You are on page 1of 22
Menimbang Mengingat MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 372/Menkes/SK/IIV2007 TENTANG STANDAR PROFESI TEKNISI GIGI MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 21 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, dipandang perlu menetapkan Standar Profesi bagi Teknisi Gigi dengan Keputusan Menteri Kesehatan; 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495) 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3547); 4, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090); 7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota; Menetapkan Kesatu Kedua Ketiga Keempat Kelima MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/MENKES/PER/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan; MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG STANDAR PROFESI TEKNISI GIGI. Standar Profesi Teknisi Gigi dimaksud Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini Standar Profesi Teknisi Gigi sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua digunakan sebagai acuan bagi tenaga teknisi gigi dalam melakukan pelayanan profesinya Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan keputusan ini dengan mengikutsertakan organisasi profesi_ terkait, sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Maret 2007 MENTERI KESEHATAN, ttd Dr. dr. SIT FADILAH SUPARI, Sp.JP(K) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 372/Menkes/SK/IIV/2007 Tanggal : 27 Maret 2007 STANDAR PROFESI TEKNISI GIGI PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ‘Ada beberapa pengertian tentang teknisi gigi. Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa teknisi gigi adalah profesi_ khusus individu yang mengabdikan diri dalam bidang pembuatan gigi tiruan, alat orthodontie dan maxillo facial, memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kompetensi yang diperoleh melalui jenjang pendidikan formal dan berguna untuk kesejahteraan manusia sesuai dengan kode etik serta bermitra dengan Dokter gigi dan Dokter gigi spesialis. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU RI No, 23 tahun 1992 tentang kesehatan Bab |, Pasal |, ayat |) Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (UU RI. No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan Bab |, Pasal |, ayat 3). Masalah teknisi gigi utama di Indonesia masih didomininasi oleh masalah pembuatan prothesa gigi, pembuatan alat Orthodontie dan prothesa maxillo facial Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi diberbagai bidang pembangunan dan makin berkembangnya —_paradigma pembangunan nasional yang berwawasan sumber daya manusia, maka upaya untuk meningkatkan kesehatan gigi di masyarakat dan penanggulangan permasalahan teknologi gigi makin mendapat prioritas dalam strategi pembangunan nasional. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Dalam UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan Bab V Pasal 10 menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan peningkatan kesehatan (Promotif), pencegahan penyakit (Preventif), penyembuhan penyakit (Kuratif), dan pemeliharaan kesehatan (Rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Perbaikan gigi merupakan salah satu cara mewujudkan derajat kesehatan yang optimal seperti yang tercantum dalam UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Bab V Pasal 2. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan tenaga-tenaga teknisi gigi yang menguasai segala permasalahan teknisi gigi yang dihadapi sehingga teknisi gigi diharapkan dapat menangani permasalahan teknisi gigi pada tingkat tinggi yang dapat dicapai sesuai dengan perkembangan (1) Iptek, (2) Sarana dan prasarana, dan (3) Kemampuan manajemen. Pada saat ini pengertian teknisi gigi adalah seseorang yang menyelesaikan pendidikan akademik Diploma | dan Diploma Ill Pelayanan Teknisi Gigi adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Sebagai profesi, Teknisi Gigi memiliki ciri sebagai berikut 4, Mengembangkan pelayanan yang unik kepada masyarakat, merupakan pelayanan mandiri atau dalam tim pelayanan kesehatan dengan profesi lain 2. Anggota-anggotanya dipersiapkan melalui suatu program pendidikan. Memiliki serangkaian pengetahuan ilmiah, 4, Anggota-anggotanya menjalankan tugas profesinya sesuai dengan kode etik yang berlaku, 5, Anggota-anggotanya bebas mengambil keputusan dalam menjalankan profesinya 6. Anggota-anggotanya wajar menerima imbalan jasa atas pelayanan yang diberikan. o 3. TUJUAN Teknisi gigi adalah pekerja profesional. Persyaratan sebagai pekerja profesional telah dimiliki oleh teknisi gigi. Persyaratan tersebut adalah 1. Memberikan pelayanan pada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis, 2. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan tenaga profesional. 8. 9. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat. Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas. Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur. Memiliki suatu organisasi profesi (PTG!) yang senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat oleh anggotanya. Pekerjaan/sumber utama seumur hidup Berorientasi pada pelayanan dan kebutuhan obyekti. 10. Otonomi dalam pekerjaan. 11. Melakukan ikatan profesi,lisensi, jalur karier. 12. Mempunyai kekuatan dan status dalam pengetahuan spesifik PENGERTIAN Profesi teknisi gigi adalah suatu pekerjaan di bidang keteknisian gigi yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan (Body of knowledge), memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, melalui kode etik yang bersifat melayani masyarakat. Teknisi gigi adalah seseorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan akademik, dan pendidikan profesi dalam bidang teknik gigi sesuai dengan peraturan yang berlaku, mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang dalam bidang pelayanan teknik gigi baik di masyarakat, individu atau rumah sakit. Ahli_ madya teknik gigi adalah seseorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Diploma Ill teknik gigi sesuai aturan yang berlaku dan mempunyai tugas, tanggung jawab atau wewenang secara penuh untuk melakukan kegiatan fungsional dalam bidang pelayanan teknik gigi baik dimasyarakat, individu atau rumah sakit. limu teknik gigi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang pembuatan prothesa gigi alat orthodontie dan maxillo facial Prothesa gigi adalah suatu alat bantu yang dibuat untuk menggantikan fungsi kunyah, fungsi bicara dan estetik yang dibagi atas prothesa cekat dan lepasan Prothesa cekat adalah gigi palsu yang dilekatkan dengan bantuan semen gigi terdiri dari cekat acrylic, cekat logam, cekat porcelain dan cekat kombinasi Prothesa lepasan adalah gigi palsu yang dapat dilepas-lepas terdiri dari prothesa lepasan logam, prothesa lepasan acrylic, dan prothesa lepasan kombinasi MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 8. Alat orthodontie adalah suatu pesawat/alat yang dipasang dalam mulut untuk merapikan posisi gigi dalam rahang terdiri dari alat pasif dan alat aktif. 9. Prothesa maxillo facial adalah suatu alat yang dipasang di dalam dan di luar mulut untuk menggantikan fungsi estetika seperti mata palsu, hidung palsu dan bibir palsu 10.Pelayanan keteknisian gigi adalah suatu upaya memperbaiki dan merehabilitasi fungsi tubuh tertentu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kelompok, individu, atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi_ pengumpulan, pengolahan analisisis, kesimpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi keteknisian gigi dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dan kondisi sehat. 14.Standar kompetensi teknisi gigi adalah standar kemampuan yang menjamin bahwa teknisi gigi madya dapat menyelenggarakan praktek pelayanan keteknisian gigi dalam masyarakat. 12. Standar pendidikan keteknisian gigi adalah standar operasional tentang penyelenggaraan pendidikan teknisi gigi dan ahli madya teknisi gigi 13.Standar_pendidikan profesi adalah standar yang mengatur tentang penyelenggaraan pendidikan profesi teknisi gigi 14. Standar pendidikan teknisi gigi adalah standar yang mengatur tentang penyelenggaraan pendidikan profesi teknisi gigi 15.Standar pelayanan teknisi gigi adalah standar yang mengatur penerapan ilmu keteknisian gigi dalam memberikan pelayanan keteknisian gigi dengan pendekatan manajemen keteknisian gigi 16.Manajemen keteknisian gigi adalah pendekatan yang digunakan oleh teknisi gigi dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian analisa data diagnosa perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 17.Standar praktek keteknisian gigi adalah standar minimal yang harus dilaksanakan oleh teknisi gigi dalam memberikan pelayanan keteknisian gigi agar pelayanannya menjamin, aman, efektif dan ets. ll, STANDAR KOMPETENSI TEKNISI GIGI A. Tugas Pokok dan Fungsi Tugas pokok teknisi gigi adalah melaksanakan pelayanan laboratorium teknisi gigi yang meliputi bidang pembuatan prothesa cekat, prothesa lepasan, alat orthodontie dan prothesa maxillo facial. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Selain tugas pokok, Teknisi Gigi mempunyai kewajiban sebagai berikut 1. Menentukan komponen teknisi gigi yang mempengaruhi kesehatan manusia, Melaksanakan praktek teknisi gigi dengan komponen-komponen teknisi gigi secara tepat berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan. Menginformasikan hasil dari penelitian praktek teknisi gigi Menetapkan penyimpanan data dan hasil praktek teknisi_ gigi terhadap standar praktek teknisi gigi 5. Menganalisis hasil layanan praktek teknisi gigi yang mempengaruhi kesehatan masyarakat 6, Menginterprestasikan hasil praktek teknisi gigi yang mempengaruhi kesehatan manusia 7. Merancang dan mengevaluasi praktek teknisi gigi yang mempengaruhi kesehatan manusia 8, Mengorganisir penanggulangan masalah teknisi gigi 9, Mengevaluasi hasil penanggulangan 10, Menginventarisasi pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang keteknisian gigi 11, Menentukan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang keteknisian gigi yang perlu diintervensi 12, Merencanakan bentuk intervensi, perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang keteknisian gigi 13, Melaksanakan intervensi terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan kaidah kesehatan. 14, Mengevaluasi hasil intervensi 15, Menentukan masalah keteknisian gigi 16, Melaksanakan kegiatan penelitian teknologi teknik gigi Kompetensi yang harus dimilki teknisi gigi 1. Mampu ——mengindentifikasikan komponen-komponen yang mempengaruhi kesehatan manusia. Menggunakan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan. Merilis alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan. Menggunakan alat dan bahan sesuai dengan prosedur. Memahami bentuk-bentuk praktek teknisi_ gigi Menyajikan hasil praktek teknisi gigi Memahami standar baku teknisi gigi. Mampu menggunakan standar praktek teknisi gigi yang tepat. Memahami dampak negatif akibat penyimpanan hasil praktek teknisi sigi ©HNBALON MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 10. Menggunakan metode analisis yang tepat. 14.Membandingkan hasil praktek teknisi gigi dengan stander praktek teknisi gigi 12. Menentukan penyimpangan mutu praktek teknisi gigi 13.Memahami cara penanggulangan masalah lanjutan praktek teknisi gigi yang mempengaruhi kesehatan manusia. 14. Memilin cara penanggulangan yang tepat. 15.Merancang bangun upaya penanggulangan masalah layanan praktek teknisi gigi yang mempengaruhi kesehatan manusia, 16. Memahami tatalaksana penanggulangan. 17.Mampu menggunakan sumber daya yang ada 48. Menentukan kriteria hasil layanan teknik gigi 19. Menentukan instrumen/alat evaluasi 20. Menilai hasil penanggulangan layanan teknisi_ gigi 21.Menyusun instrumen pengumpulan data pengetahuan, sikap dan perilaku tentang keteknisian gigi 22.Mengumpulkan data pengetahuan, sikap dan perilaku tentang layanan teknisi gigi 23.Memahami pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat yang sesuai dengan kaidah kesehatan. 24. Merilis bentuk intervensi pengetahuan, sikap dan perilaku 25.Memahami metode intervensi 26. Merancang bentuk instrumen yang kuat. 27.Memahami tatalaksana intervensi sikap dan perilaku. 28.Menggali sumber daya masyarakat. 29.Mengembangkan jaringan kemitraan untuk pemecahan masalah keteknisian gigi 30.Menggerakan sumber daya 31,Memberikan alternatif pemecahan masalah. 32.Menentukan kriteria keberhasilan intervensi 33.Menentukan instrumen evaluasi. 34, Menilai keberhasilan intervensi 35. Mengumpulkan data teknisi gi 36. Merumuskan masalah teknisi gigi 37.Mampu membuat usulan penelitian teknologi tepat dalam bidang teknik gigi 38. Menggerakan sumber daya 39. Menyusun laporan penelitian MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA C. UNIT UNIT KOMPETENSI Yang tercakup dalam standar kompetensi bidang keahlian teknisi gigi 1. JENIS GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN ( GTSL ) 4.1 GTSL AKRILIK HOT CURING 1.2. GTSL KOMBINASI AKRILIK DAN KERANGKA LOGAM 1.3. GTSL FLEXI ( FLEX! DENTURE ) 2. GIGI TIRUAN LENGKAP LEPASAN 2.14 GTLLHOT CURING 2.2 GTLL KOMBINASI AKRILIK DAN KERANGKA LOGAM 23 GTLLFLEXI 3. JENIS GIGI TIRUAN CEKAT ( GTC )/ CROWN & BRIDGE WORK (C&B) 3.1 GTC AKRILIK 32 GTC METAL 3.2.1 CROWN ALL METAL 3.2.2. INLAY/UPLAY METAL 3.3 GTC KOMBINASI LOGAM DAN AKRILIK 3.4 GTC LIGHT CURE 3.5 GTC PORSELEN/PORCELAIN FUSED TO METAL ( PFM ) 3.5.1 C&B PFM 3.5.2 INLAY/ UPLAY PFM 3.6 GTC PORSELEN PENUH / ALL PORCELAIN 3.7 GTC DENGAN ABUTMENT IMPLANT 4, KOMBINASI GTSL DAN GTC 41 PRECISION ATTACHMENT 4.2 TELLESCOP CROWN & BRIDGE 5, PESAWAT ORTHODONTI LEPASAN 51 RETAINER 5.2 AKTIVATOR 6. PROTHESA MAXILO FACIAL 61 OBTURATOR 6.2 FEEDING PLATE 6.3 PROTHESA MATA DAN MAXILO FACIAL 7, _ REPARASI GIGI TIRUAN 7.1 REPARASI PROTHESA PATAH 7.2 REPARASI TAMBAH GIGI 7.3 REPARASI GANT! KLAMER 7.4 REBASING 7.5 RELINING 7.6 REPARASI PROTHESA GIGI MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA D. KOMPETENS! TEKNISI GIGI SESUAI JENJANG PENDIDIKAN (SPTG/D1, Dill, DIV) NO KOMPETENSI JENJANG SPTG/DI Dill DIV Obyek materi ilmu kesehatan 1.1. Epidemologi 4.2_ KB dan Kesling 1.3 Kesehatan gigi << << <<< Obyek materi ilmu teknik gigi 2.1 Anatomi gigi 2.2 Dental material 2.3 Pemeliharaan peralatan 2.4 Pembuatan gigi tiruan sebagian akrilik 2.5 Pembuatan gigi tiruan penuh akrilik <|<\<|<|< 2.6 Pembuatan gigi tiruan kerangka logam 2.7 Pembuatan gigi tiruan flexi 2.8 Pembuatan gigi tiruan cekat akrilik 2.9 Pembuatan gigi tiruan cekat porselen 2.10 Pembuatan gigi tiruan cekat logam 2.11 Pembuatan gigi tiruan cekat light cure 2.12 Pembuatan gigi tiruan cekat kombinasi logam akrilik «|< |< |< |< |< |< |< |e Je |e Je <|<\<|<|<|

You might also like