Professional Documents
Culture Documents
571
The Effect of Soybean and High Calcium Milk to Thyroid Function and Bone Mass
at Hyperthyroid Rat
Sri Nuryani Wahyuningrum*1, Hastin Dyah Kusumawardani1, Ismi Setianingsih1, Alfien Susbiantonny1,
Candra Puspitasari1, Catur Wijayanti1
1
Balai Litbang GAKI Magelang
Kapling Jayan, Borobudur, Magelang, Indonesia
*email : sn_yanie@yahoo.com
Submitted: September 14th, 2017, revised: February 20th, 2018, approved: February 22nd, 2018
ABSTRACT
Background. Hyperthyroidism is one of common hormonal disorders, beside of diabetes mellitus
and osteoporosis. Hyperthyroidism has incidence risk 2 - 5%. Hyperthyroid case in Klinik Litbang
GAKI have increased every year, there are 141 cases (29.9%) in 2014 and 181 cases (39.5%)
in 2015. Hyperthyroid cause hypermetabolism in bone, improve bone replacement and increase
risk of bone mineral loss. Objective. The purpose of this study was to made a food formula from
soy and high calcium milk, then analyze the effect of formula on thyroid function and bone mass
in hyperthyroid rats. Method. This study was experimental study using female Wistar Rat, three
months old, had weight 200 ± 50 grams. The rat was adapted for one week, then treated using
oral euthyrax at 50 μg/day, for six weeks, to get hyperthyroid condition. After that, rats were
divided into four groups randomly: (1) positive control group, (2) Propyltiouracil group (PTU), (3)
food formula group (FP), (4) group PTU + FP, each group were treated for six weeks. Formula
was made with the ratio of soybean: milk, 2.7: 3. Levels of TSH, fT4, PTH and calcitonin were
analyzed using ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay) method, whereas bone mass
density was analyzed using digital microradiography. Result. The result was obtained formula
with content of calcium 0.92%, protein 28%, phosphorus 0.53%, iodine 24.2 ppm, genistein 94.4
mg/g and daidzein 36.1 mg/g. The results showed there were no significant difference between
TSH, FT4, calcitoin and bone mass density between the groups before and after the intervention,
however, the bone mass density in the formula group showed the highest increase trend. There
was a significant difference in parathyroid hormone levels, which the highest increase trend was
in the formula group. Conclusion. It was concluded that formula intervention for six weeks has
not be able yet to improve thyroid function and bone mass density in hyperthyroid rats.
ABSTRAK
Latar belakang. Hipertiroid merupakan masalah gangguan hormonal yang cukup banyak
terjadi, disamping diabetes melitus dan osteoporosis. Hipertiroid memiliki risiko kejadian 2-5%.
Kasus hipertiroid di Klinik Litbang GAKI semakin bertambah tiap tahun, terdapat 141 kasus
(29,9%) di tahun 2014 dan 181 kasus (39,5%) di tahun 2015. Kondisi hipertiroid menyebabkan
hipermetabolisme pada tulang, antara lain meningkatkan proses penggantian tulang hingga dua
kali lipat dan meningkatkan risiko hilangnya mineral tulang. Tujuan. Membuat formula pangan
dari bahan dasar kedelai dan susu, kemudian menilai pengaruh formula tersebut terhadap fungsi
tiroid dan massa tulang pada tikus hipertiroid. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian
pre-klinis eksperimental menggunakan hewan coba tikus putih Galur Wistar betina, usia tiga
bulan, berat badan 200±50 gram. Tikus diadaptasikan selama satu minggu, kemudian dibuat
hipertiroid menggunakan euthyrax secara oral dengan dosis 50 µg/hari, selama enam minggu.
11
MGMI Vol. 9, No. 1, Desember 2017: 11-26
Kondisi hipertiroid pada tikus diketahui dengan analisis kadar TSH dan fT4. Tikus dibagi empat
kelompok secara random, yaitu: (1) kelompok kontrol positif, (2) kelompok Propiltiourasil (PTU),
(3) kelompok formula pangan (FP), (4) kelompok PTU+FP. Tiap kelompok diberi perlakuan selama
enam minggu. Formula dibuat dengan perbandingan kedelai : susu yaitu 2,7 : 3. Kadar TSH, fT4,
PTH dan kalsitonin dianalisis dengan metode ELISA, sedangkan densitas massa tulang dianalisis
menggunakan metode digital microradiography. Hasil. Penelitian ini mendapatkan formula
dengan kandungan kalsium 0,92%, protein 28%, fosfor 0,53%, iodium 24,2 ppm, genistein 94,4
mg/g dan daidzein 36,1 mg/g. Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna
antara kadar TSH, FT4, kalsitonin dan densitas massa tulang antar kelompok pada saat sebelum
dan sesudah intervensi, namun densitas massa tulang pada kelompok yang diberikan formula
menunjukkan tren peningkatan paling tinggi. Terdapat perbedaan bermakna kadar hormon
paratiroid, dimana tren peningkatan paling tinggi terdapat pada kelompok yang diberikan formula.
Kesimpulan. Formula yang diberikan selama enam minggu belum dapat memperbaiki fungsi
tiroid dan densitas massa tulang pada tikus hipertiroid.
Kata kunci: densitas massa tulang, hipertiroid, susu, kedelai, hormon tiroid
12
Pengaruh Pemberian Kedelai dan .... (Wahyuningrum SN, Kusumawardani HD, Setianingsih I, dkk)
isoflavon pada kedelai dari jenis genistein dengan kandungan kalsium dalam susu skim
dan daidzein merupakan zat goitrogenik alami tinggi kalsium yang digunakan. Sedangkan
yang dapat mencegah pembentukan hormon jumlah kedelai yang digunakan berdasarkan
tiroid, sehingga dapat membantu pengurangan penelitian sebelumnya,18 dengan kadar isoflavon
produksi hormon tiroid. Isoflavon jenis kedelai sebagai sumber goitrogen yang dapat
genistein dan daidzein berpengaruh terhadap menghambat sintesis hormon tiroid. Jumlah
pengurangan asupan iodium, menghambat formula yang diberikan kepada tikus adalah
pengambilan iodium dalam tubuh sehingga tiga gram susu skim tinggi kalsium dan tepung
menghambat organifikasi hormon tiroid, kedelai 2,7 gram. Jumlah total yang diberikan
menurunkan kadar tiroksin pada sirkulasi hati, adalah 5,7 gram formula pangan per 200 gr
menghambat tiroperoksidase, dan sebagai BB tikus per hari. Kandungan zat gizi formula
kompetitor tiroksin saat berikatan dengan protein pangan dianalisis terlebih dahulu sebelum
pembawa Thyroid Binding Globulin (TBG).14,15 diberikan pada tikus. Analisis zat gizi yang
Kedelai merupakan sumber makanan kaya dilakukan antara lain: proksimat, asam amino,
protein namun rendah kalsium. Kalsium sebagai kalsium, fosfor, iodium dan isoflavon.
bahan nutrisi tulang dapat ditemukan pada
berbagai jenis makanan, namun paling tinggi Pemilihan Hewan Coba
ditemukan pada susu sapi. Menurut Dietary Desain penelitian adalah eksperimental
Guidelines for Americans, susu dan produknya murni dengan rancangan penelitian randomized
adalah sumber kalsium yang paling baik untuk control group pretest-post test design. Hewan
memenuhi kebutuhan mineral tulang. Selain coba yang digunakan adalah tikus betina galur
itu susu juga mengandung mineral lain yang Wistar usia tiga bulan yang dikembangbiakkan di
dibutuhkan oleh tulang seperti vitamin D, fosfat, Unit Pengembangan Hewan Percobaan (UPHP)
potasium, magnesium, dan lain-lain.16 Formulasi UGM. Tikus dipilih sebagai sampel penelitian
produk nabati dan hewani dalam penelitian ini karena memiliki kelengkapan organ, kebutuhan
diharapkan dapat memperbaiki fungsi tiroid nutrisi dan metabolisme yang cukup dekat
dan memenuhi kebutuhan energi, protein, dan dengan manusia. Selain itu kejadian hipertiroid
zat gizi untuk tulang. Formula pangan dalam dan osteoporosis lebih banyak terjadi pada
penelitian ini yang berupa campuran produk wanita dewasa, sehingga diharapkan pemilihan
nabati dan hewani diharapkan dapat memenuhi tikus betina dewasa bisa lebih menggambarkan
kebutuhan energi, protein dan nutrisi tulang, kondisi yang ada. Pengambilan sampel dilakukan
serta membantu memperbaiki fungsi tiroid pada secara simple randomization, masing-masing
kasus hipertiroid. tikus mendapat kesempatan yang sama untuk
masuk ke masing-masing kelompok. Kriteria
METODE inklusi hewan coba adalah tikus jenis Wistar,
Pembuatan Formula betina, usia tiga bulan, berat badan 230 ± 20
Bahan utama pembuatan produk pangan gram, belum pernah digunakan untuk penelitian,
adalah kedelai lokal dan susu skim tinggi sehat (aktif bergerak).
kalsium dengan perbandingan susu : kedelai = Penentuan besar sampel menggunakan
3 : 2,7. Kombinasi pangan ini dibuat berdasarkan rumus besar sampel untuk variabel kontinyu.19
Angka Kecukupan Gizi (AKG) kalsium (Ca) Jumlah minimal masing-masing kelompok
pada manusia yaitu sebesar 1200 mg/hari,17 adalah lima ekor dengan cadangan drop-out
yang dikonversikan ke tikus, dan disesuaikan dua ekor/kelompok, jadi jumlah pada masing-
13
MGMI Vol. 9, No. 1, Desember 2017: 11-26
masing kelompok adalah tujuh ekor dengan pakan standar AIN-93 yang dapat memenuhi
jumlah kelompok perlakuan sebanyak empat kecukupan nutrisi tikus sehari-hari. Pakan
kelompok. AIN-93 dipesan khusus di Laboratorium Pusat
Berikut ini adalah alur perlakuan pada Studi Pangan dan Gizi (PSPG) UGM dengan
hewan coba: modifikasi tanpa penambahan kalsium, fosfor
dan iodium. Tujuannya untuk meminimalisir bias
Cara membuat tikus hipertiroid yaitu tikus
asupan zat gizi mikro dan mineral tersebut pada
diberi euthyrax dengan dosis toksik 50 µg/
tikus, sehingga bisa dipastikan bahwa asupan
individu/hari, selama enam minggu.20 Euthyrax
kalsium, fosfor dan iodium hanya berasal dari
dilarutkan dalam dua ml akuades, kemudian
formula yang diberikan.
diberikan secara oral melalui sonde.
Berat badan tikus yang diukur setiap tujuh
Cara Pemberian Intervensi
hari sekali baik selama masa adaptasi maupun
Formula diberikan pada tikus sebanyak 5,7
selama perlakuan. Penimbangan menggunakan
timbangan digital dengan ketelitian 0,01. gram per 200 gram BB per hari dengan cara
dilarutkan dalam akuades dan diberikan melalui
Pemeliharaan Tikus sonde oral sehingga dosis tersebut dipastikan
Tikus ditempatkan pada kandang individu terkonsumsi semua oleh tikus. Teknik sonde
dengan suhu ruangan yang terkontrol, ruangan (menggunakan jarum suntik yang ujungnya
dilengkapi dengan AC (air conditioner). Tikus sudah dibuat tumpul) dipilih karena lebih aman,
diberikan minum berupa akuades secara praktis, dan tidak menyakitkan hewan coba.
ad libitum dan makanan sebanyak 15 gram/ Intervensi diberikan selama enam minggu setiap
hari. Sumber pakan utama tikus adalah hari, pada jam 8 pagi dan 12 siang. Pemberian
14
Pengaruh Pemberian Kedelai dan .... (Wahyuningrum SN, Kusumawardani HD, Setianingsih I, dkk)
intervensi dibagi menjadi dua kali pemberian yang digunakan berdasarkan reagen Cusabio,
agar lambung tikus tidak terlalu penuh, jadi US untuk serum darah tikus.
setiap sekali pemberian adalah setengah
jumlah 5,7 gram per 200 gram BB per hari. Hasil Analisis Densitas Massa Tulang
penimbangan berat badan tikus tiap seminggu Analisis densitas massa tulang tikus
sekali dijadikan sebagai dasar jumlah pemberian dilakukan dengan menggunakan digital
formula pada minggu selanjutnya. microradiography di Laboratorium Fisika Citra,
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA UGM. Tulang
Analisis Kadar TSH, fT4, PTH dan Calcitonin yang digunakan adalah bagian femur tikus.
Untuk mendapatkan femur, tikus dimatikan
Sampel yang digunakan adalah serum
kemudian dilakukan pembedahan.
darah. Darah diambil dari sinus orbitalis (bagian
pojok mata) sebanyak dua cc menggunakan Persetujuan Etik
tabung mikrohematokrit yang mengandung
Penelitian ini telah mendapatkan Persetujuan
Ethylene Diamine Tetraacetic Acid (EDTA) Etik dari Komisi Etik Badan Litbang Kesehatan No.
sebagai anti koagulan. Pengambilan darah LB.02.01/5.2/KE.216/2016, tanggal 19 April 2016.
menggunakan alat yang aseptik. Sampel darah
disentrifugasi dengan kecepatan 2500 rpm HASIL
sehingga didapatkan serum. Serum dimasukkan
1. Kandungan Gizi dalam Formula Pangan
ke dalam tabung serum untuk disimpan di
Kandungan gizi dalam formula dibuat
dalam freezer pada suhu -200C sampai analisis
berdasarkan perhitungan AKG kalsium dan dosis
selanjutnya. Analisis menggunakan metode
kedelai yang dapat memberikan efek goitrogenik
Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
pada manusia yang kemudian dikonversikan
di Laboratorium Biokimia BP2GAKI Magelang.
untuk tikus. Kandungan gizi dalam formula dapat
Reagen pemeriksaan dan manual prosedur
dilihat pada Tabel 1.
15
MGMI Vol. 9, No. 1, Desember 2017: 11-26
Kandungan gizi yang dianalisis dalam dilakukan analisis kadar asam amino sebagai
formula terbatas hanya makronutrien dan mineral komponen penyusun protein. Kandungan asam
yang berkaitan dengan metabolisme fungsi amino pada formula pangan dapat dilihat pada
tiroid dan metabolisme tulang. Selain itu juga Tabel 2.
Terdapat 15 jenis asam amino yang terkan 2. Berat Badan dan Fungsi Tiroid Hewan
dung dalam formula, diantaranya terdapat Coba Fase Hipertiroidisasi
tirosin dan fenilalanin yang berperan dalam Berikut ini adalah perbandingan berat badan
tikus pada kondisi normal (sebelum intervensi
pembentukan hormon tiroid.
euthyrax) dibandingkan kondisi hipertiroid
(setelah 6 minggu pemberian euthyrax).
250
200
150
100
50
0
Normal Hipertiroid
Gambar 2. Perubahan Berat Badan Tikus pada saat Normal dan Hipertiroid
Dari Gambar 2, terlihat penurunan berat selama enam minggu (P < 0,000). Selama
badan tikus signifikan setelah hipertiroidisasi pemeliharaan, kondisi suhu ruangan tercatat
16
Pengaruh Pemberian Kedelai dan .... (Wahyuningrum SN, Kusumawardani HD, Setianingsih I, dkk)
25 0C dan kelembaban ruangan 60-65%. lebih agresif, ditunjukkan dengan perilaku sering
Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat menggigit dan berontak saat dipegang untuk
awal adaptasi, perilaku tikus lebih tenang dan penimbangan berat badan dan pengambilan
tidak memberikan perlawanan. Sedangkan pada darah. Perubahan variabel TSH dan fT4 dapat
saat kondisi hipertiroid, perilaku tikus menjadi dilihat pada Tabel 3.
Setelah enam minggu pemberian euthyrax 3. Perubahan Berat Badan, Fungsi Tiroid
terdapat penurunan kadar TSH dan peningkatan dan Densitas Massa Tulang Sebelum dan
Setelah Intervensi
kadar fT4 secara signifikan. Secara teori,
adanya tanda-tanda penurunan berat badan, Pada fase intervensi, tikus dibagi menjadi
empat kelompok dan masing-masing diberikan
penurunan kadar TSH dan peningkatan kadar
intervensi sesuai dengan pengelompokannya
fT4 secara signifikan berarti bahwa tikus sudah
selama enam minggu. Berikut ini adalah tren
dalam kondisi hipertiroid primer. Selanjutnya perubahan rata-rata berat badan tikus selama
bisa diteruskan proses pemberian intervensi. masa intervensi.
200
150
Kontrol
PTU
100
Formula
50
0
7 8 9 10 11 12 13
Minggu ke-
17
MGMI Vol. 9, No. 1, Desember 2017: 11-26
33 11,5
11,5
1111
2,5
2,5
10,5
10,5
PP==0,344
0,344 PP = 0,915
= 0,915
(µIU/ml)
TSH (µIU/ml)
99
Kadar
11 8,5
8,5
88
0,5
0,5
7,5
7,5
00 77
Sebelum
Sebelum Sesudah
Sesudah Sebelum
Sebelum Sesudah
Sesudah
Kontrol
Kontrol PTU
PTU Kontrol
Kontrol
Formula
FormulaPangan
Pangan(FP)
(FP) PTU
PTU++FPFP PTU
PTU
Keterangan: *P sig < 0,05 (ANOVA, Kruskal-Wallis) Keterangan: *P sig < 0,05 (ANOVA, Kruskal-Wallis)
Gambar 4. Perubahan Kadar TSH Sebelum dan Gambar 5. Perubahan Kadar FT4 Sebelum dan
Sesudah Intervensi Sesudah Intervensi
110 110 70 70
100 100 60 60
Kadar Calcitonin (pg/ml)
P = 0,019*
P = 0,019* 50 50
90 90
Kadar PTH (pg/ml)
P = 0,915
P = 0,915
80 80 40 40
70 70 30 30
60 60 20 20
50 50 10 10
40 40 0 0
Sebelum
Sebelum Sesudah
Sesudah Sebelum
Sebelum Sesudah
Sesudah
Kontrol
Kontrol PTU PTU Kontrol
Kontrol PTU PTU
Formula Pangan
Formula (FP) (FP)
Pangan PTU +PTU
FP + FP Formula Pangan
Formula (FP) (FP)
Pangan PTU +PTU
FP + FP
Keterangan: *P sig < 0,05 (ANOVA, Kruskal-Wallis) Keterangan: *P sig < 0,05 (ANOVA, Kruskal-Wallis)
Gambar 6. Perubahan Kadar PTH Sebelum dan Gambar 7. Perubahan Kadar Calcitonin Sebelum
Sesudah Intervensi dan Sesudah Intervensi
1,40
1,35 P = 0,696
Densitas Massa Tulang (gr/cm3)
1,30
1,25
1,20
1,15
1,10
Sebelum Sesudah
Kontrol
PTU
Keterangan: *P sig < 0,05 (ANOVA, Kruskal-Wallis)
Gambar 8. Perubahan Kadar Densitas Massa Tulang Sebelum dan Sesudah Intervensi
18
Pengaruh Pemberian Kedelai dan .... (Wahyuningrum SN, Kusumawardani HD, Setianingsih I, dkk)
Perubahan kadar TSH, FT4, kalsitonin jenis diantaranya sudah terkandung dalam
selama pemberian intervensi tidak berbeda formula pangan. Asam amino semi-esensial
bermakna jika dibandingkan dengan kontrol. berfungsi menghemat penggunaan asam amino
Demikian juga dengan densitas massa tulang. esensial untuk proses kehidupan jaringan orang
Namun, pada Gambar 8 tampak bahwa tren dewasa, namun tidak cukup untuk pertumbuhan
peningkatan densitas massa tulang paling anak-anak. Misalnya sistein dapat menghemat
terlihat pada kelompok yang diberikan formula penggunaan metionin dan tirosin dapat
pangan dibandingkan dengan kelompok kontrol menghemat penggunaan fenilalanin. Asam
yang cenderung statis. Perbedaan bermakna amino non-esensial dalam proses sintesisnya
hanya terlihat pada variabel PTH, dimana PTH dapat dilakukan oleh tubuh sepanjang bahan
berperan pada pengaturan kadar kalsium dalam dasarnya tersedia cukup dalam tubuh yaitu
darah. asam lemak dan sumber nitrogen. 23
Hormon tiroid dapat diproduksi jika bahan-
PEMBAHASAN bahan penyusun seperti tirosin tersedia dalam
1. Kandungan Gizi dalam Formula Pangan jumlah yang cukup. Tirosin merupakan salah
Nutrisi yang dianalisis dalam penelitian satu asam amino non-esensial yang disintesis
meliputi makronutrien dan mikronutrien yang oleh tubuh yang keberadaannya berasal dari
berkaitan dengan fungsi tiroid dan massa tulang. asam amino esensial yaitu fenilalanin dan
Kandungan nutrisi dalam formula makanan iodium dalam makanan. Tirosin dapat bekerja
cukup lengkap dengan adanya makronutrien ketika jumlah asam amino fenilalanin dalam
seperti lemak, protein, air, karbohidrat dan tubuh tercukupi. Tirosin dan iodium dibutuhkan
15 macam asam amino serta kandungan untuk mekanisme konversi T4 menjadi T3 di
mikronutrien seperti kalsium, fosfor dan iodium. tingkat selular.24
Asam amino berperan utama dalam sintesis Isoflavon merupakan sumber goitrogen
protein dalam tubuh, selain itu juga sebagai yang dapat membantu penghambatan produksi
prekursor sebagian besar koenzim, hormon, dan hormon tiroid. Pada pasien hipertiroid, konsumsi
asam nukleat. Protein yang tersintesis dari asam bahan makanan yang mengandung goitrogen
amino akan menjalankan fungsi khususnya sangat dianjurkan, salah satunya yaitu kedelai.
yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan Dalam penelitian ini, kandungan isoflavon
jaringan tubuh. Pencampuran bahan nabati dan genistein dan daidzein secara berturut-turut
hewani dalam formula mempunyai keuntungan adalah 94,4 µg/gr dan 36,1 µg/gr. Hasil ini
diantaranya protein hewani dari susu dapat lebih sedikit jika dibandingkan dengan hasil
membantu proses hidrolisis dalam tubuh karena pemeriksaan kandungan isoflavon dari kedelai
memiliki daya cerna yang lebih baik daripada mentah. Kandungan isoflavon genistein dalam
protein nabati dari kedelai.22 kedelai mentah sebesar 800 µg/gr.25 Penurunan
kadar isoflavon dalam formula dimungkinkan
Asam amino dikelompokkan dalam tiga jenis
karena adanya proses pemasakan. Kandungan
yaitu asam amino esensial, asam amino semi
isoflavon genistein dipengaruhi oleh jenis kedelai
esensial, dan asam amino non-esensial. Terdapat
yang dipakai, ukuran bahan, cara pengolahan,
sembilan jenis asam amino esensial antara lain
adanya proses fermentasi, cara ekstraksi,
leusin, isoleusin, valin, lisin, threonin, triptofan,
dan banyak faktor lainnya.26 Faktor lain yang
metionin, fenilalanin dan histidin, dimana tujuh
19
MGMI Vol. 9, No. 1, Desember 2017: 11-26
20
Pengaruh Pemberian Kedelai dan .... (Wahyuningrum SN, Kusumawardani HD, Setianingsih I, dkk)
malabsorbsi dan diare.21 Penyerapan pakan intervensi dihentikan maka semua indikator
menjadi tidak optimal karena tidak tercerna akan kembali seperti awal sebelum pemberian
dengan baik sehingga berpengaruh terhadap intervensi.31 Fenomena tersebut terjadi pada
berat badan tikus. Adanya penurunan berat kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi
badan setelah hipertiroidisasi, serta peningkatan apapun. Kondisi tersebut menjadi salah
kadar fT4 dan penurunan TSH secara signifikan satu keterbatasan dalam penelitian ini yang
(Tabel 3), mengindikasikan bahwa tikus sudah menyebabkan perbedaan antara kelompok
berhasil dibuat dalam kondisi hipertiroid. kontrol dan perlakuan tidak terlalu terlihat.
Setelah dalam kondisi hipertiroid, tikus Penelitian lainnya menyebutkan bahwa
diberi intervensi selama enam minggu. Terdapat pemberian diet kedelai sebanyak 30 persen
peningkatan signifikan berat badan pada dan 50 persen pada mencit selama sembilan
semua kelompok tikus yang diberi intervensi, minggu dapat menurunkan kadar hormon T4
kecuali pada kelompok kontrol yang tidak diberi dan meningkatkan kadar TSH.32 Pemberian
intervensi (Gambar 3, p < 0,005). Hal ini menjadi genistein secara in vivo dapat menyebabkan
salah satu indikasi bahwa intervensi yang inaktivasi rTPO dan mengurangi aktivitas enzim
diberikan, baik berupa PTU, formula, maupun TPO. Aktivitas TPO berkurang hingga 50 persen
gabungan keduanya, dapat memberikan dampak pada tikus jantan maupun betina yang diberikan
positif terhadap normalisasi metabolisme diet kedelai. Hal ini menyebabkan adanya
pencernaan tikus. Fungsi pencernaan yang penurunan kadar hormon tiroid.33
awalnya pada kondisi hipertiroid bekerja secara Proses hipertiroidisasi selama enam minggu
hiperaktif, sudah mulai berfungsi normal dan juga dapat mempengaruhi kondisi fungsi tiroid
berpengaruh terhadap optimalisasi absorpsi baik secara klinis maupun fisiologis dengan
makanan. Absorpsi makanan yang optimal adanya gejala hipertiroid primer, namun ternyata
berdampak terhadap peningkatan berat badan belum cukup dapat mempengaruhi proses
tikus. Berbeda dengan kelompok kontrol yang osteoporosis pada tulang tikus. Tingkat densitas
tidak diberikan intervensi apapun, berat badan massa tulang tikus yang diperiksa saat kondisi
tikus pada kelompok kontrol tidak mengalami hipertiroid belum menunjukkan perubahan
perubahan bermakna. Tikus hipertiroid yang berarti dibandingkan dengan kondisi normal.
dibiarkan tidak diberikan intervensi selama enam Dalam penelitian lainnya dijelaskan bahwa
minggu cenderung tidak mengalami peningkatan penurunan densitas massa tulang merupakan
berat badan. gejala akhir osteoporosis, dimana sebelumnya
diawali dengan perubahan fisiologis hormonal
3. Fisiologis Hormonal dan Densitas Massa yang berhubungan dengan metabolisme tulang.
Tulang Tikus Perubahan fisiologis hormonal merupakan
Dalam penelitian ini, pemberian formula marker yang timbul lebih cepat daripada
kedelai plus susu tinggi kalsium selama enam perubahan densitas massa tulang.34
minggu belum dapat memberikan perubahan Dalam penelitian Pirro et al disebutkan
bermakna terhadap kadar TSH dan FT4 tikus, bahwa densitas massa tulang justru meningkat
menunjukkan pola yang hampir sama pada pada kondisi hipertiroid, dimana secara statistik
keempat kelompok (Gambar 4, 5). Utiger dalam menunjukkan kadar FT4 normal hingga tinggi
tulisannya menyebutkan bahwa pada subjek tidak berhubungan dengan densitas massa
normal yang diberikan intervensi hormonal tulang.35 Menurutnya, densitas massa tulang
atau terapi lainnya, dalam satu bulan setelah merupakan proses yang lama dari bone turn
21
MGMI Vol. 9, No. 1, Desember 2017: 11-26
over. Dalam penelitian Zhang et al disebutkan 12 hari pemberian intervensi, konsumsi susu
bahwa penurunan kadar TSH berpengaruh pada bubuk dengan penambahan kalsium-sitrat dapat
kondisi tulang, dimana TSH lebih berpengaruh meningkatkan serum kalsium dan menurunkan
pada resorpsi tulang dibandingkan pada kadar PTH paling signifikan. Yoghurt dan
formasi tulang.36 Kekuatan tulang meningkat pil kalsium karbonat juga memberikan hasil
dengan meningkatnya kandungan mineral. yang signifikan. Pengaruh intervensi tersebut
Adanya gangguan pada TSH mempengaruhi menghilang setelah dua hari. Produk susu yang
metabolisme kalsium dan fosfor sehingga diperkaya kalsium sitrat dapat meningkatkan
kekuatan tulang menurun. Penelitian lain serum kalsium dan lebih tahan lama, serta
menyebutkan bahwa kelebihan hormon tiroid dapat menekan PTH lebih lama. Beberapa
dapat mempercepat pergantian tulang sehingga penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa
pada penderita hipertiroid ditemukan adanya susu bubuk yang diperkaya kalsium sitrat
penurunan densitas massa tulang. Densitas memiliki bioavailabilitas kalsium yang lebih tinggi
massa tulang pada hipertiroid subklinik lebih dibandingkan garam kalsium.
rendah dibandingkan pada eutiroid.37 Salah satu kondisi lain yang menyertai
Pemberian terapi anti-tiroid pada beberapa hipertiroid adalah meningkatnya kadar kalsium
penelitian menunjukkan adanya peningkatan darah (hiperkalsemia), dimana gejala ini
densitas massa tulang. Ock et al menyatakan dijadikan salah satu diagnosis klasik hipertiroid
bahwa hipertiroid merupakan faktor risiko primer. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan
osteoporosis karena adanya peningkatan pergantian tulang karena tingginya kadar hormon
pergantian tulang.38 Densitas massa tulang pada tiroid. Peningkatan pergantian tulang berisiko
sampel penelitian meningkat setelah pemberian terhadap berkurangnya massa tulang, jika tidak
terapi anti-tiroid pada studi longitudinal. Pada diimbangi dengan adanya resorpsi dan formasi
penelitian lain, pemberian isoflavon pada wanita tulang.43-45 Kadar kalsium darah dapat dideteksi
osteoporosis memberikan hasil peningkatan melalui kadar PTH yang dihasilkan oleh kelenjar
densitas massa tulang.39 Isoflavon kedelai dapat paratiroid.
meningkatkan densitas massa tulang melalui Kelenjar tiroid dan paratiroid memiliki letak
kemampuannya menurunkan bone resorption yang saling berdekatan, namun keduanya
karena isoflavon kedelai mempunyai kemiripan memiliki fungsi independen yang saling
biologis dan kimiawi dengan estrogen. 40 berkaitan. Kelenjar tiroid beraksi secara
Selain isoflavon, kandungan kalsium dan makroskopik dan mikroskopik terhadap berbagai
fosfor pada formula pangan ini kemungkinan macam pengaruh keadaan, utamanya menjaga
berpengaruh pada homeostatis tulang pada homeostatsis metabolisme seluruh tubuh.
hewan coba, sehingga terjadi keseimbangan Sedangkan kelenjar paratiroid berperan dalam
dalam remodeling atau peremajaan tulang. menjaga homeostasis kalsium ekstraseluler.
Asupan kalsium dan fosfor dapat berperan pada Kelenjar paratiroid mendeteksi perubahan kadar
peningkatan kadar kalsium dan fosfor dalam kalsium dalam darah melalui CaR (Calcium-
darah, yang dapat menunjang deposisi kalsium sensing receptor), yang nantinya dapat memicu
ke dalam tulang.41 Talbot et al membandingkan sekresi PTH.46,47 Hormon tiroid secara mikro juga
perubahan bioavailabilitas kalsium dan serum berperan langsung dalam metabolisme tulang,
PTH pada subyek yang diberikan 500 mg yaitu dengan menstimulasi resorpsi tulang
kalsium dari susu cair, yoghurt, susu bubuk karena mempunyai reseptor di osteoblas dan
dengan penambahan kalsium-sitrat, pil kalsium osteoklas, selain itu TSH juga berperan langsung
karbonat dan susu kedelai buatan.42 Setelah
22
Pengaruh Pemberian Kedelai dan .... (Wahyuningrum SN, Kusumawardani HD, Setianingsih I, dkk)
dalam formasi tulang dan resopsi tulang dengan wanita menopose dapat mencegah osteoporosis
adanya TSH reseptor di prekusor osteoblas dan dan meningkatkan densitas massa tulang.49
osteoklas.12
Peningkatan kadar PTH pada kelompok KESIMPULAN
perlakuan mengindikasikan bahwa kadar Formula berisi susu tinggi kalsium dan
kalsium darah mulai berkurang. Penurunan kedelai (dengan perbandingan 3:2,7) yang
kadar kalsium darah yang ditandai dengan diberikan selama enam minggu pada tikus
peningkatan kadar PTH dan penurunan hipertiroid, belum terbukti dapat membantu
kalsitonin merupakan pertanda baik, dimana menormalkan fungsi tiroid dan meningkatkan
jika kadar kalsium tetap tinggi (hiperkalsemia) densitas massa tulang secara signifikan.
dalam waktu yang lama, akan menghasilkan
efek reduksi susunan massa tulang, sehingga UCAPAN TERIMA KASIH
menyebabkan osteoporosis. Pada saat kondisi Penulis mengucapkan terima kasih kepada
kalsium darah menurun, produksi PTH akan Bapak Sugianto, SKM, M.Sc.PH, selaku Kepala
meningkat, dan demikian sebaliknya. Namun Balai Litbang GAKI, Prof. drh. Pudji Astuti,
jika kadar kalsium darah meningkat terlalu MP, dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM
tinggi, hormon kalsitonin akan disekresikan dari selaku konsultan dalam penelitian, Dr. Gede
kelenjar tiroid, untuk memperlambat pelepasan Bayu Saputra, Kepala Laboratorium Fisika
kalsium dari tulang. Kadar kalsitonin pada semua Citra Fakultas MIPA UGM, Ibu Dr. dr. Suryati
kelompok mengalami penurunan, namun tidak Kumorowulan, M.Biotech, teman-teman analis
berbeda antar kelompok. Hal ini mengindikasikan di Laboratorium Biokimia, serta Bapak Yulianto,
bahwa pada saat kondisi hipertiroid, tubuh tikus laboran di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan
mengandung kadar kalsium darah cukup tinggi Gizi UGM.
sebagai dampak dari adanya pelepasan kalsium
tulang, kemudian menurun setelah kondisi DAFTAR PUSTAKA
normal kembali.
1. Cooper DS. Hyperthyroidism. Lancet. 2003;
Dalam penelitian Feng et al mencit yang 362: 459-68.
diberikan diet tinggi kalsium dan injeksi PTH
2. Brix TH, Hegedu’s L. Twin Studies as a Model
eksogen (80 ug/kg/hari) selama empat minggu,
for Exploring the Etiology of Autoimmune
dapat meningkatkan volume densitas massa
Thyroid Disease. Clin Endocrinol. 2012; 76:
tulang, volume tulang dan formasi tulang. 48
457-64.
Peningkatan formasi tulang berarti bahwa
3. Laurberg P, Pedersen KM, Vestergaard H,
terdapat peningkatan jumlah osteoblas, yang
Sigurdsen G. High Incidence of Multinodular
menghasilkan peningkatan proliferasi dan
Toxic Goitre in the Elderly Population in a
diferensiasi osteoblas. Diet tinggi kalsium
Low Iodine Intake Area vs High Incidence
bersamaan dengan injeksi eksogen PTH dapat
of Graves Disease in the Young in a High
berperan secara sinergi dalam meningkatkan
Iodine Intake Area: Comparative Surveys of
regulasi CaSR dan ekspresi PTHR, yang
Thyrotoxicosis Epidemiology in East-Jutland
selanjutnya berdampak pada aktivasi signal
Denmarkand Iceland. J Intern Med. 1991;
yang relevan seperti meningkatkan proliferasi
229: 415-20.
dan diferensiasi osteoblas dan meningkatkan
formasi tulang secara optimal. Dalam penelitian 4. Brix TH, Hansen PS, Kyvik KO, Hegedu¨ S
lainnya, diketahui bahwa suplementasi Ca pada L. Cigarette Smoking and Risk of Clinically
Overt Thyroid Disease: A Population-Based
23
MGMI Vol. 9, No. 1, Desember 2017: 11-26
Twin Case-Control Study. Arch Intern Med. Mediterranean Perspective. Mediterr J Nutr
2002; 160: 661-66. Metab. 2012; 5(3):195-203.
5. Mestman JH. Hyperthyroidism Inpregnancy. 16. NICHD. Building Strong Bones: Calcium
Best Prac Res Clin Endocrinol Metab. 2004; Information for Health Care Providers. US
18: 267-88. Department of Health and Human Services.
6. Badan Penelitian dan Pengembangan 2006
Kesehatan. Laporan Riset Kesehatan 17. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan
Dasar, Jakarta : Badan Penelitian dan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Pengembangan Kesehatan. 2013. Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka
7. Balai Litbang GAKI. Laporan Tahunan Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi
Tahun 2014, Laporan Tahunan Tahun 2015. Bangsa Indonesia. Jakarta: Kementerian
Magelang: Balai Litbang GAKI. 2014-2015. Kesehatan; 2013.
8. Kumar P, Clark M. Endocrine Disease - 18. Fitzpatrick M. Soy Formula and the Effect
Thyroid Dysfunctions: Essentials of Clinical of Isoflavones on Thyroid. New Zealand
Medicine (5th Edition), Elsevier Publication, Medical Journal. 2000; 113(1103): 24-6.
2011; 619-29 19. Shah H. Sample Size in Animal Studies:
9. Jameson JL , Weetman AP. Disorder of the How to Calculate the Sample Size for Animal
Thyroid Gland, in Harrison’s Endocrinology Studies. Technical Notes, National Journal of
2 nd ed. editor Jameson JL. New York: Physiology, Pharmacy and Pharmacology,
McGraw Hill; 2010. p. 62. 2011; (1) : 35-9.
10. Brassil MJ, Williams GR. A Report : Advances 20. Huffman LJ, Judy DC, Brumbaugh K,
in Our Understanding of Hyperthyroidism- Frazer DG, Reynolds JS, McKinney WG,
Associated Bone Loss. Thyroid Disorder US et al. Hyperthyroidisms Increases The Risk
Endocrinology. 2010; 114-17. of Ozone-Induced Long Toxicity in Rats.
Toxicol Appl Pharmacol. 2005; 173(1): 18-
11. Gorka J, Taylor-Gjerve RM, Arnason T.
26.
Metabolic and Clinical Consequances of
Hyperthyroidism on Bone Density. Int J of 21. Ciobanu L, Dumitrascu DL. Gastrointestinal
Endocrinol. 2013; 1: 1-11. Motility Disorders in Endocrine Disease. Pol
Arch Med Wewn. 2011;121(4):129-36.
12. Dhanwal DK. Thyroid Disorder and Bone
Mineral Metabolism. Indian Journal of 22. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:
Endocrinology and Metabolism. 2011; PT Gramedia Pustaka Utama; 2002.
(suppl2) : S107-12. 23. Muchtadi D. Teknik Evaluasi Nilai Gizi
13. Cardoso LF, Maciel LMZ, de Paula JA. Protein. Bandung: Alfabeta; 2010.
The Multiple Effects of Thyroid Disorder on 24. Whitney E, Rolfes S. Understanding
Bone and Mineral Metabolism. Arq Bras Nutrition. 9th edition. Belmont, CA: Thompson
Endocrinol Metav. 2014; (58) 5 : 452-63. Wadsworth; 2005.
14. Gropper SS, Smith JL, Groff JL. Advanced 25. U.S. Department of Agriculture, Agricultural
Nutrition and Human Metabolism. USA: Research Service. USDA Database for
Wadsworth; 2005. the Isoflavone Content of Selected Foods.
15. Tubili C, Morviducc L, Nardone MR, Tubili F, Release 3.0. Nutrient Data Laboratory. 2011.
Falco DD, Folco UD. Thyroid and Food: a 26. Haron H, Ismail A, Azlan A, Shahar S, Peng
LS. Daidzein and Genestein Contents in
24
Pengaruh Pemberian Kedelai dan .... (Wahyuningrum SN, Kusumawardani HD, Setianingsih I, dkk)
Tempeh and Selected Soy Products. Food Neck Bone Mineral Density in Women.
Chemistry. 2009; 115(4): 1350–6. Archives of Medical Research. 2006; 237:
27. Pilsková L, Riecanský I, Jagla F. The 511-6.
Physiological Actions of Isoflavone 36. Ock SY, Chung YS, Choi YJ. Changes in
Phytoestrogens. Physiological Research. Bone Mineral Density and Trabecular Bone
2010; 59(5): 651–64. Score in Grave’s Disease Patients after
28. Silverstein MG, Kaplan JR, Appt SE, Anti-thyroid Therapy. Osteoporosis and
Register TC, Shively CA. Effect of Soy Sarcopenia. 2016; 2: 175-9.
Isoflavones on Thyroid Hormones in 37. Wei P, Liu M, Chen Y, Chen DC. Systematic
Intact and Ovariectomized Cynomolgus Review of Soy Isoflavone Supplements on
Monkeys (Macaca fascicularis). Osteoporosis in Women. Asian Pac J Trop
Menopause.2014;21(10):1136-42. Med. 2012; 5 (3): 243-8.
29. Utiger RD. Endocrinology & Metabolism 4th 38. Taku K, Melby MK, Nishi N, Omon T, Kurzer
ed. New York: McGraw-Hill Inc; 2001. MS. Soy Isoflavones for Osteoporosis: An
30. Modaresi M, Khorrami H, Asadi-Saman Evidence-Based Approach. Maturitas. 2011;
M. The Effect of Feeding with Soybean on 70 (4): 333-8.
Serum Level of TSH, T3 and T4 in Male 39. Boskey AL. Mineral-matrix interaction in
Mice. J Herb Med Pharmacol. 2014; 3 (2): bone and cartilago.Clin Orthop Relat Res.
93-6. 1992; (281): 244-74.
31. Doerge DR, Sheehan DM. Goitrogenic and 40. Talbot JR, Guardo P, Seccia S, Gear L, Lubary
Estrogenic Activity of Soy Isoflavon. Environ DR, Saad G,et al. Calcium Bioavailability and
Health Perspect. 2002; 110 (suppl 3): 349- Parathyroid Hormone Acute Changes after
53. Oral Intake of Dairy and Nondairy Products
32. Civitelli R, Villareal RA, Napoli N. Bone in Healthy Volunteers.Osteoporos Int. 1999;
Turnover Markers: Understanding Their 10 (2):137-42.
Value in Clinical Trials and Clinical Practice. 41. Norman J, Goodman A, Politz D. Calcium,
Osteoporos Int. 2009; 20: 843-51. Parathyroid Hormone and Vitamin D in
33. Pirro M, Manfredelli MR, Scarponi AM, Patients with Primary Hyperthyroidsm:
Lupatelli G, Bagaglia F, Melis F, et al. Normograms Developed from 10.000 Cases.
Association Between Thyroid Hormon Endocrine Practice. 2011; 17 (3): 384-94.
Levels, The Number of Circulating 42. Hirsch PF, Lester GE, Talmage RV.
Osteoprogeniter Cells and Bone Mineral Calcitonin, an Enigmatic Hormone: Does it
Density in Euthyroid Postmenopausal Have a Function?. J Musculoskelet Neuronal
Women. Metabolism. 2012; 61(4): 569-76. Interact. 2001; 1(4): 299-305.
34. Zhang W, Zhang Y, Liu Y, Wang J, Gao L, 43. Iqbal AA, Burgess EH, Gallina DL,
Yu C et al. Thyroid Stimulating Hormon Nanes MS, Cook CB. Hypercalcemia
Maintains Bone Mass and Strength by in Hyperthyroidism: Patterns of Serum
Suppressing Osteoclast Differentiation. J Calcium, Parathyroid Hormone, and
of Biomechanics. 2014; 47: 1307-14. 1,25-Dihydroxyvitamin D3 Levels During
35. Lee WY, Oh KW, Rhee EJ, Jung CH, Kim Management of Thyrotoxicosis. Endocr
SW, Yun Ej et al. Relationship Between Pract. 2003;9 (6): 517-21.
Subclinical Thyroid Dysfunction and Femoral
25
MGMI Vol. 9, No. 1, Desember 2017: 11-26
44. Tanberg A. The Relation Between the Dietary Calcium and Exogenous Parathyroid
Thyroid and Parathyroid Glands. JEM.1916; Hormone in Promoting Osteoblastic Bone
24(5): 547-59. Formation in Mice. British J of Nut 2015;
45. Chen H, Senda T, Emura S, Kubo K. An 113(6): 909-22.
Update on The Structure of the Parathyroid 47. Aloia JF, Dhaliwal R, Shieh A, Mikhail M,
Gland. The Open Anatomy Journal. 2013; Islam S, Yeh JK. Calcium and Vitamin
(5): 1-9. D Supplementation in Postmenopausal
46. Feng Y, Zhou M, Zhang Q, Liu H, Xu Y, Women. J Clin Endocrinol Metab. 2013; 98
Shu L, et al. Synergistic Effects of High (11): E1702–9.
26