You are on page 1of 15

Gunawan Wibisono, Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan Media Sosial ‘Good News

Indonesia’ terhadap Perilaku Nasionalisme

▪ Gunawan Wibisono
Magister Sosiologi Universitas Sebelas Maret

Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan


Media Sosial ‘Good News From Indonesia’ terhadap Perilaku
Nasionalisme

ABSTRACT
The development of new media has penetrated almost all lines of human life.
Technology has become a part of everyday life. One of the most obvious is the use of new
media. Various types of life necessities such as communication tools, access to information,
shopping to transportation equipment are very easy to use through new media. In addition,
new media can also be a platform to spread good news that can generate positive enthusiasm.
During the hoax news that often appeared in Indonesia, at that time several alternative media
appeared for the public. One of them is the Good News From Indonesia website. This study
aims to prove whether there is an influence of the use of Good News From Indonesia social
media on nationalism behavior. This type of research is quantitative with a linear regression
approach. The sample of this study were 270 respondents from GNFI social media users.
Based on the t test, the results show that t count > t table, then H0 is rejected and H1 is
accepted with a value of t count 5.982 > 1,285. Based on the regression coefficient, it
indicates that nationalism behavior is influenced by the use social media GNFI by 15.47%,
while the remaining 84.53% is influenced by other variables. This research has proven that
the use of GNFI social media has a significant effect on the nationalism behavior of young
people.

Keywords: Nationalism, New Media, Social Media, Youth

1. PENGANTAR dipisahkan satu sama lain. Menurutnya,


masyarakat tidak mungkin terbentuk tanpa
Perkembangan teknologi yang adanya komunikasi, begitu juga sebaliknya,
sangat pesat telah mempengaruhi tanpa masyarakat maka manusia tidak
kehidupan masyarakat, salah satunya bagi mungkin juga dapat mengembangkan
masyarakat Indonesia. Berbagai kebutuhan komunikasi. Pola komunikasi ini kemudian
hidup seperti alat komunikasi, akses dalam industri budaya dikemas dalam
informasi, belanja, alat transportasi, berbagai aneka bentuk yang disebut sebagai
maupun alat pembayaran lainnya bisa media massa. Media massa berawal dari
dilakukan melalui media baru. Internet media cetak dan terus mengalami per-
merupakan media baru yang muncul kembangan selama abad 20 hingga kini.
setelah media cetak dan media penyiaran. Media massa mencapai puncak keemasan
Di Indonesia, pengembangan infrastruktur di abad 20 hingga dikenal juga sebagai abad
internet dimulai sejak tahun 1980-an, dan komunikasi massa. Memasuki abad 21,
hingga saat ini penggunanya terus media massa mulai menggunakan internet
meningkat. untuk menyebarluaskan berita dan
Wilbur Schramm (1982), menye- informasi kepada khalayak. Hal inilah yang
butkan bahwa masyarakat dan komunikasi mengawali konsepsi ihwal media baru.
adalah kata kembar yang tidak bisa

590 | JURNAL STUDI PEMUDA  VOL. 6 NO. 2 SEPTEMBER 2017


Gunawan Wibisono, Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan Media Sosial ‘Good
News Indonesia’ terhadap Perilaku Nasionalisme

Di tengah derasnya arus informasi diakan wadah dan teknologi online bagi
yang tersebar melalui media baru, ke- individu, komunitas, organisasi, maupun
benaran informasi menjadi bias dan kerap perusahaan yang ingin menggalang dana
mengambang. Tak heran bila berita-berita dengan membuat halaman donasi online
bohong atau hoax belakangan ini kerap untuk beragam tujuan sosial, personal,
menjadi diskursus publik. Fenomena ini kreatif dan lainnya.
menjadi sesuatu yang merepotkan karena Sedangkan Good News From
realitas sosial dikonstruksi atas realitas Indonesia merupakan portal berita yang
media. Kecenderungan munculnya berita menyajikan kabar-kabar baik dari
hoax adalah bagaimana produksi dan Indonesia. Good News From Indonesia
distribusi berita atau informasi telah berkomitmen untuk terus menyebarkan
mengalami pergeseran. Apabila tadinya konten positif dan menginspirasi melalui
produksi berita sangat eksklusif dan hanya kabar baik yang dihimpun dari berbagai
dapat dilaksanakan oleh kelompok sumber dan diolah menjadi beragam
masyarakat tertentu, maka sekarang proses produk kreatif. Good News From Indonesia
produksi berita dan manipulasi berita (GNFI) diluncurkan pertama kali pada
menjadi semakin mudah. tahun 2008. Good news from Indonesia
Selain itu, tren jurnalisme negatif memiliki beragam media sebagai gerakan
juga menjadi titik dimana media massa yang digunakan seperti website, twitter,
dapat mempengaruhi opini publik. Berita- facebook, instagram, majalah, dan
berita seputar korupsi, kericuhan politik, merchandise.
kriminal, bencana alam, dan sebagainya Dari situlah, penulis tertarik untuk
menjadi komoditas bagi industri media meneliti situs Good News From Indonesia
massa. Seperti yang disinggung oleh Jhon sebagai subjek penelitian dari berbagai
Tierney di The New York Times edisi 13 alternatif situs media baru yang ada di
Maret 2013, bahwa pandangan umum Indonesia. Lebih jauh lagi, situs GNFI
dalam dunia jurnalistik adalah “bad news belum pernah dijadikan sebagai subjek
sells” (semakin berdarah, semakin
penelitian tentang nasionalisme. Penelitian
bernilai). yang dilakukan oleh Lailatuz Zahro dkk
Meski demikian, di Indonesia, (2012) mengenai “Pengaruh Media Film
terdapat beberapa situs media baru dengan Perjuangan Terhadap Sikap Nasionalisme
spirit membangun, di antaranya seperti Siswa SMA Selamat Pagi Indonesia
change.org, kitabisa.com, indorelawan.org, Malang” menyebutkan bahwa media film
goodnewsfromindonesia.id, dan lain perjuangan berpengaruh terhadap sikap
sebagainya. Situs change.org, setiap orang nasionalisme siswa. Sikap nasionalisme
dimana saja memulai kampanye, memo- yang dimiliki oleh siswa SMA Selamat
bilisasi pendukung, dan bekerja dengan Pagi Indonesia sebelum diberikan
pengambil keputusan untuk mencari solusi. perlakuan adalah sangat baik dengan
Wadah digital ini memungkinkan ter- persentase 62,12% sedangkan setelah
jadinya proses demokratisasi guna men- diberikan perlakuan sikap nasionalisme
capai keadilan sosial bagi seluruh rakyat siswa adalah sangat baik dengan persentase
Indonesia. Pada situs indorelawan.org, 81,82%.
memungkinkan siapa saja menjadi relawan Sementara penelitian yang dilakukan
atau pekerja sosial sebagai usaha dalam oleh Agus Efendi dkk (2017) mengenai
membuat Indonesia menjadi lebih baik. Analisis Pengaruh Penggunaan Media Baru
Indorelawan.org mempunyai misi untuk Terhadap Pola Interaksi Sosial Anak di
membuat kolaborasi antara relawan dan Kabupaten Sukoharjo menyebutkan bahwa
komunitas dengan misi sosial menjadi lebih tingkat penggunaan media baru di kalangan
mudah. Pada situs kitabisa.com menye- anak usia 8–12 tahun di Kabupaten

591 | JURNAL STUDI PEMUDA  VOL. 6 NO. 2 SEPTEMBER 2017


Gunawan Wibisono, Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan Media Sosial ‘Good
News Indonesia’ terhadap Perilaku Nasionalisme

Sukoharjo dalam kategori sedang yaitu 1,89 Untuk menentukan ukuran sampel dari
dan interaksi sosialnya dalam kategori populasi yang diketahui digunakan tabel
tinggi yaitu 2,45. Asumsi yang menyatakan sampel dari metode yang dikembangkan
bahwa semakin tinggi penggunaan media oleh Isaac dan Michael (1981).
baru maka interaksi sosial anak akan Berdasarkan tabel sampel Isaac dan
cenderung semakin rendah dapat diterima Michael, jumlah populasi pengakses media
kebenarannya dengan koefisien korelasi baru GNFI sebesar 175.000, selanjutnya
sebesar 0,54 pada derajat kebebasan 0,05 peneliti menentukan taraf kesalahan
atau tingkat kepercayaan senilai 95%. sebesar 10%, maka jumlah sampel yang
Maka dari itu, artikel ini menjadi tema baru digunakan adalah 270 responden.
dalam kajian media baru dan nasionalisme Karakteristik responden dari penelitian ini
anak muda di Indonesia. Penulis hendak adalah para pengikut atau followers dari
mengukur sejauh mana pengaruh berbagai media sosial GNFI.
penggunaan media baru terhadap perilaku
nasionalisme. 3. KERANGKA TEORI
A. Media Baru
2. METODE PENELITIAN
Media menurut Association for
Metode yang digunakan dalam Educational Communications and
penelitian ini adalah metode deskriptif Technology (AECT 1997) sebagaimana
korelasional dengan menggunakan pen- yang diungkapkan oleh Sadiman (2005: 6)
dekatan kuantitatif, yakni mendeskripsikan adalah segala bentuk dan saluran yang
mengenai pengaruh ‘Media Baru’ terhadap digunakan untuk menyampaikan pesan atau
Nasionalisme dan nilai-nilai karakter informasi. Secara garis besar, dilihat dari
bangsa. Menurut Nana Sudjana dan bentuknya ada tiga jenis media massa,
Ibrahim (2007:64), penelitian deskriptif yakni media cetak, media penyiaran, dan
adalah penelitian yang berusaha media online. Dalam konteks ini, media
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
online adalah bagian dari media baru. New
kejadian yang terjadi pada saat sekarang.
Media atau media online sendiri
Pendekatan penelitian ini digunakan untuk
didefinisikan sebagai produk dari
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. komunikasi yang termediasi teknologi yang
Sedangkan, analisis yang digunakan oleh terdapat bersama dengan komputer digital
peneliti untuk mengetahui pengaruh (Creeber dan Martin 2009: 12). Definisi
variabel menggunakan teknik analisis lain media online adalah media yang di
regresi berganda. Teknik analisis ini dipilih
dalamnya terdiri dari gabungan berbagai
penulis untuk mengetahui pengaruh ‘Media elemen. Artinya terdapat konvergensi
Baru’ penggunaan media sosial Good News media di dalamnya, dimana beberapa media
from Indonesia (X) terhadap nasionalisme dijadikan satu (Lievrouw 2011: 5).
anak muda (Y).
Kajian media baru merupakan sebuah
Menurut Sugiyono (2010: 115) konsep yang dikembangkan oleh Pierre
mendefinisikan pengertian populasi Levy (2001) mengemukakan bahwa media
sebagai wilayah generalisasi yang terdiri baru merupakan gagasan mengenai
atas objek atau subjek yang mempunyai
perkembangan media. Dalam teori media
kualitas dan karakteristik tertentu yang baru, terdapat dua pandangan, pertama
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yaitu pandangan interaksi sosial, yang
dan kemudian ditarik kesimpulannya. membedakan media menurut kedekatannya
Populasi dalam penelitian ini adalah para dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy
pengguna media sosial Good News From memandang World Wide Web (WWW)
Indonesia sebanyak 174.000 pengguna. sebagai sebuah lingkungan informasi yang

592 | JURNAL STUDI PEMUDA  VOL. 6 NO. 2 SEPTEMBER 2017


Gunawan Wibisono, Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan Media Sosial ‘Good
News Indonesia’ terhadap Perilaku Nasionalisme

terbuka, fleksibel, dan dinamis, yang merupakan sebuah fenomena budaya


memungkinkan manusia mengembangkan daripada fenomena politik karena dia
orientasi pengetahuan yang baru dan juga berakar pada etnisitas dan budaya. Kalau-
terlibat dalam dunia demokratis tentang pun nasionalisme bertransformasi menjadi
pembagian mutual dan pemberian kuasa sebuah gerakan politik, hal tersebut bersifat
yang lebih interaktif dan berdasarkan pada superfisial karena gerakan-gerakan politik
masyarakat. nasionalisme pada akhirnya dilandasi oleh
motivasi budaya, khususnya saat terjadi
New Media merupakan media yang
krisis identitas kebudayaan. Pada sudut
menggunakan internet, media online
pandang ini, gerakan politik nasionalisme
berbasis teknologi, berkarakter fleksibel,
adalah sarana mendapatkan kembali harga
berpotensi interaktif dan dapat berfungsi
diri etnik sebagai modal dasar membangun
secara privat maupun secara publik
sebuah negara berdasarkan kesamaan
(Mondry 2008: 13). Sementara itu, Martin
budaya.
Lister dalam bukunya yang berjudul New
Media: A Critical Introduction (2009), ada Menurut Ben Anderson (1986)
enam karakteristik dari media baru, yaitu definisi bangsa dapat dimengerti sebagai
bersifat digital, interactivity, hypertextual, suatu komunitas yang dibayangkan – dan
networked, virtual, dan simulated. dibayangkan sekaligus sebagai terbatas
maupun berdaulat. Anderson menguraikan
B. Nasionalisme
juga bahwa bangsa itu dibayangkan karena
Menurut Mustari (2011: 190), bangsa anggotanya tidak akan pernah mengenal
atau nation adalah sekumpulan manusia satu dengan yang lain. Tetapi dalam benak
yang sama bahasanya, sama adat tiap anggota, hidup satu bayangan
istiadatnya, sama asal-usulnya, sama mengenai keterkaitan antara mereka.
kebudayaannya, senasib dan sepenang- Selanjutnya, bangsa itu dibayangkan se-
gungan, dan tempat kediamannya atau bagai sesuatu yang terbatas, pasti ada
negaranya pun sama. Nasionalisme secara perbatasan dengan bangsa-bangsa lain dan
umum melibatkan identifikasi identitas sebagai berdaulat, karena negara adalah
etnis dan negara. Adanya nasionalisme, lambang kebebasan yang diimpikan setiap
rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya bangsa. Selain itu, menurut Anderson,
adalah sangat penting. Nasionalisme juga bangsa itu dibayangkan sebagai satu
merupakan kata yang dimengerti sebagai komunitas karena lepas dari ketidakadilan
gerakan untuk mendirikan atau melindungi dan penindasan yang mungkin secara nyata
tanah air. Dalam banyak kasus identifikasi ada, bangsa selalu dibayangkan sebagai
budaya nasional yang homogen itu dapat persaudaraan yang horizontal dan
dikombinasikan dengan pandangan negatif mendalam (Anderson 1986: 15-16).
atas ras, budaya, atau bangsa lain atau
Anderson menganalisis lahirnya
asing. Menurut Smith (2003: 10)
nasionalisme secara historis, yaitu
nasionalisme adalah ideologi yang me-
runtuhnya dua sistem budaya yang pernah
letakkan bangsa dipusat masalahnya dan
ada di dunia: ranah religius dan ranah
berupaya mempertinggi keberadaannya.
dinastik. Menurut Anderson, perlahan-
John Breuilly (1994) lahan sejak abad ke-17 dan ke-18, kedua
mengkategorikan nasionalisme sebagai sistem ini mengalami kemerosotan.
bentuk dari politik. Tema “nasionalisme” Keduanya menjadi penting bagi per-
digunakan untuk pergerakan politikal kembangan bayangan tentang bangsa.
dalam mencari atau mempraktikkan Selain dua sistem budaya itu, transformasi
kekuatan negara dan keadilan dengan pemahaman atas waktu juga menjadi
pemikiran para nasionalis. Menurut John penting atas kelahiran-kelahiran komunitas
Hutchinson (2000: 34) nasionalisme lebih yang terbayang sebagai bangsa-bangsa.

593 | JURNAL STUDI PEMUDA  VOL. 6 NO. 2 SEPTEMBER 2017


Gunawan Wibisono, Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan Media Sosial ‘Good
News Indonesia’ terhadap Perilaku Nasionalisme

Ben memilih mengajukan struktur dasar langgengkan melalui gaya hidup. Dalam
dua bentuk pembayang yang pertama konteks ini, anak muda dimaknai sebagai
berkembang di Eropa pada abad ke-18, konsumen budaya pada media sosial situs
yakni novel dan surat kabar yang Good News From Indonesia.
selanjutnya disebut sebagai ‘kapitalisme
cetak’. 4. TEMUAN DAN ANALISIS
Berdasarkan pendapat di atas, penulis Good News From Indonesia
menyimpulkan bahwa nasionalisme adalah merupakan salah satu portal berita yang
suatu paham atau ajaran untuk mencintai berbasis di Surabaya, Indonesia.
bangsa dan negara atas kesadaran ke- Diluncurkan pertama kali pada tahun 2008.
anggotaan warga negara yang secara GNFI merupakan situs website yang berisi
bersama-sama mencapai, mempertahankan berita-berita baik mengenai Indonesia.
dan mengabdikan identitas, integritas, GNFI memang website yang khusus
kemakmuran, dan kekuatan bangsa yang mengabarkan sisi positif Indonesia dari
terdiri dari keberagaman bangsa, ketahanan berbagai bidang mulai dari pendidikan,
bangsa, cinta tanah air, patriotisme, bela militer, olahraga, budaya, ekonomi, dan
negara, mantaati UUD 1945, memper- lainnya. Pada saat pertama kali diluncurkan
tahankan NKRI, dan merawat Bhinneka tahun 2008 silam, GNFI sepenuhnya
Tunggal Ika. menyampaikan berbagai kabar baik dalam
C. Anak Muda Sebagai Konsumen bahasa Inggris. Namun, seiring dengan
Budaya perkembangannya, GNFI kini juga
menggunakan bahasa Indonesia.
Artikel ini memfokuskan anak muda
sebagai subjek konsumen budaya. Dalam artikel di techinasia.com
Perspektif budaya memfokuskan kajian (Rizal 2014), Akhyari Hananto selaku
pada bentuk-bentuk budaya kaum muda, inisiator mengungkapkan bahwa
khususnya terkait dengan musik dan fesyen peluncuran GNFI berdasarkan pengamatan
serta gaya hidup dengan menggunakan umum betapa berita-berita yang tersaji
metode etnografi (Furlong, Woodman, dan setiap hari di media massa mengenai
Wyn 2011; Woodman dan Bennett 2015 Indonesia lebih banyak yang bernada
dalam Sutopo 2017). negatif, kadang provokatif, dan –tanpa
disadari– menggerus kebanggaan kita pada
Sejak tahun 1970-an, pemuda bangsa ini. Akhyari menambahkan apabila
menjadi sasaran empuk di media massa kebanggaan tersebut sudah hilang, maka
sebagai konsumen potensial. Sebagai harapan akan masa depan juga bisa
bagian dari agenda pemerintah untuk meredup, dan akhirnya pesimisme akan
mendepolitisasi pemuda, ide-ide dan merebak. Melalui GNFI, Akhyari ingin
kategori baru pemuda diperkenalkan, mengabarkan bahwa apapun yang terjadi,
seperti pengertian “remaja”. Berbeda Indonesia tetap sebagai bangsa yang besar
dengan pengertian pemuda yang prob- dan memiliki potensi yang luar biasa.
lematis, remaja mempunyai konotasi selera,
mode, musik, dan bahasa anak muda ter- Data terbaru mengungkap bahwa
sendiri (Siegel 1986 dalam Naafs dan GNFI memiliki jumlah traffic sekitar 3.500
White 2012). hingga 4.000 pengunjung per hari dengan
pageview bisa mencapai sekitar 12.000 per
Meski demikian, artikel ini tidak hari. Menurut penulis Tech in Asia, GNFI
memfokuskan bagaimana negara meng- memiliki potensi membangkitkan opti-
onstruksi pemuda. Sebaliknya, anak muda misme sekaligus memantik jiwa
sebagai konsumen budaya mempunyai nasionalisme generasi anak muda Indonesia
pilihan-pilihan alternatif dalam menen- dimanapun mereka berdomisili, termasuk
tukan praktik sosialnya yang di-

594 | JURNAL STUDI PEMUDA  VOL. 6 NO. 2 SEPTEMBER 2017


Gunawan Wibisono, Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan Media Sosial ‘Good
News Indonesia’ terhadap Perilaku Nasionalisme

yang berada di luar negeri. Tech in Asia sebanyak 151 orang (55,9%), dan jumlah
menyukai desain – mulai dari tampilan dan responden perempuan sebanyak 119 orang
logo – milik GNFI. Dengan pemilihan (44,1%). Jenis kelamin responden
warna yang dominan merah, GNFI seolah- diidentifikasi oleh penulis melalui nama
olah merepresentasikan semangat yang akun responden, foto profil responden,
menyala-nyala sekaligus mewakili warna serta keaktifan responden di Instagram.
bendera negara Republik Indonesia (Rizal Serta pada instrumen penelitian, responden
2014). wajib mengisi identitas responden yang
terdiri dari nama, jenis kelamin, usia, dan
Produk-produk dari situs media baru
pekerjaan.
GNFI terdiri dari Website, Facebook,
Instagram, Twitter, dan Youtube. Selain Tabel 2. Rentang usia responden
itu, situs GNFI juga menyediakan berbagai
mechandise seperti kaos, dompet, bantal,
No Usia Frekuensi %
tempat minum, dan pernak pernik lainnya.
Sebagai situs yang berusia 10 tahun, GNFI 1. 16 – 25 tahun 184 68,15
telah mengelaborasi semangat kolektif dari
2. 26 – 35 tahun 78 28,89
berbagai komunitas untuk bersama-sama
menebarkan kabar baik tentang Indonesia. 3. 36 – 45 tahun 7 2,59
Gerakan-gerakan kolektif ini diinisiasi oleh
4. 46 – 55 tahun 1 0,37
anak-anak muda.
Karakteristik Responden Total 270 100,0

Responden pada penelitian ini adalah Sumber: Hasil penelitian (Wibisono 2018)
pengguna atau pengikut media sosial,
khususnya Instagram Good News From
Indonesia (GNFI). Jumlah responden yang Berdasarkan tabel 2 di atas,
dijadikan sampel sebanyak 270 orang. diketahui bahwa responden pada penelitian
Penulis melakukan pengumpulan data ini didominasi oleh usia muda yaitu
secara online melalui direct message di berkisar antara usia 16 – 25 tahun dengan
Instagram kepada para followers GNFI jumlah 184 orang (68,15%), usia 26 – 35
yang aktif bersosial media. Setelah tahun dengan jumlah 78 orang (28,89%).
kuisioner diisi oleh 270 orang, maka Sisanya yaitu responden usia tua yaitu 36 –
dilakukan identifikasi karakteristik 45 tahun sebanyak 7 orang (2,59%) dan 46
responden. Berikut ini adalah hasil – 55 tahun sebanyak 1 orang (0,37%).
distribusi frekuensi yang dilihat dari Tabel 3. Jenis pekerjaan responden
beberapa karakteristik responden:
Tabel 1. Jenis Kelamin No Jenis Pekerjaan Frekuen %
si

No Jenis Frekuensi % 1. Pegawai Negeri 15 5,6


Kelamin Sipil

1. Laki-laki 151 55,9 2. Pegawai Swasta 80 29,6

2. Perempuan 119 44,1 3. Guru/Dosen 21 7,8


Total 270 100,0 4. Pengusaha 25 9,3

Sumber: Hasil penelitian (Wibisono 2018) 5. Pelajar/Mahasiswa 123 45,6

6. Lainnya 6 2,2
Berdasarkan pada tabel 1 di atas,
diketahui bahwa jumlah responden laki-laki Total 270 100,0

595 | JURNAL STUDI PEMUDA  VOL. 6 NO. 2 SEPTEMBER 2017


Gunawan Wibisono, Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan Media Sosial ‘Good
News Indonesia’ terhadap Perilaku Nasionalisme

Sumber: Hasil penelitian (Wibisono 2018) hari kurang dari tiga kali sebanyak 145
orang (53,7%), kemudian lebih dari tiga
Sedangkan diketahui bahwa jenis pekerjaan kali sebanyak 104 orang (38,5%), dan tiga
responden pada penelitian ini sebagian kali sebanyak 21 orang (7,8%).
besar adalah kalangan pelajar dan Tabel 5.
mahasiswa yaitu sebanyak 123 orang Frekuensi penggunaan media sosial GNFI dalam
(45,6%), kalangan pegawai swasta yaitu satu minggu
sebanyak 80 orang (29,6%), kalangan
pengusaha sebanyak 25 orang (9,3%), Item Pertanyaan Frekuensi Persentase
kalangan guru dan dosen yaitu sebanyak 21
orang (7,8%), kalangan pegawai negeri Rendah (kurang dari 70 25.9%
3x)
sipil sebanyak 15 orang (5,6%). Sisanya
adalah jenis pekerjaan lainnya sebanyak 6 Sedang (3x) 23 8.5%
orang (2,2%).
Tinggi (lebih dari 177 65.6%
3x)
Deskripsi Variabel Penggunaan Media
Sosial GNFI Total 270 100.0%
Sumber: Hasil penelitian (Wibisono 2018)
Sub-bab ini akan disajikan data
primer dari variabel penggunaan media Berdasarkan tabel 5 di atas, diketahui
baru media sosial GNFI yang diperoleh bahwa responden pada penelitian ini
melalui daftar pertanyaan atau kuesioner mengakses media sosial GNFI dalam satu
dari nomor 5 sampai 8. Penggunaan media minggu lebih dari tiga kali sebanyak 177
baru media sosial GNFI dalam penelitian orang (65,6%), kemudian kurang dari tiga
ini dimaksudkan sebagai salah satu faktor kali sebanyak 70 orang (25,9%), dan tiga
yang mempengaruhi munculnya perilaku kali sebanyak 23 orang (8,5%).
nasionalisme di kalangan pengguna situs
GNFI. Tabel 6.
Perilaku mengakses media sosial GNFI
Di lapangan, penggunaan media baru JAWABAN
media sosial GNFI ini dapat dilihat dari
frekuensi penggunaan media sosial GNFI Item
Selal Serin Kada Per Tidak
u g ng nah Pernah
selama harian dan mingguan, perilaku Pernyataan
mengakses media sosial GNFI dan respon
5 4 3 2 1
isi media sosial GNFI. 5 4 3 2 1
Tabel 4. Saya turut
Frekuensi Penggunaan Media Sosial GNFI dalam membuat karya
Satu Hari berupa tulisan,
20 13 27 27 183
gambar, video,
(7,4 (4,81 (10 (10 (67,7
dll saat
Item Pertanyaan Frekuensi Persentase mengakses
%) %) %) %) %)
media sosial
Rendah (kurang dari 3x) 145 53.7% GNFI

Sedang (3x) 21 7.8% Saya 85 67 69 24 25


mendiskusikan (31,5 (24,8 (25,5 (8,8 (9,25
Tinggi (lebih dari 3x) 104 38.5% kabar baik %) %) %) 8%) %)
Indonesia saat
mengakses
Total 270 100.0% media sosial
GNFI
Sumber: Hasil penelitian (Wibisono 2018)
Saya mengajak 62 98 23 12 75
Berdasarkan tabel 4 di atas, diketahui teman/keluarga (22,9 (36,3 (8,51 (4,4 (27,7
untuk %) %) %) 4%) %)
bahwa responden pada penelitian ini mengakses
mengakses media sosial GNFI dalam satu

596 | JURNAL STUDI PEMUDA  VOL. 6 NO. 2 SEPTEMBER 2017


Gunawan Wibisono, Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan Media Sosial ‘Good
News Indonesia’ terhadap Perilaku Nasionalisme

media sosial mengakses media sosial GNFI sebanyak 85


GNFI responden (31,5%), dan yang terakhir turut
membuat karya berupa tulisan, gambar,
video, dll saat mengakses media sosial
Saya 201 22 17 12 18 GNFI sebanyak 20 responden (7,4%).
mengakses (74,4 (8,14 (6,29 (4,4 (6,66 Tabel 7. Perilaku merespon isi media sosial GNFI
informasi %) %) %) 4%) %)
tentang ke-
JAWABAN
Indonesiaan
dari media
Tid
sosial GNFI
Sela Seri Kad Per ak
Item Pernyataan
lu ng ang nah Per
Saya mem- 241 9 6 5 9
nah
follow media (74,4 (3,33 (2,22 (1,8 (3,33
sosial GNFI %) %) %) 5%) %)
5 4 3 2 1
(FB, IG,
Twitter,
Saya melakukan aksi 3 18 19 21 209
Youtube)
peningkatan (1,1 (6,6 (7,0 (7,7 (77,
Sumber: Hasil penelitian (Wibisono 2018) nasionalisme dalam 1%) 6%) 3%) 7%) 40
forum pemuda saat %)
mengakses media
Berdasarkan tabel 6 di atas, diketahui sosial GNFI
bahwa responden pada penelitian ini telah Saya melakukan 2 3 9 14 242
melakukan perilaku atas penggunaan akses pertemuan dengan (0,7 (1,1 (3,3 (5,1 (89,
sesama pengguna 4%) 1%) 3%) 8%) 62
media sosial GNFI paling banyak atau media sosial GNFI %)
tertinggi pada memngikuti (follow) media
Saya berkomunitas 13 18 20 12 207
sosial GNFI sebanyak 241 responden dengan sesama (4,8 (6,6 (7,4 (4,4 (76,
(89,26%), kemudian pada mengakses pengguna media sosial %) 6%) 0%) 4%) 6%)
GNFI
informasi tentang ke-Indonesiaan dari
media sosial GNFI sebanyak 223 Saya merespon 223 23 8 2 14
informasi dari media (82, (8,5 (2,9 (0,7 (5,1
responden (82,6%), kemudian mengajak sosial GNFI berupa 59 1%) 6%) 4%) 8%)
teman/keluarga untuk mengakses media like, share, comment, %)
subscribe
sosial GNFI sebanyak 62 responden
(22,9%), kemudian mendis-kusikan kabar Saya membeli 20 5 22 21 202
merchandise (7,4 (1,8 (8,1 (7,7 (74,
baik Indonesia saat meng-akses media (kaos/hoodie/totebag/t 0%) 5%) 4%) 7%) 8%)
sosial GNFI sebanyak 85 responden umblr/bantal) dari
media sosial GNFI
(31,5%), dan yang terakhir turut membuat
karya berupa tulisan, gambar, video, dll
saat mengakses media sosial GNFI Sumber: Hasil penelitian (Wibisono 2018)
sebanyak 20 responden (7,4%). Berdasarkan tabel 7 di atas,
Berdasarkan tabel 6 di atas, diketahui bahwa responden pada penelitian
diketahui bahwa responden pada penelitian ini telah melakukan perilaku atas merespon
ini telah melakukan perilaku atas isi media sosial GNFI paling banyak atau
penggunaan akses media sosial GNFI tertinggi pada merespon informasi dari
paling banyak atau tertinggi pada media sosial GNFI berupa like, share,
memngikuti (follow) media sosial GNFI comment, subscribe sebanyak 246
sebanyak 241 responden (89,26%), responden (91%), kemudian pada membeli
kemudian pada mengakses informasi merchandise dari media sosial GNFI
tentang ke-Indonesiaan dari media sosial sebanyak 25 responden (9,26%), kemudian
GNFI sebanyak 223 responden (82,6%), melakukan aksi peningkatan nasionalisme
kemudian mengajak teman/keluarga untuk dalam forum pemuda saat mengakses
mengakses media sosial GNFI sebanyak 62 media sosial GNFI sebanyak 21 responden
responden (22,9%), kemudian (7,78%), dan yang terakhir berkomunitas
mendiskusikan kabar baik Indonesia saat dengan sesama pengguna media sosial
GNFI sebanyak 13 responden (4,8%).

597 | JURNAL STUDI PEMUDA  VOL. 6 NO. 2 SEPTEMBER 2017


Gunawan Wibisono, Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan Media Sosial ‘Good
News Indonesia’ terhadap Perilaku Nasionalisme

Deskripsi Variabel Nasionalisme Anak sebanyak 231 responden (85,5%),


Muda kemudian bergaul dan berteman lintas suku
atau daerah sebanyak 197 responden
Perilaku nasionalisme dalam
(72,9%). Mencari wawasan nusantara
penelitian ini dimaksudkan sebagai salah
melalui website atau sosial media GNFI
satu faktor yang dipengaruhi oleh
sebanyak 177 responden (65,5%), tidak
penggunaan media baru website GNFI dan
menganggap suku dan budaya saya paling
penggunan media baru yaitu media sosial
tinggi dibanding suku lain sebanyak 162
GNFI. Di lapangan, perilaku nasionalisme
responden (60%). Sedangkan dan yang
ini dapat dilihat dari perilaku menjaga
terakhir lebih mengutamakan kepentingan
keberagaman bangsa, perilaku memper-
banyak orang dari pada kepentingan daerah
tahankan ketahanan bangsa, perilaku
atau suku sebanyak 113 responden
mencintai tanah air, perilaku membantu
(41,8%).
patriotisme, perilaku mendukung bela
negara, perilaku mengamalkan Pancasila, Tabel 9.
perilaku mentaati UUD 1945, perilaku Mempertahankan Ketahanan Bangsa
menjaga NKRI dan perilaku merawat
Bhineka Tunggal Ika. JAWABAN

Tidak
Tabel 8. Item Pernyataan
Selal Serin Kad Per
Perna
Menjaga Keberagaman Bangsa u g ang nah
h

5 4 3 2 1
JAWABAN
Saya ikut terlibat dalam
Sela Seri Kada Per Tidak pembangunan nasional 30 8 6 5 221
Item Pernyataan
lu ng ng nah Pernah dengan mengikuti (11,1 (2,96 (2,2 (1,8 (81,8
pertemuan-pertemuan %) %) 2%) 5%) 5%)
5 4 3 2 1 internasional
Saya lebih mengutamakan 113 58 54 38 7 Saya menjaga keutuhan
kepentingan banyak orang (41, (21, (20% (14, (2,59%) bangsa Indonesia dari 179 22 36 17 16
dari pada kepentingan 8%) 9%) ) 07 segala macam ancaman (66,3 (8,14 (13, (6,2 (5,92
daerah atau suku %) dengan cara membina %) %) 3%) 9%) %)
hidup rukun
Saya bergaul dan 197 43 20 7 3
berteman lintas (72, (15, (7,40 (2,5 (1,11%) Saya merawat sumber 28
suku/daerah 9%) 92 %) 9%) 183 31 15 13
daya alam nusantara (10,
%) (67,8 (11,4 (5,5 (4,81
dengan tidak merusak 37%
%) 8%) 5%) %)
)
Saya tidak menganggap 162 66 30 8 4
suku dan budaya saya (24, (11,1 (2,9 (1,48%) Saya turut melestarikan
paling tinggi dibanding (60 4%) %) 6%) khazanah budaya 252 10 3 2 3
suku lain %) Indonesia dengan (93,3 (3,70 (1,1 (0,7 (1,11
berbagi pengetahuan 3%) %) 1%) 4%) %)
Saya menerima 231 30 4 3 2 tentang Indonesia
keragaman suku bangsa (85, (11, (1,48 (1,1 (0,74%)
dan budaya sebagai 5%) 1%) %) 1%) Saya mencari
kekayaan bangsa 36
pengetahuan ketahanan 133 37 24 40
(13,
Negara dengan (49,3 (13,7 (8,8 (14,8
Saya mencari wawasan 177 44 39 7 3 33%
mengakses website atau %) %) 8%) 1%)
nusantara melalui website (65, (16, (14,4 (2,5 (1,11%) )
sosial media GNFI
atau sosial media GNFI 5%) 3%) %) 9%)

Sumber: Hasil penelitian (Wibisono 2018)


Sumber: Hasil penelitian (Wibisono 2018)

Berdasarkan tabel 9 di atas,


Berdasarkan tabel 8 di atas,
diketahui bahwa responden pada penelitian
diketahui bahwa responden pada penelitian
ini telah melakukan perilaku
ini telah melakukan aksi perilaku menjaga
mempertahankan ketahanan bangsa paling
keberagaman bangsa atau yang tertinggi
banyak atau tertinggi pada turut me-
adalah menerima keragaman suku bangsa
lestarikan khazanah budaya Indonesia
dan budaya sebagai kekayaan bangsa

598 | JURNAL STUDI PEMUDA  VOL. 6 NO. 2 SEPTEMBER 2017


Gunawan Wibisono, Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan Media Sosial ‘Good
News Indonesia’ terhadap Perilaku Nasionalisme

dengan berbagi pengetahuan tentang Kemudian merawat budaya atau adat


Indonesia sebanyak 252 responden (93, Indonesia dengan cara menggunakan
33%). Kemudian merawat sumber daya bahasa Indonesia dan daerah sebanyak 205
alam nusantara dengan tidak merusak responden (75,9%). Untuk pertanyaan taat
sebanyak 183 responden (67,8%), menjaga membayar pajak sebanyak 140 responden
keutuhan bangsa Indonesia dari segala (51,8%), kemudian mengutamakan
macam ancaman dengan cara membina membeli produk-produk buatan Indonesia
hidup rukun sebanyak 179 responden dibanding produk luar negeri sebanyak 130
(66,3%). Sedangkan untuk mencari responden (48,14%), dan yang terakhir
pengetahuan ketahanan negara dengan adalah membuat konten berupa teks, audio
mengakses website atau sosial media GNFI atau audiovisual yang mengkampanyekan
sebanyak 133 (49,3%) dan yang terakhir Indonesia sebanyak 94 responden (34,8%).
ikut terlibat dalam pembangunan nasional
dengan mengikuti pertemuan-pertemuan Tabel 11.
Membantu Patriotisme
internasional sebanyak 39 responden
(14,4%).
JAWABAN

Tabel 10. Tida


Mencintai Tanah Air Selal Serin Kada Pern k
Item Pernyataan
u g ng ah Pern
ah
JAWABAN
5 4 3 2 1
Tidak
Selal Serin Kada Perna Saya bekerja untuk
Item Pernyataan Perna 139 37 43 20 31
u g ng h meningkatkan harkat
h (51,5 (13,7 (15,9 (7,40 (11,4
martabat dan tujuan
%) %) 2%) %) 8%)
5 4 3 2 1 bangsa

Saya membuat konten 94 46 21 77 32 Saya turut menjadi


109 24 22 54 61
berupa teks, audio atau (34,8 (34,8 (34,8 (34,8 (34,8 relawan/memberi
(40,4 (8,88 (8,14 (20% (22,5
audiovisual yang %) %) %) %) %) bantuan terhadap
%) %) %) ) 9%)
mengkampanyekan korban bencana alam
Indonesia
Saya tidak merusak 216 34 10 6 4
Saya mengutamakan 130 87 9 30 14 sarana/prasarana (80% (12,5 (3,70 (2,22 (1,48
membeli produk- (48,1 (32,3 (3,33 (11,1 (5,18 umum ) 9%) %) %) %)
produk buatan 4%) %) %) %) %)
Indonesia dibanding Saya menciptakan
211 40 11 5 3
produk luar negeri suasana aman dan
(78,1 (14,8 (4,07 (1,85 (1,11
damai dalam
%) 1%) %) %) %)
Saya merawat 205 31 20 9 5 kehidupan sosial
budaya/adat Indonesia (75,9 (11,4 (7,40 (3,33 (1,85
dengan cara %) 8%) %) %) %) Saya mencari
menggunakan bahasa pengetahuan
131 64 57 16 2
Indonesia dan daerah patriotisme dengan
(48,5 (23,7 (21,1 (5,92 (0,74
mengakses website
%) %) %) %) %)
Saya menerima 237 27 3 2 1 atau sosial media
perbedaan antar (87,8 (10% (1,11 (0,74 (0,37 GNFI
bangsa/Negara lain %) ) %) %) %)

Saya taat membayar 140 54 62 10 4 Sumber: Hasil penelitian (Wibisono 2018)


pajak (51,8 (20% (22,9 (3,70 (1,48
%) ) 6%) %) %) Berdasarkan tabel 11 di atas,
diketahui bahwa responden pada penelitian
Sumber: Hasil penelitian (Wibisono 2018) ini melakukan perilaku membantu
patriotisme atas penggunaan media baru
Berdasarkan tabel 10 di atas,
GNFI paling banyak pada tidak merusak
diketahui bahwa responden pada penelitian
sarana/prasarana umum sebanyak 216
ini melakukan aksi perilaku mencintai
responden (80%). Kemudian menciptakan
tanah air paling banyak pada menerima
suasana aman dan damai dalam kehidupan
perbedaan antarbangsa atau negara lain
sosial sebanyak 211 responden (78,1%).
sebanyak 237 responden (87,8%).

599 | JURNAL STUDI PEMUDA  VOL. 6 NO. 2 SEPTEMBER 2017


Gunawan Wibisono, Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan Media Sosial ‘Good
News Indonesia’ terhadap Perilaku Nasionalisme

Sedangkan untuk mencari pengetahuan kemudian berkarya dan berprestasi


patriotisme dengan mengakses website atau mengharumkan nama bangsa sebanyak 102
sosial media GNFI sebanyak 131 responden (37,8%), dan yang terakhir
responden (48,5%), bekerja untuk mengikuti workshop bela negara sebanyak
meningkatkan harkat martabat dan tujuan 37 responden (13,7%).
bangsa sebanyak 139 responden (51,5%),
dan yang terakhir turut menjadi relawan Tabel 13.
Mengamalkan Pancasila
atau memberi bantuan terhadap korban
bencana alam sebanyak 109 responden
JAWABAN
(40,4%).
Tabel 12. Tidak
Serin Kada Perna
Mendukung Bela Negara Item Pernyataan Selalu
g ng h
Perna
h

JAWABAN 5 4 3 2 1

Tidak Saya bergerak dalam


Selal Serin Kada Perna 86 26 22 52 84
Item Pernyataan Perna kelompok/organisasi
u g ng h (31,8 (9,26 (8,14 (19,2 (31,1
h yang bertujuan
%) %) %) 5%) %)
keadilan sosial
5 4 3 2 1
Saya menjaga dan
Saya melakukan mempertahankan 19 27 21 43
160
proteksi diri dan 141 52 42 12 23 ideologi Pancasila dari (7,03 (10% (7,77 (15,9
(60%)
lingkungan sekitar (52,2 (19,2 (15,5 (4,44 (8,51 segala ancaman %) ) %) 2%)
dari ancaman negatif %) 5%) 5%) %) %) dengan berkarya
bangsa lain
Saya berusaha untuk 213 31 8 11 7
Saya berkarya dan berlaku adil terhadap (78,9 (11,4 (2,96 (4,07 (2,59
102 11 38 51 68
berprestasi sesama manusia %) 8%) %) %) %)
(37,8 (4,07 (14,0 (18,9 (25,18
mengharumkan nama
%) %) 7%) %) %)
bangsa Saya meyakini
manusia sebagai
Saya mengikuti 37 8 12 19 194 makhluk 234 16 11 3 6
workshop bela negara (13,7 (2,96 (4,44 (7,03 (71,85 beradab/berbudaya (86,7 (5,92 (4,07 (1,11 (2,22
%) %) %) %) %) yang memiliki daya %) %) %) %) %)
cipta, rasa, karsa dan
Saya melakukan aksi 113 13 8 12 124 keyakinan
damai demi kemajuan (41,8 (4,81 (2,96 (4,44 (45,92
bangsa dan negara %) %) %) %) %) Saya mencari
wawasan Pancasila 128 38 50 12 42
Saya mencari dengan mengakses (47,4 (14,0 (18,5 (4,44 (15,5
wawasan bela negara 154 45 38 17 16 website atau sosial %) 7%) 1%) %) %)
dengan mengakses (57% (16,6 (14,0 (6,29 (5,92 media GNFI
website atau sosial ) 6%) 7%) %) %)
media GNFI
Sumber: Hasil penelitian (Wibisono 2018)
Sumber: Hasil penelitian (Wibisono 2018)
Berdasarkan tabel 13 di atas,
Berdasarkan tabel 12 di atas, diketahui bahwa responden pada penelitian
diketahui bahwa responden pada penelitian ini melakukan perilaku mengamalkan
ini melakukan perilaku mendukung bela Pancasila atas penggunaan media baru
negara atas penggunaan media baru GNFI GNFI paling banyak pada meyakini
paling tinggi pada mencari wawasan bela manusia sebagai makhluk beradab atau
negara dengan mengakses website atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa,
sosial media GNFI sebanyak 154 karsa, dan keyakinan sebanyak 234
responden (57%), kemudian melakukan responden (86,7%), kemudian berusaha
proteksi diri dan lingkungan sekitar dari untuk berlaku adil terhadap sesama
ancaman negatif bangsa lain sebanyak 141 manusia sebanyak 213 responden (78,9%).
responden (52,2%). Dalam melakukan aksi Sedangkan untuk menjaga dan
damai demi kemajuan bangsa dan negara mempertahankan ideologi Pancasila dari
sebanyak 113 responden (41,8%), segala ancaman dengan berkarya sebanyak

600 | JURNAL STUDI PEMUDA  VOL. 6 NO. 2 SEPTEMBER 2017


Gunawan Wibisono, Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan Media Sosial ‘Good
News Indonesia’ terhadap Perilaku Nasionalisme

160 responden (60%), mencari wawasan responden (57%). Sedangkan untuk


Pancasila dengan mengakses website atau mentaati segala aturan di UUD 1945
sosial media GNFI sebanyak 128 sebanyak 130 responden (48,1%),
responden (47,4%), dan yang terakhir melakukan aksi mencerdaskan bangsa
bergerak dalam kelompok atau organisasi dengan mengajar di pendidikan non-formal
yang bertujuan keadilan sosial sebanyak 86 sebanyak 117 responden (43,3%), dan yang
responden (31,8%). terakhir mencari wawasan UUD 1945
dengan mengakses website atau sosial
Tabel 14. media GNFI sebanyak 106 responden
Mentaati UUD 1945 (39,3%).
JAWABAN Tabel 15.
Tida Menjaga NKRI
Selal Serin Kada Pern k
Item Pernyataan
u g ng ah Perna
JAWABAN
h
Tida
5 4 3 2 1 Ka
Selal Seri Per k
Item Pernyatan da
u ng nah Pern
Saya mentaati segala 130 82 36 18 4 ng
ah
aturan di UUD 1945 (48,1 (30,3 (13,3 (6,66 (1,48
%) 7%) %) %) %)
5 4 3 2 1
Saya melakukan aksi 117 27 32 41 53
Saya menolak gerakan- 32
mencerdaskan bangsa (43,3 (10% (11,8 (15,1 (19,6 68
gerakan makar terhadap 100 48 (1 22
dengan mengajar di %) ) 5%) 8%) 2%) (25
NKRI dengan melakukan (37 (17, 1,8 (8,1
pendidikan non- ,2
kajia ke-Indonesiaan %) 7%) 5 4%)
formal %)
%)
Saya turut mengisi 154 12 14 19 71
Saya melakukan filter 53 18 10 86
kemerdekaan untuk (57% (4,44 (5,18 (7,03 (26,3 103
terhadap nilai-nilai asing (19, (6, (3, (31,
kemajuan bangsa ) %) %) %) %) (38,1
62% 66 7% 85%
Indonesia dengan 4%)
) %) ) )
berkarya di dalam
negeri atau luar negeri
Saya menjaga sopan 28 4 10
202 26
santun dalam berinteraksi (10, (1, (3,
Saya mengakui 224 24 9 7 6 (74,8 (9,6
dengan sesama anak 37% 48 7%
adanya harkat dan (82,9 (8,88 (3,33 (2,6 (2,22 1%) 2%)
bangsa ) %) )
martabat manusia %) %) %) %) %)
dengan sehala hak dan
Saya menjaga kedaulatan 42 3 7
kewajiban asasinya 203 15
bangsa dengan cara (15, (1, (2,
(75,1 (5,5
melestarikan lingkungan 55% 11 59
Saya mencari 106 6 49 95 14 8%) 5%)
) %) %)
wawasan UUD 1945 (39,3 (2,22 (18,1 (35,1 (5,18
dengan mengakses %) %) 4%) 8%) %)
Saya mencari wawasan 68 45 45
website atau sosial 67 45
NKRI dengan mengakses (25, (1 (16
media GNFI (24,8 (16,
website atau sosial media 11% 6,7 ,7
1%) 7%)
GNFI ) %) %)
Sumber: Hasil penelitian (Wibisono 2018)
Sumber: Hasil penelitian (Wibisono 2018)
Berdasarkan tabel 14 di atas,
diketahui bahwa responden pada penelitian Berdasarkan tabel 15 di atas,
ini melakukan perilaku mentaati UUD 1945 diketahui bahwa responden pada penelitian
penggunaan media baru GNFI paling ini melakukan perilaku menjaga NKRI atas
banyak pada mengakui adanya harkat dan penggunaan media baru GNFI paling
martabat manusia dengan segala hak dan banyak pada menjaga kedaulatan bangsa
kewajiban asasinya sebanyak 224 Indonesia dengan cara melestarikan
responden (82,9%), kemudian turut lingkungan sebanyak 203 responden
mengisi kemerdekaan untuk kemajuan (75,18%), kemudian menjaga sopan santun
bangsa Indonesia dengan berkarya di dalam dalam berinteraksi dengan sesama anak
negeri atau luar negeri sebanyak 154 bangsa sebanyak 202 responden (74,81%).

601 | JURNAL STUDI PEMUDA  VOL. 6 NO. 2 SEPTEMBER 2017


Gunawan Wibisono, Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan Media Sosial ‘Good
News Indonesia’ terhadap Perilaku Nasionalisme

Sedangkan untuk melakukan filter terhadap memandang rendah kelompok-kelompok


nilai-nilai asing sebanyak 103 responden etnis lain yang ada di Indonesia sebanyak
(38,14%), menolak gerakan-gerakan makar 201 responden (74,4%). Sedangkan
terhadap NKRI dengan melakukan kajian menjaga keragaman bangsa dengan
ke-Indonesiaan sebanyak 100 responden mempelajari keberagaman sebanyak 176
(37%), dan yang terakhir mencari wawasan responden (65,18%), kemudian turut
NKRI dengan mengakses website atau membina keserasian, keselarasan dan
sosial media GNFI sebanyak 67 responden keseimbangan dalam berbagai lingkungan
(24,81%). kehidupan sebanyak 151 responden
(55,9%), dan yang terakhir mencari
wawasan Bhineka Tunggal Ika dengan
mengakses website atau sosial media GNFI
Tabel 16. sebanyak 122 responden (45,18%).
Merawat Bhineka tunggal Ika
Analisis Regresi Linier
JAWABAN

Tida Pada output ini, dinyatakan nilai


Sela Seri Kad Pern k
Item Pernyataan
lu ng ang ah Pern
koefisien dari persamaan regresi. Variabel
ah yang akan dibuktikan adalah penggunaan
media sosial GNFI (X) terhadap perilaku
5 4 3 2 1
nasionalisme anak muda (Y).
Saya turut membina
keserasian, keselarasan 28
151 12 19 60 Tabel 17.
dan keseimbangan (10,
(55, (4,4 (7,0 (22,2
dalam berbagai 37 Analisis Regresi Linier
9%) 4%) 3%) %)
lingkungan kehidupan %)
Model Unstandardized Standardized
Saya menjaga 176 Coefficients Coefficients
15 14 14 51 t Sig.
keragaman bangsa (65,
(5,5 (5,1 (5,1 (18,8 B Std. Beta
dengan mempelajari 18
5%) 8%) 8%) %) Error
keberagaman %)

Saya tidak 1. (Constant) 8,458 1,94 4,242 ,000


memandang rendah 201 16 10 13 30
kelompok-kelompok (74, (5,9 (3,7 (4,8 (11,1 Penggunaan 1,547 ,259 ,362 5,982 ,000
etnis lain yang ada di 4%) 2%) %) 1%) %) Media
Indonesia Sosial GNFI

Saya menerima 230


13 7 8 12
perbedaan antar (85,
(4,8 (2,5 (2,9 (4,44
a. Dependent Variable: Nasionalisme
sesama dengan saling 18
menghargai %)
1%) 9%) 6%) %) Anak Muda
Saya mencari
wawasan Bhineka 122
Nilai koefisien regresi X
12 18 30 88
Tunggal Ika dengan (45,
(4,4 (6,6 (11, (32,5
(penggunaan media sosial GNFI) sebesar
mengakses website 18
atau sosial media %)
4%) 6%) 1%) 9%) 1,547 adalah bernilai positif sehingga dapat
GNFI dinyatakan bahwa semakin tinggi
penggunaan media sosial GNFI, maka akan
Sumber: Hasil penelitian (Wibisono 2018) semakin tinggi pula perilaku nasionalisme
pengakses media baru GNFI, maka nilai Y
Berdasarkan tabel 16 di atas, (nasionalisme anak muda) akan bertambah
diketahui bahwa responden pada penelitian sebesar 15,47%.
ini melakukan perilaku merawat Bhineka
Tunggal Ika atas penggunaan media baru Berdasarkan pada tabel coefficients
GNFI paling banyak pada menerima ditampilkan hasil uji t yang digunakan
perbedaan antarsesama sebanyak 230 untuk mengetahui signifikansi pengaruh
responden (85,18%), kemudian tidak variabel independent terhadap variabel

602 | JURNAL STUDI PEMUDA  VOL. 6 NO. 2 SEPTEMBER 2017


Gunawan Wibisono, Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan Media Sosial ‘Good
News Indonesia’ terhadap Perilaku Nasionalisme

dependen. Pada variabel penggunaan media variabel media baru dalam mempengaruhi
sosial GNFI (X), karena t hitung > nilai t perilaku nasionalisme. Sementara Lailatuz
tabel (5,982 > 1,285) dan signifikansi < 0,1 Zahro dkk menggunakan media film
(0,00 < 0,1), maka dapat disimpulkan sebagai variabel yang mempengaruhi sikap
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal nasionalisme. Maka, kebaruan dari pe-
tersebut menandakan bahwa penggunaan nelitian ini adalah penggunaan media baru
media sosial GNFI berpengaruh signifikan telah berhasil mempengaruhi secara sig-
nifikan terhadap perilaku nasionalisme.
terhadap nasionalisme anak muda para
pengakses GNFI sebesar 15,47%. 5. KESIMPULAN
Dalam jajak pendapat harian Kompas
pada bulan Oktober tahun 2013, Hasil penelitian ini menegaskan
menunjukkan pengamalan Pancasila se- bahwa media baru dalam berbagai
bagai ideologi negara, sebanyak 73,6% bentuknya tidak bisa dipandang sebelah
responden memandang pemuda tidak ikut mata. Penggunaan media baru yang sudah
ambil bagian dalam mewujudkan nilai menjadi keseharian bagi masyarakat pada
Pancasila. Tak sampai disitu, jajak umumnya, khususnya anak muda,
pendapat juga mengatakan bahwa hanya mempunyai pengaruh signifikan terhadap
9,4% responden yang dapat menyebutkan nasionalisme. Hasil penelitian
isi Sumpah Pemuda dengan benar (Aco menunjukkan, pengaruh penggunaan media
2013 dalam tribunnews.com). sosial GNFI berpengaruh signifikan
terhadap nasionalisme sebesar 15,47%.
Berdasarkan hasil penelitian di
lapangan, diketahui bahwa pada variabel Pemahaman dan pengamalan
penggunaan media sosial (X), hasil dari nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari
perhitungan statistik menunjukkan bahwa juga perlu ditinjau ulang, khususnya bagi
penggunaan media sosial secara signifikan anak-anak muda, generasi penerus bangsa.
mempengaruhi perilaku nasionalisme anak Nasionalisme kerap dipahami sebagai
muda, para pengguna media baru Good konsepsi besar yang rentan akan berbagai
News From Indonesia. Dari data yang kepentingan politik. Tak jarang juga,
dihasilkan, intensitas penggunaan media nasionalisme justru bersifat banal. Dalam
sosial GNFI terbilang tinggi. Sebagian hal ini, media baru GNFI bisa menjadi
besar responden menggunakan Instagram prototype baru dalam memahami dan
sebagai medium berinteraksi dengan GNFI. mengamalkan nasionalisme. Bahwa,
nasionalisme tidak melulu soal revolusi,
Jika dibandingkan dengan penelitian perang angkat senjata, atau hal-hal simbolik
yang dilakukan oleh Agus Efendi dan belaka.
Purwani Indri Astuti (2017), penelitian ini
telah berhasil membuktikan hipotesis baru. Di tengah kekhawatiran akan
Bahwa, penggunaan media baru tergerusnya nasionalisme, media baru hadir
berpengaruh secara signifikan terhadap sebagai alternatif medium penguatan
perilaku nasionalisme dari para peng- nasionalisme. Khususnya bagi anak-anak
gunanya. Penelitian yang dilakukan oleh muda. Situs website dan media sosial Good
Agus Efendi hanya mengasumsikan bahwa News From Indonesia merupakan salah
semakin tinggi penggunaan media baru satu jenis media baru yang telah memiliki
maka interaksi sosial anak akan cenderung banyak pengikut. Hasil penelitian ini juga
semakin rendah. telah membuktikan variabel dari
penggunaan media sosial GNFI telah
Sementara itu, perbandingan mempengaruhi secara signifikan perilaku
penelitian yang dilakukan oleh Lailatuz nasionalisme anak muda bagi
Zahro dkk (2012) dengan penelitian ini penggunanya.
adalah, penelitian ini menggunakan

603 | JURNAL STUDI PEMUDA  VOL. 6 NO. 2 SEPTEMBER 2017


Gunawan Wibisono, Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan Media Sosial ‘Good
News Indonesia’ terhadap Perilaku Nasionalisme

Lievrouw, L.A. and Sonia Livistone. 2006.


DAFTAR PUSTAKA The Handbook of New
Media.London: SAGE Publications
Anderson, Benedict R. O’G. 1986. Lister. M. et al. 2009. New Media: a Critical
Imagined Communities: Reflections Introduction. London: Routledge
on the Origin and Spread of
Nationalism. London: Verso. Lopes, Rohr Amandha. 2014. “The Impact
of Social Media on Social
Bagdakian, B.H., 2004. The New Media Movements: The New Opportunity
Monopoly, Beacon Press: Boston and Mobilizing Structure, Creighton
Bride, Mac. 1995. The Internet, McGraw- University”. Diakses tanggal 16
Hill: New York November 2017
Bungin, Burhan. 2007. Sosiologi (http://public.wartburg.edu/mpsurc/i
Komunikasi: Teori, Paradigma dan mages/Lopes.pdf)
Paradigma Teknologi Komunikasi Mangunhardjana, A.M. 1985.
di Masyarakat, Jakarta: Kencana Pendampingan Kaum Muda: Sebuah
Creeber, G. and Martin, R., (ed). 2009. Pengantar. Yogyakarta: Kanisius
Digital Cultures: Understanding New McQuail, Dennis. 2009. Mass
Media. Berkshire-England: Open Communication Theory. London:
University Press Stage Publication
Gunduz, Ugur. and Erdem, Kaya Bucu. Mondry, 2008. Pemahaman Teori dan
2017. “The Concept of Virtual Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia
Nationalism in The Digital Age: Indonesia
Social Media Perspectives of Mustari, Mohamad. 2011. Nilai Karakter,
Turkey.” Communication Today Yogyakarta: Laksbang Pressindo
Vol.8 No.2
Naafs, Suzanne & White, Ben. 2012.
Horrigan, John B. 2002. “New Internet ‘Generasi Antara: Refleksi tentang
Users: What They Do Online, What Studi Pemuda di Indonesia’ Jurnal
They Don’t, and Implications for Studi Pemuda Vol.1 No.2 : 89-106
the ‘Net’s Future.” Diakses
tanggal 22 Agustus 2017 Shafer, Boyd C. 1955. Nationalism Myth
(http://www.pewinternet.org/pdfs/ and Reality. New York: A Harvest
New_User_Report.pdf) Book Harcourt
Hutchinson, John and Smith, Anthony D Sugiyono. 2010. Metode Peneitian
(ed). 2000. Nationalism: Critical Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Concepts in Political Science. Bandung: Alfabeta
Routledge: London Sutopo, Oki Rahadianto. 2017.
Isaac, S., & Michael, W.B. 1981. Handbook “Menjembatani Perspektif Budaya
in Research and Evaluation. dan Perspektif Transisi dalam Kajian
California: Edits Publishers Kepemudaan.“ MASYARAKAT:
Jurnal Sosiologi 22 (1): 133-138.
Kohn, Hans. 1984. Nasionalisme, Arti dan
Sejarahnya, Jakarta: Erlangga Van Dijk, Jan. 2006. The Network Society:
Social Aspect of New Media Second
Levy, Pierre, 2001. Cyberculture, Edition. London: Sage Publication
Minneapolis: University of
Minnesota Press Zarella, Dan. 2010. The Social Media
Marketing Book. Canada: O’Reilly
Lievrouw, L.A. 2011. Alternative and Media.
Activist New Media. Cambridge:
Polity Press

604 | JURNAL STUDI PEMUDA  VOL. 6 NO. 2 SEPTEMBER 2017

You might also like