You are on page 1of 6

Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2, Juli 2013

HUBUNGAN RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK


TELEPON SELULER TERHADAP FUNGSI PENDENGARAN
MAHASISWA ANGKATAN 2009 FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

1
Rut O. Battung
2
Jimmy F. Rumampuk
2
Wenny Supit

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Fisika Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: rutoctovina@ymail.com

Abstract: Cell phone or usually called as mobile phone is one of the communication device that
nowadays being developed. Global debate and controversy about the health effects of mobile
phone keep continuing. There are some concerns about radio frequency energy (radio waves)
emitted from the phone that may cause health problems, especially for auditory function. The
observational analytic research with cross-sectional design has been carried out in November-
December 2012. A number of 40 people have been chosen based on some inclusion criterias.
The characteristics of the subjects were obtained by using a questionnaire and electromagnetic
radiation examination of cell phones using electromagnetic field tester. Some auditory function
tests were done using an audiometric. The data has been analyzed using Statistical Program
Product and Service Solution (SPSS) with bivariate test (Pearson correlation). Audiometric tests
showed there were eight students (20%) with a mild hearing loss in the left ear and the rest 32
students (80%) did not have a hearing loss. Meanwhile, three students (7.5%) have a mild
hearing loss in the right ear and the rest 37 students (92.5%) did not have a hearing loss. Based
on these results, it could be concluded that there was no significant relationship between
electromagnetic wave radiation of cell phones and hearing function.
Keywords: cell phone radiation of electromagnetic waves, the function of hearing

Abstrak: Telepon selular atau biasa juga disebut handphone adalah salah satu alat komunikasi
yang sedang berkembang saat ini. Perdebatan dan kontroversi secara global mengenai efek
kesehatan dari telepon seluler terus berlanjut. Ada kekhawatiran bahwa energi frekuensi radio
(gelombang radio) yang dipancarkan dapat menyebabkan masalah kesehatan, terutama terhadap
fungsi pendengaran. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan cara
potong lintang (cross sectional), yang dilaksanakan pada bulan November-Desember 2012.
Populasi sebanyak 40 orang yang tepilih sesuai kriteria inklusi, karakteristik subjek diperoleh
melalui pengisian kuesioner, dan pemeriksaan radiasi elektromagnetik telepon seluler yang
menggunakan Electromagnetic Field Tester serta pemeriksaan fungsi pendengaran yang
menggunakan Audiometri. Analisis data dengan Statistical Program Product and Service
Solution (SPSS) dan menggunakan uji bivariat (Pearson correlation). Hasil penelitian dengan
audiometri menunjukkan mahasiswa yang mengalami gangguan pendengaran ringan pada
telinga kiri sebanyak delapan orang (20%) dan sisanya yaitu 32 orang (80%) tidak mengalami
gangguan pendengaran. Sedangkan, mahasiswa yang mengalami gangguan pendengaran ringan
pada telinga kanan sebanyak tiga orang (7.5%) sedangkan sisanya yaitu 37 orang (92.5%) tidak
mengalami gangguan pendengaran. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, tidak ada
hubungan bermakna antara radiasi gelombang elektromagnetik telepon seluler terhadap fungsi
pendengaran.
Kata kunci: radiasi gelombang elektromagnetik telepon seluler, fungsi pendengaran

1047
1048 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2, Juli 2013, hlm. 1047-1052

Telepon selular atau disebut handphone 2009.6 Data hasil Survei Sosial Ekonomi
adalah salah satu alat komunikasi yang Nasional (SUSENAS) 2005 menunjukkan
sedang berkembang saat ini. Peningkatan jumlah pengguna telepon seluler yaitu 0,114
teknologi dibidang hardware maupun juta rumah tangga dengan persentase
software membuat telepon seluler semakin 18,15% dari 0,629 juta rumah tangga di
beragam fungsinya. Telepon selular yang Sulawesi Utara.7
diklasifikasikan ke dalam area global yang Telepon seluler harus memancarkan
ditinjau dari jarak antara transmitter dan energi frekuensi radio pada tingkat yang
receiver-nya, selain sebagai alat komunikasi cukup tinggi untuk mencapai BTS (menara
juga mempunyai kegunaan mengirim pesan antena). Karena gelombang radio (micro-
singkat (sms), pengingat waktu (reminder), wave) yang dipancarkan secara langsung ke
kalender, kalkulator, radio, multimedia kepala pengguna, menyebabkan keamanan
player yang dapat memproses file audio, teknologi ini diragukan.2 Menurut studi dari
video dan gambar.1 Schörnborn et al yang dikutip dari
Meskipun produsen telepon seluler, Romanian J. Biophys, menunjukkan bahwa
lembaga regulator, dan penyedia layanan kepala orang dewasa menyerap 80% dari
menjamin bahwa telepon seluler aman, radiasi yang dipancarkan oleh telepon
namun perdebatan dan kontroversi secara seluler.8
global mengenai efek kesehatan dari telepon Penelitian dari Oktay dan Dasdag yang
seluler terus berlanjut. Banyak kalangan dikutip dari Bahrain Medical Buletin, dan
mengklaim bahwa radiasi gelombang dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan
elektromagnetik yang dipancarkan dapat American Academy of Otolaryngology-Head
mengganggu kesehatan pengguna. Ang- and Neck Surgery, 100 orang yang telah
gapan ini juga dibenarkan oleh para ahli menggunakan telepon seluler selama lebih
bidang telekomunikasi, namun tidak sedikit dari setahun mengalami peningkatan derajat
pula bantahan-bantahan oleh beberapa pihak gangguan pendengaran selama rentang 12
yang menyangkal sebaliknya.2,3 bulan. Studi ini menemukan bahwa orang
Para ahli mengungkapkan radiasi yang yang menggunakan telepon seluler lebih
ditimbulkan telepon seluler tidak seratus dari 60 menit sehari memiliki ambang
persen bisa menyebabkan gangguan kese- pendengaran yang lebih buruk daripada
hatan terhadap manusia, mengingat masih mereka yang menggunakannya kurang dari
banyak orang yang masih setia meng- itu, selain itu orang yang menggunakan
gunakan piranti wireless ini untuk memu- telepon seluler selama lebih dari satu jam
dahkan aktifitas. Namun kekhawatiran dari per hari merasa sulit untuk membedakan
masyarakat tetap muncul setelah mengetahui suara frekuensi tinggi (misalnya s, f, h, t,
pancaran energi frekuensi radio (gelombang dan z) pada awal kata.9
radio) dari telepon seluler berpotensi
menyebabkan masalah kesehatan, dan ke-
METODE PENELITIAN
khawatiran yang lain akan jumlah pengguna
telepon seluler yang terus meningkat Penelitian ini menggunakan metode
pesat.3,4 analitik observasional dengan cara potong
Peningkatan besar dalam penggunaan lintang (cross sectional), dimana pengam-
telepon seluler di seluruh dunia per Juni bilan data hanya dilakukan satu kali pada
2009 terdapat lebih dari 4,3 miliar pengguna satu saat. Penelitian ini dilaksanakan pada
di seluruh dunia.5 Menurut laporan Inter- bulan November-Desember 2012 di RSUP
national Telecommunication Union (ITU) Prof. R. D. Kandou bagian THT-KL
2010 yang dikutip dari Institute for Policy Malalayang Manado. Populasi dalam pene-
Research Northwestern University, jumlah litian ini adalah semua mahasiswa angkatan
pengguna telepon seluler di Amerika Serikat 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Sam
bertambah dari 184,8 juta pada 2004 dan Ratulangi Manado dengan sampel pene-
meningkat menjadi 298,4 juta pada tahun litian sebanyak 40 orang mahasiswa yang
Battung, Rumampuk, Supit; Hubungan Radiasi Gelombang Elektromagnetik... 1049

dipilih berdasarkan kriteria yang telah kan hasil bahwa dari 40 orang responden
ditentukan. Kriteria inklusi dalam penelitian terdapat 8 orang (20%) yang memiliki
ini: bersedia untuk ikut serta dalam penelitin gangguan pendengaran ringan pada telinga
dan manandatangani informed consent, lama kiri, sedangkan sisanya yaitu 32 orang
penggunaan telepon seluler lebih dari 10 (80%) memiliki fungsi pendengaran yang
menit dalam sehari dengan frekuensi masih dalam keadaan normal dan dapat
menelepon lebih dari satu kali, dapat ber- dilhat di Tabel 2.
komunikasi dengan baik. Kriteria eksklusi
yaiu mahasiswa yang memiliki gangguan
pendengaran dan menderita sakit saat Tabel 1. Sebaran mahasiswa menurut usia
menjalani penelitian. Instrumen dan alat (Tahun)
dalam penelitian yaitu lembar informed Usia Responden n %
consent, lembar kuesioner penelitian, alat 19 3 7.5
tulis menulis dan laptop yang memiliki 20 13 32.5
aplikasi SPSS, lembar audiogram, audio- 21 18 45.0
metri (Screening “Audiometer QH10” 22 6 15
Quadrant Instruments Australia 2008). Total 40 100.0
Kalibrasi terakhir Agustus 2012, EFT.

Tabel 2. Sebaran mahasiswa menurut gangguan


HASIL PENELITIAN pendengaran pada telinga kiri
Penelitian ini dilaksanakan selama satu Gangguan
bulan yakni pada pertengahan bulan pendengaran pada n %
November sampai pertengahan bulan telinga kiri
Desember 2012, lokasi bertempat di RSU Normal 32 80.0
Prof. R. D. Kandou bagian THT-KL Ringan 8 20.0
Malalayang Manado. Responden penelitian Total 40 100.0
ini adalah mahasiswa angkatan 2009
Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado yang berjumlah 349 Pemeriksaan selanjutnya yaitu sebaran
orang. Sebanyak 115 orang bersedia mengisi mahasiswa menurut gangguan pendengaran
kuesioner dan yang memenuhi kriteria serta pada telinga kanan dapat dilihat pada Tabel
bersedia mengikuti penelitian sebanyak 40 3, masih dengan menggunakan audiometri
orang yaitu laki-laki sebanyak 8 orang (20%) didapatkan bahwa dari 3 orang responden
dan perempuan sebanyak 32 orang (80%). (7.5%) yang memiliki gangguan pende-
Hasil penelitian menunjukkan sejumlah ngaran ringan, sedangkan sisanya yaitu 37
gambaran umum responden berupa jenis orang (92.5%) masih memiliki fungsi
kelamin, usia, gangguan pendengaran pada pendengaran yang normal.
telinga kiri dan telinga kanan, dan jenis
telepon seluler. Dari Tabel 1 menunjukkan
bahwa dari 40 responden (100%) yang Tabel 3. Sebaran mahasiswa menurut gangguan
pendengaran pada telinga kanan
memenuhi kriteria penelitian terdapat
responden berusia 19 tahun sebanyak 3 Gangguan
orang (7,5%), 20 tahun sebanyak 13 orang pendengaran pada n %
telinga kanan
(32,5%), pada usia 21 tahun yaitu sebanyak Normal 37 92.5
18 orang (45%), dan 22 tahun sebanyak 6 Ringan 3 7.5
orang (15%). Total 40 100.0
Sebaran mahasiswa menurut gangguan
pendengaran telinga kiri dapat dilihat pada
Tabel 2. Setelah dilakukan pemeriksaan Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah
dengan menggunakan audiometri didapat- responden yang menggunakan jenis telepon
1050 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2, Juli 2013, hlm. 1047-1052

seluler terbanyak yaitu telepon seluler jenis orang (80%) lainnya memiliki fungsi
BB sebanyak 23 (57.5), NO sebanyak 12 pendengaran yang normal. Hasil peme-
(30%) dan SS sebanyak lima (12.5%). riksaan telinga kanan menunjukkan bahwa
tiga orang (7,5%) memiliki gangguan
pendengaran ringan, sisanya 37 orang
Tabel 4. Sebaran mahasiswa menurut jenis (92,5%) memiliki fungsi pendengaran yang
telepon seluler normal, serta keluhan telinga lain yang
Jenis Telepon n % muncul yaitu tinitus sebanyak tujuh orang.
Seluler Hasil ini memiliki persamaan dengan
BB 23 57.5 penelitian kasus kontrol yang dilakukan oleh
NO 12 30.0 Abduljawad8, dimana ditemukan perbedaan
SS 5 12.5 antara hasil pemeriksaan fungsi pende-
Total 40 100.0 ngaran telinga kiri dan telinga kanan setelah
menggunakan telepon seluler lebih dari satu
tahun, tingkat paparan radiasi telpon seluler
Berdasarkan hasil penelitian pada Ta- yang berbeda, serta timbulnya keluhan
bel 5 yaitu nilai statistik audiogram telinga tinnitus. Gangguan pendengaran yang
kiri dan kanan dari 40 orang mahasiswa berbeda antara telinga kiri dan kanan
didapatkan nilai minimum audiogram tergantung pada tingkat paparan radiasi
telinga kiri sebesar 15,90, nilai maksimum yang berbeda terhadap individu secara
sebesar 30, untuk nilai mean sebesar 22,15, langsung.2 Dalam penelitian ini, sampel
nilai median sebesar 22,50 dengan standar yang diteliti tidak memiliki penyakit atau
deviasi sebesar 3,64. Sedangkan untuk nilai keluhan telinga sebelumnya, namun keluhan
audiogram telinga kanan didapatkan nilai tinnitus muncul setelah terpapar radiasi
minimum sebesar 14,70, nilai maksimum telepon seluler dalam jangka waktu yang
sebesar 26,70, untuk nilai mean sebesar cukup lama. Hasil yang sama juga
20,20, nilai median sebesar 20 dengan didapatkan dari penelitian Karlidag, et al.10
standar deviasi sebesar 3,24. Penurunan pendengaran ringan yang
didapat dari hasil pemeriksaan audiometri
pada beberapa responden umumnya di-
Tabel 5. Karakteristik nilai statistik audiogram sebabkan oleh induksi radiasi di koklea atau
telinga kiri dan kanan
perubahan vaskular, namun mekanisme
Audiogram Audiogram gangguan pendengaran masih belum ter-
telinga kiri telinga kanan bukti.11 Hal ini didukung oleh banyak
N 40 40 penelitian yang dilakukan untuk meng-
Minimum 15,90 14,70 evaluasi pengaruh radiasi elektromagnetik
Maximum 30 26,70 yang dipancarkan telepon seluler terhadap
Mean 22,15 20,20 pendengaran orang dewasa bahwa tidak ada
Median 22,50 20 efek yang ditimbulkan.12
SD 3,64 3,24 Hasil uji bivariat dengan Pearson
correlation hubungan antara audiogram
telinga kiri dengan radiasi telepon seluler
BAHASAN diperoleh r= -0,256 dengan p= 0,056, hasil
ini menunjukkan secara statistik tidak
Dari hasil penelitian analitik obser- bermakna pada kedua variabel (p= 0,056 >
vasional, didapatkan bahwa 40 responden α= 0,05). Sedangkan uji bivariat pada
yang ikut serta dalam penelitian memiliki telinga kanan diperoleh r= 0,210 dengan p=
perbedaan fungsi pendengaran antara telinga 0,097, hasil ini juga menunjukkan secara
kiri dan telinga kanan. Hasil pemeriksaan statistik tidak bermakna pada kedua variabel
telinga kiri menunjukkan bahwa delapan (p= 0,097 > α= 0,05). Berdasarkan hasil uji
orang (20%) responden mengalami gang- bivariat diatas, penelitian ini tidak
guan pendengaran ringan sedangkan 32
Battung, Rumampuk, Supit; Hubungan Radiasi Gelombang Elektromagnetik... 1051

mendukung hipotesis adanya hubungan membantu penulis menyelesaikan penelitian


radiasi gelombang elektromagnetik telepon dan artikel ini.
seluler terhadap fungsi pendengaran. Hasil
pengukuran radiasi telepon seluler yang
DAFTAR PUSTAKA
dihubungkan dengan hasil pemeriksaan
audiometri secara statistik tidak bermakna. 1. Seta RB, Wicaksana IW. Database
Hal lain yang mungkin mempengaruhi address book pada handphone untuk
hasil penelitian ini diantaranya mengenai platform series 40 5th edition
menggunakan record management
aktifitas penggunaan earphone sebelumnya,
system. 2012 Jun 1 (cited 2013 Jan 22).
seperti mendengarkan musik dengan volume Available from: http://repository.
keras dari telepon seluler dengan gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/29
menggunakan earphone atau perangkat 91/1/Artikel_50404851.pdf.
audio lain. Hal ini dapat menimbulkan 2. Uddin AS, Ferdous J. Radiation exposure
bising kronik yang dapat mengganggu of cell phones & its impact on human
fungsi pendengaran. Intensitas suara yang health – a case study in South Asia
dihasilkan oleh earphone bisa mencapai 110 (Bangladesh) and some recommendations.
dB. Paparan suara berintensitas 110 dB Journal of Theoretical and Applied
selama 1 jam per hari dapat menurunkan Information Technology. 2010;19:15-16.
fungsi pendengaran. Penurunan fungsi 3. Swarmadika IB. Pengaruh radiasi
gelombang eletromagnetik Terhadap
pendengaran dapat bersifat sementara. Hal
Kesehatan Manusia. Radiasi Elektro
ini didukung penelitian yang dilakukan oleh magnetik dari Telepon Seluler.
Rahadian, Prastowo, dan Haryono13 yang 2009:8;108.
menunjukkan adanya perbaikan fungsi 4. Anonymous. Cell phone and cancer risk.
pendengaran setelah penggunaan earphone National Cancer and Institute. 2012.
dikurangi atau dihentikan. Available from:URL: http://www.
cancer.gov/cancertopics/factsheet/Risk/ce
llphones.
SIMPULAN 5. Rani B, Singh U, Maheshwari R. Cell
Pengukuran radiasi gelombang elektro- phone radiation and health: an outlook.
magnetik rata-rata tertinggi pada telepon Bulletin of Environment, Pharmacology
seluler jenis BB tipe A yaitu 3,08 µT, & Life Sciences. 2011;1:3.
6. Institute for Policy Research
sedangkan yang memiliki nilai radiasi
Northwestern University. The prevalence
gelombang elektromagnetik terendah di- of smartphone use among a wired group
dapati pada telepon seluler jenis BB tipe B of young adults. 2010.
yaitu 0,13 µT. Hasil pengukuran audiomeri 7. Badan Pusat Statistik. Profil pemanfaatan
telinga kiri didapatkan nilai gangguan teknologi informasi oleh masyarakat.
ringan yaitu 29,17 dB, sedangkan pada hasil 2006 Aug 14 (cited 2012 Oct 19).
pengukuran audiometri telinga kanan nilai Available from: URL: http://www.bps.
gangguan ringan pada telinga kanan yaitu go.id/brs_file/profilti-14agt06.pdf.
26,7 dB. 8. Khadrawy YA, Ahmed NA, Ezz HS,
Radwan NM. Effect of electromagnetic
radiation from mobile phone on the levels
UCAPAN TERIMA KASIH of cortical amino acid neurotransmitters
Penulis mengucapkan banyak terima in adult and young rats. Romanian J
Biophys. 2009;19:1.
kasih kepada dr. Jimmy F. Rumampuk,
9. Al-Abduljawad KA. Effects of the mobile
M.Kes, AIFO dan dr. Wenny Supit, phones on the hearing function of the
MRepro, Sp.And atas segala saran dan users. Bahrain Medical Buletin.
perbaikan yang telah diberikan. Terima 2008;30:3-4.
kasih juga disampaikan kepada semua pihak 10. Karlidag T, Kaygusuz I, Kelas E, Yalcin
baik yang secara langsung maupun tidak S, Serhatlioglu SS, Acik Y, et al. Hearing
langsung telah menumbuhkan ide atau in workers exposed to low-dose radiation
gagasan dalam pemikiran penulis serta for a long period. Elsevier. 2004;194:63.
1052 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2, Juli 2013, hlm. 1047-1052

11. Environtment & Human Health, Inc. Cell potential in school children. Curr Pediatr
phone. 2012. Res. 2012;16:37.
12. Uzwali M, Nirmala L, Das A, Paudel BH, 13. Rahadian J, Prastowo NA, Haryono R.
Mathur NN, Singh PN. Effects of Pengaruh penggunaa earphone terhadap
electromagnetic waves emitted from fungsi pendengaran remaja. Majalah
mobile phone on auditory evoked Kedokteran Indonesia. 2010;60:469-72

You might also like