Professional Documents
Culture Documents
Analisa Distribusi Temperatur Dan Tegangan Sirip Peredam Panas Laras Senjata Mesin Sedang Mag 58 Menggunakan
Analisa Distribusi Temperatur Dan Tegangan Sirip Peredam Panas Laras Senjata Mesin Sedang Mag 58 Menggunakan
Abstraksi
Senjata FAN MAG 58, senjata ini menggunakan peluru kaliber 7,62 mm, dan sering mengalami rusak pada
laras karena panas disebabkan gesekan pada peluru disaat senjata sedang digunakan. Sehingga membuat alat
peredam panas (sirip) untuk mengurangi panas pada laras memiliki ukuran diameter dalam 22,6 mm,
diameter luar 27,6 mm, dan panjang 87 mm. Menganalasis distribusi panas dan tegangan-regangan hingga
terjadi konduksi dan konveksi alat peredam panas (sirip) menggunakan bantuan software ansys dengan tiga
bahan material seperti alumunium, baja, dan tembaga dan di uji menggunakan senjata FAN MAG 58. Untuk
analisis distribusi panas dan tegangan-regangan, menggunakan dua metode perhitungan manual dan
perhitungan ansys sehingga mendapatkan hasil dari setiap bahan material tersebut. Alumunium hasil
tegangan 2,8x108 N/m2, baja hasil tegangan 4x108 N/m2, tembaga hasil tegangan 3,3x108 N/m2, Hasil dari
perhitungan ansys, alumunium hasil tegangan 2,24x108 N/m2, baja hasil tegangan 3,10x108 N/m2, tembaga
hasil tegangan 2,77x108 N/m2. Alumunium hasil regangan 0,0039 mm/mm, baja hasil regangan 0,0018
mm/mm, tembaga hasil regangan 0,0028 mm/mm., Hasil perhitungan ansys, alumunium hasil regangan
0,0033 mm/mm, baja hasil regangan 0,0016 mm/mm, tembaga hasil regangan 0,0026 mm/mm. Dari setiap
hasil software ansys maupun hasil dari perhitungan manual mendapatkan hasil yang tidak jauh berbeda,
karena perhitungan manual menganalisis luas penampang dan panjang alat, sedangkan menggunakan
software ansys menganalisis keseluruhan komponen pada peredam panas (sirip) tersebut.
Kata Kunci : Alat peredam panas (sirip), Tegangan-regangan, perpindahan panas, software ansys
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Merdeka Malang
2
Dosen Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang
3
Dosen Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang
1
menganalisa dan rekayasa/engineering, satunya mencari suku cadangnya sulit
memiliki kemampuan memodelkan terutama di bagian laras untuk komponen
seperti komponen pipa, blok silinder, dll, utama sehingga bagian besar laras sudah
menghitung, mensimulasikan kondisi banyak yang rusak. Bentuk senjata mesin
suatu benda akibat beban (gaya, panas, mag 58 dapat dilihat pada gambar 1.
ledakan, aliran, dsb) baik yang berasal
dari dalam maupun luar benda tersebut.
Penggunaan software ansys akan sangat
membantu untuk menganalisis pengaruh
Gambar 1 Senjata MAG 58
temperatur peredam panas (sirip) pada
(sumber: http://www.imfdb.org)
laras mesin sedang fan mag 58, agar bisa
mengetahui distribusi temperatur dan Pengertian Perpindahan Panas
Adalah senjata mesin yang dibuat dinamakan ilmu termal (thermal science),
yang artinya senjata mesin serba guna. mempunyai peranan sebagai pelengkap
tahun 1950-an dan mulai diproduksi pada mempelajari sistem – sistem dalam
58. Senjata ini menggunakan peluru tambahan yang membuka jalan untuk
akurasi yang baik pada tembakkan didasarkan atas tiga ragam perpindahan -
tunggal yang mencapai jarak 2,5 kalor yang fundamental, yaitu konduksi
tembak yang bagus, seiring jalannya atau ilian (convection), dan radiasi atau
waktu faktor usiannya kendala salah sinaran (radiation) namun radiasi tidak
2
termasuk pada penelitian ini. Penjelasan kalor keadaan-stedi atau keadaan tunak
konduksi dan konveksi sebagai berikut: (stedy-state).
Perpindahan kalor keadaan-stedi
Konduksi berlangsung bilamana suhu pada setiap
titik dalam benda itu, termasuk titik –
Gradien suhu (temperature gradient)
titik pada permukaan benda, tidak
yang terdapat dalam sesuatu bahan
bergantung pada waktu. Jika suhu
homogeni akan menyebabkan terjadinya
berubah menurut waktu, tentulah ada
perpindahan energi di dalam medium itu,
energi yang menumpuk atau dikeluarkan
yang lajunya dapat dihitung dengan.
dari benda itu. Laju perpindahan energi
∂T
q = - KA (1) itu ialah
∂n
∂T
Dimana ∂T/∂n ialah gradien suhu dalam q menumpuk = mc p (3)
∂X
arah normal (tegak lurus) terhadap bidang dimana m ialah hasil-kali volume V dan
konduktivitas termal (thermal
densitas ρ.
conductivity) k ialah suatu konstanta
(tetapan) yang ditentukan dari
eksperimen dengan medium itu. Satuan k
ialah Btu/hr-ft-oF atau W/m-K. Tanda
Gambar 2 Perpindahan-kalor Konduksi
minus dalam hukum fourier diperlukan (Donald R. Pitts, Leighton E. Sissom,
1987)
untuk memenuhi persyaratan hukum
Konveksi
kedua termodinamika: perpindahan
energi-termal karena adanya gradien Bilamana benda padat bersentuhan
daerah yang lebih panas ke yang lebih suhu yang berbeda dari suhu itu, maka
Jika profil suhu di dalam medium itu dari benda itu dengan cara konveksi. Jika
bersifat linier, maka gradien suhu itu suhu di bagian hulu fluida itu ialah T∞
3
Hubungan ini dinamakan hukum newton dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
tentang pendinginan. Persamaan ini berikut :
mendefinisikan koefisien-perpindahan
dl..=..α.lo.dt (5)
kalor konveksi (convective heat-transfer
dimana:
coefficient) h yang merupakan konstanta
dl..=..inisiasi..(m,..dalam)
proporsionalitas (tetapan kesebandingan)
α...=..koefisien..ekspansi..suhu
yang menghubungkan perpindahan-kalor
(m/mK,..in/in,..oF)
persatuan waktu dan satuan luar dengan
lo..=..panjang..awal..(m,..dalam)
beda - suhu menyeluruh. Satuan h ialah
dt..=..perbedaan..suhu..(oC,oF)
2 2
Btu/hr-Ft – f atau W/m -k. Perlu diingat
O
4
dinyatakan..sebagai Tembaga dan paduannya merupakan
F.=.σdt.A salah satu logam yang paling banyak di
= E.α.dt.A (8) manfaatkan oleh manusia selain karena
dimana: kelimpahannya yang sangat besar di alam
F.=.gaya..aksial..(N) dan juga sifat-sifat yang dimiliki oleh
A = luas penampang balok (m2, in2) tembaga. Tembaga memiliki kondukvitas
thermal dan elektrik yang baik, relatif
Bahan Sebagai Penelitian Alumunium lunak, mudah di tempa, memberikan
Alumunium merupakan unsur non kilau yang indah bila digosok dan
ferrous yang paling banyak terdapat di mempunyai laju korosi yang lambat.
bumi yang merupakan material logam Tembaga banyak digunakan untuk
ringan yang memiliki sifat yang sangat komponen elektrik, produk elektrik,
ringan, ketahanan korosi yang baik serta peralatan rumah tangga, bodi automobil,
hantaran listrik dan panas yang sangat bodi pesawat dan bearing. Sedangkan
baik, bisa mudah dibentuk baik dari laju korosi tembaga yang rendah banyak
proses pembentukan maupun permesinan, dimanfaatkan untuk melapisi logam lain
dan sifat – sifat yang baik lainnya sebagai yang mempunyai laju korosi tinggi
material logam. Di alam alumunium misalnya baja. Pelapisan tembaga pada
merupakan oksida yang begitu stabil baja dapat mengontrol atmosfir korosi
hingga tidak dapat direduksi seperti cara dari baja, meningkatkan konduktivitas
mereduksi logam seperti yang lainnya. elektrik dan termal baja (Walsh,1994).
Alumunium hanya dapat direduksi
Baja
dengan cara elektrolisis. Paduan pada
Material baja merupakan bahan besi
alumunium bisa dibagi menjadi dua
bercampur karbon, berdasarkan karbon
kelompok, yaitu alumunium worlt alloy
dapat dikategorikan, tiga hal yaitu : baja
(lembaran) dan alumunium costing alloy
pada kadar karbon rendah ( 0 –25 %),
(batang cor). Alumunium (99,99%)
baja pada kadar karbon sedang (0,25 –
dengan berat jenis sebesar 2,7 g/cm3,
0,55 %), dan baja pada kadar karbon
densitas 2,685 kg/m3, dan titik leburnya
tertinggi (atas 0,55 %). Walaupun
disaat suhu 990 0C, alumunium akan
konduktivitas baja tidak begitu tinggi
terjadi strength to weight ratio yang lebih
yaitu: 7,7 m/ohm.mm2, tapi bisa
tinggi dari baja.
digunakan pada penghantar transmisi
Tembaga ACSR fungsi baja adalah untuk
5
memperkuat konduktor alumunium 3. Meshing, input parameter, dan analisa
secara mekanis, keuntungannya baja pada 4. Hasil
ACSR untuk menghemat pemakaian
alumunium.
Software Ansys
ANSYS merupakan perangkat lunak
berbasis finite element analysis (FEA),
secara umum program ini diperuntukan METODE PENELITIAN
bagi profesiomal yang mendalami finite Diagram Alir Penelitian
element method (metode elemen hingga).
Yaitu metode perhitungan dengan tujuan Gambar 4 Diagram Alir Penelitian
dengan kondisi yang sebenarnnya. Untuk mendukung proses nya tugas akhir
aeromidinamika pada mobil F1, anlisis tugas akhir ini yang meliputi :
hingga analisa tumbukan dan tabrakan, Variabel bebas adalah variabel yang
secara umum langkah – langkah harganya ditentukan sendiri oleh penulis.
pengerjaan terbagi dalam 4 tahapan, yaitu Variabel ini meliputi :
sebagai berikut : 1. Desain dan material yang
digunakan sebagai sirip peredam
1. Geometri
panas.
2. Material properti
2. Temperatur..laras..dan..udara
lingkungan.
b...Variabel terikat
6
1. Distribusi temperatur Gambar 5 Dimensi Peredam Panas
2. Distribusi tegangan-regangan (Sirip)
PERHITUNGAN DAN
PEMBAHASAN
Perhitungan tegangan-regangan
dl = α . lo . dt (9)
dimana:
dl..=..inisiasi..(m,..dalam)
7
α = koefisien ekspansi suhu (m / mK, Tabel 4 Hasil perhitungan tegangan
in / in..oF)
lo..=..panjang..awal..(m,..dalam)
dt..=..perbedaan..suhu..(oC,..oF)
Strain atau deformasi - untuk ekspansi
tidak terbatas dapat dinyatakan sebagai:
dl = α . lo . dt = 24x10-6 . 0,087 . 165 Kekuatan..Aksial
= 0,00034 m Gaya aksial yang dilakukan oleh batang
terbatas karena perubahan suhu dapat
Tabel 2 Hasil perhitungan inisiasi dinyatakan..sebagai
F.=.σdt.A
= E.α.dt.A (12)
dimana:
F..=..gaya..aksial..(N)
ε = dl / lo (10)
A = luas penampang balok (m2, in2)
ε = dl / lo = 0,00034 / 0,087 = 0,0039
mm/mm F=σ.A
= 2,8x108 (π ( rout2 – rin2 ) (10-3)2
Tabel 3 Hasil perhitungan regangan = 2,8x108 (3,14 ( rout27,62 – rin22,62 )
10-6
= 2158,35 N
Tabel 5 Hasil perhitungan kekuatan
aksial
σdt..=..stres..(Pa..(N/m2),..psi)
Ketika ekspansi terbatas "diubah"
menjadi stres - maka (9), (10) dan (11)
dapat digabungkan..menjadi Pembahasan Tentang Pengaruh Koef.
σdt = E . ε (11) Ekspansi Terhadap Regangan Yang
dimana: Dihasilkan
σdt = stres karena perubahan suhu (Pa (N Tabel 6 Hasil perhitungan inisiasi
/ m2), psi)
8
Gambar 9 Grafik Modulus elasititas
Gambar 8 Grafik Koefisien ekspansi dan terhadap tegangan
pemuaian
Pada gambar 9 menunjukkan grafik
Pada gambar 8 menunjukkan grafik antara modulus elasititas dan tegangan.
antara koefisien ekspansi dan pemuaian, Modulus elasititas suatu perbandingan
jika suatu material di berikan temperatur tegangan-regangan aksial di dalam
maka objek akan bertambah panjang. deformasi elasitas hingga suatu material
Koefisien ekspansi merupakan sifat berubah bentuk. Tegangan merupakan
material yang nilainya tetap sama seperti gaya penyebabnya deformasi di bagi
nilai modulus elastistas bahan, yang akan dengan daerah di mana gaya dilakukan
berubah merupakan ukuran atau dimensi pada regangan adalah rasio perubahan
benda akibat temperatur atau gaya dari beberapa perubahan panjang yang
luar. sebagai objek bertambah suatu disebabkan karena deformasi ke nilai asli
material karena adanya perubahan suhu. parameter panjang tersebut.
Pada grafik tersebut terlihat pada material
baja memiliki nilai terendah dan
alumunium memiliki hasil yang lebih
tinggi di karenakan koefisien ekspansi
untuk menghitung ekspansi aksial dan
regangan lentur akibat pengaruh lentur
termal. Equivalent (von-mises) Stress
Pembahasan Tentang Pengaruh (Tegangan Maksimum) Pada Tiga
Bahan Di Alat Peredam Panas
Modulus E Terhadap Tegangan Yang
(Sirip)
Dihasilkan
Tabel 7 Hasil perhitungan tegangan
9
Gambar 10 Hasil analisis equivalent Gambar 13 Grafik tegangan
(von-mises) stress alumunium perbandinngan perhitungan manual
dan ansys
10
Gambar 14 Hasil analisis equivalent Gambar 17 Grafik regangan
strain alumunium perbandinngan perhitungan manual dan
ansys
Tabel 9 Hasil perhitungan manual dan tersebut. Hasil dari perhitungan manual,
11
KESIMPULAN tegangan 2,77x108 N/m2. Sedangkan
1. Analasis alat peredam panas (sirip) regangan mendapatkan hasil
pada senjata FAN MAG 58, alumunium 0,0033 mm/mm, baja
merupakan pengecekan tegangan- mendapatkan hasil regangan 0,0016
regangan yang terjadi pada alat mm/mm, tembaga mendapatkan hasil
peredam panas (sirip) dengan regangan 0,0026 mm/mm.
percobaan 94 kali penembakan hingga
mendapatkan hasil temperatur sebesar 4. Perbandingan tegangan-regangan
165 0C. antara perhitungan manual dan
menggunakan software ansys
2. Dengan perhitungan manual mendapatkan hasil yang mendekati.
mendapatkan hasil tegangan-regangan. Analisis keduanya memiliki perbedaan
Alumunium mendapatkan hasil dikarenakan diperhitungan manual
8 2
tegangan 2,8x10 N/m , baja hanya menganalisis luas penampang
mendapatkan hasil tegangan 3,3x108 dan panjang alat peredam panas
2
N/m , sedangkan tembaga (sirip), sedangkan menggunakan
8 2
mendapatkan hasil 4x10 N/m . software ansys menganalisis
Sedangkan regangan mendapatkan keseluruhan komponen pada peredam
hasil alumunium 0,0039 mm/mm, baja panas (sirip) tersebut. Untuk hasil
mendapatkan hasil regangan 0,0018 keseluruhan dari setiap material yang
mm/mm, tembaga mendapatkan hasil digunakan tidak melewati dari batas
regangan 0,0028 mm/mm. ijin tegangan sehingga material
tersebut masih dikategorikan aman.
3. Hasil dari software ansys merupakan
SARAN
hasil dari nilai rata2 pada perubahan
Penelitian analisis alat peredam panas
bentuk material yang digunakan
(sirip) diharapkan untuk kedepannya bisa
seperti, alumunium, baja, dan
dilakukan pembuatan komponen tersebut
tembaga. Tegangan-regangan setiap
dengan memilih tiga bahan material
material mendapatkan hasil,
seperti alumunium, baja, dan tembaga.
alumunium mendapatkan hasil
Namun disarankan menggunakan bahan
tegangan 2,24x108 N/m2, baja
material seperti alumunium karena
mendapatkan hasil tegangan 3,10x108
alumunium memiliki nilai yang sangat
N/m2, tembaga mendapatkan hasil
mendekati oleh perhitungan manual
12
maupun analisis ansys dan mudah di
dapatkan mudah di bentuk dan
penghantar panas yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Donald R. Pitts. Ph.D., Leighton E.
Sissom. Ph.D P.E., 1987. Teori dan
soal-soal perpindahan kalor
Penerbit Erlangga, Jakarta.
http://maknewsnews.blogspot.com/2013/
11/macam-alloy-alluminium-dan-
paduannya.html
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.co
m/2015/01/apa-itu-ansys.html
https://simpelmenarik.blogspot.com/2017
/03/penjelasan-apa-itu-baja-steel-
dan.html
http://bilangapax.blogspot.com/2011/01/t
embaga-tembaga-atau-cuprum-
dalam-tabel.html
13