You are on page 1of 4
Pendekatan kepada pasien dengan nyeri abdt se ehaddecicten pasien yang terlihat gelisah, pucat, ber- keringat, atau mengalami nyeri yang terlihat jelas. Tanda vital, tingkat kesadaran, dan tanda-tanda lain dari perfusi perifer harus dievaluasi. + Pemeriksaan sistem organ non- abdomen bertujuan untuk menentukan tanda ekstraabdomen sebagai penyebab nyeri: Nyeri tekan pada dinding abdomen dan pembengkakan dengan hematoma otot rektus. Terasa sangat nyeri, kadang- kadang merah dan pembengkakan skrotum dengan torsio testis; Penyembuhan (kadang-kadang pe- nyembuhan total) ruam pada nyeri pascaherpes; Keton pada napas pasien ketoasidosis diabetikum; > Temuan di paru pada pneumonia dan pleuritis. Pemeriksaan abdomen berfokus pada deteksi peritonitis, setiap massa intraabdominal, atau organomegali, dan lokalisasi dari kondisi patologis yang mendasari: Distensi abdomen dapat berhubungan dengan obstruksi intestinal; o Memar di panggul (tanda Grey Turner) dan periumbilikal (tanda Cullen) kadang-kadang terlihat pada pankreatitis hemoragik akut; , Tidak adanya bising usus merupakan indikasi ileus dan adanya rasa nyeri yang hebat menunjukkan keadaan peritonitis; Bising usus bernada tinggi atau lebih aktif dapat mengindikasikan adanya obstruksi intestinal. Palpasi harus dimulai dengan pe- meriksaan yang sangat perlahan, jauh dari area nyeri yang terparah. Adanya tahanan, rigiditas, dan nyeri jepas mengindikasikan adanya iritasi conemennone Sontormenepree cab peritoneal. Tahanan merupakan suatu kontraksi involunter yang lambat dan tertahan dari otot abdomen, bukan sekedar kedutan yang diamati pada pasien yang sensitif atau cemas. Suatu hal yang penting dilakukan adalah berhati-hati saat penyingkiran hernia pada kanalis inguinal dan dari bekas luka operasi, serta saat pemeriksaan pelvis dan rektum. Pemeriksaan penunjang Pada sebagian besar pasien, dilakukan pemeriksaan darah lengkap, ureum, kreatinin dan elektrolit, serta urinalisis dipstik, meskipun hasil dari tes ini tidak sensitif dan tidak spesifik. Bagaimanapun juga, serum lipase berguna untuk mendeteksi pankreatitis akut. Perneriksaan rontgen dada dan abdomen tegak, serta rontgen abdomen telentang, penting dilakukan bila ada kemungkinan perforasi atau obstruksi usus. Jika pasien tidak dapat duduk, posisi lateral kiri dapat digunakan. Pencitraan modern dapat mendeteksi kondisi patologi yang mendasari nyeri abdomen akut dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi. Selain mudah dibawa dan terhindar dari paparan radiasi, penggunaan ultrasonografi paling bermanfaat dalam mendeteksi penyakit kandung empedu, serta kondisi ginekologi dan obstetri. CT telah muncul sebagai alat pencitraan dominan untuk mengevaluasi pasien dengan nyeri abdomen akut yang berat. Hal ini telah membuat mudahnya akses lanjutan ke CT helikal di dalam atau berdekatan dengan departemen gawat darurat. Pelaksanaan dan interpretasi yang, tepat dari CT dalam pengaturan ini telah terbukti mengurangi kebutuhan laparotomi eksplorasi sehingga mengurangi morbiditas, mortalitas, dan biaya pengobatan. Pankreatitis akut Ketoasidosis diabetikum Nyeri abdomen difus Iskernia mesenterik Peritonitis (semua penyebab) Awal apendisitis Krisis sel sabit me Gastroenteritis Peritonitis spontan Obstruksi intestinal Demam tifoid Nyeri kuadran atas kanan atau kiri Pankreatitis akut Herpes zooster Pneumonia lobus inferior Ulkus duodenum perforasi ‘Apendisitis retrosekal (jarang) Iskemia miokard Radikulitis z & Nyeri kuadran atas kanan Kolesistitis dan kolik bilier WA Hepatomegali kongestif Gastritis Hepatitis atau abses hepar oe limpa (abses, ruptur) | Nyeri kuadran bawah kanan Divertikulitis sekum Divertikulitis Meckel ‘Adenitis mesenterika Nyeri kuadran bawah kiri Divertikulitis sigmoid "Abses abdomen atau abses psoas Hematoma dinding abdomen Sistitis Endometriosis Hernia inkarserata atau strangulata 180 Nyeri Kuadran kanan atau kiri bawah Mittelschmerz Penyakit radang panggul Batu ginjal Ruptur aneurisma aorta abdomen Kehamilan ektopik terganggu Torsio kista ovarium atau testis Gambar 1.2. Kemungkinan patologi berdasarkan lokasi nyeni akut. dengan nyeri yang terkait alkohol, memiliki risiko menderita pankreatitis akut, seperti halnya pasien dengan kolelitiasis. Pasi dengan riwayat beberapa kali menjalani operasi abdomen berisiko untuk mengalami obstruksi usus. Pertanyaan tentang penggunaan obat resep, obat terlarang, dan pengobatan tambahan pada saat ini dan masa lalu, perlu diketahui. Pasien yang menggunakan. QVAINS memiliki risiko menderita ulkus: peptikum; penggunaan antikoagulan meningkatkan risiko terjadinya kondisi perdarahan; prednison atau imunosupresan dapat menumpulkan respons inflamasi dari perforasi atau peritonitis yang meng: akibatkan rasa sakit yang berkurang dari yang diharapkan. Pemeriksaan Penilaian awal bertujuan untuk menentukan derajat keseriusan penyakit, Pasien yang terlihat bahagia dan nyaman, jarang memiliki masalah serius, tidak seperti mengenai pro dan analgesik opiat pada abdomen berat kontra penggunaan {2 Pasien dengan nyeri arena hal ini d mempengaruhi penilaian aa terbaru saat ini mengatakan b. gunaan sementara analgesik opiat- van bijaksana dapat mempengaruh! termuan pemeriksaan, hal itu ternyata tidak mom. berikan pengaruh bagi pasien, dan lebih baik untuk membiarkan pasien dalam keadaan nyeri yang berat, Anamnesis (Tabel 1. petunjuk penting untuk diagnosis dan harus mencakup pertanyaan mengenai lokasi (Gambar 1.2), karakter, onset, dan beratnya nyeri, apakah nyeri menyebar atau nyeri Konsensus ahwa peng- alih, riwayat terdahulu mengalami nyert yang sama, dan apakah ada gejala yan’ berhubungan dengan nyeri tersebut. Pengecualian yang cermat mengenat masalah kesehatan masa lalu atau masalah Kesehatan kronis yang mungki telah berkembang, atau berhubungan dengan kondisi saat ini, penting diketahui. Pasien dengan dispepsia kronis mungkin saat ini berkembang menjadi perforasi atau ulkus duodenum. Pasien dengan penyakit vaskular perifer yang berat, atau yang telah mengalami intervensi vaskular baru- baru ini, mungkin mengalami iskemia mesenterika akut. Seorang peminum alkohol yang memiliki riwayat yang berhubungan Tabel 1.3 Bentuk anamnesis dalam pemeriksaan inyeri abdomen akut. Di manakah letak nyeri? Bagaimanakah sifat nyeri? Riwayat nyeri yang sama sebelumnya? Onset Keparahan rasa nyeri? Menyebar/alih? Faktor yang momperingan? Gejala yang berhubungan? Lihat Gambar 1.2 Gelombang akut dari rasa nyeri konstriksi tajam seperti ‘tidak dapat bernapas' (kolik renal atau kolik bilier) Gelombang rasa nyeri tumpul dengan muntah (obstruksi intestinal) Nyeri Kolik yang terus-menerus (apendisitis, obstruksi intestinal strangulata, iskemia mesenterika) Nyeri tajam, Konstan, bertambah dengan gerakan (peritonitis) Nyeri seperti dirobek (diseksi aneurisma) Nyeri tumpul (apendisitis, divertikulitis, pielonefritis) “Ya” memberi kesan masalah yang berulang seperti penyakit ulkus, kolik batu empedu, divertikulitis, atau mittelschmerz Mendadak: “seperti petir’ (uikus perforasi, batu renai, ruptur kehamilan ektopik, torsio ovarium atau testis, ruptur aneurisma) Tidak mendadak: sebagian besar penyebab lain Nyeri berat (perforasi organ dalam, batu ginjal, peritonitis, pankreatitis) Nyeri tidak sesuai dengan temuan fisik (iskemia mesenterika) Skapula kanan (nyeri kandung empedu) Regio bahu kiri (ruptur limpa, pankreatitis) Pubis atau vagina (nyeri ginjal) Punggung (ruptur aneurisma aorta) Antasid (penyakit ulkus peptikum) Berbaring setenang mungkin (peritonitis) Muntah mendahului nyeri dan diikuti oleh diare (gastroenteritis) Muntah yang tertunda, hilangnya gerakan usus dan flatus (obstruksi usus akut; penundaan meningkatnya obstruksi pada bagian di bawah obstruksi) Muntah berat yang mendahului nyeri epiga ium yang Kuat, fyen dada Win atau nyer pada bahu (pertorasi emetik dar esotagus intraabdomen) Tabel 1.2 J . el 1.2. Pendekatan diagnosis banding dan pemeriksaan penunjang langsung- Organ yang _ Kemungkinan — Pemeriksaan Rencana mungkin terlibat _ patologi penunjang pilihan pemeriksaan ——— - penunjang Usus halus dan IBD. ileokolonoskopi kolon CT enterografi US usus halus MRI IBS Gejala sugestif kompleks tanpa adanya diagnosis tain Infeksi Kultur feses dan pemeriksaan untuk C. difficie, sel telur, __ Pemeriksaan feses kista, dan parasit ileokolonoskopi Serologi parasitik spesifik CT (atau MRI) jika eosinofila perifer enterograti Neoplasia lleokolonoskopi dan follow-through usus halus Iskemia Angiograti Sistem bilier Batu bilier, Ultrasonografi abdomen neoplasia MRCP : ERCP \ ‘Overium Kista ovarium, —_Ultrasonografi pelvis torsio ovarium CT pelvis Renal Batu ginjal Ultrasonografi abdomen CT urogram US, ultrasonografi; MA, magnetic resonance imaging (pencitraan resonansi magnetik); MRCP, magnetic resonance cholangiopancreatography {kolangiopankreatograti resonanis! magnetik}; ERCP, endoscopic retrograde cholangiopancreatography {kolangiopankreatografi endoskopik ratrograd}; L CT, computed tamograpiiy scan (lomograli Kompuler): Nyeri abdomen akut Pasien dengan nyeri abdomen akut meng- hadirkan tantangan khusus untuk para klinisi. Nyeri yang berasal dari abdomen memiliki diagnosis yang sangat beragam yang dapat muncul dalam bentuk yang identik. Namun, anamnesis dan pemeriksaan menyeluruh masih tetap merupakan acuan dalam penilaian. Penting untuk memahami mekanisme terjadinya nyeri. Sama pentingnya untuk mengenali yejala bahaya dan temuan pemeriksaan wal yang membantu untuk menentukan y pasien mana yang menderita suatu proses penyakit serius yang mendasari, sehingga membutuhkan evaluasi dan pengobatan yang lebih cepat. Anamnesis Penilaian pasien dengan nyeri abdomen dilakukan dengan cara yang sama bagai- manapun tingkat keparahan nyeri tersebut. Namun, dalam menghadapi kasus akut, penilaian dan penanganan mungkin perlu untuk dilakukan secara lebih cepat dan hampir selalu melibatkan konsultasi dengan spesialis bedah. Banyak perdebatan

You might also like