You are on page 1of 18
STUDI KOMPARATIF: ALIRAN LINGUISTIK TRADISIONAL DAN LINGUISTIK STRUKTURAL Insum Malawat . Abstract This paper purposes to compare about traditional linguistics and structural linguistics concept. This study is based by assumed if traditional lingistes concept is the oldest genre bad took the way to modern linguistics study it was signed Iyystructuralism of Ferdinand de Saussure ideat. The focus of this study is the ideas or basic concepts of ‘prominent figure in traditional and structural lngstcs, and language essence and its ‘phenomena, Is result of this study, the sriter founded some general prinples of traditional ‘and structural linguistics. Traditional lingistcs applied Greek and Latin grammar to describe a language. On the other side, structural linguistics described a language based on the unique characters that language. The lengustcs study on that era was started by lato and Aristteles ideas. Strcturaic was born in 20th century or in 1916. It is the structuraism birth year that signed by, publishing of Course de Lingustique Generale book by Ferdinand de Saussure Kata-kata kunci: studi komparatif, linguistik tradisional, dan linguistik struktural, 1. Pendahuluan Li Latar Belakang Dalam sejarah perkembangnnya mencari hakikat bahasa sekaligus mendudukkannya sebagai suatu disiplin ilmu akademis, studi linguistik telah mengalami tiga tahap perkembangan, yaitu tahap spekulasi, observasi dan klasifikasi, dan tahap perumusan teori, Pada tahap spekulasi, pernyataan-pernyataan tentang bahasa bukan didasarkan pada data empiris, melainkan pada dongeng atau cerita rekaan belaka (Chaer, 2007:332- 333). Tahap ini sekaligus meletakkan benang merah antara bidang linguistik dan kesastraan, Pembicaraan lebih lanjut tentang linguistik berpindah pada tahap Klasifikasi dan observasi. Para ahli bahasa mengadakan pengamatan dan penggolongan terhadap bahasa-bahasa yang diselidiki, tetapi belum sampai pada perumusan teori. Perjalanan menuju perumusan satu konsep bahasa yang ideal inilah yang kemudian melahiekan berbagaialiran, paham, pendekatan, dan teknik penyelidikan. Berbicara tentang hhakikat bahasa dengan senditinya kita akan diarahkan pada setumpuk problematika yang hingga kini belum ditemukan jalan keluarnya, sang berlawanan, saling menyerang, saling menjatuhkan, dan tampak semrawut atau bahkan membingungkan pembaca awam. Keproblematikaan bahasa telah melahirkan pethatian dan simpati dari berbagai ilmuan bahasa juga nonbahasa. Sejarah membuktikan bahwa awal mula pergulatan tentang fenomena bahasa diletakkan oleh ahli filsafat Yunani, Plato dan Aristoteles. Selepas kemunculan Bapak Linguistik Modern, Mongin Ferdinand de Saussure, ide-ide cemerlang lainnya tentang, ahasa pun bermunculan dari berbagai ilmuan yang notabene berlatar belakang nonlinguistik, seperti antropologi, filsafat, bahkan matematika. Ahli antropologi, seperti Franz Boas, Edward Sapir, dan Leonard Bloomfield cenderung mengkaji bahasa dari sisi fenomena antropologi-budaya. Bahasa dilihat sebagai sebuah fenomena sosial yang diproduksi oleh masyarakat dengan beragam latar belakang budaya. Bahasa diproduksi secara sosial dalam konteks interaksi antara stimulus dan respon. Kecenderungan ilmuan antropologi menggandrungi bidang bahasa menunjukkan bahwa bahasa dan budaya seperti dua sisi mata uang, berbeda tetapi tidak dapat dipisahkan. Bahasa ada dalam budaya dan budaya adalah bagian dari bahasa. ‘Abli matematika seperti Naom Chomsky pun meluncurkan analisis bahasa model ‘matematis dalam bentuk rumus-rumus matematika yang kemudian dikenal dengan ‘model analisis Bahasa Transformatif. Iimuan filsafat menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik. Para filosof mengemukakan bahwa hakikat bahasa dapat dilihat dalam bahasa itu sendiri ‘Munculnya berbagai kajian dan telaah tentang hakikat bahasa menunjukkan urgensi bahasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Namun, dalam perjalanan ‘meletakkan bahasa sebagai sesuatu yang hakiki dan universal, menguak berbagai dilema yang berimplikasi pada lahienya berbagai aliran linguistik. Diawali dari linguistik tradisional hingga linguistik teansformasional dan aliran-aliran sesudahnya ‘menunjukkan hakikat bahasa sebagai sesuatu yang unik dan abstrak. Kendati tiap- tiap aliran muncul dengan niat dan tujuan yang berbeda dalam mengonsepkan bahasa, tetapi semua itu masih dalam tahap perkembangan dan penyempurnaan konsep-konsep sebelumnya, alih-alih diwujudnyatakan dalam tindakan observasi dan klasifikasi. Tujuan akhir adalah merumuskan satu konsep bahasa secara otonom sekaligus didudukkan sebagai satu disiplin ilmu akademis. Aliran linguistik yang ada sekarang ini pada dasarnya dapat dikelompokkan ‘menjadi dua macam, yaitu (1) aliran linguistik besar dan (2) aliran linguistik kecil. - Aliran linguistik besar adalah aliran linguistik yang telah populer dan telah banyak penganutnya (khususnya di Indonesia). Yang termasuk kelompok ini ialah: aliran Tradisional; aliran Struktural; aliran Transformasi; dan aliran Tagmemik. Aliran linguistik kecil adalah aliran linguistik yang belum populer dan belum banyak penganutnya (khususnya di Indonesia). Yang termasuk kelompok ini adalah: aliran Bloomfielddians; aliran Neo-Bloomfieldians; aliran Stratifikasional; aliran Kopenhagen; aliran Praha; aliran London (Fiethians); aliran Neo-Firthians; aliran Case Grammar, aliran Mekanisme; dan aliran Mentalisme. Ss 36 Kibas Cenderawasih, Vol2, No. 1, April 2015: 35--52 Boge Tree me ao ge Penamaan aliran-aliran tersebut pada dasarnya menggunakan tiga jenis sudut pandang: Ada aliran yang namanya berpijak pada karakteristinya, misalnye aliran Teadisional; alitan Struktural; alican Transformasis aliran Tagmemik; aliran Stratifikasional; dan alican Case Grammer. Aliran yang mengginakan nama tokoh atau pelopor, misainya: aliran Bloomifeldians; alisan Neo-Bloomfieldians aliran Firchians: dan aliran Neo-Ficthians. Sementara itu, aliran yang menggunakan nama tempat atau markas besarnya, misalnya aliean Kopenhagen-Denmark; aliran Praha- Czechoslovakia; dan aliran London (Soeparno, 2005: 2--3). Jika dilihat dari pembabakan waktu, perkembangan zliran linguistk dapat dikelompokkan ke dalam figa tentang waktu, yaitu masa petkembangan awal (pra-abad XX), dikenal dengan istilah linguistik tradisional; masa keemasan (abad XX), ditandai dengan lahirnya linguistik struktural yang kemudian populer dengan istilah linguistik modeen; dan masa sesudahnya (pasca-abad XX) sebagai metamorfosis linguist struktural. Bertolak dari pemerian di atas, artikel ini bermaksud melakukan studi komparasi antara linguistik tradisional dan linguistik struktural. Alasan pemilihan dua aliran ini dengan pertimbangan bahva aliran Linguistik Tradisional merupakan aliran linguistic tertua yang membuka jalan bagi mengalimya kalian-kajian linguistik modem yang ditandai dengan lahirnya aliran Struktural Ferdinand de Saussure. Perbedaan zaman yang membentang jauh antam tradisional ke modern tentunya melahirkan sudut pandang yang signiikan. Istilah tradisional dalam linguistik sering dipertentangkan Genganistiah struktural,sehingga akhirnya muncul berbaga! polemik berkenaan dengan pengonsepan bahasa dan unsur-unsue gramatikal antaraistilah tata bahasa tradisional Gan tata bahasa struktural dalam pendidikan formal. Problematika inilah yang dikaji Kembali melalui studi komparatif, Artikel ini hany2 mengkaji ide-ide atau pandangan- pandangan tokoh sentral dalam aliran linguistik tradisional dan struktural, tentang hhakikat dan fenomena bahasa. Tokoh-tokoh tersebut adalah tokoh penggagas linguistik ‘nadisional yang kemudian disebut bapak linguistik tradisional, Plato dan Aristoteles, don tokoh penggagas linguistik struktural, sekaligus disebut bapak linguistik modern, Ferdinand de Saussure. 1.2 Rumusan Masalah Sebagai dasar kerja analisis, cuang lingkup kajian dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan: 1) Apa cir-cii Linguistik Tradisional dan Linguistik Struktural? 2) Bagaimana cara kerja analisis bahasa/sistem gramatikal antara Linguistik ‘Tradisional dan Linguistik Struktural? 3) Apa persamean dan perbedaan hakiki antara Linguistik Tradisional dan Linguistik Steuktural? 4) Apa kelemiahan dan kelebihan Linguistik Tradisiona! dan Linguistik Struktural 1.3 Twjuan Penulisan 1) Mendeskripsikan ciri-cini Linguistik Tradisional dan Linguistik Struktural 2) Memberikan contoh cara kerja analisis bahasa melalui kajian Linguist Tradisional dan Linguistik Struktural. ‘Studi Komparatif: Alivan Linguistik Tradisional dan Linguistik Insum Malawat) 7 3) Mengemukakan persamaan dan perbedaan hakiki antara aliran Linguistik ‘Tradisional dan Linguistik Struktural. 4) Mengungkspkan kelemahan dan kelebihan Linguistik Tradisional dan Linguistik Struktural. : 2, Pembahasan 2.1 Sekelumit Sejarah Linguistik Tradisional dan Linguistik Struktural a) Linguistik Tradisional Sejarah perkembangan ilmu bahasa di dunia barat dimulai sebelum abad ke-20 yang berpusat di Yunani, Studi perkembangan bahasa pada masa itu diawali dari pemikiran- pemikiran Plato dan Aristoteles. Di dalam genggaman guru dan murid ini, bahasa terus menapaki berbagai bidang kajian keilmuan, Masalah pokok yang menjadi pertentangan para linguis di era Plato-Aristoteles adalah (1) pertentangan antara fisis (alami) dan nomos (konvensi) dan (2) analogi dan anomali. Dalam bidang semantik, kelompok yang menganut paham fisis disebut kaum naturals, berpendapat bahwa setiap kata mempunyai hubungan dengan benda yang ditunjuknya, Dengan kata lain, setiap kata mempunyai makna secara alami, secara fisis, misalnya kata-kata yang disebut onomatope. Sebaliknya, kaum konvensional yang menganut paham nomos berpendapat bahwa bahasa bersifat konvensi. Artinya, ‘makna kata-kata itu diperoleh dari hasil-hasil tradisi atau kebiasaan-kebiasaan yang mempunyai kemungkinan bisa berubah. Onomatope menurut kaum konvensional hhanyalah suatu kebetulan saja, sebagian besar dari konsep benda, sifat, dan keagaan yang sama diungkapkan dalam bentuk yang berbeda (Chaer, 2007:334). Pertentangan analogi dan anomali berkisar antara bahasa sebagai sesuatu yang teratur atau sesuatu yang tidak teratur. Kaum analogi, antara lain tokohnya adalah Plato dan Aristoteles, berpendapat bahwa bahasa itu bersifat teratur. Keteraturan itulah ~ schingga orang dapat menyusun tata bahasa. Contoh, byy=>bys, girf=>egirls Sebaliknya, kelompok anomali berpendapat bahwa bahasaitu tidak teratur. Kalau teratur, mengapa bentuk jamak bahasa Inggris, child=>children, bukan childs, mengapa bentuk past ense wnte=>wrote, bukan write Dapat disimpulkan bahwa, tampak kaum anomali sejalan dengan kaum naturals dan kaum analogi sejalan dengan kaum konvensional ~ Plato (429—347 SM) Konsep dasar Plato yang terkenal yang sekaligus menjadi batu pijakan petkembangan bahasa adalah onoma dan rhema. Dua istilah yang dikembangkan dari bahasa Yunani ini terus mengalami metamorfosis pada perkembangan linguistik sesudahnya. Onoma (onomata) dapat diartikan sebagai (1) nama, dalam bahasa sehari- hari, 2) nomina, nominal, dalam istilah tata bahasa, dan (3) subjek, dalam hubungan subjek logis. Onoma adalah jenis kata yang biasanya menjadi pangkal pernyataan atau pembicaraan, sedangkan rhema (rhemata) dapat diartikan sebagai (1) ucapan, dalam bahasa sehari-hari, (2) verba, dalam istilah tata bahasa, dan (3) predikat, dalam hubungan predikat logis. Réema adalah jenis kata yang biasanya dipakai untuk ‘mengungkapkan pernyataan atau pembicaraan. Onoma bisa disejajarkan dengan kata benda (subjek), rbema adalah kata Kerja (verba) atau kata sifat. Jika onoma menjadi 38 pernyataan pertama atau pernyataan utama, maka rhema akan menjadi pernyataan kedua. Onoma dan rhema merupakan anggota logos, yaitu kalimat atau klausa (Chaer, 2007:335-336). Singkatnya, bahasa adalah pernyataan pikiran manusia yang diwujudnyatakan melalui onomata dan rbemata, Onoma dan rhema adalah unsur pembentuk kalimat, ~ Ariatoteles Dasar berpikie Aristoteles tentang pengertian, definisi, konsep, makna, dan sebagainya selalu bertolak dari logika. Dalam pandangannya tentang bahasa, dia ‘menambahkan satu kelas kata yang disebut syndesmai, untuk melengkapi_ kedudukan noma dan, rhema dalam kalimat. Syndesmai adalah kata-kata yang lebih banyak bertugas dalam hubungan sintaksis. Syndesmai dalam istlah sekarang bisa disejajarkan dengan elas preposisi dan konjungsi atau secara umum disebut kata tugas. Singkatnya, menurut Aristoteles, teedapat tiga jenis kelas kata, yaitu onoma, rbema, dan syndesmoi dalam sebuah kalimat, Aristoteles juga membedakan kata menjadi tiga jenis kelamin (gender), yaitu maskulin, feminine, dan neatrum. : Berdasarkan cuplikan-cuplikan di atas, sangat pantas bahwa Plato dan Aristoteles ddjuluki sebagai pelopor aliran Linguistik Tradisional. ) Linguistik Strukcural Jika linguistik tradisional selalu menerapkan pola-pola tata bahasa Yunani dan Latin dalam mendeskripsikan suatu bahasa, maka linguistk struktural tidak lagi melakukan hal demikian, Linguistik struktural berusaha mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas yang dimiliki bahasa itu (Chaer, 2007:346). Jalan yang dirintis oleh Plato dan Aristoteles dalam pencarian hakikat bahasa kemudian mengalami berbagai ‘metamorfosis. Ferdinand de Saussure, ahiilinguistik Swiss ini telah memberikan warna baru dalam sejarah pemaknaan bahasa, sehingga akhinya bermunculan hasil perkembangbiakan berbagai konsep tentang bahasa yang lahir sesudah Saussure. ‘Aliran struktural lahir pada awal abad XX atau tepatnya tahun 1916. Tahun tersebut menjadi tahun monumental lahienya aliran struktural yang ditandai dengan lahirnya buku Ferdinand de Saussure berjudul Course de Lingistiqne Generale. Istilah- istilah penting yang dimuat dalam buku tersebut yang sekaligus menjadi identitas Saussure adalah sinkronik dan diakronik, langua dan parole, signifian dan signifier, sintagmatik dan paragdimatik. Istilah sinkronik dan diakronik berhubungan dengan metode mengkaji bahasa. ‘Telaah bahasa secara sinkronik adalah mempelajari suatu bahasa pada suatu kurun waktu tertentu saja. Misalnya, mempelajari bahasa anak yang digunakan ketika masa kanak-kanak, Telaah bahasa secara diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa atau sepanjang zaman balsa tu digunakan oleh para penutumya. Jadi jika mempelajari bahasa manusia, harus dimulai dari bayi hingga usia senja. Las Langue (langue) dan la parole (parol) berhubungan dengan norma dan proses penggunaan bahasa. Large merujuk pada sistem, kaidah, atau norma bahasa yang digunakan dalam komunikasi verbal dan masih bersifat abstrak. Parole adalah realisasi konkeet dari dengue yang diwujudkan melalui ujaran, dapat diamati dan ditelii, dan beragam bentuknya karena dihasilkan oleh orang yang berbeda-beda. Misalnya, langue SR ‘Stud! Komparatif: Aliran Linguistik Tradisional dan Linguistik .. (nsum Malawat) 39 (konsep bahasa Indonesia), parole (dialek, idialek-sosiolinguistik). Signfian dan signifier berhubungan dengan hakikat bahasa sebagai sistem tanda bermakna. Dua komponen utama dalam bahasa adalah adanya hubungan penanda- petanda/signifian-signfir. Signifian/ penanda adalah bunyi bahasa. Signfier/petanda merupakan pengertian atau makna dari citra bunyi yang ditangkap telinga. Konsep ini berhubungan dengan teori makna David Cooper, yakni makna diproduksi dalam pikiran manusia atau makna merupakan ekspresi mentalistik dari pikiran manusia. Makna yang akan dimunculkan selalu mendapat kekuatan dengan bantuan pengalaman indra ‘manusia atau merujuk pada sesuatu yang lain. Cooper mengemukakin bahwa pemaknaan bahasa dapat dilakukan melalui tiga bentuk, yaitu teori mentalistik/ strukturalis-penanda-petanda, teori behavioris/strukturalis-parole, dan teori kegunaan/ pragmatik (Cooper, 1973:12). ‘Sintagmatik dan paradigmatik adalah hubungan gramatikal yang dapat menempati tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis. Hubungan sintagmatik pada tataran fonologi tampak pada urutan fonem-fonem pada sebuah kata yang tidak dapat diubah”tanpa merusak makna kata itu, misalnya pada kata /ayi terdapat hubungan fonem-fonem dengan urutan /l, a, i/. Urutan ini sudah bersifat hakiki. Pengubahan atasnya dapat merusak makna, mengubah makna, atau tidak bermakna sama sekali, seperti halnya hubungan sintagmatik dalam tataran morfologi. Hubungan sintagmatik pada tataran morfologi tampak pada urutan morfem-morfem pada suatu kata. lerace resi focbye -¢ 1 soso amie pietepilogen F Hubungan sintagmatik pada tataran sintaksis bisa dilihat pada urutan kata-kata yang mungkin dapat diubah, tetapi mungkin juga tidak dapat diubah tanpa mengubah ‘makna kalimat tersebut, atau menyebabkan kalimat itu tidak bermakna sama sekali ‘Adik akan datang besok pagi ‘Akan datang adik besok pagi Besok pagi adik akan datang ‘Adik besok pagi akan datang Kalimat yang urutan katanya diubah menyebabkan makna kalimamnya berubah, Lina memukul Ali ‘Ali memukul Lina Ini mobil baru Ini baru mobil ‘Berdasarkan contoh di atas, deretan sintagmatik adalah suatu deretan unsur secara horizontal, bisa terjadi dalam tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis. Hubungan paradigmatik adalah hubungan struktur yang sejenis secara vertikal. Hubungan paradigmatik dapat dilihat dengan cara substitusi, baik pada tataran fonologi, morfologi, maupun sintaksis. Dalam tataran fonologi terdapat contoh pada urutan bunyi /s/,/d/fo/,/m/, /V, dan /el 40 Kibas Cenderawasih, Vol.t2, No. 1, April 2015: 35--52 suka + duka + buka + muka 4 loka + cuka Contoh hubungan paradigmatik dalam tataran morfologi me lihat t di libat t terlihat Contoh hubungan paradigmatik dalam tataran sintaksis Dia menyapu halaman $ 4 t Bapak mencangkul tanah {+ $ Kalak menyiran —bunga Secara lengkap, hubungan sintagmatik dan paradigmatik dapat digambarkan sebagai berikut. Sintagmatik Nenek gap = menyapu ep halaman, 4 4 t Bapak gp _—mencanghul gp — tanah + ‘ t Kalak ¢— menyiam ge bing ‘Studi Komparati: Aliran Linguistik Tradisional dan Lingut (Insum Malawat) 41 Berdasarkan cuplikan uraian di atas, dirangkum ciri mendasar antara linguistle tradisional dan linguistik struktural sebagai berikut. Ide-ide cemerlang Saussure dan jasa-jasanya mendobrak tatanan gramatikal dalam linguistik tradisional tentang pemaknaan bahasa, dia layak disebut Bapak Linguistik Modern dan pelopor lahirnya linguistik struktural/modern, 2.1 Ciri-Ciri Linguistik Tradisional dan Linguistik Struktural Citi-citi linguistik tradisional dan struktural disajikan dalam tabel di bawah ini. ‘Aliran Tradisional ‘Aliran Stuktural ‘Bertolak darilandksan/pdapikicflsafat | Bespiak pada paham behavionsme Temeran bahasa cara histodis ahasa benpa vjaran Tidak membedakan bahasa dan tulsn | Bahasa berupa Sem tanda (igjie dan snifn yang acter can konvensional ‘Serang bemtain dengan debris ‘Bahasa merupalan faktor kebvasian (ali | Perrkaian bahasa beckbla pack ‘Kegramatiialan berhsadian keamuman pola/kaidah Tevel-evel grambkal bem spi Levellevel gamatlal diegakan socar rapt ‘Domrinas pach permasilahan jeniskata | Analisis dimulai dan dang moctologi Bahasa menupakan deretan cintagrrank dan paradigmatic Gramatikal Linguistik Tradisional dan Linguistik Berikut ini komparasi contoh analisis gramatikal Linguistik Tradisional dan Linguistik Struktural yang disajikan dalam tabel. ‘Aspek ‘Aliran Tradisional [___ Aran Swulcurat ‘Kegramatikalan | spotik-apotker ‘apoti-apoteker berdasarkan konkst-konsitisas Konkrit-konkretisasi Ketidakiaziman dan | sstin-sstimatsasi sistim-sistemisasi Kelaziman kompoten-kompotensi | Kompoten-kompetensi Dupati (ean) <> kebupatian | bupati-kabupaten [Pengertan7 Kalimat adalah gibungan dar Kalimat adalih elspres yang onsep bbeberapa kata, ‘merujuk pada bentak li. ‘Kata kerja adalah kata yang | Kata kerja adalah kata yang ‘menyatakantindskan atu kejadian | dapat berdistebusi dengan frasa 1 Volz, No. 1, April 2015: 35--52 ‘Aspek ‘Aliran Tradisional ‘Alin Sercral Fras tian [a Andisslalimatmenanatjabaan | Lingisik stud dalam’ kalirat Contote menganaiss §—sahun-satuan (Q)Nuwin minum gic pams | yjaan menggurakan teknik | pk sk pp RK) snppaiate content anahsis (IC eco ‘Avalysis). ‘Teknik menyatakan sk: sebutan kalimat balwa seta satan ujaran pp: pdengkap pendesita terdisi ams doa unsur terdekat, kk: keterangan keacaan atx dua unsur langsung yang @ Nordin anak Bu Sorarrinum | membentuk saan yjaran it. pe hk | Corts Pa (2) Tbu menanam bunga mawar | Goes itaman belakang, = Karena belum mengend frasa,| 141 Iba . maka unsur anak Bu Sara debut] 12 menarran bunga mawar di “"Kererangan pokok kalimat” aman belakang, ~_kalimat ae diseta unsur| 1.21 menanam bing, mawar ‘eterangan renerangakan waktu, 1.22 di taman belkang ‘keadaan, tempat, dsb.) bb. Anaisis menurut kategosikalimat @) Nuvin minum ait pag | 121-2bunga mwar 1.21.1 menaram | wb kk «kb ks | 1224, dan | Keterangan: 1.22.2 tarran belakang | kb: kata benda (norrina) 1.22.21 man kk: kata kerja (verb) 12222 bell fs: kam sift 7 Karat mojemuk adda cha bush Jalimat atu kbih yang dgabung menjadi sata Problematila: apa benar, sata tambah satu sarm dengan satu?/ ‘apa benar, satu tambah dua sama dengan san? Pendirian ini ada Jarena linguist tradisional blum mengenal klause. Dalam linguistike yang sudah mengeral Klass, dalam Jalimat majemuk, yang rajemule bulan Jalimntnya, —relainlan Mausnya inan Linguistik Tradisional dan Linguistk (insum Malawat) 4B Aspe Aliran Tradisional ‘Atiran Struktural “Andis taaran | Lngustk tadsional teah mengeral kalmat kaimat ‘mujernuksetara dan bertingat. : | @) Kakak menoud pakaian dan agian I k bagan IL @ Lia cenyiamburga, agian T Dani menyapu halaman, dan agian Il bagan (@)Bapak pulang ketica bari secang Induk kalimat anak kalimat Sidurlelap i ruang tamu. ‘cucu kalimat Bagian yang tinggi discbut induk, bagian ‘kaliat yang: berkedudukan rendah disebut anak kalimat. Cucu kalimat digunakan untuk menyebut and kalimat. Dengan demikian dalam linguistk tradisional, anak kalimat bisa berfurgs: sebazai pengganti pokok Jalimt, pelnglap, dan keterangan (ats, tempat, keadaan da) Gontoh. © Bapak pulang ket kami sedang tidur ‘cap ‘anak kal pengganti ket. waktu © Orang yang tingzal di tepi_sungai_ tu (@nak Fell pengganti pokok kal) tedbawa banc Model analisis linguist tradisonal sangat ‘memutahkan untuk memahami struktur Jalioat. Sayangnya, analiss ini bekum bisa ditecapkan untuk menganalisis struktur Jalimat dam paragraf Karena tidak mengenal narra kalimat rinor, kalirat sampingn, dan kaimat lanjuan seperti yang ikeral swat ini. Setiap lalimat menune linguistik tratisiond hans lengkap, minirral ‘memiliki pokok lalimat dan sebutan kalimat. ——— 44 Kibas Cenderawasih, Volz, No. 1, April 2015: 35--52 2.3 Persamaan dan Perbedaan Hakiki antara Linguistik Tradisional dan Linguistik Struktural Bertolak dari pemaparan citi dan model analisis lingustik tradisional dan linguistik struktural, dapat disimpulkan beberapa persamaan dan perbedaan mendasar, sebagai berikut. 2.3.1 Persamaan Kedua aliran linguistik besar ini sama-sama memiliki tujuan dan niat yang sama, yaitu mengkaji fenomena bahasa dari sisi hakikat bahasa melalui kajian-kajian Formal. Baik linguistik tradisional maupun struktural melihat bahasa sebagai sesuatu yang abstrak dan unik. Oleh karena itu, untuk mengkaji atau menganalsis bahasa dan sekaligus meletakkannya sebagai sebuah disiplin ilmu otonom, diperlukan pendekatan dan metode baku yang dapat dijadikan acuan kerja analisis secara ilmiah. Dasar inilah yang terus ditumbuhkembangkan oleh para ahlilinguistik yang diejawantahkan dalam kelompok ilmuwan, paham, atau aliran linguistik. Pergolakan yang tiada akhir antarilmuwan linguistik dalam merumuskan hakikat bahasa, menunjukkan hakikat linguistik sebagai sebuah disiplin ilmu yang dinamis dan bersifat terbuka dalam setiap perkembangan zaman. Kedua kelompok linguistik ini sama-sama merupakan pioner pada zamannya. Linguistik tradisional membuka jalan bagi berkembangnya kajian-kajan ilmiah tentang, bahasa dengan cara-cara tradisional. Linguistik struktural membuka jalan bagi kajian- kajian ilmiah tentang bahasa dengan cara-cara modern. 23.2 Perbedaan Plato dan Aristoteles berpendapat bahwa bahasa itu bersifat teratur. Keteraturan itulah sehingga orang dapat menyusun tata bahasa. Contoh, boy-bg),gir-grs. Sebaliknya, kelompok strukturalis berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur. Kalau teratur, mengapa bentuk jamak bahasa Inggris, ohil-children, bukan childs, mengapa bentuk past tense writeswrote, bukan writed, atau mengapa apotik menjadi apoteker, bukan apotiker. “Teori pemaknaan bahasa oleh linguistik struktural dapat dilakukan melalui teori ‘Mentalistik, Behavioristik, dan Kegunaan/Pragmatik. Linguistik tradisional memaknai bahasa melalui wujud bahasa itu sendiri. Masalah pokok yang menjadi pertentangan para linguis di era Plato-Aristoteles adalah (1) pertentangan antara fisis (alami) dan nomos (konvensi) dan (2) analogi dan anomali, Masalah pokok yang menjadi pergulatan kaum struktural adalah pertentangan antara langueparole signfian-sgnfe,sintagmatik-paradigmatik, dan sinkronik-diakronik. Kegramatikalan bahasa dalam linguistik tradisional didasarkan pada kebakuan/ norma. Kegramatikalan dalam linguistik struktural berpijak pada faktor keurmuman/ kelaziman bahasa dalam penggunaannya. 2.4 Keunggulan dan Kelemahan Linguistik Tradisional dan Linguistik Struktural ‘Linguistik Tradisional Linguistik Strukrural Keunggulan Kelemahan | Keunggulan Kelemahan 7 | Teon tratisional lebih | Teon tadisiond Aliran ini telah’ ‘Pada dinn strukturd, berthanlara karena | beummenbedilan | membedaan | bidang morfologj dan polapikiralimn in | bahasadan nisin | Jensep grafem | sintakss dipisahian bertla cic pola pic | schingpa pengertim | dan nem. seca tes. Leve-level Asti. | antara bahasa din yangmenjadi bidang | | san mesh kacan ‘grapennya such ergerian yangmasih dtentulon secara past Jaca bala itu schingga apabila di suana smenupalan akbat sat dtemulan bidang | febiaam oengomng yang tedetak di anaea Romawi yang, feduanya meniad rmendewakanbahasat Jebinguran untuk - | ‘ulis dan terpacu leh rmenengulcanwiléych, | pesaaya elndogs nisanya pata bahasa- | ek bahasa yang beatipolog; stetikdan polsinteti. Metode dail and price sangat memeukan Jeteluran, kesabaran, dan tentunya angie | smerjemnan, | 2 | Aimnini bediblat — [Teo ini dak pemah | Dergan-adinya | Proses balnsa fadabahasa tls bal | menygjilon kenyatan | metede defland | menspalan proses sebingga keeranucn | babasa yangkemutian | agi, stu | rargsang-tanepap yang, pengguneanbahea | canals dan bemuklathan | bedangsung scam fis tag para pengarumya | disimpukan. Yang | yang temis- «hn melons, Pacahal amut dibarggskan. | paingutamaacich | meres den | manasa bukanlah menuhami silah | bemingulng | mesin, dengan menghafal | akan membertuk | defini yang satu sinumuskan secara | lererampilan filesofs beibahasa beclaarkan | bon Ibias. pe 3 | Alin tradsional Pemakaian bahasa—[/Katena | Manururpahamin, Fa | | aumpumenghasilan | bedkbae pada Iegramatiatan | eseorang dan hakilat | gerenisi yng, pola/kaidah sehingga | berdasarkan sesurana hanya bisa | | rempunyai sewapandaichn | keumuman | cideteksilewattnglah Jepundaian dalam | rrenghafal tecci-teori_ | sehingga much | lala dan perwajucan rmenghafal isto, | balasa,teapitike | cipuhari dan | babicah yang tampak. ‘epi tidak pancai | mahicberbicaraddam | mudihditesima | Nama, tidak selarranya dhlamkomunilasi | kebidspan deh masyarlat | sesiap tiga Ida dan Jura sad situ cei | bemmesyaraka. avan. peowujucan lina stan in achlah sean, yangtampacdapat | beermin dengan ‘mencerminken ja cefinis | manus 46 Kibas Cenderawasih, Volz, No. 4, April 2015: 35-52 ‘Linguistik Tradisional ‘Linguistik Suktural 1 No Reanggulan Kelemahan | Keunggulan Kelemahan 4 | Aizantradsiond | Tevlewd Tadlerd | Regrarmtialan merjadlan paa | grantilaryabdum | garatkad mala | bexlasackan Iitesa penganunya remilki | mpi, ana tiga dtegaldan sean | leurumen Soa pengaahum tata — | macamlevd yng | api mulaidasi | Inidah yang alah ahaa yongaikup | secara past kvelanem | sekdipindpa ‘inp lorena egal sali | kta fas, sa | dipatctan be pba | pemiainnbahwa | umf laradan | danaimat =| such dirggapumum | bedkitlatpadapda | Jalirat Sthalloya, lichh yang, | ‘atau kaidah benar tidak dapat | dsdbucbeurmmala | bela ura 3 | Aianin ah Pemeian taka | Awannildsh | Faktorhistons sma | | memberilan smenggurain pola | tanya bempjake | seal sce || toneitus bear tuhasa Latin yang | pack fila, ake Geehinngan cm || eihadap penegakan | sanga becbeda ema mela | anaisisbahusa Pxdahad prisips “jangbenar | dengan bahasa la di sang banyakclasis ‘adalah benae waaupun | Indonesia kebahasean yanghanya tidak uma, can yang, cagat diva lewat salah adalah salah ‘jian istoxis | -walaupun banyak penghanya e emsion tahasa Chek jan ata berdasarian thas scangui dengan lewd | | nlisbala. Pacha, Jeli sehingga title | tuhasa tis bak smemungkiran | | hanya merupakan srenyentub aspek | sagan dis aga boonikale | tahasayangacda_| 7 | Pemesalahan ta | tahasa masih banyak | idorirasi oleh penmasalahanjenis a sehingga rung | agp pemaabhen mash sangat sempt | © | Cbjde Fait hanya 1 saanpai denganlewd | alia sehingga tee smemurgkinisn srenyentuh aspek Jomnilatié. 47 3.Simpulan ‘Berdasarkan uraian-uraian di atas, komparasi aliran tradisional dan aliran struktural dipaparkan dalam tabel berikut. Aspek ‘Aliran Tradisional Alien Souktund | TLandasan Pemikiean | Berpifik pada pola pemiliran | Berorentasi pada pola | secara filsafats pemikitan secara behavioristike Paham ini beranggapan bahwa ja seseorang dan hakikat | sesuatu hanya bisa dideteksi | lewat tingkah lala dan perwujudan lahirish yang tampak [2 Pebpor Pato-Anstoreles Ferdinand de Sausaumre 3 Tokoh | Zandvoor, CAMees, Van} Leonardo Bhomfed, E, Nida | | Ophuysen, ROWinstedt, St | Ch FHockett, LA.Gleason, | | MZZain, S-Takdic Alsychbana, | BBloch, GL Trager, RUado, ‘Modang Lubis, Poedjzwijana, | E.Haxgen, Z-Harris, Tardian Hadiiaia, dsb. | Ch.CFiies, Edward Sap, | NsTraubetkoy, W.FMackey, RJacobson, MJoos, deb. 4 Hakikat Bahase | Alan ini mencampuradukkan | Bahasa menipakan sistem | antara bahasa (dalam arti yang | tanda (cen dan signfiant) | sebenamya) dengan tuisan | yang arbiter dan | (@erwujudan bahasa dengan —_| konvensional, berupa ujaran, lmbang grafis) smerypakan faktor kebiasaan (bdsi) dan merupakan deretan | sintagmatik dan paradigmati | ———_—_—_—_—_—_—_—— 48 ‘Kibas Cenderawasih, Vol.i2, No. 1, April 2015: 35-52 ‘Aspek ‘Aliran Tradisional ‘Aliran Securall 1) Kateda legramatitalan | Kegramatikalan —berdasarkan ‘berdasarkan ‘eiteriakaidah atau nocma secara| Indah a leon, Dentuke yang Jetat dan taut asas. Setigp | sah atau tidak sesuai dengan | pelanggain ksidah dianggap | kaidah tata bahasa dapat | sebagai kesalahan bahasa Goyatalan grmatilal asalkan sud laze 2) Level Gamatial Tevel gramatial belum capi | Level gramatial dtegalkansecam terdid ats humg kata, dan| api, terdiri tas morfom, kata alia. fiasa, Kaisa, din balm at ~“ ; Klasa Hun Fase Kat Mosfem 3) Proses Bahasa roses bebahasa merupakan | Proses becbahasa merupakan proses bespikie suatu proses angsang tangpap (simulus-respon). F Gaamemperich | Cara memperoleh bahasa Bahasa dapat dperoieh dengan bahasa dengan menghafil defiisi beserta menghafal contoh- contohnya. rmenggunakan metode dil and praia, yakni suata bentuk lashan, ‘ang tenus-menerus dan bemlang- ‘lang schingga membentuk sua Icbiasaan, 5) Metode pembekjaran/ “Model pembelajarat bahasa ‘Penggjaran bahasa di sekolah smengajackan bahasa agam tulis bale persis seperti yang tercantum di dalam bul tata bahasa. Pembelajran dilakukan dengan terlebih dahuta smenghafalkan defnisi, bara Jemuadian menyebutkan contohaya (seca dedubti. ‘Dalam pembelajaran bahasa eon struktural melohirkan metode langsung dengan pendekatan ora. Selain ins digunakan juga metode ill and prac, atnan yang terus- | smenerus dan benulang-ulang schingga tesbentul kebiasaan, ©) Model Andisis “Terdapat dua modd aralsis | Andliss bafas hams —*?) alam alimn tradsional, ya | dicasarkan pada kenyataan model Zandvoort dan model "| yang ada. Unsur hstoris sara Fokcer. Dasat analsisnya adalah | sekcli dabaikan. Analisis fangs /jabatan Kalina. struktur bahasa berdasaskan unsur langsing, 7) Objde Analisis Permsalahan tata bahasa mash | Analiss bakusa bertlak cari] banyak didominasi oleh ata atau dengan kata lain pemrasalahan jenis karadan | rekanan analisis bahase paca usaan kalimat atassubjek- bidang mocfologi tanpa predikat. mengabaikan bidang sintaksis dan morfologi. 8 Kedidikan Kaichh | Tatabahasa yang dpakai base | Kegramatlalan berdasatkan disebut tatabahasa preskeiptif | keumuman sehingga bentuk- (Vaitu tatabahasa yang cendenung | bentuk yang secara kaidah menghakimi benar-salah) dan | sebenamya beni, tetapi bum tata bahasa normatif (memegang | bisa dipakai atau belim tegah norma-norma yang, ‘umm, maka bentuk tersebut | Dera. dlinyatakan sebagai bentuk yang tidak gramatikal 9) Kedudukan Klausa ‘Eksistensi klausabdum dakui | Eksistensi ausa mulai (rash kabui). Kedudukan | diperhitungkan. ‘Kausa pada teostradisional sama dengan anak kalimat. 10 Penbedian Ga (elim dipeshatikan) Perbechan cis ini sebenarnya Bik-Emik ‘mula muncal walaupun masih tetbatas pada pembedaan fonetik dan fonerik sia. Ti) Modobg dan Belum dkend isilah morfolog |Bidang morfolbg dan Sintaksis dan sintaksis sintaksis dipisahkan secara tegas _eeeeeESE 50 Kibas Cenderawasih, Vol.12, No. 1, April 2015: 35-52 4, Daftar Pustaka ‘Alwasilah, Abdul Chaedar. 2007. Linguistit Umum. Jakarta: Rineka Cipta. 2009. Sintaksis Babasa Indonesia: Suatu Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta. . 2010. Filtafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung: Rosda. Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-Kristal Iu Babasa. Surabaya: Airlangga University Press. Cooper, E. David. 1973. Philosophy and the Natural of Language. University of London. Ibrahim, Abd. Syukur, dk. 1985. Alinan-Alinan Linguistik. Surabaya: Usaha Nasional ‘Surabaya. Kridalaksana, Harimukti. 2011. Kans Linguist. Jakarta: Gramedia. Samsuri. 1988. Berbagai Aliran Linguistit Abad XX. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Soeparno, 2005. Dikcat Aliran Lingwistik. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. ‘Studi Komparatif: Atiran Linguistik Tradisional dan Linguistik... Insum Malawat) 51 — ciated fae Ne a 52 Kibas Cenderawasih, Vol.12, No. 1, April 2015: 35--52

You might also like