamya T2 Mengenai maima | Menyebutkan nama warna | Menyebutkan beberapa | Membedakan makna simbol ‘simbol warna di | bendera di Minangkabau | warna bendera di ‘wama bendera di Minangkabau Minangkabau Minangkabau 13 Mengenal adat | Merespon cerita tentang | Mendengarkan cerita adat | Menyebutkan kegatan dan syarake di kegiatan adat minangkabau | Minangkabau eeagamaan minangkabau Minangkabau _ ML.2 Kebudayaan Ideal Minangkabau KOMPETENSI DASAR Tndikator Pencapaian Perkembangan Anak O2 TARON 2-4 TAHUN ae TARO 2d Mengenal perilakuu | Senang merespon jabat | Terbiasa bersalaman “Terbiasa bersalaman dengan sopan santun di | tangan orang lain dengan orang lain orang lain disertai kalimat Minangkabau ‘salam ‘Menirukan adab duduk | Membedakan adab daduk | Terbiasa duduk sesual adab anak laki-laki dan anak | anak laki-laki dan anak | duduk anak laki-loki atau padusi padusi anak padusi ‘Menirukan adab tagak ‘Membedakan adab tagak | Terbiasa sesual adab tagak anak laki-laki dan anak | anak laki-laki dan anak | anak laki-laki atau anak padusi padusi padusi Menirukan adab makan | Makan dan minum dengan | Terbiasa makan dan_ minum ddan minum dengan tidak | tidak berbunyi dan tegukan | dengan tidak berbunyi, dan erbunyi dan tegukan perlahan. tegukan perlahan perlahan. Menirukan maken dan | Makan dan minum dengan | Terbiasa makan dan minum ‘minum dengan tangan tangan kanan, posisi dengan tangan kanan, posisi ‘kanan, posisi duduke uduk duduke Mengambil makanan milik | Mengambil makanan milik | Mengambil makanan sendin ssendiri dengan arahan guru | senditi sesuai kebutuhan ‘Menirukan bajalan anak | Bajalan dengan adab yang | Terbiasa bajalan dengan adab bake padusi dan anak laki-lake yang baile yang baile ‘Menirukan mangecek yang | Mangecck ka nan gadang, | Terbiasa mangecek dengan bik ka kawan samo gadang dan | adab ka nan gadang, ka ‘ka nan ketek dengan baik | kawan samo gadang dan ka nan Ketek ‘Menirikan batanyo dan | Batanyo dan manjawek | Terbiasa batanyo dan ‘manjawek kato yang baik | Kato dengga baile ‘manjawek kato yang bail ‘Memberi reson ‘Menghadapkan wajahaya | Melihat /memandang etka ‘menghadapkan bila dipanggil Derbicara dengan lawan ‘Wajahnya bila dipanggit bicara ‘Senang bertemu orang lain | Menyebutkan adab ‘Mancaliak dengan adab mancaliak diwaktu wwaktu bertamu bertamu ‘Senang memakai pakaian | Memakai pakaian ‘Menyebutkan adab Minangkabau Minangkabau dengan baik | bapakaian yang bail. ‘Senang melihat pakaian | Menyeutkan pakaian adat | Membedakan pakaian adat fadat Minangkabau Iaki-laki | Minangkabau laki-laki | Minangkabau laki-lalc ddan perempuan ‘dengan perempuan ‘dengan perempuan. ‘Mau diarahkan mengganti | Mau mengganti pakian i | Terbiasa mengganti pakaian pakaian diruang gant | ruang gant, di ruang gant ‘Tertarik bermain dengan’ | Bermain dengan teman | Bermain dengan teman teman sebaya. ‘sebaya sccara baile sesuai | sebaya secara baile farahan guru ‘Senang bermain yang ‘Bermain permainan laki- | Mengenal beda permainan ‘sestai dengan jenis Jaki atau padusi Jaki-laki dengan padusi Kelaminaya ftv \F ode ML.3 Kebudayaan Fisik Mi ‘KOMPETENSI ‘Indikator Pencapalan Perkembangan Anak DASAR, 02 Tahun 2-4 Tahun 4-6 Tahun ‘ST Mengenal Kesenian | Tertarik mendengarkan lagu | Melafalkan link satu Tagu | Menyanyikan beberapa lagu ‘Tradisional ‘radisional Minangkabau _| tradisional Minangkabau _| tradisonal Minangkabau Minangkabau ‘Tertarik melihat tari ‘Menyebutkan nama tari | Menyebutkan nama beberapa tradisional Minangkabau ___| Minangkabau tari Minangkabau TTertarik menirukan gerakan | Menirukan gerakan tari | Menirukan dan melakukan tari tradisional Minangkabau. | tradisional Minangkabau | gerakan tari tradisional sesuai arahan Minangkabau "Fertank dengan alat musik | Menyebutkan nama alat | Menyebutkan beberapa nama tradisional Minangkabau | musik tradisional flat” musik tradisional Minangkabau Minangkabau ‘Senang memainkan alat ‘Memainkan alat musik ‘Memainkan beberapa jenis alat ‘musik tradisional ‘tradisional Minangkabau | musik tradisional Minangkabau Minangkabau Melafalkan nama alat musik | Menyebutkan nama alat | Menyebutkan beberapaalat tradisional Minangkabau | musik tradisional ‘musik tradisional Minangkabau Minangkabau ‘Senang mendengarkan cerita | Mendengarkan cerita ‘Menceritalcan kembali cerita tradisional Minangkabau tradisional Minangkabau | tradisional Minangkabau dengan bail ‘32 Mengenal ‘Senang melihat bangunan | Menyebutkan Gi bangunan | Menyebutkan beberapa Gi ‘bangunan ciri khas | tradisional Minangkabau | tradisional Minangkabau | bangunan tradisional ‘Minangkabau Minangkabau Nielafalkan nama bangunan | Menyebutkan nama dan | Menyebutkan nama dan ‘radisional Minangkabau | kegunaan bangunan kegunaan berbagai bangunan tradisional Minangkabau | tradisional Minangkabau 3.3 Mengenal Makanan | Melafaikan nama makanan | Menyebutkan nama ‘Menyebutkan beberapa nania ‘dan minuman tradisional Minangkabau | makanan tradisonal ‘makanan tradisonal tradisional Minangkabau. Minangkabau. ‘Minangkabau ‘Maw mencicipi makanan Makan makanan tradisional | Menyukai makanan tradisional tradisional Minangkabau___| Minangkabau Minangkabau Melafalkan nama minuman | Menyebutkan nama ‘Menyebutlean beberapa nama ‘adisional Minangkabau | minuman tradisional minuman tradisional Minangkabau ‘Minangkabau Mau mencicipi minaman | Minum minuman ‘Menyukai minuman tradisional L Ladisional Minangkabau __| tradisional_ Minangkabau __| Minangkabau 3.4 Mengenal pakaian | Bisa melafalkan nama “Menyebutkan nama pakaian | Menyebutkan beberapa nama ‘adisional akaian tradisional upacara | tradisional upacara adat | pakaian tradisional upacara ‘Minangkabau adat minangkabau ‘minangkabau ‘adat minangkabau Senang memakal pakaian | Menjelaskan wakta ‘Membedakan waicta memalcai tradisional upacara adat ‘memakai pakaian pakaian tradisional upacara Minangkabau tradisional upacara adat_—_| adat Minangkabau Minangkabau ‘Senangmemakal pakaian | Senang memakai pakalan | Senang memakai pakalan tradisonal Minangkabau _| tradisonal Minangkabau _| tradisonal Minangkabau ‘3S Mengenal upacara | Melafalkan nama kegiatan | Menyebutkan nama-nama | Membedakan nama-nama fadat Minangkabau | dalam upacara adat (baralek, | Kegiatan dalam upacara | kegiatan dalam upacara adat sunaik rosul, khatam kaj) | adat (baralek, sunaik rosul, | (baralek, sunaik rosul, khatam hata Kaj) cai) ‘elafalkan tata cara upacara | Menyebutkas tata cara ‘Menyebutkan tata cara upacara adat Minangkabau ‘upacara adat adat Minangkabau Minangkabaua sesuai ‘arahan 36 Mengenal ‘Welafalkan nama permainan | Menyebutkan nama Menyebuikan beberapa naa permainan rakyat | rakyat di Minangkabau permainan rakyat di permainan rakyat di {pacu kudo, randai, Minangkabau Minangkabau ‘main alang-alang, | Mau bermain penmainan | Bermain permainan raliyat | Bermain permainan rakyat di palo galah, lore, "| rakyat di Minangkabau di Minangkabau sesuai Minangkabau Sepak tekong, dl) farahan lho ee a15- ML.4 Kebudayaan Sosial Minangkabau ‘KOMPETENSI DASAR ‘Indikator Pencapaian Perkembangan Anak 02 Tahun ‘2-4 Tahun 4-6 Tahun 71 Mengenal tradiai | Anak melafalkan nama | Anak menyebutkan ‘Membedakan tradisi_ sosial ‘sosial ‘wadisi sosial Minangleabau | tradisi sosial ‘Minangkabau (manjanguak, Minangkabau Minangkabau bbaralek, manyilaw urang sak, (manjanguak, (manjanguak, baralek, | kemalangan,dlt) baralek, manyilau ‘manyilau urang sakik, ‘urang salkik, Jemalangan, dll kemalangan, dll) | Anak senang dengan tadiat | Anak menyebutkan Mencontobkan tradisi sosial sosial Minangkabau tradisi sosial ‘Minangkabau Minangkabau ‘TD Mengenal aula di | Anake menunjukkan foto | Anak mengenal sulainya | Mengenal eulai-ealca yang ada Minangkabau nenelenya ‘dlingleungannya ‘Anak dapat menirukan Menyebutkan panggilan | Membedakan panggilan panggilan kekerabatan kkekerabatan ‘kekerabatan Minangkabau di Minangkabau di Minangkabau di lingkungannya Jingkungannya lingleungann / WALIKOTA PADANG PANJANG, TELAHDITELIT! OLEH Kasubag Ferundang - Undang | I. ries LAMPIRAN IL PERATURAN WALIKOTA PADANG PANJANG NOMOR TAHUN 2019 TENTANG KURIKULUM MUATAN LOKAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERBASIS BUDAYA MINANGKABAU, PEDOMAN PENILAIAN PENDAHULUAN Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur capaian kegiatan belajar anak. Penilaian hasil kegiatan belajar oleh peserta didik dilakukan untuk memantau proses dan kemajuan belajar anak secara berkesinambungan. Berdasarkan penilaian tersebut pendidik dan orangtua anak dapat memperoleh informasi tentang capaian perkembangan _nilai-nilai__ budaya Minangkabau yang dimiliki anak setelah melakukan kegiatan belajar. Dalam konteks pendidikan berdasarkan standar, kurikulum berdasarkan kompetensi, dan pendekatan belajar_berkelanjutan, penilaian proses dan hasil belajar memberi gambaran tentang tingkat pencapaian perkembangan anak. Untuk dapat melakukan penilaian proses dan hasil kegiatan belajar yang efektif perlu diperhatikan prinsip, teknik dan instrument, mekanisme dan prosedur penilaian. Pedoman ini disusun untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan penilaian proses dan hasil belajar sesuai dengan kurikulum muatan lokal PAUD berbasis budaya Minangkabau. TUJUAN PEDOMAN Pedoman penilaian hasil belajar ini diperuntukkan bagi: 1. pendidik anak usia lahir sampai usia 6 tahun sebagai referensi yang dipertimbangkan dalam —melaksanakan _penilaian _stimulasi perkembangan nilai-nilai budaya Minangkabau anak; 2. pendidik anak usia 0 sampai usia 6 tahun sebagai acuan dalam melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar; 3. kepala/ pengelola satuan PAUD sebagai acuan dalam merancang dan memantau pelaksanaan penilaian proses dan hasil belajar; dan 4. pembina PAUD di Dinas Pendidikan atau Kementerian Agama Kota Padang Panjang sebagai acuan dalam melaksanakan pemantauan dan pembinaan sesuai dengan kewenangannya. Il. PENILAIAN A. Pengertian Berikut adalah pengertian beberapa istilah yang terdapat dalam pedoman ini. 1. Penilaian proses dan hasil kagiatan belajar PAUD adalah suatu proses mengumpulkan dan mengkaji berbagai informasi secara sistematis, terukur, berkelanjutan, serta menyeluruh tentang pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun waktu tertentu. Jy \* aT 2. Penilaian autentik adalah penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi yang dilakukan secara berkesinambungan. Penilaian tidak hanya mengukur apa yang telah diketahui anak, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh anak. Fungsi Penilaian kegiatan belajar anak memiliki fungsi untuk memantau kemajuan belajar, hasil belajar, dan perbaikan hasil kegiatan belajar anak secara berkesimanbungan. . Tujuan Penilaian proses dan hasil belajar di PAUD bertujuan untuk: 1. mendapatkan informasi tentang perkembangan nilai budaya Minangkabau yang telah dicapai oleh anak selama mengikuti pendidikan di PAUD. 2. menggunakan informasi yang didapat sebagai umpan balik bagi pendidik untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran dan meningkatkan layanan pada anak agar sikap, pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan budaya Minangkabau berkembang secara optimal; 3. memberikan informasi bagi orangtua untuk melaksanakan pengasuhan budaya Minangkabau di lingkungan keluarga yang sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran di PAUD; dan 4. memberikan bahan masukan kepada berbagai pihak yang relevan untuk turut serta membantu pencapaian perkembangan budaya Minangkabau anak secara optimal. . Prinsip Penilaian proses dan hasil belajar anak di PAUD berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Mendidik Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, mengembangkan, dan membina anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal. 2. Berkesinambungan Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus menerus untuk mendapatkan gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan anak. 3. Objektif Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. 4. Akuntabel Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas serta dapat dipertanggui 5. Transparan Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan_ hasil penilaian yang diakses oleh orang tua dan semua pemangku kepentingan yang relevan. 6. Sistematis Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan menggunakan berbagai instrument. i \h Menyeluruh Penilaian mencakup semua aspek —pertumbuhan_— dan perkembangan anak baik sikap, pengetahuan maupun. keterampilan. Bermakna Hasil penilaian memberikan informasi yang bermanfaat bagi anak, orangtua, pendidik, dan pihak lain yang relevan. Berbudaya Hasil penilaian merangsang munculnya cipta, rasa dan karsa anak. E. Lingkup Penilaian proses dan hasil kegiatan belajar anak mencakup semua program pengembangan budaya Minangkabau yang dirumuskan dalam kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. F. Mekanisme 1. eh, Penilaian proses dan hasil kegiatan belajar PAUD dilaksanakan oleh pendidik pada satuan PAUD. Teknik dan Instrumen Penilaian Teknik dan instrumen yang digunakan untuk _ penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan adalah sebagai berikut: a. Pengamatan atau observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan lembar observasi, catatan menyeluruh atau jurnal dan rubrik. b. Percakapan merupakan teknik penilaian yang dapat digunakan baik pada saat kegiatan terpimpin maupun bebas. c. Penugasan merupakan teknik penilaian berupa pemberian tugas yang akan dikerjakan anak dalam waktu tertentu baik secara individu maupun kelompok serta secara mandiri maupun didampingi. d. Unjuk kerja merupakan teknik penilaian yang melibatkan anak dalam bentuk pelaksanaan suatu aktivitas yang dapat diamati. ¢. Penilaian hasil karya merupakan teknik penilaian dengan melihat produk yang dihasilkan oleh anak setelah melakukan suatu kegiatan. f. Pencatatan anckdot merupakan teknik penilaian yang dilakukan dengan mencatat sikap dan prilaku khusus pada anak ketika suatu peristiwa terjadi secara tiba-tiba/ insidental baik positif maupun negatif. g. Portofolio merupakan kumpulan atau rekam jejak berbagai hasil kegiatan anak secara berkesinambungan atau catatan pendidik tentang aspek pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai salah satu bahan untuk menilai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Waktu Penilaian Penilaian dilakukan mulai dari anak datang di satuan PAUD, selama proses pembelajaran, saat istirahat, sampai anak pulang. Hasil penilaian dapat dirangkum dalam kurun waktu harian, mingguan dan bulanan. pri 4. Pengolahan Penilaian a. Penilaian proses dan hasil belajar anak dimasukkan kedalam format yang disusun oleh pendidik setiap selesai melakukan kegiatan. b. Catatan penilaian proses dan hasil belajar perkembangan anak dimasukkan ke dalam format rangkuman penilaian mingguan atau bulanan untuk dibuat kesimpulan sebagai dasar laporan perkembangan anak kepada orang tua. 5. Pelaporan Pencapaian Hasil Perkembangan Budaya Minangkabau Anak. a. Pelaporan adalah kegiatan mengkomunikasikan hasil penilaian tentang tingkat pencapaian —perkembangan _ budaya Minangkabau anak baik secara psikis maupun fisik yang dilakukan secara berkala oleh pendidik. Apabila terdapat perkembangan yang tidak biasa pendidik dapat berkonsultasi ke ahli yang relevan. b. Bentuk pelaporan berupa deskripsi perkembangan budaya Minangkabau dalam wujud kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan anak yang dilaporkan kepada orang tua dilengkapi dengan lampiran portofolio. c. Teknik pelaporan dilakukan dengan cara bertatap muka dengan orang tua untuk menjelaskan hasil penilaian anak. d. Pelaporan secara tertulis diberikan kepada orang tua minimal sekali untuk setiap enam bulan, sedangkan pelaporan secara lisan dapat diberikan sesuai kebutuhan. 6. Penilaian proses dan hasil belajar pada anak usia lahir sampai usia empat tahun dapat dilakukan secara lebih fleksibel dalam hal lingkup yang dinilai, teknik dan instrument, waktu, pengolahan dan pelaporan penilaian. IV. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT Pihak-pihak yang terlibat dalam penilaian perkembangan budaya Minangkabau anak antara lain: 1. pendidik; 2. kepala/ pengelola satuan PAUD, dan 3. pihak lain yang relevan. V. PENUTUP Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi pendidik dalam melakukan penilaian proses dan hasil belajar anak. Dengan penilaian yang tepat dapat diperoleh gambaran yang menyeluruh dan terpercaya tentang perkembangan budaya Minangkabau yang termuat dalam kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan anak. Hasil penilaian yang tepat juga akan sangat bermanfaat untuk menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan program pembelajaran selanjutnya yang lebih baik. prauxona -ADANG PANJANG,

You might also like