You are on page 1of 8
imal Riget indus. Vel, IV No. 2, 2010: 87-644 EFISIENSI METODE ISOLAS! SENYAWA GLUCOMANNAN DARI SINGKONG (MANIHOT UTILISSIMA) SECARA KIMIA DAN ENZIMATIS: EFFICIENCY METHOD OF ISOLATION OF GLUCOMANNAN COMPOUND FROM CASSAVA (MANINOT UTILISSIMA) THROUGH CHEMICAL AND ENZYMATIC METHOD Husniatt aia Risot dan Siandardisas! Industri Bandar Lampung, husninli enigpgmail.com ABSTRAK Glucomannan adalsh policakarida larut air dan digunakan sebénai open pongyél. pengental makanan, dan dietary fier, Penelitan ini bortyjuan menentukan efisiensl melode isolast senyawa qlooomannan éar singkeng menggunskandua metoce éolasi, Melode isolasi portama adalah cara kinwa yatumenaekstraksi glucomannan ‘Gari tepung sighing manggunakan aquades dengan porbarxingan 1:2 biv dan alanol 95% sebagai pengendap. Metode kedua adalah caza enzimatis yaity mengekstraksi glucomannan datitepung singkong menggunekan ‘enim a-amilate lyquazyme (crude enzyme) sobanyak 12qtepung singkang! mLenzin dalam bulla asetat pH 4.5, Kedua motode isalesi lersebut dinendingkan dongan cara menentukan rencemen masing-masing dan melhat pengaruh kedua metode isolasi tersebut melalui idontiikast struktur mikro dan analisis fasa, Hosil poneiitian ciporoich rendemen glucomannan yang dissolas! secara kimia sobanyak 1.2% bib sodangkan Secara enzim diperoleh 2.7% b/b. Efisionsi mstode isolasi cara enzim 2.3}kali lebih tinggl dibandingkan cara ima. Hasilanaliis siruktur mikro dan identifies! fas kedsa metode Isolaai dak memberikan hasilsignikant Untuk salah satu fasa. Kedun molade isolasi tidak membenkan pengaruh terhaciap kancungan fasa dan diperoieh 2 (dua) fasa yaitu manosa dan glukosa dengan résio maroaaiglukesa kusrang dari 11 Kata Keune! : glucomannan, singkeng (Maniher utiissima), 2—amilase lyquazyme, ekstraks ABSTRACT (Ghucomannan is 2 polyeaccharide which is soluble i wator and is used 3-2 golting agent and food thickoner, ‘as wollas dietary Mer. The aims ofthe research wnstocdotormina the efficiency af the molhod of gueomannen Isoleied compounds irom cassava using two methods. The first mathad was alechnique of chavnica isolation using distled water 1:2 WV as extractor end 95% ethanol three times its volume and the pracipiiate was ‘Separated. The second method was dono by adding yquezyme a-aunylase to get the glucamarnan compound from cassavo flour 12g / 1 mL of enzyme in acotate buffer phi 4.5. Both mothods are compared by the aterminatien of their yok’ and see tho effects Of rwo methods is through the Kientification merostasctere nd the mfinoment phase profile. The rtsuits obtained glucomannin yiolds CHromnically about 1.236 vob) whoreas 2.7% wb ofthe omzyme. The efficiency af tie method of enzyme 2.3 times highor than the chemical method. The resunts of the microslnictura analysis and identification af phases from two mathads are net significant results for one phase. Both methods has no wllect to the phases conten! and consist of two phasos Le mannose and glucose whic is catia of mannose/auucase.BOlo¥" 1/1, Keywords : giycomannan, cassava (Manihot utilissina), lyquazyme a-amylase, extraction, PENDAHULUAN Di Indonesia, singkong lebih dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu. Singkong tolah menjadi bahan pokok andalan rakyat indonesia setelah beras, jagung, dan sagu mengingat kandungan ulama singkong adalah karbohidrat. Pementzatan singkong lebih lanjut mempunyai praspek ekonomi lebih menguntungkan dari pada singkong hanya diolah secara langsung menjadi jenis panganan siap saji seperti kripik singkong, tape, gapiek. Setain sebagai pangan inp Saji, saat ini singkong juga telah diolsh menjadi tepung singkong dan tapiok sebagai produk antara untuk Kepertuan industri febih lenjut (Rahmal, 1997). Pada penelifian lerdshulu telah dilaporkan oleh Husniati aké, (2008), singkong mengandung ‘senyawa glucomannan, Upaya memperoleh a Efeslonsl Molode Ibolasi Senyawa Gluccmannan dan Singkong senyawa glucomannan dari umbi singkong merupakan salah satu cara meningkatkan nila| tambah penggunean lanaman fersebut ‘Glucomannan adalah sonyawa polisakarida yang mudah larut dalam air dan digunakan ‘sebagai agen pembuat jel dan pengental makanan (Wootton ef al., 1993; Dea & Morrison, 1975 dalam Vieira & Gil, 2005) serta sebagai dietary fiber yang membantu mengatesi konstipasi (Loening-Baucke ot al, 2004}, Glucamannan ditemuken dalam ubi- ubian, aker, atau umbi tanaman, Struktur glucomanan ditemukan tersusun atas ranta| D-manosa yang berselang seling dengan D-glukosa saling berikatan oleh ikatan 3-(1.4) dengan rantai utama ini terasitasi oleh gugus asatil, Gugus aktif dalam giucomanan adalah gugus asetil yang memiliki peran dalam memberlkan pengaruh tarhadap salubilitas dan sifet gel dalam air (Nishinari et of, dalenr Kuncheva éf al,, 2007), Rasio perbandingan manosaiglukosa bervariasi mulai 4:1 sampai dibawah 1:1 (Maier & Reid, 1962; Haglund, 2002), Struktur kimia senyewa glucaomannan ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Struktur kimia senyewa sgivcorannan Hasil penelitian Husniatl dkk. (2009), melaporkan bahwa identifikasi struktur motekul glucomannan singkong ditemukan daerah Pergeseran kimia pada 3-4 ppm untuk H-NMR Gan 60-80 ppm untuk "C-NMR yang menandakan puncak spektra senyawa guia kompleks polisakarida seperti manosa dan glukosa. Sitat dietary fiber dalam glucomanan ditunjukken dari Ikatan 6-1-4-glikosidik yang tidak dapat tercama oleh manusia, sehingga manfaat glucomanan sebagai serat yang larut air dan tidak memberikan asupan kalori. Oleh karenanya glucomanan cocok digunakan sebagai bahan makanan bagi moreka yang (Husnisyy membatasi kalon seperti penderita diabetes: (Wuksan, 1989), Glucomanan juga mesnilit polensi untuk menurunkan kadar kolesterdl. Penelitian Gallaher ef af (2000), menunjukkan bahwa kadar kolesterol dalam hati mencit menurun hampir 60% pada kelompok yang berdiel glucomanan dibandingkan dengan yang berdiet selulosa, ‘Ada dua metode isolasi glucomannan yaitu cara kimia dan enzimatis. Cara kimie telah ilaporken oleh Murtinah (1977) dan Zhauyn- ‘baova ef al (2003) sedangkan cara enzimtelah dilaporkan oleh Woolton cf al, (1993). Isokast cara kimia ditakukan melalui ekstraksi bahan baku dengan penambehan air. Kelemahan \eknik ini adalah tidak dapat menghitangkan beta karoten yang bia lertinggal di dalam. ekstrak dapat mengganggu kejemnihan gel. Wootton ef af, (1993) metaporkan teknik okstraksi cara enzimatis. dan purifikesi mengunakan enzim soloktif dari a-amilaso dan b-amilase murni yang tidak terkontaminasi oleh aktivitas b— mangse atau b-glukanase untuk menghindari depolimarisasi. Pava penelitian ini akan dibshas_mengenal efisiensi metade Isolasi glucomannan cara kimia dan enzimatis. Kajlan kedua metode isolasi melibatkan rendemen yang diperoteh dan kedua cara tersebut seta hasil analisis struktur mikro dan identifikasi fasa yong terkandung dalam senyawa glucomannan pada lanaman singkong sehingga diharapkandapat memberikan informssi terhadap efisiensi teknolog) ekstraksi glucomannan. METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan Singkeng (Menihot utitissima) diperoleh dari pasar tradisional di daerah Lampung Tengah untuk selanjuinya umbi segar tersebut dilakukan penepungan. Pelarul yang digunakan adalah aquades, 0.01 M buffer aselat pH 4.5, 95% etanol, dan enzim a-amilase Iyquazyme 125 KNUIg. Alat Alat gelas, inkubator suhu, pompa-wakuim, oven, tabung selofan, difitaktometer sinar-x (XRD), dan SEM (Scanning Electron Microscope). Tempat pelaksanaan Isolasi ghicomannan dilakukan di Laboratorium Proses Banstand Indusin Bandar Lampung Penepungan singkong difaxukan di Poltekrik Negeri Lampung. Identiikast struktur mikro diloksanakan di BATAN, Puspiplek Serpang Prosadur Kerja lsolasigiucomannan cara kimia : Proses isolasi glucomannan dilakukan dengan ‘cara menambehkan aquades ke dalam bahan aku singkong yang sobslurmnya tetah dliakuikan penepungan sebanyak 50g, Setelah dilakukan ‘optimasi, jumlan air yang ditambankan ke dalam tepung singkeng untuk mengekstrak glucomannan mempunyai perbandingan 2:1 v/ b terhadap tepungnya (Husniati dkk. 2008), Selanjutnya dipanasken salama 2 jam dengan pengadukan tetap pada suhu 45-55°C (Murtinah, 1977, dalam Lubis dkk.. 2004), ‘Cairan supematan didekantasi dan dilakukan ‘sentrifugasi pada 8000 rpm selama 10 meni, Filtrat yang dihasilkan ditambahkan 95% ‘elanol sebanyak tiga kali volumenya dan ‘endapan yang lerbontuk dipisahkan (Zhauyn- baeva et al., 2003) Endapan dicuct dengan 95% clanol sebanyak 3 (tiga) kali dan dikeringkan dalam oven 40°C selama 2 (dua) malam. Skoma isolasi cara kimia ditunjukkan pada Gambar 2 (Free pts ing 1 se psn saa oe = om nner RRM GLENNA NN Gambar 2. Skema isolasi cara kimia Jumal Riset Induste. Vol. IV No.2. 2010: $7.54 Isolasi glucomannan secara enzimatis : Tahapan isolasi glucomannan dilakuken dengan menyiapkan bahan baku topung singkong sebanyak 180 g dan buffer asctat pH 4,5 dengan perbandingan 1:2 blv. Tepuag dipanaskan pada suhy 80°C selama 10 menit untuk menggelatinisasikan pati. Sebolum penambahan. enzim a-amilase lyquozyme. larutan didinginkan, Enzim yang dilambahkan sebanyak 15 mL. Kemudian larutan diikuonst selama 24 jam pada suhu 40°C, Reaksi hidrolisis dinentikan dengan pencidihan selama 3 menit dan endapen dipisahkan dengan filtrasi menogunakan pompa vakum selama i jam, Selanjuinye, fillrat didialisa dalam tabung selofan mengunakan pelarut aquades untuk menghilangkan pengetor ion aselat atau molekul dengan berat mofekul rendah. Proses dialisa dinentikan soteiah beberapa kali mengganli pelarut sampel pH pelarut mendokati pH 6-7. Hasil dialisa dikeringkan dengan oven untuk mendapatkan glucomannan. Skema isolasi cara envimatis dilunjukkan pada Garber 3, ‘I nate FRRASIGLUCOMAMNEN ‘Gambar 3. Skems isolasi cara enzimatis Pengomatan: Penentuan Rendemen : Senyawa glucomannan yang telah dikeringkan kemudian dilimbang untuk ditentukan rondemennya. Persen rendamon ditentukan dari berat kering hasil isolasi glicomannan sebagai bagian dari bahan baku tepung singkong sesuai dengan formulasi berkut, 8 sensi Meade soles) Senymea Gi Berat kering ‘glucomannan (g) x 100% Berat tepung singkong (g) Analisis Struktur mikro dan Identifikasi Fasa %Rendemen= Karaktorisasi struktur mikro sampel ditakukan menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope) merek JEQL. tipe JED-2300 dengan spesifikasi karaklerisasi - vollago = 20,0 kV dan pixel = 512 x 384. Sedangkan pengamatan kualitas dan kuantitas Iase-fase yang ada di dalam sampel menggunakan peralatan X-Ray Diffraciomatar (XRD) merck Philip, tipe PW1710. Pengukuran pola difraksi sampel dilakukan dengan berkas sinar-x dari fube anode Cu dengan panjang gelombang, ! = 1.5406 A, mode: cantinuous-sean, step size 0,02", dan time per step : 0.5 detik. HASIL DAN PEMBAHASAN Rendemen Senyawa Glucomannan datam Singkong Hasil isolasi senyawa glucomannan dalam singkong yang sebelumnya telah diidentifikasi struklur molekulnya menggunakan ‘H-NMR dan "C-NMR (Husniali dkk., 2009) maka rendemen yang diperoleh secara kimia dan enzimatis ditunjukkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Rendemon senyawa glucomannan dalam umbi singkang Cara iota glucomnannia Kinin Enzim Penerapan metode isolasi cara kimia adelah ekstraksi senyawa glucomannan menggunakan aquades. Teknik akstraks! pada prinsipnya adslah suatu teknik Separasi atau pemisahan yang mengeks- ploitasi perbedaen sifat kelarutan dari masing-masing komponen campuran lorhadap jenis pelarut tertentu. Glucoman- nan mengandung gugus aselll sehingga polisakarida int mudah larut dalam air. sementara pati sebagai komponen ulama dari singkong tidak akan terlarut dalem pada suhu ruang. Pati dari singkong mempunyai Suhu gelatinisasi granu! pada suhu di alas §7°C (Tormco-Uco, 2807) da ekstraksi glucomannan dari singkong dipercepat dengan pemanasan pada sult sekitar 45-55°C tanpa melarutkan kom- ponen patina. Selanjulnya proses pemi- sahan polisakarida ini dari air dengan Pengendapan menggunakan etsnol 95%, Endapan dipisahkan untuk selanjutnya dilakukan proses pencucian sebanyak tiga kali bertujuan untuk melarutkan pengotor. Wootton at ai. (1993), melaruikan karotenoid menggunakan isopropil alkohol (IPA) dan etanol, Kemudian endapannya dikeringkan dan diperoleh rendemen senyawa glucomannan dengan cara lersebut sebanyak 1.2% b/b. Selain cara kimia, metode isolasi senyawa glucomannan dapat dilakukan dengan cera enzimatis. Teknik isolasinya menggunakan enzim aamilase iyquazyme untuk meng- hidrolisis Komponen patinya. Penggunean crude enzyme ini bertujuan untuk meng- hidrolisis ikatan 2-1-4 glikosidik sehingga dapat mengisolasi senyawa yang diinginkan terpisah dari senyawa lain yang telah lerhidrolisis oleh enzim ini, a-Amilase akan bekerja menghicrolisis ikaten @-1-4- glikosidik dari rantat panjang karbohidrat menjadi oligosakarida dan selanjuinya menjadi manosa dan glukosa sementara senyawa lain selain yang berikatan o- giikosidik seperii glucomannan tidak akan lethidralisis karena memiliki ikatan b-1-4- glikosidik. Kondisi aktivitas crude enzim distur pada suhu 40°C, pH 4.5 dan konsentrasi enzim yang ada diharapkan dapat menghidrolisis secara optimal seluruh pati, Untuk optimasi jumlah enzim yang diberikan dilunjukkan dari hasil penambahan enzim dapat menurunkan viskositas maksimum dari keadaan awal tanpa penambahan enzim, native starch, (Woolton et of, 1983), Pads penambahan enzim amilase hingga 15 mL memberikan penurunan viskositas maksimum dan dela ‘amilograti menunjukkan hilangnya puncak ural vet Inauste ol IV Mo. 2, 2010: Sta8a viskositas maksimum (data tidak dipublikasi}. Langkah berikutnya adalah pemurnian glucomannan dari motekul tain sebegai pengotor dilakuken dongan cars dialisa. Hesil dialisa dikeringkan dan gilimbang dengan rendemen glycomannan diperoleh sebanyak 2.7% bb, Efisiensi produksi erat kaitannya dengan teknik isolasi serta potensi yang ada untuk dioksplorasi. Dari kedua cara yang dilakukan, pencapaian rendemen maksimal diberikan leh metode isolasi secara enzimatis, Indikesi perbedaan hasil tersebut berkaitan dengan kespesifikan dari kerja enzim untuk mendegradasi pati hanya pada ikatan a-1,4 glixasidik (Pugh, 2000). Kespesifikan lain bahwa enzim bekeria optimal pada kondisi reaks! yang dilakukan (Yamamoto, 1988). serta produk yang dihasiikan cenderung lebih murni oleh tek dialisa, Namun pemakatan enzim juga memiliki kerawanan, bila a-amilase tercampuriterkantaminasi dengan b- amilase karena b-amilase dapat mendepolimerisasi senyawa glucomannan dan menghidrolisisnya menjadi uniteunit terkecil yang tersusun atas meltosa dan Qlukosa (Wootton ét al, 1993) Potensi glucomannan dalam seliap umbi ditemukan beragam, Glucomsnnan banyak dipraduksi di Jepang dari umbi kenjac sehingga sering disebut sebagai konjac ghicomannan ¢an termasuk dalam varietas Umbi Amorphophallus sp. yaitu varietas yang memiliki kendungan glucomannan tertinggi berkisar antara 6 - 17% berat umbi sogar (Wootton ef al., 1993; Logning-Baucke et af, 2004). Kiho et af, (1985), telah melaporkan hasil penolitiannya berkaitan dengan potensi glucomannan datam umbi tanaman Dioscorea japonica Thunb dengan fendamen 0.15% dengan rasio manosa/ glukosa 6/1. Zhauynbaeva ef al. (2003), lelah melaporkan potensi glucomannan dalam ubi lanaman Narcissus poeticus memberikan rendemen 6% dengan rasio manosa/glukesa adalah 30/1 sementora umbi Amorphophallus konjac memiliki rasio manasalgiukosa 1.6/1 (Nishinari ef at 1992; Jie ef al, 2005). Belum banyak penelitian yang melaporkan aktivitas senyawa tersebut terhadap variasi dari jumlah porbandingan manosa dan glukosa namun dapat diduga dari beberapa penelitian yang telah dilaparkan bahwa kamposisi rasio memberikan keunikan tertenty terhadap bioaktivitasnya yang kemungkinan memitiki sifat farmakatogis yang berbeda. Husniati & Medikasari (2010) melaporkan bahwa glucomannan singkong emiliki potens| sebagai agen prebiotik kKetanui dari kenadiran glucomannan singkong menstimulasi pertumbuhan baktert ‘asam laktat, penurunan pH fermentasi, dan pembentukaan asam lemek rantai pendek. Identifikasi fasa dan analisis struktur mikro sampel glucomannan singkong Hasil pengujian dengan difraks! sinar-x (XRO) pada sampel glucomannan ditunjukkan pada Gambar 4 dan Gamibar 5 yang berlurut-turut ¢liakuken dengan cara kimia dan enzimatis Gambar +. Pola difraksi sinar-X glucomannan enzim Gambar 5, Pola diftraksi sinar-X glucomannan kimia Kedua gambar lersebul mempertinatkan Struktur glucomennan menyerupai amorf, hal ini ditandai dengan melebarnya puncak mambentuk sebuah pola yang molengkung, walaupun diketahui bahwa struktur glucomannan menurut A-Ghazzewi ef af. (2007), adalah Kristal maka siruktur amor yang demikian kemungkinan disebackan cich pengotor tain berupa polimer yang Efesiens Metone solnsi Senyawa Gluoomannan dari Sinphomgn menyelubungi glucomannan, Sinar-X akan tercifraksi apabila terjadi interferensikonstruklit yang saling menguatkan satu sam lain dan polimer kristaltin bila memenuhi Hukum Bragg. Adanya pengotor amorf pada lapisan alasnya menyebabkan XRD tidak dapat mengukur glucomannan yang kemungkinan berada pada ketobaian di atas § mm. Pengotor tersebut memiliki struktur amor torihat dari difraksi yang tarjadi tidak saling menguatkan, si terhambur, sehingga tidak terjadi puncak yang ayant. Identiikxasi fasa dani sampel glueomannan dari profil difraksi sinar-x ini dilunjukkan pada ‘Gambor 6 dan Gambar 7. Database JCPDS — Intemationat Center for Dilfraction Data (CDD) digunakan untuk mengidentifikas! fas (Abraham, 1988, Dimarco & Ramano, 1985). Melaiui hasil identiikasi fasa dari pola cifraksi sinar-x dapal dikelahui komposisi rasio manosa terhadap giukosa dari senyawa glucomannan yang diisolasi secara erzimatis mraupun kimia. Gambar 6. Refinement pola difreksi sinar-x glucomannan enzim. at italy il ai lad Gambar 7. Refinement pola diftakst sinarat senyawa glucomannen kimia ‘Masil identifikas! fasa menunjukkan bahwra glucomannan mengandung fasa B-D-giukos2 dan [-O-manosa. Hal yang sangat menarik dari kajian ini adalah pengaruh isclasi seeara ‘enzimatis maupun kimia tidak memberikan a (Husniati perubahan kompesisi kedus fasa [-D-glukosn dan B-D-manosa. Bidang Miller (040) merupakan bidang milik fasa [}-D-manose dengan intensitas puncak tertinggi, sedangkan bidang Miller (207) marupakan bidang milik fasa b-D-glukosa dengan intensilas puncak terlinggi pula, Tampak sampel glucomannan dari isolasi secara kimia dan encimalis. monunjukkan banwa bidang (040) lebih rendah dibandingkan dengan bidang (201), yang berarli bahwa tasa b-D-glukosa diduga sangat dominan dibandingkan dengan fasa b-0- manosa. Hal int diperiinatkan pula pada ha pengameisn dengan SEM pada Gambar & ‘menunjukkan bahwa sampel memiliki bentuk partike! yang hampir uniform di seluruh, permukaan, Partkel tersebut berbentuk seperti bola (spericaf) dan distribusi ukuran partikeinya relatif sama, Dari hasil pengamatan ini memberikan arti banwa ‘partike!-partikel in: ciduga kepunyaan fasa b- D-glukosa. Dengan derikian berdasarkan adentifikasi fasa dan analisis struktur mikro dapat disimpulkan bahwa senyawa glucomannan dart bahan baku singkong luga mengendung rasio manosa/glukosa_ kurang dari 1/1. ‘Gambar 8. Refinement pola difraksi sinar-x glucomannan enzim KESIMPULAN 1. Hasil isolasi cara kimia diperoleh rendamen senyawa glucomannan dalam singkong (Maninat utilissimay sebanyak 1,2% b/b, sedangkan iselasi cara enzimatis diperoich rendemen senyawa glucomannan sebanyak 2,7% bib. Elisions| matede isolasi cara ‘enzimalis: 2,3 kali lebih tinggi dibandingkan cara kimia, Efisiensi metode isolasi cara enzimatis tercapai dari optimasi reaksi hidrolisis leh aktivitas enzim a-amilase fiquazyme yang bokerja secara spesifk mondogradasi pati yang momiliki ikatan a~1.4-glikosidik. Enzim bakerja optimal pada pH 4,5 dengan suhu 40°C selama 24 jam. v 3. Hasil isolasi cara kimla den enzimatis diperoleh 2 (dua) fasa dalam senyawa glucomannan yaitu giukosa dan manosa. Rasioperbandingan manosa/glukosaadalah Kurang dari 1/1, Kedua cara yang dilakukan dak mengubah Komposisi fase senyawa glticomannan terhadap dominasi satan satu fase. UCAPAN TERIMA KASIM Ucapan terimakasih kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementrian Perindustrian melalui Dana Bansos Program Insontit Risot Diknas untuk Penetii dan Perekayasa LAND dan LPD Tahun 2009, DAFTARACUAN Abraham, S. N., 1988. Conservation of the: D- ‘Mannose-Adbesion Protein among Typo-1 in Animal Loctins, J. of Bio, Chem , 363: 8857 AL-Ghazzewl, F.H., Khanna, 8., Testor, R. F., 2007. The Potential use of Hydrolysed Konjac Glucomannan as a prebjotic, J. Sef, Food, Agric. 87: 1758-1768. oa, 1, C.M,, & Morrison, A, 1978, Chemistry and Inlerscton of seed qaiaclomannans, 241-312, to Vieira, M. C., & Gil, AM, 2008. A solid stale NMR study of lucust bean gum gslactemannan and konjac glucomannan gel (Carbonyairate Polymers, 60 438-448, Dimereo, A. A., and Ramano, A. H. 1985, D- Glucose Transport System of Zymemonas Mobilis, Appl Environ. Microbiol, 49: 151-157. Gallshor C, Munion 4, Hessilnk R, Wise J, Gallaher B. 2000. Cholesterol reduction by glucomannan dan chitosan is mediated by changes in cholosterol absorption and bie acid ‘and fat excretion in rats. Nuriont Matabolisen 130: 27538. Jornal set Ieetustr Vou. Ne 2, 2010: 57-64 Hagaglund, P., 2002. Mannan- hydrolysis by hemiceliulases: Enzymo Polysaccharide Interaction of amodular B-mannaniass, Doctoral Dissertation, Copartment of Bisehomistry Lund University, Swoden, p.19, Husnistl, Devi, FA. Medikasari, Hanafi, M., 2009. Igoiasi dan Identifikasi Senyawa Glucomannan Dalam Tanaman Umbi Singkong, Walur, dan ‘Gadung Indiginous: Indonesia. Frosiaing SN ‘SMAP. FMIPAUNILA Mol 1:793-787. Husniati dan Madikasari, 2010. Invitro Study of Glucomannan Extracted Chemically and Enzimaticly from Cassava, Gadung, and Walut as Probiotic Agent, Prosiding Intomational ‘Senvinar on Horticulture te Support Food ‘Secunty, Balai Koralun, Bandar Lampung, 22 23 June 2010 Jie, P,. Yusting Sun, Yong-Guang Guan, Shi-Ping Tian, 2008, Study on Effect of Structure to Property Stability of Glusomannan, Chineae J. ‘Struct. Ghem.. 24(@} 1061-1065, lLoening-Baucko V, Miele E, Stalano A. 2004, Fiber (alucomannan) 18 beneficial in the treatment of childhood constipation. Pediatrics 11343) 259-64, Meier, H., and J. S. G. Reid, 1982, Reserva Polysaccharides Other Than Starch in Highor Pants, p. 418-471. In FA. Loowus and W, ‘Tanner (ed), Eneyeionnaedia of Plsnt Pnysicfoay New Ser., Vol. 134. Springer Verlag, Borin Murtinah, $., 1977. Pembualtn kripik dar isolasi glucomannan dari umbiilesies. Dislar Lubis, &. H., Djubaegan, E,, Alamsyah, R.. dan Murdin, N.K., 2004, Mempsiajani Pengotatian Glucomannan Asal lles-iles dan Penggunaannya dalam Prociuk Makanan. Warta HP. 21 (2): 31-41, Nishinar, K., Walliams, P., and Philips, G. Review of the Physicochomical Charatoristics and Properties 6f Konjac Mannan, p. 198-222. in Kuncheva, M.. Pavlova, K., Panchey, I, and Dobrava, 8., 2097. Emulsitying Powor of Mannan and Glucomannan Produced by Yeasls, later. J of Gosmet, Sci, 28: 373- 384. Nishiner, KC, Williams, PA. and Phillipa, G. ©., 1982. Roview of the physico-chemical ‘charseterioties and properkes ofkonjac mennan, ‘Food Hyalrocofolds, 6(2): 198.222 Pugh, M6, Editor, 2000. Stedman's Medicut Dictionary (27thvec ). Balteraré, Maryland, USA Lippincott Wiliams & Wilkins. p. 65 Etesions! Motode Isolasi Senyawa Glucemannan dari Singkong Rahmat, R., 1997. Ubi Kayu : Budi Daya dan Pasca Panen. Kanisius Press, Yogyakarta, p.18.hilp:ks.google.co.idbooks 7 tk9JieGSIWOCKpg=PAIS&cq= kandungan+gizi+tapiokaG oi=MxLYSr_ CHiqukATwiuiwCA&hI=enilv=onepage& q= kandungan%20 gizi% 20 tapiokagf-false lakes Igl. 16 Oktober 2009 pul 13.42 WIE Smalima, R. E., 1864, Motslurgi Fisk Modem, Exist keempat, alih bahasa oleh Sriali Diapre, Bustanul Ariin, dan Myma A, Penerbt PT. Gramocia Pustaka Utama, dekarta Torruce-Uco, J, and Betancur-Ancona, 0. 2007. Physicochemical and Functional Properties of Mahal (Xanthosoma yucatanensis) Starch, Food Chom. 101: 1319-1326 Vuksan, V, Jenkins, D.,J& Spadavers, P1999, Kenjac-mannan (alucomannan) improves ‘glyoemia and other associated risk factor for ‘coronary haart disease in type 2 diabetes. A (Husevatiy tanciomized controlled metabolic trial. 912-919, in Fang, W.,.& Wu, P,, 2004. Variation of karjoc glucamannian (KG) from Amorphophatlus Konjac and its refined powder in China, Food Hysrocoloids, 18 167-170 Wootton A, Luker-Brown M, Wostcott R, Cheetham P., 1993, The extraction of a lucomannan palysacchari from kankse corms (@lephant yom, Amomphophrats river). Jour Of Sot Food Agric., 6142-33, Yamamoto, T., Kitahata, 8., and Okada, 5., Editor, 1988. Handbook of Amyiasus and Roloted Enzymes: Their Sourees, Isolation ‘Methods, Proporties and Application. Pergamon Press, Oxtord, p.18-22. Zhauynbaeva, K.S..Malikova, M. Kh., Rakhimav, D.A,, and Khushbaktova, 2.4,, 2003. Water. soluble Polysaccharides trom Narcissus ipesticus and thair biological activity. Chom.of ‘Natural Compound, 39 (6) 520-522

You might also like