You are on page 1of 14
NILAI | PARAF LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK PEMERIKSAAN GLUCOSE GOD-PAP Hari/Tanggal Praktikum © Rabu, 21 Oktober 2020 Tanggal laporan Rabu, 28 Oktober 2020 Kelas Reguler pagi B Laporan Ke 2 Nama Neni Saftr NPM (A 171.090) Nama Asisten : Sri Gustini HS. i, M.Farm Yunita Melianasari, S.Farm Rina Dilawati, S.Si. LABORATORIUM KIMIA KIMIA KLINIK SEKOLAM TINGGI FARMASI INDONESIA. BANDUNG 2020 MODUL2 PEMERIKSAAN GLUCOSE GOD-PAP L Tujuan 1.1 Mampu mengetahui prinsip pemeriksaan glukosa pada sampel serum 1.2 Mampu melakukan pemeriksaan glukosa pada sampel serum 1.3 Mampu_menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan glukosa pada sampel serum, I. Prinsip Berdasarkan penentuan glukosa setelah oksidasi enzimatis oleh oksidasi glukosa. Indikator kolorimetri yang digunakan adalah quinoneimeine yang dihasilkan dari 4-aminoantipyrine dan phenol oleh hidrogen peroksida pada aksi katalis peroksidase MIL Reaksi 3.1 Glukosa + 02+ Hz0 —> Asam glukanoat + H:02 3.2 2H:O2 + 4-aminoantipirin + fenol —> quinoneimina + 44:02 IV. Teori 4.1 Pendahuluan Karbohidrat adalah sumber terbesar kalori makanan untuk sebagian besar Populasi di dunia. Proses pencernaan mengubah karbohidrat makanan menjadi monosakarida melalui hidrolisis ikatan glikosidat antara gula-gula (Dawn B. Marks 2010). Karbohidrat adalah polihidroksil aldehida atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa senyawa bila di hidrolisa. terdapat tiga golongan utama karbohidrat: monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida, Monosakarida atau gula sedethana, terdiri dari hanya satu unit hidroksil aldehida atau keton Monosakarida yang paling banyak di alam adalah D-glukosa 6-karbon (Joyce LeeFeyer. 2007). Glukosa terbentuk dan karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Insulin dan glukagon,dua hormon yang berasal Wed. Aitiego dari pangkreas, dapat mempengaruhi kadar glukosa darah. Insulin di perlukan untuk permeabilitas membran sel terhadap glukosa dan untuk transportasi glukosa di dalam sel. tanpa insulin, glukosa tidak dapat memasuki_ sel Glukagon menstimulasi glikogenolisis (pengubahan glikogen cadangan menjadi glukosa) di dalam hati (Joyce LeeFeyer. 2007). Penurunan kadar glukosa darah (hipoglikemia) terjadi akibat asupan makanan yang tidak adekuat atau darah terlalu banyak mengandung insulin. Jika terjadi peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia), berarti insulin yang, beredar tidak mencukupi; kondisi ini disebut diabetes militus. Kadar glukosa darah yang mencapai >125 mg/dl biasanya menjadi indikasi terjadinya diabetes militus, dan untuk memastikan diagnosis saat gula darah mencapai kadar yang tepat di garis normal atau agak di atasnya, harus dilakukan uji gula darah pascapradial dan uji toleransi glukosa (Joyce LeeFeyer. 2007) 42 Glukosa Glukosa (suatu gula monosakarida) merupakan salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosamerupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan aval bagi respirasi. Glukosa (C6H1206, berat molekul 180,18) adalah heksosa- monosakarida yang mengandungenam atom karbon, selain itu glukosa juga merupakan aldehida yang (mengandung-CHO), Gula darah adalah istilah yang mengacu pada tingkat glukosa di dalamdarah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa, diatur dengan ketat didalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energiuntuk sel-sel tubuh Umurnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang kekal sepanjang hari: 4-8 mmol /| (70-150 mg / dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanyaberada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan Jika kadar gula darah turun, maka produksi dan pengeluaran insulin tethenti, Semua proses terbalik berjalan terbalik: gula dilepas dari tempat penyimpanan, bukannyaditimbun dalam otot dan hati, lemak dipecah dan asam lemak dibebaskan, dan protein dipecah bukan bentuk Insulin \ te berfungsi sebagai polisi lal intas yang digunakan penyimpanangizi menuju tempat atau penyimpanan digunakan untuk pertumbuhan Hal ini terjadi pada orang yang schat. Jika sesuatu menganggu sistem yangeanggih ini, maka akan terjadi kekacauan. Sejauh ini diabetes merupakan_peny dijumpai, Oleh karena itu, Glukosa darah merupakan gula yang terdapat jtakibat Metabolisme abnormal yang paling umum dalam darah yangterbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati danotot rangka. (Joyce LeeFever, 2007). 43 Metabolisme Karbohidrat dan Gula Darah Karbohidrat bertanggung jawab atas sebagian besar asupan makanan schari-hari, dan sebagian besar karbohidrat akan diubah menjadi lemak Fungsi darikarbohidrat dalam metabolisme adalah sebagai bahan bakar untuk oksidasi danmenyediakan energi untuk proses-proses metabolisme Jainnya. (William F, Ganong, 1995) Karbohidrat dalam makanan terutama adalah polimer-polimerhexosa, dan yang penting adalah glukosa, Iaktosa, fruktosa dan galaktosa Kebanyakan monosakarida dalam tubuh berada dalam bentuk D- isomer. Hasilyang utama dari metabolisme karbohidrat yang terdapat dalam darah adalahglukosa (William F, Ganong, 1995) Glukosa yang dihasilkan begita masukdalam sel akan mengalami fosforilasi_ membentuk-6-fosfat, yang dibantuoleh enzim hexokinase, sebagai katalisator Hati memiliki enzim yang disebutglukokinase, yang lebih spesifik terhadap glukosa, dan seperti komentar hexokinase, akan meningkat kadarnya oleh insulin, dan berkurangnya pada saat kelaparan dandiabetes. Glukosa-6-fosfat dapat berpolimerisasi membentuk glikogen, sebagaibentuk glukosa yang dapat disimpan, terdapat di hampir semua jaringantubuh, tetapi terutama dalam hati dan otot rangka (William F Ganong, 1995). Gula darah setelah diserap oleh dinding usus akan masuk ke dalam aliran darah masuk ke hati, dan disintesis menghasilkan glikogen kemudian dioksidasi_ menjadiCO2 dan H2O atau dilepas untuk dibawa oleh aliran AY Neen darah ke dalam sel tubuh yang membutuhkannya. Kadar gula dalam tubuh dikendalikan oleh suatu hormon hormon insulin, jika hormon insulin yang tersedia kurang dari kebutuhan, maka gula darah akan menumpuk dalam sirkulasi darah sehingga glukosa meningkat. Bila kadar gula darah ini meninggi hingga melebihi ambang ginjal, maka glukosa darah akan keluar bersama urin (glukosuria), (Depkes RI, 2005) 4.4 Macam-Macam Pemeriksaan Glukosa Darah 1. Glukosa darah sewaktu Pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu sepanjang hari tanpa _memperhatikan makanan terakhir yang dimakan dan kondisi tubuh orang tersebut (Depkes RI, 2005), 2. Glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah pemeriksaan yang dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam, sedangkan pemeriksaan gula 2 jam setelah makan adalah pemeriksaanyang dilakukan 2 jam setelah pasien menyelesaikan makan (Depkes Rl, 2005). 3. Test Toleransi Glukosa (TTGO) Pemeriksaan dilakukan jika kadar glukosa darah 2 jam post prandial abnormal, Test dapat memberkan keterangan yang lebih lengkap mengenai adanya gangeuan metabolisme karbohidrat. Nilai-nilai normal untuk TTGO didefinisikan sebagai berikut yaitu kurang dari 200 mg/dl pada menit ke-30, 60, dan 90, dan kurang dari 140 mg/dl pada menit ke- 120 (Sylvia, 1995), 45 Diabetes Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik berbagai kelainanmetabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasikronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, dilengkapi lesi pada membranbasalis. Diabetes melitus adalah suatu penyakit gangeuan Kesehatan dimana kadar guladalam darah seseorang menjadi tinggi karena Anni c90 Sabo A T1090 gula dalam darah tidak dapat digunakanoleh tubuh. Diabetes mellitus dikenal juga dengan sebutan penyakit gula darah yang mempunyai jumlah penderita yang cukup banyak, terutama di Indonesia maupun di seluruh dunia, (Misnadiarly, 2006) Penyakit diabetes melitus memiliki gajala awal yang menakutkan denganmeningkatnya kadar gula dalam darah hingga di atas 160-180 mg / dl Kadar guladalam darah yang tinggi akan membuat ginjal mencampakkan tambahan udara untukmengencerkan sejumlah besar gula yang hilang akibat banyaknya yangdikeluarkan melalui ai kemih. Diagnosis khas Diabetes Mélitus pada umumnya adalah terdapat keluhan khasyaitu poliuri (banyak encing), polidiksia (banyak minum), polipagia (banyak makan), dan penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya 46 Metode Pemeriksaan Gula Darah a. Metode Kimia Sebagian besar pengukuran dengan metode kimia yang didasarkan atas kemampuan reduksi sudah jarang dipakai karena spesifitas pemeriksaan kurang tinggi Prinsip pemeriksaan, yaitu proses kondensasi glukosa dengan akromatik amin dan asam asetat glasial pada suasana panas, sehingga terbentuk senyawa berwama hijau kemudian diukur secara fotometri. Beberapa kelemahan atau kekurangan dari metode kimia adalah memerlukan langkah Pemeriksaan yang panjang dengan pemanasan, —_schingga ‘memungkinkan terjadinya kesalahan besar bila dibandingkan dengan metode enzimatik (Departemen Keschatan RI, 2005) b. Metode Enzimatik Glukosa dapat ditentukan kadamya secara enzimatik, misalnya dengan penambahan enzim glukosa oksidase (GOD) Metode enzimatik pada pemeriksaan glukosa darah memberikan hasil dengan spesifitas yang tinggi, Karena hanya glukosa yang akan terukur Cara int adalah cara yang digunakan untuk menentukan nilai batas yaitu Metode Oksidase, Metode hexokinase dan cara strip. vi Alat dan Bahan 5S Alat Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu kuvet, mikropipet 10 dan 1000 mikroliter, beaker glass, spektrofotometer, dan tabung reaksi 52 Bahan Bahan yang digunakan yaitu reagen glucose oxidase ( GOD ) dan peroxidase (POD ), serum darah, serta etanol Prosedur 61 Auto Zero Reagen dimasukkan ke dalam kuvet lalu dimasukkan ke dalam spektrofotometer 62 Pengukuran Standar Lanutan standar dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 1, kemudian ditambahkan reagen sebanyak 1000 ji, lalu homogenkan. Larutan diinkubasi selama 20 menit pada suhu 20°C-25°C atau 10 menit pada 37°C. setelah diinkubasi larutan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm 63 Pengukuran Sample Serum dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 jl, kemudian ditambahkan reagen sebanyak 1000 ji, Ialu homogenkan, Larutan diinkubasi selama 20 menit pada suhu 20°C-25°C atau 10 menit pada 37°C setelah diinkubasi larutan ikur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm, Dilakukan pengukuran berulang dengan interval waktu 20 menit Naw Gapls A (T1090 VII. Data Pengamatan 1 72 Studi kasus | Pria berusia 35 tahun melakukan pengecekan glukosa darah yaitu a. Glukosa darah sewaktu dengan konsentrasi glukosa 100 mg/dL Absorbansi Absorbansi Sampel Standar ‘Ao 0,114 0,213 Ai (awal) 0,137 0,257 ‘Aa (akhir) 0,951 0,654 b, Glukosa darah puasa dengan konsentrasi glukosa 100 mg/dL Absorbansi Absorbansi Sampel, Standar Ao 0, 178 0,097 Ay (awal) 0,213 0,123 Aa (akhir} 0,791 0,605 cc. Glukosa darah 2 jam post prandialdengan konsentrasi 100 mg/dL. Absorbansi Absorbansi Sampel Standar Ao 0,235 0,286 A\ (awal) 0,309 0,369 Aa (akhir) 1,207 0,901 Hasil Pengamatan Kasus I 1. Perhitungan Glukosa Darah sewaktu ‘asamp hauel x Cstandar x 100 mg/dL. x 100 mg/dL. Csampel = Csampel = Csampel 0397 Csampel = 205 mg/dl. (buruk) Literatur > 200 mg/dL dikatakan buruk bisa disebut Diabetes. 2. Perhitungan Glukosa Darah Puasa AA Sampel Csampel = 2422 Cstandar Csampel = x 100 mg/dL. (0,605-0.123 Csampel x 100 mg/dL o4az Csampel = 120 mg/dL. (Sedang) Literatur 110-125 mg/dL dikatakan kategori sedang dan termasuk prediabetes Neal Gage AUT a> 3. Perhitungan Glukosa Darah 2 Jam Post Prandial ‘BA Sampel Csampel = SASSMBSL x Cstandar Csampel = 1222 Son x 100 me/dL. ‘Csampel = 2 x 100 mg/dL 0532 Csampel = 169 mg/dL. (Sedang) Literatur 145-179 mg/dL dikatakan kategori sedang dan termasuk prediabetes. 73° Studi Kasus 2 Pria berusia 35 tahun melakukan pengecekan glukosa darah yaitu a. Glukosa darah sewaktu dengan konsentrasi glukosa 100 mg/dL. Absorbansi Absorbansi Sampel Standar ‘Ao 0,191 0,243 Ai (awal), 0,208 0,261 As (akhir) 0,986 0,615 b. Glukosa darah puasa dengan kosentrasi glukosa 100 mg/dL ‘Absorbansi Absorbansi ‘Sampel Standar Ao 0, 237 0,215 Ai (awal) 0,259 0,266 ‘Aa (akhir} 0,601 0,646 ¢. Glukosa darah 2 jam post prandial dengan konsentrasi 100 mg/dL Absorbansi ‘Absorbansi Sampel Standar ‘Ao 0,096 0,309 Ai (awal) 0,210 0,457 ‘Aa (akhir) 1,096 0,949 7.4 Hasil Pengamatan Kasus 2 1, Perhitungan Glukosa Darah Sewaktu ‘AA Sampel Csampel x Cstandar Csampel = 288=0208 0778 Soar x 100 mg/dL. Csampel = 219,77 mg/dL (Buruk) Literatur > 200 mg/dL dikatakan Kategori buruk dan termasuk Diabetes Csampel Ned ATL o90 2. Perhitungan Glukosa Darah Puasa Csampel = S202 x Cstandar ‘Csampel = x 100 mp/dL ‘Csampel coat x 100 me/dL. Csampel = 90 mg/dL. (Normal) Literatur 80-109 mg/dL dikatakan kategori Normal 3. Perhitungan Glukosa Darah 2 Jam Post Prandial ‘BA Sampel ‘aStandar ‘Csampel = x Cstandar x 100 mg/dL. ‘Csampel x 100 mg/dL ‘Csampel = 180,08 mg/dL. (Buruk) Literatur > 180 mg/dL dikatakan kategori Buruk dan Termasuk Prediabetes karena tidak terlalu tinggi melampaui batas buruk literatur, oa92 VIII, Pembahasan Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian mengenai pemeriksaan kadar glukosa darah terhadap serum. Pada perngujian ini dilakukan untuk menentukan kadar glukosa dalam darah dengan metode enzimatik dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh serta menghubungkan dengan keadaan patologik klinik seseorang, Dalam penetapan kadar glukosa dilakukan pemeriksaan dengan metode enzimatik dikarenakan memiliki presisi tinggi, akurasi tinggi, spesifik, relatit bebas dari gangguan seperti kadar hematokrit, vitamin C, lipid, volume sampel dan suhu Dalam penetapan glukosa secara enzimatik terjadi karena oksidasi terhadap glukosa dengan bantuan enzim GOD (Glukosa oksidase), enzim tersebut merupakan suatu katalis yang dapat mempercepat reaksi kimia dari hasil reaksi tersebut akan membentuk asam glukonat dan peroksida. Peroksida yang terbentuk dapat diukur menggunakan spektrofotometer setelah bereaksi dengan 4- aminoantipirin dan senyawa fenol menghasilkan quinoneimina, hal ini disebabkan karena peroksida bukan suatu senyawa berwarna schingga tidak dapat diukur dengan spektrofotometer sedangkan setelah membentuk quinoneimina sampel berwarna kemerahan schingga dapat terukur oleh spektrofotometer visible. Dalam reaksi ini terjadi kesetembingan kimia dimana zat-zat hasil reaksi dapat bereaksi Kembali dengan membentuk suatu reaktan, sehingga peroksida yang dihasilkan dapat menggambarkan kadar glukosa yang terukur dalam darah, Kadar gula darah normal yaitu 180-120 mg/dL. pada kondisi puasa, 100-180 mp/dL pada kondisi setelah makan, dan 100-140 mg/dL pada kondisi istirahat atau tidur. Terdapatnya kisaran gula darah normal tersebut dipengaruhi oleh usia, ‘genetik, dan perbedaan pola makan dan hidup schat. Selain itu ada beberapa hal yang dapat meyebabkan gula darah naik yang disebabkan dikarenakan kurangnya berolahraga, bertambahnya jumlah makan yang dikonsumsi, meningkatnya stress faktor emosi, pertambahan berat badan dan usia. Pada pengujian ini sampel yang digunakan yaitu serum, karena pada serum tidak terdapat banyak eritrosit serta kadar air schingga serum lebih banyak melarutkan glukosa. Pengujian ini dilakukan dengan cara serum ditambahkan reagen GOD-PAP yang selanjutnya harus diinkubasi terlebih dahulu. selama 20 menit, karena pada enzim GOD-PAP ini memerlukan waktu untuk membentuk reaksi yang optimum sehingga dibutuhkan waktu untuk inkubasi terlebih dahulu Jika waktu inkubasi kurang dari waktu inkubasi optimum maka reaksi tidak terjadi secara sempurna sedangkan jika waktu inkubasi lebih dari waktu optimum maka reaksi yang terjadi secara sempurna dan akan terdegradasi sehingga absorbansi dapat diukur setelah peroksida bereaksi dengan 4-aminoantipirin dan fenol menghasilkan quinoneimina yang dapat di ukur _menggunakan spektrofotometer visible Pada pengujian ini juga dilakukan beberapa macam pemeriksaan untuk menetapkan kadar glukosa yaitu pemeriksaan kadar glukosa sewaktu, pemeriksaan puasa dan pemeriksaan 2 jam post prandial, Pemeriksaan yang dilakukan pertama yaitu pemeriksaan glukosa darah sewaktu dikarenakan pemeriksaan ini dilakukan tidak memperhatikan kondisi pasien setelah makan atau sedang tidak mengkonsumsi makanan, pada pemeriksaan sewaktu ini digunakan untuk memeriksa kadar glukosa darah saat diperiksa dan diambil sampelnya, Pemeriksaan sewaktu berbeda dengan pemeriksaan lainnya karena pemeriksaan sewaktu hanya melihat bagaimana Kerja dari insulin saat itu Naw Say Pemeriksaan glukosa darah puasa dilakukan untuk melihat apakah seseorang mengalami pradiabetes atau diabetes, pemeriksaan glukosa darah puasa ini diwajibkan untuk puasa selama 8 jam sebelum pemeriksaan karena cek gula darah puasa ini dilakukan pada pagi hari sebelum makan dan tidak minum pada malam harinya, Pemeriksaan glukosa darah 2 jam post prandial ini merupakan kelanjutan dari pemeriksaan glukosa darah puasa yang diambil sampelnya setelah melakukan puasa selama 8 jam kemudian akan diminta makan seperti biasa yang selanjutnya setelah selang 2 jam kadar gula darah akan dicek kembali Pada pemeriksaan kasus yang pertama sampel yang diambil pada pasien wanita yang berusia 40 tahun, selanjutnya dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu yang menunjukan hasil pemeriksaan yang didapat kadar glukosa darah sewaktu yaitu 250 mg/dL yang termasuk ke dalam kategori diabetes. Sedangkan menurut WHO kadar gula darah sewaktu > 200 mg/dL, kadar glukosa darah tersebut berada diatas kadar normal schingga dapat dikatakan hiperglikemia yang berarti sistem metabolisme dalam tubuh akan terganggu sehingga dikategorikan ke dalam diabetes melitus yang ditandai peningkatan kadar gula darah dalam darah, \kukan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa yang menunjukkan hasil 120 mg/dL yang menurut literatur memasuki rentang 110-125 mg/dL. yang artinya seseorang mengalami pra diabetes dengan kategori GPT atau glukosa puasa terganggu, GPT didasari retensi insulin dan tidak mampu mengambil gula dari aliran darah, resistensi insulin pada penderita GPT terutama terjadi pada jaringan hati sedangkan sensitifitas insulin terjadi pada jaringan otot tetap normal. Uji kadar glukosa darah puasa dilakukan untuk mendiagnosis diabetes melitus. Dilakukan pemeriksaan glukosa darah 2 jam post prandial di dapatkan hasil yaitu 169 mg/dL yang termasuk kedalam kategori pra diabetes. Pada uji 2 jam post prandial ini dilakukan untuk diagnosis pasien mengalami diabetes melitus atau tidak, pasien ini dikatakan mengalami pra diabetes tipe 2 karena dilihat dari usia anita tersebut ynag biasanya terjadi pada usia 40 atau lebih Pada pemeriksaan kasus yang kedua sampel yang diambil pada pasien pria yang berusia 35 tahun, selanjutnya dilakukan pemeriksaan glukosa darah sewaktu yang menunjukkan hasil 220 mg/dL yang termasuk kedalam kategori diabetes, Sedangkan menurut WHO kadar gula darah sewaktu > 200 mg/dL, pada kasus ini Attago eo sama hal nya dengan kasus sebelumnya yang menunjukkan bahwa kadar glukosa New AAT cg darah tersebut berada diatas kadar normal schingga dapat dikatakan hiperglikemia yang berarti sistem metabolisme dalam tubuh akan terganggu schingga dikategorikan ke dalam diabetes melitus yang ditandai peningkatan kadar gula darah dalam darah, Dilakukan pemeriksaan glukosa darah puasa didapatkan hasil 90 mg/dL yang mengalami pra diabetes dengan kategori TGT atau toleransi glukosa terganggu, pada kategori ini keadaanya belum dikatakan diabetes karena pada TGT jaringan hati tetap normal atau sedikit menurun, Pada kasus TGT ini cenderung i dasari dengan resistensi insulin pada jaringan otot namun pada memilil diabetes tipe 2 yang terjadinya risiko komplikasi kardiovaskular, yang seharusnya glukosa masuk ke dalam (ubuh untuk diolah menjadi energi ini malah mengalami penumpukan di aliran darah yang terjadi karena pankreas tidak banyak menghasilkan insulin, jika sel tubuh tidak memanfaatkan insulin dengan seharusnya maka kadar gula darah akan terus meningkat sehingga pasien akan mengalami diabetes tipe 2. Dilakukan pemeriksaan glukosa darah 2 jam post prandial yang menunjukkan hasil 90 mg/dL yang mengalami pra diabetes tetapi belum terdiagnosis diabetes tetapi berpotensi terkena diabetes. Pada kedua kasus tersebut harus lebih menjaga dan mengurangi asupan karbohidrat dan gula, harus berolahraga secara teratur, dan menerapkan pola hidup sehat, IX. Kesimpulan Berdasarkan d didiagnosis dalam kategori pra diabetes berdasarkan standar WHO karena yang, analisis dari kedua kasus dapat disimpulkan bahwa pasien melebihi nilai kadar normal yaitu kadar gula darah sewaktu, sedangkan pada kadar gula darah puasa dan gula darah 2 jam post prandial masih dalam kadar normal. Untuk analisis kasus I yang mengganggu adalah GPT (Glukosa Puasa Terganggu), sedangkan pada analisis kasus Il yang mengganggu adalah TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) Nani Sagifes ALTON DAFTAR PUSTAKA. Dawn B, Marks.et al., 2000, Biokima Kedokteran Dasar Jakarta, EGC Departemen Kesehatan RI, 2005 Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Untuk Penyakit Diabetes Melitus, Jakarta, Lee, Joyee le Fever Pedoman pemeriksaan laboravorium & diagnostic. Joyce le Fever Kee © alih bahasa, Sari Kurnianingsih ( et al ); editor edisi Bahasa Indonesia, Ramona P. Kapoh ~ Ed.6 ~Jakarta: EGC, 2007 Misnadiarly.2006, Diabetes Melius Gangren, Ulcer, Infeksi, Mengenali gejala, ‘Menanggulangi dan Mencegah komplikasi. Jakarta: PustakaObor Populer Sylvia Anderson Prince & Lorraine McCarty Wilson. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakil. Buku 2 Edisi 4. Jakarta : EGC Wiliam F. Ganong, MD Fisiologi Kedokteran. Edisi 1. Alih bahasa : dr-Petrus Andrianto. EGC Jakarta. 1995: 280-90

You might also like